Sabtu, 09 Juli 2016

PERTEMUAN CP 2016 - WILAYAH TOBASA



Notulen Pertemuan Tengah CP I/II Daerah Tobasa di Taman Eden 100
I.                   Pendahuluan
Abdi Sabda selaku lembaga pedidikan teologia yang bertujuan mendidik, membentuk, dan memperlengkapi mahasiswa untuk menjadi pelayan yang memiliki kreatifitas dan dinamis di tengah-tengah jemaat dan masyarakat.[1] Di dalam setiap pelaksanaan Collegium Pastoral (CP) STT Abdi Sabda memberikan waktu kepada mahasiswa dan juga dosen pembimbing pada pertengahan pelaksanaan CP untuk mengevaluasi pelaksanaannya.  Untuk itu mahsiswa dan dosen pembimbing daerah Tobasa mengadakan pertemuan di Taman Eden 100 dan dilanjutkan ke Bukit Gibeon.
II.                Laporan Kegiatan Evaluasi Tengah CP I/II
Pertemuan Tengah CP dilaksanakan di Taman Eden 100 berdasarkan kesepakatan antara dosen pembimbing dengan mahasiswa CP daerah Tobasa dan pertemuan dijadwalkan pada pukul 10.00 – 14.00 WIB.
2.1. Peserta dan Dosen Pembimbing

Nama Dosen
Nama Peserta
Keterangan
Edward Simon Sinaga, M.Th
Anova T. Sembiring
CP II
Dearmando Purba
CP II
Jhoni Pranata Purba
CP II
Rutin Sari Saragih
CP II
Adollf Herman Siregar
CP I
Debby
CP I
Putri Siagian
CP I
Rapma Hutauruk
CP I
Satriana Pasaribu
CP I

2.2.Perencanaan Waktu Pertemuan
NO
KEGIATAN
ALOKASI WAKTU
1
Canda-ria di Pintu Masuk Taman Eden 100
60 Menit
2
Memilih Pohon CP I/II di Wilayah Tobasa untuk Ditanam (Pohon Sampinur Batak)
15 Menit
3
Menelusuri Air Terjun El Shadai dan Selfie-riia
30 Menit
4
Acara Ibadah Alam Bebas dan Bimbingan-Sharing
60 Menit
5
Bermain Air
10 Menit
6
Menuju Pintu Gerbang dan Makan Siang di Lumban Julu, serta Dilanjutkan Berekreasi ke Bukit Gibeon
120 Menit

