Selasa, 15 Maret 2016

Analisa Ibadah IVB, Senin - Jumat, Setelah UTS Maret - Mei"16 Kampus STT Abdi Sabda

Tugas analisa Ibadah Kampus ini adalah setelah pelaksanaan UTS yang lalu,
01. Ibadah Jumat, 11 Maret 2016, Ibadah Suku - GKPA.
02. Ibadah Senin, 14 Maret 2016, Ibadah Harian Kampus, liturgis, Edy Krisman T, pengkotbah, Pdt. Dr. Jonriahman Sipayung.
03. Ibadah Jumat, 18 Maret 2016, Ibadah Harian Kampus, liturgis, ...?, pengkotbah,...?

Salam
Edward Simon Sinaga, M.Th
NIDN: 2319097201
GKPI - STT ABDI SABDA - MEDAN

442 komentar:

  1. Nama:Uten Perlinda Marbun
    NIM:12-01-974
    Ting/jur:IVB/Teologi
    Ibadah Jumat 11 Maret 2016
    Liturgis:Arnita Siregar
    Kotbah:Josua sigalingging
    Nats kotbah: Yesaya 43:16-21
    Analisa kotbah ibdah Angkola
    Tidak ada mahkota dan keselamatan tanpa salib. Salib merupakan lambang penderitaan Yesus Kristus namun membawa kehidupan bagi orang percaya. Tanpa pengorbanan Yesus Kristus dikayu salib, keselamatan yang dianugerahkan Allah kepada kita melalui anakNya maka kita beroleh mahkota yaitu hidup kekal. Kita semua adalah hasil karya Yesus dimasa lalu dikayu salib, jadi kita sebagai penerima anugerah Allah harus mengimaninya. Sebagaimana Maria yang mengenal Yesus melalui imannya dan mampu memberikan hal termahal yang dia miliki yaitu meminyaki kaki Yesus. Minyak yang diberikan Maria adalah minyak narwastu yang harganya 300 dinar sama dengan harga upah budak selama satu tahun penuh. Akan tetapi ia memberikannya tanpa berpikir panjang, melalui tindakan Maria apakah kita sudah memberikan yang terbaik untuk Tuhan? Kita sebagai penerima anugerah seharinya kelihatan dari cara hidup kita sehari-hari, melalui ibadah, dan persekutuan kita agar dapat menyenangkan hati Tuhan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Uten Perlinda Marbun
      NIM:12-01-974
      Ting/jur:IVB/Teologi
      Ibadah Senin 14 Maret
      Liturgis:Edy K. Tarigan
      Kotbah: Pdt.Dr. J. Si payung
      Analisa liturgis ibadah harian Senin
      Liturgis adalah pembawa atau yang mengatur jalannya suatu ibdah. Tanpa adanya seorang liturgis sebagai pandu berjalannya ibadah, maka ibadah tidak akan berjalan dengan baik. Jemaat akan mengikuti apa yang dikonfirmasikan oleh seorang liturgis melalui tata ibadah yang sudah ada. Bagi gereja atau ibadah yang belumenggunakan tata ibadah maka semua perjalanan ibadah akan di arahkan oleh liturgis. Sehingga memang jelas seorang liturgis harus benar-benar menguasai konteks yang ada terkusus musik. Karena keindahan dari sebuah ibadah terlihat dari keseriusan jemaat dan paduan dari para pelayan ibadah yang diiringi dengan musik atau song kedaerahan. Dan semuanya ini dikordinir sesuai dengan aba-aba yang di berikan oleh liturgis, maka jemaat benar-benar merasakan bagaimana makna dari kehadiran Tuhan dari ibadah, guna untuk menyenangkan hati Tuhan.

