Kamis, 25 Februari 2016

Ujian Akhir Semester (UAS) Berjalan - IBD PAK I 2016

Ujian Akhir Semester (UAS) IBD PAK I 2016


Di bawah ini, adalah Tujuh (7) Materi Bahasan atau Sajian dari Tujuh (7) Kelompok setelah pelaksanaan UTS minggu yang lalu.

Yang harus anda lakukan untuk UAS-Berjalan ini adalah, wajib meringkas bahasan dan sajian kelompok setiap minggunya berserta analisa saudara atas setiap materi, dan demi kualitas dan akuratnya analisa saudara, maka jumlah satu (1) komen hanya lima belas (15) kalimat (tidak kurang dan tidak lebih dari 15 kalimat, setiap komen per-minggu-nya)!


Setiap minggunya mahasiswa harus memberikan satu komentar yaitu inti sari dari setiap bahasan yang sudah dibahas oleh kelompok. Karena itu mahasiswa dituntut untuk maksimal dan aktif dalam mengikuti pembahasan di kelas setiap minggunya, agar komen yang disampaikan tersebut benar-benar hasil bahasan dan pengembangan sesuai dengan analisa dari pemikiran dan kreativitas masing-masing mahasiswa.




Humanisme Y.B. Mangunwijaya:
Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka 
(Forum Mangunwijaya IX, 2015) 
Kelompok I
Manusia Humanis Menurut Romo Mangun 
 (Forum Mangunwijaya IX, 2015)
Kelompok II
“Pasemon” dalam Sastera Karya Romo Mangun
(Forum Mangunwijaya IX, 2015) 
Kelompok III
Keberpihakan pada Kaum Miskin, Konteks yang Melatarbelakangi dan Gambaran Kaum Miskin dalam Balada Becak Karya Y.B. Mangunwijaya
(Forum Mangunwijaya IX, 2015)
Kelompok IV
Si Penggembala Cerita
(Forum Mangunwijaya IX, 2015)
Kelompok V
Dehumanisme Politik Agama di Indonesia 
(Forum Mangunwijaya IX, 2015)
Kelompok VI
Agama dan Pluralisme 
(Pluralisme dan Reaktualisasi Pancasila, Agama Titik Lemah Bangsa Indonesia?, Hal Penodaan Agama-Beberapa Catatan, Kekerasan Atas Nama Agama) 
(F.M. Suseno, 2015) 
Kelompok VII


Demikianlah tuntunan dan arahan kepada semua mahasiswa, khususnya kelas Pendidikan Agama Kristen (PAK), agar kiranya setia, rajin, dan kreatif dalam mengikuti bahasan materi demi materi yang sudah ditetapkan dalam Silabus IBD PAK 2016 tersebut.

Ruang komen di bawah ini dikhususkan untuk kelas PAK tingkat I 2015.

Isilah ruang komen di bawah iini, dengan penulisan yang benar dan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), bahasa Indonesia yang benar.

Salam Budaya.
Horas, Mejuah juah, Juah juah.

Salam
Edward Simon Sinaga, M.Th
NIDN: 2319097201
GKPI - STT ABDI SABDA - MEDAN



158 komentar:

  1. Nama : Sri Ervina Br Tarigan
    NIM : 15.02.585

    Materi
    "Humanisme Y.B Mangunwijaya Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka"

    Y.B Mangunwijaya adalah seorang humanis yang mencurahkan seluruh hidup dan karyanya untuk memperjuangkan terwujudnya humanisme. Romo Mangun adalah seorang pastor atau pelayan gereja yang mau keluar dari batasan kegerejaan untuk kemanusiaan. Karena Romo Mangun tidak senang dengan ketidakadilan terhadap rakyat miskin. Dalam bidang pendidikan, Romo Mangun mengemukakan bahwa dalam pendidikan harus ada dibuat kerangka evolusi. Kerangka yang membawa anak bangsa kearah pendewasaan. Dengan demikian, dapat menghasilkan anak bangsa yang humanis.
    Humanisme religius romo Mangun Wijaya, secara vocal mengembangkan kritiknya pada pemerintah yang berkesan otoritarian yaitu ketidaksetujuannya kepada pemerintah yang semena-mena terhadap rakyat yang terlantar. Semena-mena terhadap rakyat miskin.
    Nasionalisme yang terbuka. Nasionalisme yang merupakan paham dengan mengikuti aturan kepada negara. Nasionalisme yang terbuka humanisme romo Mangun bukanlah ideologi universal yang abstrak. Melainkan nasionalisme yang konkret tanpa harus jatuh pada chavvinism. Chavvinism yang merupakan sebuah pandangan yang cenderung bersifat loyal atau setia terhadap suatu keyakinan tanpa mau mempertimbangkan pandangan lain. Romo Mangun tetap pada pandangannya yang sudah menjadi prinsipnya untuk melayani rakyat yg miskin dan ditelantarkan. Karena baginya manusia sangatlah berharga, khususnya saudara/i yang tidak diperdulikan atau miskin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Materi
      "Manusia humanis menurut Romo Mangun"

      Yusuf Biliarta Mangunwijaya lebih akrab dipanggil dengan sebutan Romo Mangun. Dia lahir pada tanggal 6 mei 1929 di Ambarawa, sebagai putra sulung dari 12 bersaudara, 7 diantaranya adalah perempuan. Ayah Biliarta adalah seorang guru SD dan ibunya adalah seorang guru TK. Ada kata-kata ayah Biliarta yang selalu terngiang dalam benaknya yaitu "hidup ini bukan hanya untuk mencari nasi dan uang, tetapi harus mencari yang sejati", baginya sekolah ibarat "sorga" yang merupakan pendidikan kecerdasan, kemanusiaan, dan keterampilan baik berbicara di muka umum, menulis, bercerita, dan bernyanyi. Y.B Mangunwijaya memilih menjadi Pastor, Pastor keuskupan yang menekankan kegiatannya untuk rakyat kecil di desa-desa, sesuai dengan janji dirinya sejak lama.
      Konsep manusia menurut kebudayaan jawa dalam pandangan Romo Mangun. Citra manusia tradisional jawa pada hakikatnya adalah citra wayang belaka, yang artinya manusia hanya bayangan saja, tidak sejati yang menyadarkan bahwa manusia di dunia ini hidup tidak sejati, manusia hidup sejati di kehidupannya yaitu di akhirat.
      Konsep manusia menurut kebudayaan barat dalam pandangan Romo Mangun. Menekankan bahwa tujuan hidup di dunia ini sebagai persiapan ke dunia akhirat dengan menerapkan nilai-nilai hidup.
      Konsep manusia Indonesia menurut Mochtar Lubis. Manusia adalah pancasila, yaitu manusia yang menghayati dan membuat dasar serta pedoman hidupnya dengan sila ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan sosial. Arief Budiman mengatakan indonesia seutuhnya merupakan konsep sosiologi. Dalam arti membentuk manusia seutuhnya itu, usaha harus ditunjukkan kepada pencarian sistem sosial yang dapat mengembangkan potensi yang unik dari tiap-tiap individu.
      Konsep manusia pasca indonesia atau pasca nasional atau pasca einstein. Manusia harus berkembang menjadi manusia yang humanis (pandangan Y.B Mangunwijaya) yang terbebas dari belenggu-belenggu feodalisme yang sudah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat indonesia.

      Hapus
    2. Materi Ke 3
      "PASEMON DALAM SASTRA KARYA ROMO MANGUN"

      Di dalam sastra karya Romo Mangun terdapat Pasemon yang diambil dalam bahasa sastra jawa tradisional yang merupakan ungkapan untuk menggambarkan suatu keadaan yang mengingatkan orang kepada peristiwa sejarah, dongeng, atau mitos yang pernah terjadi dan diketahui umum. Sastra karya Romo Mangun adalah Novel. Salah satu novelnya yaitu “Burung-Burung Manyar” yang terbit pada tahun 1981-2007 yang mendapatkan penghargaan Sastra Se-Asia Tenggara pada tahun 1996. Novelnya tersebut berisi tentang sejarah Indonesia dari tahun 1934-1978, yang dimana tema dari novel ini adalah Nasionalisme dengan latar yang ia gunakan adalah sejak penjajahan belanda dan jepang. Novel ini seperti yang dikomentari oleh Jacob Sumardjo bahwa novel ini objektif dalam melihat revolusi Indonesia dari penjajahan yang telah dilakukan oleh Belanda dan Jepang terhadap Negara Republik Indonesia. Novel dari Romo Mangun selain itu adalah “Mendut”. Dalam novel ini diceritakan bahwa ada seorang perempuan yang berani bahkan memberontak tentang kebudayaan feodal yang negatif. Dari novel-novel Romo Mangun sangat tampak adanya ideologi yakni kemerdekaan yang menemukan makna kemanusiaan, karena beliau dalam membuat sastra karyanya dengan tujuan mewujudkan manusia yang humanis dari apa yang menjadi pelajaran serta teladan dalam novel-novel Romo Mangun. Romo Mangun memiliki moto dalam hidupnya yang ia ambil dari kitab amos 5:20 “bukankah hari Tuhan itu kegelapan dan bukan terang, kelam kabut dan tiada cahaya?”. Ayat ini berbicara tentang hari Tuhan. Tentang waktu atau saat dimana Tuhan akan datang kedua kalinya. Nabi amos mengkritisi bangsa Yehuda dan Israel secara rohani tidak baik. Mereka hidup dalam dosa-dosa. Menindas orang lain, mencari keuntungan pribadinya, padahal mereka secara agamawi melaksanakan ibadah dan mempersembahkan korban. Inilah yang diterapkan oleh Romo Mangun, beliau berusaha mewujudkan adanya nilai-nilai kemanusiaan yang diterapkan didalam kehidupan ini. Agar manusia dapat hidup dengan benar di hadapan Tuhan dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya sehingga hari Tuhan yang akan datang tidaklah kegelapan tetapi akan menjadi hari yang sukacita karena dapat bertemu dengan Tuhan.

      Hapus
    3. Materi ke IV
      “Keberpihakan pada Kaum Miskin, Konteks yang Melatarbelakangi dan Gambaran Kaum Miskin dalam Balada Becak Karya Y.B. Mangunwijaya”

      Dalam materi ini dituliskan oleh B. Rahmanto dari Novel Y.B. Mangunwijaya. Dalam Novelnya Romo Mangun yang berjudul “Balada Becak” bercerita tentang Kaum Miskin. Berbicara tentang Kaum Miskin dalam istilah lain ada juga disebut manusia Marginal yang artinya orang yang terpinggirkan. Novel “Balada Becak”, bersumber pada peristiwa sosial masa kini. Lewat novel BB Mangunwijaya menafsirkan realitas sosial masa kini dengan tokoh tukang becak berusia muda di tengah belantara urban Kota Yogyakarta di masa Orde Baru yang militeristis dan mendewakan teknologi. Tokoh-tokoh dalam BB yang dapat dikategorikan sebagai manusia marginal antara lain: Yusuf, Rahmat, pekerja-pekerja di bengkel las, anak-anak kecil disekitar bengkel, pedagang gori (Bu Dullah), pembantu-pembantu, pemuda-pemuda pengangguran, dan mahasiswa akademi yang miskin. Dalam novel ini Mangunwijaya menunjukkan keberpihakannya terhadap kaum miskin. Yusuf adalah tokoh utama dalam novel Mangunwijaya, Yusuf seorang pemuda yang berjalan seperti kuda andong yang belum emansipasi, rambutnya yang penuh paselin mengkilau, mempesona, dan muka serta sosoknya bolehlah sebagai peragawan iklan mobil. Yusuf yang dipanggil Yus itu adalah anak tukang becak bernama Kario Sentono, ibunya sudah tiada. Dia hanyalah lulusan SMA, dia mau melanjut persekolahannya tetapi tidak mempunyai biaya. Mangunwijaya mendeskripsikan Yusuf yang mengantarkan gori bersama bu Dullah dan riris dengan becaknya. Deskripsi sang gatot kaca yang adalah pahlawan yang mengejar perombolan sepeda motor yang mau mengganggu perjalanan Yusuf, Bu Dullah dan Riri. tetapi nahas dialami pak Polantas yang grusa-grusa tanpa matang itu karena tidak ada dalam dirinya ketulusan. Mangunwijaya dalam novelnya mengungkapkan kata-kata emasnya yaitu ketidaktulusan akan selalu mengalami nasip yang tak menguntungkan dalam kisahnya. Dari tokoh Mangunwijaya terkhusus dalam novelnya menekankan pembaca untuk berpihak pada kaum miskin serta tuluslah dalam menolong kaum miskin.

      Hapus
    4. Materi ke V
      Si Penggembala Cerita

      YBM yaitu Yusuf Biliard Mangunwijaya adalah penggembala cerita. YBM banyak mengarang cerita berbentuk novel. Ketekunan membaca novelnya dapat merangsang uraian-uraian mengenai religiositas. YBM dalam bersastra sangat tulus, dalam pengertian ada kesungguhan. YBM tidak sekedar mengasuh kata. Penghadiran selalu memiliki keterlibatan dengan perkara-perkara pokok di kehidupan. Ada di orbit sastra kontekstual dan mengakar ke realitas. Penggembala cerita ingin sastra yang urusannya dengan kontemplasi. Pengajuan peristiwa dan tokoh mengenai tema bermula dan berujung dengan pengikatan kontemplasi. YBM berpetuah "sastra itu pewahyuan hidup manusia". Pewahyuan mengandung aktualisasi diri dalam keseharian agar tidak ada keberjarakan atau pengasingan. YBM menyuguhkan cerita yang berpijak ke kontemplasi. YBM adalah penabur lambang di Novel sehingga pembaca mengalami pengembaraan imajinasi membaca, merenung, berbekal pengetahuan tentang alam, flora, dan fauna. YBM juga mengkehendaki diri sebagai sastrawan hati nurani. YBM juga penggembala cerita yang menjalankan misi mengantarkan pesan-pesan dan mengundang pembaca untuk mengamali dan mengartikan hidup berpijak pada hati nurani dan YBM juga manusia intelektual yang mengarah ke nilai-nilai hidup tanpa mengabaikan lokalitas.

      Hapus
    5. Materi ke VI
      Dehumanisme Politik Agama di Indonesia

      Dehumanisme merupakan istilah yang menyatakan hilangnya kemanusiaan diterapkannya politik agama yang ada di Indonesia, dehumanisme tersebut tercermin atas 4 kebijakan yang ada di indonesia. pertama, tentang penyalahgunaan dan penodaan agama. kedua, surat edaran Mendagri yang menegaskan lima agama "diakui" yaitu isalm, katholik, protestan, hindu, dan buddha. ketiga, tentang GBHN menegaskan penyangkalan terhadap agama lokal, sekaligus himbauan terhadap pengikutnya memilih salah satu agama "diakui" yang kemudian secara salah kaprah dianggap agama induk. keempat, tentang administrasi kependudukan yang salah satu pasalnya menegaskan warga harus memilih salah satu dari 6 agama, setelah konghucu diakui pada tahun 2006.
      Padahal di Indonesia terdapat slogan "Bhineka Tunggal Ika" yang artinya kita sadar bahwa keberagaman terlihat nyata dalam etnisitas, agama, kepercayaan, warna kulit, bahasa, dan tradisi. semua itu harus menjadi modal sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
      Fakta kebhinekaan agama di Indonesia melatarbelakangi adanya prinsip kebebasan beragam dalam konstitusi. kebebasan tersebut yaitu kebebasan internal (kebebasan berfikir) dan kebebasan eksternal (kebebasan memanifestasikan agama atau kepercayaannya didalam pengajaran dan peribadahan). namun, kebebasan tersebut harus dibatasi oleh tanggung jawab seseorang untuk menghargai dan menghormati sesama manusia walaupun berbeda agama. tujuan utamanya adalah untuk menangkal ancaman terhadap keselamatan atas kehidupan.
      Bentuk upaya konkret untuk mengikis dehumanisme dalam bidang agama adalah menegakkan prinsip pluralisme. menurut pakar pluralisme yaitu Thomas Banchoff, pluralisme dalam teologi mengandung makna harmoni bahwa setiap pemeluk agama harus berani mengakui eksistensi dan hak agama lain. selanjutnya bersedia aktif dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan berbagai agama menuju terciptanya suatu keharmonisan masyarakat. setiap agama memiliki tugas untuk menyampaikan kebenaran yang diyakini olehnya.

      Hapus
    6. Materi ke VII
      1. Pluralisme dan Reaktualisasi Pancasila
      2. Agama: Titik Lemah Bangsa Indonesia
      3. Hal Penodaan Agama
      4. Kekerasan atas Nama Agama
      Pluralisme dalam arti sebenarnya adalah sebagai keterbukaan dan kebaikan hati terhadap agama-agama yaitu agama Kristiani, Islam, Hindu, dan Buddha. Dalam Pancasila, nilai-nilai dasar Pancasila yang perlu diaktualisasikan adalah kesediaan untuk saling menerima dalam kekhasan masing-masing. jadi, kesediaan untuk menghormati dan mendukung kemajemukan bangsa serta senantiasa menata kehidupan bangsa ini secara inklusif. Agama titik lemah bangsa Indonesia karena merosotnya toleransi antar umat beragama. Negara seharusnya membina masyarakat supaya menerima. Pimpinan seharusnya mempunyai keberanian untuk menyerukan kepada bangsa Indonesia agar bersedia menjamin kesejahteraan, keamanan, dan kebebasan mereka yang berbeda. salah satu prinsip dasar demokrasi adalah Zero Tolerance terhadap kekerasan. Amat memalukan bahwa pimpinan nasional tidak mempunyai keberanian untuk memperingatkan bangsa bahwa kelompok-kelompok itu pun warga Negara yang wajib kita hormati haknya serta menjamin keutuhan dan keamanan. Hal penodaan agama, adalah tindakan lahiriah dengan maksud menjelekkan, menghina, mengotori atau memperlakukan secara tidak hormat kepada suatu agama, baik tokoh agama, simbol-simbolnya, ajarannya, ritusnya, dan ibadatnya. Dalam penafsiran akan kegiatan menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama bagi gereja Katolik mengatakan bahwa Saksi Yehuwa sebagai ajaran menyimpang dari ajaran Kristiani karena saksi Yehuwa menempatkan dirinya sebagai Allah. Kekerasan atas nama agama, kekerasan bisa terjadi karena pelbagai alasan. misalnya, karena emosi sehingga ada rasa mau membalas dendam. ada juga kekerasan komunal maksudnya adalah konflik diantara komunitas-komunitas yang ciri khasnya bersifat kesukuan, regional, kebudayaan, dan agama. misalnya, terjadi serangan antar komunitas karena bermotivasi ingin menang sehingga mereka melakukan cara dengan menindas agama tersebut. Oleh karena itu, perlu penyembuhan akan kekerasan yang dilakukan orang-orang beragama atas nama agama yaitu dengan bertoleransi antara agama yang satu dengan agama yang lain.


      Hapus
  2. Nama: Tuah Ginting
    NIM: 15.02.588

    Kelompok I sebelum UAS
    Judul Bahasan: "Humanisme Y.B Mangunwijaya Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka"

    Dari pertemuan pertama tentang Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka , saya menyimpulkan bahwa humanisme merupakan suatu aliran yang mewujudkan nilai-nilai kemanusian, sedangkan Nasionalisme adalah suatu sikap yang cinta pada tanah air, ras, bahasa atau sejarah budaya bersama. Dalam humanisme tersebut nilai-nilai kemanusiaan akan dijunjung tinggi seperti; Keadilan, kebenaran dan kebaikan. Faham humanisme religius tampak dalam penghayatan Romo Mangun sebagai pastor, yang tidak konvensional. Panggilan imamatnya berakar dan di inspirasikan oleh daya tarik rakyat yang miskin, dan bukan panggilan kegerejaan/keagamaan sebagaimana kebanyakan pastor. Roma Mangun mau keluar dari gedung gereja dengan alasan untuk hal kemanusiaan. Ia ingin memperlihatkan nilai-nilai kemanusian yang sesungguhnya. Romo Mangun memang berpolitik, tapi bukan politik yang dalam arti mencari kekuasaan dan mempertahankannya dengan segala cara. Ia menampilkan hati nurani sebagai bagian integral dari perpolitikan. Politik harus menggunakan hati nurani dan hati nurani sendiri juga harus dipolitikkan untuk mencapai kesejahtraan masyarakat luas dan demi keadilan bagi seluruh lapisan. Romo Mangun menganggap bahwa pendidikan tidak menghasilkan “manusia-manusia humanis”. Ada dua sikap menghadapi humanisme di melenium ketiga saat itu: sikap optimis dan sikap psimistis. Dan sebagai seorang manusia multidimentional ia berjuang di berbagai macam bidang. Dalam bidang arsitektur, Romo Mangun melakukan pendekatan konsep “guna” dan “citra”. Konsep “guna” menunjuk pada manfaat, keuntungan, dan pelayanan yang diperoleh manusia dari bangunan tersebut, sehinngga banguan mempunyai daya yang membuat manusia bisa hidup lebih meningkat. Romo Mangun juga banyak mengkeritik program pemerintahan yang bersifat penyeragaman, brainwashing, formal, dan birokratis yang kurang memberi ruang bagi kretivitas anak didik dan menekankan kreativitas, eksplorasi, penyadaran dan pengaturan diri.

    Salam IBD
    GBU

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Tuah Ginting
      NIM : 15.02.588
      Judul : Manusia Humanis Menurut Romo Mangun
      Kelompok : II
      Dari pertemuan kedua ini saya menganalisa bahwa ada 3 konsep tentang manusia yaitu Konsep Manusia Menurut Kebudayaan Jawa, Konsep Manusia Menurut Kebudayaan Barat dan Konsep Manusia Indonesia Konterporer. Menurut Y.B. Mangunwijaya, citra manusia tradisional Jawa pada hakikatnya adalah citra wayang belaka pada kelir jagad cilik (mikro-kosmos), jadi manusia hanya bayangan saja, tidak sejati. Dan pendidikan barat yang datang itu telah mengalami metamorfosa dari manusia kolektivistis feudal-hierarkis ke manusia Renaissance dan Fajarbudi (aufklarung) dan telah terbebas dari masa kegelapan abad-abad pertengahan. Kebudayaan barat menekankan bahwa tujuan hidup fana tidak lagi hanya selaku persiapan ke dunia akhirat, akan tetapi dihargai sebagai tujuan intrinsik dan sejati pada dirinya, tanpa harus mengingkari nilai hidup akhirat. Sedangkan dalam konsep konterpoler manusia Indonesia sering disebut sebagai manusia Pancasila, yaitu manusia Indonesia yang menghayati dan membuat dasar dan pedoman hidupnya, dasar tingkah laku dan budi pekertinya berdasarkan kepada kelima sila Pancasila : Ketuhanan, Kemanusiaan, Kerakyatan, dan persatuan Nasional.
      Namun, menurut Mangunwijaya, konsep menusia yang ingin dikembangkannya adalah manusia yang Humanis. Namun, pembetukan manusia yang humanis itu terbentur oleh budaya feodalisme yang sudah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Untuk itu, ia menawarkan sebuah konsep manusia humanis yang terbebas dari belenggu-belenggu feodaisme, baik feodalisme khas Jawa maupun warisan politik colonial, Romo Mangun menamakan konsep manusia humanis itu dengan istilah manusia Pasca- Indonesia atau Pasca-Nasional dan Pasca-Einstein. Dalam konsep Pasca- Nasional mencita-citakan sosok manusia Indonesia yang terbuka kepada nilai-nilai keindonesiaan. Dan zaman Pasca-Nasional atau Pasca-Indonesia terjadi jika seluruh totalitas aktivitas serta galaksi pengentala seluruh ikhtiar manusia untuk menjawab tantangan hidupnya, mengelolahnya, dan memberi makna kepadanya dipahami sebagai upaya menciptakan kebudayaan yang humanis. Serta Konsep Pasca-Einstain, mengajak segenap generasi muda untuk bersikap menurut dinamika relativitas, dengan tidak mutlak karena segala sesuatu bersifat relative dengan berpikir kreatif, eksplorasi, inklusif, dan pluraristik. Romo Mangun berkeyakinan bahwa setiap sistem pendidikan ditentukan oleh filsafat menentukan visi oleh filsafat tentang manusia dan citra manusianya yang dianut, sehingga tidak pernah netral. Maka visi seseorang tentang manusia, sangat menentukan visi pendidikannya dan berpengaruh dalam urainnya tentang masa depan manusia. Oleh karena itu, perlulah di mulai dengan melihat visi kemanusiaan, untuk sampai pada visi pendidikannya. Dengan demikian pendidikan akan mengantarkan, serta menolong anak untuk mengenal dan mengembangkan potensi-potensi dirinya agar menjadi manusia yang mandiri, dewasa, utuh, merdeka, bijaksana, humanis, dan mampu menjadi sosok Pasca-Indonesia dan Pasca-Einstein, sekaligus peduli dan solider dengan sesama manusia.

      Salam IBD
      Gbu 

      Hapus
    2. Nama : Tuah Ginting
      NIM : 15.02.588

      Judul : PASEMON DALAM SASTRA KARYA ROMO MANGUN
      Kelompok : III
      Saya menganalisa bahwa Romo Mangun tidak hanya seorang Pastor dan ahli dalam Arsitektur, namun ia juga sangat ahli dalam karya sastra. Adapun karya sastranya yang patut di ajungin jempol yaitu Roman, Mitologi, dan Novel. Mengapa demikian? karena karya sastra Romo Magun mengandung pesan-pesan kemanusian atau nilai-nilai kemanusiaan ( Keadilan, Kebenaran, dan Kebaikan) yang menyentuh religiositas. Novelnya yang paling terkenal berjudul “Burung-Burung Manyar” yang berisikan tentang perubahan yang terjadi di Indonesia pada zaman penjajahan. Dan tidak hanya itu, ada juga yang berjudul Sitti Nurbaya, Trilogi Roro Mendut, Romo Rahadi dan lain-lain. Novel Manyar dan Romo Rahadi menampilkan gambaran kehidupan yang hidup yang nyrempet-nyrempet bahaya alias mengambil banyak risiko. Artinya ada keberanian Romo dalam mengekspresikan yang dipikirkannya.
      Dalam menghadirkan tokoh-tokoh dan menyajikan gambaran berbagai macam fenomena kehidupan tidak seperti mereka yang menganut teologi moral tidak black and white, tetapi utuh: ada putih dan ada hitamnya. Roman dan novel, beda dengan mite, mitologi, dan legenda adalah karya sastra dari kebudayaan menulis. Karya-karya Romo akan sangat efektif bagi kaum terpelajar yang rajin membaca. Pandangan utuh tentang manusia yang tidak hitam putih sangat membebaskan pembaca dari wawasannya yang stereotipikal. Tokoh-tokoh menemukan makna kemanusiaan yang sekaligus ada kebesaran, kebanggaan, dan kecemasan, bahkan keterombang-ambingan. Dalam novel Romo Rahadi, gambaran kemanusiaannya ada pada keterombang-ambingan itu, yang menegaskan justru mousike, pinjam istilah Plato, atau poetry pinjam istilah Jacques Maritain atau daya getar novel itu. Dan yang lebih meyakinkan siapa Romo Mangun adalah moto yang dikutip dalam buku ini: “Bukankah hari Tuhan itu kegelapan dan bukan terang, kelam kabut dan tiada cahaya?” (Amos 5:20). Sehingga melalui karya sastranya Romo mangun ingin menyampaikan isi hatinya kepada pemerintah yang kurang tau bahkan tidak adil terhadap orang miskin.

      Salam IBD
      Gbu

      Hapus
    3. Nama : Tuah Ginting
      NIM : 15.02.588
      Kelompok IV
      Judul Bahasan: Keberpihakan pada Kaum Miskin, Konteks yang Melatar Belakangi dan Gambar Kaum Miskin dalam “Belada Bercak” karya Y.B Mangunwijaya

      Pada pertemuan keempat ini saya menyimpulkan bahwa Romo Mangun memang sangat mengispirasi bagi banyak orang, karena ia begitu peduli terhadap orang-orang yang diterlantarkan oleh pemerintah. Ia ingin menegakan kebenaran ,keadilan dan kebaikan kepada mereka yang selama ini kurang diperhatian oleh penguasa-penguasa negeri ini. Dan melalui karya-karyanya, kita dapat melihat begitu banyak teguran-teguran bagi pemerintah agar lebih memperhatikan orang miskin. Dalam karyanya yang berjudul “Belada Becak” yang mencetikan tentang seorang anak muda yang tidak dapat melanjutakan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi karena tidak mempunyai biaya. Namun pemuda tersebut hanya bisa merenungkan nasibnya dan keinginan yang tidak kesampaian ,karena tidak ada biaya untuk meneruskan pendidikan. Dan dalam kesehariannya ia bekeja di bengkel abangnya, serta ia sering lebur dalam bengkel tersebut. Novel-novel itu terdorong oleh kejengkelannya mengenai pemalsuan-pemalsuan dan pemitosan peristiwa-peristiwa sejarah yang tidak sehat. Mangun ingin mengimbau kawan-kawan sebangsa untuk merenungkan kembali pertanyaan dasar kahidupan, dan khususnya bertanya kembali maksud esensi Revolusi 1945. Novel BB dapat dikategorisasikan sebagai novelet yang bersumber pada peristiwa realitas sosial masa kini. Seperti proses lirik Pengakuan Pariyem karya almarhum Linus Suryadi yang menafsirkan tokoh Pariyem yang terjebak dalam belantara kepriayian Ngayogyakarta, lewat novel BB Mangunwijaya menafsirkan realitas sosial masa kini dengan tokoh tukang becak berusia muda di tengah belantara urban Kota Yogyakarta di masa Orde Baru yang militeristis dan mendewakan teknologi. Terkaid dengan itu, jangan lupa, bahwa karya sastra sebagai simbol verbal, objeknya adalah realitas. Realitas dapat berwujud realitas sosial masa kini ataupun realitas yang berupa peristiwa sejarah. Keberpihakan Mangunwijaya kepada mereka bukan asal berpihak, tetapi menunjukan kemungkinan menyebabkan serta bagaimana Mangunwijaya menyikapinya, sangat sinkron dengan esaai-esainya dan tanggapan orang lain terhadapnya. Sehingga melaui ini kita sebagai mahasiwa seharusnya mampu bersyukur, karena kita masih dapat melanjutkan pendidikan dan mencapai cita-cita kita masing-masing. Dengan demikian, mulai saat ini kita harus lebih menghargai pengorbanan orang tua kita yang telah memberikan kita biaya untuk melanujutkan pendidikan, dengan cara belajar dengan giat dan memperoleh nilai yang memuaskan.

      Salam IBD

      Hapus
    4. Nama: Tuah Ginting
      NIM: 15.02.588
      Kelompok: V
      Judul Bahasan: Si Pengembala Cerita

      Pada pertemuan kali ini kita akan membahas tentang Si Pengembala Cerita. Pengembala cerita disini adalah Yusuf Bilyarta Mangunwijaya. Mungkin kita bertanya-tanya mengapa dia disebut sebagai pengembala cerita?. Alasanya karena Mangunwijaya merupakan pengarang cerpen, novel, dan esai, serta berperan juga sebagai pembaca terkun dan tukang komentar. Karya-karyanya sangat mengispirasi bagi pembacanya. Dalam karyanya, ia memperlihatkan kepeduliannya kepada orang-orang miskin dan orang yang kurang diperhatikan oleh pemerintah. Sehingga tidak heran bahwa dalam karyanya banyak tersirat nilai-nilai kemanusiaan. Menurutnya dalam bersastra memerlukan “ketulusan” dengan pengertian kesungguhan. YBM tak sekedar mengasuh kata, namun penghadiran selalu memiliki “keterlibatan” dengan perkara-perkara pokok di kehidupan, ada di orbit sastra kontekstual dan mengakar ke realitas. YBM berpetuah: ”sastra atau bersastra itu pewahyuan hidup manusia”. Penggembala cerita juga mengajak pembaca menjadi tukang tafsir lambang, karena novel-novel YBM adalah jagat lambang. YBM juga menghendaki diri sebagai “ sastrawan hati nurani”. Sastra tak sekadar cerita, akan tetapi sastra berurusan dengan hati nurani. Penggembala cerita pun mejalankan misi mengantar pesan-pesan dan mengundang pembaca ke amalan-amalan hidup berhati nurani. Tokoh-tokoh di novel-novel YBM sering sarjana, manusia intelektual, berpengetahuan dengan kiblat Barat-Timur. Nilai-nilai hidup dan kemanusiaan sering disorot dengan mata intelektualitas, mengarah ke universitas tanpa abaikan lokalitas.

      Salam IBD
      Gbu

      Hapus
    5. Nama: Tuah Ginting
      NIM: 15.02.588
      Kelompok: VI
      Judul Bahasan: Dehumanisme Politik Agama Di Indonesia

      Indonesia memiliki beragam-ragam suku, ras, bahkan agama yang menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. Sehingga terkadang keberagaman tersebut menjadi pemecah masyarakat yang satu dengan yang lain. Politik agama seharusnya membangun nilai-nilai kemanusiaan, akan tetapi sering sekali terjadi dehumanisme agama di Indonesia. Dehumanisme agama artinya hilangnya nilai-nilai kemanusian. Kolom agama dalam KTP pun pernah menjadi permasalahan di Indonesia, karena ada yang mengatakan bahwa kolom agama dalam KTP perlu dan ada juga yang menagatakan tidak perlu. Namun, sebagai bangsa Indonesia kita harus sadar betul bahwa slogan Bhinneka Tunggal Ika adalah slogan pemersatu bagi bangsa indonesia yang plural (beragam). Dengan demikian slogan tersebut melatarbelakangi adanya prinsip kebebasan beragama. Kebebasan artinya kekuasaan atau kemampuan bertindak tanpa paksaan dan ketiadaan hambatan. Adanya empat jenis kebebasan yaitu; kebebasan ekspresi, kebebasan beragama, kebebasan untuk berkeinginan, dan kebebasan dari rasa takut. Akan tetapi bebas bukan berarti bebas-sebebasnya, harus disertai dengan pembatasan kebebasan. Kebebasan itu dibatasi oleh kewajiban dan tanggung jawab seseorang untuk menghargai dan menghormati sesama manusia, apapun agamanya. Pembatas kebebasan beragama mengarah kepada pembatasan untuk mewujudkan, mengejawantakan atau memanifestasikan agama atau keyakinan sesorang yang termasuk kebebasan bertindak (freedom to act). Dengan demikian, tujuan utama pembatasan itu adalah untuk menangkal ancaman terhadap keselamatan atas kehidupan, integritas, kesehatan warga negara atau kepemilikan mereka, namun harus selalu di ingat bahwa semua bentuk pembatasan itu semata-mata dimaksudkan untuk melindungi keselamatan masyarakat, bukan untuk mengurangi, apalagi membelenggu kebebasan masyarakat. Tugas manusia hanyalah menyampaikan kebenaran dan membuat interpretasi atas kebenaran yang diyakininya itu. Dan salah satu bentuk upaya konkret untuk mengkikis dehumanisme dalam bidang agama adalah menegakkan prinsip pluralisme agama.

