Analisa Ibadan Kampus itu perlu dikembangkan dengan tujuan Mata Kuliah Liturgika. Ada pun tujuan belajar dan membahas topik-topik Liturgika itu adalah sebagai berikut:
Tujuan
Umum:
Mempelajari makna,
fungsi, dan tujuan Liturgi, dasar-dasar teologis dan sejarah perkembangannya
dari zaman Alkitab hingga masa kini, unsur-unsur, jenis-jenis, dan
faktor-faktor penyusunan Liturgi;
Tujuan
Khusus:
Mahasiswa/i dapat
menjelaskan prinsip-prinsip Liturgi dan perkembangannya, dapat menyusun dan
mengembangkan Liturgi yang kontekstual serta terampil melaksanakannya dalam
pelayanan gerejawi.
Selamat UTS, isilah ruang komen di bawah ini, dan dengan menuliskan: Nama, NIM, dan Topik Analisa Ibadah pada Hari, Tanggal, Bulan, dan Tahun. Untuk lebih jelas dan akuratnya analisa saudara, cantumkanlah nama-nama dari petugas topik ibadah yang saudara analisa.
Laporan - Analisa Ibadah Kampus di Chapel STT Abdi Sabda Senin dan Jumat Pukul 10.00 WIB (Januari-Mei 2016)
Votum Introitus Jumat, 29 Januari Mhs. Desi Saragih (download here)
Kotbah Jumat, 29 Januari Pdt. Marudut L. Gaol S.Th (Ka. Asrama) (download here)
Votum Introitus Senin, 01 Pebruari Mhs. Uten P. Marbun (download here)
Kotbah Senin, 01 Pebruari Pdt. Dr. Jontor Situmorang (download here)
Pengakuan Dosa Jumat, 05 Pebruari Liturgi Gereja Batak Karo Protestan - GBKP - Andre H. Peranginangin (download here)
Kotbah Jumat, 05 Pebruari Bahasa Batak Karo - Mhs. Kandidat S.Th - Ria Kristmetalia Kaban Teo. Stb. 2011 (download here)
Taur taur (Mazmur Simalungun) Jumat, 12 Pebruari Liturgi Gereja Kristen Protestan Simalungun - GKPS - Ismael dan Tolopan (download here)
Tonggo Syafaat Pakkon Tonggo Riap Jumat, 12 Pebruari Liturgi Gereja Kristen Protestan Simalungun - GKPS - Hotni Malau (download here)
Votum - Introitus Senin, 15 Pebruari Mhs.Naomi Tarigan (download here)
Pengakuan Dosa - Janji Pengampunan Dosa Senin, 15 Pebruari Mhs.Naomi Tarigan (download here)
Pengakuan Dosa - Pengampunan Dosa dan Nyanyian Respon Umat Jumat, dalam Liturgi Huria Kristen Indonesia (HKI)19 Pebruari Mhs. Efran M.I. Pasaribu (download here)
Kotbah dan Nyanyian Respon Umat Jumat, 19 Pebruari Mhs. Kandidat S.Th Gesti Hutasoit (download here)
Renungan Pagi - Almanak Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI), Senin 22 Pebruari 2016 Pdt. Edward Simon Sinaga, M.Th (download here)
Doa Syafaat Senin 22 Pebruari 2016, Meri Susunenta Ginting (download here)
Persembahan Nyanyian-Pujian, Jumat 26 Pebruari, Nyanyian Pertama, Mars Ikatan Mahasiswa Teologia (IMT) GKPI (download here)
Persembahan Nyanyian-Pujian, Jumat 26 Pebruari, Nyanyian Kedua, "Ende ni parmahan" atau "Lagunya Gembala" Ikatan Mahasiswa Teologia (IMT) GKPI (download here)
Ruang komen di bawah ini adalah khusus untuk Kelas IV B.
Terimakasih (Diate tupa, Sawagele, Mauliate, Bujur, Meliasate).
Blessings.
Salam
Edward Simon Sinaga, M.Th
NIDN: 2319097201
GKPI - STT ABDI SABDA - MEDAN
Nama : Sri Muliana br Kaban
BalasHapusNIM : 12.01.968
Tingkat : 4B / Teologi
Bahan Kotbah : Kel 34:29-35 oleh Pdt. Dr. Jontor Situmorang
• Musa bersekutu dengan Tuhan, Tuhan sendiri yang menulis loh Batu (Kel 31:8 ; 32:16) – ketika kita bersekutu dengan Tuhan maka Tuhan sendiri yang menulis sejarah kehidupan kita
• Musa yang tidak sabar, pemarah dan menghancurkan loh batu karena bangsa Israel berpaling – kemarahan menghasilkan suatu kehancuran. Satu-satunya jalan menebusnya adalah membenarkan/ memulihkan kehancuran itu kembali.
• Wajah Musa bercahaya saat bertemu Allah dan ia menutupnya saat berjumpa bangsa Israel – kemuliaan Allah terpantul bagi orang yang dekat kepadaNya. Aku (kita) harus memancarkan kemuliaan Allah. Pelayan Tuhan sebagai lambang kehadiran Allah. Cahaya kasihNya terpencar bagi sekeliling kita. Melalui kita orang semakin mengenal Tuhan untuk tetap “menyenangkan hati Tuhan”.
Nama : Sri Muliana br Kaban
BalasHapusNIM : 12.01.968
Tingkat : 4B / Teologi
Analisa Pengakuan Dosa, Jumat tanggal 05 Feb 2016, peliturgis oleh Andre Hartland Perangin-angin
Setiap orang pasti memiliki masalah dalam dirinya. Baik itu ketakutan, pergumulan, harapan yang tak kunjung terpenuhi, dsb. Namun tak jarang juga setiap orang akan merasa dirinya memiliki beban yang paling berat dibandingkan dengan orang lain. Dunia dengan keanekaragaman dan pengaruhnya memiliki caranya sendiri untuk mempengaruhi setiap invidu. Namun apa yang dikatakan Benedictus ketika ia memberikan Gereja sebuah biara, kehidupan dunia hanya bisa dilawan dengan “benteng spiritual”. Ia juga mencoba menerapkan hidup suci ini pada orang-orang biasa, ia menyebut “jika kita tampak agak keras,jangan menjadi takut dan lari. Jalan masuk menuju keselamatan haruslah sempit. Tetapi selagi Anda maju sepanjang jalan iman, hati berkembang dan berpacu dengan cinta kasih manis di sepanjang jalan titah Allah.” Allah itu kasih (agape). Dia tak menginginkan kematian orang fasik, yang ia inginkan adalah pengakuan yang membawa kepada pertobatan. Dunia kadang mengalahkan kita. Manusia cenderung mencari tempat perlindungannya sendiri. Tapi Tuhan berkata, “kembalilah”.
Nama : Sri Muliana br Kaban
BalasHapusNIM : 12.01.968
Tingkat : 4B / Teologi
Pengkotbah : Pdt. Dr. Erick J. Barus
Liturgis : Naomi eliana Tarigan
Hr/Tanggal : Senin, 15 feb 2015
Votum-Pengakuan Dosa
• Kesadaran maka manusia berada dihadapan Allah yang Maha Mulia dan Suci. Kesadaran inilah yang menjadi dasar kebaktian, mengisi hati dan pemikiran manusia (stimulan kognitif) yang paling mendasar dalam membentuk konsep diri manusia. Sebab cara kita mengenali diri kita akan ada pengaruhnya dengan siapa kita bertemu. Bertemu Tuhan dan mengetahui rencanaNya yang baik adalah obat dan pemicu positif untuk mengingatkan siapa kita sebenarnya. Mungkin oleh sebab itulah secara praktis jemaat berdiri untuk menyambut barisan prosesi dan votum. Karena kita sedang menyambut kedatangan dan kehadiran Tuhan.
• Mengenal/kesadaran diri melalui perjumpaan dengan Tuhan yang menciptakan manusia demi tujuan hidup yang mulia bagiNya, maka muncullah kesadaran diri yang membawa kita kedalam intropeksi diri, baik tentang tujuan hidup dan cara kita memakai hidup, kekurangan, kesalahan akan dosa kita. Kesadaran diri adalah pondasi ketenangan dan kebahagiaan kita, sekaligus menjadi dasar bagi kita hidup di dalam keluarga. Kemauan kita mengaku dosa adalah tanda keterbukaan jiwa supaya hati dan pemikiran manusia kembali dipenuhi oleh kebijakan Tuhan. Pengakuan dosa adalah tempat Tuhan memasuki, menyembuhkan dan memperbaiki kehidupan manusia.
Nama : Sri Muliana br Kaban
BalasHapusNIM : 12.01.968
Tingkat : 4B / Teologi
Pengkotbah : Gesti Hutasoit
Liturgis : Efran Pasaribu
Hr/Tanggal : Jumat/19 Februari 2016
Model HKI – Respon Penyerahan Diri/ Kehidupan yang Bermissi & Pengutusan + Berkat
• Jemaat yang sudah mendengarkan dan menerima Firman Tuhan/mengaminkannya ia akan merasakan arti dan tujuan hidup yang baru. Hidup kita tidak lagi sekedar perjuangan melewati hari-hari sampai tua, tapi kehidupan yang dirancang untuk membawa kebaikan. Karena orang yang hidup memperjuangkan pribadinya saja, maka ia akan kesepian dalam hidup ini. Tapi orang yang hidup untuk kebaikan sesama manusia akan mendapatkan teman yang setia bagi jiwa yang baik di dunia dan di Sorga.
• Allah mengutus dan memperlengkapi anakNya dengan “berkat” (Ibr. Barakah, berkah). Berkat adalah kekuatan, mandat dan modal kita menggunakan dan menjalani kehidupan ini. Berkat yang membuat semua berguna, kekuatan berlipat ganda, an hasilnya pun mulia. Kita juga diajari bahwa ternyata ketika kita mendengar FirmanNya kita menjadi manusia yang berhutang membagikannya kembali bagi orang lain. Ibadah (liturgi, laos, ergon, liturgos) membawa kita kepada kehidupan guna mengasihi manusia dan “alam” ini dari kehidupan nyata setiap hari.
Nama : Sri Muliana br Kaban
BalasHapusNIM : 12.01.968
Tingkat : 4B / Teologi
Pengkotbah : Pdt. Edward Simon Sinaga, M.Th
Liturgis : Riosa Sembiring
Hr/Tanggal : Senin 22 Feb 2016
Bahan Kotbah : Keluaran 33 : 1-6
• Hanya karena kemurahan Tuhan Isarel tidak dibinasakannya, bahkan mereka tetap di bimbingNya menuju Tanah Kanaan. Akan tetapi Tuhan tidak lagi berjalan di tengah-tengah mereka agar Ia tidak membinasakan mereka dalam murkaNya. Tuhan tetap mengutus malaikatNya untuk memimpin mereka menuju Tanah Perjanjian. Sebagai tanda ketaatan umat Israel diminta melepaskan semua perhiasan mereka.
• Ada dua hal yang paling tampak dalam cerita ini. Pertama , Allah memberikan Tanah Perjanjian, kedua, Allah mengutus Malaikat sebagai gantiNya. Tetapi untuk apakah berkat itu ada ketika Tuhan sendiri tidak ada disana. Yang dibutuhkan manusia adalah hadirat Tuhan itu sendiri. Tetapi ternyata Allah tetap tidak membiarkan manusia itu berjalan sendirian. Ia mengirim suruhanNya. Entah itu tanda kasih atau kemarahanNya. Yang pasti dalam amarahNya pun kasihNya tetap diberikan.
• Cara manusia memandang sesuatu dalam dirinya menentukan pola pikir dan perasaanNya. Jika pertemanan manusia (tidak lepas STT Abdu Sabda), ketika salah seorang teman hanya datang disaat membutuhkan sesuatu maka ekspresi yang pasti adalah kecewa dan pasti hubungan itu akan rusak. Bangsa Israel pun demikian, ketika Allah tida ada dihadapan mereka (padahal menjaga mereka) mereka langsung membuat baginya tuhan yang lain. Tapi Allah yang akrab itu, Allah yang kasih itu tetap mengasihi mereka.
Nama : Sri Muliana br Kaban
BalasHapusNIM : 12.01.968
Tingkat : 4B / Teologi
Pengkotbah : David Saragih
Liturgis : Ade Trisna Hutabarat
Hr/Tanggal : Jumat, 26 feb 2016
Bahan Kotbah : Yesaya 55:1-10
-Undangan Keselamatan-
Panggilan Allah kepada Israel untuk bertobat bukan untuk mengurangi kebahagiaanya. Sebaliknya, Allah hendak melimpahi mereka dengan segala berkat yang terbaik agar mereka memiliki hidup yang penuh sukacit, bermakna dan berpengharapan. Saat penyelamatan sudah tiba, undangan keselamatan pun sudah diserukan. Tuhan berjanji siapa saja yang menyambut undangan tersebut akan menikmati hidup yang lebih baik dari pada yang selama ini mereka alami. Allah menuntut respon segera dari umatNya terhadap undangan tersebut. Apakah yang akan seseorang peroleh tatkala ia menerima undangan keselamatan dari Allah? Pertama ia akan menikmati hidup yang penuh sukacita. Kedua ia akan menjadi berkat bagi banyak orang dan hidupnya memuliakan Tuhan. Ketiga, hidupnya kembali harmonis serta berdamai dengan dunia.
Undangan keselamatan Allah selalu tersedia bagi setiap kita. Tak ada alasan lain selain karena kasihNya. Ketika manusia lapar FirmanNya adalah makanan dan minuman bagi jiwa, yang diberinya sebagai anugerah (ay. 1). Namun yang sering terjadi adalah kita menginginkan FirmanNya/tread-Nya tapi tidak dengan diriNya. Tapi keselamatan Allah masih tersedi, tanganNya masih terbuka. Allah hanya meminta respons manusia, mencari Allah dan meninggalkan dosa kita agar pengampunanNya berlaku dan pemulihanNya dinyatakan.
Nama : Devi Setiani Natalia Br Ginting
BalasHapusNim : 12.01.917
Ting/Jur : IVB Theologia
Laporan Analisa Khotbah, Senin 22 Februari 2016 Chapel STT Abdi Sabda Pukul 10.00 WIB
Pengkhotbah : Pdt. Edward Simon Sinaga, M.Th
Nats bacaan : Maz. 76:1-13
Pembacaan nats Pengantar Khotbah : Roma 4:1-12
Kotbah : Keluaran 33:1-6
Melalui khotbah dapat saya analisa bahwa ternyata sebagaimana bahwa Tuhan menyuruh bangsa israel meninggalkan hal-hal yang buruk dan hidup yang kudus. Umat Israel bersama dan dibantu oleh seorang malaikat bagaiman Tuhan memakai malaikat, tapi malaikat itu bukan Tuhan. Malaikat suruhan Allah itu membantu dan menyuruh mereka untuk berjalan dan musalah yang menjadi leadership yang meminpin bangsa Israel keluar dari bangsa Mesir. Bangsa Israel dalam konteks ini mudah panik dan tidak tetap pendiriannya. Bangsa Israel adalah bangsa yang keras kepala pada Kel. 32:10-14. Karakter buruk yang dimiliki bangsa israel. Dalam penekanannya malaikat suruhan Allah itu membantu mereka keluar dari mesir dan lembah gunung sinai menuju tanah kanaan. Dan konteks pada saat itu adalah konteks ketaatan yang diinginkan Allah. Kepatuhan dan ketaatan adalah berada pada sebuah jalan ibu dari semua kebaikan dan kebajikan.
Nama : Devi Setiani Natalia Br Ginting
BalasHapusNim : 12.01.917
Ting/Jur : IVB Theologia
Laporan Analisa Pemusik (Organis), 26 Februari 2016 dalam Ibadah suku GKPI Chapel STT Abdi Sabda Pukul 10.00 WIB
Pengkhotbah : David Saragih
Pembacaan nats Pengantar Khotbah : 1 Kor 10:1-11
Kotbah : Yes. 55:1-9
Pemusik : Cristin Marbun
Menurut kacamata analisa saya bahwa pemusik ibadah suku GKPI adalah seorang perempuan yang bersetatus sebagai mahasiswa STT Abdi Sabda Medan. Dia sangat piawai dalam memainkan musik meskipun agak terlihat kadang-kadang ekspresinya gugup tapi itu tidak mematahkan semangatnya dalam bermain musik buktinya sampai akhir acara kebaktian suku ia telah menampilkan yang terbaik. Saya juga melihat dia sanagt piawai dalam memainkan muisk sehingga terlihat jelas ia bahkan dapat menghidupkan suasana beribadah dengan semangat dan melalui musiknya, semua jemaat yang hadir bernyanyi dengan penuh hikmat dan penghayatan.
Nama : Devi Setiani Natalia Br Ginting
BalasHapusNim : 12.01.917
Ting/Jur : IVB Theologia
Laporan Analisa Paduan Suara STT Abdi Sabda Medan, 29 Februari 2016 Chapel STT Abdi Sabda Pukul 10.00 WIB
Pengkhotbah : Pdt. A.L. Hutasoit
Pembacaan nats Pengantar Khotbah : 2 Kor.
Kotbah : Yosua 5:9-10
Menurut analisa saya bahwa paduan suara yang ada di STT Abdi Sabda sudah memberikan yang terbaik ketika mereka bernyayi saya sebagai jemaat yang hadir pada saat itu dapat menikmati alunan suara mereka yang merdu. Karena melalui penglihatan saya saya dapat melihat mereka bernyanyi dengan sangat bersemangat dan serentak. Yang menjadi kondaknya pada saat itu ialah Parinduan Tambunan. Dengan kelincahan parinduan sebagai kondak dapat membut para penyayi paduan suara bernyayi dengan penuh hikmat, sehingga keadaan suasana pada saat ibadah itu dapat hidup kembali. Jelas, saya saja sebagai jemaat pada saat ibadah itu terhibur dengan kandaknya sekaligus suara para paduan suara yang begitu indah untuk didengarkan sehingga itu dapat menyenangkan hati Tuhan.
Nama : Dwi Erfina Pepayosa Ginting
BalasHapusN.I.M : 12.01.920
Ting/Jur : IV B/Theologia
Ibadah Jumat, 29 Januari 2016
Pengkhotbah : Pdt. M. Lumbangaol , S.Th
Bahan Khotbah : 1 Korintus 13:1-13
Bahwa membicarakan tentang surat yang dibanggakan sebagai pemberita Injil tentang karunia. Yang dipahami dan dibanggakan jemaat Korintus yaitu karunia-karunia. Bahwa Rasul Paulus mengarahkan untuk melihat hakekat orang Kristen adalah kasih. Analisa saya bahwa kasih tersebut adalah perbuatan-perbuatan baik itu sangat penting. Bahkan hal-hal yang dianggap kasih tetapi tidak ada kasih sama sekali tidak berguna. Iman itu bersifat kekal. Bahkan kita harus sampai kepada puncak mengasihi Tuhan, gereja yang merekomendasi dan orang tua dengan kasih yang terus menerus dan kekal. Bahwa kita harus saling mengasihi antar sesama manusia, agar terwujud jemaat yang saling mengasihi didalam gereja dan masyarakat. Karena sikap tolong-menolong dan mengasihi itu sangat penting seperti dalam Galatia 6:2.
Nama : Hotni Malau
BalasHapusNIM : 12.01.930
Tingkat/Jurusan : IV-B/Teologi
Analisa Ibadah Jumat, 12 Februari 2016
Pengkhotbah : Cristy E. Saragih
Liturgis : Hotni Malau
Pembawa Taur-taur : Tolopon Silalahi dan Ismail Sidabutar
Yang ingin dianalisa pada ibadah ini adalah tentang Taur-taur dimana pada ibadah ini adalah ibadah dengan Suku Simalungun. Pada zaman dulu taur-taur dipakai suku Simalungun untuk menyembah oppung mula jadi nabolon. Kemudian setelah Injil masuk ke tanah Simalungun taur-taur digunakann dalam acara adat dan juga dalam ibadah. Bahkan dalam GKPS sendiri yang saya lihat taur-taur juga diperlombakan seperti yang pernah dilakukan Pemuda GKPS. Di dalam ibadah taur-taur dipakai sebagai penghantar untuk memasuki ibadah. Pemilihan lirik dan melodi yang dilontarkan dalam taur-taur ini sendiri mengandung makna sebagai penghantar memasuki ibadah. Lantunan dari taur-taur yang mengisahkan kesedihan menjadi satu penghantar jemaat untuk lebih memfokuskan diri dalam ibadah. Di dalam ibadah ini jugalah Simalungun dapat memperkenalkan kekayaan dari budayanya atau orang Simalungun mengkontekstualisasikan liturgi terdapat budaya. Memasukkan taur-taur juga dalam ibadah bisa sebagai tempat pemupukan/ pemeliharaan atau pengembangan kebudayaan dan tanda cinta terhadap kesenian budaya sendiri.
Nama : Junita Purnama Ellys Rajagukguk
BalasHapusNim : 12.01.937
Ting/Jur : IV-B/Theologi
Analisa : Jumat,12 Februari 2016
Taur-taur (Mazmur Simalungun) oleh Ismail Sidabutar dan Tolopan Silalahi dan Doa Syafaat oleh Hotni Malau
Mazmur simalungun atau yang disebut taur-taur dikumandangkan oleh laki-laki dan Perempuan pada saat permulaan ibadah. Taur-taur yang dikumandangkan pada saat pembukaan ibadah mengundang jemaat untuk mengontrol diri dalam melakukan peribadahan dan membahwa jemaat untuk rileks dalam melakukan peribadahan. Taur-taur dikumandangkan sebagai permuliaan Firman Tuhan yang akan diperdengarkan. Dengan iringan musik dan nyanyian yang di kumandangkan mampu membuat jemaat bahwa hati dan pikiran mereka untuk melaukan peribadahan dan menyambut kehadiran Roh kudus di dalam hati mereka. Doa syafaat yang dipimpin oleh Liturgis sendiri tidak memiliki posisi tersendiri, posisi doa syafaat ditempatkan sebelum Khotbah disampaikan, setelah doa syafaat dipimpin oleh Liturgis maka jemaat dan Liturgis memanjatkan doa sacara responsoria. Sehingga dalam pelaksanaan doa tersebut jemaat yang tidak berasal dari kalangan gereja simalungun merasa bingung.
Nama : Winda Apriantri Br. Sitepu
BalasHapusNIM : 12.01.977
Ting/Jur : IV-B/Teologi
Laporan analisa terhadap Ibadah Kampus, Jumat, 29 Januari 2016 (1).
Pengkhotbah : Pdt. M. Lumbangaol, S.Th
Pengantar Nats Khotbah : 2 Korintus 3:12-4:2
Khotbah : 1 Korintus 13:1-13
Yang ingin saya tanggapi ataupun analisa dari Ibadah Kampus ini adalah khotbah. Khotbah dalam Kekristenan pertama kali muncul dari praktik Yahudi. Kemudian, praktik tersebut berkembang di dalam liturgi Kristen. Khotbah adalah salah satu cara yang dipakai untuk mengkomunikasikan pesan, di mana pesan itu tertulis di dalam Alkitab. Jadi, khotbah merupakan pemberitaan Kabar Baik. Khotbah bukan untuk menonjolkan diri sendiri, tapi mengagungkan nama Allah.
Pada kesempatan ini pengkhotbah berbicara mengenai “kasih”. Hakekat dari hidup orang Kristen adalah memiliki kasih di dalam hidupnya. Rasul Paulus menegaskan kepada jemaat di Korintus bahwasanya kasih harus ada di dalam setiap diri manusia. Apalah artinya kita beriman kalau kita tidak memiliki kasih terhadap sesama? Apalah artinya kita memiliki pengharapan jikalau hanya diri kita saja yang kita pikirkan untuk mendapatkan keselamatan? “Buah dari kasih adalah mampu menolong sesama”. Jikalau kita mengasihi seseorang dan sewaktu-waktu ia mengecewakan kita dan kita tidak lagi mengasihinya, maka sesungguhnya itu bukan kasih. “Kasih yang sempurna adalah kasih Agave yaitu kasih Allah yang kekal.” Oleh karena itu, gereja yang berdiakonia tanpa kasih sesungguhnya itu sia-sia dihadapan Allah. Marilah melihat kasih dan biarlah itu menjadi bagian di dalam hidup kita. Biar kasih itu “berproses dalam hidup kita”.
Syalom, Tuhan memberkati.
Nama : Winda Apriantri Br. Sitepu
BalasHapusNIM : 12.01.977
Ting/Jur : IV-B/Teologi
Laporan analisa terhadap Ibadah Kampus, Senin, 01 Februari 2016 (2).
Pengkhotbah : Pdt. Dr. Jontor Situmorang
Nats Pengantar Khotbah : 2 Korintus 3:12-4:2
Khotbah : Keluaran 34:29-35
Yang ingin saya tanggapi ataupun analisa dari Ibadah Kampus ini adalah pengkhotbah dan khotbahnya. Pengkhotbah di dalam membawakan Firman Tuhan sangat mengutamakan kemuliaan Allah Israel. Di mana Allah itu adalah Allah yang mulia dan maha kuasa. Dari nats khotbah, pengkhotbah mengajak supaya jemaat memancarkan kemuliaan Allah di dalam hidup sehari-hari, karena kemuliaan Allah tidak cukup dalam satu hari. Memancarkan kemuliaan Allah harus hari lepas hari. Oleh karena itu, kehadiran kita seharusnya dapat membawa damai bagi orang lain, karena itu menyenangkan hati Tuhan. Jadi, menurut analisa saya, bahwa khotbah yang sesungguhnya adalah khotbah yang mengagungkan nama Tuhan Allah dan menumbuhkan iman jemaat. Dan itu menyenangkan hati Tuhan.
Syalom, Tuhan Memberkati.
Nama : Dwi Erfina Pepayosa Ginting
BalasHapusN.I.M : 12.01.920
Ting/Jur : IVB/Theologi
Ibadah Senin, 01 Februari 2016
Pengkhotbah : Pdt. Dr. Jontor Situmorang
Bahan Khotbah : Keluaran 34:29-35
Setelah musa bertemu dengan Allah, Allah memberi dua loh batu yang ditulis oleh tangan Allah. Kedua sisi loh batu itu ditulis timbal balik tentang Taurat Allah. Ketika Musa turun dari gunung Sinai, dilihatnya orang Israel sudah berbalik menyembah berhala patung anak lembu emas. Musa marah dan melemparkan loh batu itu dan pecah berserakan. Lembu emas digiling Musa. Musa harus membuat 2 loh batu yang sudah dipecahkannya harus sama dengan yang semula. Bahwa ketika Musa turun dan mukanya bercahaya. Bahwa analisa saya ketika orang dekat dengan Tuhan pasti wajahnya bercahaya. Artinya adalah bahwa dimana pun kita berada, hendaknya kita bisa menjadi terang dan garam ditengah-tengah lingkungan. Jangan pernah kita menjadi batu sandungan bagi orang lain tetapi kehadiran kita itu selalu membawa damai bagi siapa saja bukan hanya damai bagi diri kita saja, tetapi sinar itu harus kita pancarkan dan kita bagikan.
Nama : Dwi Erfina Pepayosa Ginting
BalasHapusN.I.M : 12.01.920
Ting/Jur : IVB/Theologi
Ibadah Senin, 05 Februari 2016
Yang saya analisa adalah Pengakuan Dosa kepada Allah
Bahwa pengakuan dosa ini sudah menyentuh dalam minggu Passion I dimana memang banyak ketakutan dalam menghadapi kehidupan ini. Memang benar ketakutan itu sering membawa kita kepada hal-hal yang membuat diri kita menjauh dari Tuhan. Sering sekali manusia meninggalkan Allah dan berharap kepada kuasa-kuasa yang ada di dunia ini sampai-sampai kita dengan janji Allah kepada kita. Jadi melalui pengakuan dosa ini kita harus mengaku karena ketidaktaatan kita dihadapan Allah yang seharusnya kita melakukan sesuai kehendak Allah. Melalui pengakuan dosa ini menurut saya sudah tepat dalam hal menyadarkan kita akan dosa dan ketidaktaatan kita kepada Tuhan. Sering kita salah mencari tempat untuk bersandar, padahal Allahlah yang menjadi tempat bersandar yang paling luar biasa memberikan solusi atas segala pergumulan hidup kita dan tetaplah berharap kepadaNya.
Nama : Winda Apriantri Br. Sitepu
BalasHapusNIM : 12.01.977
Ting/Jur : IV-B/Teologi
Laporan analisa terhadap Ibadah Kampus, Jumat, 05 Februari 2016 (3).
Pengkhotbah : Ria Kaban
Liturgis : Andre Hartland Perangin-angin
Nats Pengantar Khotbah : Keluaran 34:29-35
Khotbah : 2 Korintus 3:12-18
Yang ingin saya tanggapi ataupun analisa dari Ibadah Kampus ini adalah “Pengakuan Dosa” dalam ibadah suku Karo. Setiap manusia pada hakikatnya adalah berdosa. Oleh karena itu, manusia harus mengakukan dosanya kepada Tuhan. Di dalam menjalani kehidupan setiap hari begitu banyak ketakutan yang dialami oleh manusia dan hal itu membuat manusia jatuh ke dalam perasaan yang jauh dari Kuasa Tuhan. Walaupun demikian, Tuhan adalah maha pengampun, jikalau manusia mau datang kepada-Nya dan mengakui keberdosaan mereka, dan manusia tidak memiliki kuasa untuk mentahirkan dosa-dosa mereka. Ketika berhadapan dengan-Nya, jemaat menyadari bahwa mereka adalah pendosa yang berhadapan dengan Allah yang Suci. Oleh sebab itu jemaat memasuki ritual Pengakuan Dosa. Jadi, dalam Pengakuan Dosa suku Karo terlihat bagaimana jemaat untuk mengakukan dosa-dosa mereka kepada Allah dan meminta kekuatan kepada-Nya.
Syalom, Tuhan Memberkati.
Nama : Winda Apriantri Br. Sitepu
BalasHapusNIM : 12.01.977
Ting/Jur : IV-B/Teologi
Laporan analisa terhadap Ibadah Kampus, Senin, 15 Februari 2016 (5).
Pengkhotbah : Pdt. Dr. Erick Barus
Liturgis : Naomi Tarigan
Nats Pengantar Khotbah : Filipi 3:17-21, 4:1
Khotbah : Kejadian 15:1-12
Yang ingin saya tanggapi ataupun analisa dari Ibadah Kampus ini adalah “nyanyian dalam ibadah”. Liturgi sangat perlu dikontekstualisasikan dengan konteks jemaat. Di dalam liturgi kali ini, saya melihat bahwa nyanyian dalam ibadah telah dikontekstualisasikan, karena pada hari Minggu, 14 Februari 2016 adalah hari Valentine (hari kasih sayang). Nyanyian yang digunakan dalam ibadah bernuansa bahagia dan penuh cinta. Lantunan lagu “Ku Kasihi Kau dengan Kasih Tuhan”, menggambarkan bagaimana cinta kasih yang harus diterapkan oleh manusia terhadap sesamanya dengan kasih Tuhan, dan itu adalah kebanggaan kita sebagai anak Allah yang penuh kasih. Selamat mengasihi dan menyenangkan hati Tuhan bagi kita semua.
Syalom, Tuhan Memberkati.
Nama : Winda Apriantri Br. Sitepu
BalasHapusNIM : 12.01.977
Ting/Jur : IV-B/Teologi
Laporan analisa terhadap Ibadah Kampus, Senin, 22 Februari 2016 (7).
Pengkhotbah : Pdt. Edward Simon Sinaga, M.Th
Liturgis : Riosa Sembiring
Pendoa Syafaat : Mery Ginting
Nats Pengantar Khotbah : Roma 4:1-12
Khotbah : Keluaran 33:1-6
Yang ingin saya tanggapi ataupun analisa dari Ibadah Kampus ini adalah “Pendoa Syafaat”. “DOA ADALAH NAFAS ORANG PERCAYA”, oleh sebab itu sebagai orang yang mengaku orang percaya pastinyalah ia memiliki komitmen untuk selalu berdoa di dalam menjalani kehidupannya. Berdoa bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga bagi orang banyak.
Yang menarik dari doa ini adalah bahwa pendoa syafaat juga mendoakan “tukang kebun atau tukang sapu, supaya mereka bekerja bukan untuk manusia tetapi untuk Tuhan”. Doa ini juga meminta kepada Tuhan supaya mahasiswa tidak hanya memikirkan nilai akademik, bagaimana supaya mendapatkan nilai yang bagus. Tapi juga mahasiswa harus melayani walaupun masih muda. Doa adalah harapan kita kepada Tuhan. Dan di balik doa itu biarlah kehendak Tuhan yang terjadi di dalam segenap kehidupan civitas STT Abdi Sabda Medan.
Syalom, Tuhan Memberkati.
Nama : Winda Apriantri Br. Sitepu
BalasHapusNIM : 12.01.977
Ting/Jur : IV-B/Teologi
Laporan analisa terhadap Ibadah Kampus, Jumat, 26 Februari 2016 (8).
Pengkhotbah : David Saragih
Liturgis : Ade Trisna Hutabarat
Khotbah : Yesaya 55:1-10
Yang ingin saya tanalisa dari Ibadah Kampus ini adalah “khotbah”, dengan tema “Undangan Keselamatan”, yaitu seruan untuk turut serta dalam keselamatan yang dari Tuhan. Bangsa Israel dipanggil oleh Tuhan untuk segera bertobat dan kembali kepada-Nya. Dengarkanlah Allah maka kita akan memakan yang baik dan kita akan menikmati sajian yang paling lezat dari Allah. “Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui, berserulah kepada-Nya selama Ia dekat.” Undangan keselamatan yang diberikan oleh Allah berlaku kepada setiap orang, bukan hanya kepada bangsa Israel tetapi juga kepada kita semua. Permasalahannya adalah apakah kita bersedia untuk masuk ke dalam undangan keselamatan yang diberikan oleh Tuhan tersebut?? Untuk itu mulailah membangun hubungan yang harmonis dengan Tuhan dan lakukanlah ibadah harian kepada Tuhan, karena hal ini akan membangun relasi antara manusia dengan Tuhan. Dan pastinya ini untuk menyenangkan hati Tuhan. Orang yang menerima undangan keselamatan dari Allah ia akan menikmati hidup yang penuh sukacita dan ia akan menjadi berkat bagi banyak orang.
Syalom, Tuhan Memberkati.
Nama : Winda Apriantri Br. Sitepu
BalasHapusNIM : 12.01.977
Ting/Jur : IV-B/Teologi
Laporan analisa terhadap Ibadah Kampus, Senin, 29 Februari 2016 (9).
Pengkhotbah : Pdt. Abraham Lincoln, M.Th
Liturgis : Tolopan Silalahi
Khotbah : Yosua 5:9-10
Yang ingin saya analisa dari Ibadah Kampus ini adalah “khotbah”. Pesan dari teks Alkitab adalah merupakan inti dari khotbah. Khotbah itu berisi tentang panggilan atau pun seruan kepada jemaat untuk tetap membangun iman di dalam Tuhan. Di dalam khotbah diperlukan proses hermeneutik, supaya khotbah tersebut kontekstual. Khotbah sangat erat kaitannya dengan fungsinya sebagai pengajaran. Di dalam ibadah dan gereja khususnya, khotbah menjadi alat seorang pemimpin dalam mengajar jemaat.
Yosua dipakai oleh Tuhan untuk menggantikan Musa dalam memimpin bangsa Israel. Kitab Yosua merupakan kitab yang pertama dan terkemuka yang berisi penuturan sejarah mengenai bagaimana Allah memenuhi janji-Nya untuk membawa umat-Nya ke tanah perjanjian (Yos. 1:1). Menjadi bangsa Tuhan, berarti harus menjadi bangsa yang taat dan juga beriman.
Syalom, Tuhan Memberkati.
Nama : Antonio Hutagalung
BalasHapusNIM : 12.01.906
Tgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
Tanggal Ibadah : Jumat, 05 Februari 2016
Pengkhotbah : Ria M. Kaban (2 Korintus 3:12-18)
Liturgis Ibadah : Andre H. Perangin-angin
Model Ibadah : Tata Ibadah Gereja GBKP (Gereja Batak Karo Protestan)
Bahasa Ibadah : Bahasa Suku Karo
Persembahan Pujian : Mitra Kekelengen (Organisasi Mahasiswa GBKP)
Analisa peribadahan : DOA PENGAKUAN DOSA
Penjelasan : Pengakuan dosa yang saya lakukan pada ibadah ini berbeda dengan peribadahan yang ada di gereja-gereja pendukung STT Abdi Sabda, mengapa? Sistematikanya seperti ini, pendahuluan yang dimulai oleh liturgis dalam pembacaan kasih Allah kepada bangsa Israel dan pengakuan dosa yang dilakukan jemaat lalu 2 lagu dinyanyikan 1 untuk memeriksa dosa dan 1 lagi adalah untuk mengakukan dosa, lalu saat teduh sejenak untuk doa pengakuan dosa, lalu pembacaan janji pengampunan dosa dan kemudian bernyanyi lagi sebagai respon janji pengampunan dosa dan tidak ada kata Amen dalam akhir doa pengakuan dosa ini. Saya tidak katakan bahwa pengakuan dalam gereja saya lebih baik, namun saya melihat banyak sekali nyanyian dan memang menurut saya salah satu acara paling panjang dalam tata ibadah GBKP. Apa kata Calvin-Calvinis mengenai hal ini?? Calvin menekankan kesucian peribadahan, dan saya yakin bahwa liturgi ini berasal dari Calvinisme. Ini sangat baik karena menekankan penyesalan akan dosa itu.
Masukan : Selama saya bergereja di HKBP, HKI, GKPI, GKPS, BNKP, semua pakai kata amin mengakhirinya. janji pengampunan dosa dan tidak ada kata Amen dalam akhir doa pengakuan dosa ini, ada baiknya diakhiri dengan kata Amen. Amen adalah suatu ketetapan hati, bulat, sungguh, dan benar dalam suatu ibadah itu.
Nama : Antonio Hutagalung
BalasHapusNIM : 12.01.906
Tgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
Tanggal Ibadah : Jumat, 12 Februari 2016
Pengkhotbah : Christy Elisabeth Saragih (Ulangan 26:1-11)
Liturgis Ibadah : Hotni Malau
Model Ibadah : Tata Ibadah Gereja GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun)
Bahasa Ibadah : Bahasa Suku Simalungun
Persembahan Pujian : Persekutuan Mahasiswa Teologi Simalungun (PMTS)
Analisa peribadahan : BARISAN PROSESI – Taur-Taur
Penjelasan : Dalam sekuruh peribadahan di Tim KK (Kerohanian Kampus) dalam tata ibadah gerejawi hanya Suku Simalungun saya menjumpai yang namanya Taur-taur. Taur-taur dapat dikatakan dalam bahasa Tobanya ialah Andung-andung, yaitu sebuah permohonan atau doa dalam tangisan, jeritan, maupun ungkapan terdalam yang dilakukan orang suku terdahulu, namun sekarang diwarisi oleh suku Simalungun, itu ialah hal yang sangat kreatif, ketika saya menjumpai salah seorang mahasiswa Teologi dalam basis Simalungun dan bertanya apakah taur-taur ini adalah bagian dalam ibadah gerejawi? Ternyata tidak, itu hanyalah kreatifitas. Ini adalah sangat baik, dan juga dapat dikatakan pengkontekstualisasian akan kayanya budaya Indonesia.
Kritik-masukan : Saya belum pernah mendengar taur-taur Simalungun diiringi oleh Seruling dan gondang Simalungun, ada baiknya menggunakan seruling, agar serasa saya beribadah di tanah Simalungun, dan nuansa Simalungunnya pun terasa sekali. Masukan dariku ialah lebih baik taur-taur dimasukkan dalam pengakuan dosa.
Nama : Antonio Hutagalung
BalasHapusNIM : 12.01.906
Tgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
Tanggal Ibadah : Senin, 15 Februari 2016
Pengkhotbah : Pdt. Dr. Erick Johnson Barus (Kejadian 15:1-12)
Liturgis Ibadah : Naomi Eliana Tarigan
Bahasa Ibadah : Bahasa Indonesia
Spesial Ibadah : Perayaan Ulang Tahun & Valentine’s Day
Analisa peribadahan : KHOTBAH
Pengkhotbah mengatakan bahwa Tuhan tahu apa yang menjadi pergumulan Abram, Tuhan pasti mendengarkan setiap orang yang taat kepada-Nya, Abram menunjukkan ketaatannya. Hendaklah kesetiaan dan ketaatan itu tidak hanya sekedar berdoa, berdoa, dan berdoa. Tetapi marilah kita belajar dari Abram, ketika mendengar suara Tuhan ia melakukan melakukan inisiatif dan langsung melakukan tanpa menunda-nunda apa yang dikatakan Tuhan kepada-Nya. Dalam merefleksikannya kepada mahasiswa hendaknya mahasiswa tidak hanya berdoa saja, namun mempraktekkan kesetiaan itu melalui belajar, membaca, ke perpustakaan, agar waktu tidak terbuang-buang.