      Hapus
    2. Nama:Uten Perlinda Marbun
      NIM:12-01-974
      Ting/jur:IVB/Teologi
      Ibadah Jumat 18 Maret 2016
      Liturgis: Yuan F, Ambarita
      Kotbah:Pdt. T. Sinaga (ibu asrama)
      Nats P.K: Yesaya 50:4-9a
      Nats K: Lukas 19:28-40
      Analisa kotbah ibadah harian Jumat
      Semua orang pasti selalu menginginkan hal yang membuat dirinya suka cita, dan banyak hal yang dapat membuat kita bahagia atau suka cita, akan tetapi semuanya itu tidak terlepas dari pengorbanan. Dan banyak manusia berlomba-lomba mencari kebahagiaan tersebut (jasmaninya), namun yang lebih parah Ada di antara manusia menghalalkan segala cara demi mendapatkan yang diinginkan. Nats kotbah juga menceritakan bagaimana para murid bersuka cita, bersorak sorai ketika Yesus memasuki Yerusalem yaitu sang mesias yang sudah dijanjikan dalam kitab Yesaya yang akan membawa kebahagiaan bagi mereka, memulihkan kerajaan mereka, janji akan kesembuhan, dan orang Buta akan di celikkan, dan sebagainya. Namun pengenalan mereka akan Yesus berbeda dengan misi kedatanganNya yaitu datang bukan hal yang jasmani melainkan hal rohani membawa kabar baik tentang kehidupan kekal. Pikiran atau cara yang salah akan menghambat kedatangan suka cita yang sesungguhnya, sehingga memang dalam peribahasa yang mengatakan kenal maka sayang, tak kenal maka tak sayang. Kegagalan seseorang dalam mencapai hal yang diinginkannya akan membawa dia pada pengenalan yang salah bahkan jatuh pada praktik yang salah. Sebagai mana murid Yesus yang tidak mengenal Dia dengan benar yang ahirnya ada diantarnya mengkhianati dan menyangkal Dia (Yudas, Simon). Jadi pengenalan yang benar akan Yesus penting yang akan menghantar kita pada kesetiaan dalam penantian, dan persekutuan dengan sesama manusia, serta tindakan yang benar dalam memperoleh suka cita, untuk menyenenangkan hati Tuhan.

      Hapus
    3. Ibadah kampus, Senin 04 April 2016
      Liturgi:Jesika Bangun
      Pengkhotbah:Kaleb Manurung M.Th
      Efistel:Wahyu 5:11-14
      Kotbah:Mazmur 30:2-13
      Pemusik:Klaudia Tarigan

      Analisa musik/pemusik ibadah Senin
      Sejak perjanjian lama musik dan alat musik sudah dikenal oleh bangsa Yahudi. Yang dimana musik dan alat musik dipakai sebagai alat memuji Tuhan, seperti mengusir roh jahat (Daud memainkan kecapi saat Saul diganggu oleh roh jahat), musik digunakan sebagai penghibur hati yang berduka (sedih), menggambarkan suatu kesenangan hati seseorang. Sekalipun pada zaman perjanjian lama musik belum berbentuk dalam notasi, penemu notasi pertama adalah Guido Aretinius D'Arezzo, dan dalam perjalanan kekristenan, musik mengalami perkembangan dari abad keabad. Musik juga pernah ditolak didalam gereja karena dianggap berbaur kapir, namun ahirnya setelah dipahami bahwa musik tersebut sungguh berarti dalam ibadah jemaat. Kita juga bisa melihat bagaimana bangsa Israel membunyikan sangkakala kala dengan lagu puji-pujian sambil mengelilingi tembok Yeriko (Roboh). Jadi melalui beberapa kesaksian Alkitab tentang bagaimana musik dan alat musik dipergunakan bangsa Yahudi untuk memuji Tuhan. Musik memang penting dalam ibadah Israel juga peribadahan kita pada saat ini, dimana dapat mendukung kita pada konsentrasi, dan merangsang kita akan memaknai kehadiran Tuhan dalam ibadah. Pemusik harus menguasai alunan musik dengan lagu-lagu pujian yang akan dinyanyikan didalam ibadah, agar perjalanan ibadah penuh dengan hikmat, keseriusan, dan pujian yang tulus dari dalam hati, agar dapat menyenangkan hati Tuhan.

      Hapus
    4. Ibadah kampus Jumat 08 Maret 2016
      Liturgi :Levina Kaban
      Pengkhotbah :Pdt.Dr. J.J Damanik
      Pengantar: Mazmur 30:2-13
      Nats kotbah: Wahyu 5:11-14

      Analisa kotbah ibadah kampus
      Yohanes penulis surat Wahyu dalam pulau pembuangan yaitu Patmos dimana dia sangat menderita namun Tuhan punya rencana indah dipulau inilah Allah mengilhamkan wahyu kepadanya dan menuliskannya. Yohanes menghidupi kehidupannya dengan penuh kesabaran, dan Allah mau memakai bahwa dibalik segala penderitaan ada kesempatan atau batu loncatan yang indah. Jika diperhadapkan kisah ini pada konteks Kita dimana beberapa hamba Tuhan menolak jika mau ditempatkan di suatu wilayah yang kurang akan keindahan, kekayaan, (wilayah perkampungan dengan tanah gersang). Padahal berdasarkan firman Tuhan bahwa letak kebahagiaan bukan berdasarkan wilayah, namun suatu keadaan hati yang iklas dan selalu mengucap syukur dan mengandalkan Tuhan. Yohanes menikmati keadaan pulau Patmos yang kurang indah, ia tetap teguh pada imannya, dan disana Yohanes melihat penglihatan yang luar biasa dalam berbagai bentuk simbol-simbol tentang gambaran surga. Kita sebagai hamba Tuhan yang memang tempatnya bekerja diladang Tuhan, yang menjadi tugas kita adalah bagaimana kita bersama Tuhan mengubah sesuatu yang tidak indah menjadi indah, dan tanah gersang menjadi subur, dan lain sebagainya. Bagi mahasiswa CP 1 dan 2 agar kita belajar dari kehidupan Yohanes yang tidak mempedulikan wilayah atau tempat dimana ia tinggal, tapi ia mau mendengarkan suara Tuhan, maka semuanya akan dijalani dalam keindahan serta ucapan syukur atas tugas yang diemban kepada kita, karena Tugas kita adalah mengasihi dalam ketulusan serta menyenangkan hati Tuhan.