      Salam IBD
      GBU

      Hapus
    6. Nama: Tuah Ginting
      NIM: 15.02.588
      Kelompok: VII
      Judul Bahasan: Agama Dan Pluralisme

      Indonesia merupakan Negara paling plural di dunia, dengan beragam suku dan agama maka kita dapat bersatu apabila kita dengan senang hati mau mengakui kemajemukan. Persatuan dalam Negara Indonesia sekarang diancam dengan kehadiran eksklusivisme yang memaksakan pandangan mereka. Tetapi kita haruslah memahami bahwa setiap kelompok bebas menurut cita-citanya sendiri dan tidak ada kelompok yang dapat memaksakan kehendaknya. Sebagai Negara yang penuh dengan keberagaman, maka pluralisme adalah nilai yang paling hakiki bagi Negara Indonesia. Seorang yang pluralis menerima bahwa setiap manusia mempunyai kepercayaan yang berbeda-beda, percaya bahwa masing-masing memiliki kebenaran; tetapi bersatu dalam nilai yang kita miliki bersama. Namun tidak hanya itu, reaktualisasi Pancasila juga sangat penting dalam membangun rasa pluralisme antar masyarakat di Indonesia. Sehingga dalam pelaksaanaannya masyarakat menerima kenyataan bahwa Indonesia sebuah pluralitas, artinya bersediamenerima kekhasan masing-masing. Setiap orang berhak mengikuti kepercayaannya masing-masing tanpa memandang minoritas/ mayoritas. Itulah yang menjadi inti dari kebebasan beragama, bahwa pihak lain tidak berhak mencampuri ajaran agama orang lain. Akan tetapi di Indonesia masih banyak terjadi kekerasan yang mengatas namakan agama. Mereka beranggapan bahwa agama merekalah yang paling benar, sehingga tidak mau menerima agama orang lain ada di lingkungannya. Sehingga apabila kekerasan dalam agama masih dibiarkan maka akan merusak harkat dan martabat agama itu sendiri. Dengan demikian perlu adanya penyembuhan, artinya meninggalkan sifat-sifat yang menganggap agamanya paling benar dan membangun rasa toleransi anatar agama. Kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah, namun akan memperbesar masalah, seharusnya kita sebagai negara yang demokratis mampu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah. Karena keagamaan yang benar adalah rendah hati dan menyerahkan penilaian kepada Allah

      Salam IBD
      GBU

      Hapus
  3. Romo Mangun adalah figur seorang pemimpin yang pantas diacungkan jempol, sebab kepeduliannya dalam menegakkan keadilan didemonstrasikan secara berani. Romo Mangun sangat menjunjung tinggi humanisme dan dia sangat menantang segala ketidakadilan. Pada masa orde banyak sekali terjadi penyimpangan dalam perjalanan Negara Indonesia, ia menemukan banyak para koruptor yang disaksikan oleh seluruh rakyat Indonesia. Beliau tidak diam dengan semua yang terjadi itu sebab baginya manusia adalah yang paling berharga dalam kehidupan ini. Dalam materi ini saya memahami bahwa Romo Mangun menerapkan tiga nilai-nilai kemanusiaan, yaitu kebaikan, kebenaran dan keadilan. Romo menunjukkan kebaikannya lewat kepeduliannya terhadapa kaum-kaum tertindas dan beliau mengabdikan dirinya kepada orang miskin, kebenaran ditunjukkan Romo dalam pertentangannya melawan para pejabat pemerintah yang tidak memperhatikan keadaan rakyatnya dan kemudahan pemerintah dalam mengambil keputusan tanpa memikirkan rakyat miskin dan Romo menentang ketidakadilan yang terjadi pada masa orde baru. Seorang pelayan gereja rela keluar dari tembok gereja terjun ke dalam dunia politik bukan karena ingin mencari keuntungan di sana tetapi demi membela kemanusiaan. Dalam pemahaman saya, mungkin Romo ingin menegakkan/ menuntut perkataan yang terdapat dalam sila ke-lima yang aktualisasinya tidak sesuai dengan yang dialami rakyat. Buktinya banyak rakyat yang menderita akibat ulah para koruptor. Namun Romo bukan hanya membela begitu saja dengan berharap orang miskin diberi bantuan, bukanlah seperti itu yang dia inginkan. Ia mengatakan bahwa miskin pun, tetapi harus miskin yang bermartabat. Romo mengajarkan kita bahwa semua manusia adalah sama. Sebagai calon pelayan Tuhan tentu jemaat Tuhan yang kita temui adalah dari berbagai latar belakang. Hendaknya pelayan Tuhan menegakkan nilai-nilai yang dikembangkan oleh Romo, sehingga setiap pribadai jemaat Tuhan sma-sama merasakan berkat yang telah di beri oleh Tuhan lewat hamba-Nya. Sebab banyak hamba Tuhan zaman sekarang sebisa mungkin mencari untung, sering berkunjung kerumah yang ekonominya mapan dan bagi yang mengalami ekonomi cukup lemah tidak berada dalam kekurangan, setidaknya mendoakan mereka. Dalam gereja zaman sekarang juga pendeta berlomba-lomba dalam membangun gedung-gedung gereja yang besar dan mewah, tetapi jemaat yang memiliki ekonomi lemah masih tergolong banyak. Tidak dapat kita pungkiri ternyata zaman sekaran pun banyak terjadi ketidakadilan dan hal itulah memang yang dirasakan sepatutnya oleh para pemimpin bangsa terlebih kepada hamba Tuhan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Timothy P. Saragi
      NIM : 15.02.587
      Jurusan : PAK 2015

      UAS Berjalan II

      Romo Mangun hidup disaat zaman kolonial dan banyak rakyat yang tertindas yang ditindas oleh penjajah yang hanya memikirkan uang dan kesuksesan Negara mereka. Ternyata ayahnya berkata kepadanya bahwa hidup bukanlah sekedar untuk mencari uang dan perkataan itu menjadi pergulatan dalam dirinya sehingga ia benar-benar merasakan perasaan kaum tertindas. Menurut Romo Mangun hidup hanyalah sebagai bayangan, tidak sejati. Maka dari itu kita perlu mencari yang sejati itu dalam hidup kita.
      Kemanusiaan yang ingin dibentuk Romo adalah manusia yang humanis dan ia mengatakan konsep manusia humanis itu dengan istilah manusia Pasca Indonesia atau Pasca Nasional dan Pasca Einstein. Menurut Romo manusia Pasca Nasional diharapkan jiwa nasionalisme Indonesia di masa mendatang, yakni pembelaan kawan manusia yang masih dijajah yang masih miskin dalam segala hal, termasuk miskin kemerdekaan dan penentuan diri sendiri, menolong manusia yang tidak berdaya menghadapi para kuasa yang sewenang-wenang yang telah merebut bumi hak pribadinya dan yang memaksakan kebudayaan serta seleranya. Konsep Pasca Nasional mencita-citakan sosok manusia Indonesia yang terbuka kepada nilai-nilai ke-Indonesiaan. Hal ini dapat terjadi jika seluruh totalitas aktivitas mengelolanya, dan memberi makna kepadanya dipahami sebagai upaya menciptakan kebudayaan yang humanis.
      Konsep Pasca Einstain Romo mengajak segenap generasi muda untuk berpikir kreatif, eksplorasi, inklusif dan pluraristik.

      Hapus
    2. Nama : Timothy P. Saragi
      NIM : 15.02.587

      UAS Berjalan III

      Romo Mangun sebagai seorang pastor yang peduli dengan kesejateraan rakyat menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan yang sangat kental. Ia berusaha menyampaikan setiap pikirannya lewat menulis novel dan roman. Tidak seperti penulis pada umumnya yang menulis dengan hal yang sudah dianggap umum, namun Romo memiliki kekhasan tersendiri. Hal itu dapat kita lihat dari karyanya, ada tiga hal yang berbeda dalam karya Romo,yaitu genrenya, bahasa dan isu. Jika pada umumnya para penulis menuliskan karyanya dengan berusaha terstruktur mungkin, Romo Mangun menulis dengan penuh kebebasan dan benar-benar menunjukkan kemerdekaanya. Bahasa yang dia gunakan pun banyak yang bercampur dengan bahasa Jawa. Romo lewat kebebasannya menuliskan karyanya berusaha menceritakan sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang di jajah oleh Belanda. Itu menunjukkan rasa peduli Romo terhadap kemanusiaan yang merupakan nazarnya sebagai seorang pastor.
      Romo Mangun dalam menuliskan karyanya memiliki rasa terombang-ambing. Wajar memang apabila seorang yang mengamati politik dan menentang kebijakan pemerintah pada zaman Soeharto saat itu memiliki emosional yang panas dingin. Sebab apabila setiap saat kebijakan pemerintah muncul dan itu tidak sesuai dengan kemanusiaan, maka dia akan menantang keras. Tentulah tidak semua perasaannya itu dapat diungkapkannya, sebab dia hanyalah rakyat biasa. Maka Romo menulis sebagai jalan untuk menyampaikan perasaan emosinya. Perlu kemampuan berpikir yang matang agar dapat memahami secara benar jalan pikiran Romo. Sebagai karya yang mengajak pembacanya untuk berpikir, maka karya Romo Mangun akan sangat efektif bagi kaum-kaum terpelajar.

      Hapus
    3. Nama : Timothy P. Saragi
      NIM : 15.02.587
      UAS Berjalan IV (Balada Becak)

      Kembali Romo Mangun memberikan sumbangan pikiran dan perhatiannya kepada orang miskin. Kali ini Romo Mangun menyampaikan pemikirannya lewat karyanya “Balada Becak” (BB) yang diangkat oleh B. Rahmanto. Balada becak bercerita tentang seorang bernama Yusuf yang memiliki cita-cita untuk melanjutkan perkuliahan, tetapi tidak cukup biaya. Sehingga dia harus menjadi seorang tukang becak dan juga ikut serta menjual dagangan. Sembari dalam kehidupannya yang ingin kuliah dia juga jatuh cinta kepada seorang gadis, namun sama seperti niatnya untuk kuliah tadi karena keadaan ekonomi harus memendam segala angan-angannya. Intinya adalah orang yang miskin selalu tersudutkan. Dan itulah yang ingin di bela oleh Romo, karena ia mendapati adanya ketidakadilan.
      Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dan sampai sekarang, tetapi faktanya masih banyak orang yang miskin dan tidak merasakan adanya kemerdekaan. Mulai dari zaman orde lama, orde baru, reformasi, pasca reformasi maupun zaman Jokowi dengan semboyan kerja, kerja dan kerja. Memang harus kita akui upaya pemerintah dalam meminimalisir kemiskinan terus dilakukan, namun faktanya tidak sesuai dengan harapan, masih banyak yang belum tersentuh.
      Itulah yang ditunjukkan Romo dalam karyanya Balada Becak, yang menunjukkan adanya ketidakadilan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia. Hal ini menunjukkan keberpihakan Romo kepada kaum marginal, sama seperti lagu Iwan Fals “orang pinggiran”. Iwan Fals juga adalah seorang musisi yang mengangkat nilai-nilai kemanusiaan. Iwan Fals menyampaikan aspirasi kemanusiaannya lewat lagu-lagu yang ia lantunkan. Ia banyak memprotes ketidakadilan yang dilakukan oleh anggota DPR bahkan sekalipun Presiden Soeharto pada saat itu. Room Mangun dan Iwan Fals adalah asset bangsa Indonesia yang sangat berarti dan memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang sangat besar, sehingga patutlah kita tiru dan mari kita memelihara nilai-nilai kemanusiaan, yaitu kebenaran, kebaikan dan keadilan.

      Hapus
    4. Nama : Timothy P. Saragi
      NIM : 15.02.587
      Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar

      UAS Berjalan V (Si Penggembala Cerita)

      Si Penggembala Cerita ini adalah Y.B. Mangunwijaya (1929-1999). Penggembala cerita menjalani hidup bersama kata, menaruh ide dan imajinasi di jagat kata. Kita mengenali sebagai pengarang cerpen, novel dan esai. YBM juga berperan sebagai “pembaca terkun“ dan “tukang komentar”. Pemikiran-pemikirannya dalam bersastra banyak dipengaruhi oleh karya-karya pengarang Indonesia, diantaranya: Pramoedya Ananta Toer, Hamka, A. A. Navis, Achdiat Karta Mihardja, Iwan Simatupang, Putu Wijaya, Kuntowijoyo, Mrianne Katoppo dan Nasjah Djamin, bukan hanya itu saja melainkan juga novel-novel garapan pengarang Eropa, Amerika dan Arab.
      YBM (1986) pernah berpetuah, ”sastra atau bersastra itu pewahyuan hidup manusia.” Dalam makna aktualisasi diri. Dalam pemikirannya adalah bahwa bersastra merupakan suatu kewajaran, kelumrahan dan kelaziman tanpa harus bernalar hierarkis atau diskriminatif, sebab sastra berada dalam keseharian. YBM lebih memilih menulis dengan novel dari pada puisi, sebab ia ingin menyampaikan pesan (cerita) mengenai hidup/ keseharian. Dan karyanya mengajak pembaca menjadi tukang tafsir lambang, sebab novel-novel YBM adalah jagat lambang. Novel Burung-burung Manyar (1981) berkelimpahan lambang. Pembaca akan mengalami pengembaraan imajinasi, membaca dan merenung berbekal pengetahuan tentang fauna.
      YBM mengatakan bahwa karya sastra haruslah mengandung historis dan filsafat. YBM juga menghendaki diri sebagai “sastrawan hati nurani”, sebab sastra tidak sekedar cerita, sastra berurusan dengan hati nurani.
      Dalam karya YBM, nilai-nilai hidup dan kemanusiaan sering disorot dari sudut pandang intelektualitas yang mengarah kepada universitas, tanpa mengabaikan lokalitas. Kehadiran tokoh dan tema secara perlahan memusat kedalam hati nurani dan religiositas.

      Hapus
    5. Nama : Timothy P. Saragi
      NIM : 15.02.587
      UAS Berjalan VI
      Dalam Negara Indonesia sangat banyak terdapat keragaman baik dalam suku, ras, golongan dan agama. Tetapi hal itu bukanlah suatu keburukan, namun adalah merupakan sebuah keindahan, karena kita dalam keragaman kita akan dapat saling melengkapi dan saling membutuhkan satu sama lain. Tetapi yang sekarang terjadi adalah keberagaman dan perbedaan tersebut menimbulkan dehumanisme yang bersifat sosial bahkan politik dalam beragama di Indonesia. Berbicara tentang agama, hakikatnya adalah bicara tentang interpretasi agama dan faktanya tidak ada interpretasi tunggal dalam agama dan kepercayaan manapun. Hal itu menandakan bahwa dalam agama sendiripun terdapat berbagai pemahaman yang membuat keragaman, walaupun dalam satu rumpun agama yang sama dan itulah yang menjadi keindahan. Memang dalam perjalanan politik di Indonesia dijamin akan kebebesan dalam internal dan eksternal, tetapi yang perlu dibatasi adalah kebebasan eksternal. Sebab setiap warga memiliki hak dan kewajibannya masing-masing dan seseorang tidak dapat begitu saja merampas kemerdekaan hidup seseorang. Maka dengan itu semua diatur dengan hukum. Begitu juga halnya dengan agama belakangan telah ditetapkan UU mengenai kebebasan beragama. Bahwa setiap orang berhak memeluk agama yang sesuai dengan hatinya. Namun kebebasan ini haruslah dipertanggungjawabkan. Hak itu dibatasi oleh kewajiban dan tanggung jawab seseorang untuk menghargai dan menghormati sesama manusia, apapun agamanya. Sehingga pemerintah melakukan pembatasan-pembatasan dalam kehidupan keagamaan sesuai dengan perundang-undangan dan demi perlindungan terhadap semua warga negara tanpa kecuali, termasuk mereka yang mengaku tidak beragama. Harus selalu diingat bahwa semua bentuk pembatasan itu semata-mata demi melindungi keselamatan masyarakat, bukan untuk mengurangi, apalagi membelenggu kebebasan masyarakat. Dan hal ini merupakan tanggung jawab setiap masyarakat untuk ikut serta memelihara keamanan dan ketertiban beragama, sehingga tercipta kebebasan beragama yang harmonis.

      Hapus
    6. Nama : Timothy P. Saragi
      NIM : 15.02.587
      UAS Berjalan VII

      Dalam sejarah perjalanan agama banyak sekali terjadi degradasi agama. Sepatutnya kita belajar dari masa lalu demi menghindari terjadinya pandangan relativisme. Negara Indonesia adalah Negara paling plural di dunia dan sebagai negara yang penuh dengan keberagaman, maka pluralisme adalah nilai yang paling hakiki bagi Negara Indonesia. Dan tentu kita dengan senang hati harus menerima keragaman itu. Seorang yang pluralis dapat memahami bahwa setiap manusia mempunyai kepercayaan yang berbeda-beda, percaya bahwa masing-masing memiliki kebenaran; tetapi bersatu dalam nilai yang kita miliki bersama. Dalam nilai-nilai Pancasila semua warga Negara sama saja, memiliki hak dan kewajiban yang sama. Pancasila memecahkan permasalahan perbedaan dalam Negara Indonesia. Setiap masyarakat diharapkan dapat menerima kenyataan bahwa Indonesia sebuah pluralitas, artinya harus bersedia menerima kekhasan masing-masing dan segala pemaksaan terhadap pandangan hidup kepada orang lain harus dibuang. Sehingga dapat merasa berada di rumah sendiri, merasa aman dan dilindungi. Dalam melaksanakan hal yang demikian dibutuhkan sosok seorang pemimpin yang kuat dan tegas dalam menentang segala ketidakadilan, yang mampu meyuarakan kebebasan beragama. Faktanya pun pegawai daerah yang ditugaskan untuk menentukan ijin perdirian gereja sering tidak berfungsi sedikitpun. Begitu juga dengan berbagai persoalan-persoalan penodaan agama yang sangat tidak enak untuk dilihat dan didengar. Kita berharap sebenarnya agar para pemimpin kita mampu menyuarakan hak-hak dan kewajiban kita dalam beragama. Sebab apabila pemerintah pusat pun tidak perduli apalagilah dengan pegawai daerah. Peran dari kita pun sangatlah menentukan kedamaian kebebasan dan kenyamanan kita dalam beragama, maka dari itu mari kitapun meningkatkan persatuan kita demi kenyamanan dan keharmonisan di masa yang akan datang. Syalom!

      Hapus
  4. Nama : Elisenta Br Tarigan
    Nim : 15.02.570
    Materi
    "Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka, Faham Dasar Pendidikan Mangun WIjaya"
    Mangun Wijaya adalah seorang humanis yang religius yang mencurahkan seluruh hidup dan karyanya untuk memprjuangkan terwujudnya humanisme. Humanisme menuntut oembaruan hiidupp dan terlebih sikap terus menerus mau menjadi manusiawi dan menghargai kemanusiaan. Romo Mangun menganggap bahwa pendidikan tidak menghassilkan manusia-manusia yang humanis yang artinya buat apa pendidikan jikalau kita tidak memiliki rasa kemanusiaan dan keadilan. pendidikan kita tinggi tetapi kita tidak mengharrai sesama kita. Romo Mangun dikatakan sebagai pastor yang tidak konvensional maksudnya pastor yang panggilannya berdasarkan kesepakatan umun. panggilan imamatnya berakar dan di iispirasikan hanya oleh daya tarik rakyat miskin dan bukan panggilan kegerejaan/ keagamaan sebagai mana kebanyakan pastor. Romo Mangun keluar dari gedung gereja hanya untuk melayani dan menegakkan keadilan, kemanusiaaan dan kebenaran untuk orang miskin. Romo mangun mengeritik pemerintah karena menurut dia keadilan pemerintah tidak setara terhadap orang miskin, orang miskin selalu di belakangkan dan bahkan terkadang tidak di perdulikankarena orang miskin di anggap hanya untuk merugikan, sedangkan orang yang mampu selalu di utamakan karena dianggap sebagai keuntungan. ini sangat tidak disetujui oleh Romo Mangun karena tidak ada kemanusiaan, keadilan, dan kebenaran. Karena menurut Romo Mangun manusia lebih berharga daripada materi. Disini kita sebagai pelayan Tuhan dimana pun kelak kita melayani kita harus menegakkan keadilan dan kebenaran terhadap orang-orang yang di sekitar kita, kita tidak boleh pilih kasih dan tidak boleh pandang bulu, yang lemah harus kita bantu. Supaya termulia nama Tuhan.
    Salam IBD SYALOM

    BalasHapus
    Balasan
    1. UAS BERJALAN II
      Nama : ELisenta Br Tarigan
      NIM; 15.02.570
      .Yusuf Bilyarta (Y.B) Mangunwijaya yang lebih akrab dipanggil dengan sebutan Romo Mangun. Dan dia lahir pada tanggal 6 Mei 1929 di Ambarawa, dia anak sulung dari 12 bersaudara dan 7 antaranya perempuan. Romo Mangun hidup disaat zaman kolonial dan banyak rakyat yang tertindas yang ditindas oleh penjajah yang hanya memikirkan uang dan kesuksesan Negara mereka. Menurut Y.B. Mangunwijaya, citra manusia tradisional Jawa pada hakikatnya adalah citra wayang belaka pada kelir jagad cilik (mikro-kosmos), jadi manusia hanya bayangan saja, tidak sejati. Hal itu sejajar dengan filsafat ide dari Plato digerakkan oleh Ki Dalang (Tuhan Yang Maha Esa) di alam penentu sejati jagad gedhe (makro-kosmos). Segala peristiwa kehidupan manusia ‘’ wus dhasar pinasthi karsaning dewa’’ (sudah diniscayakan oleh kehendak para dewa). Menurut Romon MangunMenurut Y.B. Mangunwijaya, manusia tradisional Jawa pada hakikatnya adalah citra wayang belaka pada kelir jagad cilik (mikro-kosmos), sedangkan Menurut Jean-Jacques Rousseau bahwa pendidikan harus mulai dari situasi fitri kebaikan alamiah manusiawi (I’homme naturel) yang menghasilkan Sisi Negatif, seperti hipokritis atau munafik, segan dan enggan bertangguang jawab atas perbuatannya, memiliki jiwa feudal yang tinggi, percaya takhayul, tidak memiliki prinsip yang kuat, tidak suka bekerja keras (budaya instan), cemburu dan dengki pada orang yang dilihatnya lebih maju (jealous). Sedangkan sisi positif: memiliki rasa artistik yang tinggi sehingga mampu mengembangkan berbagai hasil kerajinan dan kesenian yang tinggi, suka tolong-menolong, bergotong-royong, berhati lembut, suka damai, adanya ikatan kekeluargaan yang mesra,, kebudayaan pasca-suku tumbuh dari perubahan ekspansi budaya pemburu, nelayan, dan pengembara yang berevolusi ke budaya agraris yang menetap, dari kebupatian sampai ke kerajaan besar. Kerajaan adalah ekspresi sekaligus insfrastruktur yang timbul selaku ‘’keharusan perkara’’(sachzwang) dari budaya agraris, sedangkan republic atau kerajaan konstitusional yang kini merupakan bentuk yang dominan memang adalah ekspresi sekaligusinfrastruktur dari budaya industri dengan sistem perdagangannya yang khas.

      Hapus
    2. Nama : Elisenta Br Tarigan
      NIM; 15.02.570
      Dari kegigihan Romo Mangun, selain pastor dia juga seorang arsitek yang hebat dan juga seorang yang ahli dalam sastra dan seorang penulis novel yang hebat juga. Disini kita diajak dan ditekan kan kepada kita semua untuk gigih dan tetap berjuang dalam menggapai suatu hal yang ingin kita tunjukan kepada keluarga masyarakat dan bahkan kepada dunia ini. Dan disini juga kita diajak untuk saling menghargai dan menjaga nilai kemanusiaan. Dimana kebanyakan anak muda pada masa ini hanya memperjuangkan harga dirinya saja sedangkan nilai dirinya ditinggalkannya bahkan tidak diperdulikannya. Hal tersebut lah harus kita perubahi dan kita tunjukan kepada masyarakat lain bahwa nilai diri lah yang paling penting disbanding dengan harga diri. Kita harus bisa mencapai nilai diri kita terlebih dahulu baru kita bisa mencapai harga diri kita.
      Terimakasih, SYALOM
      SALAM IBD

      Hapus
    3. Nama : Elisenta Br Tarigan
      NIM : 15.02.570
      Tkt/Jur : I/PAK
      M.Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
      Dosen : Pdt Edward Simon Sinaga, MTh
      UAS Berjalan IV

      Pada Pembahasan kali ini kita membahas tentang balada becak, novel karya Romo Mangun. Dimana pada novel tersebut mengangkat seorang tokoh yaitu Yusuf. Dimana Yusuf lebih sering dipanggil dengan Yus, Yus adalah seorang yang sehari-harinya disibukkan dengan Melamun dan Megkhayal, karena gagal melanjut kuliah kara tiada biaya, akibat kemiskian, utuk sementara Yus Tinggal ditempat Rahmat (kakanya), Yus juga membatu berkerja di begkel sebagi tukag las. Selain berkerja dibemgkel Yus juga dimitakan mengantar gori milik Bu Dullah degan naik becak. Yus adalah Tokoh utama dalam Novelet ini, disela-sela mengelas Yus mengkhayalkan dirinya terbang bersama Lilian(Teman SMA Yus) akan tetapi hatinya menciut dikarnakan Yus adalah Tukang Las sedangkan Lilian adalah seorang mahasiswi. Mengkhayal adalah Pikiran Logis bagi Keinginan yang tak kesampaian. (Lanjutan ceritanya dapat dilihat pada buku Mangun Wijaya. Menurut Mangunwijaya, proses terjadinya Burung-Burung Manyar dan novel-novelnya yang lain, kebanyakan meminta waktu relatif banyak melelui jalan coba dan sesat. Burung-Burung Manyar semula dimaksudkan hanya sebagai sebentuk novel untuk “mengabadikan” kota Magelang-Ambarawa. Novel itu terdorong oleh kejengkelannya mengenai pemalsuan-pemalsuan dan pemitosan peristiwa-peristiwa sejarah yang tidak sehat. Mangun ingin mengimbau kawan-kawan sebangsa untuk merenungkan kembali pertanyaan dasar kahidupan, dan khususnya bertanya kembali maksud esensi Revolusi 1945. Novelet Belada becak terdiri dari tujuh bagian yang dimana dalam setiap bagiannya mengisahkan tentang seorang lelaki muda yang disibukkan dengan mengkhayal, yang ingin melanjut kuliah tetapi tidak memiliki biaya untuk melajut. Novelet Belada Becak adalah karya sastra hanyalah hasil khayalan pengarangnya saja atau pun imaganasi dari pengarangnya. Mengkhayal adadalah pelampiasan logis bagi keinginan yang tak kesampaian, alternatif yang diplajari secara terpisah dari fakta-fakta lainya seperti Ekonomi, politik, agama. Gambaran mausia Marjinal dalam Belada Becak dikatagorikan sebagai manusia marginl. Disini dapat saya tarik kesimpulan bahwa seorang yang bernama Yus berhenti kuliah hanya karena tidak ada biaya untuk melanjut study tersebut. Sehingga dia Bekerja membantu ibunya mencari uang untuk pengobatan ayahnya yang lagi sakit.

      Hapus
    4. Nama : ELisenta Br Tarigan
      NIM : 12.05.570
      TKT/JUR : I/PAK
      M.Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
      UAS BERJALAN V
      Pengarang buku Si Penggembala Cerita ini bernama Y.B.Mangunwijaya(1929-1999). YBM adalah Penggembala Cerita. Kita mengenali sebagai pengarang cerpen, novel,esai. YBM juga berperan sebagai “ pembaca terkun “ dan “ tukang komentar”. Buku Sastra dan Religiosita membuktikan penggembala cerita mengalami ketakjuban-ketakjuban di kesustraan. YBM juga pembaca novel-novel garapan pengarang Eropa,Amerika,Arab. Ketekunaan membaca novel merangsang uraian-uraian mengenai religiositas. Bersastra memerlukan “ketulusan” dengan pengertian kesungguhan. YBM tak sekedar mengasuh kata. Penghadiran selalu memiliki “keterlibatan” dengan perkara-perkara pokok di kehidupan, ada di orbit sastra kontekstual dan mengakar ke realitas. Penggembala cerita ingin susastra adalah urusan kontemplasi. Pengajuan peristiwa dan tokoh mengenai bagai tema bermula dan berujung dengan pengikatan kontemplasi.YBM pernah berpetuah:”sastra atau bersastra itu pewahyuan hidup manusia.” Pewahyuan itu mengandung aktualisasi diri. Bersastra adalah perkara biasa, Kita bisa mengartikan “biasa” sebagai kewajaran, kelumrahan, kelaziman tanpa harus bernalar hierarkis atau diskriminatif. Sastra ada dalam keseharian. Sastra itu hidup. Kita tak menaruh sastra sebagai urusan “jenjang” ,”keterpilihan”,”pembeda”. YBM menghendaki sastra ada di laku hidup keseharian agar tak ada “keberjarakan” atau “pengasingan”. Penggembala cerita mengajak pembaca menjadi tukang tafsir lambang. Novel-novel YBM adalah jagat lambang. YBM pun mengakui wayang adalah referensi. YBM adalah penabur lambang di novel. YBM memiliki kompetensi tentang ilmu-ilmu mutakhir, tapi selalumengembalikan cerita ke rumah alam, flora dan fauna. Novel Burung-Burung Manyar (1981) berkelimpahan lambang. Sastra tak sekadar cerita. Sastra berurusan dengan hati nurani. Penggembala cerita pun mejalankan misi mengantar pesan-pesan dan mengundang pembaca ke amalan-amalan hidup berhati nurani. Sasatra menghampiri membaca sebagai suluh untuk mengamali dan mengartikan hidup, berpijak ke hati nurani. Nilai-nilai hidup dan kemanusiaan sering disorot dengan mata intelektualitas, mengarah ke universitas tanpa abai lokalitas. Kehadiran tokoh dan tema perlahan memusat ke urusan hati nurani dan religiositas.

      Hapus
    5. Nama : Elisenta Br Tarigan
      NIM : 15.02.570
      TKT/JUR : I/PAK
      M.Kuliah : Ilmu Budya Dasar
      Dosen : Edward Simon Sinaga

      Sebagai bangsa Indonesia, kita bangga dengan slogan bhinneka tunggal ika. Artinya, kita sadar bahwa keberagaman atau pluralitas adalah fakta sosiologis. Keberagaman terlihat nyata dalam etnisitas, agama, kepercayaan, warna kulit, bahasa, dan tradisi, semua itu menjadi modal sosial yang amat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
      Bicara tentang agama, hakikatnya adalah bicara tentang interpretasi agama dan faktanya tidak ada interpretasi tunggal dalam agama dan kepercayaan manapun.
      kebinekaan agama di indonesia melatarbelakangi adanya prinsip kebebasan beragama dalam konstitusi. Dalam berbagai dokumen HAM, kebebasan diartikan dengan kekuasaan atau kemampuan bertindak tanpa paksaan; ketiadaan kendala (hambatan). Sudah sangat umum dikenal adanya empat jenis kebebasan yaitu; kebebasan ekspresi, kebebasan beragama, kebebasan untuk berkeinginan, dan kebebasan dari rasa takut. Hak kebebasan beragama yang masuk dalam ranah forum eksternal tidak bersifat mutlak, bukan Hak tanpa batas. Pembatas kebebasan beragama mengarah kepada pembatasan untuk mewujudkan, mengejawantakan atau memanifestasikan agama atau keyakinan sesorang yang termasuk kebebasan bertindak (freedom to act).

      Hapus
    6. Nama : Elisenta Br Tarigan
      NIM : 15.02.570
      TKT/JUR : I/PAK
      M.Kuliah : Ilmu Budya Dasar
      Dosen : Edward Simon Sinaga
      UAS Berjalan VII

      Indonesia merupakan Negara paling plural di dunia dengan beragam suku dan agama, maka pluralisme adalah nilai yang paling hakiki bagi Negara Indonesia. Seorang yang pluralis menerima bahwa setiap manusia mempunyai kepercayaan yang berbeda-beda, percaya bahwa masing-masing memiliki kebenaran; tetapi bersatu dalam nilai yang kita miliki bersama. Menurut pandangan agama Katolik tidak boleh ada eksklusivisme, mereka yakin bahwa agama lain juga memiliki nilai-nilai dan kebenaran bahkan di luar gereja sekalipun, baik yang tidak dibaptis tetap dapat memperoleh keselamatan/ masuk surga. Dalam nilai-nilai Pancasila semua warga Negara sama saja, memiliki hak dan kewajiban yang sama. 15 tahun terakhir hubungan Kristen-Islam jauh lebih membaik. Para tokoh-tokoh agama berkomunikasi baik dengan agama-agama lainnya. Namun di dalam keselarasan itu terjadi kebalikan, pluralisme mulai digerogoti. Banyak sekali organisasi lokal yang menolak adanya pembangunan gereja, hal ini terjadi karena mungkin adanya penghasutan. Namun fakta yang kita temui sekarang ternyata pemimpin belum cukup tegas dalam meyuarakan keadilan. Ancaman kekerasan tidak ditindak dengan tegas. Kalau pemerintah nasional/ pusat saja tidak memiliki karakter untuk itu, apalagi berhadapan langsung dengan umat beragama. Maka dari itu kita sangat membutuhkan pemimpin yang sanga berkarakter. Jelas bahwa setiap orang berhak mengikuti kepercayaannya masing-masing tanpa memandang minoritas/ mayoritas. Itulah yang menjadi inti dari kebebasan beragama, bahwa pihak lain tidak berhak mencampuri ajaran agama orang lain.

      Hapus
  5. Nama : Chandra Syahputra Pasaribu
    NIM : 15-02-568

    Religius dan Nasionalisme Mangunwijaya"
    ‘’Humanisme yang Terbuka, Faham Dasar Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka, Faham Dasar Pendidikan Mangun WIjaya"
    Y,B Mangunwijaya atau biasa disebut Romo Mangun adalah seorang Pastor yang tidak tergila-gila dengan uang. Seorang Romo Mangun adalah seorang yang berkeahlian dalam Arsitektur, Sastrawan, Pastor, dan bahkan Politik. Secara logika yang namanya Romo Mangun sudah pasti bisa menjadi orang yang sangat kaya raya.
    Namun seorang Romo Mangun lebih memilih keluar dari batasan-batasan tembok gereja yang megah itu. Hanya bertujuan menjumpai orang-orang miskin yang dihina, dan dipandang sebagai mahkluk yang paling menjijikkan. Bagi Romo Mangun manusia itu jauh lebih berharga dari pada yang namanya sebuah materi belaka. Hal itu membuat rasa Kemanusiaan dan Nasiomalismenya semakin bertumbuh dan berkembang untuk membantu kalanga miskin.
    Dan bahkan tidak hanya kalangan miskin saja yang menjadi pusat perhatian dari seorang Romo Mangun. Namun orang-orang yang mengalami penyakit-penyakit kusta dan HIV-AIDS sering kali membuat hatinya bergerak. Hal ini juga kerap kali membuatnya selalu berniat menentang Pemerintah dan Pejabat-Pejabat Negara. Hal itu dikarenakan Pemerintah yang selalu bersikap semena dan tidak adil terhadap orang-orang miskin. Orang-orang miskin yang seharusnya mendapatkan kesejahteraan dan keamanan atau perlindungan dari Negara dengan mengikuti itu sendiri.
    Rasa Nasionalisme yang terbuka dari seorang humanisme romo Mangun bukanlah ideologi universal yang abstrak. Tanpa harus jatuh pada chavvinism yang lebih cenderung bersifat setia terhadap suatu keyakinan tanpa mau mempertimbangkannya. Romo Mangun tetap pada pandangannya yang menjadi prinsipnya untuk melayani rakyat yang miskin dan ditelantarkan. Oleh karena itu, baginya manusia sangatlah berharga, khususnya saudara/i yang tidak diperdulikan atau rakyat jelata.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Chandra Syahputra Pasaribu
      NIM : 15-02-568
      UAS Berjalan 2

      Veerry T. Indrano menganalisa bahwa kawasannya seorang Romo Mangun itu adalah ‘’Seorang Arsitek kepedulian kepada manusia’’. Pada awalnya dia hanyalah seorang pastor dan seorang yang ahli dalam bidang bangunan gedung-gedung. Namun pada akhirnya dia dapat menjadi seorang yang bisa membangun pikiran dan rohani manusia. Jadi dia tidak hanya pintar dan multi talenta tetapi juga memilki kepedulian kepada manusia.
      Menurut tradisional Jawa hakikatnya adalah citra wayang belaka atau manusia hanya bayangan saja, tidak sempurna. Menurut Romo Mangun, Pendidikan Barat itu telah mengalami metamorfosa atau proses perubahan yang lebih baik. Jadi manusia itu tida ada yang sempurna, namun selalu ada proses perubahan yang lebih baik lagi. Baik lewat Pendidikan maupun Kebudayaan, akan tetapi semuanya itu bertujuan untuk membentuk manusia yang berkualitas. Karena hidup ini bukan hanya untuk mencari nasi atau uang, tetapi harus mencari yang sejati.
      Jadi intinya kita harus ada menjalin hubungan baik dengan orang-orang yang terlibat HIV-AIDS. Dengan cara mau menerima dan mengakui keberadaannya sebagai manusia atau sebagai mahkluk ciptaan Allah. Namun harus tetap sanagat berhati-hati, karena penyakit itu akan menular lewat luka atau darah.

      Hapus
    2. Nama : Chandra Syahputra Pasaribu
      NIM : 15-02-568
      uas Berjalan 3

      Mangun Wijaya benar-benar ahli dalam sastra yang mengandung kata-kata yang membangun nilai moral. Novel-novel Romo Mangun memang tidak dianggap dalam kontekstual (uang), seperti sinetron-sinetron sekarang ini. Namun dikalangan mehesiswa beranggapan bahwa Novel Romo Mangun sangat bermanfaat dan membangun nilai-nilai kemanusiaan. Terkhusus kepada kita semua yang benar-benar sangat ingin menjadi hambaTuhan yang ingin melayani.

      Hapus
    3. Nama : Chandra Syahputra Pasaribu
      NIM : 02-15-568
      UAS Berjalan 4

      Berbicara tentang becak, tentu sudah tidak hal yang asing lagi bagi kita pada saat ini. Karena setiap hari kita dapat melihatnya di pinggi jalan raya, apa lagi dikota medan ini. Dimana setiap harinya selalu bersemangat untuk mencari sesuap nasi, demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tidak hanya itu, kita juga bisa dapat temukan begitu banyak sekali para dapat kita lihat di novel buatan karya Romo Mangun. maha siswa disana. Sama halnya dengan seorang pemuda biasa yang bernama Yusuf yang melanjutkan pendidikannya dengan menarik sebuah becak. Dan cerita yang bermoral ini

      Hapus
    4. Nama : Chandra Syahputra Pasaribu
      NIM : 15-02-568
      UAS Berjalan 5

      Romo Mangun adalah seorang tokoh yang tidak hanya mememiliki multitalenta tetapi juga seorang penggembala cerita. Dimana melalui ceritanya yang dia sampaikan adalah dia ingin sekali mengembalakan nilai-nilai kemanusiaan. Romo Mangun sangat begitu produktif atau kaya dengan cerita-cerita yang mengadung pesan-pesan moralitas. Yang ingin disampaikan Romo Mangun sangatlah mudah dipahami, karena menyangkut pengalaman hidup sehari-hari. Cerita-ceritanya terkandung seperti renungan, humor, sebagai kritik, namun selalu keluar jiwa kepastorannya (jiwa berkhotbah).
      Sipengembala cerita sangat cocok bagi guru PAK dan Pendeta untuk dikembangkan, karena bisa menuntun hidup. Kesan yang penting adalah Pendeta (Guru) harus berbakat untuk membekali para pendengar supaya meningkatkan moralitas. Mengajarkan Alkitab tentu banyak sekali kisah-kisahnya dengan cara bercerita, suka menolong, dan merawat orang.

      Dari penjelasan di atas, tentu sangat berkaitan langsung bagi kita sebagai pelayan Tuhan terkhusus bagi kita Jurusan PAK dan Teologi. Kita juga tahu bahwa, kita juga akan menjadi Sipenggembala cerita. Lalu apa visi dan misi para penyaji untuk kedepannya dalam menyampaikan firman Tuhan yang dapat menarik perhatian sipendengar?

      Hapus
    5. Nama : Chandra Syahputra Pasaribu
      NIM : 15-02-568
      Uas berjalan 6
      Syaloom…. Semua agama pasti pernah mengalami konflik, baik secara politik maupun secara kekerasan. Dan terkadang konfilk ini membuat sesama umat beragama merasa tidak nyaman, padahal agama mengajarkan tentang nilai-nilai moral, lalu mengapa kebanyakan orang berbuat dosa hanya karena berbeda agama? Itu dikerenakan berbedanya cara pandang ke[percayaan masing-masing pihak. Tapi itu semua tergantung pribadi masing-masing dan dengan cara pandangnya sendiri. Lalu apa yang sepatutnya kita lakukan untuk selanjutnya? Demi menjalin tali persahabatan kita bersama?

      Hapus
    6. Nama : Chandra Syahputra Pasaribu
      NIM : 15-02-568
      Uas berjalan 7
      Syaloom…. Semua agama pasti pernah mengalami konflik, baik secara politik maupun secara kekerasan. Dan terkadang konfilk ini membuat sesama umat beragama merasa tidak nyaman, padahal agama mengajarkan tentang nilai-nilai moral, lalu mengapa kebanyakan orang berbuat dosa hanya karena berbeda agama? Itu dikerenakan berbedanya cara pandang ke[percayaan masing-masing pihak. Tapi itu semua tergantung pribadi masing-masing dan dengan cara pandangnya sendiri. Lalu apa yang sepatutnya kita lakukan untuk selanjutnya? Demi menjalin tali persahabatan kita bersama?
      Nama : Chandra Syahputra Pasaribu
      NIM : 15-02-568
      Uas berjalan 7
      Syaloom…. Semua agama pasti pernah mengalami konflik, baik secara politik maupun secara kekerasan. Dan terkadang konfilk ini membuat sesama umat beragama merasa tidak nyaman, padahal agama mengajarkan tentang nilai-nilai moral, lalu mengapa kebanyakan orang berbuat dosa hanya karena berbeda agama? Itu dikerenakan berbedanya cara pandang ke[percayaan masing-masing pihak. Tapi itu semua tergantung pribadi masing-masing dan dengan cara pandangnya sendiri. Lalu apa yang sepatutnya kita lakukan untuk selanjutnya? Demi menjalin tali persahabatan kita bersama?

