Notulen
Pertemuan Tengah CP I/II Daerah Tobasa di Taman Eden 100
I.
Pendahuluan
Abdi
Sabda selaku lembaga pedidikan teologia yang bertujuan mendidik, membentuk, dan
memperlengkapi mahasiswa untuk menjadi pelayan yang memiliki kreatifitas dan
dinamis di tengah-tengah jemaat dan masyarakat.[1] Di
dalam setiap pelaksanaan Collegium Pastoral (CP) STT Abdi
Sabda memberikan waktu kepada mahasiswa dan juga dosen pembimbing pada
pertengahan pelaksanaan CP untuk mengevaluasi pelaksanaannya. Untuk itu mahsiswa dan dosen pembimbing daerah
Tobasa mengadakan pertemuan di Taman Eden 100 dan dilanjutkan ke Bukit Gibeon.
II.
Laporan Kegiatan
Evaluasi Tengah CP I/II
Pertemuan
Tengah CP dilaksanakan di Taman Eden 100 berdasarkan kesepakatan antara dosen
pembimbing dengan mahasiswa CP daerah Tobasa dan pertemuan dijadwalkan pada
pukul 10.00 – 14.00 WIB.
2.1. Peserta dan Dosen Pembimbing
Nama
Dosen
|
Nama
Peserta
|
Keterangan
|
Edward Simon Sinaga, M.Th
|
Anova T. Sembiring
|
CP II
|
Dearmando Purba
|
CP II
|
|
Jhoni Pranata Purba
|
CP II
|
|
Rutin Sari Saragih
|
CP II
|
|
Adollf Herman Siregar
|
CP I
|
|
Debby
|
CP I
|
|
Putri Siagian
|
CP I
|
|
Rapma Hutauruk
|
CP I
|
|
Satriana Pasaribu
|
CP I
|
2.2.Perencanaan Waktu Pertemuan
NO
|
KEGIATAN
|
ALOKASI WAKTU
|
1
|
Canda-ria di
Pintu Masuk Taman Eden 100
|
60 Menit
|
2
|
Memilih Pohon
CP I/II di Wilayah Tobasa untuk Ditanam (Pohon Sampinur Batak)
|
15 Menit
|
3
|
Menelusuri Air
Terjun El Shadai dan Selfie-riia
|
30 Menit
|
4
|
Acara Ibadah Alam
Bebas dan Bimbingan-Sharing
|
60 Menit
|
5
|
Bermain Air
|
10 Menit
|
6
|
Menuju Pintu
Gerbang dan Makan Siang di Lumban Julu, serta Dilanjutkan Berekreasi ke Bukit
Gibeon
|
120 Menit
|
2.3.Pelaksanaan Kegiatan
A.
Canda Ria di
Pintu Masuk Taman Eden 100
Kegiatan
ini dilaksanakan dengan sangat baik. Kegiatan canda ria bersama ini penting
untuk dilaksanakan untuk menjalin kembali kebersamaan setelah pelayanan
dilaksanakan secara terpisah. Kegiatan ini sekaligus untuk mencairkan suasana.
Di dalam pelaksanaannya, kegiatan ini mampu mencairkan suasana dan
kecanggungan-kecanggungan mulai tidak lagi terlihat, di mana dosen pembimbing
dan mahasiswa saling bercanda dan tertawa. Kegiatan ini dilaksanakan selama 60
menit sambil menunggu Rapma Hutauruk (Daerah CP – GKPI Lintongnihuta) yang
datang belakangan disebabkan lokasi pelayanan yang jauh dan keterbatasan
kendaraan. Pada kegiatan ini juga terjadi interaksi yang baik dengan bapak Marandus
Sirait selaku pengelola taman Eden 100.
B. Memilih Pohon CP I/II di wilayah Tobasa untuk Ditanam
Kegiatan
ini dilakukan setelah mahasiswa dan dosen pembimbing berdiskusi untuk ikut
serta dalam pelesatarian alam dengan cara ikut menanam pohon di taman Eden 100.
Selain itu, ketertarikan juga dikarenakan akan ada nama yang ditulis di media
dan diletakkan pada pohon sebagai kenang-kenangan kunjungan dan ditetapkan isi
tulisannya adalah “CP I dan CP II wilayah Tobasa. Doping: Pdt. E.S. Sinaga,
M.Th”. Pohon pun kemudian akan ditanam di ring 1 (barisan paling depan) sesuai
dengan kesepakatan dengan pengelola dan pohon yang akan ditanam adalah pohon
Sampinur Batak, yaitu tanaman langka yang berasal dari tanah Batak.
