Kamis, 25 Februari 2016

Ujian Akhir Semester (UAS) Berjalan - IBD Teo. IA 2016

Ujian Akhir Semester (UAS) IBD Teo. IA 2016

Di bawah ini, adalah Tujuh (7) Materi Bahasan atau Sajian dari Tujuh (7) Kelompok setelah pelaksanaan UTS minggu yang lalu.

Yang harus anda lakukan untuk UAS-Berjalan ini adalah, wajib meringkas bahasan dan sajian kelompok setiap minggunya berserta analisa saudara atas setiap materi, dan demi kualitas dan akuratnya analisa saudara, maka jumlah satu (1) komen hanya lima belas (15) kalimat (tidak kurang dan tidak lebih dari 15 kalimat, setiap komen per-minggu-nya)!


Setiap minggunya mahasiswa harus memberikan satu komentar yaitu inti sari dari setiap bahasan yang sudah dibahas oleh kelompok. Karena itu mahasiswa dituntut untuk maksimal dan aktif dalam mengikuti pembahasan di kelas setiap minggunya, agar komen yang disampaikan tersebut benar-benar hasil bahasan dan pengembangan sesuai dengan analisa dari pemikiran dan kreativitas masing-masing mahasiswa.



Humanisme Y.B. Mangunwijaya:
Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka 
(Forum Mangunwijaya IX, 2015) 
Kelompok I
Manusia Humanis Menurut Romo Mangun 
 (Forum Mangunwijaya IX, 2015)
Kelompok II
“Pasemon” dalam Sastera Karya Romo Mangun
(Forum Mangunwijaya IX, 2015) 
Kelompok III
Keberpihakan pada Kaum Miskin, Konteks yang Melatarbelakangi dan Gambaran Kaum Miskin dalam Balada Becak Karya Y.B. Mangunwijaya
(Forum Mangunwijaya IX, 2015)
Kelompok IV
Si Penggembala Cerita
(Forum Mangunwijaya IX, 2015)
Kelompok V
Dehumanisme Politik Agama di Indonesia 
 (Forum Mangunwijaya IX, 2015)
Kelompok VI
Agama dan Pluralisme 
(Pluralisme dan Reaktualisasi Pancasila, Agama Titik Lemah Bangsa Indonesia?, Hal Penodaan Agama-Beberapa Catatan, Kekerasan Atas Nama Agama) 
(F.M. Suseno, 2015) 
Kelompok VII


Demikianlah tuntunan dan arahan kepada semua mahasiswa, khususnya kelas Teologia, agar kiranya setia, rajin, dan kreatif dalam mengikuti bahasan materi demi materi yang sudah ditetapkan dalam Silabus IBD Teo, 2016 tersebut.

Ruang komen di bawah ini dikhususkan untuk kelas Teo.IA tingkat I 2015.

Isilah ruang komen di bawah iini, dengan penulisan yang benar dan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), bahasa Indonesia yang benar.

Salam Budaya.
Horas, Mejuah juah, Juah juah.

Salam
Edward Simon Sinaga, M.Th
NIDN: 2319097201
GKPI - STT ABDI SABDA - MEDAN

222 komentar:

  1. Nama :basto kaban
    Kelas 1-A
    Nim:15.01.1221
    Prodi : Theologia

    Menurut saya,humanisme ialah bagaimana kita bisa menghargai dan menghormati pandangan-pandangan yang diberikan agama lain.sifat humanisme sebenarnya memberi ruang agar kita bisa berkarya dengan kreativitas yang kita miliki,Humanisme religus Mangunwijaya secara nyata memberikan sumbangannya dalam dua arah,sebab Romo Mangunwijaya berani menyatakan kritiknya pada pemerintah,ketika pemerintah berkesan otoritarian,semena-mena dalam keputusan yang berkata dengan nasib rakyat.di indonesia memang kita liat banyak sekali permasalahan dalam nilai-nilai kemanusiaan seperti baru baru ini bahwa seorang artis indonesia menghina lambang negara dengan semena-mena padahal dia ialah publik figur yang seharusnya menjadi panutan atau inspirasi bagi masyarakat yang melihatnya di TV.di amerika,presiden barrack obama secara kejutan mengsahkan pernikahan sesama jenis 2-3 tahun yang lalu.padahal itu dilarang keras oleh pemerintahan.nilia nilai kemanusiaan harusnya menegaskan bahwa adanya hak dan keadilan bagi semua masyarakat,baru baru ini juga terdapat berita bahwa seorang anak SMA kena tilang saat melakukan konvoi setelah berakhirnya Ujian Nasional.disitu bisa kita liat bahwa humanisme itu diperjuangkan semampu kita agar kedepannya kita bisa lebih memerhatikan lingkungan sekitar kita.

    salam IBD ,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Basto Kaban
      Nim : 15.01.1221
      Prodi : Theologi
      Pada sajian II tentang "Htumanisme menurut Romo Mangun"
      Romo Mangun adalah seorang pastor atau di tanah Jawa sering disebut dengan Romo.romo mangun memberi pemikiran sesamanya manusia yang menunutut seseorang harus menerima pandangan orang lain terhadap apa yang kita wacanakan,Romo mangun juga menekankan manusia menanggapi suatu masalah, yang sedikit berbeda dengan cara berpikir secara garis besar yang menekankan bagaimana manusia menyelesaikan suatu masalah,Romo Mangunwijaya berpandangan munculnya pancasila sebagai sebuah jawaban atas nilai-nilai humanis yang harus di jalankan bukan hanya sekedar pencanangan dan rencana namun diwujudkan dalam hal-hal kecil dan dengan menghayati nilai manusia, seseorang akan mengerti memanusiakan manusia dalam kehidupan serta bertindak layaknya Romo Mangun yang universal.tetapi juga dengan membuka pikiran pikiran yang membangun secara luas.Romo Mangun juga mengajak kita manusia mulai memperhaikan lingkungan di sekitar dan orang orang sekitar,humanisme menurut Romo Mangun berpondasi dengan kebebasan kebebasan terhadap manusia.
      hanya ini yang bisa saya sampaikan ..

      salam IBD,,,

      Hapus
    2. Nama :basto kaban
      Kelas 1-A
      Nim:15.01.1221
      Prodi : Theologia

      Pada sajian III “Pasemon dalam Sastera Karya Romo Mangun”
      Romo Mangun bukan hanya seorang pastor melainkan juga seorang sastrawan,arsitektur.banyak karya sastra yang ditulis oleh Romo,pasemon adalah sebuah karya yang merupakan gaya perbandingan,Romo banyak menuliskan novel-novel yang bisa dibaca dan memotivasikan kalangan muda ataupun kalangan dewasa,dalam karya Romo Mangun mencirikan secara meluas dan tidak hanya berpendoman dengan budaya Jawa saja,Karya Romo Mangun menjelaskan seakan membuka paradigma menusia menuju jalan kedalam sebuah “tujuan hidup” yang mengarah kepada religiolitas.Romo juga membangun moral dan karakter dalam mewujudkan nilai kemanusiaan dan keadilan yang berkembang dalam diri dan lingkungan sekitar,Romo juga mengkritik pemerintah dalam nilai-nilai kemanusiaan yang bisa dibilang kurang diperhatikan dalam kalangan-kalangan bawah,Semakin jelaslah bahwa Romo Mangun adalah orang yang penuh karya dan penuh semangat dalam menunjukkan kreativitasnya baik dalama pelayanan rohani maupun dalam menuliskan novel.melalui karya Romo Mangun,dia berkeinginan bahwa setiap manusia bisa mengembangkan pemikirannya sendiri dengan luas.

      Salam IBD,,,

      Hapus
    3. Nama: Basto Kaban
      Kelas: 1-A
      Nim: 15-01-1221
      Prodi: Theologia

      Pada sajian IV ini kita membahas tentang Keberpihakan Romo mangun kepada kaum miskin, Romo mangun menulis sebuah novelet yang berjudul Balada Becak yang menceritakan tentang seorang lelaki yang bernama Yusuf tamatan Sma hanya bekerja sebagai tukang becak yang senantiasa dengan pekerjaannya tanpa mengeluh dengan pekerjaan yang ia tekuni dan bertemu dengan seoranng perempuan yang kaya raya,dan mereka pun saling jatuh cinta.secara logika kita bisa melihat bahwa novelet yang digambarkan oleh Romo tersebut seakan akan memihak dengan kaum miskin.Keberpihakan Romo Mangun terhadap kaum miskin sebenarnya ingin memberikan suatu pelajaran bahwa,setiap manusia harus saling menghargai dan menghormati antar satu dengan yang lain baik kaum atas maupun kaum bawah. Di dalam kartun upin & ipin pun mengatakan kita harus tolong menolong tanpa memandang siapa yang kita tolong. Didalam kitab Galatia 6:2a juga yang berbunyi "Bertolong-tolonglah dalam menanggung bebanmu" dari ayat tersebut kita bisa mengambil makna bahwa kita manusia harus saling tolong menolong tanpa melihat genre kita masing masing karena, dimata tuhan kita semua adalah sama.

      Salam IBD,,,

      Hapus
    4. Nama:Basto kaban
      Kelas:1-A
      Nim:15-01-1221
      Prodi:Teologi

      Pada sajian V kita membahas tentang Romo mangun si "Penggembala cerita" dimana disini romo mangun ingin memanusiakan manusia yang artinya menyadarkan manusia untuk lebih peka lagi terhadap orang lain ataupun lingkungan sekitar. YBM adalah seorang sastrawan yang berkeinginan untuk setiap orang memperhatikan satu dengan yang lainnya,YBM juga dijuluki sebagai manusia yang protas atau manusia puitis.didalam karya sastranya terdapat makna makna yang bisa membuat kita melakukan sesuatu hal yang baik.Dalam sastranya dia juga mengatakan hati nurani harus kita miliki didalam diri sendiri. Romo mangun mengingini bahwa setiap manusia harus mendapatkan pelayanan baik rohani maupun jasmani. Romo mangun juga dikenal sebagai seorang yang berintelektual yang artinya, berpola pikir yang lebih kreatif dan memikirkan sesuatu hal itu sesuai dengan fakta.disini kita dapat melihat bahwa setiap manusia harus menjadi pelaku firman yang berpedoman kepada kristus dan menjadi teladan bagi orang lain.

      Salam IBD ,,,

      Hapus
    5. pada sajian VI kita bebicara tentang "Dehumanisme Politik Agama di Indonesia,karya buk Musda mulia. Isu kontroversi penghapusan kolom agama di KTP yang merebak akhir-akhir ini mengingatkan penulis pada sosok Romo Mangun. Nama lengkapnya, Y.B Mangunwijaya, seorang humanis religius yang mencurahkan seluruh hidup dan karyanya demi terwujudnya humanisme. Bagi Romo Mangun, humanisme tidak akan pernah selesai diperjuangkan. Humanisme bukan saja menuntut pembaruan hidup melainkan juga memperbarui sikap kita terus-menerus sehingga mau menjadi manusiawi dan menghargai kemanusiaan. Dehumanisme yang artinya penghancuran manusia. Alih-alih mengikuti konsep humanisme yang gencar ditawarkan Romo Mangun,pemerintah malah terbelenggu pada kebijakan dehumanisme. Dehumanisme pemerintah dalam bidang pembangunan agama ditandai dengan berbagai kebijakan dan dominasi yang melahirkan berbagai bentuk diskriminasi terhadap penganut agama minoritas, khususnya penganut agama-agama di luar 6 agama yang “diakui” pemerintah.
      Kebijakan dehumanisme itu sangat terlihat pada pencantuman kolom agama dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang merupakan identitas diri penduduk. Disini juga disnggung tentang kebebasan beragama dan berpolitik agama, disila pertama yang berbunyi "Ketuhanan yang Maha Esa" yang berarti kita wajib memeluk satu kepercayaan dan mengimaninya,dan di indonesia memliki 6 agama yang diakui oleh pemerintah dan kita dibebaskan untuk beragama,tetapi juga ada batas batasan bebas beragama. Di Indonseia dikenal juga dengan negara politik. Politik antar agama tidaklah salah akan tetapi,kita perpedoman pada paradigma agama kita masing masing. Indonesia memiliki semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang bermakna walaupun kita berbeda agama,budaya,ras dan tradisi kita tetap satu dengan nama Indonesia.

      salam IBD ,,,

      Hapus
    6. Pada sajian VII ini,tentang agama dan pluralisme karya Franz magnis suseno,yang paling ditekankan disini ialah nilai yang inklusifisme. Dimana kita diundang untuk lebih menerima dan menghargai pendapat agama lain. Seperti dalam buku satu bumi banyak agama karya Paul f Knitter yang mengatakan bahwa setiap agama bisa saling melengkapi dan saling mengenal tanpa mengklaim bahwa agama kita yang benar dan agama lain salah.karena agama adalah untuk membangun kedamaian.Agama berhasil jika memberikan kebahagiaan kepada manusia,dalam contoh seperti yang dilakukan oleh GBKP yang menampung semua pengungsi tanpa memandang status agamanya. Disitulah kebahagiaan manusia timbul. Semua agama saling hidup berdampingan. Agama juga membangun politik,demokrasi dengan paradigma agama kita masing-masing. Kita bisa mempelajari agama lain tetapi tidak harus menganut agama tersebut.

      Salam IBD,,,

      Hapus
  2. Nama : Egia Satria Ginting
    Kelas : IA
    Nim : 15.01.1244
    Prodi : Theologia

    Uas Berjalan kelopok 1 pertemuan kelas bersama Ibd sabtu,2 april 2016 dengan topik pembahasan "HUMANISME RELIGIUS DAN NASIONALISME YANG TERBUKA"

    Romo Mangun Wijaya bukan hanya seorang Pastor, namun ia juga adalah seorang yang handal dibidang arsitektur, dia juga adalah seorang sastrawan, seniman, dan penulis novel. dalam topik ini kita sudah mengetahui bahwa romo mangun mengajak agar pemuda zaman sekarang memiliki rasa humanisme religius dan nasionalisme yang terbuka, dimana pada topik ini romo mengajak agar ikut dan peduli terhadap perbedaan (SARA). dalam perkembangan zaman sekarang kurangnya rasa nasionalisme anak muda zaman sekarang terhadap negeri sendiri dan topik mengajak agar anak muda kembali ikut kembali dalam membangun negeri ini. Indonesia menurut saja adalah negara yang humanis dan nasinalisme, mengapa, karena di indonesia terdapat berbagai macam agama suku dan budaya. dan indonesia sendiri memiliki simboyan Bhineka Tunggal Ika yang berartikan beragam-ragam tetapi satu jiwa,, yang artinya bahwa indonesia memiliki SARA yang berbeda beda tetapi memiliki satu jiwa dan rasa kepedulian terhadap sesama walaupun berbeda agama. Ini sekaligus menyadarkan kita bahwa indonesia pada zaman dahulu memiliki rasa humanisme dan nasionalisme tinggi dan mengeluarkan simboyan tersebut,, tetapi sayang bahwa kita lihat rasa humanisme dan nasionalisme di indonesia semakin menyusut dan merendah dan mengakibatkan terjadinya perpecahan dan semakin ada perpecahan dalam beragama. dan kali ini dalam pembahasan ini sekali lagi romo kembali mengajak agar pemuda kembali pada zaman yang memiliki sifat nasionalisme yang tinggi dan humanisme terhadap setiap sesama.. sehingga dengan adanya rasa pemuda untuk saling menopang dan peduli terhadap sesama dan dengan saling menghormati agama yang ada di indonesia maka akan tercipta kedamaian bagi indonesia,, karena agama mengajarkan dan bertujuan supaya kehidupan tidak menjadi kacau,. contoh yang telah dilakukan romo membuka kacamata kita bahwa kita harus memiliki rasa humanisme dan nasionalisme yang dalam.. inilah yang bisa saya sampaikan pada pertemuan pertama dalam judul ini..
    salam budaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Egia Satria Ginting
      NIM : 15.01.1244
      Kelas : I-A

      Pada pembahasan II tentang "Htumanisme menurut Romo Mangun"
      YB Mangunwjaya atau yang dikenal luas sebagai Romo Mangun adalah sosok multi-dimensi.Karya-karya arsitekturnya bukan saja merupakan rekfleksi keahlian dan kedalaman ilmunya, tapi juga merupakan ekspresi naluri, inklinasi, dan komitmennya pada rakyat kecil. Humanisme menuntut pembaruan hidup, terlebih-lebih sikap terus menjadi manusiawi, ziarah kehidupan dari hominisasi menuju humanisasi menurut istilah Drijarkara. Bagi Romo Mangun, humanisme adalah cita-cita dasar berdirinya negara Indonesia. Yang dicita-citakan adalah sosok manusia Indonesia yang terbuka pada nilai-nilai kemanusiaan universal.
      Manusia Humanis adalah manusia yang selalu gigih dan mempunyai motivasi yang tinggi. Dengan kata lain manusia humanis adalah manusia yang tidak pernah berpikiran untuk menyerah. Manusia humanis bertujuan untuk mengubah sesuatu. Manusia humanis berpikiran bahwa mereka adalah Tuhan. Karena mereka selalu gigih untuk mencari pengetahuan sehingga mereka merasa semua yang ada dapat mereka ciptakan. Mereka merasa mampu melakukan sesuatu tanpa Tuhan. Tapi manusia Humanis tidak sama dengan Atheis.Dan dari pembahasan kita kali ini disimpulkan bahwa manusia dituntut untuk mampu berjuang dalam memperbaiki nilai nilai kemanusiaan. Dengan memiliki nilai-nilai kemanusian maka akan membuat manusia bermoral tinggi, orang yang memliki nilai kemanusian sudah pasti akan memiliki kepribadian yang baik. Dan Romo Mangun juga menuntut kita kearah yang lebih berguna.

      Hapus
    2. Pada Pembahasan III tentang "Pasemon dalam Sastera Karya Romo Mangun" Pasemon yang artinya ialah perbandingan untuk menggambarkan suatu keadaan dalam karya sastra yang membawa kepada peristiwa sejarah yang pernah terjadi. Dimana dalam karya Romo Mangun mengajak agar membangun moral dan karakter dalam mewujudkan nilai kemanusiaan dan keadilan. dalam bahasan ini romo mangun dan novel novel nya mengajak agar kita memiliki pandangan bebas menuangkan ide,pikiran kita tentang kemerdekaan yg memiliki makna kemanusiaan. Melalui karyanya Romo mangun ingin mengajak agar kita memiliki pandagan bebas dalam membangun dan menuangkan ide agar mewujudkan nilai kemanusiaan. Romo adalah seorang yang tak pandang bulu, yang artinya ia mengasihi bukan hanya sesama agamanya,budaya nya,maupun sukunya, dan melalui sebuah karya Novel justru ingin mengajak para pembaca dan anak muda agar ikut bagian dalam mewujudkan nilai nilai kemanusiaan. Romo Mengatakan dalam melakukan usaha harus dengan usaha yang keras. Romo bukan hanya saja mahir dalam sastra, romo juga ahli lah asrsitek, dan setiap karya yang dibangun oleh romo mangun bertujuan untuk mengembang nilai kemanusiaan pada manusia, berbicara mengenai masa lalu atau sejarah masa lalu yang dimana kita mengetahui dalam proses mempertahankan rasa nasionalisme banyak pahlawan yang rela melakukan apa saja bahkan nyawanya, dan nilai nilai kemanusiaan yang dipegang pada masa lampau sangat tinggi nilai nya. sehingga melalui karya ini romo mengajak agar kembali kita kesifat pada masa lalu yang dimana setiap manusia memiliki Nilai yang sangat tinggi dalam kemanusiaan.dan akgir dari pembahasan ini yang tercipta dari karya romo mangun yaitu, Marilah kita anak muda zaman sekarang agar peduli akan nilai kemanusiaan dan memiliki rasa persaudaraan bukan hanya sesama agama dan suku kita melainkan kepada setiap orang, inilah kutipan karya romo mangun yang mengajak anak muda zaman sekarang.


      salam Ilmu Budaya

      Hapus
    3. Pada Pembahasan pertemuan ke 4 ini menceritakan tentang " Keberpihakan kepada kaum Miskin " disini dijelaskan kepada kita bahwa kemiskinan bukan membuat kita semakin menutup diri pada nilai-nilai kemanusiaan, dalam konteks cara kehidupan pemuda seorang becak mengajarkan kita bahwa dia memiliki sifat berjuang yang sangat tinggi dan tidak putus asa,, bahkan pemuda tersebut menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. jadi kita mengetahui bahwa kemiskinan bukan menutup kita pada nilai nilai kemanusiaan, dan kali ini kita juga diajak agar berpihak kepada kaum miskin yang artinya kita harus peduli akan keperhatinan orang yang membutuhkan,, ingat bahwa keberagaman itu indah, dan sesuai isi khotbah pada hari senin sangat cocok kedalam topik ini yaitu keberagaman itu indah. dan kali ini kita mengetahi dari pembahasan ini, bahwa kita melihat kurang nya rasa kepedulian pemerintah terhadap kaum miskin, hingga topik ini mengajak kita agar berpihak kepada kaum miskin, agar nilai nilai kemanusiaan bukan hanya didapatkan oleh kaum orang tinggi saja melainkam kaum miskin juga merasakan apa itu indah nya berbagi dan saling menghargai,, sehingga akhir kata dalam permbahasan ini saya angkat dalam isi alkitab galatia 6 : 2a yang berisikan bertolong tolonglah menanggung beban mu,, dan ayat ini menggambarkan akan kita peduli akan keberagaman yang ada di kalangan kita sekarang sehingga tercipta apa itu namanya keharmonisan dalam keberbagaian..

      salam budaya

      Hapus
    4. Pada Pembahasan pertemuan ke 5 ini menceritakan tentang " Si pengembala Cerita " disini menggambarkan bahwa karya Romo mangun yang mengajak si pembaca agar memanusiakan manusia, bagaikan romo yang menggembalakan manusia untuk memperoleh nilai nilai kemuliaan yang tinggi,sehingga melalui karya nya sehingga romo dikatakan sebagai pengembala cerita. romo bukan hanya orang yang berpendidikan tetapi sangat jelas bahwa romo adalah orang yang sangat humanis dan memiliki sifat kemanusiaan yang sangat tinggi,seakan romo hadir dan rela turun dari kelas nya dan melihat kebawah agar setiap orang memiliki nilai kemanusiaan yang tinggi. Romo sangat mahir dalam karya baik karya sastra maupun karya non sastra dan setiap karya nya bukan seolah olah bukan untuk pribadi nya sendiri melainkan untuk manusia agar bernilai tinggi. yang saya berpikir dan berkata bahwa karya romo seperti sama dengan firman Tuhan yang artinya adalah karya romo menuntut manusia agar berprilaku jujur,dan mengajak manusia untuk memiliki misi dalam kehidupan manusia.di dalam novel YBM yang artinya bahwa YBM ingin angkat semua sisi dengan ketulusan. ketulusan dan kejujuran serta nilai nilai kemanusiaan di angkat semua dalam karya, sehingga muncul pandangan bahwa apa yang telah kita pelajari seharus nya membuka kacamata kita untuk peduli terhadap karya romo mangun dan menghasilkan dampak bagi kita. inteligen yang tinggi (melalui IQ tinggi yang kita miliki) tetapi juga melalui hati nurani (nilai spritualitas kita yang tinggi dan juga sifat humanis dalam diri kita).itu yang sangat penting bagi kita dan harus kita ingat,ini sekaligus menyadarkan kita dalam karya ini agar kita memiliki sifat humanis dan nilai spritualitas diri. apa yang telah diarahkan romo bagaikan gembla yang baik yang mengerti arah, bahwa disinilah letak romo sebagai gebala yang mengarahkan melalui karya nya. Dan kita juga harus bisa memahami bahwa selaku kita calon pelayan kita semakin kaya bahwa mungkin dengan metode sastra kita juga bisa menarik orang agar memiliki nilai kemanusiaan, bukan tidak mungkin kita bisa mengembala manusia, saat kita sudah memiliki nilai kemanusiaan yang telah diajarkan romo mangun mungkin kita juga bisa menerapkan dan meniru gaya karya romo untuk mengajak manusia untuk mendapat nilai kemanusiaan,dengan peduli terhadap sesama dan tidak memandang bulu dan peduli terhadap kepelbagaian bukan tidak mungkin kita tidak bisa menjadi gembala yang baik, sama seperti yang telah romo perbuat.Penggembala cerita dalam membuat cerita/ karyanya berusaha menampilkan nilai-nilai kemanusiaan yang ditunjukkannya melalui lambang berupa flora dan fauna. dimana dalam pembahasan ini memang ditekankan pada karya romo yang ingin mengembala kan manusia untuk menjujunjung tinggi nilai kemanusiaan namun di dalam topik ini kita kembali diajak agar peduli terhadap karya romo mangun dan peduli terhadap kepelbagaian. Dan inilah yang bisa saya terapkan dari sosok romo dalam pengembala cerita dan sebagai pengembala Manusia untuk mendapat nilai nilai kemanusiaan..

      # Salam Ilmu Budaya

      Hapus
    5. Pada pembahasan pada pertemuan ke 6 ini dengan topik " Dehumanisme Politik Agama di Indonesia"karya musda mulia, dikatakan bahwa dehumanisme yang artinya penghancuran manusia,sehingga pada topik ini detekankan bahwa mengenai penghancuran manusia politik agama di indonesia, bicara mengenai agama indonesia memiliki berbagai macam agama baik agama yang tercipta bukan di indonesia sendiri melainkan dari negara tetangga yaitu negara china yaang pada akhirnya agama kong hu cu bisa direspon dan diakui oleh pemerintah indonesia. Setiap agama memiliki politik, seperti yang disinggung oleh dosen kita bahwa islam politik nya damai kristen politik nya kasih dan pamalin politik nya pantun, yang artinya di sini yaitu hendak nya kita selaku pemeluk agama kita tetap konsisten dalam politik agama kita yaitu kristen adalah kasih. tetapi di indonesia sendiri seperti yang dibahas yaitu masih adanya pandangan tidak menghargai pemeluk agama yang minoritas dalam negara indonesia padahal terucap janji bhineka tunggal ika dan bahkan pada tahun 1950 indonesia sudah diakui oleh negara serikat dengan agama yang beragam bukan agama individual, yang artinya bahwa disini dituntut dan melalui karya ini kita seharusnya tidak hanya peduli akan satu wadah agama kita melainkan kepedulian terhadap sesama dan berbeda penganut agama. sehingga kebebasan memeluk agama di indonesia dapat terwujud dengan harapan yang jelas, sekali lagi bahwa romo adalah sosok orang yang peduli sesama agama dan sosok romo lah yang menginspirasikan kaum pemuda agar peduli Akan keberagaman, tidak ada yang salah dengan keberagaman justru keberagaman akan membuat keindahan karna agama hadir untuk mencegar agar tidak ada nya kacau. ingat bahwa dalam pelajaran amas pada semester lalu dimana mengingatkan saya bahwa agama peduli pada manusia yang artinya semua agama bekerja sama pada masalah alam yang ada di aceh yang terjelas di situ semua agama bersatu untuk membantu manusia, jadi kesimpulan pada pembahasan kali ini dehumanisme politik agama di indonesia ditekankan agar tidak ada nama nya penghancuran bagi manusia tetapi karna topik ini kita bisa menciptakan akan peduli akan politik agama kita dan saling merangkul dan peduli terhadap keberbagaian agama di indonesia,, kira nya ini yang bisa saya tanggapi syalom,

      #salam ilmu budaya

      Hapus
    6. Pada Pembahasan ke 7 ini yang berjudul agama dan pluralisme yang dimana maksud dari pluralisme yaitu sifat keterbukaan, jadi dengan mengetahui bahwa maksud ini menyatakan tentang agama titik lemah bangsa indonesia yang di sini artinya bahwa indonesia terdiri dari beberapa agama seperti yang dikatakan oleh saudara penyaji roy prananta purba bahwa memang terdiri dari beberapa agama tapi hanya agama mayoritas lah yang di utamakan atau diakui keberadaaan nya secara luas, bahkan dikatakan bahwa negara adalah peran penting dalam agama, yang bisa disimpulkan bahwa agama yang mengatur agar agama di indonesia bisa jercipta dengan hidup rukun,, mengingatkan tentang negara, indonesia memiliki pancasila sebagai dasar negara yang salah satu sila berbunyi ketuhanan yang maha esa dan kemanusiaan yang adil dan beradap dan bahkan topik ini juga mengingatkan mengenai bhineka tunggal ika,, jadi perbedaaan agama seharusnya bukan menjadi hambatan kita untuk bersaudara tetapi agama hadir ni negara agar menciptakan negara yang damai dan tidak kacau, setiap agama memiliki pandangan atau politik yang berbeda beda, dan pada dasar nya tidak ada agama yang membawa kehancuran bagi jemaat nya, kita menyadari bahwa sulit memang menciptakan rasa pluralis di tengah tengah negara kita karena alasan bahwa kita belum berani untuk mempelajari agama lain dan tidak peduli, sehingga dengan pandangan itulah yang membuat pluralisme terhambat karena warga negara kurang memiliki sifat inklusif pada diri tiap tiap warga, topik ini mengajak agar kita mau melihat zona agama orang lain dan bersedia memupuk persaudaraan dengan itu, kita lihat bahwa miris nya negara indonesia telah mengakui agama yang dari china yaitu agama kong hu chu tetapi tidak mengakui agama yang rendah atau minoritas dari negara indonesia sendiri, ini membuktikan kurang nya rasa dukungan agama agama di indonesia untuk peduli terhadap agama yang minoritas, tetapi kita mengetahui pada semester 1 dengan topik dari paul F kniter yang dibahas intinya bahwa agama hadir ketika manusia dalam penderitaan, yang menjadi tekanan di sini haruskah manusia menderita terlebih dahulu baru ada nama nya rasa persaudaraan antar agama ? marilah kita memutuskan tali yang masih terbenak untuk tidak peduli dengan agama lain dan topik ini jugak penutup dalam pelajaran ini dan disimpulkan bahwa Romo Mangun Benar benar peduli akan kemasyarakatan di indonesia dan pada topik ini berakhir lah semester 2 dan topik ini bertujuan untuk kita saling memiliki rasa terbuka terhadap negara lain,,,

      Syalom dan Salam ilmu Budaya

      Hapus
  3. Nama : Abram Suria Ginting
    NIM : 15.01.1206
    Sajian I : “Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka, Faham Dasar Pendidikan Mangunwijaya”
    Romo Mangunwijaya adalah seorang seorang penulis religius, budayawan, pendidik, intelektual, arsitek, penulis novel, aktivis sosial, pemikir politik, yang memiliki faham dasar pendidikan humanisme religius dan nasionalisme yang terbuka. Keyakinan Romo Mangun mengatakan bahwa setiap sistem pendidikan ditentukan oleh filsafat tentang manusia dan citra-manusianya yang dianut, sehingga tidak pernah netral, maka visi seseorang tentang manusia, sangat menentukan visi pendidikannya. Isu yang menjadi keprihatinan Romo Mangun bukanlah soal dialog agama, atau pembicaraan tentang perbedaan ajaran agama-agama yang satu dengan yang lain, melainkan bagaimana mereka bekerjasama dalam berbagai macam bidang, dengan semangat kemanusiaan yang sama, merasakan keprihatinan yang sama sebagai manusia yang kecil.
    Humanisme religius Mangunwijaya secara nyata memberikan sumbangannya dalam dua arah, sebab Romo Mangunwijaya berani menyatakan kritiknya pada pemerintah, ketika pemerintah berkesan otoritarian, semena-mena dalam keputusan yang berkata dengan nasib rakyat. Humanisme Romo Mangun bukanlah ideologi universal yang abstrak, melainkan mempunyai akar juga pada ke-Indonesiaan dan nasionalisme yang konkret, tanpa harus jatuh pada chauvinisme. Romo Mangun mengagumi fenomenal corak intelektual dari kaum muda yang didirikan Belanda khususnya angkatan 1928, yang merupakan generasi pembaharu, dengan munculnya intelektual, pemikir-pemikir nasionalis yang menelorkan ”Sumpah Pemuda”. Romo Mangun memberi penilaian positif pada inisiatif dan kebangkitan kaum intelektual yang bergerak dalam perlawanan politik dan kesadaran berbangsa, karena peran pembaharuan dan pernyataan kemerdekaan mereka. Namun ada satu hal yang menjadi persoalan yang tidak bisa dihindari dan menjadi kepedulian almarhum Romo Mangunwijaya dalam mengidealkan pendidikan yaitu persoalan humanisme yang mencuat dalam sistem politik atau pengaturan Negara. Romo Mangun mengutarakan gagasannya tentang pendidikan yang cukup komprehensif, yang secara ringkas boleh dirumuskan, bahwa pendidikan itu bersifat multidimensional, berdimensi banyak. Indonesia bisa ikut menyumbangkan pemiikiran dalam pergaulan dunia yang luas yaitu dalam dua rangka besar yaitu humanisme religius dan nasionalisme terbuka, sebagaimana dicita-citakan oleh Romo Mangunwijaya.
    Pendidikan di Negara Indonesia diharapkan bersifat humanisme religius sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional, di mana dalam pengembangan kehidupan ilmu pengetahuan tidak terlepas dari nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan. Masyarakat mestinya menghargai nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan sebagai sumber membangun kehidupan yang harmonis di antara bermacam-macam etnik, kelompok, sosial, dan daerah. Dan juga dengan faham semangat kebangsaan atau nasionalisme yang terbuka khususnya dalam bidang pendidikan diharapkan anak-anak bangsa khususnya, mampu menghimpun keanekaragaman suku, agama, ras dan antar-golongan menjadi sebuah bangsa Indonesia yang kokoh dan teguh satu. Rasa nasionalisme inilah yang akan menumbuhkan kesatuan (unity), kebebasan (liberty), kesamaan (equality), kepribadian (identity), dan pencapaian-pencapaian dalam sejarah yang memberikan inspirasi dan kebanggaan bagi suatu bangsa sehingga bangkit semangatnya untuk berjuang menegakkan kembali harga diri dan martabatnya di tengah bangsa-bangsa. Dengan demikian akan sampailah bangsa kita pada apa yang Romo Mangun cita-citakan sesuai dengan faham dasar pendidikan Romo Mangunwijaya itu sendiri.



    BalasHapus
    Balasan
    1. Sajian II : “ Manusia Humanis menurut Romo Mangun”
      Topik ini terlihat begitu menarik dimana sebelum masuk ke konsep manusia menurut Romo Mangun telah terlebih dahulu dihantarkan dengan 3 konsep manusia yaitu konsep manusia menurut kebudayaan Jawa, konsep manusia menurut kebudayaan Barat, dan konsep manusia Indonesia Kontemporer. Konsep manusia yang ingin dikembangkan Romo Mangun adalah konsep manusia yang humanis. Mangunwijaya menawarkan sebuah konsep manusia humanis yang terbebas dari belenggu-belenggu feodalisme, baik feodalisme khas Jawa maupun warisan politik kolonial. Romo Mangun menamakan konsep manusia humanis itu dengan istilah manusia Pasca-Indonesia atau Pasca-Nasional dan Pasca-Einstein. Konsep Pasca-Nasional mencita-citakan sosok manusia Indonesia yang terbuka kepada nilai-nilai kemanusiaan universal, meskipun tetap berpegangan kepada nilai-nilai keindonesiaan. Zaman Pasca-Nasional atau Pasca-Indonesia yang dilontarkan Romo Mangun terjadi jika seluruh totalitas aktivitas serta galaksi pengentalan seluruh ikhtiar manusia untuk menjawab tantangan hidupnya, mengolahnya, dan memberi makna kepadanya dipahami sebagai upaya menciptakan budaya yang humanis. Romo Mangun melontarkan konsep Pasca-Einstein, yang mengajak segenap generasi muda untuk bersikap menurut dinamika relativitas, dengan tidak main mutlak-mutlakan, karena segala sesuatu bersifat relatif. Pasca-Einsten menekankan manusia menanggapi suatu masalah, yang sedikit berbeda dengan cara berpikir lateral/nggiwar yang menekankan bagaimana manusia menyelesaikan suatu masalah.
      Romo Mangun mencoba untuk memberikan kesadaran baru dimana kita harus hidup bukan dengan konsep manusia yang menganut sistem sosial yang mengagung-agungkan jabatan atau pangkat dan bukan mengagung-agungkan prestasi kerja. Namun kita harus hidup dengan sebuah konsep yang menciptakan budaya yang humanis yang tanggap ketika melihat suatu masalah. Romo Mangun berkeinginan bagaimana supaya adanya hidup bekerjasama dalam berbagai macam bidang, dengan semangat kemanusiaan yang sama, merasakan keprihatinan yang sama sebagai manusia kecil. Supaya hidup di dunia ini adalah hidup dimana setiap manusia dapat bergaul dengan baik antar sesamanya yang berazaskan kemanusiaan dan tidak mementingkan kepentingannya sendiri. Dan semoga pendidikan Indonesia akan mengantar dan menolong anak bangsa untuk mengenal dan mengembangkan potensi-potensi dirinya agar menjadi manusia yang mandiri, dewasa, utuh, merdeka, bijaksana, humanis, sekaligus peduli dan solider dengan sesama manusia. Dengan adanya kesadaran bangsa akan konsep manusia humanis ini maka akan timbul juga kesadaran akan keadilan dan kesetaraan kesenjangan sosial. Dengan demikian bangsa kita akan menjadi bangsa yang tidak egois namun bangsa yang mementingkan kepentingan sesama akibat adanya rasa persaudaraan dan kesatuan.

      Hapus
    2. UAS berjalan III: “‘Pasemon’ dalam Sastra Karya Romo Mangun”
      Romo Mangun tidak menulis kembali cerita-cerita Kitab Suci, namun ia menulis roman yang posisinya berseberangan dengan mitologi yang terikat oleh kebersamaan, bahkan manusia dengan Tuhan. Ia membebaskan diri dari ikatan-ikatan komunitas dan melakukan penjelajahan kemana-mana. Romo Mangun menulis sastra yang jagatraya tinarbuka dan kadang “penuh dengan resiko” yaitu terlihat dari keberanian Romo dalam mengekspresikan yang dipikirkannya. Dalam keempat novelnya, ”Burung-burung Manyar, Romo Rahadi, Trilogo Roro Mendut dan Burung-burung Rantau, terlihat kesejajaran yang saling terikat. Terdapat ideologi yang sama yakni kemerdekaan, seperti ditulis dengan tanpa beban atau ada perasaan kemerdekaan, adanya pandangan bebas: bebas menuangkan ide dan adanya rasa keberanian sekalipun ada rasa keraguan. Dan keberanian dan keraguan inilah yang menjadi isu pokok dari novel-novel Romo Mangun yang lain. Keberanian Romo terlihat dari ketegarannya dalam mengekspresikan pengalaman yang biasanya disembunyikan (misalnya kisah para Romo yang terombang-ambing, bahkan bisa sampai membuntingi perawan). Di dalam ideologi kemerdekaan itu, terlihat tokoh-tokoh menemukan makna kemanusiaan yang sekaligus ada kebesaran, kebanggaan, dan kecemasan bahkan keterombang-ambingan. Kemerdekaan ini menuntut setiap pribadi itu agar menjadi diri mereka sendiri atau bebas menjadi manusia merdeka. Novel-novel Romo Mangun juga menyentuhkan religiositas dimana sastranya menempatkan manusia sebagai makhluk yang bermartabat dan berharga, yang berarti sastra itu telah menyentuh aspek terdalam dalam pengalaman: religiositas. Tambahan lagi terdapat pandangan Romo Mangun tentang manusia yang tidak hitam putih yang akan membebaskan pembaca dari wawasan yang stereotipikal.
      Dari karya sastra novel-novelnya, Romo Mangun ingin mengajak kita untuk memiliki pandangan bebas yaitu bebas menuangkan ide, dimana di dalam kebebasan ataupun kemerdekaan itu ditemukan makna kemanusiaan. Sebuah ideologi kemerdekaan yang baru yang membangun wawasan kita untuk bebas menatap dunia luas dan keinginan untuk mengarungi samudera luas yang ombaknya menantang. Adalah perlu menurut saya sebuah kegigihan dimana kita akan terlepas dan menolak feodalisme, sehingga terbuka sebuah wawasan baru yang selama ini terselubung dan akan memunculkan sikap liberalisme untuk menjadi diri sendiri dan menjadi manusia merdeka. Namun di dalam kemerdekaan kita ini juga kita tidak boleh lupa untuk menempatkan manusia itu sebagai makhluk tertinggi derajatnya yang memiliki martabat dan sungguh berharga, dimana hal terakhir ini merupakan sebuah sentuhan religiositas.

      Hapus
    3. UAS berjalan IV “Keberpihakan pada Kaum Miskin, Konteks yang Melatarbelakangi dan Gambaran Kaum Miskin dalam Balada Becak Karya Y. B. Mangunwijaya oleh B. Rahmanto”

      Novelet Balada Becak (BB) menceritakan lelaki muda lulusan SMA bernama Yusuf (dipanggil Yus) yang kesehariannya disibukkan dengan melamun dan mengkhayal karena tidak mampu melanjutkan kuliah karena tidak ada biaya, dimana biang keroknya adalah kemiskinan. Novelet BB dapat dikategorisasikan sebagai novelet yang bersumber pada peristiwa realitas sosial masa kini. Lewat novelet BB Mangunwijaya menafsirkan realitas sosial masa kini dengan tokoh tukang becak berusia muda ditengah belantara urban kota Yogyakarta di masa Orde Baru yang meliteritis dan mendewakan teknologi. Teknologi dan industri modern saat ini sudah menjadi Imperium Magnum yang lebih berkuasa dari agama dan Negara.
      Keberpihakan Romo Mangun terhadap orang miskin terlihat dari pribadi Romo Mangun di mata sahabatnya yang diantaranya mengatakan bahwa Romo Mangun adalah orang yang memberi perhatian khusus kepada orang-orang yang menderita, yang membutuhkan perhatian. Beliau bersuara keras dalam membela kaum miskin, selalu memperjuangkan rakyat kecil, peduli terhadap orang-orang kecil yang hidupnya dalam keadaan tidak manusiawi, membela mereka yang kecil.
      Keberpihakan Romo Mangun terhadap kaum miskin memperlihatkan sifat kemanusiaan yang tidak membeda-bedakan status sosial. Semua orang layak diperhitungkan dalam masyarakat dan berhak mendapatkan kesetaraan hak. Yus dalam Novelet BB memperlihatkan seorang kaum marginal yang memiliki mental pejuang namun keadaan materi tidak mendukung. Dari cerita ini kita diajak untuk ikut terlibat dan melihat saudara kita yang belum mampu baik dari segi materi maupun mental dan moral. Ini memperlihatkan peri kemanusiaan yang dimiliki setiap individu yang ikut menangis melihat orang menangis, bersedih melihat orang bersedih dan bersukacita melihat orang yang bersukacita. Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa kita harus membantu mereka yang membutuhkan dan menjadi berkat bagi mereka yang membutuhkan berkat serta bertolong-tolong dalam menanggung beban. Dalam Yakobus 1: 27 dikatakan, “Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia”. Dari ayat ini berarti kita diajak untuk membantu dan peduli kapada yatim piatu dan janda-janda yang dalam kesusahan dan hal itu merupakan ibadah yang murni berarti adalah sebuah keharusan bagi kita khususnya orang kristen. Membangun kepedulian terhadap kaum miskin disamping mengandung nilai kemanusiaan juga adalah suatu ketaatan kepada Tuhan.

      Hapus
    4. UAS berjalan V: “Si Penggembala Cerita”
      Pada materi ini, Romo Mangun diibaratkan sebagai “si penggembala cerita” yang terlihat dari bagaimana beliau menjalani hidupnya bersama dengan kata-kata, dan menaruh ide, serta imajinasi yang sangat kuat. Selebrasi hidupnya sangat gemilang dengan cerita, yang menjadikan amalan kata-nnkata sebagai amalan manusia, dan mengibaratkan kata-kata dengan doa yang terabadikan tanpa selesai.
      Dalam sastranya beliau menunjukkan ajaran-ajaran, ide-ide, pandangan-pandangan maupun suatu nilai-nilai yang baru yang dituangkan dalam kutipan, bersastra, lambang, hati nurani, intelektual dan juga esai. Kutipan: novelnya memuat dua kutipan impresif yaitu kutipan religiositas dan kutipan puitis yang menghantarkan pembaca kepada perenungan. Bersastra: bersastra memerlukan ketulusan dengan pengertian kesungguhan dan sastra atau bersastra itu merupakan pewahyuan manusia yang mengandung arti aktualisasi diri. Lambang: lambang akan membawa pembaca menemukan untaian renungan melalui penggambaran imajinasi dan menuntun pembaca ke pengertian-pengertian berjejak tanpa takabur atau memuja kemodernan idiom-idiom sains dan teknologi. Hati nurani: sastra bukanlah sekedar cerita namun juga berurusan dengan hati nurani sebagai suluh untuk mengalami serta mengartikan hidup dan mengundang pembaca ke amalan-amalan hidup yang berpijak dalam hati nurani. Intelektual: Romo Mangun sering mamasukkan tokoh-tokoh dalam sastranya yang berintelektual karena nilai-nilai hidup kemanusiaan itu sering disorot dengan mata- intelektualitas, mengarah ke universalitas tanpa abai lokalitas. Esai: esai merupakan rangsangan ide dan argumentasi yang mengajak pembaca untuk berpolemik, sehingga merangsang pembaca untuk ikut merespon bahkan memberi pendapat sendiri.
      Sehingga dengan hal-hal tersebut, pembaca dari karya sastra Romo Mangun ini mendapatkan apa yang hendak Romo Mangun sampaikan tanpa harus memaparkannya secara terbuka dan langsung. Hal ini hampir sama dengan gaya pengajaran Tuhan Yesus sewaktu berkhotbah yaitu banyak menggunakan perumpamaan-perumpamaan.
      Yang terpenting sebenarnya bukan soal indah-tidaknya karya sastra itu, namun apa yang dituangkan dan yang mau diajak ataupun diajarkan kepada si pembaca. Isi yang menyentuh hati dan mendidik akan lebih dihargai daripada gaya bahasa yang membumbuinya. Dan adapun sastra mempunyai manfaat-manfaat a.l sbb:
      • melembutkan perasaan dan hati pembaca
      • memberikan kesadaran akan kebenaran hidup
      • kegembiraan dan pengobat kegelisahan hati
      • memberikan penghayatan mendalam
      • menjadikan manusia berbudaya dan peka lingkungan.
      Karya sastra Romo Mangun membawa kita kepada hal-hal di atas, sehingga kita tidak hanya akan berada di tahap membaca, tetapi sudah sampai ke tahap perenungan sebagai modal untuk menjalani didikan dalam sastra tersebut.

      Hapus
    5. Nama : Abram Suria Ginting
      NIM :15.01.1206
      UAS berjalan IBD materi VI : “Dehumanisasi Politik Agama di Indonesia (oleh Musda Mulia)”
      Pada materi ini kita telah belajar bahwa adanya dehumanisasi politik agama di negara kita ini, Indonesia, yaitu terlihat jelas dari masalah hak kebebasan beragama. Terdapat 4 kebijakan pemerintah yang menunjukkan dehumanisasi politik agama yang pada dasarnya merupakan suatu diskriminasi terhadap agama yang minoritas khususnya agama ataupun aliran kepercayaan di luar keenam agama yang telah diakui pemerintah. Salah satu diskriminasi tersebut ialah terlihat pada pencantuman kolom agama dalam KTP yang merupakan identitas diri penduduk. Pihak pemerintah sebenarnya sudah mencoba menghilangkan yang namanya diskriminasi agama ini, namun pada hasilnya dapat kita lihat kebijakan yang telah dikeluarkan tersebut (misalnya solusi yang diajukan Jokowi bahwa kolom agama di KTP boleh dikosongkan) tidak dapat mengatasi permasalahan diskriminasi agama ini secara tuntas.
      Ada beberapa langkah konkret dalam mengatasi kebijakan dehumanisme itu, yaitu:
      a) Pemerintah harus mampu menjabarkan “spirit humanisme” seperti yang dinyatakan dalam Pancasila dan konstitusi.
      b) Pemerintah bertanggungjawab terhadap perlindungan hak kebebasan beragama semua warga tanpa terkecuali sebagai bentuk pengakuan adanya persamaan hak bagi seluruh warga Indonesia.
      c) Mendorong para pemuka agama agar membuka ruang dialog yang melibatkan semua unsur agama di masyarakat dalam merespon berbagai fenomena kehidupan agama.
      Romo Mangun menawarkan konsep manusia humanis untuk melawan semua bentuk diskriminasi, eksploitasi, dan kekerasan. Romo Mangun sangat vokal menyuarakan pentingnya teologi ”progresif revolusioner” (teologi pembebasan), yaitu teologi yang memihak kaum kecil atau membebaskan kaum tertindas dari berbagai penindasan.
      Saya melihat bahwa sebenarnya bibit diskriminasi agama sudah sejak awalnya terjadi di Indonesia yaitu tepatnya di awal kemerdekaan negara kita Republik Indonesia. Hal ini nyata ketika penyusunan isi sila pertama Pancasila yaitu “Ketuhanan berdasarkan Syariat-syariat Islam”. Ini memperlihatkan adanya suatu diskriminisasi dan keegoisan dari pihak tertentu. Namun masalah ini dapat segera teratasi dengan penyusunan isi sila pertama yang baru yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
      Ketika kita egois hanya memihak agama kita sendiri dan setuju dengan hanya 6 agama yang diakui di Indonesia sebenarnya secara tidak langsung kita telah “mencuri” dan “memperkosa” hak kebebasan orang lain termasuk HAM orang tersebut. Saya menyarankan kita semestinya juga turut menyerukan hak kebebasan mereka yang terdriskriminasi, jikalaupun tidak bisa, setidaknya kita tidak ikut setuju dengan kebijakan dehumanisasi politik agama yang ditetapkan pemerintah, apalagi kita juga menganggap orang itu atau agama orang diluar ke 6 agama yang diakui pemerintah tersebut “tidak ada”.