2.3.Pelaksanaan Kegiatan
A.    Canda Ria di Pintu Masuk Taman Eden 100
Kegiatan ini dilaksanakan dengan sangat baik. Kegiatan canda ria bersama ini penting untuk dilaksanakan untuk menjalin kembali kebersamaan setelah pelayanan dilaksanakan secara terpisah. Kegiatan ini sekaligus untuk mencairkan suasana. Di dalam pelaksanaannya, kegiatan ini mampu mencairkan suasana dan kecanggungan-kecanggungan mulai tidak lagi terlihat, di mana dosen pembimbing dan mahasiswa saling bercanda dan tertawa. Kegiatan ini dilaksanakan selama 60 menit sambil menunggu Rapma Hutauruk (Daerah CP – GKPI Lintongnihuta) yang datang belakangan disebabkan lokasi pelayanan yang jauh dan keterbatasan kendaraan. Pada kegiatan ini juga terjadi interaksi yang baik dengan bapak Marandus Sirait selaku pengelola taman Eden 100.
B.     Memilih Pohon CP I/II di wilayah Tobasa untuk Ditanam
Kegiatan ini dilakukan setelah mahasiswa dan dosen pembimbing berdiskusi untuk ikut serta dalam pelesatarian alam dengan cara ikut menanam pohon di taman Eden 100. Selain itu, ketertarikan juga dikarenakan akan ada nama yang ditulis di media dan diletakkan pada pohon sebagai kenang-kenangan kunjungan dan ditetapkan isi tulisannya adalah “CP I dan CP II wilayah Tobasa. Doping: Pdt. E.S. Sinaga, M.Th”. Pohon pun kemudian akan ditanam di ring 1 (barisan paling depan) sesuai dengan kesepakatan dengan pengelola dan pohon yang akan ditanam adalah pohon Sampinur Batak, yaitu tanaman langka yang berasal dari tanah Batak.
C.     Menelusuri Air Terjun El Shadai dan Selfie-ria
Kegiatan ini dilaksanakan juga karena lokasi untuk ibadah dan bimbingan akan dilaksanakan di air terjun El Shadai. Untuk menuju lokasi tersebut peserta CP dan Dosen pembimbing disuguhkan pemandangan alam yang asri berupa pohon-pohon dan tanaman-tanaman yang sangat indah dan sejuk. Sepanjang perjalanan, dosen dan peserta CP mengabadikan kegiatan dengan berfoto dan berselfie ria sebagai dokumentasi bersama atau pribadi.
D.    Acara Ibadah Alam Bebas dan Bimbingan-Sharing
Sebelum bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing Edward Simon Sinaga, M.Th dilaksanakan, dosen pembimbing terlebih dahulu memberikan pengarahan untuk apa evaluasi ini dilaksanakan. Kemudian dosen membagi tugas untuk ibadah dan juga bimbingan-sharing, yaitu:
Pembawa Lagu           : Anova Sembiring
Doa Pembuka              : Jhoni Purba
Doa Syafaat                : Debby
Notulis                        : Dear Purba
Ada pun yang menjadi topik doa syafaat adalah:
·         Jemaat mengalami Abdi Sabda.
·         Melaksanakan tugas CP dengan hati terbuka.
·         Orangtua, keluarga besar STT.Abdi Sabda Medan, dan jemaat pelayanan CP.
·         Kelestarian alam.
Setelah bernyanyi “Betapa Kita Tidak Bersyukur” yang dipimpin oleh Anova, dilanjutkan dengan doa syafaat yang dibawakan oleh Jhoni Purba, adapun yang didoakan Jhoni adalah agar mahasiswa membuka beban selama pelayanan, agar jujur dengan beban yang ada, dan agar setiap masalah dan beban dapat diatasi dengan baik.
Kebaktian dilanjutkan dengan renungan singkat yang dibawakan oleh dosen pembimbing, dengan mengambil nats renungan dari Matius 3: 16-17. Ada pun pesan yang disampaikan dari nats ini adalah, “Apa pun yang kita alami khususnya hari ini adalah karena Yesus”. Ada tiga (3) obyek yang jadi fokus yaitu refleksi Ibadah Alam Bebas:  air, langit, dan hati (saya). Demikian dosen pembimbing merefleksian perikop di atas. Dosen melanjutkan bahwa bersama Tuhan, kemuliaan dan keindahan itu ada. Kita akan semakin siap menghadapi pergumulan, tugas, dan tanggungjawab. Tuhan akan menguatkan kita untuk siap dipilih seperti Yesus. Yesus yang awal dari pelayanan-Nya dibaptis terlebih dahulu. Bahkan Yesus datang sudah mengetahui salib yang akan dialami-Nya. Dosen pembimbing juga menerangkan bagaimana kita membangun gambaran seperti yang Yesus perlihatkan. CP ini adalah gambaran masa vicariate (masa persiapan menjadi pendeta) yang akan dijalani pasca wisuda dan lolos seleksi calon vicar nantinya.
            Selanjutnya diberikan kesempatan kepada semua mahasiswa selama 10 menit untuk menuliskan setidaknya lima (5) kalimat atas refleksi diri perihal: “Air, Langit, dan Diriku”. Dosen pembimbing mempersilahkan kepada semuanya untuk bebas mengambil tempat untuk menuliskan refleksi-kontemplasi masing-masing. Kemudian dosen pembimbing melanjutkan penjelasan dengan mengatakan bahwa peserta CP jangan dikalahkan oleh ketakutan, kelemahan atau penilaian orang lain. Bahkan pendeta sekali pun juga memiliki kekurangan dan tidaklah sempurna, untuk itu jangan kalah dan tetap maju berjuang. Yesus juga mengalami hal yang sama yaitu: serangan dari kelompok Saduki , kelompok Sanhedrin, dan kelompok Farisi yang selalu mempersalahkan Yesus, namun Yesus mampu berkata “Roh Tuhan ada pada-Ku”.  “Apabila kita ada di dalam Yesus, kita akan mengalami mujizat yang nyata, untuk itu jangan tutup langit Allah dan bukalah mata untuk melihat hati Allah.”