C. Menelusuri Air Terjun El Shadai dan Selfie-ria
Kegiatan ini
dilaksanakan juga karena lokasi untuk ibadah dan bimbingan akan dilaksanakan di
air terjun El Shadai. Untuk menuju lokasi tersebut peserta CP dan Dosen
pembimbing disuguhkan pemandangan alam yang asri berupa pohon-pohon dan
tanaman-tanaman yang sangat indah dan sejuk. Sepanjang perjalanan, dosen dan
peserta CP mengabadikan kegiatan dengan berfoto dan berselfie ria sebagai dokumentasi bersama atau pribadi.
D. Acara Ibadah Alam Bebas dan Bimbingan-Sharing
Sebelum
bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing Edward Simon Sinaga, M.Th
dilaksanakan, dosen pembimbing terlebih dahulu memberikan pengarahan untuk apa
evaluasi ini dilaksanakan. Kemudian dosen membagi tugas untuk ibadah dan juga
bimbingan-sharing, yaitu:
Pembawa Lagu : Anova Sembiring
Doa Pembuka : Jhoni Purba
Doa Syafaat : Debby
Notulis : Dear Purba
Ada
pun yang menjadi topik doa syafaat adalah:
·
Jemaat mengalami
Abdi Sabda.
·
Melaksanakan
tugas CP dengan hati terbuka.
·
Orangtua, keluarga
besar STT.Abdi Sabda Medan, dan jemaat pelayanan CP.
·
Kelestarian alam.
Setelah
bernyanyi “Betapa Kita Tidak Bersyukur” yang dipimpin oleh Anova, dilanjutkan
dengan doa syafaat yang dibawakan oleh Jhoni Purba, adapun yang didoakan Jhoni
adalah agar mahasiswa membuka beban selama pelayanan, agar jujur dengan beban
yang ada, dan agar setiap masalah dan beban dapat diatasi dengan baik.
Kebaktian
dilanjutkan dengan renungan singkat yang dibawakan oleh dosen pembimbing,
dengan mengambil nats renungan dari Matius 3: 16-17. Ada pun pesan yang
disampaikan dari nats ini adalah, “Apa pun yang kita alami khususnya hari ini
adalah karena Yesus”. Ada tiga (3) obyek yang jadi fokus yaitu refleksi Ibadah
Alam Bebas: air, langit, dan hati (saya).
Demikian dosen pembimbing merefleksian perikop di atas. Dosen melanjutkan bahwa
bersama Tuhan, kemuliaan dan keindahan itu ada. Kita akan semakin siap menghadapi
pergumulan, tugas, dan tanggungjawab. Tuhan akan menguatkan kita untuk siap
dipilih seperti Yesus. Yesus yang awal dari pelayanan-Nya dibaptis terlebih
dahulu. Bahkan Yesus datang sudah mengetahui salib yang akan dialami-Nya. Dosen
pembimbing juga menerangkan bagaimana kita membangun gambaran seperti yang
Yesus perlihatkan. CP ini adalah gambaran masa vicariate (masa persiapan
menjadi pendeta) yang akan dijalani pasca wisuda dan lolos seleksi calon vicar nantinya.
Selanjutnya diberikan kesempatan
kepada semua mahasiswa selama 10 menit untuk menuliskan setidaknya lima (5)
kalimat atas refleksi diri perihal: “Air, Langit, dan Diriku”. Dosen pembimbing
mempersilahkan kepada semuanya untuk bebas mengambil tempat untuk menuliskan
refleksi-kontemplasi masing-masing. Kemudian dosen pembimbing melanjutkan
penjelasan dengan mengatakan bahwa peserta CP jangan dikalahkan oleh ketakutan,
kelemahan atau penilaian orang lain. Bahkan pendeta sekali pun juga memiliki
kekurangan dan tidaklah sempurna, untuk itu jangan kalah dan tetap maju
berjuang. Yesus juga mengalami hal yang sama yaitu: serangan dari kelompok Saduki
, kelompok Sanhedrin, dan kelompok Farisi yang selalu mempersalahkan Yesus,
namun Yesus mampu berkata “Roh Tuhan ada pada-Ku”. “Apabila kita ada di dalam Yesus, kita akan
mengalami mujizat yang nyata, untuk itu jangan tutup langit Allah dan bukalah mata
untuk melihat hati Allah.”