      Hapus
  6. nama:suci jiwana
    tkt/jur: I/PAK

    "Humanisme Y.B Mangunwijaya Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka"

    Y.B Mangunwijaya adalah seorang humanis yang mencurahkan seluruh hidup dan karyanya untuk memperjuangkan terwujudnya humanisme. Romo Mangun adalah seorang pastor atau pelayan gereja yang mau keluar dari batasan kegerejaan untuk kemanusiaan. Romo Mangun menerapkan tiga nilai-nilai kemanusiaan, yaitu kebaikan, kebenaran dan keadilan. Romo menunjukkan kebaikannya lewat kepeduliannya terhadapa kaum-kaum tertindas dan beliau mengabdikan dirinya kepada orang miskin, kebenaran ditunjukkan Romo dalam pertentangannya melawan para pejabat pemerintah yang tidak memperhatikan keadaan rakyatnya dan kemudahan pemerintah dalam mengambil keputusan tanpa memikirkan rakyat miskin dan Romo menentang ketidakadilan yang terjadi pada masa orde baru. dan romo mangun sangatlah menjujung tinggi humanisme dan menentang ketidakadilan pada rakyat kecil, karena itu ia keluar dari ketebatasan gereja dan menjadi kemanusiaan. Pada masa orde banyak sekali terjadi penyimpangan dalam perjalanan Negara Indonesia, ia menemukan banyak para koruptor yang disaksikan oleh seluruh rakyat Indonesia, dan ia tidak diam dengan semua yang terjadi itu sebabnya baginya adalah manusia sangatlah berharga dalam kehidupan daripada materi. ia tidak takut kepada penjabat-penjabat dunia yang hanya mementingkan kehidupannya sendiri karena ia tau bahwa banyak rakyat yang menderita akibat ulah para koruptor. Namun Romo bukan hanya membela begitu saja dengan berharap orang miskin diberi bantuan, bukanlah seperti itu yang dia inginkan.
    setidaknya kita sebagai pelayan tuhan harus mencontoh dan menegakkan keadilan seperti yang dilakukan romo mangun, karena kita tau hamba tuhan pada zaman sekarang lebih mengutamakan keuntungan,sering berkunjung kerumah yang ekonominya mapan dan bagi yang mengalami ekonomi cukup lemah tidak berada dalam kekurangan, setidaknya mendoakan mereka. Dalam gereja zaman sekarang juga pendeta berlomba-lomba dalam membangun gedung-gedung gereja yang besar dan mewah, tetapi jemaat yang memiliki ekonomi lemah masih tergolong banyak di dunia ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Suci Jiwana
      Nim:15.02.586
      tkt/jur:I/PAK

      Uas Berjalan 2
      syalom pak edward simon sinaga M.th
      Romo Mangun adalah seorang pastor atau pelayan gereja yang mau keluar dari batasan kegerejaan untuk kemanusiaan. Dan dia lahir pada tanggal 6 Mei 1929 di Ambarawa, dia anak sulung dari 12 bersaudara dan 7 antaranya perempuan. Romo Mangun hidup disaat zaman kolonial dan banyak rakyat yang tertindas yang ditindas oleh penjajah yang hanya memikirkan uang dan kesuksesan Negara mereka. Menurut Y.B. Mangunwijaya, citra manusia tradisional Jawa pada hakikatnya adalah citra wayang belaka pada kelir jagad cilik (mikro-kosmos), jadi manusia hanya bayangan saja, tidak sejati. Hal itu sejajar dengan filsafat ide dari Plato digerakkan oleh Ki Dalang (Tuhan Yang Maha Esa) di alam penentu sejati jagad gedhe (makro-kosmos). manusia hanya bayangan saja, tidak sejati. Dan pendidikan barat yang datang itu telah mengalami metamorfosa dari manusia kolektivistis feudal-hierarkis ke manusia Renaissance dan Fajarbudi (aufklarung) dan telah terbebas dari masa kegelapan abad-abad pertengahan. Kebudayaan barat menekankan bahwa tujuan hidup fana tidak lagi hanya selaku persiapan ke dunia akhirat, akan tetapi dihargai sebagai tujuan intrinsik dan sejati pada dirinya, tanpa harus mengingkari nilai hidup akhirat. Sedangkan dalam konsep konterpoler manusia Indonesia sering disebut sebagai manusia Pancasila, yaitu manusia Indonesia yang menghayati dan membuat dasar dan pedoman hidupnya, dasar tingkah laku dan budi pekertinya berdasarkan kepada kelima sila Pancasila : Ketuhanan, Kemanusiaan, Kerakyatan, dan persatuan Nasional.
      Namun, menurut Mangunwijaya, konsep menusia yang ingin dikembangkannya adalah manusia yang Humanis. Namun, pembetukan manusia yang humanis itu terbentur oleh budaya feodalisme yang sudah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Untuk itu, ia menawarkan sebuah konsep manusia humanis yang terbebas dari belenggu-belenggu feodaisme, baik feodalisme khas Jawa maupun warisan politik colonial, Romo Mangun menamakan konsep manusia humanis itu dengan istilah manusia Pasca- Indonesia atau Pasca-Nasional dan Pasca-Einstein. Dalam konsep Pasca- Nasional mencita-citakan sosok manusia Indonesia yang terbuka kepada nilai-nilai keindonesiaan. Dan zaman Pasca-Nasional atau Pasca-Indonesia terjadi jika seluruh totalitas aktivitas serta galaksi pengentala seluruh ikhtiar manusia untuk menjawab tantangan hidupnya, mengelolahnya, dan memberi makna kepadanya dipahami sebagai upaya menciptakan kebudayaan yang humanis. Serta Konsep Pasca-Einstain, mengajak segenap generasi muda untuk bersikap menurut dinamika relativitas, dengan tidak mutlak karena segala sesuatu bersifat relative dengan berpikir kreatif, eksplorasi, inklusif, dan pluraristik. Romo Mangun berkeyakinan bahwa setiap sistem pendidikan ditentukan oleh filsafat menentukan visi oleh filsafat tentang manusia dan citra manusianya yang dianut, sehingga tidak pernah netral. dengan ini sebaiknya kita harus memiliki rasa artistik yang tinggi sehingga mampu mengembangkan berbagai hasil kerajinan dan kesenian yang tinggi, suka tolong-menolong, bergotong-royong, berhati lembut, suka damai, adanya ikatan kekeluargaan yang mesra, memiliki kecerdasan yang cukup baik dan berguna bagi negara kita tercinta.

      terimakasih.
      GBU

      Hapus
    2. nama: suci jiwana
      nim:15.02.586
      tkt/jur:I/PAK

      uas berjalan 3
      syalom pak edward simon sinaga M.th
      "PASEMON DALAM SASTRA KARYA ROMO MANGUN"
      dalam Karya-Karya Romo Mangun
      Bakdi Soemanto, Membaca novel-novel Romo Mangun sembari mengenang sosok beliau, ia menemukan kesejajaran. Karena itu, ia segera paham kenapa skripsi-skripsi S-1 yang mengulas karya Romo Mangun, lebih-lebih yang berjudul Romo Rahadi (1981) mahasiswa pun dengan serta merta menghubungkan isi maupun isu novel dengan kehidupan pribadi beliau. Secara mentereng, mahasiswa-mahasiswa itu menggunakan teori ekspresi, yang akrab dalam jagat pikir semangat zaman romantisme.
      Walaupun Roland Barthes (1967) kadang-kadang susah melupakan senyuman Romo Mangun ketika membaca bagian awal dari Burung-Burung Manyar. Ia ingin meneladani weltanschauung Romo bahwa ulasan ini terbuka. Dengan meminjam istilah Romo Mangun sendiri, esai ini ditulis dengan semangat “Pasca Einsten”. roman, mitologi dan novel, walaupun roman sudah lebih mereka ketimbang mitologi, jika mitologi menjadi komunitas agar lebih terikat oleh semangat kebersamaan, bahkan manusia dengan tuhan , roman tidak demikian ia membebaskan diri dari kiatan ikatan komunitas dan melakukan penelajahan kemana-mana bahkan walaupun buku burung-burung manyar ditulis sebagai "sebuah roman. dan masih ada novel yang lebih bebas yaitu yaitu kisah-kisah zarathustra, yang dibayangkan sebagai dibawah kanopoki alias langit yang sama.
      dibagian isu pokok atau sub isu novel romo mangun, Novel yang ditulis Romo Mangun mempertegas watak Mendut dan sekaligus “mendekonstruksi” gambaran yang ada di dalam Serat dengan mengungkap kandungannya dari dalam: ia seorang perempuan pemberani, bahkan pemberontak. Serat menggambarkan bahwa Mendut ibarat Subodro dalam pewayangan. Ia istri Arjuna yang serba menurut. Novel menyajikan Mendut sebagai Srikandi, istri Arjuna kedua yang sekaligus seorang pendekar dan ahli memanah. Jika demikian, sudah klop antara pembuka novel yang melukiskan ombak yang menyenandungkan himne kebebasan abadi dengan gambaran tentang Mendut. Keberanian Mendut untuk bilang “tidak” dan menolak menjadi a yes woman dan perawan yang dalam posisi “koma” bukan suatu rekayasa kebudayaan,tetapi justru sifat-sifat alami.pikiran khas romo mangun dalam novelnya, Roman dan novel, beda dengan mite, mitologi, dan legenda adalah karya sastra dari kebudayaan menulis. Karya-karya Romo akan sangat efektif bagi kaum terpelajar yang rajin membaca. Pandangan utuh tentang manusia yang tidak hitam putih sangat membebaskan pembaca dari wawasannya yang stereotipikal.

      Hapus
    3. nama:Suci Jiwana
      Nim:15.02.586
      Tkt/Jur:I/PAK

      Uas berjalan 4
      syalom dan salam IBD

      "Keberpihakan pada Kaum Miskin, Konteks yang Melatar Belakangi dan Gambar Kaum Miskin dalam Belada Bercak karya Y.B Mangunwijaya"
      Dalam materi ini dituliskan oleh B. Rahmanto dari Novel Y.B. Mangunwijaya. Dalam Novelnya Romo Mangun yang berjudul “Balada Becak” bercerita tentang Kaum Miskin. Berbicara tentang Kaum Miskin dalam istilah lain ada juga disebut manusia Marginal yang artinya orang yang terpinggirkan. Novel “Balada Becak”, bersumber pada peristiwa sosial masa kini. Lewat novel BB Mangunwijaya menafsirkan realitas sosial masa kini dengan tokoh tukang becak berusia muda di tengah belantara urban Kota Yogyakarta di masa Orde Baru yang militeristis dan mendewakan teknologi. Mangunwijaya dalam novelnya mengungkapkan kata-kata emasnya yaitu ketidaktulusan akan selalu mengalami nasip yang tak menguntungkan dalam kisahnya. Yusuf adalah tokoh utama dalam novel Mangunwijaya, Yusuf yang dipanggil Yus itu adalah anak tukang becak bernama Kario Sentono, ibunya sudah tiada. Dia hanyalah lulusan SMA, dia mau melanjut persekolahannya tetapi tidak mempunyai biaya. Namun pemuda tersebut hanya bisa merenungkan nasibnya dan keinginan yang tidak kesampaian ,karena tidak ada biaya untuk meneruskan pendidikan. Dan dalam kesehariannya ia bekeja di bengkel abangnya, serta ia sering lembur dalam bengkel tersebut. Hal ini menunjukkan keberpihakan Romo kepada kaum marginal, sama seperti lagu Iwan Fals “orang pinggiran”. Iwan Fals juga adalah seorang musisi yang mengangkat nilai-nilai kemanusiaan. Iwan Fals menyampaikan aspirasi kemanusiaannya lewat lagu-lagu yang ia lantunkan. Ia banyak memprotes ketidakadilan yang dilakukan oleh anggota DPR bahkan sekalipun Presiden Soeharto pada saat itu.

      Hapus
    4. nama:Suci Jiwana
      Nim:15.02.586
      tkt/jur:I/PAK

      Uas berjalan V

      "si pengembala cerita"
      Romo Mangun Wijaya sangat kaya dengan cerita-cerita humanistic karena apa yang ingin disampaikan olehnya sangat mudah dipahami oleh setiap kalangan karena cerita-cerita Romo ini sangat menyentuh pengalaman hidup sehari-hari. karena sipengembala cerita YBM di dalamnya mengandung makna yang sangat manusiawi dimana kita diajarkan agar untuk saling tolong-menolong tanpa memandang bulu,Romo Mangun Wijaya lebih banyak menggunakan lambang atau simbol dalam Novel ataupun Sastranya. Topik si pengembala cerita kali ini sangatlah cocok untuk kita kembangkan sebagai Guru PAK dalam pengajaran kita pada peserta didik misalnya dengan cara mengajak murid-murid bercerita dan tanpa memandang bulu seperti yang dilakukan oleh Romo Mangun dalam kehidupannya. Romo mangun disebut juga orang yang multitalenta, Romo Mangun adalah seorang tokoh yang tidak sombong dan dia juga peduli terhadap sekelilingnya. Romo Mangun bercerita itu di ibaratkan seperti menggembala, karena melalui bercerita Romo Mangun menuntun kita ke nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai kemanusiaan yang terkandund didalamnya bagaimana kita diajarkan nili-nilai kemanusiaan.

      Hapus
    5. nama:Suci Jiwana
      Nim:15.02.586
      Tkt/Jur:I/PAK

      Uas berjalan VI

      syalom salam IBD
      DEHUMANISME POLITIK AGAMA
      Sebagai bangsa indonesia kita bangga dengan slogan bhinneka tunggal ika. Artinya, kita sadar bahwa keberagaman atau pluralitas adalah fakta sosiologis. Keberagaman terlihat nyata dalam etnisitas, agama, kepercayaan, warna kulit, bahasa dan tradisi, semua itu menjadi modal sosial yang amat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
      Di masyarakat kita jumpai penganut Baha’i, Tao, Sikh, Yahudi, Kristen Ortodoks, dan juga agama-agama perennial (tidak punya bentuk formal). Bahkan, tidak sedikit mengaku tidak beragama. Selain itu, dikenal juga ratusan kepercayaan lokal (indigenous religions), seperti Parmalim di Sumatera Utara, Kaharingan di Kalimantan, Sapto Darmo di Jawa Tengah, Sunda Wiwitan di Kuningan, Jawa Barat, Tolotang di Sulawesi Selatan. Bicara tentang agama, hakikatnya adalah bicara tentang interpretasi agama, dan faktanya tidak ada interpretasi tunggal dalam agama dan kepercayaan mana pun. Sepanjang interpretasi agama tidak membawa kepada pemutlakan agama dan kepercayaan tertentu, kekerasan, dan pemaksaan terhadap kelompok yang berbeda, lalu apa yang salah? Keberagaman agama adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindari, apalagi diingkari. Persoalannya, pemerintah tak sungguh-sungguh mengatur kehidupan umat beragama dengan prinsip humanisme yang menjamin kebebasan beragama bagi semua warga sesuai landasan Pancasila dan Konstitusi, serta semboyan bhinneka tunggal ika. Pertama, UU No.1/PNPS/1965 tentang pencegahan penyalahgunaan dan atau penodaan agama. Secara eksplisit UU tersebut mengandung larangan penafsiran yang berbeda dengan pokok-pokok ajaran. Anehnya, dalam implementasi hal itu dimaknai larangan untuk berbeda penafsiran dengan pemerintah yang katanya mewakili mainstream. Kebijakan tersebut jelas bertentangan dengan spirit kebebasan beragama. Kedua, Surat Edaran Mendagri No. 477/74054/1978 yang menegaskan lima agama “diakui”, yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, dan Budha. Ketiga, TAP MPR No. II/MPR/1998 tentang GBHN, antara lain menegaskan penyangkalan terhadap agama lokal, sekaligus himbauan terhadap pengikutnya memilih salah satu dari lima agama “diakui”, yang kemudian secara salah kaprah dianggap agama induk. Keempat, Undang-Undang Perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan yang salah satu pasalnya menegaskan warga harus memilih salah satu dari 6 agama, setelah Konghucu diakui tahun 2006. Masalahnya, mengapa harus ada agama diakui dan tidak diakui? Lalu apa kriteria pemerintah mengakui agama? Bukankah Konstitusi (pasal 29) menyebutkan jaminan kebebasan beragama semua warga, tanpa kecuali?

      Pemerintah Jokowi mengajukan kebijakan baru, boleh mengosongkan kolom agama di KTP bagi penganut di luar 6 agama. Jelas itu bukan solusi bijak karena belum sesuai prinsip humanisme universal yang mengakui kesederajatan semua manusia apa pun agama dan kepercayaan yang mereka anut. Jika kolom agama di KTP boleh dikosongkan, sebaiknya berlaku bagi semua warga. Demikian sebaliknya, jika harus diisi, maka berilah kebebasan semua warga untuk mengisinya sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Jangan ada warga yang terpaksa memilih agama lain hanya karena agama yang dianutnya tidak termasuk dalam daftar agama yang diakui negara. Hal paling mendasar, kebijakan pemerintah mengakui hanya 6 agama bertentangan dengan semangat humanisme, juga tidak sejalan dengan spirit Pancasila dan Konstitusi. Dehumanisme politik agama tersebut menyebabkan para penganut selain 6 agama tersebut tidak mendapatkan pembinaan dari pemerintah seperti penganut 6 agama dimaksud, mereka juga tidak memperoleh dana bantuan, fasilitas dan berbagai perlindungan yang diberikan pemerintah, padahal mereka adalah sesama anak bangsa. Bentuk pembedaan yang merugikan inilah yang disebut dengan perilaku diskriminatif.

      Hapus
    6. nama:Suci Jiwana
      Nim:15.02.586
      Tkt/Jur:I/PAK

      Uas berjalan VII

      Agama dan Pluralisme

      Dalam perkembangan agama-agama dapat kita jumpai beragam ajaran-ajaran agama dan sesuai dengan itu agama Yahudi, Kristen dan Islam sering mengalami degradasi. Hanya agama Budha yang jarang dan bahkan tidak pernah mencurahkan darah. Setiap peristiwa itu meninggalkan luka tersendiri.
      Kita tidak dapat meniadakan sejarah, namun kita harus belajar dari sana dengan harapan pada abad ke-21 tidak ada lagi terjadinya relativisme.Pandangan Kristiani
      Orang Kristen yakin bahwa tidak ada jalan kehidupan selain Kristus (bnd. Yoh. 11:6). Bagaimana orang Kristen memandang pluralisme?
      Masing-masing yakin akan kebenaran agama sendiri, maka dalam kebenaran memang ada eksklusivisme. Tidak mungkin menganggap bahwa agama yang berbeda dengan kepercayaan kita sebagai benar. Namun menurut pandangan agama Katolik tidak boleh ada eksklusivisme, mereka yakin bahwa agama lain juga memiliki nilai-nilai dan kebenaran; meskipun kebenaran sepenuhnya hanya ada di dalam Yesus Kristus.
      Katolik berpandangan bahwa di luar gereja pun baik yang tidak dibaptis dapat beroleh keselamatan/ masuk surga. Itu merupakan ajaran resmi orang Katolik dengan memandang bahwa keselamatan karena Yesus menawarkan keselamatan kepada semua orang.Dalam perjalanan bangsa Indonesia Pancasila diharapkan dapat menjadi pemersatu bangsa dalam setiap perbedaan yang begitu plural itu, namun ternyata pelaksanaanya masih sering hanya seperti angan-angan saja. Sebenarnya nilai yang perlu ditanamkan adalah rasa toleransi yang tinggi, sehingga mau menerima perbedaan yang ada. Maka dari itu perlu adanya pemimpin yang berideologi tinggi dalam memacu rasa toleransi di masyarakat.

      Hapus
  7. Nama: Yohanes Simatupang
    NIM : 15.02.590
    Ting/Jur: I/PAK
    Perjuangan Humanisme Y.B. Mangunwijaya
    Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka ,
    Faham Dasar Pendidikan Mangunwijaya

    Mangunwijaya adalah seorang humanis religius yang mencurahkan seluruh hidup dan karyanya untuk memperjuangkan terwujudnya humanis. Romo Mangun menganggap bahwa pendidikan tidak menghasilkan “manusia-manusia humanis. Dimana pendidikan selalu bertolak belakang dengan humanisme. Untuk itu, baginya, pendidikan harus ditempatkan dalam kerangka evolusi, yaitu upaya mengantar murid, bangsa, bahkan umat manusia ke-arah pendewasaan. Menurut MangunWijaya, konsep manusia yang ingin di kembangkannya adalah manusia humanis. Ada dua sikap menghadapi humanis di melenium ketiga saat itu: sikap optimis dan sikap psimistis. Sikap optimis dicerminkan misalnya oleh sebuah simposium. Romo Mangun pun menerapkan paradigm berpikir nggiwar itu di dalam setiap langkahnya memperjuangkan humanism. Dibidang sosial politik, Romo Mangun memang berpolotik, tapi bukan politik yang dalam arti mencari kekuasaan dan mempertahankannya dengan segala cara. Ia menampilkan hati nurani sebagai bagian integral dari perpolitikan. Politik harus menggunakan hati nurani dan hati nurani sendiri juga harus dipolitikkan untuk mencapai kesejahtraan masyarakat luas dan demi keadilan bagi seluruh lapisan. Faham humanism religius tampak dalam penghayatan Romo Mangun sebagai pastor, yang tidak konvensional. Panggilan imamatnya berakar dan di inspirasikan oleh daya tarik rakyat yang miskin. Dan bukan panggilan kegerejaan/keagamaan sebagaimana kebanyakan pastor. Dalam Gereja Diaspora Romo Mangun dengan jelas mengidealkan Gereja sebagai jarigan titik-titik simpul organik yang berpijak pada realitas serba heterogen tidak beranggotakan orang-orang berdasarkan daerah, tetapi berdasarkan fungsi atau lapangan kerja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Yohanes Simatupang
      NIM:15.02.590
      Ting/Jur:I/PAK
      Manusia Humanis Menurut Romo Mangun. Dari sajian kelompok 2.

      Pendidikan menurut Romo Mangun adalah mengantar dan menolong anak untuk mengenal dan mengembangkan potensi-potensi dirinya agar menjadi manusia yang mandiri, dewasa, utuh, merdeka, bijaksana, humanis, dan mampu menjadi sosok Pasca-Indonesia dan Pasca-Einstein. Sekaligus peduli dan solider dengan sesama manusia. Dia mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk ‘’pemanusiaan manusia’’. Melalui proses ‘’humanisasi’’ dan ‘’hominisasi’’ atau dengan ringkas disebut sebagai pendidikan humaniora. Untuk itu, ia menawarkan sebuah konsep manusia humanis yang terbebas dari belenggu-belenggu feodaisme. Baik feodalisme khas Jawa maupun warisan politik colonial. Romo Mangun menamakan konsep manusia humanis itu dengan istilah manusia Pasca- Indonesia atau Pasca-Nasional dan Pasca-Einstein. Jadi manusia hanya bayangan saja, tidak sejati. Hal itu sejajar dengan filsafat ide dari Plato digerakkan oleh Ki Dalang (Tuhan Yang Maha Esa) di alam penentu sejati jagad gedhe (makro-kosmos). Segala peristiwa kehidupan manusia ‘’ wus dhasar pinasthi karsaning dewa’’ (sudah diniscayakan oleh kehendak para dewa). Arief Budiman menyatakan bahwa semua Indonesia seutuhnya merupakan konsep sosiologi. Dalam arti untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya itu, usaha harus ditunjukkan kepada pencarian system sosial yang dapat mengembangkan potensi yang unik dari tiap-tiap individu. Romo Mangun mengutarakan gagasannya tentang pendidikan yang dirumuskan:
      - Pendidikan haruslah bersifat terbuka kea rah masa depan.
      - Pendidikan harus mencerdaskan kehidupan dengan memberi kebebasan pada para anak didik.
      - Perlu perbaikan hubungan guru murid dalam stituasi kekeluargaan dan hidup bersam (convivium), pola pandidikan harus memberi lebih banyak peluang untuk anak didik dalam mengungkapkan pengalaman mereka.





      Hapus
    2. Nama : Yohanes Simatupang
      NIM : 15.02.590
      M.Kulia: Ilmu Budaya Dasar
      Dosen : Pdt.Edward Simon Sinaga, M.Th
      Pasemon dalam karya sastra romo mangun, Kelompok 3.
      Ternyata Romo Mangun ini tidak hanya ahli dibidang arsitektur saja. Melainkan dia juga mempunyai pasemon dalam karya sastra. Dalam Karya Sastra Romo Mangun, yang dimana Karya sastranya adalah, Roman dan Novel. Yang didalamnya merupakan pasemon atau ungkapan, ucapan yang menggambarkan suatu keadaan yang mengingatkan orang kepada peristiwa sejarah, dongeng, atau mitos yang pernah terjadi. Romo Mangun adalah seorang Pastor yang banyak menulis Roman dan Novel. Pada novel Burung-Burung Rantau, dia berjumpa dengan seorang tokoh yang juga gandrung akan kemerdekaan. Di dalam novel itu, Marineti alias Neti, si penggandrung kebebasan, digambarkan sebagai tokoh yang “mewakili bangsa manusia yang membebaskan diri dari komunitas yang percaya pada takhayul dan terkurung. Novel Manyar (1981) dan Romo Rahadi (1981) menampilkan gambaran kehidupan yang untuk meminjam kata-kata Bung Karno, deskripsi tentang vivere pericoloso. Maksudnya, hidup yang nyrempet-nyrempet bahaya alias mengambil banyak risiko. Dimana romo mangun ini mempunyai keberanian dalam mengekspresikan apa yang di pikirannya. Romo juga mencerca kebudayaan Jawa yang feodalistik, seperti ditunjukkan oleh suasana kekuasaan Mataram, tetapi novel Manyar penuh dengan kosa kata Jawa, hingga butuh penjelasan khusus untuk itu. Dan yang lebih meyakinkan siapa Romo Mangun adalah moto ny;“Bukankah hari Tuhan itu kegelapan dan bukan terang, kelam kabut dan tiada cahaya?”.Yang lebih dahsyat adalah ini: “Keragu-raguan adalah sebentuk penghormatan kepada keberanian.” (Ernest Renan). Moto ini mengingatkan sepucuk surat sangat pendek Albert Camus kepada seorang perempuan (mungkin pacarnya).

      Hapus
    3. Nama :Yohanes Simatupang
      NIM :15.02.590
      Materi ke 4
      “Keberpihakan pada Kaum Miskin, Konteks yang Melatarbelakangi dan Gambaran Kaum Miskin dalam Balada Becak Karya Y.B. Mangunwijaya”
      Pada pertemuan keempat ini, saya menyimpulkan bahwa Romo Mangun memang sangat mengispirasi bagi banyak orang, karena ia begitu peduli terhadap orang-orang yang diterlantarkan oleh pemerintah. Ia ingin menegakan kebenaran ,keadilan dan kebaikan kepada mereka yang selama ini kurang diperhatikan oleh pemerintah negeri ini. Dimana materi ini dituliskan oleh B. Rahmanto dari Novel Y.B. Mangunwijaya. Dalam Novelnya Romo Mangun yang berjudul “Balada Becak” bercerita tentang Kaum Miskin. Berbicara tentang Kaum Miskin dalam istilah lain ada juga disebut manusia Marginal yang artinya orang yang terpinggirkan. Lewat novel BB Mangunwijaya menafsirkan realitas sosial masa kini dengan tokoh tukang becak berusia muda di tengah belantara urban Kota Yogyakarta di masa Orde Baru yang militeristis dan mendewakan teknologi. Mangunwijaya dalam novelnya mengungkapkan kata-kata emasnya yaitu ketidaktulusan akan selalu mengalami nasip yang tak menguntungkan dalam kisahnya. Yusuf adalah tokoh utama dalam novel Mangunwijaya, Yusuf yang dipanggil Yus itu adalah anak tukang becak bernama Kario Sentono, ibunya sudah tiada. Dia hanyalah lulusan SMA, dia mau melanjut persekolahannya tetapi tidak mempunyai biaya. Namun pemuda tersebut hanya bisa merenungkan nasibnya dan keinginan yang tidak kesampaian ,karena tidak ada biaya untuk meneruskan pendidikan. Dan dalam kesehariannya ia bekeja di bengkel abangnya, serta ia sering lembur dalam bengkel tersebut. Keberpihakan Mangunwijaya kepada mereka bukan asal berpihak, tetapi menunjukan kemungkinan menyebabkan serta bagaimana Mangunwijaya menyikapinya, sangat sinkron dengan esai-esainya dan tanggapan orang lain terhadapnya. Melalui karya-karyanya, kita dapat melihat begitu banyak teguran-teguran bagi pemerintah agar lebih memperhatikan orang miskin. Mangun ingin mengimbau kawan-kawan sebangsa untuk merenungkan kembali pertanyaan dasar kahidupan, dan khususnya bertanya kembali maksud esensi Revolusi 1945. Novel BB dapat dikategorisasikan sebagai novelet yang bersumber pada peristiwa realitas sosial masa kini.

      Hapus
    4. Nama : Yohanes Simatuppang
      NIM :15.02.590
      SIPENGGEMBALA CERITA Materi 5
      Penggembala cerita disini adalah Yusuf Bilyarta Mangunwijaya. Mangunwijaya merupakan pengarang cerpen, novel, dan esai, serta berperan juga sebagai pembaca terkun dan tukang komentar dalam karyanya. Mangun Wijaya lebih memilih menulis dengan novel dari pada puisi, sebab ia ingin menyampaikan pesan (cerita) mengenai hidup dalam keseharian.Pemikiran-pemikirannya dalam bersastra banyak dipengaruhi oleh karya-karya pengarang Indonesia, diantaranya: Pramoedya Ananta Toer, Hamka, A. A. Navis, Achdiat Karta Mihardja, Iwan Simatupang, Putu Wijaya, Kuntowijoyo, Mrianne Katoppo dan Nasjah Djamin, dan bukan hanya itu saja, melainkan juga novel-novel garapan pengarang Eropa, Amerika dan Arab. Tokoh-tokoh di novel-novel YBM sering sarjana, manusia intelektual, berpengetahuan dengan kiblat Barat-Timur. Nilai-nilai hidup dan kemanusiaan sering disorot dengan mata intelektualitas, mengarah ke universitas tanpa abaikan lokalitas. Kehadiran tokoh dan tema perlahan memusat ke urusan hati nurani dan religiositas. Pamela Allen menganggap kehadiran novel Burung-Burung Manyar merupakan kesengajaan “mencomot”. Kesejarahan ideology dan nalar imajinasi cultural. Dia memeperlihatkan kepeduliannya kepada orang-orang miskin dan orang yang kurang diperhatikan oleh pemerintah. Sehingga tidak heran bahwa dalam karyanya banyak tersirat nilai-nilai kemanusiaan. Karyanya juga mengajak pembaca menjadi tukang tafsir lambang, sebab novel-novel YB Mangun Wijaya adalah jagat lambang. YBM tahun 1986 pernah berpetuah, “sastra atau bersastra itu pewahyuan hidup manusia” dalam makna aktualisasi diri. Dalam pemikirannya adalah bahwa bersastra merupakan suatu kewajaran, kelumrahan dan kelaziman tanpa harus bernalar hierarkis atau diskriminatif, sebab sastra berada dalam keseharian. Menurutnya dalam bersastra memerlukan “ketulusan”, dengan pengertian kesungguhan. Trimakasih
      Salam IBD..

      Hapus
    5. Nama : Yohanes Simatupang
      NIM :15.02.590
      M. Kuliah : Ilmu Budaya Dasar (IBD)
      Dehumanisme Politik Agama Di Indonesia, materi VI
      Indonesia memiliki beragam-ragam suku, ras, bahkan agama yang menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. Dalam hal ini negara Indonesia agaknya memiliki sifat inklusif terhadap pluralisme yang ada di indonesia. Keberagaman dan perbedaan tersebut menimbulkan dehumanisme yang bersifat sosial bahkan politik dalam beragama di Indonesia. keberagaman atau pluralitas adalah fakta sosiologis. Keberagaman terlihat nyata dalam etnisitas, agama, kepercayaan, warna kulit, bahasa, dan tradisi. Semua itu menjadi modal sosial yang amat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Fakta kebinekaan agama di indonesia melatarbelakangi adanya prinsip kebebasan beragama dalam konstitusi. Dalam berbagai dokumen HAM, kebebasan diartikan dengan kekuasaan atau kemampuan bertindak tanpa paksaan; ketiadaan kendala (hambatan). Hak itu dibatasi oleh kewajiban dan tanggung jawab seseorang untuk menghargai dan menghormati sesama manusia, apapun agamanya. Pembatas kebebasan beragama mengarah kepada pembatasan untuk mewujudkan, mengejawantakan atau memanifestasikan agama. Dan juga keyakinan sesorang yang termasuk kebebasan bertindak. Salah satu bentuk upaya konkret untuk mengkikis dehumanisme dalam bidang agama adalah menegakkan prinsip pluralisme agama. Pluralisme hendaklah dimaknai bahwa setiap pemeluk agama harus berani mengakui eksistensi dan hak agama lain. Dan selanjutnya bersedia aktif dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan berbagai agama menuju terciptanya suatu keharmonisan masyarakat.
      Trimakasi..salam IBD.

      Hapus
    6. Nama : Yohanes Simatupang
      NIM :15.02.590
      M.Kuliah : Ilmu Budaya Dasar (IBD)
      AGAMA DAN PLURALISME, materi VII
      Indonesia merupakan Negara paling plural di dunia, dengan beragam suku dan agama . Dalam nilai-nilai Pancasila semua warga Negara sama saja, memiliki hak dan kewajiban yang sama. Pancasila memecahkan permasalahan perbedaan dalam Negara Indonesia. Setiap masyarakat diharapkan dapat menerima kenyataan bahwa Indonesia sebuah pluralitas, artinya harus bersedia menerima kekhasan masing-masing dan segala pemaksaan terhadap pandangan hidup kepada orang lain harus dibuang. Sehingga dapat merasa berada di rumah sendiri, merasa aman dan dilindungi. Persatuan dalam Negara Indonesia sekarang diancam dengan kehadiran eksklusivisme yang memaksakan pandangan mereka. Tetapi kita haruslah memahami bahwa setiap kelompok bebas menurut cita-citanya sendiri dan tidak ada kelompok yang dapat memaksakan kehendaknya. Sebagai Negara yang penuh dengan keberagaman, maka pluralisme adalah nilai yang paling hakiki bagi Negara Indonesia. Seorang yang pluralis menerima bahwa setiap manusia mempunyai kepercayaan yang berbeda-beda, percaya bahwa masing-masing memiliki kebenaran; tetapi bersatu dalam nilai yang kita miliki bersama. Namun tidak hanya itu, reaktualisasi Pancasila juga sangat penting dalam membangun rasa pluralisme antar masyarakat di Indonesia. Sehingga dalam pelaksaanaannya masyarakat menerima kenyataan bahwa Indonesia sebuah pluralitas, artinya bersedia menerima kekhasan masing-masing. Itulah yang menjadi inti dari kebebasan beragama, bahwa pihak lain tidak berhak mencampuri ajaran agama orang lain. Akan tetapi di Indonesia masih banyak terjadi kekerasan yang mengatas namakan agama. Mereka beranggapan bahwa agama merekalah yang paling benar, sehingga tidak mau menerima agama orang lain yang ada di lingkungannya. Sehingga apabila kekerasan dalam agama masih dibiarkan maka akan merusak harkat dan martabat agama itu sendiri.
      Salam IBD..

      Hapus
  8. Nama : Ruspita Sari Bangun
    NIM : 10.02.583
    "Humanisme Y.B Mangunwijaya Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka"

    Y.B Mangunwijaya adalah seorang humanis yang mencurahkan seluruh hidup dan karyanya untuk memperjuangkan terwujudnya humanisme. Romo Mangun adalah seorang pastor atau pelayan gereja yang mau keluar dari batasan kegerejaan untuk kemanusiaan. Karena Romo Mangun tidak senang dengan ketidakadilan terhadap rakyat miskin. Dalam humanisme tersebut nilai-nilai kemanusiaan akan dijunjung tinggi seperti; Keadilan, kebenaran dan kebaikan. Faham humanisme religius tampak dalam penghayatan Romo Mangun sebagai pastor, yang tidak konvensional. Panggilan imamatnya berakar dan di inspirasikan oleh daya tarik rakyat yang miskin, dan bukan panggilan kegerejaan/keagamaan sebagaimana kebanyakan pastor. Romo ingin menegakkan/ menuntut perkataan yang terdapat dalam sila ke-lima yang aktualisasinya tidak sesuai dengan yang dialami rakyat. Buktinya banyak rakyat yang menderita akibat ulah para koruptor. Namun Romo bukan hanya membela begitu saja dengan berharap orang miskin diberi bantuan, bukanlah seperti itu yang dia inginkan. Ia mengatakan bahwa miskin pun, tetapi harus miskin yang bermartabat. Romo mengajarkan kita bahwa semua manusia adalah sama. panggilan imamatnya berakar dan di iispirasikan hanya oleh daya tarik rakyat miskin dan bukan panggilan kegerejaan/ keagamaan sebagai mana kebanyakan pastor. Romo Mangun keluar dari gedung gereja hanya untuk melayani dan menegakkan keadilan, kemanusiaaan dan kebenaran untuk orang miskin. Romo mangun mengeritik pemerintah karena menurut dia keadilan pemerintah tidak setara terhadap orang miskin, orang miskin selalu di belakangkan dan bahkan terkadang tidak di perdulikankarena orang miskin di anggap hanya untuk merugikan, sedangkan orang yang mampu selalu di utamakan karena dianggap sebagai keuntungan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. UAS BERJALAN II
      Nama : Ruspita Sari Br Bangun
      NIM; 15.02.583
      .Yusuf Bilyarta (Y.B) Mangunwijaya yang lebih akrab dipanggil dengan sebutan Romo Mangun. Dan dia lahir pada tanggal 6 Mei 1929 di Ambarawa, dia anak sulung dari 12 bersaudara dan 7 antaranya perempuan. Romo Mangun hidup disaat zaman kolonial dan banyak rakyat yang tertindas yang ditindas oleh penjajah yang hanya memikirkan uang dan kesuksesan Negara mereka. Menurut Y.B. Mangunwijaya, citra manusia tradisional Jawa pada hakikatnya adalah citra wayang belaka pada kelir jagad cilik (mikro-kosmos), jadi manusia hanya bayangan saja, tidak sejati. Dengan konsep manusia seperti itu, maka prinsip pendidikan Jawa dan yang tradisional seumumnya hanyalah penyadaran posisi, status serta kewajiban murid/ orang muda dalam piramida tatanan hierarkis yang sudah dipredestinasi oleh nasib. Dibarat diakui, bahwa bapak filsafat dan gerakan pendidikan modern (antifeodal anti-otoriter) ialah Socrates (470-399 SM) yang mengajar bahwa setiap manusia dari dalam dirinya sudah hamil dengan kebenaran (truth). Guru bagai bidan, yang memang harus aktif menolong, akan tetapi kelahiran bayi (kebenaran) dilakukan oleh manusia atau anak yang bersangkutan itu sendiri. Dengan demikian, pendidikan semestinya menjawab daya-daya afektif dan perangi dasar kemanusiawian (I’honnete home) dalam diri sianak. memiliki rasa artistik yang tinggi sehingga mampu mengembangkan berbagai hasil kerajinan dan kesenian yang tinggi, suka tolong-menolong, bergotong-royong, berhati lembut, suka damai, adanya ikatan kekeluargaan yang mesra, memiliki kecerdasan yang cukup baik, terutama yang menyangkut keterampilan yang bertujuan membimbing setiap orang terkhusus anak muda dalam membentuk nilai kemanusiaan.