      Hapus
    5. Ibadah Senin, 11 April 2016
      Liturgi :Joni purba
      Pembaca Mazmur: Anggianita Sembiring
      Nats : Mazmur 39:1-14

      Laporan Analisa ibadah
      Luther dengan tegas mengatakan bahwa pusat atau sentral dari ibadah adalah pemberitaan Firman Tuhan, dan gereja yang hidup adalah gereja yang mengabarkan Injil serta melakukan perjamuan Kudus. Namun yang terlihat dalam ibadah kita kali ini adalah sesuatu hal yang baru kembali muncul yaitu adanya pembacaan kata-kata bijak sebelum ibdah dimulai yaitu dari mother Teresia. Kata-kata ini memang baik dan sangat memotivasi jemaat untuk terus berbuat baik dalam seluruh aspek kehidupannya. Akan tetapi yang seharusnya adalah ketika jemaat keluar dari rumah indah hendaknya yang tertanam didalam hatinya adalah Firman Tuhan, bukan malah kata-kata bijak tersebut, sehingga apa yang di katakan oleh Luther seolah tidak tepat lagi dalam ibadah kali ini. Proses pembacaan Mazmur yang telah dilakukan adalah suatu kebiasaan yang telah di lakukan oleh jemaat mula-mula, ketika pemimpin gereja tidak dapat hadir maka yang di baca adalah Mazmur atau nats-nats kotbah rasul. Akan tetapi jika jemaat mampu memaknai arti dari kehidupan orang Kristen yang sesungguhnya yaitu harus selalu merenungkan Firman Tuhan dan melakukan kehendak Allah melalui perbuatan kita sehari-hari agar dapat menyenangkan hati Tuhan.

      Hapus
    6. Ibadah Jumat, 15 April 2016
      Liturgi :Fetra Sipayung
      Kotbah :Anre Yovandi Purba
      Nats:Mazmur 23:1-6

      Analisa Kotbah ibadah Jumat
      Kitab Mazmur adalah berisikan tentang suatu kesaksian Saud tentang penyertaan Tuhan dalam kehidupannya, yang di ekspresikan melalui lagu pujian. Dimana kitab Mazmur ini adalah berikan tentang pujian terhadap Tuhan yang maha kuasa, yang selalu melindungi kehidupan umatNya. Daud menggambarkan Allah sebagai Gembala yang dimana pengakuan ini adalah metafora, dan terlihat jelas bagaimana hubungan antara seorang gembala dengan domba nya, yaitu Daud punya hubungan khusus dengan Allah. Jauh sebelum Daud dipilih menjadi raja bagi orang Istael ia bekerja sebagai gembala domba di Padang, sehingga dia tahu betul bagaimana pekerjaan seorang gembala terhadap dombanya. Yesus adalah domba yang sesungguhnya (Yohanes 10:9-14) yang rela memberikan nyawanya demi dombanya, bukan seperti gembala bayaran. Wajar kita sebagai umat yang sudah ditebus wajib selalu mengucap syukur dan memuji Allah, karena itulah gambaran orang percaya yang disertai dengan pujian, baik dalam hal apapun namun mampu selalu mengucap syukur, sehingga melalui puji-pujian kita nama Allah ditinggikan dan dapat menyenangkan hati Tuhan.

