Undangan Ceramah 2015
Dalam Laporan Umum Moderamen GBKP sampaikan tentang Pilkada, Penanganan Pengungsi Sinabung, Perkembangan HIV-AIDS dan Narkoba (dikutip dari http://gbkp.or.id/berita-114/semua-download.html).
Kamis, 22 Oktober 2015
Memasuki
hari kedua Sidang Kerja Majelis Sinode (SMKS) GBKP, Kamis (22/10)
Moderaman GBKP dalam laporan umum yang disampaikan Sekretaris Umum Pdt
Rehpelita Ginting menyampaikan beberapa hal perkembangan yang berkaitan
dengan Pilkada 2015, penanganan pengungsi Sinabung termasuk perkembangan
HIV-AIDS dan Narkoba.
Moderamen GBKP mengingatkan bahwa
menyongsong Pilkada serentak 9 Desember 2015 mendatang ada issu politik
transaksional dengan cara money politik. Ini merupakan tantangan gereja
yang hidup di dunia ini dan gereja sebagai lembaga pembaharuan
nilai-nilai kehidupan yang berorientasi kepada kehendak Tuhan yang tetap
konsisten dalam menjalankan misinya. Peran gereja sebagai lembaga
penguatan iman, penguatan nilai-nilai sosial, pendorong dan perbaikan
serta penguatan ekonomi jemaat, menjalankan peran “Ombudsman“. Untuk itu
perlu dilakukan program yang berkelanjutan dan mengevaluasi dampak
dan keutuhan pelayanan GBKP.
Secarakhusus penanganan pasca erupsi
gunung Sinabung, GBKP selama ini tidak saja sekedar pendistribusian
logistik, tetapi juga melakukan advokasi masayarakat yang berhubungan
dengan hak-hak mereka dalam bidang kesehatan, perumahan, pendidikan
termasuk kebijakan-kebijakan pemerintah.
Dalam laporan umum Moderamen juga
tertera secara rinci kondisi masyarakat sekitar gunung Sinabung yang
terkena dampak yang masih berada di 9 posko pengungsian yakni Serbaguna
GBKP Simpang VI, GBKP Ndokum Siroga, Tonkoh, Korpri, Gudang jeruk
Surbakti, GPDI Ndokum Siroga, Gudang Konco, Gedung KNPI Kabanjahe dan
KWK GBKP Berastagi.
Ada sebagian masyarakat yang sudah
berada di Siosar termasuk tahap pertama relokasi warga Desa Bekerah,
Simacem dan Sukameriah ke Siosar, namun sampai saat ini sarana dan
fasilitas belum memadai. Pengungsi Sinabung sampai saat ini masih
merasakan pergumulan yang cukup berat dan terpuruk dalam berbagai
bidang seperti ekonomi, kesehatan, pendidikan dan sosial.
Untuk itu GBKP melalui Komisi
Penanggulangan Bencana (KPB) terus melakukan berbagai upaya termasuk
dalam bidang pendidikan memberikan program beasiswa bagi anak-anak
mahasiswa termasuk membina 48 orang anak yang tinggal di asrama KWK
Berastagi.
Moderamen GBKP secara aktif terus
melakukan kerjasama serta memberikan masukan-masukan kepada BNPB, BPBD,
Pemerintah Kabupaten maupun Pusat terutama dalam kebijakan-kebijakan
terhadap masyarakat pengungsi Sinabung.
Sehubungen dengan pelayanan program
kerja komisi HIV AIDS secara terus menerus melakukan sosialisasi tentang
ancaman HIV AIDS dan pencegahanyna. Kemudian tentang advokasi, Komisis
HIV AIDS berperan secara strategis dengan pemerintah dan DPRD Kab.
Karo, untuk memberikan berbagai rekomendasi baik untuk melakukan
pelatihen TOT Konselor, pendampingan ODHA dan OHIDA, pendampingan
pecandu NARKOBA, pembentukan Komunitas Anti Narkoba kerjasama dengan
BNN di Desa Ajijahe dan membangun “Rumah Singgah” ODHA di Medan.
Sementara itu Pdt. Edward Simon Sinaga,
M.Th yang juga pendeta GKPI dan Dosen STT Abdi Sabda Medan menyampaikan
ceramah tentang meningkatkan Komitmen Warga GBKP yang misioner untuk
berpartisipasi dalam pelayanan. Dikatakan bahwa jemaat yang tetap
misioner dalam keberagaman Indonesia (Bhinneka Tunggal Ika) adalah yang
tetap melayani dalam menerima, menghormati, dan menyadari yang Lain.
Sikap kita sebagai pengikut Kristus
adalah inklusif, mampu menerima dan menghormati keyakinan orang lain.
Sikap ini adalah sebuah keramahan dan kekuatan kita sehingga Kristus
yang unik itu dan kekristenan dapat dikenal dan dimaknai oleh orang
lain.