            Setelah pengarahan dan pesan firman Tuhan disampaikan oleh dosen pembimbing, kegiatan selanjutnya adalah evaluasi pelaksanaan CP baik CP I dan CP II dengan metode satu persatu mahasiswa menceritakan bagaimana pengalaman pelayanan dan kendala-kendala serta kemajuan apa saja yang didapat pada pelaksanaan CP. Ada pun hasil pembicaraan yang dilakukan adalah:
a.       Rutin Sari Saragih
Saya mengganti sasaran yang awalnya saya tetapkan pada saat pertemuan pertama saat pemberangkatan CP di Abdi Sabda. Adapun yang menjadi sasaran pertama saya adalah Kunjungan Rumah Tangga (PRT). Hal ini dikarenakan setelah pembicaraan dengan pendeta, Pendeta dan parhalado telah melaksanakan PRT mulai dari bulan 2 yang lalu dan masih terus berlanjut hingga saat ini. Sehingga saya mengganti sasaran menjadi berfokus kepada pemuda. Hal ini dikarenakan juga saya diberi tugas untuk mengajar marguru malua serta mengarahkan pemuda untuk melaksanakan latihan persembahan pujian di hari Minggu. Dan dalam pelaksanaan pelayanan, saya juga mencoba melihat bagaimana perkembangan yang ditunjukkan oleh pemuda dan saya juga memberikan anjuran dan saran yang baik bagi kemajuan pemuda.
Adapun yang menjadi kekurangan saya selama pelaksanaan CP ini adalah penguasaan not balok dan not angka. Namun keterbatasan ini mampu diatasi dengan meminta bantuan salah seorang jemaat untuk mengajari persembahan pujian yang memakai teks koor. Pendeta mengatakan bahwa saya hanya perlu sedikit lagi dalam mengembangkan kotbah dan secara umum sudah baik bahkan pendeta melihat sudah ada perubahan yang nyata dan jemaat juga menilai sudah bagus dan pantas mendapatkan nilai yang baik.
b.      Adolf Herman Siregar
Sasaran pertama yang saya usulkan pada saat pertemuan pertama di Abdi Sabda adalah pemuda, dan memang itu tetap saya jalankan menjadi sasaran saya di jemaat, artinya sasaran saya tidak berubah. Saya melaksanakan Pendalaman Alkitab bersama pemuda, gotong-royong bersama pemuda, dan pelayanan kotbah mimbar. Pengalaman kotbah pertama sekali saya merasa jantungan, kotbah pertama tersebut adalah kotbah martumpol dan berjalan kurang baik yaitu hanya selama 8 menit.hal ini karena di dalam pikiran saya, saya saja belum menikah bagaimana mengajari orang yang akan menikah. Lalu pendeta berpesan “Mereka yang kamu kotbahi pun belum menikah, jadi jangan takut”. Untuk masalah konsumsi, saya masak sendiri namun saya bebas makan di rumah-rumah jemaat.
c.       Rapma Hutauruk
Sasaran saya masih tetap, yaitu Sekolah Minggu (SM). Alasan saya memilih SM adalah karena mereka adalah penerus Gereja. Saya melayani di resort yang memilki 12 jemaat (pagaran) dan bertempat di Lintongni Huta di rumah pendeta. Saya merasakan bahwa sasaran saya berhasil namun masih kurang dalam masalah pengajaran kepada SM.
Saya juga ikut melaksanakan kebaktian padang ke Taman Iman, dan jemaat yang ikut hanya sebanyak 30 orang saja dan saya merasa sedih saat itu karena yang mendaftar sekitar 50 orang. Situasi yang terjadi adalah sedang terjadi bentrok dan menghasilkan 2 kubu dalam jemaat antar sintua. Salah satu yang berkonflik adalah kordinator SM dengan sintua lain yang berakibat pada terganggunya pelayanan SM karena setiap usulan yang diberikan kordinator SM selalu ditolak oleh sintua tersebut.
d.      Anova Sembiring
Saya baru sampai di jemaat pada tanggal 01 juni karena pada tanggal 31 Mei saya masih tingga di Porsea. Pada awalnya saya ingin ditempatkan di rumah diakones namun pada akhirnya diganti ke rumah guru huria. Sasaran saya adalah sekolah minggu, dan saya juga mengajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saya juga membuat program mengajar sekolah minggu yaitu juga mengadakan Sabtu Ceria, dan pelayanan kotbah pertama saya di resort disambut dengan baik oleh jemaat. Kendala yang saya hadapi adalah karena semua jemaat adalah pendatang, maka pada saat liburan akan sepi sekali yang akan datang ke gereja.
e.       Jhoni
Sasaran yang saya rencanakan pada pertemuan pertama akhirnya berubah setelah berada di pelayanan. Pada pelayanan CP II ini sasaran yang ingin saya capai ialah pelayanan kotbah. Perkunjungan Rumah Tangga tidak dapat saya laksanakan dikarenakan rumah jemaat yang saling berjauhan satu dengan yang lainnya. Saya mengingat perkataan dari ketua SST Abdi Sabda Jon Renis Saragih, M.Th yang mengatakan, “Apabila tidak dapat menjadi jalan yang lebar jadilah jalan setapak, namun jalan setapak itu mampu membimbing orang menuju tujuan yang ingin dicapai”.