      Hapus
    6. Nama : Abram Suria Ginting
      NIM : 15.01.1206
      UAS Berjalan VI : “Agama dan Pluralisme”
      Di tahun-tahun ini pluralisme sedang dalam serangan, ada kelompok yang mau melaksanakan pandangan mereka kepada seluruh masyarakat, dan kita juga melihat kelengahan negara berhadapan dengan usaha-usaha itu.
      Pluralisme itu mengandaikan pengakuan pada kebenaran agama lain, maka dalam hal kebenaran memang ada ekslusivisme: tidak mungkin menganggap segala ajaran yang sering saling bertentangan sebagai benar.
      Dalam Pancasila bangsa Indonesia secara resmi sepakat bahwa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia semua warga sama saja menjadi warga negara, dengan kewajiban dan hah-hak yang sama, tanpa dibedakan menurut agama. Nilai-nilai dasar Pancasila yang perlu diaktualisasikan tak lain adalah kesediaan untuk saling menerima dalam kekhasan masing-masing, jadi kesediaan untuk menghormati dan mendukung kemajemukan bangsa dan untuk bangsa ini secara inklusif.
      Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai makna yang luas, berkaitan dengan penerimaan terhadap agama-agama yang berbeda, dan dipergunakan dalam cara yang berlain-lainan pula. Sebagai pandangan dunia yang menyatakan bahwa agama seseorang bukanlah sumber satu-satunya yang eksklusif bagi kebenaran, dan dengan demikian di dalam agama-agama lain pun dapat ditemukan, setidak-tidaknya, suatu kebenaran dan nilai-nilai yang benar. Sebagai penerimaan atas konsep bahwa dua atau lebih agama yang sama-sama memiliki klaim-klaim kebenaran yang eksklusif sama-sama sahih. Pendapat ini seringkali menekankan aspek-aspek bersama yang terdapat dalam agama-agama. Kadang-kadang juga digunakan sebagai sinonim untuk ekumenisme, yakni upaya untuk mempromosikan suatu tingkat kesatuan, kerja sama, dan pemahaman yang lebih baik antar agama-agama atau berbagai denominasi dalam satu agama. Dan sebagai sinonim untuk toleransi agama, yang merupakan prasyarat untuk ko-eksistensi harmonis antara berbagai pemeluk agama ataupun denominasi yang berbeda-beda.
      Kekerasan atasn dasar agama sudah banyak terjadi di Indonesia. Mulai dari kekerasan terhadap Jamaah ahmadiyah di Manislor Kuningan Jawa Barat tahun 2007, kekerasan terhadap Jama’ah Al Qiyadah al Islamiyah Siroj Jaziroh Padang Sumatra Barat tahun 2007 , sampai kekerasan terhadap Jemaat Gereja di Bandung Jawa barat tahun 1995, 1999, 2005 dan 2007. Perbuatan tersebut mempunyai banyak dampak negatif dan tidak mempunyai manfaat sedikitpun dari hal itu. Maka saatnya kita meninggalkan kekerasan dan memilih perdamaian didalamnya. Bukankah kita terlahir kedunia ini sebagai saudara? Bukakah manusia lebih penting dari agama? bukankah perdamaian lebih penting dari peperangan? Dan bukankah cinta lebih utama daripada kebencian?
      Seperti kata Mahatma Gandhi dalam Buku karya Easwaran dengan judul Gandhi The Man, "Saya menolak kekerasan karena saat terlihat menghasilkan kebaikan, kebaikan itu hanyalah sementara, keburukan yang dihasilkannya adalah kekal".

      Hapus
  4. Nama : Iffrendi Indran Surianto Situmeang
    Nim : 15.01.1270
    Kelas : I-A/Theologia
    M. Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
    Dosen : Pdt. Edward Simon Sinaga,MTh


    Shalom......
    Dalam sajian pertama yang berjudul “Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka, Faham Dasar Pendidikan Romo Mangunwijaya” Merupakan sajian yang menarik bagi saya. Dikarenakan dalam sajian ini kita dapat membahas Humanisme dan Nasionalisme, Humanisme yang berarti menyangkut nilai-nilai kemanusiaan. Di Indonesia sendiri nilai-nilai kemanusiaan sudah diterapkan dalam Dasar Negara (PANCASILA) yang ada pada sila kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” dan dalam kitab Injil Matius 5:9 “Berbahagialah orang yang membawa damai...”. Disini kita dianjurkan untuk membawa keadilan dan saling mengasih satu sama lain agar Indonesia ini selalu rukun dan tentram. Kita juga dapat mencontoh seorang Romo Mangunwijaya yang peduli akan lingkungannya, sering memberi motivasi kepada orang-orang dan membawa damai atau sukacita bagi sekitarnya. Dia ialah seorang Pastor yang lebih dikenal luas sebagai seorang penulis Religius, budayawan, pendidik, intelektual, arsitek, penulis novel, aktivis sosial, pemikir politik, dan lain-lain. Dan dalam Humanis diperlukan suatu pendidikan, karena pendidikan menekankan bagaimana kita menjalin komunikasi antar sesama dengan baik. Lewat Pendidikan jugalah kita bisa mempraktekkan yang kita miliki atau ketahui tentang humanisme dan kita dapat mengembangkan jiwa sosial kita. Begitu juga dengan Nasionalisme yang berarti suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, akhlak dan moral masyarakat. Nasionalisme menekankan masyarakat memiliki jiwa ke-nasionalisme-an terutama kepada pemuda-pemudi masa kini. Karena pemuda-pemudilah sebagai penerus generasi bangsa ini dan yang akan membawa nama baik Negara Indonesia. Buku Mangunwijaya lebih menekankan kita berpandangan secara luas dan universal. Mangunwijaya juga menuntut kita untuk berakhlak baik, bermoral baik, dan beretika baik. Agar nilai-nilai kemanusiaan di Indonesia ini tidak musnah atau tetap ada di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Maka dari itu marilah kita menjaga Nilai-nilai kemanusiaan tersebut, terutama kita sebagai pemuda-pemudi calon Hamba Tuhan.

    Salam IBD.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Iffrendi Indran Surianto Situmeang
      Nim : 15.01.1270
      Kelas : I-A/Theologia
      M. Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
      Dosen : Pdt. Edward Simon Sinaga,MTh


      Shalom....
      Sajian kedua yang berjudul “MANUSIA HUMANIS MENURUT ROMO MANGUN” ini adalah sajian saya. Pertama pasti kita bertanya siapa Y.B. Mangunwijaya, ia ialah seorang pastor yang baik hati dan ia juga seorang arsitek. Dalam sajian ini dijelaskan bagaimana manusia humanis menurut Romo Mangun yang dituangkan dalam beberapa konsep tentang manusia, yaitu: Konsep Manusia Menurut Kebudayaan Jawa dan Konsep Manusia Menurut Kebudayaan Barat. Disini Romo Mangun lebih menekankan konsep manusia yang humanis dikarenakan masyarakat disana kurang sejahtera. Humanis adalah memanusiakan manusia, yang dimana pada semasa hidup Romo Mangun masyarakat disana sangatlah memprihatinkan dan belum terlalu paham akan tulisan. Romo mangun menekankan bahwa pendidikanlah sumber dan awal nilai-nilai kemanusiaan. Melalui pendidikanlah, negara Indonesia dapat mengubah kepribadian bangsa ini, dan juga pendidikan merupakan sebuah hal yang sangat diperlukan sebuah bangsa dalam membangun nilai-nilai kemanusiaan maupun dalam meningkatkan derajat bangsa di mata dunia. Pada masa sekarang bisa kita lihat seorang presiden ketujuh Indonesia yaitu Ir. Joko Widodo yang lebih pro kepada masyarakat miskin. Ia lebih sering turun ke lapangan atau ke tengah-tengah masyarakat untuk mendengarkan keluh kesah masyarakat di Indonesia. Dan ia melihat bahwa jika masyarakat miskin sejahtera maka indonesia ini pasti akan indah dimata Dunia. Maka dari itu, Seperti dikatakan dalam kitab Matius 22:39, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. Kita para penerus bangsa ini marilah menanamkan jiwa humanisme dalam diri kita dan menanamkan saling mengasihi satu sama lain agar Negara yang kita cintai ini tetap sejahtera.

      Salam IBD....

      Hapus
    2. Shalom....

      Pada sajian kali ini yang membahas tentang "PASEMON” DALAM SASTRA KARYA ROMO MANGUN. Di dalam sastra karya Romo Mangun terdapat Pasemon yang diambil dalam bahasa sastra jawa tradisional yang merupakan ungkapan untuk menggambarkan suatu keadaan yang mengingatkan orang kepada peristiwa sejarah, dongeng, atau mitos yang pernah terjadi dan diketahui umum. Romo Mangun adalah seorang arsitek, budayawan, rohaniawan, praktisi, dan juga pendidik. Diwaktu itu Romo Mangun sangat mempedulikan dan memikirkan masyarakat disekitarnya dan Ia sangat prihatin, peduli dan menjaga nilai-nilai kemanusiaan agar tetap lestari dan tetap dalam posisinya yang baik. Romo Mangun juga menegaskan kepada masyarakat bahwa suatu usaha dan kerja keras sangat diperlukan dalam kehidupan ini. Hasrat yang kuat dari seorang Romo mangun dapat membangun kita yang meskipun kita memperoleh sebuah gelar atau jabatan, kita dapat beralih profesi atau mengerjakan pekerjaan lain yang memang mampu memberikan suatu motivasi baru bagi banyak orang dan berguna untuk di baca. Bagi Romo Mangun, anak-anak adalah prioritasnya. Ia memulai sebuah pandangan, pemikiran, refleksi dan resolusi dari hal-hal sederhana yang terjadi dalam kehidupan masa muda manusia dan mengembangkannya menjadi suatu tujuan yang realistis untuk membangun dasar-dasar nilai yang akan menjadi cikal bakal bagi mereka dan buat kita pada masa sekarang ini.

      Salam IBD.....

      Hapus
    3. Shalom.......

      Dalam pembahasan kelompok empat dalam minggu ini yang membahas “Keterpihakan Pada Kaum Miskin, konteks yang melatarbelakangi dan Gambaran Kaum Miskin dalam Balada Becak karya Y.B Mangunwijaya.”. Melalui cerita sang tukang becak yaitu Yus yang walaupun dia putus sekolah tetapi dia tidak malu untuk menjadi seorang tukang becak, ia dapat memotivasi para pemuda Indonesia agar tidak malu akan yang pekerjaan sekarang dan putus sekolah. Dan melalui novel yang ditulis oleh pengarang yang berjudul Balada Becak menggambarkan bagaimana sang pengarang peduli akan sesamanya yang kurang mampu seperti tukang becak. Bisa kita lihat bahwa di kehidupan sekarang ini seperti Presiden Indonesia yang selalu memperhatikan masyarakat miskin, malah Ia turun kelapangan untuk melihat keadaan masyarakat dan ia mendengarkan keluhan masyarakat tersebut. Sebaiknya demikianlah kita calon para hamba Tuhan yang peduli akan sesama kita dan membantu mereka dengan apa yang kita miliki.

      Salam IBD....

      Hapus
    4. Shalom.....

      Pemahaman saya dari sajian kelompok V yang berjudul “Si Penggembala Cerita”, Romo mangun sendirilah disebut sebagai seorang penggembala cerita. Penggembala cerita ini menjalani hidupnya bersama dengan kata-kata, dan menaruh ide, serta imajinasi yang sangat kuat. Amalan kata-katanya adalah menjadi amalan manusia. Y.B.Mangunwijaya (YBM) Adalah manusia yang penuh dengan kata-kata. Selebrasi hidupnya sangat gemilang dengan cerita. Kata-kata ibarat doa yang terabadikan ada tanpa selesai. Nilai-nilai hidup kemanusiaan sering disorot dengan intelektualitas, berintelektualitas bukan berarti hanya pandai dalam hal matematika,fisika,kimia,dll. Tetapi berintelektualitas juga dapat kita lihat melalui memanusiakan manusia dan seperti Romo mangun yang mengembalakan sesamanya ke hal yang lebih baik dan mengingatkan kita sebagai makhluk yang bermoral. Cerita-ceritanya terkandung seperti renungan, humor, sebagai kritik, dan yang menarik, ketika sekalipun ceritanya mengandung humor, Romo Mangun selalu mencurahkan perasaannya yang tertuang dalam Esai,Prosa dan Sastra. jadi saya dapat simpulkan Romo Mangun mengajak kita untuk bukan menjadi seorang yang digembala melainkan menjadi seorang pengembala yang baik, yang membawa sesama kita ke jalan yang benar. Seperti yang tertulis di Mazmur 23 yang mengakatan bahwa “TUHAN, gembalaku yang baik”. Semoga kita bisa jadi Hamba atau Pengembala yang baik hati.

      Salam IBD......

      Hapus
    5. Shalom...

      Dalam pembahasan kelompok VI yang berjudul “DEHUMANISME POLITIK AGAMA DI INDONESIA” merupakan sajian yang menarik bagi saya. Dikarenakan sajian ini membahas tentang permasalahan agama di Indonesia seperti isu penghapusan kolom agama pada KTP. Yang dimana Humanisme menuntut perbaharuan hidup dan juga memperbarui sikap kita terus-menerus sehingga mau menjadi manusiawi dan menghargai kemanusiaan. Disini Romo Mangun menawarkan konsep manusia humanis untuk melawan semua bentuk diskriminasi, eksploitasi, dan kekerasan yang berkaitan dengan keberagaman agama di Indonesia ini. Slogan bhineka tunggal ika membuat kita sadar bahwa keberagaman atau pluralitas adalah fakta sosiologis yang memberi kebebasan untuk menganut agama dan kepercayaan masing masing. Jadi bagaimana orang-orang yang tidak menganut 6 agama yang diakui di indonesia,Apakah mereka terus berdusta untuk memenuhi aturan resmi negara?. Disini pemerintah tak sungguh-sungguh menghilangkan dehumanisme dan mengatur kehidupan umat beragama dengan prinsip humanisme yang menjamin kebebasan beragama bagi semua warga sesuai landasan Pancasila dan Konstitusi, serta semboyan sesuai bhineka tunggal ika. Romo Mangun sangat vokal menyuarakan pentingnya teologi progresif revolusioner (teologi pembebasan). Teologi yang memihak kaum kecil atau membebaskan kaum tertindas dari berbagai penindasan. Sebab ia melihat kaum miskin sangat tertindas dengan keadaan mereka dalam menganut kepercayaan mereka. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa keberagaman beragama di dunia ini, terutama di indonesia sangatlah penting untuk memenuhi semboyan kebhinekaan kita tersebut. Dan Pluralisme dimaknai bahwa setiap pemeluk agama harus berani mengakui eksistensi dan hak agama lain dan bersedia aktif dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan berbagai agama menuju terciptanya suatu keharmonisan masyarakat Indonesia.


      Salam IBD....

      Hapus
    6. Shalom...

      Pemahaman saya pada sajian VII yang berjudul “Agama Dan Pluralisme” ialah Negara Indonesia sendiri adalah sebuah negara yang terdiri dari beraneka ragam masyarakat, suku bangsa, etnis, kepercayaan, agama, dan kebudayaan yang berbeda-beda. Setiap orang tentunya memiliki pandangan yang berbeda dalam menghadapi hidup dan masalah mereka sendiri. Hal tersebut kemungkinan besar akan menimbulkan konflik dan perpecahan yang hanya berlandaskan emosi diantara individu masyarakat. Terdapat persoalan pembedaan antara agama yang diakui (resmi) dan agama yang tidak diakui (tidak resmi) di Indonesia. Persoalan ini terus mengemuka dan dipertanyakan terutama oleh kaum intelektual. Untuk itulah diperlukan suatu paham pluralisme untuk mempersatukan suatu bangsa. Tetapi sebelumnya kita perlu mengetahui pengertian Pluralisme, yaitu Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai makna yang luas, berkaitan dengan penerimaan terhadap agama-agama yang berbeda. Dari pengertian Pluralitas agama tersebut, sekarang ini telah menjadi suatu keniscayaan dan mendesak agama-agama untuk menghadapi dan mengubah paradigma teologinya. Pluralisme agama dan dialog dianggap penting untuk dikembangkan guna menanggulangi masalah kemanusiaan kontemporer, menghadirkan kedamaian, dan sekaligus dapat memperkaya kehidupan beriman dalam konteks majemuk Indonesia. Jadi dengan hadirnya Pluralisme agama di Indonesia ini hendaknya seluruh agama saling menghargai dan menerima pluralisme agar lahir toleransi dalam kehiupan beragama. “Tidak ada perdamaian dunia tanpa perdamaian agama. Tidak ada perdamaian agama tanpa perdamaian dunia.”


      Salam IBD.....

      Hapus
  5. Nama : Mangantar Ompusunggu
    Nim : 15. 01. 1290
    Kelompok 1 "Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka"
    Romo Mangun adalah tokoh yang luar biasa, beliau seorang pastor dan juga orang yang begitu pintar, ia seorang arsitek dan sastrawan, banyak karya yang telah ia buat yaitu novel-novelnya yang bertemakan cinta dan keromantisan dimana karya-karyanya ini bermuara kepada nilai-nilai kemanusiaan. Dengan hal tersebut banyak unsur yang terkait terhadap Romo Mangun bahkan lintas agama pun karna karyanya yang menyinggung terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Dalam konteks ini humanisme dibawakan kepada yang religius dan yang nasionalisme. Humanisme religius menghantarkan kita kepada hak dan martabat setiap manusia yang layak. Humanisme Religius juga menegaskan yang namanya keadilan, kebebasan, Hak Asasi Manusia serta moral yang akan dibentuk menjadi yang religius atau yang berdaulat. Romo mangun juga mengantarkan kita kembali kepada yang namanya keterbukaan dalam kemanusiaan dalam bidang agama, sosial budaya, politik maupun pemikiran. Hal ini akan mengajukan ide-ide baru serta pola hidup baru. Romo Mangun akan membanggakan kita dengan moral yang telah dibubuhi kepada humanisme yang religius. Dengan ini juga melalui karyanya yaitu melalui karyanya membentuk gereja diaspora dengan itu Romo Mangun mengajarkan bahwa gereja haruslah membuka ruang untuk humanisme yang tidak memandang suku, ras, marga, dan latar belakang yang berbeda-beda dengan menerbitkan tokoh penginjil yang terbuka. Begitu juga dengan Humanisme nasionalisme, Romo Mangun telah menunjukkan rasa nasionalismenya dengan caranya bahwa ia kembali ke indonesia setelah menempu pendidikannya di luar negeri. Melalui karyanya ia juga mau mengubahkan pikiran setiap orang yang telah melihat dan mendengar karya Romo Mangun. Humanisme nasionalisme juga mengajarkan bahwa kita harus menjungjung dasar negara kita yaitu pancasila megitu juga dengan UUD yang kita miliki. Melalui junjungan kita ini sehingga kita semakin mengenal diri kita. Nasionalisme juga mengangkat rasa sebangsa dan setanah air itu. Dengan demikian Romo Mangun dengan tujuannya untuk embukakan alam pemikiran baru bagi konsep kehidupan kita serta bertindak dengan konsep yang maju dan berkembang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kelompok 3 “Pasemon dalam Sastera Karya Romo Mangun”
      Pasemon adalah style perbandingan untuk menggambarkan suatu keadaan dalam karya sastra yang membawa kepada peristiwa sejarah yang pernah terjadi (sejarah itu unik). Karya Romo Mangun mengingatkan kita bagaimana sebuah karakter dan stigma dibangun dengan baik dengan pandangan yang dituangkannya dalam roman. Roman karya Romo Mangun sangat berbeda dengan mite, mitologi, dan lagenda. Menurut Romo Mangun roman sudah lebih bebas merdeka ketimbang mitologi. Jika mitologi menjaga komunitas agar tetap terikat oleh semangat kebersamaan, bahkan manusia dengan Tuhan, sedangkan roman membebaskan diri dari ikatan-ikatan komunitas dan melakukan penjelajahan kemana-mana. Pandangan yang bersifat utuh tersebut membebaskan perspektif streotipikal. Ia juga menggambarkan berbagai fenomena kehidupan secara nyata, tidak seperti mereka yang menganut teologi moral dan tidak black and white. Karya Romo Mangun seakan membuka paradigma menusia menuju jalan kedalam sebuah “tujuan hidup” yang mengarah kepada religiolitas. Adapun beberapa karyanya yaitu yang pertama Novel Manyar (1981) isi novel yang ditulis oleh Romo Mangun ini dikemukkan pada awal ketika protagonis si Satadewa (Teto) pada saat penulisan novel ini tidak ada satu pun beban yang dirasakan karena ada rasa meredeka yaitu bebas untuk mempublikasikan. Yang kedua, Novel Romo Rahadi (1981) dan terbitnya bersamaan dengan novel Manyar, novel ini menghadirkan Romo Rahadi sebagai protagonis pada novel ini Romo Rahadi mengalami keterombang-ambingan antara cita-cita hidup selibat atau hidup berkeluarga ada beberapa moto dari Romo Mangun ini yaitu “Bukankah hari Tuhan itu kegelapan dan bukan terang, kelam kabut dan tiada cahaya? (Amos 5:20)”, Keragu-raguan adalah sebentuk penghormatan kepada kebenaran It is not simply a happiness that I wish for today, rather a despair in grandeur, moto ini di kutip dari Camus Tiga moto itu merupakan inti dari novel Romo Rahadi. Yang ketiga yaitu Pada Trilogi Roro Mendut, keberanian dan keraguan itu sudah terlihat jelas saat Roro Mendut tegar menolak Tumenggung Wiroguna, akan tetapi bukan dalam arti tanpa kegemetaran, memang digambarkan dengan sangat jelas oleh novel ini bahwa Mendut adalah seorang perempuan pemberani, pemberontak, dan memiliki sifat kelaki-lakian, Novel Roro Mendut ini lebih mementingkan nilai cinta daripada benda. Yang keempat yaitu Pada novel Burung-burung Rantau (1993) penulis berjumpa seseorang tokoh sipengandrung kemerdekaan. Dalam novel tersebut tokoh Marineti tersebut mewakili bangsa manusia yang membebaskan diri dari komunitas yang percaya dengan takhayul dan terkurung. Semakin jelaslah bahwa Romo Mangun orang yang penuh karya melalui karya nya ini banyak hal yang boleh dibawa kedalam kehidupan kita. Terkadang kita ketika membahas suatu pembelajaran kita lebih sering abaikan wujud nyatanya tetapi dalam IBD ini langkah kehidupan semakin gentar atas tanggung jawab karena kita telah mengetahui.

      Hapus
    2. Kelompok 4 "Keberpihakan pada Kaum Miskin, Konteks yang Melatarbelakangi dan Gambaran Kaum Miskin dalam Balada Becak Karya Y. B. Mangunwijaya oleh B. Rahmanto"
      Penulis membicarakan keberpihakan Mangunwijaya pada kaum miskin dan menggambarkan kaum marjinal. Novel belada : ingin menggapai konteks apa yang melatarbelakangi opsi dan obsesinya serta ingin mendeskripsikan bagaimana Mangunwijaya gambarkan kaum miskin dalam novelet tersebut. Novelet belada becak menceritakan lelaki muda Yusuf orang pelamun dan penghayal karena tidak punya uang untuk lanjut kuliah akibat kemiskinan. Karya sastra belakangan ini dianggap hanya sebagai karangan hayalan saja. Abad 20 ini telah muncul paradigma baru pendekatan new historisisme yang dipelopori Stephen Greenblatt. Ia mendobrak kecenderungan yang mengenggap bahwa karya sastra hanya nilai estetis (keindahan saja). Ia juga menegaskan bahwa dunia yang digambarkan dalam karya sastra bukanlah dunia tunggal, tetapi pluralism (menekankan politis ideologis produk-produk budaya ). Jika kita ingin membaca karya sastra Mangunwijaya, new historicism menyarankan agar teks sastra dan non-sastra dipilih menurut tema wacana yang akan dikembangkan. Kita harus belajar banyak dari Romo Mangun, bukan hanya pemikiran-pemikirannya saja yang ia juga mengantarkan kita untuk segera berbuat. Romo Mangun juga ajarkan bahwa hidup bersyukur juga merupakan penghantar dalam diri kita untuk membangkitkan semangat dalam menjalani hidup ini. Keadilan yang selama ini dicari-cari oleh semua orang akan tercapai ketika kita bekerja keras untuk menyatakannya bukan hanya mencarinya. Jika kaum miskin atau pun kaum marjinal mengangkat pernyataan bahwa keadilan tidak berwujud nyata dalam kehidupan mereka maka siapakah yang mewujud nyatakannya di dalam hidup mereka ? dengan ini Mangunwijaya hadir untuk mengajak kita mengangkat mereka yang tertinggal. Dengan demikian Pancasila yang sebagai dasar negara mari kita kedepankan. Oleh adanya Pancasila yang berwujud nyata mengangkat kemanusiaan itu yang tidak memiliki tingkatan strata sosial yang berbeda sehingga semuanya sama dan adilnya pun ditunjukkan. Setelah semuanya ini terjalin dengan baik mari kita kembalikan kepada Tuhan yang senantiasanya mengangkat dan yang menyelamatkan setiap umatnya didalam segala perkara-perkara humanism khususnya kemiskinan dan kaum marjinal ini.

      Hapus
    3. Kelompok 5 "Si Penggembala Cerita"
      Karya sastra adalah suatu wadah atau tempat dimana pesastra dapat menuangkan apa yang ada didalam hatinya dalam bentuk sastra. Demikianlah YBM yang pesastra dan dalam materi ini dikatakan sebagai penggembala cerita. Pesastra adalah orang-orang yang peka atau peduli terhadap lingkungannya yang senantiasa apa yang di lihatnya dan dirasakannya tentu dipikirkannya dan dituangkan kepada tulisan (sastra). YBM merupakan seorang yang hidup dengan banyak kata-kata dan penuangannya membuat orang terpesona melalui kutipan cerita, sastra, lambang, hati nurani dan esai. Dengan itu YBM bersastra dengan religiolitas yang merangsang hati nurani pembacanya dan ada seruan untuk berkontemplasi. Politik, asmara, korupsi, sains, agama, seks, sejarah dan keluarga adalah ketulusan "ejawantah" di dalam novel YBM yang artinya bahwa YBM ingin angkat semua sisi dengan ketulusan dengan berpengertian kesungguhan. Petuah YBM, "Sastra atau bersastra itu pewahyuan hidup manusia" yang berarti mengajak untuk mengaktualisasikan diri yang artinya juga bahwa sastra itu hidup. Dalam bersastra YBM lebih hidup di dalam lembah prosa. Dengan tujuan bahwa apa yang ia tuangkan menghampiri pembacanya dengan kontemplasi puitis sehingga YBM dijuluki "manusia prosa" atau "manusia puitis". YBM pun tak habis-habisnya untuk.mengikutsertakan pembacanya dalam sastra yaitu sebagai penafsir lambang dengan apa yang tertuang di sastranya yang dibubuhi lambang. Penafsiran atas lambang sering dikerjakan dengan berbagi tendensi yang dimana sastranya yang mengandung dilema dan polemik. Pembaca seolah menuruti pamrih YBM saat mengutip perkataan Franz Kafka, "sastra terbang mencari kebenaran, tetapi dengan niat tegas, tanpa.membiarkan sayap-sayapnya terbakar." YBM juga menghendaki diri sebagai "sastrawan hati nurani" dengan maksud jangan sekedar cerita serta menghampiri pembaca sebagai suluh untuk mengalami dan mengartikan hidup berpijak ke hati nurani. Lakon empati dan keterlibatan diri menerangkan ada keberpihakan hidup, pewartaan nilai-nilai kemanusiaan, rangkulan atas kebersamaan tanpa nalar dominatif dan deskriminatif. Dengan ini juga kita diinginkan untuk menjadi orang yang intelek, arif dan berhikmat, dengan intelek manusia dapat berpengertian dan mempertimbangkan dengan baik dan memunculkan kesadaran atas hikmat.

      Hapus
    4. Kelompok 6 "Dehumanisme Politik Agama di Indonesia"
      Dalam bahasan kita selama ini mengenai humanisme, dimana humanisme bukan saja menuntut pembaharuan hidup melainkan juga sikap yang mau menjadi manusiawi dan menghargai humanisme. Justru tidak perlu heran jika Romo Mangun sangat gencar menawarkan konsep manusiawi humanis. Romo Mangun menawarkan konsep manusia humanis melawan semua bentuk diskriminasi, eksploitasi, dan kekerasan. Dengan ini dituntut supaya golongan yang kuat atau mayoritas menghargau atau memandang golongan yang minoritas. Kita akan bahas yang merupakan isu kontroversi yaitu penghapusan kolom agama di KTP, penghaspusan kolom agama ini erat kaitannya dengan hak kebebasan beragama. Dalam hal ini pemerintah terbelenggu pada kebijakan dehumanisme, dehumanisme pemerintah dalam bidang pembangunan agama ditandai dengan berbagai bentuk diskriminasi terhadap penganut agama minoritas, diluar enam agama yang diakui pemerintah. Hal ini terlihat pada pencantuman kolom agama dalam KTP yang merupakan identitas diri penduduk, namun dalam kolom agama hanya boleh dicantumkan yang enam agama (Hindu, Buddha, Islam, Kristen, Katolik, Kong Hu Chu) diluar agama ini terpaksa berdusta demi memenuhi aturan resmi agama. Slogan Bhineka Tunggal Ika yang menyadarkan kita bahwa keberagaman atau pluralistis adalah fakta sosiologis. Persoalan agama adalah keniscahayaan yang tidak dapat dihindari apalagi diingkari. Tetapi dalam hal ini ada empat bentuk kebijakan yang mencerminkan dehumanisme politik agama yaitu, pencegahan penyalahgunaan atau penodaan agama, surat edaran Mendagri menegaskan lima agama diakui, Tap MPR tentang GBHN dan tentang administrasi kependudukan. Tetapi walaupun demikian ada langkah konkret dalam mengatasi kebijakan dehumanisme yaitu pemerintah mampu menjabarkan prinsip spirit humanisme, bertanggung jawab terhadap hak kebebasan memeluk agama dan mendorong pemuka agama agar mampu berdialog dalam semua unsur agama. Kebhinekaan agama Indonesia melatarbelakangi prinsip kebebasan agama dalam konstitusi dengan empat jenis kebebasan yaitu berekspresi, baragama, berkeinginan, dan rasa takut. Hak kebebasan beragama secara eksternal dibatasi oleh kewajiban dan tanggungjawab dan menghormati sesama manusia juga agamanya. Tujuan utama pemberantasan adalah untuk menyangkal ancaman terhadap keselamatan atas kehidupan integritas,kesehatan warga negara atau kepemilikan mereka. Dengan hal ini juga ditegakkan prinsip pluralis agama yang dimaknai bahwa setiap pemeluk agama harus berani mengakui eksistensi dan hak agama lain dan aktif dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan berbagai agama menuju terciptanya suatu keharmonisan masyarakat.

      Hapus
    5. Kelompok 7 "Agama dan Pluralisme"
      Agama dan pluralisme adalah hal yang begitu sangat berguma untuk dibahas dan memapukan kita untuk membuka paradigma baru. Dimana agama hadir untuk mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan dan memberikan keselamatan kepada penganutnya. Sedangkan pluralisme hal yang dapat membukakan pemikiran untuk memandang dan melihat keberagaman salah satunya agama yang begitu beragam. Pluralisme mampu mengantarkan kita untuk mampu hidup berdampingan dan damai atas dasar adanya sifat saling menerima atau inklusivisme. Kita ketahui bahwa agama tidak hanya satu melainkan beragam melalui ini pluralisme datang untuk memberitahu bahwa adanya keberagam serta memperjuangkan kesatuan. Negara kita negara Indonesia dengan gigihnya menampilkan Pancasila "Bhineka Tunggal Ika" untuk memunculkan jiwa persatuan bagi warga negaranya. Indonesia adalah negara yang kaya atas keberagamannya suku, etnis, adat, budaya dan agama. Dalam Pancasila bangsa Indonesia secara resmi sepakat bahwa dalam NKRI semua warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama. Dengan ini Pancasila harus diaktualisasikan kembali (Reaktualisasi) dengan kelima silanya yang hadir dan nyata. Setelah pancasila teraktulisasi, maka masyarakat pun membuka diri dengan hadirnya sikap inklusivisme. Atas adanya sikap ini suatu tubuh keluarga atas masyarakat saling berdampingan dan berdamai dan hidup bertoleransi. Kekerasan bermotivasi agama pun tidak muncul lagi, karena agama dimotivasikan untuk berdamai. Begitu juga dwngan kekerasan komunal bercirikhaskan suku, budaya, daerah, dan agama teredam dan berhenti. Sehingga kebebasan akan menjadi terasa dan tidak terkekang oleh siapa pun. Dengan demikian atas nama IBD dan kita selaku calon pelayan Tuhan dipersiapkan dan disempurnakan dengan pluralisme.

      Hapus
  6. Nama :Falmer Rivana Tarigan
    NIM :15.01.1260
    Ting :1A/Teologia


    Kesimpulan Sajian 1
    Romo Mangun Wijaya adalah seorang penulis religius,budayawan,pendidik, intelektual,arsitek,penulis n ovel,aktivis sosial,pemikir politik ,yg memiliki faham dasar humanisme religius dan nasionalisme yg terbuka.Dia juga adalah seorang pastor.Dia mengajukan faham nya agar kita ikut dan peduli terhadap perbedaan SARA.Pada zaman sekarang ini kurangnya rasa rasionalisme pada anak muda pada negeri dan disini Romo ingin mengajak kembali para anak muda penerus bangsa agar ikut kembali dalam membangun rasa nasionalisme terhadap negeri sendiri.Humanisme Romo mangunwijaya secara nyata memberi sumbangannya dalam dua arah ,sebab ia berani member kritiknya pada pemerintah disaat pemerintah semena mena berkata nasib rakyat. Romo mangun mengutarakan gagasannya tentang pendidikan yg cukup koferehensif ,yg secara ringkas boleh dirumuskan bahwa pendidikan itu bersifat multidimensional ,berdimensi banyak.Pendidikan di negeri kita diharapkan humanism religius sesuai dengan cita cita pendidikan nasional sejak dahulu,dimana dalam pengembangan ilmu pengetahuan tidak terlepas dari nilai nilai agama dan juga kebudayaan.Seharusnya kita sebagai masyarakat harusla menghargai nilai nilai agama dan kemanusian sebagai sumber membangun kehidupan yg lebih baik lagi.Faham nasionalisme terbuka khusunya dibidang pendidikan diharapkan generasi muda mampu menghimpun SARA menjadi sebuah bangsa dan Negara yg kuat dan kokoh teguh dan satu.Rasa nasionalisme inilah yg menumbuhkan kesatuan,kebebasan,kesamaan,kepribadian dan pencapaian pencapaian sejarah. Jadi kita selaku orang yg berbangsa dan bernegara haruslah kita meningkatkan rasa nasionalisme kita dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan agar Negara kita semakin lama terus berkembang dan tidak terus terpuruk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kesimpulan Sajian 2
      Di dalam konteks manusia humanisme menurut room mangun ialah ia ingin meningkatkan atau membangun sesuatu hal yg baru agar Negara kita ini tidak semakin lama terpuruk dan terjerumus kedalam suatu perpecahan dan pertiakaian.Dalam konsep manuisa menurut kebudayaan jawa ialah mengatakan bahwa citra manusia adalah citra wayang belaka pada kelir jagad cilik,jadi manusia hanya bayangan saja ,tidak sejati. Menurut romo mangun pendidikan barat yg dating telah mengalami metamorfosa dari manusia dan telah terbebas dari masa kegelapan. Didalam masyarakat kontemporer dikemukakan manusia adalah manusia Indonesia yg menghayati dan membuat dasar dari pedoman hidupnya yaitu Pancasila. Romo mangun juga tidak dapat dilepaskan dari konsep manusia yg ia kembangkan karena konsep yg dikembangkannya ialah manusia yg humanis.Ia menamakan konsep manusia humanis dengan istilah manusia pasca Indonesia atau pasca nasional dan pasca Einstein. Nasionalisme pada masa mendatang menurut Romo Mangun akan kembali berkembang keakar akar nya yg sejak awal muda sudah sangat dicita citakan. Menurut romo mangun gambaran manusia tentang semesta raya begitu relative ,begitu bergantung pada waktu, situasi ,sehingga banyak perkara yg sudah tidak sederhana lagi. Jadi disini saya ingin menyampaikan bahwa konsep yg dikembangkan romo mangun tidak terlepas dari perjalanan hidupnya sendiri (pengalaman hidupnya). Ia mengembangkan konsep manusia humanis dengan tujuan agar kita dapat lebih menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, juga ia menginginkan Negara kita ini semakin lebih baik dan sejahtera kedepannya.

      Hapus
    2. Kesimpulan Sajian 3
      Karya romo mangun mengingatkan kita bagaimana sebuah karakter dibangun dengan baik dengan pandangan yg dituangkannya dalam roman. Menurut romo mangun juga roman sudah lebih bebas merdeka ketimbang mitologi.Pasemon merupakan gaya perbandingan bahasa yg merupakan suatu peristiwa sejarah perkembangan di Indonesia dan romo menginginkan suatu peristiwa sejarah yg tak boleh dilupakan.
      Karya romo mangun bukan hanya saja dalam hal menulis namun masalah menjunjung tinggi pendidikan tinggi pun ia ikut serta,pasemon yg ia kembangkan juga akan menghasilkan argument yg berbeda dari setiap agama dan juga kesimpulan yg juga berbeda. Tujuan inti dari pasemon ini ialah mengingatkan kita akan peristiwa sejarah , latar blakang timbulnya berbagai tradisi, sehingga kita disuruh untuk tau bagaimana cara menanggapi akan hal ini. Pasemon bisa dibilang juga dengan raut wajah /ekspresi .
      Yang kita patut contoh dari romo mangun tersebut ialah keberanian dimana ketegarannya dalam mengekspresikan pengalaman ini yg biasanya disembunyikan. Karya karya satra romo mangun dan novel novel nya mengajak agar kita memiliki pandangan bebas menuangkan ide,pikiran kita tentang kemerdekaan yg memiliki makna kemanusiaan. DI dalam kemerdekaan kita tidak boleh lupa menempatkan manusia sebagai mahluk yg paling tinggi dan yg paling atas derajatnya dari semua mahluk lain yg ada di bumi yg memiliki pola piker dan martabat yg sangat sungguh berharga dimana hal terakhir sebuah sentuhan regiolitas . Jadi yg dimaksudkan disini ialah romo ingin mambangun humanis yg menjunjung tinggi setiap keadilan dan nilai nilai kemanusian juga ditinggikan agar tujuan pasemon sesuai yg dinginkan romo dapat terlksana bahkan melebihi yg diinginkan romo.

      Hapus
    3. Kesimpulan Sajian 4
      Dari pembahasan Novel belada becak karya romo mangun ini menceritakan kehidupan seorang kaum bawah atau kaum yg dipandang sebelah mata namun bermimpi tinggi dan berbuat diatas segala kekurangan dan penderitaannya tetapi ia tetap mampu semangat di dalam menjalankan kehidupannya.
      Di novel ini seorang pemuda yg bisa dikatakan kaum marjinal ,seorang tukang becak yg bernama yus tetapi tetap berpedoman dn bermimipi ingin menjunjung perguruan tinggi , tapi karena keterbatasan atau kekurangan biaya ia tak mampu untuk menjenjang di perguruan tinggi . DI sini ditekan kan bahwa segala kekurangan dalam hidup kita ini pasti berbeda beda bukan hanya tkang becak namun banyak orang lain yg bermimpi atau bercita cita tinggi tetapi karena kekurangan biaya mereka tk mampu untuk meraih cita citanya. Kita selaku manusia yg mempunyai kekurangan haruslah bermimpi setinggi tingginya agar pedoman dan semngat hidup itu terus dapat kita jalani dan janganlah kita menyesal dengan keadaan kita sekarang,karena dibalik kekurangan itu pasti terselip kelebihan yg suatu saat orang menganggap kita remeh atau rendah pasti dikemudian hari akan bangga dan menyesal karena telah menghina kita.

      Hapus
    4. Kesimpulan Sajian 5
      Istilah si pengembala cerita di sandangkan kepada Romo Mangun di karenakan ia adalah seorang manusia yang memiliki pembendaharaan kata yang baik dalam setiap satranya, bukan hanya satranya yang dipenuhi dengan pembendaharaan kata tetapi juga terlihat dalam setiap kutipan-kutipan yang ia tulis. Romo Mangun melalui Bersastra menunjukkan suatu ketulusan ataupun kesungguhannya dalam menampilkan apa yang sudah menjadi pengalamannya bukan hanya sekedar kata-kata karangan saja. Lambang sebagai sesuatu yang berusaha ditafsirkan oleh si Pengembala Cerita. Dalam hal Lambang, Novel-novel Romo Mangun banyak memakainya, misalnya dalam novel Burung-burung Rantau. Lambang juga bukanlah suatu hal yang penekanannya hanya dengan logika dan etika sendiri, dalam Lambang ini Romo Mangun memberi kebebasan bagi pembacanya untuk memberi pengertian yang bebas namun masih aktualisasi. Si Pengembala Cerita juga adalah seorang yang memakai Hati Nurani dalam setiap karyanya, ini sejalan dengan pensastraan Romo Mangun, seorang Sastrawan juga harus berurusan denga Hati Nurani agar setiap karya itu mampu menghadirkan pengaplikasian hidup secara lebih realita. Intelektual diartikan sebagai suatu kemampuan dalam hal berpikir, namun intelektual juga diartikan sebagai logika berpikir dari suatu teori. Seorang Romo Mangun adalah seorang yang berintelektual, keberintelektualan Romo terlihat dari karyanya dalam memberi julukan latarbelakang para tokoh yang ada dalam karyanya. Esai sebagai untaiana renungan, humor, kritik, celotehan, dan khotbah. Esai sengaja dihadirkan Romo Mangun sebagai bentuk perhatiannya agar pembaca tidak hanya berimajinasi tetapi mampu membuat pembaca berasumsi ataupun berpengetahuan secara luas serta termotivasi untuk keluar dari pemikiran yang sudah usang. Seorang Romo Mangun tidak berharap menjadi seleb melalui semua hal yang dilakukannya, namun dia tidak sengaja sudah menjadi aktor dalam hal Humanisme (Nilai-nilai Kemanusiaan). Seorang Romo Mangun menjadi sipengembala cerita yang berasal dari pengembala umat. Sipengembala cerita ini secara universal memberikan suatu Nilai-nilai Kemanusiaan dimana didalamnya ada nilai kebaikan, saling menghargai dan saling membangun kearah yang lebih baik lagi. Semoga dengan adanya si Pengembala Cerita ini kita termotivasi untuk menjadi manusia yang mampu memanusiakan orang lain.

      Hapus
    5. Kesimpulan Sajian
      Dehumanisme politik Agama di Indonesia. Bisa saya simpulkan bahwa ini, mengatakan di Indonesia tidak ada lagi persatuan antar agama. Dan yang saling membenci antara agama ini dan agama yang lain. Slogan Negara kita adalah: Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Dan ada kata pepatah mengatakan Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh. Dari dua contoh yang diatas, saya melihat tidak ada gunanya di Negara kita ini. Selain politik agama, dehumanisme ini juga menceritakan dimana rakyat kecil selalu di tekan oleh penguasa. Humanisme menuntut pembaharuan hidup dan juga mamperbaharui sikap kita terus-menerus. Sehingga menjadikan manusia yang menghargai kemanusiaan. ROMO MANGUN menceritakan konsep manusia yang humanisme dalam melakukan bentuk ekspliotasi. Dan juga keberadaan karena pihak dari penguasa menekan rakyat kecil. Saya melihat seorang ROMO itu bagaikan seorang yang di utus oleh Allah. Untuk memperbaiki segala kerusakan yang ada di Negara kita ini. Begitu juga kepada manusianya, saya yakin yang membaca karya ROMO dan menghayatinya. Maka itu adalah suatu awal yang baik dalam melakukan perubahan.
      Salam IBD

      Hapus
    6. Sajian Kelompok 7
      Sikap pluralism dalam beragama adalah sikap menghargai/menghormati dan menganggap agama lain. Sikap tersebut adalah suatu sikap bahwa kita meyakini bahwa agama diluar agama kita itu juga mengajarkan tentang kebenaran dan menjanjikan keselamatan. Keselamatan tersebut bisa dimiliki oleh agama lain dengan caranya tertentu. Sikap pluralisme tersebutlah yang perlu dibangun di Negara Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa perpecahan agama, sudah dari dulu menjadi permasalahan besar. Permasalahan tersebut sudah dari jaman nabi-nabi. Perang antar agamapun sudah sering sekali terjadi. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya sikap pluralism tersebut. Padahal Tuhan Yesus sendiripun mengajarkan kita untuk saling mengasihi sesame manusia, bahkan musuh kita sekalipun. Sikap pluralisme adalah sesuatu yang diharapkan Tuhan Yesus kepada ciptaannya yang paling sempurna, yaitu manusia. Karena tujuan pluralisme itu sendiri adalah demi kesejahteraan manusia. Jika sikap ini dikembangkan, saya yakin bahwa solidaritas sesama manusia dan sikap saling menghargai satu sama lain akan membuat kehidupan manusia semakin damai dan sejahtera seiring dengan berjalannya waktu. Dan pastinya keharmonisan antara umt beragama akan sangat terasa dalam menjalani kehidupan.
      SALAM IBD.........

      Hapus
  7. Nama: Eikel Ginting
    NIM:15.01.1245
    Pada sajian kelompok 1 yang mencoba mengulas pandangan seorang tokoh humanis religius Rmo Mangunwijaya yang mencoba mengulas pandangannya mengenai humanis dalam masa perjuangan melawan penjajahan. Romo Mangunwijaya berpandangan bahwa pemuda angkatan 1928 lebih kritis dan bersatu dalam membela kemanusiaan yang tertindas oleh penjajah. Pada dasarnya intelektual dan pendidikan pada masa 1928 yang membuat humanis dan persatuan berdiri. Romo mangunwijaya membuktikan angkatan 1928 lebih kritis dan intelektual dengan menculnya “sumpah pemuda” sebagai pemersatu perjuangan.
    Tokoh Romo mangunwijaya bukan hanya sekedar visi dalam menegakkan humanis dan religius. Namun Mangunwijaya rela melepas jabatan pastor dan menjadi pastor yang “ekslautrasi”. Romo mangunwijaya mengkrtik kebijakan pemerintah tntang rakyat namun ia mengajarkan dan membangun rakyat “akar rumput” atau kelas bawah dalam hal mengajar dan memperbantukan dalam hal lapangan pekerjaan. Jadi menurut saya romo Mangunwijaya menonjolkan bahwa humanisme didasari oleh pendidikan formal maupun non formal, sehingga pendidikan berguna dalam membangun pola pikir dan moral pribadi seseorang. Setelah pendidikan rasa mengasihi dan belas kasihanlah yang dapat mendorong kita menjadi manusia humanis. Karena memanusiakan manusia adalah bukti sebagai kita manusia yang berintelektualitas tinggi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Eikel Ginting
      NIM: 15.01.1245

      Pada sajian kelompok 2, penjelasan manusia humanis menurut Romo Mangun seperti sebuah "periodesasi" perkembangan pemikiran akan kemanusiaan. Yang dimana diawali dengan konsep kebudayaan Jawa yang pasrah akan kehidupan karena manusia layaknya wayang" dan Tuhan ialah "pewayang" sehingga kesadaran kemanusiaan masih rendah dan tidak ingin berkembang. Lalu konsep kemanusiaan barat yang berpendapat bahwa manusia hidup tidak memikirkan akhirat saja namun memikirkan perkembangan dan kehidupan untuk ke depan, dan juga manusia sudah lahir dengan berdasarkan kebaikan dan lingkungan serta kehidupan lah yang membina perkembangan kita.
      Lalu humanis menurut Indonesia masa kontemporer yang sudah mengalami banyak perubahan dalam pancasila, namun perkembangan humanis masih berbentuk golongan-golongan suku dan kurang mau berjuang dalam perkembangan Indonesia secara bersamaan. Dan manusia Pasca Indonesia yang menjadi tantangan terberat adalah perlakuan dehumanis. Perlakuan tersebut yang menjadikan moral dan martabat bangsa merosot. Romo Mangunwijaya berpandangan munculnya pancasila sebagai sebuah jawaban atas nilai-nilai humanis yang harus di jalankan bukan hanya sekedar pencanangan dan rencana namun diwujudkan dalam hal-hal kecil dan dengan menghayati nilai manusia, seseorang akan mengerti memanusiakan manusia dalam kehidupan serta bertindak layaknya Romo Mangun yang universal dan menjadi idola bagi semua kaum dan kelompok masyarakat.
      Melihat dari penjelasan sajian ini, Romo Mangunwijaya terliht memiliki kecerdasa dalam pemahaman sosial dari msa-ke masa. Karena bukan hanya melihat dari humanisnya saja namun Romo Mengelompokkan manusia menurut perkembangan dan kemajuan di Indonesia. Romo Mangunwijaya dengan manusia pasca Indonesia menjadi refleksi bagi kehidupan masa sekarang bahwa humanism dan perhatian akan manusia harus ditmbuhkan dari kelompok terkeil seperti lingkungan rumah ataupun rukun tetangga, sehingga pemikiran dan perhatian akan sesame bertumbuh dalam hal kecil terlebih dahulu lalu ke hal yang paling besar. Hendaknya kemajuan dalam tekhnologi tidak menggantikan peran manusia yang berakal dan berbudi dalam menolong dan mewujudkan nilai kemanusiaan dalam lingkungan sekitar.

      Hapus
    2. UAS Berjalan Kelompok 3
      “Pasemon” dalam kamus bahasa jawa merupakan gaya perbandingan bahasa yang mengingatkan suatu peristiwa sejarah. Romo Mangunwijaya yang memiliki kemampuan dalam menulis sastra-sastra berupa karangan novel. Pada masa itu novel merupakan karangan yang mewakili lapisan masyarakat, novel dapat dibaca oleh orang dewasa terlebih kalangan remaja. Sehingga romo memahami keahliannya itu dengan menuliskan karangan novel yang bercita rasa kemanusiaan terlebih novel yang menceritakan peristiwa-peristiwa sejarah yang merubah kondisi masyarakat dan dikemas dengan karangan berupa cerita.
      Pada masa perjuangan novel ataupun karya satra lainnya menjadi bukti bahwa Romo Mangunwijaya kreatif dan jujur dalam berkarya dengan menulis cerita seperti Burung-burung rantau yang menghadirkan permasalahan rakyat kecil dalam melawan erosi budaya dan penggambaran masyarakat yang masih percaya akan takhayul. Karya-karya romo Mangunwijaya menunjukkan identitas diri Romo Mangunwijaya dengan menulis novel berciri khas nusantara yaitu meluas dan merata. Yang artinya Romo Mangunwijaya membawa keuniversalan Indonesia bukan hanya budaya jawa saja. Yang kedua berciri khas berpihak pada yang lemah. Berpihak pada yang lemah berarti sosok Romo yang mengayomi bukan hanya mengkritik pemerintah saja mengenai kemanusiaan yang merata namun Romo juga membangun moral dan karakter masyarakat kelas bawah dalam mewujudkan nilai kemanusiaan dan keadilan.
      Karya Romo Manguijaya bukan hanya dalam hal menulis, namun karya pendidikan pun dibuat oleh Romo Mangunwijaya dengan mendirikan SD Kanisius Mangunan yang bersistem home schooling. Dan penekanan dalam karya pendidikan yang dibuat oleh Romo Mangunwijaya ialah menerapkan kurikulum sendiri yang bernama kurikulum Kanisius yang memiliki 75% dalam penerapannya dan 25% kurikulum nasional. Terlihat dalam sekolahnya pun Romo Manguwijaya menekankan pada pendidik dalam komunikasi tehadap siswa atau siswi, memperhatikan psikologi anak dan juga berbaur dengan murid. Dari sini Romo Manguwijaya mengajarkan bahwa karakter humanisme harus dibangun dari anak-anak dengan memeprhatikan dan mengayomi sehingga karakter tersebut terbangun dalam kehidupan berperikemanusiaan.
      Yang menjadi refleksi bagi masa sekarang, “pasemon” dalam karya Romo Mangunwijaya menunjukkan gaya bahasa perbandingan, hal tersebut menggambarkan perbedaan dalam setiap sendi kehidupan di Indonesia. Namun Romo Mangunwijaya membuat perbandingan tersebut untuk menggambarkan kisah kemanusiaan dalam perkembangan humanisme di Indonesia terlebih mempersatukan setiap perbedaan dengan mengkritik sikap kemanusiaan pemerintah dan keadilan serta turut juga membangun masyarakat “akar rumput” dengan membuat butir-butir kemanusiaan dalam setiap karya novelnya sehingga dapat dibaca dan diwujudkan di setiap lapisan masyarakat.