“Pekerjaan dan kerinduan akan pelayanan
jemaat GBKP dalam misinya di tahun 2016 adalah peranan dan partisipasi
kita bersama, sehingga tahun 2016 yang akan datang adalah tahun untuk
meningkatkan partisipasi semua umat untuk terus hidup sebagai Garam dan
terang Dunia”, katanya. (Humas Moderamen/Era P Gurusinga)
Dokumentasi:
Materi asli Ceramah (here to download)
Dokumentasi:
Materi asli Ceramah (here to download)
Salam
Edward Simon Sinaga, M.Th
NIDN: 2319097201
GKPI - STT ABDI SABDA - MEDAN
saya sanagat prihatin dengan keadaan Tanah Karo sekarang, karena semakin hari seakan tatanan kehidupan masyarakat karo sudah menjauhi adat istiadat. maraknya penyakit sosial di Tanah karo seperti rumkit, dan Narkoba mengancam generasi Tanah karo dari kehancuran. padahal jika ditinjau dari adat istidat Karo. budaya "mehangke" atau pantang sangat kental.. jika saya memiliki satu kesempatan kelak saya akan bangun suatu teologi Turang. hal ini dapat membantu dalam membantum memperbaiki Tanah Karo Simalem.
BalasHapusGBKP mestinya tidak memalingkan wajah dengan PERMATA sebagai rudang-rudang gereja yang rentan dengan Narkoba dan pergaulan bebas.
Terimakasih komennya Jhoni Purba.
HapusFenomena tanggalkan budaya dan nilai-nilai kemanusiaan itu sepertinya seperti arus yang deras menghanyutkan identitas kita saat ini.
Budaya "pantang, tahu, atau mehangke" sudah tanggal dan yang hadir adalah kelunturan karakter (warisan budaya dan nilai-nilai dari keluhuran hidup dan nasihat leluhur.
Kontesktualisasi adalah indentitas yang disandingkan dengan pesan-pesan Injil, dan harmani serta pernyesuaian akan nilai-nilai itu adalah teologia, hingga kerinduanmy, "Teologia Turang{" suatu saat akan hadir di tengah-tengah keraifan hidup dan menjadi nilai-nilai mahal dalam kekaburan nilai-nilai yang mengancam gaya hidup anak muda (yang sudah terperangkap dalam nilai-nilai yang tidak arif dan jauh dari harapan para leluhur dulu).
Salam Budaya
Maaf sebelumnya pak, GBKP yang misioner merupakan suatu "panggilan" bagi warga GBKP yang ingin melihat GBKP sebagai tonggak penyebaran injil dalam masyarakat tanah karo, namun yang menjadi pergumulan di tengah modernitas merupakan keengganan warga GBKP untuk mengenalkan dan melawan sifat-sifat odernitas dengan bermisi dan berlandaskan injil. Pemahaman warga GBKP hanya ingin menerima injil namun belum tau secara persis untuk memperluas kerajaan Allah melalu acara2 seperti di jambur. Mengenai komentar senior abang Jhoni memang "teologi Turang" daat dimaanfaatkan sebagi sarana untuk menjangkau warga Karo yang belum mengenal firman Allah dan dapat menjadi garam dan terang dunia.
BalasHapus#Salam BUdaya
Mejuah juah Eikel Ginting, selamat datang di Blogg. ini.
HapusBatak (Karo) dan nilai-nilai luhur nrnk-moyang menjadi ladang yang subur untuk mewartakan Injil, karena begitu banyak nilai-nilai kearifan di sana. Bayangkan, rumah budaya yang sungguh besar itu...?
Gotong royong dan sosial, begitu kuat di sana, semoga para calon teolog muda (kalian) terpanggil menggali semua yang masih terpendam dalam budaya Karo.
Salam Mejuah juah
terima kasih banyak saya ucapkan kepada bapak telah memberikan motivasi bagi saya untuk mencoba menggali teologi Turang untu masyarakat karo.. kita membangun teologi tidak lain untuk menemukan kembali nilai-nilai budaya yang sudah mulai dilupakan.. semoga usaha yang kita bangun menyenangkan hati Tuhan saja ..
BalasHapussalam Budaya
Terimakasih Jhoni Purba, semangat dalam berkarya,
Hapuskamu akan menjadi yang pertama melakukannya.
Salam mejuah juah
Syalom Pak, saya mangantar Ompusunggu
BalasHapusKetika gunung sinabung mengeluarkan suaranya, banyak orang yang menderita khususnya saudara/i atau turang dan senina kita di Tanah Karo, hal itu pun menggoncang hati gereja atas keadaan setiap jemaat. Dengan itu ketika politik juga dijalankan bagi pengungsi seperti dikatakan diatas "money politik", menurut saya melalui itu bahwa uang yang menimbun politik dalam arti lain. Ini juga menyuarakan gereja supaya tidak lelahnya mendampingi turang senina ditanah Karo dengan sadar tugas gereja dilaksanakan dengan konsisten. IBD juga dengan ini bersuara melalaui blog ini bagaimana kita dapat menyuarakan atas keresahan saudara kita. Tuhan lah yang memberkati Turang Senina di TANAH Karo.