      Hapus
    7. Ibadah Senin, 18 April 2016
      Liturgi:Roles Purba
      Pengkhotbah:Swasti Sembiring
      Efistel: 1 Korintus 12:11
      Nats kotbah:1 Korintus 12:14-26

      Analisa kotbah ibadah Senin
      Hidup dalam dunia yang beraneka ragam, yang memberitahukan kepada kita bahwa Allah juga mencintai keberagaman, Tuhan menciptakan segala sesuatu dalam bentuk keberagaman (bahasa dalam kisah menara Babel, suku, beranjak dari 12 suku Lewi, warna kulit, dll). Artinya melalui nats ini Allah berkehendak supaya kita ciptaan Tuhan harus saling menghargai dan saling menerima satu Sama lain baik dalam hal apa pun dan tetap bersyukur. Paulus menggambarkan keragaman jemaat Korintus yang harus saling melengkapi sama seperti organ Tubuh yang saling ketergantungan dan saling melengkapi. Sehingga Nasehat yang di berikan kepada jemaat Korintus yang di mana kota tersebut adalah sebuah kota yang maju dan tempat strategis, sehingga jemaat Korintus mudah terpengaruh. Dalam kaitan ini supaya orang Kristen satu dalam tubuh Kristus seperti yang di harapkan Paulus, sehingga tidak ada yang berkata bahwa satu lebih penting dari yang lain, karena kita semua sama dihadapan Tuhan. Demikian juga dalam sebuah organisasi yang terdiri dari berbagai seksi namun semuanya saling melengkapi, dan berjalan sesuai dengan kebutuhan dan propesi dari setiap seksi-seksi tersebut untuk memajukan suatu organisasi dan menjadi lebih baik sehingga genaplah bahwa dalam tema kotbah ini keberagaman adalah kekayaan yang satu di dalam tubuh Kristus. Seperti pepatah mengatakan bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, jadi jelas Ketika bersatu dalam menghadapi apapun kita akan lebih kuat untuk mewujudkan kehendak Allah guna untuk menyengkan hati Tuhan.

      Hapus
  2. Nama : Winda Apriantri Br. Sitepu
    NIM : 12.01.977
    Ting/Jur : IV-B/Teologi
    Laporan analisa terhadap Ibadah Kampus setelah UTS, Jumat, 11 Maret 2016 (1).
    Pengkhotbah : Josua Sigalingging
    Liturgis : Arnita Siregar
    Nats Pengantar Khotbah : Yohanes 12:1-8
    Khotbah : Yesaya 43:16-21
    Model Ibadah Suku Angkola.

    Yang ingin saya tanggapi ataupun analisa dari Ibadah Kampus ini adalah khotbah. Martin Luther mengatakan bahwa sentral dari ibadah adalah khotbah. Mengapa? Karena dalam khotbah Allah berbicara kepada umat-Nya. Khotbah adalah sarana yang dipakai untuk menyampaikan Firman Tuhan, Firman Tuhan harus berdasarkan Alkitab (Kabar Baik). Khotbah yang disampaikan bukan pemikiran subjektif si pengkhotbah, namun pesan dari teks Alkitab itulah yang menjadi inti khotbah. Khotbah yang benar adalah khotbah yang berisi panggilan atau seruan kepada jemaat supaya melaksanakan pertobatan dan mengimani Tuhan Yesus di dalam hidup.

    Maria dari Betania meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu dan menyeka dengan rambutnya merupakan ucapan syukur. Sikap Yudas Iskariot saat melihat tindakan Maria dari Betania adalah menegur dia yang dianggap telah menghambur-hamburkan uang secara sia-sia. Menurut Yudas, akan lebih bermanfaat bilamana uang tersebut dipakai untuk menolong orang-orang miskin. Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri. Sikap Yudas Iskariot yang cinta uang terlihat dari tindakannya yang kelak menjual Yesus dengan harga 30 keping perak.

    Maria dari Betania mengasihi Yesus dengan segenap hati sehingga dia mempersembahkan yang paling berharga dan tidak mempedulikan penilaian orang terhadap harga dirinya yang rela menyeka kaki Yesus dengan minyak narwastu. Memuliakan nama Tuhan sudah seharusnyalah kita lakukan dalam kehidupan kita, karena Dia telah mengorbankan diri-Nya untuk menebus kita umat manusia. Kasih Tuhan Yesus tidak pernah berubah, Dia adalah Tuhan yang setia dan penuh kasih. Yang perlu direnungkan yaitu, sudah sejauh manakah kita berlaku seperti Maria dari Betania? Ataukah kita lebih cenderung bersikap seperti Yudas Iskariot?
    Marilah mereformasi diri kita dalam penyembahan kepada Tuhan, sadarlah bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang berdaulat dan setia. Kita dipilih Tuhan untuk mempermuliakan nama-Nya.
    Syalom Tuhan Memberkati.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Laporan analisa terhadap Ibadah Kampus setelah UTS, Senin, 14 Maret 2016 (2).
      Pengkhotbah : Pdt. Dr. Jonriahman Sipayung
      Liturgis : Edy K. Tarigan
      Khotbah : Yesaya 50:4-9