Saya setuju dengan bpk. Pengkhotbah mengenai hal ini, banyak pemuda masa kini menghabiskan atau membuang waktunya dengan percuma tanpa ada faedah, pergi ke tempat hal-hal yang menyenangkan bagi pemuda itu dan tidak mengaplikasikan doanya yang diucapkan setiap hari, namun dia mengimani doa itu dan dibenaknya bagaimana saya keluar dari pergumulan ini, penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan harus ditingkatkan terlebih kepada pemuda abad 21 yang sudah mengalami kemerosotan moral
Nama : Antonio Hutagalung
BalasHapusNIM : 12.01.906
Tgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
Tanggal Ibadah : Senin, 22 Februari 2016
Pengkhotbah : Pdt. Edward Simon Sinaga, M.Th
Liturgis Ibadah : Riosa Sembiring
Bahasa Ibadah : Bahasa Indonesia
Analisa peribadahan : TATA IBADAH- SISTEMATIKA PERIBADAHAN
Dalam sistematika peribadahan yang dilaksanakan ialah tidak ada votum, tidak ada doa pengakuan dosa, tidak ada pengakuan iman rasuli, dan tidak ada persembahan. Yang ditekankan ialah pembacaan Mazmur, pembacaan pengantar khotbah, dan nats pengantar khotbah. Menurut saya ini adalah hal yang sangat baik, mengapa? Inilah ibadah yang sangat kreatif, inilah tipe ibadah harian dan bukan untuk mingguan, dan juga tidak memakan waktu kuliah. Sebab universitas atau kampus memiliki waktu yang teratur dalam melaksanakan jadwal perkuliahan, jika perkuliahan tersebut terlalu lama, bukan ibadah yang salah namun diperlukannya bijaksana dalam mengatur susunan ibadah yang pas dan juga tertata dengan sangat baik. Saya juga sangat meihat bahwa Pdt. Edward Sinaga, M.Th ialah pereformasi ibadah kampus tahun ini, baru tahun ini, mulai saya 2012 ibadah kampus jarang dibicarakan di kampus, tapi tahun ini sangat baik sekali, ibadah seperti ini dilaksanakan oleh Tim KK (Saya juga tim KK bidang acara). Bahkan baru tahun ini saya melihat bahwa “Selalu penuh ibadah kampus, juga flashback tahun-tahun yang lalu, perkembangan yang hadir dalam ibadah sangat pesat pada tahun ini”
Nama : Antonio Hutagalung
BalasHapusNIM : 12.01.906
Tgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
Tanggal Ibadah : Jumat, 26 Februari 2016
Pengkhotbah : David Parulian Saragi (Yesaya 55: 1-9)
Liturgis Ibadah : Ade Trisna Hutabarat
Model Ibadah : Tata Ibadah Gereja GKPI (Gereja Kristen Protestan Indonesia)
Bahasa Ibadah : Bahasa Indonesia
Persembahan Pujian : Ikatan Mahasiswa Teologi GKPI (IMT GKPI)
Analisa peribadahan : Lagu pujian-Koor
Penjelasan : Dalam ibadah ini terdapat 2 lagu pujian yang dinyanyikan, yang pertama ialah Mars IMT GKPI yang diciptakan oleh Pdt. J.Z.C. Pasaribu (Pendeta GKPI) dalam Bahasa Indonesia, dan Opera Psalmen 23 yang diciptakan oleh S.H.B. Hutabarat dalam Bahasa Batak Toba. Saya melihat tidak masalah dalam hal ini mengapa? Mars IMT GKPI itu dinyanyikan seolah-olah memamerkan mars atau terlalu ekslusif, namun alasan IMT GKPI ialah bahwa organisasi yang menyelenggarakan ibadah tersebut bahwa organisasi IMT berdiri dan memberitakan Injil Tuhan ke tiga medan layan yaitu: kampus, gereja, dan masyarakat. Dan juga mengapa lagu kedua berbasis bahasa Batak Toba dikarenakan bahwa GKPI adalah gereja yang berada ditengah-tengah beragam suku salah satunya ialah Suku Toba, tanpa melanggar Tata gereja GKPI, bahwa GKPI akan menerima bahasa kedua untuk kepentingan penginjilan. Saya juga melihat IMT GKPI telah baik, mengapa? Dalam melakukan koor, IMT GKPI memakai busana batik, batik ialah berasal dari kebudayaan Jawa, selain bernyanyi dalam bahasa Indonesia dan Toba. Dan menurut saya bahwa koor yang dinyanyikan sesuai dengan tema minggu tersebut.
Nama : Asriani Purba
BalasHapusNIM : 12.01.909
Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
Pengkotbah : Pdt Waspada Halawa, S.Th
LIturgis : Sean Waruhu
Nats Khotbah : Matius 15: 21-28
Hari/Tanggal : Jumat, 4 Maret 2016
Kotbah ini telah menyadarkan umat manusia untuk terus berharap kepada Tuhan. Bahwa ketika merasa doa-doa kita belum terjawab jangan lansung bersungut-sungut. Karena Allah sendiri tahu apa yang kita butuhkan. Seorang perempuan kanaan yang tertulis dalam Matius 15: 21-28 ini memberikan pemahaman kepada umat manusia dalam hal berdoa perlu sikap yang rendah hati, dan mengaku dihadapan Tuhan bahwa Tuhanlah yang lebih tinggi dari manusia itu sendiri. Seorang perempuan kanaan mendapatkan pertologan yang datangnya dari pada Yesus dikarenakan iman yang teguh kepada Tuhan. pola instan yang diagungkan pada zaman sekarang ini tidak bis disamakan dengan hal berdoa dan jawaban Doa. Bagi zaman sekarang cara instan menyenangkan manusia tepi belum tentu hal yang instan menyenangkan hati Tuhan. Proses membentuk manusia dan yang pasti rancangan yang terjadi bagi manusia adalah rancangan Tuhan seperti yang tertulis dalam Yesaya 55: 8-9.
Syalom. terimakasih
Nama : Winda Apriantri Br. Sitepu
BalasHapusNIM : 12.01.977
Ting/Jur : IV-B/Teologi
Laporan analisa terhadap Ibadah Kampus, Jumat, 04 Maret 2016 (10).
Pengkhotbah : Pdt. Waspada Halawa, S.Th
Liturgis : Sean Waruwu
Nats Pengantar Khotbah : Roma 2:1-11
Khotbah : Matius 15:21-28
Model Ibadah : Suku Nias
Yang ingin saya analisa dari Ibadah Kampus ini adalah “sapaan pengkhotbah terhadap jemaat dan khotbah”. Sapaan yang dilontarkan oleh pengkhotbah terhadap jemaat sudah dikategorikan baik. Karena pengkhotbah menyapa jemaat dengan senyuman semangat. Khotbah yang benar adalah ketika Firman Allah disampaikan kepada jemaat Tuhan dan mereka mengaminkannya, dan menjalankannya dalam kehidupan. DOA MERUPAKAN BAGIAN HIDUP ORANG KRISTEN. Ketika doa kita tidak dijawab oleh Tuhan, maka sering sekali kita langsung putus asa. Perempuan Kanaan dan yang notabenenya tidak percaya kepada Tuhan, karena orang Yahudi mengklaim bahwa hanya mereka yang selamat. Namun perempuan Kanaan dengan kerendahan hatinya meminta tolong kepada Yesus dengan sangat “Tuhan tolonglah aku”. Dalam ayat 22-23, terlihat bahwa doa memiliki tahapan-tahapan bagaimana Tuhan menjawab doa kita, ketika Tuhan berpura-pura tidak mendengar (ay. 23). Namun, karena pengharapan dan rendah hati seorang ibu (perempuan Kanaan) dalam meminta kepada Tuhan, maka Tuhan menjawab doanya. “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki. Dan seketika itu juga anaknya sembuh” (ay. 28). WAKTU MANUSIA BUKAN WAKTUNYA TUHAN, TUHAN MAU MENYELIDIKI HATI KITA.
“Seorang anak yang di doakan oleh seorang ibu dengan sekian banyak air mata dan kerendahan hati pasti tidak akan binasa.”
Syalom, Tuhan Memberkati.
Nama : Winda Apriantri Br. Sitepu
BalasHapusNIM : 12.01.977
Ting/Jur : IV-B/Teologi
Laporan analisa terhadap ibadah pertemuan DPA (Dosen Pembimbing Akademik), Senin, 07 Maret 2016 (11).
Pengkhotbah : Pdt. Bertha Lyna Tarigan, M.Th
Liturgis : Antonio Hutagalung
Khotbah : 2 Korintus 5:16-17
Menurut kacamata analisa saya, model ibadah yang dilakukan saat pertemuan DPA lebih mirip seperti ibadah harian. Karena di dalam ibadah tersebut tidak ada votum, pengakuan dosa, pengampunan dosa dan pengakuan iman. Pengkhotbah saat menyampaikan khotbahnya tidak berdiri tapi duduk di kursi, model ibadah saat khotbah yang dilakukan oleh pengkhotbah seperti model ibadah jemaat Kristen mula-mula.
Khotbah yang dilakukan oleh pengkhotbah ataupun DPA tingkat IV-B betul-betul membangun orientasi jemaat (mahasiswa) hidup di masa depan. Kebiasaan-kebiasaan masa lalu yang tidak berguna bagi masa depan harus ditinggalkan. “Tidak susah melakukan perubahan kalau ada keinginan.” Di dalam setiap individu yang sudah hidup baru harus dikembangkan nilai-nilai positif di atas rata-rata. Nilai di atas rata-rata merupakan suatu nilai yang Alkitabiah. “JANGAN GARA-GARA SETITIK MASA LALU RUSAK MASA DEPAN SEBELANGA.” Jadi, manusia yang baru orientasinya hidup di masa depan. Mari tinggalkan hidup lama, karena sesungguhnya hidup baru telah datang. Hidup dalam Kristus!
Syalom, Tuhan Memberkati.
Nama : Uten Perlinda Marbun
BalasHapusNIM : 12.01.974
Tingkat : 4B / Teologi
Bahan Kotbah : Kel 34:29-35
Ibadah senin 1 Februari 2016
Analisa, Pengkotbah : Pdt. Dr. Jontor Situmorang
persekutuan Musa dengan Tuhan sangat dekat, sehingga memang bagaimana Allah juga berfirman melalui hambanya yaitu Musa, dan menuliskan Firman kedalam dua loh batu, (Hukum taurat) sebagai perjanjian Allah dengan bangsa Israel yang sampaikan melalui musa yang di terima di atas gunung Sinai, namun apa yang terjadi ketika Musa berada di atas gunung selama 40 hari lamannya bangsa yang di pilih Allah tersebut telah berpaling kepada Allah sehingga memang ketika Musa melihatnya maka murkanya atas bangsa tersebut sehingga kedua loh batu tersebut yang di bawa Musa dari atas gunung di pecahkannya di depan bangsa Israel, dan Musa mencoba menuliskan hokum itu untuk yang kedua kalinya, artinya ada pembaharuan yang terjadi setelah dia turun dari atas gunung, padahal hokum yang pertama adalah tulisan tangan Allah langsung melalui api. Harapan Allah adalah setelah mengenal Allah dan melakuklan hokum taurat maka kita sebagai umat pilihannya berada dalam perjanjian, dan bagaimana kehadiran kita di tengah-tengah orang banyak, apakah menyenangkan/ atau malah sebaliknya? Harapan Musa, dan saya adalah dengan kehadiran kita maka orang tersebut akan terberkati.
Nama : Sri Muliana br Kaban
BalasHapusNIM : 12.01.968
Tingkat : 4B / Teologi
Pengkotbah : Pdt. Abraham Lincol Hutasoit, M.Th
Liturgis : Tolopan Riah Silalahi
Hr/Tanggal : Senin, 29 feb 2016
Bahan Kotbah : Yosua 5: 9-12
-Menjaga Tanda Keumatan-
Apakah jati diri orang Kristen yang tidak boleh dilupakan? Kita adalah umat tebusan Allah, yang sudah diselamatkan oleh Allah melalui pengorbananNya di kayu salib. Dan menurut teologi Calvin sebagai orang yang telah diselamatkan manusia wajib menerima sakramen. Bagi umat Israel, nda yang sudah ada sejak dari zaman Abraham menerima janji Allah (Kej. 17). Secara teologis, memberi diri disunat adalah pernyataan ketidakberdayaan diri dihadapan Allah diiringi dengan penyerahan total.
Saya mencoba mengaitkannya dengan apa yang sering kita bahwa kita ini adalah kepunyaan Tuhan. Misalnya dibaptis, Perjamuan Kudus, mengikrarkan Pengakuan Imam Rasuli, Doa Bapa Kami, dll. Oleh sebab itu kita harus memelihara tanda-tanda itu. Itulah tanda keumatan yang kita miliki. Ibadah di gereja dengan segenap liturginya juga merupakan alat Anugerah Allah bagi kita yang mengajak kita sebagai umatNya.
Nama : Sri Muliana br Kaban
BalasHapusNIM : 12.01.968
Tingkat : 4B / Teologi
Pengkotbah : Pdt. Waspada Halawa, M.Th
Liturgis : Sean Waruwu
Hr/Tanggal : Jumat, 04 Maret 2016
Bahan Epistel : Roma 2:1-11
Standart kekudusan Allah adalah standart kekudusan tertinggi yang paling sulit dicapai oleh manusia. Manusia biasanya memandang diri sendiri benar dan senang menghakimi orang lain. Orang Yahudi pun dulu demikian, yang selalu menganggap diri sendiri lebih baik. Orang Yahudi yang taat kepada hukum taurat menggunakan ukuran yang sama kepada orang lain. Paulus dengan tegas menegur sikap dan perasaan munafik itu. Ayat ini agaknya berkaitan dengan nats 7:1-2.
Alasan mengapa kebenaran demikian penting adalah karena manusia terkadang memikirkan manusia lain sesuai dengan kacamatanya sendiri. Banyak cerita juga dalam Alkitab yang memperlihatkan bagaimana orang Yahudi mencoba menghakimi orang yang cacat sejak lahir misalnya (Yoh 9:2). Namun Yesus menjungkirbalikkan pandangan keliru. Yesus meluruskan persepsi-persepsi yang salah. Jika selama ini kita merasa kita yang paling benar maka Yesus membawa kebenaran yang sesungguhnya dari Bapa.
Dalam kehidupan ini, daripada mendatangkan masalah bagi kita dan menyakiti orang lain lebih baik memberkati. Hindari menghakimi orang lain dan merasa diri paling benar, teruslah mengasihi dan memberkati.
Nama : Arjuna Saragih
BalasHapusNim : 12.01.908
Ting/Jur : IV-B/Theologi
Analisa : Jumat, 29 Januari 2016
Khotbah : 1 Korintus 13:1-13 (Pdt. M.Lumbangaol, S.Th)
Landasan hidup orang Kristen ialah Kasih sebagai mana Yesus mengajarakan kita saling mengasihi, dan apa yang mau kita lihat dari penyampaian Kotbah tersebut ialah, memang orang Kristen harus selalu mengsihi karna jika di lihat dari ajarannya hanya orang kristen yang mempunyai landasan teologia yang mengatkan “ Kasihanilah Musuhmu dan doakan lah dia” itu adalah ciri khas orang Kristen
Nama : Ester Putri Hutasoit
BalasHapusNIM : 12.01.925
Tingkat/Jurusan : IV-B/Teologia
Ibadah kampus , Jumat 29 Januari 2016
Pengkhotbah : Pdt. M. Lumbangaol, S.Th
Bahan Khotbah : 1 Korintus 13:1-13
Analisa :isi khotbah. Hakekat orang Kristen adalah kasih. Buah dari kasih dan kepercayaan adalah kekuatan. Perbuatan baik itu adalah hal yang erat kaitannya dengan perbuatan baik. Dari beberapa kasih yang paling kekal ialah kasi agave. Kasih adalah sesuatu hal yang tidak dapat dihilangkan dari kehidupan manusia dan tidak dapat digeser oleh apapun yang ada didunia ini. Manusia yang mengatakan kasih tetapi tidak dengan melakukan kasih sama sekali adalah sia-sia. Sehingga manusia sebagai ciptaan Tuhan haruslah menciptakan sikap saling mengasihi baik dalam gereja maupun dalam bermasyarakat.
Nama : Ester Putri Hutasoit
BalasHapusNIM : 12.01.925
Tingkat/Jurusan : IV-B/Teologia
Ibadah Kampus Senin 01 Februari 2016
Pengkhotbah : Pdt. Dr. Jontor Situmorang
Bahan Khotbah : Keluaran 34:29-35
Analisa : isi khotbah. Kemahakudusan Allah akan membinasakan keberdosaan yang ada dalam diri manusia melalui pantulan cahaya kemuliaan Tuhan. Setiap orang yang telah menerima kemahakudusan itu bukan hanya untuk kepentingan dirinya sendiri tetapi juga untuk orang lain. Oleh karena rasa tidak sabar dan kemarahan Musa mengakibatkan kedua loh batu yang ia terima hancur. Dan musa harus memulai dari awal mengambil : 1. Tulisan jari Allah sendiri, 2. Musa harus menuliskan kembali apa yang menjadi tulisan Allah dalam dua loh batu tersebut. Pelayan Tuhan sebagai lambang kehadiran Allah. Cahaya kasih-Nya terpancar bagi sekeliling kita.
Nama : Ester Putri Hutasoit
BalasHapusNIM : 12.01.925
Tingkat/Jurusan : IV-B/Teologia
Ibadah Kampus (Versi GBKP) Jumat 05 Februari 2016
Pengakuan Dosa
Petugas Liturgis : Andre H. Peranginangin
Analisa : Pengakuan dosa.Dalam kehidupan manusia banyak sekali katakutan yang dialami. Ketakutan tersebut membawa manusia jauh dari Tuhan. Terkadang pergumulan tersebut lebih kuat dari pada Tuhan. Seperti raja Daud yang ketakutan ketika dikejar raja Saul. Seperti orang Israel yang yang ketakutan ketika di kejar oleh tentara Mesir di laut Teberau, yang membuat bangsa Israel marah kepada Tuhan. Bangsa Israel melupakan rencana Tuhan yang akan terjadi kepada bangsa Israel. Sering sekali manusia meninggalkan Tuhan, sehingga manusia lari kepada allah-allah lain (kuasa dunia). Ketika kita kalah oleh karna pergumulan kita sehingga kita lupa dengan janji Tuhan. Ayub karena imannya yang kuat dan teguh, ketika dicobai oleh Tuhan dengan penyakit, kehilangan harta dan anak istrinya. Tetap menaruh pengharapan kepada Tuhan sehingga Tuhan menepati janjinya dengan memberikan kehidupan yang kekal. Sebagai manusia kita harus percaya dengan janji Allah bahwa tangan Tuhan tidak akan pernah tertutup kepada setiap orang yang menaruh harapan kepadanya.
Nama : Ester Putri Hutasoit
BalasHapusNIM : 12.01.925
Tingkat/Jurusan : IV-B/Teologia
Ibadah Kampus (Versi Simalungun) Jumat 12 Februari 2016
Petugas : Liturgis : Hotni Malau
Pengkhotbah : Christy E. Saragih
Analisa : Dalam ibadah ini yang ingin saya analisa adalah nyanyian penghantar ibadah atau dalam bahasa Simaungun “taur-taur”. Nyanyian yang dilantunkan untuk menghantarkan jemaat untuk beribadah dengan fokus. Nyanyian ini menenangkan setiap jiwa yang mendengarkan. FirmanNya memekarkan hati yang layu dan mencairkan hati yang beku. Melodi dan lirik-lirik ini dilantunkan sebagai persembahan dan penghormatan kepada Tuhan sang pencipta. Lirik-lirik ini juga membawa jiwa kepada pengharap yang besar kepada Tuhan untuk tetap menaruh pengharapan kepada Tuhan. Melodi dan lirik-lirik ini juga mengajarkan kita untuk tetap percaya kepada Tuhan melalui firman-Nya.
Nama : Ester Putri Hutasoit
BalasHapusNIM : 12.01.925
Tingkat/Jurusan : IV-B/Teologia
Ibadah Kampus Jumat 15 Februari 2016
Petugas : Liturgis : Naomi Tarigan
Pengkhotbah : Pdt. Dr. Erick J Barus
Analisa : Votum-Pengakuan Dosa
Mengenal/kesadaran diri melalui perjumpaan dengan Tuhan yang menciptakan manusia demi tujuan hidup yang mulia bagiNya. Untuk menciptakan hidup yang tenang dan damai kita sebagai manusia harus mampu mengintrospeksi diri untuk dapat memaknai kehidupan melalui tata cara hidup kita. Sikap terbuka untuk mengaku dosa adalah sebuah keterbukaan dalam jiwa supaya hati dan pikiran kita dapat kembali oleh kebijakan-kebijakan Tuhan dalam menuntun kita kedalam hidup yang benar dan untuk terus menyenangkan hati Tuhan.
Nama : Ester Putri Hutasoit
BalasHapusNIM : 12.01.925
Tingkat/Jurusan : IV-B/Teologia
Ibadah Kampus (Versi HKI) Jumat, 19 Februari 2016
Analisa : Nyanyian sebelum dan sesudah khotbah. Dalam Liturgi gereja HKI nyanyian sebelum dan sesudah khotbah adalah merupakan respon jemaat dalam mengikuti ibadah. Setiap lirik lagu tersebut bermakna sebagai sapaan kepada jemaa, nyanyian sebelum khotbah adalah sapaan kepada jemaat untuk memfokuskan diri dalam mendengarkan firman Tuhan. Nyanyian setelah khotbah adalah respon jemaat agar firman yang didengarkan dapat menjadi berkat dalam kehidupan dan agar Tuhan ikut campur tangan dalam menjalani kehidupan dan dapat berbuah menjadi buah iman yang menyenangkan hati Tuhan.
Nama : Ester Putri Hutasoit
BalasHapusNIM : 12.01.925
Tingkat/Jurusan : IV-B/Teologia
Ibadah kampus Senin 22 Februari 2016
Petugas : Liturgis : Riosa Sembiring
Pengkhotbah : Pdt. Edward S. Sinaga, M.Th
Bahan Khotbah : Keluaran 33:1-6
Ibadah yang dilakukan hari ini adalah ibadah alternatif yang untuk pertama kalinya dilakukan di kampus STT Abdi Sabda Medan.
Analisa : Isi Khotbah. Manusia sering sekali memandang sesuatu atau menentukan sesuatu berdasarkan apa yang dipikirkannya. Dalam hal ini Allah menginginkan agar bangsa Israel meninggalkan hal-hal yang buruk yang tidak menyenangkan hati Tuhan. Ketika seorang teman menghampiri kita hanya pada saat dibutuhkan. Maka yang terjadi adalah kekecewaan dan penyesalan yang akitbatnya hubungan tersebut menjadi rusak. Bangsa Israel dengan kekecewaan yang mereka rasakan yang menyatakan bahwa Allah tidak ada bersama mereka dan beralih menyembah allah-allah lain. Allah tidak pernah meninggalkan mereka. Allah ada bersama-sama dengan bangsa Israel. Allah menjaga dan tetap mengasihi bangsa Israel. Demikian juga dengan kita sebagai ciptaan Tuhan yang paling mulia, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, Tuhan selalu ada bersama-sama dengan kita dalam keadaan suka maupun duka. Allah adalah sahabat yang sejati, yang menopang dan membantu kita didalam segala hal.
Nama : Ester Putri Hutasoit
BalasHapusNIM : 12.01.925
Tingkat/Jurusan : IV-B/Teologia
Ibadah kampus (Versi GKPI) Jumat 26 Februari 2016
Analisa : Persembahan Pujian + Condaktor (Parinduan Tambunan). Persembahan pujian adalah salah satu unsur dalam menyenangkan hati Tuhan. Pujian yang dibawakan oleh IMT-GKPI seakan menghipnotis setiap pendengarnya, perpaduan suara yang luar biasa, pemilihan lagu yang tepat dalam kontek perkuliahan. Mars IMT-GKPI menggambarkan perjuangan mahasiswa dalam membentuk karakter dan ilmu pengetahuan di STT Abdi Sabda. Tidak hanya hanya kepada mahasiswa IMT-GKPI tetapi kepada seluruh mahasiswa. Hal yang paling membuat jemaat terpukau adalah condaktor/pemimpin pujian tersebut, kelihaian dalam memimpin dengan bahasa tubuh yang menggambarkan kesenangan serta semangat seorang mahasiswa. Menyenangkan hati Tuhan tidak semata-mata hanya tertuju kepada penyampaian Firman Tuhan. Tetapi juga dari unsur-unsur lain seperti yang dilakukan oleh condaktor.
Nama : Ester Putri Hutasoit
BalasHapusNIM : 12.01.925
Tingkat/Jurusan : IV-B/Teologia
Ibadah kampus Senin 29 Februari 2016
Petugas : Liturgis : Tolopan Ria Sialahi
Pengkhotbah : Pdt. Abraham L. Hutasoit, M.Th
Bahan Khotbah : Yosua 5:9-10
Analisa : Isi Khotbah. Yosua adalah seseorang yang diutus Tuhan menggantikan Musa untuk memimpin bangsa Israel. Kitab Yosua menekankan sejarah perjalanan bagaimana Allah memenuhi janjiNya untuk membawa umatNya ketanah perjanjian (Yosua 1:1). Menjadi bangsa pilihan Allah menunjukkan bahwa kita harus taat dan setia kepada Allah. Mejadi bangsa Tuhan, berarti harus menjadi bangsa yang berkenan dihadapan Allah dan juga beriman kepada Tuhan.
Nama : Ester Putri Hutasoit
BalasHapusNIM : 12.01.925
Tingkat/Jurusan : IV-B/Teologia
Ibadah Kampus (Versi suku Nias) Jumat 04 Maret 2016
Petugas : Liturgis : Sean Waruwu
Pengkhotbah : Pdt. Waspada Halawa, S.Th
Bahan Khotbah : Matius 12: 21-25
Analisa : Isi Khotbah. Manusia sering kecewa saat doanya tidak ada jawaban/tidak di jawab. Dalam konteks ini orang Yahudi percaya mereka akan diselamatkan karena mereka bagian dari Yesus. Diluar dari agama mereka tidak akan mendapatkan keselamatan. Dalam Matius 12:21-25 ini menggambarkan seorang ibu yang tidak pernah putus asa dalam mengikuti proses jawaban doannya. 1. Seolah-olah Tuhan diam, tidak memperdulikan tangisan ibu tersebut. Namun ibu tidak berhenti untuk terus meminta kepada Tuhan. 2. Ketika seolah-olah Tuhan menolak dia. Namun ibu juga tidak pernah berhenti dan tetp percaya bahwa Allah akan menjawab doannya. 3. Seakan Tuhan mempermalukan dirinya. Ibu tersebut tidak marah dan tidak sakit hati. Dengan iman percayanya ia tetap terus meminta kepada Tuhan akan doannya. Dengan melihat ketekunan dan kesetiaan ibu. Maka Tuhan menjawab doannya dan seketika itu juga anaknya sembuh. Ada proses yang diberikan Tuhan ketika kita meminta. Tuhan ingin melihat ketulusan kita, ketaatan kita sehingga pada akhirnya Tuhan memberikan kepada kita kebahagiaan melalui proses yang kita lalui. Pelajaran yang paling penting adalah doa akan dijawab ketika kita melaui proses tersebut dengan iman teguh kita.
Nama : Roles Paringatan Purba
BalasHapusNIM : 12.01.959
Ting/Jur : IV-B/ Teologi
Tanggal ibadah : Jumat, 26 Februari 2016
Pengkhotbah : David Parulian Saragih (Yesaya 55:1-9)
Liturgis : Ade Trisna Hutabarat
Model Ibadah : Tata Ibadah GKPI (Gereja Kristen Protestan Indonesia)
Persembahan Pujian : Ikatan Mahasiswa Teologi GKPI (IMT-GKPI)
Analisa Peribadahan : Lagu Pujian-Koor& lagu sebelum Votum
Dalam ibadah ini terdapat 2 lagu pujian yang dinyanyikan, yang pertama ialah Mars IMT GKPI yang diciptakan oleh Pdt. J.Z.C. Pasaribu (Pendeta GKPI) dalam Bahasa Indonesia, dan Opera Psalmen 23 yang diciptakan oleh S.H.B. Hutabarat dalam Bahasa Batak Toba. Saya melihat tidak masalah dalam hal ini mengapa? Mars IMT GKPI itu dinyanyikan seolah-olah memamerkan mars atau terlalu ekslusif, namun alasan IMT GKPI ialah bahwa organisasi yang menyelenggarakan ibadah tersebut bahwa organisasi IMT berdiri dan memberitakan Injil Tuhan ke tiga medan layan yaitu: kampus, gereja, dan masyarakat. Dan juga mengapa lagu kedua berbasis bahasa Batak Toba dikarenakan bahwa GKPI adalah gereja yang berada ditengah-tengah beragam suku salah satunya ialah Suku Toba, tanpa melanggar Tata gereja GKPI, bahwa GKPI akan menerima bahasa kedua untuk kepentingan penginjilan. Saya juga melihat IMT GKPI telah baik, mengapa? Dalam melakukan koor, IMT GKPI memakai busana batik, batik ialah berasal dari kebudayaan Jawa, selain bernyanyi dalam bahasa Indonesia dan Toba. Dan menurut saya bahwa koor yang dinyanyikan sesuai dengan tema minggu tersebut. Kemudian lagu sebelum votum sangatlah bagus untuk memulai sesuatu ibadah karena mengundang kehadiran Tuhan Allah ditengah-tengah ibadah tersebut dengan menyanyikan kasih selamat yang tak kunjung berhenti dalam hidup kita. Namun, alangkah baiknya lagu ini dimasukkan dalam barisan prosesi.
nama: Sonia Angelina br.Ginting
BalasHapusnim:12.01.966
ting/jur:IV-B/teologi
Ibadah kampus, senin 29 Februari 2016 di chapel STT. Abdi Sabda Medan
Bahan Khotbah: 1 Kor 13:1-13
Pengkhotbah: Pdt.M.Lumbangaoul
menganalisa khotbah
Kasih adalah hal yang paling sangat penting di dalam kehidupan manusia. Kasih adalah yang terbesar dari semua buah-buah roh. kasih tidak terlepas dari perbuatan. perbuatan dapat dilakukan tanpa kasih namun kasih tidak dapat dilakukan tanpa kasih. Manusia akan terasa hampa tanpa kasih. Yesus adalah salah satu tokoh yang memiliki kasih dalam pribadinya. dan kasih itu adalah Dia yang Esa. Wujud dari Kasih itu dapat dirasakan oleh orang-orang disekitarnya. Hendaklah kita manusia juga dapat meneladani sifat Yesus yang Kasih, agar hasilnya dapat dirasakan oleh orang lain, baik dirikita sendiri, orang tua, teman-teman dan lingkungan kita. amen
Nama: Sonia Angelina br. Ginting
BalasHapusNim: 12.01.966
ting/Jur: IV-B/Teologi
Ibadah kampus, Senin, 01 Februari 2016 di chapel STT.Abdi SAbda
Bahan Khotbah: Keluaran 34:29-35
Pengkhotbah: Pdt. Jontor Situmorang
Liturgis: Uten Perlinda Marbun
Menganalisa Khotbah
Persekutuan dengan Allah adalah sebuah peristiwa yang sangat indah. Musa mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Allah saat Allah memberikan dua loh batu kepada Musa. Bagaimana Musa juga harus menahan dirinya untuk menerima cahaya yang terang dari Allah, sehingga wajahnya bersinar dan sangat berkilau. ketika harus bertemu dengan orang lain Musa sendiri harus menutup wajahnya agar tidak mengganggu orang lain saat bertutur sapa. Refleksinya dalam diri kita, apakah kita mampu dan sanggup dalam menerima kemuliaan Allah yang begitu luar biasa ? Apakah kita juga dapat menjadi sama seperti Musa yag dapat bersekutu dengan Allah dalam kehidupan kita ? bayangkan bagaimana indahnya kehidupan kita saat dapat bersekutu dengan Allah dan kita memiliki cahaya yang indah di wajah kita pribadi lepas pribadi.
Nama : Mariati Sitepu
BalasHapusNim : 12.01.941
Ting/Jur : IV-B/Theologia
Tata ibadah kampus STT Abdi Sabda Medan jumat,04 Maret 2016 Versi Suku Nias
Yang mau saya analisa disini adalah pemusik yang dimana pada jumat yang membawa musik adalah Efran Pasaribu, dan saya lihat musiknya memang sudah masuk namun demikian lebih baik juga orang yang beasal dari suku nias yang membawa musik itu agar dia dapat memahami arti dan makna lagunya tersebut,karna lagu-lagu suku nias di dalam tatip itu bahasa nias, mungkin jika orang suku nias yang bermain musik dia bisa memahami dan dapat mengarahkan kita yang ikut beribadah dalam iring lagu yang diarahkan oleh yang bermain musik tersebut.
Nama : Mariati Sitepu
BalasHapusNim : 12.01.941
Ting/Jur : IV-B/Theologia
Tata ibadah kampus STT Abdi Sabda Medan jumat,26 Februari 2016 Versi GKPI
Yang mau saya analisa adalah lagu-lagu yang ada di dalam tatib ibadah IMT ini, yang dimana saya merasa lagu-lagu yang ada di dalam ini semua dari kidung pujian, dan saya suka mengikuti ibadah yang menggunakan lagu kidung pujian, dan juga karna songleadernya juga bagus dalam menyanyikan lagu tersebut maka lagu-lagu itu dapat mengarahkan suasana hati kita dalam mengikuti ibadah tersebut dan dapat memaknai arti dari lagu-lagu yang di nyanyikan karna nampak juga suara dari songleadernya ada kekompakan yang mengundang keseriusan orang dalam bernyanyi dan dapat juga di resapi.
Nama: Sonia Angelina br. Ginting
BalasHapusNim: 12.01.966
Ting/Jur: IV-B/Teologi
Ibadah kampus, Jumat 12 Februari 2016 di chapel STT. Abdi Sabda
Nats Khotbah: Ul.26:1-11
Pengkhotbah: Christy E. Saragih
Liturgis: Hotni Malau
Persembahan pujian dari suku Simalungun: PMTS
Analisa Doa Syafaat: dalam doa kali saya melihat bahwa syafaat digabungkan dengan doa persembahan. Yang biasanya dalam liturgi gereja Suku Simalungun g doa yang terpisah dengan doa persembahan. Doa yang digunakan sangat membantu para jemaat untuk lebih fokus dan memahami isi dari doa tersebut. Panjang Doa yang dialakukan tidak membuat jemaat pada fase yang membosankan ketika Doa Persembahan dipisahkan dengan Doa Syafaat. Penggabungan ini meningkatkankan jemaat semakin fokus karena hanya dilakukan sekali dalam ibadah minggu. Dan doa yang dilakukan sangat efisien ketika doa itu juga membangun semangat jemaat untuk terus bersyukur dan bersyukur kepada Tuhan. Dalam peribadahan minggu biasanya dilakukan doa persembahan dengan doa syafaat yang berbeda karena ada pemahaman bahwa nilai kedua doa sangat berbeda. Namun perlu diketahui bahwa doa-doa yang dipanjatkan kepada Allah tetap sama dan memiliki nilai yang sama di hadapan Allah. Mengapa keduanya harus dipersatukan, salah satunya untuk membawa jemaat tidak bosan dan dianggap doa yang terlalu sering menimbulkan kesia-siaan bagi yang beribadah.
Nama: Sonia Angelina br. Ginting
BalasHapusNim: 12.01.966
Ting/Jur: IV-B/Teologi
Ibadah kamps, Senin 15 Februari 2016 di chapel STT. Abdi Sabda
Pengkhotbah: Pdt. Dr. Erick J. Barus
Liturgis: Naomi E. Tarigan
Epistel: Filipi 3: 17-21
Bahan Khotbah: Kej.15 :1 -12
Analisa Votum-Pengakuan Dosa
Dalam ibadah kali ini saya melihat bahwa votum yang digunakan rasa syukur kepada Allah karena kasih setianya yang tidak pernah berubah. Votum yang dilakukan oleh jemaat adalah rasa hormat jemaat kepada manusia terhadap Allah. Votum yang dilakukan dengan hati yang penuh sukacita sehingga jemaat memang merasa bahwa Penyambutan kepada Allah haruslah dengan penuh rasa damai dan sukacita. Begitu juga dengan pengakuan dosa yang dilakukan, pengakuan dosa dalam ibadah kali ini dapat dikatakan bagaimana manusia mengaku dosa-dosanya dihadapan Allah. Bagaimana manusia merasa ketidaklayakannya dihadapan Allah. Dan terlihat jelas bagaimana Allah juga mengasihani umatNya, sehingga pengampuanan itu nyata dalam hidup manusia. Pengampunan dosa yang kita lakukan bukan hanya sekedar untuk menghilangkan dosa sesaat, namun dapat menjdi refleksi untuk dapat mengerti dan memahami arti pengampunan dosa itu sendiri. Ini juga dilakukan agar manusia mengerti, bahwa Allah yang Maha Pengasih dan Maha Pengampuan bukan Allah yang mengingat akan dosa-dosa manusia. Sebab Allah menginginkan pertobatan setiap pribadi manusia. Bukan untuk membinasakan orng-orang yang berdosa. Amin
Nama : Susi Susanta Barus
BalasHapusNIM :12.01.969
Ting/Jur : IVB/ Teologia
Laporan analisa khotbah Jumat 12 Pebruari 2016
B. Khotbah : 2 Korintus 3 :12-18
Pengkhotbah : Cristi Elisabeth Saragih
Liturgis : Hotni Malau
Penekanan dari khotbah ini adalah tentang persembahan kepada Allah. layaklah kita memberikan persembahan yang patut kita berikan kepada Allah. persembahan harus sesuai dengan berkat yang Allah berikan kepada kita. Janganlah kita selalu memilih bagian yang paling kecil kepada Allah karena pada dasarnya Allah sudah memberikan hal yang paling besar dalam hidup kita.
Nama : Dwi Erfina Pepayosa Ginting
BalasHapusN.I.M : 12.01.920
Ting/Jur : IV B/Theologi
Tata Ibadah 12 Februari 2016
Yang saya analisa adalah tentang kidung pujian yang berjudul “Hata Ni Jahowa”. Dari kidung pujian ini dapat dilihat bahwa firman Tuhan itu menguatkan. Ketika tone atau not pada lagu itu turun ( suara menjadi lembut), disana disampaikan sebuah makna yang sangat tajam dan tegas. Ternyata firman Tuhan itu adalah obat hati, dimana firman Tuhan itu dapat menyembuhkan hati yang sedang terluka. FirmanNya dapat mengubahkan hati yang kasar menjadi sangat lembut,firman Tuhan dapat mengubahkan hati yang bebal menjadi hati yang penuh kasih. Firman Tuhan adalah firman Allah yang hidup, sehingga firman Tuhan memiliki kuasa untuk memberikan penghiburan sejati bagi yang sedang terjatuh dan yang hatinya remuk redam. Ternyata sangatlah penting bagi kita untuk berdoa terlebih dahulu sebelum membaca atau mendengarkan firman Tuhan. Doa itu dapat memberikan kekuatan yang baru, dan melalui doa juga Roh Kudus dapat menunjukkan karya agungNya. Doa adalah satu-satunya cara kita untuk berkomunikasi dengan Bapa Sorgawi.
Nama: Sonia Angelina br. Ginting
BalasHapusNim: 12.01.966
Ting/Jur: IV-B/Teologi
Ibadah kampus, 19Februari 2016 di chapel STT. Abdi Sabda
Pengkhotbah: Gesti Hutasoit
Liturgis: Efran Pasaribu
Model Ibadah: Bahasa Toba
Persembahan Pujian: dari suku Toba (PMT-HKI STT Abdi SAbda)
Bahan Khotbah: Filipi 3: 17-4:1
Analisa khotbah: berdiri teguh dengan Tuhan, dalam nats ini dikatakan bahwa kehidupan manusia selalu dipenuhi akan maraknya pengaruh-pengaruh dunia yang menyebabkan timbulnya keragu-raguan dalam diri manusia. Baik juga dalam timbulnya rasa kebimbangan dalam diri manusia yang juga menjadikan manusia tidak maumengandalkan Tuhan kembali. Dalam nats ini Paulus menuliskan kabar baik kepada jemaat di Filipi, bagaimana seharunya bertidak yang baik dihadapan Tuhan Allah. Terkadang manusia cenderung sangat mudah terpengaruh pada hal-hal yang menguntungkan baginya, bahkan rela untuk menjadikan dirinya sebagai korban demi kesenangan orang lain. Dalam nats ini diajarkan bahwa berdirilah teguh dengan Tuhan. Pastikan kepercayan kita kepada Allah terus bertambah sehingga kita memang benar dapat berdiri bersama Allah. Dan bayangkan apa yang akan terjadi ketika Allah memang benar-benar hadir dan berada bersama kita, pasti setiap masalah maupun setiap kebimbangan dapat diatasi dalam Tuhan.
