Sabtu, 09 Juli 2016

PERTEMUAN CP 2016 - WILAYAH TOBASA



Notulen Pertemuan Tengah CP I/II Daerah Tobasa di Taman Eden 100
I.                   Pendahuluan
Abdi Sabda selaku lembaga pedidikan teologia yang bertujuan mendidik, membentuk, dan memperlengkapi mahasiswa untuk menjadi pelayan yang memiliki kreatifitas dan dinamis di tengah-tengah jemaat dan masyarakat.[1] Di dalam setiap pelaksanaan Collegium Pastoral (CP) STT Abdi Sabda memberikan waktu kepada mahasiswa dan juga dosen pembimbing pada pertengahan pelaksanaan CP untuk mengevaluasi pelaksanaannya.  Untuk itu mahsiswa dan dosen pembimbing daerah Tobasa mengadakan pertemuan di Taman Eden 100 dan dilanjutkan ke Bukit Gibeon.
II.                Laporan Kegiatan Evaluasi Tengah CP I/II
Pertemuan Tengah CP dilaksanakan di Taman Eden 100 berdasarkan kesepakatan antara dosen pembimbing dengan mahasiswa CP daerah Tobasa dan pertemuan dijadwalkan pada pukul 10.00 – 14.00 WIB.
2.1. Peserta dan Dosen Pembimbing

Nama Dosen
Nama Peserta
Keterangan
Edward Simon Sinaga, M.Th
Anova T. Sembiring
CP II
Dearmando Purba
CP II
Jhoni Pranata Purba
CP II
Rutin Sari Saragih
CP II
Adollf Herman Siregar
CP I
Debby
CP I
Putri Siagian
CP I
Rapma Hutauruk
CP I
Satriana Pasaribu
CP I

2.2.Perencanaan Waktu Pertemuan
NO
KEGIATAN
ALOKASI WAKTU
1
Canda-ria di Pintu Masuk Taman Eden 100
60 Menit
2
Memilih Pohon CP I/II di Wilayah Tobasa untuk Ditanam (Pohon Sampinur Batak)
15 Menit
3
Menelusuri Air Terjun El Shadai dan Selfie-riia
30 Menit
4
Acara Ibadah Alam Bebas dan Bimbingan-Sharing
60 Menit
5
Bermain Air
10 Menit
6
Menuju Pintu Gerbang dan Makan Siang di Lumban Julu, serta Dilanjutkan Berekreasi ke Bukit Gibeon
120 Menit