Awalnya saya ditempatkan di rumah salah seorang sintua jemaat dan ditempatkan di salah satu rumah kost, namun pada akhirnya pendeta mengatakan kepada saya untuk kembali ke rumah pendeta dan tidak usah kembali lagi kerumah semula. Hal ini disebabkan karena pendeta melihat fasilitas tempat tinggal yang kurang layak, sehingga pendeta merasa tidak tega. Hubungan saya dengan pendeta dan keluarga lainnya berjalan dengan baik dan harmonis. Begitu pula di dalam pelayanan berjalan dengan baik karena saya berfokus kepada pelayanan kotbah.
f.       Dear Mando Purba
Saya datang pada tanggal 24 mei 2016, yaitu sehari sebelum tanggal pelaksanaan CP dimulai. Sebelum saya berangkat, saya mengubungi pembimbing lapangan, dan pada akhirnya saya mengetahui bahwa pembimbing lapangan saya yang tertera di surat maupun mading kampus adalah Praeses BNKP Resort 42 Medan, hal ini terjadi karena jemaat BNKP Tobasa belum memiliki Pendeta  Jemaat dan dalam proses pembangunan.
Dalam pembicaraan dengan guru jemaat, saya tinggal dirumah Guru Jemaat dan saya membayar uang makan dikarenakan jemaat yang masih kecil dan dalam tahap jemaat persiapan, namun pembayaran akan dilakukan pada akhir masa CP nantinya. Saya dapat memaklumi keadaan ini, karena Ketua STT juga mengatakan bahwa anggap saja ini adalah seperti di kost yang tetap harus membayar uang makan.
Sambutan jemaat juga sangat baik dan sasaran saya berubah menjadi pelayanan Kebaktian Rumah Tangga, hal ini dikarenakan jemaat yang 90% profesi pekerjaannya adalah penjahit dan juga tukang pangkas termasuk pemudanya, sehingga akan sangat sulit untuk mengumpulkan pemuda karena mereka lelah bekerja dan mereka lebih mementingkan pekerjaannya.
g.      Satriana
Sebelum saya sampai di tempat pelayanan, saya bermalam di Porsea dan kemudian saya ditempatkan di sekitar PT. Inalum di rumah salah seorang calon sintua. Sasaran awal saya adalah sekolah minggu, namun akhirnya saya ganti menjadi Pemuda. Masalah yang terjadi dalam tubuh pemuda jemaat adalah permasalahan intern yaitu perselisihan antar anggota yang menyebabkan terganggunya kegiatan-kegiatan pemuda. Pada minggu pertama pelayanan, saya langsung mengadakan PA Pemuda dengan metode diskusi.
Selain masalah intern pemuda, permasalahan lainnya adalah apabila ada di antara pemuda yang berselisih, maka orangtua pun akan ikut-ikutan berselisih, hingga akhirnya majelis jemaat pun sudah tidak mau untuk campur tangan dalam permasalahan pemuda. Terdapat juga permasalahan pribadi anggota pemuda yang kurang baik, contohnya adalah ia seorang gitaris dan datang pada saat latihan namun tidak datang pada saat akan ditampilkan. Hal ini sering mengganggu perkembangan pemuda kearah yang lebih baik. Di jemaat ini juga, calon penatua sudah diperbolehkan untuk menutup berkat di kebaktian Minggu.
h.      Putri Siagian
Penyambutan yang diberikan jemaat atas kehadiran saya di sana sangat baik, bahkan mereka sampai menyajikan kamanan khas Batak. Saya ditempatkan di rumah salah seorang sintua yaitu, Marpaung. Sasaran yang saya rencanakan tidak berubah yaitu pemuda, untuk mengumpulkan pemuda serta untuk mengarahkan mereka ikut serta dalam kegiatan-kegiatan kepemudaan, saya melakukan Perkunjunagn Rumah Tangga ke rumah-rumah yang terdapat pemuda. Pada pertemuan pemuda yang terkumpul sebanyak 15 Orang pemuda, saya juga melakukan sabtu ceria, melakukan PA. Pemuda selama 4 kali.
Kesulitan-kesulitan yang saya alami pada saat pelayanan CP adalah apabila saat turunnya hujan, maka limbah Indorayon akan menguap dan menyebabkan bau yang tidak sedap, bahkan saya menjadi sering muntah-muntah saat mencium aroma yang tidak sedap tersebut. Selain itu adalah kesulitan saat menuju ke sawah untuk memanen padi sangat jauh yaitu berjarak 3000 m yang ditempuh dengan berjalan kaki, bahkan sering sekali pemuda-pemuda sekitar mencoba untuk menggoda saya dan berbuat jahil dan ini membuat saya merasa kurang nyaman, apalagi guru jemaat yang suka mabuk.
i.        Debby
Di dalam pelayanan saya, saya memfokuskan pelayanan ke pemuda, yaitu dengan membuat atau membentuk kembali latihan pemuda untuk dipersembahkan pada kebaktian Minggu. Selama melayani, kami telah melaksanakan empat (4) kali pertemuan dengan pemuda dan saya selalu membuat kebaktian singkat sebelum masuk ke latihan pemuda. Memang pada minggu pertama sampai minggu yang ketiga masih sedikit sekali pemuda yang datang mengikuti latihan. Namun saya mlakukan kunjungan-kunjungan keruamah pemuda utuk mengajak mereka mengikuti latihan dan nyatanya pada pertemuan keempat jumlah pemuda yang datang semakin meningkat pesat. Saya melaksanakan 3 kali kotbah minggu yaitu 2 kali di resort dan 1 kali di pagaran. Saya juga melaksanakan mengajar katekisasi marguru malua dan sermon.