Nama : Susi Susanta Barus
BalasHapusNIM :12.01.969
Ting/Jur : IVB/ Teologia
Laporan analisa mengenai nyanyian (lagu) dalam ibadah senin 15 Pebruari 2016
B. Khotbah : Filipi 3:17-21+4:1
Pengkhotbah : Pdt. Dr. Erick Barus
Liturgis : Naomi Tarigan
Ibadah yang dinyanyikan dalam ibadah hari ini memiliki nuansa keromantisan dan ternyata nyanyian tersebut disesuaikan dengan hari kasih sayang yang jatuh pada tanggal 14 Pebruari. Dalam nyanyian-nyayian tersebut tersirat bagaimana kasih Allah yang dilimpahkannya kepada mannusia, meskipun kehidupan manusia terkadang berbalik dari Allah namun Allah tetap menaruh kasih sayangnya kepada manusia.
Nama: Sonia Angelina br. Ginting
BalasHapusNim: 12.01.966
Ting/Jur: IV-B/Teologi
Ibadah kampus, Senin, 22 Februari 2016 di Chapel STT Abdi Sabda
Pengkhotbah: Pdt. Edward Sinaga
Liturgis: Riosa Sembiring
Pendoa Syafaat: Merri Susunenta Ginting
Nats Bacaan: Mzr. 76:1-13
Bahan Khotbah: Kel. 33: 1-6
Analisa Doa Syafaat: Doa yang dibawakan pada ibadah kali ini sangat menekankan orang-orang yang melakukan pelayanan dari yang terendah sampai yang tertinggi. Doa Syafaat yang dilakukan sangat sistematis dan membuat jemaat mengerti, apakah doa syafaat itu hanya untuk mendoakan sekitar kampus atau hanya negara. Namun doa yang disampaikan dapat juga berhubungan dengan orang-orang disekitar kita. Cenderung kita melupakan orang-orang yang disekitar kita, contoh: bagi tukang sapu, tukang pembersih taman,satpam dll. Sejauh ini perkembangan doa syafaat uyang dilakukan sudah cukup berkembangan, karena setiap oknum telah mendapatkan peran dalam penyebutan doa syafaat. Arti doa syafaat adalah suatu doa yang disampaikan kepada Allah dengan melibatkan orang-orang yang banyak, situasi-situasi yang terjadi, setiap pergumulan-pergumulan, sehingga memang hati kita terarah akan Allah yang juga mengerti dan mendengan setiap keluhan dan rasa syukur kepada Allah. Dalam kecenderungan juga doa syafaat yang dilakukan menjadikan manusia kurang mengerti, bahwa doa yang dipanjatkan harus sesuai dengan keadaan pribadi atau secara kelompok belaka. Doa pada ibadah kali ini cukup menjadi teloadan, baik kesistematisannya, dan ungkapan hatinya yang dari dalam. Sehingga orang-orang atau jemaat yang mendengarkan dapat tersentuh dan tetap mengucap syukur kepada Allah.
Nama : Susi Susanta Barus
BalasHapusNIM :12.01.969
Ting/Jur : IVB/ Teologia
Laporan analisa khotbah Jumat 19 Pebruari 2016
B. Khotbah : Filipi 3:17-4:1
Pengkhotbah : Gesti Hutasoit (menggunakan bahasa Batak)
Liturgis : Efran Pasaribu
Penekanan dalam khotbah ini adalah bagaimana kita seharusnya bisa menjadi teladan di tengah-tengah dunia. Sikap teladan yang paling dituntut adalah perbuatan. Artinya tidak hanya omongan yang dibesar-besarkan supaya mmenjadi teladan melainkan perbuatan nyata, karena teladan yang paling baik adalah perbuatan. Jika hanya omongan tanpa perbuatan adalah Nol hasilnya. Seperti seorang ayah yang mengajari anaknya untuk tidak merokok, jika ayah tersebut masih merokok maka anak tersebut tidak akan mendengarkannya. Hendaklah kita menjadi teladan dalam sikap, perbuatan dan tingkah laku kita.
Nama : Noni Zeine Sinaga
BalasHapusNIM : 12.01.946
Tingkat/Jurusan : IV-B/Teologi
Laporan analisa pengakuan dosa dan pengampunan dosa
Jumat, 05 Februari 2016
Pengkotbah: Ria Crismetalia Kaban
Liturgis: Andre Hartland Perangin-angin
Dalam kehidupan manusia, begitu banyak ketakutan. Ketakutan itu juga justru mambawa manusia jauh dari pada Allah. Seakan-akan bukan Tuhan lagi yang memiliki kuasa akan hidup manusia. Karena itu tertutuplah jalan menuju dan mengalami Tuhan. Dahsyatnya pemeliharaan Tuhan Allah terhadap umat-Nya, baik Daud yang dalam pengejaran raja Saul begitu juga dengan bangsa Israel ketika dikejar tentara di Laut Teberau, Allah tetap menyelamatkan. Sifat ketidaksetiaan ada pada setiap umat-Nya namun tidak pada Maha Pengampun, Tuhan Allah kita. Dosa dan penderitaan selalu tiada hentinya, namun pengasihan dan pengampunan Allah ada dalam kehidupan orang percaya. Melalui pertobatan yang terdalam dan kerinduan akan firman Tuhan. Allah itu pengampun bagi yang mau meminta ampun, karena semua itu adalah karya-Nya bagi yang menerima darah-Nya. Syalom, Tuhan berkati.
Nama: Sonia Angelina br. Ginting
BalasHapusNim: 12.01.966
Ting/Jur: IV-B/Teologi
Ibadah kampus, 26 Februari 2016 di chapel STT. Abdi Sabda
Pengkhotbah: David Saragih
Liturgis: Ade Trisna Hutabarat
Nats Bacaan: 1. Kor. 10:1-10
Bahan Khotbah: Yesaya 55 :1-10
Model Ibadah: Suku Toba (GKPI)
Persembahan Pujian: IMT-GKPI
Analisa peribadahan : Pada Peribadahan kali ini saya melihat mulai ada juga perubahan, baik dalam segi liturgi dan tat cara melakukan ibadah. Pada kesempatan kali ini saya melihat bacaan dalam ibadah kali ini menekankan akan undangan keselamatan dari Allah. Pada peribadahan kali ini menekankan bagaiman Allah memang merencanakan Yesus yang akan datang penyelamat, uttuk kaum orang yang berdosa. Bagaimana juga manusia mampu mengerti akan keinginan Allah agar mengenal Yesus dan menerima undangan dari keselamatan itu dari Allah. Untuk persembahan pujian ada dilakukan oleh PMT-GKPI yang mempersembahkan pujian sebanyak dua kali. Yaitu persembahan pujian yang pertama dinyanyiakan dalam bahsa Indonesia, dan persembahan pujian yang kedua dilakukan dalam bahasa Toba. Karena saya adalah suku karo, maka saya kurang mengerti arti atau makna dari pujian tersebut, namun ketika penyampaian pujian itu dilakukan oleh PMT-GKPI, setidaknya dapat membuat saya tertarik untuk fokus dalam menghayatinya. Artinya, alunan pujian itu dapat mengubahkan perasaan jemaat. Sehingga pujian itu dapat diterima dengan baik dan penuh sukacita. Amin
Nama : Noni Zeine Sinaga
BalasHapusNIM : 12.01.946
Tingkat/Jurusan : IV-B/Teologi
Laporan analisa khotbah (Ibadah versi GKPS)
Jumat, 12 Februari 2016
Pengkotbah: Cristi Elisabet Saragih
Liturgis: Hotni Malau
Nats: Ulangan 26:1-11
Persembahan kepada Tuhan. Kebanyakan orang lebih sering memberikan “sibajanan” (yang paling buruk) kepada Tuhan. Tindakan ini dikarenakan oleh konsep pemikiran manusia yang takut rugi. Seharusnya persembahan yang diberikan kepada Tuhan adalah dari hasil yang pertama (buah sulung). Allah memberi perintah kepada bangsa Israel melalui Musa untuk setia memberikan persembahan yang terbaik kepada Tuhan. Sehingga bangsa Israel memberikan buah sulung (persembahan yang diberikan dari hasil yang pertama) mereka kepada imam untuk dipersembahkan. Persembahan merupakan ucapan syukur atas pemberian Tuhan. Paulus katakan “persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan kasih”. Ketika menolong orang lain, itu sudah merupakan persembahan. Agar tercipta hidup rohani, seperti kata Calvin bahwa persembahan menunjukkan buah iman dan Luther katakan persembahan itu adalah iman. Syalom, Tuhan berkati.
Nama: Sonia Angelina br. Ginting
BalasHapusNim: 12.01.966
Ting/Jur: IV-B/Teologi
Ibadah kampus, Senin 29 Februari 2016 di chapel STT. Abdi Sabda
Pengkhotbah: Pdt. Abraham L. Hutasoit
Liturgis: Tolopan Silalahi
Nats Bacaan: 2.Korintus
Bahan Khotbah: Yosua 5:9-10
Persembahan Pujian: Paduan Suara Revelatio
Analisa Khotbah : Pada peribadahan ini dapat dilihat dan dimengerti bahwa Allah memang benar-benar telah mengapuskan segala cela bagi kaum Mesir. Dalam nats ini diterangkan bahwa kehidupan orang Israel yang begitu antusias dalam mengerti dan merayakan hari raya Paskah. Bangsa Israel yang pada saat itu dipimpin oleh Yosua, melihat bagaimana Allah berkarya dalam kehidupan mereka. Setiap manusia juga memiliki peran dan perasaan yang sama seperti bangsa Israel, dan bahkan Yosua sekali pun tetap mengandalkan Tuhan dalam kehiduapannya. Ini merupakan refleksi bagi kita bagaimana kita juga harus antusias untuk mencari kehendak Allah. Dan tetap berpegang pada janji Allah dan kepada firman Allah juga yang menekankan keselamatan dari Allah. Amin
Nama : Noni Zeine Sinaga
BalasHapusNIM : 12.01.946
Tingkat/Jurusan : IV-B/Teologi
Laporan analisa votum – introitus
Senin, 15 Februari 2016
Pengkotbah: Pdt. Dr. Erick Barus
Liturgis: Naomi Eliana Tarigan
Votum adalah salah satu yang mencirikan warisan Calvin (Rasid Rachman) yang menekankan kepercayaan dan mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Votum sebagai panggilan untuk beribadah kepada seluruh makhluk agar bersorak-sorai, bersyukur serta memuji nama Tuhan dari pagi hari, siang hari hingga malam hari. Panggilan untuk datang kepada Tuhan dengan kegirangan. Syalom, Tuhan berkati.
Nama : Donny Rezky Sinulingga
BalasHapusNIM : 12.01.919
Tgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
Tanggal Ibadah : Jumat, 29 Januari 2016
Pengkhotbah : Pdt. M. Lumbangaol, S.Th (1 Korintus 13:1-13)
Liturgis Ibadah : Desy R. Saragih
Model Ibadah : Bahasa Indonesia
Analisa peribadahan : PENGAKUAN DOSA
Ada hal yang baru yang dapat saya alami ketika beribadah di Stt Abdi Sabda. Terkhusus mengenai salah satu unsur liturgika, yakni Pengakuan Dosa. Di dalam prakteknya pengakuan dosa yang kita ikuti mendapat bimbingan dari liturgis (marilah kita mengakui segala dosa dan kesalahan kita di hadapan Tuhan, dan menyesali segala dosa yang telah kita perbuat, kita berdoa!). Dan ditambah dengan alunan piano yang lembut dengan memainkan lagu-lagu penyembahan-pengakuan dosa kita. Hal ini sangatlah berdampak besar bagi pertumbuhan iman para jemaat. Namun, yang mau saya kritik kalau boleh responsorial yang terdapat di dalam pengakuan dosa dihapus saja. Jadi setelah jemaat mengakukan dosa nya dengan tulus dan sesuai dengan kesalahan yang telah ia buat maka kita akan mendengarkan berita pengampunan yang datang daripada Yesus Kristus. Karena menurut Pemimpin-pemimpin gerakan Liturgia, pengakuan dosa , kyrie eleison, dan pemberitaan Anugerah harus diucapkan/di dengarkan oleh jemaat sambil bertelut.
Nama: Sonia Angelina br. Ginting
BalasHapusNim: 12.01.966
Ting/Jur: IV-B/Teologi
Ibadah kampus, 04 Maret 2016 di chapel STT. Abdi Sabda
Pengkhotbah: Pdt. Waspada Halawa
Liturgis: Sean Waruwu
Epistel: Roma 2:1-11
Bahan Khotbah: Matius. 15: 21-28
Model Ibadah: Suku Nias
Persembahan Pujian: Suku Nias
Analisa Khotbah: Dalam peribadahan ini terkhusus dalam bahan khotbah ini menunjukkan bagaimana Yesus mengabaikan seorang ibu yang meminta agar Yesus menyembuhkan anak perempuannya. Namun Yesus mengabaikannya, Yesus sama sekali tidak menjawabnya, bahkan murid Yesus menyuruhnya untuk pergi dan mengikuti mereka dengan berteriak dalam ayat.23. Lalu Yesus berkata, dalam ayat 24, bahwa Yesus ada didunia untuk menyelamatkan domba-domba yang hilang umat Israel. Artinya Yesus mengatakan bahwa ia ada hanya untuk orang Israel bukan orang asing. Lalu dalam ayat 25 ibu itu berkata, Tuhan tolonglah aku, kemudian dalam ayat 26, Yesus berkata, tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing. Disini terlihat bagaimana Yesus menymakan seorang ibu ini sama seperti anjing, namun dalam ayat 27, dikatakan perempuan itu, benar Tuhan namun anjing itu makan remah-remah dari meja tuannya. Artinya, ibu ini tetap merendahakan dirinya dengan mengatakan dia seorang anjing yang mengharapkan remah –remah dari meja tuannya. Maka Yesus menjawab, bahwa ibu itu patut mendapatkan kesembuhan anaknya, dan Yesus mengatakan iman ibu itu menyelamatkan anaknya. Dapat kita lihat bahwa Yesus memiliki cara untuk menumbuhkan iman orang percaya. Bagaimana dengan diri kita, apakah kita sanggup seperti seorang ibu yang merendahkan dirinya dihadapan Tuhan ? Amin
Nama : Donny Rezky Sinulingga
BalasHapusNIM : 12.01.919
Tgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
Tanggal Ibadah : Senin, 01 Februari 2016
Pengkhotbah : Pdt. Dr. Jontor Situmorang (Keluaran 34:29-35)
Liturgis Ibadah : Uten Perlinda Marbun
Model Ibadah : Bahasa Indonesia
Persembahan Pujian : Tingkat I- Pendidikan Agama Kristen
Analisa peribadahan : VOTUM
Calvin di dalam pemberitaan Firman memulainya dengan “Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan bumi (Mazmur 124:8).” Maksud votum ialah meng-konstatir hadirnya Tuhan Allah di tengah-tengah umat-Nya. Oleh karena itu, votum harus diucapkan pada permulaan kebaktian. Van der Leew mengatakan votum harus diucapkan pelayan pada permulaan kebaktian, hanya nyanyian masuk yang dapat mendahuluinya. Jadi menurut saya votum ialah salah satu unsur liturgi yang sangat penting, namun banyak jemaat yang belum sadar akan hal ini. Inilah yang menjadi tugas kita sebagai pelayan-teolog. Dapat memberikan pemahaman bahwasanya votum itu ialah suatu tanda pentahbisan kita sebagai manusia yang akan bertemu dan bersekutu dengan Allah. Walaupun hal itu adalah kehendak Allah (seperti pendapat Noordmans dalam buku unsur-unsur liturgia), kita juga harus senantiasa setia, tulus, dan berserah kepada Tuhan.
Nama : Dwi Erfina Pepayosa Ginting
BalasHapusN.I.M : 12.01.920
Ting/Jur : IV B/Theologi
Tata Ibadah 12 Februari 2016
Yang saya analisa adalah tentang kidung pujian yang berjudul “Hata Ni Jahowa”. Dari kidung pujian ini dapat dilihat bahwa firman Tuhan itu menguatkan. Ketika tone atau not pada lagu itu turun ( suara menjadi lembut), disana disampaikan sebuah makna yang sangat tajam dan tegas. Ternyata firman Tuhan itu adalah obat hati, dimana firman Tuhan itu dapat menyembuhkan hati yang sedang terluka. FirmanNya dapat mengubahkan hati yang kasar menjadi sangat lembut,firman Tuhan dapat mengubahkan hati yang bebal menjadi hati yang penuh kasih. Firman Tuhan adalah firman Allah yang hidup, sehingga firman Tuhan memiliki kuasa untuk memberikan penghiburan sejati bagi yang sedang terjatuh dan yang hatinya remuk redam. Ternyata sangatlah penting bagi kita untuk berdoa terlebih dahulu sebelum membaca atau mendengarkan firman Tuhan. Doa itu dapat memberikan kekuatan yang baru, dan melalui doa juga Roh Kudus dapat menunjukkan karya agungNya. Doa adalah satu-satunya cara kita untuk berkomunikasi dengan Bapa Sorgawi.
Nama : Dwi Erfina Pepayosa Ginting
BalasHapusN.I.M : 12.01.920
Ting/Jur : IV B/Theologi
Tata Ibadah 15 Februari 2016
Yanga saya analisa adalah tentang Pengakuan Dosa. Didalam Pengakuan Dosa ini, dapat dilihat bahwa manusia sadar sepenuhnya bahwa mereka adalah makhluk yang berdosa di hadapan Allah Mahakudus. Manusia tahu bahwa Allah akan menghukum orang yang melakukan dosa, sehingga manusia perlu untuk memohon pengampunan Allah dan berdamai denganNya. Manusia ingin mendapatkan pengampunan dari Allah dan menginginkan supaya Allah tidak memperhitungkan pelanggaran-pelanggaran mereka, karena mereka tahu bahwa Allah itu maha adil atas segala perbuatan umatNya.
Nama : Susi Susanta Barus
BalasHapusNIM :12.01.969
Ting/Jur : IVB/ Teologia
Laporan analisa khotbah senin 22 Pebruari 2016
B. Khotbah : Keluaran 33:1-6
Pengkhotbah : Pdt. Edward Simon Sinaga, M. Th
Liturgis : Riosa Sembiring
Perjalanan Bangsa Israel menuju tanah perjanjian selalu berada dalam penyertaan Allah. Dimana Allah selalu mencukupkan kebutuhan bangsa Israel dalam perjalanan mereka. Nats ini menerangkan bahwa bangsa israel adalah bangsa yang keras hati dan mempunyai iman yang mudah digoyahkan. Allah memilih Musa untuk naik ke Sinai untuk beberapa waktu lamnya. Menunggu itu saja bangsa Israel sudah berpaling dari hadapan Allah. Hal inilah yang membuat Allah marah dan murka. Namun dibalik itu semua, Allah tidak pernah meninggalkan bangsa Israel bahkan sampai sekarang Allah tetap melindungi kita sebagai bangsa israel yang baru.
Semangat Liturgika:)
Nama : Susi Susanta Barus
BalasHapusNIM :12.01.969
Ting/Jur : IVB/ Teologia
Laporan analisa terhadap nyanyian dalam ibadah Jumat 26 Pebruari 2016
B. Khotbah : Keluaran 34:29-35
Liturgis : Ade Trisna Hutabarat
Dalam model ibadah GKPI, saya melihat bahwa nyanyian yang dinyanyikan saat ibadah sangat mendukung dalam menghayati sebuah peribadahan. Dimana dalam setiap nyanyian ada makna yang angat mendalam didalamnya ditambah ketika dipadu dengan musik yang dimainkan oleh Cristin Marbun. Lagu-lagu yang dinyanyikan mendukung Khotbah yang dibawakan oleh David Saragih yang menyinggung mengenai jamuan makan.
Nama : Susi Susanta Barus
BalasHapusNIM :12.01.969
Ting/Jur : IVB/ Teologia
Laporan analisa Persembahan Pujian pada ibadah senin 29 Pebruari 2016
B. Khotbah : Yosua 5:9-12
Pengkhotbah : Pdt. A. L Hutasoit, M. Th
ketika Paduan Suara Revalatio mempersembahkan persembahan pujian terlihat sengat rapi dan tertib. Pujian ini berisikan bagaimana penjagaan dan pemeliharaan Allah kepada manusia. Ketika paduan suara revalatio menyanyikan ini ibadah terasa semakin lebih khusuk karena lagu yang dinyanyikan berhubungan dengan khotbah yang dibawakan.
Nama : Susi Susanta Barus
BalasHapusNIM :12.01.969
Ting/Jur : IVB/ Teologia
Laporan analisa khotbah Jumat 04 pebruari 2016
B. Khotbah : Matius 15:21-28
Penghotbah : Pdt. P. Halawa, S. Th
Dalam Khotbah yang dibawakan dalam Versi suku Nias menguak bagaimana iman dapat menyelamatkan seseorang. Seperti perempuan yang diceritakan dalam Matius 15:21-28, karena imannya ia di tolong oleh Allah untuk meyembuhkan anaknya yang sedang kerasukan setan. Meskipun awalnya Yesus diam dan tidak mengacuhkannya, perempuan itu tetap dengan imannya percaya bahwa Yesus peduli terhadapnya dan memang benar karena iman nya yang kuat Yesus menoleh dan memenuhi permintaan perempua itu dan menyembuhkan anaknya. Ternyata iman dapat membuat segala sesuatu yang nampak tidak mungkin menjadi mungkin.
Nama : Arjuna saragih
BalasHapusNim : 12.01.908
Ting/Jur : IV-B/Theologi
Analisa : Jumat,26 Februari 2016
Analisa saya ialah saat IMT GKPI persembahan lagu diaman menyanyikan mars organisasi tersebut. Memang bagus akan pertunjukan itu . tapi nin adalah ibdah yang umum dan bukan untuk khusus seprti Gereja GKPI aja . Terkhusus itu lebih baik alngkahnya di tunjukan di acara pesta mahasiswa dan juga acara besar di program IMT. Memang bagus untuk mengispirasi mahasiswa untuk lebih kreatif dalam berpacu koor.
Nama : Susi Susanta Barus
BalasHapusNIM :12.01.969
Ting/Jur : IVB/ Teologia
Laporan analisa khotbah senin 01 Pebruari 2016
B. Khotbah : Keluaran 34:29-35
Pengkhotbah : Pdt. Dr. Jontor Situmorang
sebagaimana Musa karena kedekatannya dengan Allah dan karena percayanya kepada Allah maka terpancar cahaya dari wajahnya yang merupakan sebuah pembuktian bahwa dalam diri Musa ada iman yang besar kepada Allah. bitu juga seharusnya kita sebagai manusia ciptaan Allah yang harus mampu memancarkan cahaya kebaikan ke seluruh bumi.
Nama : Sri Muliana br KAban
BalasHapusNIM : 12.01.968
Ting/Jur : IV-B/Teologi
Laporan analisa terhadap ibadah pertemuan DPA (Dosen Pembimbing Akademik), Senin, 07 Maret 2016
Pengkhotbah : Pdt. Bertha Lyna Tarigan, M.Th
Liturgis : Antonio Hutagalung
Khotbah : 2 Korintus 5:16-17
Sebelum ibadah juga, ibu dosen (DPA) mengatakan kepada kami bahwa dia mempraktekkan ibadah jemaat mula-mula dimana pengkotbah duduk bersama dengan jemaat.
kotbah yang dibawakan ibu dosen sama dnegan apa yang dikotbahkan minggu tanggal 06 Maret 2016. yang saya dapatkan adalah :
1. memandang dunia dengan kacamata baru
2. senyum, perilaku, kerajinan dan segala hal yang positif, kini setelah mengenakan manusia baru harus diatas rata-rata, sebab itu adalah alkitabiah.sebab Yesus pun berkata ketika temanmu memintamu berjalan 1 mil, berjalanlah dengannya 2 mil.
3. masalalu tidak bisa diulang, jangan jadikan itu merusak kehidupan masadepanmu tapi jadikan itu penunjang untuk masa depanmu.
setelah kami selesai beribadah kami pun berbincang-bincang dengan DPA, ini hal yang baik yang bisa diterapkan dalam lingkungan gereja. walaupun ini bukan bagian dari liturgi, tetapi ini baik untuk menunjang kebersamaan antar jemaat dan gembala.
bujur.
Nama : Mariati Sitepu
BalasHapusNim : 12.01/941
Tgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
Laporan Analisa Ibadah (Khotbah)
Jumat, 05 Pebruari 2016 Chapel STT Abdi Sabda Pukul 10.00 WIB
(Pengkhotbah : Ria C. Kaban)
Kotbah, II Korintus 3, 12-18 : “Roh yang memerdekakan”. Tuhan berkarya lewat Paulus yang dipilihnya untuk memberitakan injil agar setiap orang mengetahui kabar baik dan kabar keselamatan sehingga semua orang mengetahui kehadiran Kristus.dan biarlah kehadiran Kristus itu memberi damai ke dalam kehidupan kita, dan kita juga harus dapat memberi cahaya kepada sesama kita dan jangan selalau memakai muka yang lemah,cemberut, namun nyatakan Allah itu lewat wajah anda
Nama : Devi Setiani Natalia Br Ginting
BalasHapusNim : 12.01.917
Ting/Jur : IVB Theologia
Laporan Analisa Khotbah Jumat, 4 Maret 2016 dengan liturgi suku Nias di Chapel STT Abdi Sabda Pukul 10.00 WIB
Pengkhotbah : Pdt. Waspada Halawa, S.Th
Pembacaan nats Pengantar Khotbah : Roma 2:1-12
Kotbah : Matius 15:21-28
Pada ibadah ini, berbicara mengenai Doa, doa orang benar memang besar kuasanya. Tapi perlu direnungkan dalam kehidupan ini bahwa Doa yang kita panjatkan kepada Tuhan yang maha kuasa tidak langsung dijawab seperti yang kita harapkan. Tapi Doa orang percaya memiliki proses artinya buka ketika kita memendoakan sesuatu langsung diterima Tuhan tapi Doa itu juga memiliki proses dan suatu hari nanti pasti dijawab oleh Tuhan. Mengenai perempuan kanaan yang percaya kepada Tuhan Yesus artinya bahwa Tuhan seolah-olah terdiam perhatikan ayat 22. Yesus menjawab, maka dengan begitu terlihat bahwa bagaimana Yesus itu menyelamatkan semua orang yang percaya kepadannya dengan begitu terlihat bahwa bagaimana Allah menolong mereka. Hanya Yesus yang sangggup menyembuhkan anaknnya yang kerasukan setan. Ayat ke 27 menyatakan bahwa Tuhan tidak pernah takut akan kuasa jahat karena kuasanya jauh lebih kuat dibandingkan dengan kuasa apapun yang ada didunia ini. Maka Yesus mengatakan dengan iman lah maka engkau disembuhkan, begitulah perkataan Yesus kepada anak yang kerasukan setan tersebut. Oleh karena imannya teguh pada Yesus dengan begitu terlihat bahwa bagaimana dalam doa-doa yang dipanjatkan kepada Yesus bahwa semuanya ada proses. Intinya ialah hanya Tuhan yang sanggup menolong kita . Amin
Nama : Rutin Sari Saragih
BalasHapusNim : 12. 10. 961
Ting/Jur : IV-B/Theologi
Ibadah Kampus Jumat, 04 Maret 2016
Bahan Kotbah : Matius 15:21-28
Liturgis : Sean Waruwu
Pengkotbah : Pdt. Waspada Halawa S,Th
Saya menganalisa kotbah, saya merasa bahwa nats ini kembali memotivasi iman, ataupun memotivasi pembaharuan akan iman. Dimana seorang perempuan Kanaan yang memiliki iman yang teguh, setia kepada Allah. Walaupun banyak tantangan yang diberikan Yesus untuk menguji iman Perempuan Kanaan ini, tetapi ia tetap setia kepada Kristus hanya berdasarkan iman percaya saja, semuanya dapat dimiliki seperti perempuan ini, yang menginginkan anak-nya yang sedang sakit, inilah permohonan perempuan ini kepada Yesus, tetapi ia berhasil akan melewati hal ini. Begitu juga hal-nya dengan sekarang ini jika mengalami pergumulan apakah dapat setia kepada Allah? Atau langsung menyerah dan mempersalahkan Tuhan. Jadilah setia kepada Tuhan seperti perempuan Kanaan.
Nama:Hotni Malau
BalasHapusNIM : 12.01.930
Ting/JUR : IV-B/Teologi
Tanggal Ibadah: Senin, 22 Februari 2016
Nats Bacaan: Maz. 76: 1-13
Pembacaan Nats Pengantar Khotbah: Rom. 4:1-2
Khotbah: Kel. 33: 1-6
Liturgis: Riosa Sembiring
Pengkhotbah: Pdt. Edaward S. Sinaga, M.Th
Yang ingin saya analisa dari ibadah ini dimana ibadah pada hari ini berbeda dengan yang biasa dilakukan. Jadi saya ingin analisa dari ibadah ini adalah pembacaan mazmur dimana ini adalah pengganti votum atau introdius yang sering dipakai dalam ibadah-iabadah umumnya. Pembacaan mazmur ini baik untuk dilaksakana atau dilanjutkan apalagi dengan pembacaan ini para jemaat juga diajarkan untuk membuka Alkitab sehingga pembacaan mazmur berjalan dengan baik. Karena pembacaan ini dilakukan dengan responsoria. Dan pembacaaan mazmur juga harus kita sesuaikan dengan nats pengantar khotbah dan juga khotbah sehingga nantinya memiliki kesinambungan antara ayat yang satu dengan ayat lain atau saling melengkapi.
Pembacaan mazmur ini baik untuk kita lanjutkan bahkan dapat juga kita pakaikan nanti dalam ibadah-ibadah singkat seperti: partonggona, PA, dll.
Nama : Dwi Erfina Pepayosa Ginting
BalasHapusN.I.M : 12.01.920
Ting/Jur : IV B/Theologi
Tata Ibadah 19 Februari 2016
Yang saya analisis adalah pengutusan dan berkat. Pengutusan dan berkat itu berjalan berdampingan. Ketika Tuhan memilih dan mengutus seseorang untuk menyampaikan Kabar Baik kepada banyak orang, pasti Tuhan juga akan memberkati orang tersebut dalam mengabarkam misi penginjilannya. Karena Allah pasti menyertai orang yang dipilihNya dalam menyebarluaskan firmanNya. Didalam pengutusan, Roh Kudus akan selalu berkarya dalam diri orang tersebut, dan berkatNya akan selalu mengalir dan melimpahi orang pilihanNya. Tetapi didalam pengutusan, terkadang banyak orang yang melenceng jalannya setelah melewati dan mengalami banyak tantangan. Akibatnya pengutusannya tidak berbuah apa-apa, bahkan hanya menjadi batu sandungan saja. Allah tidak akan memberkati orang seperti itu. Allah membenci jalan dan pikiran orang fasik yang melenceng dari jalan Tuhan.
Nama : Donny Rezky Sinulingga
BalasHapusNIM : 12.01.919
Tgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
Tanggal Ibadah : Jumat, 05 Februari 2016
Pengkhotbah : Ria M. Kaban (2 Korintus 3:12-18)
Liturgis Ibadah : Andre H. Perangin-angin
Model Ibadah : Tata Ibadah Gereja GBKP (Gereja Batak Karo Protestan)
Bahasa Ibadah : Bahasa Suku Karo
Persembahan Pujian : Mitra Kekelengen (Organisasi Mahasiswa GBKP)
Analisa peribadahan : PENGAKUAN DOSA
Hal inilah yang menjadi pergumulan saya dalam menyikapi tata liturgi GBKP terkhusus unsur pengakuan dosa. Kenapa? Karena dapat kita lihat dan kita rasakan sendiri pada saat peribadahan hari ini. Pengakuan dosa yang digunakan GBKP dilaksanakan dengan responsoria (ini lah masalahnya). Menurut saya apa yang tertulis itu tidak sepenuhnya pengakuan dosa pribadi lepas pribadi. Karena kata-kata yang terdapat di responsoria ialah ungkapan kata-kata yang dibuat oleh liturgis/sie acara sang pembuat tata ibadah. Jadi hal ini sangatlah tidak efektif. Banyak yang masih main-main, acuh tak acuh, tidak serius dan tidak tulus untuk mengakukannya. Padahal sesuai dengan aliran GBKP, Calvin berkata “Hendaklah tiap-tiap orang merendahkan dirinya di hadapan Allah dan mengaku bahwa ia benar-benar berdosa dan percaya, bahwa Bapa sorgawi akan mengasihaninya dalam Yesus Kristus. Kepada semua orang yang menyatakan penyesalannya atas jalan yang demikian dan yang mencari Yesus Kristus untuk keselamatan mereka, aku memberitakan bahwa keampunan dosa telah berlangsung dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus Amin.” Karena makna pengakuan dosa adalah manusia kembali diperbaharui dan membangun ketaatan. Jadi saya lebih setuju jikalau pengakuan dosa dilakukan secara pribadi dan liturgis hanya sebagai penuntun bagi jemaat untuk mengakukan dosanya.
Nama:Hotni Malau
BalasHapusNIM : 12.01.930
Ting/JUR : IV-B/Teologi
Tanggal Ibadah: Jum'at, 4 Maret 2016
Nats Bacaan: Rom. 2: 1-11
Khotbah: Mat.15: 21-28
Liturgis: Sean Waaruhu
Pengkhotbah: Pdt. P. Halawa, S.Th
Yang ingin saya analisa pada ibadah hari ini dalam ibadah yang dibawakan suku Nias adalah khotbahnya. Dari khotbah ini yang boleh kita lihat adalah iman dari seorang ibu demi kesembuhan anaknya. Ternyata dengan besarnya iman yang dimiliki seorang ibu ini membawa kebahagiaan dalam hidupnya. Sehingga ini menjadi pelajaran penting bagi kita bahwa dengan iman hal yang tidak mungkin bagi manusia itu adalah hal yang mungkin bagi Tuhan.
Nama : Donny Rezky Sinulingga
BalasHapusNIM : 12.01.919
Tgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
Tanggal Ibadah : Jumat, 12 Februari 2016
Pengkhotbah : Christy Elisabeth Saragih (Ulangan 26:1-11)
Liturgis Ibadah : Hotni Malau
Model Ibadah : Tata Ibadah Gereja GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun)
Bahasa Ibadah : Bahasa Suku Simalungun
Persembahan Pujian : Persekutuan Mahasiswa Teologi Simalungun (PMTS)
Analisa peribadahan : BARISAN PROSESI – Taur-Taur
Sangat kontekstual!!! Memuji Tuhan dengan latar belakang budaya kita sendiri. Pada ibadah kita hari ini, kita dibawa melihat bagaimana besarnya nilai-nilai budaya yang kita miliki (terkhusus suku Simalungun). Ada yang sangat unik dan menurut saya mempunyai nilai yang besar pada sambutan barisan prosesi pada hari ini. Namanya ialah Taur-taur. Di dalam suku karo ada yang namanya Rengget. Laki-laki dan perempuan yang menyanyikannya (Tolopan dan Ismael). Meminta pertolongan Tuhan, permohanan, jeritan yang di kumandangkan dan kini tujuannya hanya kepada Tuhan kita Yesus Kristus. Para jemaat sangat menikmati lantunan pujian ini, suasana hening di kala menyambut barisan prosesi. Ada baiknya untuk ke depannya taur-taur ini diiringi alat musik asli suku Simalungun.
Nama : Donny Rezky Sinulingga
BalasHapusNIM : 12.01.919
Tgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
Tanggal Ibadah : Senin, 15 Februari 2016
Pengkhotbah : Pdt. Dr. Erick Johnson Barus (Kejadian 15:1-12)
Liturgis Ibadah : Naomi Eliana Tarigan
Model Ibadah : -------------------------------
Bahasa Ibadah : Bahasa Indonesia
Spesial Ibadah : Perayaan Ulang Tahun & Valentine’s Day
Analisa peribadahan : DOA SYAFAAT (Wina Sari Ginting)
Bukan mau mengkritik atau sebagainya, namun saya ingin memberikan sedikit penjelasan terhadap salah satu unsur liturgi ini, yaitu Doa Syafaat. Doa syafaat adalah doa-doa yang masih mempersekutukan orang-orang percaya yang dasar imannya sama dan secara bersama-sama juga menghadapi kesulitan-kesulitan di dunia. Menurut saya pemahaman umat gereja mengenai doa syafaat adalah suatu alat komunikasi kita dengan Tuhan, dimana melalui komunikasi tersebut kita dapat mengucap syukur, memohon ampun, dll. Namun, sebenarnya makna doa syafaat ini mencakup ruang lingkup yang luas dan untuk kebutuhan seluruh umat di dunia. Pdt. Edward Simon Sinaga pernah berkata bahwa konteks jemaat Afrika berdoa syafaat untuk seluruh dunia. Yohanes 17 berisikan bahwa doa syafaat ialah doa pergumulan yang terus-menerus. Jadi doa syafaat ialah doa untuk pergumulan seluruh jemaat (bahkan dunia), dan doa untuk seluruh berita jemaat yang ada (warta), baik dalam persepuluhan/persembahan, sakit, suka, duka. Intinya seluruh berita jemaat yang ada di dalam warta dan dunia harus di doakan.
Nama : Donny Rezky Sinulingga
BalasHapusNIM : 12.01.919
Tgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
Tanggal Ibadah : Senin, 22 Februari 2016
Pengkhotbah : Pdt. Edward Simon Sinaga, M.Th
Liturgis Ibadah : Riosa Sembiring
Model Ibadah : -----------------------------------
Bahasa Ibadah : Bahasa Indonesia
Persembahan Pujian :------------------------------------
Analisa peribadahan : TATA IBADAH Dan SISTEMATIKA PERIBADAHAN
Reformasi!!! Mungkin kata inilah yang cocok kita katakan di dalam peribadahan hari ini. Sekian lama perjalanan ibadah yang sudah ditempuh oleh segenap keluarga besar Stt Abdi Sabda yang telah lama menggunakan model ibadah minggu di dalam peribadahan kampus. Namun untuk pertama kalinya di dalam sejarah model peribadahan itu di reformasi (usulan Pdt. Edward Simon Sinaga, M.Th-dosen Liturgika). Tidak ada votum, pengakuan dosa, pengakuan iman rasuli, dan tidak ada kolekte, yang ditekankah ialah pembacaan mazmur-Firman Tuhan, dan juga khotbah. Ibadah kreatif namanya (Pdt. Edward Simon Sinaga). Inilah ibadah harian yang cocok bagi keluarga besar Abdi Sabda. Waktu yang tidak lama. Kalau zaman gereja mula-mula doa (ibadah harian) merupakan sekaligus menjadi pengakuan iman mereka yaitu Iesous Khristos Kyrios (Yesus Kristus adalah Tuhan). Bagaimana dengan kita? Biarlah peribadahan yang baru kita lakukan ini bukan untuk memenangkan satu pihak manusia tapi mari kita serahkan doa ucapan syukur dan persekutuan kita hanya untuk kemuliaan nama Tuhan. Salam Damai Liturgika!
Nama : Donny Rezky Sinulingga
BalasHapusNIM : 12.01.919
Tgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
Tanggal Ibadah : Jumat, 26 Februari 2016
Pengkhotbah : David Parulian Saragi (Yesaya 55: 1-9)
LiturgisI badah : Ade Trisna Hutabarat
Model Ibadah : Tata Ibadah Gereja GKPI (Gereja Kristen Protestan Indonesia)
Bahasa Ibadah : Bahasa Indonesia
Persembahan Pujian : Ikatan Mahasiswa Teologi GKPI (IMT GKPI)
Analisa peribadahan : Doa Bapa Kami
Doa bapa kami ialah doa yang diajarkan oleh Tuhan kita Yesus Kristus pada saat para murid bertanya bagaimana seharusnya kami berdoa, dan Yesus langsung mengajari mereka dengan rangkaian kata yang disusun oleh Yesus sendiri (Matius. 6:9-13). Ada suatu hal yang sangat unik menurut saya di dalam peribadahan hari ini, yaitu dengan model peribadahan GKPI yang dibawakan oleh Ikatan Mahasiswa Teologi GKPI (IMT GKPI). Ada perbedaan yang mencolok dengan gereja-gereja suku lainnya (suku karo, simalungun) dalam mengumandangkan doa bapa kami ini, yaitu di dalam kalimat terakhir harus dinyanyikan. Saya begitu merinding disaat mendengar jemaat bernyanyi dan lantunan musik yang bergemuruh. Rangkaian nada yang diatur dengan sangat baik, lantunan yang dapat membangkitkan emosi jemaat yang bernyanyi. Biarlah kiranya rangkaian nada yang kita kumandangkan di dalam doa bapa kami ini berkenan bagi kemuliaan Allah.