Setelah pengarahan dan pesan firman
Tuhan disampaikan oleh dosen pembimbing, kegiatan selanjutnya adalah evaluasi
pelaksanaan CP baik CP I dan CP II dengan metode satu persatu mahasiswa
menceritakan bagaimana pengalaman pelayanan dan kendala-kendala serta kemajuan apa
saja yang didapat pada pelaksanaan CP. Ada pun hasil pembicaraan yang dilakukan
adalah:
a. Rutin Sari Saragih
Saya
mengganti sasaran yang awalnya saya tetapkan pada saat pertemuan pertama saat
pemberangkatan CP di Abdi Sabda. Adapun yang menjadi sasaran pertama saya
adalah Kunjungan Rumah Tangga (PRT). Hal ini dikarenakan setelah pembicaraan
dengan pendeta, Pendeta dan parhalado telah melaksanakan PRT mulai dari bulan 2
yang lalu dan masih terus berlanjut hingga saat ini. Sehingga saya mengganti
sasaran menjadi berfokus kepada pemuda. Hal ini dikarenakan juga saya diberi
tugas untuk mengajar marguru malua
serta mengarahkan pemuda untuk melaksanakan latihan persembahan pujian di hari
Minggu. Dan dalam pelaksanaan pelayanan, saya juga mencoba melihat bagaimana
perkembangan yang ditunjukkan oleh pemuda dan saya juga memberikan anjuran dan
saran yang baik bagi kemajuan pemuda.
Adapun
yang menjadi kekurangan saya selama pelaksanaan CP ini adalah penguasaan not
balok dan not angka. Namun keterbatasan ini mampu diatasi dengan meminta
bantuan salah seorang jemaat untuk mengajari persembahan pujian yang memakai
teks koor. Pendeta mengatakan bahwa saya hanya perlu sedikit lagi dalam
mengembangkan kotbah dan secara umum sudah baik bahkan pendeta melihat sudah
ada perubahan yang nyata dan jemaat juga menilai sudah bagus dan pantas
mendapatkan nilai yang baik.
b. Adolf Herman Siregar
Sasaran
pertama yang saya usulkan pada saat pertemuan pertama di Abdi Sabda adalah
pemuda, dan memang itu tetap saya jalankan menjadi sasaran saya di jemaat,
artinya sasaran saya tidak berubah. Saya melaksanakan Pendalaman Alkitab
bersama pemuda, gotong-royong bersama pemuda, dan pelayanan kotbah mimbar.
Pengalaman kotbah pertama sekali saya merasa jantungan, kotbah pertama tersebut
adalah kotbah martumpol dan berjalan
kurang baik yaitu hanya selama 8 menit.hal ini karena di dalam pikiran saya,
saya saja belum menikah bagaimana mengajari orang yang akan menikah. Lalu
pendeta berpesan “Mereka yang kamu kotbahi pun belum menikah, jadi jangan
takut”. Untuk masalah konsumsi, saya masak sendiri namun saya bebas makan di rumah-rumah
jemaat.
c. Rapma Hutauruk
Sasaran
saya masih tetap, yaitu Sekolah Minggu (SM). Alasan saya memilih SM adalah karena
mereka adalah penerus Gereja. Saya melayani di resort yang memilki 12 jemaat (pagaran) dan bertempat di Lintongni Huta
di rumah pendeta. Saya merasakan bahwa sasaran saya berhasil namun masih kurang
dalam masalah pengajaran kepada SM.
Saya
juga ikut melaksanakan kebaktian padang ke Taman Iman, dan jemaat yang ikut
hanya sebanyak 30 orang saja dan saya merasa sedih saat itu karena yang
mendaftar sekitar 50 orang. Situasi yang terjadi adalah sedang terjadi bentrok
dan menghasilkan 2 kubu dalam jemaat antar sintua. Salah satu yang berkonflik
adalah kordinator SM dengan sintua lain yang berakibat pada terganggunya
pelayanan SM karena setiap usulan yang diberikan kordinator SM selalu ditolak
oleh sintua tersebut.
d. Anova Sembiring
Saya
baru sampai di jemaat pada tanggal 01 juni karena pada tanggal 31 Mei saya
masih tingga di Porsea. Pada awalnya saya ingin ditempatkan di rumah diakones
namun pada akhirnya diganti ke rumah guru huria. Sasaran saya adalah sekolah
minggu, dan saya juga mengajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saya juga
membuat program mengajar sekolah minggu yaitu juga mengadakan Sabtu Ceria, dan
pelayanan kotbah pertama saya di resort disambut dengan baik oleh jemaat. Kendala
yang saya hadapi adalah karena semua jemaat adalah pendatang, maka pada saat
liburan akan sepi sekali yang akan datang ke gereja.