2.3.Pelaksanaan Kegiatan
A.    Canda Ria di Pintu Masuk Taman Eden 100
Kegiatan ini dilaksanakan dengan sangat baik. Kegiatan canda ria bersama ini penting untuk dilaksanakan untuk menjalin kembali kebersamaan setelah pelayanan dilaksanakan secara terpisah. Kegiatan ini sekaligus untuk mencairkan suasana. Di dalam pelaksanaannya, kegiatan ini mampu mencairkan suasana dan kecanggungan-kecanggungan mulai tidak lagi terlihat, di mana dosen pembimbing dan mahasiswa saling bercanda dan tertawa. Kegiatan ini dilaksanakan selama 60 menit sambil menunggu Rapma Hutauruk (Daerah CP – GKPI Lintongnihuta) yang datang belakangan disebabkan lokasi pelayanan yang jauh dan keterbatasan kendaraan. Pada kegiatan ini juga terjadi interaksi yang baik dengan bapak Marandus Sirait selaku pengelola taman Eden 100.
B.     Memilih Pohon CP I/II di wilayah Tobasa untuk Ditanam
Kegiatan ini dilakukan setelah mahasiswa dan dosen pembimbing berdiskusi untuk ikut serta dalam pelesatarian alam dengan cara ikut menanam pohon di taman Eden 100. Selain itu, ketertarikan juga dikarenakan akan ada nama yang ditulis di media dan diletakkan pada pohon sebagai kenang-kenangan kunjungan dan ditetapkan isi tulisannya adalah “CP I dan CP II wilayah Tobasa. Doping: Pdt. E.S. Sinaga, M.Th”. Pohon pun kemudian akan ditanam di ring 1 (barisan paling depan) sesuai dengan kesepakatan dengan pengelola dan pohon yang akan ditanam adalah pohon Sampinur Batak, yaitu tanaman langka yang berasal dari tanah Batak.
C.     Menelusuri Air Terjun El Shadai dan Selfie-ria
Kegiatan ini dilaksanakan juga karena lokasi untuk ibadah dan bimbingan akan dilaksanakan di air terjun El Shadai. Untuk menuju lokasi tersebut peserta CP dan Dosen pembimbing disuguhkan pemandangan alam yang asri berupa pohon-pohon dan tanaman-tanaman yang sangat indah dan sejuk. Sepanjang perjalanan, dosen dan peserta CP mengabadikan kegiatan dengan berfoto dan berselfie ria sebagai dokumentasi bersama atau pribadi.
D.    Acara Ibadah Alam Bebas dan Bimbingan-Sharing
Sebelum bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing Edward Simon Sinaga, M.Th dilaksanakan, dosen pembimbing terlebih dahulu memberikan pengarahan untuk apa evaluasi ini dilaksanakan. Kemudian dosen membagi tugas untuk ibadah dan juga bimbingan-sharing, yaitu:
Pembawa Lagu           : Anova Sembiring
Doa Pembuka              : Jhoni Purba
Doa Syafaat                : Debby
Notulis                        : Dear Purba
Ada pun yang menjadi topik doa syafaat adalah:
·         Jemaat mengalami Abdi Sabda.
·         Melaksanakan tugas CP dengan hati terbuka.
·         Orangtua, keluarga besar STT.Abdi Sabda Medan, dan jemaat pelayanan CP.
·         Kelestarian alam.
Setelah bernyanyi “Betapa Kita Tidak Bersyukur” yang dipimpin oleh Anova, dilanjutkan dengan doa syafaat yang dibawakan oleh Jhoni Purba, adapun yang didoakan Jhoni adalah agar mahasiswa membuka beban selama pelayanan, agar jujur dengan beban yang ada, dan agar setiap masalah dan beban dapat diatasi dengan baik.
Kebaktian dilanjutkan dengan renungan singkat yang dibawakan oleh dosen pembimbing, dengan mengambil nats renungan dari Matius 3: 16-17. Ada pun pesan yang disampaikan dari nats ini adalah, “Apa pun yang kita alami khususnya hari ini adalah karena Yesus”. Ada tiga (3) obyek yang jadi fokus yaitu refleksi Ibadah Alam Bebas:  air, langit, dan hati (saya). Demikian dosen pembimbing merefleksian perikop di atas. Dosen melanjutkan bahwa bersama Tuhan, kemuliaan dan keindahan itu ada. Kita akan semakin siap menghadapi pergumulan, tugas, dan tanggungjawab. Tuhan akan menguatkan kita untuk siap dipilih seperti Yesus. Yesus yang awal dari pelayanan-Nya dibaptis terlebih dahulu. Bahkan Yesus datang sudah mengetahui salib yang akan dialami-Nya. Dosen pembimbing juga menerangkan bagaimana kita membangun gambaran seperti yang Yesus perlihatkan. CP ini adalah gambaran masa vicariate (masa persiapan menjadi pendeta) yang akan dijalani pasca wisuda dan lolos seleksi calon vicar nantinya.
            Selanjutnya diberikan kesempatan kepada semua mahasiswa selama 10 menit untuk menuliskan setidaknya lima (5) kalimat atas refleksi diri perihal: “Air, Langit, dan Diriku”. Dosen pembimbing mempersilahkan kepada semuanya untuk bebas mengambil tempat untuk menuliskan refleksi-kontemplasi masing-masing. Kemudian dosen pembimbing melanjutkan penjelasan dengan mengatakan bahwa peserta CP jangan dikalahkan oleh ketakutan, kelemahan atau penilaian orang lain. Bahkan pendeta sekali pun juga memiliki kekurangan dan tidaklah sempurna, untuk itu jangan kalah dan tetap maju berjuang. Yesus juga mengalami hal yang sama yaitu: serangan dari kelompok Saduki , kelompok Sanhedrin, dan kelompok Farisi yang selalu mempersalahkan Yesus, namun Yesus mampu berkata “Roh Tuhan ada pada-Ku”.  “Apabila kita ada di dalam Yesus, kita akan mengalami mujizat yang nyata, untuk itu jangan tutup langit Allah dan bukalah mata untuk melihat hati Allah.”