      Hapus
    2. UAS BERJALAN III
      Nama : Ruspita Sari Br Bangun
      NIM; 15.02.583
      Romo Mangun Wijaya mengungkapkan pikirannya, dalam novel-novel yang ia buat yang menyentuh religiositas. Jelas, ketika sastra menempatkan manusia sebagai mahluk yang bermartabat dan berharga, saat itulah sastra telah menyentuh aspek terdalam dalam pengalaman manusia: religiositas. Pada titik yang muncul empati antara lain yang mewujud dalam bentuk pemberdayaan, seperti misalnya Roro Mendut. karya Romo Mangun terkandung didalamnya banyak arti. Ia ingin meneladani weltanschauung Romo bahwa ulasan ini terbuka. Dengan meminjam istilah Romo Mangun sendiri. Sastra Karya Novel Romo Mangun ialah Burung-Burung Manyar yang terbit pada tahun 1981, selanjutnya Trilogi Roro Mendut, Romo Rahadi dan lain-lain. mari lah kita mengikuti jejak Romo Mangun yang sangat gigih dalam menggapai suatu hal.
      Terimakasih, SYALOM
      SALAM IBD

      Hapus
    3. Nama : Ruspita Sari Br Banggun
      NIM : 15.02.583
      Y.B Mangunwijaya adalah seorang humanis yang mencurahkan seluruh hidup dan karyanya untuk memperjuangkan terwujudnya humanisme. Romo Mangun adalah seorang pastor atau pelayan gereja yang mau keluar dari batasan kegerejaan untuk kemanusiaan. Karena Romo Mangun tidak senang dengan ketidakadilan terhadap rakyat miskin. Dalam Novelnya Romo Mangun yang berjudul “Balada Becak” bercerita tentang Kaum Miskin. Berbicara tentang Kaum Miskin dalam istilah lain ada juga disebut manusia Marginal yang artinya orang yang terpinggirkan. Novel “Balada Becak”, bersumber pada peristiwa sosial masa kini. Lewat novel BB Mangunwijaya menafsirkan realitas sosial masa kini dengan tokoh tukang becak berusia muda di tengah belantara urban Kota Yogyakarta di masa Orde Baru yang militeristis dan mendewakan teknologi. Tokoh-tokoh dalam BB yang dapat dikategorikan sebagai manusia marginal antara lain: Yusuf, Rahmat, pekerja-pekerja di bengkel las, anak-anak kecil disekitar bengkel, pedagang gori (Bu Dullah), pembantu-pembantu, pemuda-pemuda pengangguran, dan mahasiswa akademi yang miskin. Mangun ingin mengimbau kawan-kawan sebangsa untuk merenungkan kembali pertanyaan dasar kahidupan, dan khususnya bertanya kembali maksud esensi Revolusi 1945. Novel BB dapat dikategorisasikan sebagai novelet yang bersumber pada peristiwa realitas sosial masa kini. Seperti proses lirik Pengakuan Pariyem karya almarhum Linus Suryadi yang menafsirkan tokoh Pariyem yang terjebak dalam belantara kepriayian Ngayogyakarta, lewat novel BB Mangunwijaya menafsirkan realitas sosial masa kini dengan tokoh tukang becak berusia muda di tengah belantara urban Kota Yogyakarta di masa Orde Baru yang militeristis dan mendewakan teknologi. Dengan demikian, mulai saat ini kita harus lebih menghargai pengorbanan orang tua kita yang telah memberikan kita biaya untuk melanujutkan pendidikan, dengan cara belajar dengan giat dan memperoleh nilai yang memuaskan.

      Hapus
    4. Nama: Ruspita sari
      Nim:15.02.583
      TKJ/Jur:I PAK
      M. Kuliah: Ilmu budaya dasar
      UAS BERJALAN V.
      Pengarang buku Si Penggembala Cerita ini bernama Y.B.Mangunwijaya(1929-1999). YBM adalah Penggembala Cerita. Kita mengenali sebagai pengarang cerpen, novel,esay. YBM juga pembaca novel-novel garapan pengarang Eropa,Amerika,Arab. Ketekunaan membaca novel merangsang uraian-uraian mengenai religiositas. Pilihan menggarap novel menjelaskan misi bersastra. YBM tidak mengelak dari puisi. YBM tak harus dijuluki” manusia –prosa”atau “manusia-puisi”. Prosa adalah “perantaraan” hadir ke sidang pembaca dan realitas. Puisi adalah “pendalaman” tanpa pengetatan struktur sastra. YBM memberi janji bahwa suguhan cerita-cerita berpijak ke kontemplasi.dan si Penggembala cerita mengajak pembaca menjadi tukang tafsir lambang. Novel-novel YBM adalah jagat lambang. YBM pun mengakui wayang adalah referensi. YBM adalah penabur lambang di novel. YBM memiliki kompetensi tentang ilmu-ilmu mutakhir, tapi selalumengembalikan cerita ke rumah alam, flora dan fauna. Pembaca mengalami pengembaraan imajinasi, membaca dan merenung berbekal pengetahuan tentang fauna. YBM membahasakan bahwa susastra mesti historis dan filsafat. YBM juga menghendaki diri sebagai “ sastrawan hati nurani”. Sastra tak sekadar cerita. Sastra berurusan dengan hati nurani. Penggembala cerita pun mejalankan misi mengantar pesan-pesan dan mengundang pembaca ke amalan-amalan hidup berhati nurani.

      Hapus
    5. Nama: Ruspita sari
      Nim:15.02.583
      TKJ/Jur:I PAK
      M. Kuliah: Ilmu budaya dasar
      UAS BERJALAN VI
      Dehumanisme Politik Agama Di Indonesia, materi VI
      Indonesia memiliki beragam-ragam suku, ras, bahkan agama yang menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. Dalam hal ini negara Indonesia agaknya memiliki sifat inklusif terhadap pluralisme yang ada di indonesia. Keberagaman dan perbedaan tersebut menimbulkan dehumanisme yang bersifat sosial bahkan politik dalam beragama di Indonesia. keberagaman atau pluralitas adalah fakta sosiologis. Keberagaman terlihat nyata dalam etnisitas, agama, kepercayaan, warna kulit, bahasa, dan tradisi. Semua itu menjadi modal sosial yang amat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Fakta kebinekaan agama di indonesia melatarbelakangi adanya prinsip kebebasan beragama dalam konstitusi. Dalam berbagai dokumen HAM, kebebasan diartikan dengan kekuasaan atau kemampuan bertindak tanpa paksaan; ketiadaan kendala (hambatan). Hak itu dibatasi oleh kewajiban dan tanggung jawab seseorang untuk menghargai dan menghormati sesama manusia, apapun agamanya. Pembatas kebebasan beragama mengarah kepada pembatasan untuk mewujudkan, mengejawantakan atau memanifestasikan agama. Dan juga keyakinan sesorang yang termasuk kebebasan bertindak. Salah satu bentuk upaya konkret untuk mengkikis dehumanisme dalam bidang agama adalah menegakkan prinsip pluralisme agama.

      Hapus
    6. Nama: Ruspita sari
      Nim:15.02.583
      TKJ/Jur:I PAK
      M. Kuliah: Ilmu budaya dasar
      UAS BERJALAN VIl
      AGAMA DAN PLURALISME, materi VII
      Indonesia merupakan Negara paling plural di dunia, dengan beragam suku dan agama . Dalam nilai-nilai Pancasila semua warga Negara sama saja, memiliki hak dan kewajiban yang sama. Pancasila memecahkan permasalahan perbedaan dalam Negara Indonesia. Setiap masyarakat diharapkan dapat menerima kenyataan bahwa Indonesia sebuah pluralitas, artinya harus bersedia menerima kekhasan masing-masing dan segala pemaksaan terhadap pandangan hidup kepada orang lain harus dibuang. Sehingga dapat merasa berada di rumah sendiri, merasa aman dan dilindungi. Persatuan dalam Negara Indonesia sekarang diancam dengan kehadiran eksklusivisme yang memaksakan pandangan mereka. Tetapi kita haruslah memahami bahwa setiap kelompok bebas menurut cita-citanya sendiri dan tidak ada kelompok yang dapat memaksakan kehendaknya. Sebagai Negara yang penuh dengan keberagaman, maka pluralisme adalah nilai yang paling hakiki bagi Negara Indonesia.

      Hapus
  9. Nama : Rajiman Brema Nober Girsang
    Nim :15.02.580
    Ting/Jur : 1 PAK

    " Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka "
    Dalam pembelajara tentang Y.B Mangunwijaya adalah humanis religius yang mencurahkan seluruh hidup dan karyanya untuk memperjuangkan terwujudnya humanisme. Humanisme menuntut pembaruan hidup dan terlebih sikap yang mau menjadi manusiawi dan menghargai kemanusiaan. Bahkan romo ingin keluar dari batasan-batasan gedung gereja karna untuk kemanusiaan. Demi kemanusian, dia tidak memilih uang atau materi walaupun iya bisa mencari materi. Karena di mata Romo manusia itu jauh lebih berharga dari semuanya. Romo juga merintis kerja sama masyarakat bawah. Dan pemberdayaan oran-orang miskin tanpa pandang perbedaan agama. Secara vokal ia memberikan sumbangannya dalam dua arah. Sebab ia berani menyatakan kritikanya pada pemerintah. Ketika pemerintah berkesan otoritarian. Dan semena-mena dalam keputusan yang berkaitan dengan nasib rakyat. Romo juga banyak mengkritik program pemerintah yang bersifat penyeragaman, formal. Dan kurang memberikan kreativitas anak didik dan menekankan kreativitas. Dan untuk itu perlu perbaikan sistem pendidikan, hubungan guru-guru harus di perbaiki dalam situasi keluarga . Dalam dua kerangka besar inilah Indonesia ikut menyumbangkan pemikiran dalam pergaulan dunia yang luas. Sebagaimana yang di inginkan dan dicita-citakan oleh Romo.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Rajiman Brema Nober Girsang
      NIM : 15. 02. 580
      Ting/Jur : 1 PAK
      Judul : ‘’ Manusia Humanis Menurut Romo Mangun ‘’
      UAS berjalan II

      Menurut Romo Mangun di dalam setiap sistem pendidikan itu ditentukan pendidikan oleh visi filsafat yang dimana bertentangan tentang manusia dan citra manusianya yang dianut sehingga tidak netral. Karena visi filsafat pendidikannya itu berpengarus untuk masa depan manusia. Namun, pembentukan manusia yang humanis itu terbentur oleh budaya feodaisme yang sudah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat indonesia.
      Romo Mangun juga melontarkan konsep Pasca – Einstain, yang memiliki sikap mengajak segenap generasi muda untuk bersikap dianamika relativitas, dengan tidak mutlak karena segala sesuatu itu bersifat relative dengan berpikir kreatif, eksplorasi, inklusif, dan pluraristik. Pendidikan Romo Mangun juga menghantar dan menolong anak untuk mengenal dan mengembangkan potensi – potensi dirinya agar menjadi manusia yang bersifat mandiri, berpotensi, bertanggung jawab, dan mampu menjadi bijaksana, sekaligus peduli dengan solider. Pendidikan itu juga dapat menjadi kehidupan dengan mencerdasakan pada para anak didik. Dimana pendidikan itu, dapat sebagai pengembangan manusia dianggap sebagai tolak ukur kewajaran kehidupan untuk masa depan anak didik tersebut.

      Hapus
    2. Nama : Rajiman Brema Nober Girsang
      NIM : 15. 02. 580
      Ting/Jur : 1 PAK
      Judul : ‘’ Pasemon Dalam sastra Karya Romo Mangun ‘’
      UAS berjalan III
      Romo Mangun itu adalah genre sastra yang lebih bebas ketimbang mitologi. Dimana ia menuliskan kembali tentang cerita – cerita dari Kitab Suci, sehingga seperti dalam Khotbah cerita Romo yang menyambungkan hidup masa kini dengan pengalaman Religiostas orang – orang, baik ditulis di dalam kitab Perjanjian Baru maupun dalam Kitab Perjanjian Lama. Dalam kenyataanya romo Mangun menuliskan sebuah bentuk sastra baru itu yang memiliki posisi berseberangan dengan mitologi.
      Isu pokok atau sub Isu Novel – novel Romo Mangun menggambarkandengan jelas oleh Novel itu bhwa seorang perempuan pemberani, pemberontak, dan memiliki sifat kelaki – lakian. Novel ini mempertegas watak Mendut dan sekaligus “ mendekonstruksi “ gambaran yang ada di dalam serat dengan mengungkapkan kandungannya dari dalam : ia seorang perempuan pemberani, dan bahkan pemberontak. Dengan melalui novel ini membuat para pembaca untuk mengajak menjelajahi ke jagat suatu terra incognita yang belum pernah kita kenali sebelumnya.Romo Mangun dan Novel, beda dengan mite, mitologi, dan legenda adalah karya sastra dari kebudayaan menulis. Karya – karya Romo Mangun ini akan sangat efektif bagi kaum terpelajar yang rajin membaca. Pandangannya utuh tentang manusia yang tidak hitam putih sangat membebaskan pembaca dari wawasannya yang stereotipika.

      Hapus
    3. NAMA: RAJIMAN BREMA NOBER GIRSANG
      NIM: 15.02.580
      TING/JURS: 1 PAK
      M. KULIAH: Ilmu Budaya Dasar ( IBD )
      DOSEN: Pdt. EDWARD SINAGA M, Th
      Judul: " Keberpihakan pada Kaum Miskin, Konteks yang Melatar Belakangi dan Gambar Kaum Miskin dalamBelada Bercakkarya Y.B Mangunwijaya. "
      Dalam dua dekade terakhir pada abad ke-20, telah muncul Paradikma baru pendekatannew historicismyang diplopori oleh Stephen Greenblatt. Dalam Tulisanya yang berjudul “The Touch of the Real”, stephen Greenblatt Menegaskan bahwa dunia yang digambarkan dalam karya sastra bukanlah sebuah dunia alternatif melainkan sebuah caramengedintifikasikandunia tunggal yang kita huni. stephen Greenblatt menekankandemisi politis-ideologis produk-produk budaya. Jika kita membacabelada becakkarya Mangunwijaya,new historicismmenyerahkan agar teks-teks sastra dan teks-teks nonsastra dipilih menurut pilihan yang didasarkan pada tema wacana yang akan diembangkan.
      Menurut Mangunwijaya, proses terjadinyaBurung-BurungManyar dan novel-novelnya yang lain, kebanyakan meminta waktu relatif banyak melelui jalan coba dan sesat.Burung-Burung Manyar semula dimaksudkan hanya sebagai sebentuk novel untuk “mengabadikan” kotaMagelang-Ambarawa. Novel itu terdorong oleh kejengkelannya mengenai pemalsuan-pemalsuan dan pemitosan peristiwa-peristiwa sejarah yang tidak sehat. Mangun ingin mengimbau kawan-kawan sebangsa untuk merenungkan kembali pertanyaan dasar kahidupan, dan khususnya bertanya kembali maksud esensi Revolusi 1945.
      Mengkhayal adadalah pelampiasan logis bagi keinginan yang tak kesampaian, alternatif yang diplajari secara terpisah dari fakta-fakta lainya seperti Ekonomi, politik, agama. Gambaran mausia Marjinal dalamBelada Becakdikatagorikan sebagai manusia marginl antara lain: Yusuf, Rahmat,pekerja-pekerja di bengkel las, anak-anak kecil disekitar bengkel, pedagang gori(Bu Dullah) dan pembantu-pembantunya, pemuda-pemuda penganguran, dan mahasiswa akademi musik yang miskin.


      Terima Kasih Syaloom

      Hapus
    4. Nama : Rajiman Brema Nober Girsang
      Nim : 15.02.580
      M. Kuliah : Ilmu Budaya Dasar (IBD)
      Kelompok : Kelompok V ( Lima)
      Dosen : Pdt. Edward Sinaga, M.Th
      Judul : " Si Pengembala Cerita."

      Penggembala cerita ingin susastra adalah urusan kontemplasi. Pengajuan peristiwa dan tokoh mengenai bagai tema bermula dan berujung dengan pengikatan kontemplasi.YBM (1986) pernah berpetuah:”sastra atau bersastra itu pewahyuan hidup manusia.” Pewahyuan itu mengandung aktualisasi diri.Bersastra adalah perkara biasa. Kita bisa mengartikan “biasa” sebagai kewajaran, kelumrahan, kelaziman tanpa harus bernalar hierarkis atau diskriminatif. Sastra ada dalam keseharian. Sastra itu hidup. Kitatak menaruh sastra sebagai urusan “jenjang” ,”keterpilihan”,”pembeda”. YBM menghendaki sastra ada di laku hidup keseharian agar tak ada “keberjarakan” atau“pengasingan”.Pilihan menggarap novel menjelaskan misi bersastra. YBM tidak mengelak dari puisi.
      Penggembalacerita pun mejalankan misi mengantar pesan-pesan dan mengundang pembaca keamalan-amalan hidup berhati nurani. Sasatra menghampiri membaca sebagai suluh untuk mengamali dan mengartikan hidup, berpijak ke hati nurani.Pilihan menggarap Novel menjelaskanmisi bersastra. YPM tak menggelak dari puisi. “lembaga prosa”memang memikat ketimbang puisi dengan kesadaran tak terjerat ke bentuk ragawi. Pembaca sulit mengelak bahwa novel-novel YPM adalah “lembaga prosa” tapi mengandung “kelebatan puisi”. YPM (1997) pernah berpendapat bahwa penulis novel serius alias “susastra” senasib dengan dalang, berpamrih mewartakan kesakralan lakon atau cerita.
      Pengembala cerita seolah ingin menggoda pembaca di episode-episode polemik.Suguhan-suguhan polemik dari pengembala cerita itu degenapi dengan seruan;”Cinta akan kebenaran,setia kepada kejujuran,maharsi yang tanpa gentar mencari yang sejati”seruan ini tampak diarahkan bagi kaum sarjana,tokoh di dunia,dan lakon indonesia.Penampilan tokoh-tokoh dengan kearifan dan semaian kebijaksanaan juga muncul dalan novelDurga Umayi(1991).

      Hapus
    5. Nama : Rajiman Brema Nober Girsang
      NIM : 15.02.580

      " UAS Berjalan VI "

      " DEHUMANISME POLITIK AGAMA
      DI INDONESIA "
      Didalam pembahasan sajian dari kelompok VI, saya merasa dalam negara Indonesia agaknya memiliki sifat inklusif terhadap pluralisme yang ada di indonesia. Keberagaman dan perbedaan tersebut menimbulkan dehumanisme yang bersifat sosial bahkan politik dalam beragama di Indonesia. Dan diama juga pada pembahasan kali ini, Bicara tentang agama, hakikatnya adalah bicara tentang interpretasi agama, dan faktanya tidak ada interpretasi tunggal dalam agama dan kepercayaan mana pun. Sepanjang interpretasi agama tidak membawa kepada pemutlakan agama dan kepercayaan tertentu, kekerasan, dan pemaksaan terhadap kelompok yang berbeda, lalu apa yang salah? Keberagaman agama adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindari, apalagi diingkari.
      Persoalannya, pemerintah tak sungguh-sungguh mengatur kehidupan umat beragama dengan prinsip humanisme yang menjamin kebebasan beragama bagi semua warga sesuai landasan Pancasila dan Konstitusi, serta semboyan bhinneka tunggal ika. Buktinya, dalam aturan yang lebih operasional, ditemukan sedikitnya empat bentuk kebijakan yang mencerminkan dehumanisme politik agama.
      Pertama, UU No.1/PNPS/1965 tentang pencegahan penyalahgunaan dan atau penodaan agama. Secara eksplisit UU tersebut mengandung larangan penafsiran yang berbeda dengan pokok-pokok ajaran. Anehnya, dalam implementasi hal itu dimaknai larangan untuk berbeda penafsiran dengan pemerintah yang katanya mewakili mainstream. Kebijakan tersebut jelas bertentangan dengan spirit kebebasan beragama. Kedua, Surat Edaran Mendagri No. 477/74054/1978 yang menegaskan lima agama “diakui”, yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, dan Budha. Ketiga, TAP MPR No. II/MPR/1998 tentang GBHN, antara lain menegaskan penyangkalan terhadap agama lokal, sekaligus himbauan terhadap pengikutnya memilih salah satu dari lima agama “diakui”, yang kemudian secara salah kaprah dianggap agama induk.

      Dalam konteks bangsa Indonesia yang secara sosiologis sangat plural, cara pandang keagamaan yang toleran, pluralis, dan peaceful sangat diperlukan untuk menjaga bumi pertiwi ini agar tidak larut dalam konflik, tidak tenggelam dalam jurang pertikaian, kekerasan, dan peperangan. Untuk itu, humanisme kebijakan pembangunan bidang agama mutlak diperlukan. Dan itulah yang diinginkan Romo Mangun dalam novel Burung-Burung Rantau: “…tanah air adalah tempat dimana penindasan diperangi, tempat dimana perang diubah menjadi kedamaian, kira-kira begitu. Tempat semua manusia diangkat menjadi manusiawi oleh siapa pun yang ikhlas berkorban. Dan patriotisme masa kini adalah solidaritas dengan yang lemah, yang hina, yang miskin, yang tertindas.”


      Sekian Dan Terima Kasih

      Syaloom....! :-)

      Hapus
    6. Nama : Rajiman Brema Nober Girsang
      NIM : 15.02.580

      " UAS Berjalan VII "

      " Agama dan Pluralisme "

      Dalam sajian terakhir ini atau sajian dari kelompok VII, saya sangat tertarik dan merasa bahwa di mana Fakta kebhinekaan agama di Indonesia melatarbelakangi adanya prinsip kebebasan beragama dalam konstitusi. Dalam berbagai dokumen HAM, kebebasan diartikan dengan kekuasaan atau kemampuan bertindak tanpa paksaan; ketiadaan kendala (hambatan); kekuasaan untuk memilih tindakan seseorang vis-à-vis negara, yang seringkali dilihat di dalam arti kebebasan dasar (fundamental freedom) dan tujuannya semata untuk melindungi martabat manusia.
      Dan di dalamnya itu paham Pluralisme setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa agamanya yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk surga (fatwa MUI). Pluralisme agama didasarkan pada satu asumsi bahwa semua agama jalan yang sama-sama menuju Tuhan yang sama, jadi menurut paham ini semua agama adalah jalan yang bebeda-beda menuju Tuhan yang sama. Pluralisme ini kerap dipadankan dengan inklusivisme yang dua-duanya sama berbahaya, bahkan inklusivisme lebih berbahaya karena mengajarkan bahwa agama bukanlah satu-satunya jalan keselamatan, dalam paham ini tidak boleh dianggap penganut agama lain bakal menghuni Neraka. Setelah mengetahui makna Pluralitas agama dan Pluralisme agama, menurut fatwa MUI di atas, sebagai muslim kita menolak Pluralisme agama, tetapi mengakui Pluralitas agama. Kita meyakini cuma orang Islam yang pasti bakal masuk Surga. Sedangkan pemeluk agama lain pasti masuk Neraka. Dalam dunia Kristen, pluralisme agama pada beberapa dekade terakhir diprakarsai oleh John Hick. Dalam hal ini dia mengatakan bahwa menurut pandangan fenomenologis, terminologi pluralisme agama arti sederhananya ialah realitas bahwa sejarah agama-agama menunjukkan berbagai tradisi serta kemajemukan yang timbul dari cabang masing-masing agama. Dari sudut pandang filsafat, istilah ini menyoroti sebuah teori khusus mengenai hubungan antartradisi dengan berbagai klaim dan rival mereka. Istilah ini mengandung arti berupa teori bahwa agama-agama besar dunia adalah pembentuk aneka ragam persepsi yang berbeda mengenai satu puncak hakikat yang misterius.



      #Sekian Dari Saya Pada UAS Berjalan Semester 2 ini, Kiranya kita Selaku Mahasiswa tidaklah Hanya Mempelajari dan Mempelototi, akan tetapi kita bisa melakukannya sedikit- demi sedikit, lama-kelamaan akan terbiasa untuk melakukannya.

      Dan seperti Contoh yang dapat saya simpulkan/ saya katakan dimana :" Seorang Supir Traktor melakukan pekerjaan dengan melihat hasil kerjaannya atau hasil traktorannya ke belakang, karena jika ia merasa hasil traktornya yang sudah ia kerjakan kurang puas /bagus, maka ia melakukan lebih baiknya lagi untuk kedepannya. Jadi bagi kita para Mahasiswa/i boleh lah kita melihat kesalahan kita kebelakang, karena kesuksesan itu akan kita dapatkan setelah kita melihat kesalahan yang suydah pernah kita perbuat. "


      Selamat Berjuaang Buat Kita Seluruhnya!!!!!

      Sekian Dan Terima KAsih..!

      #Syaloom....!

      Horas....Mejuah-juah.....dan Yaho'u ....! :-) ;-)

      Hapus
  10. Nama : Elia Br S.Pelawi
    NIM : 15.02.571
    Religius dan Nasionalisme Mangunwijaya"
    ‘’Humanisme yang Terbuka, Faham Dasar Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka, Faham Dasar Pendidikan Mangun WIjaya"
    Y,B Mangunwijaya atau biasa disebut Romo Mangun adalah seorang Pastor yang tidak tergila-gila dengan uang. Seorang Romo Mangun adalah seorang yang berkeahlian dalam Arsitektur, Sastrawan, Pastor, dan bahkan Politik. Secara logika yang namanya Romo Mangun sudah pasti bisa menjadi orang yang sangat kaya raya. Bagi Romo Mangun manusia itu jauh lebih berharga dari pada yang namanya sebuah materi belaka. ia tidak takut kepada penjabat-penjabat dunia yang hanya mementingkan kehidupannya sendiri karena ia tau bahwa banyak rakyat yang menderita akibat ulah para koruptor. Namun Romo bukan hanya membela begitu saja dengan berharap orang miskin diberi bantuan, bukanlah seperti itu yang dia inginkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Elia Br S Pelawi
      Nim :15.02.571
      UAS berjalan 1
      Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka
      Y.B Mangunwijaya adalah humanis religius yang mencurahkan seluruh hidup dan karyanya untuk memperjuangkan terwujudnya humanisme. Humanisme menuntut pembaruan hidup dan terlebih sikap yang mau menjadi manusiawi dan menghargai kemanusiaan. Bahkan romo ingin keluar dari batasan-batasan gedung gereja karna untuk kemanusiaan.Demi kemanusian, dia tidak memilih uang atau materi walaupun iya bisa mencari materi. Karena di mata Romo manusia itu jauh lebih berharga dari semuanya. Romo juga merintis kerja sama masyarakat bawah. Dan pemberdayaan oran-orang miskin tanpa pandang perbedaan agama. Secara vokal ia memberikan sumbangannya dalam dua arah. Sebab ia berani menyatakan kritikanya pada pemerintah. Ketika pemerintah berkesan otoritarian. Dan semena-mena dalam keputusan yang berkaitan dengan nasib rakyat. Romo juga banyak mengkritik program pemerintah yang bersifat penyeragaman, formal. Dan kurang memberikan kreativitas anak didik dan menekankan kreativitas. Dan untuk itu perlu perbaikan sistem pendidikan, hubungan guru-guru harus di perbaiki dalam situasi keluarga . Dalam dua kerangka besar inilah Indonesia ikut menyumbangkan pemikiran dalam pergaulan dunia yang luas. Sebagaimana yang di inginkan dan dicita-citakan oleh Romo.

      Hapus
    2. Nama :Elia Br S Pelawi
      Nim :15.02.571
      Tkt /Jur :1/PAK
      Judul : Humanis Menurut Romo Mangun
      UAS berjalan II
      Menurut Romo Mangun hidup hanyalah sebagai bayangan, tidak sejati. Ada kata-kata Ayahnya yang selalu terngiang di telinga Bilyarta yaitu bahwa “hidup ini bukan hanya untuk mencari nasi dan uang, tetapi harus mencari yang sejat”i. Romo Mangun juga ingin membayar utang kepada rakyat yang paling besar pengorbanannya untuk kemerdekaan. Ia ingin menjadi Rohaniwan yang bekerja tidak demi harta dan kekuasaan, apalagi dengan “tangan-tangan berlumuran darah” yang mengorbankan rakyat. Y.B.Mangunwijaya memilih menjadi pastor, pastor keuskupan yang menekankan kegiatannya untuk rakyat kecil di desa-desa, sesuai dengan janji dirinya sejak lama. Ia juga mengabdikan seluruh hidupnya bagi kepentingan masyarakat Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan anak-anak miskin. Ada tiga konsep tentang manusia yaitu, konsep menurut kebudayaan jawa, konsep manusia menurut kebudayaan barat dan konsep manusia indonesia kontemporer. Konsep manusia menurut kebudayaan jawa menurut Y.B.Mangunwijaya. citra manusia tradisional jawa pada hakikatnya adalah citra wayang belaka, yang artinya manusia hanya bayangan saja, tidak sejati. Konsep manusia menurut kebudayaan barat menurut Romo Mangun. Menekankan bahwa tujuan di dunia ini adalah sebagai persiapan ke dunia akhirat dengan menerapkan nilai-nilai hidup. Sedangkan konsep manusia Indonesia kontemporer. Manusia indonesia sering di sebut sebagai manusia Pancasila, yaitu manusia Indonesia yang menghayati dan membuat dasar dan pedoman hidupnya. Konsep manusia menurut Mochtar Lubis. Manusia adalah Pancasila , yaitu manusia yang menghayati dan membuat dasar serta pedoman hidupnya dengan pancasila. Konsep manusia pasca-indonesia atau pasca-nasional dan pasca-einstein. Menurut Mangunwijaya, konsep manusia yang ingin dikembangkannya adalah manusia yang humanis yang terbebas dari belenggu-belenggu feodalisme, baik feodalisme khas jawa maupun warisan politik kolonial.

      Hapus
    3. Nama :Elia Br S Pelawi
      Nim :15.02.571
      Tkt /Jur :1/PAK
      Judul :"Pasemon" dalam sastra karya Romon Mangun
      UAS berjalan 3
      Romo Mangun adalah seorang pastor, ahli sastra yang menulis roman. baginya roman adalah genre sastra yang lebih bebas ketimbang mitologi. romo menulis roman, sebuah sastra baru, yakni yang posisinya berseberangan dengan mitologi.karya romo terkandung di dalaamnya banyak arti.karya romo sangat efektif bagi kaum terpelajar yang rajin membaca. pandangan utu tentang manusia yang tidak hitam putih sangat membebaskan pembaca dari wawasannya yang stereotipikal. Dari kegigihan Romo Mangun, selain pastor dia juga seorang arsitek yang hebat dan juga seorang yang ahli dalam sastra dan seorang penulis novel yang hebat juga. Disini kita diajak dan ditekan kan kepada kita semua untuk gigih dan tetap berjuang dalam menggapai suatu hal yang ingin kita tunjukan kepada keluarga masyarakat dan bahkan kepada dunia ini. Dan disini juga kita diajak untuk saling menghargai dan menjaga nilai kemanusiaan. Dimana kebanyakan anak muda pada masa ini hanya memperjuangkan harga dirinya saja sedangkan nilai dirinya ditinggalkannya bahkan tidak diperdulikannya. Hal tersebut lah harus kita perubahi dan kita tunjukan kepada masyarakat lain bahwa nilai diri lah yang paling penting disbanding dengan harga diri. cara romo menghadirkan pikiran dengan pasemon dengan simbol-simbol, dengan cerita yang allegorical, seperti dikerjakan yesus dengan cerita perumpamaan. dengan karya-karya romo sangat membantu kita menjadi manusia yang sempurna.

      Hapus
    4. Nama :Elia Br S Pelawi
      Nim :15.02.571
      Materi kelompok IV
      “Keberpihakan pada Kaum Miskin, Konteks yang Melatarbelakangi dan Gambaran Kaum Miskin dalam Balada Becak Karya Y.B.Mangunwijaya”
      Dalam Novelet nya Mangunwijaya yang berjudul “Balada Becak” atau disingkat dengan BB tentang bagaimana Keberpihakan pada kaum miskin. Novelet BB tentaang bagaimana Mangunwijaya mendeskripsikan Keberpihakan terhadap kaum Marginal. Marginal artinya orang terpinggirkan. Lewat novel BB Mangunwijaya menafsirkan realitas sosial masa kini dengan tokoh tukang becak berusia muda di tengah belantara urban Kota Yogyakarta di masa Orde Baru yang militeristis dan mendewakan teknologi. Dalam karyanya yang berjudul BB yang menceritakn tentang seorang anak muda yang tidak dapat melanjutkan sekolahnya karena tidak mempunyai biaya. Novel itu terdorong oleh kejengkelannya mengenai pemalsuan-pemalsuan dan pemitosan peristiwa sejarah yang tidak sehat. Novel BB dapat dikatagorisasikan sebagai novelit yang bersumber ada peristiwa realitas sosial masa kini melalui novel-novelnya yang lain. karya-karya sejenis dan sezaman,esai-esaianya bahkan coratan gambarnya. Akan terdetaksi dan terlacak apa opsi dan obsesi seorang pengarang terhadap tokoh-tokoh serta bagaimana ia bersikap terhadap tokoh-tokoh dalam karyanya tersebut . dalam novelnya BB menekankan pembaca untuk berpihak pada kaum miskin serta ketulusan hati dalam menolong kaum miskin romo juga menginspirasi banyak orang. Karena dia itu pun peduli terhadap kaum misikinkhususnya bagi orang-orang yang menderita, yang membutuhkan perhatian yang hidupnya dalam keadaan tidak manusiawi. Romo juga ingin menegakan kebenaran dan keadilan terhadap mereka yang selama ini kurang diperhatikan oleh penguasa-penguasa negeri ini. Didalam novel ini juga kita dapat menemukan atau melihat banyak teguran-teguran bagi pemerintah agar lebih memperhatikan atau mempedulikan kaum miskin.

      Hapus
    5. Nama :Elia Br S Pelawi
      Nim :15.02.571
      Materi kelompok v

      Syalom dan salam IBD

      "si pengembala cerita"
      YBM adalah seorang pengembala cerita. YBM juga berperan sebagai "peminat kesasastraan". YBM juga sangat produktif, kaya dengan cerita cerita humanistic. didalam ceritanya YBM sangat mudah dimengerti atau di pahami karena sangat menyentuh pengalaman kehidupan sehari-hari. cerita YBM sama seperti dengan renungan atau kotbah. karena romo memakai hati nuraani dan intelektualnya. dalam topik si pengembala cerita sangat bermanfaat dikeembangkan dalam karakter seorang guru PAK. cerita ini sangat bertalenta dan memberikan makna yang sangat dalam. karena kita harus menjadi guru yang berbakat dan kreatif. dan menjadikan kita sebagai guru yang mempunyai hati nurani. dan suka menolong atau merawat orang lain. dan membantu kita dalam mengajar dengan cara yang unik dan tidak membuat buat murid menjadi bosan. tetapi menjadi suka akan pelajaran tersebut. seperti YBM juga keluar jiwa keluar jiwa pastornya dengan ceria berkhotbah. YBM juga sangat menikmati hidupnya. ia juga memperhatikan sekelilingnya. maka dari itu kita haryus menjadi guru yang propesional, rendah hati.

      Hapus
    6. Nama :Elia Br S Pelawi
      Nim :15.02.571
      Tkt/jur:I/PAK
      UAS berjalan VI
      Dehumanisme Politik Agama di Indonesia

      Syalom dan Salam IBD

      Bangsa Indonesia sangat banyak terdapat keragamannya.terlihat nyata dalam etnisitas, agama, kepercayaan, warna kulit, bahasa, dan tradisi.semua itu menjadi modal sosial yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tetapi hal itu bukanlah suatu masalah namun merupakan sebuah keindahan, karena kita dalam keragaman kita akan dapat saling melengkapi satu sama lain. Tetapi kebinekaan agama di indonesia melatarbelakangi adanya prinsip kebebasan beragama dalam konstitusi. Dalam dokumen HAM kebebasan diartikan dengan kekuasaan atau kemampuan bertindak tanpa paksaan.Dengan tujuannya semata untuk melindungi martabat manusia.keberagaman dan perbedaan tersebut menimbulkan dehumanisme yang bersifat sosial bahkan politik dalam beragama di Indonesia. Hak kebebasan beragama dalam ranah forum eksternal tidak bersifat mutlak, bukan hak tanpa batas. Hak itu dibatasi oleh kewajiban dan tanggung jawab untuk menghormati sesama manusia walaupun beda agama.Tujuan pembatasan adalah untuk menangkal ancaman terhadap keselamatan atas kehidupan, kesehatan warga negara atau kepemilikan mereka.Dalam konteks indonesia secara sosiologis sangat plural, cara pandang keagamaan yang toleran, pluralis, dan peaceful sangat diperlikan untuk menjaga bumi pertiwi agar tidak tenggelam dalam jurang pertikaian dan kekerasan.humanisme adalah cita-cita dasar berdirinya negara indonesia. Sebab setiap warga ki hak dan kewajrang tidak dapat begitu saja merampas kemerdean hidup seseorang. Maka dengan itu semua diatur dengan hukum.maka dari pada itu kita sebagai warga negara yang baik tidak boleh membeda-bedakan satu dengan yang lain agar terciptanya keharmonisan.