e. Jhoni
Sasaran
yang saya rencanakan pada pertemuan pertama akhirnya berubah setelah berada di
pelayanan. Pada pelayanan CP II ini sasaran yang ingin saya capai ialah
pelayanan kotbah. Perkunjungan Rumah Tangga tidak dapat saya laksanakan
dikarenakan rumah jemaat yang saling berjauhan satu dengan yang lainnya. Saya
mengingat perkataan dari ketua SST Abdi Sabda Jon Renis Saragih, M.Th yang
mengatakan, “Apabila tidak dapat menjadi jalan yang lebar jadilah jalan
setapak, namun jalan setapak itu mampu membimbing orang menuju tujuan yang
ingin dicapai”.
Awalnya
saya ditempatkan di rumah salah seorang sintua jemaat dan ditempatkan di salah satu
rumah kost, namun pada akhirnya pendeta mengatakan kepada saya untuk kembali ke
rumah pendeta dan tidak usah kembali lagi kerumah semula. Hal ini disebabkan
karena pendeta melihat fasilitas tempat tinggal yang kurang layak, sehingga
pendeta merasa tidak tega. Hubungan saya dengan pendeta dan keluarga lainnya
berjalan dengan baik dan harmonis. Begitu pula di dalam pelayanan berjalan
dengan baik karena saya berfokus kepada pelayanan kotbah.
f. Dear Mando Purba
Saya
datang pada tanggal 24 mei 2016, yaitu sehari sebelum tanggal pelaksanaan CP
dimulai. Sebelum saya berangkat, saya mengubungi pembimbing lapangan, dan pada
akhirnya saya mengetahui bahwa pembimbing lapangan saya yang tertera di surat
maupun mading kampus adalah Praeses BNKP Resort 42 Medan, hal ini terjadi
karena jemaat BNKP Tobasa belum memiliki Pendeta Jemaat dan dalam proses pembangunan.
Dalam
pembicaraan dengan guru jemaat, saya tinggal dirumah Guru Jemaat dan saya
membayar uang makan dikarenakan jemaat yang masih kecil dan dalam tahap jemaat
persiapan, namun pembayaran akan dilakukan pada akhir masa CP nantinya. Saya
dapat memaklumi keadaan ini, karena Ketua STT juga mengatakan bahwa anggap saja
ini adalah seperti di kost yang tetap harus membayar uang makan.
Sambutan
jemaat juga sangat baik dan sasaran saya berubah menjadi pelayanan Kebaktian
Rumah Tangga, hal ini dikarenakan jemaat yang 90% profesi pekerjaannya adalah
penjahit dan juga tukang pangkas termasuk pemudanya, sehingga akan sangat sulit
untuk mengumpulkan pemuda karena mereka lelah bekerja dan mereka lebih
mementingkan pekerjaannya.
g. Satriana
Sebelum
saya sampai di tempat pelayanan, saya bermalam di Porsea dan kemudian saya
ditempatkan di sekitar PT. Inalum di rumah salah seorang calon sintua. Sasaran
awal saya adalah sekolah minggu, namun akhirnya saya ganti menjadi Pemuda.
Masalah yang terjadi dalam tubuh pemuda jemaat adalah permasalahan intern yaitu
perselisihan antar anggota yang menyebabkan terganggunya kegiatan-kegiatan
pemuda. Pada minggu pertama pelayanan, saya langsung mengadakan PA Pemuda
dengan metode diskusi.
Selain
masalah intern pemuda, permasalahan lainnya adalah apabila ada di antara pemuda
yang berselisih, maka orangtua pun akan ikut-ikutan berselisih, hingga akhirnya
majelis jemaat pun sudah tidak mau untuk campur tangan dalam permasalahan
pemuda. Terdapat juga permasalahan pribadi anggota pemuda yang kurang baik,
contohnya adalah ia seorang gitaris dan datang pada saat latihan namun tidak
datang pada saat akan ditampilkan. Hal ini sering mengganggu perkembangan
pemuda kearah yang lebih baik. Di jemaat ini juga, calon penatua sudah
diperbolehkan untuk menutup berkat di kebaktian Minggu.
h. Putri Siagian
Penyambutan
yang diberikan jemaat atas kehadiran saya di sana sangat baik, bahkan mereka
sampai menyajikan kamanan khas Batak. Saya ditempatkan di rumah salah seorang
sintua yaitu, Marpaung. Sasaran yang saya rencanakan tidak berubah yaitu
pemuda, untuk mengumpulkan pemuda serta untuk mengarahkan mereka ikut serta
dalam kegiatan-kegiatan kepemudaan, saya melakukan Perkunjunagn Rumah Tangga ke
rumah-rumah yang terdapat pemuda. Pada pertemuan pemuda yang terkumpul sebanyak
15 Orang pemuda, saya juga melakukan sabtu ceria, melakukan PA. Pemuda selama 4
kali.