      Ketaatan sebagai hamba Tuhan. Hamba yang sejati adalah Yesus, Dia adalah hamba yang bersedia menderita bagi orang banyak. “Tiada ketaatan tanpa pengorbanan.” Ketika kita menyatakan diri untuk mau taat, berarti siap untuk mau atau rela terluka (berkorban). Hamba Tuhan berarti orang yang bekerja untuk keperluan Tuhan, orang yang melaksanakan kehendak Tuhan dan hidupnya hanya untuk Tuhan. “Sebab seorang hamba yang dipanggil oleh Tuhan dalam pelayanan-Nya adalah orang bebas, milik Tuhan. Demikianlah pula orang bebas yang dipanggil Kristus, adalah hamba-Nya. Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia” (I Kor. 7:22-23). Seorang hamba Tuhan harus sanggup menggantungkan hidupnya secara penuh hanya kepada Tuhan. Belajar hidup mengandalkan Tuhan daripada manusia.

      Seorang hamba Tuhan harus menyiapkan diri untuk membayar harga sebuah pelayanan. Pelayanan sejati senantiasa memiliki resiko dan ini harus berani ditanggung bagi seluruh orang yang melayani. Semakin tinggi kedudukan pelayan, akan semakin tinggi harga yang harus dibayar. Seorang hamba Tuhan harus siap berkorban untuk apa saja yang Tuhan inginkan sebagai harga yang harus dibayar, baik dari segi waktu, materi, perasaan, dan lain-lain.

      Refleksi yang dapat saya ambil dari ibadah ini adalah “Milikilah hati sebagai seorang hamba terutama ketika mengerjakan tugas pelayanan yang diberikan Tuhan kepada kita.” Bersyukurlah kalau kita dijadikan hamba-Nya dalam ladang Tuhan di dunia ini. Segera masuklah ke dalam terang Tuhan. Ingatlah, bahwa Tuhan tidak akan mempermalukan dan melupakan hamba-Nya.
      Jadilah hamba sejati bagi Allah, bukan hamba palsu!
      Syalom, Tuhan memberkati.

      Hapus
    2. Laporan analisa terhadap Ibadah Kampus setelah UTS, Jumat, 18 Maret 2016 (3).
      Pengkhotbah : Pdt. T. Sinaga, S.Th (ibu asrama)
      Liturgis : Yuwan Ambarita
      Nats Pengantar Khotbah : Yesaya 50:4-9a
      Khotbah : Lukas 19:28-40

      Yang ingin saya tanggapi ataupun analisa dari Ibadah Kampus ini adalah khotbah dan nyanyian pujian. Ada berita suka cita karena Yesus datang. Ada pepatah mengatakan, tidak kenal maka tidak sayang. Yang menjadi permasalahan bahwa mereka tidak kenal siapa yang akan datang. Yang mereka harapkan adalah bahwa Yesus akan datang dalam kemuliaan dan akan membuat mereka sejahtera. Akan tetapi, Tuhan Yesus datang naik keledai, bukan naik kuda. Yang datang tidak seperti yang mereka inginkan. Yang mereka konsep ataupun yang mereka pikirkan adalah bahwa mereka akan sejahtera. Namun, Tuhan Yesus datang dengan kesederhanaan, membawa damai, tulus dan kasih.

      Terkadang apa yang kita konsep dalam pikiran kita tidak semuanya adalah benar. Baik suka dan duka tetaplah setia kepada Tuhan, bagaimana pun keadaannya tetaplah setia kepada Tuhan. Kita harus kenal siapa Tuhan yang kita sembah (secara rohani), karena Tuhan kita telah memperkenalkan diri-Nya. Yakinlah bahwa Tuhan ada di saat suka dan duka. Seperti lagu di dalam Kidung Jemaat, nomor 439 “Bila Topan K’ras Melanda Hidupmu”. Bila pencobaan atau pun rintangan yang kita alami kita rasa terlalu berat, ingatlah bahwa berkat Tuhan menanti kita. Hitunglah berkat-berkat Tuhan yang telah Dia berikan dalam hidup kita, maka kita akan makin kenal dan sadar, dan penuh suka cita bahwa betapa luar biasanya Tuhan yang kita agungkan.