      Hapus
    7. Nama :Elia Br S Pelawi
      Nim :15.02.571
      Tkt/jur :I/PAK
      Kelompok:VII
      Judul :Agama dan Pluralisme

      syalom dan salam IBD.....
      Indonesia merupakan negara yang paling plural di dunia, dengan keberagaman suku dan agama. Maka dari pada itu pluralisme adalah nilai yang paling hakiki bagi negara indonesia.Yang berarti beragam pemahaman atau bermacam-macam paham tetapi tetap bersatu dan mereka hidup bersama (koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa ada konflik. Seorang yang pluralis menerima bahwa setiap manusia mempunyai kepercayaan yang berbeda-beda, percaya bahwa masing-masing memiliki kebenaran, tetapi bersatu dalam nilai-nilai yang kita miliki bersama.Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai makna yang luas, berkaitan dengan penerimaan terhadap agama-agama yang berbeda dan dipergunakan dalam cara yang berulang-ulang. Sebagai pandangan dunia yang menyatakan bahwa agama seseorang bukanlah sumber satu-satunya yang eksklusif bagi kebenaran dan dengan demikian di dalam agama lain pun dapat ditemukan, setidak-tidak suatu kebenaran dan nilai-nilai yang benar. Dalam nilai-nilai pancasila semua warga negara sama saja, memiliki hak dan kewajiban yang sama tanpa memandang bulu. Aktualisasi nila-nilai pancasila kesediaan setiap masyarakat menerima kenyataan bahwa indonesia sebuah pluralitas. Arti harus menerima kekhasan masing-masing. Salah satu dari nilai pluralisme yang paling penting adalah toleransi. Seperti kesediaan untuk mengakui, menghargai keberadaan kelompok lain dalam kebudayaanya. Dalam perjalanan bangsa indonesia pancasila diharapkan dapat menjadi penyatu bangsa dalam setiap perbedaan yang begitu plural. Sebenarnya nilai yang perlu ditanamkam adalah seperti rasa tolerandi yang tinggi. Sehingga mau menerima perbedaan yang ada. Maka dari itu perlu adanya pemimpin yang berideologi tinggi dan yang takut akan Tuhan sehingga tercipta negara yang aman, harmonis dan damai.

      Hapus
  11. Nama : Erik Sanjaya Hutauruk
    NIM : 15. 02. 572
    Ting/Jur : I/PAK
    Syalam IBD...
    Humanisme berasal dari kata Latin, humanisme artinya manusia dan isme berarti paham atau aliran. Humanisme adalah sebuah pandangan yang menekankan kepada tanggung jawab, peran, harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang memiliki kedudukan tertinggi dari makhluk lainnya karena memiliki pemikiran etis dan memiliki pengetahuan dalam mengembangkan dunia ini. Dalam menunjukkan kepada manusia yang humanis hurus mampu mengambil bagian dalam mengembangkan danmembangun kesadaran manusia yang humanis. Dalam diri Y.B. Magunwijaya sebagai seorang yang humanis sangat berpatokan kepada lingkungannya dan ideologi dalm menulis sastra-sastra yang memiliki praksi religius dan spirit, untuk membela rakyat yang miskin, lemah, dan tertindas. Itulah yang menjadi visi misinya dalam membentuk masyarakat yang humanis. Dia juga tidak terlepas dari kebudayaan, karena peran dan moralitasnya sendiri dapat dilihat dari kebudayaan sikap seseorang yang dibawa dari lahir bisa berubah dengan adanya keingin tahuan dalam mendapatkan pengetahuan. Apalagi dalam dunia modern ini sangat banyak tantangan yaitu dengan adanya teknologi kita akan dapat mengakses apa saja yang ingin kita kutahuan tetapi terkadang kita salah dalam pengunaannya. Maka dalam pandangan humanisme baru mengajak kita untuk berpikir sesuai dengan ideologi dan menjadi pribadi yang humanis.
    Horas..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Erik Sanjaya Hutauruk
      NIM : 15.02.572
      Ting/Jur : I/PAK
      Judul : Humanis Romo Magun
      UAS berjalan II
      Salam IBD.....
      Pada pembelajaran sebelumnya humanisme adalah gerakan dengan tujuan untuk mempromosikan harkat dan martabat manusia sebagai pemikir yang etis yang menjungjung tinggi kemanusiaan dan memiliki tanggung jawab. Pada humanis Romo Magun ini kita menemukan konsep-konsep tentang manusia yaitu, konsep manusia menurut kebudayaan jawa, konsep manusia menurut kebudayaan barat dan konsep manusia Indonesia kontemporer. Dalam konsep kebudayaan jawa kita menemukan citra manusia tradisionalyang memiliki hakekat pada wayang. Dengan konsep seperti itu manusia dapat menemukan tradisi atau adat kebudayaan jawa karena di dalam wayang jawa sudah terdapat dan terkandum dalam wayang. Pada kebudayaan barat dikatakan dengan setiap manusia harus hamil dalam kebenaran, maksudnya adalah kita harus memiliki pandangan, akal pikiran,pengetahuan yang dapat mendorong supaya manusia memiliki nilai dalam melakukan kehidupanya sehari hari, dan juga dikatakan guru merupakan patokan dalam hal ini karena guru adalah seorang penbimbing untuk kebenaran yang sebenarnya. Dalam konsep manusia kontemporer adalah bertanggung jawab atas semua yang dia lakukan dan memiliki artistik yang tinggi dalam mengembangkan sebuah karya yang dapat memotivasi setiap manusia, saling membantu, memiliki hubungan dalam pendidikan dalam membangun kecerdasan insani, seperti dalam isi pancasila. Menurut Magun konsep manusia itu adalah sudah terbentur dalam oleh budaya foedalisme yang sudah mendara danging dalam kehidupannya.
      Trimakasih..

      Hapus
    2. Nama : Erik Sanjaya Hutauruk
      NIM : 15. 02. 572
      Ting/Jur : I/PAK
      Judul : Pasemon Sastra Karya Romo Magun
      UAS berjalan III
      Syalom..
      Pasemon merupakan suatu gambaran peristiwa sejarah, dongeng, atau mitos dari ungkapan-ungkapan keadaan alam yang pernah terjadi secara umum atau peristiwa dalam ruang lingkup masyarakat jawa.
      Pasemon dalam karya Romo Magun yaitu sastra karya roman dan novel. Karya Romo Magun mengandung banyak arti dalam sastranya.
      1. Dia ingim membuat orang-orang menjadi teladan
      2. Manusia yang terbuka dalam segala hal
      3. Menyambungkan hidup masa kini dengan pengalaman religiostes
      4. Membangun semangat kebersamaan
      5. Tetap terikat kepada ke-Tuhanan
      6. Dapat menjadi petualang dalam membentuk sebuah karya
      7. Mengajak masyarakat menengah memiliki hubungan kebersamaan atau solidaritas yang tinggi dan nyata dalam kehidupan
      8. Membantu menempatkan manusia sebagai makhluk yang bermartabat dan berharga
      9. Mencerminkan rasa ke-Tuhanan sebagai manusia ciptaannya
      10. Menganut moral yang tinggi
      11. Menambah wawasan yang terpelajar supaya tidak menjadi manusia yang hitam putih
      12. Sastranya digambarkan secara fenomena kehidupan

      Hapus
    3. Nama : Erik Sanjaya Hutauruk
      NIM : 15.02.572
      Ting/Jur : I/PAK

      Dalam konteks keberpihakannya kepada kaum miskin, Y.B Magunwijaya atau yang sering dipanggil Romo mangun. Salah satu karyanya adalah "Belada Becak" yang berisikan tentang seorang anak laki-laki yang setiap harinya mengkhayal, karena ingin melanjutkan kuliahnya tetapi dia tidak mempunyai biaya. Dengan bekerja di bengkel milik abangnya dia laki-laki muda yang tak patah semangat walaupun dia tidak kuliah, tetapi ia bekerja dan tidak seperti orang lain disekitarnya yang pengganguran. Setiap harinya dia bekerja sebagai tukang las dan juga mengantarkan gori milik Bu Dullah dengan naik becak. Dangan kehidupannya setiap harinya dia memiliki semangat dalam bekerja, sehingga dia bisa dikatakan adalah seorang laki- laki muda yang mapan. Nivol ini realitas kehidupan sosial masa kini kenapa, karena di kalangan masyarakat. Walaupun dia seorang mahasiswa di lain waktu dia seorang tukang becak untuk biaya perkuliahannya. Romo mangun membuat novel ini supaya pemerintah memerhatikan orang-orang yang kurang mampu
      Trimakasih...

      Hapus
    4. Nama : Erik Sanjaya Hutauruk
      NIM : 15.02.572
      Ting/Jur :I/PAK
      Judul: Si Pengembala Cerita
      Penggembala cerita menjalani hidup menaruh ide, dan imajinasi dan ispirasi bagi sipembaca. YBM adalah penabur lambang di novel. Pembaca bakal menemukan untaian renungan melalui pilihan-pilihan lambang merujuk ke flora dan fauna. YBM juga berperan sebagai “ pembaca terkun “ dan “ tukang komentar”. Buku Sastra dan Religiositas (1982) membuktikan penggembala cerita mengalami ketakjuban-ketakjuban di kesustraan. Penghadiran selalu memiliki “keterlibatan” dengan perkara-perkara pokok di kehidupan, ada di orbit sastra kontekstual dan mengakar ke realitas. Penggembala cerita ingin susastra adalah urusan kontemplasi. Pengajuan peristiwa dan tokoh mengenai bagai tema bermula dan berujung dengan pengikatan kontemplasi. Kita bisa mengartikan “biasa” sebagai kewajaran, kelumrahan, kelaziman tanpa harus bernalar hierarkis atau diskriminatif. Sastra ada dalam keseharian. Sastra itu hidup. Kita tak menaruh sastra sebagai urusan “jenjang” ,”keterpilihan”,”pembeda”. Pembaca mengalami pengembaraan imajinasi, membaca dan merenung berbekal pengetahuan tentang fauna. YBM meneruskan siasat penceritaan di masa silam untuk “berpetuah” tentang identitas, bangsa, kemanusiaan, multiculturalisme, agama berferensi pengetahuan flora-fauna. YBM juga menghendaki diri sebagai “ sastrawan hati nurani”. Sastra tak sekadar cerita. Sastra berurusan dengan hati nurani. Penggembala cerita pun Nilai-nilai hidup dan kemanusiaan sering disorot dengan mata intelektualitas, mengarah ke universitas tanpa abai lokalitas. Kehadiran tokoh dan tema perlahan memusat ke urusan hati nurani dan religiositas. Mejalankan misi mengantar pesan-pesan dan mengundang pembaca ke amalan-amalan hidup berhati nurani.
      Trimakasih...

      Hapus
    5. Nama : Erik Sanjaya Hutauruk
      NIM : 15. 02. 572
      Ting/Jur : I/PAK
      Judul :
      Y.B. Magunwijaya, adalah seorang humanis religius yang mencurahkan seluruh hidupnya dan karyanya demi untuk terwujudnya humanisme ini. Humanisme bukan hanya menuntut perjuangan hidup saja tetapi juga dapat memperbaharui sikap sebagai manusiawi dan menghargai keberadaan yang lain dan kehidupannya.
      Dalam dehumanisme politik Agama di Indonesia ini, Romo mangun tidak perlu harus memiliki persamaan agama dalam membantu orang miskin dan anak-anak yang terlantar, diahanya ingin manusia dapat memenuhi haknya dalam menentukan agamanya tanpa harus ada penekanan dari pihak lain dalam memilih kepercayaannya sendiri.
      Sebagai seorang yang memiliki hak dan kewajiban dalam beragama, setiap orang perlu memiliki agama sebab itu merupakan haknya dalam beragama. Jika ia tidak nyaman ataupun agama lain diyakininya memiliki keselamatan dia memiliki hak untuk berpindah agama. Untuk menegakkan plaralisme agama hendaklah dimaknai dalam setiap pemeluk agama harus memahami perssamaan dan perbedaan dalam menciptakan keharmonisan masyarakat.
      Contoh: banyak kristen konsevatif mengamgap wacana pluralisme sebagai ancaman atas identitas sandi-sandi dan nilai Kekristenan yang mereka yakini kebenarannya mutlak dari Tuhan. Dan dari kelompok Islam tentu juga merasa terancam dengan pemahaman pluralisme yang mereka salah pahami sebagai penegasian kebenaran agama Islam
      jadi dalam perbedaan yaitu ras, agama, warna kulit, bahasa, dan tradisi dipersatukan dalam bhineka tunggal ika artinya adalah perbedaan merupakaan bukan hal yang harus di salahkan tetapi dengan adanya perbedaan ini itulah yang menjadi ciri bagi bangsa Indonesia.

      Hapus
    6. Nama : Erik Sanjaya Hutauruk
      NIM : 15. 02. 572
      Ting/Jur : I/PAK
      Kelompok VII
      Pluralisme sering diartikan sebagai paham yang mentoleransi adanya ragam pemikiran, agama, kebudayaan, peradaban dan lain-lain. Kemunculan ide pluralisme didasarkan pada sebuah keinginan untuk melenyapkan ‘klaim keberanan’ (truth claim) yang dianggap menjadi pemicu munculnya sikap ekstrem, radikal, perang atas nama agama, konflik horisontal, serta penindasan atas nama agama. Menurut kaum pluralis, konflik dan kekerasan dengan mengatasnamakan agama baru sirna jika masing-masing agama tidak lagi menganggap agamanya yang paling benar. Inilah hakikat ide pluralisme agama yang saat ini dipropagandakan di Dunia Islam melalui berbagai cara dan media. Dari ide ini kemudian muncul gagasan lain yang menjadi ikutannya seperti dialog lintas agama, doa bersama dan lain sebagainya. Pada ranah politik, ide pluralisme didukung oleh kebijakan Pemerintah yang harus mengacu pada HAM dan asas demokrasi. Negara memberikan jaminan sepenuhnya kepada setiap warga negara untuk beragama, pindah agama (murtad), bahkan mendirikan agama baru.
      Lahirnya gagasan mengenai pluralisme (agama) sesungguhnya didasarkan pada sejumlah faktor. Dua di antaranya adalah: Pertama, adanya keyakinan masing-masing pemeluk agama bahwa konsep ketuhanannyalah yang paling benar dan agamanyalah yang menjadi jalan keselamatan. Masing-masing pemeluk agama juga meyakini bahwa merekalah umat pilihan.
      Menurut kaum pluralis, keyakinan-keyakinah inilah yang sering memicu terjadinya kerenggangan, perpecahan bahkan konflik antarpemeluk agama. Karena itu, menurut mereka, diperlukan gagasan pluralisme sehingga agama tidak lagi berwajah eksklusif dan berpotensi memicu konflik. Kedua, faktor kepentingan ideologis dari Kapitalisme untuk melanggengkan dominasinya di dunia. Selain isu-isu demokrasi, hak asasi manusia dan kebebasan serta perdamaian dunia, pluralisme agama adalah sebuah gagasan yang terus disuarakan Kapitalisme global yang digalang Amerika Serikat untuk menghalang kebangkitan Islam. Karena itu, jika ditinjau dari aspek sejarah, faktor pertama bolehlah diakui sebagai alasan awal munculnya gagasan pluralisme agama. Namun selanjutnya, faktor dominan yang memicu maraknya isu pluralisme agama adalah niat Barat untuk makin mengokohkan dominasi Kapitalismenya, khususnya atas Dunia

      Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai makna yang luas, berkaitan dengan penerimaan terhadap agama-agamayang berbeda, dan dipergunakan dalam cara yang berlain-lainan pula:

      Hapus
  12. Nama : Dina Erika Saragih
    NIM : 15.02.569
    Ting/Jur : I/PAK

    YB Mangunwijaya atau yang dikenal dengan Romo Mangun. Sosok humanis yang dikenal banyak kalangan sebagai tokoh yang sangat dekat dengan wong cilik ini melekat kuat dalam ingatan masyarakat Yogyakarta, khususnya kaum bantaran pinggir Sungai Code.Bagaimana tidak, Romo Mangun adalah sosok yang berhasil mengubah wajah buram permukiman bantaran Sungai Code, khususnya di sebelah selatan Jembatan Gondolayu, menjadi permukiman yang lebih layak dan tertata.Romo Mangun membangun keseimbangan alam, misalnya kehidupan antara orang kaya dengan orang miskin. Kedua kelompok masyarakat ini harus mendapat perhatian yang sama, harus sama-sama dipedulikan dan dicintai, Romo Mangun merupakan sosok humanis sejati yang memiliki pemikiran yang sangat luas.Sejumlah pemikiran Romo Mangun mampu menjadi motivasi untuk semua kalangan. Pemikiran beliau tentang kebenaran dan keindahan yang tidak bisa dipisahkan, tentang nasionalisme yang luas tak berbatas, serta sikapnya yang rendah hati, membuat Romo Mangun akrab dikenal sebagai sosok yang mengutamakan nilai-nilai humanisasi,Bagi Romo Mangun, humanisme adalah cita-cita dasar berdirinya negara Indonesia. Kalau begitu, semua kebijakan pemerintah seyogyanya berujung pada upaya pemenuhan dan perlindungan hak asasi manusia sebagai warga negara yang merdeka, dan pada gilirannya membawa kepada kesejahteraan hidup sebagai bangsa Indonesia"
    dari apa yang boleh kita pelajari dari IBD sosok Romo Mangun memiliki nilai kemanusian yang tinggi di mana demi kemanusiaan dia tidak memilih uang walaupun dia bisa mencarinya. menurut Mangun manusia jauh lebih berharga dari harta atau materi, jadi jelas bahwa Mangun membuat mahasiswa teologi belajar bahwa pentingnya menghargai sesama manusia terlebih orang-orang kecil

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf ya pak saya telat mengirim komennya
      Nama : Dina Erika Saragih
      NIM : 15.02.569
      Ting/Jur : I/PAK
      Kelompok II
      Manusia Humanis menurut Romo Mangun
      Yusuf Bilyarta (Y.B) Mangunwijaya yang lebih akrab dipanggil dengan sebutan Romo Mangun.ia memilih menjadi Pastor P (Praja), organisasi pastor-pastor Keuskupan yang menekankan kegiatannya untuk Rakyat kecil di desa-desa, sesuai dengan janji dirinya sejak lama. Menurut Romo Mangun Pendidikan Barat yang datang itu telah mengalami metamorfosa dari manusia kolektivistis feudal- hierarkis ke manusia Renaissance dan Fajarbudi (aufklarung) dan telah terbebas dari masa kegelapan abad-abad pertengahan. Kebudayaan barat menekankan bahwa tujuan hidup fana tidak lagi hanya selaku persiapan ke dunia akhirat, akan tetapi dihargai sebagai tujuan intrinsik dan sejati pada dirinya, tanpa harus mengingkari nilai hidup akhirat.Menurut Mangunwijaya, konsep menusia yang ingin dikembangkannya adalah manusia yang Humanis. Namun, pembetukan manusia yang humanis itu terbentur oleh budaya feodalisme yang sudah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Untuk itu, ia menawarkan sebuah konsep manusia humanis yang terbebas dari belenggu-belenggu feodaisme, baik feodalisme.Jadi disini kita harus bisa mencontoh sikap dan kepedulian Seorang Pastor yang bernama Romo Mangun yang peduli dengan rakyat kecil. Kita juga harus menerapkan nilai-nilai kemanusian di dalam diri kita pribadi, apalagi kalau kita sebagai seorang guru agama kita harus mempunyai nilai-nilai kemanusian,kebaikan,keadilan dan kebenaran dan jugamenolong anak untuk mengenal dan mengembangkan potensi-potensi dirinya agar menjadi manusia yang mandiri, dewasa, utuh, merdeka, bijaksana, humanis, dan mampu menjadi sosok Pasca-Indonesia dan Pasca-Einstein, sekaligus peduli dan solider dengan sesama manusia.

      Hapus
    2. Maaf ya pak saya telat mengirim komennya
      Nama : Dina Erika Saragih
      NIM : 15.02.569
      Ting/Jur : I/PAK

      Kelompok III
      Pasemon dalam sastra karya Romo Mangun
      Romo Mangun, sebagai seorang pastor, menulis roman. Baru dari sini saja sudah cukup mengejutkan. Bagi Romo, roman adalah genre sastra yang lebih bebas ketimbang mitologi. Kalau demikian, logika lumrah agak susah menerima kenyataan ini. “Mestinya”, Romo menuliskan kembali cerita-cerita dari Kitab Suci, sehingga seperti dalam khotbah, cerita Romo bisa menyambungkan hidup masa kini dengan pengalaman religiostas orang-orang, baik yang ditulis didalam kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.Romo Mangun dalam moto yang dikutip dalam buku ini: “Bukankah hari Tuhan itu kegelapan dan bukan terang, kelam kabut dan tiada cahaya?” (Amos 5:20). Yang lebih dahsyat adalah ini: “Keragu-raguan adalah sebentuk penghormatan kepada keberanian..” (Ernest Renan). Moto ini mengingatkan saya kepada sepucuk surat sangat pendek Albert Camus kepada seorang perempuan (mungkin pacarnya): “It is not simply a happiness that I wish for today, rather a despair in grandeur...”.Dalam hal ini saya mendapat pengetahuan bahwa sosok Romo Mangun adalah seorang yang ahli dalam segala hal atau bidang. Ia ahli dalam asrsitek dan sastra. Walaupun Romo Mangun seorang pastor bukan berarti Ia tidak bisa berkarya dalam kesehariannya. Jika sebagai Mahasiswa kita harus dapat mencontoh kehidupan Romo Mangun ini yang tidak hanya berhenti dalam kepastorannya saja tetapi juga dapat berkarya seperti arsitektur dan juga sastrawan.

      salam IBD
      Terima kasih Pak..

      Hapus
    3. Nama : Dina Erika Saragih
      NIM : 15.02.569
      Ting/Jur : I/PAK
      Kelompok : IV
      gambaran Mangunwijaya terhadap manusia marjinal itu. Bagi saya, topik ini sangat menarik, tetapi terlalu luas untuk dibicarakan dalam diskusi yang terbatas waktunya. Dalam buku Mangunwijaya, Karya dan Dunianya berpihak pada rakyat kecil yang sudah di bicarakan.contohnya Yusuf dalam novel ini yang bekerja menjadi tukang las demi mencapai pendidikan yang layak. Mangun menceritakan tentang rakyat miskin dan terus membela orang miskin untuk mendapat kelayakan di negerinya sendiri. Orientasinya ini nampak antara lain pada kepeduliannya terhadap orang-orang kecil yang hidupnya dalam keadaan tidak manusiawi. Th. Sumartana mengakui dengan jujur bahwa Romo Mangun memang konsisten berada dalam posisi selalu membela mereka yang kecil. Dan masih banyak lagi.Terkait dengan itu, jangan pula lupa, bahwa karya sastra sebagai simbol verbal, objeknya adalah realitas. Realitas itu dapat berwujud realitas sosial masa kini ataupun realitas yang berupa peristiwa sejarah. Apabila realitas itu berupa peristiwa sejarah seperti dalam novel Burung-Burung Manyar, Ikan-Ikan Hiu, Ido, Homa dan Trilogi Roro Mendut, sebenarnya mengandung maksud untuk (1) menafsirkan realitas sejarah ke dalam bahasa imajiner dengan maksud memahami peristiwa sejarah menurut kemampuan/ interpretasi pengarang sendiri, atau (2) menjadi sarana pengarang untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan tanggapannya tentang suatu peristiwa sejarah dan dapat dipakai pengarang untuk menolak atau mendukung suatu tafsiran peristiwa sejarah yang sudah mapan. dalam proses pembelajaran ini saya mendapatkan nilai semangat juang yang tinggi untuk tetap bersekolah.

      Hapus
    4. Nama : Dina Erika Saragih
      NIM : 15.02.569
      Ting/Jur : I/PAK
      Si Penggembala Cerita

      Dalam sajian kali ini kita membahas mengenai si Penggembala Cerita. Romo Mangun sangatlah terkenal dengan kumpulan novel-novel dan sastranya.Terlebih dengan novel ''Burung-burung Manyar'' yang merupakan novel sejarah. Tema dari novel ini adalah Nasionalisme. Si Penggembala Cerita atau YBM ingin mengatakan kepada kepada kita bahwa bila menjadi penulis novel serius haruslah dengan kebulatan pikiran atau perhatian yang penuh apalagi dalam bersastra. Topik kali ini sangat cocok untuk dikembangkan dalam karakter kita sebagai seorang guru terlebih tidak pandang bulu terhadap muridnya. Dalam karya YBM, nilai-nilai hidup dan kemanusiaan mengarah kepada universitas,tanpa mengabaikan lokalitas. Pada sajian kali ini dapat saya ambil kesimpulannya bahwa si Penggembala Cerita ini memberi kita motivasi dan inspirasi dalam berkarya.

      Hapus
    5. Kelompok 6
      Nama : Dina Erika Saragih
      NIM : 15. 02. 569
      Ting/Jur : I/PAK

      Pluralisme hendaklah dimaknai bahwa setiap pemeluk agama harus berani mengakui eksistensi dan hak agama lain dan selanjutnya bersedia aktif dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan berbagai agama menuju terciptanya suatu keharmonisan masyarakat. Pluralisme agama bukanlah meniadakan eksistensi suatu agama dan memandang semua agama sama. Agama harus dapat menerima perbedaan dalam setiap agama supaya masyarakat lebih nyaman dalam menganut agamanya masing-masing itulah yang harus diterapkan oleh setiap pemeluk agama yang lain.
      Setiap agama memiliki dasar teologisnya sendiri untuk mengklaim kebenaran dirinya. Akan tetapi, dalam waktu yang sama, semua agama juga mempunyai dasar teologis untuk menyatakan bahwa hanya Tuhan dan Wahyulah yang merupakan kebenaran absolut. Tugas manusia hanyalah menyampaikan kenenaran dan membuat interpretasi atas kebenaran yang diyakininya itu. Karena itu, interpretasi manusia atas wahyu menjadi kebenaran yang tidak mutlak. Dehumanisme politik agama di Indonesia ini sangat berpengaruh dalam nilai-nilai kemanusiaan karena dalam dehumanisme masyarakat lebih cenderung kepada dalil-dalil yang mengurangi kebudayaan dalam dalam pengaruh politik di Indonesia.
      Dalam hal ini saya berharap politik di Indonesia saat ini dapat membangun martabat bangsa Indonesia,agar menjadi bangsa yang mensejahterakan rakyat Indonesia.

      Hapus
    6. Nama : Dina Erika Saragih
      NIM : 15. 02. 569
      Ting/Jur : I/PAK
      Kelompok 7
      Indonesia merupakan Negara paling plural di dunia, dengan beragam suku dan agama maka kita dapat bersatu apabila kita dengan senang hati mau mengakui kemajemukan. Persatuan dalam Negara Indonesia sekarang diancam dengan kehadiran eksklusivisme yang memaksakan pandangan mereka. Tapi kita haruslah memahami bahwa setiap kelompok bebas menurut cita-citanya sendiri dan tidak ada kelompok yang dapat memaksakan kehendaknya.
      Sebenarnya nilai yang perlu ditanamkan adalah rasa toleransi yang tinggi, sehingga mau menerima perbedaan yang ada. Maka dari itu perlu adanya pemimpin yang berideologi tinggi dalam memacu rasa toleransi di masyarakat.
      Sebagai Negara yang penuh dengan keberagaman, maka pluralisme adalah nilai yang paling hakiki bagi Negara Indonesia.
      Seorang yang pluralis menerima bahwa setiap manusia mempunyai kepercayaan yang berbeda-beda, percaya bahwa masing-masing memiliki kebenaran; tetapi bersatu dalam nilai yang kita miliki bersama.

      Hapus
  13. Nama : Natalia
    NIM : 15.02.578
    Ting/Jur : I/PAK
    Syalom IBD...
    pembelajaran kali ini memperkenalkan kita seorang tokoh yang sangat brilian dan memiliki dampak yang luar biasa. seorang tokoh humanisme yang memberikan hidupnya untuk mempedulikan kehidupan sosial rakyat banyak dan tanpa melihat suku dan agama yang lain.
    Faham humanism religius tampak dalam penghayatan Romo Mangun sebagai pastor, yang tidak konvensional. Panggilan imamatnya berakar dan diinspirasikan oleh daya tarik rakyat yang miskin, dan bukan panggilan kegerejaan/keagamaan sebagaimana kebanyakan pastor
    Perjuangannya terhadap kemanusiaan direalisasikan lewat pengabdian
    pada sesama. Misalnya, perbaikan rumah dan tempat tinggal kaum
    tersisih yang berada di pinggir Sungai Code, Yogyakarta, beberapa
    tahun silam. Walaupun ia seorang pastor Katolik, namun pengabdiannya
    pada sesama tidak terbelenggu konvensi primordialistik keagamaan.
    Sepak terjang Romo Mangun tidak terbatas hanya perbaikan fisik kaum
    papa, namun juga menyangkut aspek vital yaitu empowering pemberdayaan – sumber daya manusia. Berbagai macam buku sebagai penunjang pemberdayaan juga disediakan, sehingga “menggeluti” bahan pustaka menjadi tradisi sekaligus bagian dari hidup mereka.

    Keinginannya tinggal bersama kaum miskin itu karena ia tahu pasti
    bahwa sesuatu yang ingin dimiliki kaum miskin adalah harga diri. Kaum
    itu memerlukan orang yang bisa diajak berbincang dan berbagi rasa.
    Untuk keperluan itulah Romo Mangun meninggalkan pastoran dan memilih
    hidup bersama mereka.
    melalui pembelajaran kita ini saya juga merindukan di Indonesia ini muncul tokoh-tokoh seperti Romo Mangun. Dimana pada saat ini sulit sekali menemukan humanisme seperti beliau...
    saya juga teringat dengan seorang tokoh yang saya sukai adalah Dr Johanes Laimena yang disebut Negarawan Sejati Politisi Berhati Nurani. tokoh ini juga dapat memberikan pemahaman yang luar biasa bagi kita. dapat saya katakan bahwa beliau juga adalah salah satu humanisme Kristen dari gereja Protestan.. beliau pernah menjadi pelaksana jabatan sementara presiden Soekarno sebanyak 7 kali ..
    Romo Mangun seorang Khatolik bisa menjadi humanisme kita juga sebagai guru PAK harus biasa menjadi guru yang memiliki sifat humanis sehingga gambaran Allah tercermin bagi kita...

    Bujur Ras Mejuah-juah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Natalia Sitepu
      NIM : 15.02.578
      UAS berjalan II
      Yusuf Bilyarta (Y.B) Mangunwijaya yang lebih akrab dipanggil dengan sebutan Romo Mangun. prinsip pendidikan Jawa dan yang tradisional seumumnya hanyalah penyadaran posisi, status serta kewajiban murid/ orang muda dalam piramida tatanan hierarkis yang sudah dipredestinasi oleh nasib. Bahkan, nasib itu pun hanya sebagai wayang dalam tangan Ki Dalang, atau hanya fana, tidak sejati dibandingkan dengan kehidupan akhirat yang baka dan sejati. Kafanan alias ketidaksejatian hidup di dunia ini terekspresi poetis oleh pandangan hidup rakyat Jawa: urip mono mung mampir ngombe(hidup hanya singgah sebentar untuk minum). Kebudayaan barat menekankan bahwa tujuan hidup fana tidak lagi hanya selaku persiapan ke dunia akhirat, akan tetapi dihargai sebagai tujuan intrinsik dan sejati pada dirinya, tanpa harus mengingkari nilai hidup akhirat. Dengan demikian, pendidikan semestinya menjawab daya-daya afektif dan perangi dasar kemanusiawian(I’honnete home) dalam diri sianak. Arief Budiman menyatakan bahwa semua Indonesia seutuhnya merupakan konsep sosiologi, dalam arti untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya itu, usaha harus ditunjukkan kepada pencarian system sosial yang dapat mengembangkan potensi yang unik dari tiap-tiap individu. Pendewasaan diri tidak boleh berhenti, harus bergerak evolutif.Setadewa (Teto) dan Larasati (Atik) adalah dua manusia yang mencari identitas kemanusiaannya. Pendidikan menurut Romo Mangun, adalah mengantar dan menolong anak untuk mengenal dan mengembangkan potensi-potensi dirinya agar menjadi manusia yang mandiri, dewasa, utuh, merdeka, bijaksana, humanis, dan mampu menjadi sosok Pasca-Indonesia dan Pasca-Einstein, sekaligus peduli dan solider dengan sesame manusia.

      Hapus
    2. Nama : Natalia Sitepu
      NIM : 15.02.578
      UAS berjalan III
      Bakdi Soemanto, Membaca novel-novel Romo Mangun sembari mengenang sosok beliau, ia menemukan kesejajaran. Karena itu, ia segera paham kenapa skripsi-skripsi S-1 yang mengulas karya Romo Mangun, lebih-lebih yang berjudul Romo Rahadi (1981) mahasiswa pun dengan serta merta menghubungkan isi maupun isu novel dengan kehidupan pribadi beliau. Secara mentereng, mahasiswa-mahasiswa itu menggunakan teori ekspresi, yang akrab dalam jagat pikir semangat zaman romantisme. Tetapi dalam kenyataan, Romo menulis roman, sebuah bentuk sastra baru, yakni yang posisinya berseberangan dengan mitologi. Jika mitologi menjaga komunitas agar tetap terikat oleh semangat kebersamaan, bahkan manusia dengan Tuhan, roman tidak demikian. Ia membebaskan diri dari ikatan-ikatan komunitas dan melakukan penjelajahan kemana-mana. Mungkin bahkan, walaupun buku Burung-Burung Manyar ditulis sebagai “sebuah roman” ketika saya cecap-cecap karya ini lebih terasa sebagai sebuah novel, yakni “roman yang diperbaharui”. keberanian Romo dalam mengekspresikan yang dipikirkannya. Jakob Sumardjo berkomentar bahwa Burung-Burung Manyar adalah novel yang objektif dalam melihat revolusi Indonesia. Bahkan, cenderung dari kacamata Belanda. Tokoh protagonisnya pun, walau orang Indonesia, bersikap kritis terhadap Republik dan bahkan anti-Republik. Romo Mangun Wijaya mengungkapkan pikirannya, dalam novel-novel yang ia buat yang menyentuh religiositas. Jelas, ketika sastra menempatkan manusia sebagai mahluk yang bermartabat dan berharga, saat itulah sastra telah menyentuh aspek terdalam dalam pengalaman manusia: religiositas. Pada titik yang muncul empati antara lain yang mewujud dalam bentuk pemberdayaan, seperti misalnya Roro Mendut.

      Hapus
    3. Nama : Natalia Sitepu
      Nim : 15.02.578
      UAS Berjalan IV
      Didalam teori ini menjelaskan bahwa novel yang berjudul "Belada Becak" ialah novel merupakan sebuah cerita tentang realitas sosial masa kini dan menceritakan sebuah peristiwa sejarah , lalu tokoh ini berusia muda. Bahkan novel ini menghubungkan ke kemanusiaan dan juga ke arah pemerintahan. gambaran manusia dalam novel belada becak akan mengalami nasib. hal ini akan berpihak kepada pemerintahan sebab kesulitan dan kesusahan yang dihadapi pasti pemerintah akan membantu pak kario. novel ini menyentuh pada ketulusan. nilai kemanusiaan ini akan memiliki usaha untuk mengembangkan dan juga menciptakan kepedulian. biarpun pak kario ini sakit-sakitan tapi ia tetap mendeskripsikan novel ini. fakta-fakta ini membuktikan dan menyatakan untuk konteks dan opsi dan obsensinya.
      pada titik yang muncul ialah bentuk teknologi nya misalnya :Di masa Orde Baru yang militeristis di kota Yogyakarta. Gambaran ini melukiskan sebuah gambar kuda andong. Belada Becak menyerahkan agar teks-teksnya dikembangkan. Bahkan kecenderungan ini menyebabkan pada peristiwa realitas sosial. waktu relatif ini memungkin kan untuk menjadi bukti mengembangkan novel becak belada ini. peristiwa sejarah merupakan peristiwa yang menjadi contoh untuk memperhatikan bahwa harus ada kepedulian terhadap sesama manusia, biarpun ad seseorang memiliki kualitas yang tinggi tapi kita harus peduli dan mengerti. disini bisa kita lihat bahwa keyakinan pasti ada hasil yang memuaskan untuk mengembangkan novel becak belada ini.
      Salam IBD

      Hapus
    4. Nama : Natalia Sitepu
      Nim : 15.02.578
      Si Pengembala Cerita
      Syalom Pak....
      Maaf ya pak saya terlambat.
      Si pengembala cerita merupakan cerita yang sangat menarik. Si pengembala cerita bisa menjadi contoh bagi kehidupan kita karena ini memiliki hati yang nurani dan cerita memiliki intelektual yang sangat kuat. Lalu di dalam si pengembala cerita memberikan nilai nilai kemanusiaan dan memiliki rasa cinta manusia. Cerita ini membangun diri kita lebih baik lagi karena cerita ini berkarakter. Contaoh kita sebagai guru , lalu kita memperkenalkan diri dihadapan murid kita , stlh berkenal, guru mengajak cerita yang bermotivasi dan muridnya terarah menjadi org yang dituntun dsn muridnya sangat semangat mendengarkan cerita tersebut. Cerita ini mengarahkan pada perilaku yang baik. Lalu penulisnya ialah romo mangun. Dia adalah seorang pastor dan ia pun juga seorang sang gembala cerita. Cerita ini memiliki lambang atau simbol. Di kehidupan kita sehari-hari perlu mencotoh sebab ini perlu kita lakukan. Hal ini menjelaskan bahwa dimana diri kita harus mengembangkan nilai kemanusiaan dan budaya. Cerita si pengembala baik ini bersifat cerita yang unik karena jarang kita temukan cerita seperti ini karena cerita yang lain tidak memberi kesan dan pesan yang mengarahkan dan menumbuhkan mempunyai nilai-nilai kemanusiaan. Proses cerita sangat memperhatikan manusia. Banyak hal hal yang sangat penting. Kemudian bisa kita lihat bahwa dari cerita dan penulisnya membuat diri kita lebih terbangun untuk mengembangkan nilai nilai kemanusiaan. Terkadang manusia tidak bisa membangun nilai nilai kemanusiaan, karena tidak ada jadi contoh untuk membangun nilai nilai kemanusiaan. Tokoh penulis ini sangat luar biasa. Romo mangun suka menolong dan suka merawat orang lain. Itulah hendaknya kita meniru dan meneladani tokoh Romo Mangun ini terutama khususnya anak jurusan PAK.
      Bujur... Mejuah-Juah kita kerina..
      Hidu IBD

      Hapus
    5. Nama : Natalia
      Nim : 15.02.578
      Tgkt/jurusan : I/PAK
      M.K : ILMU BUDAYA DASAR
      Dosen : Pdt.Edward Sinaga M,Th.
      Uas Berjalan Kelompok VI
      “Dehumanisme Politik Agama Di Indonesia”
      Didalam dehumanisme ini memiliki pembatasan hak kebebasan beragama, pembatasan kebebasan beragama mengarahkan kepada pembatasan untuk mewujudkan, mengejawantakan atau memanifestasikan agama atau keyakinan seorang yang termasuk kebebasan bertindak. Bagi kita sangat penting dalam kebebasan beragama tidak terlepas dari berbagai dari beberapa hal HAM (HAK ASASI MANUSIA). Dalam menegakkan prinsip pluralisme agama, setiap agama harus memiliki dasar teologisnya tersendiri untuk mengklaim kebenaran dirinya sendiri,Jadi kita harus tau bagaimana cara menegakkan prinsip pluralisme. Dan dimana tugas manusia hanyalah menyampaikan kebenaran dan membuat interpretasi atas kebenaran yang di yakini. Menyampaikan atau memberikan informasi harus ada kebenaran dan bukti agar itu tidak menjadi permasalahan dalam hal ini. Pentingnya kebebasan beragama itu harus mengembang tanggung jawab moral dan hukum untuk melaksanakan kewajiban, khususnya memenuhi hak kebebasan beragama. Lalu adanya jaminan bagi komunitas keagamaan untuk berorganisasi atau berserikat sebagai komunitas. pembatasan untuk melindungi keselamatan masyarakat, jadi disimpulkan bahwa pembatasan ini memiliki tujuan agar ini menjamin kehidupan kita sehari-hari di lingkungan sekitar kita. Banyak hal yang memungkin dalam pembatasan ini untuk mengarahkan kepada manusia. Kemudian kita tahu bahwa banyak permasalahan ketika mendapatkan kebebasan beragama. Tujuan utama pembatasan itu adalah untuk menangkal ancaman terhadap keselamatan atas kehidupan. Pembatasan untuk melindungi moral masyarakat. Pembatasan untuk melindungi hak kebebasan orang lain. Artinya Pembatasan memiliki aturan agar ini aman daan tidak adaa timbul perpecahan permasalahan.
      Menjuah-juah kita kerina ……
      Syalomm………..