Kesulitan-kesulitan
yang saya alami pada saat pelayanan CP adalah apabila saat turunnya hujan, maka
limbah Indorayon akan menguap dan menyebabkan bau yang tidak sedap, bahkan saya
menjadi sering muntah-muntah saat mencium aroma yang tidak sedap tersebut.
Selain itu adalah kesulitan saat menuju ke sawah untuk memanen padi sangat jauh
yaitu berjarak 3000 m yang ditempuh dengan berjalan kaki, bahkan sering sekali
pemuda-pemuda sekitar mencoba untuk menggoda saya dan berbuat jahil dan ini
membuat saya merasa kurang nyaman, apalagi guru jemaat yang suka mabuk.
i.
Debby
Di
dalam pelayanan saya, saya memfokuskan pelayanan ke pemuda, yaitu dengan
membuat atau membentuk kembali latihan pemuda untuk dipersembahkan pada
kebaktian Minggu. Selama melayani, kami telah melaksanakan empat (4) kali
pertemuan dengan pemuda dan saya selalu membuat kebaktian singkat sebelum masuk
ke latihan pemuda. Memang pada minggu pertama sampai minggu yang ketiga masih
sedikit sekali pemuda yang datang mengikuti latihan. Namun saya mlakukan
kunjungan-kunjungan keruamah pemuda utuk mengajak mereka mengikuti latihan dan
nyatanya pada pertemuan keempat jumlah pemuda yang datang semakin meningkat
pesat. Saya melaksanakan 3 kali kotbah minggu yaitu 2 kali di resort dan 1 kali
di pagaran. Saya juga melaksanakan mengajar katekisasi marguru malua dan
sermon.
Sebelum
mengakhiri bimbingan, dosen pembimbing memberikan masukan-masukan sekaligus
penguatan bagi peserta CP, yaitu:
· Sharing
pengalaman CP ini menjadi refrensi bagi semua yang mendengarkannya. Ada
sebanyak 8 pengalaman (dari 9 mahasiswa CP di Tobasa) sebagai referensi
sehingga ini akan menjadi pelajaran bagi semuanya, ini akan membuat semakin
bijak dalam mengatasi permasalahan. Sama seperti usia dalam pelayanan, semakin
lama melayani maka akan semakin bijak dalam melakukan dan menanggapi sesuatu
permasalahan (kehidupan pelayanan).
·
Suka-duka yang
dialami selama pelaksanaan CP adalah kekayaan dan ini adalah pengalaman yang
tidak akan terulang kembali. Untuk itu bukalah lembaran baru, karena lembaran
baru selalu ada.
·
Air, langit, dan
diriku. Mari kembali renungkan arti ketiganya dan tingkatkan semangat dalam
melayani dan jangan menyerah.
E. Bermain Air
Sebelum
kembali menuju gerbang, diberi kesempatan 10 menit untuk mengabadikan moment
kebersamaan melalui foto bersama di Air Terjun El-Shadai – Taman Eden 100.
F. Menuju Pintu Gerbang dan Makan Siang di Kede Batak –
Lumban Julu, Dilanjutkan Rekreasi ke Bukit Gibeon
Waktu
untuk sampai di gerbang tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan dikarenakan
waktu banyak tersita saat sharing pengalaman CP di sekitar air terjun. Saat
kembali di gerbang, dosen pembimbing dan mahasiswa kembali berbincang dengan
pengelola Taman Eden dan berfoto bersama dan mereka membagikan informasi
mengenai bibit pohon gratis.
Kebersamaan
dilanjutkan dengan makan siang di Rumah Makan khas Batak di desa Lumban Julu
dan kemudian dilanjutkan dengan rekreasi bersama menuju Bukit Gibeon. Di Bukit
Gibeon mahasiswa dan dosen disuguhkan pemandangan indah yang menggambarkan
indahnya ciptaan Allah Yang Kuasa. Mahsiswa dipersilahkan menikmati kesegaran
air terjun dengan mandi di kolam yang disediakan. Dan di tempat ini juga
penandatanganan tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing dilaksanakan di area
parker kenderaan alam bebas air terjun Bukit Gibeon.