Sebelum mengakhiri bimbingan, dosen pembimbing memberikan masukan-masukan sekaligus penguatan bagi peserta CP, yaitu:
·    Sharing pengalaman CP ini menjadi refrensi bagi semua yang mendengarkannya. Ada sebanyak 8 pengalaman (dari 9 mahasiswa CP di Tobasa) sebagai referensi sehingga ini akan menjadi pelajaran bagi semuanya, ini akan membuat semakin bijak dalam mengatasi permasalahan. Sama seperti usia dalam pelayanan, semakin lama melayani maka akan semakin bijak dalam melakukan dan menanggapi sesuatu permasalahan (kehidupan pelayanan).
·         Suka-duka yang dialami selama pelaksanaan CP adalah kekayaan dan ini adalah pengalaman yang tidak akan terulang kembali. Untuk itu bukalah lembaran baru, karena lembaran baru selalu ada.
·         Air, langit, dan diriku. Mari kembali renungkan arti ketiganya dan tingkatkan semangat dalam melayani dan jangan menyerah.
E.     Bermain Air
Sebelum kembali menuju gerbang, diberi kesempatan 10 menit untuk mengabadikan moment kebersamaan melalui foto bersama di Air Terjun El-Shadai – Taman Eden 100.
F.      Menuju Pintu Gerbang dan Makan Siang di Kede Batak – Lumban Julu, Dilanjutkan Rekreasi ke Bukit Gibeon
Waktu untuk sampai di gerbang tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan dikarenakan waktu banyak tersita saat sharing pengalaman CP di sekitar air terjun. Saat kembali di gerbang, dosen pembimbing dan mahasiswa kembali berbincang dengan pengelola Taman Eden dan berfoto bersama dan mereka membagikan informasi mengenai bibit pohon gratis.
Kebersamaan dilanjutkan dengan makan siang di Rumah Makan khas Batak di desa Lumban Julu dan kemudian dilanjutkan dengan rekreasi bersama menuju Bukit Gibeon. Di Bukit Gibeon mahasiswa dan dosen disuguhkan pemandangan indah yang menggambarkan indahnya ciptaan Allah Yang Kuasa. Mahsiswa dipersilahkan menikmati kesegaran air terjun dengan mandi di kolam yang disediakan. Dan di tempat ini juga penandatanganan tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing dilaksanakan di area parker kenderaan alam bebas air terjun Bukit Gibeon.
Akhirnya mahsiswa dan dosen pembimbing berpisah jalan raya Porsea untuk kembali menuju tujuannya masing-masing.
Mari Setia Menunaikan Tugas Pelayanan CP Kita. 
Salam