Nama : Donny Rezky Sinulingga
BalasHapusNIM : 12.01.919
Tgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
Tanggal Ibadah: Senin, 29 Februari 2016
Pengkhotbah : Pdt. Abraham Lincoln Hutasoit, M.Th (Yosua 5:9-12)
Liturgis Ibadah : Tolopan Riah Silalahi
Model Ibadah : ------------------------------
Bahasa Ibadah : Bahasa Indonesia
Persembahan Pujian : Paduan Suara Kampus (PS Revelatio STT Abdi Sabda Medan)
Analisa peribadahan : PADUAN SUARA
Mari bersama kita gali apa sebenarnya tugas dan tanggung jawab paduan suara. Menurut pandangan pemimpin liturgia, paduan suara adalah unsur yang tetap dari ibadah jemaat. Paduan suara harus takluk kepada peraturan yang ditetapkan oleh gereja. Tugasnya bukanlah untuk membuat konser di dalam ibadah, melainkan untuk memuji Tuhan bersama-sama dengan jemaat. Paduan suara berdiri di pihak jemaat. Menurut Van der Leew paduan suara adalah sebagai wakil jemaaat untuk menyanyikan bagian-bagian-misalnya perasaan khidmat dan kasih, permohonan yang mesra, kegembiraan yang meluap-luap, dll. Paduan suara bertugas untuk melayani dan tidak boleh mempunyai tempat tersendiri dan paduan suara tidak boleh menyanyikan nyanyiannya sendiri. Jadi paduan suara ada buakan sebagai pemimpin yang lebih tahu dari jemaat, akan tetapi sebagai teman-pendamping jemaat dalam menaikkan lagu-lagu pujian.
Nama : Dwi Erfina Pepayosa Ginting
BalasHapusN.I.M : 12.01.920
Ting/Jur : IV B/Theologi
Tata Ibadah 22 Februari 2016
Yang saya analisis adalah Keluaran 33:1-6. Di ayat ini dijelaskan bahwa Tuhan selalu mengasihi orang Israel sekalipin mereka terkadang sombong dan keras kepala. Allah selalu menepati janjiNya, yakni orang Israel akan dibimbing ke Tanah Perjanjian walaupun orang Israel sudah mulai kehilang kasih Allah. Walaupun demikian, Allah tetap mengirimkan malaikatNya untuk melindungi mereka dari serangan bangsa lain. Tetapi Allah menyuruh orang Israel untuk berjalan tanpa menggunakan perhiasan mereka, karena Allah punya rencana lain atas mereka, dan rencana itu jauh lebih indah dari perhiasanyang mereka pakai. Ternyata Allah tidak akan pernah membiarkan umatNya berjalan sendirian, karena kasih Allah tiada berkesudahan dan tidak ada batasnya. Allah selalu menyertai kita, Allah selalu mengirimkan malaikat kudusNya untuk menjaga kita. Allah itu adalah kasih, dan kasihNya tidak berkesudahan dan kekal selamanya.
Nama : Dwi Erfina Pepayosa Ginting
BalasHapusN.I.M : 12.01.920
Ting/Jur : IV B/Theologi
Tata Ibadah 26 Februari 2016
Yang ingin saya analisis adalah Yesaya 55:1-10 ( Undangan Keselamatan). Allah tidak pernah bosan untuk menyerukan suara pertobatan kepada anakNya. Bapa selalu membuka pintu kepada siapa saja yang ingin mencari wajahNya. Kita tidak bisa mengerti pikiran dan rancangan Allah secara sepenuhnya. Allah sangat ingin menyelamatkan kita dan memberikan hidup yang penuh harapan, hidup yang disinari kemuliaan dan kekudusan Allah. Tetapi terkadang undangan keselamtan itu tidak kita ketahui, tidak kita sadari dan bahkan tidak kita perdulikan. Padahal Allah memiliki kasih yang tidak terhingga dan bahkan Dia sendiri adalah kasih itu. Kita dituntut untuk peka terhadap setiap suara panggilan Tuhan. Terkadang Roh Kudus menggerakkan hati kita melalui firman Tuhan itu sendiri. Allah mengundang kita untuk hidup didalam Dia, hidup penuh kasih dan kekudusan dan meninggalkan dosa. Allah ingin menyelamatkan kita dari belenggu zaman dan dosa melalui Putra TunggalNya Yesus Kristus.
Nama : Dwi Erfina Pepayosa Ginting
BalasHapusN.I.M : 12.01.920
Ting/Jur : IV B/Theologi
Tata Ibadah 29 Februari 2016
Analisis saya terletak pada paduan suara Revalatio STT Abdi Sabda yang mempersembahkan pujian. Terdapat beberapa anggota paduan suara yang tidak kompak dengan anggota paduan suara lainnya ketika bernyanyi, tetapi ketidakkompakan mereka tidak terlalu terlihat karena masih banyak juga anggota paduan suara itu yang bernyanyi dengan kompak dan bagus. Tetapi saya sedikit terganggu dengan kondaknya, karena kondaknya memimpin paduan suara itu dengan terlalu berlebihan. Irama lagu tidak sesuai dengan konstruksi yang diberikannya. Gerakan dan semangatnya juga terlalu berlebihan.
Nama : Dwi Erfina Pepayosa Ginting
BalasHapusN.I.M : 12.01.920
Ting/Jur : IVB/Theologi
Ibadah Senin, 04 Maret 2016
analisa Khotbah
Pengkhotbah : Pdt. Waspada Halawa S.Th
Nats Khotbah : Matius 15:21-25
Nats ini menceritakan mengenai seorang perempuan Kanaan, bahwa dia berseru kepada Allah supaya anaknya yang kerasukan setan dan membuat diri anak tersebut menderita dan sangat menderita. tetapi tetladan yang dapat diambil dari kesetiaan dan kesabaran perempuan ini, sehingga Yesus berkata “Hai ibu besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki” dan anak tersebut juga sembuh. Jadi kita juga boleh berharap yang baik terjadi pada diri kita, kita harus bersabar agar kita tetap menjadi anak yang takut akan Tuhan dan sabar dalam kesesakan bertekunlah dalam iman
Nama : Dwi Erfina Pepayosa Ginting
BalasHapusN.I.M : 12.01.920
Ting/Jur : IVB/Theologi
Ibadah Senin, 07 Maret 2016
analisa Khotbah Pertemuan DPA (Dosen Pembimbing Akademik) Kelas IV B
Pengkhotbah : Pdt. Bertha Lyna Tarigan M.Th
Nats Khotbah : 2 Korintus 5:16-17
Pengkhotbah menyampaikan bahwa kita adalah ciptaan yang baru hendaklah yang lalu biarlah berlalu, ketika kita terus menerus mengungkit masalah masa lalalu kita, maka kita tidak akan maju selangkah pun. Jadi hendaklah kita mau berubah, tataplah masa depan yang cerah dan menjadi anak-anak yang sudah hidup baru di dalam Kristus.
Nama : Jhon Rein Tamrin Panjaitan
BalasHapusNim : 12.01.934
Ting/jurusan : IV-B/Teologi.
Ibadah kampus, Jumat 29/01/2016.
Liturgis : Desy Saragih.
Analisa : Votum.
Votum, berarti “dasar” atau “dalam nama”.
Yang memateraikan/menahbiskan setiap ibadah ialah jika ibadah itu dimulai di dalam nama atau demi nama Allah Tritunggal : “Demi nama Allah Bapa, dan Nama AnakNya Tuhan Yesus Kristus, dan Nama Roh Kudus, khalik langit dan bumi, Amin!” Ini adalah suatu pernyataan atau ungkapan iman Kristen yang mendasari ibadah atau sebagai pernyataan akan dasar ibadah. Karena itu, hal ini harus dinyatakan seluruh peserta ibadah dengan penuh khidmad, sekalipun yang menyampaikan adalah Liturgos atau pemimpin ibadah. Pada saat ini liturgos adalah “alat atau mulut” yang dipakai Allah menyapah umatNya dengan “menaruh perkataan-perkataanNya” di mulut sang liturgos tsb. (bnd. Yeremia 1:9).
Nama : Jhon Rein Tamrin Panjaitan
BalasHapusNim : 12.01.934
Ting/jur : IV-B/teologi.
Analisa introitus indah kmpus senin, 01/02/2016.
Liturgis : Uten Perlinda Marbun.
Introitus, yang berarti jalan masuk.
Introitus adalah jalan masuk bagi jemaat untuk memasuki ibadah yang telah ditahbiskankan dalam nama Allah Tritunggal sebagai dasar konstruksi ibadah yang telah dinyatakan melalui Votum. Karena Introitus adalah jalan masuk ke dalam satu persekutuan kudus dengan Tuhan Yesus, maka yang membuka jalan hanyalah Dia, yang kepadaNya kita hendak bersekutu. Itulah sebabnya, Introitus selalu diambil atau didasarkan pada Firman Tuhan. Karena sesungguhnya, Tuhan Yesus sendiri-lah yang membuka jalan masuk bagi jemaatNya dalam setiap ibadah.
Dalam sejarah terbentuknya tahun gerejawi, terlihatlah bahwa ayat-ayat introitus ini biasanya diambil dari bahasa latin, dan untuk memudahkan mengingatnya, maka setiap kata pertama dari ayat itu, dibuat menjadi nama dari hari minggu itu. Contoh:
·Minggu Invocavit: mengikuti kata, dalam bahasa latin dari Mazmur 19:5
·Minggu reminiscere: mengikuti kata pertama dalam bahasa latin dari Mazmur 25:6, 26
·Minggu Okuli: mengikuti kata pertama dalam bahasa latin dari Mazmur 25: 16
·MInggu Letare: mengikuti kata pertama dalam bahasa latin dari Mazmur 66:10
·Minggu Kantate : mengikuti kata pertama dalam bahasa latin dari Mazmur 98:1a.
Sebagai rasa sukacita jemaat atas kemurahan Tuhan yang telah memenerimanya masuk ke dalam persekutuan, maka setelah pembacaan Introitus, jemaat menyambut dengan menyanyikan “Haleluya, Haleluya, Haleluya”. (bahasa Ibrani, berarti : Pujilah Tuhan). Nyanyian haleluya ini menumbuhkan sikap memuji Tuhan dari segenap hati, yang tidak akan pernah berkesudahan.
Nama : Jhon Rein Tamrin Panjaitan
BalasHapusNim : 12.01.934
Ting/jur :IV-B/teologi.
Analisa Doa Introitus, indah kmpus jumat,05/02/2016.
Litutgis : Andre perangin-angin.
Doa Introitus.
Doa Introitus, pada hakikatnya adalah doa pembukaan untuk memasuki ibadah. Isi doa juga lazimnya selaras dengan Introitus, dengan maksud untuk lebih memberi makna “berhadapan dengan Tuhan” kepada setiap jemaat yang hadir sebagai “orang-orang kudus” dalam persekutuan ibadah itu.
Dengan selesainya doa introitus ini berarti jemaat yang hadir beribadah sudah “benar-benar” memasuki Kerajaan Allah dan “berhadapan” dengan Allah yang diyakini “benar-benar hadir” dalam ibadah.
Berhadapan dengan Allah bukan secara fisik saja, tetapi terutama secara roh. Roh kitalah yang terus menerus diperbaharui agar semakin kudus – berhadapan dengan Allah Roh Kudus (bnd. Kolose 3:10).
Oleh karena itu ketika liturgi sampai pada Votum,Introitus dan Doa, sepatutnya semua peserta ibadah /kebaktian berada pada sikap “diam dengan hormat” menundukkan diri seutuhnya (tubuh serta jiwa) di hadirat Allah. Yang “diam” adalah tubuh, yang “hormat” adalah jiwa. Tidak ada yang sedang berjalan mencari tempat duduk, berbisik-bisik atau hal-hal lain; seperti mengantuk !
Selanjutnya Liturgis yang membacakan doa inipun harus memperhatikan pembacaan doa ini secara tepat. Karena doa ini adalah doa bersama, maka hendaklah Listurgist membacanya dengan seksama, dengan tempo yang tepat, jangan terlalu cepat sehingga sulit dihayati oleh jemaat atau terlampau lambat. Pembacaan doa ini ini tidak seperti membacakan laporan atau pengumuman. Naik turunnya suara/penekanan pada perkataan tertetnu perlu dipahami dengan baik, supaya doa itu tidak dibaca datar atau terus-menerus dengan suara yang lembut atau keras, dan jangan pula dalam membaca doa itu suaranya tidak suara bersandiawara atau yang dibuat-buat tetapi hendaklah suara liturgist betul-betul berasal dari penghayatan yang sungguh-sungguh.
Nama : Jhon Rein Tamrin Panjaitan
BalasHapusNim : 12.01.934
Ting/jur: IV-B/teologia.
Analisa Doa pengampunan dosa, ibadah kampus, Jumat, 12/02/2016.
DOA PENGAMPUNAN DOSA
Anggota Jemaat menyadari dan mengenal siapa dia sebenarnya di hadapan Tuhan, sebagai orang berdosa. Maka dengan adanya hal seperti itu, selayaknyalah meminta pengampunan dosa dari Tuhan. Pengertian berdosa sudah begitu lumrah dan kata dosa dipakai secara enteng sekali. Kalimat “ Tuhan ampunilah dosa kami”, kita ucapkan dengan sangat ringan dan datar, dan dosa dipersempit artinya menjadi kesalahan atau pelanggaran.
Hadirin atau Jemaat tidak akan marah dan tidak ada merasa keberatan jika pemimpin Liturgis berkata kita adalah orang berdosa dalam PENGAKUAN sesungguhnya. Dosa bukanlah berbentuk pelanggaran atau kesalahan, mari kita baca pengakuan Petrus dalam Lukas 5 :1-11. apa yang mengakibatkan Petrus sehingga ia berseru dalam ayat 8 itu: “Tuhan pergilah daripadaku karena aku ini orang berdosa! Jelas hal itu ia katakan bukan ketika ia membuat kesalahan atau pelanggaran, melainkan ketika ia merasa takjub(ay.9) atas kebaikan dan keagungan Tuhan. Petrus menyadari kualitas dirinya begitu berbeda dari Tuhan, sehingga ia merasa tidak layak berada di hadapan Tuhan.
Bagi orang yang sudah menerima FirmanNya akan menyadari bahwa dia sudah terjerat dan ketahuan di hadapan Tuhan akan keberadaannya, maka dengan sendirinya akan memohon dengan kesungguhan hati seraya rendah hati untuk diampuni oleh Tuhan.
Pada Gereja purba dan hingga sampai saat ini adalah sama, sepikul seperasaan dan sehati berseru : Kyrie Eleison, Christy Eleison. Kyrie Eleison yang berasal dari bahasa Yunani dipergunakan dari sejak Gereja mula-mula (Jemaat Rasul-rasul) hingga saat ini. Kasihanilah kami ya Tuhan, atau Tuhan’ Kasihanilah kami.
Melalui ungkapan itu bahwa sebenarnya hubungan manusia itu sudah terputus, tidak tersambung lagi sebagaimana layaknya seperti lampu yang mati karena sakelarnya belum tersambung, maka perlu ada pertolongan untuk menyambung kembali sehingga boleh menyala. Dan hanya Dia yang dapat melakukan dan mengerjakan pekerjaan itu (yang mengetahui). Karena itu sebelum meneruskan ibadah, kita berdoa mengakui ketidaklayakan kita dan memohon agar hubungan vertikal serta horizontal yang rusak itu dipulihkan kembali. Tuhan menanggapi pengakuan dan permohonan tadi karena hanya Dia lah yang benar dan dapat mengampuni/menghapuskan dosa : maka Tuhan menjawabnya serta memberikan anugerah yang rumusannya berupa “janji” dibarengi penghiburan bukan memberikan pengampunan tetapi memberitakan pengampunan, bukan dalam bentuk harapan, melainkan dalam bentuk kenyataan yang sudah terlaksana oleh Allah atau dalam Kristus. Dan oleh pemberitaan pengampunan itu, maka Jemaat dipenuhi oleh sukacita, lalu terdengarlah pujian atau keagungan bagi Tuhan yang diucapkan oleh Liturgis : “Segala kemuliaan di tempat yang maha tinggi” dan hadirin dengan spontanitas mengaminkannya (sikap Jemaat dalam hal tersebut adalah berdiri).
Nama :Jhon Rein Tamrin Panjaitan
BalasHapusNim : 12.01.934
Ting/jur : IV-B/teologi.
Indah kmpus, Senin, 15/02/2016.
Pengkhotbah : Pdt. Dr. Erick Barus.
EVANGELIUM
Kata Evangelium berasal dari bahasa Yunani ‘euanggelion’ berarti ‘Kabar baik’, ‘Injil’.
Evangelium, adalah pemberitaan Kabar Baik (Kabar Keselamatan) yaitu Injil. Pada hakikatnya, dalam kehidupan Gereja, setiap Firman yang dikhotbahkan harus berpusat kepada Tuhan Yesus Kristus (Yesus dalam nubuatan, Yesus yang telah menjadi Manusia: lahir, mati, bangkit, naik ke Sorga dan Yesus yang akan datang untuk kedua kalinya).
Alkitab mencatat, bahwa Injil pertama atau “Protoevangelium” dimulai dalam Kejadian 3: 15 “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya, keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya”. Siapakah “keturunan perempuan” itu? Dialah, Yesus Kristus yang lahir dari perawan Maria (original birth). Dengan mati di kayu salib, Ia meremukkan kepala ular, si iblis. Dosa, maut, dan iblis semuanya telah dikalahkanNya di atas kayu salib. Dalam Alkitab, tak seorang pun, kecuali Yesus yang disebut sebagai “keturunan perempuan”.
Setelah Epiklese, maka Evangelium (Kabar Baik, Injil) dibacakan oleh pengkhotbah sebagai nas untuk Pemberitaan Firman (Homilia/khotbah).
Nama : jhon rein tamrin panjaitan
BalasHapusNim : 12.01.934
Ting/jur : IV-B/teologia.
Ibadah kampus, Jumat, 19/02/2016.
PENGAKUAN DOSA DAN JANJI TUHAN
Dalam hal Jemaat mendengar dan menerima serta untuk mengamalkan Firman Tuhan yang baru diaminkan, maka Jemaat merasa disadarkan akan keberdosaanya. Jika kita menyadari secara benar bahwa kemanusiaan kita adalah serakah, munafik dan suka menipu, tetapi apabila hal ini menyatakan itu kepada hadirin saat Ibadah, sudah barang tentu hadirin langsung akan merasa tersinggung dan marah-marah, kurang merasa senang dengan tuduhan itu. Liturgis tentu saja tidak mengetahui dosa setiap jemaat, karena itu jemaatlah yang harus mengakuinya kepada Tuhan seperti ada tertulis dalam Mazmur 32:5 “Dosaku kuberitahukan kepadaMu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata:”Aku akan mengaku kepada Tuhan pelanggaran-pelanggaranku,” dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku”.
Nama : Jhon Rein Tamrin Panjaitan
BalasHapusNim : 12.01.934
Ting/jur : IV-B/teologia.
Ibdah kampus, Senin, 22/02/2016.
Pendoa syafaat : Merry Ginting.
Doa Syafaat
Syafaat berasal dari bahasa Ibrani Syofet berarti pengantara. Doa syafaat berarti doa umum oleh pengantara yang mendoakan missi gereja, warga jemaat, pemerintah dan orang-orang yang belum percaya (baca, I Timotius 2:1-2). Setiap orang percaya dapat menjadi pengantara doa yang menaikkan doa syafaat sesuai pokok-pokok doa yang ditentukan. Warga jemaat yang hadir harus sepakat mengaminkan di dalam hati masing-masing terhadap setiap pokok-pokok doa yang dinaikkan pengantara doa.
Nama : jhon rein tamrin panjaitan
BalasHapusNim : 12.01.934
Ting/jur : IV-B/teologi
Ibadah kampus, Jumat, 26/02/2016.
Liturgis : Ade Hutabarat.
Pengkhotbah : David Saragih.
Makna Doxology
Doxology, berasal dari kata “Doxa” atau “glory atau pujian” dan “Logia” atau “kata-kata”. Jadi, doxology adalah pujian dan penyembahan atas kehadiran Allah dalam ibadah yang memberi kasih karuniaNya. Doxology juga sering diartikan sebagai “himne” atau nyanyian singkat yang dinyanyikan jemaat Kristen dan merupakan formula ungkapan pujian kepada Tuhan.
Doxology di GKPI adalah nyanyian “Karena Engkau yang empunya Kerajaan, dan Kekuasaan dan Kemuliaan, sampai selama-lamanya, amin..!
Tentunya, tujuan dari nyanyian ini tidak lain dari menyenangkan hati Tuhan.
Nama : Jhon Rein Tamrin Panjaitan
BalasHapusNim : 12.01.934
Ting/jur : IV-B/teologi.
Ibdah kampus, Senin, 29/02/2016.
Persembahan pujian : PS Revalatio.
Paduan Suara
Paduan Suara Gereja bukanlah “penyanyi” dalam Gereja untuk “ditonton”. Paduan Suara berdiri di pihak anggota jemaat, bukan di pihak pelayan Firman. Hal demikian berarti, apa yang diungkapkan oleh paduan suara merupakan ungkapan dari seluruh anggota jemaat. Lagu-lagu pujian atau penyembahan atau pengucapan syukur atau penyesalan atau pengakuan atau pengharapan yang ditujukan kepada Tuhan Yesus, adalah ungkapan dari seluruh anggota Jemaat. Karena itu, ketika paduan suara menyanyikan sebuah lagu, maka peserta ibadah harus mengikutinya sungguh-sungguh di dalam hatinya masing-masing, bukan malah berbisik-bisik atau melakukan hal-hal lain yang tidak dikehendaki Tuhan Yesus yang Mahahadir itu. Dengan memperhatikannya, semakin nyatalah bukti bahwa kita beribadah untuk menyenangkan hati Tuhan.
Nama : Jhon Rein Tamrin Panjaitan
BalasHapusNim : 12.01.934
Ting/Jur : IV-B/teologia.
Ibadah kampus, Jumat, 04/03/2016.
Pembaca Warta Jemaat :
Warta Jemaat adalah satu-satunya sarana “pewartaan” yang sah di dalam Jemaat dan berisikan pemberitahuan/pewartaan terhadap segala sesuatu aktivitas pelayanan yang telah dilakukan dan yang sedang rencanakan. Warta jemaat selalu bersifat “otentik” dan “mengikat”. Artinya, semua yang diwartakan haruslah dapat dipertanggungjawabkan kepada warga jemaat, terlebih kepada Tuhan Yesus pemilik Gereja itu untuk menyenangkan hati Tuhan. Sebaliknya, warga jemaat juga harus turut bertanggungjawab penuh terhadap segala sesuatu yang direncanakan dalam pelayanan Gereja, karena pada hakikatnya semua kita, tanpa kecuali, adalah “pelayan-pelayan” di Gereja Tuhan.
Nama : Yuwan Fades Ambarita
BalasHapusNIM : 12.01.980
Ting/Jur : IV-B/Teologi
Laporan analisa terhadap Ibadah pertemuan DPA (Dosen Pembimbing Akademik), senin, 07 Maret 2016
Pengkhotbah : Pdt. Berthalyna Tarigan M.Th
Bahan Khotbah:2 Korintus 5:16-17
Analisa mengenai perjalan Ibadah dengan DPA.
pada ibadah pertemuan dengan DPA ini, saya melihat bahwa ibadah ini memiliki kesamaan seperti ibadah kampus pada hari senin (ibadah harian dan tidak seperti ibadah minggu di Gereja).
pada saat ibadah ini, tidak ada Votum, tidak ada pengakuan iman, tidak ada kolekte,dan yang membedakan ibadah ini dengan ibadah kampus saat hari senin yaitu tidak ada pengantar nats khotbah (epistel),pengkhotbah mengambil sikap duduk didalam menyampaikan kebenaran firman Allah sama seperti pada masa gereja mula-mula, yang dimana jika seseorang yang hendak berkhotbah/mengajar biasanya dilakukan dengan posisi duduk.
pada saat beliau menyampaikan Firman, beliau sering mengajukan pertanyaan dan para mahasiswa selalu menjawab pertanyaan pertanyaan yang diajukan pengkhotbah. menurut saya hal ini sangat efektif dilakukan saat peribadahan, sebab dengan metode tersebut konsentrasi mahasiswa tetap terjaga dan tetap serius dalam mengikuti ibadah tersebut. alasan saya mengatakan hal ini efektif yaitu, sejauh ini yang saya lihat terkadang pengkhotbah sibuk sendiri dengan khotbahnya tanpa memperhatikan jemaatnya serius atau tidak mendengarkan khotbah, ada yang tertidur atau tidak. jadi menurut saya ada baiknya jika metode ini semakin dikembangkan didalam kelas supaya seluruh mahasiswa yang hadir tidak meluputkan perhatiannya daripada pengkhotbah.
Analisa Khotbah:
disela-sela khotbahnya, pengkhotbah juga selalu memotivasi mahasiswa agar menjadi ciptaan baru. beliau katakan ciptaan baru itu orientasinya masadepan artinya tetaplah bergiat dalam study supaya selalu berpengharapan dimasa yang akan datang. jangan mau hanya karena masalalu, yang kita jalani sekarang jadi terganggu atau karena masalalu masa depan jadi rusak. sebab masalalu itu hanya segelintir dibanding masadepan yang begitu besar pengaruhnya dalam hidup kita dimasa sekarang dan masa yang akan datang.
Nama : Sweetry Noverlindra Sitohang
BalasHapusNIM : 12.01.970
Tingkat/Jurusan : IVB/Teologi
Ibadah 29 Januari 2016
Pengkhotbah : Pdt. Marudut Lumbangaol, S.Th
LIturgis : Uten Perlinda Marbun
Bahan Khotbah: 1 Korintus 13:-13
Adapun analisa saya ialah mengenai khotbah yang dibawakan oleh Pdt. Marudut Lumbangaol. Pertama saya ingin mengatakan bahwa khotbah beliau sesuai, mengena kepada mahasiswa ataupun dosen khususnya anak asrama (merangkum seluruh civitas STT Abdi Sabda). Bahasa yang digunakan dimengerti oleh seluruh jemaat yang hadir. yang saya maksud di sini adalah meski di wilayah teolog-teolog, tetapi Pdt. Lumbangaol menghargai yang baru masuk untuk ikut mengerti Firman Tuhan. Dari nats khotbah tersebut, saya ingin menganalisa bahwa kasih yang merupakan anugerah dari Tuhan itu sendiri patutlah kita imani dan hidupi. Namun kita diingatkan, bahwa kasih itu bukan hanya sebatas mengatakan "aku mengasihimu" atau banyaknya gombalan yang mengatakan "Aku akan mengarungi lautan samudera demi membuktikan kasihku". Nats ini mengatakan kepada kita, bicara tentang kasih tak perlu muluk-muluk. Dalam ayat 4-7 dipaparkan dengan sangat jelas, bagaimana bentuk-bentuk kasih itu. Dan bukan hanya sebatas "mengasih/memberi" namun, menegakkan keadilan juga adalah bentuk kasih. secara sederhana saya menganalisa bahwa kasih itu secara sederhana berarti, ada untuk orang lain. Demikianlah kasih yang baiknya kita terapkan dalam kehidupan kita, agar kita mau ada untuk orang lain dan agar kita mau berbuat serta peduli terhadap sekitar kita.
Nama : Sweetry Noverlindra Sitohang
BalasHapusNIM : 12.01.970
Tingkat/Jurusan : IVB/Teologi
Ibadah Senin, 1 Februari 2016
Pengkhotbah : Pdt. Dr. Jontor Situmorang
Liturgis : Uten Perlinda Marbun
Nats Khotbah : Kel. 34:29-35
Dalam ibadah kali ini, saya akan menganalisa mengenai khotbah yang dibawakan oleh salah seorang ahli biblika Perjanjian Lama di STT Abdi Sabda. Pdt. Jontor Situmorang menjelaskan dengan sangat baik mengenai khotbah ini. Saya kira saya belum pantas menganalisa khotbah beliau. Pada kesempatan ini saya ingin menganalisa mengenai nats khotbahnya. dari khotbah yang disampaikan Pdt. J. Situmorang, yang paling menarik perhatian saya adalah mengenai Musa yang menutup mukanya dengan selubung. Dan saya tertarik untuk menganalisa mengenai kemuliaan Allah yang terpancar dari air muka Musa. nats ini berbicara tentang pembaharuan hidup. Dimana ternyata bahwa pembaharuan hidup bukan hanya sekedar pembaharuan rohani saja, tetapi harus selalu memperbaharui tingkah laku keseharian agar terpancar dari air muka kita. Rohani kita yang selalu diperbaharui lewat pendengaran akan Firman Tuhan harus diikuti dengan pembaharuan hidup. Inilah yang disebut dengan pancaran kemuliaan Allah dan pancaran pembaharuan hidup kita. Yakni rohani dalam tingkah laku.
Nama : Mariati Sitepu (Perbaikan)
BalasHapusNim : 12.01.941
Ting/Jur : IV-B/Theologia
Pengkhotbah : Pdt. Abraham L. Hutasoit, M.Th (Keluaran 33: 1-6)
Liturgis : Tolopan Ria Silalahi
Model Ibadah : Bahasa Indonesia (Paduan Suara Revalatio)
Persembahan Pujian : Paduan Suara Revalatio STT Abdi Sabda Medan
Analisa Peribadahan : Lagu Pujian-Koor
Lagu yang dinyanyikan ialah lagu Buni Bingkas ni Holong ni Tuhan ta I di au (Kuheran Allah mau membri rahmatNya padaku)dalam Paduan Kampus ini, lagu yang dinyanyikan dalam bahasa Batak Toba. Lagu ini sesuai dengan tema khotbah yang hendak disampaikan oleh pengkhotbah, sebab tema yang hendak disampaikan ialah berhubungan dengan pertobatan-perubahan hidup yang baik-sunat hati. Rahmat Allahlah yang ingin menyelamatkan bangsa Israel dan menghantarkan ke tanah yang dijanjikan, sungguh alangkah baiknya Tuhan itu tanpa melihat kesalahan namun Dia tulus dalam menyelamatkan umatNya. Dengan adanya persembahan pujian dalam kreatifitasan ini sangat memberikan kontribusi mahasiswa dalam menyampaikan pujian kepada Allah. Dan ketika ini kita lakukan dengan baik maka kita dapat menyenagkan hati Tuhan dan jika mempersembahkan pujian janganlah untuk melengkapi tata ibadah yang telah di konsep dan jika membuat persembahan pujian biarlah latihan atau persiapan dan aturlah sebaik mungkin agar setiap persembahan itu bisa menumbuhkan iman kita
Nama : Mariati Sitepu (Perbaikan)
BalasHapusNim : 12.01/941
Tgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
Tanggal Ibadah : Senin, 22 Februari 2016
Pengkhotbah : Pdt. Edward Simon Sinaga, M.Th
Liturgis Ibadah : Riosa Sembiring
Bahasa Ibadah : Bahasa Indonesia
Analisa peribadahan : TATA IBADAH- SISTEMATIKA PERIBADAHAN
Dalam sistematika peribadahan yang dilaksanakan ialah tidak ada votum, tidak ada doa pengakuan dosa, tidak ada pengakuan iman rasuli, dan tidak ada persembahan. Yang ditekankan ialah pembacaan Mazmur, pembacaan pengantar khotbah, dan nats pengantar khotbah. Menurut saya ini adalah hal yang sangat baik, mengapa? Inilah ibadah yang sangat kreatif, inilah tipe ibadah harian dan bukan untuk mingguan, dan juga tidak memakan waktu kuliah. Sebab universitas atau kampus memiliki waktu yang teratur dalam melaksanakan jadwal perkuliahan, jika perkuliahan tersebut terlalu lama, bukan ibadah yang salah namun diperlukannya bijaksana dalam mengatur susunan ibadah yang pas dan juga tertata dengan sangat baik. tapi tahun ini sangat baik sekali, ibadah seperti ini dilaksanakan oleh Tim KK. Bahkan baru tahun ini saya melihat bahwa “Selalu penuh ibadah kampus, juga flashback tahun-tahun yang lalu, perkembangan yang hadir dalam ibadah sangat pesat pada tahun ini” dan kiranya peribadahan kampus tetap berjalan terus dan memang betul-betul dari hati yang paling dalam untuk beribadah jangan hanya untuk tuntutan akademik saja dan biarlah setiap orang yang membawa khotbah dia yang mengkonsep liturginya agar ada pembaharuan dan tidak begitu-gitu saja namun ada kekreatifan yang membangun suasana ibadah ke arah yang positif dan tidak memakan waktu yang panjang yang sehingga tidak terganggu mata kuliah yang selanjutnya (setelah selesai ibadah).
Nim : 12.01/941
BalasHapusTgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
Laporan Analisa Ibadah (Khotbah)
Jumat, 05 Pebruari 2016 Chapel STT Abdi Sabda Pukul 10.00 WIB
(Pengkhotbah : Ria C. Kaban)
Kotbah, II Korintus 3, 12-18 : “Roh yang memerdekakan”. Tuhan berkarya lewat Paulus yang dipilihnya untuk memberitakan injil agar setiap orang mengetahui kabar baik dan kabar keselamatan sehingga semua orang mengetahui kehadiran Kristus. Paulus merupakan orang yang sangat antusias pada apa yang ia kerjakan. Ia yakin atas kepercayaannya sehingga ia memiliki keberanian besar. Dalam hal ini, dalam hal ini perumpamaan yang ia ungkapkan tentang Musa juga menunjukkan keberaniannya. Ia tidak takut untuk mengungkapkan hal buruk tentang Musa yang menyelubungi mukanya supaya orang Israel tidak melihat cahaya yang hilang itu (ayat 13). Padahal ada kemungkinan besar kalau Paulus bisa saja diprotes orang-orang banyak karena seolah-olah ia menjelekkan seorang nabdan biarlah kehadiran Kristus itu memberi damai ke dalam kehidupan kita, dan kita juga harus dapat memberi cahaya kepada sesama kita dan jangan selalau memakai muka yang lemah,cemberut, namun nyatakan Allah itu lewat wajah anda.
Nama : Mariati Sitepu (perbaikan)
BalasHapusNim : 12.01.941
Ting/Jur : IV-B/Theologia
Tanggal : Senin 1 Februari 2016
Liturgis : Uten Perlinda Marbun
Analisa : Votum Introitus
Votum ini dimulai dengan, karya Allah Tritunggal, dimulai dari penciptaan, penebusan dan penyertaannya. Keselamatan itu bukan hanya berhenti pada diri kita, tetapi hendaknya keselamatan itu diberitakan kepada saudara-saudara kita. Harapan Jurus selamat itu sangat kuat kepada kita seperti ayat sebuah lagu pujian Kidung Jemaat no 428 ayatnya yang kedua berisi “ Apa arti ladang-ladang, apa yang perlu dituai? Ladang itu seluruh dunia, manusialah tuaiannya. Lihatlah sekeliling mu pandanglah ke ladang-ladang yang menguning dan sudah matang, sudah matang untuk dituai”.Lagu ini mengingatkankita bahwa dunia ini harus menerima keselamatan Yesus Kristus dan itu adalah tugas kita untuk memberitakan keselamatan itu bagaimana caranya kita dapat memberitakan firman Tuhan dan keselamatan yang datangnya dari Anugrah Tuhan kepada manusia.
Nama : Mariati Sitepu (Perbaikan)
BalasHapusNim : 12.01.941
Ting/Jur : IV-B/Theologia
Laporan Analisa Ibadah Votum/Introitus
Jumat, 29 Januari 2016 Chapel STT Abdi Sabda Pukul 10.00 WIB
(Liturgis : Desy Ristiana Saragih)
Votum Introitus, Votum adalah meterai pertanda bahwa Allah hadir di dalam ibadah tersebut dengan ucapan: “Di dalam Nama Allah Bapa, dan Nama Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus, dan Nama Roh Kudus. Votum dan introitus juga mempunyai makna agar umat mengalami penyadaran pengutusan sehingga dapat mendapatkan makna dari peribadahan tersebut. Keberlangsungan setiap ibadah dipengaruhi oleh awal peribadahan tersebut jika dari awal pun kita tidak mengikuti ibadah dengan serius maka samapai setersnya juga dia tidak akan seris bahkan tidak bisa mengikutu khotbah yang di bawakan dengan baik sehingga dia kurang memahami apa maknanya dan apa yang bisa kita lakukan untuk perubahan yang lebih baik lagi setelah mendapat makna dari khotbah yang kita dengarkan dalam mengikuti peribadahan
Nama : Sweetry Noverlindra Sitohang
BalasHapusNIM :12.01.970
Tingkat/Jurusan : IVB/Teologi
Ibadah Jumat, 5 Februari 2016
Pengkhobah : Ria Chrismetalia Kaban
Liturgis : Andre Hartland Peranginangin
Nats Khotbah : 2 Korintus 3:12-18
Ibadah yang berlangsung pada saat itu adalah ibadah dalam bentuk suku Karo. Ibadah yang berlangsung sangat kreatif dengan iringan alat-alat musik tradisional karo. Keseluruhan liturgi dari awal hingga akhir menggunakan budaya dan bahasa Karo. Saya akan menganalisa mengenai pengakuan dosa yang dibawa oleh Andre Hartland Perangiangin. Pengakuan dosa ini tidak hanya dilakukan dengan mengucapkan kata-kata pengakuan dosa dan pengampunan dosa saja. Namun di akhir ada juga di sajikan 2 bait lagu pujian. Meliha bentuk pengakuan dosa ini, saya teringat akan misa di gereja Katolik yang pernah saya ikuti. Di dalam misa tersebut, pengakuan dosa juga dilakukan dengan sahut-sahutan mazmur. Sehingga pernyataan-pernyataan pengakuan dosa yang dilantunkan oleh Pastor disahut pula oleh umat. Hanya saja perbedaannya ialah bahwa pengakuan dosa dalam tata ibadah Karo kali ini hanya mencantumkan satu lagu. Menurut analisa saya, hal ini baik adanya, sebab ada saja tipe orang yang lebih menghayati pengakuan dosa lewat lagu-lagu, tidak hanya memproklamirkan saja dengan kata-kata atau kalimat-kalimat yang telah disediakan.
Nama : Nuritan Damanik
BalasHapusNim : 12.01.948
Ting/Jur : IV-b/Teologi
Analisa, Jumat 29 January 2016
Bahan Khotbah: 1 Korintus 13: 1-13
Pengkotbah : Pdt. M Lumbangaol, S.Th
Yang sudah ditambahi
Kasih itu bukan hanya merupakan ciri orang kristen, melainkan ini adalah merupakan jati diri dari kekristenan. Dimana Paulus mengatakan bahwa hal utama yang harus ditunjukan orang kristen dalam dirinya dan dalam setiap gereja yaitu membangun tubuh Kristus yaitu kasih. Jika didalam diri setiap orang memiliki kasih, dia tidak akan memiliki hati yang cemburu akan kemampuan orang lain. Didalam dunia ini yang sangat Abadi adalah Kasih. Kasih itu bukanlah semata-mata karena mengharapkan imbalan, melainkan kasih itu adalah yang datangnya dari Tuhan (Kasih Agave). Dimana Allah yang terlebih dahulu mengasihi (Yoh 3: 16). Dalam pemahaman Paulus tentang pertanyaan mengenai karunia rohani, Ia menekankan bahwa memiliki karunia Roh tanpa mempunyai kasih tidak berguna. Maka dalam hidup ini jalan yang lebih utama ialah menjalankan karunia rohani dalam kasih. Sebagai satu-satunya keadaan di mana karunia rohani dapat memenuhi kehendak Allah, kasih haruslah menjadi prinsip yang mengendalikan semua manifestasi rohani. Karena itu, Paulus menasihati jemaat Korintus untuk mengejar kasih itu dan berusaha memperoleh karunia Roh. Mereka harus dengan sungguh-sungguh menginginkan hal-hal dari Roh karena mereka dengan tulus ingin menolong, menghibur, dan memberkati orang lain dalam setiap kehidupan. Kasih adalah karunia yang paling utama karya amal kasih kasih tetap tinggal. Kasih yang langsung dimaksudkan ialah kasih persaudaraan. Paulus tidak langsung berpikir kepada kasih kepada Allah, tetapi secara tersirat kasih itu turut dipikirkan, khususnya dalam di mana kasih dihubungkan dengan iman dan pengharan.
Nama : Nuritan Damanik
BalasHapusNim : 12.01.948
Ting/Jur : IV-b/Teologi
Analisa, Senin 1 February 2016
Bahan Kotbah: Keluaran 34: 29-35
Pengkotbah : Pdt. Dr. Jontor Situmorang
Yang sudah ditambahi
Di dalam keluaran 31:8 ; 32: 16, dimana persekutuan musa dengan Allah sangatlah begitu erat dan dekat, sehingga Tuhan pun menulis dua loh batu itu seperti yang tertulis dalam ayat alkitab yang diatas , sama halnya dengan manusia ketika ia bersekutu dengan Tuhan maka Tuhan sendirilah yang menulis sejarah kehidupan manusia tersebut, pada saat Musa seorang yang tidak sabar, pemarah dan menghancurkan loh batu dikarenakan bangsa Israel berpaling dari Allah sehingga kemarahan Musa membuat suatu kehancuran. Sehingga satu-satunya cara untuk menebusnya adalah memulihkan/ membenarkan kehancuran itu kembali. ketika Musa bertemu dengan Allah wajah Musa pun bercahaya dan seketika itu juga Musa menutupnya pada saat ia bertemu dengan bangsa Israel sehingga kemuliaan Allah itu menjadi bersinar bagi orang yang dekat kepadaNya. Setiap manusia haruslah memancarkan kemuliaan Allah, diamna pelayan Tuhan adalah lambang kehadiran Allah ditengah-tengah dunia, maka cahaya kasihNya itu akan memancarkan bagi setiap manusia termasuk disekeliling kita. Agar setiap orang melalui pelayan Tuhan semakin mengenal dan dekat kepada Allah. “sehingga dapat menyenangkan hati Tuhan”.