      Hapus
    3. Sajian 4
      Novel Balada Becak karya Romo Mangunwijaya menceritakan kehidupan kaum marjinal atau kaum bawah yang berani bermimpi dan berbuat dalam keterbatasannya sehingga mampu tetap mewujudkan semangat dalam kehidupan. Romo Mangun membela kelas bawah dengan menggunakan media tulisan yang tidak menimbulkan konflik. Sehingga disinilah letak kecerdasan humanisme yang coba dibangun oleh Romo Mangunwijaya, mencoba membangun kaum marjinal dengan memberikan tokoh-tokoh teladan yang diulas lewat karangan cerita dan dapat sekaligus membawa kita berpikir bahwa kelas bawah bukan berarti tidak bisa membawa perubahan namun mengajak bersuara dalam menuntut keadilan serta pemerataan pembangunan.
      Becak menjadi simbol roda kehidupan yang membawa kita bagaimana dalam menyikapi dan merefleksikan hidup. Roda yang berputar menggambarkan kita sebagai manusia, bagaimana kita dalam hidup terkadang berposisi di atas terkadang di bawah layaknya perputaran roda. Namun intinya ialah usaha dari tukang becak yang mengayuh roda tersebut untuk berjalan menjadi gambaran kehdupan membutuhkan usaha dalam menempuh perjalanan. Balada becak menjadi nyanyian Romo Mangunwijaya terhadap gambaran pemuda masa kini yang kurang peduli terhadap nasib lingkungan dan bangsanya sehingga becak yang merupakan kendaraan lintas zaman dihadirkan sebagai cermin bagi pemuda yang seharusnya tetap mempertahankan nilai-nilai budaya timur yang sopan dan ramah tersebut di tengah modernitas zaman.
      Novel Balada Becak menggambarkan potret pemuda yang tidak membatasi impian masa mudanya rela dimakan oleh peradaban yang berkembang, namun tokoh Yus justru tekun dan setia dalam pekerjaan. Sehingga mengambarkan bahwa sebenarnya martabat manusia tidak dinilai dari status sosial, namun dari segi nilai humanis yang dibangun dari perbuatan dan tingkah laku dalam lingkungan sosial.
      Menurut saya dalam novel ini menciptakan “Teologi Perjuangan” yang diwujudkan dalam kehidupan. Tuhan dalam penciptaan manusia memerintaahkan manusia untuk berotoritas dalam pengelolaan kehidupan dan juga menuntuk manusia sebagai ciptaan berakal budi untuk bekerja bukan menunggu dan meratapi keterbatasan sosial maupun ekonomi. Dalam surat Paulus menekankan bahwa siapa yang tidak bekerja tidak mendapat makanan menjadi gambaran bahwa Romo Mangun mengajak manusia terkhusus untuk pemuda semangat dalam memperjuangkan hidup dan melawan status kaum marjinal yang dianggap minoritas dalam kehidupan keberagaman.
      Jadi, novel ini sebagai cerminan bagaimana seharusnya pemuda bertindak dan bersikap berlandaskan nilai-nilai pancasila dan juga humanism dalam diri Romo mangunwijaya yang berkarakter pejuang dan adil menuntut pemuda kritis dan bertindak dengan aksi terhadap perkembangan nilai-nilai kemanusiaan dalam negara Indonesia.

      Hapus
    4. UAS BErjalan Kelompok V
      Si penggembaa cerita menggambarkan sosok Romo Mangun yang layaknya gembala kemanusiaan dalam kehidupan sosialnya. Karya-karyanya berupa cerita dan puisi merupakan media Romo Mangun dalam mengawal berjalannya kemanusiaan di tengah lunturnya budaya tolong-menolong dalam lingkungan. Romo Mangun menunjukkan intelektualitasnya bukan hanya dari latar belakang pendidikan serta sarjana yang telah didapatnya namun kecerdasannya tampak saat menuliskan carita dengan bahasa dan sastra serta contoh ataupun penggunaan contoh flora dan fauna yang plural, dalam artian Romo Mangun menggunakan flora dan fauna yang tidak hanya monoton satu daerah namun menggunakan flora dan fauna yang menyentuh setiap kekhasan daerah di Indonesia. Sehingga Romo Mangun mampu mengiterpretasi pluralisme bukan hanya dari segi kemanusiaan namun setiap aspek makhluk hidup agar sekaligus menarik minat pembaca tiap daerah agar mampu mempraktekkan benar-benar pesan moral dalam cerita.
      Melihat latar belakang Romo Mangun yang termasuk orang yang mampu dan berpendidikan, seperti menyiratkan bahwa “gembala” merupakan pekerjaan kalangan bawah namun berarti besar dan bermakna bagi kehdupan. Hati nurani Romo Mangunwijaya seakan digambarkan layaknya gembala yang terus menuntun Indonesia kea rah gerbang kemanusiaan yang adil dan makmur. Dasar Pastornya menjadikan Romo Mangun layaknya seperti Yesus dalam Mazmur 23:1 yang menjadi gembala umat percaya, sedangkan Romo Mangun menjadi gembala kemanusiaan yang bersuara melalui cerita yang kreatif menggunakan makhluk hidup sebagai pembawa pesan kemanusiaan dalam ceritany. Sehingga, penggembala cerita layak dijadikan patokan kehidupan umat manusia agar terus menjaga nilai-nilai kemanusiaan di tengah keberagaman masyarakat

      Hapus
    5. UAS Berjalan Kelompok 6
      Dehumanisme Politik Agama di Indonesia adalah kenyataan yang digamabarkan nyata oleh pemerintah Indonesia dengan menetepkan hanya enam agama yang sah untuk dicantumkan di Kartu Tanda Penduduk. Sehingga ini menjadikan agama minotritas dengan terpaksa melakukan dari enam agama ini menjadi agamanya di Koom agama dalam KTP. Pemerintah yang memegang peranan harus membuka mata dan menganggap agama minoritas bukanlah suatu ancama atau ajaran yang menyimpang, namun atas dasar kebebasan beragama hendaknya semua agama dan pengikutnya dapat beribadah dan mempersaksikan agamanya di tengah-tengah keberagaman.
      Agama-agama memiliki politik dalam setiap pengajarannya yaitu memuliakan manusia dan budaya. Agama “Parmalin” di Toba dan “Si pemena” di tanah karo merupakan contoh agama suku yang dianggap minoritas dan merusak tatanan beragama. Namun pemerintah tidak coba mengenal ajaran agama-agama suku ini sehingga atas dasar kemanusiaan agama ini mampu menjadi penambah kelengkapan pemahaman beragama di Indonesia. Hendaknya para pemimpin-pemimpin agama duduk bersama dengan pemimpin keyakinan suku untuk mencari solusi penatapan dan pengesahan agama, sehingga tidak harus ada lagi “pembohongan keyakinan” dalam Kartu Tanda Penduduk bagi agama-agama minoritas.
      Calon Presiden Amerika Serkat, Donald Trump merupakan tokoh dehumanisme. Terlihat dari pelarangan umat muslim masuk dan berkunjung di Amerika Serikat akibat banyak dugaan bahwa aksi teroris merupakan permulaan dari pemiiran-pemikiran radikal Muslim. Pemikiran kekhawatiran dan sempit inilah yang menjadikan sebuah keyakinan tidak dapat disahkan menjadi sebuah agama di suatu wilayah atau negara. Akibat dari penggunaan nama agama dalam kekerasan dan pemberontakan yang menghilangan rasa kemanusiaan sehingga banyak menyudutkan agama tersebut. Padahal kekejian manusialah yang membuat kemanusiaan menadi rusak bukanlah sebuah agama. Sehingga agama dapat dikatakan memiliki keyakinan akan beragama ketika agama dan pengikutnya membuka diri dengan agama lain dan berjalan bersama atas dasar keprihatinan umat manusia

      Hapus
    6. Sajian Kelompok 7
      Sajian VII
      Agama dan Pluralisme merupakan dua hal yang berkaitan dalam membangun nilai-nilai kemanusiaan. Agama adalah dimensi permanen dalam fungsinya menentuan perspektif manusia dalam segala hal. Inti pemberitaan dari agama adalah pembawa keselamatan, kesejahteraan, dan pengatur masyarakat terkhusus umatnya dalam tatanan masyarakat. Sedangkan pluralisme merupakan keberagaman ataupun lebih dari satu persamaan. Sehingga agama dan pluralisme merupakan sejata dalam melatih nilai-nilai kemanusiaan yang termuat dalam agama dan dipraktekkan dalam keberagaman beragama ataupun pandangan beragama.
      Agama dalam fungsinya untuk pembawa kesejahteeraan menjadikan peran agama dalam pluralisme sangat besar. Pluralisme yang berarti keberagaman mengharuskan agama berperan sebagai pembawa kesejahteraan, damai, serta kebahagiaan. Ketika agama tidak menjalankan fungsinya tersebut maka agama akan kehilangan int nilai agama. Agama dan negara menjadi jembatan bagi perwujudan fungsi keberagamaan. Negara yang menjadi alat dalam memerintah ataupun membangun suatu masyarakat dapat dijadikan agama untuk bekerjasama dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial, sehingga Teologi Sosial menekankan bahwa permasalahan sosial dan kemanusiaan dapat diatasi melalui fungsi dan nilai agama itu sendiri yang membawa kedamaian. Sehingga agama dan negara bukan sesuatu yang berseberangan namun saling membangun dan melengkapi dalam menyelesaikan permasalahan kemanusiaan dan mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan
      Hal kebebasan beragama merupakan kunci bagi terwujudnya nilai-nilai kemanusiaan, dimana setiap kita menghargai kebebasan beribadah dan mengamalkan ajaran agama lain, kita sudah mewujudkan nilai toleransi. Juga toleransilah yang menjadi kunci melawan kekerasan dan diskriminasi terhadap agama kecil atau minoritas. Dengan nilai toleransi kita mampu membangun kebersamaan dalam mengatasi isu-isu kemanusiaan seperti yang sudah diwujudkan dalam pembentukan bingkai teologi kerukunan umat beragama yang menjadi contoh bahwa agama dan pluralisme berperan membawa solusi kemanusiaa dengan nilai kedamaian dan kesejahteraan.

      Hapus
  8. Nama : Eirene Hutabarat
    Ting./Jur. : I-A/Theologia
    NIM : 15.01.1246
    Pembahasan dalam pertemuan I, Romo ingin menjelaskan bagaimana manusia humanisme religius dan nasionalisme yang terbuka itu dapat diaktualisasikan dalam diri individu. Humanisme religius yang dapat saya tangkap yaitu bagaimana sifat kemanusiaan itu menonjol dan berimbang dengan ajaran agamanya. Sifat kemanusiaan itu dibangun karena dasar kasih. Dalam agama Kristen sendiri, manusia dituntut untuk mengasihi diri sendiri dan mengasihi orang lain karena saat kita sudah memberi kasih terhadap diri kita, maka otomatis kita memiliki kasih terhadap orang lain. Mengenai nasionalisme yang terbuka, saya mengambil inti bagaimana kita dapat menjunjung tinggi rasa nasionalisme itu. Kita harus mencintai negara kita maka kita dapat mencintai apa yang ada di dalam negara ini terutama manusianya sehingga tanpa disadari nilai kemanusiaan itu sudah tumbuh dalam pribadi masing=masing. Tidak hanya nasionalisme namun pendidikan juga diutamakan agar nilai kemanusiaan itu tumbuh dengan sendirinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Eirene Hutabarat
      Ting./jur : I-A/Theologia
      Nim : 15.01.1246
      Pada pembahasan kali ini dijelaskan bagaimana manusia humanis yang benar-benar mengikuti perkembangan baru tanpa meninggalkan suatu kebudayaan yang lama. Manusia harus mengerti kedudukannya sebagai manusia sehingga mengambil peran dalam kehidupan sosial. Manusia humanis di pembahasan kali ini ingin membuka wawasan kita bahwa manusia humanis tetap harus berpendidikan. Pendidikan disini dalam arti formal dan nonformal karena pendidikan juga turut mempengaruhi cara berpikir seseorang. Pada pertemuan sebelumnya mengenai humanisme religius nasionalisme yang terbuka, ditekankan juga pentingnya pendidikan itu. Saat berbicara mengenai manusia, pasti belajar pendidikan manusia itu seperti apa. Menurut saya, mengapa pendidikan yang diutamakan dalam pembahasan ini karena dari pendidikanlah orang dapat belajar dan dapat mengenali pribadi dan orang lain serta belajar bagaimana bertingkah laku sebagai manusia agar manusia humanis yang diinginkan Romo dapat terealisasikan.

      Hapus
    2. Nama : Eirene Hutabarat
      NIM : 15.01.1246
      Tingkat/ Jur. : I-A/ Teologi
      Pada pembahasan kelompok III, dibahas mengenai nilai-nilai kemanusiaan yang ditunjukkan Romo melalui karya-karyanya. Garis besar topik ini adalah Pasemon. Pasemon yang saya tangkap yaitu raut muka yang berarti gambaran akan nilai kemanusiaan dari hasil karya yang dibuat Romo. Dari hasil karya ini Romo ingin sikap kemanusiaan itu dibangun dan sadar akan pentingnya mengembangkan nilai kemanusiaan itu. Mungkin pada pembahasan sebelumnya juga sudah dibahas bagaimana cita-cita Romo ini agar nilai kemanusiaan itu berkembang. Dalam topik ini karyanya lah yang dapat membuat wawasan kita berkembang akan nilai kemanusiaan karena karya yang diberikan ibarat suatu pencitraan diri. Intinya Pasemon dalam karya Romo ini mempertegas bagaimana terbangunnya nilai kemanusiaan itu. Nilai kemanusiaan dibangun dari setiap karya novelnya karena banyak sekali novel yang melatarbelakangi sifat kemanusiaan itu. Seperti novel-novel yang terkenal yaitu Layar Terkembang. Ada suatu intisari nilai kemanusiaan yang ingin disampaikan dalam novel yang dibuat Romo dan dalam karyanya ada ketertarikan dari pembaca untuk lebih mengerti maksud dari setiap karya Romo tersebut.

      Hapus
    3. Nama : Eirene Hutabarat
      Tingkat/ Jurusan : IA/ Teologia
      NIM : 15.01.1246
      Pada pertemuan ke-IV ini membahas keberpihakan Romo pada kaum marginal. Kaum marginal adalah masyarakat kelas bawah yang terpinggirkan dari kehidupan masyarakat seperti: pengemis, pemulung, buruh, dsb. Dalam Novelet Balada Becak, Romo menggambarkan keadaan Pemuda Indonesia yang mempunyai cita-cita tinggi dalam menempuh suatu kehidupan yang lebih layak untuk kesejahteraan hidup. Dalam novel ini diceritakan seorang pemuda bernama Yusuf atau yang biasa disapa dengan panggilan Yus, memimpikan untuk dapat menempuh jenjang pendidikan di perguruan tinggi namun karena keterbatasan biaya sehingga mimpinya tidak dapat dicapai. Dalam novel ini kemiskinan menjadi suatu kesengsaraan yang dapat menggelapkan masa depan seseorang. Adapun salah satu faktor kemiskinan ini ialah kurangnya kepekaan pemerintah akan kesejahteraan masyarakat karena keegoisan pemerintah sendiri yang hanya ingin mengutamkaan kesenangan pribadinya semata. Dalam pembahasan ini pemahaman kita dibuka untuk tetap bermimpi walaupun dengan keadaan kita yang kekurangan dan tetap memiliki semangat juang yang tinggi.

      Hapus
    4. Nama : Eirene Hutabarat
      Tingkat/ Jurusan : I-A/ Teologia
      NIM : 15.01.1246
      Pada pembahasan kelompok V mengenai si pengembala cerita, perlu kita perhatikan bahwa penulislah yang menganggap Romo si pengembala bukan Romo yang beranggapan bahwa dia adalah pengembala cerita. Romo dikatakan si pengembala cerita karena dari ceritanya selalu ada makna yang sangat dalam yang ingin disampaikan. Romo ialah si pengembala cerita tentang kemanusiaan. Yang digembalakan berarti adalah setiap pembaca. Dalam ceritanya, Romo menggunakan lambang sebagai media seperti lambang-lambang akan flora dan fauna. Dalam setiap cerita Romo, makna kemanusiaan sangat ditekankan di dalamnya agar pembaca dapat mengerti dan memahami serta menerapkan tujuannya. Romo benar-benar menginginkan agar manusia dapat berperilaku sebagaimananya manusia. Tidak hanya kepada sesama manusia namun kepada makhluk lain pun, haruslah kita menghargai dan menjaga agar nilai kemanusiaan itu dapat terealisasikan bahkan berkembang dalam kehidupan kita. Adapun cara melatih nilai kemanusiaan yang ada dalam diri kita agar kita bisa seperti Romo yaitu dengan mempraktekkan teori yang telah diberikan Romo. Kita sudah diberi landasan teori oleh Romo dan kita harus dapat mempraktekkannya dalam kehidupan kita agar cita-cita Romo akan tumbuhnya nilai kemanusiaan dalam pribadi seseorang dapat benar-benar terwujud. Sudah banyak juga istilah-istilah yang digunakan penulis yang menggambarkan bagaimana karakter kemanusiaan Romo. Setiap istilah yang digunakan untuk menggambarkan siapa itu Romo semakin memperluas wawasan kita akan makna-makna nilai kemanusiaan. Melalui si pengembala cerita, sangat dituntut agar kita bukan hanya yang di gembalakan namun kita mampu mengembalakan manusia yang lain.

      Hapus
    5. Tambahan untuk kelompok 1 :
      Seperti yang kita tahu kasus Zaskia Gotik, pengetahuan rendah yang dimilikinya mengakibatkan Zaskia sebagai artis yang biasa menjadi idola masyarakat malahan menjadi bahan cemoohan di masyarakat. Latar belakang pendidikan yang rendah mengakibatkan dia masuk ke dalam kasus akan penjelekkan lambang negara. Rupa bukan menjadi tolak ukur namun kecerdasan dan kebijaksannan serta bagaimana menghargai negara sendiri yang membuat kita berharga di mata orang lain. Dalam kasus ini, pendidikan jelas sangat mempengaruhi kehidupan individu maupun kelompok masyarakat. Kasus tersebut merupakan contoh negatif bagaimana pentingnya pendidikan. Contoh positif yang diberikan akan pentingnya pendidikan yaitu adanya beasiswa yang diberikan kepada setiap pelajar yang berprestasi contohnya di Gereja saya GKPI Desa Teladan Helvetia Medan. Gereja sendiri sudah berusaha mengembangkan pentingnya pendidikan itu. Adapun intisari dari pembahasan ini menunjukkan bahwa yang berpendidikan adalah orang yang ikut memajukan negara.

      Tambahan untuk kelompok 2:
      Kebudayaan baru jelas berpondasi pada kebudayaan lama karena suatu hal yang baru muncul akibat perubahan yang dirasa baik untuk hal baru. Namun kita harus benar-benar mengenal kebudayaan lama kita agar kita dapat merasakan betapa besar eksistensi dari kebudayaan lama. Ada kalimat yang mengingatkan saya agar kita bisa menghargai yang lama yaitu yang lama jangan langsung dilupakan karena sesuatu yang baru sebab yang baru belum tentu berpengaruh baik untuk ke depannya. Ada beberapa contoh kebudayaan yang masih dilestarikan sampai sekarang misalnya pemakaian ulos dalam adat batak. Disini masih jelas tampak bagaimana batak menghargai kebudayaan lama dan tidak meninggalkan karena adanya budaya yang baru. Mengenai pendidikan, sebelumnya kita sudah membahas bagaiman peran pendidikan dalam kehidupan termasuk dalam berbudaya. Pendidikan ikut serta dalam kebudayaan karena budaya baru yang diciptakan tentu mempengaruhi pola pikir sehingga orang berpendidikan dapat menimbang apakah budaya itu sesuai dengan kehidupan masyarakat. Dalam nilai kemanusiaan, pendidikan mempunyai peranan yang besar dalam membentuk nilai kemanusiaan.

      Hapus
    6. Tambahan kelompok 3:
      Seperti dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sangat senang membaca novel dan kita lebih mengerti isi dari novel tersebut daripada buku pengetahuan ilmiah. Romo mengerti bagaimana caranya agar menarik minat kaum muda untuk lebih mengembangkan kemanusiaannya. Mengapa dari kaum muda? Karena kaum yang sudah lanjut usia sulit untuk menangkap suatu makna dalam novel. Novel merupakan bacaan kaum muda yang membuat kita lebih berpikir dan membawa kita ke dalam imajinasi untuk lebih memaknai setiap isi novel tentang nilai kemanusiaan. Membaca bukan asal membaca namun dari setiap bacaan harus ada makna yang dapat kita tangkap khususnya pengaruh-pengaruh dalam nilai kemanusiaan.
      Tambahan kelompok 4:
      Kaum marginal merasa ditindas oleh kaum elit karena ras akurang percaya sendiri dari kaum marginal. Mereka menganggap bahwa diri mereka selalu lebih rendah, semmentara kita tahu bahwa kita ditinggikan jika kita merasa diri kita tinggi bukan malah sebaliknya. Seperti yang terjadi dalam kehidupan saya, Ibu saya hanya seorang pedagang yang bekerja sendiri untuk membiayai kehidupan keluarga tanpa adanya sosok Ayah. Namun Ibu saya memiliki semangat dan percaya diri yang tinggi bahwa Ibu saya pasti mampu menghidupi kami anaknya sehingga sampai sekarang Ibu saya sanggup menyekolahkan kami hingga jenjang perguruan tinggi. Mungkin nasib seseorang berbeda-beda tapi nasib juga ditentukan oleh rasa semangat. Pemerintah memang harus turut campur dalam mensejahterakan rakyatnya. Saat pemerintah berupaya, baiklah masyarakat berjuang agar setiap kinerja yang dilakukan berkesinambungan. Novelet ini mengajarkan kita bahwa kita tidak boleh berkecil hati dalam menjalani segala kehidupan. Romo mengajak kita untuk lebih berpikir secara luas agar kita tidak monoton terhadap kehidupan yang kita anggap buruk, namun kita hidup harus selalu bereformasi.
      Tambahan kelompok 5:
      Seperti dalam kehidupan pelayan yang akan kita jalani, dari pembelajaran ini harusnya kita nanti dapat mengembangkan nilai kemanusiaan itu dalam kehidupan pelayanan tidak hanya dalam Gereja maupun di luar Gereja. Pelayanan kita akan kemanusiaan jauh lebih bermanfaat dan benar-benar dapat membantu orang lain agar nilai kemanusiaan itu benar-benar dijunjung tinggi.

      Hapus
    7. Pembahasan mengenai dehumanisme politik agama di Indonesia sangat menarik perhatian saya. Kata dehumanisme berarti suatu kata yang bertolak belakang dari kata humanisme. Dehumanisme berarti penghilangan atau pemudaran kemanusiaan. Humanisme senditi menuntut pembaharuan sikap untuk menjadi manusiawi dan menghargai kemanusiaan. Politik agama berarti berbicara tentang agama, baik itu minoritas maupun mayoritas. Kita harus buang pemikiran tentang "politik" yang biasa mempunyai kesan negatif namun sebenarnya bermakna positif. Negara Indonesia sendiri memiliki 6 agama yang diakui oleh negara dan diluar itu tetap mendapat pengakuan dari masyarakat. Seperti agama nenek moyang salah satunya parmalim yang tidak mendapat pengakuan dari negara. Menurut saya ada syarat khusus pemerintah untuk diakui atau tidaknya agama. Apakah ada sesuatu yang salah untuk agama minoritas?. Agama pendatang Kong Hu Tcu sangat cepat diakui sementara agama asli Indonesia sulit mendapat pengakuan sementara syarat seperti ada pengikut dan ada yang di sembah ada dalam agama asli Indonesia. Romo tertarik agar humanisme menuntun manusia benar-benar memiliki nilai kemanusiaan dan tidak ada tindakan diskriminisasi diluar agama yang diakui negara. Tujuannya agar agama apapun di Indonesia merasa bahwa kebebasan beragama itu dirasakan oleh semua pemeluk agama. Saya sendiri berpikir, kelak jika saya menjadi seorang pendeta yang tidak hanya bekerja di kalangan masyarakat namun di lembaga pun, nilai kemanusiaan harus tetap saya junjung tinggi. Beranilah untuk bersikap ekslusiv dan nyatakan kebenaran untuk yang berhak memperoleh kebenaran agar sikap manusiawi hidup dalam sanubari.

      Hapus
    8. Pertemuan terakhir tentang Agama dan Pluralisme adalah topik yang sangat menarik karena sering terjadi dalam kehidupan masyarakat. ada suatu perspektif yang menganggap bahwa pluralisme sedang dalam ancaman karena ada kelompok yang hendak memaksakan pandangannya kepada orang lain. Pluralisme dalam arti yang sebenarnya sebagai keterbukaan terhadap agama lain. Pluralisme sendiri menimbulkan pandangan positif terkhusus dalam pluralisme agama. Pluralisme agama Indonesia menjadi suatu kekayaan di Indonesia dengan keberagaman yang ada. Dalam pluralisme agama di Indonesia, agama hidup berdampingan. Pluralisme tidak hanya dalam agam namin suku, adat dan budaya menjadi pelengkap pluralisme Indonesia. Dalam pluralisme, manusia hanya dituntut untuk menghargai, menghormati dan hidup bertoleransi. Di Indonesia, nilai toleransi sangat dibangun dalam masyarakat. Hal ini dapat kita lihat dari pengakuan perdana menteri Inggris, David Cameron yang sangat terkesan dengan nilai toleransi yang ada di Indonesia. Dunia sendiri sudah bangga terhadap Indonesia dan Indonesia mendapat nilai plus di mata dunia. Dalam kehidupan saya sendiri, pluralisme agama memberi warna indah. Saya katakan demikian karena abang kandung saya menikah dengan perempuan beragama Buddha dan dia menjadi Kristen. Mereka hidup dalam Kristus namun kami tetap menghargai perayaan hari besar agama Buddha seperti imlek sehingga rasa toleransi tetap ada dalam keluarga kami. Oleh karena itu, MARI JADIKAN DUNIA KITA INDAH DAN BERWARNA BAGAI PELANGI YANG DAPAT DINIKMATI ORANG LAIN DENGAN HIDUP BERTOLERANSI.

      Hapus
  9. Nama : Beritanta Surbakti
    Tingkat : I-A/Theologi
    Nim : 15.01.1222
    Kelompok 1 “ Humanisme yang Religius dan Nasionalisme yang Terbuka”. Romo Mangun yang mau membangun moral bangsa Indonesia yang sudah rusak/buruk. Seperti yang kita ketahui nilai-nilai kemanusiaan: kebaikan, keadilan, kebenaran. Romo mangun dalam perjuangannya mengutamakan pengajarannya dari ketiga hal tersebut, dimana manusia bukan sekedar mengetahui saja tapi juga mempraktekkan dalam kehidupannya. Tetapi seiring perkembangan zaman, banyak manusia salah mengambil tindakan, yaitu terkait penyalahgunaan IPTEK(Ilmu pengetahuan Teknologi) yang membuat mereka kehilangan jati diri. Humanisme religius yang ditawarkan romo mangun disini yaitu bagaimana kita dapat merefleksikan dalam diri kita menjadi manusia yang memiliki Kasih. Nah terkait penyalahguanan iptek, manusia sudah kehilangan kasih, dimana rasa egois mereka sudah kehilangan kepedulian, tidak memikirkan resiko atas tindakan mereka atau manusia sudah kehilangan IMAGODEI. Tuhan merupakan pengasih dan penyayang. Manusia yang sudah kehilangan kesegambarannya dengan TUHAN nya, tidak lagi mencerminkan bahwa ia adalah ciptaan yang tertinggi, sebab tidak ada lagi manusia yang membangun relasi yang baik dengan Tuhan. kita dapat lihat dari moral pemuda Indonesia yang kian hari semakin tidak bermoral. Dalam hal ini pendidikan di indonesia menekankan karakter yang bermoral sesuai dengan sila kemanusiaan, sehingga mencipatakan manusia yang bermutu, berdaya guna “manusiwi. Kemanusiaan yang berlandaskan kasih juga akan memperbaiki infrastruktur indonesia yang sudah rusak (korupsi,HIV-AIDS). Melalui pendidikan manusia memiliki rasa nasionalisme akan membangun manusia semakin menghargai para pejuang , terutama pada mahasiswa/i yang merupakan pendidikan tertinggi harus memberi dampak positif ditengah-tengah masyarakat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Beritanta Surbakti
      Tingkat : I-A/Theologi
      Nim : 15.01.1222
      Kelompok 2 : “Manusia Humanis Menurut Romo Mangun”. Romo mangunwijaya mengatakan dua konsep tentang manusia. Manusia kebudayaan jawa dan manusia kebudayaan Barat. kebudayaan Jawa, mengatakan manusia sudah diatur oleh Tuhannya, menurut saya manusia disini sudah pasrah akan keadaan yang menganggap bahwa semua kehidupan sudah diatur oleh Tuhan. sedangkan kebudayaan barat, mengatakan manusia itu bukan tergantung terhadap keadaan, melainkan berjalan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Menurut saya manusia disini penuh perjuangan, selain berserah mereka berjuang mempertahankan hidup mereka sampai akhir hidup mereka. Romo mangun mencita-citakan sosok manusia yang universal/terbuka. Bagaimana manusia tersebut membangun hubungan, bergaul dengan tidak melanggar norma. Seperti yang dikatakan Lubis manusia itu punya kelebihan dari mahkluk lain yaitu memiliki kesabaran, kelemahlebutan, suka menolong. Romo mangun juga menginginkan manusia yang seutuhnya. Artinya bukan seolah-olah manusia, tetapi manusia itu apa adanya. Sila Kemanusiaan mempunyai pengertian bahwa manusia di semua tingkat yang “manusiawi” serta hubungan antar manusia senantiasa adil. Dalam arti ini, kebaikan apa pun apabila tidak adil itu tidak baik, dan perbuatan yang tidak adil tidak pernah benar. Dalam hal ini pendidikan yang ditekankan disini adalah bagaimana kita memaknai diri kita di tengah-tengah masyarakat/dimana kita tinggal. Sehingga yang dibutuhkan disini adalah kita mampu beradaptasi dengan keadaan disekitar kita. Jika manusia ingin menjunjung tinggi harkat kehidupannya sebagai manusia, hubungan manusia dengan sesamanya berdasarkan ketulusan dan khususnya berkaitan dengan keutamaan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. Kesediaan diri untuk melampaui kepentingan diri sendiri dan bermurah-hati kepada sesama dipandang sebagai keutamaan yang sangat diperlukan dalam proses kehidupan. Sehingga pendidikan menjadikan manusia yang bertanggung jawab akan keberadaannya di tengah-tengah masyarakat. Dengan adanya kesadaran diri, maka manusia seharusnya memfungsikan dirinya untuk memperbaiki yang sudah rusak, serta bertanggung jawab sehingga manusia disebut humanis.

      Hapus
    2. Nama : Beritanta Surbakti
      Tingkat : I-A/Theologi
      Nim : 15.01.1222
      Uas berjalan kelompok 3 “Pasemon” yang dapat saya tangkap adalah bagaimana kita mengekspresikan kemanusiaan secara humanis. Dimana tokoh romo mangun selain seorang tokoh rohaniawan, ia juga seorang arsitek, sastrawan. Atas nama ilmu budaya dasar hal itu menyangkut religi. Sehingga humanis yang ditekankan bukan hanya kepada agama Kristen saja, melainkan juga agama-agama lainnya. Pasemon yang akan menghasilkan argumen yang berbeda dari setiap agama, dan kesimpulan yang berbeda pula. Namun, akan memproses manusia menjadi benar-benar humanis baik di bidang agama,politik,dll. Pasemon juga akan mengingatkan kita untuk mengingat sejarah, bagaimana sebenarnya latarbelakang timbulnya tradisi dan bagaimana kita mengambil sikap positif dalam hal tersebut. Tradisi Romo mangun yang sangat menghargai dan mengimani keimanannya sebagai pastor atau dalam bahasa jawa disebut Romo. Keberagaman budaya bahasa,suku mengingatkan kita pada simbol “bhineka tunggal ika”. Artinya berbeda-beda tetapi satu jua”. Keberagaman tidak menjadikan seseorang tertutup dengan budaya,suku yang pakai. Tetapi, sebaiknya ia bersikap terbuka untuk memberitahu dan mempelajari budaya-budaya yang lain di di Indonesia. Kesastraan Indonesia juga merefleksikan dalam kehidupan masyarakat dengan kemajemukan yang menceriminkan hidup berbangsa , bermasyarakat yang beradap. Melalui sosok Romo mangun kita diajak supaya belajar melestarikan,mempertahankan dan memupuk budaya yang menjadikan menusia mengenal jati dirinya. Menurut saya kehumanisan dalam diri manusia memang harus diakui, dicerminkan serta diimani. Sehingga humanis yang dicita-citakan romo mangun menjadi “manusia yang berprikemanusiaan” dianggap pembelajaran yang tidak boleh diabaikan.

      Hapus
    3. Nama : Beritanta Surbakti
      Nim : 15.01.1222
      Tingkat : I-A/Theologi
      Uas berjalan 4
      “Keberpihakan pada kaum Miskin, Konteks yang Melatarbelakangi dan Gambaran kaum miskin dalam Balada Becak”, Sosok Romo mangun menjelaskan kehumanisan menyangkut kehidupan, termasuk orang “miskin”. Bagaimana Yusuf (Yus) merupakan seorang yang kurang mampu dalam materi namun ia punya semangat hidup. Ia tidak menyia-nyiakan kemampuan yang ia miliki, tapi ia gunakan agar kehidupannya juga layak menerima pengahargaan seperti orang lain. Romo mangun mencoba mengingatkan kita keberpihakan orang “miskin” yang perlu diperhatiakan. Dimana setiap orang memiliki latarbelakang yang berbeda yang membuat manusia tersebut menjadi terbatas dalam bertindak. Kemiskinan salah satu faktor penyebabnya. Romo mangun yang mengajak kita agar memperhatikan orang-orang yang dibawah kita untuk dapat kita hargai juga sebagai sesama mahkluk ciptaan Tuhan. Kebudayaan yang sangat erat dengan kebersamaan, bukan menjadikan kita Egois dalam mencapai kebahagiaan. Namun budaya yang menjadikan Humanis salah satunya bagaimana kita menghargai setiap kehidupan di lingkungan sekitar kita. Romo seorang kaya bukan hanya dari segi materi yang begitu pedulianya terhadap orang-orang kecil yang hidupnya dalam keadaan tidak manusiawi. Kebahagiaan merupakan tujuan setiap manusia dan itu berhak dimiliki setiap manusia. seseorang berhak untuk memiliki martabat walaupun ada kekurangan. Romo mangun mengingatkan kita pemuda untuk tidak lelah dalam bermimpi. Berjerih payah dengan semangat juang yang kuat, artinya kita dituntut untuk keluar dari kemiskinan dengan cara yang gigih, tapi tidak menyimpang atau ia bersikap jujur. Keberpihakan terhadap orang miskin menjadikan mutu hidup bermakna, dimana kita memperhatikan dan mengahargai kehidupan mereka. Hidup ini indah jika kita melihat dan mampu merasakan keterbatasan dalam diri orang lain dalam mencapai kebahagiaan.

      Hapus
    4. Nama : Beritanta Surbakti
      Nim : 15.01.1222
      tingkat : I-A/Theologi
      Uas berjalan 5
      “SI PENGEMBALA CERITA”.
      Romo mangun adalah peminat cerpen, yang dalam kesustraannya dengan kata-kata menarik yang berdasar ke hati nurani. Romo mangun yang merupakan pengembala cerita tesebut meleburkan ide, dan imajinasi dengan jagat kata. Melalui bersastra romo mangun menerangkan bahwa dengan prosa, ia menghadirkan inspirasi kepada pembaca mengenai perkara-perkara dalam kehidupan keseharian kita. Dimana romo mangun mengajak kita untuk memberi ketulusan atau kesungguhan menjalani peristiwa kehidupan yang berkelimpahan. Karya romo mangun yang sedemikian religius yang melambangkan flora dan fauna supaya kita mengahargai ciptaan Tuhan. Romo mangun sangat intelektual bukan hanya dia arsitek (matematika,fisika,kimia), tetapi keintelektualannya menjadi sempurna ketika ia ahli dalam bahasa, sehingga sempurnalah intelektualnya. Karya romo mangun yang menekankan agar kita mencintai kebenaran, jujur, dan menghapus kemunafikan dalam diri manusia. Romo mangun ingin mewartakan nilai-nilai kemanusiaan (kebaikan,kebenaran,keadilan) dalam diri manusia yang membangun martabat manusia itu sendiri. Secara intelektual pengembala cerita, Romo mangun menginginkan ceritanya memberi pesan-pesan yang bekaitan dengan misi manusia, dimana ia ingin pembaca dapat mengalami serta mengartikan hidupnya dengan hati nurani. Melalui keberaniaan kita, pengetahuan itu tidak hanya timbul dari intelektualitas tetapi juga bersumber dari hati nurani kita. Romo mangun sendirilah pengembala cerita tersebut, dengan lambang digunakan menggambarkan kehidupan manusia sehingga mudah dipahami. Dimana ia banyak melambangkan hewan dan tumbuhan dalam sastranya seperti burung-burung manyar yang mengisahkan kehidupan percintaan yang terpendam sebab timbul rasa tidak pantas(malu) mengungkap rasa cintanya. Novel burung-burung manyar dengan lambangnya mengajak pembaca untuk merenung saat menikmati cerita yang bepesan tentang bagaimana identitas, bangsa, kemanusiaan, dan agama. Saya merasa pengembala cerita romo mangun ini patut diteladani agar dalam kehidupan terkhusus hamba Tuhan sangatlah penting, karena seorang hamba tidaklah sama dengan tuan. Ia harus selalu selalu merendahkan hatinya, sekalipun ia adalah yang berintelektual tinggi. Kita harus sejalankan intektual kita dengan hati nurani kita juga, Sehingga kebenaran itu dikalahkan dengan ketulusan. Seperti Yesus yang merupakan sosok pengembala juga membuat perupamaan-perumpaan dalam khotbahNya.

      Hapus
    5. Nama : Beritanta Surbakti
      Nim : 15.01.1222
      Uas berjalan 6 “ Dehumanisme Politik Agama di Indonesia”
      Hal yang mendasar kebijakan pemerintah mengakui 6 agama (Islam, Kristen Protestan, Katholik, Buddha, Hindu, Kong Hu Chu) yang bertentangan dengan semangat Humanisme, juga tidak sejalan dengan spirit Pancasila, dan Konstitusi. Sebagai bangsa Indonesia, bangga dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, dalam pengertiannya sadar akan keberagaman dan pluralitas adalah fakta sosiologis. Berbicara tentang agama, hakikatnya berbicara tentang interpretasi agama, dimana tidak membawa kepada kemutlakan agama dan kepercayaan tertentu,kekerasan, dan pemasangan terhadap kelompok yang berbeda agama. Keberagaman agama adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat di hindari, apalagi di ingkari. Persoalannya pemerintah tidak sungguh-sungguh mengatur kehidupan umat beragama dengan prinsip “humanisme” yang menjamin kebebasan beragama bagi semua warga sesuai dengan landasan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Fakta kebinekaan agama di Indonesia melatarbelakangi adanya prinsip kebebasan beragama dalam konstitusi. Dalam berbagai dokumen HAM, kebebasan diartikan dengan kekuasaan atau kemampuan bertindak tanpa paksaan, ketiaadan kendala (hambatan), kekuasaan untuk memilih dan bertindak seseorang dan tujuannya semata untuk melindungi martabat manusia. Musda mulia mengatakan agar pemerintah mampu mempertanggungjawabkan atas kebebasan beragama, dengan membuka ruang berdialog. Di indonesia, jika seseorang ingin mendapat kedudukan/jabatan ia rela meninggalkan agamanya dan pindah ke agama lain sesuai dengan selera pendukungnya, hal tersebut menunjukkan dehumanisme. Politik agama yang dilakukan di indonesia sangat menyimpang atau disalahgunakan ke hal negatif, padahal jika diartikan politik diadakan untuk mencapai kesejahtraan bukan untuk kepentingan diri sendiri. Seperti agama parmalim di suku toba,si pemena di suku karo agama tersebut tidak diakui, dianggap sesat padahal mengajarkan kerendahan hati. politik agama ini yaitu titik temu budaya dengan agama yang bertujuan untuk memuliakan manusia. Dalam pemahaman Musda mulia ada yang salah tentang negara, dimana salah satu kebebasan beragama kebebasan eksternal, maksudnya setiap orang memiliki kebebasan, baik secara individu maupun di dalam masyarakat, secara publik atau pribadi, untuk memanifestasikan agama atau kepercayaannya dalam pengajaran dan peribadahannya. Salah satu bentuk upaya konkret untuk mengikis dehumanisme dalam bidak agama adalah menegakkan prinsip pluralisme. Pluralisme hendaklah dimaknai bahwa setiap agama harus berani mengakui eksistensi dan hak agama lain dan bersedia aktif dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan berbagai agama, sehingga terciptanya suatu keharmonisan masyarakat. Seperti halnya tradisi agama hindu di Bali agama Hindu Bali yang terdiri dari seni dan ritual, sebuah kepercayaan penting dari Hindu Bali adalah bahwa peristiwa-peristiwa alam dipengaruhi oleh para roh.

      Hapus
    6. Nama : Beritanta Surbakti
      Nim : 15.01.1222
      UAS berjalan 7
      Kelompok VII "Agama dan Pluralisme"
      Pluralisme agama merupakan keberadaan agama-agama, dimana dalam keberagaman tersebut dituntut untuk bersifat humanis. dalam kehidupan masyarakat disuatu bangsa perlu beberapa pembenahan yang harus dilakukan, terkhusus bangsa Indonesia. pluralisme adalah suatu sifat yang mau menerima (kebaikan/keterbukaan) agama lain tanpa memaksakan kehendak kepada orang lain. dengan kata lain masing-masing agama saling meyakini kebenaran agamanya sendiri. Namun, agama tidak boleh egois, tetapi harus mampu Berdialog. Melalui prinsip pluralisme, kita diajarkan agar kita menghargai setiap keyakinan, bukan hanya SARA tetapi kita dituntun untuk berdialog dengan setiap agama-agama sehingga terjadi Keharmonisan. setiap agama itu mempunyai integritas masing-masing. dalam pandangan pancasila, bangsa Indonesia secara resmi mengakui bahwa dalam negara NKRI, semua warga memiliki hak dan kewajiban yang sama. contohnya, Gereja Katolik tidak menuntut dari negara, demikian juga negara tidak dapat membatasi kebebasan beragama. reaktualisasi pancasila mengartikan bahwa semua nilai pancasila diaktualisasikan kembali kepada kelima sila. agama itu tidak kacau, ibarat kain putih, tidak ada noda. akan tetapi karena adanya kekerasan, maka agama sudah dinodai atau tercemar. Sejarah mencatat melaui tokoh, komunitas, bisa menjadi penjaga moral masyarakat serta bisa menjadi pengkritik kekuasaan yang garang. Demikian pula agama, bisa menjadi sumber energi yang luar biasa untuk melakukan perlawanan terhadap korupsi dan despolitik. Pluralisme mengarahkan agama untuk membantu persatuan bangsa, jika umat agama mempunyai komitmen bersama pada persatuan bangsa dengan pemahaman yang bersama dengan konsep dan wawasan kebangsaan indonesia. dengan implikasinya, umat beragama harus mempunyai komitmen bersama pada cita-cita keadilan dan kesejahteraan. Semua manusia harus memiliki derajat dan martabat yang sama dan memiliki hak-hak yang sama juga yaitu dari Tuhan yang menciptakannnya. Pluralisme mengajak kita bersama-sama untuk menegakkan keadilan dan menciptakan kesejahteraan umum sebagai pewujudan cinta kasih dan pengabdian kepada sesama. hal itu merupakan penjabaran iman, cinta kasih dan pengabdian kepada Tuhan, sekalipun melalui agama-agama yang berbeda-beda.

      Hapus
  10. Nama : Daniel Hutabarat
    Tingkat : IA/Theologi
    NIM : 15.01.1232

    Syallom buat Bapak Dosen kami.
    jadi buat penjelasan/pandangan saya tentang kelompok I yaitu Humanisme yang religius dan Nasionalisme yang terbuka. jadi sebelumnya kita harus mengetahui bahwa Y.B Mangunwijaya atau Romo mangun adalah seorang penulis religius, budayawan, pendidik dll. Humanisme religius ini sangat berkaitan dengan sikap optimis dan pesimis artinya dalam sikap optimis disana kita banyak menemui harapan-harapan akan munculnya humanisme yg terbuka dan toleran karena disana keragaman budaya satu sama yg lain saling ketergangtungan dan sikap pesimis ini bertolak belakang dengan optimis karena disana tidak lagi kita melihat adanya harapan untuk humanisme yg terbuka. sikap inilah yg ditentang oleh Romo mangun padahal kita manusia adalah makhluk yg religius yg dapat membangun humanisme terbuka. sebagai Pastor saya sangat menyukai apa yg dilakukan oleh Romo panggilannya sebagai pastor ketika dia melihat rakyat-rakyat kecil bukan panggilan kegerejaan itulah sebabnya dia tidak konvensional itu salah satu contoh paham humanisme yg dilakukan Romo Mangun sendiri. Dan dia berani mengkritik pemerintah yg bersifat otoritarian. pemerintah hanya mampu mengatakan nasib rakyat kecil tetapi tidak berani terjun langsung untuk menanggapi hal tersebut. ketika Romo mangun merintis keatas dia tidak melihat perbedaan agama ketika dia ingin membantu masyarakat kecil. oleh karena itu dia juga memiliki jiwa rasa Nasionalisme yg tinggi. berbicara tentang Nasionalisme artinya bagaimana kecintaan kita terhadap negara kita sendiri. akar nasionalisme muncul ketika generasi angkatan 1928. angkatan 1928 disinilah munculnya pemikiran nasionalis, intelektual sehingga dapat meloporkan Sumpah Pemuda. inilah yg mampu memperbaharui generasi-generasi yg akan datang dan sangat patut dicontoh. dan sangat berbeda dengan angkatan tahun 1945 kaum muda didikan Jepang. angkatan 1945 ini sangat bertolakbelakang dengan angkatan 1928 karena angkatan 1928 bersifat militeristik dan pragmatis yg artinya suka mengatur dengan komando itulah perbedaan Nasionalisme angkatan 1928 dan 1945. jadi, dari penjelasan saya diatas Romo Mangun mengajak kita menjadi manusia yg memiliki Humanisme religius dan Nasionalisme yg tinggi terutama untuk Negara kita ini. sekian penjelasan saya tentang "Humanisme yg religius dan Nasionalisme yg terbuka" yg dipaparkan oleh kelompok I Terimakasih Syallom salam IBD.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Daniel Hutabarat
      Tingkat : IA/Theologi
      NIM :15.01.
      syallom..
      penjelasan saya tentang "Manusia Humanis" berhubung dengan sajian saya sendiri.
      jadi sebelum memasuki konteks ini, apa pengertian dari humanis. kelompok kami mengatakan kemarin adalah Memanusiakan Manusia dan itu juga bisa dikatakan pengertian dari manusia Humanis. jadi Romo mangun ini merupakan Manusia yg Humanis. karena Romo mangun ini mengabdikan seluruh hidupnya untuk kepentingan masyarakat kecil di tempat-tempat terpencil. oleh sebab itu Romo mangun juga menjelaskan tentang berbagai konsep-konsep Manusia. Manusia pada kebudayaan jawa, manusia pasrah akan kehidupan karena manusia layaknya wayang dan Tuhan ialah Pewayang. lalu konsep manusia sebagai kebudayaan barat disini manusia hidup tidak hanya memikirkan akhirat tetapi perkembangan untuk hidup kedepannya. manusia menurut indonsia kontemporer disini manusia sudah mulai berkembang atau mengalami perubahan dan mengarah kepada pancasila tetapi kurang berjuang untuk membangun indonesia secara bersamaan. manusia menurut pasca Indonesia. dalam konteks ini ketidakadilan tidak ada lagi karena rakyat kecillah yg selalu menjadi korban oleh pihak yg lebih kuat. Romo mangun mengajak kita pada konteks pasca Indonesia agar kita tidak terjerat oleh belenggu FEODALISME(kekuasaan lebih berhak pada golongan atas). manusia menurut pasca nasional ini tidak jauh dengan sajian yg pertama yaitu Nasionalisme. Romo mangun mengajak kita agar mencintai negara kita dan membuang rasa militerialistik. manusia menurut pasca einsten Romo mangun meninginkan agar kita bersikap relativitas, berpikir kreatif, Inklusif dan pluralistik karena Romo menunjukkan bahwa Hidup penuh dengan kemungkinan. melalui konteks "Manusia Humanis" kita diajak oleh Romo Mangun agar menjadi manusia yg humanis melalui konsep-konsep yg sudah dipaparkan. sekian penjelasan dari saya tentang "Manusia Humanis" yg dipaparkan oleh kelompok kami sendiri , Terimakasih dan Syallom..

      Hapus
    2. Nama : Daniel Hutabarat
      Tingkat : IA/Teologi
      Nim : 15.01.1232
      Kelompok : 3

      "Pasemon" dalam sastra karya Romo Mangun.

      Pasemon adalah istilah dari sastra Jawa tradisional, yang merupakan istilah gaya perbandingan yang mirip dengan alusio, Pasemon berupa ucapan atau ungkapan untuk mengambarkan suatu keadaan yang mengingatkan seseorang kepada peristiwa sejarah, dongeng atau mitos yang pernah terjadi diketahui umum. Romo mangun adalah seorang penulis novel yg menggunakan teori ekspresi dan karyanya banyak memiliki arti. Karya sastra Romo Mangun seperti Burung-Burung Manyar, Romo Rahadi, Burung-Burung Rantau, dan Trilogi Roro Mendut, dapat dijelajah pikiran Romo Mangun, bahwa karya sastra Romo Mangun ini menghadirkan pemikiran Romo Mangun melalui Pasemon. Romo mangun tidak menuliskan cerita dari kitab suci seperti yg ada didalam khotbah. Romo bahkan bersebrangan dengan mitologi yg artinya berkaitan dengan keterikatan dengan semangat kebersamaan dan bahkan keterikatan manusia dengan Tuhan. tetapi Romo mangun tidak demikian, dia bahkan ingin membebaskan diri dari ikatan ikatan komunitas dan penjelajahan kemana mana. artinya disana sudah ada Kemerdekaan/kebebasan yg lebih dari mitologi. melalui karya Romo mangun kita diingatkan dengan nilai-nilai kemanusiaan yaitu Kebenaran, kebaikan dan kekudusan.
      Pada saat Romo menulis karya atau novel dari situlah terbukti bahwa Romo adalah seorang yg kreatif dan jujur dalam menulis sebuah karya. Karya-karya romo Mangunwijaya menunjukkan identitas diri Romo Mangunwijaya dengan menulis novel berciri khas nusantara yaitu meluas dan merata. Dan yg paling saya kagumi dari sosok Romo ini sendiri adalah dia lebih berpihak kepada yg lemah. Sifatnya mengayomi masyarakat yg kurang mampu dan berani mengkritik Pemerintah yg bersifat Feodalisme dan ingin mewujudkan nilai kemanusiaan. Oleh sebab itu, dia bukan hanya menulis sastra tetapi dia mampu mendirikan sebuah sekolah yaitu SD Kanisius. saya beranggapan bahwa Dia mendirikan sekolah tersebut karena keinginannya untuk membentuk Manusia yg Humanis yg berpedoman kepada Pancasila dan berkeprikemanusiaan terutama bagi anak anak yg kurang mampu. melalui karya yg ditulis oleh Romo Mangun, kita diajak untuk Berkreatif dan jujur dalam menerapkan segala hal dan bersifat Humanis agar Kehidupan kita menjadi lebih baik kedepannya.
      Terimakasih Dan Syallom..
      Salam IBD !