      Hapus
    6. Nama : Natalia
      NIM : 15.02.578
      Tgkt/Jurusan : I/PAK
      M.K : Ilmu Budaya Dasar
      Dosen : Pdt.Edward Sinaga M,Th.

      UAS Berjalan VII
      “Agama dan Pluralisme”
      Kekerasan yang bermotivasi agama adalah kekerasan yang paling mengkhawatirkan dan juga mengerikan, karena agama berusaha untuk menyingkirkan saingannya. Artinya kita tidak boleh memakai kekerasan karena akan merusak harkat dan martabat agama itu sendiri. Kemudian di hal penyembuhan menjelaskan bahwa Kekerasan oleh orang-orang beragama dalam masyarakat ada sesuatu yang harus diobati. Jadi solusinya keagamaan yang benar adalah rendah hati dan menyerahkan penilaian kepada Allah. Supaya itu menjadi nilai-nilai kemanusiaan. Lalu Permasalahan agama di Indonesia adalah permasalahan yang sangat memilukan sebab banyak sekali terjadi kesalahan yang mengatas namakan agama. Padahal agama seharusnya menjadi pelindung namun ternyata tidak. Ada titik lemah di agama dan pluralisme yaitu :
      a. terjadi kekerasan, dan
      b. membiarkan kekerasan terjadi dan perusahaan daerah yang menentukan ijin perdirian gereja sering tidak berfungsi sedikitpun.
      Itulah yang membuat hal ini menjadi lemah dan menyebabkan hubungan agama kurang ketat atau kompak.
      Menjuah-juah kita kerina,…..
      Horas, SALAM IBD……

      Hapus
  14. Nama : Silviana Solin
    NIM : 15.02.584

    "Humanisme Y.B Mangunwijaya Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka"

    Y.B. Mangunwijaya yang sering disiebut Romo Mangun adalah seorang pastor yang sangat memperjuangkan humanisme dalam kehidupannya sehari-hari. Romo Mangun adalah seorang pastor yang berani keluar dari ruang lingkup pelayanannya digereja, dan terjun juga kedalam masyarakat yang miskin. Tugasnya adalah hanya membantu orang-orang miskin, sebab ia adalah seorang yang ahli bangunan. Humanisme adalah manusia, atau lebih sering dikatakan kemanusiaan. Dalam hal ini humanisme menuntut pembaharuan hidup dan terlebih sikap yang terus-menerus mau menjadi manusiawi dan menghargai kemanusiaan. Romo Mangun mengatakan bahwa pendidikan belum bisa menghasilkan manusia-manusia yang humanis. Dalam faham humanis religius tampak dalam perbuatan bapak Romo Mangun yang sebagai Pastor yang tidak konvensional. Hal ini dapat kita lihat pada panggilan imamatnya berakar dan di inspirasikan oleh daya tarik rakyat yang miskin, dan bukan paanggilan kegerejaan/keagamaan sebagaimana kebanyakan Pastor. Romo Mangun memberikan sumbangan dalam menghidupkan cilil society yang sering tidak mudah karena politik perkotak-kotakan pemerintah melalui konsep SARA-nya. Humanisme Romo Mangun bukanlah ideologi universal yang abstrak. Corak intelektual dari kaum muda didalam Belanda menurut Romo Mangun sangat beralihan dengan corak militeristik kaum muda didikan Jepang yang menumbuhkan angkatan 45. Humanisme juga bisa menyesuaikan diri dengan agama. Semua pemeluk agama mempunyai konsep sendiri dan ingin merumuskan "Agama" menurut perspektif penghayatannya sendiri. Bapak Romo Mangun bukan hanya sekedar melakukan humanis dalam kehidupan bermasyarakat, melainkan juga menginspirasi banyak orang dalam segala tindakannya. Kita hanya bisa melanjutkan karya-karya beliau dalam mewujudkan masyarakat yang humanis...

    Salam IBD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Silviana Solin
      NIM : 15.02.584
      UAS berjalan Kelompok II
      Judul : "Manusia Humanis Menurut Romo Mangun"
      Yusuf Bilarta(Y.B) Mangunwijaya yang lebih akrab dipanggil dengan sebutan Romo Mangun. Menurut Mangun, citra manusia tradisional Jawa pada hakikatnya adalah citra wayang belaka pada kelir jagat cilik (mikro-cosmos), jadi manusia hanya bayangan saja dan tidak sejati. Konsep manusia menurut kebudayaan Barat yang mengatakan bahwa setiap manusia di dalam dirinya sudah hamil dengan kebenaran. Maksudnya hamil adalah setiap manusia memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang harus kita keluarkan. Dan juga guru sebagai bidan, yang artinya harus aktif manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Mangun menunjukkan bahwa tokoh Oti dan loemadara adalah sosok rakyat kecil yang ditindas oleh orang-orang yang kaya. Mangunwijaya juga ingin mengembangkan manusia yang humanis, namun pembentukan manusia yang humanis itu terbentuk oleh budaya foedalisme yang sudah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Menurut Romo Mangun, kebudayaan pasca-suku tumbuh dari perubahan ekspansi budaya, pemburu, nelayan, dan pengembara yang berevolusi ke budaya agraris yang menetap, dan kebupatian sampai ke kerajaan besar. Menurut Mangun juga nasionalisme Indonesia di masa mendatang, yakni pembelaan kawan manusia yang masih dijajah, miskin dalam segala hal dan juga harus menolong manusia yang tidak berdaya dalam menghadapi para penguasa yang semena-mena. Romo Mangun juga mengajak generasi muda untuk bersikap menurut dinamika relatifitas dengan tidak mutlak. Menurut Mangun dalam segi pendidikan, kita harus mengantar dan menolong anak untuk mengenal dan mengembangkan potensi-potensi dirinya agar menjadi manusia yang mandiri, dewasa, humanis serta mampu menjadi sosok yang berguru di masa depan. Dalam hal itu Mangun sangatlah jelas ingin mengubah manusia dari yang tidak mempunyai akhlak jadi mempunyai kepribadian yang baik, dari yang hidupnya telah baik bisa menjadi lebih baik lagi. Romo Mangun sangatlah jelas mempunyai banyak cita-cita untuk mencerdaskan dan yang lebih di tekankannya adalah cara agar rakyat Indonesia itu benar-benar seutuhnya merdeka. Romo Mangun selalu mengambil sisi positif dari setiap pekerjaan-pekerjaan yang ditekuninya. Oleh karena itu, seluruh manusia yang telah mengetahui bagaimana bapak Romo Mangun ini dalam meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan, kita sebagai mahasiswa khususnya mahasiswa STT ABDI SABDA agar bisa meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan dan menjadi manusia yang humanis.
      Horas, Mejuah-juah, njuah-njuah Jahobu Salam IBD...

      Hapus
    2. Nama : Silviana Solin
      NIM : 15.02.584
      “Pasemon Dalam Karya Sastra Romo Mangun”
      Kelompok III
      Romo Mangun adalah seorang pastor yang bekerja didalam/ diluar Gereja, selain itu ia juga seorang arsitek yang hebat dalam membangun bangunan. Siapa sangka bapak Romo Mangun juga adalah seorang sastrawan yang hebat, hal ini dikarenakan beliau sendiri menciptakan Roman, Mitologi, dan Novel. Jelaslah dalam seluruh karya beliau terkandung didalamnya banyak arti. Bapak Romo Mangun disini sangat jelas tidak mencari materialistis, dia bisa saja cepat kaya dengan cara menjadi arsitek, namun bukan itulah yang di inginkannya didalam kehidupannya. Beliau ingin kita untuk tiak mencari kekayaan/ materialistis, melainkan kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Cara Romo menghasilkan/ menghadirkan pikiran dengan Pasemon dan dengan simbol-simbol, dengan cerita Allegorical, itu adalah sangat membantu kita untuk menjadi manusia yang sempurna. Romo Mangun sendiri yang mengantar kita menjadi manusia yang bisa membangun diri sendiri dan orang lain. Dalam sastra Romo, ia bisa menyambungkan hidup masa kini dengan pengalaman religiositas orang-orang. Artinya adalah beliau sangat memahami akan isi hati seseorang dan bagaimana dia dalam agamanya yang sekarang. Saya juga tertarik akan “Siapa yang ingin menikmati fajar, harus juga mau menikmati senja hari”. Artinya adalah jika kita ingin menjadi seorang yang sukses, kita harus menginjakkan kaki dulu di level yang paling bawah, dan harus mau ikut didalamnya. Dalam mengungkapkan pikirannya beliau selalu membuat novel-novel yang selalu menyentuh hari setiap pembacanya. Jelas ketika sastra menempatkan manusia sebagai makhluk yang berharga, saat itu lah sastra telah menyentuh aspek terdalam dalam pengalaman manusia. Beliau juga banyak mengkritik/ ikut serta dalam mengkritik politik Indonesia, namun dalam pemerintahan dia tidak di anggap dan dipedulikan. Bapak Romo Mangun pada intinya menginginkan kita agar bisa menaikkan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan bermasyarakat, baik dimedia massa, sastra atau pun tindakan langsung.
      Salam IBD

      Hapus
    3. Nama : Silviana solin
      NIM :15.02.584
      Kelompok IV dengan judul Belada Becak
      Dalam keberpihakan kita kepada kaum miskin atau marginal, kita tidak hanya memberikan sumbangan atau yang lainnya, tetapi kita juga memberikan mereka peluang bekerja.
      Pada masa sekarang ini banyak yang terjadi didalam jabatan pemerintahan dalam menjalankan tugasnya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan yaitu keberpihakan kepada kaum miskin. Kita bisa mengambil contoh buktinya didalam lingkungan tempat kita bertinggal, misalnya seperti sumbangan dari pemerintah kita kepada siswa/siswi yang berupa dana bos. Sumbangan itu seringkali terjadi tidak sampai kepada orang yang berhak menerimanya (kaum marginal), karena pejabat atau orang yang bertugas itu tidak bekerja secara jujur dan tidak tidak bekerja didalam keberpihakan kepada orang miskin tetapi dalam pandang bulu yaitu hanya memperkaya diri sendiri dan juga keluarganya sendiri.
      Pada saat sekarang ini terkadang orang miskin terpinggirkan/tertindas dan keadilan itu jauh dari kehidupan mereka dan sebuah peluang untuk mendapatkan pekerjaan akan sulit bagi kaum marginal. Salah satu cntohnya yaitu dalam melamar sebuah pekerjaan di bidang PNS , hal itu sangat sullit bagi mereka yang miskin untuk memberikan uang sebagai imbalan agar mereka mendapatkan sebuah pekerjaan. Dalam Hal ini perlu sebuah keadilan itu ditegakkan yaitu dalam keberpihakan kepada kaum miskin agar tidak hanya mereka yang kaya yang berpeluang untuk mendapatkan sebuah pekerjaan tetapi bagi mereka juga orang yang miskin harus memberikan peluang sebesar mungkin supaya keadilan itu tercapai.
      Inilah kesimpulan yang dapat saya pahami berupa masukan dari sajian kelompok 4.
      Syalom dan Gbu. Njuah-njuah….. Salam IBD

      Hapus
    4. Nama :Silviana solin
      Nim :15.02.584
      Kelompok V
      Dengan judul "Si Penggwembala Cerita"
      Pada sajian kali ini saya juga merasakan bahwa selama saya belajar IBD wawasan saya tentang nilai-nilai kemanusiaan semakin bertambah, maka untuk itu terlebih dahulu saya juga mengucapkan terimakasih banyak kepada Bpk Dosen Pdt. Edward sinaga telah memperkenalkan mata kuliah ini terhadap kami mahasiswa STT AS.
      Bapak Romo Mangun wijaya(YBM)telah dikenal oleh banyak masyarakat Indonesia bahkan juga di luar Negeri. Beliau dikenal sebagai penulis karya sastra, arsitektur, bahkan penggembala/penginjil. YBM menekankan bahwa menulis karya sastra itu mesti "filsafat dan histories". Menulis karya sastra dari hasil pengalaman kehidupan sehari-hari dapat mengundang atau menggoda hati pembaca ke hidup dan berpijak lebih berhati nurani. YBM lebih memilih untuk menulis novel daripada puisi, karena Ia ingin melontarkan atau mengutarakan pesan-pesannya kepada pembaca menjadi tukang tafsir lambang seperti Novel Burung-burung Manyar terdapat berkelimpahan lambang. Dengan membaca novel Burung-burung Manyar tersebut pembaca akan membaca dan mengalami merenung berbekal tentang fauna. YBM juga peduli terhadap lingkungan sekitarnya, Ia suka menolong dan merawat orang. Beliau juga memperlihatkan kepeduliannya kepada orang-orang miskin dan orang yang kurang diperhatikan oleh pemerintah. Maka dari itu tidak heran bahwa dalam karya sastranya banyak tersirat nilai-nilai kemanusiaan.
      Syalom dan JBU for all of us.
      Salam IBD....

      Hapus
    5. Nama :Silviana solin
      NIM : 15.02.584

      Materi ke VI
      "Dehumanisme politik agama di indonesia"
      Dalam sajian kelompok VI dapat saya ketahui dan disimpulkan bahwa negara Indonesia merupakan negara yang memiliki agama yang paling banyak di dunia. Agama-agama yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah: Hindu, Buddha,Kristen protestan, Khatolik, Islam dan Khonghucu. Jika ada agama pasti ada deskriminasi, terbukti di Indonesia pancasila belum diejawantahkan secara dewasa karena agama minoritas sering tidak diperhitungkan. Menurut saya kebebasan beragama perlu sekali diterapkan di Indonesia, meskipun pada kenyataannya hal tersebut sangatlah susah di aplikasikan di Indonesia.
      Agama sangatlah penting ditunjukkan melalui perbuatan, tingkah laku, sikap kita dalam mengerjakan pekerjaan atau tanggung jawab di dalam kehidupan. Sangat tidak baik jika kolom agama di hilangkan/dihapuskan di KTP hanya karena suatu masalah atau problema yang dapat menjadikan agama itu tidak berarti bagi masyarakat. Contohnya: dalam melamar suatu pekerjaan, maraknya yang terjadi sekarang memilih-memilah dari agama seseorang itu apa. Disajikan kali ini dapat kita pahami bahwa bapak Romo mangun mengajarkan hal keberagamaan dan bertujuan untuk memperbaharui diri kita masing-masing, khususnya dalam kepercayaan. Inilah tujuan dari penulis, supaya Indonesia membangun sifat humanisme dan tidak memakai dehumanisme, melalui kerendahan hati kita masing-masing dan tetap menjadi bagian dalam membangun bangsa kita "Indonesia" tercinta ini.
      Syalom dan salam IBD

      Hapus
    6. Nama :Silviana solin
      NIM :15.02.584
      Materi ke VII
      "Agama dan pluralisme"
      Sajian kali ini membahas tentang pluralisme dan agama.
      Pluralisme dalam arti adalah sebagai keterbukaan dan kebaikan hati terhadap agama-agama lain(kasih) yang dituntut dari politik agama kristiani. Pluralisme disebut jika adanya pengakuan pada kebenaran agama lain.
      Banyak pendapat atau pandangan yang bermunculan mengenai pluralisme dan agama. Sesungguhnya keberagamanlah yang menjadikan suatu negara itu kaya. Negara yang harus membina masyarakat agar dapat saling menemui perbedaan satu sama lain. Maka negara ini akan sejahtera. Setiap pemeluk agamapun harus bersedia aktif dalam usaha memahami perbedaan dan kita harus memiliki sikap inklusisvisme dalam pluralisme agar ada kesejahteraan, kedamaian, kerukunan umat beragama di Indonesia dengan kelima sila pancasila. Sebagai negara yang penuh keberagaman, maka pluralisme adalah nilai yang paling hakiki bagi negara Indonesia.
      Salam IBD

      Hapus
  15. Nama : Putri Pebrina Nababan
    Nim : 15.02.580
    Ting/Jur : I/PAK
    UAS Berjalan Kelompok 1
    Y.B Mangunwijaya adalah seorang humanis religious yang mencurahkan seluruh hidup dan karyanya untuk memperjuangkan terwujudnya humanism. Humanisme memperbaharui hindu dan terlebih sikap yang terus-menerus mau menjadi manusiawi dan menghargai kemanusiaan. Konsep yang di ingginkan dikembangkannya adalah manusia humanis. Romo melakukan pendekatan konsep guna dan citra.
    Romo disebut “Pastor” atau “Padre” adalah panggilan khusus dan terikat dalam tugas-tugas gerejani
    ( Roma Katolik ); namun Y.B Mangunwijaya adalah seorang rohaniawan katolik, yang mengabdi kepada kaum golongan miskin, tertindas, terhina dan menderita.
    Humanisme religious memiliki dua sikap yaitu: sikap optimis dan sikap pesimis. Sikap optimis adalah di cerminkan oleh sebuah symposium. Sikap pesimis adalah di gambarkan. Diryakara mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk manusia melalui proses humanisasi dan hominasi. Pendidikan harus bersifat terbuka kearah masa depan, mencerahkan dan mengembangkan kebaharuan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Putri Pebrina Nababan
      Nim : 15.02.580
      Ting/Jur : I/PAK
      UAS Berjalan Kelompok 2
      Yusuf Bilyarta Mangunwijaya di panggil dengan sebutan Romo Mangun. Romo Mangun lahir pada tanggal 6 mei 1929 di Ambarawa, Romo Mangun adalah anak sulung. Ayah Bilyarta adalah seorang guru (SD ) sedangkan ibunya guru ( TK ).
      Ada tiga konsep tentang kebudayaan manusia:
      • Konsep kebudayaan jawa; manusia tradisional jawa pada hakikatnya citra wanyang belaka padea kelir jagad cilik ( mikro-kosmos ). Prinsip pendidikan jawa dan yang tradisional seumumnya adalah hanyalah penyadaran posisi.
      • Konsep kebudayaan barat; pendidikan barat ini mengalami metamorfosa. Kebudayaan barat menekankan bahwa tujuan hidup fana tidak lagi hanya selaku persiapan kedua akhirat.
      • Konsep kebudayaan konterporer; memiliki dua sisi, yaitu: sisi negative dan sisi positif.
      Dari sisi negatifnya: memiliki hipokritis sengan dan enggan,memiliki jiwa feudal yang tinggi ,percaya takhayal,berkrakter lemah,kecenderungan boros,cepat cemburu dan dengki.
      Dari sisi positifnya : memiliki rasa artistic yang tinggi,suka tolong menolong dan bergotong royong, memiliki kesabaran hati, dan adanya ikatan kekeluargaan yang mesra/ romantic.

      salam IBD.

      Hapus
    2. Nama : Putri Pebrina Nababan
      NIM : 15.02.580
      Ting/Jur : I/PAK
      UAS Berjalan Kelompok 3

      “Pesemon Dalam Sastra Karya Romo Mangun”

      Pasemon berasal dari bahasa sastra Jawa Tradisional merupakan “gaya perbandingan yang mirip dengan alusio”. Pasemon menggambarkan suatu keadan dalam karya sastra, yang mengingatkan orang kepada peristiwa sejarah, dongeng,atau mitos. Pasemon dalam sastra karya Romo Mangun, yang di mana Romo Mangun memiliki sastra karya Roman, Mitologi dan Novel.
      Roman ialah sebuah bentuk sastra baru, yang posisinya berseberangan. Misalnya: Sitti Nurbaya.
      Mitologi ialah menjaga komunitas agar tetep terikat oleh semanggat kebersamaan.
      Novel ialah genre sastra yang munculnya sejajar dengan lahirnya “kelas menengah” artinya: kehidupan nyata dan kehidupan baru. Misalnya: burung-burung manyar.
      Sastra menempatkan manusia sebagai mahluk yang martabat dan berharga. Sastra telah menyentuh aspek terdalam dalam pengalaman manusia: religiositas. Munculnya Isu pokok atau Sub isu dari novel Romo yang lain. Misalnya: Roro Mendut artinya: seorang perempuan pemberani, pemberontak dan memiliki sifat laki-laki. Pikiran tambahan khas Romo Mangun dalam Novelnya adalah Romo dalam menghadirkan tokoh-tokoh gambaran berbagi macam fenomena kehidupan tidak seperti mereka yang menganut teologi moral tidak hitam dan putih (black and white),tetapi utuh warna putih dan hitam. Dalam burung-burung rantau misalnya, adengan dialog Neti dan Krishna.
      Mangunwijaya ahli dalam sastra yang mengandung pesan-pesan kemanusiaan. Setiap novel Romo Mangun ada kebaikan, kebenaran dan keadilan.

      Salam IBD.

      Hapus
    3. Nama : Putri Pebrina Nababan
      NIM : 15.02.580
      Ting/Jur: I/PAK
      UAS Berjalan Kelompok 4
      Keberpihakan Pada Kaum Miskin, Konteks yang Melatarbelakangi dan Gambaran Kaum Miskin dalam Balada Becak Karya (Y.B Mangunwijaya)
      Pada pertemuan keempat ini, saya menyimpulkan bahwa Romo Mangun mempunyai Novel yang berjudul “Balada Becak” Berbicara tentang Kaum Miskin dalam istilah lain ada juga disebut manusia Marginal yang artinya orang yang terpinggirkan. Novel “Balada Becak”, bersumber pada peristiwa sosial masa kini. Ada 2 konteks yang melatarbelakangi, yaitu: opsi dan obsersi. Yang dimana bahwa karya sastra hanyalah hasil khayalan pengarangnya saja, demikian juga angapan bahwa kasrya sastra hanyalah tiruan kenyataan atau karya fisik yang bergerak dalam sebuah dunia imaginatif, sebuah dunia rekaan, dunia lain atau sebuah dunia alternatif yang dipelajari secara terpisah dari fakta-fakta lainya seperti Ekonomi, politik, agama. Pada abad ke-20, telah muncul Paradikma baru pendekatan new historicism yang diplopori oleh Stephen Greenblatt. Tokoh-tokoh dalam BB yang dapat dikategorikan sebagai manusia marginal antara lain: Yusuf, Rahmat, pekerja-pekerja di bengkel las, anak-anak kecil disekitar bengkel, pedagang gori (Bu Dullah), pembantu-pembantu, pemuda-pemuda pengangguran, dan mahasiswa akademi yang miskin. Yusuf yang dipanggil Yus disitu adalah anak tukang becak bernama Kario sentono. Ibunya sudah tiada. Dia hanya lulusan SMA. Mau lanjut tapi tak punya biaya. Untuk membuktikan bahwa anak Kario sentoso melarat itu tak semuanya seperti Yus yang sudah mapan. Seperti Rahmat pemilik bengkel yang sukse. Mangunwijaya dalam novelnya mengungkapkan kata-kata emasnya yaitu ketidaktulusan akan selalu mengalami nasip yang tak menguntungkan dalam kisahnya. Dari tokoh Mangunwijaya terkhusus dalam novelnya menekankan pembaca untuk berpihak pada kaum miskin serta tuluslah dalam menolong kaum miskin.

      Hapus
    4. Nama : Putri Pebrina Nababan
      NIM : 15.02.580
      Ting/Jur: I/PAK
      UAS Berjalan Kelompok V
      “Si Pengembala Cerita”
      Pengarang Si Penggembala Cerita ini adalah Y.B.Mangunwijaya. YBM adalah penabur lambang di novel. Melalui pilihan-pilihan lambang merujuk ke flora dan fauna. Kita mengenali sebagai pengarang cerpen, novel,esai. YBM juga berperan sebagai “ pembaca terkun “ dan “ tukang komentar”. Buku Sastra dan Religiositas (1982) membuktikan penggembala cerita mengalami ketakjuban-ketakjuban di kesustraan. YBM juga pembaca novel-novel garapan pengarang Eropa,Amerika,Arab. Ketekunaan membaca novel merangsang uraian-uraian mengenai religiositas. Bersastra memerlukan “ketulusan” dengan pengertian kesungguhan. YBM tak sekedar mengasuh kata. Penghadiran selalu memiliki “keterlibatan” dengan perkara-perkara pokok di kehidupan, ada di orbit sastra kontekstual dan mengakar ke realitas. Penggembala cerita ingin susastra adalah urusan kontemplasi. Pengajuan peristiwa dan tokoh mengenai bagai tema bermula dan berujung dengan pengikatan kontemplasi. Lambang Penggembala cerita mengajak pembaca menjadi tukang tafsir lambang. Novel-novel YBM adalah jagat lambang. YBM adalah penabur lambang di novel. YBM memiliki kompetensi tentang ilmu-ilmu mutakhir, tapi selalumengembalikan cerita ke rumah alam, flora dan fauna. Novel Burung-Burung Manyarberkelimpahan lambang. YBM membahasakan bahwa susastra mesti historis dan filsafat. Sastra tak sekadar cerita. Sastra berurusan dengan hati nurani. Nilai-nilai hidup dan kemanusiaan sering disorot dengan mata intelektualitas, mengarah ke universitas tanpa abai lokalitas.

      Salam IBD.
      Terima Kasih…

      Hapus
    5. Nama : Putri Pebrina Nababan
      NIM : 15.02.580
      Ting/Jur : I/PAK
      UAS Berjalan Kelompok 6
      “DEHUMANISME POLTIK AGAMA DI INDONESIA”
      Indonesia memiliki beragam-ragam suku, ras, bahkan agama yang menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. negara Indonesia agaknya memiliki sifat inklusif terhadap pluralisme yang ada di indonesia. pluralisme agama sangat variatif. Pluralisme hendaklah dimaknai bahwa setiap pemeluk agama harus berani mengakui eksistensi dan hak agama lain, bersedia aktif dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan berbagai agama menuju terciptanya suatu keharmonisan masyarakat. Setiap agama juga mempunyai dasar teologisnya sendiri untuk mengklaim kebenaran dirinya. semua agama juga mempunyai dasar teologis untuk menyatakan bahwa hanya Tuhan dan Wahyulah yang merupakan kebenaran absolut. Tugas manusia hanyalah menyampaikan kebenaran dan membuat interpretasi atas kebenaran yang diyakininya itu. Politik agama adalah mendukung martabat manusia. Politik bertujuan untuk kesejahteran rakyat.

      Salam IBD.
      Terima Kasih..

      Hapus
    6. Nama : Putri Pebrina Nababan
      NIM : 15.02.580
      Ting/Jur : I/PAK
      UAS Berjalan Kelompok 7.
      1. Pluralisme dan Reaktualisasi Pancasila
      2. Agama: Titik Lemah Bangsa Indonesia
      3. Hal Penodaan Agama
      4. Kekerasan ats Nama agama
      Pluralisme adalah sebagian keterbukaan dan kebaikan hati dan terhadap agama-agama yaitu: agama Kristiani, Islam, Hindu,dan Buddha. Indonesia merupakan Negara paling plural di dunia, dengan beragam suku dan agama. Pluralisme adalah nilai yang paling hakiki bagi Negara Indonesia. Pluralism dan Reaktualisasi Pancasila dikarenakan pluralisme mengalami ancaman yaitu: pandangan kristiani dan reaktualisasi pancasila. Yang dimana pandangan kristiani itu adalah pandangan agama katolik. Pandangan agama katolik ini tidak boleh ada eksklusivisme, bahwa agama lain juga memiliki nilai-nilai dan kebenaran. kebenaran sepenuhnya hanya ada di dalam Yesus Kristus. Orang katolik dengan memandang bahwa keselamatan karena Yesus menawarkan keselamatan kepada semua orang. Sedangkan Reaktulisasi Pancasila adalah memiliki hak dan kewajiban yang sama. Dalam pancasila, nilai-nilai dasar Pancasila yang perlu diaktualisasikan adalah kesediaan untuk saling menerima dalam kekhasan masing-masing. jadi, kesediaan untuk menghormati dan mendukung kemajemukan bangsa serta senantiasa menata kehidupan bangsa ini secara inklusif. Agama titik lemah bangsa Indonesia karena merosotnya toleransi antar umat beragama. Negara seharusnya membina masyarakat supaya menerima. Pimpinan seharusnya mempunyai keberanian untuk menyerukan kepada bangsa Indonesia agar bersedia menjamin kesejahteraan, keamanan, dan kebebasan mereka yang berbeda. salah satu prinsip dasar demokrasi adalah Zero Tolerance terhadap kekerasan. Amat memalukan bahwa pimpinan nasional tidak mempunyai keberanian untuk memperingatkan bangsa bahwa kelompok-kelompok itu pun warga Negara yang wajib kita hormati haknya serta menjamin keutuhan dan keamanan. Dalam penafsiran akan kegiatan menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama bagi gereja Katolik mengatakan bahwa Saksi Yehuwa sebagai ajaran menyimpang dari ajaran Kristiani karena saksi Yehuwa menempatkan dirinya sebagai Allah. Kebebasan beragama itu adalah setiap orang berhak mengikuti kepercayaannya masing-masing tanpa memandang minoritas/ mayoritas. Itulah yang menjadi inti dari kebebasan beragama, bahwa pihak lain tidak berhak mencampuri ajaran agama orang lain. Kekerasan atas agama di bagi menjadi tiga: kekerasan komunal, kekerasan bermotivasi agama dan perlu penyembuhan. Yang dimana kekerasan komunal ini adalah kekerasan yang terjadi antar komunitas-komunitas yang bersifat suku, ras, agama maupun golongan. Kekerasan ini terjadi apabila adanya keterlibatan komunitas. Sedangkan kekerasan bermotivasi agama adalah kekerasan yang paling mengkhawatirkan dan juga mengerikan, karena agama berusaha untuk menyingkirkan saingannya. Perlu penyembuhan, Kekerasan oleh orang-orang beragama dalam masyarakat ada sesuatu yang harus diobati. Kemampuan bertoleransi perlu dibangun kembali.

      Salam IBD.
      Terima Kasih...

      Hapus
  16. Nama : Fernando Rianz Parasian Siregar
    NIM : 15.02.574
    Judul : "Humanisme Y.B Mangunwijaya Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka"
    UAS Berjalan Kelompok I

    Sudah sepatutnya kita berterimakasih kepada bapak Romo Mangun atas kegigihannya menciptakan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan bermasyarakat. Nahhh peran kita sebagai mahasiswa adalah kita harus melanjutkan/ meneruskan apa yang telah diperbuat Romo Mangun, memang manusia di dunia ini tidak ada yang sempurna, namun kita harus berusaha agar selalu tampil sempurna. Seperti halnya bapak Romo Mangun, beliau berani keluar dari ruang lingkup pekerjaannya dengan membantu orang-orang miskin dan membantu membangun rumah-rumah sederhana. Cauvinism membuat Romo Mangun tidak goyah akan kritikan-kritikan orang padanya. Romo Mangun adalah orang yang berjiwa nasionalis, namun dilain sisi beliau tidak lebih percaya kepada jiwa nasionalisnya tersebut, melainkan lebih menaati apa kata hatinya sendiri. Menurut Romo Mangun, pendidikan tidak menghasilkan manusia-manusia yang humanis. Untuk itu, baginya
    pendidikan harus ditempatkan dalam kerangka evolusi, yaitu upaya mengantar murid kearah pendewasaan. Mangun juga menerapkan paradigma berpikir ngiwar itu didalam setiap langkahnya memperjuangkan humanism. Romo Mangun juga melakukan pendekatan konsep “guna” dan “citra”, sebab dia juga adalah seorang arsitektur. Dan dalam bidang sosial politik, Romo Mangun memang berpolitik, tapi bukan untuk mencari kekuasaan dan mempertahankannya dengan segala cara. Dalam faham Humanisme Religius, bapak Romo Mangun juga telah ikut serta didalamnya. Karena panggilan imamatnya berakar dan diinspirasikan oleh daya tarik pada rakyat yang miskin, dan bukan pada panggilan keagamaannya/kegerejaannya. Humanisme lebih menekankan kepada setiap diri manusia agar bisa menjadi pribadi yang baik untuk kita sesama manusia. Maka dari itu, kita sebagai manusia, khususnya para mahasiswa harus bisa mewujudkan dan meneruskan nilai-nilai kemanusiaan tersebut, sebab nilai-nilai kemanusiaan itu mahal harganya dibanding dengan materi.
    Salam IBD...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Fernando Rianz Parasian Siregar
      NIM : 15.02.574
      Judul : “Manusia Humanis Menurut Romo Mangun”
      UAS Berjalan Kelompok II

      Romo Mangun sangatlah bekerja aktif dalam menciptakan kebudayaan yang humanis. Tanpa disangka-sangka, beliau ternyata seorang yang pandai bangunan juga (arsitektur) yang terkenal dan sempat mendapatkan penghargaan pada saat itu. Bagi saya, Mangun bukanlah orang yang mencari kekayaan, melainkan hanya lebih mencari kedamaian dalam hidup bermasyarakatnya. Itu terbukti dalam ia menjadi arsitek yang hebat, ia tidak sombong dan selalu bersikap ramah pada orang-orang miskin khususnya. Konsep-konsep tentang manusia menurut berbagai kebudayaan adalah mempunyai satu tujuan, yaitu bisa menghayati dan membuat dasar dan pedoman dalam hidupnya masing-masing. Konsep manusia menurut Romo Mangun menunjukkan bahwa tokoh Oti dan Loemadara adalah sosok rakyat kecil yang selalu ditekan oleh orang-orang yang kaya. Konsep yang ingin dikembangkan Mangunwijaya adalah manusia yang Humanis. Namun, dilain sisi itu masih terbentur oleh budaya feodalisme yang telah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Mangun juga menawarkan sebuah konsep manusia humanis yang bebas dari belenggu-belenggu feodalisme, beliau menamai manusia humanis itu dengan istilah manusia Pasca-Indonesia, atau Pasca-Nasional dan Pasca-Einstein. Mungkin didalam tekad Romo Mangun adalah membuat yang bermakna dalam setiap kehidupan bermasyarakat. Karena menurut mangun sendiri hidup ini bukan hanya untuk mencari nasi dan uang, tetapi harus juga mencari yang sejati. Mungkin pada saat itu orang-orang banyak yang menertawakan Romo Mangun dalam kegigihannya dalam mengubah kehidupan dan pola pikir masyarakat di Indonesia. Namun, sekarang banyak orang-orang telah sadar akan tulusnya pengorbanan Romo Mangun tersebut dalam kehidupan bermasyarakat. Romo Mangun berusaha keras agar nilai-nilai kemanusiaan itu dapat tercipta dan nyata nantinya. Untuk itu kita harus menjadi manusia dan khususnya mahasiswa yang dapat mengangkat nilai nilai kemanusiaan itu kearah yang lebih baik.
      Salam IBD...