            Setelah pengarahan dan pesan firman Tuhan disampaikan oleh dosen pembimbing, kegiatan selanjutnya adalah evaluasi pelaksanaan CP baik CP I dan CP II dengan metode satu persatu mahasiswa menceritakan bagaimana pengalaman pelayanan dan kendala-kendala serta kemajuan apa saja yang didapat pada pelaksanaan CP. Ada pun hasil pembicaraan yang dilakukan adalah:
a.       Rutin Sari Saragih
Saya mengganti sasaran yang awalnya saya tetapkan pada saat pertemuan pertama saat pemberangkatan CP di Abdi Sabda. Adapun yang menjadi sasaran pertama saya adalah Kunjungan Rumah Tangga (PRT). Hal ini dikarenakan setelah pembicaraan dengan pendeta, Pendeta dan parhalado telah melaksanakan PRT mulai dari bulan 2 yang lalu dan masih terus berlanjut hingga saat ini. Sehingga saya mengganti sasaran menjadi berfokus kepada pemuda. Hal ini dikarenakan juga saya diberi tugas untuk mengajar marguru malua serta mengarahkan pemuda untuk melaksanakan latihan persembahan pujian di hari Minggu. Dan dalam pelaksanaan pelayanan, saya juga mencoba melihat bagaimana perkembangan yang ditunjukkan oleh pemuda dan saya juga memberikan anjuran dan saran yang baik bagi kemajuan pemuda.
Adapun yang menjadi kekurangan saya selama pelaksanaan CP ini adalah penguasaan not balok dan not angka. Namun keterbatasan ini mampu diatasi dengan meminta bantuan salah seorang jemaat untuk mengajari persembahan pujian yang memakai teks koor. Pendeta mengatakan bahwa saya hanya perlu sedikit lagi dalam mengembangkan kotbah dan secara umum sudah baik bahkan pendeta melihat sudah ada perubahan yang nyata dan jemaat juga menilai sudah bagus dan pantas mendapatkan nilai yang baik.
b.      Adolf Herman Siregar
Sasaran pertama yang saya usulkan pada saat pertemuan pertama di Abdi Sabda adalah pemuda, dan memang itu tetap saya jalankan menjadi sasaran saya di jemaat, artinya sasaran saya tidak berubah. Saya melaksanakan Pendalaman Alkitab bersama pemuda, gotong-royong bersama pemuda, dan pelayanan kotbah mimbar. Pengalaman kotbah pertama sekali saya merasa jantungan, kotbah pertama tersebut adalah kotbah martumpol dan berjalan kurang baik yaitu hanya selama 8 menit.hal ini karena di dalam pikiran saya, saya saja belum menikah bagaimana mengajari orang yang akan menikah. Lalu pendeta berpesan “Mereka yang kamu kotbahi pun belum menikah, jadi jangan takut”. Untuk masalah konsumsi, saya masak sendiri namun saya bebas makan di rumah-rumah jemaat.
c.       Rapma Hutauruk
Sasaran saya masih tetap, yaitu Sekolah Minggu (SM). Alasan saya memilih SM adalah karena mereka adalah penerus Gereja. Saya melayani di resort yang memilki 12 jemaat (pagaran) dan bertempat di Lintongni Huta di rumah pendeta. Saya merasakan bahwa sasaran saya berhasil namun masih kurang dalam masalah pengajaran kepada SM.
Saya juga ikut melaksanakan kebaktian padang ke Taman Iman, dan jemaat yang ikut hanya sebanyak 30 orang saja dan saya merasa sedih saat itu karena yang mendaftar sekitar 50 orang. Situasi yang terjadi adalah sedang terjadi bentrok dan menghasilkan 2 kubu dalam jemaat antar sintua. Salah satu yang berkonflik adalah kordinator SM dengan sintua lain yang berakibat pada terganggunya pelayanan SM karena setiap usulan yang diberikan kordinator SM selalu ditolak oleh sintua tersebut.
d.      Anova Sembiring
Saya baru sampai di jemaat pada tanggal 01 juni karena pada tanggal 31 Mei saya masih tingga di Porsea. Pada awalnya saya ingin ditempatkan di rumah diakones namun pada akhirnya diganti ke rumah guru huria. Sasaran saya adalah sekolah minggu, dan saya juga mengajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saya juga membuat program mengajar sekolah minggu yaitu juga mengadakan Sabtu Ceria, dan pelayanan kotbah pertama saya di resort disambut dengan baik oleh jemaat. Kendala yang saya hadapi adalah karena semua jemaat adalah pendatang, maka pada saat liburan akan sepi sekali yang akan datang ke gereja.
e.       Jhoni
Sasaran yang saya rencanakan pada pertemuan pertama akhirnya berubah setelah berada di pelayanan. Pada pelayanan CP II ini sasaran yang ingin saya capai ialah pelayanan kotbah. Perkunjungan Rumah Tangga tidak dapat saya laksanakan dikarenakan rumah jemaat yang saling berjauhan satu dengan yang lainnya. Saya mengingat perkataan dari ketua SST Abdi Sabda Jon Renis Saragih, M.Th yang mengatakan, “Apabila tidak dapat menjadi jalan yang lebar jadilah jalan setapak, namun jalan setapak itu mampu membimbing orang menuju tujuan yang ingin dicapai”.