Akhirnya
mahsiswa dan dosen pembimbing berpisah jalan raya Porsea untuk kembali menuju
tujuannya masing-masing.
Mari Setia Menunaikan Tugas Pelayanan CP Kita.
Salam
Salam
Terimakasih buat pertemuannya pak... kami mendapat banyak pengalaman dan penguatan melalui sharing yg sudah kita laksanakan... terimakasih jg buat jalan2nya y pak... mudah2an dpat terulang kembali.... syalom..
BalasHapusRefleksi saya berdasarkan pertemuan tengah CP:
BalasHapus“Air, Langit dan diriku”
Air yang mengalir menggambarkan bagaimana pelayanan yang akan dialami, terus mengalir tanpa henti selagi sumbernya masih terus ada. Namun saya membayangkan suara dari langit sebagai “sumber” segala sesuatunya berkata bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatunya dengan indah, dan tugasku adalah melayani-Nya dengan cara melayani umat-Nya dan juga melayani alam ciptaan-Nya yang indah.
Saya menyadari, air tidak selalu jernih, bahkan sering terdapat sampah dan kotoran yang terbawa arus, begitu juga langit yang tidak selalu cerah terkadang ada awan gelap dan kilat yang menakutkan. Tetapi aku tidak khawatir, sebab saya yakin Tuhan akan memampukan. Melalui segala tantangan itu saya mampu berkata “seperti alam yang mengajarkanku akan kuasa Allah, membuatku mendapatkan banyak hal dan pengetahuan dari pelaksanaan CP II ini”.
Air, langit, dan diriku
BalasHapusMengingatkan kembali bahwa segala sesuatunya diciptakan Tuhan adalah untuk manusia, diriku.... Segala sesuatu yang Allah ciptakan dengan segala keindahanNya, senantiasa mengingatkan bahwa Allah memang ada, dan selalu ada untuk memelihara kehidupan umatNya. Demikian juga untuk segala sesuatub yang dialami dalam kehidupab pelayanan saya, Allah senantiasa memelihara dan menjaga saya. Sma seperti langit yang adlah atap bumi ini. Dan air adlah sumber kehidupan.
Allah memberikan pelajaran yang sgt berharga dalam CP I kali in..
E. Simon Sinaga,M.Th :
BalasHapus"Suka-duka yang dialami selama pelaksanaan CP adalah kekayaan dan ini adalah pengalaman yang tidak akan terulang kembali. Untuk itu bukalah lembaran baru, karena lembaran baru selalu ada".
"semakin lama melayani maka akan semakin bijak dalam melakukan dan menanggapi sesuatu permasalahan (kehidupan pelayanan)".
yang saya dapatkan sebagai refleksi dari pertemuan tengah CP I Kali ini yaitu:
BalasHapusAir, langit dan diri saya
menyadarkan bahwasanya saya adalah salah satu karya ciptaan-Nya yang sungguh amat berharga bagi-Nya, Tuhan bentuk saya dengan cara-Nya sendiri, dia olah saya selayaknya Ia mau untuk saya perbuat di dalam kehidupan saya di dunia ini, terkhusus Ia bentuk dan olah saya dalam konteks keadaan saya dalam proses CP I kali ini, yang dulunya saya tidak bisa, sekarang di proses CP I yang saat ini saya lalui,akhirnya membuat saya bisa untuk melakukannya, disaat saya tidak mampu untuk mengerti sesuatu di luar yang sering saya lihat sebelumnya, namun disaat ini saya di ajak untuk melihat yang belum pernah saya lihat bahkan ikut serta merasakan hal yang terjadi di tempat CP I saya kali ini, saya diolah, saya di bentuk, karakter saya yang dulunya tidak mau atau enggan untuk ikut campur akan sesuatu hal, disini saya di haruskan untuk menghadapi dan ikut merasakan nya, kesabaran saya di uji saat ini, keadaan CP Kali ini menjadikan saya layaknya sebagai pisau yang harus terus di asa supaya tidak menjadi tumpul, mungkin saya berfikir itu salah satu cara