      Hapus
    3. Nama : Daniel Hutabarat
      Tingkat : IA/Theologi
      NIM : 15.01.1232
      Kelompok : 4

      "Gambaran Kaum Miskin Dalam Novelet Balada Becak"

      Jadi pada pembahasan kali ini Penulis membicarakan bahwa Keberpihakannya kepada kaum miskin. Balada artinya Cerita rakyat yg sangat Mengharukan. Tokoh utama dalam konteks ini adalah Yusuf atau yus dia adalah seorang Pemuda yg berjuang ingin meraih cita citanya dengan keadaan ekonomi yg kurang. jika melihat latar belakangnya dia adalah seorang anak tukang becak dari Bapak Kariosentono dan Ibunya sudah tiada. ini yg membuat yusuf semakin terpuruk dengan keadaan yg dialaminya dia harus berjuang dengan sendirinya untuk meraih apa yg diinginkannya.
      Disinilah terbukti bahwa Romo adalah seorang yg berpihak kepada kaum miskin buktinya dari beberapa tokoh. salah satunya adalah Presiden Habibie dia mengatakan Romo adalah kawan sejati, PEJUANG yg memberi perhatian khusus kepada Bangsanya terutama orang orang yg menderita.
      tetapi dibalik yg dialami oleh Yusuf dia juga menyukai seorang wanita yg berkuliah di UGM tetapi tidak ada respon. pemikiran saya mengatakan malangnya Nasib seorang Yusuf ini bagaimana jika kita diperhadapkan seperti dalam konteks ini apa yg bisa kita lakukan itulah yg timbul pertanyaan dalam pikiran saya. Jika melihat dilingkungan sekitar kita masih banyak masyarakat yg kurang mampu tetapi mereka tetap Berjuang demi apa yg dibutuhkannya.
      Romo mangun selalu bersuara keras dalam membela Kaum Miskin, dia selalu mengkritik Pemerintah Dimanakah Pemerintah Disaat Kaum Marginal membutuhkannya? tetapi kita melihat apa yg dilakukan pemerintah mereka hanya KORUPSI/memakan uang rakyat. Ketika saya bersosial dengan Tukang Becak yg ada didepan kampus dan duduk bersama dengan mereka saya dapat merasakan apa yg mereka rasakan dan jika dari penghasilan becak saja mungkin sangatlah kurang untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Kesimpulan saya terhadap konteks ini Romo juga ingin agar kita lebih Bersyukur dengan apa yg kita miliki sekarang. Dari konteks diatas saya dapat pemahaman baru yaitu PERJUANGAN Keras dari seorang Pemuda yg ingin meraih cita citanya. Dan saya tertarik dengan karya Arifin C.noer yaitu Kapa-kapai (1970) yg berbicara "Selalu ada Harapan dari TUHAN ketika hidup kita Dipinggirkan/tidak dipedulikan" yg sangat berhubungan dengan konteks ini.
      Terimakasih Dan syallom..
      Salam IBD !!

      Hapus
    4. Nama : Daniel Hutabarat
      Tingkat : IA/Theologi
      NIM : 15.01.1232
      UAS Berjalan 5

      Jadi pembahasan kali yaitu tentang si Penggembala Cerita.
      YBM adalah seorang penggembala cerita. Kita mengenali dia sebagai pengarang cerpen, novel, esai. YBM juga berperan sebagai “peminat kesusastraan”. Dalam karya YBM tidak hanya kata-katanya yang menarik tapi ada banyak hal yang sangat menarik untuk dipelajari dan diketahui, seperti kutipan dari berbagai buku, menggunakan bahasa sastra yang baik, memasukkan lambing-lambang yang menarik, menulis berdasarkan hati nurani, memiliki intelektual yang tinggi, dan menggunakan esai dalam karyanya. Jika kita membaca karya dari YBM kita tidak hanya sekedar membaca karya sastra yang secara umum fungsinya hanyalah untuk hiburan semata, namun dalam karya YBM ini kita juga diajarkan untuk memiliki pemikiran religius karna sering mengutip kata-kata dari kitab suci.
      Karya YBM ini juga sering menggunakan lambang seperti menggunakan lambang flora atau fauna yang ada di bumi. Tujuannya adalah agar kita jangan hanya mementingkan atau memikirkan diri sendiri namun kita harus lebih bisa menghargai seluruh ciptaan Tuhan yang ada di dunia ini.
      Karya YBM ini juga sering membuat perenungan tentang kehidupan manusia terutama kehidupan manusia yang sengsara seperti “Burung-Burung Rantau” tujuannya adalah agar kita merenungkan bagaimana kehidupan kita dan kita harus bisa membuka hati nurani pada sesama.
      YBM juga sering menggambarkan seorang tokoh yang berpengetahuan tinggi agar kita juga memiliki intelektual yang tinggi seperti tokoh yang ada dalam karyanya tersebut.
      Dan yang terakhir YPM juga sering membuat pertanyaan-pertanyaan dalam karyanya tujuannya adalah agar pembaca juga harus membuka otak kita dan menganalisa karyanya agar kita lebih memahami dan mengingat karya dari YBM ini.
      Inilah mungkin yg dapat analisa dari si Penggembala Cerita.
      terimakasih Syallom

      Hapus
    5. Nama : Daniel Hutabarat
      Tingkat : IA/Theologi
      NIM : 15.01.1232
      UAS Berjalan 6

      "Dehumanisme Politik Agama Di Indonesia"
      kita mengetahui bahwa di Indonesia orang yg sering menjadi korban adalah kau bawahan walaupun sekarang Indonesia sudah dikatakan merdeka. tidak heran ketika Romo mangun sangat gencar menawarkan konsep manusia yg Humanis untuk melawan semua bentuk Diskriminasi, eksploitasi, dan kekerasan.
      Dalam konteks kolom agama dalam KTP menurut analisa saya Romo Mangun ingin sekali hal tersebut direalisasikan.
      Semua orang berhak untuk memilih apa Agama yg dianut karena sejatinya manusia Humanis sendiri dilihat dari segi pandang HAM.
      Pemerintah juga harus bertanggungjawab terhadap perlingdungan Hak kebebasan beragama semua warga tanpa terkecuali. untuk konteks Indonesia, jaminan kebebasan beragama terlihat jelas pada UUD 1945 pasal 2E ayat 1-2 pasal 29 ayat 2 UU No.39 tahun 1999 pasal 22 : Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut Agamanya. mungkin itu analisa yang bisa saya simpulkan.
      Salam IBD syallom !

      Hapus
    6. Nama : Daniel Hutabarat
      Tingkat : IA/Theologi
      NIM : 15.01.1232
      UAS Berjalan 7

      "Agama Dan Pluralisme"
      Kita tidak terlalu panjang untuk bercerita tentang bagaimana Pluralisme dan Agama itu. Pluralisme dalam arti yg sebenarnya adalah Keterbukaan terhadap agama-agama lain, atau mengandaikan Pengakuan/kebenaran terhadap agama lain.
      Pluralisme adalah Toleransi.
      Toleransi vs kekerasan, kita harus mengetahui masih banyak kekerasan yg membawanamakan Agama. mereka menganggap bahwa Agama mereka yg paling benar dan menindas Agama lain.
      Kekerasan itu dipakai oleh kaum ateis untuk menarik kesimpulan bahwa Agama adalah malapetaka bagi manusia.
      itulah yg terjadi pada saat ini dalam kekerasan yg membawanamakan Agama.
      Kebangsaan+Demokrasi+Pluralisme.
      Kebangsaan mencakup : Reaktualisasi, Titik lemah, Penodaan, dan kekerasan.
      Demokrasi : Agama dan Politik (kesejathteraan).
      Kebangsaan : Indonesia tetap kuat dengan Filosofi BHINNEKHA TUNGGAL IKA yg sifatnya Gotong Royang dan terkenal dengan Bangsa yg Beretika, Berbudaya, Adat.
      Syallom

      Hapus
  11. Nama : Kalferi Eli Derita Sipayung
    Ting/Jur : I-A/ Teologi
    NIM : 15.08.1997
    Inti sari dari sajian pertama yang berjudul “ Humanisme Religius dan Nasionalisme yang terbuka, faham dasar Pendidikan MangunWijaya”. Romo MangunWijaya ini adalah seorang Pastor, aristek, pintar, pendidik, intelektual, dan dia juga merupakan penulis novel yang bermuara tengtang Nilai-nilai kemanusian. Dan kita ketahui bahwa Humanisme sudah tidak lagi mendasar lagi dalam diri sendiri dan Humanisme ini bukan lagi melalui teori-teori tetapi sudah dilakukan melalui praktek atau dengan penglihatan. Humanisme ialah bagaimana kita untuk menghormati, memperhatikan dan menghargai pandangan terhadap agama lain yang tidak membedakan antara yang satu dengan yang lain karena dimata Romo Mangunwiajaya semua sama dihadapannya, maka Romo mangunwijaya mengajak kita sebagai mahasiwa-mahasiswi untuk memilik rasa ingin tahu tentang humanis dan religius , nasionalisme yang terbuka, dan dasar pendidikan. Romo Mangunwijaya berpendapat bahwa pendidikan itu sangat berpengaruh untuk masa depan karena didalam proses pendidkan membuka ruang sempit yang ada di sekitar kita dan tidak membedakan dan tidak melihat dari suku, ras dan agama tetapi saling menghargai satu sama yang lain, Gerakan Humanisme mempunyai prinsip untuk menguji potensi manusia dan alam secara mandiri para humanis berusaha menciptakan yang terbaik bagi kehidupan dan tujuan kita.
    Syalom salam IBD...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Kalferi Eli Derita Sipayung
      Ting/Jur : I-A/ Teologi
      NIM : 15.01.1283
      Inti sari yang saya dapat dalam sajian kelompok dua yang berjudul “ Manusia Humanis menurut Romo Mangunwijaya”.
      Menurut dari yang saya baca bahwa konsep yang dibuat oleh Romo MangunWijaya ialah, tengtang konsep gaya barat dan budaya jawa, dimana mereka sama-sama menerapkan pendidikan bagi anak-anaknya tetapi perbedaan nya ialah cara penerapan mereka. Sehingga Romo Mangunwijaya memberiakan suatu arahan dan motivasi untuk menerapkan pendidikan bagi anaknya. Dimana para anAk-anak harus mengembangkan akal dan pikirannya yaitu dengan mempunyai pendidikan yang sudah diterapkan oleh Romo Mangunwijaya melaui konsep-konsep yang telah diterapkan oleh Romo Mngunwijaya. Dimana-mana melalui pendidikan maka anak-anak atau penerus generasi muda yang akan datang menjadi lebih maju dan mempunyai nilai-nilai kemanusian. Bahkan Romo Mangunwijaya menginginkan agar kita semuanya bersatu dan tidak membeda-bedakan satu dengan yang lain tetapi memupuk yang namanya rasa persaudaraan karena dimata Tuhan kita itu semua sama yaitu mempunyai akal dan pikiran begitu juga dengan hati yang penuh dengan rasa peduli dan rasa kasih sayang. Kita diajak Romo Mangunwijaya sebagai mahasiswi dan mahasiswa juga diharapkan untuk saling mendukung satu sama yang lain agar terciptanya kedamaian. Konsep manusia humanis artinya bahwa manusia yang mendambakan dan memperjuangkan dan terwujudnya pergaulan hidup yang baik, berdasarkan asas prikemanusian; pengabdian kepentingan sesama umat manusia. Romo membangun konsep manusia dengan 3 istilah yaitu: pasca-Indonesia, pasca-Nasional, Pacsa –Einstein, dalam konsep pasca nasional mencita-citakan sosok manusia yang terbuka terhadap nilai kemanusian universal. Romo Mangunwijaya ingin membuka paradigma Indonesia akan pembentukan manusia baru yang mempunyai rasa kemanusian dari penghindaran penindasan masyarakat miskin dan kecil.
      Syalom salam IBD...

      Hapus
    2. Nama : Kalferi Eli Derita Sipayung
      Ting/jur :I-a/Theologia
      NIM :15.01.1283
      Uas Berjalan III
      Syalom,,,
      Inti sari yang saya dapat dari judul “Pasemon” dalam Sastra Romo Mangun Karya Bakdi Soemanto. Bahwa Pasemon ini merupakan suatu karya atau bisa juga disebut dengan raut wajah/ekspresi. Pasemon juga dapat diartikan sebagai sebuah perbandingan untuk menggambarkan suatu keadaan dalam karya sastra yang membawa kepada peristiwa sejarah yang pernah terjadi dan diketahui umum. Kita sudah mengetahui bahwa Romo Mangunwijaya ini adalah seorang Rohaniawan, aristek, dan sastrawan. Romo Mangunwijaya ini sangat menghargai panggilannya dan jabatan sebagai seorang pastor, Romo Mangunwijaya ini sadar akan ilmu aristeknya dan Dia juga sangat menghargai cerita-cerita dan kisah-kisah yang pada Kitab Suci sehingga seperti dalam khotbah, pikiran terakhir Romo Mangunwijaya berpihak kepada orang miskin atau masyarakat miskin sebab dia tak pernah pandang bulu dan menghargai orang-orang yang berada di sekitarnya walaupun berbeda agama. Keberanian Romo Mangun adalah ketegarannya dalam mengekspresikan pengalaman ini yang biasanya disembunyikan. Motto dari Romo Mangun adalah “Bukankah hari Tuhan itu kegelapan dan bukan terang, kelam kabut dan tidak bercahaya” (Amos 5:20). Romo Mangun ini adalah seorang penulis novel yang menggunakan teori ekspresi, yang akrab dalam jagat raya pikiranya yang semangat zaman romantisme. Karya Romo Mangunwijaya didalamnya memiliki banyak arti dan yang berisikan nilai-nilai kemanusian. Romo menulis roman yang adalah sebuah sastra baru yakni yang posisinya bersebrangan dengan mitologi. Bagi Romo Mangun, roman adalah genre sastra yang lebih bebas dari pada mitologi. Mitologi menjaga komunitas agar tetap terikat oleh semangat kebersamaan, bahkan manusia dengan Tuhan, Roman tidak demikian, ia membebaskan diri dari ikatan-ikatan komunitas dan melakukan penjelajahan kemana-mana, sedangkan novel lebih bebas lagi ketimbang Roman yang masih suka cerita tentang kisah-kisah Zarathustra, Sidharta. Walaupun Roman sudah lebih terkenal atau bebas ketimbang mitologi, tetapi novel lebih banyak menunjukkan pertualangan. Karya sastra Romo Mangun seperti Burung-Burung Manyar, Romo Rahadi, Burung-Burung Rantau, dan Trilogi Roro Mendut. Karya Romo Mangun mengingatkan kita bagaimana sebuah karakter dan stigma dibangun dengan baik, dan saling menghargai satu lain. Dengan membaca karya Romo ini akan lebih mengerti untuk menekankan humanis dalam kehidupan sehari-hari, Karena dimana Romo mangun mempunyai keberanian, kesabaran dan memiliki rasa nilai-nilai kemanusian.

      Hapus
    3. UAS Berjalan IV

      Inti sari dari sajian ke IV yang berjudul “Keberpihakan pada Kaum Miskin, Konteks yang Melatar Belakangi dan Gambar Kaum Miskin dalam Belada Bercak karya Y.B Mangunwijaya” yaitu Tokoh- tokoh dalam Belada Becak yang dapat dikatagorikan sebagai manusia marginal antara lain: Yusuf, Rahmat, pekerja-pekerja di bengkel las, anak-anak kecil disekitar bengkel, pedagang gori (Bu Dullah) dan pembantu-pembantunya, pemuda-pemuda penganguran, dan mahasiswa akademi musik yang miskin. Tak hanya Yusuf atau Yus yang dideskripsikan Mangun dengan apik, tetapi juga Bu Dullah, Pak Polisi dan para peronda dikampung. Walaupun tokoh-tokoh ini berbeda Romo Mangunwijaya berpihak kepada orang-orang miskin dan bahkan lebih senang kepada orang miskin yang sederhana. Novelet Balada Becak (BB) menceritakan lelaki muda lulusan SMA bernama Yusuf yang kesehariannya disibukkan dengan melamun dan mengkhayal karena tidak mampu melanjutkan kuliah karena tidak ada biaya. Karena Yusuf ini adalah seorang yang miskin dan tidak mempunyai apa-apa dan bahkan tidak sanggup membiayai dirinya sendiri. Biang keroknya adalah kemiskinan, Yusuf ditampung kakaknya (Rahmat), membantu bekerja sebagai tukang las di bengkel Rahmat. Yusuf juga sering diminta mengantarkan gori milik Bu Dullah dengan naik becak. Presiden Habibie menyebutnya sebagai kawan sejati, pejuang yang memberi perhatian khusus kepada umat manusia pada umumnya, khususnya bangsanya, lebih kahusus lagi orang-orang yang menderita, yang membutuhkan perhatian dan kepedulian. Bahwa kehidupan manusia itu seperti berputarnya roda kehidupan manusia itu kadang berada diatas dan kadang juga berada dibawah. Dari Novel Romo Mangun ini kita sebagai pemuda-pemudi yang masih dapat mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan sekolah/pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau perguruan tinggi, kita harus mempergunakanya dengan baik-baik dan jangan pernah mensiasiakan kesempatan yang telah diberikan, karena masih banyak kaum muda diluar sana yang tidak bisa merasakan apa yang kita rasakan sebagai mahasiswa pada saat ini. Banyak diluar sana yang tidak melanjutkan perguruan tinggi karena kekurangan biaya atau sebagainya. Dari novelet belada becak kita dapat melatih diri kita sendiri sedikit demi sedikit untuk melihat semangat perjuangan Romo Mangunwijaya yang peduli dan perhatian akan semua yang berada di sekitarnya, dan tak pernah dia memandang dari status sosialnya. Memang sulit untuk mengikuti jejak atau karakter Romo Mangunwijaya tetapi jika ada usaha dan niat pasti membuahkan hasil walaupun belum sama persis seperti Romo Mangun. Banyak cara untuk membuat diri kita menjadi yang lebih baik agar bisa mendapatkan yang kita inginkan. Sebab kemiskinan pun tidak membatasi kemampuan, keinginan, dan impian tetapi bisa membuat kita lebih penuh semangat dalam untuk mencapai seperti yang diharapkan. Sebab pencapain terbesar dalam hidup bukanlah kesuksesan yang membawa kepada kekayaan, melainkan keinginan untuk berbagi kesuksesan dengan mereka yang belum mendapatakanya.

      Hapus
    4. UAS Berjalan V
      Inti sari dari sajian kelompok V yang berjudul Si Penggembala Cerita yaitu Romo mangun ini adalah seorang penggembala cerita. Penggembala cerita ini menjalani hidupnya bersama dengan kata-kata, dan menaruh ide, serta imajinasi yang sangat kuat. Amalan kata-kata adalah menjadi amalan manusia. Y.B.Mangunwijaya (YBM) adalah manusia yang penuh dengan kata-kata. Selebrasi hidupnya sangat gemilang dengan cerita. Kata-kata ibarat doa yang terabadikan ada tanpa selesai. Si penggembala cerita mengajarkan kita untuk berpikir Religius dan tidak mementingkan diri sendiri dan adanya timbul rasa peduli terhadap masyarakat. Romo Mangunwijaya adalah penabur lambang novel sehingga pembaca menemukan untaian renungan melalui pilihan-pilihan lambang merujuk ke flora dan fauna. Urusan flora dan fauna juga mengingatkan dengan novel Romo Rahadi yang berlatar papua memberi rangsang imijinasi hutan, sungai, hewan, gunung. YBM menjalani hidup tanpa sungkan, memiliki penghidupan sulit teramalkan. Romo mangun menghendaki sastra agar tidak ada pengasingan antara yang satu dengan yang lain dan peduli akan orang miskin. Romo Mangunwijaya ingin dalam karya sastranya pembaca dapat memahami dan mengartikan hidupnya dengan hati nurani dan keterlibatan diri menerangkan adanya keberpihakan hidup, pewartaan nilai-nilai kemanusian. Menolong seorang miskin adalah hal yang ditolong untuk mengenal bahwa penolong seharusnya adalah Tuhan sendiri bukan manusia, manusia hanya sebagai alat perantara. Dan melalui karya sastra Romo Mangunwijaya mengajak kita untuk lebih baik, bertobat, menjadi diri kita sendiri dan mengajak kita untuk semua lebih memahami prosa, karna kalau memang kita tahu arti dari prosa yang sesungguhnya kita juga tau apa tujuan kita hidup, karna ini didasarkan dari pengalaman Tokoh-tokoh yang sebelumya karna prosa hadir untuk mengubah pola pikir kita untuk menjadi yang lebih baik lagi. Romo Mangunwijaya mengajarkan nilai-nilai kemanusian yaitu kebaikan, keadilan, dan kebenaran yang dalam diri manusia yang membangun martabat manusia. Pengetahuan itu tidak bersumber dari intelektualitas tetapi bersumber dari hati nurani. Romo Mangunwijaya sangat intelektual bukan karena dia arisitek (mate-matika, fisika, kimia) tetapi ke intelektualnya sempurna ketika dia ahli bahasa dan sastranya. Romo Mangun mengambil cerita yang buruk bukan melihat keburukannya tetapi kita bisa melihat dari sana untuk membuat hikmatnya dari cerita buruk itu kita mengambil sesi positifnya dengan demekian kita bisa melihat dari segi kebaikannya dari Romo Mangun agar kita dapat menjadi yang lebih lagi untuk kedepannya.

      Hapus

    5. UAS Berjalan VI
      Inti sari dari sajian kelompok VI “ DEHUMANISME POLITIK AGAMA DI INDONESIA” yaitu bahwa Humanisme menuntut perbaharuan hidup dan juga memperbarui sikap kita terus-menerus sehingga mau menjadi manusiawi, dan mahasiwa-mahasiswi yang mau berpartisipasi dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Romo Mangun menawarkan beberapa konsep manusia humanis untuk melawan semua bentuk diskriminasi, eksploitasi, dan kekerasan. Hal ini disebabkan karena yang selalu menjadi korban oleh pihak yang lebih kuat tidak lain adalah rakyat kecil, khususnya orang-orang yang miskin yang selalu ditindas, terlebih perempuan dan anak-anak yang kurang perhatian dari keluarga. Dehumanisme pemerintah dalam bidang pembangunan agama ditandai dengan berbagai kebijakan dan dominasi yang melahirkan berbagai bentuk diskriminasi terhadap penganut agama minoritas, khususnya penganut agama-agama di luar 6 agama yang “diakui” pemerintah yaitu: Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu, Parmalin. Kita bisa memahami atau mengerti seluruh ajaran-ajaran agama agama orang lain seperti yang disebutkan tadi bukan berarti kita menganut agama tersebut tetapi hanya sebatas mengerti ajaran mereka. Ada Agama yang tidak resmi tidak diperlakukan adil oleh Negara kita. Padahal dalam Undang-Undang Dasar, Pancasila, dan Konstitusi telah terlihat kebijakan Indonesia yang menyatakan setiap orang bebas beragama. Dalam masalah pembuatan KTP pun, penganut agama yang tidak resmi harus menghadapi ketidakadilan. Mereka harus berdusta dalam mengakui agama apa dia, untuk dapat membuat sebuah KTP. Jika seseorang yang sudah berusia di atas 17 tahun harus di wajibkan memiliki KTP oleh Negara Indonesia sebab misalkan dia dalam melanjutkan perkuliahan atau pekerjaan harus ada KTP karena itu adalah yang paling utama dalam pekerjaan dan pendidikan. Dimana ada juga jika melamar pekerjaan perusahaan yang kita ajukan itu pasti melampirkan persyratan salah satunya KTP karena itu adalah yang paling penting. Sebab banyak juga orang pada jaman sekarang tidak menggunakan identitas nya dalam melamar pekerjaan. Dan Agama pada saat ini sangatlah menghadapi krisis yang adakalanya tidak disadari oleh agama dan Negara. Di dalam beragama, seharusnya kita wajib mendapatkan hak dan kewajiban nya sesuai dengan Hak Asasi Manusia. Yang dimana Hak Asasi Manusia itu adalah perkara yang masih kontroversial, baik pada taraf nasional maupun internasional. Adanya politik-politik dehumanisme terhadap agama, khusunya agama yang belum diakui di Negara. Kita tidak bisa memaksakan bahwa mereka harus menganut agama-agama yang diakui Negara, karena itulah agama yang mereka anut dari nenek moyang mereka.


















      Hapus
    6. UAS BERJALAN VII
      Inti sari yang saya dapat dari sajian VII yang berjudul ”Agama dan Pluralisme” yaitu Pluralisme adalah sebuah asumsi yang meletakkan kebenaran agama-agama sebagai kebenaran yang relatif dan menempatkan agama-agama pada posisi setara, apapun jenis agama itu. Pluralisme agama meyakini bahwa semua agama adalah jalan-jalan yang sah menuju Tuhan yang sama. Bahwa agama adalah persepsi manusia yang relatif terhadap tuhan yang mutlak, sehingga kerelatifannnya seluruh agama tidak boleh mengklaim atau meyakini bahwa agamanya yang lebih benar dari agama lain atau meyakini hanya agamanya yang benar. Pluralisme agama (religious pluralism) adalah di antara ide yang diusung oleh orang-orang yang berpemahaman liberal. Pemikiran yang dibangun diatas dasar kebebasan berkeyakinan ini telah melabrak salah satu hal terpenting dalam kehidupan beragama; yaitu tentang klaim kebenaran (truth claim) pada setiap agama yang diyakini pemeluknya. . Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai makna yang luas, berkaitan dengan penerimaan terhadap agama-agama yang berbeda, dan dipergunakan dalam cara yang berlain-lainan pula: Sebagai pandangan dunia yang menyatakan bahwa agama seseorang bukanlah sumber satu-satunya yang eksklusif bagi kebenaran, dan dengan demikian di dalam agama-agama lain pun dapat ditemukan, setidak-tidaknya, suatu kebenaran dan nilai-nilai yang benar. Sebagai penerimaan atas konsep bahwa dua atau lebih agama yang sama-sama memiliki klaim-klaim kebenaran yang eksklusif sama. Pendapat ini seringkali menekankan aspek-aspek bersama yang terdapat dalam agama-agama. Kadang-kadang juga digunakan sebagai sinonim untuk ekumenisme, yakni upaya untuk mempromosikan suatu tingkat kesatuan, kerja sama, dan pemahaman yang lebih baik antar agama-agama atau berbagai denominasi dalam satu agama. Dan sebagai sinonim untuk toleransi agama, yang merupakan prasyarat untuk ko-eksistensi harmonis antara berbagai pemeluk agama ataupun denominasi yang berbeda-beda. Hakikatnya, pluralisme agama adalah agama baru yang mencoba meruntuhkan nilai-nilai fundamental agama-agama, termasuk Islam. Pluralisme sedang dalam serangan, ada kelompok yang mau melaksanakan pandangan mereka kepada seluruh masyarakat. Dan kita juga melihat kelengahan negara berhadapan dengan usaha-usaha itu itu seperti pluralisme dan reaktualisasi pancasila, agama titik lemah bangsa indonesia, hal penodaan agama; beberepa catatan, kekerasan atas nama agama. Dan disini diajak untuk harus memiliki sikap inklusivisme dalam pluralisme. Dituntut untuk saling terbuka dan berbaik hati kepada agama-agama lain karena kita bisa menerima kekhasan masing masing agama untuk mendukung bangsa ini secara inklusivisme, dasar kehidupan rakyat untuk hidup bersama bukan saling menjatuhkan,membenci, atau membuat permusuhan satu agama dengan agama lain ataupun sebaliknnya. Dan tidak membeda-bedakan agama antara yang berada di sekitar kita saling menghargai agama-agama orang-orang yang berada di sekitar lingkungan walaupun berbeda agama. Seperti yang kita ketahui kita bisa memahami dan mengerti ajaran-ajaran agama orang lain tetapi bukan menganut agama orang lain tersebut.

      Hapus
  12. Nama :Partogi Robby Gultom
    Nim :15.01.1302
    Ting/Jur:I-A/Theologia

    Kesimpulan yang coba saya ambil mengenai materi sajian pertama Manusia humanisme yang religus dan nasionalisme yang terbuka sebagai berikut : Mengenali diri sebagai mahluk yang berproses dalam seluruh aspek kepribadiannya untuk menjadi pribadi yang bebas, dewasa dan unggul. • Mamusia mampu merefleksikan pengalaman hidup beragama,berpendidikan secara kritis dan bertanggung jawab dan menghayatinya sebagai dasar hidup bersama dalam masyarakat yang plural (inklusif) dan dalam menghargai martabat manusia (humanis). mampu untuk menganalisa masalah-masalah moral dan membuat keputusan yang dewasa, bebas dan bertanggung jawab atas dasar prinsip-prinsip moral yang benar. disinilah manusia yang humanis religius dan nasionalisme terbuka sangat berperan aktif dalam menanggapi permasalahan ini. faktor yang utama mempengaruhinya yaitu lingkungan, pendidikan, keluarga. dimana melalui faktor tersebut . artinya bahwa Humanisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa manusia dapat memahami dunia serta keseluruhan realita dengan menggunakan pengalaman dan nilai-nilai kemanusiaan bersama. Kita bisa hidup baik tanpa agama sekalipun. Para Humanis berusaha menciptakan yang terbaik bagi kehidupan dengan menciptakan makna dan tujuan bagi diri sendiri dan kepada orang lainnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Partogi Robby Gultom
      NIM : 15.01.1302
      Kelas : I-A / Theologi
      Sajian II:
      Dalam sajian kali ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pandangan Romo Mangun mengenai kemanusiaan itu dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, baik itu dari sudut pandang suku, maupun dari hal lainnya. Namun, satu hal yang pasti yang yaitu Romo Mangun ingin agar manusia Indonesia memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang dipancarkan di dalam kehidupannya. Hal ini dapat terlihat saat orang-orang Indonesia hidup menjadi manusia yang memiliki nilai-nilai nasionalis dalam kehidupannya. Selain itu, nilai-nilai itu juga sudah digambarkan oleh Negara Indonesia melalui dasar negaranya, yaitu pancasila. Dimana, dalam setiap butir pancasila, terdapat nilai-nilai kemanusiaan yang mendasar dalam diri orang-orang Indonesia. Pancasila menjadi dasar nilai-nilai kemanusiaan bagi bangsa Indonesia. rasa nasionalis menjadi dasar mereka dalam menjalani kehidupan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang dipancarkan dengan kehidupannya yang pluralis.

      Hapus
    2. Nama : Partogi Robby Gultom
      Nim : 15.01.1302

      UAS Berjalan : Kelompok 3
      Dalam pembahasan kelompok 3 yang membahas tentang “Pasemon” dalam Sastra Romo Mangun Karya Bakdi Soemanto. saya mengambil kesimpulan mengenai materi pembahasan kali ini bahwa mengenai definisi dari Pasemon itu sendiri menyatakan bahwa membuat penilaian yang menggambarkan apa yang di lihat benar bagi diri sendiri belum tentu penilaian orang sama artinya disini apa yang kita lihat benar belum tentu orang lain menggangap itu benar , tetapi begitu juga sebaliknya.

      Dimana dibalik ia seorang arsitek, seorang yang humanis, seorang budayawan, seorang pendidik, dan seorang pastor. ternyata ia juga adalah seorang sastrawan yang memiliki banyak karya-karya seperti Burung-burung Manyar, Siti Nurbaya, Balada Becak,burung-burung Rantau, Roro mendut, dan banyak lagi. menurut saya kita perlu meneladani kemanusiaan Romo Mangunwijaya ini, Romo Mangun ini adalah orang yang berpendidikan, wawasan yang luas, bekerja keras, dan terampil serta berkreativitas. jadi kita sebagai generasi penerus haruslah memiliki kreativitas, wawasan yang luas, berpendidikan, terampil agar kita bisa terpakai di pelayanan kita kelak. apalagi seperti yang kita ketahui Romo Mangun ini juga berpihak pada kaum miskin dan perempuan, ia mendirikan gedung-gedung sekolah, gedung-gedung gereja, masjid,tempata-tempat yang lainnya dan menghadirkan pendidikan alternatif bagi mereka yang belum dapat bersekolah dan memperoleh bagaimana sebenarnya layak mendapatkan pendidikan yang seutuhnya. melalui tokoh Romo Mangun ini kita dapat mencontoh perbuatan dan tingkah laku romo mangun itu sendiri dan coba belajar kreativitas dan bekerja keras.


      #SalamSadaRoha IBD

      Hapus
    3. Partogi Robby Gultom
      15.01.1302

      UAS Berjalan IV

      “Pembahasan Mengenai tentang Keberpihakan pada Kaum Miskin, Konteks yang Melatarbelakangi dan Gambaran Kaum Miskin dalam Balada Becak Karya Y. B. Mangunwijaya oleh B. Rahmanto”

      Dalam karyanya ini seorang Romo menunjukkan orang miskin tidak berdiam diri Dalam kemiskinanya namun berusaha untuk mengubah dan melakukan perbaikan nasibnya. Menurut pandangan saya banyak cara untuk memberantas kemiskinan, terutama kemiskinan dalam ilmu pengetahuan. Seperti kita ketahui pada saat sekarang ini masih banyak anak-anak Indonesia yang buta dengan ilmu pengetahuan dikaranakan karena adanya faktor ekonomi dalam keluarga yang kurang memadai dan kurangnya perhatian dari pada pemerintah. sukarelawan untuk menyumbangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya misalnya orang yang menjadi calon sarjana maupun tidak. Organisasi seperti ini menurut saya sangat memberi pertolongan kepada anak-anak yang kurang mampu. Kemudian saya menghubungkannya dengan metode-metode menurut gereja dan pandangan sebagai orang kristen sebagai berikut :


      Seorang Kristen, keluarga Kristen, dan gereja dapat menunaikan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan orang-orang miskin melalui banyak cara. Tekanannya bukan pada apa yang akan kita lakukan, melainkan bagaimana mulai mengerjakan tanggung jawab kita terhadap orang-orang miskin.

      Tidak banyak gereja yang memunyai program untuk pelayanan kaum miskin. Perlu dijembatani jurang motivasi dan pendidikan untuk mencapai tujuan ini.

      -Visi

      Dalam Alkitab, Tuhan memimpin umat-Nya dalam tindakan ketaatan yang berani melalui visi. Melalui visi, mereka mendapatkan gambaran tentang rencana Allah bagi kehidupan mereka.
      Tujuan dari setiap visi adalah untuk menyediakan umat Allah yang sesuai dengan konteks/tempat untuk ketaatan mereka, yang melampaui ruang dan waktu. Menetapkan mereka dalam pekerjaan yang tetap disertai berkat Allah yang abadi. Visi seperti ini perlu diperlihatkan kepada umat Allah dewasa ini bila berkaitan dengan pelayanan bagi orang-orang miskin.

      -Pendidikan

      Mengajarkan kepada jemaat pengajaran Alkitab yang berkaitan dengan tanggung jawab Kristen terhadap orang miskin. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
      mengadakan riset Alkitab untuk melihat ajaran tentang tanggung jawab orang Kristen terhadap orang miskin,mengadakan kontak dengan perwakilan setempat/gereja lokal tentang apa yang sedang mereka lakukan,meminta informasi dari lembaga-lembaga sosial di tempat-tempat lain di luar negeri sebagai perbandingan untuk melihat metode yang mereka pakai dalam melayani dan memenuhi kebutuhan orang-orang miskin.
      Dari data yang diperoleh, beberapa tujuan dapat ditetapkan. Usaha mendidik dapat dilakukan dengan memuat sebagian tulisan dari buku-buku Kristen atau ayat-ayat Alkitab dalam buletin gereja atau warta mingguan gereja.

      -Motivasi

      Pemimpin gereja dapat memberikan dorongan dan bantuan kepada jemaat yang rindu terlibat dalam pelayanan kepada orang-orang miskin. Karena gereja berfungsi sebagai garam dan terang di tengah-tengah komunitas di mana ia berada, anggota jemaat harus yakin bahwa mereka dapat dipakai oleh Tuhan untuk memengaruhi pola pikir terhadap masalah kemiskinan.
      Perubahan sosial tidak boleh berhenti. Manusia dapat mengatasi kekuatan dari kemajuan atau pun kemunduran. Suatu generasi yang memiliki komitmen kuat dapat memengaruhi arah perubahan sosial.

      Hapus
    4. Partogi Robby Gultom
      15.01.1302

      "UAS Berjalan V "
      Si Penggembala Cerita

      Dalam Pembahasan kali bicara mengenai pokok pembahasan "Si Penggembala Cerita" dapat disimpulkan bahwa : menjungjung fungsi dan memuliakan kemanusiaan, salah satunya adalah pengarang Bandung Mawardi. Dia sangat menyadari konteks nilai-nilai kemanusiaan itu karena memang pada dasarnya Bandung Mawardi seorang pastor di dalam sastranya dapat menuntun orang dalam cerita dan tujuannya membangun rasa humanisme itu sendiri. Bandung Mawardi sangat mengispirasi seseorang dalam membaca ceritanya karena dalam ceritanya itu seseorang dapat mengambil makna uang terkandung dalam karyanya dan terdorong untuk melakukan pengembalaan. Untuk itu, kita sebagi generasi muda haruslah terdorong melakukan pengembalaan, memberikan semangat atau jiwa-jiwa yang membangun agar manusia yang ada di sekeliling kita merasakan kebaikan-kebaikan yang dapat menimmbulkan sifat Humanisma. Sebagai pengembala, Bandung Mawardi mengajak kita untuk saling menghargai, saling menghormati satu dengan yang lain. Dan memberikan pandangan bahwa hidup akan indah jika kita dapat menjalankan sesuatu yang baik untuk melakukan perubahan. Memang Indonesia sangat membutuhkan perubahan di dalam membangun nilai-nilai kemanusiaan, k Untuk itulah melaluipembelajaran materi ini datang memberikan pengembalaan yang akan memberi sedikit banyaknya perubahan untuk Indonesia yang lebih maju agar bangsa Indonesia dapat menghargai, menghormati, memberikan kebaikan yang akan membuahkan hal-hal yang mempersatukan atau mempertahankan rasa nasionalisme terhadap negara, membuka pemikiran-pemikiran yang masih tertutup akan pentingnya kesadaran dalam berpandangan luas dan universal akan memberikan kebenaran, keadilan, kesetiaan, sukacita, dan damai sejahterah. jadi berdasrkan tokoh-tokoh mangun wijaya dan Bandung Mawardi kita ditegaskan agar tidak selalu tinggi hati,angkuh dan tetap selalu merendahkan diri dalam segala hal.

      Hapus
    5. Partogi Robby Gultom
      15.01.1302

      UAS Berjalan VI :
      "Dehumanisme Politik Agama Di Indonesia "

      Bicara tentang agama, hakikatnya adalah bicara tentang interpretasi agama, dan faktanya tidak ada interpretasi tunggal dalam agama dan kepercayaan mana pun. Sepanjang interpretasi agama tidak membawa kepada pemutlakan agama dan kepercayaan tertentu, kekerasan, dan pemaksaan terhadap kelompok yang berbeda, lalu apa yang salah? Keberagaman agama adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindari, apalagi diingkari.
      Alih-alih mengikuti konsep humanisme yang gencar ditawarkan Romo Mangun, pemerintah malah terbelenggu pada kebijakan dehumanisme. Dehumanisme pemerintah dalam bidang pembangunan agama ditandai dengan berbagai kebijakan dan dominasi yang melahirkan berbagai bentuk diskriminasi terhadap penganut agama minoritas, khususnya penganut agama-agama di luar 6 agama yang “diakui” pemerintah. Slogan bhineka tunggal ika membuat kita sadar bahwa keberagaman atau pluralitas adalah fakta sosiologis.

      Bicara tentang agama, hakikatnya adalah bicara tentang interpretasi agama, dan faktanya tidak ada interpretasi tunggal dalam agama dan kepercayaan mana pun. Sepanjang interpretasi agama tidak membawa kepada pemutlakan agama dan kepercayaan tertentu, kekerasan, dan pemaksaan terhadap kelompok yang berbeda, lalu apa yang salah? Keberagaman agama adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindari, apalagi diingkari.
      Alih-alih mengikuti konsep humanisme yang gencar ditawarkan Romo Mangun, pemerintah malah terbelenggu pada kebijakan dehumanisme. Dehumanisme pemerintah dalam bidang pembangunan agama ditandai dengan berbagai kebijakan dan dominasi yang melahirkan berbagai bentuk diskriminasi terhadap penganut agama minoritas, khususnya penganut agama-agama di luar 6 agama yang “diakui” pemerintah. Slogan bhineka tunggal ika membuat kita sadar bahwa keberagaman atau pluralitas adalah fakta sosiologis.

      Ada empat bentuk kebijakan yang mencerminkan dehumanisme politik agama:
      I. UU No.1/PNPS/1965 tentang pencegahan penyalahgunaan dan atau penodaan agama. (dalam implementasinya dimaknai larangan untuk berbeda penafsiran dengan pemerintah yang katanya mewakili mainsream.)
      II. Surat Edaran Mendagri No.477/74054/1978 yang menegaskan lima agama “diakui”. (Islam, Katolik, Protesstan, Hindu, dan Budha).
      III. TAP MPR No. II/MPR/1998 tentang GBHN. (menegaskan penyangkalan terhadap agama lokal, menghimbau pengikutnya memilih salah satu dari lima agama “diakui”).
      IV. Undang-Undang Perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan yang salah satu pasalnya menegaskan warga harus memilih salah satu dari 6 agama, setelah konghucu diakui tahun 2006.

      Hak kebebasan beragama secara eksternal dibatasi oleh kewajiban dan tanggungjawab untuk menghargai dan menghormati sesama manusia, juga agamanya. Tujuan utama pembatasan adalah untuk menangkal ancaman terhadap keselamatan atas kehidupan, integritas, kesehatan warga negara atau kepemilikan mereka. Elemen dalam pengaturan pembatasan yaitu:
      1.Pembatasan untuk melindungi keselamatan masyarakat.
      2.Pembatasan kebebasan memanifestasikan agama.
      3.Pembatasan untuk melindungi kesehatan masyarakat.
      4.Pembatasan untuk melindungi moral masyarakat.
      5.Pembebasan untuk melindungi hak kebebasan orang lain.

      Dari sini lah dapat diketahui bersama bahwasanya Dehumanisme Politik Agama di Indonesia sangat di perlukan ketegasan yang ada dan sesuai harapan semboyan bangsa indonesia Bhineka Tunggal Ika.

      #SalamSadaRoha PartogiRobby

      Hapus
    6. Partogi Robby Gultom
      15.01.1302

      UAS Berjalan VII
      ”Agama dan Pluralisme”

      Pluralisme agama adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif; oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme agama juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup berdampingan di surga.

      menurut pandangan Dalam dunia Kristen, pluralisme agama pada beberapa dekade terakhir diprakarsai. Dalam hal ini dia mengatakan bahwa menurut pandangan fenomenologis, terminologi pluralisme agama arti sederhananya ialah realitas bahwa sejarah agama-agama menunjukkan berbagai tradisi serta kemajemukan yang timbul dari cabang masing-masing agama. Dari sudut pandang filsafat, istilah ini menyoroti sebuah teori khusus mengenai hubungan antartradisi dengan berbagai klaim dan rival mereka. Istilah ini mengandung arti berupa teori bahwa agama-agama besar dunia adalah pembentuk aneka ragam persepsi yang berbeda mengenai satu puncak hakikat yang misterius.

      Dalam konteks pluralisme agama, dialog yang dilengkapi dengan toleransi tetapi tanpa sikap pluralistik tidak akan menjamin tercapainya kerukunan antarumat beragama yang langgeng. Dalam kaitan dengan itu, secara garis besar pengertian konsep pluralisme dapat diketengahkan dengan uraian sebagai berikut.
      Pertama, pluralisme tidak semata menunjuk pada kenyataan tentang adanya kemajemukan. Namun yang dimaksud adalah keterlibatan aktif terhadap kenyataan kemajemukan tersebut. Pluralisme agama dan budaya dapat kita jumpai di mana-mana. Di dalam masyarakat tertentu, di kantor tempat kita bekerja, di sekolah tempat kita belajar, bahkan di pasar tempat kita berbelanja. Tapi seseorang baru dapat dikatakan menyandang sifat tersebut apabila ia dapat berinteraksi positif dalam lingkungan kemajemukan tersebut. Dengan kata lain, pengertian pluralisme agama adalah bahwa tiap pemeluk agama dituntut bukan saja mengakui keberadaan dan hak agama lain, tapi terlibat dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan guna tercapainya kerukunan dalam kebinekaan.
      Kedua, pluralisme harus dibedakan dengan kosmopolitanisme. Kosmopolitanisme menunjuk kepada suatu realita di mana aneka ragam agama, ras, dan bangsa hidup berdampingan di suatu lokasi. Ambil misal kota New York. Kota ini adalah kota kosmopolitan. Di kota ini terdapat orang Yahudi, Kristen, Muslim, Hindu, Budha, bahkan atheis. Seakan seluruh penduduk dunia berada di kota ini. Namun interaksi positif antar penduduk ini, khususnya di bidang agama, sangat minimal, kalaupun ada.

      Hapus
  13. Nama : Martini Haloho
    Ting./Jur. : IA / Teologia
    Menurut Mangun Wijaya : manusia itu humanisme itu adalah manusia yang dimanusiakan untuk menjadi manusia yang mampu untuk mengubah gaya hidup manusia dari yang buruk menjadi yang lebih baik.inti dari pendapat Romo ini ialah agar generasi kedepannya tidak sama seperti manusia yang sebelum- sebelumnya.
    Salam IBD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Martini Haloho
      Tingkat : IA/ Theologi
      NIM : 15.01.1291
      Sajian : I
      Sambungan sajian I di atas
      Pada sajian I yang membahas tentang nilai-nilai kemanusian yakni humanisme religius dan nasionalisme yang terbuka, dapat saya simpulkan sebagai manusia yang humanis harus dapat menghadirkan suatu kebenaran dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan masyarakat.maupun dari segi keagamaan atau religius manusia yang humanis sangatlah sejalan dengan Etikamaupun budiluhur sehingga perkembangan Globalisasi dan perkembangan teknologi tidak menjatuhkan Agama lain. Dalam pemahaman Romo Mangun sepaham dengan Rodolf Olto yang berpendapat bahwa manusia adalah mahluk religius demikian satiap manusia yang di mana manusia itu memiliki etika,maupun berperilaku baik. Maka dapat saya simpulkan dari hal ini Romo Mangun sangat menginginkan kita sebagai mahasiswa teologi harus dapat menghargai pendapat dan agama orang lain.

      Hapus
    2. Nama : MARTINI HALOHO
      Tingkat : IA/THEOLOGI
      NIM : 15.01.1291
      Sajian : II
      MANUSIA HUMANIS MENURUT ROMO MANGUN: yang di mana manusia itu dilihat dari perilakunya yang sesuai dengan asas kemanusiaan, yang hal ini dapat dilihat dari kehidupan Romo Mangun.
      Yang dimana sifat humanis itu terdapat di dalamnya yaitu: tidak mementingkan diri sendiri, berperilaku sesuai asas kemanusian dan tidak melanggar aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku. Dan dapat menjaga hubungan sesame manusia. Konsep manusia menurut room mangun yang harus di terapkan di Indonesia. Dan yang harus di kembangkan, meskipun Indonesia itu memiliki banyak Suku,Agama,Ras dan Antar Golongan (SARA). Yang dimana kita harus menjalin hubungan antar sesama manusia tanpamelihat SARA.

      Hapus
    3. Nama : Martini haloho
      Nim : 15.01.1291
      Ting/jur : IA/ theologi
      Kelompok: 3
      “Pasemon” dalam sastra Romo mangun karya Bakdi soemanto
      Romo mangun dikenal bukan hanya sebagai pastor, dalam kenyataannya dia juga sebagai penulis atau sastra, yang posisinya berseberangan dengan mitologi. Yang dimana mitologi agar tetep terikat oleh semangat kebersamaan, bahkan manusia dengan tuhan. Dalam karya-karya Romo mangun kita diajak agar imajinasi yang lebih luas, sehingga kita mampu memberi suatu gambaran yang baik atau pun yang positif, yang dimana bukan hanya diri kita sendiri, tetapi bagi orang lain juga. Dalam karya-karya room mangun kita juga di ajak membangun berbagi profesi yang di mana kita tidak hanya fokus dalam satu profesi yang kita miliki. Karya-karya Romo mangun sangat efektib bagi kaum terpelajar yang rajin membaca. “Pasemon”adalah karya tulis, Romo mangun sebagai tokoh humanis, yang dimana dia tidak memandang manusia itu pluralis yang dimana pembebasan tidak terikat pada Agama sendiri. Pasemon suatu ungkapan dan keadaan yang terjadi dalam sejarah yang dimana kita harus berpikir humanis kearah kedepanya.

      Hapus
    4. Nama: Martini Haloho
      Nim :15.01.1291
      Ting/jur: IA/teologi
      Kolompk:4
      Keberpihakan pada kaum miskin, konteks yang melatar belakangi dan gambaran kaum miskin dalam belada becak karya Y.B Mangun Wijaya oleh B.Rahmanto
      Noveled balada becak yang menceritakan sebuah riwayat yusuf,llian dan riri sebuah cinta segitiga. Yusuf sebagai seorang belada becak tetapi diamencintai wanita yang berbeda kelasnya dengannya yaitu yang berbeda ekonominya yang berbeda dengan kehidupan yusuf. Yusuf yang dipanggil dengan sebutan yus adalah anak tukang becak bernama kariosentono dan yus lulus SMA yang tidak bisa melanjut kuliah karenatidak ada biaya. Tetapi yus berhayal membayangkan masa depanya. Kemiskinan tidaklah menjadi hambatan untuk meraih masa depan yang lebih baik. Yang perlu adalah bagaimana kita melakukan kerja keras agar kehidupan kitakemasa depannya yanglebih baik. Jika kita kaitkan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Di Indonesia ini sangatlah rendah, di Indonesia dimana yang kaya akan menjadi lebih kaya dan kaum miskin semakin ditindas, karena para pemerintah-pemerintah banyak yang korupsi,mereka tidak pernah melihat yang di bawahnya atau para kaum miskin. Dalam karya Romo dalam belada becak Romo menggambarka tentang kemiskinan. Yang dimana pendidikan itu sangat penting untuk meraih masa depan yang lebih baik. Seperti yang kita lihat bahwa di Indonesia ini banyak sekali kaum yang pengangguran. Yang diakibatkan karena putus sekolah, dan putus harapannya untuk mencapai cita-citanya dari itu akibatnya kemiskinan. Dalam karya Romo belada becak kita sebagai pemuda diajak untuk berjuang meraih masa depan yang lebih baik.