Awalnya saya ditempatkan di rumah salah seorang sintua jemaat dan ditempatkan di salah satu rumah kost, namun pada akhirnya pendeta mengatakan kepada saya untuk kembali ke rumah pendeta dan tidak usah kembali lagi kerumah semula. Hal ini disebabkan karena pendeta melihat fasilitas tempat tinggal yang kurang layak, sehingga pendeta merasa tidak tega. Hubungan saya dengan pendeta dan keluarga lainnya berjalan dengan baik dan harmonis. Begitu pula di dalam pelayanan berjalan dengan baik karena saya berfokus kepada pelayanan kotbah.
f.       Dear Mando Purba
Saya datang pada tanggal 24 mei 2016, yaitu sehari sebelum tanggal pelaksanaan CP dimulai. Sebelum saya berangkat, saya mengubungi pembimbing lapangan, dan pada akhirnya saya mengetahui bahwa pembimbing lapangan saya yang tertera di surat maupun mading kampus adalah Praeses BNKP Resort 42 Medan, hal ini terjadi karena jemaat BNKP Tobasa belum memiliki Pendeta  Jemaat dan dalam proses pembangunan.
Dalam pembicaraan dengan guru jemaat, saya tinggal dirumah Guru Jemaat dan saya membayar uang makan dikarenakan jemaat yang masih kecil dan dalam tahap jemaat persiapan, namun pembayaran akan dilakukan pada akhir masa CP nantinya. Saya dapat memaklumi keadaan ini, karena Ketua STT juga mengatakan bahwa anggap saja ini adalah seperti di kost yang tetap harus membayar uang makan.
Sambutan jemaat juga sangat baik dan sasaran saya berubah menjadi pelayanan Kebaktian Rumah Tangga, hal ini dikarenakan jemaat yang 90% profesi pekerjaannya adalah penjahit dan juga tukang pangkas termasuk pemudanya, sehingga akan sangat sulit untuk mengumpulkan pemuda karena mereka lelah bekerja dan mereka lebih mementingkan pekerjaannya.
g.      Satriana
Sebelum saya sampai di tempat pelayanan, saya bermalam di Porsea dan kemudian saya ditempatkan di sekitar PT. Inalum di rumah salah seorang calon sintua. Sasaran awal saya adalah sekolah minggu, namun akhirnya saya ganti menjadi Pemuda. Masalah yang terjadi dalam tubuh pemuda jemaat adalah permasalahan intern yaitu perselisihan antar anggota yang menyebabkan terganggunya kegiatan-kegiatan pemuda. Pada minggu pertama pelayanan, saya langsung mengadakan PA Pemuda dengan metode diskusi.
Selain masalah intern pemuda, permasalahan lainnya adalah apabila ada di antara pemuda yang berselisih, maka orangtua pun akan ikut-ikutan berselisih, hingga akhirnya majelis jemaat pun sudah tidak mau untuk campur tangan dalam permasalahan pemuda. Terdapat juga permasalahan pribadi anggota pemuda yang kurang baik, contohnya adalah ia seorang gitaris dan datang pada saat latihan namun tidak datang pada saat akan ditampilkan. Hal ini sering mengganggu perkembangan pemuda kearah yang lebih baik. Di jemaat ini juga, calon penatua sudah diperbolehkan untuk menutup berkat di kebaktian Minggu.
h.      Putri Siagian
Penyambutan yang diberikan jemaat atas kehadiran saya di sana sangat baik, bahkan mereka sampai menyajikan kamanan khas Batak. Saya ditempatkan di rumah salah seorang sintua yaitu, Marpaung. Sasaran yang saya rencanakan tidak berubah yaitu pemuda, untuk mengumpulkan pemuda serta untuk mengarahkan mereka ikut serta dalam kegiatan-kegiatan kepemudaan, saya melakukan Perkunjunagn Rumah Tangga ke rumah-rumah yang terdapat pemuda. Pada pertemuan pemuda yang terkumpul sebanyak 15 Orang pemuda, saya juga melakukan sabtu ceria, melakukan PA. Pemuda selama 4 kali.
Kesulitan-kesulitan yang saya alami pada saat pelayanan CP adalah apabila saat turunnya hujan, maka limbah Indorayon akan menguap dan menyebabkan bau yang tidak sedap, bahkan saya menjadi sering muntah-muntah saat mencium aroma yang tidak sedap tersebut. Selain itu adalah kesulitan saat menuju ke sawah untuk memanen padi sangat jauh yaitu berjarak 3000 m yang ditempuh dengan berjalan kaki, bahkan sering sekali pemuda-pemuda sekitar mencoba untuk menggoda saya dan berbuat jahil dan ini membuat saya merasa kurang nyaman, apalagi guru jemaat yang suka mabuk.
i.        Debby
Di dalam pelayanan saya, saya memfokuskan pelayanan ke pemuda, yaitu dengan membuat atau membentuk kembali latihan pemuda untuk dipersembahkan pada kebaktian Minggu. Selama melayani, kami telah melaksanakan empat (4) kali pertemuan dengan pemuda dan saya selalu membuat kebaktian singkat sebelum masuk ke latihan pemuda. Memang pada minggu pertama sampai minggu yang ketiga masih sedikit sekali pemuda yang datang mengikuti latihan. Namun saya mlakukan kunjungan-kunjungan keruamah pemuda utuk mengajak mereka mengikuti latihan dan nyatanya pada pertemuan keempat jumlah pemuda yang datang semakin meningkat pesat. Saya melaksanakan 3 kali kotbah minggu yaitu 2 kali di resort dan 1 kali di pagaran. Saya juga melaksanakan mengajar katekisasi marguru malua dan sermon.