Nama : Nuritan Damanik
BalasHapusNim : 12.01.948
Ting/Jur : IV-b/Teologi
Analisa, Jumat, 05 February 2016
Analisa: Pengakuan Dosa
Liturgis : Andre H. Prangin-angin
Yang sudah ditambahi
Didalam hidup ini manusia tidak terlapas dari keberdosaan dimana, Karena sejak kejatuhan Adam dan Hawa telah membuat manusia itu menjadi rusak dengan Allah. Dimana pada saat manusia melakukan dosa itu ada halanya dengan kecemburuan terhadap hak orang lain bahkan manusia itu serakah ingin memiliki hak orang lain sehingga itu melakukan berbagai cara untuk mendapatkan yang diinginkan, inilah yang membuat perbuatan dosa tidak telepas dari diri manusia. Dan terus berlangsung hingga saat ini, dimana manusia belum mampu untuk mengendalikan diri dalam membuat suatu keputusan yang bisa membuat dirinya terjerumus kedalam dosa sehingga terus diakukan pengakuan dosa disetiap ibadah. Karena dengan cara seperti ini harapan dari liturgika adalah dimana jemaat mampu mengendalikan dirinya untuk tidak jatuh kedalam keberdosaan. Oleh sebab itu manusia harus mampu mendekatkan diri kepada Tuhan agar semakin dekat dengan Allah semakin kita merasakan kasih sayang yang telah diberikan dalam diri kita.
Nama : Mariati Sitepu (Perbaikan)
BalasHapusNim : 12.01.941
Ting/Jur : IV-B/Theologia
Tata ibadah kampus STT Abdi Sabda Medan senin,29 Februari 2016 Passion IV (Okuli)
Yang mau saya analisa adalah Songleadernya, Noni,Sardion,Naomi yang dimana disoini memang bagus ada kekompakan anatara pemusik sama songleadernya, dan suaranya dan juga baju mereka nampak memang kompak, yang dimana saat mereka bernyaynyi mereka menguasai kapan masuknya lagu dengan musik, dan juga juga kompak dalam hal pakaian yang memakai baju batik dan rok hitam sehingga ketika mata kita tertuju ke depan dan melihat songleader dapat menunjukkan kerapian,sehingga tidak mengganggu mata dalam melihat kedepan dan dari songleder juga dapat membuat suasana peribadahan itu semakin bermkna dan juga bisa juga membuat suasana menjadi ribut karna adanya kordinasi antara pemusik dengan songleadernya, namun di dalam ibadah ini saya menemukan adanya kordinasi yang baik antara pemain musik dengan yang songleadenya sehingga ini mengundang kita dalam bernyanyi yang dapat meresapi lagu yang ada di tata ibadah kita.
Nama : Nuritan Damanik
BalasHapusNim : 12.01.948
Ting/Jur : IV-b/Teologi
Analisa, Jumat, 12 February 2016
Pengkotbah : Christy E. Saragih
Liturgis : Hotni Malau
Pebawa Taur-taur : Tolopan S, Ismail. S
Pada Ibadah suku simalungun yang saya ingin analisa adalah Taur-taur. Pada zaman dulu taur-taur ini dipakai suku Simalungun untuk menyembah oppung mula jadi nabolon. Sehingga pada waktu Injil masuk ke tanah Simalungun mulailah taur-taur ini gunakann oleh suku simalungun dalam acara adat dan juga dalam ibadah. Di dalam ibadah taur-taur dipakai sebagai penghantar untuk memasuki ibadah. Dalam taur-taur ini dijadikan sebagai awal masuknya suatu ibadah sehingga taur-taur mengisahkan kesedihan menjadi satu penghantar ibadah untuk lebih memfokuskan diri dalam ibadah. Di saat ibadah ini Simalungun dapat memperkenalkan budayany dlam liturgy budaya. Dimana taur-taur dalam ibadah ini sebagai pengembangan kebudayaan, serta menunjukan menunjukan seni budaya dalam ibadah tersebut, dan ini adalah penghantar ibadah bagi setiap liturgi disetiap budaya suku Simalungun agar ibadah itu dapat menyenangkan hati Tuhan.
Nama : Nuritan Damanik
BalasHapusNim : 12.01.948
Ting/Jur : IV-b/Teologi
Analisa Ibadah Senin 15 Februari 2016
Liturgis :Naomi Eliana Tarigan
Pengkotbah : Pdt. Dr. Erick J. Barus
Bahan khotbah : Kejadian 15: 1-12
Yang sudah ditambahi
Yang ingin saya analisa adalah khotbah; hidup Abraham selalu berpengharapan kepada Tuhan yang kekudusan dari persembahan yang harus dijaga, dimana Abraham itu selalu menjaga kesetiaannya terhadap Tuhan Allah. Seperti yang tertulis dalam (matius 6: 33) dimana ketika kita tetap setia dalam hidup ini terhadap Allah maka apa yang kita cari akan ditambahkan kepada kita,semakin kita berusaha dan semakin kita terus mencari Tuhan tidak akan meninggalkan kita jika kita setia dalam melakukan peroses maka kestiaan itu akan selalu didampinggi dengan adanya tidakan atau usaha kita. Seperti Abraham selalu setia tetap kepada Allah sehingga melalui istrinya Sarah dia mendapat keturunan itu karena Abraham selalu setia kepada Allah dan sellau berpengharapan kepada Allah, karena bagi Allah tidak ada yang mustahil bagi orang yang selalu setia terhadapnya. Kesetiaan yang harus kita berikan kepada Tuhan adalah supaya kita semakin dekat dan semakin kita merasakan kasih Allah yang begitu besar dalam hidup ini, karena melalui kasih-Nya pada kita maka kita akan mersa anuggrah itu telah diberikan kepada kita. Diamana melalui reungan ini kita sebagai hamba Tuhan dituntut untuk selalu setia terhadap apapun yang harus kita alami dalam dunia ini karena ketika kita selalu berusaha dan setia terhadap dia maka setiap keinginan kita yang seturut dengan khendak-Nya akan diberikan oleh Allah
Nama : Sri Muliana br Kaban
BalasHapusNIM : 12.01.968
Tingkat : 4B / Teologi
Analisa, Jumat 29 Januari 2016
Bahan Kotbah : 1 Kor 13:1-13 oleh Pdt. Lumbangaol
KAsih adalah jati diri Kristen dan Kekristenan. Paulus menegaskan bahwa karunia yang paling utama yang harus dipraktekkan oleh setiap warga gereja untuk membangun tubuh Kristus adalah kasih. Orang yang dihidupkan Kristus dan hidup bagi Kristus, itulah yang akan memiliki kasih. Orang demikian tidak akan mencemburui kemajuan dan kemampuan orang lain (dalam ranah pertemanan). Yang abadi adalah kasih. Mengasihi bukan semata-mata untuk apa yang terlihat tapi karena IA lebih dulu mengasihi (bnd. Yoh 3:16). Dari 1 Korintus 13:1-13 sudah jelas bagi kita bahwa Allah memuliakan sifat serupa dengan Kristus lebih dari pelayanan, iman atau pemilikan akan karunia rohani.
(1) Allah menghargai dan menekankan sifat hidup yang bertindak dalam kasih kesabaran, kemurahan hati, tidak mencari keuntungan sendiri, tidak bersukacita karena ketidakadilan tetapi karena kebenaran, kejujuran dan sabar menanggung segala sesuatu, jauh lebih tinggi daripada iman yang memindahkan gunung atau melakukan pekerjaan besar dalam jemaat.
(2) yang paling besar dalam Kerajaan Allah bukan mereka yang besar prestasi lahiriah.
dari analisa saya, mengapa hal ini sering sekali dikotbahkan dan diingatkan kembali kepada kita, karena mengenai kasih ini sangat sulit untuk dilakukan. apalagi dizaman sekarang ini, ketika semua sudah bergulat dalam hukum, pikiran manusia yang semakin meningkat, dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang. ketika orang-orang yang demikian mampu menguasai panggung dunia, maka tidak akan merasa bahwa kasih adalah sesuatu yang penting bagi kehidupannya. Hendaklah gereja sebagai tubuh Kristus di dunia memberikan pengajaran, pemahaman dan contoh bagi dunia. gereja sebagai liturgis yang hidup, menunjukkan kasihnya bagi orang-orang yang membutuhkan.
selamat berbagi kasih :)
Nama : Nuritan Damanik
BalasHapusNim : 12.01.948
Ting/Jur : IV-b/Teologi
Analisa, senin 7 maret 2016
Liturgis : Antonio Hutagalung
Pengkotbah: Pdt Bertalyana Tarigan
Doa Syafaat: Uten Perlinda Marbun
Bahan Khotbah : 2 Korintus 5: 16-17
Didalam kehidupan manusia pasti banyak hal yang telah terjadi dalam hidup ini dimana manusia meliki banyak pergumulan yang bisa membuat manusia itu menjadi jatuh hanya karena satu perkara saja, dimana manusia kadang kala tidak ammpu untuk menjalani kehidupan yang dia embankan dalam kehidupannya sehari-hari, dimana setiap manusia memiliki suatu masalah sehingga seseorang itu selalu bersedih dalam hal itu. Tetapi yang diminta oleh Allah adalah dimana manusia itu harus dapat menjadikan masalalu sebagia patokan atau berpijak dari pengalaman untuk menuju suatu kehidupan yang lebih baik lagi karena dengan itu kita akan mampu merasakan Kasih yang begitu besar dari Allah.
Nama : Nuritan Damanik
BalasHapusNim : 12.01.948
Ting/Jur : IV-b/Teologi
Analisa, 4 Maret 2016
Liturgis : Sean waruhu
Pengkotbah: Pdt. W. Halawa
Bahan Khotbah : Matius 15:21-28
Yang Sudah ditambahi
Analisa saya terhadap persembahan pujian yang dibawakan oleh suku nias begitu menarik sehingga kita dibawa dalam suasana hati, diman kita mampu merenungkan hidup yang kita jalani ini, lagu ini sungguh sangat memotipasi bagi orang yang mulai mengeluh akan hidup yang serba kekurangan tapi Tuhan begitu adil kepada manusia dia mampu memberikan kekuatan yang sangat besar agar kita tetap bersyukur akan kasih Tuhan yang begitu luar biasa dalam hidup. Selama ini dimana ketika kita jatuh kita tidak pernah ditinggalkan oleh Allah dimana Allah selalu setia terhadap kita, jiaka kita selalu menaruh harapan dan berseru kepada Allah akan menjukkan kepedulian-Nya terhadap kita melalui kasih dari Yesus itu sendiri. setiap kekuatan yang kita miliki itu bukan karena diri kita sendiri tapi karena Tuhan berkenan melimpahkan anugrah-Nya kepada kita sehingga kita akan mampu menjalani hidup ini dalam keadaan apapun dan suasana apapun jika kita masih terus merasakan betapa besar kasih Allah kepada manusia dalam setiap kehidupan.
Nama : Nuritan Damanik
BalasHapusNim : 12.01.948
Ting/Jur : IV-b/Teologi
Analisa, Senin 29 february 2016
Liturgis : Tolopan Ria Silalahi
Pengkhotbah : Pdt. Abraham L. Hutasoit
Bahan Khotbah : Yosua 5: 9-10
Yang sudah ditambahi
Pada saat ini saya akan menganalisa Paduan Suara Revalatio, pada saat mereka melakukan persembahan pujian alunan lagu yang dibawakan mereka begitu indah dan membawa ibadah itu semakin hidup artinya persemabhan pujian yang mereka bawa sangat menggugah hati sehingga membuat kita terbawa suasana yang dapat memubuat hati ini damai, dimana suara mereka begitu merdu dan seretak, serasi mereka penuh dengan kekompakan, dan ini mampu menyeangkan hati Tuhan.dan ketika dalam ini kita menghayati seluruh yang terjadi dalam kehidupan kita baik dari segi perbuatan tingkahlaku untuk dapat kita nikmati, begitu banyak yang kita lalui dalam ini dan mita dapat merenungkan segala apapun yang kita hadapi sehingga mampu kita mengsperiskan lagu tersebut dalam suasana hati yang tenang dan damai. Ketika menyanyikan lagu yang alunanya yang sangat menyentuh hati maka kita akan bisa mengkpresikan suasana hati yang telah kita alami dalam hidup ini.
Nama : Obedy Hia.
BalasHapusNIM : 12.01.949
LIturgis : Desi Saragih
Hari/Tanggal : Jumat,29 Januari 2016
Analisa Liturgi
Perjalanan ibadah adalah hal yang sangat sensitif. Karena dalam hal itu dapat mengganggu perjalanannya peribadatan. Ada baiknya jika dalam pelaksanaan Votum seharusnya liturgi melaksanakan Votum yang di akhiri dengan kata “di dalam nama Allah Bapa, AnaknNya Yesus Kristus dan Roh Kudus. Sebagai tanda yang diimani oleh orang kristen bahwa Allah hadir, diam dan ada dalam peribadahan yang kita lakukan sehingga ibadah itu otoritas penuh dari Allah dan Untuk Allah karena Ia yang Ikut serta hadir bersama-sama dengan kita. Oleh karena itu peribadatan yang diharapkan adalah ada kesadaran untuk senantiasa mengucap syukur melalui peribadatan yang di melakukannya. Dan jangan pernah mengabaikan hal kecil dalam Tuhan karena, coba pikir jika Tuhan mengabaikan engkau dalam hidupmu. Maka apakah yang engkau dapatkan ?.
Nama : Obedy Hia
BalasHapusNIM : 12.01.949
Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
Pengkotbah : Pdt.Dr. Jontor Situmorang
Liturgis : Uten Marbun
Nats Alkitab : Keluaran 34:29-35
Hari/Tanggal : Senin,01 Februari 2016
Analisa Khotbah
Berbicara tentang Musa, Ia adalah orang yang dekat dengan Tuhan. Dimana Melalui Musa Tuhan memperlihatkan kemuliaan-Nya dengan mengatakan akan terlihat dan terpantul bagi semua orang yang dekat dengan Dia. Musa adalah merupakan orang pilihan Allah yang di pakai Allah untuk menuntun bangsa israel. Dimana Kemuliaan yang telah diberikan Tuhan pada umatnya hendaklah dipelihara dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Serta baiklah adanya kemuliaan Tuhan itu terlihat dari cara bertingkahlaku, penampilan, dan tutur kata yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Sehingga selaku anak-anak Tuhan memang benar-benar kita hidup sesuai dengan apa yang di kehendaki oleh Allah.
Nama : Obedy Hia
BalasHapusNIM : 12.01.949
Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
Liturgis : Andre Hartland Perangin-angin
Hari/Tanggal : Jumat,05 Februari 2016
Analisa Pengakuan Dosa
Dalam kesadaran manusia, Manusia memang sadar bahwa telah melakukan banyak dosa dihadapan Tuhan. Dimana manusia itu merasa mampu dan tidak perlu bantuan atau pertolongan Allah. Dimana timbul rasa keegoisan, sok hebat padahal sebenarnya Ia tak mampu dan butuh bantuan Allah. Oleh sebab itu kesadaran manusia harus di bangun dengan dasar Iman percaya yang kuat, dimana Ketika manusia menghadapi banyak pergumulan tidak lagi pasrah tapi ada harapat bahwa Tuhan itu ada dan ikut serta menopang dan menguatkan setiap manusia untuk menyelsesaikan pergumulannya. Bukan mengandalkan kekuatan sendiri. Ketakutan adalah salah satu factor yang membiarkan manusia jatuh ke dalam dosa. Sering mengharapkan dunia sebagai tempat untuk berlindung. Tapi yang seharusnya ialah Tuhan sebagai tempat berlindung dimana Ia adalah maha pengasih dan berlimpah pengampunan maka Ia akan selalu mengampuni Dosa manusia dan sebagai tempat berlindung, berteduh sejati yang menjawab segala probelma kehidupan manusia.
Nama : Obedy Hia
BalasHapusNIM : 12.01.949
Tingkat/Jurusan. : IV-B/ Teologi
Pengkotbah : Pdt.Dr. Erick Barus
Nats Pengantar Khotbah : Filipi 3:17-21+4:1
Liturgis : Naomi Tarigan
Hari/Tanggal : Senin, 15 Februari 2016
Analisa Nats Pengantar Khotbah
Nats pengantar khotbah dengan khotbah adalah sesuai ataupun selaras. Yang mana tentang memperingati bahwa harus berdiri teguh didalam Tuhan. Dimana manusia dituntun untuk paham dan memiliki pemahaman dasar akan iman. Karena akan terjadi kekacauan dan kesalah pahaman pengertian jika orang yang mengaku percaya tidak memiliki pemahaman dasar yang ia iman. Dengan kata ini kita juga akan diantar untuk memahami bagaimana sebenarnya berdiri teguh dalam Tuhan, Dan jawabannya manusia dapat temukan dengan memahami bagaimana iman Abraham kepada Tuhan dan bagaimana Abraham percaya akan janji Tuhan kepadanya. Menuntut saya juga agar kita dapat mengeplikasikan hal tersebut di dalam hidup kita umat manusia dan selaku orang percaya.
Nama : Obedy Hia
BalasHapusNIM : 12.01.949
Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
Pengkotbah : Gesti Hutasoit
LIturgis : Efran Passaribu
Hari/Tanggal : Jumat, 19Februari 2016
Analisa Tangiang +patik (doa+titah)
Adanya doa sebelum menerima titah, hal ini memang membuka hati manusia untuk memiliki kesadaran bahwa hanya karena Yesus Kristus manusia beroleh keselamatan. Manusia juga sadar akan kelemahannya bahwa keinginan daging masih sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Titan adalah merupakan dasar dimana pemikiran atau diberi pemahaman kepada umat dalam bertindak di dalam hidup. Karena jika tidak demikian maka manusia akan berbuat sesuka hatinya dalam hidupnya jika tidak ada titan di bacakan dalam peribadatan. oleh karena itu sudah seharusnya manusia rendah hati dengan meminta pertolongan kepada Tuhan agar Tuhan tetap memberikan Roh Kudus Dan kehendak Tuhanlah yang jadi atas manusia. Lewat bimbingang Roh Kudus yang berkuasa atas manusia.
Nama : Obedy Hia
BalasHapusNIM : 12.01.949
Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
Pengkotbah : Pdt.Edward Sinaga, M.Th
LIturgis : Riosa Sembiring
Hari/Tanggal : Senin, 22 Februari 2016
Nats Khotbah : Keluaran 33: 1-6
Analisa Khotbah
Perjalanan bangsa Israel itu adalah karena tuntunan Tuhan, dimana Tuhan yang menunjukkan Jalan serta membuktikan bahwa Tuhan tidak pernah membiarkan Bangsa Israel berjalan sendiri. Tapi bangsa Israel tidak menyadari akan hal itu, bahkan bangsa Israel memmbuat Tuhan marah dan tidak menghargai Tuhan yang telah mengutus Musa untuk menuntun bangsa Israel itu sendiri. Penyertaan Tuhan nyata dalam kehidupan manusia. Terlihat bahwa Allahlah tempat perlindungan karena Ia pasti selalu menyertai kita, kepatuhan dan ketaatan kepada Tuhan adalah sumber kebajikan dalam hidup. Menghadirkan syalom di tengah-tengah masyarakat adalah ciri yang mengandalkan Tuhan.
Nama : Obedy Hia
BalasHapusNIM : 12.01.949
Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
Pengkotbah : Ade Trisna Hutabarat
LIturgis : David Saragih
Hari/Tanggal : Jumat, 26 Februari 2016
Analisa Persembahan Pujian IMT GKPI
Melalui paduan suara yang dikumandagkan oleh IMT GKPI, kidung pujian yang dikumandangkan untuk menyenangkan hati Tuhan. Ini adalah sebuah wujud dimana perkembangan Mazmur Jenewa yang mengikuti proses perkembangan zaman. Dengan adanya paduan suara maka pujian kepada Tuhan semakin berwarna. Ini juga membangun dan mengajak umat untuk melakukan persekutuan, kerukunan, dan kerja sama yang baik. Keindahan lagu saat dinyanyikan jika semua meletakkan suaranya dengan tepat dan tanpa mendahului. Pesan makna moral “bernyanyilah dengan baik dan tempatkan suara anda sebagaimana kemampuan suara anda adanya”. Agar nyanyian pujian itu benar-benar di persembahkan untuk Tuhan.
Nama : Obedy Hia
BalasHapusNIM : 12.01.949
Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
Pengkotbah : Pdt.Abraham L.Hutasoit,M.Th
LIturgis : Tolopan Silalahi
Nats Khotbah : Yosua 5: 9-12
Hari/Tanggal : Senin, 29Februari 2016
Analisa Khotbah
Tuhan memelihara kehidupan rohani dan juga memelihara kebutuhan jasmani mereka. Di Gilgal makanan orang Israel berubah dari manna menjadi makanan yang bersumber dari negri tersebut. Tuhan kembali membuktikan bahwa Ia selalu hadir dalam berbagai pergumulan kehidupan manusia dengan memberikan banyak cara agar memang benar orang Israel tetap terpelihara. Percaya akan segala sesuatu bahwa Allah lah yang mencukupkan semuanya dan telah mepersiapkan semua bagi kita. Ini menjadi sebuah titik balik bagi kita untuk merenungkan kehidupan yang lama dan berubah lah untuk menjadi hidup yang baru. Dengan merubah segala perbuatan buruk menjadi perbuatan baik yang ada dalam diri manusia yang sesungguhnya. Dan jangan pernah mengkuatirkan tentang apapun juga dalam hidup ini sebab Tuhan telah menyediakannya bagi manusia. Tinggal manusianya yang harus sadar dalam bersikap.
Nama : Obedy Hia
BalasHapusNIM : 12.01.949
Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
Pengkotbah : Pdt.Halawa
LIturgis : Sean Waruwu
Nats Khotbah : Matius 15:21-28
Hari/Tanggal : Jumat 04 Maret 2016
. Analisa liturgis
Seorang Liturgis seharusnya memiliki persiapan yang matang ketika bertugas. Karena ketika seseorang liturgis tidak memiliki persiapan yang matang maka perjalanan peribadahan akan terganggu. Oleh karena itu persiapkanlah diri sebelum mengemban tugas agar tidak mengganggu perjalanan tugas yang anda emban dan juga orang mengikuti perjalanan ibada dapat konsentrasi yang baik dalam beribadah. Memang tertip tata ibadah adalah sarana yang baik untuk digunakan, tapi hendaklah seorang liturgis jeli melihat isi tertip tata ibadah sehingga dalam berlangsungnya peribadahan itu tidak muncul sesuatu yang baru dalam menjaga ketenangan ibadah. Setiap orang memperoleh hikmah dalam peribadatan yang ia lakukan jika ia merasa nyaman untuk beribadah. Karena itu para petugas dalam ibadah harus sensitif dalam mengemban tugas pelayanan, supaya tercipta peribadatan yang membawa kedamaian bagi setiap orang yang mengikuti ibadah tersebut. Tuntutan untuk menjadi baik dalam pelayanan karena Allah telah lebih dulu melakukan yang terbaik bagi umat manusia. Sudah sepantasnya manusia mengambil sikap yang penuh ucapan syukur melalui peranan yang kita emban dalam pelayanan.
Nama : Nuritan Damanik
BalasHapusNim : 12.01.948
Ting/Jur : IV-b/Teologi
Analisa, Jumat 19 Februari 2016
Liturgis : Efran Paasaribu
Pengkhotbah : Gesti Hutasoit
Bahan Khotbah : Philipi 3:17-4:1
Yang sudah ditambahi
Analisa saya dalam Khotbah 19 January kita harus beribadah dengan teguh dihadapan Tuhan artinya hidup ini adalah teladan, kita mampu menjaga diri kita itu bukti nyata dimana Yesus telah bekerja dalam diri manusia. Yang artinya kita sebagai manusia harus berpegah teguh dan selalu berpengharapan kepada Tuhan dimana Allahlah yang memiliki teladan yang paling tinggi diantara apapun. Kita harus mampu menunjukan teladan itu kepada orang lain melalui perbuatan baik, sikap, perkataan, yang mampu kita rasakan dan melalui hal inilah kita dapat dikatakan sebagai pelaku firman Tuhan. Hingga mampu membuat ini sebagai persaudaraan dengan Allah dan manusia semakin erat. Setiap manusia yang telah memiliki hubungan yang erat dengan Allah maka ia akan merasakan kasih Allah melaui teladan yang Allah berikan melalui keteladanan yang telah Allah lakukan.
Nama : Nuritan Damanik
BalasHapusNim : 12.01.948
Ting/Jur : IV-b/Teologi
Analisa, Jumat 22 January 2016
Liturgis : Riosa Sembiring
Pengkhotbah : Pdt. Edward. Simon Sinaga
Bahan Khotbah : Keluaran 33: 1-6
Yang sudah ditambahi
Dikarenakan kemurahan hati Tuhan Israel tidak dibinasakan, Tuhan selalu membimbing bagsa isreal sampai ketanah kanaan, namun Allah tidak lagi berada ditenggah-tengah mereka karena Allah tidak mau mereka terkena murkaNya, tetapi Allah selalu menyuruh malaikat untuk membawa mereka ketanah Perjanjian. Jika memang Allah memberi berkat kepada bangsa Israel, apakah itu ada maknanya bagi mereka, karena Allah sendiri tidak datang disana hanya ia mnegutus malaikatnya, yang diinginkan oleh bangsa Israel adalah kehadiran Tuhan Allah sendiri. Namun meskipun Allah tidak hadir diteganh-tengah bangsa Israel karena amaraNya ia tetap mengasihi bangsa itu dengan mengutus malaikatNya, inilah bukti dari kasih yang nyata dari Allah bagi bangsa Israel. Kasih Allah itu bukanlah hanya karena kehadiran Allah tetapi itu menjadi kepribadian dalam diri setiap manusia dimana Allah selalu memberi Kasihnya kepada kita walaupun Allah itu tidak datang, tetapi Allah itu selalu ada dalam diri kita untuk menjalani setiap kehidupan yang penuh dengan berkat dari Allah, maka melalui kasih yang diberikan itu harus kita hidupi bahwa Allah itu sungguh amat baik dimana Ia telah memperikan Kasihnya dengan Cuma-Cuma kepada manusia.
Nama : Nuritan Damanik
BalasHapusNim : 12.01.948
Ting/Jur : IV-b/Teologi
Analisa, Jumat 26 february 2016
Liturgis : Ade Trisna Hutabarat
Pengkhotbah : David Saragih
Bahan Khotbah : Yesaya 55: 1-10
Yang sudah ditambahi
Panggilan yang dilakukan Allah pada bangsa Israel bukan untuk menguragi kebahagiaan yang telah dimiliki oleh bangsa Israel melainkan Allah memberikan berkat yang lebih baik agar mereka dapat hidup dengan penuh suka cita, memiliki pengahrapan akan Tuhan. Penyelamatan yang sudah diserukan, dimana Allah berjanji barang siapa menyerukan undangan itu mereka akan menikmati hidup yang lebih indah dari yang sebelumnya. Syarat penting untuk keselamatan ialah kelaparan dan dahaga rohani yang sejati akan pengampunan dan hubungan yang benar dengan Allah berlandaskan korban kematian sang Mesias-Hamba kita harus bertobat dari dosa-dosa kita dan menghampiri Dia di dalam iman, didalam hal lapar dan dahaga akan kebenaran Allah dan kuasa kerajaan-Nya masih terus menjadi syarat yang sangat penting untuk menerima kepenuhan Roh-Nya. Panggilan Allah kepada Israel untuk bertobat bukan untuk mengurangi kebahagiaannya. Sebaliknya, Allah hendak melimpahi mereka dengan segala berkat yang terbaik agar mereka memiliki hidup yang penuh sukacita, bermakna, dan berpengharapan. Saat penyelamatan sudah tiba. Undangan keselamatan pun sudah diserukan. Tuhan berjanji siapa saja yang menyambut undangan tersebut akan menikmati hidup yang lebih baik daripada yang selama ini mereka alami, Tuhan meneguhkan janji-Nya itu memakai perjanjian abadi yang pernah diadakan-Nya dengan Raja Daud. Sama seperti Raja Daud menjadi agen Allah untuk menggembalakan Israel, umat-Nya demikian pula kini umat Allah dipang-gil menjadi agen-agen-Nya untuk menyelamatkan bangsa-bangsa Allah menuntut respons segera yang benar dari umat-Nya terhadap undangan tersebut. Umat-Nya harus mencari Allah dan meninggalkan dosa mereka agar pengampunan-Nya berlaku dan pemulihan-Nya dinyatakan Inilah cara Allah menyelamatkan umat-Nya sesuai dengan firman-Nya.
Nama : Obedy Hia
BalasHapusNIM : 12.01.949
Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
Pengkotbah : Pdt. Berthalyna Tarigan, M.Th
LIturgis : Antoniu Hutagalung
Nats Khotbah : 2 Korintus 5:16-17
Hari/Tanggal : Jumat 07 Maret 2016
Analisa pertemuan DPA
Peribadahan yang dilaksanakan dalam kelas IV-B ini adalah untuk bertatap muka sekaligus untuk berbagi ksesan pesan dalam hal akademik. Ibadah yang dilaksanakan adalah ibadah yang tidak melaksanakan Votum, Kolekte, Pengakuan Iman rasuli layaknya peribadahan yang dilakukan dalam peribadahan kampus setiap hari senin. Pelaksanaan ibadah hanya dibuka dengan nyanyian, Khotbah, Nyanyi, doa syafaat, lalu ditutup dengan doa bapa kami. Dengannyanyian dalam Tuhan aku bersyukur. Peribadahan ini adalah peribadahan yang singkat, tapi saya melihat ini adalah salah satu cara peribadahan yang di tekankan oleh Martin luther dimana yang lebih penting adalah penyampaian Firman Tuhan. sehingga dalam penjelasan firman dapat intinya. Karena dalam penjelasan pengkhotbah menjelaskan secara rinci bagaimana orang yang hidup baru. Itu lansung diterapkan dengan mengambil sebuah contoh dimana contoh adalah sebuah sarana untuk memudahkan kita dalam mengerti sesuatu.
Nama : Mariati Sitepu (Perbaikan)
BalasHapusNim : 12.01.941
Ting/Jur : IV-B/Theologia
Tata ibadah kampus STT Abdi Sabda Medan jumat,04 Maret 2016 Versi Suku Nias
Yang mau saya analisa disini adalah pemusik yang dimana pada jumat yang membawa musik adalah Efran Pasaribu, dan saya lihat musiknya memang sudah masuk namun demikian lebih baik juga orang yang beasal dari suku nias yang membawa musik itu agar dia dapat memahami arti dan makna lagunya tersebut,karna lagu-lagu suku nias di dalam tatip itu bahasa nias, mungkin jika orang suku nias yang bermain musik dia bisa memahami dan dapat mengarahkan kita yang ikut beribadah dalam iring lagu yang diarahkan oleh yang bermain musik tersebut. Alangkah lebih baiknya di dalam kampus ini di buat juga les/privat musik,agar di kampus kita ini bukan hanya itu-itu saja orangnya yang bermain musik, sehingga jika ada memang ibadah suku bisa di iringi oleh setiap suku yang membawa ibadah,karna musik itu juga sebagian dari ibadah kita kepada Tuhan ,oleh sebab itu lah musik juga sangat mempunyai peran dalam ibadah khususnya ibadah yang di lakukan di kampus kita ini agar thema yang di berikan pada semester ini yang dapat menyenangkan hati Tuhan tercapai.
Nama : Mariati Sitepu (Perbaikan)
BalasHapusNim : 12.01.941
Ting/Jur : IV-B/Theologia
Tata ibadah kampus STT Abdi Sabda Medan jumat,26 Februari 2016 Versi GKPI
Yang mau saya analisa adalah lagu-lagu yang ada di dalam tatib ibadah IMT ini, yang dimana saya merasa lagu-lagu yang ada di dalam ini semua dari kidung pujian, dan saya suka mengikuti ibadah yang menggunakan lagu kidung pujian karna lagu-lagu yanga da di kidung pujian semua memiliki makna untuk kehidupan kita pribadi lepas pribadi dan melalui lagu-lagu juga kita dapat menyenangkan hati Tuhan dan karna dari lagu juga itu adalah ucapan kita kepada Tuhan namun di sampaikan dengan nyanyian yang akan kita nyanyikan. Dan juga karna songleadernya juga bagus dalam menyanyikan lagu tersebut maka lagu-lagu itu dapat mengarahkan suasana hati kita dalam mengikuti ibadah tersebut dan dapat memaknai arti dari lagu-lagu yang di nyanyikan karna nampak juga suara dari songleadernya ada kekompakan yang mengundang keseriusan orang dalam bernyanyi dan dapat juga di resapi dan bisa kita rasakan begitu Tuhan luar biasa dalam hidup kita lewat lagu pujian kita kepada Tuhan.
Nama : Mariati Sitepu (Perbaikan)
BalasHapusNim : 12.01.941
Ting/Jur : IV-B/Theologia
Tata ibadah kampus STT Abdi Sabda jumat 19 Fwbruari 2016 Versi HKI
Yang mau saya analisa adalah Liturgis yang menjadi liturgis adalah Efran Pasaribu,yang dimana mulai dari barisan prosesi masuk saya melihat dalam hal gaya jalanya juga sudah menunjukkan dia itu seorang pelayan Tuhan yang sabar karna dari cara berjalanya juga dia santai namun pasti,begitu juga dalam hal pembacaan yang ada di tatip dia tidak ada lagi takut dan gerogi dia bisa di namakan menguasai mimbar,sehingga dalam dia membacakan Votum dan yang lainnya dia santai dan tenang tanpa terburu-buru dan suaranya kedengaranya jelas dan tidak mengundang keributan karna liturgisnya juga santai tenang dan yang paling penting jelas apa yang dibacakanya dan dapat dipahami yang mengikuti ibadah tersebut dan liturgis juga adalah perbuatan kita kepada Tuhan,apakah kita melakuaknya atau sebagai liturgis hanya untuk tampil di depan orang banyak,atau kah kita melakuaknya hanya untuk kemulian nama Tuhan, dan apakah persiapan kita untuk bekerja di ladang Tuhan, karna dari sini juga kita akan dapat memberikan yang terbaik untuk Tuhan yang dapat menyenangkan hati Tuhan.
Nama:uten Perlinda Marbun
BalasHapusNIM:12-01-974
Ting/jur:IvB/Teologi
Indah Senin, 7 Februari 2016 Pertemuan DPA (Dosen Pembombing Akademik)
Liturgi: Antonio Hutagalung
Khotbah: Pdt. Bertha L. Tarigan, M.Th
Natsir khotbah : 2 Korintus 5:16-17
Manusia tidak terlepas dari keadaan masa lalunya, baik itu suka maupun suka. Namun bagaimana Paulus kembali menasihatkan kita bahwa kehidupan orang percaya harus berbeda dengan kehidupan orang yang belum mengenal Tuhan karena yang lama susah berlalu sesungguhnya yang baru sudah datang. Jadi orang percaya harus tetap memandang bahwa masa lalu itu adalah sebuah pelajaran untuk lebih baik karena orientasi dari masa lalu adalah orientasi masa depan. Jadi kehidupan orang Kristen harus terlihat melalui karakter dan perbuatan kasih. Artinya semua keramah tambahan, senyum, tegur sapa, dan cara belajar juga cara ibadahnya orang Kristen harus di atas rata-rata semuanya itu untuk kemuliaan nama Tuhan juga menyenangkan hati Tuhan melalui pola hidup hidup sehari-hari.
Nama : Mariati Sitepu (Perbaikan)
BalasHapusNama : Mariati Sitepu
Nim : 12.01.941
Ting/Jur : IV-B/Theologia
Tata ibadah kampus STT Abdi Sabda senin 15 Februari 2016 (special Valentine Day)
Lagu-lagu ibadah yang di lakuakn pada tanggal 15 Februari ini sangat sesuai sama hari Valentine dan semua lagu-lagunya dapat menunjukkan kasih sayang kita kepada sesama kita, karna dari lagu ini kita bisa menunjukkan kasih sayang kita kepada sesama kita sebagai ganti dari perkataan bisa di nyanyikan kaarna lagu di dalam tatip ini semua mengarah kepada kepedulian terhadap sesama manusioa dan sebagai ucapan bahwa kita semua sama dan satu di mata Tuhan. Dengan demikian harus kita menyayangi sesama kita, dan ketika kita saling menyayangi dapat peduli kepada sesama kita maka kita sama saja menyayangi Tuhan dan kita saling tolong menolong dengan sesama kita seperti Gal 6:2a banyak yang harus kita lakuakn untuk saling tolong menolong kepasa sesama kita karna perbuatan dan tingkah laku sesuai dengan firman Tuhan kita pasti bisa menyenangkan hati Tuhan, dan ini bisa kita maknai dan kita ketahui dari lagu-lagu yang kita nyanyikan,seperti lagu yanga ada di dalam tatip ini yang bertepatan di buat tim KK hari Valentine/yang bernuansa Happy Valentine,dan ini memang semua mengarah kepada saling peduli terhadap sesama kita manusia.
Nama:Uten Perlinda Marbun
BalasHapusNIM:12-01-974
Ting/jur:IVB/Teologi
Ibdah Simalungun Jumat 12 Februari 2016
liturgi:Hotni malau
Khotbah: Christi Saragih
Persembahan pujian PMTS
Analisis Taur-taur (Tolopan, Ismail)
Perbaikan
Semenjak masuknya Injil ketanah Simalungun membawa dampak yang luar biasa bagi kehidupan suku Simalungun, terkusus dalam budaya. Injil menerangi budaya yang ada yang dimana awalnya dianggap oleh suku Simalungun pada awalnya adalah berbaur Okultisme, contohnya budaya taur- taur yang dulunya dipakai untuk menyembah nenek moyang mereka, namun Injil telah membawa dampak luar biasa yaitu budaya yang disebut diatas sudah dipakai didalam gereja misalnya ibadah kampus STT Abdi Sabda telah memakai taur-taur dalam penyambutan prosesi guna untuk membawa jemaat lebih serius dalam mengikuti indah dalam liturgi peribadatan. Dengan adanya taur-taur jemaat dapat membayangkan bagaimana Allah benar- berperan dalam hidupnya dan hatinya tersentuh untuk beribadah dalam hati yang sungguh. Jadi tidak ada yang salah dengan budaya taut-taur, yang dipakai untuk memuji Tuhan dalam menyenangkan hatiNya.
Nama : Winda Apriantri Br. Sitepu
BalasHapusNIM : 12.01.977
Ting/Jur : IV-B/Teologi
Laporan analisa terhadap Ibadah Kampus, Jumat, 12 Februari 2016 (4).
Pengkhotbah : Christi Saragih
Liturgis : Hotni Malau
Nats Pengantar Khotbah : Roma 10:8b-13
Khotbah : Ulangan 26:1-11
Pembawa Nyanyian Taur-taur : Ismail Sidabutar dan Tolopan Silalahi
Keterangan : Tambahan analisa (Perbaikan).
Yang ingin saya tanggapi ataupun analisa dari Ibadah Kampus ini adalah “Taur-taur” dari suku Simalungun. Taur-taur adalah sejenis nyanyian Mazmur Simalungun. Taur-taur digunakan untuk menghantar jemaat mengikuti ibadah yang akan dilaksanakan. Menurut saya, Taur-taur ini bermakna positif untuk dijadikan sebagai penghantar ibadah di dalam kebaktian. Mengapa? Karena melodi dan nyanyian Taur-taur ini juga sangat menenangkan hati jemaat, sehingga hal ini membuat jemaat lebih fokus lagi dalam mengikuti ibadah.
Di dalam buku, Rasid Rachman, Pembimbing ke dalam Sejarah Liturgi, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), dituliskan bahwa para reformator gereja XVI juga memberi tempat istimewa kepada nyanyian Mazmur. Baik Luther maupun Calvin sangat menghargai Mazmur sebagai nyanyian jemaat. Pada masa Calvin, Mazmur diterjemahkan ke dalam bahasa setempat dan disederhanakan agar bisa dinyanyikan jemaat dengan maksud agar jemaat tidak menyanyikan lagu-lagu yang tidak sesuai dengan iman Kristen. Hal ini agar bertujuan agar jemaat memiliki lagu-lagu yang sopan, suci, membuat umat berdoa kepada Allah dan mengajarkan kasih Allah. Pentingnya Nyanyian Mazmur untuk kehidupan gereja adalah sebagai salah satu unsur liturgi (Ibadah secara keseluruhan) dalam kehidupan gereja.
Menurut analisa saya Mazmur adalah “suara gereja”, yaitu mencerminkan realitas kehidupan umat pada zamannya. Mazmur merupakan sendi dari kehidupan gereja. Lantunan Mazmur Simalungun membuktikan bahwa nyanyian Mazmur memiliki pengaruh terhadap jemaat, yaitu bagaimana jemaat dengan tenang dan syahdu untuk memuji Allah yang Maha Pengasih.
Syalom, Tuhan Memberkati.