      Hapus
    5. Nama :Martini Haloho
      Ting/Jur : IA/Teologia
      NIM : 15.01.1291
      Kelompok : 5 (lima)
      SI PENGGEMBALA CERITA
      Pengarang dari sipenggembala cerita ini yang bernama Y.B.Mangunwijaya. (YBM) adalah manusia yang penuh dengan kata-kata. Selebrasi hidupnya sangat gemilang dengan cerita. Kata-kata ibarat Doa yang terabadikan ada tanpa selesai. YMB adalah sipenggembala cerita,yaitu mengenai dia sebagai pengarang cerpen,novel dan esai. Dan dia juga sebagai “peminat kesastraan.” YMB membuat lambang seperti flora maupu fauna untuk mempengaruhi si pembaca agar mudah memahami karya tersebut. Dalam cerpennya dia menggunakan metode prosa. Tetapi jika di bandingkan pada zaman sekarang,ataupun zaman modern ini prosa sudah jarang dipakai dalam mengarang sebuah cerita maupun novel.karena anak-anak muda pada zaman sekarang ini lebih menyukai cerita yang karang bebas. Perlu kita ketahui bahwa prosa itu dapat mengubah pola piker kita untuk menjadi yang lebih baik lagi. Jika kita membaca cerita sipenggembala cerita seolah-olah ingin menggoda pembaca untuk mengerti melalui lambang-lambang. Darri karya-karya YBM mengajak kita agar berhati nurani. Dan di mengajak sipembaca untuk memaknai hidup yang lebih baik. Disini penggembala cerita mengundang pembaca agar berkarya.dengan demikian YMB dari karya novel maupun cerita di menggunaka prosa agar generasi muda pada zaman sekarang setiap membuat cerita maupun novel menggunaka prosa agar memaknai hidup yang lebih baik.


      Hapus
    6. NAMA : MARTINI HALOHO
      NIM : 15.01.1291
      TING/JUR : I-A/ TEOLOGI
      KELOMPOK : VI
      “Dehumanisme politik agama di Indonesia” dari pembahasan kelompok 6 ini pentingnya kebebasan beragama di Indonesia, untuk menjalin persaudaraan sesama terutama bangsa Indonesia. Kebebasan yang di maksud disini buka sesukanya melakukan apa yang di kehendakinya. Melainkan kebebasan untuk berkarya,menghargai,beragama,beribadah,dan tidak merugikan pihaklain. Romo Mangun sangat vokal menyuarakan pentingnya teologi progresif revolusioner (teologi pembebasan). Teologi yang memihak kaum kecil atau membebaskan kaum tertindas dari berbagai penindasan. Terutama para kaummiskin. Kebebasan beragama adalah hak seseorang memilih atau memeluk agama yang dia percayai, di Indonesia adanya bhineka tunggal ika artinya berbeda-tetapi satu. Dimana meskitapun kita berbeda-beda marilah kita saling menghargai agar kebebasan beragama tersebut tercapai. Terutama di Indonesia.


      Hapus
    7. Nama : Martini haloho
      NIM : 15.01.1291
      Kls : IA/ Teologi
      Kelompok: 7
      AGAMA DAN PLURALISME
      Apabila agama dan pluralisme menyatu dalam diri masyarakat maka Negara Indonesia ini akan tentram yang dimana tidak akan terjadi tindakan-tindakan kriminal. yang dapat kita lihat pada zaman sekarang ini dimana tidak asing lagi tindakan kriminal kita dengar. Hal-hal yang mempengaruhi hal tersebut diakibatkan karena kurangnya nilai dasar sila pancasila dalam diri seseorang. Karna agama menjadi beban dan titik lemah dalam Negara saat ini. Yang awalnya hubungan antar umat beragama baik. Kini sudah menjadi hancur karna ada pengaruh dari beberapa oknum yang berbeda pendapat dan membuat organisasi atau aliran yang berbeda. Dan menyebabkan jerjadinya perpecahan antara kebaikan, dan keadilan, dan tidak ada lagi kesejahteraan. Sekarang sering sekali penodaan dan kekerasan yang mengatas namakan agama perlu dibereskan atau di sembuhkan demi keharmonisan agama dan masyarakat dalam suatu Negara. Kita tahu bahwa agama tidak pernah salah tetapi yang salah adalah penganutnya sendirilah yang membuat agama itu menjadi ternodai. Maka dari itu bagaimana kita dapat menjaga agama kita agar tidak ternodai oleh umatnya sendiri. Maka dari itu marilah kita menjaga hubungan keharmonis antar umat, dan agama maupun masyarakat. Maka marilah kita saling menghargai antar agama, mengakui agama lain bukan berarti memeluk agama itu ataupun menjadi penganut agama tersebut. Kita dapat melihat krisisya pluralisme dan toleransi dalam beragamaan dan bernegara yang mengatas namai agama. Bukan agamanya yang salah tetapi pemeluknya sendiri. Maka dari itu marilah kita menjaga keharmonisan antar umat beragama agar tercipta hubungan yang harmonis dan melangsungkan kesejahteraan Negara yang kita cintai ini.

      Hapus
  14. Nama : Christ Fany Ester Pasaribu
    Kelas : I-A/ Theologia
    NIM : 15.01.1226
    Kelompok 1 : “Humanisme Y.B. Mangunwijaya: Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka, Faham Dasar Pendidikan Mangunwijaya

    Menurut saya, dalam hal ini yang perlu kita pahami adalah bagaimana pandangan Romo Mangun yang menjadikan humanisme religius dan nasionalisme itu sendiri menjadi dasar pendidikan. Hal ini terjadi karena melalui pendidikan yang kita capai (dalam tingkat SD, SMP, SMA, bahkan dalam Perguruan Tinggi), kita dituntut untuk bisa menjadi manusia yang bukan hanya berilmu tinggi, tetapi juga memiliki sifat yang humanis dan nasionalis. Dengan pendidikan yang kita miliki, maka kita akan semakin memahami betapa pentingnya nilai-nilai humanisme itu sehingga kita dapat menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Romo Mangun sendiri mengatakan bahwa pendidikan itu multidimensi, dalam artian bahwa pendidikan itu bukan hanya dilihat dan didapat dari satu dimensi dasar yaitu melalui sekolah, tetapi pendidikan itu bisa didapat dari lingkungan sekitar kita juga bisa didapat dari pengalaman pribadi yang kita miliki.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Christ Fany Ester Pasaribu
      Kelas : I-A/ Theologia
      NIM : 15.01.1226
      Kelompok 2 : “Humanisme Y.B. Mangunwijaya: “MANUSIA HUMANIS MENURUT ROMO MANGUN”
      Dalam hal ini, Romo Mangun ingin menunjukkan pandangan yang ia miliki tentang humanisme itu sendiri, dimana dia sendiri telah menunjukkan nilai humanisme yang sebenarnya dalam kehidupannya. Dia ingin menunjukkan bahwa semua orang memiliki pandangan yang berbeda mengenai humanisme. Baik orang jawa, budaya barat, dan menurut pandangan-pandangan lainnya. Tapi hal yang penting yang dilihat dari sajian kali ini adalah bahwa Romo Mangun ingin agar manusia itu memiliki sifat humanisme yang bersifat nasionalis. Dan dalam konsep Pasca-Nasional Romo Mangun mencita-citakan sosok manusia Indonesia yang terbuka kepada Nilai-Nilai kemanusiaan universal, meskipun tetap berpegangan kepada nilai-nilai keindonesiaan.

      Hapus
    2. nama : Christ Fany Ester Pasaribu
      kelas : I-A/ Theologia
      NIM : 15.01.1226

      dalam sajian ke 3, dapat dipelajari bagaimana Romo Mangun memberi satu gambaran baru dalam memberi penerapan tentang kemanusiaan melalui tulisannya dalam novel yang digambarkan melalui tokoh yang ada dalam novelnya. melalui novel itu, dapat dilihat bagaimana Romo Mangun benar-benar ingin menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan yang dapat dilihat dalam novel yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari yang terdapat dalam novel tersebut.

      Hapus
    3. Nama: christ fany ester pasaribu
      NIM : 15. 01. 1226
      Kelas: 1a / teologia
      Dalam sajian ke 4 dapat kita lihat bagaimana masyarakat golongan ekonomi kebawah merasakan haknya yg tertindas oleh masyarakat dengan ekonomi keatas. Namun satu hal yang patut kita perhatikan adalah bagaimana usaha yg dilakukan kaum miskin untuk bisa mengubah status hidupnya. Kata kunci utamany adalah kerja keras dan terus bermimpi. Dengan kerja keras,, kita akan meraih segala yg kita inginkan. Bahkan kita bisa mengubah hidup kita dengan kerja keras. Semua orang berhak untuk bermimpi dan mimpi itu hanya dapat diwujudkan melalui kerja keras, semngat dan tekad yg kuat..

      Hapus
    4. Nama : Christ FanY Ester Pasaribu
      NIM : 15.01.1226
      Kelas : I-A/ Theologia
      M. Kuliah : IBD (Ilmu Budaya Dasar)
      Dosen : Pdt. Edward Simon Sinaga,M.Th

      dalam sajian ke 5 ini, kita dapat melihat bagaimana Romo Mangun yang digambarkan sebagai seorang Penggembala cerita dalam membuat cerita/ karyanya berusaha menampilkan nilai-nilai kemanusiaan yang ditunjukkannya melalui lambang berupa flora dan fauna.dan juga Romo membuat nilai-nilai kemanusiaan itu dalam bentuk watak tokoh yang berintelijen tinggi dan juga berspritualitas tinggi dan juga memiliki nilai humanisme yang tinggi. dan ada juga nilai kemanusiaan yang dinilai dari kehidupan manusia dalam penderitaan. dan satu hal yang harus kita ingat dari penyaji adalah pernyataan mereka yang menyatakan bahwa intelektual itu tidah hanya didapat dari inteligen yang tinggi (melalui IQ tinggi yang kita miliki) tetapi juga melalui hati nurani (nilai spritualitas kita yang tinggi dan juga sifat humanis dalam diri kita). terimakasih,, syalom dan HORAS!!!!!

      Hapus
    5. Nama : Christ FanY Ester Pasaribu
      NIM : 15.01.1226
      Kelas : I-A/ Theologia
      M. Kuliah : IBD (Ilmu Budaya Dasar)
      Dosen : Pdt. Edward Simon Sinaga,M.Th

      dalam sajian ke 6 ini, kita dapat mengambil suatu pembelajaran bagaimana pemerintah seharusnya semakin mempertimbangkan lagi HAM yang dimiliki oleh setiap warga negaranya. terutama dalam kebebasan beragama, seharusnya pemerintah memberikan kebebasan penuh bagi semua masyarakat dalam mengakui dan menjalankan agama yang dianutnya. tidak boleh ada sikap diskriminasi terhadap agama minoriitas. karena, indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, suku, ras, dan juga agama. sehingga, jika agama minoritas mendapatkan diskriminasi dari pemerintah, bagaimana keragaman itu akan tampak dalam kehidupan masyarakat. pemerintah harus menjadi pelindung dan pengayom bagi masyarakatnya, bukan malah menjadi pihak yang menindas kaum minoritas. jangan ada diskriminasi bagi agama minoritas. biarkan mereka mengakui dan menjalankan agama yang mereka anut, dan tetap dibawah lindungan pemerintah Republik Indonesia.

      Hapus
    6. nama : Christ Fany Ester Pasaribu
      NIM : 15.01.1226
      M. Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
      Dosen : Pdt. Edward Simon Sinaga, M.Th

      dalam sajian kali ini yang berjudul "Agama dan Pluralisme" dapat saya ambil kesimpulan bagaimana peaktualisasian pancasila dalam menghadapi kepluralisme itu di indonesia. dimana sesungguhnya pancasila itu dibuat dengan memandang kepluralisan yang ada di Indonesia. setiap butir-butir pancasila dibuat dengan kepluralisan yang ada di Indonesia sehingga kepluralisan itu tidak akan menjadi bumerang yang akan menghancurkan Indonesia tetapi kepluralisan itu yang akan menjadi kekuatan bagi Indonesia.
      dan juga dalam kelompok ini kita sebagai orang kristen diminta untuk dapat mengerti bagaimana kepluralisan yang dimiliki oleh Indonesia sehingga kita dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang berbeda agama dengan kita.

      Hapus
  15. Nama : Lamtiur Soraya Hutagalung
    Kelas : I-A

    Sajian kelompok I : “Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka, Faham Dasar Pendidikan Mangunwijaya”
    Seperti yang sudah kita baca bahwa Romo Mangunwijaya adalah seorang penulis religius, budayawan, pendidik, intelektual, arsitek, penulis novel, aktivis sosial, pemikir politik, yang memiliki faham dasar pendidikan humanisme religius dan nasionalisme yang terbuka. Romo Mangun merupakan tokoh yang luar biasa, dimana dia adalah seorang pastor dan dia juga juga orang yang begitu pintar, bahkan banyak karya yang telah ia buat yaitu novel-novelnya yang bertemakan cinta dan keromantisan dimana karya-karyanya ini berpusat kepada nilai-nilai kemanusiaan. Keyakinan Romo Mangun mengatakan bahwa setiap sistem pendidikan ditentukan oleh filsafat tentang manusia dan citra-manusianya yang dianut, sehingga tidak pernah netral, maka visi seseorang tentang manusia, sangat menentukan visi pendidikannya. Humanisme Religius juga menekankan kepada kita tentang keadilan dan kebebasan dan bahkan Hak Asasi manusia.Romo mangun juga menegaskan kepada kita agar memiliki keterbukaan baik itu dalam bidang agama, sosial budaya, politik dll. Dan dari sini sebenarnya Romo Mangun itu bertujuan mengajak kita menjadi manusia yg memiliki Humanisme religius dan Nasionalisme yg tinggi . Trimakasi , Syalom.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Lamtiur Soraya Hutagalung
      Kelas : I-A
      Sajian Kelompok II : Manusia Humanis Menurut Romo Mangun
      Setelah kita membahas sajian kelompok II yang berjudul Manusia Humanis menurut Romo Mangun Saya mendapat pemahaman bahwa Romo Mangun itu membagi manusia kedalam 3konsep yaitu : menurut kebudayaan Barat, Jawa, dan konsep Indonesia yang kontenporer. Dimana dia mengembangkan pengalaman hidupnya dan inilah yang menjadi perbandingan manusia yang Humanis dengan upaya agar kita benar- benar menjadi manusia yang Humanis. Dimana Manusia Humanis adalah orang yang mendambakan dan memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yang lebih baik, berdasarkan azas kemanusiaan dan pengabdi kepentingan umat manusia secara bersama, dan juga penganut paham yang menganggap manusia sebagai objek terpenting. Manusia yang humanisme memiliki pandangan yang menyatakan bahwa manusia dapat memahami dunia serta memahami dunia serta keseluruhan realita dengan menggunakan pengalaman dan nilai- nilai kemanusiaan bersama. Dan manusia Humanis berusaha menciptakan yang terbaik bagi kehidupan dengan menciptakan makna dan tujuan. Trimakasih Syalom…

      Hapus
    2. Nama : Lamtiur Soraya Hutagalung
      Kelas : I-A
      Syalom Pak…
      Sajian III "Pasemon dalam Sastra Romo Mangun Karya Bakdi Soemanto"
      Romo Mangun dengan nama aslinya Yusuf Bilyarta Mangunwijaya adalah seorang penulis novel dan juga penulis roman yang dianggap sebagai genre sastra yang lebih bebas dari mitologi dimana didalam penulisan novel dan roman tidak ada keterikatan,selain itu Romo Mangun juga dikenal sebagai budayawan, rohaniawan, praktisi, dan juga pendidik. Bukan hanya itu beliau juga adalah seorang pastor dan seorang sastrawan yang mapan dan berbakat. Meskipun dia sebagai seorang pelayan Tuhan tetapi dia berupaya menulis sebuah karya sastra yang berupa novel dengan menggunakan teori ekspresi. Dan saya melihat bahwa makna dan nilai kemanusiaan dapat dilihat dari karya karya berupa tulisan seperti puisi , novel, dan hal lainnya yang dilihat dari tokoh tokoh yang ada di dalamnya seperti Novel Manyal, Romo Rahadi, Mendut, yang menuliskan makna kemanusiaan tentang kemerdekaan, kebesaran, kebanggaan, dll.Romo Mangun ini juga memiliki suatu tujuan dimana untuk membangun setiap humanis yang menjunjung tinggi keadilan dan juga humanis yang memiliki nilai kemanusiaan yang tinggi. Karena sebelumnya kita harus mengetahui bahwaPasemon merupakan suatu ungkapan atau ucapan untuk mengungkapkan atau menggambarkan suatu keadaan misalnya pada sejarah, mitos atau yang pernah terjadi dan diketahui umum. Dan justru karena itulah.Romo Mangun bertujuan agar kita dapat menimbang dan memiliki perbuatan atau perilaku yang humanis yang sesuai dengan unsur nilai-nilai kemanusiaan Terkhusus bagi bangsa Indonesia, agar apa yang kita inginkan dapat terlaksana dengan baik. Trimakasih syalom ,,Horas…..

      Hapus
    3. nama : Lamtiur Soraya Hutagalung
      Kelas : I-A/ Theologia

      pada sajian yang keempat (4) ini kita telah membahas bagaimana kehidupan dari seorang tukang becak yang hidup dalam belenggu kemiskinan berjuang untuk meraih impian/cita-citanya. dalam hal ini dapat kita lihat bagaimana setiap orang berhak untuk bermimpi dan juga setiap orang itu harus berusaha untuk mencapai mimpinya. dan juga satu hal yang dapat kita pelajari dari judul ini adalah seperti pepatah yang mengatakan "raihlah cita-citamu setinggi bintang di langit". namun,satu hal yang harus kita lihat adalah bahwa dalam mencapai mimpi/ cita-cita itu dibutuhkan adanya kerja keras dan semangat yang kuat. jika kita tidak bekerja keras dan memiliki semangat, maka kita tidak akan bisa meraih impian itu. cita-cita itu hanya akan menjadi mimpi dan angan-angan belaka. syalom,, HORAS....

      Hapus
    4. Nama : Lamtiur Soraya Hutagalung
      Kelas : I-A
      Pada pembahasan yang ke V kita telah membahas mengenai Romo Mangun dimana dia di kiaskan sebagai “si penggembala cerita” dan setelah kita membacanya kita sudah banyak belajar dari Romo dimana ia di dalam kehidupannya selalu bercerita dengan kata-kata, dan membuat ide- ide, yang menginspirasi banyak orang.Dan perlu kita ketahui bahwa Romo disini ingin menyapaikan apa yang ia inginkan dengan kata-kata dan umpama – umpama atau tidak memaparkan secara langsung. Dari cerita si penggembala cerita, Romo bukan hanya sebagai penggembala bagi orang-orang Kristen katolik saja melainkan menggembalakan semua orang tanpa melihat dan membatasi sesuatu dari perbedaan yang ada. Romo merupakan tokoh yang sangat terkenal dengan kehumanismean nya, dan menjadi sosok yang terkenal dan juga yang patut diteladani. Dan dari hal ini jelas bahwa Romo disini bertujuan agar menjadi teladan melalui pengalaman pengalaman di hidup kita. karena itu merupakan sesuatu yang berharga . . Terimakasih Syalom....salam IBD

      Hapus
    5. nama: soraya hutagalung
      ting: I-A
      KELOMPOK VI
      Keberagaman agama adalah sebuah keniscahyaan yang tidak dapat dihindari, apalagi diingkari. Persoalannya, pemerintah tidak sungguh-sungguh mengatur kehidupan umat beragama dengan prinsip “humanisme” yang menjamin kebebasan beragama bagi semua warga sesuai dengan landasan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Buktinya, dalam aturan yang lebih operasional, ditemukan sedikitnya empat bentuk kebijakan yang mencerminkan “Dehumanisme” politik agama. Hal paling mendasar, kebijakan pemerintah mengakui hanya 6 agama bertentangan dengan semangat humanisme, yang tidak sejalan dengan spirit Pancasila dan Konstitusi. Dehumanisme politik agama tersebut menyebabkan para penganut selain 6 agama tersebut tidak mendapatkan pembinaan dari pemerintah, seperti tidak memperoleh dana bantuan, fasilitas , dan berbagai perlindungan yang diberikan pemerintah padahal mereka adalah sesama anak bangsa. Bentuk perbedaan yang merugikan inilah yang disebut dengan prilaku diskriminatif. pemerintahan harus mampu secara konsisten menjabarkan spirit humanisme seperti dinyatakan dalam Pancasila dan Konstitusi untuk kemudian dijabarkan melalui berbagai peraturan yang lebih operasional di bawahnya. Untuk itu, perlu reformasi sebagai aturan dan kebijakan yang terkait kehidupan umat beragama. pemerintah harus bertanggung jawab terhadap perlindungan hak kebebasan beragama semua warga tanpa terkecuali sebagai bentuk pengakuan adanya persamaan hak bagi seluruh warga Indonesia. solusi yang tepat adalah mendorong pemerintah menerapkan humanisme politik dalam bidang agama sehingga terkikis semua bentuk diskriminasi, eksploitasi dan kekerasan terhadap penganut agama di luar 6 agama tersebut. Hanya dengan cara itu, pemerintah dapat memenuhi hak-hak sipil dan politik semua penganut agama dan kepercayaan di negeri ini, termasuk juga mereka yang mengaku tidak beragama. Fakta kebinekaan agama di Indonesia melatarbelakangi adanya prinsip kebebasan beragama dalam konstitusi. Dalam berbagai dokumen HAM, kebebasan diartikan dengan kekuasaan atau kemampuan bertindak tanpa paksaan; ketiaadaan kendala (hambatan); kekuasaan untuk memilih dan bertindak seseorang dan tujuannya semata untuk melindungi martabat manusia. Bagi Romo Mangun, humanisme adalah cita-cita dasar berdirinya negara Indonesia. Kalau begitu, semua kebijakan pemerintah seharusnya berujung pada upaya pemenuhan dan perlindungan HAM sebagai negara yang merdeka, pada gilirannya membawa kepada kebaikan dan kesejahteraan hidup sebagai bangsa Indonesia.



      Hapus
    6. Nama : Lamtiur Soraya Hutagalung
      Kelas : I-A
      Dari sajian ke VII yang berjudul Agama dan Pluralisme saya mendapat pemahaman bahwa pluralisme itu sebenarnya adalah kondisi hidup bersama antar agama yang berbeda-beda dalam satu komunitas dengan tetap mempertahankan ciri-ciri spesifik atau ajaran masing-masing agama. Dan kita juga mengetahui bahwa agama itu beragam artinya tidak hanya satu, jadi sebenarnya pluralisme hadir untuk mempersatukannya, karena atas nama pluralisme kita dapat menerima keberagaman tersebut. Tetapi yang sering kita lihat bahwa agama itu sering diabaikan ,namun pendapat saya mengenai agama yang diabaikan adalah kita mengetahui bahwa agama minoritas misalnya agama parmalim mereka itu sebenarnya satu suku dengan kita tetapi agama mereka tidak diakui oleh pemerintah malah dikucilkan tentu kita dapat meraskan bahwa mereka sebenarnya kecewa dengan pemerintah itu dikarenakan karena mengisi kolom KTP pun mereka harus melakukan pendustaan, padahal dikatakan adanya kebebasan beragama, dan dari sini seharusnya kita harus saling merhargai dan menghormati agama lain, karena setiap orang memiliki hak dalam memilih atau menentukan agamanya.dan ini juga berhubungan dengan pancasila sebagai pokok pluralisme menurut saya seperti yang kita ketahui bahwa pancasila itu dibuat karena memang Indonesia kaya akan suku, agama, RAS, dan juga kebudayaannya. Setiap butir-butir pancasila itu dibuat berdasarkan kepluralisan yang dimiliki Indonesia. Baik itu dari sila yang pertama sampai pada sila yang ke lima, semuanya merupakan pokok dari pada pluralisme itu sendiri. Contoh: sila I: “ Ketuhanan yang maha esa” dibuat karena Indonesia yang kaya akan agama, sehingga setiap warga negara, diharapkan untuk saling menghargai perbedaan agama yang dimiliki dan juga saling menjalankan agamanya masing-masing. Begitu juga dengan butir-butir pancasila yang lainnya dibuat karena kepluralisan yang terdapat di Indonesia.dan cara mewujudkan aktualisasi pancasila dalam perbedaan kelompok mayoritas dan minoritas adalah melalui kebijakan pemerintah karena kaum minoritas merasa terdiskriminasikan ketika kebijakan pemerintah atau negara hanya melindungi kaum mayoritas dan seolah olah mengabaikan kaum minoritas.dan saya mendapat pemahaman bahwa cara membangun pluralisme tersebut adalah ketika kita melihat bahwa Indonesia memiliki keragaman budaya. Ras, suku dan bahkan agama, dan kita juga mengetahui bahwa pluralisme itu datang untuk mempersatukannya, artinya untuk mewujudkan ataupun membangun rasa pluralisme tersebut adalah adanya rasa kesadaran tentang Indonesia yang memiliki beragam agama maupun budaya dan ketika kita telah memiliki kesadaran tersebut tentunya kita harus saling menghargai budaya, suku atau agama di sekitar kita dan saling menghargai keberagaman tersebut, sehingga dari sana terwujudlah rasa pluralism itu. Trimaksih syalom….Horas

      Hapus
  16. Nama : Yuni Carolina Br Sinulingga
    Kelas : I-A Teologia
    NIM : 15.01.1346

    Pada sajian yang pertama sangat mencuri perhatian saya karena dihadapkan dengan humanisme, religius dan nasionalisme yang terbuka. Romo Mangun merupakan seorang pastor yang rela meninggalkan jubahnya untuk turun langsung pada masyarakat atau mengabdikan diri kepada masyarakat dengan cita-cita agar semua orang memiliki rasa humanisme dalam dirinya. Yang mana pada kenyataan ketika hal ini sangat jarang diangkat sebagai permasalahan, malahan sering ditutup-tutupin seperti sesuatu yang tidak mungkin lagi diharapkan. Tapi seharusnya judul ini haruslah diangkat lebih tinggi karena menyangkut tentang manusia, keagamaan dan rasa nasional. Ini seperti gamparan bagi kita dan khususnya untuk kaum anak pemuda, rasa humanis yang semakin surut pada kehidupan sekarang ini, semua suara ingin didengarkan, menghalalkan segala cara agar hak nya diperhatikan seperti melakukan demo, mogok sekolah ataupun kerja, melampiaskan kemarahan kepada orang-orang yang tidak dipandang seperti orang-orang sering ditindas atau tertindas. Padahal kita tahu bahwa humanis berarti ada nya rasa yang ditanam agar lebih menghargai setiap hal yang dilakukan orang lain dengan cara tidak menghakimi, lebih merasakan sepenanggungan dalam hidup ini atau dalam kata lain memanusiakan manusia. Padahal kita tahu bahwa setiap agama pastinya mengajarkan bahkan menanamkan pada para pengikutnya untuk bersikap humanis dalam kehidupan beragama. Tidak saling menyalahkan namun saling bergandengan tangan dalam menghadapi segala hal termasuk jika ada serangan yang bertujuan untuk memecah belahkan bhineka tungga ika. Hal yang paling sering dilupakan banyak orang terutama kaum muda adalah jika tidak adanya rasa humanisme sebagai dasar dari segala sesuatu termasuk dalam hal beragama, maka rasa nasionalisme sangat mustahil dijunjung tinggi.
    Shalom.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama :Yuni Carolina Br Sinulingga
      Kelas :I-A Teologia
      NIM :15.01.1346


      Shalom bagi kita semua.
      Pada sajian yang ketiga ini dibahas tentang pasemon dalam karya Romo Mangun, dimana Romo sendiri lebih memberanikan diri untuk mengekspresikan dirinya dan pandangannya dalam sebuah karya tulisan. Yang kita tahu "Pasemon" adalah ucapan atau ungkapan yang menggambarkan tentang suatu keadaan. Keberanian Romo Mangun dalam menuangkan keinginannya dalam sebuah noverl ataupun tulisan memberikan banyak inspirasi dan motivasi bagi orang-orang yang terkadang tidak menuangkan keinginannya melalui suara.
      Dimana Romo Mangun juga mengangkat tema-tema yang merupakan gamparan bagi banyak orang, salah satunya para pendeta-pendeta yang tidak mau melepaskan jubahnya untuk turun langsung kelapangan, melihat masyarakat yang tertindas dan terlantar. Melalui banyak penegasan dalam watak-watak tokoh yang ditulis Romo Mangun membuat kita semakin sadar dan membuka wawasan kita lebih luas lagi.

      Salam Kasih, dan salam IBD

      Hapus
    2. Nama : Yuni Carolina Br Sinulingga
      Kelas: I-A Teologia
      NIM : 15.01.1346

      Shalom bagi kita semua, pada pembahasan yang ke-empat ini berjudul Balada Becak Karya Romo mangun yang mana lagi-lagi kita diingatkan melalui karya Romo Mangun sendiri, bahwa kembali kedasar bahwa manusia seharusnya bersifat humanis. Dimana melalui "Balada Becak" kita belajar banyak bahwa tidak selamanya pendidikan menuntukan martabat dan harga diri kita, tanpa pendidikan kita pun seharusnya mampu menjunjung tinggi harga diri kita, karena hal ini merupakan harga mati. Moral adalah salah satu cerminan bagi kita, karena sadarkah kita bahwa pendidikan tanpa moral (yang baik) sama saja "nol besar". Setiap orang mempunyai hak suara dalam segala hal tanpa memandang profesi yang dibawa. Namun terkadang dalam kenyataannya hal inilah yang paling miris di negeri tercinta kita Indonesia ini, dimana suara-suara rakyat kecil lebih banyak diabaikan, padahal merekalah yang mengalami kesulitan yang sesungguhnya daripada pemerintah. Novel Balada Becak ini mengajarkan tentang semangat juang seorang Yus yang tak patah semangat dalam meraih apa yang dia inginkan (dalam hal yang baik) walaupun harus bersusah payah, dan novel ini juga menyadarkan kita hidup ini terus berputar, tak selamanya yang diatas selalu diatas adakalanya ia akan turun sesuai dengan putaran roda kehidupan.

      Salam Kasih, dan salam IBD

      Hapus
    3. Nama : Yuni Carolina Br Sinulingga
      Kelas: I-A Teologia
      NIM : 15.01.1346

      Shalom bagi kita semua, pada pembahasan kita yang ke-lima ini berjudul "Si pengembala Cerita" dimana penulis menceritakan bagaimana Romo Mangun dalam mengekspresikan cita-citanya, yaitu menjadikan ataupun mewujudkan manusia yang humanisme dengan cara terjun langsung ke "bumi" dan bahkan melalui novel, prosa dan sastra. Hal ini sebenarnya sangat jarang dilakukan para politikus ataupun para pengamat kehidupan ataupun sosial. Semua yang dinginkan Romo Mangun dibungkus dengan cara yang menarik, dimana novel-novel yang memberikan banyak pandangan-pandangan baru dan menuntun kita para pembaca dituntut untuk melihat itu dari semua sudut pandang. Selain itu ada makna yang tersirat pula yang disampaikan Romo Mangun antara lain, setidaknya kita apalagi kaum muda diajak untuk tetap melestarikan sastra termasuk penggunaan prosa dalam penyampaian pendapat. Dan hal yang saya dapatkan pada pembahasan ini ternyata tak selamanya pengetahuan itu asalnya dari intelektual sumber dan dasarnya adalah hati nurani, atau lebih spesifik nya adalah kasih. Seperti dasar dari sikap yang humanisme adalah kasih. Ketika kita tidak mampu ataupun memiliki kasih, sekuat apapun kita berusaha maka semuanya adalah sia-sia, karena dasar nya adalah kasih. Hal ini yang sebenarnya yang ingin diterapkan Romo Mangun. Dan ketika berpikir bagaimana cara kita mampu menjadi ataupun mengikuti Romo Mangun baik dalam hal spiritual, humanisme bahkan intelektual, semuanya berdasarkan spiritual terlebih dahulu dalam arti penyerahan total kepada Tuhan. Karena ketika hubungan kita dengan Tuhan berjalin dengan baik maka, hubungan dengan manusia akan lebih mudah lagi.

      Salam Kasih, dan salam IBD

      Hapus
    4. Nama :Yuni Carolina Sinulingga
      Kelas :I-A Teologia
      NIM :15.01.1346

      Shalom bagi kita semua, sebelumnya saya terlebih dahulu meminta maaf atas keterlambatan pemberian tanggapan yang saya lakukan pada sajian kita yang kedua yang berjudul Manusia Humanis menurut Romo Mangun. Yang mana kita ketahui bahwa dari awal pembahasan kita tentang manusia yang humanis merupakan salah satu cita-cita dari sosok Romo Mangun sendiri. Manusia yang humanis merupakan manusia yang dapat diartikan "memanusiakan manusia" yang dengan arti lain kita tahu bahwa sudah terlalu banyak ketidakpedulian terhadap orang-orang kaum miskin ataupun tertindas. Hal ini merupakan kerinduan dari sosok Romo Mangun untuk membangkitkan lagi jiwa-jiwa orang yang memiliki rasa humanis. Yang pasti nya bukan sekedar ucapan melainkan aksi. Sejujurnya hal seperti inilah yang saya sangat rindukan terjadi di sekolah kita. Dimana banyak orang yang tidak sadar bahwa mereka sangat suka menindas atau terkadang pun memojokkan orang lain hanya untuk anggar hebat ataupun untuk dapat diakui kekuasaannya di sekitar kampus. Miris, sungguh terlalu karena kurangnya rasa solidaritas dan bahkan karena terbawa-bawa oleh kehidupan kampus yang turun-temurun. Satu ataupun dua orang yang memiliki rasa humanis yang dapat merubah pandangan setiap mahasiswa yang ada di stt dan setidaknya dapat membuat lingkungan sekitar kampus ataupun asrama dapat lebih tentram jika rasa humanis ini ditimbulkan ataupun ditumbuhkan.

      Hapus
    5. Nama : Yuni Carolina Sinulingga
      NIM : 15.01.1346
      Kelas: I-A Teologia

      Pada sajuan kita yang ke-enam kita membahas tentang Dehumanisme Politik Agama di Indonesia yang mana sang penulis (Musda Mulia) bertanggapan bahwa di Indonesia diberlakukannya diskrimansi terhadap agama-agama suku. Yang mana kita tahu hanya ada 5 agama saja yang sebenarnya diakui di Indonesia, mungkin karena memenuhi syarat dan kelima agama inilah yang merupakan pilihan yang terdapat dalam pengisian kolom agama di KTP. Ironis nya bagaimana nasib-nasib para pengikut agama-agama suku/lokal yang agamanya tidak tercantum sebagai pilihan di kolom KTP? Yah mau tidak mau mereka harus berdusta hanya untuk sebuah identitas, agar semua kolom di KTP di isi. Hancur perasaan mereka karena agama mereka tidak ada dipilihan kolom agama di KTP tapi lebih hancur lagi perasaan mereka jika kolom agama di KTP mereka dikosongkan, karena sama saja pemerintahan semakin tidak mengakui agama mereka. Inilah salah satu dehumanisme yang dilakukan pemerintah terhadap agama-agama suku/lokal menurut Musda Mulia. Padahal sosok Romo Mangun sudah bersusah payah meninggalkan jabatannya untuk merakyat, dan hanya untuk menunjukkan kepada dunia seperti apa humanisme sesungguhnya. Namun pemerintah sangat mengecewakan, salah satu ketika diakuinya satu agama negara yang sah yaitu, Konghucu. Bagaimana mungkin sebiah agama yang bukan berasal dari Indonesia dengan gampangnya diakui oleh negara dibandingkan agama-agama suku/lokal yang sudah menunggu di daftar antri selama berbelasan tahun? Ini menjadi "pr" yang serius bagi para pemerintah dan bahkan Departemen KeAgamaan. Trims. Shalom

      Hapus
  17. Nama: Jhon Fredy Situmeang
    Nim:15.01.1276
    Humanisme Religius dan Nasionalisme yang terbuka Faham Dasar Pendidikan
    Dari sajian kelompok 1 yang bisa kami analisa adalah disini Romo mangunwijaya ingin menyatukan bagaimana budaya yang religius akan membangun nasionalisme yang terbuka, kita tahu bahwasanya Indonesia adalah yang kaya akan budaya agama dan suku bahkan juga Ras. Tujuan utama dari Romo magunwijaya ini adalah ingin membentuk kembali karakter pendidikan dan juga memperbaiki moral bangsa Indonesia yang sudah rusak, bahwa kegiatan pendidikan adalah salah satu kegiatan yang religius karna dari sini dapat bermamfaat bagi sekitarnya ,mengubah pola pemikiran-pemikiran yang baru dan juga ide-ide yang baru yang akan muncul.
    Nasionalisme bangsa indosia saat ini sudah sangat anjlok, Nasionalisme yang harus dibangun bangsa ini adalah ”nasionalisme terbuka dan percaya diri”, sepenuh-penuhnya tepat. Tetapi makna terbuka dan percaya diri harus diletakkan di atas dasar persamaan dan keadilan. Disebut ”terbuka” karena bangsa ini tidak akan bisa keluar dari mainstream politik dunia. Tidak mungkin bangsa ini mengalienasi diri darinya baik secara politik maupun ekonomi. Dalam hal politik, nasionalisme yang merekat dalam bangsa ini adalah nasionalisme yang menjunjung tinggi kemanusiaan. Agar dapat menjadi bangsa besar dan percaya diri, sehingga bisa berdiri tegak berhadapan dengan negara lain, kita harus mampu mengejar ketertinggalan, terutama di bidang filsafat, sains dan teknologi. Untuk mengejar ketertinggalan, haruslah ada peningkatan sumber daya manusia di bidang-bidang tersebut.
    Dengan sumber daya manusia yang unggul dalam sains dan teknologi, kita pun tak akan ragu terlibat aktif “dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”- yang juga merupakan Tujuan Nasional kita. Memang sekarang ini sudah banyak juga gereja yang memakai budaya sendiri dalam peribadahan tanpa juga menghilangkan ketuhanannya. Dan Romo juga ingin membangun bangsa Indonesia melalui budaya dan nasionalisme yang terbuka .
    Iman Kristen adalah salah satu jembatan imannyasebagai titik tolak, dari pandangan Romo mangunwijaya memang agama lahir dari latar yang berbeda dan jaran yang berbeda panda ngan bukan berarti menjadikannya untuk saling bermusuhan , melainkan agama satu sama lain menjadikan teman dekat. Agama hadir untuk membangun kebersamaan , kami mengambil contoh adalah Hidup kita sama halnya dengan orang yang naik gunung, kita memang hidup dari latar belakang yang berbeda.
    Kenapa kami ambil contoh hidup adalah bagaikan seperti naik gunung memang jika kita mendaki gunung dari bawah gunung kita berbeda tempat dan dalam menuju puncak kita banyak mengallami rintangan dan permasalahan ,tetapi yang perlu kita tahu bahwa sanag indahnya jika kita sudah sampai kepuncak bukan saja kita bisa jumpa bersanma-sama di puncak tetapi kita juga bisa lebih dekat dengan Tuhan. Dalam Teologi Kristen agama lahir untuk menyatukan dan memberi damai sejahtera.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama :Jhon Fredy Situmeang
      Ting/Jurs :1-A/ Teologi
      Nim :15.01.1276
      Dari kelompok II yang bisa saya analisa dari judulnya “Manusia yang Humanisme menurut Romo Mangun” adalah kita ketahui sebelumnya kata Humanisme ini adalah mempelajari manusia. Saya juga sangat berterima kasih kepada bapak kami Pak Edward Sinaga karna sudah mengenalkan kami kepada Romo Mangun ini, saya melihat disini dari Humanisme yang ia tekankan disini adalah kasadaran diri kita sendiri akan jati diri kita. Karna Romo kita tahu bahwasanya dia adalah seorang pastor namun dia berani meninggalkan Toganya demi untuk lebih dekat dengan sesamanya, dan menurut dia sekarang ini banyak orang yang lupa setelah dia mencapai tujuannya dan tidak lagi memperdulikan lingkungannya. Namun Romo tidak, Dia sangat peduli dengan lingkungannya karana dia belajar dari pengalaman hidupnya. Memang sangat banyak factor dari IPTEK sekarang yang membuat kita rasa akan kepedulian itu semakin lama semakin hilang. Dan kita tahu disini Romo adalah ingin mengajarkan kita untuk membangun kembali rasa kemanusiaan kita itu. Romo sendiri mempunyai konsep-konsep tentang manusia itu: 1.konsep manusia menurut kebudayaan Jawa 2.konsep menusia menurut kebudayaan Barat 3.konsep manusia Indonesia kontemporer , memang jika kita melihat pandangan tentang humanism itu berbeda-beda. Dari konsep inilah Romo belajar bagaimana untuk lebih dekat dengan manusia sekitar kita. Dalam pandangan humanisme, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka. Romo sangat mencintai akan pendidikan karna menurutu dia ini dapat mengantarkan dan bahkan menolong anak untuk mengenal dan megembangkan potensi yang ada dalam dirinya sehingga dapat menjadi mandiri, dewasa, utuh, merdeka, bijaksana, humanisme. Memang di era zaman modern ini saya melihat kemanusiaan itu sendiri sudah hampir hilang , kenapa ? karna menurut manusia sekarang dengan adanya teknologi hanisme itu lambat laun hilang. Melalaui ini Romo juga mengajarkan kita supaya jangan berpatok kepada jaman karna humanism itu tidak dapat kita ukur dengan perkembangna zaman, karana humanism itu sendiri lahir dari mansuia itu sendiri,karna jika kita melihat sejarah para pejuang kita rasa humanism itu sangat kuat jadi marilah kita belajar dari sejarah, memang IPTEK sekarang sanhgat nerpengaruh, namun kalau untuk menggantikan manusia itu sendiri saya rasa tidak mungkin, karna kita mansuia yang Tuhan ciptakan yang punya akal dan pikiran. Dia ingin menciptakan mansuia yang memiliki nilai-nilai kemanuisaan yang universal, marilah kita belajar dari Romo mangun yang memiliki nilai kamanusiaan yang tinggi dan memiliki pandangan yang universal, saya rasa jika kita dapat mencontoh sikap dari Romo ini Negara kita ini akan tetap dihargai oleh Negara yang lainnya.

      Hapus
    2. Nama :Jhon Fredy Situmeang
      Nim :15.01.1276
      Syalom……
      Saya ingin menambahi dari kelompok III yang bisa saya analisa dari kelompok ini adalah tentang “PASEMON”
      Dari karya sastra novel-novelnya, Romo Mangun ingin mengajak kita untuk memiliki pandangan bebas yaitu bebas menuangkan ide, dimana di dalam kebebasan ataupun kemerdekaan itu ditemukan makna kemanusiaan itu sendiri. Sebuah ideologi kemerdekaan yang baru yang membangun wawasan kita untuk bebas menatap dunia luas dan keinginan untuk mengarungi samudera luas yang ombaknya menantang. Adalah perlu menurut saya sebuah kegigihan dimana kita akan terlepas dan menolak feodalisme, sehingga terbuka sebuah wawasan baru yang selama ini terselubung dan akan memunculkan sikap liberalisme untuk menjadi diri sendiri dan menjadi manusia merdeka. Namun di dalam kemerdekaan kita ini juga kita tidak boleh lupa untuk menempatkan manusia itu sebagai makhluk tertinggi derajatnya yang memiliki martabat dan sungguh berharga, dimana hal terakhir ini merupakan sebuah sentuhan religiositas. Pada masa perjuangan novel ataupun karya satra lainnya menjadi bukti bahwa Romo Mangunwijaya kreatif dan jujur dalam berkarya dengan menulis cerita seperti Burung-burung rantau yang menghadirkan permasalahan rakyat kecil dalam melawan erosi budaya dan penggambaran masyarakat yang masih percaya akan takhayul.
      Dari karya-karya Romo Mangunwijaya menunjukkan identitas diri Romo Mangunwijaya dengan menulis novel berciri khas nusantara yaitu meluas dan merata. Yang artinya Romo Mangunwijaya membawa keuniversalan Indonesia bukan hanya budaya jawa saja. Yang kedua berciri khas berpihak pada yang lemah. Berpihak pada yang lemah berarti sosok Romo Mangunwijaya yang mengayomi bukan hanya mengkritik pemerintah saja mengenai kemanusiaan yang merata namun Romo Mangunwijaya juga membangun moral dan karakter masyarakat kelas bawah dalam mewujudkan nilai kemanusiaan dan keadilan. Dari hasil karya ini Romo ingin sikap kemanusiaan itu dibangun dan sadar akan pentingnya mengembangkan nilai kemanusiaan itu. Mungkin pada pembahasan sebelumnya juga sudah dibahas bagaimana cita-cita Romo ini agar nilai kemanusiaan itu berkembang. Dalam topik ini karyanya lah yang dapat membuat wawasan kita berkembang akan nilai kemanusiaan karena karya yang diberikan ibarat suatu pencitraan diri

      Hapus
    3. Syalom bagi kita semua………
      Sebelumnya saya berterimakasi kepada bapak kami karna sudah mengajarkan kami bargai pengetahuan terlebihnya dari yang kita pelajari saya sangat tertarik dengan judul minggu ini yaitu “Beladak Becak”. Dari judul ini saya sangat banyak mendapat pelajaran yang bisa saya kutip dari novel Romo Mangunwijaya ini saya melihat bahwasanya bagaimana Romo sendiri sangat ingin sekali mengangkat derajat kaum marjinal melalui novel BB ini. Saya juga sangat suka dengan judul ini dimana Romo melambangkan kehidupan kita layaknya seorang tukang becak. Disana kita ingin diajarkan bahwasanya hidup kita tak selamnya diatas aka nada masanya kita juga akan dibawah sama halnya dengan perputaran roda becak. Yang perlu kita lihat dari sini adalh bagaimana usahanya tukang becak ini dengan gigihnya harus mendayung becak tersebut sehingga becak dapat melaju. Mari kita belajar bersama dari tukang becak ini jikalau memang kita ingin mengubah kehidupan kita lebih baik. Dimana yang kita juga bisa melihat bahwa seorang pemuda bekerja sebagai pengamen yang begitu bekerja keras untuk studinya yang pantang menyerah, ini bisa jadi pembelajaran bagi kita janagan pernah malu dengan apaun propesi orang tua kita, percayalah salagi pekerjaan kita tidak melanggar peraturan jangan pernah malu. Kita juga harus bisa melihat pemuda yang dalam keadaan seperti ini saja dapat mencerminkan nilai nilai kemanusiaan itu, bagai mana dengan kita ?. Kita juga sudah mendengar khotbah yang berceritakan tentang keberagaman, bahwasanya keberagaman itu adalah kekayaan yang indah dan tersendiri yang dimiliki setiap umat manusia, karna dari keberagaman itulah timbul rasa saling menghargai satu dengan yang lain dan kepedulian satu dengan yang lain. Dari Ini Juga kita bisa belajar dari keragaman sebenarnnya akan timbul rasa kepekaan satu sama lain. Sebenarnya memamg kenapa Negara kita ini jika berbicara kemiskinan sepertinya sudah dibudayakan, kenapa? Karna banyak program pemerintah yang dikeluarkan untuk menanggulangi kaum miskin, namun semuanya tidak pernah terjawab karna kepedulian dan kepekaan dari pemerintah itu sendiri tidak ada sama sekali. Dari sinilah kita belajar untuk agar keberpihakan kita kepada kaum miskin, sehingga nilai nilai kemansuiaan itu tidak hanya untuka kaum tertinggi saja namun dapat kita rasakan juga. Seperti ayat alkitab dari Titus 2:12 “Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah didalm dunia sekarang ini” dari ayat ini mengarjarkan kita harus menekankan bahwasanya kita hidup bukan untuk kemulian duniawi tetapi kemuliaan sorga.
      Salam Budaya,,,,,,

      Hapus
    4. Syalom bagi kita semua…
      Sedikit tambahan dari kolompok 5 ini adalah tentang si penggembala cerita ini adalah seperti yang kita ketahui bahwasanya kalau kita membahas tentang penggembala berarti ada yang harus digembalakan. Kita juga mengenal siapa Romo mangun di novel sipenggembala ini yang diangkat oleh Bangun mawardi yang menceritakan bagaimana Romo dengan tindakan-tindakannya terhadap kaum miskin yang sangat begitu diangkaut oleh Romo sendiri, dari sana seharsunya kita bisa melihat bagaimana kehumanisan seorang Romo, bagaimana kita juga mengetahui Romo adalah seorang pastor namun dibalik jubahnya atau toga yang iya pakai tersimpan sejuta karya yang begitu nyata dalam kehidupan kitakalau kita memang melihat dari Romo ini dia sangat mempunyai intelektual yang sanagt tinggi, namun itu tidak dia gunakan hanya untuk kesuksesan sendiri namun iya gunakan untuk berkarya bagi semua orang disekitarnya kita juga mengenal Romo sanagt ahli dalam arsitektur namun iya juga sangat dikenal dengan julukan Budayawan dan juga Candikiawan.
      Di sini kita juga mengetahui di novel Romo ini sangat identik dengan yang namanya simbol atau lambang inilah yang membuat Bandung sangat terinspirasi oleh karya Romo mangun tersebut, seperti yang kami ambil dalam sajian kami di Amsal 6:6 yang menceritakan bagaimana kita harus belajar kepada semut, memang kalau kita pikir secara singkat ini adalah hal konyol bagi sebagaian orang namun disini lah kita menyadari bagaimana Tuhan dalam mengabarkan Firman Tuhan dengan berbagai perumpamaan ataupun suatu cerita, kita juga tahu bahwa Tuhan adalah seorang guru yang sangat pantas untuk kita teladani, bgaimana Tuhan menceritakan kerajaan sorga itu dengan berbagai cerita dan perumpamaan nah ini lah kelebihan Tuhan kita dalam menyampaikan firmannya dengan perumpamaan tersebut. Inilah yang Romo teladani dari Tuhan karna Romo juga adalah sangat identik dengan yang namanya cerita. Memang orang sering salah dalam mengambil kesimpulan sangat banyak orang mengira kalau pada jaman sekarang orang memakai simbol mereka mengira bahwasanya mereka itu bukanlah pengikut kristus, namun itu salah, contohnya yang ada disekitar kita adalah kita tahu Romo adalah seorang Pastor nah kita kan tahu Gereja katolik sangat identik dengan memakai simbol atau patung seperti patung Bunda Maria. Tetapi mungkin ini juga yang ingin disampaikan Romo bahwasanya disini kita harus tahu simbol atau lambang itu hanyalah sebagai media atau sebagai pengantar kita namun yang kita percayakan hanya satu yaitu Tuhan kita. Saya melihat tujuan Romo disini adalah unutuk mengajarkan kita bagaimana kita peduli akan sesama kita dan mulai sekarang peka jugalah dengan lingkungan kita karna sekarang ini tingkat egois seseorang sudah sangat tinggi bahkan tetangnya sendiripun sekarang ini iya tidak mengenalinya. Kita juga sebagai calon pelayan Tuhan haruslah kita mulai dari kita supaya orang dapat melihat bahwasanya dengan kita peduli kepada sesama pertama kita memang menyenangkan hati seseorang. Namun tanpa kita sadari kita juga menyenangkan hati Tuhan dan memnag tuhan sangat mencintai orang-orang yang seperti itu.
      Trimakasi sekian tambahan dari saya salam IBD……