[1] Buku panduan pelaksaan Collegium Pastoral II, 1

Kamis, 02 Juni 2016

DAFTAR HADIR DAN DAFTAR NILAI MAHASISWA IBD DAN LITURGIKA 2016

Berikut ini adalah daftar hadir dan daftar nilai mata kuliah Ilmu Budaya Dasar (IBD) dan Liturgika untuk jurusan Teologia dan Pendidikan Agama Kristen (PAK):
1. Nilai Kelas IBD PAK 2015 (download here)
2. Nilai Kelas IBD Teologia - A 2015 (download here)
3. Nilai Kelas IBD Teologia - B 2015 (download here)
4. Nilai Kelas IBD Teologia - C 2015 (download here)
5. Nilai Kelas IBD Teologia - D 2015 (download here)
6. Liturgika Teologia - A 2012 (download here)
7. Liturgika Teologia - B 2012 (download here)

Salam
Edward Simon Sinaga, M.Th
NIDN: 2319097201
GKPI - STT ABDI SABDA - MEDAN


TIGA BESAR ILMU BUDAYA DASAR DAN LITURGIKA SEMESTER GENAP 2015-2016

Inilah Tiga (3) Besar dalam Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar dan Liturgika:
A. Ilmu Budaya Dasar:

KELAS
JUARA I
JUARA II
JUARA III
PAK 2015
Sri Ervina T.
15.02.585
Nilai: 91.33 (A)
Tuah G.
15.02.588
Nilai: 90.38 (AB)
Timothy S.
15.02.587
Nilai: 89.34 (AB)
Teo. 2015  - A
Eikel G.
15.01.1245
Nilai: 93.35 (A)
Jhon F.S.
15.01.1276
Nilai: 91.09 (A)
Mangantar O.
15.01.1290
Nilai: 90.46 (A-)
Teo. 2015  - B
Ronika N.S.
15.01.1316
Nilai: 93.89 (A)
Johannes Pjt.
15.01.1278
Nilai: 93.39 (A)
Feran Riki B.
15.01.1262
Nilai: 92.95 (A)
Teo. 2015  - C
Krismay P.
15.01.1285
Nilai: 95.89 (A)
Angelica Precilya
15.01.1214
Nilai: 94.9 (A)
Boris A.P.M.
15.01.1224
Nilai: 94.5 (A)
Teo. 2015  - D
Enhot E.G.
15.01.1253
Nilai: 95.66 (A)
Arnold B.
15.01.1218
Nilai: 93.76 (A)
Epi D.S.
15.01.12.55
Nilai: 92.03 (A)


B. Liturgika:

KELAS
JUARA I
JUARA II
JUARA III
Teo. 2012 - A
Naomi E.T.
12.01.944
Nilai: 91.35 (A)
Efran M.I.P.
12.01.922
Nilai: 89.40 (A-)
Dear M.P.
12.01.913
Nilai: 89.18 (A-)
Teo. 2012 - B
Winda A.P.S.
12.01.977
Nilai: 91.25 (A)
Devi S.N.G.
12.01.917
Nilai: 90.86 (A-)
Jhoni P.P.
12.01.935
Nilai: 89.93 (A-)