      Hapus
    2. Nama : Fernando Rianz Parasian Siregar
      NIM : 15.02.574
      Judul : “Pasemon Dalam Sastra Karya Romo Mangun”
      UAS Berjalan Kelompok III

      Selain membantu orang miskin, dan menjadi arsitek yang terkenal, ternyata Romo Mangun juga seorang sastrawan yang hebat juga. Dalam hidupnya ternyata beliau dalam karya sastranya memiliki sastra karya Romoan dan Novel. Dalam bukunya yang berjudul Burung-Burung Manyar , gambaran yang dihasilkan adalah seorang bocah sebagai anak kolong. Setidaknya Romo Mangun juga sepertinya pernah merasakan penderitaan yang seperti itu. Saya berpikir dan dapat menyimpulkan bahwa sangat banyak karya-karya Romo Mangun yang memiliki arti. Dalam hal kesastraannya, beliau lebih senang menuliskan Roman, hal itu terlihat bahwa dia senang sekali genre sastra yang lebih bebas ketimbang Mitologi. Dalam ideologi novelnya, Romo Mangun jelas selalu memakai ideologi yang sama, yakni kemerdekaan. Mungkin itu juga salah satu alasan agar terciptanya nilai-nilai kemanusiaan tersebut. Dalam kemerdekaan itu, tokoh-tokoh menemukan makna kemanusiaan yang sekaligus ada kebesaran, kebanggaan, dan kecemasan, bahkan keterombang-ambingan. Sastra menempatkan manusia sebagai makhluk yang berharga dan bermartabat, saat itulah sastra telah menyentuh aspek terdalam, dalam pengalaman manusia Religiostitas. Romo Mangun juga mengatakan bahwa “Siapa yang ingin menikmati fajar dipagi hari, harus juga mau menikmati senja di sore hari”. Artinya adalah jika kita menginginkan hidup kita baik-baik terus, pastilah kita juga harus mau juga mengalami pengalaman hidup yang pahit. Begitu banyak novel-novel Romo Mangun, memang tidak diangkat dalam konteks komersial/uang, seperti sinetron dan lain sebagainya, namun novelnya telah banyak orang yang mengetahuinya. Untuk itu kita sebagai Mahasiswa haruslah ikut membantu sekaligus meneruskan inti sari dari novel-novel yang sudah dibuat bapak Romo Mangun yaitu adalah merdeka dan membangun keadilan dalam bermasyarakat, sehingga nilai-nilai kemanusiaan itu dapat terwujud nantinya.
      Salam IBD...

      Hapus
    3. Nama : Fernando Rianz Parasian Siregar
      NIM : 15.02.574
      Judul : Keberpihakan kepada kaum miskin dalam novel Belada Becak
      UAS Berjalan Kelompok IV

      Dalam setiap karyanya, Romo Mangun selalu menghayati apa yang telah ia perbuat kepada kaum-kaum miskin. Dia juga mempunyai banyak novel , yaitu salah satunya adalah Belada Becak. Romo Mangun dari dulu sampai sekarang tidak pernah padam akan karya-karya yang telah ia perbuat. Belada Becak yaitu novelnya adalah menceritakan tentang Romo Mangun yang berpihak kepada kaum-kaum miskin (Marginal). Dalam hal ini, berarti Romo Mangun sangat berpihak kepada kaum miskin. Dan mungkin dia pernah mengalami pengalaman-pengalaman tersebut pada waktu beliau semasa hidupnya. Lewat novel BB, Mangunwijaya menafsirkan realitas social masa kini dengan tokoh tukang becak yang masih hidup ditengah-tengah kota Yogyakarta dimasa Orde Baru yang materialistis dan penuh dengan teknologi. Dalam novel BB ini erat kaitannya dengan seorang anak muda yang tidak dapat melanjutkan kuliahnya dikarenakan masalah biaya. Novel BB dapat dikategorikan sebagai novelit yang bersumber pada masalah-masalah social yang sering terjadi dimasyarakat. Dalam novel ini terdapat banyak sekali cerita tentang kaum-kaum miskin yang hidupnya sangat susah, namun mereka berusaha agar tetap menikmati hidupnya. Dalam novelnya BB, Mangunwijaya menekankan pembaca untuk berpihak kepada kaum miskin marginal serta ketulusan hati untuk menolong mereka. Mangun wijaya sangat bersikukuh dalam mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan bermasyarakat. Maka dari itu kita juga harus bersyukur dalam novel ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa kita harus bisa membahagiakan kaum-kaum miskin yang hidup di pinggiran kota. Romo Mangun menginginkan kita akan kebahagiaan hidup dalam bermasyarakat. Sebagai mahasiswa yang telah mengetahui bagaimana kerja kerasnya Romo Mangunwijaya, haruslah kita bisa mewujudkannya kelak di kemudian hari.
      Salam IBD...

      Hapus
    4. Nama : Fernando Rianz Parasian Siregar
      NIM : 15.02.574
      Judul : SI PENGGEMBALA CERITA
      UAS Berjalan Kelompok V

      Romo Mangun juga dapat dikatakan si penggembala cerita, karena dia juga pembaca yang tekun, dan tukang komentar. Buku sastra dan religiosita membuktikan penggembala cerita mengalami ketakjuban-ketakjubandi kesusastraannya. Romo Mangun bisa dikatakan orang yang penuh dengan multitalenta. Mengapa bisa dikatakan seperti itu ?? hal ini dikarenakan selain ia menggembalakan jemaat Katolik, dia juga si penggembala cerita. Romo Mangun sangat subur dengan cerita-cerita humanism. Si penggembala cerita mengalami hidup menaruh ide, imajinasi, dan inspirasi bagi para pembacanya. Beliau juga dikatakan sebagai penabur lambing dalam novelnya ini. Dalam novelnya ini, sangat mudah dipahami karena sangat menyentuh pengalaman kehidupan sehari-hari. Dalam novel ini juga bisa kita kaitkan dengan seorang Guru PAK. Mengapa demikian ??? karena nantinya seorang Guru PAK akan menjelaskan dan berbicara panjang lebar layaknya seperti si penggembala cerita kepada anak didiknya mengenai cerita tentang Yesus Kristus. Cerita-cerita seperti itu layaknya seperti renungan sifatnya. Romo Mangun sangat menikmati kehidupannya, dia tidak sombong, dia selalu memperhatikan sekelilingnya. Mangunwijaya sangatlah pribadi yang tegas namun dia bisa mengendalikan ketegasannya tersebut. Mangun juga bercerita panjang lebar, namun ujung-ujungnya dia juga memberikan pesan/makna atas ceritanya tersebut. Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa bisa bercerita kepada teman-teman kita dan pada akhirnya kita harus mempunyai makna/pesan di ujung cerita kita tersebut. Si penggembala cerita itu sebenarnya bukan memanjakan atau meninabobokkan si pendengarnya, tetapi untuk membenahi para pendengar supaya mereka mencintai kemanusiaan.
      Salam IBD...

      Hapus
    5. Nama : Fernando Rianz Parasian Siregar
      NIM : 15. 02. 547
      Judul : Dehumanisme Politik Agama di Indonesia
      UAS Berjalan Kelompok VI

      Negara Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi akan keberadaan agama. Dalam hal ini haruslah pemerintah Indonesia tidak boleh lagi berpikak pada satu pihak akan agama itu sendiri atau agama yang dia anut itu. Melainkan ia harus bisa menyeimbangkan semua keagamaan itu menjadi satu kesatuan yang harmonis. Dalam arti yang dimaksud adalah tidak boleh memilih-milih orang dalam hal kalau ingin mempekerjakan seseorang, dan harus melihat status agama yang telah dia anut. Setiap orang hendaklah harus mensejajarkan setiap orang di Indonesia ini. Karena jika tidak, pastilah agama yang merasa di diskriminasi akan memberontak dan akan terjadi lah konflik antar agama. Padahal pengertian agama adalah “tidak kacau balau”, artinya disini adalah, apa gunanya ada agama tetapi masyarakat tetap gaduh/ sembraut. Sangat tidak baik jika kolom agama di hilangkan/dihapuskan di KTP hanya karena suatu masalah atau problema yang dapat menjadikan agama itu tidak berarti bagi masyarakat. Memang sih di Indonesia pancasila belum diejawantahkan secara dewasa karena agama minoritas sering tidak diperhitungkan. Dan seharusnya kebebasan beragama perlu sekali diterapkan di Indonesia, meskipun pada kenyataannya hal tersebut sangatlah susah di aplikasikan di Indonesia. Bahasan kali ini dapat kita pahami bahwa bapak Romo mangun mengajarkan hal keberagamaan dan bertujuan untuk memperbaharui diri kita masing-masing, khususnya dalam kepercayaan. Bicara tentang agama, hakikatnya adalah bicara tentang interpretasi agama dan faktanya tidak ada interpretasi tunggal dalam agama dan kepercayaan manapun. Artinya disini adalah setiap agama harus menjaga dan harus saling menghargai setiap penganut agama yang lainnya. Terlebih juga kepada masyarakat yang tinggi sekali fanatismenya agar menurunkan sedikit saja. Mungkin kita juga bisa melakukan itu sekarang dengan cara menyapa orang yang bukan satu agama kita.
      Salam IBD...

      Hapus
    6. Nama : Fernando Rianz Parasian Siregar
      NIM : 15. 02. 547
      Judul : Agama dan Pluralisme
      UAS Berjalan Kelompok VII

      Dalam hal Pluralisme sering diartikan sebagai paham yang mentoleransi adanya ragam pemikiran, agama, kebudayaan, peradaban dan lain-lain. Kemunculan ide pluralisme didasarkan pada sebuah keinginan untuk melenyapkan ‘klaim keberanan’ (truth claim) yang dianggap menjadi pemicu munculnya sikap ekstrem, radikal, perang atas nama agama, konflik horisontal, serta penindasan atas nama agama. Maka dari pada itu pluralisme adalah nilai yang paling hakiki bagi negara indonesia. Yang berarti beragam pemahaman atau bermacam-macam paham tetapi tetap bersatu dan mereka hidup bersama (koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa ada konflik. Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai makna yang luas, berkaitan dengan penerimaan terhadap agama-agama yang berbeda dan dipergunakan dalam cara yang berulang-ulang. Sebagai pandangan dunia yang menyatakan bahwa agama seseorang bukanlah sumber satu-satunya yang eksklusif bagi kebenaran dan dengan demikian di dalam agama lain pun dapat ditemukan, setidak-tidak suatu kebenaran dan nilai-nilai yang benar. Seorang yang pluralis menerima bahwa setiap manusia mempunyai kepercayaan yang berbeda-beda, percaya bahwa masing-masing memiliki kebenaran, tetapi bersatu dalam nilai yang kita miliki bersama. Dalam Reaktualisasi Pancasila juga sangat penting dalam membangun rasa pluralisme antar masyarakat beragama. Dalam hal ini artinya Indonesia harus bisa menjadi teladan bagi negara-negara lainnya, karena kita sendiri menjunjung tinggi agama menjadi kesatuan yang khas. Setiap orang berhak mengikuti kepercayaannya masing-masing tanpa memandang minoritas/ mayoritas. Artinya disini adalah kita warga Indonesia harus mendukung akan adanya pluralisme agama ini. Dengan membuat suatu kesatuan yang utuh, pastilah masyarakat Indonesia telah mewujudkan akan hal ini. Jadi yang harus kita bangun adalah saling menghormati sesama manusia. Terlebih kepada antar sesama umat beragama, baik Islam, Budha, Kristen, Katolik, Konguchu, Hindu. Karna mereka itu telah sah keberadaan agamanya dalam negara kita ini.
      Salam IBD...

      Hapus
  17. Nama : Ezra Lumban Tobing
    Nim : 15.02.573
    Tkt/Jur : I/PAK

    UAS berjalan I
    Y.B. mangunwijaya adalah seorang humanis yang sangat religius dimana dia mencurakan karyanya seluruh hidup untuk memperjuangkan humanisme yang menuntut pembaharuan sikap menjadi manusiawi dan menghargai kemanusiaan itu. dan romo mangatakan dan menganggap bahwa pendidikan itu tidaklah “manusia yang humanis” dan untuk itu romo mangun mengatakan bahwa pendidikan itu harus ditempatkan dalam kerangka evolusi, yang dimana upaya untuk mengantar murid-murid,bangsa bahkan sekaligus umat kearah pendewasaan diri . dan menurut mangunwijaya konsep manusia ingin dikembangkan menjadi mausia yang humanis. dan pendidikan iti sangat bertolak belakang dengan humanisme dan Driyarkara mengatakan bahwa tujuan ppendidikan itu dalam suatu proses yang “humanisasi dan hominisasi”. dan romo mangun adalah seorang pastor yang keluar dari tembok gereja untuk memperhatikan orang-orang yang teerlantar dan orang-orang yang miskin. Romo Mangun juga menentang perintah pemerintah karena menurut Romo Mangun pemerintah tidak memperdulikan masyarakat yang miskin dan hanya memperhatikan orang yang kaya saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Ezra Lumban Tobing
      Nim : 15.02.573
      Tkt/Jur : I/PAK

      UAS berjalan II
      Berbicara tentang Peendidikan pasti yang terlebih dahulu harus berbicara tentang kemanusiaan karena seetiap pendidikan ditentukan oeh filsafat yang mengenai citra kemanusiaan yang haruss dianut secara netral dan ideoologis. Menurut Y.B. Mangunwijaaya citra manusia itu hanya belaka saja dalam konsepp manusia lama kedudukan manusia dalam pendidikan tidaklah lebih tetapi hanya mengiring si anakdan memupuk tunas-tunas mudah ke dalam pengintegrasan diri dalam gugusan adat-istiadat dan kebudayaan orang tua serta nenek moyang yang secara teradsional. ddan pendidikan itu sebagai sosialisasi yang tidak meihat si anak memiliki nilai yang terssendiri dan berkepribadian yang sangat unik dengan status yang bermartabat dapat dihormati. Menurut romo mangun buah kolonialisme di Indonesia yang berpositip ialah rontoknya pandangan tentangkonsep kemanusiaan dan pendidika itu dalam modelkebudayaan jawa ini, pendidikan barat iu mengalami metamorfasi dari kemanusiaan yang terbebas dari masa kegelapan abad-abad pertengahanyang menematkan manusia hanyya sebagai objek yang kekuassaan para bangsawaan dan metamorfasi filsafat manusian dengan cit ra kemanusiaan di harapkan semakin manusiaawan lagi
      Menurut romo Mangun yang fundamental si anak dari Rosseau yang kurang Realitass, terlalu romantic, tetapi sinyaleemen dasarnya bahwa anak justrru dirusak oleh perkembangan orang dewasa dan masyarakat mempunyai inti yang sangat benar. dan Menurut Driyakarya manusia pancasila adalah manusia yang diakui sebagai subyak yang otonom. dan manusia merupakan satu kesatuan jiwa raga yang terdapat totalitas dan manusia menyadari akan adanya momen ddalam dirinya yaitu jiwa, dan badan yang justru kesadaran itulah yang membuat manusia dapat mengadakan refleksi alam semesta dan berkat jiwa rohaninya ia melampauinya.dan romo mangun tidak pernah lepas dari perjalanan hidupnya yang sangat unik dan Y.B. Mangunwijaya menghayati hidupnya dan seluruh karyanya sebagai kemanusiaan dalam arti yang sangat luas.

      Hapus
    2. Nama : Ezra Lumban Tobing
      Nim : 15.02.573
      Tkt/Jur : I/PAK

      UAS berjalan III
      Romo magun adalah seorang pastor yang ditulis di roman dan roman adalah genre sastra yang lebih luas ketimbang mitologi tetapi dalam kenyataan romo menulis roman sebuahh sastra yang baru yakni posisinya bersebrranggan deengan mitologi walaupun roman sudah lebih merdeka ketimbang mitologi tetapi novel lebih banyak menunjukkannya. dan dia hampir semua penggemar sastra paham akan novel yang muncul bersejajar dengan lahirnya “kelas menengah” yang berada di Eropa tetapi sastra yang puitikannya bersemangatkan berkesesajaran yang lebih nyata berangkat dari konsep novel manyar adalah bahasa indonesia yang baik dan benar. seperti kekuasaan mataram dan novel manyar ini penuh dengan kosa kata jawa hingga butuh penjelasan terkhusus untuk itu.

      Hapus
    3. Nama :Ezra LumbanTobing
      Nim :15.02.573
      Tkt/Jur :I/PAK
      Uas berjalan IV
      Memang Romo mangun banyak menginspirasikan bagi orang banyak karena Romo mangun begitu peduli terhadap orang-orang yang dilantarkan oleh pemerintah dan Romo mangun ingin. menegakkan akan kebenaran, keadilan dan kebaikan kepada mereka yang selama ini kurang dapat perhatian dari penguasa-penguasa ini dan kita dapat melihat begitu banyak teguran-teguran yang ada di dalam pemerintahan ini agar lebih memperhatikan orang-orang terlantar dan miskin yang berkarya dalam belada becak dan disini menceritakan tentang seorang muda yang ingin melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi tetapi karena tidk ada biaya.
      Namun pemuda tersebut hanya menatap kesedihan dan merenungkan nasipnya karena keinginannya itu tidak tersampaikan dan selain itu yusuf yang sering dipanggil yus itu bekerja dalam bengkel sebagai tukang las dan yus juga di mintakan mengantar gori milik bu Dulla dengan naik
      Dan yus ini adalah seorang tokoh utama dalam novelet ini dan dia hanya menghayalkan dirinya pergi bersama sahabat atau kawannya yang dimana adalah seorang mahasiswa dan cerita ini dapat dilihat dalam buku Romo mangun.
      Dan Menurut Mangunwijaya, proses terjadinya Burung-Burung Manyar dan novel-novelnya yang lain, kebanyakan meminta waktu relatif banyak melelui jalan coba dan sesat. Burung-Burung Manyar semula dimaksudkan hanya sebagai sebentuk novel untuk “mengabadikan” kota Magelang-Ambarawa ini.
      Dan Lewat novel BB Mangunwijaya menafsirkan realitas sosial masa kini dengan tokoh tukang becak berusia muda di tengah belantara urban Kota Yogyakarta di masa Orde Baru yang militeristis dan mendewakan teknologi. Tokoh-tokoh dalam BB yang dapat dikategorikan sebagai manusia marginal antara lain: Yusuf, Rahmat, pekerja-pekerja di bengkel las, anak-anak kecil disekitar bengkel, pedagang gori (Bu Dullah), pembantu-pembantu, pemuda-pemuda pengangguran, dan mahasiswa akademi yang miskin. Dalam novel ini Mangunwijaya menunjukkan keberpihakannya terhadap kaum miskin.
      Dan Mangun ingin mengimbau kawan-kawan sebangsa untuk merenungkan kembali pertanyaan dasar kehidupan, dan khususnya bertanya kembali maksud esensi Revolusi 1945.
      Dan Belada Becak ini dikategorikan sebagai manusia marginl. Disini dapat saya simpulkan bahwa seorang yang bernama Yus berhenti kuliah hanya karena tidak ada biaya untuk melanjut study tersebut. Sehingga dia Bekerja membantu ibunya mencari uang untuk pengobatan ayahnya yang lagi sakit.
      Dan bangsa Indonesia ini sangatlah berarti dan memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang sangat besar, sehingga patutlah kita tiru dan mari kita memelihara nilai-nilai kemanusiaan, yaitu kebenaran, kebaikan dan keadilan.dan kita lebih memperhatikan orang-orang yang terlantar dan orang-orang miskin yang ada di dalam negara indonesia kita ini sepeti yang dikatakan oleh Romo mangun wijaya dalam teori ini.
      Terimakasih.
      Salam IBD

      Hapus
    4. Nama : Ezra Lumban Tobing
      NIM : 12.05.573
      TKT/JUR : I/PAK
      M.Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
      UAS BERJALAN V
      Pengarang buku Si Penggembala Cerita ini bernama Y.B.Mangunwijaya(1929-1999). YBM adalah Penggembala Cerita. Kita mengenali sebagai pengarang cerpen, novel,esai. YBM juga berperan sebagai “ pembaca terkun “ dan “ tukang komentar”. Buku Sastra dan Religiosita membuktikan penggembala cerita mengalami ketakjuban-ketakjuban di kesustraan. YBM juga pembaca novel-novel garapan pengarang Eropa,Amerika,Arab. Ketekunaan membaca novel merangsang uraian-uraian mengenai religiositas. Bersastra memerlukan “ketulusan” dengan pengertian kesungguhan. YBM tak sekedar mengasuh kata. Penghadiran selalu memiliki “keterlibatan” dengan perkara-perkara pokok di kehidupan, ada di orbit sastra kontekstual dan mengakar ke realitas. Penggembala cerita ingin susastra adalah urusan kontemplasi. Pengajuan peristiwa dan tokoh mengenai bagai tema bermula dan berujung dengan pengikatan kontemplasi.YBM pernah berpetuah:”sastra atau bersastra itu pewahyuan hidup manusia.” Pewahyuan itu mengandung aktualisasi diri. Bersastra adalah perkara biasa, Kita bisa mengartikan “biasa” sebagai kewajaran, kelumrahan, kelaziman tanpa harus bernalar hierarkis atau diskriminatif. Sastra ada dalam keseharian. Sastra itu hidup. Kita tak menaruh sastra sebagai urusan “jenjang” ,”keterpilihan”,”pembeda”. YBM menghendaki sastra ada di laku hidup keseharian agar tak ada “keberjarakan” atau “pengasingan”. Penggembala cerita mengajak pembaca menjadi tukang tafsir lambang. Novel-novel YBM adalah jagat lambang. YBM pun mengakui wayang adalah referensi. YBM adalah penabur lambang di novel. YBM memiliki kompetensi tentang ilmu-ilmu mutakhir, tapi selalumengembalikan cerita ke rumah alam, flora dan fauna. Novel Burung-Burung Manyar (1981) berkelimpahan lambang.

      Hapus
    5. Nama :Ezra LumbanTobing
      Nim :15.02.573
      Tkt/jur:I/PAK
      syaloom/syaloom pak,Horas
      Sebagai bangsa Indonesia, kita bangga dengan slogan bhinneka tunggal ika kita.yang dimana Artinya,adalah kita sadar bahwa keberagaman atau pluralitas adalah fakta sosiologis. Keberagaman terlihat nyata dalam etnisitas, agama, kepercayaan, warna kulit, bahasa, dan tradisi, kita itu semua menjadi modal sosial yang amat penting dalam kehidupan kita di dalam berbangsa dan bernegara.
      Berbicara tentang agama, hakikatnya adalah bicara tentang interpretasi agama dan faktanya tidak ada interpretasi tunggal dalam agama dan kepercayaan manapun.
      Empat bentuk kebijakan yang mencerminkan dehumanisme dalam polotik agama yaitu :

      1. UU No.1/PNPS/1965 tentang pencegahan penyalahgunaan dan atau penodaan agama.
      2. surat edaran Mendagri No. 477/74054/1978 yang menegaskan lima agama “diakui” yaitu Islam, Katholik, Protestan, Hindu, dan Buddha.
      3. TAP MPR No. II/MPR/1998 tentang GBHN, antara lain menegaskan penyangkalan terhadap agama lokal, sekaligus himbauan terhadap pengikutnya memilih salah satu dari agama “diakui”, yang kemudian secara salah kaprah dianggap agama induk.
      4. Undang-undang perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi kependudukan yang salah satu pasalnya menegaskan warga harus memilih salah satu dari 6 agama , setelah konghucu diakui tahun 2006.
      Dan Setiap agama berhak memiliki dasar teologisnya sendiri untuk mengklaim kebenaran dirinya. Akan tetapi, dalam waktu yang sama, semua agama juga mempunyai dasar teologis untuk menyatakan bahwa hanya Tuhan dan Wahyulah yang merupakan kebenaran absolut. Tugas manusia hanyalah menyampaikan kenenaran dan membuat interpretasi atas kebenaran yang diyakininya itu. Karena itu, interpretasi manusia atas wahyu menjadi kebenaran yang tidak mutlak dan Hak kebebasan beragama yang masuk dalam ranah forum eksternal tentulah tidak bersifat mutlak, bukan beerarti Hak tanpa batas.tetapi Hak itu dibatasi oleh kewajiban dan tanggung jawab seseorang untuk menghargai dan menghormati sesama manusia, apapun agamanya. Konven Internassional tentang Hak-Hak sipil dan politik yang telah diratifikasi pemerintah memberikan kewenangan kepada pemerintah untuk melakukan pembatasan-pembatasan dalam kehidupan keagamaan. Akan tetapi, pembatasan atau pengaturan itu hanya boleh dilakukan oleh undang-undang, serta alasan yang digunakan adalah semata untuk perlindungan terhadap semua warga negara tanpa kecuali, termasuk mereka yang mengaku yang buka atau tidak beragama.

      terimakasih
      SALAM IBD.horas

      Hapus
    6. Nama :Ezra LumbanTobing
      Nim : 15.02.573
      Tkt/jur : I/PAK
      uas berjalan VII
      Sebagai Negara yang penuh dengan keberagaman, maka pluralisme adalah nilai yang paling hakiki bagi Negara Indonesia.
      Seorang yang pluralis menerima bahwa setiap manusia mempunyai kepercayaan yang berbeda-beda, percaya bahwa masing-masing memiliki kebenaran; tetapi bersatu dalam nilai yang kita miliki bersama.
      dan pandangan Orang Kristen berkeyakinan bahwa tidak ada jalan kehidupan selain Kristus (bnd. Yoh. 11:6). Bagaimana orang Kristen memandang pluralisme?
      Masing-masing yakin akan kebenaran agama sendiri, maka dalam kebenaran memang ada eksklusivisme. Tidak mungkin menganggap bahwa agama yang berbeda dengan kepercayaan kita sebagai benar. Namun menurut pandangan agama Katolik tidak boleh ada eksklusivisme, mereka yakin bahwa agama lain juga memiliki nilai-nilai dan kebenaran; meskipun kebenaran sepenuhnya hanya ada di dalam Yesus Kristus.
      dan gereja Katolik berpandangan bahwa di luar gereja pun baik yang tidak dibaptis dapat beroleh keselamatan/ masuk surga. Itu merupakan ajaran resmi orang Katolik dengan memandang bahwa keselamatan karena Yesus menawarkan keselamatan kepada semua orang.
      dan Didalam nilai-nilai Pancasila semua warga Negara sama saja, memiliki hak dan kewajiban yang sama. Pancasila memecahkan permasalahan perbedaan dalam Negara Indonesia.
      Namun aktualisasi dari ke-lima sila itu sering hanya setengah cerita saja. Pancasila bukanlah sesuatu hal yang mengundang kontroversi maka dari itu gampang disetujui, meskipun tidak mudah untuk dilaksanakan. Aktualisasi nilai-nilai Pancasila kesediaan setiap masyarakat menerima kenyataan bahwa Indonesia sebuah pluralitas, artinya harus bersedia menerima kekhasan masing-masing. Pokoknya pemaksaan terhadap pandangan hidup kepada orang lain harus dibuang. Sehingga dapat merasa berada di rumah sendiri, merasa aman dan dilindungi.
      Salah satu dari nilai pluralisme yang paling penting adalah toleransi, yaitu kesediaan untuk mengakui, menghargai keberadaan kelompok lain dalam kebudayaannya.

      Teimakasih
      SALAM IBD.

      Hapus
  18. Ruang Pengisian Komen untuk UAS ini resmi saya tutup. Sabtu, 09 April 2016, pukul 14.37 wib sore. Bagi mahasiswa-i yang belum ada komennya sejak materi bahasan setelah UTS ini dimulai, maka saudara-i akan mengikuti UAS Tertulis akhir Mei 2016 nanti.

    Terimakasih bagi saudara-saudari yang sudah memulai UAS Berjalan ini, silahkan setiap minggunya saudara-i langsung mengirimkan UAS Berjalannya, sampai akhirnya materi ke-7 nantinya kita bahas. Salam.

    BalasHapus
  19. Nama:Pirta Niska Sinaga
    Nim :15.02.579
    Ting/jur: I/PAK
    uAS BERJALAN I
    Y.B Mangunwijaya adalah seorang humanis yang religius yang mencurahkan seluruh hidupnya dan karyanya untuk kehidupan manusia di dunia ini khususnya di indonesia ini. untuk memperjuangkan terwujudnya Humanisme antara manusia.
    pentingnya kita mempelajari humanisme ini adalah untuk mengetahui bagaimana sikap kita selaku kita umat manusia. sebelum itu kita harus mengerti apa itu yang dimaksud dengan Humanisme . Humanisme ini adalah sangat mendukung manusia . Setelah kita mempelajari Humanisme ini kita diajak untuk selalu rendah hati dalam sesama kita umat manusia . baik kita itu kaya, maupun kita miskin. karena setelah kita belajar IBD ini tentang Humanisme kita diajak untuk memiliki sopan santun, atau bermoral yang tinggi , bahkan kita diajak untuk saling tolong-menolong.Dan Romo mangun ini juga menganggap bahwa pendidikan tidak menghasilkan manusia yang ingin mementingkan kehidupan sendiri saja. Mangun Wijaya inimempunyai konsep bagaimana manusia ingin mengembangkan pemikiran tentang kehidupan bermasyarakat di indonesia . terimakasih
    syaloom
    salam IBD.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Pirta Niska Sinaga
      Nim : 15.02.579
      Ting/jur : I/PAK
      UAS BERJALAN II
      Menurut Mangunwijaya memiliki konsep manusia yang ingin dikembangkan adalah manusia yang Humanis . Tetapi pembentukan manusia humanis itu harus terbentur oleh budaya feodalisme yang sudah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat khususnya di indonesia. Menurut Romo Mangun setelah kita mempelajari, Manusia Humanis menurut yang kita bahas. Saya tertarik dengan kata –kata seorang ayah dari Romo Mangun bahwa ayahnya yang selalu tergiang-giang. Di telinga Bilyarta adalah bahwa hidup ini bukan hanya untuk mencari nasi dan uang, tetapi harus mencari yang sejati. Saya sangat tertarik dengan perkataan dari ayah beliau. Kenapa?
      Karena kita manusia ini jangan hanya mencari kesenangan diri saja, tetapi kita tidak membutuhkan oranglain . karena kita tahu bahwa kita manusia tidak dapat berdiri tanpa bantuan dari orang lain . jadi kita harus dapat menghargai perasaan orang lain.
      terimakasih pak . salam IBD.

      Hapus
    2. Nama : Pirta Niska Sinaga
      Nim : 15.02.579
      Ting/Jur:I/PAK
      UAS BERJALAN III
      Romo Mangun , adalah seorang pastor , menulis roman . bagi Romo , roman ini adalah genre sastra yang lebih begas ketimbang mitilogi. Romo menuliskan kembali cerita-cerita dari kitab suci, sehingga seperti dalam khotbah, cerita Romo ini bisa menyambungkan hidup masa kini dengan pengalaman Religiostas orang-orang, baik yang ditulis dalam kitab perjanjian baru maupun perjanjian baru.
      Romo mangun ini mempunyai moto hidup yaitu" Bukankah hari Tuhan itu kegelapan dan bukan terang, kelam dalam kabut dan tiada cahaya. dan Romo mangun ini juga adalah seorang ahli sastrawan yang mengandung pesan-pesan kemanusiaan dan Romo ini juga ahli dalam bagian arsitek. Romo mangun ini adalah seorang beliau yang harus kita contoh khususnya bagi kita paraa manusia . Karena Romo Mangun ini ingin membangun Kebaikan, Keadilan, dan Kebenaran. khususnya di tengah-tengah masyarakat.
      syaloom
      salam IBD.
      hORAS PAK Saya minta maaaf ya pak karena saya lama mengirim komentar saya di UAS berjalan . saya harap bapak dapat memaafkan saya ya pak . mauliate godang da amang ... Horasssss

      Hapus
    3. Nama : Pirta Niska Sinaga
      Nim : 15.02.579
      Ting/Jur : I/PAK
      UAS BERJALAN IV
      Berbicara tentang judul novel " Belada Becak"
      Romo Mangun adalah Seorang tokoh yang sangat peduli terhadap kaum marginal ataupun kaum miskin , yang mana kita tahu Romo banyak menginspirasikan bagi banyak orang , karena begitu Romo sangat peduli terhadap orang-orang kaum miskin ataupun kaum terlantar. Hal inilah yang membuat hati Romo Mangun ingin sekali menuliskan novel yang berjudul "Belada Becak" yang bercerita tentang kaum miskin , dimana seorang anak laki-laki yang ingin sekolah tetapi dimana situasi atau kondisi orangtuanya tidak sanggup untuk membiayai uang sekolahnya . dari judul novel tersebut kita diajak untuk mensyukuri setiap apa yang telah Tuhan sediakan bagi kita . dalam kehidupan kita . dimana sajian kali ini sangat menarik untuk kita mahasiswa diajak untuk saling merendahkan diri , ketika kita berkelebihan maupun berkekurangan. di dalam hal apapun itu . Terimakasih kepada para penyaji yang sudah membahas sajian ini kita diajak untuk saling merendah diri . syaloom . Tuhan Yesus Memberkati .
      Salam IBD..................

      Hapus
    4. Nama : Pirta Niska Sinaga
      Nim : 15.02.579
      Ting/Jur : I/PAK
      UAS BERJALAN KELOMPOK V
      syaloom .............
      SI PENGGEMBALA CERITA
      Pengarang novel Si Penggembala Cerita ini adalah seorang tokoh yang bernama Y.B.Mangunwijaya ( 1929-1999) Dia adalah seorang tokoh yang pembaca tekun tentang novel si penggembala cerita ini . Buku sastra dan religiosita membuktikan si penggembala cerita ini mengalami sebuah ketakjuban-ketakjuban di kesussastraanya. Romo Mangun ini selalu memakai hati nurani dan intelektualnya yang sangat tinggi di dalam keahliannya. Romo Mangun ini juga adalah seorang tokoh yang tidak sombong , dia selalu memperhatikan disekelilingnya , dan kita tahu Romo Mangun ini juga adalah seorang MULTITALENTA di dalm semuanya , seorang tokoh inilah yang harus kita contoh dalam kehidupan kita yang selalu peduli terhadap semua orang , meskipun seorang tokoh ini adalah seorang pastor , tetapi dia begitu peduli terhadap kaumm masyarakat dan mempunyai solidaritas yang tinggi maupun Religiositasnya .. TERIMAKASIH
      Salam ibd ... GBU

      Hapus
    5. Nama : Pirta Niska Sinaga
      Nim : 15.02.579
      Ting/Jur : I/PAK
      Dehumanisme Agama politik di indonesia
      Dehumanisme adalah suatu proses yang menjadikan manusia tidak sesuai dengan kodratnya sebagai manusia, melainkan hanya bisa menirukan atau melaksanakan semata yang diukur dengan apa yang dimilikinya dalam bentuk tertentu. Indonesia memiliki beragam-ragam suku, ras, bahkan agama yang menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. Dalam hal ini negara Indonesia agaknya memiliki sifat inklusif terhadap pluralisme yang ada di indonesia. Keberagaman dan perbedaan tersebut menimbulkan dehumanisme yang bersifat sosial bahkan politik dalam beragama di Indonesia. Sebagai bangsa Indonesia, kita bangga dengan slogan bhinneka tunggal ika. Artinya, kita sadar bahwa keberagaman atau pluralitas adalah fakta sosiologis. Keberagaman terlihat nyata dalam etnisitas, agama, kepercayaan, warna kulit, bahasa, dan tradisi, semua itu menjadi modal sosial yang amat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Fakta kebinekaan agama di indonesia melatarbelakangi adanya prinsip kebebasan beragama dalam konstitusi. Dalam berbagai dokumen HAM, kebebasan diartikan dengan kekuasaan atau kemampuan bertindak tanpa paksaan; ketiadaan kendala (hambatan). Sudah sangat umum dikenal adanya empat jenis kebebasan yaitu; kebebasan ekspresi, kebebasan beragama, kebebasan untuk berkeinginan, dan kebebasan dari rasa takut .dan ketika kita mempelajari Dehumanisme ini pasti kita manusia hanya mementingkan diri sendirinya saja . dan tidak mementingkan oranglain, karena manusia hanya bisa melaksanakan kodratnya tidak sesuai dengan kehidupannya sehari-hari...
      horasss pak . salam IBD

      Hapus
    6. Nama : Pirta Niska Sinaga
      Nim : 15.02.579
      Ting/Jur : I/PAK
      Syaloom Pak .....
      Agama Dan Pluralisme
      Dalam sajian kali ini kita akan membahas tentang agama dan pluralisme.
      Pluralisme dalam arti sebenarnya adalah sebagai keterbukaan dan kebaikan hati terhadap agama-agama, yaitu agama kristen,islam,hindu,buddha,dll. Dalam pancasila, nilai-nilai dasar pancasila yang perlu diaktualisasikan adalah kebersediaan kita umat manusia untuk saling menerima dalam agama kita masing-masing. Kita juga harus mengetahui apa itu yang dimaksud indonesia dalam pelajaran pluralisme . Indonesia merupakan Negara yang plural di dunia, karena dapat kita temukan yaitu dengan beragam-ragam suku,agama, bahkan juga bahasa. Justru karena itu kita dapat seharusnya bangga,karena dapat bersatu, meskipun memiliki suku yang beragam di dunia ini.
      Setiap masyarakat diharapakan dapat menerima kenyataan bahwa indonesia sebuah pluralitas, artinya harus bersedia menerima kekhasan masing-masing dan segala pemaksaan terhadap pandang hidup kepada orang lain. Akan tetapi di Indonesia masih banyak terjadi yang namanya dengan kekerasan yang mengatas namakan dengan agamanya masing-masing. Oleh karena itu, perlu penyembuhan akan kekerasan yang dilakukan orang-orang beragama atas nama agama yaitu dengan bertoleransi atau bersosialisasi antara agama yang satu dengan agama yang lainnya. Dan juga dalam sajian ini membahas tentang Reaktualisasi pancasila, Hal penodaan agama,kekerasan atas nama agama.
      TARIMAKASIHH
      salam IBD
      horas.horas.horassss..............