      Hapus

    5. Tambahan yang dapat saya berikan di kelompok VI adalah tentang “dehumanisme politik agama di Indonesia .
      Tidak baik jikalau agama dalam sebuah identitas hilang hanya karena suatu masalah atau problema yang dapat menjadikan agama itu sendiri tidak berarti bagi masyarakat. kebijakan pemerintah dalam mengajukan kebijakan baru, boleh mengosongkan kolom agama dalam KTP bagi penganut diluar 6 agama. Dari kebijakan pemerintah tersebut dapat kita ketahui bahwa kurangnya peraturan yang tegas karena semua hak masyarakat sama atau sederajat, baik dalam agama maupun kepercayaan. Jika kolom agama dikosongkan, maka peraturan itu berlaku bagi semua masyarakat. Begitu juga sebaliknya, jika harus diisi, maka berilah kebebasan semua warga untuk mengisinya sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Jadi seharunya politik agama di Indonesia itu harus setara dalam perbedaan-perbedaan seperti agama, kepercayaan, warna kulit, bahasa, dan tradisi, tidak ada pengkotak-kotakan dalam politik agama. Ada 4 kebebasan Atau sering disebut Four Freedom yaitu; kebebasan berekspresi, kebebasan beragama, kebebasan untuk berkeinginan, kebebasan dari rasa takut. Kebebasan beragama juga dalam arti kebebasan untuk berpindah agama atau berpindah pilihan dari satu agama ke agama yang lain. setiap warga negara berhak untuk memilih agama dan kepercayaan apapun yang diyakininya dapat membawa kepada keselamatan dunia dan akhirat. karena itu berpindah agama hendaknya dipahami sebagai sebuah proses pencarian atau penemuan kesadaran baru dalam beragama untuk saling menghargai agama lain yang berbeda dari kita. Banyak masyarakat Indonesia yang masih memandang status agama di dalam KTP untuk bergaul dan bahkan masih ada pembatas diantara manusia karena status agama. Jika Manusia mampu untuk menghargai agama lain deskriminasi itu tidak akan terjadi. Status agama didalam KTP itu perlu untuk memberikan tanda pengenal bagi kita. Saling menghargai, saling mendukung dan saling mengasihi antar umat beragama itulah yang diharapkan di Indonesia. Untuk mewujudkan itu adalah dengan memulai dari generasi kecil/anak-anak mengajarkan untuk menghargai orang yang berbeda agama darinya sehingga jika sudah besar dia telah terbiasa menghargai orang yang berbeda agama darinya, dan status agama dalam KTP hanyalah sebagai pengenal baginya. Hubungan politik tidak dapat dipisahkan dari agama karena politik berbuah dari hasil pemikiran agama agar tercipta hubungan yang harmonis. Politik agama, Islam mengajarkan damai, Kristen mengajarkan kasih, Buddha mengajarkan darma. Indonesia adalah Unity in diversity.
      Syalom IBD,,,

      Hapus
    6. Sedikit yang saya tambahi dari kelompok 7 ini adalah yang berjudul tentang “Pluralisme”
      Sebenarnya yang mengakibatkan timbulnya Pluralisme ini adalah berawal dari karna perbedaan pendapat dan pandangan dari setiap masing-masing orang seperti, Islam: Agama yang diridoi Allah didalam Islam. Kristen: adalah seperti yang ada dalam alkitab Johanes 14:6. Buddha: Sidarta Gautama telah mengatakan bahwa dalam agama mereka telah ditetapkan ada 8 jalan keselamatan. Inilah contoh sikap ekslusifisme yang pada dasarnya mengkalaim di dalam agama sendiri telah terdapat keselamatan sedangkan agama lain adalah menurutnya kafir tidak ada yang namanya keselamatan. Dan inilah sebenarnya dasar dari segala persoalan dalam agama yang dikarenakan perbedaan pendapat setiap agama. Dari sudut pandang agama dikatakan agama yang menyimpang namun ketika ingin hidup damai antara satu dengan yang lain saling menghargai maka disinilah kita menghadirkan sikap pluralisme tersebut. Pluralisme yaitu dengan mengakui perbedaan itu dan menerimanya tapi bukan bererti disini kita jadi pengikut dari agamanya. Bagi saya ada satu sikap keberagaman dimana orang menghargai agama dan i9man orang lain dengan tanpa mengkompromosikan iman sendiri. Sikap ini kita nyatakan dengan menggunakan kalimat berikut, sebagaimana saya berhak memiliki iman yang saya yakini akan membawa keselamatan bagi saya, saya pun akan menghormati hak nada untuk memiliki iman anda yang amda yakini. Memang apda dasarnya iman kita adalah berbeda, nah sikap seperti inilah membuka pintu bagi persaudaraan umat manusia yang bersifat universal denagn tanpa memnadang agama, suku, RAS, dan golongan serta Gender, selama manusia berpegang pada pemikiran bagi kebenaran dan keselamatan. Pluralisme hadir bagi bukan jadi pemisah antara satu dengan yang lain tetapi Pluralisme hadir untuk membawa kedamaian dan ketengan setiap manusia.
      Salam IBD

      Hapus
  18. Nama : Adryan Putra Tua Hutabarat
    Nim : 15.01.1208
    Ting/Jur : I-A/Teologi
    Kelompok I : “Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka, Faham Dasar Pendidikan Mangunwijaya”
    Kita mengenal Romo Mangunwijaya dikenal sebagai tokoh rohaniwan, budayawan, arsitek, penulis, aktivis dan pembela wong cilik atau rakyat kecil. Ia lebih disebut budayawan atau cendekiawan, yang pemikirannya bersifat eklektis, tidak sistematik; arahnya lebih bersifat kritik sosial dan profetis daripada analitis. Paham kemanusiaan Romo Mangun boleh dikatakan tidak terlepas dari paham religiositas. Dalam arti inilah humanisme religus Mangunwijaya secara nyata memberikan sumbangannya dalam dua arah, sebab Romo Mangunwijaya berani menyatakan kritiknya pada pemerintah, ketika pemerintah berkesan otoritarian, semena-mena dalam keputusan yang berkata dengan nasib rakyat. Disinilah kita sebagai mahasiswa diberitahukan untuk lebih lagi menghargai sebuah pendidikan. Karena pendidikan itu sangat membantu untuk proses pembentukan manusia yang humanis, manusia yang bisa menghargai sesama kita, dan menghargai sesama agama kita. Karena seperti yang dikatakan Romo Mangun, pendidikan membantu kita mendorong dalam membangun pola pikir dan moral pribadi seseorang. Dan setelah pola piker dan moral kita terbangun disitu lah timbul rasa mengasihi dan rasa belas kasihan untuk membantu manusia sesama kita. Dan ketika kita menolong sesama, disitulah kita dapat mendorong rasa manusia humanis kita. Karena memanusiakan manusia adalah bukti bahwasannya kita adalah memiliki pendidikan dan berintelektual yang tinggi. Seperti kasus yang dibawakan penyaji adalah seorang artis yang sangat populer dan terkenal. Tetapi tak disangkah, dia sudah mencoret nama baik bangsa kita, dengan cara mengejek atau menghina Pancasila sebagai dasar atau pondasi Negara kita. Tetapi tidak tertutup kemungkinan juga bahwasan bukan hanya si artis itu sebagai masyarakat Indonesia yang sudah mengejek/menghina Negara kita, mungkin masih banyak lagi masyarakat Indonesia yang berperilaku sama dengan dia. Disitulah kita dituntut untuk lebih mengutamakan pendidikan supaya kita bisa membantu romo mangun dalam usahanya untuk bisa menjadi manusia yang humanis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sajian II “Manusia Humanis Menurut Romo Mangun”
      Romo mangun mengabdikan seluruh hidupnya untuk kepentingan masyarakat kecil di tempat-tempat terpencil. oleh sebab itu Romo mangun juga menjelaskan tentang berbagai konsep-konsep Manusia. Manusia pada kebudayaan jawa, manusia pasrah akan kehidupan karena manusia layaknya wayang dan Tuhan ialah Pewayang. lalu konsep manusia sebagai kebudayaan barat disini manusia hidup tidak hanya memikirkan akhirat tetapi perkembangan untuk hidup kedepannya. manusia menurut indonsia kontemporer disini manusia sudah mulai berkembang atau mengalami perubahan dan mengarah kepada pancasila tetapi kurang berjuang untuk membangun indonesia secara bersamaan. manusia menurut pasca Indonesia. Setelah kita mengetahui, romo mangunwijaya mengangkat tentang manusia yang humanis, dikarenakan sekarang indonesia yang kita cintai ini sedang krisis nilai-nilai kemanusian yang dehumanis dan bukan hanya masyarakat saja sekarang yang dehumanis, tetapi Tokoh masyarakat yang seharusnya memberi pengajaran dan contoh pun sekarang menjadi dehumanis,. romo mangun menemukan dimana yang selalu menjadi korban adalah pihak yang lemah, artinya bahwa rakyat kecillah yang selalu menjadi korban atau tumbal dari pihak yang kuat. dan kita sendiri ingin mengembangkan atau mengubah indonesia kita tercinta ini menjadi indonesia yang humanis, tetapi terhalang oleh budaya yang feodalisme yang sudah berakar/berdarah daging di setiap individu. menurut saya cara memutuskan tali rantai budaya yang feodalisme atau sifat manusia yang dehuamanis adalah dengan cara menjadi manusia yang ideal. yang dimaksud disini adalah manusia yang berpatokan pada pancasila, yaitu manusia Indonesia yang mengayati dan membuat dasar dan hidupnya, dasar tingkah laku dan budi pekertinya berdasarkan kepada kelima sila Pancasila, yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Keadilan, Kerakyatan, dan persatuan Indonesia.

      Hapus
    2. sajian II "“Pasemon” dalam Sastera Karya Romo Mangun"
      Dalam topik "Pasemon" dalam Sastra Karya Romo Mangun, telah dibahas beberapa novel yang diciptakan oleh Romo, diantaranya yaitu: Burung-Burung Manyar, Trilogi Roro Mendut, Romo Rahadi, dan Burung-Burung Rantau. Dari keempat Novel ini menggambarkan nilai-nilai kemanusiaan. Novel Burung-Burung Manyar merupakan novel sejarah. Sejarah yang termuat dalam novel ini adalah sejarah Indonesia dari tahun 1934-1978. Tema dari novel ini adalah Nasionalisme. Dapat kita lihat tokoh Atik menjadi representasi tokoh-tokoh perempuan dalam karya-karya Y.B. Mangunwijaya yang cenderung aktif, berani dan cerdas. Novel Trilogi Roro Mendut seorang gadis yang trengginas (pemberontak) dan tak pernah ragu dan gentar untuk menyuarakan isi hati dan pikirannya. Sosoknya dianggap mendobrak tradisi dan tatanan di lingkungan istana Kesultanan Mataram di mana perempuan diharuskan bersikap serba halus dan serba patuh, tetapi ia tak pernah gentar. Bagi Rara Mendut yang pemberani, lebih baik menyambut ajal di ujung keris Sang Tumenggung Wiraguna daripada terpaksa melayani nafsu panglima tua tersebut. Dalam Novel Romo Rahadi, Novel ini membawa pesan supaya lebih berhati-hati dalam pergaulan atau persahabatan dengan lawan jenis. Dan Novel Burung-Burung Rantau, kita bisa melihat sosok Neti, anak manja tapi juga sangat dewasa bertanggung jawab, memilih menjadi sosiawati, atas inisiatif pribadi, seorang diri menjadi guru anak-anak keluarga kumuh di bawah jembatan. Neti benar-benar menghayati sepenuhnya tindakan mulianya ini. Dalam keempat Novel ini menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan yaitu keadilan, kebaikan, dan kebenaran. Jadi yang paling berpengaruh kepada nilai-nilai kemanusiaan tidak bisa kita patokkan, karena semua sangat berpengaruh terhadap nilai-nilai kemanusiaan. karena Dorongan Romo Mangun ‘mendesak’ kita anak muda, putra-putri Indonesia, yang hidup dalam negara yang merdeka sudah lebih dari setengah abad, seharusnya bisa lebih maju dari generasi dahulu hasil pendidikan budaya kolonial. Jangan pernah merasa nyaman dengan kemanjaan akan teknologi dan materi yang mungkin ada di sekitar kita. Perbuatan Romo Mangun menjadi pedoman bagaimana kita menjalani tugas kita sebagai umat yang masih menggembala di dunia ini. Mangunwijaya selalu ingin membawa dan berusaha menjadikan “manusia sebagai manusia” bukan sebagai alat, robot dan kepentingan bagi manusia lain. Sebagai contoh dalam karyanya yang ditulisnya dimana Perjuangannya mengangkat harkat gelandangan disepanjang kali Code serta keinginan memberikan pendidikan yang selayak-layaknya bagi anak-anak. Sekumpulan anak muda yang peduli pada negerinya dan yang bosan dengan tindakan represif penguasa Orde Baru, merupakan praksis dari gagasannya tentang menjadikan “manusia sebagai manusia.” Bagi Mangunwijaya, polah tingkah anak-anak muda itu tidak perlu ditanggapi dengan kekerasan, semua itu menurut Mangunwijaya akan mematikan kreativitas dan menurunkan harkat dan martabat manusia.

      Hapus
    3. UAS berjalan IV “Keberpihakan pada Kaum Miskin, Konteks yang Melatarbelakangi dan Gambaran Kaum Miskin dalam Balada Becak Karya Y. B. Mangunwijaya oleh B. Rahmanto”
      Novelet Balada Becak (BB) menceritakan lelaki muda lulusan SMA bernama Yusuf (dipanggil Yus) yang kesehariannya disibukkan dengan melamun dan mengkhayal karena tidak mampu melanjutkan kuliah karena tidak ada biaya, dimana biang keroknya adalah kemiskinan. Becak menjadi simbol roda kehidupan yang membawa kita bagaimana dalam menyikapi dan merefleksikan hidup. Roda yang berputar menggambarkan kita sebagai manusia, bagaimana kita dalam hidup terkadang berposisi di atas terkadang di bawah layaknya perputaran roda. Namun intinya ialah usaha dari tukang becak yang mengayuh roda tersebut untuk berjalan menjadi gambaran kehdupan membutuhkan usaha dalam menempuh perjalanan. Balada becak menjadi nyanyian Romo Mangunwijaya terhadap gambaran pemuda masa kini yang kurang peduli terhadap nasib lingkungan dan bangsanya sehingga becak yang merupakan kendaraan lintas zaman dihadirkan sebagai cermin bagi pemuda yang seharusnya tetap mempertahankan nilai-nilai budaya timur yang sopan dan ramah tersebut di tengah modernitas zaman.
      Jadi, novel ini sebagai cerminan bagaimana seharusnya pemuda bertindak dan bersikap berlandaskan nilai-nilai pancasila dan juga humanism dalam diri Romo mangunwijaya yang berkarakter pejuang dan adil menuntut pemuda kritis dan bertindak dengan aksi terhadap perkembangan nilai-nilai kemanusiaan dalam negara Indonesia.
      mohon maaf pak, kemarin sudah saya kirim, tapi ternyata setelah saya periksa, ternyata tidak ada. mohon maaf sekali lagi pak.

      Hapus
    4. kelompok V " si pengembala cerita"
      Karya sastra adalah suatu wadah atau tempat dimana pesastra dapat menuangkan apa yang ada didalam hatinya dalam bentuk sastra. Demikianlah YBM yang pesastra dan dalam materi ini dikatakan sebagai penggembala cerita. Pesastra adalah orang-orang yang peka atau peduli terhadap lingkungannya yang senantiasa apa yang di lihatnya dan dirasakannya tentu dipikirkannya dan dituangkan kepada tulisan (sastra). YBM merupakan seorang yang hidup dengan banyak kata-kata dan penuangannya membuat orang terpesona melalui kutipan cerita, sastra, lambang, hati nurani dan esai. Istilah si pengembala cerita di sandangkan kepada Romo Mangun di karenakan ia adalah seorang manusia yang memiliki pembendaharaan kata yang baik dalam setiap satranya, bukan hanya satranya yang dipenuhi dengan pembendaharaan kata tetapi juga terlihat dalam setiap kutipan-kutipan yang ia tulis. Romo Mangun melalui Bersastra menunjukkan suatu ketulusan ataupun kesungguhannya dalam menampilkan apa yang sudah menjadi pengalamannya bukan hanya sekedar kata-kata karangan saja. Dalam hal Lambang, Novel-novel Romo Mangun banyak memakainya, misalnya dalam novel Burung-burung Rantau. Lambang juga bukanlah suatu hal yang penekanannya hanya dengan logika dan etika sendiri, dalam Lambang ini Romo Mangun memberi kebebasan bagi pembacanya untuk memberi pengertian yang bebas namun masih aktualisasi. Si Pengembala Cerita juga adalah seorang yang memakai Hati Nurani dalam setiap karyanya, ini sejalan dengan pensastraan Romo Mangun, seorang Sastrawan juga harus berurusan denga Hati Nurani agar setiap karya itu mampu menghadirkan pengaplikasian hidup secara lebih realita. Melihat latar belakang Romo Mangun yang termasuk orang yang mampu dan berpendidikan, seperti menyiratkan bahwa “gembala” merupakan pekerjaan kalangan bawah namun berarti besar dan bermakna bagi kehdupan. Hati nurani Romo Mangunwijaya seakan digambarkan layaknya gembala yang terus menuntun Indonesia kea rah gerbang kemanusiaan yang adil dan makmur. Dasar Pastornya menjadikan Romo Mangun layaknya seperti Yesus dalam Mazmur 23:1 yang menjadi gembala umat percaya, sedangkan Romo Mangun menjadi gembala kemanusiaan yang bersuara melalui cerita yang kreatif menggunakan makhluk hidup sebagai pembawa pesan kemanusiaan dalam ceritanya. Romo benar-benar menginginkan agar manusia dapat berperilaku sebagaimananya manusia. Tidak hanya kepada sesama manusia namun kepada makhluk lain pun, haruslah kita menghargai dan menjaga agar nilai kemanusiaan itu dapat terealisasikan bahkan berkembang dalam kehidupan kita. Adapun cara melatih nilai kemanusiaan yang ada dalam diri kita agar kita bisa seperti Romo yaitu dengan mempraktekkan teori yang telah diberikan Romo. Kita sudah diberi landasan teori oleh Romo dan kita harus dapat mempraktekkannya dalam kehidupan kita agar cita-cita Romo akan tumbuhnya nilai kemanusiaan dalam pribadi seseorang dapat benar-benar terwujud. Sudah banyak juga istilah-istilah yang digunakan penulis yang menggambarkan bagaimana karakter kemanusiaan Romo. Setiap istilah yang digunakan untuk menggambarkan siapa itu Romo semakin memperluas wawasan kita akan makna-makna nilai kemanusiaan. Melalui si pengembala cerita, sangat dituntut agar kita bukan hanya yang di gembalakan namun kita mampu mengembalakan manusia yang lain.

      Hapus
    5. Syallom bagi kita semua.
      Pada sajian kali ini kita akan membahas tentang Dehumanisme Politik Agama di Indonesia yang Ditulis oleh Musdah Mulia.
      Sebagai bangsa kita bangga dengan slogan bhinneka tunggal ika. Artinya, kita sadar bahwa keberagaman atau pluralitas adalah fakta sosiologis. Keberagaman terlihat nyata dalam etnisitas, agama, kepercayaan, warna kulit, bahasa dan tradisi, semua itu menjadi modal sosial yang amat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Persoalannya, pemerintah tak sungguh-sungguh mengatur kehidupan umat beragama dengan prinsip humanisme yang menjamin kebebasan beragama bagi semua warga sesuai landasan Pancasila dan Konstitusi, serta semboyan bhinneka tunggal ika. Tidak heran jika Romo Mangun sangat gencar menawarkan konsep manusia humanis untuk melawan semua bentuk diskriminasi, eksploitasi dan kekerasan. Dari pengalaman hidupnya, dia menemukan bahwa yang selalu menjadi korban oleh pihak yang lebih kuat, baik dalam masa kemerdekaan maupun masa pembangunan, tiada lain adalah rakyat kecil, khususnya yang miskin, terlebih perempuan dan anak-anak. Kondisi memprihatinkan ini dilukiskannya dalam novel Ikan-ikan Hiu, dia secara gamblang menunjukkan, rakyat kecil selalu menjadi tumbal. Lalu, apa kaitannya dengan isu penghapusan kolom agama di KTP? Sejatinya, kebijakan ini bukan semata soal mengisi kolom agama, melainkan berkaitan dengan hak kebebasan beragama. Sejumlah pertanyaan kritis dapat diajukan, seperti apakah semua warga boleh mengisi nama agama mereka masing-masing dalam kolom KTP tersebut? Apakah semua warga mendapatkan perlakuan setara dan sederajat sebagai bangsa Indonesia? Isu kontroversi penghapusan kolom agama di KTP yang merebak akhir-akhir ini mengingatkan penulis pada sosok Romo Mangun. Nama lengkapnya, Y.B Mangunwijaya, seorang humanis religius yang mencurahkan seluruh hidup dan karyanya demi terwujudnya humanisme. Bagi Romo Mangun, humanisme tidak akan pernah selesai diperjuangkan. Humanisme bukan saja menuntut pembaruan hidup melainkan juga memperbarui sikap kita terus-menerus sehingga mau menjadi manusiawi dan menghargai kemanusiaan.
      Kebijakan dehumanisme itu sangat kasat mata terlihat pada pencantuman kolom agama dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang merupakan identitas diri penduduk. Semua warga harus mengisi kolom agama dalam KTP, fatalnya semua warga hanya boleh memilih satu di antara 6 agama “diakui”, yakni Islam, Katholik, Kristen, Hindu dan Budha. Bagi penganut di luar 6 agama tersebut terpaksa berdusta demi memenuhi aturan resmi negara. Sangat disayangkan, tidak banyak di antara kita menyadari bahwa itu sebuah bentuk pengekangan hak kebebasan beragama sebagaimana dijamin konstitusi. Betul kata Romo Mangun dalam novel Burung-Burung Rantau: “Orang sering tidak sadar bahwa ia mengekang orang lain dengan memberi suatu suasana dan iklim tertentu.” Di masyarakat kita jumpai penganut Baha’i, Tao, Sikh, Yahudi, Kristen Ortodoks, dan juga agama-agama perennial (tidak punya bentuk formal). Bahkan, tidak sedikit mengaku tidak beragama. Selain itu, dikenal juga ratusan kepercayaan lokal (indigenous religions), seperti Parmalim di Sumatera Utara, Kaharingan di Kalimantan, Sapto Darmo di Jawa Tengah, Sunda Wiwitan di Kuningan, Jawa Barat, Tolotang di Sulawesi Selatan. Sayangnya, data tentang kebhinekaan agama tersebut tak muncul dalam dokumen resmi negara, melainkan hanya ditemukan dalam laporan LSM pegiat pluralisme, seperti ICRP (Indonesian Conference on Religion for Peace), dan sejumlah dokumen organisasi HAM.

      Setiap agama memiliki dasar teologisnya sendiri untuk mengklaim kebenaran dirinya. Akan tetapi, dalam waktu yang sama, semua agama juga mempunyai dasar teologis untuk menyatakan bahwa hanya Tuhan dan wahyulah yang merupakan kebenaran absolut. Tugas manusia hanyalah menyampaikan kebenaran dan membuat interpretasi atas kebenaran yang diyakininya itu. Karena itu, interpretasi manusia atas wahyu menjadi kebenaran yang tidak mutlak atau nisbi belaka sejalan dengan keterbatasan manusia.
      Terima Kasih. syallom

      Hapus
    6. kelompok 7 yaitu agama dan pluralisme
      Langkah pertama saya coba akan menjelaskan tentang defenisi Pluralitas agama dan Pluralisme agama, sehingga dengan begitu, nyata bagi kita perbedaan satu dengan yang lain. Pluralitas agama adalah sebuah kenyataan bahwa di negara atau di daerah tertentu terdapat pemeluk agama yang hidup secara berdampingan (fatwa MUI). Definisi Pluralitas agama tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa suatu keniscayaan bagi umat agama X untuk hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain. Seorang agama X mengakui bahwa di sekelilingnya ada pemeluk agama lain selain Agama X tersebut, tapi pengakuan tersebut terbatas pada keberagaman agama, bukan kebenaran agama lain. Dalam paham Pluralisme setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa agamanya yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme agama didasarkan pada satu asumsi bahwa semua agama jalan yang sama-sama menuju Tuhan yang sama, jadi menurut paham ini semua agama adalah jalan yang bebeda-beda menuju Tuhan yang sama. Pluralisme ini kerap dipadankan dengan inklusivisme yang dua-duanya sama berbahaya, bahkan inklusivisme lebih berbahaya karena mengajarkan bahwa agama bukanlah satu-satunya jalan keselamatan, dalam paham ini tidak boleh dianggap penganut agama lain bakal menghuni Neraka.

      Hapus
  19. Nama : Adelina
    Tingkat/Jurusan : IA/Theologia
    NIM : 15-01-1207

    Kelompok I “Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka”. Saya dapat meyakini bahwa setiap orang yang telah sukses merupakan berkat dari pendidikan yang sangat bisa diandalkan. Segala jenis bentuk praktek kejahatan, kecurangan seperti tindak korupsi yang kerap kali terjadi di negara kita ini yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu merupakan gambaran dari bobroknya atau minimnya produk pendidikan negeri ini. Sebenarnya kita terlebih dahulu harus memahami bahwa pendidikan itu bukan hanya sekedar proses mentransfer ilmu dari satu orang ke orang lain, akan tetapi juga menyalurkan nilai-nilai ke dalam jiwa dan kepribadian manusia itu. Kepribadian manusia itu merupakan transformasi pengetahuan dan pendidikan yang dilakukan secara humanis. Pendidikan yang mengajarkan anti-kekerasan alias yang humanis adalah cita-cita dan harapan negeri kita yang tercinta ini, yang serupa dengan rumusan dasar Negara Republik Indonesia yang ditarik dari bunyi teks Pancasila, terutama sila pertama dan kedua. Perlu kita pahami juga bahwa pendidikan humanisme religius itu adalah proses pengajaran untuk mengembangkan potensi manusia seutuhnya. Keseluruhan potensi manusia yang dikembangkan dalam pendidikan tersebut bertujuan agar manusia dapat melaksanakan kehidupannya dengan baik, bermanfaat bagi dirinya, masyarakatnya, dan juga bagi negaranya. Seperti yang bapak Dosen kita telah jelaskan bahwa di dalam humanisme itu bukan hanya teori yang perlu namun praktiknya juga sangat-sangat diperlukan. Praktik pendidikan humanis bertujuan untuk memanusiakan manusia “muda” sehingga seluruh potensinya dapat tumbuh secara penuh dan dapat pula menjadi pribadi yang seutuhnya yang bersedia memperbaiki kehidupan. Kiranya melalui praktik pendidikan humanis religius diharapkan mampu memperkokoh persatuan bangsa, menciptakan kehidupan yang demokratis, dan terwujudnya kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kelompok II “Humanisme menurut Romo Mangun”.
      Saya angkat dari pernyataan Saudari Yuni Carolina Sinulingga sebagai Kelompok Pembahas yang menyimpulkan bahwa “ Kita sebagai manusia yang humanis hendaknya jangan hanya melihat seseorang dari sisi buruknya saja, karena setiap manusia pasti memiliki kebaikan. Mari membangun sikap yang tidak hanya mementingkan diri sendiri namun melihat juga setiap orang yang ada di sekitar kita”.
      Analisa saya : Setiap orang pada dasarnya ingin menjadi baik serta berbuat baik, akan tetapi sering sekali orang itu tidak tahu bagaimana cara melakukannya. Maka dari itu, sebenarnya manusia perlu diajari bagaimana cara berbuat baik. Terkadang kita lupa terhadap apa yang ada di sekitar kita, yang memungkinkan kita hanya akan peduli dengan diri kita sendiri tanpa memperdulikan lingkungan kemanusiaan dan sosial. Ada beberapa macam tentang bentuk-bentuk ketidak-humanisan yang terjadi pada saat ini, seperti adanya strata sosial yang didasarkan pada suku dan agama, sampai kepada diskriminasi marak mewarnai ketidak-humanisan manusia pada zaman sekarang. Sebagai manusia yang diberi hati nurani oleh Tuhan, dimana hati nurani sebagai pusat akan sikap dan kelakuan manusia, maka dari itu sudah sewajarnya manusia itu menjaga otak dan hatinya agar bersih dari ego. Sehingga sebagai seorang manusia bisa menampilkan sisi humanis sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna, sehingga manusia mampu untuk melakukan kesadaran akan nilai-nilai humanisme yang ada pada dirinya. Seperti tidak adanya diskriminasi terhadap kelompok tertentu. Marilah mencoba untuk menjadi manusia yang bermanfaat untuk manusia lain (orang lain), berkomunikasi dengan orang lain tanpa memandang SARA (Suku, Ras, dan Agama). Akan tetapi kesadaran humanisme faktanya hanya muncul pada segelintir orang saja di dunia ini. Kejahatan manusia masih saja sering terjadi, bahkan orang terdekat di sekitar kita pun bisa melakukan kejahatan kemanusiaan pada kita. Kemanusiaan seseorang terletak pada hidup manusia lain yang notabenenya memiliki hati, budi, jiwa, dan raga yang sama, “aku memiliki semua yang ada pada dirinya, sehingga aku tidak berhak menyakiti dia, justru aku memiliki kewajiban untuk melindungi dia seutuhnya”. Karena pada dasarnya antara satu dengan yang lain memiliki kewajiban untuk saling menopang dan membantu tanpa melihat apa latar belakangnya.

      Hapus
    2. Kelompok III “Pasemon” dalam Sastra Romo Mangun
      Yang dapat saya simpulkan dari pertemuan kita sebelumnya dengan topik “Pasemon” dalam Sastra Romo Mangun, yaitu bahwa Romo Mangun sendiri bukan hanya seorang “Rohaniawan” maupun “Arsitek” melainkan beliau juga adalah seorang penulis Novel handal yang kerap kali menggunakan teori ekspresi dalam menulis novel-novelnya tersebut. Setiap hasil karya dari Romo Mangun sendiri memiliki banyak arti. Romo sendiri menuliskan roman yang cukup mengejutkan dimana roman tersebut seharusnya beliau tuliskan sama seperti Kitab Suci sehingga seperti yang ada di dalam khotbah. Akan tetapi, Romo justru menuliskan Roman yang pada dasarnya merupakan karya sastra baru dan meletakkan posisinya berseberangan dengan mitologi. Dimana letak perbedaan antara Roman dan Mitologi yaitu, mitologi lebih menekankan agar setiap komunitas tetap terikat oleh semangat kebersamaan, sedangkan roman tidaklah demikian. Melalui Roman ini, Romo mengajak kita untuk membebaskan diri dari ikatan-ikatan komunitas, serta mengajak kita untuk dapat berpandangan luas. Keberaniaan Romo Mangun sendiri terlihat dari ketegarannya dalam mengekspresikan pengalaman yang biasanya beliau sembunyikan, mulai dari kisahnya yang terombang-ambing bahkan sampai “membuntingi perawan”. Dan dari karya sastra novel-novelnya, Romo Mangun ingin mengajak kita untuk memiliki pandangan yang bebas, yaitu bebas menuangkan ide beserta gagasan, dimana di dalam kebebasan ataupun kemerdekaan itu ditemukan makna kemanusiaan.

      Hapus
    3. Kelompok IV "Keberpihakan pada Kaum Miskin, Konteks yang Melatarbelakangi dan Gambaran Kaum Miskin dalam Balada Becak Karya Y.B.Mangunwijaya oleh B.Rahmanto”
      Melalui Novel Romo Mangunwijaya ini saya dapat melihat bagaimana Romo yang sangat ingin sekali mengangkat derajat kaum marginal. Dimana Kaum Marginal itu sendiri merupakan masyarakat atau kelompok yang tersisih atau disisihkan di kalangan umum. Novel ini ingin memperlihatkan kepada para pembacanya bahwa kehidupan yang kita jalani sama halnya seperti roda, dimana ketika roda itu berputar kadang berada di atas dan kadang juga berada dibawah. Kira-kira seperti itu jugalah gambaran kehidupan kita. Ada yang miskin, ada yang kaya, ada yang berkelebihan dan ada pula yang berkekurangan. Hari ini bisa saja kita sedang merasa jatuh, namun belum tentu hal itu akan berkepanjangan. Kita harus percaya,bahwa hidup itu ya seperti roda tadi. Akan tetapi jika kita ingin kehidupan kita berubah tetap harus disertai dengan "Usaha" serta "Doa" (Ora Et Labora). Kita tidak perlu malu dengan keterbatasan yang kita miliki. Seperti yang Dosen kita simpulkan minggu lalu bahwa "Keterbatasan yang kita miliki tidak akan menjadi penghalang kita dalam terus bermimpi". Baru-baru ini saya juga membaca sebuah artikel dengan judul " Jokowi : Kini semua orang kaya dan miskin bisa bermimpi jadi Presiden". dimana di dalam artikel ini mengisahkan tentang seorang Mantan Wali Kota Solo (Joko Widodo) yang tidak pernah menyangka bisa diangkat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan kini, dirinya sudah menjadi pemimpin Indonesia ketujuh dalam periode 2014-2017. Jokowi mengungkapkan bahwa ia tidak pernah bermimpi bisa menjadi Presiden Indonesia. Sebab dulu dirinya berasal dari desa dan tinggal di pinggiran sungai. Beliau menambahkan lagi bahwa dengan menjadi seorang presiden, maka memberikan peluang seluruh elemen masyarakat untuk bermimpi tinggi. Sebab ia saja bisa membuktikan, bahwa Presiden Indonesia bukan harus berasal dari orang kota dan kaya.

      Hapus
    4. Kelompok V "Si Penggembala Cerita". Dimana dalam pembahasan kali ini yang bertepatan saya sendiri sebagai salah satu penyaji ingin menarik kesimpulan sedikit bahwasannya Tokoh Romo Mangun Wijaya dalam Karyanya yang berjudul "Si Penggembala Cerita" ingin mengajak kita semua untuk berpandangan, berpikiran jauh lebih luas lagi. Disini Beliau lebih menekankan agar kita "Jangan Pernah" meninggalkan seluruh unsur kebudayaan kita, dimana salah satunya adalah "Sastra". Romo ingin mengajak kita untuk tetap mengingat(mengenang), memberikan apresiasi,serta mencintai yang namanya sastra itu sendiri. Saya berpendapat seperti itu karena mengingat sastra saat-saat sekarang ini semakin dipandang sebagai hal yang membosankan, bahkan terkadang malah menimbulkan rasa kebingungan terhadap pembacanya. Kemungkinan yang menjadi salah satu penyebabnya adalah karena sastra itu sendiri sudah ditutupi dengan yang namanya kemajuan zaman yaitu kemajuan teknologi. Bahkan ada juga pastinya yang beranggapan bahwa mengonsumsi sastra-sastra itu cenderung kuno, dan ada juga yang beranggapan bahwa sastra itu rumit, kata-katanya, bahasanya membingungkan dan mengharuskan pembaca untuk bekerja lebih keras lagi dalam upaya mengerti dan memahami makna sastra itu. Padahal jika kita lebih berusaha untuk membuka hati dan pikiran kita (mengaitkan antara intelektualitas tadi dengan hati nurani), maka sebenarnya kita akan mudah mendapatkan makna yang hendak diajarkan dari setiap karya sastra yang sudah kita nikmati atau konsumsi sebelumnya. Oleh karena itu marilah, mulailah mengubah sudut pandangan kita yang kaku dengan beranggapan bahwa sastra itu sendiri adalah karya Allah dan bukan hanya sekedar karya manusia saja.

      Hapus
    5. Kelopok VI "Dehumanisme Politik Agama Di Indonesia"
      Untuk kelompok kali ini, saya lebih menyoroti isu yang sudah beredar dari beberapa tahun yang lalu, yaitu mengenai "Penghapusan Kolom Agama di dalam KTP". Mendengar isu tersebut yang bisa saya tanggapi adalah bahwa sebenarnya agama itu merupakan suatu identitas penting dan memiliki tingkat sensitif yang tinggi. Kolom agama yang ada di KTP itu mencegah yang namanya antiagama, karena negara kita berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dab negara juga menjamin warganya untuk memeluk dan beribadah sesuai agama dan kepercayaannya. Maka sudah seharusnya negara memfasilitasi warganya yang memiliki agama atau kepercayaan di luar 6 agama yang telah diakui tersebut dengan memperluas pengakuan terhadap agama-agama lain, bukan dengan mengosongi kolom agama di KTP yang memberi celah untuk antiagama dan anti-Tuhan berkembang di negara kita ini, yang jelas-jelas berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

      Hapus
    6. Kelompok VII "Pluralisme Agama dan Reaktualisasi Pancasila"
      Untuk kelompok kali ini yang ingin saya tanggapi yaitu lebih kepada bagaimana sebenarnya kita dalam menyikapi pluralisme agama, terkhusus Indonesia.
      Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai makna yang luas, berkaitan dengan penerimaan terhadap agama-agama yang berbeda, dan dipergunakan dalam cara yang berlain-lainan pula. Kita harus akui bahwasannya Indonesia ini adalah negara yang kaya. Kaya akan Suku,Ras, Kebudayaan (adat istiadat) dan agama juga tentunya. Dimana keberagaman yang kita miliki sebenarnya merupakan daya pikat tersendiri bagi negara lain. Jadi seharusnya keberagaman, perbedaan itu kita jadikan jalan untuk semakin mempererat persatuan, bukannya justru menjadi ajang untuk menunjukkan siapa yang paling hebat, berkuasa, dan mendominasi. Saya juga teringat dengan khotbah beberapa waktu lalu yang dibawakan oleh kakak kita Swasti Sembiring dengan tema "Keberagaman itu Indah" (1 Kor 12:12-31). Kesimpulan yang bisa saya tangkap dari Khotbah beliau yaitu bahwa keberagaman itu sesungguhnya adalah baik ketika masih membawa kebaikan, dan keindahan. Hendaknya kita bisa menumbuhkan rasa saling menghargai(toleransi), keterbukaan(inklusivisme), serta rasa saling melengkapi dalam setiap kepluralitasan yang ada di negara kita ini. Walaupun kita berbeda pada dasarnya seperti yang saya katakan tadi, akan tetapi kita harus tetap bisa hidup saling berdampingan di dalam naungan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Atas nama Pancasia dan Bhineka Tunggal Ika, marilah kita tetap menjalin, membina kesatuan dan persatuan.
      Salam IBD. Tuhan Yesus Memberkati

      Hapus
  20. nama: Jepri e.l Tamba
    nim : 15.01.1275

    Kelompok I "Humanisme Religius dan Nasionalisme Terbuka"
    Pemahaman Romo Mangun sepaham dengan Rudolf Otto yang berpendapat bahwa manusia adalah makhluk religious (hommo religious), demikian setiap manusia serta-merta bersifat religious, bahwa ada sifat yang disebut “suci” yang berbeda dari sekedar “rasional” dan “baik” dalam arti moral. Romo mangunwijaya memberikan suatu pandangan kepada setiap manusia bagaimana kita untuk tetap memberi rasa saling mangahargai dan menghormati satu sama lain. sikap humanisme religius memberi arahan bagaimana kita tetap adil dalam berbagai perbedaan-perbedaan yang kita miliki sehingga perbedaan SARA tetap adil merata dengan nilai kebaikan yang dirasakan secara bersama. romo mangun membangun nilai-nilai kemanusiaan yang tidak terlepas dari agama agama yang berbeda. yang artinya setiap agama harus tetap menjalankan bagaimana pengajaran agama yang dianutnya, namun harus tetap memberi rasa saling menghargai dan peduli terhadap agama lain, agar tercipta rasa pluralis dan tidak akan ada rasa enggan karena telah diikat oleh kepedulian yang saling menghargai. manusia kerap sekali menunggu untuk dihargai dan menuntut untuk dihargai, sehingga romo mangun hadir untuk memberi rasa kesadaran yang membangun manusia untuk tetap bertindak dan memberi rasa peduli dan tanpa pamrih terhadap sesama tanpa menunggu dan menuntut, tetapi bertindak lebih dulu. Isu yang menjadi keprihatinan Romo Mangun bukanlah soal dialog agama, atau pembicaraan tentang perbedaan ajaran agama-agama yang satu dengan yang lain, melainkan bagaimana mereka bekerjasama dalam berbagai macam bidang, dengan semangat kemanusiaan yang sama, merasakan keprihatinan yang sama sebagai manusia yang kecil.
    Dalam Gereja Diaspora, Romo mangun dengan jelas mengidealkan gereja sebagai jaringan titik simpul yang berpijak pada realitas serba heterogen dan tidak beranggotakan orang-orang berdasarkan daerah, tetapi berdasarkan fungsi atau lapangan kerja. Iman Kristennya dan jabatan imamnya, hanyalah titik tolak, sedangkan tujuannya adalah kemanusiaan umum. Maka baginya agama lain bukan menjadi saingan, apalagi musuh, melainkan teman kerabat, kolega di dalam membangun kemanusiaan, khususnya dalam melayani rakyat yang miskin. Dalam nasionalisme terbuka kita memahami bahwasanya nasionalisme menjunjung tinggi nilai-nilai kecintaan dan menempatkan diri untuk membangun bangsanya untuk mencapai bangsa yang makmur, sehingga dalam nasionalisme terbuka ada rasa kecintaan terhadap negara yang berusaha untuk tetap inklusiv terhadap budaya ataupun pemikiran dari luar tetapi tidak meninggalkan apa yang menjadi kecintaannya terhadap negara. Kepedulian akan membangun rasa nasionalisme dan akan melahirkan suatu karya. Pendidikan yang diajarkan oleh Romo Mangun tentang humanisme religius dan nasionalisme terbuka mengarahkan kita agar kita menjadi manusia yang bermartabat, saling menghormati dan menghargai, memiliki rasa kesadran yang tinggi ,serta memiliki rasa pedulia terhadap sesama manusia dan akan membangun rasa kecintaan terhadap seluruh penduduk di alam semesta ini.



    BalasHapus
    Balasan
    1. UAS berjalan II
      "Manusia Humanis menurut Romo Mangun"
      Manusia yang humanis adalah manusia yang melakukan perbuatan yang tidak melanggar aturan ataupun norma yang berlaku yang juga dapat menjaga hubungan dengan sesama manusia yang dapat bergaul dengan baik antar sesamanya yang berasaskan kemanusiaan dan tidak mementingkan kepentingannya sendiri. Manusia humanis tidak memandang adanya perbedaan namun di tuntut untuk tetap menerima pandangan-pandangan yang berbeda sehingga rasa eklusivis dapat terjalin. Demikian juga halnya dalam pemecahan masalah, masing-masing pasti memiliki pandangan atau pendapat yang berbeda. Sehingga kita harus bisa memandang bagaimana kita menerima suatu keadaan yang bertolak belakang dengan apa yang kita pikirkan dan perbedaan itu harus diselesaikan dengan rasa saling menerima. Manusia sangat dituntut untuk berjuang dalam menjadikan dirinya menjadi manusia yang seutuhnya (memanusiakan manusia). Manusia yang humanis haruslah peduli terhadap sesamanya dan saling bertolong-tolong, sehingga akan tetap ada rasa kesadaran yang peduli dan merasakan keprihatinan terhadap golongan-golongan yang lemah. Dalam rasa kepedulian diperlukan tindakan yang pastinya melangkah kearah yang lebih baik dan menuju perubahan untuk menciptakan suatu dasar kebahagiaan bersama. Romo Mangunwijaya menawarkan sebuah konsep manusia humanis yang terbebas dari belenggu-belenggu feodalisme, baik feodalisme khas Jawa maupun warisan politik kolonial. Romo Mangun menamakan konsep manusia humanis itu dengan istilah manusia Pasca-Indonesia atau Pasca-Nasional dan Pasca-Einstein. Konsep Pasca-Nasional mencita-citakan sosok manusia Indonesia yang terbuka kepada nilai-nilai kemanusiaan universal, meskipun tetap berpegangan kepada nilai-nilai keindonesiaan. Zaman Pasca-Nasional atau Pasca-Indonesia yang dilontarkan Romo Mangun terjadi jika seluruh totalitas aktivitas serta galaksi pengentalan seluruh ikhtiar manusia untuk menjawab tantangan hidupnya, mengolahnya, dan memberi makna kepadanya dipahami sebagai upaya menciptakan budaya yang humanis. Romo Mangun melontarkan konsep Pasca-Einstein, yang mengajak segenap generasi muda untuk bersikap menurut dinamika relativitas, dengan tidak main mutlak-mutlakan, karena segala sesuatu bersifat relatif. Pasca-Einsten menekankan manusia menanggapi suatu masalah, yang sedikit berbeda dengan cara berpikir lateral atau nggiwar yang menekankan bagaimana manusia menyelesaikan suatu masalah. Sehingga dalam hal itu kita sebagai manusia yang humanis haruslah tetap inklusivis dan memandang bahwa perbedaan itu akan sangat berarti atau berguna jika ada rasa saling menghargai dan peduli. Manusia yang humanis berhak untuk berkarya, baik dalam pandangan yang mengembangan kebudayaan tradisional kearah modern yang lebih bermakna dari sebelumnya tetapi sama sekali tidak meninggalkan budaya itu maupun mengembangan hal biasa menjadi luar biasa. Seperti halnya Romo mangunwijaya yang sebagai arsitektur dalam Rumah yang dibangunnya dengan berbahankan bambu tetapi memiliki warna yang berwarna-warni dan cerah sehingga nikmat dipandang mata dan sangat indah. Artinya Romo mangun mengajarkan kita untuk membuat suatu perubahan yang bermakna tetapi tidak menghapuskan apa yang menjadi titik awal ataupun dasar dari apa yang kita karyakan itu. Dengan berkarya kita akan lebih baik lagi kedepan dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sehingga kedepannya akan tercipta rasa peduli, rasa bertanggungjawab serta saling menghormati demi menerima perbedaan-perbedaan pandangan yang nantinya menjadi suatu kemajuan dalam pemikiran kita masing-masing.



      Hapus
    2. copy paste ruang komentar
      15 april 2016 22:21

      Nama: Jepri Emerson Leonardo Tamba
      Nim : 15.01.1275
      ting: I-A

      Uas berjalan III- "Pasemon dalam sastra karya "Romo Mangun"

      Pasemon adalah istilah dari bahasa sastra jawa tradisional, yang merupakan istilah gaya perbandingan yang mirip dengan alusio. Pasemon berupa ucapan atau ungkapan untuk menggambarkan suatu keadaan yang mengingatkan seseorang kepada peristiwa sejarah, dongeng atau mitos yang pernah terjadi diketahui umum. Novel adalah suatu bentuk karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik. Roman adalah suatu jenis karya sastra yang merupakan bagian dari epik panjang. Karya novel dari Romo Mangun ini sangat terkenal sampai saat ini, Romo Mangun adalah seorang pastor tapi dia juga sekaligus penulis Roman. Bagi Romo, Roman adalah genre sastra yang lebih bebas daripada mitologi. Romo seringkali menyambungkan roman yang ditulisnya dengan kehidupan masa kini. Walaupun roman sudah lebih merdeka dibandingkan mitologi, tetapi novel lebih banyak menunjukkan petualangan. Romo mangun menuliskan Karya-karya sastranya ini adalah karena melihat bahwa terjadi kesenjangan moral dimasyarakat yang dimana dalam novel ini terdapat beberapa tokoh yang memiliki karakteristik ataupun sifat masing-masing dan yang juga mempunyai pandangan-pandangan yang berbeda-beda, sehingga dari novel inilah Romo mangun ingin memberi arahan ataupun pandangan-pandangan yang memberikan suatu motivasi kepada masyarakat untuk tetap humanis dan lebih memiliki kesadaran untuk menciptakan nilai kesadaran,keadilan dan kebenaran yang akan membawa kita pada suatu titik kesadaran yang dimana akan mendapatkan gambaran pandangan dari tokoh-tokoh yang mempunyai macam-macam karakter yang membangun kita.romo juga mengajurkan kita untuk tetap lebih membercaiyai ajaran masing-masing dan juga fakta dibanding mitos yang memberi adopsi pemikiran ataupun sugesti yang membuat pemikiran kita diluar jangkauan. Nilai-nilai kemanusiaa yang diajarkan yaitu dengan mengembangakan moral dan etika serta disiplin karakter yang membentuk sebuah bejana yang ada pada dalam diri kita. Kita juga diajak untuk tetap mengembangkan budaya sejarah yang sehat tanpa membuatnya menjadi lari dari kontek yang sesungguhnya, sebab dari masa lampau terdapat berbagai macam budaya yang mengajarkan serta mendidik kita dalam nilai dan norma hidup ini. Romo Mangun adalah sebagai seorang pastor yang menulis Roman. Bagi Romo roman adalah genre sastra yang lebih bebas dari pada mitologi. Tetapi sebagai seorang pastor, dia menulis roman seperti cerita-cerita yang pada Kitab Suci sehingga seperti dalam khotbah, Romo Mangun bisa menyambungkan hidup masa kini dengan pengalaman Religiositas orang-orang, baik yang ditulis di dalam Kitab Peranjian Lama dan Perjanjian Baru. Tetapi, dalam kenyataan, Romo menulis Roman, sebuah bentuk sastra baru, yakni yang posisinya berseberangan dengan mitologi.
      Jika mitologi menjaga komunitas agar tetap terikat oleh semangat kebersamaan, bahkan manusia dengan Tuhan, Roman tidak demikian, ia membebaskan diri dari ikatan-ikatan komunitas dan melakukan penjelajahan kemana-mana, sedangkan novel lebih bebas lagi ketimbang Roman yang masih suka cerita tentang kisah-kisah Zarathustra, Sidharta. Walaupun Roman sudah lebih terkenal atau bebas ketimbang mitologi, tetapi novel lebih banyak menunjukkan pertualangan. Dalam Sastra Indonesia, kita mengenal Sitti Nurbaya, sebuah Roman yang jagatnya sangat terbatas. Romo Mangun menulis sastra masa kini yang jagatnya tinarbuka dan kadang “penuh dengan resiko”. Yang dimaksud dengan penuh resiko adalah keberanian Romo dalam mengekspresikan yang dipikirannya. Contonhnya novel yang diterbitkan adalah Novel Manyar,
      Sehingga kita dalam menjalani perlu berpetualang dalam pikiran dalam sebuah kedewasaan yang mematangkan kita untuk tetap inklusiv serta mempunyai sikap yang pluralis dalam nilai-nilai kemanusiaan yang tidak melupakan sejarah maupun budaya-budaya yang sudah ada sejak dahulu kalanya

      syaloom
      Tuhan Yesus memberkati

      Hapus
    3. kELOMPOK V "SI PENGEMBALA CERITA

      Si Penggembala Cerita" dapat disimpulkan bahwa : menjungjung fungsi dan memuliakan kemanusiaan, salah satunya adalah pengarang Bandung Mawardi. Dia sangat menyadari konteks nilai-nilai kemanusiaan itu karena memang pada dasarnya Bandung Mawardi seorang pastor di dalam sastranya dapat menuntun orang dalam cerita dan tujuannya membangun rasa humanisme itu sendiri. Bandung Mawardi sangat mengispirasi seseorang dalam membaca ceritanya karena dalam ceritanya itu seseorang dapat mengambil makna uang terkandung dalam karyanya dan terdorong untuk melakukan pengembalaan. Untuk itu, kita sebagi generasi muda haruslah terdorong melakukan pengembalaan, memberikan semangat atau jiwa-jiwa yang membangun agar manusia yang ada di sekeliling kita merasakan kebaikan-kebaikan yang dapat menimmbulkan sifat Humanisma. Sebagai pengembala, Bandung Mawardi mengajak kita untuk saling menghargai, saling menghormati satu dengan yang lain. Dan memberikan pandangan bahwa hidup akan indah jika kita dapat menjalankan sesuatu yang baik untuk melakukan perubahan.Romo mangun yang mengajak si pembaca agar memanusiakan manusia, bagaikan romo yang menggembalakan manusia untuk memperoleh nilai nilai kemuliaan yang tinggi,sehingga melalui karya nya sehingga romo dikatakan sebagai pengembala cerita. romo bukan hanya orang yang berpendidikan tetapi sangat jelas bahwa romo adalah orang yang sangat humanis dan memiliki sifat kemanusiaan yang sangat tinggi,seakan romo hadir dan rela turun dari kelas nya dan melihat kebawah agar setiap orang memiliki nilai kemanusiaan yang tinggi. Romo sangat mahir dalam karya baik karya sastra maupun karya non sastra dan setiap karya nya bukan seolah olah bukan untuk pribadi nya sendiri melainkan untuk manusia agar bernilai tinggi.
      Penggembala cerita menjalani hidup bersama kata, menaruh ide, dan imajinasi di jagat kata, maka dari itu YBM disebut sebagai manusia kata-kata. Kata-kata ibarat doa terabadikan, ada tanpa selesai. YBM memilih bergerak dan singgah di “lembah prosa”. YBM mengesahkan diri sebagai pembaca prosa. YBM mengakrabi tema religiositas berkaitan dengan peran sebagai pengarang novel. Cerita-cerita Romo Mangun selalu mengadung pesan-pesan moralitas ataupun perihal tentang nilai-nilai kemanusiaan . Dan yang ingin disampaikan Romo Mangun sangatlah mudah dipahami dikarenakan ceritanya menyangkut pada kehidupan sehari-hari. Cerita-ceritanya terkandung seperti renungan, humor, sebagai kritik, dan yang menarik, ketika sekalipun ceritanya mengandung humor, Romo Mangun selalu mencurahkan perasaannya lewat nasehat ataupun sebuah jiwa penggembala yaitu jiwa yang mengayomi, pemberi semangat, dan bisa juga disebut seorang jiwa pemimpin.
      Bukan Y.B Mangunwijaya namanya jika tidak bisa menulis cerita dengan pilihan-pilihan diksi yang memikat, metafora menggelitik penuh nuansa humor dan ending yang mengejutkan di setiap akhir cerita-ceritanya. Bukan hanya karya roman saja yang menjadikan Romo Mangun, begitu biasa ia disapa, sebagai pendongeng klasik di jagat sastra Indonesia modern, melainkan juga penulis esai yang tulisan-tulisannya menyimpan renungan yang bernas dan menukik dalam bahasa yang spontan. Bagi Romo Mangun, sastra bukan hanya sekedar wahana proses pengkisahan yang hanya dipenuhi cerita yang muluk dan menggurui saja. Lebih dari itu, sastra harus berisi nilai-nilai historis-politis yang memancarkan sinar keindahan berbahasa, keberpihakan pada wong cilik dan nilai-nilai kebenaran.