Sebelum mengakhiri bimbingan, dosen pembimbing memberikan masukan-masukan sekaligus penguatan bagi peserta CP, yaitu:
·    Sharing pengalaman CP ini menjadi refrensi bagi semua yang mendengarkannya. Ada sebanyak 8 pengalaman (dari 9 mahasiswa CP di Tobasa) sebagai referensi sehingga ini akan menjadi pelajaran bagi semuanya, ini akan membuat semakin bijak dalam mengatasi permasalahan. Sama seperti usia dalam pelayanan, semakin lama melayani maka akan semakin bijak dalam melakukan dan menanggapi sesuatu permasalahan (kehidupan pelayanan).
·         Suka-duka yang dialami selama pelaksanaan CP adalah kekayaan dan ini adalah pengalaman yang tidak akan terulang kembali. Untuk itu bukalah lembaran baru, karena lembaran baru selalu ada.
·         Air, langit, dan diriku. Mari kembali renungkan arti ketiganya dan tingkatkan semangat dalam melayani dan jangan menyerah.
E.     Bermain Air
Sebelum kembali menuju gerbang, diberi kesempatan 10 menit untuk mengabadikan moment kebersamaan melalui foto bersama di Air Terjun El-Shadai – Taman Eden 100.
F.      Menuju Pintu Gerbang dan Makan Siang di Kede Batak – Lumban Julu, Dilanjutkan Rekreasi ke Bukit Gibeon
Waktu untuk sampai di gerbang tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan dikarenakan waktu banyak tersita saat sharing pengalaman CP di sekitar air terjun. Saat kembali di gerbang, dosen pembimbing dan mahasiswa kembali berbincang dengan pengelola Taman Eden dan berfoto bersama dan mereka membagikan informasi mengenai bibit pohon gratis.
Kebersamaan dilanjutkan dengan makan siang di Rumah Makan khas Batak di desa Lumban Julu dan kemudian dilanjutkan dengan rekreasi bersama menuju Bukit Gibeon. Di Bukit Gibeon mahasiswa dan dosen disuguhkan pemandangan indah yang menggambarkan indahnya ciptaan Allah Yang Kuasa. Mahsiswa dipersilahkan menikmati kesegaran air terjun dengan mandi di kolam yang disediakan. Dan di tempat ini juga penandatanganan tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing dilaksanakan di area parker kenderaan alam bebas air terjun Bukit Gibeon.
Akhirnya mahsiswa dan dosen pembimbing berpisah jalan raya Porsea untuk kembali menuju tujuannya masing-masing.
Mari Setia Menunaikan Tugas Pelayanan CP Kita. 
Salam