Tuhan mengolah dan membentuk saya melalui proses CP kali ini, saya juga merasa seperti halnya ibarat Air sungai yang terus mengalir walaupun terkadang air tersebut mengalami hambatan seperti banyak nya batu-batuan besar yang terletak ditengah-tengah air, sampah organik dan non organik air tetap menghampiri, air terus berusaha untuk bisa mengalir dari tempat yang satu ketempat yang lain, begitu juga dengan saya, saya diutus kesini untuk melayani, karena saya punya maksud dan tujuan dan saya di mampukan oleh Tuhan, biar banyak tantangan yang saya hadapi saat ini terkhusus melihat konteks CP Kali ini bukan intelektual saya yang diuji tetapi kesabaran saya menghadapi keadaan disini, saya akan terus maju walaupun banyak tantangan dan hambatan yang saya hadapi, saya yakin air terus mengalir memberikan fungsi nya bagi kehidupan makhluk hidup, berarti saya juga di ajari untuk dapat bercermin melalu air, saya harus terus menjalankan tanggung jawab dan tugas saya disini dan harus memberikan sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakat atau jemaat yang saya layani disini dengan kata lain kedatangan saya disini harus menjadi berkat dan bukan menjadi batu sandungna bagi mereka, air terus mengalir dan saya juga harus terus bisa menyelesaikan CP I kali ini, langit ya langit,,, di langit banyak hal yang indah yang dapat di lihat ada bintang, bulan, matahari, awan , namun langit bisa saja mendung oleh awan, bahkan memperlihatkan petir dan kilat yang membuat seseorang ketakutan.namun satu sisi langit menunujukkan bahwasanya sungguh begitu besar kuasa Tuhan didunia ini Dia jadikan Sungguh amat baik, begitu juga dengan perjalanan hidup ku di dunia ini, aku harus pandang semuanya itu secara positif dan semuanya harus di nikmati, karena ku tahu dan ku percaya dan aku yakin kan kuasa-Nya, Dia menjaga dan ku perlukan hingga sampai selama-lamanya :)
kawan2 ini lirik lagu yang sering aku dengarkan jikalau aku dalam keadaan jenuh dalam proses CP I saat ini, secara pribadi lagu ini menguatkan ku Dan terkadang jika aku kesal, marah setelah mendengarkan lagu ini aku merasa emosi ku stabil dan semangat ku dalam pelaksanaan CP kembali laGI :) Silahkan dengarkan kawan2 semua :)
BalasHapus"AKU LEBIH PERLU"- Grezia Epiphania
‘ku mencari wajahMu,
Yesus Kekasihku.
Bukan karena apa yang Kau buat,
tapi karena cintaMu.
‘ku hampiri tahtaMu,
oh Yesus Rajaku.
Bukan karena kebutuhanku,
tapi karena hatiMu.
Reff:
‘ku percaya mujizatMu nyata,
s’lalu ada tak pernah berubah.
Namun, aku lebih perlukan kekuatanMu,
menopang hidupku.
‘ku percaya berkatMu melimpah,
takkan pernah kekurangan aku.
Namun, aku lebih perlu hati yang bersyukur,
hati yang percaya,
bahwa segalanya ‘kan indah pada waktunya.
yang dapat saya refleksikan ketika pertemuan tengah CP
BalasHapusair, langit dan diriku..
air yang merupakan sumber kehidupan, Ciptaan Tuhan yang luar biasa, setetes air dapat mengobati rasa haus yang dalam. air yang terus mengalir walau banyak yang harus dilewati seperti batu, pasir kayu dan lainnya. sama halnya dengan kehidupan kita/ masa CP yang harus kita lalui walau banyak tantangan yang harus dilalui. begitu juga dengan langit yang biru yang begitu indah serta gumpalan-gumpalan awan yang menghiasi membuat dunia ini sangat indah, tetapi ada saatnya langit biru akan menjadi gelap, dengan datangnya hujan atau petir.. tetapi yakinlah semua kita lalui bersamaNya. marilah tetap semangat dalam menjalani CP, walaupun banyak suka duka yang kita lalui percayalah kita akan dimampukan. Tuhan tidak pernah memberikan hal yang tidak bisa kita lakukan. tetaplah seperti air yang mengalir disertai indahnya langit biru. semangat dalam CP..
pertemuan yang sangat bermakna semogadapat terulang kembali.
"Jalan hidup yang kita lalui bukanlah seperti jalan tol yang bebas hambatan, namun kita akan melalui berbagai macam tantangan, ada jalan berlobang, polisi tidur, becek, tanjakan dan lainnya"
Tuhan memberkati :)
yang dapat saya refleksikan ketika pertemuan tengah CP air,langit dan diriku.....
BalasHapusAir merupakan gemericik yang tidak pernah bungkam tetapi selalu menyejukkan.
Langit adalah pelindung keindahan petunjuk keterbatasan.
Dan diriku adalah si mahluk yang tiada nafas tanpa air dan langit.