Nama : Winda Apriantri Br. Sitepu
BalasHapusNIM : 12.01.977
Ting/Jur : IV-B/Teologi
Laporan analisa terhadap Ibadah Kampus, Jumat, 19 Februari 2016 (6).
Pengkhotbah : Gesti Hutasoit
Liturgis : Efran Pasaribu
Nats Pengantar Khotbah : Kejadian 15:1-12, 17-18
Khotbah : Filipi 3:17-4:1
Keterangan : Tambahan analisa (Perbaikan).
Yang ingin saya tanggapi ataupun analisa dari Ibadah Kampus ini adalah “liturgis”. Dalam konteks ibadah Kristen, liturgi adalah kegiatan peribadahan di mana seluruh anggota jemaat terlibat secara aktif dalam pekerjaan bersama untuk menyembah dan memuliakan nama Tuhan. Di dalam ibadah, liturgis merupakan seseorang yang memimpin kebaktian, sehingga harus bersahabat dengan keadaan jemaat karena ia adalah pemimpin kebaktian.
Liturgi adalah ungkapan diri gereja, maka dilakukan oleh umat secara bersama-sama secara sadar dan aktif. Jadi sifatnya partisipatoris. Kalau umat menyadari makna tindakan naratif dalam liturgi, biasanya liturgi akan menjadi lebih mudah dihayati dan umat berpartisipasi dengan kesadaran yang lebih mendalam. Memahami bahwa liturgi adalah arena untuk mencipta ulang kehidupan juga membawa implikasi penting untuk menekankan bahwa liturgi harus mewadahi pergumulan kehidupan manusia. Oleh karena itu, liturgis harus bersahabat dengan keadaan jemaat, karena jemaat Tuhan juga harus berpartisipasi dalam liturgi ibadah.
Syalom, Tuhan Memberkati.
Nama : Devi Setiani Natalia Br Ginting
BalasHapusNim : 12.01.917
Ting/Jur : IVB Theologia
Laporan Analisa Khotbah Jumat, 29 Januari 2016 Chapel STT Abdi Sabda Pukul 10.00 WIB
Pengkhotbah : Pdt. M. Lumbangaol, S. Th
Pembacaan nats Pengantar Khotbah : 2 Korintus 3:12-4:2
Kotbah : I Korintus 13, 1-13
Pada ibadah ini, berbicara mengenai kasih, pasal 13 banyak terdapat karunia-karunia dan pada pasal ini juga dikritik lah perbuatan-perbuatan yang kurang menyenangkan hati Tuhan. Oleh sebab itu dijelaskan bahwa apabila kita mempunyai iman dan itu adalah buah kepercayaan dari Tuhan tentang memindahkan gunung. Jika memiliki iman sebesar biji sesawi maka pada saat Yesus bertanya pada murid-muridnya dengan hal serupa juga maka murid pun tergangak dan tidak ada murid yang berani menjawab. Dari perkataan Yesus tersebut dapat saya analisa bahwa ternyata kita ditantang Yesus untuk memperkuat iman kita kepadanya dan tidak main-main dengan firmanNya. Dan refleksi yang dapat saya ambil ialah bahwa melalui khotbah ini bahwa pada intinya kasih yang sempurna adalah Yesus Kristus dan kita dapat menunjukkan kasih Allah itu di dunia ini. Berbicara tentang kasih maka kasih ada tiga yakni Di dalam Alkitab terdapat 4 kata kasih, yaitu yang Pertama Filia adalah Kasih filia sering disebut sebagai brotherly love, yaitu kasih persahabatan di antara saudara, atau teman. Kasih seperti ini jelas secara natural bisa timbul misalnya apabila kita merasa senang mengobrol dengan seseorang, merasakan kecocokan, nyaman sharing dan sebagainya. Akan tetapi kalau kasih ini tanpa diterangi kasih agape, persahabatan yang terjalin sebenarnya akan menjadi sempit sekali dan yang Kedua Eros Kasih eros diidentikkan sebagai romantic love, yakni perasaan yang terdapat di antara pasangan lawan jenis atau lovers. Serupa dengan filia, apabila eros tidak didasari dengan agape maka yang ada hanyalah sifat ingin memiliki dan menikmati secara egosentris. dan yang Ketiga Storge, Kasih storge adalah motherly love (juga berlaku bagi ayah); mungkin ini tipe yang lebih relevan dengan pembahasan kita. Kasih macam ini adalah kasih yang penuh kebaikan, pengorbanan dan kesungguh-sungguhan. Akan tetapi, apabila tidak ada terang kasih agape dalam relasi orangtua dan anak ini, maka kasih yang ada dapat bersifat subjektif, memanjakan atau memaksakan kehendak atas nama kasih. Keempat Agave artinya kasih yang tanpa perhitungan dan tanpa peduli orang macam apa yang dikasihinya. Ini adalah bentuk-bentuk kasih yang bisa ada di dalam diri manusia secara umum maupun yang sudah menjadi anak-anak Tuhan. Namun, mari kita coba renungkan lebih dalam bahwa apabila kasih-kasih tersebut tidak berpusat pada kasih Agape, maka kasih-kasih ini dapat berbersifat egois, kejam, dan manipulatif dalam relasi satu dengan yang lain. Dan yang perlu saya tekankan melalui analisa saya terhadap khotbah ini ialah mari lah kita sebagai anak-anak Allah memancarkan kasih ditengah-tengah kehidupan kita, agar orang lain dapat merasakan kehadiran Yesus Kristus melalui kehidupan kita. dan orang lain percaya bahwa Yesus yang kita sembah itu adalah Yesus yang penuh Cinta Kasih. Amin
Nama : Uten Perlinda Marbun
BalasHapusNim : 12.01.974
Ting/Jur : IVB/Teologi
Ibadah, Jumat 26 february 2016
Liturgis : Ade Trisna Hutabarat
Pengkhotbah : David Saragih
Analisa, Bahan Khotbah : Yesaya 55: 1-10
Melalui Firman Tuhan Allah menawarkan sesuatu yang paling berharga bagi manusia dalam kepercayaan, artinya siapa pun boleh duduk bersama dengan Allah untuk menikmati semua hidangan yang ada, makan yang di maksud bukan sekedar makanan semata, namun menyangkut rohani yaitu kehidupan yang kekal dari Tuhan Allah dengan Cuma-Cuma tanpa uang pembeli, yang menjadi pertanyaan bagi kita apakah kita mau ikut serta dalam jamuan yang di tawarkan Allah?. Allah yang begitu luar biasa memberikan hak penuh bagi jemaat atau manusia lainnya dalam menikmati apa yang sudah disediakan Tuhan, karena semuanya sudah disediakan manusia tinggal mengelolahnya, namun yang sering terjadi dalam kehidupan manusia mereka tidak mau turut dalam perjamuan makan yang sudah disediakan Allah, manusia lebih memilih jalannya sendiri dan tidak mau mencoba apa yang sudah ditawarkan Tuhan melalui Firman Tuhan, hal duniawi memang sangat penting, namun yang terpenting dalam soal iman adalah hal kerohanian.
Nama : Uten Perlinda Marbun
BalasHapusNim : 12.01.974
Ting/Jur : IVB/Teologi
Senin 29 february 2016
Liturgis : Tolopan Ria Silalahi
Pengkhotbah : Pdt. Abraham L. Hutasoit
Bahan Khotbah : Yosua 5: 9-10
Analisa, Persembahan Pujian : Paduan Suara Revalatio
Lagu pujian bagi Tuhan adalah sebuah alunan atau ungkapan hati dalam segala hal keadaan hati, baik dalam suka, juga duka. Sebagaimana hamba Tuhan yaitu Daud yang mengungkapkan isi hatinya melalui lagu-lagu pujian dalam mazmur. Kita bisa melihat atau mengetahui bagaimana keadaan hati seseorang melalui alunan lagu yang di nyanyikannya, karena pujian tersebut adalah suatu gambaran hatinya. Demikian juga dengan persembahan pujian yang di bawakan Paduan suara Revalatio indah dalam paduan dan keseriusan penuh. Pujian atau alunan suara dapat terdengar indah dan menyentuh hati ketika pujian itu di nyanyikan dengan kesungguhan dari hati, penyanyi yang baik dan yang sukses adalah penyanyi yang dapat mendengar suaranya dan mampu menyesuaikan warna suaranya dengan orang lain, dengan pujian hati jemaat dapat digambarkan juga dapat merangsang akan pemaknaan sebuah kisah yang terjadi di belakang lagu tersebut.
Nama : Uten Perlinda Marbun
BalasHapusNim : 12.01.974
Ting/Jur : IVB/Teologi
Ibadah Senin 15 Februari 2016
Liturgis :Naomi Eliana Tarigan
Pengkotbah : Pdt. Dr. Erick J. Barus
Analisa, Bahan khotbah : Kejadian 15: 1-12
Abraham adalah bapa orang percaya yang selalu berpengharapan kepada Tuhan, sehingga memang jelas bagaimana Allah menyertai kehidupannya. Walaupun Abraham menantikan janji Allah yang begitu lama namun dia sangat setia, sehingga memang di sangat melimpah harta seperti yang tertulis dalam firman Tuhan (Matius 6: 33) kesetiaan itu membawa dia pada orientasi masa depan yang cerah. Jadi dalam melakukan segala dalam hidup ini harus penuh dengan kesetian dalam proses supaya kita menang pada ahirnya. Hal menunggu adalah yang sangat membosankan namun Abraham tetap setia dalam penantiannya terhadap janji Allah yaitu janji berkat yang dari pada Allah melalui anaknya yaitu Ishak. Sekalipun sarah sudah jenuh dalam penantiannya namun Abraham tetap teguh dalam penantian yang luar biasa yang ahirnaya mendatangkan Berkat yang sangat luar biasa bagi Abraham dan keturunannya , perdebatan yang terjadi didalam keluarga Abraham dan sarah terhadap Hagar sebagai istri kedua tidak menjadikan iaman Abraham goyah namun dia tetap bijaksana dalam penantiannya.
Nama : Uten Perlinda Marbun
BalasHapusNim : 12.01.974
Ting/Jur : IVB/Teologi
Ibadah 4 Maret 2016
Liturgis : Sean Waruhu
Pengkhotbah : Pdt. W. Halawa
Analisa, Bahan Khotbah : Matius 15:21-28
Firman Tuahan mencoba mengajarkan kita bagai mana merendahkan hati dalam pengharapan dan iman yang teguh kepada Tuhan Yesus, sebagaimana telah di lakukan oleh perempuan kananaan yang datang kepada Yesus memohon pertolongan akan kesembuhan anaknya dari kerasukan setan, sekali pun Yesus awanya tidak menghiraukan dia namun dia tetap berusaha dengan kerendahan hatinya yang pada ahirnya Yesus mengabulkan permintaannya, dia tidak mempedulikan apa perkataan Yesus dan murid-muridnya yang dia tahu adalah berharap akan kesembuhan anaknya, bagaimana dengan kita saat ini apakah masih berharap dalam kerendahan hati? Keputus asaan akan membawa kita kepada kegagalan, dan akan menghalangi kita untuk melihat masa depan yang cerah, penantian dalam permohonan perempuan kanaan benar-benar menguji imannya, sekalipun mereka berada dirana budaya yang berbeda yaitu orang kanaan dan Yahudi, namun dia tetap merendah diri untuk memperoleh apa yang dia inginkan, banyak orang di jaman sekarang sudah meminta namun tangannya berada diatas, berarti tidak ada kerendahan dalam permohonan.
Nama : Devi Setiani Natalia Br Ginting
BalasHapusNim : 12.01.917
Ting/Jur : IVB Theologia
Laporan Analisa Khotbah Senin, 1 Februari 2016 Chapel STT Abdi Sabda Pukul 10.00 WIB
Pengkhotbah : Pdt. Dr. Jontor Situmorang
Pembacaan nats : 2 Kor. 3:12-4:2
Kotbah :Keluaran 34:29-35
Menurut analisa saya dari khotbah ini bahwa, dalam loh batu itu ada tulisan Allah! wajah yang dekat dengan Tuhan itu bercahaya bagi orang yang di sekitarnya dengan begitu cahaya yang ada dalam diri musa menjadi ketakuatan! Karena sebagaimana bangsa israel melihat cahaya Tuhan tersebut saja mereka tidak sanggup. Tuhan yang maha kuasa dan maha kudus karena kemahakudusan Allah itu akan membinasakan keberdosaan manusia itu. Persekutuan dengan Allah membuat murid berbeda dengan bangsa israel tapi perbedaan itu tidak membuat musa tinggi hati, tapi itu dipakainya untuk kemulian Tuhan, karena itu adalah anugrah Tuhan dan karunia Tuhan. Maka jika dikaikan dengan terbelahnya kemah Suci bukannlah karena manusia tapi karena Allah yang melakukan sehingga rumah ibadah dan tempat kudus menjadi satu dengan Tuhan Allah. Peristiwa itu menjadi pernyata antara Tuhan Allah dengan manusia artinya bahwa Tuhan meruntuhkan tembok-tembok tersebut. Dan Inti dari analisa saya bahwa cahaya kemuliaan Tuhan yang telah dianugrahkan Tuhan kepada kita anak-anakNya yang percaya padanya supaya itu kita pergunakan untuk menerangi orang lain. Oleh sebab itu buatlah cahaya itu dirasakan oleh teman dekat maupun disekeliling kita. Artinya bahwasanya dalam analisa tambahan ini saya ingin memberikan Ide agar kita bisa menjadi Garam dan Terang dunia sebagaimana tertulis dalam Mat. 5:13-14. Yesus menghendaki kita untuk menjadi garam dan terang dunia, disini Yesus menunjuk kepada kita yang percaya kepadaNya dengan identitas garam dan terang dunia, dengan mengatakan "kamu adalah garam dunia, kamu adalah terang dunia" Garam tidak akan berubah rasanya ketika bercampur dengan masakan, tetap asin, sebagai garam dunia ketika kita berbaur dengan orang-orang disekeliling kita dimana saja, apakah kita tetap bisa membawa indentitas kita sebagai anak Yesus? tidak terpengaruh dengan hal-hal duniawi? Terang akan bersinar didalam gelap, dan kegelapan tidak akan menguasainya. Jadilah terang yang bersinar didalam kehidupan sehari-hari dengan menjadi teladan dalam pelbagai aspek, sehingga orang akan melihat Kristus didalam diri setiap orang percaya dan memuliakan Allah. Oleh sebab itu maka Kita harus bisa menjadi garam dan terang, Artinya bahwasanya kita harus mampu Menyampaikan kabar baik ini kepada semua orang yang berdosa, karena semua manusia yang berdosa ini tidak mungkin dapat selamat dengan usahanya sendiri yaitu dengan berbuat baik, mau sebaik apa? sebaik-baiknya orang berdosa masih tetap dosa dan tidak memenuhi standard Allah, karena tuntutan Allah adalah sempurna. Hanya Anugerah Allah yang mampu menyelamatkan manusia yang berdosa. Anugerah itu ada dalam Yesus yang sudah menebus dosa manusia, Yesus adalah Allah yang menjadi manusia, bukan manusia yang menjadi Allah atau manusia yang dijadikan Allah. Amin
BalasHapusNama :Uten Perlinda Marbun
NIM : 12.01.974
Tingkat : 4B / Teologi
Ibadah karo Jumat 05 Februari 2016
Analisa Pengakuan Dosa, (liturgis oleh Andre Hartland Perangin-angin)
semenjak kejatuhan manusia kedalam dosa, saat itu juga lah hubungan manusia itu telah rusak dengan Allah, dan tidak boleh tidak manusia itu terlepas dari perbuatan dosa, terkadang karena keserakahan manusia yang mengahantar kan kita pada perbuatan dosa tersebut, ada rasa takut, dan cemburu, juga banyak hal lainnya, namun Allah juga setia dalam janjinya bagi siapa yang datang mengaku kesalahan dan dosa maka ia akan di ampuni, (Lukas 7:47), “sebab itu kukatakan padamu dosa yang banyak itu telah di ampuni sebab ia telah banyak berbuat kasih tetapi orang yang sedikit diampuni sedikit pula ia berbuat kasih.” Orang yang menyesal dan mengaku dosanya akan di beri pengampunan dan sesudah itu akan menjadi sumber berkat bagi orang banyak, karena perkataan Yesus terhadap perempuan sundal yang dihakimi para Ahli taurat setelah dosanya diampuni maka Yesus mengatakan pulanglah dan jangan berbuat dosa lagi, artinya bahwa orang yang sudah di ampuni dosa hendaklah tidak jatuh lagi dalam lobang yang sama, karena Allah juga setia dalam Janjinya.
Nama :Uten Perlinda Marbun
BalasHapusNim :12-10-974
Tingkat :IVB/Teologi
Ibadah Jumat 29 2016
Bahan Kotbah :1 Korintus 13:1-13
Analisa, Pengkotbah :Pdt. M. Lumbangaol, S.Th
Hakikat orang Kristen adalah kasih. Kasih yang dimaksud disini adalah yang tidak pernah mengenal rasa putus asa apa lagi pamrih, paulus dengan tegas mengatakan bahwa orang Kristen harus benar-benar membangun persekutuan dalam Tubuh kristus dalam gereja. sehingga memang terlihat jelas bahwa kasih itu adalah gambaran kehidupan orang Kristen yang tercermin dari karakter setiap umat manusia sebagai mana juga Allah sudah terlebih mengasihi manusia ciptaan-Nya tanpa melihat dari latar belakang kita. Karena Allah memberikan kasih Agave yang kekal untuk selamanya, sehingga kasih yang di miliki oleh percaya Kristus Yesus adalah kasih tanpa syarat (Yohanes 3:16), dan hendaklah kasih itu tidak membedabedakan, karena Allah juga datang dalam rupa manusia dalam semua kalangan bukan untuk yang kaya, juga bukan hanya untuk yang miskin namun bersifat universal, demikian juga halnya dengan kasih yang yang kita miliki kasih tanpa pandang bulu, menolong dengan ke iklasan hati sesuai dengan kerelaan masing-masing.
Nama : Yuwan Fades Ambarita
BalasHapusNim : 12. 01. 980
Tingkat/Jur : IVB / Teologi
Pengkotbah : Pdt. Lumbangaol, S.Th
Liturgis : Desy Saragih
Hr/Tanggal : Jumat, 29 Januari 2016
- Doa Pengakuan Dosa dan Janji Pengampunan Dosa
(Mazmur 32:5), Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. Jika kita mengakui dosa kita maka Dia adalah setia dan adil, sehingga dia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan (I Yoh. 1: 9). Firman Allah ini menegaskan bahwa tangan kasih Allah terbuka lebar bagi semua orang yang mengakui segala dosa dan pelanggarannya. Tidak ada manusia yang tidak berdosa namun karena kasih setiaNya, manusia tetap akan diampuni jika mereka meninggalkan segala kejahatannya dan berbalik kepada Allah.
Yesus Kristus telah memperdamaikan manusia dengan Allah melalui peristiwa di bukit Golgata, namun hendaknya umat manusia tidak lagi menyiayiakan karya penyelamatan itu dengan tetap berada dalam lingkaran setan. Sebab anugerah keselamatan melalui penebusan itu ada bukan untuk dipermainkan melainkan untuk dihidupi dan di amini bahwa kita telah dimateraikan dengan darahNya yang kudus.
Nama : Uten Perlinda Marbun
BalasHapusNim : 12.01.974
Ting/Jur : IVB/Teologi
Ibadah, Jumat 22 January 2016
Liturgis : Riosa Sembiring
Pengkhotbah : Pdt. Edward. Simon Sinaga
Bahan Khotbah : Keluaran 33: 1-6
Analisa, Doa syafaat :Mery S. Ginting
Doa adalah nafas orang Kristen, sekaligus jembatan bagi kita untuk berbicara kepada Allah, dengan doa kita dapat menyampaikan apa yang hendak kita minta dan harapkan dari Tuhan, baik itu secara pribadi juga untuk orang lain (doa syafaat), dengan iman yang teguh kita mengharapkan yang terbaik dari Allah. Jangan jenuh dalam memohon kepada Allah karna Allah akan mendengarkan setiap keluh kesah kita dalam ketulusan hati (Matius 7:7), janji Tuhan bagi setiap yang percaya dan yang selalu setia. Doa yang di panjatkan dalam ibadah ini bersifat universal atau menyeluh dan juga menyentuh semua kalangan, sebagai mana juga hamba-hamba Tuhan dalam Alkitab berdoa untuk umat Tuhan, dan keselamatan atau kesejahteraan bersama, rasul paulus berdoa untuk jemaat Kristus yang ada agar tetap dalam iman yang teguh kepada Tuhan Allah sekali pun ada di dalam perderitaan.
Nama : Yuwan Fades Ambarita
BalasHapusNIM : 12.01.980
Tingkat : IVB / Teologi
Kotbah : Pdt. Dr. Jontor Situmorang
Liturgis : Uten P Marbun
Hr/Tgl : Senin 01 Februari 2016
- Analisa lagu pujian dalam peribadahan
Bernyanyi merupakan khotbah kedua setelah di mimbar. Banyak orang yang bertobat oleh karena nyanyian, dan tak jarang juga manusia menuliskan pengalamn hidupnya dalam bentuk nyanyian oleh karena Allah menjama kehidupan mereka. Oleh karena Bernyanyi adalah sebagai sebuah bentuk tindakan yang dilakukan seseorang untuk mengekspresikan apa yang sedang terjadi, baik itu suka maupun duka, maka kita harus mengahayati lagu yang sedang kita nyanyikan, kita nyanyikan dengan serius dan tidak boleh bermain-main. Kita harus sadar bahwa Kita tidak dapat membayar Allah dengan apapun yang kita anggap sangat mahal yang ada didunia ini. Oleh karena ini, kita hanya bisa bersyukurbaik itu dengan bernyanyi memuji dan memuliakan Allah oleh karena KebaikanNya. Mengumandangkan nyanyian serta menghayati apa yang sedang kita nyanyikan dapat membawa kita pada titik kesadaran yang paling tinggi bahwa sebenarnya bukan hanya bibir yang bernyanyi memuliakan Allah, tetapi segenap hati dan jiwa serta melalui alat-alat musik yang mengiringi nyanyian tersebut. Mengekspresikan dan menyatakan penyesalan, memohon pengampunan serta menyatakan untuk siap menjadi seorang pengikut yang setia dikala suka maupun duka.
Nama : Yuwan Fades Ambarita
BalasHapusNIM : 12.01.980
Tingkat : IVB / Teologi
Kotbah : Ria Crismetalia Kaban
Liturgis : Andre Hartland Perangin-angin
Hr/Tgl : Jumat 05 Februari 2016
- Analisa Pengakuan Dosa
Dosa adalah perbuatan melawan cinta kasih Tuhan dan sesama. Setiap dosa berarti manusia menjauhkan diri dari Tuhan. Dosa dilakukan secara sadar, dengan sengaja (diinginkan), dan dalam keadaan bebas, akan berakibat merugikan orang lain dan drinya sendiri serta merusak hubungan dengan Tuhan. Akibat dosa, manusia kehilangan rahmat Allah yang pernah ia terima dalam sakramen baptisan. Dosa ikut mengotori kesucian Gereja Kristus. Relasi dengan sesama pun ikut rusak. Jika seseorang bertobat maka, ia pun berdamai kembali dengan Allah, Gereja, dan sesama.
B anyak hal membuat manusia ketakutan di dalam menjalani kehidupan di dunia ini, sumber dari ketakutan itu bermula dari sejak manusia jatuh kedalam dosa. Allah selalu mencari manusia namun karena dosa, manusia menjadi takut kepada Allah yang Maha Kudus. Allah yang kudus dan manusia yang berdosa, tidak akan pernah bisa bersama. Oleh sebab itu dosa harus dihukum supaya manusia bisa bersekutu kembali. Allah oleh karena kasihnya kepada dunia ini mengutus AnakNya yang tunggal sebagai korban persembahan yang agung. Segala dosa dan kejahatan manusia telah dilimpahakan kepada Yesus Kristus, puncaknya adalah Yesus dihukum sebagai hukuman atas dosa manusia. Jangan pernah takut berjalan dalam dunia ini sebab Allah yang adalah Kasih selalu beserta kita.
Nama : Yuwan Fades Ambarita
BalasHapusNIM : 12.01.980
Tingkat : IVB / Teologi
hari/Tgl : Jumat 12 feb 2016
Pengkotbah : Christy E. Saragih
Liturgis : Hotni Malau
- Analisa “Votum”
Yang saya pahami ketika dalam peribadahan yang menjadi perantara Antara manusia dengan Allah adalah seorang liturgos, berbicara dengan Allah mewakili seluruh jemaat yang hadir dalam peribadahan itu. Oleh karena itu liturgos harus menyerahkan segala sesuatu didalam nama Tritunggal yang Maha Kudus dan bersyafaat kepada Allah agar kiranya Allah tetap menyertai umatNya sampai selama-lamanya. Menceritakan kebesaran Allah sebagai moment perenungan agar jemaat kembali mengingat akan kebesaran Allah ditengah dunia ini, yang terkadang manusia lupa karena tipu muslihat dunia ini. Betapa besarnya Kasih setiaNya didalam kehidupan umat manusia, itu selalu dirasakan manusia melalui datangnya mentari di pagi hari, hujan yang membasahi bumi, dan musim-musim yang selalu berganti dan puncaknya yaitu menerima kita kembali sebagai warga kerajaan Allah. Dalam kehidupan sehari-hari sudah selayaknya kita manusia selalu meyerahkan hidup kita didalam nama Tritunggal yang maha kudus bukan hanya dalam peribadahan saja.
Nama : Yuwan Fades Ambarita
BalasHapusNIM : 12.01.980
Tingkat : IVB / Teologi
Kotbah : Pdt. Dr. Erick Barus
Liturgis : Naomi Eliana Tarigan
Hr/Tgl : Senin 15 Februari 2016
- Analisa terhadap Khotbah Kejadian 15:1-12
iman kita akan teruji ketika kita menghadapkan iman kepercayaan kita dengan logika pikiran manusia. Jika kita diperhadapkan kenyataan hidup, mungkin akan muncul dibenak kita pertanyaan-pertanyaan akan kasih setia Allah dalam hidup kita, dan ini adalah ujian yang harus mampu kita menangkan untuk dapat menerima kasih setia Allah. Kita harus percaya bahwa Iman melebihi logika manusia, di Ibrani 11: 1 dikatakan bahwa Iman adalah dasar dari harapan da bukti dari yang tidak kita lihat. Yang harus kita ingat jangan seperti bangsa Israel yang mencobai Allah di Masa yang mempertanyakan “adakah Tuhan ditengah-tengah kita atau tidak?”. Bagaimana jawaban iman kita ditengah berbagai ujian kehidupan?
Janji Tuhan itu pasti! Allah tidak akan ingkar janji. Bahwa jawaban dari kasih setia Allah itu tidak bisa langsung kita dapat seperti membalikkan telapak tangan, namun Allah akan senantiasa mengingatkan kepada kita janji setianya setiap waktu dan iman kita semakin dimurnikan dalam menerima janji itu.
Sering sekali kita tidak sabar menantikan apa yang kita harapkan, terkadang kita hampir putus asa karena yang kita harapkan tak kunjung tiba. Sama halnya dengan penantian Abram akan janji keturunan yang telah Allah janjikan, Abram hampir putus asa sebab usianya yang semakin tua tetapi selalu berpengharapan dalam berketurunan. Allah karena kemuliaanNya menyatakan diri kepada Abram bahwa janji-janji itu akan dipenuhi. Iman yang dimiliki oleh menghancurkan segala tembok keragu-raguan, oleh sebab kepercayaan Abram kepada Allah maka Allah memperhitungkan itu sebagai kebenaran. Allah tidak pernah berubah sejak dari dahulu, sekarang dan selama-lamanya. Itulah yang harus kita pegang teguh dalam kehidupan ini, mengimani setiap janjiNya dan melakukan segala perintahNya. Benar memang selama kita didunia ini kita tidak akan pernah terhindar dari sakit penyakit, penghianantan dan masih banyak kesusahan lainnya namun sebab dalam kelemahan kita itulah kuasa Allah yang sempurna akan dinyatakan. Kita hanya perlu menghadirkan Allah ditengah-tengah masalah kita, maka Allaha pasti akan beri kekuatan.
Nama : Yuwan Fades Ambarita
BalasHapusNim : 12. 01. 980
Tingkat/Jur : IVB / Teologi
Pengkotbah : Gesti Hutasoit
Liturgis : Efran Pasaribu
Hr/Tanggal : Jumat/19 Februari 2016
- Model HKI- yang dianalisa pada model ini adalah tentang nyanyian sebelum penjelasan khotbah dan nyanyian setelah penjelasan khotbah.
Firman itu adalah pekerjaan Allah melalui perantaraan hambaNya, Firman itu menjadi obat bagi orang yang patah hati, menjadi semangat bagi yang putus asa. Firman itu menjadi lampu dalam kegelapan, menjadi bekal makanan dan minuman rohani dikala manusia kelaparan dan dan kehausan. Asalkan orang yang mendengarkan firman itu mau membuka hatinya dan menerima Roh kudus melakukan pekerjaanNya.
Orang yang mendengar firman Allah dan yang telah membuka hatinya untuk menerima Allah bekerja, akan merindukan pertumbuhan supaya firman itu berbuah. Oleh sebab itu seseorang beriman bukan karena usahanya sendiri melainkan atas inisiatif Allah datang menjumpai manusia supaya beroleh keselamatan. Untuk itu patutlah kita bersyukur sebab Allah telah mengundang kita masuk untuk menikmati hidangan dalam meja perjamuan.
Nama : Yuwan Fades Aambarita
BalasHapusNIM : 12.01.980
Tingkat : IVB / Teologi
Pengkotbah : Pdt. Edward Simon Sinaga, M.Th
Liturgis : Riosa Sembiring
Hr/Tanggal : Senin 22 Feb 2016
Bahan Kotbah : Keluaran 33 : 1-6
- Analisa terhadap Syafaat
Setelah mengikuti ibadah ini rasanya ada yang berbeda, letak perbedaannya dari ibadah-ibadah yang sebelumnya adalah dimana tidak ada Votum, pengakuan Iman, dan tidak ada persebahan (Kolekte).
Bersyafaat dalam perspektif saya yaitu mendoakan semua orang yang ada dalam suatu negara, kota, tempat, atau sederhananya didalam konteks peribadahan tentulah mendoakan seluruh orang yang hadir dalam peribadahan itu. Saya terinspirasi dari kisah Nabi Amos yang bersyafaat ketika mendapat penglihatan dari Allah, dimana Allah akan menjatuhkan hukuman atas bangsa israel. Pasal-pasal tersebut menceritakan tentang: belalang yang melahap habis semua tumbuh-tumbuhan (Amos 7:1-2), dan penglihatan yang kedua yaitu api melahap habis semua samudera raya dan akaan memakan habis tanah ladang. Lalu Amos mengatakan “Tuhan Allah! berikanlah kiranya pengampunan!” sangat sederhana namun Allah mengurungkan niatnya akan hukuman yang hendak dijatukan kepada bangsa itu. Namun pada konteks ibadah saat ini pendoa syafaat terlalu lama bahkan bertele-tele saat berdoa. Menurut analisa saya, kesannya seolah-olah beliau sedang mengajari Tuhan. Padahal dalam Injil Matius 6:7 dikatakan “lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.” oleh karena itu kita juga harus memperhatikan keadaan sekitar dimana jangan sampai doa kita mengusik ketenangan orang lain ketika didalam peribadahan. Perlu juga kita pahami dari segi psikologi bahwa konsentrasi orang untuk mendengar yaitu kurang lebih 10 menit dan selebihnya orang akan cenderung bermain-main dan bahkan tertidur. Untuk itu hal inilah yang perlu kita perhatikan supaya dalam peribadahan kita konsentrasi tetap terjaga.
Nama : Uten Perlinda Marbun
BalasHapusNim : 12.01.974
Ting/Jur : IVB/Teologi
ibadah, Jumat 19 January 2016
Liturgis : Efran Paasaribu
Pengkhotbah : Gesti Hutasoit
Analisa, Bahan Khotbah : Philipi 3:17-4:1
Firman Tuhan kembali menasehatkan kita akan kehidupan kita yang penuh dengan tantangan ini, sebagai mana nasehat Rasul Paulus supaya kehidupan orang Kristen harus berbeda dengan orang yang belum percaya kepada Tuhan, makanan memang perlu, tapi jangan menjadi kan perut lebih tinggi dari iman kepercayaan kita kepada Tuhan, karena perkara makanan adalah sementara namun firman Tuhan kekal selamanya. Terkadang manusia jatuh juga dalam keindahan dunia dimana ketika kekayaan dan keindhan di tawarkan kepada manusia itu sendiri yang mengakibatkan manusia itu menjadi bersifat serakah dan bahkan taman hanya urusan duniawi atau yang bersifat sementara yaitu soal perut, jadi hal yang terpenting jadi terabaikan yaitu hal rohani dalam iman kepercayaan kepada Yesus kristus Firman Tuhan, karena bagi siapa yang memperoleh harta duniawi ia akan kehilangan harta sorgawi, namun barang siapa yang meperoleh harta sorgawi ia akan memperoleh harta duniawi.
Nama : Yuwan Fades Ambarita
BalasHapusNim : 12. 01. 980
Tingkat/Jur : IVB / Teologi
Pengkotbah : David Saragih
Liturgis : Ade Trisna Hutabarat
Hr/Tanggal : Jumat, 26 feb 2016
- Bahan Kotbah : Yesaya 55:1-10
-Undangan Keselamatan-
Umat Tuhan yang sedang berada di pembuangan sesungguhnya sudah melewati masa krisis. Mereka sudah memiliki kebebasan menikmati kehidupan sebagaimana masyarakat lain. Mereka memiliki sumber penghasilan sebagai upah jerih pekerjaan yang mereka lakoni. Mereka memiliki uang dan dapat membelanjakannya untuk keperluan hidup mereka. Namun, semua itu tidak memuaskan hidupnya. Ada yang kurang, ada yang mengganjal
awalnya keselamatan itu hanya untuk bangsa Israel, namun Allah karena kasihNya mengajak atau memanggil seluruh umat manusia untuk menikmati berkat-berkatNya. Panggilan ini menegaskan bahwa hanya daripada Allah lah keselamatan itu kita peroleh. Semuanya diberikan secara cuma-cuma, tanpa harus membayar sepeserpun hasil karya Allah itu. Ketika manusia mencari sesuatu diluar Allah maka hasilnya adalah kesiasiaan. Kebanyakan manusia berusaha menerka-nerka karya Allah namun hasinya adalah sia-sia, tidak ada seorangpun yang dapat menjengkali rencana Allah, namun kita hanya cukup percaya saja sepenuhnya kepada Allah sebab segala sesuatu yang datangnya daripada Allah semuanya adalah sumber kebaikan.
Nama : Yuwan Fades Ambarita
BalasHapusNIM : 12.01.980
Ting/Jur : IV-B/Teologi
Laporan analisa terhadap Ibadah Kampus, Senin, 29 Februari 2016
Pengkhotbah : Pdt. Abraham Lincoln, M.Th
Liturgis : Tolopan Silalahi
Khotbah : Yosua 5:9-12
- Analisa Khotbah
Paskah merupakan sebuah babak baru. Melalui paskah bangsa Israel akan mengingat bagaimana Allah telah membebaskan mereka dari perbudakan ditanah mesir. Mereka dibebaskan dari status bangsa budak menjadi sebuah bangsa yang bebas dan merdeka. Dengan demikian juga, paskah merupakan memberikan identitas baru bagi bangsa Israel. Melalui paskah mereka mengingat dan sekaligus diingatkan juga siapa diri mereka, yaitu bahwa mereka adalah umat Allah, umat yang dipilih dan ditebus oleh Allah. Dalam konteks ini bangsa Israel atau bisa disebut bahwa mereka ini adalah generasi padang gurun sedang merayakan paskah. Dalam paskah ini mereka kembali mengingat bahwa jati diri mereka adalah umat Allah, umat perjanjian. Hal ini sangat penting sebab mereka adalah generasi baru yang tidak mengenal sama sekali tentang paskah di Mesir. Satu hal yang menarik dari perayaan paskah kali ini adalah adanya pembaharuan perjanjian antara Allah dan umat israel yang mendahului perayaan hari paskah kali ini, yaitu melalui penyunatan. Dalam perayaan paskah ini mereka melihat bukan hanya bagaimana campur tangan Allah yang membantu mereka keluar dari mesir, tetapi bagaimana pemeliharaan Allah selama mereka keluar dari tanah mesir. Dimana Allah memelihara mereka melalui roti manna dari surga hingga sampai tanah kanaan menghasilkan makanan disitulah roti manna tidak turun lagi. Pada ibadah kali ini pengkhotbah bahwa Allah memperhatikan kehidupan manusia secara Totalitas. Artinya bukan hanya sekedar makanan jasmani ataupun pakaian dan tempat tinggal, namun juga kehidupan kerohanian seseorang. Dijelaskan juga bahwa Allah akan menghapuskan segal dosa dan pelanggaran manusia sebab Allah mau supaya manusia tidak lagi hidup dalam keberdosaan. Tidak akan ada lagi manna dari sorga melainkan hasil dari tanah yang telah Allah janjikan itulah yang akan menghidupi mereka. Oleh karena itu percayalah kepada Allah sebab Allah akan selalu menyertai kita seperti Allah menyertai Israel mulai dari Mesir sampai ke tanah Kanaan.
Nama : Yuwan Fades Ambarita
BalasHapusNIM : 12.01.980
Ting/Jur : IV-B/Teologi
Laporan analisa terhadap Ibadah Kampus, Jumat, 04 Maret 2016
Pengkhotbah : Pdt. Waspada Halawa, S.Th
Liturgis : Sean Waruwu
Nats Pengantar Khotbah : Roma 2:1-11
Khotbah : Matius 15:21-28
- Analisa terhadap Lagu pujian dalam peribadahan
Musik gereja telah mendapat perhatian yang serius dibanding dengan musik yang lain, karena terbukti bahwa para komposer musik gereja yang menulis karya-karya untuk gereja adalah musikus yang hebat dan mempunyai kretivitas dan imajinasi yang luar biasa. Disamping itu juga masa dimulainya suatu musik (sesudah abad 16 merupakan masa konflik) yang mencoba melepaskan diri dari kekangan biara dan memulai suatu usaha untuk menunjukkan jati dirinya sehingga dapat eksis bersama dengan seni yang lain. Pernyataan ini telah memberikan suatu gambaran bahwa musik gereja telah melalui berbagai macam ujian untuk eksis didunia. Dan perjalanan yang panjang ini membuktikan bahwa eksistensi musik gereja itu berkaitan dengan perjalanan gereja dan tidak bisa dipisahkan dengan gereja. Keterikatannya dengan gereja yang terutama adalaah perannya dalam liturgi yang dengan kalimat yang gamblang adalah fungsi dan tujuannya dalam ibadah gereja.
Sejenak saya merenung setelah peribadahan ini selesai, rasanya ada sesuatu yang beda. Saya berusaha mencari-cari apa perbedaan ibadah suku nias ini dari ibadah yang telah berlalu? Sesaat kemudia saya sadari ternyata yang membuat ibadah ini berbeda yaitu lagu pujian saat peribadahan yang sangat girang. Walaupun lagunya berasal dari buku lagu suku nias tetapi ada kesamaan dengan buku ende batak toba. Namun masalahnya bukan terletak pada kesamaannya namun pada saat lagu dikumandangkan musik yang mengiringi pujian tersebut mampu memecah keheningan.seolah mengarah pada lagu pop rohani masa kini, namun tetap menjaga keasliannya yaitu ciri khas lagu yang dibawakan para Zendeling Eropa dahulu.