[1] Buku panduan pelaksaan Collegium Pastoral II, 1

12 komentar:

  1. Terimakasih buat pertemuannya pak... kami mendapat banyak pengalaman dan penguatan melalui sharing yg sudah kita laksanakan... terimakasih jg buat jalan2nya y pak... mudah2an dpat terulang kembali.... syalom..

    BalasHapus
  2. Refleksi saya berdasarkan pertemuan tengah CP:
    “Air, Langit dan diriku”
    Air yang mengalir menggambarkan bagaimana pelayanan yang akan dialami, terus mengalir tanpa henti selagi sumbernya masih terus ada. Namun saya membayangkan suara dari langit sebagai “sumber” segala sesuatunya berkata bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatunya dengan indah, dan tugasku adalah melayani-Nya dengan cara melayani umat-Nya dan juga melayani alam ciptaan-Nya yang indah.
    Saya menyadari, air tidak selalu jernih, bahkan sering terdapat sampah dan kotoran yang terbawa arus, begitu juga langit yang tidak selalu cerah terkadang ada awan gelap dan kilat yang menakutkan. Tetapi aku tidak khawatir, sebab saya yakin Tuhan akan memampukan. Melalui segala tantangan itu saya mampu berkata “seperti alam yang mengajarkanku akan kuasa Allah, membuatku mendapatkan banyak hal dan pengetahuan dari pelaksanaan CP II ini”.

    BalasHapus
  3. Air, langit, dan diriku
    Mengingatkan kembali bahwa segala sesuatunya diciptakan Tuhan adalah untuk manusia, diriku.... Segala sesuatu yang Allah ciptakan dengan segala keindahanNya, senantiasa mengingatkan bahwa Allah memang ada, dan selalu ada untuk memelihara kehidupan umatNya. Demikian juga untuk segala sesuatub yang dialami dalam kehidupab pelayanan saya, Allah senantiasa memelihara dan menjaga saya. Sma seperti langit yang adlah atap bumi ini. Dan air adlah sumber kehidupan.
    Allah memberikan pelajaran yang sgt berharga dalam CP I kali in..

    BalasHapus
  4. E. Simon Sinaga,M.Th :
    "Suka-duka yang dialami selama pelaksanaan CP adalah kekayaan dan ini adalah pengalaman yang tidak akan terulang kembali. Untuk itu bukalah lembaran baru, karena lembaran baru selalu ada".
    "semakin lama melayani maka akan semakin bijak dalam melakukan dan menanggapi sesuatu permasalahan (kehidupan pelayanan)".

    BalasHapus
  5. yang saya dapatkan sebagai refleksi dari pertemuan tengah CP I Kali ini yaitu:
    Air, langit dan diri saya
    menyadarkan bahwasanya saya adalah salah satu karya ciptaan-Nya yang sungguh amat berharga bagi-Nya, Tuhan bentuk saya dengan cara-Nya sendiri, dia olah saya selayaknya Ia mau untuk saya perbuat di dalam kehidupan saya di dunia ini, terkhusus Ia bentuk dan olah saya dalam konteks keadaan saya dalam proses CP I kali ini, yang dulunya saya tidak bisa, sekarang di proses CP I yang saat ini saya lalui,akhirnya membuat saya bisa untuk melakukannya, disaat saya tidak mampu untuk mengerti sesuatu di luar yang sering saya lihat sebelumnya, namun disaat ini saya di ajak untuk melihat yang belum pernah saya lihat bahkan ikut serta merasakan hal yang terjadi di tempat CP I saya kali ini, saya diolah, saya di bentuk, karakter saya yang dulunya tidak mau atau enggan untuk ikut campur akan sesuatu hal, disini saya di haruskan untuk menghadapi dan ikut merasakan nya, kesabaran saya di uji saat ini, keadaan CP Kali ini menjadikan saya layaknya sebagai pisau yang harus terus di asa supaya tidak menjadi tumpul, mungkin saya berfikir itu salah satu cara
    Tuhan mengolah dan membentuk saya melalui proses CP kali ini, saya juga merasa seperti halnya ibarat Air sungai yang terus mengalir walaupun terkadang air tersebut mengalami hambatan seperti banyak nya batu-batuan besar yang terletak ditengah-tengah air, sampah organik dan non organik air tetap menghampiri, air terus berusaha untuk bisa mengalir dari tempat yang satu ketempat yang lain, begitu juga dengan saya, saya diutus kesini untuk melayani, karena saya punya maksud dan tujuan dan saya di mampukan oleh Tuhan, biar banyak tantangan yang saya hadapi saat ini terkhusus melihat konteks CP Kali ini bukan intelektual saya yang diuji tetapi kesabaran saya menghadapi keadaan disini, saya akan terus maju walaupun banyak tantangan dan hambatan yang saya hadapi, saya yakin air terus mengalir memberikan fungsi nya bagi kehidupan makhluk hidup, berarti saya juga di ajari untuk dapat bercermin melalu air, saya harus terus menjalankan tanggung jawab dan tugas saya disini dan harus memberikan sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakat atau jemaat yang saya layani disini dengan kata lain kedatangan saya disini harus menjadi berkat dan bukan menjadi batu sandungna bagi mereka, air terus mengalir dan saya juga harus terus bisa menyelesaikan CP I kali ini, langit ya langit,,, di langit banyak hal yang indah yang dapat di lihat ada bintang, bulan, matahari, awan , namun langit bisa saja mendung oleh awan, bahkan memperlihatkan petir dan kilat yang membuat seseorang ketakutan.namun satu sisi langit menunujukkan bahwasanya sungguh begitu besar kuasa Tuhan didunia ini Dia jadikan Sungguh amat baik, begitu juga dengan perjalanan hidup ku di dunia ini, aku harus pandang semuanya itu secara positif dan semuanya harus di nikmati, karena ku tahu dan ku percaya dan aku yakin kan kuasa-Nya, Dia menjaga dan ku perlukan hingga sampai selama-lamanya :)