      Di zaman post-modern ini, semakin banyak orang yang mencari kesenangan jasmani, sedangkan kehidupan rohaninya di kesampingkan. Ketika kita membawa kendaraan atau pun naik kendaraan dan ketika rambu-rambu lalu lintas (berwarna merah), maka kita akan segera berhenti. Mengapa? Karena kita takut di hukum. Tapi, kenapa kita begitu sering tidak mentaati hukum Tuhan? Apakah kita tidak takut akan hukuman yang daripada Tuhan? Marilah kenali siapa Tuhan kita, ketika kita mengenal Tuhan kita maka kita akan mengasihi-Nya dan mau hidup seturut kehendak-Nya. Jangan salibkan Yesus untuk yang kedua kalinya dengan tindakan-tindakan jahat kita.
      Selamat membangun relasi dan mengenal Tuhan.
      Syalom, Tuhan Memberkati.

      Hapus
    3. Laporan analisa terhadap ibadah kampus setelah UTS, Jumat, 01 April 2016 (4).
      Pengkhotbah : Randa Sembiring
      Liturgis : Brama P. Pasaribu
      Nats Pengantar Khotbah : Yohanes 20:19-31
      Khotbah : Mazmur 150:1-6

      Di dalam buku Liturgi GBKP yang disusun oleh Moderamen GBKP, (Kabanjahe: Abdi Karya, tt), halaman 6, secara umum, teks pengantar khotbah (bahasa Karo: Ogen) dengan khotbah adalah kombinasi antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Fungsinya adalah untuk menunjukkan kesinambungan pekerjaan dan kasih Allah. Dan khotbah adalah komunikasi antara Allah dengan anak-anak-Nya melalui hamba-Nya. Tujuan khotbah menurut GBKP adalah untuk membangun kesadaran jemaat tentang keinginan Allah terhadap kehidupan manusia.

      Dari ibadah kampus ini antara nats pengantar khotbah dan nats bahan khotbah sudah berkesinambungan/sinkron. Di mana nats pengantar khotbah berbicara tentang “Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya”, berarti hal ini berbicara mengenai kemahakuasaan Allah, karena Allah telah melakukan karya terbesar dalam hidup manusia. Oleh karena itu, sebagai orang percaya haruslah memuji Tuhan untuk menyenangkan hati Tuhan. Sedangkan nats bahan khotbah yang diambil dari Perjanjian Lama yaitu Mazmur 150:1-6, dengan judul perikop “Haleluya” yang artinya “pujian bagi Tuhan”. Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah adalah untuk kemuliaan nama-Nya. Oleh karena itu di dalam Mazmur 150:6 dituliskan bahwa “Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan! Haleluya!” Memuji dan mempermuliakan Allah adalah baik untuk diri kita sendiri sebagai relasi kita dengan-Nya.

      Dari nats pengantar khotbah dan nats khotbah Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya dan Ia memang adalah Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itulah manusia sebagai ciptaan-Nya harus menaikkan pujian bagi-Nya. Allah ingin dengan kesadaran manusia, manusia bersorak-sorai memuji Allah Yang Maha Tinggi. Selamat memuji Tuhan bagi kita semua.
      Syalom, Tuhan Memberkati.

      Hapus
    4. Laporan analisa terhadap ibadah kampus setelah UTS, Senin, 04 April 2016 (5).
      Pengkhotbah : Pdt. Kaleb Manurung, M.Th
      Liturgis : Jesika Bangun
      Nats Pengantar Khotbah : Wahyu 5:11-14
      Khotbah : Mazmur 30:2-13

      Dari nats khotbah, pemazmur menyempatkan dirinya untuk merenungkan perjalanan hidup yang telah dilaluinya. Hasil perenungan pemazmur ini memiliki nilai yang tinggi sekali, sebab ia memiliki pengenalan tersendiri tentang Tuhan. Pemazmur menyadari bahwa seluruh hidupnya berada di bawah kuasa Tuhan. Perenungan itu meyakinkan bahwa Tuhan telah memberi keselamatan, baik dari ancaman musuh maupun penyakit yang nyaris merenggut nyawanya (Mzm. 30:2-3). Sebagai manusia yang telah diselamatkan oleh Tuhan, kita harus mampu memuji Tuhan baik ketika mengalami ratapan sedih maupun ketika mengalami perasaan takut. Ketika manusia di dalam keadaan sukacita maupun gembira, maka adalah hal yang wajar ia memuji Tuhan. Namun, bagaimana jika manusia dalam keadaan duka maupun kesusahan? Akankah manusia mampu bersorak-sorai dan memuji Dia? Sebagai umat Allah dalam keadaan apa pun harus sanggup memuji dan mempermuliakan Allah. Jangan sampai keadaan yang sulit membuat kita lupa untuk bersukacita. Artinya bahwa kemurahan hati Tuhan harus kita syukuri melalui kehidupan kita.