Nama : Sweetry Noverlindra Sitohang
BalasHapusNIM : 12.01.970
Tingkat/Jurusan : IVB/Teologi
Ibadah Jumat, 12 Februari 2016
Pengkhotbah : Christy Elisabeth Saragih
Liturgis : Hotni Malau
Taur-taur : Tolopan Ria Silalahi dan Ismail Sidabutar
Ibadah ini dilakukan dengan menggunakan model liturgi bahasa Simalungun. Selain dari pada itu, seperti yang pernah kita bahas dalam sajian ke empat yang berjudul "Liturgi dalam Budaya", di dalam ibadah ini kami melihat adanya akulturasi, yakni pemasukan kegiatan-kegiatan budaya ke dalam unsur-unsur liturgi, dengan adanya taur-taur. Taur-taur ini adalah nyanyian atau seperti mazmur simalungun. Sebelum ibadah dimulai, kedua pembawa taur-taur tadi melantunkan puji-pujiannya yang saya lihat sbg bentuk penyembahan untuk menghadap hadirat Allah. Laki-laki dan perempuan berganti-gantian melantunkan taur-taur tersebut. Melihat hal yang demikian, jemaat secara spontan hening dan menikmati indahnya alunan taur-taur tersebut. Saya sendiri yang bukan merupakan orang Simalungun sangat menikmati indahnya alunan taur-taur tersebut. Apalagi jika itu diperdengarkan di telinga orang-orang yang asli simalungun atau pencinta budaya simalungun, saya kira ini menjadi penarik tersendiri di gereja-gereja suku. Namun dari apa yang saya lihat dan beberapa kali gereja di GKPS, saya tidak menemukan taur-taur ini. Saya pikir kita sebagai mahasiswa yang sudah mempelajari teologi kontekstual dan liturgika bisa mulai berpikir untuk membuat reformasi-reformasi di gereja masa depan. Selain daripada kita telah melestarikan budaya, kita membuat iman murni kita yang semakin dekat kepada Tuhan, bukan iman yang sudah mendapat intervensi barat melulu. Saya melihat budaya itu adalah diri kita, identitas kita. Jadi ketika kita menyampaikan penyembahan kita dengan budaya, maka kita menyembah Tuhan dengan identitas kita sendiri. Selain daripada itu, di sini kita juga diajak untuk mencintai diri kita, identitas kita, sehingga kita mampu mencintai diri oranglain(gereja lain, sekte lain), maka terciptalah rasa penghargaan yang tinggi antar sesama, tidak lagi rasa persaingan yang kuat, karena kita belajar menggali dan mensyukuri apa yang ada pada kita tanpa harus mengingini apa yang oranglain miliki. Seperti kalimat bijak yang dihanturkan oleh Epictetus, "Orang bijak tidak bersedih untuk hal-hal yang tidak ia miliki tetapi bergembira untuk hal-hal yang dia miliki". Mari kita gali potensi-potensi yang ada dalam budaya dan gereja kita. :)
Nama : Devi Setiani Natalia Br Ginting
BalasHapusNim : 12.01.917
Ting/Jur : IVB Theologia
Laporan Analisa Pengakuan Dosa dari Suku Karo Jumat, 5 Februari 2016 Chapel STT Abdi Sabda Pukul 10.00 WIB
Pengkhotbah : Ria Kaban
Pembacaan nats : Keluaran 34:29-35
Kotbah : 2 Korintus 3:12-18
Dari pengakuan dosa yang dapat saya analisa dari suku saya sendiri ialah bahwa memang didalam dunia ini banyak ketakutan yang selalu menghampiri setiap kehidupan manusia. Dan ketika iman manusia itu tidak kuat maka manusia itu sering meniggalkan Tuhan dan mencari kesenangan dunia dan pada akhirnya bahwa manusia sadar atau tidak sadar bahwa apa yang dilakukan itu tidak lagi menyenangkan hati Tuhan. Sehingga manusia telah jatuh kedalam dosa karena tidak mengandalkan Tuhan, tapi malah mengandalakan dunia ini saja, sehingga itu menyebakan manusia jatuh kedalam maut. sebagaimana ada tertulis di Alkitab bahwa upah dosa adalah maut (Rm 6:23). Dengan begitu maka kita setiap saat butuh pengampunan yang datangnya dari Bapa. dengan adanya pengakuan dosa tersebut disitulah kita mendekatkan diri kepada Pencifta. Agar kita diampuni dan kita tetap diberikan Keselamatan yang kekal yang datangnya dari padaNya. Dengan begitu kita diajak untuk tetap mengandalakan Tuhan bukan mengandalakan Dunia. Karena dunia hanya kan meberikan kesenangan sesaat, tapi tidak akan meberikan kesenagan yang kekal. dengan demikain maka doa pengakuan dosa tersebut sangatlah penting bagi kita dan bagi keberlangsungan hidup kita karena kita ini tidak akan menjadi apa-apa tanpa mengandalkan Yesus Kristus yang memelihara kita. Karena Bapa yang disorga tidak pernah berhenti untuk memelihara kita semua.
Nama : Devi Setiani Natalia Br Ginting
BalasHapusNim : 12.01.917
Ting/Jur : IV- B Theologia
Laporan Analisa Pengakuan Dosa Jumat dari Suku Simalungen, 12 Februari 2016 Chapel STT Abdi Sabda Pukul 10.00 WIB
Pengkhotbah : Cristi E. Saragih
Nats Khotbah : Ul.26:1-11
Pada pengakuan dosa dari suku simalungen dapat saya anlisan bahwa dengan kerendahan hati kami mengaku bahwa kami memiliki banyak melakukan yang tidak berkenan dihati Tuhan. Dengan demikian kami sebagai anak-anakmu yang tak luput dari dosa ini datang dan mengakui dosa kami. Ampunilah kami Bapa dengan kerendahan hati kami minta pertolongannmu. Dari nyanyian yang dinyayikan terlihat bahwa bagaimana pengakuan dosa itu kepada Tuhan agar diampuni. Dengan segenap hati datang kepada Tuhan karena itu lah ibadah yang sejati. Ibadah sejati yang saya maksudkan disini ialah Sikap hati yang tunduk menyembah dan melayani Allah dengan penuh hormat dan kasih. Dalam bahasa Yunani, kata ibadah memakai kata “latreia”, yang mengandung arti sikap tunduk serta mencium tangan tanda hormat dan kasih. Jadi ibadah yang sejati itu jika diartikan adalah mengandung arti suatu aktivitas menyembah dan melayani Allah dengan sikap hati yang penuh hormat, dengan sikap hati yang tunduk, dan dengan sikap hati yang dilandasi oleh kasih dari seorang hamba kepada tuannya. Kita melakukannya karena cinta, bukan karena paksaan, rutinitas atau asal-asalan. Jadi, ibadah yang sejati dan yang berkenan kepada Allah. Dengan mengakukan dosa itu artinya harus hidup yang penuh diperbaharui dengan menunjukkan tingkah laku yang mencerminkan perbutan iman. Dan dengan iman dapat dilihat bagaimana kita mengimani iman kita itu sendiri dalam kehidupan kita sehari-hari. Agar ketika orang lain melihat kita, mereka sadar bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang luarbiasa dan penuh kasih. Amin
Nama : Devi Setiani Natalia Br Ginting
BalasHapusNim : 12.01.917
Ting/Jur : IVB Theologia
Laporan Analisa Khotbah Senin, 15 Februari 2016 Chapel STT Abdi Sabda Pukul 10.00 WIB
Pengkhotbah : Pdt. Dr. Erik Barus
Pembacaan nats : Filipi 3:17-21+4:1
Kotbah : Kejadian 15:1-12
Analisa saya dari khotbah tersebut ialah dimana Abraham hidup dalam pengharapan kepada Tuhan. Kekudusan dari persembahan itu harus di jaga, Abraham selalu menunjukkan kesetiaannya pada Tuhan Allah. Dengan begitu bahwa jelas dapat direfleksikan bahwa jika ketika kita setia pada Tuhan maka semuannya akan ditambahkan Tuhan kepada kita. Artinya bahwa kesetiaan itu harus dibarengi dengan tindakan dalam hidup. Sama seperti ketika Abraham diberikan keturunan oleh Tuhan melalui Istrinya Sarah itu karena kesetiaan dan ketaatan Abraham. Karena bagi Tuhan Tidak ada yang mustahil (Nothing Imposible). Abraham mengenal siapa Allah dalam hidupnya. Abraham telah melihat karya Allah yang luar biasa dalam hidupnya, jauh sebelum Ishak lahir. Abraham telah mengenali panggilan Allah sejak usia 75 tahun. Panggilan Allah yang pertama itulah yang membuat Abraham meninggalkan Haran bersama Lot, untuk masuk ke dalam negri Kanaan (12: 1-9). Bahaya kelaparan telah memaksa Abraham pergi ke Mesir melalui Negeb. Di Mesir, ia dan Sarai dapat lolos dari Firaun karena Allah mendatangkan tulah atas Firaun (12: 10-20). Jadi, dapat dikatakan perjalanan iman Abraham bukanlah perjalanan yang instan, yang didapat hanya dalam hitungan hari. Imannya tumbuh seiring dengan pengenalannya kepada Allah dan pengalamannya berjalan bersama Allah. Alkitab memang tidak pernah menceritakan bahwa Abraham memiliki keraguan kepada janji Allah, namun sebagai manusia, Abraham pasti pernah bertanya-tanya dalam hatinya apakah yang ia jalani saat ini adalah suatu yang benar atau tidak. Tapi apa yang kita dapat pelajari dari Abraham adalah keraguannya sebagai manusia tidak menghalangi langkahnya untuk tetap menaruh kepercayaan kepada Allah. Dengan pengenalannya kepada Allah, Abraham dimampukan untuk sungguh mempercayakan diri kepada Allah. Itulah yang mendasari kesetiaannya kepada Allah. Maka dengan itu melaui khotbah ini harus dapat bercermin dari kesetiaan Abraham kepada Allah begitu pulalah kita dituntut selaku anak-anak Allah untuk taat dan setia dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Jasmani dan Rohani kita. Amin
Nama : Roles Paringatan Purba
BalasHapusNIM : 12.01.959
Ting/Jur : IV-B/ Teologi
Tanggal ibadah : Jumat, 29 Januari 2016
Pengkhotbah : Pdt. M. Lumbangaol, S.Th (1 Korintus 13:1-13)
Liturgis : Desi R. Saragih
Model Ibadah : Bahasa Indonesia
Persembahan Pujian : ---
Analisa Peribadahan : Khotbah
Di sini Paulus menekankan bahwa memiliki karunia Roh tanpa mempunyai kasih tidak berguna sama sekali. Sebagai satu-satunya keadaan di mana karunia rohani dapat memenuhi kehendak Allah, kasih haruslah menjadi prinsip yang mengendalikan semua manifestasi rohani. Paulus menasehati jemaat Korintus dan kepada kita semua untuk mengejar kasih itu dan berusaha memperoleh karunia Roh. Mereka atau kita yang hidupnya dipenuhi dengan kehiatan keagamaan belum tentu dapat menyenangkan hati Tuhan. Bagian ini menggambarkan kasih sebagai suatu kegiatan dan kelakuan, bukan sekedar suatu perasaan batin atau motivasi. Segi-segi kasih yang beraneka ragam menunjukkan sifat Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Oleh karena itu, setiap orang percaya harus berusaha untuk berkembang dalam kasih karena yang paling besar dan utama ialah KASIH. Sudah jelas bahwa Allah memuliakan sifat serupa dengan Kristus lebih daripada pelayanan, iman atau pemilikan karunia roh. Allah menghargai dan menekankan sifat hidup yang bertindak dalam kasih, kesabaran, kemurahan hati, dll. Dan yang paling besar dalam kerajaan Allah adalah mereka yang besar dalam kesalehan batin dan kasih kepada Allah, bukan mereka yang besar dengan prestasi lahiriah saja. Kasih Allah yang dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus selalu lebih besar dari iman dan pengharapan.
Nama : Roles Paringatan Purba
BalasHapusNIM : 12.01.959
Ting/Jur : IV-B/ Teologi
Tanggal ibadah : Senin, 01 Februari 2016
Pengkhotbah : Pdt. Dr.Jontor Situmorang (Keluaran 34: 29-35)
Liturgis : Uten Perlinda Marbun
Model Ibadah : Bahasa Indonesia
Persembahan Pujian : Tingkat I-PAK
Analisa Peribadahan : Khotbah
Musa dipelihara secara adikodrati oleh Allah selama berpuasa empat puluh hari ketika ia tidak makan atau minum. Baik secara alkitabiah atau secara fisiologis, puasa yang mencakup hal tidak minum. Dalam Alkitab berpuasa menunjukkan kepada disiplin berpantang makanan demi maksud rohani. Sekalipun berpuasa sering dikaitkan dengan doa, namun puasa harus dipandang sebagai suatu tindakan rohani tersendiri. Sebenarnya berpuasa dapat disebut “berdoa tanpa mengucapkan kata-kata”. Berbicara mengenai muka Musa yang bercahaya. Cahaya itu berkaitan dengan peran kepengantaraan Musa yang telah dibicarakan sebelumnya. Menurut tradisi Musa harus memakai cadar kalau ia tidak sedang menjalankan tugasnya. Apapun latar belakang cadar itu, yang penting dalam kisah ini adalah muka Musa yang bercahaya itu berasal dari Allah dan melambangkan kewibawaannya di hadirat Allah. Orang yang ditolak oleh umat, ternyata adalah orang yang sanggup memulihkan perjanjian mereka, dan yang kini sangat cocok mengenakan lambang tugas ilahi. Paulus menerapkan tradisi ini dalam 2 Kor 3:7-4:6.
Nama : Roles Paringatan Purba
BalasHapusNIM : 12.01.959
Ting/Jur : IV-B/ Teologi
Tanggal ibadah : Jumat, 05 Februari 2016
Pengkhotbah : Ria M. Kaban (2 Korintus 3:12-18)
Liturgis : Andre H. Peranginangin
Model Ibadah : Tata Ibadah GBKP (Gereja Batak Karo Protestan)
Persembahan Pujian : Mitra Kekelengen (Organisasi Mahasiswa GBKP)
Analisa Peribadahan : Pengakuan Dosa
sungguh banyak ketakutan kita dalam menjalani kehidupan ini. Ketakutan itu sering membawa kita jatuh kedalam dosa dan jauh terhadap Tuhan Allah. Sering manusia meninggalkan Tuhan Allah karena kuasa-kuasa yang ada di dunia ini. Sehingga lupa kita kepada Tuhan Allah yang telah mengasihi kita. Dalam pengakuan dosa ini kita diajak melihat kembali bagaimana kisah tokoh-tokoh dalam Alkitab yang Tuhan Allah kasihi yang telah jatuh ke dalam dosa namun setelah mereka mengakuinya kembali Allah menerima mereka. Sehingga melalui pengakuan dosa ini dapat menjadi sebuah refleksi dan perenungan bagi kita untuk mengingat kembali kesalahan dan dosa kita ketika kita tetap hidup dalam Tuhan dan mengakui kesalahan kita maka Tuhan tidak akan memperhitungkannya. Kemudian dalam pengakuan dosa itu terdapat banyak nyanyian yang mendukung dan merespon pengakuan kita kepada Tuhan. Namun dalam pengakuan dosa ini tidak ada ayat alkitab yang mendukung.
Nama : Roles Paringatan Purba
BalasHapusNIM : 12.01.959
Ting/Jur : IV-B/ Teologi
Tanggal ibadah : Jumat, 12 Februari 2016
Pengkhotbah : Christi Elisabeth Saragih (Ulangan 26: 1-11)
Liturgis : Hotni Malau
Model Ibadah : Tata Ibadah GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun)
Persembahan Pujian : Persekutuan Mahasiswa Teologi Simalungun (PMTS)
Analisa Peribadahan : Doa syafaat dan doa Bapa Kami
Pada kebaktian dengan tata Ibadah GKPS yang dibawakan oleh Persekutuan Mahasiswa Teologi Simalungun model yang dibuat yaitu model E dalam Agenda GKPS yang dimana Doa Syafaat dan Doa Bapa Kami disatukan. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat baik dan menyentuh hati jemaat ketika semua doa-doa syafaat sudah di sampaikan kepada Tuhan Allah maka di lanjutkan dengan doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus kemudian jemaar merespon dan mengerti arti dari doa tersebut sehingga jemaat tidak hanya mengucapkan secara bersama-sama saja tetapi saling mengetahui dan saling mengingatkan apa sebenarnya maksud dari pada Doa Bapa Kami tersebut. Bagian mengenai doa dimulai dengan cara yang sama seperti bagian yang mendahului. Disini sikap yang harus dihindari adalah memamerkan diri dalam doa. Para murid Yesus diinstruksikan untuk menghindari penyombongan diri melalui doa. Allah hanya akan mendengarkan doa yang disampaikan dengan hati yang tulus.
Nama : Roles Paringatan Purba
BalasHapusNIM : 12.01.959
Ting/Jur : IV-B/ Teologi
Tanggal ibadah : Senin, 15 Februari 2016
Pengkhotbah : Pdt. Dr. Erick Johnson Barus (Kejadian 15: 1-12)
Liturgis : Naomi Eliana Tarigan
Model Ibadah : Bahasa Indonesia (Perayaan Ulang Tahun & Valentine’s Day)
Persembahan Pujian : ---
Analisa Peribadahan : Khotbah
Pengalaman yang dihadapi Abraham dapat juga kita rasakan pada saat sekarang ini. Begitu banyak berkat Tuhan yang kita terima, namun dibalik berkat itu ada juga penderitaan yang kita hadapi. Kadangkala penderitaan yang kita hadapi membuat kita tidak percaya lagi kepada Tuhan Allah. Apalagi harapan itu seolah-olah tidak dapat menjadi kenyataan lagi, inilah yang membuat kepercayaan kita terkadang memudar kembali. Pengalaman Abraham yang tetap teguh di dalam Iman Kepercayaannya yang menjadi contoh untuk kita. Oleh karena itu, khotbah ini menceritakan perjanjian Allah dengan Abraham yang dimana pengkhotbah menjelaskan cerita bagaimana peristiwa Allah dan Abraham bertemu. Pengkhotbah juga menyampaikan bahwa “ketaatan dan kesetiaan tidak hanya doa saja tetapi marilah taat untuk apa yang diperintahkan dan adanya kesetiaan dan perlunya tindakan”. Namun yang menjadi kelemahan dari khotbah ialah mickrophonnya lalap rusak dan pengkhotbah kurang persiapan dalam hal pakaian karena hanya memakai batik dan tidak berdiri di mimbar pengkhotbah yaitu ditengah.
Nama : Roles Paringatan Purba
BalasHapusNIM : 12.01.959
Ting/Jur : IV-B/ Teologi
Tanggal ibadah : Jumat, 19 Februari 2016
Pengkhotbah : Gesti Hutasoit (Filipi 3: 17-4:1)
Liturgis : Efran M. Pasaribu
Model Ibadah : Tata Ibadah HKI (Huria Kristen Indonesia)
Persembahan Pujian : Persekutuan Mahasiswa Teologi HKI (PMT-HKI)
Analisa Peribadahan :Tangiang + Patik
Pada kebaktian dengan tata ibadah HKI yang dibawakan oleh PMT-HKI STT Abdi Sabda Medan yang dimana tangiang + patik (doa + titah) begitu juga menyanyikan lagu Haleluyadisatukan. Hal inin merupakan sesuatu hal yang menyentuh dan membuat jemaat lebih fokus dalam ibadah. Doa yang disampaikan merupakan suatu respon jemaat terhadap anugerah Tuhan Allah yang telah mengaruniakan anak-Nya Yesus Kristus supaya dikuatkan untuk melawan kekuatan dunia ini. Oleh karena itu sebagai respon jemaat menyanyikan lagu haleluya dan dilanjutkan dengan pembacaan ayat alkitab untuk mengingatkan jemaat untuk tetap taat terhadap titah yang telah ditetapkan oleh Allah yang menjadi pesan Allah kepada jemaat dalam satu hari itu. Oleh karena itu, hal ini sangat baik dan menyentuh jemaat karena jemaat dituntuk untuk meminta kepada Tuhan supaya dikuatkan dan diingatkan untuk melakukan titah yang sudah ditetapkan oleh Tuhan Allah.
Nama : Roles Paringatan Purba
BalasHapusNIM : 12.01.959
Ting/Jur : IV-B/ Teologi
Tanggal ibadah : Senin, 22 Februari 2016
Pengkhotbah : Pdt. Edward S. Sinaga, M.Th (Keluaran 33: 1-6)
Liturgis : Riosa Sembiring
Model Ibadah : Bahasa Indonesia
Persembahan Pujian : ---
Analisa Peribadahan : Khotbah
Bagian ini melanjutkan apa yang dikatakan dalam Kel. 32:33-34, yaitu lanjutan perjalanan menuju Tanah Perjanjian dengan bantuan seorang malaikat. Akan tetapi malaikat yang diceritakan dalam Kel. 32:34 itu hanya menegaskan kepemimpinan Musa. Masalah dasarnya adalah kehadiran Yahwe bersama Musa dan orang-orang Israel.seorang Malaikat tidak sama dengan Yahwe. Hanya didepan Yahwe orang Israel menyampaikan penyesalan dengan cara melepas semua perhiasan yang dikenakan. Bangsa Israel langsung di bawah pengawasan Allah. Karena itu, orang bisa menyangsikan keagungan perantaraan musa. Bangsa Israel yang berdosa yang telah keluar dari mesir, Allah menyatakan bahwa seorang malaikat akan memimpin mereka ke tanah yang dijanjikan. Akan tetapi, Musa yang tidak bersedia menerima keputusan ini, sekali lagi memohon kepada Allah. Tanggapan Allah kepada doa syafaat Musa menunjukkan sesuatu tentang cara-cara-Nya dengan umat-Nya. Tidak semua keputusan Allah itu sudah tetap atau tidak dapat dibatalkan. Sebaliknya, Ia adalah Allah yang menanggapi umat-Nya. Kadang-kadang Ia mengubah tindakan yang sudah diambil-Nya ketika umat-Nya dengan sungguh-sungguh berseru kepada-Nya dan menyerahkan diri mereka kepada-Nya dan kehendak-Nya. Allah senantiasa bebas untuk mengubah hukuman yang telah dinyatakan-Nya supaya menunjukkan kasih dan pengampunan.
Nama : Roles Paringatan Purba
BalasHapusNIM : 12.01.959
Ting/Jur : IV-B/ Teologi
Tanggal ibadah : Senin, 29 Februari 2016
Pengkhotbah : Pdt. Abraham L. Hutasoit, M.Th (Keluaran 33: 1-6)
Liturgis : Tolopan Ria Silalahi
Model Ibadah : Bahasa Indonesia (Paduan Suara Revalatio)
Persembahan Pujian : Paduan Suara Revalatio STT Abdi Sabda Medan
Analisa Peribadahan : Lagu Pujian-Koor
Lagu yang dinyanyikan ialah lagu Buni Bingkas ni Holong ni Tuhan ta I di au (Kuheran Allah mau membri rahmatNya padaku)dalam Paduan Kampus ini, lagu yang dinyanyikan dalam bahasa Batak Toba. Lagu ini sesuai dengan tema khotbah yang hendak disampaikan oleh pengkhotbah, sebab tema yang hendak disampaikan ialah berhubungan dengan pertobatan-perubahan hidup yang baik-sunat hati. Rahmat Allahlah yang ingin menyelamatkan bangsa Israel dan menghantarkan ke tanah yang dijanjikan, sungguh alangkah baiknya Tuhan itu. Dengan adanya persembahan pujian dalam kreatifitasan ini sangat memberikan kontribusi mahasiswa dalam menyampaikan pujian kepada Allah. Meskipun kita manusia dalam keberdosaan dan kita menyadari itu tapi Allah tetap memberikan rahmatnya melalui pengenalan firman Tuhan sebagai penebus kita umat manusia. Kuasa dan sabda-Nya membuat jiwa kita tentram oleh karena iman kita. Seluruh jalan hidup kita tetap menjadi rahasia sampai ajal kita dan bertemu dengan-Nya kelak. Kita tidak tahu bagaimana harinya kelak, apakah kita sudah mati atau kita bertemu langsung dengan Tuhan Allah. Oleh karena itu, sepantasnyalah kita merasa heran karena Allah telah memberi rahmatnya kepada kita dan Kristus menebus kita dari dosa.
Nama : Roles Paringatan Purba
BalasHapusNIM : 12.01.959
Ting/Jur : IV-B/ Teologi
Tanggal ibadah : Jumat, 03 Maret 2016
Pengkhotbah : Pdt. Waspada Halawa, S.Th (Matius 15: 21-28)
Liturgis : Sean Waruwu
Model Ibadah : Tata Ibadah Versi Suku Nias
Persembahan Pujian : Mahasiswa dari suku Nias
Analisa Peribadahan : Khotbah
Sebenarnya penyembuhan adalah kesempatan untuk sebuah percakapan iman antara orang kafir dan Yesus. Wanita itu mencoba memulai dialog dengan sebuah doa dan menyebut Yesus sebagai Tuhan dan Anak Daud. Pernyataan iman demikian sangat mengesankan Yesus sehingga Ia memenuhi permintaan wanita tersebut supaya anaknya di sembuhkan. Dalam rencana keselamatan Allah, temapat khusus diperuntukkan untuk orang-orang Yahudi, tetapi Yesus sendiri memuji dan menghargai iman yang hebat dari seorang bukan Yahudi. Bertekun di dalam iman yang benar berarti percaya kepada Allah dalam segala keadaan dan tetap setia kepada-Nya bahkan dalam keadaan kesulitan yang besar dan tampaknya bahwa Tuhan tidak memperhatikan. Inilah ujian iman. Yesus menginginkan kita para pengikut-Nya untuk selalu terus-menerus berdoa supaya dapat melakukan kehendak Allah bagi kehidupan kita. Dalam kehidupan ini kita harus tahan dalam proses, selidiki kesungguhan, kesetiaan, dan diuji dari berbagai dosa. Terkadang banyak yang tidak percaya doanya di dengar namun yang perlu kita ingat bahwa jawaban itu semua bukan menurut waktu kita tetapi waktu-Nya Tuhan. Oleh karena itu, marilah kita meningkatkan iman percaya kita kepada Tuhan dan siap melewati semua proses yang diberikan Allah dengan kebesaran iman kita.
Nama : Roles Paringatan Purba
BalasHapusNIM : 12.01.959
Ting/Jur : IV-B/ Teologi
Tanggal ibadah : Senin, 07 Maret 2016
Pengkhotbah : Pdt. Bertha Lyna Tarigan, M.Th (2 Korintus 5:17)
Liturgis : Antonio Hutagalung
Model Ibadah : Bahasa Indonesia (Pertemuan Dosen Pembimbing Akademik)
Persembahan Pujian : ----
Analisa Peribadahan : Renungan/ Khotbah
Melalui perintah Allah yang berkuasa untuk menciptakan itu, mereka yang menerima Yesus Kristus oleh iman dijadikan ciptaan yang baru, yang termasuk dunia baru Allah dimana Roh yang memerintah. Setiap orang percaya yang menjadi seorang yang baru diperbaharui seturut dengan citra Allah, ikut merasakan kemulian-Nya, dengan pengetahuan dan pengertian yang dibaharui dan hidup di dalam kekudusan. Disini Paulus menegaskan bagaimana sebenarnya orang percaya yang sudah hidup di dalam Kristus, sebagai ciptaan baru. Artinya bahwa, orang percaya yang sudah hidup baru di dalam Kristus hendaklah meninggalkan pola hidup yang lama. Orang percaya yang sudah hidup baru di dalam Kristus seluruh hidupnya harus mau kehidupannya dipimpin oleh Roh Kudus. Jika hidup yang sudah di pimpin oleh Roh Kudus berarti mengerjakan semua yang baik dan yang disukai oleh Tuhan Allah. Oleh karena itu kita sebagai mahasiswa teologi yang sudah hidup baru di dalam Yesus Kristus hendaklah hidup sesuai kehendak Allah, kehidupannya tidak lagi menurut kehendanya tetapi menurut kehendak Tuhan Allah karena Kristus telah berdiam di dalam kita. Orang percaya yang sidah menerima Kristus hendaklah menunjukkan gambaran Kristus melalui tingkah laku dan menjadi saksi dan memuliakan nama Tuhan Allah. Sehingga apa yang kita pelajari dalam mata kuliah Liturgika dengan tema “menyenangkan hati Tuhan” dapat kita aplikasikan dalam kehidupan kita. Maka dari itu terlihatlah kita sudah menjadi ciptaan yang baru dan hidup di dalam Kristus dan hidup diatas rata-rata.
Nama. :Meri Ginting
BalasHapusNIM. :12.01.942
Tingkat :IVB/ Teologi
Analisa Ibadah Jumat 29 Januari 2016
Pengkotbah : Pdt. M.Lumbangaol S.Th
Bahan Khotbah : 1 Korintus 13: 1-13
Analisa Khotbah :
Bahan 1 Kor 13: 1-13 mengingatkan kepada kita mengenai kebaikan yang paling utama bila kita memiliki iman dan kepercayaan dan Itu adalah bukti relasi Allah dengan manusia, yaitu Kasih. Kasih bersifat kekal dan itulah yang menghubungkan kita dengan Allah dan manusia lainnya. Tidak ada sifat apapun yang dapat melampaui keindahan Kasih. Yesus Kristus sendiri selalu mengajarkan Kasih kepada para pendengar pengajaran yang dilakukanNya. Yesus Kristus tidak pernah megutamakan perasaan “cintai “atau “sayangi”, tetapi Dia selalu mengajar untuk “mengasihi”. Ajaran yang paling ekstrim mengenai kasih adalah untuk mengasihi “musuh” (Matius 5:44, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”). Mengasihi musuh bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan, tetapi manusia pasti mampu melakukannya dengan bantuan Roh Kudus Tuhan.
Refleksi : Kalau kita memang benar-benar mengasihi sesama ciptaan lainnya, kita pasti melakukan hal-hal yang lebih baik, kita akan memanfaatkan semua waktu yang kita miliki untuk yang kita kasihi. Jika kita masih kecewa dengan seseorang, maka itu belumlah disebut dengan kasih. Kasih itu tanpa kekecawaan dan kasih itu bersedia mengampuni dan menerima oranglain dengan apa adanya tanpa membenci dan amarah. Kasih yang seharusnya dimiliki oleh orang yang percaya adalah kasih yang hidup dan penuh dengan kehangatan damai sejahtera. Jika amarah dan kekecewaan yang memimpin dunia ini, maka kasih akan terasa dingin (Matius 24:12, “Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin”)
Kotbah yang disampaian beliau sangat singkat dan menggunakan bahasa yang sederhana, sehingga mudah untuk dimengerti oleh para peserta ibadah. Pesan bijak yang sederhana membuat pendengarnya menggali ulang kasih yang kita miliki apakah masih penuh dengan kekecewaan atau imbalan? Ke dua hal itu bukanlah kasih.
Nama. :Meri Ginting
BalasHapusNIM. : 12.01.942
Tingkat :IVB/ Teologi
Analisa Ibadah Senin 1 Februari 2016
Liturgis :Uten Perlinda Marbun
Pengkotbah :Pdt.Dr. Jontor Situmorang
Bahan Khotbah :Keluaran 34: 29-35
Analisa Khotbah :
Tuhan memberikan 2 loh batu kepada Musa di Gunung Sinai ketika bangsa Israel telah keluar dari tanah perbudakan yaitu Mesir. Kedua loh batu itu ditulis dari tangan Allah sendiri dan berisi tentang ke 10 perintah Allah, atau lebih dikenal dengan Hukum Turat. Kedua loh batu itu diberikan kepada Musa untuk semua bangsa Israel. Ketika Musa turun dari gunung Sinai, alangkah terkejutnya dia mendapati bangsa Israel sedang berpesta-pora menyembah seekor patung lembu emas. Lalu, Musa marah dan melemparkan loh batu itu hingga pecah. Musa lantas menggiling patung lembu emas itu, dan memasukkan materi atau serbuknya ke sumber air yang ada di situ dan menyuruh seluruh bangsa Israel minum di situ. Karena loh batu yang asli sudah pecah, maka Musa kembali ke gunung Sinai dan menulis ulang 2 loh batu itu. 40 hari lamanya Musa berada di gunung Sinai, dia tidak makan dan minum. Ketika ia kembali wajahnya bercahaya. Musa berbeda dengan umat yang lainnya, karena kemuliaan Tuhan ada padanya. Pada saat Harun dan semua orang Israel melihat mukanya, maka takutlah mereka mendekati dia, tetapi Musa berbicara dan menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya, bahwasanya wajahnya bercahaya karena ia telah berbicara kepada Allah.
Refleksi : Salah satu bentuk pancaran kemuliaan Allah adalah kerapian dan keceriaan pada penampilan dan wajah seseorang. Ada unsur ketenangan dan kedamaian ketika oranglain berpapasan dengannya. Seseorang yang memancarkan kemuliaan Allah menjadi pembawa damai ketengah-tengah kelompoknya dan mampu memberikan semangat kepada oranglain. Untuk mendapatkan cahaya kemuliaan Allah, kita harus memiliki disiplin penyembahan pribadi. Hubugan pribadi dengan Allah akan merubah penampilan menjadi berwibawa dan memiliki otoritas ilahi. Cahaya kemuliaan Allh itu ada di dalam Roh Kudus yangvtinggal dihati kita. Mari persiapkan diri untuk semakin bercahaya. Pancarkan cahaya kemuliaan Tuhan yang ada pada kita masing-masing. Jika Tuhan merasa senang dengan perbuatan dan iman kita, maka Allah akan memberikan cahaya kemuliaanNya dengan cuma-cuma.
Nama. :Meri Ginting
BalasHapusNIM. : 12.01.942
Tingkat : IVB/Teologi
Analisa Ibadah 5 Februari 2016
Liturgis :Andre Hartland PA
Pengkotbah :Ria Kaban
Bahan Khotbah :2 Korintus 3:12-18
Analisa Pengakuan Dosa :
Setiap manusia yang beribadah adalah orang yang berdosa. Di dalam ibadah, ia akan mengalami suatu anugerah pengampunan dosa, setelah ia mengakui dosa-dosanya di hadapan Allah. Pengakuan dosa berarti manusia merendahkan diri dihadapan hadirat Allah yang kudus, lalu memohonkan anugerah dan Allah memberi perintah yang baru untuk dilakukan. Pengakuan dosa akan membantu jemaat untuk terus memperbaiki kelakuannya di dunia ini menuju kematangan iman yang dewasa untuk benar-benar menjadi seseorang yang terus menerus mengalami pertobatan menuju kehidupan yang kekal. Semua manusia pasti pernah berdosa, jika seorang manusia enggan untuk mengakui dosanya, maka Allah yang Maha Pengasih itu juga tidak akan memebrikan pengampunannya, karena Allah tidak menginnginkan kematian orang fasik, tetapi pertobatannya. Bagi GBKP sendiri, pengakuan dosa penting dilakukan dalam tata liturgi ibadah karena dengan adanya bagian pengakuan dosa ini, jemaat diharapkan dapat memperbaiki kehidupannya dan mendapatkan anugerah pengamounan dosa dari Tuhan.
Kritik :Pada saat pengakuan dosa dilakukan, ada bagian bernyanyi dari KEE GBKP No.304 bait 1-4. Bagian ini terlalu berlebihan karena memakan waktu yang lama dan menimbulkan kebosanan kepada peserta ibadah, terkhusus bagi peserta yang tudak mengerti bahasa Karo. Di dalam Tata Liturgi GBKP 52 minggu juga sepertinya hal ini tidak dilakukan. Jadi menurut analisa saya, sebaiknya bagian bernyanyi sampai 4 bait, lebih baik di hindari apalagi pada saat ibadah kampus. Karena hal ini akan memakan waktu yang lama dan mengganggu waktu perkuliahan.
Nama :Meri Ginting
BalasHapusNIM. :12.01.942
Tingkat :IVB/ Teologi
Analisa Ibadah 12 Februari 2016
Liturgis :Hotni Malau
Pengkhotbah :Christy Saragih
Bahan Khotbah :5 Musa (Ulangan) 26:1-11
Analisa Waktu Peribadatan :
Waktu atau Masa (menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997), adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung. Setiap orang memiliki pandangan yang relatif berbeda mengenai waktu yang mereka jalani dalam setiap kegiatan di dalam kehidupannya masing-masing. Termasuk waktu peribadahan. Waktu peribadahan yang berlangsung terlalu lama dapat mengakibatkan kebosanan kepada jemaat, karena konsentrasi seseorang untuk mendengarkan secara fokus dan mendetail standartnya hanya 10 menit pertama saja. Ketika sebuah peribadahan dilakukan dengan waktu yang begitu lama dan dengan bahasa yang kurang dimengerti maka hal itu akan menimbulkan kebosanan yang berkepanjangan. Waktu Peribadatan yang dilakukan pada tanggal 12 Februari 2016 sangat lambat dan lama. Pembukaan ibadah memang sangat menarik, jemaat disuguhkan dengan duet antara Tolopan Ria Silalahi dan Ismail Sidabutar untuk menyambut barisan prosesi dengan ngerengget versi simalungun yang merdu. Lalu barisan prosesi disambut dengan 3 orang penari yang mengikuti ataupun mengalo-ngalo para petugas ibadah. Kedua hal itu memang sangat baik adanya, tetapi memakan waktu yang cukup lama dan mengganggu waktu perkuliahan dan konsentrasi mahasiswa yang menghadiri ibadah. Waktu dimulainya ibadah mengalami keterlambatan dari jadwal yang seharusnya dilakukan dan hal ini sudah cukup membuat banyak peserta ibadah yang bersugut-sungut. Khotbah yang dilakukan Cristy Saragih dengan tema “Persembahan Yang Hidup” baru dilaksanakan pada pukul 11.45 WIB. Hal ini menimbulkan kontroversi diantara kepenatan akademik dan sesaknya chapel STT abdi Sabda. Pengaturan waktu adalah aspek yang penting untuk diperhatikan karena itu juga menentukan konsentrasi seseorang yang mengikuti ibadah. terkadang yang membuat keributan dan buyarnya konsentrasi jemaat bukanlah masalah jemaat tidak mendengarkan dan mengikuti liturgi peribadahan dengan khusuk, tetapi masalah waktu sering menjadi pemicu keributan di dalam ibadah. Karena, setiap manusia memiliki kapasitas konsentrasi yang ternbatas, untuk itu waktu peribadahan juga baik untuk diperhatikan untuk menciptakan ranah ibadah yang memberikan kesegaran rohani kepada jemaat yang hadir. Konsentrasi jemaat untuk beribadah pastilah menyenangkan hati Tuhan.
Nama :Meri Ginting
BalasHapusNIM. :12.01.942
Tingkat :IVB/Teologi
Analisa Ibadah 15 Februari 2016
Liturgis :Naomi Eliana Tarigan
Pengkhotbah :PDt. Erick Barus
Bahan Khotbah :Kejadian 15: 1-12
Analisa Khotbah :
Abraham gusar karena ia tidak memiliki keturunan dari istri yang paling dikasihinya yaitu Sarah. Masalah ini adalah masalah yang sangat besar di dalam konteks kebudayaan Abraham pada saat itu, karena Abraham tidak memiliki hak waris atas harta-hartanya yang melimpah yang telah diberikan Allah kepadanya. Untuk itu, Abraham bermaksud memberikan hak ahli warisnya kepada seorang hamnanya yang bernama Eliezer. Tetapi Allah tidak berkehendak demikian, Allah memberikan berkat perjanjian kepada Abraham, yaitu keturunannya akan sebanyak bintang di langit, yang tak terhitung banyaknya. Oleh karena imannya yang begitu tegar, Abraham percaya akan berkat perjanjian yang Allah berikan kepadanya. Abraham menjalankan hubungan vertikalistik dengan Allah. Allah berkarya ke dalam kehidupan Abraham, yang mustahil menjadi kenyataan. Abraham menjadi Bapa Semua Orang Percaya dan menjadi Bapa Leluhur untuk 3 agama besar di dunia yaitu Kristen, Islam dan Yahudi, melalui kedua putra yang dikasihinya yaitu Ishak dan Ismael.
Refleksi : Janganlah surut keimanan kita, karena Tuhan tahu apa yang men jadi pergumulan kita. Karya Tuhan akan dinyatakan bagi setiap orang yang taat dan setia kepada Tuhan. Ketaatan bukanlah dengan doa, doa dan doa, tetapi menjalankan apa yang Tuhan minta. Kita harus melakukan sesuatu yang baik dimata Tuhan untuk mendapatkan karya Tuhan. Janji Tuhan itu nyata hanya bagi orang yang percaya dan emnunggu janji dengan setia dan tanpa bersungut-sungut. Menunggu janji Tuhan dengan penuh kepercayaan akan menyenangkan hati Tuhan untuk membuktikan iman kita kepada Allah.
Kritik : Khotbah kali ini kurang menceritakan janji Allah kepada Abraham secara detail dan khotbah ini tidak menceritakan bagaimana Abraham berjuang dan bekerja untuk mendapatkan janji Allah tersebut. Khotbah ini juga tidak ada sedikit pun menyinggung hari kasih sayang. Saya rasa hal ini perlu dilakukan untuk menyegarkan pikiran mahasiswa dari kepenatan tugas perkuliahan dan pergumulan pribadi. Lagi pula menurut saya tidak ada salahnya disinggung sedikit mengenai kasih sayang sesuai dengan konteks 14 Februari yaitu hari Kasih Sayang sedunia.
Analisa Ruang Ibadah :
Ruang Ibadah terlihat sangat manis dan menghidupkan jiwa muda para mahasiswa ditengah ketekunan belajar demi akademik yang baik. Ruang Ibadah dihias dengan penambahan balon-balon yang manis di belakang Mimbar. Sangat membangun semangat dan inspirasi muda.
10. Nama. :Meri Ginting
BalasHapusNIM. :12.01.942
Tingkat :IVB/ Teologi
Analisa Ibadah 4 Maret 2016
Liturgis :Sean Waruwu
Pengkhotbah :Pdt M.Halawa
Bahan Khotbah :Matius 15: 21-28
Analisa Khotbah :
Khotbah kali ini mengisahkan mengenai perempuan Kanaan yang menang karena imannya. Perempuan Kanaan yang tidak percaya kepada Allah Israel datang kepada Yesus untuk meminta bantuan Yesus untuk menyembuhkan anak perempuannya yang kemasukan setan dan sangat menderita. Pada saat itu orang Yahudi mengklaim bahwa mereka akan selamat karena mereka adalah keturunan Abraham. Diluar dari Yahudi tidak ada keselamatan. Tetapi perempuan Kanaan ini tetap datang kepada Yesus dengan imannya. Tetapi, apa yang ia dapatkan, jawaban Tuhan Yesus seakan menolak rintihan minta tolongnya.