    BalasHapus
  6. kawan2 ini lirik lagu yang sering aku dengarkan jikalau aku dalam keadaan jenuh dalam proses CP I saat ini, secara pribadi lagu ini menguatkan ku Dan terkadang jika aku kesal, marah setelah mendengarkan lagu ini aku merasa emosi ku stabil dan semangat ku dalam pelaksanaan CP kembali laGI :) Silahkan dengarkan kawan2 semua :)

    "AKU LEBIH PERLU"- Grezia Epiphania
    ‘ku mencari wajahMu,
    Yesus Kekasihku.
    Bukan karena apa yang Kau buat,
    tapi karena cintaMu.

    ‘ku hampiri tahtaMu,
    oh Yesus Rajaku.
    Bukan karena kebutuhanku,
    tapi karena hatiMu.

    Reff:
    ‘ku percaya mujizatMu nyata,
    s’lalu ada tak pernah berubah.
    Namun, aku lebih perlukan kekuatanMu,
    menopang hidupku.

    ‘ku percaya berkatMu melimpah,
    takkan pernah kekurangan aku.
    Namun, aku lebih perlu hati yang bersyukur,
    hati yang percaya,
    bahwa segalanya ‘kan indah pada waktunya.

    BalasHapus
  7. yang dapat saya refleksikan ketika pertemuan tengah CP
    air, langit dan diriku..
    air yang merupakan sumber kehidupan, Ciptaan Tuhan yang luar biasa, setetes air dapat mengobati rasa haus yang dalam. air yang terus mengalir walau banyak yang harus dilewati seperti batu, pasir kayu dan lainnya. sama halnya dengan kehidupan kita/ masa CP yang harus kita lalui walau banyak tantangan yang harus dilalui. begitu juga dengan langit yang biru yang begitu indah serta gumpalan-gumpalan awan yang menghiasi membuat dunia ini sangat indah, tetapi ada saatnya langit biru akan menjadi gelap, dengan datangnya hujan atau petir.. tetapi yakinlah semua kita lalui bersamaNya. marilah tetap semangat dalam menjalani CP, walaupun banyak suka duka yang kita lalui percayalah kita akan dimampukan. Tuhan tidak pernah memberikan hal yang tidak bisa kita lakukan. tetaplah seperti air yang mengalir disertai indahnya langit biru. semangat dalam CP..
    pertemuan yang sangat bermakna semogadapat terulang kembali.


    "Jalan hidup yang kita lalui bukanlah seperti jalan tol yang bebas hambatan, namun kita akan melalui berbagai macam tantangan, ada jalan berlobang, polisi tidur, becek, tanjakan dan lainnya"
    Tuhan memberkati :)