      Hapus
  20. Nama : Ima Susi Susanti Sembiring
    NIM : 15-02-576
    Materi 1: Perjuangan Humanisme Y.B. Mangunwijaya Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka , Paham Dasar Pendidikan Mangunwijaya.
    Romo Mangun menganggap bahwa pendidikan tidak menghasilkan “manusia-manusia humanis. Untuk itu, baginya, pendidikan harus ditempatkan dalam kerangka evolusi, yaitu upaya mengantar murid, bangsa, bahkan umat manusia kea rah pendewasaan. Menurut MangunWijaya, konsep manusia yang ingin dikembangkannya adalah manusia humanis tidaklah mudah karena terbentur oleh budaya Feodalisme yang mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Romo Mangun pun menerapkan paradigm berpikir nggiwar itu di dalam setiap langkahnya memperjuangkan humanism.
    Ada dua sikap menghadapi humanism di melenium ketiga saat itu: sikap optimis dan sikap psimistis. Sikap optimis dicerminkan misalnya oleh sebuah simposium , yang diselenggarakan oleh kelompok forum 2001, yang dirintis oleh Fons Elders (Humanism Toward the Third Millenium, 1993) sejak Runtuhnya tembok Berlin 1998, Forum ini menyadari adanya keragaman budaya satu pihak dan salinng ketergantungan satu sama lain pihak. Faham humanism religius tampak dalam penghayatan Romo Mangun sebagai pastor, yang tidak konvensional. Panggilan imamatnya berakar dan diinspirasikan oleh daya tarik rakyat yang miskin, dan bukan panggilan kegerejaan/keagamaan sebagaimana kebanyakan pastor. Dalam arti inilah humanisme religius Mangun Wijaya secara vocal memberikan sumbangannya dalam dua arah , sebab ia berani menytakan keritiknya pada pemerintah berkesan otoritarian, semena-mena dalam keputusan yang berkaitan dengan nesib rakyat, keberanian ini menurut Arief Budiman menjadi kekhasan Mangun dan di pihak lain, Romo Mangun memberikan sumbangan dalam menghidupkan cilvi society yang sering tidak mudah karena politik pengkotak-kotakan pemerintah melalui konsep SARA-nya.
    Humanisme Romo Mangun bukanlah ideologi universal yang abstrak, nasionalisme yang konkret, tanpa harus jatuh pada chauvinism. Menurut Romo Mangun generasi 1928 merupakan arketipe generasi pembaharuan, dengan munculnya intelektual, pemikir-pemikir nasionalis, yang menelorkan “ Sumpah Pemuda” , di Belanda para mahasiswa Indonesia mendirikan “Perhumpunan Indoesia”, di Indonesia sendiri. Untuk mencari dasar-dasar humanism untuk mileniun ketiga, Mohammed Arkou, professor Sorbonne kelahiran Aljazair, dalam forum 2001 membedakan dua macam Negara secular Eropa. Yang pertama adalah “skular natural”, dimana negara dan agama dipisahkan dan Negara tidak mengurus sama sekali agama; yang lain adalah “sekuler pluralis”. Romo Mangun banyak mengkeritik program pemerintahan yang bersifat penyeragaman, brainwashing, formal, dan birokratis dan kurang member ruang bagi kretivitas anak didik dan menekankan kreativitas, eksplorasi, penyadaran dan pengaturan diri. Untuk itu perlu perbaikan sistem pendidikan, hubungan guru-murid harus di perbaiki dalam situasi kekeluargaan dan hidup bersama (convivium), pola pendidikan harus member lebih banyak peluang untuk anak didik dalam mengungkapkan pengalaman mereka, membina kerjasama (dan bukan persaingan) dalam kelompok.

    BalasHapus
    Balasan

    1. Nama : Ima Susi Susanti Sembiring
      NIM : 15-02-576
      Materi 2: Manusia Humanis Menurut Romo Mangun
      Menurut Y.B. Mangunwijaya, citra manusia tradisional Jawa pada hakikatnya adalah citra wayang belaka pada kelir jagad cilik (mikro-kosmos), jadi manusia hanya bayangan saja, tidak sejati. Hal itu sejajar dengan filsafat ide dari Plato digerakkan oleh Ki Dalang (Tuhan Yang Maha Esa) di alam penentu sejati jagad gedhe (makro-kosmos). Segala peristiwa kehidupan manusia ‘’ wus dhasar pinasthi karsaning dewa’’ (sudah diniscayakan oleh kehendak para dewa). Kafanan alias ketidaksejatian hidup di dunia ini terekspresi poetis oleh pandangan hidup rakyat Jawa: urip mono mung mampir ngombe (hidup hanya singgah sebentar untuk minum).
      Pendidikan Barat yang datang itu telah mengalami metamorfosa dari manusia kolektivistis feudal- hierarkis ke manusia Renaissance dan Fajarbudi (aufklarung) dan telah terbebas dari masa kegelapan abad-abad pertengahan. Kebudayaan barat menekankan bahwa tujuan hidup fana tidak lagi hanya selaku persiapan ke dunia akhirat, akan tetapi dihargai sebagai tujuan intrinsik dan sejati pada dirinya, tanpa harus mengingkari nilai hidup akhirat. Dibarat diakui, bahwa bapak filsafat dan gerakan pendidikan modern (antifeodal anti-otoriter) ialah Socrates (470-399 SM) yang mengajar bahwa setiap manusia dari dalam dirinya sudah hamil dengan kebenaran (truth). Menurut Jean-Jacques Rousseau (1712-1778), sebelum Revolusi Perancis, mengingatkan pula bahwa dalam pendidikan hendaknya dalam hal ini anak didik, haruslah ditanggapi sebagai anak, bukan sebagai orang dewasa berbentuk mini, dan bahwa pendidikan harus mulai dari situasi fitri kebaikan alamiah manusiawi (I’homme naturel). Dengan demikian, pendidikan semestinya menjawab daya-daya afektif dan perangi dasar kemanusiawian (I’honnete home) dalam diri sianak.
      Identitas menjadi utopia untuk sebagian kaum humanis. Abraham Maslow menyatakan kebutuhan manusia akan identitas ini sebagai metamotif yang mendorong manusia untuk mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya semaksimal mungkin. Arief Budiman menyatakan bahwa semua Indonesia seutuhnya merupakan konsep sosiologi, dalam arti untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya itu, usaha harus ditunjukkan kepada pencarian system sosial yang dapat mengembangkan potensi yang unik dari tiap-tiap individu.
      Menurut Romon Mangun, kebudayaan pasca-suku tumbuh dari perubahan ekspansi budaya pemburu, nelayan, dan pengembara yang berevolusi ke budaya agraris yang menetap, dari kebupatian sampai ke kerajaan besar. Kerajaan adalah ekspresi sekaligus insfrastruktur yang timbul selaku ‘’keharusan perkara’’ (sachzwang) dari budaya agraris, sedangkan republic atau kerajaan konstitusional yang kini merupakan bentuk yang dominan memang adalah ekspresi sekaligus infrastruktur dari budaya industri dengan sistem perdagangannya yang khas.
      Romo Mangun melontarkan konsep Pasca-Einstain, yang mengajak segenap generasi muda untuk bersikap menurut dinamika relativitas, dengan tidak mutlak karena segala sesuatu bersifat relative dengan berpikir kreatif, eksplorasi, inklusif, dan pluraristik. Sebenarnya, antara konsep Pasca-Einstein dan berpikir lateral/nggiwar dapat dibedakan. Perbedaan tersebut adalah berpikir lateral menekankan bagaimana manusia menyelesaikan suatu masalah, sedangkan Pasca-Einstein atau bermatra-matra menekankan manusia menanggapi suatu masalah.

      Hapus
    2. Nama : Ima Susi Susanti Sembiring
      NIM : 15-02-576
      Materi 3: PASEMON DALAM SASTRA KARYA ROMO MANGUN
      Walaupun Roland Barthes (1967) kadang-kadang susah melupakan senyuman Romo Mangun ketika membaca bagian awal dari Burung-Burung Manyar. Gambaran yang dihadirkan tentang seorang bocah sebagai anak kolong menimbulkan tafsir common sense bahwa setidaknya Romo Mangun melihat pengalaman seperti itu. Tetapi, kemudian ia membantah sendiri pendapat itu.
      Saya merasa sudah bukan saatnya lagi membedakan Antara Roman dan Novel (Umar Kayam). Romo Mangun, sebagai seorang pastor, menulis roman. Baru dari sini saja sudah cukup mengejutkan. Bagi Romo, roman adalah genre sastra yang lebih bebas ketimbang mitologi. Kalau demikian, logika lumrah agak susah menerima kenyataan ini. Tetapi dalam kenyataan, Romo menulis roman, sebuah bentuk sastra baru, yakni yang posisinya berseberangan dengan mitologi. Jika mitologi menjaga komunitas agar tetap terikat oleh semangat kebersamaan, bahkan manusia dengan Tuhan, roman tidak demikian. Ia membebaskan diri dari ikatan-ikatan komunitas dan melakukan penjelajahan kemana-mana. Walaupun roman sudah lebih merdeka ketimbang mitologi, tetapi novel lebih banyak menunjukkan adventure. Salah satu contohnya: Robinson Crusoe, Gulliver’s Travels, Oliver Twist, Sons and Lovers, The Girl with a Blue Blouse dan lain-lain yang tokoh-tokohnya taking risk. Dalam sastra Indonesia, kita mengenal Sitti Nurbaya, sebuah roman, yang jagatnya sangat terbatas. Saya menemukan keberanian di satu pihak dan keraguan pada pihak lain, sedikit atau banyak terus-menerus muncul sebagai isu pokok atau sub isu dari novel-novel Romo yang lain.

      Hapus
    3. Nama : Ima Susi Susanti Sembiring
      NIM : 15-02-576
      Materi 4: Keberpihakan pada Kaum Miskin, Konteks yang Melatar Belakangi dan Gambar Kaum Miskin dalam Belada Bercak karya Y.B Mangunwijaya
      Anggapan bahwa karya sastra hanyalah hasil khayalan pengarangnya saja, demikian juga angapan bahwa kasrya sastra hanyalah tiruan kenyataan atau karya fisik yang bergerak dalam sebuah dunia imaginatif, sebuah dunia rekaan, dunia lain atau sebuah dunia alternatif yang diplajari secara terpisah dari fakta-fakta lainya seperti Ekonomi, politik, agama. Dalam dua dekade terakhir pada abad ke-20, telah muncul Paradikma baru pendekatan new historicism yang diplopori oleh Stephen Greenblatt. Dalam Tulisanya yang berjudul “The Touch of the Real”, stephen Greenblatt Menegaskan bahwa dunia yang digambarkan dalam karya sastra bukanlah sebuah dunia alternatif melainkan sebuah caramengedintifikasikan dunia tunggal yang kita huni. Anggapan bahwa karya sastra hanyalah hasil khayalan pengarangnya saja, demikian juga angapan bahwa kasrya sastra hanyalah tiruan kenyataan atau karya fisik yang bergerak dalam sebuah dunia imaginatif, sebuah dunia rekaan, dunia lain atau sebuah dunia alternatif yang diplajari secara terpisah dari fakta-fakta lainya seperti Ekonomi, politik, agama. Dalam dua dekade terakhir pada abad ke-20, telah muncul Paradikma baru pendekatan new historicism yang diplopori oleh Stephen Greenblatt. Dalam Tulisanya yang berjudul “The Touch of the Real”, stephen Greenblatt Menegaskan bahwa dunia yang digambarkan dalam karya sastra bukanlah sebuah dunia alternatif melainkan sebuah caramengedintifikasikan dunia tunggal yang kita huni.
      Tokoh- tokoh dalam BB yang dapat dikatagorikan sebagai manusia marginl antara lain: Yusuf, Rahmat, pekerja-pekerja di bengkel las, anak-anak kecil disekitar bengkel, pedagang gori(Bu Dullah) dan pembantu-pembantunya, pemuda-pemuda penganguran, dan mahasiswa akademi musik yang miskin. Tak hanya Yusuf atau Yus yang dideskripsikan Mangun dengan apik, tetapi juga Bu Dullah, Pak Polisi dan para peronda dikampung. Begitu novelet itu di buka, latar kisahnya yang dipaparkanya langsung mengindikasikan keberpihakan sang pangeran terhadap tokoh dan lakuan yang dimainkanya. Biasanya seorang pangeran melukiskan latar citranya secara netral, tetapi Mangunwijaya dengan gaya bahasanya yang khas, langsung memihak dengan menuturkan secara implisit kota mana yang memiliki unuversitas yang favorit. Bagaimana Yus tokoh utama novelet BB dilukiskan oleh mangunwijaya? Pemuda yang berjalan seperti kuda andong yang belum emansipasi, rambutnya yang penuh paselin mengkilau, mempesona memang, dan muka serta sosoknya bolehlah sebagai peragawan iklan mobil.
      Deskripsi sang gatot kaca yang agak terpikat wajah riri pulang kembali sore hari kali ini untuk menunjukan kebebasan dan kuasanya dan ia bak pahlawan yang mengejar perombolan sepeda motor yang mau menggangu perjalanan Yus, Bu Dullah,dan Riri. Tetapi nahas dialami pak Polantas yang grusa-grusa tanpa matang itu .

      Hapus
    4. Nama : Ima Susi Susanti Sembiring
      NIM : 15-02-576
      Materi 5: SI PENGGEMBALA CERITA
      Bersastra memerlukan “ketulusan” dengan pengertian kesungguhan. YBM tak sekedar mengasuh kata. Penghadiran selalu memiliki “keterlibatan” dengan perkara-perkara pokok di kehidupan, ada di orbit sastra kontekstual dan mengakar ke realitas. Penggembala cerita ingin susastra adalah urusan kontemplasi. Pengajuan peristiwa dan tokoh mengenai bagai tema bermula dan berujung dengan pengikatan kontemplasi. YBM (1986) pernah berpetuah:”sastra atau bersastra itu pewahyuan hidup manusia.” Pewahyuan itu mengandung aktualisasi diri. Bersastra adalah perkara biasa. Kita bisa mengartikan “biasa” sebagai kewajaran, kelumrahan, kelaziman tanpa harus bernalar hierarkis atau diskriminatif. Pilihan menggarap novel menjelaskan misi bersastra. YBM tidak mengelak dari puisi. YBM tak harus dijuluki” manusia –prosa”atau “manusia-puisi”. Prosa adalah “perantaraan” hadir ke sidang pembaca dan realitas. Puisi adalah “pendalaman” tanpa pengetatan struktur sastra. YBM memberi janji bahwa suguhan cerita-cerita berpijak ke kontemplasi.
      Penggembala cerita mengajak pembaca menjadi tukang tafsir lambang. Novel-novel YBM adalah jagat lambang. YBM pun mengakui wayang adalah referensi. YBM adalah penabur lambang di novel. YBM memiliki kompetensi tentang ilmu-ilmu mutakhir, tapi selalumengembalikan cerita ke rumah alam, flora dan fauna. Novel Burung-Burung Manyar (1981) berkelimpahan lambang.
      YBM membahasakan bahwa susastra mesti historis dan filsafat. YBM juga menghendaki diri sebagai “ sastrawan hati nurani”. Sastra tak sekadar cerita. Sastra berurusan dengan hati nurani. Penggembala cerita pun mejalankan misi mengantar pesan-pesan dan mengundang pembaca ke amalan-amalan hidup berhati nurani.

      Hapus
    5. Sebagai bangsa Indonesia, kita bangga dengan slogan bhinneka tunggal ika. Artinya, kita sadar bahwa keberagaman atau pluralitas adalah fakta sosiologis. Keberagaman terlihat nyata dalam etnisitas, agama, kepercayaan, warna kulit, bahasa, dan tradisi, semua itu menjadi modal sosial yang amat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Fakta kebinekaan agama di indonesia melatarbelakangi adanya prinsip kebebasan beragama dalam konstitusi. Dalam berbagai dokumen HAM, kebebasan diartikan dengan kekuasaan atau kemampuan bertindak tanpa paksaan; ketiadaan kendala (hambatan). Sudah sangat umum dikenal adanya empat jenis kebebasan yaitu; kebebasan ekspresi, kebebasan beragama, kebebasan untuk berkeinginan, dan kebebasan dari rasa takut. Fakta kebinekaan agama di indonesia melatarbelakangi adanya prinsip kebebasan beragama dalam konstitusi. Dalam berbagai dokumen HAM, kebebasan diartikan dengan kekuasaan atau kemampuan bertindak tanpa paksaan; ketiadaan kendala (hambatan). Sudah sangat umum dikenal adanya empat jenis kebebasan yaitu; kebebasan ekspresi, kebebasan beragama, kebebasan untuk berkeinginan, dan kebebasan dari rasa takut. Hak kebebasan beragama yang masuk dalam ranah forum eksternal tentulah tidak bersifat mutlak, bukan Hak tanpa batas. Hak itu dibatasi oleh kewajiban dan tanggung jawab seseorang untuk menghargai dan menghormati sesama manusia, apapun agamanya. Konven Internassional tentang Hak-Hak sipil dan politik yang telah diratifikasi pemerintah memberikan kewenangan kepada pemerintah untuk melakukan pembatasan-pembatasan dalam kehidupan keagamaan. Akan tetapi, pembatasan atau pengaturan itu hanya boleh dilakukan oleh undang-undang, serta alasan yang digunakan adalah semata untuk perlindungan terhadap semua warga negara tanpa kecuali, termasuk mereka yang mengaku yang tidak beragama. Salah satu bentuk upaya konkret untuk mengkikis dehumanisme dalam bidang agama adalah menegakkan prinsip pluralisme agama. Menurut pakar pluralisme, Thomas Banchoff, definisi pluralisme agama sangat variatif. Dalam teologi, kata ini mengandung makna harmoni, konvergensi, dan kompatibilitas lintas tradisi agama. Pluralisme agama adalah lawan dari eksklusivisme agama. Pluralisme hendaklah dimaknai bahwa setiap pemeluk agama harus berani mengakui eksistensi dan hak agama lain dan selanjutnya bersedia aktif dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan berbagai agama menuju terciptanya suatu keharmonisan masyarakat.

      Hapus
    6. Pertemuan VII
      Agama dan Pluralisme.
      Orang Kristen yakin bahwa tidak ada jalan kehidupan selain Kristus (bnd. Yoh. 11:6). Bagaimana orang Kristen memandang pluralisme? Masing-masing yakin akan kebenaran agama sendiri, maka dalam kebenaran memang ada eksklusivisme. Dalam nilai-nilai Pancasila semua warga Negara sama saja, memiliki hak dan kewajiban yang sama. Pancasila memecahkan permasalahan perbedaan dalam Negara Indonesia. Salah satu dari nilai pluralisme yang paling penting adalah toleransi, yaitu kesediaan untuk mengakui, menghargai keberadaan kelompok lain dalam kebudayaannya. Negara adalah tempat kita berdemokrasi, saling mendukung dan menegakkan keadilan. Negara memerlukan pemimpin yang kuat dan tegas dalam menentang segala ketidakadilan. Namun fakta yang kita temui sekarang ternyata pemimpin belum cukup tegas dalam meyuarakan keadilan Penodaan agama adalah tindakan lahiriah yang dilakukan dengan maksud menghina kepercayaan orang lain.Berbeda keyakinan bukanlah merupakan penodaan agama. Umat Islam tidak terhina karena umat Kristen tidak mengikuti kitab suci serta nabinya, begitu juga dengan umat Kristen tidak merasa terhina apabila umat Islam tidak menerima Yesus sebagai Tuhan. Menyimpang berarti lari dari jalur. Seharusnya sebuah UU tidak berbicara menyimpang, melainkan istilah yang lebih netral yaitu berbeda. Istilah menyimpang dengan sendirinya berpihak. Artinya bahwa akan muncul pandangan relativisme di mana sebuah agama dapat mengatakan agamanyalah yang benar bukan agama orang lain. aka dari itu sebuah kepercayaan tidak berhak menuntut kepada Negara bahwa agama orang lain itu menyimpang dan untuk membatasi agama orang lain. Oleh sebab itu Negara tidak berhak menyatakan/ memberu label “menyimpang” kepada sebuah kepercayaan.Maka dari itu tanggungjawab seorang agamawan sangatlah besar. Seorang agamawan tidak boleh terikat dalam komunalisme. Tokoh agamawan sendiri harus memahami agama lain sebagai saingan dalam artian secara sehat, di mana kita menganggap agama lain sebagai jalan masing-masing dalam dalam kehendak Sang Pencipta. Keagamaan yang benar adalah rendah hati dan menyerahkan penilaian kepada Allah.

      Hapus
  21. Nama : Lauri Fransiska
    NIM : 15.02.577
    syalom...
    UAS Berjalan 1
    Y.B. Mangunwijaya adalah seorang humanis religius yang mencurahkan seluruh hidup dan karyanya untuk memperjuangkan terwujudnya humanism. Humanisme menuntut pembaruan hidup dan terlebih sikap yang terus-menerus mau menjadi manusiawi dan menghargai kemanusiaan. Romo Mangun menganggap bahwa pendidikan tidak menghasilkan “manusia-manusia humanis. Dalam bidang sastra, seluruh karya sastranya selalu di warnai keberpihkan kepada mereka yang berziarah khususnya yang lemah menuju kemanusiaannya Ada dua sikap menghadapi humanism di melenium ketiga saat itu: sikap optimis dan sikap psimistis. Menurut Romo Mangun generasi 1928 merupakan arketipe generasi pembaharuan, dengan munculnya intelektual, pemikir-pemikir nasionalis, yang menelorkan “ Sumpah Pemuda” , di Belanda para mahasiswa Indonesia mendirikan “Perhumpunan Indoesia”, di Indonesia sendiri muncul dua kelompok studi. Corak intelektual dari kaum muda didikan Belanda ini menurut Romo Mangun sangat beralihan dengan corak militeristik kaum muda didikan Jepang, yang menumbuhkan angkatan 1945. Corak intelektual adalah kemampuan berpikir keritis dan berani, berpandang luas dan universal, mampu berwacana dan berdiplomasi, menghasilkan gagasan-gagasan pembaruan yang segar. Romo Mangun banyak mengkeritik program pemerintahan yang bersifat penyeragaman, brainwashing, formal, dan birokratis dan kurang member ruang bagi kretivitas anak didik dan menekankan kreativitas, eksplorasi, penyadaran dan pengaturan diri. Untuk itu perlu perbaikan sistem pendidikan, hubungan guru-murid harus di perbaiki dalam situasi kekeluargaan dan hidup bersama (convivium), pola pendidikan harus member lebih banyak peluang untuk anak didik dalam mengungkapkan pengalaman mereka, membina kerjasama (dan bukan persaingan) dalam kelompok. Seluruh kepentingan unsur dan dimensi pendidikan yang mengarah kedepan ini dapat direngkuh dalam kerangka besar yang sesuai dengan pandangan tentang manusia.

    Salam IBD...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Laury Fransiska
      NIM 15.02.577
      Syalom...
      UAS Berjalan II
      Manusia Humanis Menurut Romo Mangun
      Y. B. Mangunwijaya akrab dipanggil dengan sebutan Romo Mangun. Sedang arti atau kepanjangan dari Y. B adalah Yusuf Bilyarta. Y. B Mangunwijaya adalah anak sulung dari 12 bersau dara dan 7 antaranya perempuan. Ayah Bilyarta adalah seorang guru Sekolah Dasar (SD), sedangkan Ibunya guru tamankanak-kanak (TK), ayahnya selalu berkata ’hidup ini bukan hanya untuk mencari nasi dan uang, tetapi harus mencari yang sejati..Yusuf Bilyarta Mangunwijaya memiliki keingian Pastor P (Praja).
      Konsep-Konsep tentang Manusia
      Konsep Manusia Menurut Kebudayaan Jawa
      citra manusia tradisional Jawa pada hakikatnya adalah citra wayang belaka pada kelir jagadcilik (mikro-kosmos),jadi manusia hanya bayangan saja, tidak sejati.
      Konsep Manusia Menurut Kebudayaan Barat
      Menurut Romo Mangun, Pendidikan Barat yang datang itu telah mengalami metamorfosa.
      Konsep Manusia Indonesia Konterporer
      Mochtar Lubis menggambarkan sosok manusia Indonesia:
      Sisi Negatif
      Salah satunya, hipokritis atau munafik, berpura-pura, lain dimuka lain dibelakang.
      Sisi Positif
      Salah satunya, memiliki rasa artistik yang tinggi sehingga mampu mengembangkan berbagai hasil kerajinan dankesenian yang tinggi.
      Indonesia yang sering dikemukakan adalah manusia Pancasila, yaitu manusia Indonesia yang menghayati dan membuat dasar dan pedoman hidupnya, dasar tingkah laku dan budipekertinya berdasarkan kepada kelimasila Pancasila :Ketuhanan, Kemanusiaan, Kerakyatan, danpersatuanNasional. Namun, menurut MochtarLubis, gambaran manusia Pancasila itu bisa tercapai jika terciptakon disimasyarakat yang dapat mendewasakan diri dan melepaskan dirinya dari kurungan masyarakat feodalis zaman dahulu.
      Konsep Manusia Menurut Y.B. Mangunwijaya: Manusia Pasca-Inadonesia atau Pasca-Nasional dan Pasca- Einstein.
      Konsep manusia yang dikembangkan Romo Mangun menunjukkan bahwa tokoh Oti dan Loemadara adalah sosok rakyat kecil atau ikan Homa bagiikan-ikan Ido pun akan disantap oleh ikan-ikan Hiu yang buas dan serakah.
      Jadi Manusia Humanis Menurut Romo Mangun adalah hidup ini tidak hanya sekedar mencari uang dan makan saja, melainkan mencari yang sejati, dari sini dapat kita pahami bagaimana kita menyikapi hidup terutama bagi guru agama dimna kita harus mempersiapkan hidup untuk kehidupan yang sejati.
      Trimakasi salam IBD

      Hapus
    2. Nama : Laury Fransiska
      NIM : 15.02.577
      UAS Berjalan III
      Syalom
      Pasemon
      dalam sastra karya romo mangun
      Pasemon ialah istilah dari bahasa sastra Jawa tradisional, yang merupakan istilah gaya perbandingan yang mirip dengan alusio. Pasemon berupa ucapan atau ungkapan untuk menggambarkan suatu keadaan yang mengingatkan orang kepada peristiwa sejarah, dongeng, atau mitos. karya Romo Mangun terkandung didalamnya banyak arti. Ia ingin meneladani weltanschauung Romo bahwa ulasan ini terbuka.Romo Mangun, sebagai seorang pastor, menulis roman., roman adalah genre sastra yang lebih bebas ketimbang mitologi. Romo menuliskan kembali cerita-cerita dari Kitab Suci, sehingga seperti dalam khotbah, cerita Romo bisa menyambungkan hidup masa kini dengan pengalaman religiostas orang-orang, baik yang ditulis didalam kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.Walaupun roman sudah lebih merdeka ketimbang mitologi, tetapi novel lebih banyak menunjukkan adventure.Jakob Sumardjo berkomentar bahwa Burung-BurungManyar adalah novel yang objektif dalam melihat revolusi Indonesia. Bahkan, cenderung dari kacamata Belanda. Tokoh protagonisnya pun, walau orang Indonesia, bersikap kritis terhadap Republik dan bahkan anti-Republik.tambahan yang khas Romo Mangunwijaya. Apakah novel-novel yang sudah saya sebut itu menyentuhkan religiositas? Saya kira sangat jelas. Ketika sastra menempatkan manusia sebagai mahluk yang bermartabat dan berharga, saat itulah sastra telah menyentuh aspek terdalam, dalam pengalaman manusia: religiositas.dalam menghadirkan tokoh-tokoh dan menyajikan gambaran berbagai macam fenomena kehidupan tidak seperti mereka yang menganut teologi moral tidak black and white, tetapi utuh: ada putih dan ada hitamnya.Roman dan novel, beda dengan mite, mitologi, dan legenda adalah karya sastra dari kebudayaan menulis. Karya-karya Romo akan sangat efektif bagi kaum terpelajar yang rajin membaca. Pandangan utuh tentang manusia yang tidak hitam putih sangat membebaskan pembaca dari wawasannya yang stereotipikal.
      Jadi Pasemon dalam sastra karyaromo mangun adalahmenempatkan manusia sebagai mahluk yang bermartabat dan berharga, saat itulah sastra telah menyentuh aspek terdalam, dalam pengalaman manusia: religiositas. Pada titik yang muncul empati yang bisa antara lain mewujud dalam bentuk pemberdayaan, seperti misalnya Roro Mendut, Atik, Neti, dan lain-lain. Salah satu isu dalam Mendut, antara lain tentang perempuan, tidak pas dicermati dengan perspektif feminisme tetapi juga ada rasa keilahian karena penghormatan kepada sesama.

      Hapus
    3. Nama : Laury Fransiska
      NIM :15.02.577
      UAS Berjalan IV
      Syalom..
      Maaf sebelumnya kepada bapak saya terlambat memberikan komentar diruang komen, karena saya tidak masuk selama 8 hari utuk mejaga ibu saya yang sedang sakit dirumah, terimakasih buat bapak yang masih memberikan mengizinkan saya.
      Keberpihakan pada Kaum Miskin, Konteks yang Melatar Belakangi dan Gambar Kaum Miskin dalam Belada Bercak karya Y.B Mangunwijaya. Novelet BB dikemas dalam 7 (tujuh) bagian. Yang pertama, Menceritakan Lelaki muda yang Lulus SMA Berama Yusuf. Yusuf adalah tokoh utama dari pada novel ini. Yusuf disingkat dengan Yus, yang sehari-harinya disibukkan dengan Melamun dan Megkhayal, karena gagal melanjut kuliah kara tiada biaya, akibat kemiskian, utuk sementara Yus Tinggal ditempat Rahmat (kakanya), Yus juga membatu berkerja di begkel sebagi tukag las. Selain berkerja dibemgkel Yus juga dimitakan mengantar gori milik Bu Dullah degan naik becak. dan yang ke dua, yang mengisahkan Yus menjenguk ayahnya, Megisahka Yus mejeguk Pak Kario. Yang ke tiga, mengisahkan Menceritaka Ronda Malam di Desa Yus. Ke empat, Mengulang rutinitas bercak penuh gori dengan buk Dul, Riri, dan becak Yus menggelinding tenang menuju kota. Ke lima, meceritakan Pak Haji yang memesan cap untuk mobil kolt-nya pada bengkel rahmat. Ke enam, mengisahkan Yus seorang diri kerja lembur dibengkel abangnya. Ke Tujuh, memuat akhir kisahan pendek novelet ini. . Apabila realitas berupa peristiwa sejarah seperti dalam novel Burung-Burung,Ikan-Ikan Hiu, sebenarnya mengandung maksud untuk 1. Menafsirkan realitas sejarah ke dalam bahasa imajinasi dengan maksud memahami sejarah menurut kemampuan atau interpretasi pengarang sendiri. 2. Menjadi sarana pengarang untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan tanggapannya tentang suatu peristiwa sejarah dan dapat dipakai pengarang untuk menolak atau mendukung suatu tafsiran peristiwa sejarah yang sudah mapan. Tokoh- tokoh dalam BB yang dapat dikatagorikan sebagai manusia marginl antara lain: Yusuf, Rahmat, pekerja-pekerja di bengkel las, anak-anak kecil disekitar bengkel, pedagang gori(Bu Dullah) dan pembantu-pembantunya, pemuda-pemuda penganguran, dan mahasiswa akademi musik yang miskin. tak hanya Yusuf atau Yus yang dideskripsikan Mangun dengan apik, tetapi juga Bu Dullah, Pak Polisi dan para peronda dikampung.
      Salam IBD...

      Hapus
    4. Nama : Laury fransisika
      NIM : 15.02.577
      UAS Belajar V
      Syalom...
      Si Penggembala Cerita
      YBM adalah Penggembala Cerita. Kita mengenali sebagai pengarang cerpen, novel,esai. YBM juga berperan sebagai “ pembaca terkun “ dan “ tukang komentar”. Buku Sastra dan Religiositas (1982) membuktikan penggembala cerita mengalami ketakjuban-ketakjuban di kesustraan. YBM memilih bergerak dan singgah di “lembah prosa”.YBM juga pembaca novel-novel garapan pengarang Eropa,Amerika,Arab. Ketekunaan membaca novel merangsang uraian-uraian mengenai religiositas.Bersastra memerlukan “ketulusan” dengan pengertian kesungguhan. YBM tak sekedar mengasuh kata. Penghadiran selalu memiliki “keterlibatan” dengan perkara-perkara pokok di kehidupan, ada di orbit sastra kontekstual dan mengakar ke realitas. Penggembala cerita ingin susastra adalah urusan kontemplasi. Pengajuan peristiwa dan tokoh mengenai bagai tema bermula dan berujung dengan pengikatan kontemplasi.Penggembala cerita mengajak pembaca menjadi tukang tafsir lambang. Novel-novel YBM adalah jagat lambang.Sasatra menghampiri membaca sebagai suluh untuk mengamali dan mengartikan hidup, berpijak ke hati nurani. Tokoh-tokoh di novel-novel YBM sering sarjana, manusia intelektual, Nilai-nilai hidup dan kemanusiaan sering disorot dengan mata intelektualitas, mengarah ke universitas tanpa abai lokalitas. Kehadiran tokoh dan tema perlahan memusat ke urusan hati nurani dan religiositas. Pamela Allen (2004) menganggap kehadiran novel Burung-Burung Manyar (1981)merupakan kesengajaan “mencomot” kesejarahan ideology dan nalar imajinasi cultural di masa 1930-an polemic kebudayaan

      Hapus
    5. Nama : Lauri Fransiska
      NIM : 15.02.577
      Tkt/Jur : I/PAK
      UAS Berjalan VI
      Syamol...

      DEHUMANISME POLITIK AGAMA
      DI INDONESIA

      Perlukah Kolom Agama Dalam KTP Keberagaman terlihat nyata dalam etnisitas, agama, kepercayaan, warna kulit, bahasa, dan tradisi, semua itu menjadi modal sosial yang amat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Bicara tentang agama, hakikatnya adalah bicara tentang interpretasi agama dan faktanya tidak ada interpretasi tunggal dalam agama dan kepercayaan manapun.
      Empat bentuk kebijakan yang mencerminkan dehumanisme dalam polotik agama : Pertama, UU No.1/PNPS/1965 tentang pencegahan penyalahgunaan dan atau penodaan agama. Kedua, surat edaran Mendagri No. 477/74054/1978 yang menegaskan lima agama “diakui” yaitu Islam, Katholik, Protestan, Hindu, dan Buddha. Ketiga, TAP MPR No. II/MPR/1998 tentang GBHN, antara lain menegaskan penyangkalan terhadap agama lokal, sekaligus himbauan terhadap pengikutnya memilih salah satu dari agama “diakui”, yang kemudian secara salah kaprah dianggap agama induk. Keempat, Undang-undang perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi kependudukan yang salah satu pasalnya menegaskan warga harus memilih salah satu dari 6 agama , setelah konghucu diakui tahun 2006. Pentingnya Kebebasan Beragama Fakta kebinekaan agama di indonesia melatarbelakangi adanya prinsip kebebasan beragama dalam konstitusi. Indonesia sebagai negara pihak yang menandatangani Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia(DUHAM) tahun 1948 mengemban tanggung jawab moral dan hukum untuk melaksanakan kewajiban, khususnya memenuhi hak kebebasan beragama dan hak-hak lain yang tercantum di dalam piagam PBB tersebut. Pembatasan Hak Kebebasan Beragama Hak kebebasan beragama yang masuk dalam ranah forum eksternal tentulah tidak bersifat mutlak, bukan Hak tanpa batas. Hak itu dibatasi oleh kewajiban dan tanggung jawab seseorang untuk menghargai dan menghormati sesama manusia, apapun agamanya. Menegakkan Prinsip Pluralisme Agama
      Salah satu bentuk upaya konkret untuk mengkikis dehumanisme dalam bidang agama adalah menegakkan prinsip pluralisme agama. Menurut pakar pluralisme, Thomas Banchoff, definisi pluralisme agama sangat variatif. Dalam teologi, kata ini mengandung makna harmoni, konvergensi, dan kompatibilitas lintas tradisi agama. Pluralisme agama adalah lawan dari eksklusivisme agama.
      Salam IBD..

      Hapus
    6. Nama : Lauri Fransiska
      NIM : 15.02.577
      Tkt/Jur : I/PAK
      UAS Berjalan VII
      Syamol...
      Agama dan Pluralisme
      Kristen dan Islam sering mengalami degradasi. Hanya agama Budha yang jarang dan bahkan tidak pernah mencurahkan darah. Kita tidak dapat meniadakan sejarah, namun kita harus belajar dari sana dengan harapan pada abad ke-21 tidak ada lagi terjadinya relativisme Persatuan dalam Negara Indonesia sekarang diancam dengan kehadiran eksklusivisme yang memaksakan pandangan mereka. Sebagai Negara yang penuh dengan keberagaman, maka pluralisme adalah nilai yang paling hakiki bagi Negara Indonesia. Pluralisme dan Reaktualisasi Pancasila Di masa-masa akhir ini pluralisme sedang hangat dibicarakan. Hal itu dikarenakan pluralisme mengalami ancaman. Reaktualisasi Pancasila Dalam nilai-nilai Pancasila semua warga Negara sama saja, memiliki hak dan kewajiban yang sama. Agama, Titik Lemah Bangsa Indonesia Sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” masih belum jelas di dalam pelaksanaannya. Negara adalah tempat kita berdemokrasi, saling mendukung dan menegakkan keadilan. Hal Penodaan Agama-Beberapa Catatan Istilah itu adalah “penodaan agama,” “penafsiran dan kegiatan menyimpang dari pokok-pokok ajaran suatu agama” dan sebagai latar belakang “kebebasan beragama.”Penodaan Agama adalah tindakan lahiriah yang dilakukan dengan maksud menghina kepercayaan orang lain. Kebebasan beragama Pembahasan di atas menjadi pertimbangan, apabila Negara masih tetap menggunakan istilah tersebut, dengan pandangan suatu kepercayaan itu tidak dibenarkan dengan alasan “menyimpang.” Maka hal ini akan bertentangan dengan UU yang menjamin kebebasan beragama. Kekerasan atas Nama Agama Indonesia sebagai Negara hukum perlu menegakkan kembali keberadaan hukum. Dalam Negara hukum segala yang bertentangan dengan hukum harus ditindak dengan hukum. Kekerasan Komunal adalah kekerasan yang terjadi antar komunitas-komunitas yang bersifat suku, ras, agama maupun golongan Konflik komunal yang melibatkan agama jarang terjadi Konflik komunal bernuansa agama tidak dapat dipecahkan dengan melibatkan agama, melainkan dengan membawa mereka yang dalam konflik ke dalam komunikasi yang baik. Kekerasan Bermotivasi Agama adalah kekerasan yang paling mengkhawatirkan dan juga mengerikan, karena agama berusaha untuk menyingkirkan saingannya. Perlu Penyembuhan Kemampuan bertoleransi perlu dibangun kembali. Mari kita sepakati bahwa konflik-konflik tidak boleh diselesaikan dengan kekerasan.
      Salam IBD..

      Hapus
  22. UAS Berjalan ini adalah kreativitas dalam membaca dan mengolah intisari atau rangkuman dari materi-materi sajian dan bahasan, menyandingkannya dengan analisa dosen dalam setiap materi, dan terakhir adalah analisa dari mahasiswa itu sendiri karena penemuannya melalui sumber-sumber lainnya (buku, mata kuliah lain, sumber elektronik, dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari). Kenyataaannya masih banyak jawaban mahasiswa itu mencopy-paste dari buku (sajian dan bahasan) tanpa mengolah dengah bahasa dan pemahaman sendiri(ilmiah dan analisa). Belajarlah membaca dengan efektif dan mengalisa lebih berani, itulah analisa yang kreatif dan ilmiah. Yang paling disayangkan masih banyak yang belum memedomani tuntunan soal di atas, masih banyak yang salah mengetik kata, nama singkatan, penulisan tahun, dan lain-lain. Semoga belajar banyak dan membangun budaya membaca, menulis, dan menganalisa secara akademik, serta disiplin. Terimakasih.

    BalasHapus