      Yang boleh saya ambil menjadi refleksi dalam ibadah ini adalah bahwa hidup sukacita ialah hidup manusia yang berkualitas. Melayani dengan sukacita adalah perbuatan orang-orang yang dapat merasakan kasih Allah. Hendaklah kita menjalani kehidupan ini dengan mengucap syukur kepada Tuhan. Mengucap syukur kepada Tuhan dengan melakukan segala perintah-Nya, hidup dengan benar, dan menjauhi segala yang tidak berkenan di hadapan-Nya. Sebagai umat yang dikasihi oleh Allah maka kita seharusnya tetap merasa konfiden di dalam Allah. Artinya bahwa kita memiliki keyakinan yang kokoh akan sesuatu yang benar di dalam Allah.

      Di dalam Mazmur 30:12, dituliskan bahwa “Aku yang meratap telah Kau ubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kau buka, pinggangku Kau ikat dengan sukacita.” Di dalam Tuhan kesedihan akan diubah menjadi kebahagiaan. Karena Dia adalah sumber sukacita.
      Syalom, Tuhan Memberkati.

      Hapus
    5. Laporan analisa terhadap ibadah kampus setelah UTS, Jumat, 08 April 2016 (6).
      Pengkhotbah : Pdt. Dr. Jan J. Damanik
      Liturgis : Levina Kaban
      Pembacaan Mazmur : Mazmur 95:1-11
      Nats Pengantar Khotbah : Mazmur 30:2-13
      Khotbah : Wahyu 5:11-14

      Yang ingin saya tanggapi atau pun analisa dari ibadah ini adalah sapaan pengkhotbah dan khotbahnya. Menurut John Killinger, dalam bukunya Dasar-Dasar Khotbah, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), halaman 91-97, dijelaskan bahwa sapaan pengkhotbah adalah sebuah permulaan yang tepat yakni seperti sebuah pukulan yang baik di lapangan golf, ia menempatkan mereka pada jarak yang nyaman dari tongkat berbendera yang ditegakkan di atas lubang sasaran. Oleh karena itu, sebagian besar pengkhotbah handal memberikan perhatian khusus pada keahlian untuk memulai (sapaan pengkhotbah) dengan baik. Sapaan pengkhotbah bukan merupakan perkecualian. Ia berpengaruh banyak pada pengaturan nada dan suasana hati untuk berkhotbah. Sapaan khotbah yang baik biasanya adalah singkat dan bersifat konduktif, artinya si pengkhotbah membawa jemaat untuk masuk ke dalam khotbah. Jadi, menurut saya sapaan pengkhotbah adalah sesuatu hal yang penting dilakukan oleh si pengkhotbah.

      Dalam ibadah ini pengkhotbah memberikan sapaan kepada jemaat dengan perkataan, “Bagaimana kabar saudara/saudari yang dikasihi Tuhan?” Saya melihat bahwa sapaan oleh si pengkhotbah adalah baik adanya yang bertujuan untuk melakukan pendekataan terhadap umat Allah. Hanya saja, ketika jemaat menjawab “baik/sehat”, kemudian pengkhotbah mengatakan “syukur alhamdulillah”. Memang tidak ada yang salah dengan kata “alhamdulillah” (bahasa Arab), yang artinya adalah “syukur kepada Allah”. Namun, ada sebagian jemaat Tuhan yang merasa terganggu/risih dengan perkataan tersebut. Jadi, ada baiknya gunakanlah sapaan khotbah yang memberikan kesan positif bagi umat Allah untuk membangun mereka dalam khotbah.

      Dari khotbah yang disampaikan bahwasanya walaupun Yohanes berada di pulau Patmos (pulau yang tidak indah), ia tetap yakin bahwa Tuhan ada bersamanya. Di pulau Patmos yang tidak indah, pulau yang kering kerontang inilah Yohanes mendapat penglihatan. Ia melihat malaikat, makhluk-makhluk, dan tua-tua bernyanyi dengan suara nyaring. Anak Domba layak dimuliakan karena Dia adalah Tuhan, yang kudus. Dengan demikian, bukan tempat atau wilayah yang menentukan kita bahagia, tapi bagaimana kita mampu mengucap syukur kepada Tuhan dalam suka dan duka. “Hati yang bersyukur kepada Tuhanlah yang membuat hati kita nyaman”.
      Syalom, Tuhan Memberkati.