      Hapus
    4. Kelompok VI
      "Dehumanisme Politik Agama di Indonesia"

      Romo Mangun menawarkan konsep manusia humanis yang dimana diskriminasi,eksploitasi dan kekerasan terdapat suatu pandangan antara kaum besar/kuat dan kaum kecil/lemah serta kurangnya perhatian pemerintah dalam mengantisipasi ketertindasan terhadap kaum kecil. Diskriminasi agama juga menjadi suatu hal yang dilihat oleh Romo Mangun yang dimana kaum mayoritas lebih diperhatikan atau lebih berhak dibanding kaum minoritas khususnya agama-agama diluar 6 agama yang "Diakui" oleh pemerintah .
      Ketertindasanasyarakat diindonesia akibat ke-egoisan para kaum golongan atas yang banyak berpolitik dengan menggelapkan dan untuk masyarakat tetapi menggunakannya dengan kepuasan pribadinya yang sementara banyak masyarakat yang masih menyodorkan tangannya untuk dibantu sehingga kekecewaan kaum bawah sangat mendalam
      Kasus KTP juga menjadi suatu hal yang perlu diperbincangkan .karena pada topik ini, hanya 6 agama yang diakui itu sajalah yang boleh mencantumkan agamanya di KTP. Sehingga muncul pertanyaan besar tentang berbagai agama yang dimiliki masyarakat diluar 6 agama yang dakui itu, masyarakat yang mempunyai agama diluar itu terpakasa meakai agama lain atau dalam tanda kutip berbohong untuk bisa menjadi penduduk indonesia.Romo Mangun membawa kita untuk lebih menyadari tentang keberagaman atau pluralitas yang dimana slogan indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika. Sehingga diperlukannya kebebasan beragama dan rasa saling menerima terhadap agama diluar agama kita.
      Politik>Mensejahterakan Rakyat

      Hapus
    5. Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai makna yang luas, berkaitan dengan penerimaan terhadap agama-agama yang berbeda, dan dipergunakan dalam cara yang berlain-lainan pula. Sebagai pandangan dunia yang menyatakan bahwa agama seseorang bukanlah sumber satu-satunya yang eksklusif bagi kebenaran, dan dengan demikian di dalam agama-agama lain pun dapat ditemukan, setidak-tidaknya, suatu kebenaran dan nilai-nilai yang benar. Sebagai penerimaan atas konsep bahwa dua atau lebih agama yang sama-sama memiliki klaim-klaim kebenaran yang eksklusif sama-sama sahih. Pendapat ini seringkali menekankan aspek-aspek bersama yang terdapat dalam agama-agama. Kadang-kadang juga digunakan sebagai sinonim untuk ekumenisme, yakni upaya untuk mempromosikan suatu tingkat kesatuan, kerja sama, dan pemahaman yang lebih baik antar agama-agama atau berbagai denominasi dalam satu agama. Dan sebagai sinonim untuk toleransi agama, yang merupakan prasyarat untuk ko-eksistensi harmonis antara berbagai pemeluk agama ataupun denominasi yang berbeda-beda.
      Maka dalam kebenaran memang ada eksklusivisme: Tidak mungkin menganggap segala ajaran benar. Orang Katolik mengakui bahwa dalam agama-agama lain juga ada nilai-nilai dan kebenaran, meskipun kebenaran penuh hanya ada dalam Yesus Kristus. Orang yang memandang agama lain jelek seluruhnya tidak mungkin menjadi seorang Pluralis.
      Pandangan bahwa di luar Gereja, yang tidak dibaptis juga dapat masuk Surga merupakan ajaran resmi Gereja Katolik (dan baru saja dibenarkan juga bagi anak kecil/ janin/bayi yang mati tak dibaptis). Jadi kita boleh mengharapkan bahwa Allah menawarkan keselamatan pada semua orang. Orang Katolik tidak perlu takut bahwa anggota keluarga atau teman yang beragama lain lalu tidak bisa masuk surga. Namun ia memang yakin bahwa mereka semua selamat karena Yesus. Meskipun mereka baru sadar akan mengetahuinya dengan penuh gembira setelah kematian

      Hapus
  21. Nama: Permadi sormin
    Tingkat/jur: I-A/Theologi
    NIM: 15.01.1303
    Topik I “Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka, Faham Dasar Pendidikan Mangunwijaya”
    Menurut pandangan saya, yang paling ditekankan dalam topik ini adalah persoalan mengenai humanisme dan pendidikan. Dimana Romo Manguwijaya adalah seorang yang berpendidikan menekankan sebuah hal yang sangat penting untuk diketahui oleh semua masyarakat terkhusus juga oleh para pelajar bahwa tujuan pendidikan adalah untuk “pemanusiaan manusia” melalui proses “humanisasi”. Demikian juga keyakinan Romo Mangun yang mengatakan bahwa setiap sistem pendidikan ditentukan oleh filsafat tentang manusia dan citra-manusianya yang dimiliki atau dianut, sehingga pemahaman tentang manusia, sangat menentukan visi pendidikannya. Sehubungan dengan itu bagi kita umat manusia terkhusus bagi bangsa Indonesia yang condong mengenai “SARA” dan juga keberagaman agama yang terdapat di dalamnya. Namun yang menjadi keprihatinan Romo Mangun bukanlah soal dialog agama, atau pembicaraan tentang perbedaan ajaran agama-agama yang satu dengan yang lain, melainkan bagaimana kita dapat bekerjasama dalam berbagai macam bidang, dengan semangat kemanusiaan yang sama, merasakan keprihatinan yang sama sebagai manusia yang kecil. Romo Mangun tidak mengajak kita untuk saling membeda-bedakan agama yang dapat menimbulkan perselisihan didalamnya melainkan untuk saling bertolong-menolong satu sama lain. Romo Mangun adalah seorang imam yang iman Kristennya dan jabatan imamnya, hanyalah titik tolak, sedangkan tujuannya adalah kemanusiaan umum. Maka baginya agama lain bukan menjadi saingan, atau musuh, melainkan teman kerabat, dan di dalamnya membangun kemanusiaan, khususnya dalam melayani rakyat yang miskin. Keperduliannya terhadap bangsa Indonesia memberikan inspirasi yang besar bagi masyarakat banyak di Indonesia bahkan di luar Idonesia. Demikian juga dengan kita para pemuda hendaknnya mencari inspirasi yang memungkinkan iman kita bisa bertumbuh dan berkembang supaya humanisme yang terdapat didalam diri setiap manusia memiliki nilai dan atri yang tinggi. Para pemuda yang memiliki humanisme yang bernilai benar diawali oleh adanya pendidikan yang pantas dan wajar untuk did apat oleh manusia, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Manusia diharapkan kedepan menjadi humanisme yang beretika dan bermoral. Sehingga seluruh kepentingan unsur dan dimensi pendidikan yang mengarah ke depan ini dapat direngkuh dalam kerangka besar yang sesuai dengan pandangan tentang manusia Indonesia, yakni humanisme religius dan nasionalisme yang terbuka. Dalam dua rangka besar inilah kita sebagai bangsa Indonesia bisa ikut menyumbangkan pikiran dalam pergaulan dunia yang luas. Oleh sebab itu Negara akan menuju Negara yang adil dan makmur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Permadi Sormin
      Tingkat/Jur: I-A/Theologi
      NIM: 15.01.1303
      Topik II “Manusia Humanis Menurut Romo Mangun”
      Dalam pandangan saya terhadap topik ini berkaitan dengan cara hidup kemanusiaan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia. Begitu juga dengan bangsa Indonesia, dalam topik ini menyinggung hukum kemanusiaan yaitu yang terdapat dalam Pancasila, butir ke-2 “kemanusiaan yang adil dan beradap”. Keberagaman di dunia ini sangatlah luas bahkan mungkin tidak dapat dituliskan satu persatu baik itu keberagaman antar suku, agama, ras, kebudayaan, kasta (golongan) bahkan segi humanis dan perilaku sangatlah berbeda-beda. Oleh sebab itu Mangunwijaya mengingini masyarakat Indonesia adalah manusia yang humanis. Dalam hal ini humanis artinya manusia yang dapat bergaul dengan baik antar sesamanya yang berasaskan kemanusiaan dan tidak mementingkan kepentingannya sendiri. Sehingga manusia seperti inilah yang dapat berkembang dengan baik, seperti halnya yang dibutuhkan oleh Romo Mangun. Untuk itu, ia menawarkan sebuah konsep manusia humanis yang terbebas dari belenggu-belenggu feodalisme, baik feodalisme khas Jawa maupun warisan politik kolonial. Romo Mangun menamakan konsep manusia humanis itu dengan istilah manusia Pasca-Indonesia atau Pasca-nasional dan Pasca-Einstein. Konsep Pasca-Nasional mencita-citakan sosok manusia Indonesia yang terbuka kepada Nilai-Nilai kemanusiaan universal, meskipun tetap berpegangan kepada nilai-nilai keindonesiaan. Zaman Pasca-Nasional atau Pasca-Indonesia yang dilontarkan Romo Mangun terjadi jika seluruh totalitas aktivitas serta galaksi pengentalan seluruh ikhtiar manusia untuk menjawab tantngan hidupnya, mengolahnya, dan memberi makna kepadanya dipahami sebagai upaya menciptakan budaya yang humanis. Yang sering di perdebatkan di Indonesia adalah soal keadilan dimana jika hal itu terus-terusan terjadi maka yang datang bukanlah kesejahteraan. Padahal yang diharapkan dalam konteks humanisme adalah menghilangkan rasa ego dan individualitas menjadi humanisme yang adil, perduli terhadap lingkungan dan berkelompok. Dalam artian adalah manusia yang humanis menurut Romo Mangun adalah manusia yang satu rasa, satu tujuan, satu hidup didalam kebenaran, kebaikan, dan keadilan tanpa memandang perbedaan yang terdapat di dalam diri setiap manusia. Ketika suatu Negara sakit atau menderita, Negara yang lain juga harus ikut merasa sakit dan menderita. Begitu juga dengan kita manusia dengan sesama kita, hendaknya saling perduli demi kesejahteraan bangsa kita tercinta Indonesia, karena kita adalah satu rumah, satu tempat berinjak dan sepenanggungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

      Hapus
    2. Nama: Permadi Sormin
      Tingkat/Jur: I-A/Theologi
      NIM: 15.01.1303
      Topik III "Pasemon dalam Sastra Romo Mangun Karya Bakdi Soemanto"
      Romo Mangun dengan nama aslinya Yusuf Bilyarta Mangunwijaya adalah seorang arsitek, budayawan, rohaniawan, praktisi, dan juga pendidik. Disamping Romo Mangun adalah seorang pastor dia juga adalah seorang sastrawan yang mapan dan berbakat. Ditengah-tengah kesibukannya sebagai seorang imam yang melayani sebagai tugas panggilannya, dia juga menulis sebuah karya sastra yang berupa novel yang menggunakan teori ekspresi, yang akrab dalam jagat pikir semangat zaman romantisme. Keberagaman dari kepercayaan (pluralisme) agama di dunia juga diangkat dalam topok-topik yang terdapat dalam sastra Romo Mangun. Karya Romo mangun didalamnya memiliki banyak arti yang sangat luas dan bersifat membangun. Dalam karya sartra yang dituliskan oleh Romo banyak menceritakan tokoh-tokoh yang juga sama seperti dia yang memiliki peran yang besar bagi nilai-niai kemanusiaan bangsa Indonesia. Sastra Romo sama dengan karya-karyanya yang lain, dimana mamiliki tujuan yang sama untuk membangun setiap humanis yang adil dan beradab serta mamiliki nilai kemanusiaan yang tinggi. Tak jarang karya sastra atau tulisan Romo Mangun dirancang di lapangan atau berdasarkan pengalaman yang benar-benar terjadi. Ketika sastra menempatkan manusia sebagai makhluk yang bermartabat dan berharga, saat itulah sastra telah menyentuh aspek kedalam pengalaman manusia religiositas. Hal tersebut juga dibandingkan sesuai dengan kehidupan manusia yang berarti bagi bangsa. Semua dalam kehidupan ini pasti akan ada sebuah ombang-ambing yang nantinya akan sangat-sangat manusiawi dan bisa dinikmati sebagai alat penambah motivasi dalam kehidupan ini. Baik-buruknya hidup seseorang, harus tetap diterima oleh orang lainnya, karena setian memiliki hak dan kebebasan untuk hidup meskipun banyak hal yang akan menjadi sebuah pergumulan dalam hidupnya. Kebebasan itu memberikan kita suatu kepercayaan dan keyakinan baru bagi kita yang dimana kita mengerti bagaimana untuk lepas dari sesatu beban yang kita usahakan untuk menyelesaikannya. Sehubungan dengan itu Romo Mangun memperkenalkan karya tulisannya kepada publik untuk kita bisa meresponi dengan perbuatan yang sesuai dengan unsur nilai-nilai kemanusiaan. Terkhusus bagi bangsa Indonesia, Romo mengharapkan dasar kebangsaan Indonesia dan Undang-undang yang terangkum dalam tujuan yang mulia dapat terlaksana.

      Hapus
    3. Nama: Permadi Sormin
      NIM: 15.01.1303
      Ting/Jur: I-A/Teologi
      Topik IV “Keberpihakan pada Kaum Miskin, Konteks yang Melatarbelakangi dan Gambaran Kaum Miskin dalam Balada Becak Karya Y. B. Mangunwijaya oleh B. Rahmanto”
      Lagi-lagi yang bisa dilihat adalah nilai-nilai kemanusiaan yang diperkenalkan Romo Mangun bagi kita. Berdasarkan topik ini, banyak hal yang bisa kita refleksikan dalam hidup kita. Para penulis karya sastrawan menyatakan bagaimana daya juang atau kepedulian seorang Mangun terhadap keluh-kesah para kaum miskin, dimana ia sangatlah peduli terhadap lingkungannya terkhusus bagi masyarakat kecil dan tertindas. Sehingga memang dari perbuatan Romo, Presiden Habibie menyebutnya sebagai kawan sejati, pejuang yang memberi perhatian khusus kepada umat manusia pada umumnya, terlebih kepada orang-orang yang menderita dan yang membutuhkan perhatian. Romo menggambarkan masyarakat kecil memiliki banyak harapan dan semangat hidup untuk mencari kehidupan yang layak bagi mereka yaitu, dengan gambaran kaum miskin dalam balada becak. Dimana dalam novelet ini menceritakan seorang anak muda yang hidup berkekurangan ditambah dengan masalah-masalah dan pergumulan-pergumulan yang dihadapi olehnya. Namun, meskipun demikian pemuda itu memiliki semangat juang yang tinggi dan harapan yang begitu mulia, tetapi karena dari segala kondisi maupun situasi tidak mendukung bisa jadi harapannya akan terputus dan sia-sia. Romo Mangun juga sebenarnya jika dilihat secara tidak langsung sudah memberi tegoran atau kritik terhadap pemerintah. Bagaimana pemerintah merancang kesejahteraan masyarakat kaum miskin. Sekaranglah nilai-nilai kemanusia itu diterapkan oleh kaum miskin, agar mereka tak selamanya merasa tertindas. Mereka dapat meningkatkan etika dan etos dengan cara mendukung penuh program yang dilakukan oleh pemerintah untuk kemajuan bangsa. Melalui itu para kaum miskin dapat meningkatkan moral kehidupannya. Bahkan akan memperoleh kebahagiaan yang nyata bagi mereka. Menurut pandangan saya, berdasarkan topik ini yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kita bisa mencontoh sikap seorang Mangun dalam hidup kita yang perduli akan lingkungan dan saling tolong-menolong terhadap sesama. Namun dalam artian “kepedulian” itu tidak memandang keuntungan ataupun kerugian yang bisa berdampak bagi kita dan biarlah itu bisa dilaksanakan berdasarkan keiklasan dan ketulusan kita untuk menolong masyarakat yang tertindas, demi kelangsungan hidup bangsa Indonesia yang makmur, adil dan sejahtera.

      Hapus
    4. Nama: Permadi Sormin
      NIM: 15.01.1303
      Tingkat/jur: I-A/teologi
      Topik V “Si Penggembala Cerita”
      Dalam topik kali ini tidak lepas dengan nilai-nilai kemanusiaan yang dimana terus berpacu dalam hal berbudaya yaitu dalam hal bersastra ataupun karya sasta yang berupa novel sebagai kebudayaan Indonesia. Seperti halnya Romo Mangun yang berintelektual dalam bersastra mengajak kita untuk tetap maju dan berintelek serta berkompeten. Siasat ini bakal membuat novel dari YBM akan terus terkenang, memiliki tujuan tanpa pembatas ruang dan waktu. YBM memang tidak sekedar mengasuh kata-kata, namun penghadiran cerita selalu memiliki keterlibatan dengan perkara-perkara kehidupan yang kesunyataannya telah nampak secara jelas. Bersastra adalah perkara biasa, karena kita juga tahu bahwasanya sastra itu ada dalam keseharian kita karena sastra itu hidup. Romo menekankan bahwa sastra ada dalam hidup kita supaya tidak ada jarak dan persaingan dalam hidup. Dalam topik si penggembala cerita sangat bergelimang arti dan makna yang luas hingga memuat pesan-pesan rohani terhadap pembaca. Dalam hal ini penggembala cerita ingin mengajak pembaca untuk menjadi tukang tafsir terhadap pesan-pesan tersebut. Penafsiran atas lambang sering dikerjakan dengan pelbagai tendensi, tukang tafsir mengajukan argumentasi-argumentasi. Penggembala cerita tetap menginginkan cerita mengantarkan pesan-pesan berkaitan dengan misi manusia. YBM membahaskan bahwa susastra mesti historis dan filsafat bahkan menghendaki diri sebagai sastrawan, karena sastra tidak sekedar cerita. Sastra juga berurusan dengan hati nurani sebagaimana Penggembala cerita menjalankan misi mengantar pesan-pesan dan mengundang pembaca ke amalan-amalan hidup berhati nurani. Sastra menghampiri pembaca sebagai suluh untuk mengalami serta mengartikan hidup, berpijak kepada hati nurani, serta peneguh kasih yang penuh dedikasi mengabdi kepada anak-anak miskin dan iman, harapan, cinta dan kasih sayang yang segar dan muda yang saat ini memiliki presentase yang minim. Nalai-nilai hidup kemanusiaan sering disorot dengan intelektualitas, mengarah ke universalitas tanpa abai lokalitas. Penggembala cerita mengantar kita keperdebatan-perdebatan panjang yang menggairahkan dan bergerak menuju terang dan kebahagiaan.

      Hapus
    5. Nama: Permadi Sormin
      NIM : 15.01.1303
      Tingkat/Jur: I-A/Theologi
      Topik VI “Dehumanisme Politik Agama di Indonesia”
      Dalam topik ini kita diajak melihat dan berpikir serta merenungkan hal-hal yang menjadi realita dalam kehidupan sekarang ini. Humanisme menuntut perharuan hidup dan juga memperbarui sikap kita terus-menerus hingga menjadi manusiawi dan menghargai kemanusiaan. Romo Mangun menawarkan konsep manusia humanis untuk melawan semua bentuk diskriminasi, eksploitasi, dan kekerasan yang sering terjadi dalam negara ini. Hal ini disebabkan karena yang selalu menjadi korban oleh pihak yang lebih kuat tidak lain adalah rakyat kecil, khususnya rakyat miskin, terlebih perempuan dan anak-anak. Pada masa era sekarang ini, Pemerintah Indonesia terbelenggu pada kebijakan dehumanisme. Dehumanisme pemerintah dalam bidang pembangunan agama ditandai dengan berbagai kebijakan dan dominasi yang melahirkan berbagai bentuk diskriminasi terhadap penganut agama minoritas, khususnya penganut agama-agama di luar 6 agama yang “diakui” pemerintah. Sebenarnya keberadaan agama adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindari, apalagi diingkari bahkan dilupakan. Persoalannya, pemerintah tak sungguh-sungguh mengatur kehidupan umat beragama dengan prinsip humanisme yang menjamin kebebasan beragama bagi semua warga sesuai landasan Pancasila dan Konstitusi, serta semboyan sesuai bhineka tunggal ika. Dimana kenyataan semboyan tersebut saat ini sudah mulai dipertanyakan, dikarenakan adanya kriminalisasi agama. Semua penganut agama memiliki hak, kewajiban dan kebebasan dalam beragama, antara lain mencakup kebebasan setiap warga negara untuk memilih dan memeluk suatu agama dan kepercayaan, serta kebebasan melaksanakan ibadah menurut agama dan keyakinan masing-masing, termasuk juga kebebasan setiap warga negara untuk memilih tidak beragama. Kebebasan beragama mencakup pula kebebasan untuk berpindah agama. Dan juga dimaknai sebagai kemerdekaan menyebarkan agama, menjalankan misi atau berdakwah. Itulah yang sering disebut HAM yang semestinya kita hargai. Hak kebebasan beragama secara eksternal dibatasi oleh kewajiban dan tanggungjawab untuk menghargai dan menghormati sesama manusia, juga agamanya. Terkhusus buat Indonesia dalam bidang politik agama, pluralisme dimaknai bahwa setiap pemeluk agama harus berani mengakui eksistensi dan hak agama lain dan bersedia aktif dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan berbagai agama menuju terciptanya suatu keharmonisan masyarakat.

      Hapus
    6. Nama: Permadi Sormin
      NIM : 15.01.1303
      Tingkat/Jur : I-A/Theologi
      Topik VII “Agama dan Pluralisme”
      Dalam topik agama pluralisme ini sangat menyinggung topik sebelumnya dan bahkan pelajaran pada semester lalu tentang Agama dan Masyarakat terungkit kembali, Sehingga dalam bidang ini tidak menjadi suatu hal yang lain lagi bagi kita. Pluralisme dalam arti adalah sebagai keterbukaan dan kebaikan hati terhadap agama-agama lain (kasih) yang dituntut dari politik agama Kristiani. Pluralisme disebut jika adanya pengakuan pada kebenaran agama lain. Sehubungan dengan itu pluralisme juga menyinggung dasar kebangsaan Negara Indonesia yaitu pancasila yang perlu dinyatakan dan direaktualisasikan. Reaktualisasi Pancasila lantas berarti semua nilai Pancasila diaktualisasikan kembali yaitu kelima sila yang Indonesia miliki. Nilai-nilai dasar Pancasila yang perlu diaktualisasikan tak lain adalah kesediaan untuk saling menerima dalam kekhasan masing-masing, kesediaan untuk menghormati dan mendukung kemajemukan bangsa secara inklusif. Maka pluralisme adalah inti dan dasar kesediaan rakyat nusantara untuk hidup bersama terkhusus dalam hal beragama. Namun, sering juga terdapat berbagi penodaan, diskriminasi bahkan kekerasan terhadap agama, dimana hal tersebutlah yang sering membuat perdebatan atau konflik yang mengkhawatirkan dan juga mengerikan antar agama. Mau menang dibalik penderitaan orang lain, mengalahkan, menindas, menumpas, meniadakan mereka yang berkeyakinan lain, inilah kejahatan yang harus kita hindari dalam pluralisme agama kita. Pimpinan nasional seharusnya mempunyai keberanian untuk menyerukan kepada bangsa Indonesia agar bersedia menjamin kesejahteraan, keamanan, dan kebebasan mereka yang berbeda agama. Pemerintah juga harus berani bertindak dalam mensama-ratakan keadilan dan mewujudkan kebhinneka tunggal ikaan negara Indonesia. Demikian juga dengan hal kebebasan dalam beragama dengan sangat jelas tidak berbatas. Oleh karena itu kita bebas mempercayai, serta beribadat sesuai dengan kepercayaan yang kita anut dalam kepluralitasan agama. Salah satu nilai yang paling penting kita lakukan dalam pluralisme adalah toleransi terhadap agama lain, dimana toleransi itu sendiri adalah kesediaan untuk mengakui, bahkan menghargai, keberadaan orang lain dalam keberlainannya. Sehingga Agama hanya bermutu apabila sepenuhnya menghormati kebebasan beragama, serta harus tetap memiliki fungsi supaya agama kedepannya tetap abadi dan lestari.

      Hapus
  22. NAMA : Kevin Kassner
    NIM : 14.01.1153
    KLS/JUR : IA/Teologia

    BalasHapus
    Balasan
    1. KEL 1 : Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka, Faham Dasar Pendidikan Mangunwijaya


      Romo Mangun yang dikenal dengan kerohaniannya dan kebudayaannya. Romo Mangun mengajarkan kita bagaimana kita harus bersikap ataupun bertindak secara Humanisme. Humanisme Religius adalah konsepsi guna mengukur ketaatan beragama dan kesalehan manusia melalui dunia mistik, yaitu dunia spiritual yang dapat dijalankan oleh setiap orang yang mempercayainya melalui penyatuan diri secara langsung dengan Tuhan. Apa artinya? Saya lebih mengartikan maksud dari Romo Mangun adalah bagaimana kita manusia yang hidup dapat menjadi manusia yang humanisme yang berarti bukan hanya hidup untuk diri sendiri, melainkan buat Tuhan dan sesama. Bagimana cara kita menghargai Tuhan dalam segi apapun itu, misalnya: beribadah, dll. Sedangkan cara kita menghargai sesama dapat kita misalkan lebih kepada membantu jika sesama kita membutuhkan bantuan kita. Romo mangun juga mengajarkan kita menjadi manusi yang berbudaya. Artinya? Manusia yang bukan hanya hidup oleh agama, akan tetapi agama juga. Kenapa? Karna agama dan budaya adalah satu kesatuan yang tidak bias dilepaskan. Agama menjadikan budaya lebih memiliki kepercayaan yang benar, dan budaya mengajarkan agama untuk menghargai kebiasaan yang telah ada. Kiranya manusia yang humanism adalah manusia yang dapat menghargai Tuhan dan sesame, dalam arti lain dapar menghargai agama( Tuhan ) dan budaya ( manusia ).

      Hapus
    2. KEL 2 : MANUSIA HUMANIS MENURUT ROMO MANGUN


      Saya mengutip sedikit sajian para penyaji kelompok 2, pada poin analisa : “Manusia yang humanis adalah manusia yang melakukan perbuatan yang tidak melanggar aturan ataupun norma yang berlaku dapat menjaga hubungan dengan sesama manusia. Dalam KBBI humanis artinya manusia yang dapat bergaul dengan baik antar sesamanya yang berasaskan kemanusiaan dan tidak mementingkan kepentingannya sendiri. Sehingga manusia seperti inilah yang dapat berkembang dengan baik, manusia seperti ini yang dibutuhkan menurut Romo Mangun”. Saya coba kembali menganalisa maksud dan arti yang boleh diartikan para penyaji tentang manusia yang humanis. Menurut penyaji bahwa manusia yang humanis adalah manusia yang dapat berbuat baik baik kepada bangsa maupun masyarakat. Sedangkan di KBBI mengartikan manusia yang humanis adalah manusia yang dapat bergaul dengan baik. Jadi kalo menurut saya, humanis adalah bagaimana kita manusia lebih dari manusia. Maksudnya, kita bukan hanya namanya manusia, akan tetapi kita harus bersikap seperti manusia baik dalam berpikir dan bertindak. Manusia yang diharapkan Romo Mangun adalah manusia yang dapat mengenal dirinya dengan baik. Manusia humanis juga adalah manusia yang bergerak bukan diam. Dalam artian, manusia yang berkarya bukan yang berdiam diri. Jadi, saya simpulkan manusia yang humanis adalah bagaimana kita manusia dapat menjadi lebih dari antara kita manusia dalam sikap dan tindakkan. Jika kita menjadi manusia yang manusia(berbuat baik, taat aturan dan baik dalam bersosialisasi) pastilah kita menjadi kesejahteraan dalam kehidupan kita.

      Hapus
    3. KEL 3 : PASEMON DALAM SASTRA ROMO MANGUN KARYA BAKDI SOEMANTO


      Romo Mangun menjelaskan kepada kita secara tidak langsung bahwa dalam kehidupan ini diperlukan sebuah usaha dan kerja keras serta pandangan imajinasi yang luas, sehingga kita mampu memberikan suatu gambaran yang baik yang bukan hanya pada diri kita, tetapi bagi orang lain juga, serta ada manfaatnya saat orang lain menggunakan karya kita. Apa yang boleh kita simpulkan dari pernyataan seorang Romo Mangun? Romo mengingatkan kita untuk menggapai semua hal dalam kehidupan harus dengan adanya usaha dan kerja keras. Serta berimajinasi ataupun bermimpi yang luas bahwasannya hal yang kita gapai dapat kita rasakan dan orang lain rasakan. Jika saya mengkaitkan penjelasan Romo Mangun dengan Reflesi Teologia dari kelompok 3, saya menarik sebuah kesimpulan. Bahwasannya dibalik usaha dan kerja keras untuk menggapai hal yang kita inginkan adalah satu kata yang mendukung sangat itu semua. Kasih karunia dari Allah. Usaha yang kita lakukan dengan kerja keras, jika tanpa kasih Allah sama dengan tidak. Karna apa? Dibalik kerja keras itu harus adanya sebenarnya penyerahan kepada Allah, setelah itu Allah akan memberikan kasih karunia-Nya kepada kita. Romo dalam keinginannya bukan hanya mengajarkan kita berusaha dengan kerja keras, akan tetapi berusaha juga dengan penyerahan diri. Jadi, kesimpulan menyeluruh saya adalah setiap manusia bisa memberikan perubahan dalam hidupnya. Tergantung dirinya mau berusaha, bekerja keras serta menyerhkannya juga kepada Allah. Karna perubahan terjadi dari diri kita dulu, setelah itu baru orang lain dapat rasakan. Terimakasih.

      Hapus
    4. KEL 4 : KEBERPIHAKKAN PADA KAUM MISKIN, KONTEKS YANG MELATARBELAKANGI DAN GAMBARAN KAUM MISKIN DALAM BALADA BECAK KARYA Y.B.MANGUNWIJAYA KARYA B. RHAMANTO



      Keberpihakkan terhadap kaum miskin. Banyak pada konteks zaman sekarang orang-orang memandang rendah dengan kaum marjinal/kaum miskin. Akan tetapi bagaimanakah sebenarnya kita memandang kaum miskin sama seperti Romo Mangun memandang kaum miskin? Romo Mangun tidak menganggap rendah atau kecil kaum marjinal. Pada novel Romo Mangun yang berjudul Balada Becak. Ada hal yang nilai-nilai kemanusiaan yang dapat kita ambil. Becak dapat kita artikan sebagai gambaran kehidupan ini. Hidup kita digambarkan seperti roda dari becak tersebut. Dan perjaanan hidup kita digambarkan sebagai tempat duduk untuk penumpang. Artinya: Hidup manusia berutar, atas dan bawah. Dalam peputaran hidup ini manusia menjalani kehidupan dengan beban dan pergumulan yang berbeda-beda. Akan tetapi berbeda beban yang dirasakan kaum miskin. Mereka cenderung lebih tidak dihargai dalam hal apapun. Dianggap rendah oleh siapapun dan dimanapun. Teringat pertanyaan dari Saudara Kelompok Pembahas, yang bertanya bagaimana kita menaikkan martabat kaum marjinal? Saya memandang bahwasannya itu hanya dapat dilakukan oleh orang itu tersebut. Akan tetapi kita yang bukan dizona itu dapat menjadi pendukung, bukan malah menjatuhkan. Bagi saya kaum apapun itu, baik kaum kaya ataupun kaum miskin, baik pintar atau bodoh, kecil atau lemah, semuanya dapat masih bermimpi. Bermimpi yang baik buat hidupnya. Dari mimpi itu juga bisa menjadi semangat yang dapat membangun keinginan kita untuk maju. Terimakasih.

      Hapus
    5. KEL : 5 SIPENGGEMBALA CERITA



      Pengertian sastra adalah suatu karya yang indah baik itu tulisan dan lisan. Ciri-Ciri Karya Sastra - Sastra memiliki karakteristik yang dapat digolongkan atau dinamakan karya sastra. Berikut ciri-cirinya:
      • Isinya menggambarkan manusia dengan berbagai persoalannya
      • Bahasanya yang indah atau tertata baik
      • Gaya penyajiannya menarik yang berkesan di hati pembacanya
      Saya mengambil pengertian dan cirri-ciri prosa ini dari internet. Karna saya tidak sepaham dengan pernyataan penyaji yang mengatakn sastra itu kuno. Bagi saya sastra dan puisi pada dasarnya sama, sekarang tergantung minat kita dan ketertarikkan kita ke yang mana. Intelektual? Intelektual dari Romo Mangu bukan hanya karna dia seorang arsitek(ahli matematika, kimia dan fisika), akan tetapi dia kaya akan bahasa. Teringat dengan pertanyaan Saudara EIKEL GINTING, dimana saudara tersebut bertanya bagaimana kita bisa seperti sosok Romo Mangun? Dan Bpk Dosen menjawab: 1. Jadilah anak baik diasrama, 2. Raihlah IP 4,00, 3. Belajarlah jujur. Ketika haya hayati kembali pernyataan Bpk Dosen tersebut saya tiba-tiba mengkaitkannya dengan itelektual seseorang. Kenapa? Intelektual bukan hanya pintar ternyata, tetapi juga memiliki etika dan kedisiplinan yang baik. Intelktual membutuhkan kebenaran ataupun kejujuran yang baik. Karna ketidakbenaran dan ketidak jujuran dapat dikalahkan dengan ketulusan. Jadi, sedikit kesimpulan saya. Saya menyimpulkan bahwa ini cara Romo Mangun untuk manusia. Romo Mangun memberikan gambaran-gambaran/perumpamaan dalam bentuk karya sastranya. Begitu juga dengan Yesus, disetiap pengajaran dan pengijilannya. Ia selalu memakai perumpamaannya, supaya orang-orang mengerti maksud dan tujuan-Nya. Jadi itu cara Romo Mangun mengajarkan nilai-nilai kemanusian itu. Kitapun juga bisa membuat perumpamaan supaya orang mengerti maksud dan tujuan kita, bisa berupa puisi, sastra, ilustrasi, dll. Terimakasih

      Hapus
    6. KEL 6 : DEHUMANISME POLITIK AGAMA DIINDONESIA

      Berbicara dehumanisme yang merupakan kebalikkan atau bertolak belakang daripada humanisme. Penulis ingin menyampaikan bahwa masyarakat dapat bersatu dari keberagaman agam-agama di Indonesia. Ada 4 kebebasan yang ditawarkan negara ini kepada warga negaranya, salah satunya adalah kebebasan beragama. Akan tetapi pemerintah secara tidak langsung pemerintah hanya mengakui 6 agam diIndonesia, lain dari itu dianggap nilai tidak sah. Akibatnya, agama yang diluar agama yang diakui negara ini merasa terasingkan dan merasa terintimidasi. Ketika Bapak Presiden Jokowi Widodo memberikan solusi, yaitu: warga negara dapat mengosongkan kolom agama diKTP. Akan tetapi itu juga bukan solusi untuk bersama. Sebenarnya ada apa dengan pemerintah Indonesia? Apa yang menjadi pertimbangan mereka sehingga ada agama yang tidak disahkan? Sudah hampir 70 tahun lebih Indonesia meredeka, akan tetapi ini masih masalah besar dalam agama ini. Ketika semua agama konsisten dengan politik (arti positif) agamanya, dimana politik agama memuliakan manusia. Mengapa pemerintah tidak menjalankan politik agama yang berarti positif ini? Lebih dari 6 agama yang ada diIndonesia, baik diakui dan tidak diakui. Dan setiap agama memiliki kepercayaan masing-masing. Marilah kita generasi penurus memandang semboyan negara kita. Bhineka tunggal ika, beragam-ragam tetapi satu. Bhineka tunggal ika mengajarkan kita mengakui adanya perbedaan dan sekaligus menghargai adanya perbedaan.

      Hapus
    7. KEL 7 : AGAMA DAN PLURALISME


      Berbicara Agama dan Pluralisme, berarti berbicara agam ditengah keberagamaan. Keberagaman agama antar agama. Maksudnya, seperti kita ketahui di Indonesia. Indonesia memiliki 6 agama yang diakui oleh negara. Ke-6 agama inilah maksudnya keberagaman itu. Misalnya, Kristen dan Islam, Islam dan Budha, dll. Jadi apa yang terjadi ditengah-tengah keberagaman itu? Kristen memiliki ajarannya tersendiri mengenai kepercayaan dan yang disembahnya. Begitu juga dengan Islam, Buddha, Hindu, dll. Setiap agama memiliki kepercayaannya tersendiri. Akan tetapi meilihat sedikit problema negara ini. Ternyata keberagaman itu tidak menjadikan persatuan. Malahan agama satu dengan yang lain saling menjelek-jelekkan. Perlu adanya sifat saling menghargai antar agama. Jadi sebenarnya simple bagaimana kita bisa menerima keberagaman tersebut, bagaimana kita menerima keberbedaan itu, hanya dengan saling menerima agama lain. Tidak mengaanggap rendah agama lain, melainkan harus adanya sifat inklusivisme dalam pluralism. Terimakasih.

      Hapus
  23. Nama : Evi Krisnawaty Napitupulu
    Ting/Jur : I-A/Teologi
    NIM : 15.01.1258
    Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka
    Pada sajian kelompok 1 ini dapat kita pahami bahwa Romo Mangun adalah sosok seseorang yang menghargai keimamannya dan panggilannya sebagai Pastor. Tujuan pendidikan itu adalah untuk “pemanusiaan manusia” melalui proses “humanisasi”. Tetapi pendidikan masa sekarang selalu bertolak dari humanisme dan hal itu tidak menjadi hal yang asing sekarang ini. Demikian juga keyakinan Romo Mangun yang mengatakan bahwa setiap sistem pendidikan ditentukan oleh filsafat tentang manusia dan citra-manusianya yang dianut. Maka visi seseorang tentang manusia, sangat menentukan visi pendidikannya. Humanisme yang religius dapat membuka pola pikir kita dan dapat meningkatkan sikap religius kita. Romo Mangun memiliki pola pikir yang bersifat universal karena dia membahas tentang nilai-nilai kemanusiaan. Romo juga menekankan kepada kita agar kita memiliki sikap nasionalisme yang terbuka. Namun dalam hal ini terbuka yg dikasud adalah terbuka yang bersifat universal. Melalui sikap nasionalisme ini pada diri manusia harus ada perubahan yang terjadi. Dan jika setiap manusia memiliki rasa nasionalisme dan rasa cinta tanah air yang tinggi maka setiap masalah yang muncul di negara ini tidak akan berakar dan berkepanjangan bahkan terus menerus terjadi. Karena jika kita sudah memiliki rasa nasionalisme maka kita akan saling menopang bekerja sama bahkan bergandengan tangan dalam memajukan dan membangun negara ini. Disini Romo Mengajarkan agar setiap manusia dapat menanamkan sikap Humanisme Religuis dan Nasionalisme yang Terbuka dalam kehidupannya dan menerapkan dalam lingkungan hidupnya. Dan jika itu sudah ditanamkan, maka kita akan mampu berperilaku sesuai asas kemanusiaan, dan tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran norma dan hukum, seperti saat ini maraknya tindakan asusila, pembunuhan, korupsi kolusi dan nepotisme dan banyak pelanggaran lainnya. Dan melalui Humanisme yang religuis dan nasionalisme yang terbuka kita dapat menjalin hubungan baik kepada sesama kita tanpa memandang siapa dan bagaimana dia karena kita sudah menanamkan sikap nasionalisme yang terbuka tanpa melupakan siapa dan apa keyakinan kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. KELOMPOK 2 : MANUSIA HUMANIS MENURUT ROMO MANGUN
      Pada sajian kelompok 2 telah kita ketahui bahwa Romo Mangun adalah seseorang yang Humanis. Disini Humanis yang dimaksud adalah memanusiakan manusia. Manusia humanis berarti bercerita tentang bagaimana perilaku manusia itu. Apakah sesuai dengan asas kemanusiaan atau tidak. Karena manusia adalah objek terpenting yang berdasarkan pada asas kemanusiaan. Maka dari itu haruslah setiap manusia berperilaku sesuai dengan asas kemanusiaan. Tidak ada yang bisa mengukur apakah manusia itu adalah yang humanis atau tidak. Salah satu dasar yang menentukan sikap manusia adalah pendidikan. Jika kita sudah menempuh pendidikan yang tinggi sudah pasti kita tahu bagaimana seharusnya kita berperilaku sesuai dengan asas kemanusiaan. Namun jika kita tetap berberilaku tidak sesuai dengan asas kemanusiaan apalah gunanya pendidikan dan ilmu pengetahuan yang kita miliki. Dalam keKristenan Allah adalah yang humanis, Allah mau menjadi manusia. Allah memiliki sifat manusia dan mau berperilaku seperti manusia. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Allah adalah yang mahakuasa, yang menciptakan langit dan bumi, raja diatas segala raja namun Dia tetap mau menjadi manusia. Disini Romo mengajarkan kita untuk bersikap sebagaimana layaknya seorang manusia karna kita adalah manusia supaya kita dapat peduli dengan sesama, memiliki sikap bijaksana, rasa solidaritas, berakhlak bermoral dan beretika yang baik. Siapapun dan bagaimanapun kita bersikaplah sesuai asas kemanusiaan. Agar tidak terjadi fedoisme yaitu mengandalkan status sosial, pangkat, keturunan, ekonomi ataupun golongan yang kita miliki untuk memegegang kekuasaan.

      Hapus
    2. KELOMPOK 3 : "PASEMON" DALAM SASTRA ROMO MNAGUN KARYA
      BAKDI SOEMANTO

      Romo Mangun adalah seorang yang humanis. Dia adalah seorang yang religi, arsitektur, sastrawan, dan rohanawan. Romo Mangun sangat menghargai keimamannya dan panggilannya sebagai seorang Pastor. Romo dalam bahasa Jawa dan Amang dalam bahasa Batak. Dalam ke Kristenan Allah adalah yang humamnis. Allah adalah yang ber-inkarnasi, Allah yang mau menjadi manusia dan bersifat sebagai manusia. Begitu pun dengan Romo Mangun, beliau sangat sadar akan kemampuan dan ilmu-ilmu yang dimilikinya. Dan beliau sangat menghargai kisah-kisah dan sastra Alkitab. Namun terakhir yang menjadi pilihan Romo adalah berpihak menjadi manusia yang paling miskin. Romo adalah seorang Pastor namun dia melepas jubahnya untuk tindakan-tindakan humanis. Atau yang disebut dengan eksklaustrasi. Dalam sajian ini membahas tentang Pasemon yang berarti ucapan atau ungkapan untuk menggambarkan suatu keadaan (dalam karya sastra atau pembicaraan umum) yang mengingatkan orang kepada peristiwa sejarah, dongen atau mitos yang pernah terjadi dan diketahui umum. Sajian ketiga ini mengulas tentang karya Romo Mangun yang berkomentar tentang novel-l-novel yang salah satu dari ribuan kemungkinan. Apapun yang dikatakan oleh penulis ini, bagi masyarakat Indonesia Romo Mangun adalah sosok yang membangun nilai-nilai yang universal. Jika kita berasal dari Jawa tetaplah berada diakar Jawa dan jika kita berasal dari Batak tetaplah berada diakar Batak, namun tetaplah berkembang dengan terbuka atau universal.

      Hapus
    3. KELOMPOK 4 : Keberpihakan pada Kaum Miskin,
      Konteks yang Melatarbelakangi dan
      Gambaran Kaum Miskin dalam Balada
      Becak Karya Y. B. Mangunwijaya oleh B.
      Rahmanto

      Di dalam sajian kelompok 4 ini dapat kita lihat permasalahan-permasalahan masa kini. Yaitu kaum marjinal yang ditindas oleh kaum elit. Balada Becak karya Y.B.Mangunwijaya dijadikan sebagai perumpamaan untuk menggambarkan kaum marjinal. Yang dalam novelnya yaitu becak mempunyai roda dan roda itu berputar, kadang berada diatas dan kadang dibawah. Kita tidak bisa mengangkat derajat seseorang jika tidak ada kesadaran atau semnagat juang dari diri seseorang tersebut. Segala sesuatunya kembali kepada orang tersebut, apakah dia mau maju atau tidak, apakah dia mau berkembang atau tidak, atau dia hanya diam di satu titik saja. Namun, kita dapat merangkul memberi semangat menginspirasi dan memotivasi orang-orang atau kaum marjinal tersebut. Agar mereka dapat mengangkat derajatnya melalui dirinya sendiri dengan rangkulan atau semangat yang didapatnya dari orang lain. Salah satu faktor terjadinya kemiskinan di Indonesia adalah kurangnya kepekaan pemerintah terhadap kaum marjinal. Sehingga banyak orang atau kaum marjinal yang kurang mendapat keadilan dalam bidang pendidikan, ekonomi dan lain-lain. Dari perumpamaan becak ini muncul lah suatu nilai untuk berjuang. Dan kita bisa mendapat sebuah refleksi yaitu nasionalisme di tengah-tengah hancurnya harapan para pendiri bangsa ini. Negara kita sudah merdeka namun sesungguhnya belum. Di masa lalu negara ini dijajah oleh kolonial Belanda dengan kejam, namun di masa sekarang negara ini dijajah oleh para pemimpin/pemerintah yang KKN dengan cara yang lebih kejam lagi dibanding dengan masa lalu, sehingga karnanya orang-orang miskin atau kaum marjinal menjadi terpinggirkan dan terasingkan. Dan kita para pemuda pemudi Indonesia dan sebagai generasi bangsa Indonesia janganlah membangun sesuatu atas nama siapa kita dan bagaimana latarbelakang kita namun bangunlah atas nama Pancasila.

      Hapus
    4. NAMA : Evi Krisnawaty Napitupulu
      Ting/Jur : 1-A/ Teologi
      NIM : 15.01.1258

      KELOMPOK 5 : SI PENGGEMBALA CERITA

      Bandung Mawardi adalah satu dari sekian banyak orang yang telah membaca karya-karya dari Romo Mangun dan menyadari bahwa Romo Mangun memanglah seorang humanis. Bandung Mawardi bukanlah seorang Kristen, tetapi beliau menghargai Romo dalam bentuk gembala yang lain karena melalui novelnya Romo menuntun orang lain ke kehidupan yang lebih baik dan banyak orang menjadi lebih manusiawi lagi. Romo mangun banyak mendapat penghargaan karena karya-karya tulisnya. Novel dan cerpen yang dituliskan oleh Romo Mangun selalu mengandung nilai-nilai yang bersifat humanis, isi dari novelnya bukan saja bersifat sastra, tetapi banyak juga pikiran-pikiran religius dan penuh logika. Romo Mangun yang merupakan penggembala cerita meleburkan berbagai hal baik dalam karya-karyanya. Penggembala cerita adalah orang yang menuntun atau mengarahkan seseorang, sama seperti penggembala domaba yang menggembalakan domba-dombanya. Dalam novelnya, Romo Mangun memberi banyak perumpamaan melalui lambang-lambang. Menurut saya ini adalah ciri dari Romo mangun tersebut dan itu yang membedakan dia dengan pesastra yang lain. Dengan menggunakan perumpamaan maka orang akan lebih mengerti tentang satra tersebut dan mereka pasti merasa menarik untuk membaca satra tersebut. Dan kita juga ketahui bahwa Yesus Kristus juga sering berkotbah menggunakan perumpamaan. Kita bisa lihat dari situ bahwa kita juga bisa menyebut Romo mangun itu sebagai Yesus kecil. Hal ini dilakukannya agar orang-orang lebih perduli dan lebih menghargai lagi ciptaan Tuhan. Salah satu yang bisa diambil dari karya Romo Mangun adalah, mengajarkan kita untuk peduli pada sekitar kita. Jadilah kelak kita pelayan atau hamba Tuhan yang peduli pada kaum marjinal, orang-orang sakit, dan orang-orang yang pintar tapi tidak bisa sekolah. Disini Bandung Mawardi dapat meneladani dan menghargai Romo, sekarang adalah bagaimana cara kita melalui intelektualitas dan spiritualitas kita dapat meneladani Romo Mangun.