1. Ketika perempuan itu meminta tolong untuk yang pertama kali, Tuhan terdiam (ayat 23), Yesus tidak menjawab permintaan perempuan itu.
2. Ketika Tuhan seolah-olah menolak dia (ayat 24), Yesus berkata "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang di Israel". Tuhan Yesus seakan-akan menegaskan kehadirannya hanya untuk keselamatan bangsa Israel saja, tidak kepada bangsa lain. Tetapi perempuan itu tidak menyerah. Dia terus meminta dengan kerendahan hatinya (ayat 25).
3. Tuhan seakan-akan mengejeknya, (ayat 26), Yesus berkata "Tidak patut roti keselamatan ini diberikan kepada anjing". Kalimat ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa orang diluar Israel adalah anjing, terkhusus perempuan itu.
Tetapi pada ayat ke 27, perempuan itu tetap tidak merasa sakit hati. Perempuan itu menjawab Yesus :"Kalaupun roti itu dimakan tuannya, tetapi remahnya tetap bisa dimakan anjing-anjing." Inilah bukti kerendahan hati nya, inilah yang disebut dengan Iman. Demi kesembuhan anak perempuannya yang mendeita kerasukan setan, seorang ibu mengorbankan segalanya bahkan harga dirinya, this is faith. Perempuan ini tidak menyerah dan tidak marah sekalipun seakan-akan Tuhan telah menolak rintihan minta tolongnya, ia dimenangkan karena imannya.
Refleksi :Tuhan akan menjawab semua doa-doa yang kita panjatkan kepada Tuhan, tetapi jawaban itu haruslah melalui proses, tidak serta merta dijawab. Tuhan mau melihat kesabaran kita. Sanggupkah kita meminta kepada Tuhan dengan rendah hati? Krendahan hati dan iman adalah bukti menyenangkan hati Tuhan.
Khotbah yang disampaikan oleh Pdt M.Halawa, sungguh-sungguh menggugah iman banyak pendengarnya. Suara nya yang tenang dan perawakan nya yang ramah menjadi kan suasana ibadah terasa damai.
Nama : Devi Setiani Natalia Br Ginting
BalasHapusNim : 12.01.917
Ting/Jur : IVB Theologia
Laporan Analisa Khotbah, Jumat 19 Februari 2016 Suku HKI Chapel STT Abdi Sabda Pukul 10.00 WIB
Pengkhotbah : Gesti Hutasoit
Pembacaan nats : 1 Kejadian 15:1-12+17-18
Kotbah : Filipi 3:17-4:1
Dari khotbah tersebut dapat saya analisa berdirilah teguh dihadapan Tuhan artinya bahwa hidup menjadi teladan, jaga diri sepenuh hati karena dengan begitu nyata bagaimana Yesus bekerja dalam Hidup. Teguhlah dalam Tuhan dan berpeganglah teguh pada Tuhan karena Yesus Kristus adalah teladan tertinggi. Teladan yang paling kita tunjukkan pada orang adalah perbuatan tidak hanya teori karena itu akan berdampak dengan orang lain. menjadi teladan artinya sosok yang patut ditiru atau dijadikan panutan oleh orang lain, menjadi role model. Dunia akan selalu butuh juga haus akan keteladanan untuk dijadikan pelajaran berharga agar lebih baik lagi kedepannya. Alkitab dengan sangat jelas menunjukkan bahwa kita semua diminta untuk tampil menjadi teladan-teladan dalam banyak hal mulai dari perbuatan baik hingga iman. firman Tuhan yang mengingatkan kita untuk selalu berusaha untuk menjadi teladan dalam hal berbuat baik."Dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu" (Titus 2:7). Kita bisa melihat disini bahwa proses pemindahan atau transfer ilmu dan memberi pengajaran secara teoritis saja tidalah cukup. Yesus merupakan contoh sempurna akan hal ini. Yesus mengajarkan banyak hal tentang kasih dengan standar yang sungguh jauh dari apa yang dipandang dunia, tapi lihatlah bahwa Yesus tidak berhenti sampai pada pengajaran saja, melainkan menunjukkan pula lewat sikap hidupNya secara nyata. Jadilah pelaku dan pembentuk firman dan dengan begitu ternyata persaudaraan menjadi erat. Amin
Nama : Jhoni Pranata Purba
BalasHapusNIM : 12.01.935
Tingkat : 4B / Teologi
Analisa, Jumat 29 Januari 2016
Bahan Kotbah : 1 Kor 13:1-13 oleh Pdt. M. Lumbangaol S.Th
Votum adalah ungkapan “dalam nama Tuhan” (lihat Kol. 3:17) yang diucapkan oleh pemimpin liturgi. Ketika votum diucapkan, jemaat mengambil sikap tunduk.Votum dijawab umat dengan nyanyian “Amin”. Dalam ibadah sangat perlu votum karena akan mengundang kita untuk masuk dalam persekutuan dengan Allah. Votum akan mengingatkan kita untuk vokus sejenak dengan Allah dan meninggalkan semua gundah gulana dalam hati. Fokus kita dalam ibadah sangat dibantu dengan mulai ibadah dengan menggunakan Votum.
Penekanan dalam khotbah ini adalah Kasih bukan saja salah satu dari ciri khas orang krisstn tapi jiwa dari jati diri Kristen dan Kekristenan. Paulus menegaskan bahwa karunia yang paling utama yang harus dipraktekkan oleh setiap warga gereja untuk membangun tubuh Kristus adalah kasih.
Rasul Paulus menegaskan kepada jemaat di Korintus bahwasanya kasih harus ada di dalam setiap diri manusia. Apalah artinya kita beriman kalau kita tidak memiliki kasih terhadap sesama? Apalah artinya kita memiliki pengharapan jikalau hanya diri kita saja yang kita pikirkan untuk mendapatkan keselamatan? “Buah dari kasih adalah mampu menolong sesama”. Jikalau kita mengasihi seseorang dan sewaktu-waktu ia mengecewakan kita dan kita tidak lagi mengasihinya, maka sesungguhnya itu bukan kasih. “Kasih yang sempurna adalah kasih Agave yaitu kasih Allah yang kekal.” Oleh karena itu, gereja yang berdiakonia tanpa kasih sesungguhnya itu sia-sia dihadapan Allah. Marilah melihat kasih dan biarlah itu menjadi bagian di dalam hidup kita. Biar kasih itu “berproses dalam hidup kita”.
Nama : Jhoni Pranata Purba
BalasHapusNIM : 12.01.935
Tingkat : 4B / Teologi
Bahan Kotbah : Kel 34:29-35
oleh Pdt. Dr. Jontor Situmorang
Liturgis : Uten Parlinda Marbun
Khotbah merupakan pemberitaan firman Tuhan yang didasarkan pada kesaksian Alkitab yang adalah firman Allah. Khotbah ini juga dalam gereja arus utama merupakan puncak dari ibdah bukan seperti apa yang dilakukan oleh Katolik bahwa puncak dari ibadah adalah ekaristi. Sikap pengkhotbah juga sangat menentukan khotbah itu berhasil atau tidak. Selain suara yang baik itu juga perlu diperhatikan sikap badan pengkhotbah selama dia mengadakan tugasnya di Khotbah. Dalam buku E.P Gintings yang berjudul PENGKHOTBAH DAN KHOTBAHNYA menjelaskan bahwa Khotbah yang baik adalah khotbah yang sesuai dengan Konteks. Maka khotbah itu adalah dimana Allah berbicara kepada manusia dengan konteks yang terjadi dengan kehidupan jemaat. Dalam isi khotbah dalam ibadah ini analisa saya adalah.
• Mengenai perjumpaan Allah dengan Musa di gunung Sinai. Bahwa dua loh batu itu adalah tulisan Allah sendiri. Namun akibat dari kemarahan Musa dam ketidak sabaran Musa terhadap perbuatan umat Israel yang melanggar hukum Allah maka Musa melemparkan itu dan loh batu Tulisan Allah itu pecah. Namun Allah menyuruh Musa supaya membuat loh batu yang baru dengan pahatan Musa dengan cara Allah mendiktekan kepada Musa.
• Wajah Musa ketika dekat hadirat Allah itu bercahaya. Cahaya itu menunjukkan kemuliaan Allah. Kemahakuasaan Allah membinasakan kemanusiaan dalam kekudusanya. Karna kemuliaan tidak sama sama sekali dengan keberdosaan.
• Persekutuan dengan Allah membuat Musa beda dengan umat Israel .
• Dalam kehidupan kita apakah kemuliaan Allah itu terpancar dari kita ? harus kita hubungkan dengan kerapian, kebersihan dalam diri kita. Jenggot harus di cukur.
Nama : Jhoni Pranata Purba
BalasHapusNIM : 12.01.935
Tingkat : 4B / Teologi
Analisa Pengakuan Dosa, Jumat tanggal 05 Feb 2016, peliturgis oleh Andre Hartland Perangin-angin
Analisa saya mengenai pengakuan dosa yang ada dalam liturgi ibadah suku gereja GBKP ini sebenarnya sudah baik karena respon yang diberikan oleh jemaat sangat baik yaitu dengan menggunakan nyanyian yang tepat. Doa pengakuan dosa adalah doa pengakuan dosa di hadapan Allah yang mana umat mengakui segala keterbatasan, kelemahan, kepapaan, dan ketidaksempurnaan manusia dan gerejaNya dalam melakukan kehendak Allah Hal ini memicu kita mengoreksi apa yang kita lakukan dalam kehidupan kita. Namun dalam ibadah itu mestinya jika kita dalam konteks pengakuan dosa sebaiknya suara dari liturgis dan volume dari musik juga perlu sekali disesuaikan supaya suasana tidak menjadi ribut. Jika hal ini terjadi maka makna dari pengakuan dosa itu tidak kita temukan lagi. Pengakuan Dosa ini sangat perlu menurut saya dalam liturgi karena setelah kita mengakukan dosa kita kita kembali di layakkan dan siap untuk menerima firman Tuhan dengan sungguh-sungguh. Dalam istilah GBKP yang disampaikan oleh Pdt Krismas Imanta Barus ialah Pengakun dosa eme ulih kesadaren diri / pengenalen diri erkiteken kita jumpa ras Dibata si badia, si enggo nepa kita seri ras tempasna, si nepa kita guna tujun khusus. Yang artinya pengakuan dosa adalah buah dari kesadaran diri sebagai akibat dari perjumpaan dengan Allah yang maha kudus yang telah menciptakan manusia sesuai dengan gambarnya
Nama : Jhoni Pranata Purba
BalasHapusNIM : 12.01.935
Tingkat : 4B / Teologi
Analisa Ibadah Jumat 12 feb 2016
Pengkotbah : Christy E. Saragih
Liturgis : Hotni Malau
Nuansa Tradisi yang dilakukan dengan “Taur-taur” Simalungun dalam panggilan beribadah memberikan nuansa baru dalam ibdah ini. dalam analisa saya ketika nyanyian itu dikumandangankan bahwa jemaat berdiri di depan Allah. Banyak sekarang bahwa makna dan arti berdiri itu sendiri tidak dipahami dengan baik sehingga banyak yang malas berdiri ketika panggilan beribadah dikumandangkan. Sebab sesungguhnya kita berdiri di hadapan Tuhan Allah Mahakudus yang benar-benar hadir dalam ibadah-ibadah kita. Dan proses berdiri serta duduk kembali ini diarahkan oleh liturgis selaku pemimpin ibadah (sampai pada pengakuan iman) dan oleh pengkhotbah ( pada doa persembahan sampai selesai ibadah), inilah yang kita kenal dengan panggilan/seruan menyembah dan menghormati Tuhan Allah. Dengan demikian hendaklah kita berdiri dan duduk setelah liturgis/penghotbah mengundang kita berdiri ataupun duduk kembali, supaya tercipta keteraturan, sebab ibadah itu harus berjalan dengan teratur dan sopan (1 Kor 14:40).
Dalam ibdah suku Simalungun ini, sebenarnya saya tidak mengerti bahasa yang digunakan oleh pengkhotbah. Namun saya dapat menangkap inti dari khotbah ini adalah mengenai bagaimana kita harus memberi kepada Tuhan. Etika kita memberikan hasil panen kita kepada Tuhan haruslah diberikan dengan hati yang tulus. Dan hasil yang kita berikan kepada Tuhan haruslah yang terbaik sebagai ucapan syukur kita kepada Tuhan karena berkatnya telah melimpah dalam kehidupan kita. Dalam khotbah ini dijelaskan bahwa sebagai orang Kristen yang mengaku percaya kepada Tuhan tidak bisa hanya berbicara saja, namun harus dibuktikan dengan perbuatan yang nyata kepada Tuhan. Dalam konsep persembahan orang Israel kita diajari bahwa kita harus memberikan kepadaa Tuhan hasil pertama dari hasil tanaman kita dan itu harus yang terbaik. Demikian juga lah kita sebaiknya dalam kehidupan masa kini.
Nama : Jhoni Pranata Purba
BalasHapusNIM : 12.01.935
Tingkat : 4B / Teologi
Pengkotbah : Pdt. Dr. Erick J. Barus
Liturgis : Naomi eliana Tarigan
Hr/Tanggal : Senin, 15 feb 2015
Dalam isi khotbah ini pengkhotbah menekankan kesadaran kita sebagai manusia dan hal ini hanya untuk memuliakan Allah. Mengenal/kesadaran diri melalui perjumpaan dengan Tuhan yang menciptakan manusia demi tujuan hidup yang mulia bagiNya, maka muncullah kesadaran diri yang membawa kita kedalam intropeksi diri, baik tentang tujuan hidup dan cara kita memakai hidup, kekurangan, kesalahan akan dosa kita. Kesadaran diri adalah pondasi ketenangan dan kebahagiaan kita, sekaligus menjadi dasar bagi kita hidup di dalam keluarga. Kemauan kita mengaku dosa adalah tanda keterbukaan jiwa supaya hati dan pemikiran manusia kembali dipenuhi oleh kebijakan Tuhan. Pengakuan dosa adalah tempat Tuhan memasuki, menyembuhkan dan memperbaiki kehidupan manusia.
Namun dalam khotbah yang disampaikan oleh Pengkhotbah saya melihat penyampaian yang disampaikan oleh pengkhotbah seperti metode belajar di ruangan kelas. Menurut saya kurang menarik. Namun setelah mengingat pembelajaran Homiletika bahwa jenis-jenis Khotbah ada bermacam-macam.
1. Topikal yaitu khotbah yang punya tema, tema dipilih dahulu kemudian menerangkannya bagian demi bagian. Biasanya berkisar pada sebuah pokok yang diambil dari dalam atau luar Alkitab, misal; dosa, sorga, kelaparan, pemilu, hutang/kredit, soal-soal etika, dan sebagainya.
2. Tekstual yaitu khotbah yang berdasarkan nats. Mengambil dua ayat atau lebih dan kemudian menerangkannya dengan jelas. Tema, kalimat kunci, pokok-pokok pikiran diambil dari dua ayat ini saja.
3. Ekspositori yaitu didasarkan pada nats Alkitab yang dan pokok-pokok besar serta pokok-pokok kecilnya diambil dari nats tersebut.
4. Biografi biasanya lebih dari dua ayat. Tema, kalimat kunci, yaitu khotbah tokoh-tokoh yang ada dalam Alkitab.
5. Seminar yaitu khotbah yang mengambil satu tema khusus dan menguraikannya secara ilmiah dan diikuti dengan tanya jawab.
Menurut Haddon W. Robinson semua khotbah ini bisa disebut khotbah ekspositori. Khotbah ekspositori menurutnya merupakan komunikasi atas suatu konsep Alkitab yang diperoleh dan disampaikan melalui studi historis, gramatikal, dan kesusasteraan atau suatu perikop sesuai dengan konteksnya, yang pertama-tama diterapkan oleh Roh Kudus kepada pribadi dan pengalaman pengkhotbahnya, kemudian melaluinya baru kepada pendengarnya. Jadi apapun bentuk khotbah; apakah itu tekstual, topikal, ekpositori dalam arti perikop/pasal/kitab, semuanya bisa disebut khotbah ekspositori selama itu bersumber dari Alkitab, ditafsirkan dengan memperhatikan kaidah hermeneutis yang alkitabiah dan diekposisi dengan benar
Nama : Jhoni Pranata Purba
BalasHapusNIM : 12.01.935
Tingkat : 4B / Teologi
Pengkotbah : Pdt. Edward Simon Sinaga, M.Th
Liturgis : Riosa Sembiring
Hr/Tanggal : Senin 22 Feb 2016
Bahan Kotbah : Keluaran 33 : 1-6
Doa Syafaat : Merry Susunenta Ginting
Dalam analisa saya pada pertemuan ini bahwa kita harus taat beribadah kepada Tuhan. Namun dalam rangkaian ibadah ini saya mencoba menganalisa isi dari doa syafaat.
Doa Syafaat : syafaat berasal dari bahasa Ibrani Saphat yang berarti membela, karena itu seseorang yang ditunjuk untuk mewakili umat dalam memanjatkan syafaat kepada Allah tidak diperkenankan untuk berdoa bagi dirinya sendiri. Tetapi membawa seluruh pergumulan dan penderitaan umat ke hadapan Tuhan, kerena Jurusyafaat atau orang yang ditunjuk untuk bersyafaat berarti ia berperan sebagai pembela umat karena itu sangat tepat jika ia tidak menaikan syafaat untuk dirinya sendiri. Jadi jika dia menjadi jurusyafaat atau pembela bagi umat maka sebaliknya umat yag di doakanpun akan mendoakan dia dan secara tidak langsung umat juga adalah jurusyafaat bagi dia
Menurut saya doa yang baik adalah doa yang tidak bertele-tele. Kita memang harus mendoakan semua orang yang ada dalam kehidupan kita. Karna saya mencoba menggali apa yang dikatakan Calvin bahwa doa itu tidak usah terlalu panjang dan karena semakin panjang akan memiliki banyak kesalahan juga. Ini analisa saya tentang itu. Karena sebenarnya bagi saya Tuhan itu maha tau. Janganlah kiranya doa kita mengusik ketenangan orang beribadah
Nama : Jhoni Pranata Purba
BalasHapusNIM : 12.01. 935
Tingkat : 4B / Teologi
Pengkotbah : David Saragih
Liturgis : Ade Trisna Hutabarat
Hr/Tanggal : Jumat, 26 feb 2016
Bahan Kotbah : Yesaya 55:1-10
Pemimpin pujian (songleader) adalah orang yang bertugas memimpin jemaat menyanyikan lagu-lagu/puji-pujian dalam suatu Ibadah. Jadi peranan pemimpin pujian sangat diperlukan dalam ibdah. Dimana jika pemimpin pujian tidak menyanyikan pujian dengan baik, maka akan mengakibatkan ibadah akan kurang semarak. Namun jika nyanyian dinyanyikan sesuai dengan musik dan not yang tepat maka nyanyian itu akan terasa dan dapat dinikmati dan pujian itu akan menyenangakan hati Tuhan. Dalam ibadah ini saya melihat bagaimana song leader telah melakukan pelayananya dengan baik.
Analisa Khotbah yang saya dapatkan adalah, Yesaya adalah nabi besar dan dia mengatakan kepada bangsa Israel “kecaplah dan nikmatilah “ dimana dalam perikop ini menjelaskan istilah tret Allah menyediakan hidangan. Yesaya kecewa karena bangasa Israel sia-sia. Sajian yang hidangan yang disediakan Tuhan adalah sajian atau hidangan yang paling lezat, paling baik. Kebutuhan spritual dierikan Tuhan. Allah adalah Allah yang kudus maka apapun yang dikehendaki oleh Allah adalah segala sesuatu yang kudus. Orang yang menerima undangan keselamatan dari Allah ia akan menikmati hidup yang penuh sukacita dan ia akan menjadi berkat bagi banyak orang.
Nama : Jhoni Pranata Purba
BalasHapusNIM : 12.01.935
Ting/Jur : IV-B/Teologi
Laporan analisa terhadap Ibadah Kampus, Senin, 29 Februari 2016 (9).
Pengkhotbah : Pdt. Abraham Lincoln, M.Th
Liturgis : Tolopan Silalahi
Khotbah : Yosua 5:9-10
Yosua dipakai oleh Tuhan untuk menggantikan Musa dalam memimpin bangsa Israel. Kitab Yosua merupakan kitab yang pertama dan terkemuka yang berisi penuturan sejarah mengenai bagaimana Allah memenuhi janji-Nya untuk membawa umat-Nya ke tanah perjanjian (Yos. 1:1). Dalam khotbah ini saya menemukan bahwa pengkhotbah sangat menguasai bahan dan tidak terfokus terhadap konsepan yang dibawa. Gerak gerik pengkhotbah seakan menguasai setiap sudut ruangan sehingga aura dari pengkhotbah sangat kelihatan. Peserta yang hadir juga saya melihat dapat menikmati dan kadang-kadang tersenyum dengan firman yang disampaikan. Itu artinya firman itu masuk kedalam hati para jemaat. Pengkhotbah berusaha menyampaikan isi dengan refleksi yang tepat kepada semua mahasiswa Teologi.
Jika saya analisa bahwa renungan yang dibawakan oleh pengkhotbah sangat baik bagi saya. Karena pengkhotbah membawakan khotbahnya dengan sangat bersahaja sehingga membuat hati saya sangat tenang. Khotbah yang demikian lah yang paling saya senangi dalam ibadah memuji nama Tuhan.
Nama : Jhoni Pranata Purba
BalasHapusNIM : 12.01.935
Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
Pengkotbah : Pdt Waspada Halawa, S.Th
LIturgis : Sean Waruhu
Nats Khotbah : Matius 15: 21-28
Hari/Tanggal : Jumat, 4 Maret 2016
Analisa saya dalam isi khotbah ibadah padahari ini menjelaskan kepada kita bahwa kadang-kadang manusia terhadap Tuhan yang dianggap mungkin tidak mengabulkan doa-doa kita dan bahkan sebagian dari jemaat Tuhan juga bahkan meninggalkan Tuhan karena merasa doa tidak dijawab Tuhan.
Namun kita perlu meneladani seorang perempuan yang tertulis dalam Matius 15: 21-28. Perempuan ini merupakan perempuan Kanaan yang percaya kepada Tuhan. Ketika Perempuan itu meminta Tuhan menolaknya bahkan hingga beberapa kali pun ia tidak menyerah. Bahkan ketika Yesus dalam perikop ini menjelaskna bahwa “tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkanya kepada anjing”, perempuan ini tidak menyerah dan bahkan dia semakin merendahkan dirinya di hadapan Tuhan. Dalam ayat 27 juga dilihat suatu nilai tidak mudah sakit hati, perkataan yang rendah hati sangat tampak dalam perikop ini. Namun atas apa yang dilakukan Perempuan tersebut Yesus mengatakan bahwa ia memiliki iman yang besar. Dan apa yang dia mau dapat ia dapatkan.
Sedikit analisa saya mengenai lagu Nias yang dinyanyikan dalam ibadah ini adalah sangat baik. Namun dikarenakan ejaan Suku Nias yang berbeda dengan yang lain menyebabkan kebingungan dalam mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli, Dao Bapa Kami. Dan Votum. Hal ini terlihat banyak jemaat yang mumutuskan hanya melihat dan diam ketika hal ini dilakukan.
Nama : Sweetry Noverlindra Sitohang
BalasHapusNIM : 12.01.970
Tingkat/Jurusan : IVB/Teologi
Ibadah Pertemuan DPA. Senin, 7 Maret 2016
Pengkhotbah : Pdt. Berthalyna arigan, M.Th
Liturgis : Antonio Hutagalung
Nats Khotbah : 2 Korintus 5:16-17
Adapun ibadah pertemuan DPA ini adalah ibadah bersama Dosen Pembimbing Akademik yang menjadi penanggungjawab atas satu kelas. Kami kelas IVB dibimbing oleh ibu Pdt. Berthalyna Tarigan M.Th sejak duduk dii tingkat II. Kami selalu mengadakan ibadah sebagai pembukaan dari pertemuan kami. Kami mempunya sie. Kerohanian kelas yang tugasnya khusus untuk menangani ibadah kelas ini, yakni Antonio Hutagalung. Dan dia pula yang biasa menjadi liturgis atau yang mempersiapkan tata ibadah, lalu khotbah dibawakan oleh ibu Berthalyna sendiri. Dalam pertemuan kali ini, tema yang disampaikan ibu Bertha kepada kami ialah mengenai hidup baru. Kalimat "yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang" agaknya memiliki penekanan bagi kami. Ibu Bertha mengatakan kepada kami tentang bagaimana menghadapi tantangan. Masa lalu tidak akan pernah bisa diulangi, namun hanya bisa dijadikan bahan pelajaran. Sehingga apabila ada di masa lalu yang kira-kira akan mengganggu perjalananmu menggapai masa depanmu, maka tinggalkan saja. Ibu Bertha juga sempat mengutip salah satu istilah pak Jaka, yakni "luka bathin" agar jangan mau terikat dengan masa lalu yang tidak baik. Saya sangat menyukai pertemuan DPA, sebab menurut saya pribadi dari apa yang kami terima dari DPA kami. Di sanalah kami benar-benar mendapat penguatan, pendampingan, perhatian dan dukungan serta motivasi. Layaknya seorang ibu, kami selalu bercengkrama dengan santai dan membahas hal-hal yang tidak hanya menyangkut akademik, tetapi juga menyangkut hal-hal pribadi. Pertemuan DPA ini saya kira benar-benar baik untuk mahasiswa. Dan karena ibadah ini dilakukan hanya dua kali satu semester, maka pertemuan ini sangat berharga. Dan hendaklah dari pertemuan yang berharga ini dosen selalu hadir berbagi bersama mahasiswanya. Isi dari khotbah-khotbah yang disampaikan oleh DPA tentu sangat mengena pada kondisi kelas dan pribadi-pribadi kelas, sehingga penguatan dari Firman yang sampai itu semakin dihayati diresapi dan mudah-mudahan akan berbuah di kalangan mahasiswa.
Nama : Jhoni Pranata
BalasHapusNIM : 12.01.935
Ting/Jur : IV-B/Teologi
Laporan analisa terhadap ibadah pertemuan DPA (Dosen Pembimbing Akademik), Senin, 07 Maret 2016 (11).
Pengkhotbah : Pdt. Bertha Lyna Tarigan, M.Th
Liturgis : Antonio Hutagalung
Khotbah : 2 Korintus 5:16-17
Dalam ibadah bersama DPA kelas IV B di ruangank kelas. Ibadah yang dilaksanakan seperti ibadah harian. Mengapa hal ini terlihat tidak ada menggunakan liturgi baik itu tertulis atau dengan tulisan di papan tulis. Dosen juga menjelaskan bahwa ibadah yang demikian dilakukan sewaktu ibadah di jemaat mula-mula dimana pengkhotbah tidak berdiri melainkan duduk saja. Dalam firmanya dijelaskan bahwa pembaharuan dalam diri terus harus di tingkatkan dalam masa perkuliahan. Hidup yang lama harus ditinggalkan seperti yang dijelaskan rasul Paulus dalam 2 Korintus. Dalam ibadah ini tidak menggunakan alat musik sehingga lagu yang dinyanyikan adalah kidung jemaat yang dipinpin langsung oleh liturgis. Dalam penyampaian firman suara vokal yang disampaikan pengkhotbah sangat baik dan lantang sehingga hal ini sangat mudah menarik minat pendengar untuk fokus. Dalam penyampainan berkat kepada jemaat juga pengkhotbah tidak berdiri dan mengangkat tangan tetapi hanya duduk dan membaca Alkitab. Semua teman-temansangat suka cita dengan ibadah ini. dalam ibadah ini diadakan shering yang dipinpin langsung oleh ibu DPA dan membicarakan tentang pertemuan DPA selanjutnya akan diadakan di kolam renang dimana ibu dosen sendiri yang akan menjadi panitianya. Kebersamaan yang dibangun dan dengan kekompakan akan menjadikan kita kuat dalam menjalani segala sesuatu adalam kehidupan ini demikanlah yang disampaikan DPA dalam mengakhiri pertemuan.
1. Nama : Antonio Hutagalung
BalasHapusNIM : 12.01.906
Tgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
Tanggal Ibadah : Jumat, 29 Januari 2016
Pengkhotbah : Pdt. M. Lumbangaol, S.Th (1 Korintus 13:1-13)
Liturgis Ibadah : Desy R. Saragih
Model Ibadah : Bahasa Indonesia
Persembahan Pujian : ----------------------------------------------------
Analisa peribadahan : KHOTBAH
Pengkhotbah menyampaikan bahwa hakekat manusia adalah saling mengasihi, di dalam kota Korintus menyatakan bahwa banyak talenta yang terjadi disana, bahwa terdapat karunia-karunia yang ada, sekalipun saya beriman, itu tidak lengkap, karena tanpa kasih segala sesuatu adalah sia-sia. Saya setuju dengan ini mengapa? Iman tanpa perbuatan adalah mati. Maka perbuatan yang tidak dilandaskan kasih, maka tidak ada artinya semua, seperti di gereja. Berdoa di gereja dan bernyanyi namun disekitarnya tidak saling sapa. Demikian juga perkataan Pdt. Edward Sinaga, M.Th menyatakan tidak ada gunanya berdoa jika danau Tobamu, atau sesamamu itu kau sepelekan. Hendaknya setiap iman itu harus diaplikasikan atau dinyatakan dalam perbuatan iman sehari-hari melalui kasih, jikalau tidak, itu sama saja omong kosong seperti gong yang bergemerincing. Melalui kasih terwujudnya kesatuan Negara maupun gereja serta masyarakat terlebih dalam keluarga. Pengkhotbah menjelaskan dalam bentuk reflektif dalam kehidupan berasrama secara khususnya, sehingga dapat menumbuhkan dan membina kepribadian berasrama dan juga dapat meningkatkan spritualitas berasrama, mungkin ini dilatarbelakangi oleh keterbebanannya menjadi bapak asrama.
Nama ; Tri Bina Meisana Br. Ginting
BalasHapusN.I.M ; 12.01.973
Ting/ Jur ; IV-B/ Theologi
Tanggal ; 01 February 2016
Liturgis ; Uten Marbun
Pengkhotbah ; Pdt. Dr. Jontor Situmorang
Analisa ; Pengakuan Dosa
“Mengaku kesalahan kehadapanTuhan bukan lah hal yang mudah , akan tetapi mengaku dosa atau kesalahan kepaada Tuhan adalah hal yang sangat berat. Karena ketika kita mengaku dosa kepada Tuhan, kita harus beani mempetangungjawabkanya. Saat ada pengakuan pasti adanya keinginan dalam perubahan. Pada saat ini jikadilhat dalam konteks saat ini, kita untukmengaku dosa kehadapan Tuhan saja ada perasaan takut. Padahal yang utama adalah bagaimana kita mengakui secara pribadi mengakui dosa dan kesalahan . Maka dosa dan pelanggaran kita akan adanya pengampunan akan dosa kita.”
1. Nama : Antonio Hutagalung
BalasHapusNIM : 12.01.906
Tgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
Tanggal Ibadah : Senin, 01 Februari 2016
Pengkhotbah : Pdt. Dr. Jontor Situmorang (Keluaran 34:29-35)
Liturgis Ibadah : Uten Perlinda Marbun
Model Ibadah : Bahasa Indonesia
Persembahan Pujian : Tingkat I- Pendidikan Agama Kristen
Analisa peribadahan : PELAYAN (LITURGIS)
Kita menginjili di tengah-tengah budaya, budaya hanya dapat menerima seseorang jika sesuai dengan budaya tersebut, budaya kontekstual diperlukan sekali, termasuk dalam berpakaian. Cara berpakaian harus mencerminkan kewibawaan. Wanita harus memakai hairnet agar rambut tidak berantakan. Saya setuju memakai baju haruslah rapi, sebab imam yang ada di Perjanjian Lama pun melakukan hal yang demikian agar tidak menjadi batu sandungan bagi mereka yang datang untuk beribadah. Liturgis pada saat melayankan peribadahan ini sangatlah baik, karena merupakan bagian dari budaya yang dibawa oleh missionaris Eropa ke tanah Batak. Banyak orang memakai jas dalam melakukan suatu peribadahan dikarenakan budaya jas ialah budaya Negara maju, selain maju juga dapat berbasis nasional-internasional sehingga jika kita memakai pakaian adat dalam suatu organisasi gereja yang kurang maju atau tidak berfokus pada modernisasi, kemodernisasianlah yang terkadang membuat pakaian adat atau budaya itu pudar karena modernisasi sangat mempengaruhi dunia sehingga budaya kurang diperhatikan, atau kurang dilestarikan dikarenakan missionaris pada zaman dulu menganggap budaya Batak ialah kekafiran atau mengandung unsur occult.
Nama ; Tri Bina Meisana Br. Ginting
BalasHapusN.I.M ; 12.01.973
Ting/ Jur ; IV-B/ Theologi
Tanggal ; 05 February 2016
Liturgis ; Andre Perangi-angin
Pengkhotbah ; Ria Br. Kaban
Analisa ; Pengakuan Dosa (Ibadah Bahasa Karo)
“Ketidakmampuan dalam mejalani hidup, adalah mejadi ketakutan didalam kehidupan. Ketakutan itu mebuat kita lupa akan segalanya yang kita asa dapat mengalahkannya rasa ketakutan itu. ketakutan yang kta alami mengaahkan segalaya. akan tetapi yang perlu kita ketahui Kekuatan Tuhan akan mengalahkan rasa keakutan kita yang bagaimana pun yang terjadi dalam kehidupan. Ketakutan yang kita alami mejadi penghalag kita kepada Tuhan. Ketika kita maumengaku kepada Tuhan kerendahan hati yang ketidasanggupan kita ketika kita sendri.”
Nama : Mariati Sitepu
BalasHapusNIM : 12.01.941
Ting/Jur : IV-B/Teologi
Laporan analisa terhadap ibadah pertemuan DPA (Dosen Pembimbing Akademik), Senin, 07 Maret 2016 (11).
Pengkhotbah : Pdt. Bertha Lyna Tarigan, M.Th
Liturgis : Antonio Hutagalung
Khotbah : 2 Korintus 5:16-17
Pertemuan DPA adalah agenda STT Abdi Sabda yang dilakukan 2 kali dalam satu semester. hal ini memebrikan kesempatan kepada Mahasiswa untuk dapat berjumpa dengan DPA masing-masing atau shering mengenai permasalahan yang di hadapi dalam kuliah atau pribadi. dalam pertemuan DPA yang dilakukan rutin di kelas IV B DPA hadir tepat waktu dan memberikan khotbah mengenai hidup baru. dalam menyampaikan khotbah DPA tidak berdiri melainkan duduk saja. karna tradisi yang dibawa identik dengan jemaat mula-mula. dalam pertemuan ini terlihat bagaimana anak dengan ibunya berkumpul saling tukar pikiran dan bercanda. suasanya mencair ketika DPA membawa shering.
DPA juga menunjukkan kasihnya kepada anak bimbinganya dengan memberikan motivasi supaya senantiasa hidup dalam pembaharuan hidup bersama Tuhan dan melupakan apa yang terjadi dibelakang. antusias Mahasiswa sangat terlihat karena hal ini memang sangat rutin dilaksanakan.
1. Nama : Antonio Hutagalung
BalasHapusNIM : 12.01.906
Tgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
Tanggal Ibadah :Jumat, 19 Februari 2016
Pengkhotbah : Gesti Hutasoit (Filipi 3:17-4:1)
Liturgis Ibadah : Efran M.I. Pasaribu
Model Ibadah : Tata Ibadah Gereja HKI (Huria Kristen Indonesia)
Bahasa Ibadah : Bahasa Batak (Toba)
Persembahan Pujian : Persekutuan Mahasiswa Teologi HKI (PMT-HKI)
Analisa peribadahan : LAGU SEBELUM DAN SETELAH PENERANGAN FIRMAN TUHAN
Lagu ini memang baik sebagai respon dari pusat atau sentral dari ibadah yaitu khotbah. Perlunya bernyanyi untuk membangkitkan semangat mendengarkan khotbah yang menjadi sentral ibadah adalah hal yang sangat baik, selama saya beribadah di gereja Protestan yang melakukan hal ini ialah HKI, namun model ibadah ini juga salah ibadah yang telah ditetapkan juga di gereja GKPS. Lagu ini ialah sebagai ungkapan terdalam dalam menyampaikan isi hati jemaat tentang kerinduan mendengar Firman TUHAN sebagai penerang dalam kehidupan mereka, selain menjadi ungkapan dari isi hati, lagu juga dapat membangkitkan semangat serta katarsis dalam diri seseorang yang mampu membuat seseorang itu menjadi lebih fokus, konsentrasi, dan bersungguh-sungguh. Lagu sebelum dan sesudah mendengarkan firman Tuhan juga dapat membuat lebih indah bagi pendengar seperti Daud yang selalu bernyanyi dalam menyampaikan isi hati dan menunjukkan kebesaran Allah lewat lagu tersebut sehingga jemaat juga dapat mendengarkan khotbah dengan puji-pujian dan syukur. Lagu yang dinyanyikan sebelum penerangan firman adalah sebagai berikut: Hangoluan do hatam, sibegeon name. Ala asi ni roham, O Debata nami…….. dst. Menunjukkan bahwa firman adalah kehidupan dan menujukkan kesediaan jemaat untuk mendengarkan firman. Lagu sesudah penerangan firman yaitu: Pasu-pasu hataMi, sai suan tu rohangki. Asa marparbue I, ale Jesus Tuhanki……… dst. Ini sebagai respon atau doa jemaat agar firman itu dapat berbuah.
1. Nama : Antonio Hutagalung
BalasHapusNIM : 12.01.906
Tgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
Tanggal Ibadah : Senin, 29 Februari 2016
Pengkhotbah : Pdt. Abraham Lincoln Hutasoit, M.Th (Yosua 5:9-12)
Liturgis Ibadah : Tolopan Riah Silalahi
Model Ibadah : ------------------------------
Bahasa Ibadah : Bahasa Indonesia
Persembahan Pujian : Paduan Suara Kampus (PS Revelatio STT Abdi Sabda Medan)
Analisa peribadahan : LAGU KOOR
Lagu yang dinyanyikan ialah lagu Buni Bingkas ni Holong ni Tuhan ta I di au (Kuheran Allah mau membri rahmatNya padaku) dalam Paduan Kampus ini, lagu yang dinyanyikan dalam bahasa Batak Toba. Lagu ini sesuai dengan tema khotbah yang hendak disampaikan oleh pengkhotbah, sebab tema yang hendak disampaikan ialah berhubungan dengan pertobatan-perubahan hidup yang baik-sunat hati. Rahmat Allahlah yang ingin menyelamatkan bangsa Israel dan menghantarkan ke tanah yang dijanjikan, sungguh alangkah baiknya Tuhan itu. Dengan adanya persembahan pujian dalam kreatifitasan ini sangat memberikan kontribusi mahasiswa dalam menyampaikan pujian kepada Allah. Saya melihat bahwa ibadah ini hanyalah pembacaan mazmur dan tidak ada penjelasan khotbah. Saya melihat bahwa sebelum melakukan segala sesuatu perlunya ibadah singkat, saya salah satu tim Kerohanian Kampus STT Abdi Sabda juga dalam rapat pengurus KK, perlunya dilakukan seperti ini, dan Pdt. Pardomuan Munthe, M.Th memberikan usul yang sangat cemerlang, meniru cara ibadah STT HKBP Nommensen Pematang Siantar bahwa ibadah akan dilakukan setiap hari. Ini sangat baik, mengapa? Basis seorang calon Pendeta atau guru agama harus suka beribadah atau memiliki hati disiplin ibadah, dengan disiplin ibadahlah karakter seorang teolog akan dibentuk menjadi hati hamba. Suatu saat saya menunggu akan realisasinya ibadah setiap hari kampus saya yaitu STT Abdi Sabda selalu beribadah yang tentunya menjadi menjadi wadah pembinaan rohani bagi mahasiswa teologi.
Nama ; Tri Bina Meisana Br. Ginting
BalasHapusN.I.M ; 12.01.973
Ting/ Jur ; IV-B/ Theologi
Tanggal ; 12 February 2016
Liturgis ; Hotni Malau
Pengkhotbah ; Crrhisty Saagih
Analisa ; Taur-taur ( Ibadah Simalungun )
“Taur-taur yang dinyanyikan untuk menghantar kepada ibadah berisi ungkapan hati yang bahagia, sebagaimana ungkapan hati yang menggambarkan suasana hati. Dimana perasaa atau suasana sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta. Betapa bahagia sekali orang yang merasakan jatuh cinta. Dengan lantunan lagu yang menggambarkan suasana hati tersebut. Penyambut ibadah dengan lagu yang menggambarkan kebahagiaan membuat mengahantar dalam kebaktian atau beribadah kepada Tuhan menjadikan hati yang tenang dan penuh sukacita.”