Ketika air berhenti mengalir dan berubah dalam wujud yang berbeda. Aku tidak dapat berbuat apa-apa. Aku mati terbang tak berjejak.
Ketika langit seakan pergi, menghilang dari pandangan mata indah ku. Ketakutan akan sangat besar datang menghampiri ku. Akan terlihat hal-hal yang menyeramkan menyibak keterbatasanku. Matahari, bulan, bintang seakan mengejar ku dalam mimpi dan nyata ku.
Air, langit dan diriku adalah satu kesatuan dan hidup berdampingan seakan tak terpisahkan.
Pengalaman selama CP membuatku belajar akan banyak hal. Juga saat pertemuan tengah CP bersama bapak dosen dan teman - teman semua yang setia mendengar setiap curahan suka dan duka masing-masing. Seperti nyanyian KJ.No 408 " suka duka di pakaiNya untuk kebaikan ku"
YESUS CINTA TANAH BATAK.
BalasHapusAir, langit, dan Jhoni purba
Air itu adalah suatu yang sangat bermakna dalam pelayanan Yesus. Sebelum Yesus menuju misiNya di dunia ini. Terlebih dahulu di baptis dengan air. Air bagiku melambangkan kesiapan dan pengutusan menuju arah yang akan di capai. Sifat yang aku kagumi dari air adalah menekan ke segala arah. Artinya ada suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan walaupun itu sulit. Yesusku adalah air hidup itu yang memampukan aku untuk melakukan hal yang tidak aku ketahui (Yeremia 33 :3).
Langit. Langit it melambangkan sebagai sumber kehidupan. Dimana sumber terang itu adalah mataharj, bintang, dan bulan. Dan bagiku sumber terang yang aku punya adalah Allah yang hidup. Langit itu tinggi seperti Allahku yang kuat dan dasyat. Yesus menengadah kelangit meminta kekuatan harusnya aku juga senantiasa melihat ke atas.
Diriku. Aku ini hanyalah ciptaan, aku adalah anak empunya langit itu. Dan aku adalah sasaran kedatangan yang di baptis di air itu. Dan aku di utus untuk perpanjangan tanganNya. Namun aku belum sanggup menjadi air yang teduh bagi orang lain. Namun aku yakin jika aku menatap ke langit aku akan bisa melakukan segala sesuatu dan terus mengalis.
Jika hatiku bisa bernyanyi aku mau katakan "dung sonang rohangku di baen Jesus i. Porsuk pe hutaon dison. Napos do rohangku di Tuhanta i. Di pasonang tongtong rohangkon. Sonang do....sonang do.. dipasonang tongtong rohangkon.."
Tuhan sungguh dahsyat dalam diriku, ketika semua indah diciptakan. Air yang sangat berguna dalam diriku, tanpa air diriku tidak dapat hidup sebab air adalah sumber kehdiupan semua ciptaan Tuhan, terkhusus diriku. langit yang begitu indah Tuhan ciptakan sebagai lambang sukacita bagi mahluk hidup, dengan langit biru membuat diriku hanya dapat memandang saja tanpa dapat memegangnya, sering sekali diriku memandang langit menjadikan hal itu sangat luar biasa dalam diriku.terimakasih Tuhan Yesus buat langit yang indah dan air yang sangat berfungsi dalam dirku.
BalasHapussemangat CP..
Terimakasih untuk pertemuan cp yang telah kita laksanakan pak, pertemuan itu semakin menguatkan dan semakin memberikan sukacita dalam proses pelayanan program cp ini :)
BalasHapusAir Langit dan diriku :
BalasHapusSegala ciptaan Tuhan adalah amat baik, dan aku membayangkan segala ciptaan Tuhan berasal dari atas langit yang biru. Dan Tuhan memberikan air untuk kehidupan makhluk ciptaanya. Semua proses pemeliharaan ciptaan Tuhan ini berjalan seperti air yang terus mengalir jika ada sumbernya. Kadang mengalir terus lurus, kadang mengalir berliku-liku, dan selalu mencari tempat yang lebih rendah. Begitulah proses kehidupan ini, kadang lurus tanpa masalah kadang berluki-liku karena banyaknya tantangan. Dan semua harus dijalani dengan sukacita dan tetap tenang. Begitu juga dalam proses kegiatan cp ini. Kadang senang dalam pelayanan kadang berliku-liku karena tantangan tetapi harus dijalani dengan tetap tenang, dengan sukacita dan harus selalu menebarkan senyuman. :)
Semangat melaksanakan cp.