    BalasHapus
  8. yang dapat saya refleksikan ketika pertemuan tengah CP air,langit dan diriku.....
    Air merupakan gemericik yang tidak pernah bungkam tetapi selalu menyejukkan.
    Langit adalah pelindung keindahan petunjuk keterbatasan.
    Dan diriku adalah si mahluk yang tiada nafas tanpa air dan langit.
    Ketika air berhenti mengalir dan berubah dalam wujud yang berbeda. Aku tidak dapat berbuat apa-apa. Aku mati terbang tak berjejak.
    Ketika langit seakan pergi, menghilang dari pandangan mata indah ku. Ketakutan akan sangat besar datang menghampiri ku. Akan terlihat hal-hal yang menyeramkan menyibak keterbatasanku. Matahari, bulan, bintang seakan mengejar ku dalam mimpi dan nyata ku.
    Air, langit dan diriku adalah satu kesatuan dan hidup berdampingan seakan tak terpisahkan.
    Pengalaman selama CP membuatku belajar akan banyak hal. Juga saat pertemuan tengah CP bersama bapak dosen dan teman - teman semua yang setia mendengar setiap curahan suka dan duka masing-masing. Seperti nyanyian KJ.No 408 " suka duka di pakaiNya untuk kebaikan ku"

    BalasHapus
  9. YESUS CINTA TANAH BATAK.

    Air, langit, dan Jhoni purba

    Air itu adalah suatu yang sangat bermakna dalam pelayanan Yesus. Sebelum Yesus menuju misiNya di dunia ini. Terlebih dahulu di baptis dengan air. Air bagiku melambangkan kesiapan dan pengutusan menuju arah yang akan di capai. Sifat yang aku kagumi dari air adalah menekan ke segala arah. Artinya ada suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan walaupun itu sulit. Yesusku adalah air hidup itu yang memampukan aku untuk melakukan hal yang tidak aku ketahui (Yeremia 33 :3).

    Langit. Langit it melambangkan sebagai sumber kehidupan. Dimana sumber terang itu adalah mataharj, bintang, dan bulan. Dan bagiku sumber terang yang aku punya adalah Allah yang hidup. Langit itu tinggi seperti Allahku yang kuat dan dasyat. Yesus menengadah kelangit meminta kekuatan harusnya aku juga senantiasa melihat ke atas.

    Diriku. Aku ini hanyalah ciptaan, aku adalah anak empunya langit itu. Dan aku adalah sasaran kedatangan yang di baptis di air itu. Dan aku di utus untuk perpanjangan tanganNya. Namun aku belum sanggup menjadi air yang teduh bagi orang lain. Namun aku yakin jika aku menatap ke langit aku akan bisa melakukan segala sesuatu dan terus mengalis.
    Jika hatiku bisa bernyanyi aku mau katakan "dung sonang rohangku di baen Jesus i. Porsuk pe hutaon dison. Napos do rohangku di Tuhanta i. Di pasonang tongtong rohangkon. Sonang do....sonang do.. dipasonang tongtong rohangkon.."

    BalasHapus
  10. Tuhan sungguh dahsyat dalam diriku, ketika semua indah diciptakan. Air yang sangat berguna dalam diriku, tanpa air diriku tidak dapat hidup sebab air adalah sumber kehdiupan semua ciptaan Tuhan, terkhusus diriku. langit yang begitu indah Tuhan ciptakan sebagai lambang sukacita bagi mahluk hidup, dengan langit biru membuat diriku hanya dapat memandang saja tanpa dapat memegangnya, sering sekali diriku memandang langit menjadikan hal itu sangat luar biasa dalam diriku.terimakasih Tuhan Yesus buat langit yang indah dan air yang sangat berfungsi dalam dirku.
    semangat CP..

    BalasHapus
  11. Terimakasih untuk pertemuan cp yang telah kita laksanakan pak, pertemuan itu semakin menguatkan dan semakin memberikan sukacita dalam proses pelayanan program cp ini :)

    BalasHapus
  12. Air Langit dan diriku :
    Segala ciptaan Tuhan adalah amat baik, dan aku membayangkan segala ciptaan Tuhan berasal dari atas langit yang biru. Dan Tuhan memberikan air untuk kehidupan makhluk ciptaanya. Semua proses pemeliharaan ciptaan Tuhan ini berjalan seperti air yang terus mengalir jika ada sumbernya. Kadang mengalir terus lurus, kadang mengalir berliku-liku, dan selalu mencari tempat yang lebih rendah. Begitulah proses kehidupan ini, kadang lurus tanpa masalah kadang berluki-liku karena banyaknya tantangan. Dan semua harus dijalani dengan sukacita dan tetap tenang. Begitu juga dalam proses kegiatan cp ini. Kadang senang dalam pelayanan kadang berliku-liku karena tantangan tetapi harus dijalani dengan tetap tenang, dengan sukacita dan harus selalu menebarkan senyuman. :)
    Semangat melaksanakan cp.

    BalasHapus