      Hapus
    5. Nama : Evi Krisnawaty Napitupulu
      NIM : 15.01.1258

      UAS Berjalan 6 “Dehumanisme Politik Agama di Indonesia”

      Dalam sajian kelompok 6 ini kita dapat pahami apa itu arti dari “dehumanisme” yaitu penghilangan sikap kemanusiaan. Musdah Mulia adalah ketua umum konfrensi perdamaian agama-agama di Indonesia. Ibu Musdah Mulia merupakan penulis dari topik ini dan belia melihat ada sesuatu yang lain di negara ini, yaitu politik agama. Sesuatu yang tidak fair telah terjadi di negara ini yaitu sesuatu yang sudah dalam jenjang dehumanisme. Di mana masyarakat yang beragama minoritas khususnya penganut agama-agama di luar dari 6 agama yang diakui pemerintah, sebut saja contohnya dalam suku Toba yang dikenal dengan parmalim. Ini seolah-olah seperti bentuk diskriminasi, eksploitasi yang disebabkan karena yang selalu menjadi korban oleh pihak yang lebih kuat tidak lain adalah rakyat kecil atau kaum minoritas. Mengapa agama Konghucu yang merupakan agama import atau agama yang berasal dari Cina dapat diakui atau disahkan di negara ini, tetapi agama tradisi-budaya tidak diakui dan disahkan oleh pemerintah. Padahal tradisi-budaya merupakan ciri khas atau ke Indonesiaan negara ini. Sehingga dalam KTP, masyarakat yang beragama di luar dari ke enam agama yang disahkan oleh pemerintah mengisi kolom agama tidak sesuai dengan agama yang mereka anut melainkan mengatas namakan di antara ke enam agama yang disahkan pemerintah. Ini merupakan salah satu bentuk diskriminasi. Dalam topik kali ini kita diajak untuk dapat berteologi yang kontekstual dengan tradisi dan budaya tanpa meninggalkan agama kita sendiri. Dehumanisme dapat juga kita lihat melalui isu-isu kekejian yang bertopengkan agama. Misalnya ISIS yang bertopengkan agama Islam, perang salib yang bertopengkan agama Kristen dan lain sebagainya. Di sini kita juga diajarkan untuk menjadi orang yang humanis, ketika kita berada di antara enam agama yang di sahkan oleh pemerintah termasuk juga agama-agama yang belum disahkan pemerintah. Yang dimaksudkan di sini yaitu agar kita dapat memahami dan menerima agama-agama lain yang ada di sekitar kita dan bukan berarti kita menganut agama-agama tersebut.

      Hapus
    6. NAMA : Evi Krisnawaty Napitupulu
      Ting/Jur : 1-A/ Teologi
      NIM : 15.01.1258

      UAS BERJALAN 7 "AGAMA DAN PLURALISME"

      Banyak pandangan dan pendapat yang bermunculan mengenai pluralisme dan agama. Sesungguhnya keberagamanlah yang menjadikan suatu negara itu kaya. Namun, sekarang keberagaman justru yang memicu perselisihan. Dalam Pancasila secara resmi bahwa dalam NKRI semua warga sama saja hak dan kewajibannya, tidak dibedakan menurut agama. Agama merupakan titik lemah bangsa Indonesia. Orang-orang berusaha menjatuhkan agama-agama lain dan menanggap bahwa agama mereka sendirilah yang benar. Dan banyak juga terjadi ketimpangan-ketimpangan, dikarenakan orang-orang yang berbeda agama memisahkan diri/menjadikan dan mendirikan suatu tembok pemisah antara agama lain. Disini yang seharusnya memainkan peran paling penting adalah negara. Negara yang harus membina masyarakat agar dapat saling menerima perbedaan satu sama lain. Dan masyarakat juga harus dapat mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila kembali. Agar bersedia untuk saling menerima dalam kekhasan masing-masing, bersedia untuk menghormati dan mendukung kemajemukan bangsa secara inklusif menurut kelima sila Pancasila. Jika kita sudah mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila, maka negara ini akan sejahtera, aman dari segala penodaan dan kekerasan yang mengatasnamakan agama. Pluralisme artinya yaitu sebagai keterbukaan dan kebaika hati terhadap agama-agama lain. Pluralisme dimaknai bahwa setiap pemeluk agama harus berani mengakui eksistensi dan hak agama lain. Setiap pemeluk agama pun harus bersedia aktif dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan berbagai agama menuju terciptanya suatu keharmonisan masyarakat. Kita harus mempunyai sikap inklusivisme dalam pluralisme agar ada kesejahteraan, kedamaian, dan kerukunan umat beragama di Indonesia sesuai dengan kelima sila dalam Pancasila.

      Hapus
  24. NAMA :RONI TAMPUBOLON
    NIM:15.01.1315

    pembahasan saya dalam sajian kelompok 1 :
    saya memahami bahwa Romo Mangunwijaya adalah seorang Pastor yang Eksklaustrasi, dalam bahasan dengan topik “Humanisme Religius dan Nasionalisme yang terbuka dengan Faham dasar pendidikan Mangunwijaya”. disini dipahami bahwa pendidikan humanisme religius dari Mangunwijaya adalah proses pengajaran untuk mengembangkan pontensi yang berorientasi pada manusia seutuhnya dengan memperhatikan aspek tanggungjawab hubungan dengan manusia dan hubungan dengan Tuhan sehingga memiliki kekuatan spirtual keagamaan, kesalehan individu yang diperlukan oleh diri, masyarakat bangsa dan negara. Faham Dasar Pendidikan Mangunwijaya, agar tidak terjadinya sesuatu hal yang dapat merugikan Negara kita ini.
    Meraih pendidikan memang akan menciptakan pemimpin yang bermoralitas, bertanggung jawab, peduli dan memiliki nilai-nilai kemanusiaan tetapi di samping meraih pendidikan kita juga harus memupuk kerohanian kita yaitu iman kita semakin bertumbuh mengimani apa yang kita lakukan dalam dunia ini serta apa yang harus di lakukan sesuai kehendak Tuhan agar adanya keseimbangan dan terciptalah kelak pemimpin yang kita inginkan , Dengan sumber daya manusia yang unggul dalam sains dan teknologi, kita pun tak akan ragu terlibat aktif “dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”- yang juga merupakan Tujuan Nasional kita. Memang sekarang ini sudah banyak juga gereja yang memakai budaya sendiri dalam peribadahan tanpa juga menghilangkan ketuhanannya. Dan Romo juga ingin membangun bangsa Indonesia melalui budaya dan nasionalisme yang terbuka .
    Analisa saya dengan kelompok 1 ini bahwa dimana kita untuk lebih membajarkan pendidikan dan memiliki jiwa humanis dan nasionalisme , karena dimana yang kita lihat negara kita berantakan dalam pendidikan dan humanisme yang tidak teratur , dan dikuasai oleh perkembangan teknologi teknologi beserta jaman yang kurang akurat , yang dimana membuat manusia kehilangan kesadaran dengan budaya apa yang ia harus terapkan dalam kehidupannya . makasih syalom :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. NAMA :RONI TAMPUBOLON
      NIM:15.01.1315


      Kel. II
      Syalom,
      Pada pembahasan kita mengenai manusia humanis menurut Romo Mangun, dapat diambil sebuah kata kunci yaitu Pendidikan. Dalam hal ini yang lebih dominan adalah manusia dan sifat kemanusiaannya. Karna kemanusiaanlah suatu alasan dalam segala hal yang ada di dunia ini, dan manusia juga mempunyai kesan dan pesan yang beragam bentuknya. Manusia adalah makhluk yang rasional. Dia menggunakan pemikirannya dalam pendidikan untuk mendapatkan hal-hal yang baru disetiap pengalaman yang ada dalam hidupnya. Di sini Romo Mangun mengajak kita dan seluruh manusia, sekalipun orang-orang miskin bahkan yang tidak mendapat pendidikan agar menjadi manusia yang humanis dengan cara saling berbagi (seperti Romo Mangun yang senang berbagi, karna dia tidak senang melihat penderitaan orang lain, walaupun seharusnya dia senang). Sebagai contoh yaitu kerja sama Indonesia dengan Amerika Serikat dalam Pendidikan telah berhasil terjalin dengan baik, melalui beberapa sekolah-sekolah yang ada di Idonesia dan Amerika serikat, juga universitas antara Amerika dengan Indonesia. Dalam kerja sama yang baik ini, secara tidak langsung antara kedua negara ini saling berpengaruh dalam sistem pendidikan masing-masing negara tersebut. Dengan hal ini bagi siswa dan mahasiswa sangat berkesan dalam pengalamannya pada pendidikan yang ditempuhnya, dan mereka dapat membedakan hal-hal yang kurang pada negaranya, maka dapat dipenuhi oleh pendidikan dan pengalamannya. Dalam kerja sama ini, yang berperan di dalamnya yaitu pemerintah. Karna pemerintah sangat berpengaruh dalam mewujudkan kemajuan suatu negara terutama pendidikan di Indonesia. Di sini pendidikan merupakan energi yang sangat positif , terlihat dari beberapa pengertian akan kebenaran dalam hidup yaitu saling membantu, saling berbagi, bukan hal yang negatif melainkan hal yang positif ( membangun rasa solidaritas kemanusiaan). Saya sedikit mengutip pendapat saudari Dian Lasmauhur Damanik, dalam kelas mengenai beasiswa. Hadirnya program bantuan (beasiswa), menurut saya sangat berguna dan sangat baik pengaruhnya dalam pendidikan , di mana orang –orang yang ingin sekali menimba ilmu untuk menambah pendidikannya namun kurang mampu dalam hal biaya, nah, pemerintah dengan program beasiswa yang telah terwujud itu dapat membantu para pelajar dapat mengikuti pendidikan dengan baik, seperti halnya orang-orang yang dianggap mampu. Jadi, dalam topik ini seorang Romo Mangun yang baik hati mempunyai keinginan untuk mewujudkan kehumanismean manusia melalui pendidikan, yang dipengaruhi oleh pengalaman, dan akan diwujudkan dalam aksi yang benar dan membangun, tanpa memihak.
      Sekian dan terima kasih,
      Salam IBD,

      Hapus
  25. Terimakasih atas resposnya dalam UAS Berjalan ini, saya akhirnya resmi menutup ruang komen UAS IBD ini Selasa Malam, 12 April 2016, pukul 21.07. wib. Salam IBD

    BalasHapus
  26. Nama : Roy Prananta Purba
    Nim : 15.01.1319
    UAS berjalan kelompok 1
    Manusia adalah makhluk sosial tetapi juga merupakan makhluk religious yang bersifat suci dan bermoral. Tokoh Romo Mangun adalah seorang pelopor kemanusiaan, dengan kata lain dapat dikatakan bahwa ia adalah seorang yang humanis. Ia berlatar belakang seorang Romo atau pastor tetapi juga memiliki keahlian dalam bidang arsitektur. Tetapi ia sangat bersifat humanis, meskipun ia seorang yang dimegahkan. Dia tidak memandang manusia dari latar belakangnya, tetapi dia menganggap manusia itu sama. Humanisme Romo mangun bersifat religious dan sekaligus memberikan sumbangannya kepada dua arah yaitu kepada pemerintah dan kepada kesan-kesan atau keluhan-keluhan masyarakat. Dalam sikap humanis Romo juga menekankan sifat pembebasan karena ia juga sangat bersifat pluralis. Kepluralisannya itulah yang membuat dia terkenal bukan hanya dalam konteks katolik, tetapi juga dalam konteks multi agama. Romo yakin akan perkataannya bahwa setiap tata cara pendidikan ditentukan oleh buah pemikiran manusia dan gambaran diri manusia. Maka dari itu, pendidikan tidak bisa netral apalagi ketika pendidikan itu tidak mempunyai visi dalam perjalanannya. Romo juga berperan dalam bidang politik. Dalam setiap perkembangannya dalam bidang politik, ia sangat mengutamakan kemanusiaan. Dalam pemikiran Romo bahwa manusia yang sangat beragam ini adalah sama, maka ia juga ikut menyamakan diri dengan manusia lainnya. Seorang tokoh Romo meninggalkan sifat ke-Romoannya atau kependetaannya untuk masuk ke dalam bidang humanis yang mementingkan kemausiaan. Humanisme religius memiliki dua sikap menghadapi humanisme di millennium ketiga saat itu: sikap optimistis dan sikap pesimistis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. UAS berjalan kelompok 2
      Konsep kebudayaan Jawa lebih cenderung mengartikan segala sesuatu yang terjadi pada kehidupan manusia hanya seperti pelaku saja. Manusia harus mengikuti kehendak penciptanya ibaratkan wayang mengikuti kehendak dalangnya. Sehingga mereka mamahami bahwa segala sesuatu yang terjadi akan berjalan begitu saja dan kita hanya bisa mengikutinya. Wayang sebagai manusia dan dalang sebagai Tuhan yang berkuasa atas manusia. Tetapi dalam konsep manusia menurut kebudayaan barat yaitu Kebudayaan Barat menekankan bahwa tujuan hidup fana tidak lagi hanya selaku persiapan melulu ke dunia akhirat, akan tetapi dihargai sebagai tujuan intrinsik dan sejati pada dirinya, tanpa harus mengingkari niat hidup akhirat. Dalam kedua konsep ini bisa disebutkan konsep itu adalah konsep perkembangan manusia menurut keadaan lingkungannya masing-masing. Dalam KBBI humanis artinya manusia yang dapat bergaul dengan baik antar sesamanya yang berasaskan kemanusiaan dan tidak mementingkan kepentingannya sendiri. Sehingga manusia seperti inilah yang dapat berkembang dengan baik, manusia seperti ini yang dibutuhkan menurut Romo Mangun. Melalui konsep-konsep manusia kita dapat mengerti bagaimana manusia sebenarnya. Konsep manusia yang dikembangkan Romo Mangun tidak terlepas dari perjalanan hidupnya yang unik, konsep manusia yg ingin dikembangkan adalah manusia yang Humanis. Jadi menurut Romo Mangun manusia yang humanis akan dibutuhkan dan diperlukan dalam segala hal. Manusia humanis juga menyandang sikap pluralis karena humanis dan pluralis bisa dikatakan bersinonim. Romo juga mengikutsertakan kebudayaan-kebudayaan dalam perkembangan zaman di Indonesia. Menurut Romo Mangun, kebudayaan pascaku tumbuh dari perubahan ekspansi budaya pemburu,nelayan,dan pengembara yang berevolusi ke budaya agraris yang menetap, dari kabupaten sampai ke kerajaan besar. Dari perkembangan kebudayaan inilah yang menyebabkan terjadinya kepelbagaian budaya di Indonesia.

      Hapus
    2. syalom pak..
      ini saya kirim ulang UAS saya dikarenakan pada waktu pengiriman pertama saya tidak memakai blog saya karena tidak bisa digunakan.
      maaf atas keterlambatan saya pak.

      syalom, mejuah-juah, jahowu, horas, thaks.
      salam ibd

      Hapus

    3. UAS kelompok 3

      Dari judul kelompok 3 yang berjudul “pasemon” dalam Sastra Romo Mangun Karya
      Bakdi Soemanto, saya dapat pahami bahwa menurut kamus Sunda-Indonesia arti kata “pasemon” itu sendiri adalah raut muka atau raut wajah. Lebih sederhananya bisa diartikan bahwa pasemon itu adalah ekspresi. Tokoh Romo Mangun adalah seorang penulis yang sangat memperhatikan dan menekankan ekspresi dalam karya-karyanya. Dalam hal ini dibutuhkan tanggung jawab yang besar untuk membentuk suatu karya yang mengutamakan unsur ekspresi didalam karya tersebut. Romo mangun memberikan penjelasan kepada kita secara tidak langsung bahwa dalam kehidupan ini diperlukan sebuah usaha dan kerja keras serta pandangan imajinasi yang luas. Suatu karya dapat dipandang berharga ketika karya tersebut bisa menambah wawasan penerima karya kita. sehingga kita mampu memberikan suatu gambaran yang baik yang bukan hanya pada diri kita, tetapi bagi orang lain juga, serta ada manfaatnya saat orang lain menggunakan karya kita. Ketika seorang pendeta yang mempunyai keahlian sebagai penulis atau berbakat dalam sastra makan ia akan dikenal sama seperti Romo Mangun. Satu kelebihan dari Romo adalah ketika ia menginjakkan jejaknya dalam hal humanisme. Romo seorang pendeta yang mempunyai keahlian dalam bidang sastra dan arsitektur ini meninggalkan keahlian-keahlian dan masuk kedalam konteks humanismenya. Romo juga mengajarkan kita akan paham kebebasan yang menuju kea rah humanis. Kebebasan itu memberikan kita suatu kepercayaan dan keyakinan baru bagi kita yang dimana kita mengerti bagaimana untuk lepas dari sesatu beban yang kita usahakan untuk menyelesaikannya. Kebebasan menjadikan kita akan jalan kemanapun kita tidak akan bisa terhalang oleh batas-batas SARA yang sering sekali menjadi penghalang kebebasan tersebut. SARA dapat kita tembus dengan sikap humanism dengan tidak memandang perbedaan antar golongan, ras, agama, suku, dan kebangsaan. Maka akan terciptanya pola pikir yang lebih mementingkan orang lain meskipun terdapat perbedaan atau dengan kata lain kita akan bersikap inklusif.


      salam ibd

      Hapus
    4. UAS kelompok 4.
      Dari judul Keberpihakan pada kaum miskin, konteks yang melatarbelakangi dan gambaran kaum miskin dalam Balada Becak Karya Y. B. Mangunwijaya oleh B. Rahmanto ini saya menyimpulkan bahwa kemiskinan menjadi penghambat kita untuk melangkah lebih maju karena kita akan terus melihat latar belakang kita. Ketika saya berada di pengungsian Sinabung sekitar tahun 2010, saya mengingat ketika seorang orang tua berkata bahwa bagaimana ia akan membiayai anaknya kuliah kalau dia tidak diperbolehkan BMKG untuk pulang kekampungnya dan bekerja diladangnya. Setelah saya telusuri orangtua ini mempunyai 3 anak yang sedang sekolah dan terhambat sekolahnya dikarenakan oleh situasi ekonominya yang sedang sangat gawat pada masa itu. Dia sempat berputus asa karena hal itu, sedangkan ladang yang ia bisa usahai telah ditutup oleh abu vulkanik Sinabung. Dari hal ini saya menganalisa bahwa kemiskinan atau masalah ekonomi merupakan salah satu faktor yang kuat dapat mendorong seseorang untuk maju dan mempunyai rasa percaya diri. Sama seperti orang tua tadi, ia menjadi mundur dan putus asa karena kondisi ekonomi dan memikirkan persekolahan anak-anaknya. Pada masa itu saya melihat bahwa masih sangat kurang perhatian pemerintah terhadap pengungsi, hal ini terbukti bahwa banyak sekali pengungsi yang ingin sekali pulang kekampungnya dari pada tinggal di pengungsian. Perlu kita ketahui bahwa sebenarnya pengunsian adalah tempat yang bisa dikatakan tidak enak karena harus berbagi dengan orang lain. Letak sisi kemiskinan ini sangat dipengaruhi perhatian pemerintah dan masyarakat agar kaum-kaum ini lebih diperhatikan. Hal yang demikian juga dapat kita lihat dalam novel balada becak karya Romo Mangun dengan tokoh Yusuf(sering dipanggil Yus). Ia adalah seorang yang suka melamun karena status sosialnya dan ekonominya yang rendah. Dari sini kita bisa melihat bahwa Yus juga merasakan hambatan kemiskinan tersebut ketika ia ingin kuliah, tidak ada biaya dan ketika ia ingin memiliki pujaan hati juga terhalang oleh status sosial sehingga ia hanya melamunkan dan membayangkan hal-hal tersebut, nyatanya ia adalah seorang tukang las dan tukang becak. Dalam kehidupan sekarang ini juga sangat dipengaruhi oleh status sosial dan kemiskinan. Kita melihat bahwa orang-orang atau kaum rendah sangat diasingkan dan di tersendirikan. Tetapi judul ini mengingatkan kita akan pentingnya kemanusiaan atau humanis yang di anut oleh Romo sebagai jembatan penghubung antara setiap manusia sehingga tidak akan ada lagi orang-orang yang dianggap rendah.


      salam ibd

      Hapus
    5. UAS kelompok 5
      Pemahaman saya tentang topik “Si Penggembala Cerita” adalah tokoh Romo yang memiliki tipe karya sastra yang banyak sekali mengandung cerita. Disini ia ingin mengajak pembaca untuk menjadi tukang tafsir. YBM adalah identik yang namanya penabur lambang di novel, karna pembaca bakal menemukan untaian renungan melalui pilihan-pilihan lambang yang merujuk kepada flora dan fauna. Cerita yang dianggap tidak mempunyai makna atau pesan didalamnya ternyata pemahaman yang salah. Makna atau amanat atau pesan moral yang terdapat didalam cerita dapat kita lihat secara tersirat bukan langsung tertulis dalam teksnya. Dalam hal ini, si penggembala cerita pun menjalankan misi mengantar pesan-pesan dan mengundang pembaca ke amalan-amalan hidup berhati nurani. Romo juga mempunyai intelektual yang tinggi bisa kita lihat dari keahliannya dalam bidang arsitektur(yang mendalami matematika, kimia, fisika). Juga ia memiliki spiritual yang baik terlihat dari ia adalah seorang pastor. saya teringat akan perkataan Aristoteles ketika ia menemukan rumus menghitung volume benda. Suatu hari ia keluar dari kamar mandi dengan tidak memakai pakaian atau telanjang sambil berteriak “eurekia !!” yang artinya aku menemukannya. Ia menemukan cara menghitung volume benda dengan cara memasukan benda itu ke dalam air dan menghitung volume air yang tertumpah pada saat benda tersebut dimasukkan kedalam air. Ia menemukan hal tersebut ketika ia sedang mandi dan ia masuk ke dalam bak yang airnya penuh, ia melihat bahwa volume tubuhnya sama dengan volume air yang tertumpah dari bak itu. Dari hal ini saya dapat analisa bahwa tidak selamanya berpikir keras dapat menemukan hal yang kita inginkan. Seorang Aristoteles telah sangat lama menggeluti untuk menemukan rumus tersebut, tetapi ketika ia tidak memikirkan hal tersebut ia menemukannya. Disinilah kita bisa melihat bahwa intelektual atau kepandaian tidak selamanya bisa menjamin ditemukannya pemecahan masalah kita.

      Hapus
    6. UAS kelompok 6
      Pembahasan saya mengenai topic Mangunwijaya dengan judul “Dehumanisme Politik Agama Indonesia” tulisan Musda Mulia adalah sebagai berikut. Sisi kemanusiaan seorang Romo juga terletak dalam politik agama. Sebelumnya saya ingin memberikan penjelasan singkat mengenai agama tradisi suku Karo yaitu agama Pemena. Sejarah suku Karo adalah berasal dari keturunan Haru yang merupakan adalah salah satu suku bangsa Israel. Datang ke daerah tanah Karo yang dulunya didiami oleh penduduk asli yaitu “umang”, seorang yang bertubuh lebih kecil dari manusia dan tinggal di gua-gua. Ketika suku bangsa Haru mendatangi tanah Karo, mereka menganut suatu kepercayaan yang disebut agama pemena. Agama ini memiliki satu sebutan untuk Tuhan mereka yaitu Dibata Kaci-kaci yang dipercaya menciptakan segala sesuatu. Ditinjau dari sisi spiritualitasnya agama ini agak mirip dengan Kristen(mungkin saja benar anggapan bahwa suku Karo asalnya dari suku bangsa Haru, juga tertulis dalam kitab Tawarikh). Saya mengambil bahan ini dari sebuah buku okultisme karo yang pernah saya baca. Dari hal ini saya menganalisa bahwa agama suku atau agama tradisi juga pantas untuk diakui sebagai agama resmi. Karena pada UUD 1945 juga ada tertulis bahwa adanya kebebasan beragama. Namun saya juga berpendapat bahwa ketika semua agama suku diakui sebagai agama maka akan dunia akan mencap Indonesia tidak ada kesatuan. Kesimpulan saya mengenai hal ini adalah setiap warga Negara dibebaskan memeluk setiap agama yang ia percayai, tidak ada pendiskriminasian, tidak ada menumpang pada agama yang diakui tetapi tetap mengimani agamanya masing-masing. Seperti halnya saya pernah membaca dalam artikel yang menyatakan bahwa orang Amerika akan sangat marah ketika ia ditanyai masalah keagamaan, mereka tidak pernah mempermasalahkan agamanya. Akan sangat baik jika Indonesia juga menerapkan hal yang seperti itu sehingga tidak aka ada lagi keributan atau kekerasan atau perpecahan atas nama agama.


      salam ibd

      Hapus
    7. UAS kelompok 7
      Analisa saya mengenai topic kelompok 7 yang berjudul “Pluralisme Agama” sebagaimana telah kita bahas bahwa adanya kekerasan atas nama agama. Dalam hal ini saya mengerti bahwa agama juga dapat memberikan kekerasan atau kekacauan. Sebagaimana arti agama adalah tidak kacau balau, tetapi pada konteks ini nama agama tidak berarti sepenuhnya. Ketika terjadi kekerasan maka lenyaplah makna agama dalam masyarakat. Sebagaimana tujuan agama adalah menuju kebahagiaan umatnya atau pengikutnya. Dalam konteks pluralism agama saya mengambil contoh dari sebuah gereja GBKP Rg. Beganding, Kec. Simp. IV, Kab. Karo yang dibangun mulai tahun 2015 dan selesai pada bulan April 2016 dan rencananya akan ditahbiskan secepatnya. Gereja ini dibangun tepat disamping mesjid yang menghadap ke gereja ini. Dalam pembicaraan saya dengan seorang pertua di gereja ini ia menyatakan bahwa gereja tersebut dan mesjid tersebut meskipun letaknya yang dipandang jarang mereka tidak terlalu mempermasalahkan perbedaan agama, justru perbedaan tersebut membuat kedua agama dapat rukun. Ia juga menyatakan bahwa ketika mesjid ada ibadah, gereja diam dan demikian juga sebaliknya sehingga tidak ada yang dipermasalahkan. Demikian juga terjadi pada Gereja Oikumeinis Siosar yang mempunyai jemaat yang sangat berbeda-beda. Didalam gereja ini adalah tempat beribadah semua orang Kristen yang tinggal di tempat relokasi pengungsi Sinabung Siosar. Gereja ini juga tidak terlalu besar tetapi mempunyai jemaat yang hampir ribuan orang. Mereka mengatur jadwal peribadahan dengan baik, misalnya dibagi per gereja dalam waktu yang berbeda-beda sehingga pada waktu hari minggu hampir seharian gereja itu penuh dengan orang beribadah. Dari kedua contoh ini dapat saya simpulka bahwa ketika ada dialog antar agama/gereja akan terjadi juga kedamaian didalam masyarakat pluralis tersebut. Kedua gereja tersebut memang hanya contoh kecil, tetapi maknanya besar bagi pluralism dan agama dalam kehidupan seitap orang di muka Bumi ini.

      Hapus
  27. syaloom..

    UAS berjalan kel.3

    pada pembahasan kali ini kita berbicara tentang pasemon dan tetap yang menjadi pokok pikiran ialah Romo Mangun.
    yang dimana arti dari pasemon ialah wajah/muka.dalam pembahasan kali ini.kita diajarkan untuk bisa mengekkspresikan.bagaimana sebenarnya diri kita kepada khalayak luar. apakah kita layak untuk memeberikan contoh yang baik. atau malah sebaliknya kita malah memeberikan contoh yang tak pantas untuk kita berikan pada khalayak banyak.harapan Romo kepada kita setelah kita mendalami bahasan kita ini ialah. kita harus mamapu memeberikan contoh yang baik melalui raut wajah atau muka kita ketika kita bertemu dengan orang lain. dengan tidak membedakan SARA. hendaknya kita tidak menyia-nyiakan yang sudah Romo bagikan kepada kita.

    syaloom...

    salam Ibd..
    Tuhan Yesus memberkati ... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. kelompok 4
      dalam pembahasan kali ini Romo mengingatkan kita untuk perduli terhadap kaum marginal.
      kata perduli bukan hanya dengan memberikan bantuan materi.tetapi dengan kita mampu memberikan rasa nyaman dengan sikap baik,sopan terhadap mereka. dengan cara demikian mereka akan merasa lebih di perhatikan. mereka tidak akan merasa diasingkan.jika kita selalu berbuat baik terhdap mereka.

      Hapus
    2. kelompok 5
      pada pembahasaan kali ini, penulis menceritakan sosok romo yang sebagai seorang pengembala cerita. dimana romo yang pada hakekatnya adalah seorang pastor rela terjun ke bawah untuk menolong dan merangkul para kaum-kaum marjinal. dalam pembahasaan kali ini juga romo mengajarkan kita agar kita tidak menyombongkan diri dengan apa yang kita miliki melalui cerita-cerita kita kepada orang lain.

      Hapus
    3. kelompok 6
      pada pembahasan kali ini yang berjudul Dehumanisme politik Agama di Indonesia kita dapat mengambil kesimpulan bahwasannya pemerintah masih belum adil dalam mengakui agama-agama di Indonesia.misalnya saja agama-agama tradisi yang ada di Indonesia padahal jika dilihat dari syarat-syarat adanya suatu agama tersebut ,ia sudah layak untuk diakui sebagai agama yang sah.
      oleh sebab itu kita perlu mengubah pola pikir kita sebagai kita generasi penerus negara ini. jangan ada dikriminasi diantara kita sesama mahluk Tuhan.

      syaloom..

      Hapus
    4. kelompok 2:
      dalam pembahasan kali ini dpat saya simpulkan
      Dalam masyarakat Indonesia kontemporer, khususnya sejak Orde Baru berkuasa, manusia ideal Indonesia yang sering di kemukakan adalah manusia Pancasila, yaitu manusia Indonesia yang menghayati dan membuat dasar dan pedoman hidupnya,dasar tingkah laku dan budi pekertinya berdasarkan kepada kelima sila Pancasila, Ketuhanan, Kemanusiaan, Keadilan, Kerakyatan, dan Persatuan Nasional.Romo Mangun menempatkan nation dan nasionalisme modern dalam konteks evolusi bangsa manusia. Secara garis besar perkembangn interaksi antarmanusia di dalam kelompok dan di luar kelompok dapat di mulai dari bentuk komunal sangat sederhana dalam kerangka dusun yang tertutup, yang kemudian semakin terbuka dalam fase-fase evolusi yang berakselerasi ke hubungan lokal atau regional

      Hapus
    5. kelompok VII
      Dalam pembahasan kali ini kita diajarkan untuk terbuka kepada agama-agama laian. terbuka dalam arti kita harus mampu menerima kepelbagaian kita baik dalam hal apapun.karena pada hakikatnya setiap agama pasti mengajarkan kebaikan kepada setiap pengikutnya.
      jadi melalui topik ini hendaknya kita mampu menerima keberbedaan kita ini.
      syaloom..

      Hapus
  28. nama:Trika purba
    Nim:15.01.1336
    Ting/jur:1-A/teologi

    UAS KELOMPOK 3

    Dari pembahasan kelompok 3 yang berjudul "PASEMON" dalam sastra romo mangun karya bakdi soemanto, yang dapat saya pahami dari pembahasan kali ini adalah dalam hal ini dibutuhkan tanggung jawab yang besar untuk membentuk suatu karya yang mengutamakan unsur ekspresi di dalam karya tersebut romo mangun memberikan penjelasan kepada kita secara tidak langsung serta pandangan yang luas kepada kita. yang menjadi refleksi bagi manusia yang sekarang adalah pasemon dalam karya romo mangun menunjukan gaya bahasa perbangdingan bagi kita, hal ini mengambarkan perbedaan dalam setiap kehidupan di indonesia. namun romo mangun membuat perbandingan untuk menggambarkan kisah kemanusiaan dalam perkembangan humanisme di indonesia.

    syaloom......
    TUHAN YESUS MEMBERKATI......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Trika Purba
      Nim : 15.01.1336
      UAS KELOMPOK 4
      Yang dapat saya ketahui dari sajian kelompok 4 menurut saya romomangun wijaya memberi pendapat yang sangat penting terhadap orang pinggiran. Yang dituangkan pada sebuah novel yang telah dilakukan leh romomangun wijaya. Keberpihakannya terhadap kaum yang lemah salah satu bentuk nyata kepedulian seseorang dalam hidup. Yakni orang yang memberikan waktunnya terhada orang yang membutuhkan dalam ilmu yang mereka punya ataupun tenaga yang mereka pnya. Dalam pemaparan kelompok ini sangatlah lemah dalam memperjuangkan kepedulian terhadap kaum yang kurng mampu, biarlah melalui hal ini para kaum yang mampu memperhatikan orang yang lemah atau bisa dikatakan juga sebagai orang yang miskin. Yus adalah salah satu bukti ketidakadilan, yang dimaksud ketidakadilan dalam hal ini adalah di sebagai penangguran dikarenakan status ekonomi tidak mencukupi untuk mengikuti perkuliahan . itu juga salah satu pemicu banyaknnya pengangguran di negeri kita inidan membuat kemiskinan semakin bertambah. Dan mudah mudahan setelah romo mangunwijaya membuat seperti ini membuuka hati dalam membantu orang yang kurang mampu atau orang yang terpinggirkan. Dan dari sajian kali ini kita diajarkan untuk memulai dari hal yang terkecil terlebih dahulu, dan sebaiknnya kita tidak melantarkan orangyang lemah karena dimata Tuhan kita semua umat manusia adalah sama satu dengan yang lainnya. TRIMA KASIH.
      SYALOOM....................

      Hapus
    2. Nama:Trika purba
      Nim:15.01.1336
      UAS KELOMPOK 5- SI PENGGEMBALA CERITA

      Yang dapat saya ketahui dalam karya sastra ini menarik untuk dibaca terkandung di dalam sebuah karya sastra . YBM adalah seorang penggembala cerita. di dalam karya YBM ini kita kita mengetahui menggunakan bahasa sastra yang baik dan memasukkan lambang lambang yang baik. jika kita membaca karya YBM kita tidak hanya sekedar membaca karya sastra secara umum fungsinya adalah untuk hiburan semata. dan di dalam karya ini kita diajarkan untuk memiliki pemikiran yang religius karna sering mengutip kata kata dalam kitab suci. tujuannya adalah agar kita jangan hanya mementingkan diri sendiri namun kita harus peduli terhadap sesama kita karna kita di dunia ini harus tolong menolong. dan supaya kita merenungkan bagaimana kehidupan kita dan membuka hati terhadap sesama kita. YBM juga sering menggambarkan tokoh tokoh yang memiliki intelektual yang tinggi, seperti di dalam karya karya YBM tersebut. dan dia juga sering membuat peryanyaan pertanyaan tujuannya agar pembaca menganalisa karyannya agar kita lebih memahami dan mengingat karya YBM tersebut.
      TRIMA KASIH

      SALAM IBD..............
      SYALOOM......

      Hapus
    3. Nama:Trika purba
      Nim :15.01.1336
      Ting/:1-A/TEOLOGIA

      Dari sajian kelompok 1 yang bisa kami analisa adalah disini romo mangunwijaya ingin menyatukan bagaimana budaya yang religius ingin membangun nasionalisme yang terbuka., kita tahu bahwa indonesia yang kaya akan budaya . tujuan utama dari romo mangun adalah untuk membentuk kembali karakter pendidikan juga moral bangsa indonesia yang sudah rusak atau bisa dikatakan udah memasuki budaya budaya luar negeri. nasionalisme bangsa indonesia pada saat ini sudah sangat anjlok, nasionalisme yang harus dibuka pada saat ini adalah nasionalisme yang percaya diri. dalam hal politik,nasionalisme yang merekat pada bangsa ini adalah rasa yang menjunjung tinggi kemanusiaan, agar dapat menjadi bangsa yang percaya diri. sehingga bisa berdiri sendiri, untuk mengejar ketertinggalan, haruslah ada peningkatan sumber daya manusia.dan romo juga ingin membangun rasa nasionalisme yang tinggi.
      dalam pembentukan karakter dalam dunia pendidikan merupakan tujuan utama dari pemikiran romo mangunwijaya, karena dari segi pengajar atau guru sudah membentuk pola bahwa mengajar merupakan kegiatan religius untuk menjadikan sesama manusia menjadi berguna bagi sekitarnnya. maka pengajar akan meberikan semua ilmunnya kepada pelajar atau siswa.
      dan disini agama juga hadir untuk membangun kebersamaan.
      Trimakasih.........
      Salam IBD..........
      SYALOOM....

      Hapus
    4. Nama :Trika purba
      Nim :15.01.1336
      Ting/jur:I-A/TEOLOGIA

      Yang dapat saya ambil dari sajian kelompok 2 yang berjudul MANUSIA HUMANIS MENURUT ROMO MANGUN adalah manusia itu dapat dilihat dari bagaimana manusia itu berperilaku sesuai dengan asas kemanusiaan dan hal ini bisa langsung kita lihat dari kehidupan romo mangun.
      menurut romo mangun pada sajian kali ini adalah manusia yang ingin dikembangkan adalah manusia yang humanis dan mengandung nilai nilai kemanusiaan yang tinggi.
      dan disini juga saya sangat setuju karena diungkit mengenai manusia menurut kebudayaan barat, menurut romo mangun meskipun ada beberapa tesis tentang kebudayaan barat yang membuat kita mengikuti budaya mereka dan dirusak oleh perkembangan negara luar negeri sendiri kita tidak boleh terpikat oleh mereka karena kita harus menjaga budaya kita sendiri. dan disini kita harus mengikuti konsep manusia yang terbebas dari belenggu belenggu peodalisme maupun warisan kolonial.
      dan disini yang paling di tekankan oleh romomangun adalah menempatkan nasionalisme modern dalam konteks evolusi bangsa manusia..

      Trimakasih.......
      syaloom.....

      Hapus
    5. Nama :Trika purba
      Nim :15.01.1336
      Ting/jur:I-A/TEOLOGIA


      Yang dapat saya ketahui dari sajian kelompok 6 yang berjudul "DEHUMANISME POLOTIK AGAMA DI INDONESIA" ini humanisme membentuk pembaharuan sikap sehingga kita sebagai manusia harus menghargai sesama kita. dan disini kita juga harus membnagun dehumanisme pemerintah dalam bidang pembangunan agama ditandai dengan berbagai kebijakan dan dominasi yang melahirkan berbagai bentuk diskriminasi terhadap penganut agama minoritas, khususnya penganut agama diluar pnganut 6 agama tersebut. hal ini dilihat dalam pencantuman agama di kolom pembuatan agama. namun dikolom agama itu hanya boleh ditulis yang 6 agama terdebut dan yng telah diakui oleh pemerintah. dan bagi yang penganut diluar 6 agama terpaksa berdusta demi memenuhi aturan resmi negara yang dibuat oleH pemerintah. dan di dalam sajian kelompok6 kita juga diajarkan tentang slogan "BHINEKA TUNGGAL IKA" yang berarti itu artinnya berbeda beda tetapi satu juga,disini juga kita memiliki kebebasan mencakup setiap kebebasan warga negara untuk memilih dan memeluk agama dan kepercayaan serta kebebasan melaksanakan ibadah menurut agama dan keyakinan masing masing. termasuk juga kebebasan setip warga negara tidak memiliki agama sama sekali, dan disini juga kita diajarkan untuk kebebasan berpindah agama. romo mangun sangat menyuarakan pentingnnya beragama dan membebaskan kaum tertindas dan menindas.
      dan disini juga kita bisa secara eksternal bertanggung jawab untuk menghargai dan menghormati sesama kita biarpun kita beda agama dengan mereka, tujuannya adalah supaya kita umat manusia memperoleh keselamatan atas kehidupan kita.

      SALAM IBD........
      SYALOOM.......

      Hapus
    6. Nama :Trika purba
      Nim :15.01.1336
      Ting/jur:I-A/TEOLOGIA


      Yang dapat saya ketahui dari sajian kelompok 6 yang berjudul "DEHUMANISME POLOTIK AGAMA DI INDONESIA" ini humanisme membentuk pembaharuan sikap sehingga kita sebagai manusia harus menghargai sesama kita. dan disini kita juga harus membnagun dehumanisme pemerintah dalam bidang pembangunan agama ditandai dengan berbagai kebijakan dan dominasi yang melahirkan berbagai bentuk diskriminasi terhadap penganut agama minoritas, khususnya penganut agama diluar pnganut 6 agama tersebut. hal ini dilihat dalam pencantuman agama di kolom pembuatan agama. namun dikolom agama itu hanya boleh ditulis yang 6 agama terdebut dan yng telah diakui oleh pemerintah. dan bagi yang penganut diluar 6 agama terpaksa berdusta demi memenuhi aturan resmi negara yang dibuat oleH pemerintah. dan di dalam sajian kelompok6 kita juga diajarkan tentang slogan "BHINEKA TUNGGAL IKA" yang berarti itu artinnya berbeda beda tetapi satu juga,disini juga kita memiliki kebebasan mencakup setiap kebebasan warga negara untuk memilih dan memeluk agama dan kepercayaan serta kebebasan melaksanakan ibadah menurut agama dan keyakinan masing masing. termasuk juga kebebasan setip warga negara tidak memiliki agama sama sekali, dan disini juga kita diajarkan untuk kebebasan berpindah agama. romo mangun sangat menyuarakan pentingnnya beragama dan membebaskan kaum tertindas dan menindas.
      dan disini juga kita bisa secara eksternal bertanggung jawab untuk menghargai dan menghormati sesama kita biarpun kita beda agama dengan mereka, tujuannya adalah supaya kita umat manusia memperoleh keselamatan atas kehidupan kita.

      SALAM IBD........
      SYALOOM.......

      Hapus
    7. Uas berjalan kelompok7
      Agama dan pluralisme
      F.m.suseno
      Dibahasan ini kita akan membahas agama dan pluralisme.
      Bahwasannya agama membawa seseorang itu menjadi lebih baik dan membawa sesuatu kebahagiaan. Dan bila seseorang tidak menggunakan agamanya maka seseorang tersebut bisa menjadi kacau dan tidak tau perjalanan budaya dalam hidupnya, karena agama juga sangat berkaitan dengan budaya. Seperti halnya dengan pluralisme, yang ingin membawa agama menjadi universal, supaya indonesia. Dengan keberbagaiianya yang disebut bhineka tunggal ika. Bisa menjadi satu, karena indonesia kaya akan budaya. Jadi kiranya agama dan pluralisme menjadikan indonesia lebih baik dengan keberbagaiannya. Dan menerapkan politik agama dan demokrasi dalam negara kita. Supaya membawa kita menjadi lebih baik dan satu. Salam ibd

      Hapus
  29. UAS berjalan kel.3
    nim: 15.01.1342
    dari pembahasan kali ini karya Romo Mangun sudah kita lihat bahwwa Romo Maangun memiliki usaha mengembangkan rassa humanisme nya. Romo Mangun sangat perduli kepada masyarakat seperti yang dilakukannyaa membanguun geereja,sekoolah dann pemukimann disungai code. dari sini juga Romo Mangun mengajak anak muda untuk berkarya dilingkungan.karya-karya tersebut diwujutkan dengan usaha dan tingkat imajinaasi yang tinggi. semoga dengan kitaa mendalamii dan memahami sastra tersebut kita sebaagai anak muda dapat mengiikuti jejak Romo Maangun tersebut dan dimulai dari kita .
    terimakasih
    syaloooomm
    teerimakasih
    syaloomm

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Yesikha E S Meliala
      NIM : 15.01.1342
      UAS BERJALAN KELOMPOK 4
      Dari judul pembahasan kita minggu ini “Keberpihakan pada Kaum Miskin , Konteks yang melatarbelakangi dan Gambaran Kaum Miskin dalam Balada Becak Karya Y.B Mangunwijaya” dapat saya mengambil analisa ataupun kesimpulan. Dalam menaikkan derajat kaum Miskin didalam Novelnya ini Romo Mangun sangat berusaha, gigih dan semangat . Menaikkan disini dalam arti ialah Romo Mangun ingin sekali menaikkan harga diri kaum miskin dan memperbaiki apa yang sudah terlanjur rusak didalam kaum miskin. Novel ini juga memberi penjelasan kepada kita cara menaikkan harga diri kaum miskin tersebut. Saling menghargai satu sama lain dan saling melengkapi satu sama lain di dalam masyarakat itulah salah satu cara yang dipaparkan Romo Mangun. Seperti cerita Romantika yang dibuat oleh Romo dimana seorang pemuda yang tidak dapat melanjutkan studynya karena dia tidak memiliki biaya dan dia mencoba untuk mencari uang sendiri dengan menjadi penarik becak. Kemudian beliau bertemu dengan wanita kaya dan disini dapat disimpulkan bahwa kebersamaan dan cinta itu tidak memandang materi. Jadi untuk kita pun kaum muda , agar dapat merubah kebiasaan kita dalam berteman dan dalam mengahrgai melengkapi satu sama lain masyarakat sekitar. Semoga novel ini bermamfaat bagi kita semua kaum muda generasi bangsa.
      Salam IBD, Syalooommmm………

      Hapus
    2. Nama : Yesikha E S Meliala
      NIM : 15.01.1342
      UAS BERJALAN KELOMPOK 5
      Dari pembahasan kita di Minggu ini tentang Si Penggembala Cerita dapat kita lihat Romo menulis novelnya dengan menggunakan perumpamaan-perumpamaan dan lambang-lambang. Disini juga Romo sebagai seorang pastor . Dapat kita lihat apa yang dilakukan Romo tersebut sama seperti apa yang Tuhan lakukan dalam sabdanya yang sering menggunakan perumpamaan-perumpamaan seperti perumpamaan biji sesawi dan perumpamaan talenta. Sebagai Pastor , Romo sangat memperhatikan perkembangan jemaat-jemaatnya. Dari pembahasan kali ini Romo juga berharap kita kaum muda dapat lebih memperhatikan sesama kita dilingkungan masyarakat. Terutama untuk kita hendak menjadi pelayan Tuhan agar lebih memperhatikan dan apa yang sudah kita baca dari karya satra Romo Mangun ini dapat kita kembangkan dalam jemaat kita nantinya.
      sekian dan terimakasih
      salam IBD , Syalooommm............

      Hapus
    3. Nama : Yesikha E S Meliala
      NIM : 15.01.1342
      UAS Berjalan Kelompok 1
      Dari pembahasan kelompok 1 yang berjudul tentang Humanisme Religius dan Nasionalisme yang terbuka , faham dasar pendidikan Mangunwijaya dalam humanisme religius ada isu yang menjadi keprihatinan Romo Mangun bukanlah soal dialog agama, atau pembicaraan tentang perbedaan ajaran agama-agama yang satu dengan yang lain, melainkan bagaimana mereka bekerjasama dalam berbagai macam bidang, dengan semangat kemanusiaan yang sama, merasakan keprihatinan yang sama sebagai manusia yang kecil. Romo Mangun merintis kerjasama masyarakat bawah dan pemberdayaan orang-orang miskin tanpa pandang perbedaan agama. Romo sangat memiliki semangat yang bertubi-tubi dalam menyatukan bangsa Indonesia ini. Romo juga tetap menunjukkan rasa Humanismenya kepada masyarakat Indonesia walaupun dia lama sudah tinggal diluar Negri menyelesaikan pendidikannya.Dipembahasan inilah terbukti Romo sangat ingin dan memiliki keinginan yang kuat untuk mengajak kita anak bangsa meningkatkan kepedulian kepada sesama kita, meningkatkan rasa humanisme dilingkungan dan meningkatkan rasa religiositas .

      Hapus
    4. Nama : Yesikha E S Meliala
      NIM : 15.01.1342
      UAS Berjalan Kelompok 2
      Di pembahasan kelompok II ini yang berjudul Manusia Humanis menurut Romo Mangun , disini RM menjelaskan konsep-konsep manusia yaitu konsep manusia menurut kebudayaan Jawa, Konsep manusia menurut kebudayaan Barat, Konsep Manusia Indonesia Kontemporer. Dari konsep manusia menurut kebudayaan Jawa , Romo mengambil citra wayang belaka pada kelir jagad cilik (mikro kosmos), jadi manusia hanya bayang saja, tidak sejati. yang kedua, Konsep manusia menurut kebudayaan Barat yaitu di Barat diakui umum, bahwa bapak filsafat dan gerakan pendidikan modren (antifeodal-otoriter ialah socrates (470-399) yang mengajar bahwa setiap dari dalam dirinya sudah hamil dengan kebenaran (truth). Guru, pembina, pendamping kita semua sebenarnya hanyalah bidan, yang memang harus aktif menolong, akan tetapi kelahiran bayi (kebenaran) dilakukan oleh simanusia atauanak yang bersangkutan itu sendiri. Yang ketiga, konsep manusia Indonesia Kontemporer . Di konsep ini Romo menjelaskan ciri-ciri manusia , yaitu : 1. Hipokritis atau munafik
      2. segan dan bertanggung jawab atas perbuatannya , tetapi jika ada sesuatu yang sukses, maka manusia Indonesia tidak sungkan-sungkan untuk tampil kedepan menerima bintang, tepuk tangan, surat pujian, piagam penghargaan dsb.
      3. memiliki jiwa fedonal yang tinggi.
      4. percaya takhayul Seperti yang sering didengar oleh telinga kita yang keluar dari mulut kebanyakan orang contohnya , anak gadis tidak boleh duduk didepan pintu, tidak boleh memotong kuku pada malam hari, tidak boleh menyapu rumah pada malam hari. Dan masyarakat juga masih banyak yang mempercayai takhayul tersebut.
      5. Karakter lemah, tidak memiliki prinsip yang kuat . disini masyarakat Indonesia masih bisa disebut labil atau plinplan.
      6. bukan economic animal, sehingga cenderung boros
      7. cepat cemburu dan dengki pada orang yang dilihatnya lebih maju (jealous). Ciri yang ini sangat fenomenal dan terbukti di dalam kehidupan bermasyarakat. Didalam ciri ini memang sama sekali tidak ada lagi sikap Humanisme tersebut. seperti dfidalam perteman pun masih ada sikap yang seperi itu . m,enjatuhkan teman sendiri contohnya. Disini lah Romo menegakkan rasa Humanisme tersebut seperti tidak memandang dari kehidupan masyarakat Indonesia yang pluralis/beragam baik dari segi Suku, Agama, Rasa dan antar golongan "SARA"). Semoga sajian dan pembahasan kelompok 2 ini dapat meningkatkan rasa persaudaraan kita.
      salam IBD, Syalooommmmmm......

      Hapus
    5. Nama : Yesikha E S Meliala
      NIM : 15.01.1342
      UAS Berjalan Kelompok 6
      Dalam pembahasan kelompok 6 yaitu tentang Dehumanisme Politik Agama di Indonesia kita ketahui bahwa Dehumanisme itu adalah lawan dari kata Humanisme. Humanisme menuntut perbaharuan hidup dan juga memperbaharui sikap agar menjadi manusiawi dan menghargai kemanusiaan. Yang menjadi persoalan disini ialah pemerintah juga tidak sungguh-sungguh mengatur kehidupan umat beragama dengan prinsip humanisme tersebut yang menjamin kebebasan beragama bagi semua warga masyarakat. Ada solusi yang dikeluarkan oleh pemerintah Jokowi adalah boleh mengosongkan kolom agama di KTP bagi penganut diluar agama. Namun itu bukanlah solusi yang bijak karena jika itu haruspun dilakukan sebaiknya dilakukan bagi semua warga. Dalam pembebasan hak beragama juga memiliki aturan yaitu : 1. pembatasan untuk melindungi keselamat masyarakat
      2. pembatasan kebebasan memanisfestasikan agama
      3. pembatasan untuk melindungi kesehatan masyarakat
      4. pembatasan untuk melindungi moral masyarakat
      5. pembatasan untuk melindungi hak kebebasan orang lain.
      Disini juga kita lihat kebebasan beragama pada manusia juga tidak terlaksana dengan baik , seperti contohnya yang pernah saya lihat dilingkungan adalah tidak diterimanya seseorang ke lapangan pekerjaan karena faktor agama di KTP , contoh lainnya masih di lapangan pekerjaan seseorang mendapatkan jabatan yang kelebih tinggi dengan mengubah agamanya di KTP. Disinilah Romo mengajak kita agar lebih pandai dalam memikirkan sesuatu. Jangan sampai mau diperbudak oleh hal-hal konyol seperti harta. Dan meninggalkan rasa Humanisme tersebut dimasyarakat.
      demikian yang saya dapat simpulkan , terimakasih
      syalooommmm.....

      Hapus