      Hapus
    6. Laporan analisa terhadap ibadah kampus setelah UTS, Senin, 11 April 2016 (7).
      Pembaca Mazmur : Anggianita Br. Sembiring
      Liturgis : Jhoni Pranata Purba
      Nats Mazmur : Mazmur 39:1-14

      Ibadah hari ini ada sesuatu yang baru, yaitu di mana ada pembacaan kata-kata bijak dari Mother Theresia. Martin Luther dan Yohanes Calvin dengan jelas mengatakan bahwa hal yang harus ditegaskan dalam ibadah adalah bahwa firman Tuhan yang diutamakan. Luther mengatakan “sentral dari ibadah adalah khotbah” dan Calvin mengatakan bahwa “dalam ibadah yang terpenting adalah Soli Deo Gloria, yaitu kemuliaan bagi Allah”. Dalam ibadah hari ini, khotbah tidak ada disampaikan kepada jemaat yang ada hanyalah pembacaan Mazmur. Menurut saya ibadah yang benar adalah ketika jemaat ke luar dari ruang ibadah membawa kebenaran firman Tuhan.

      Dari pembacaan kata-kata bijak oleh Mother Theresia jemaat diajak untuk memiliki motivasi hidup untuk berbuat baik dalam keadaan apa pun itu, kita berbuat baik bukan untuk diperhitungkan oleh manusia namun untuk Tuhan. Dalam ibadah ini juga ada saat teduh. Saat teduh adalah saat di mana kita benar-benar menyediakan waktu secara khusus dan fokus untuk berkomunikasi dengan Allah, melalui perenungan firman Tuhan dan doa. Saat teduh adalah saat di mana kita benar-benar datang kepada Tuhan dan berkata secara bertanggungjawab. Bacaan Mazmur 39:1-14 yaitu “dalam perlindungan Tuhan”, di mana Mazmur Daud ini menekankan untuk memuji Tuhan dalam segala waktu. Dan ini perlu untuk direnungkan oleh jemaat.
      Syalom, Tuhan Memberkati.

      Hapus
    7. Laporan analisa terhadap ibadah kampus setelah UTS, Jumat, 15 April 2016 (8).
      Pengkhotbah : Andre Yovendi Purba
      Liturgis : Fetra W.S.H. Sipayung
      Nats Khotbah : 1 Tawarikh 16:31-36

      Pada hari ini, Tata Ibadah yang digunakan dalam ibadah tidak menggunakan nats pengantar khotbah (epistel), yang ada hanya nats khotbah. Padahal di dalam persekutuan-persekutuan di gereja, khususnya GBKP dan GKPS di dalam (GKPS: Partonggoan; GBKP: Perpulungen Jabu-Jabu) menggunakan nats pengantar khotbah (epistel). Jadi pak, saya sedikit mengalami kebingungan disini, apakah nats khotbah tanpa pengantar nats khotbah (epistel) itu baik dilakukan dalam ibadah kampus? Dan apakah itu menyenangkan hati Tuhan?

      Memberitakan firman Tuhan (khotbah) adalah suatu seni mengkomunikasikan kebenaran ilahi melalui kepribadian manusia, sehingga seorang pemberita firman Tuhan pada intinya adalah seorang komunikator. Pengkhotbah menerima kebenaran dan menerima karunia pengetahuan dari Allah. Pengkhotbah mengkomunikasikannya secara efektif kepada pendengarnya dan Allah menyiapkan pendengar menikmati firman yang disampaikan. Dalam ibadah ini, pengkhotbah dan khotbahnya begitu piawai menyampaikan firman Tuhan dan bahasa yang digunakan juga bahasa yang mudah dimengerti oleh jemaat.

      Raja Daud adalah seorang raja yang terkenal karena mazmur dan puji-pujiannya kepada Tuhan, bahkan di dalam pujiannya ia menari karena ia sangat bersyukur. Raja Daud bersukacita karena Tabut Perjanjian telah kembali ke Israel. Puji-pujian bagi Tuhan adalah “life style” bagi raja Daud. Khususnya dalam ayat 34, kita dapat melihat bagaimana ucapan syukur yang dinaikkan oleh raja Daud kepada Tuhan, karena dia merasakan kasih setia Tuhan dan hanya Tuhan penyelamat baginya. Dalam Kolose 3:23, bahwa apa pun yang kita perbuat itu adalah untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Demikianlah raja Daud, Daud dengan segala keterbatasannya ingin mencerminkan bahwa baik ketika jatuh maupun bangkit tetap bersyukur dan memuji Tuhan. Yang perlu kita teladani sebagai jemaat yang telah dimerdekakan oleh Yesus Kristus adalah bahwa “Pujian menjadi life style dalam hidup orang percaya".
      Syalom, Tuhan Memberkati.

      Hapus
    8. Laporan analisa terhadap Ibadah Kampus setelah UTS, Senin, 18 April 2016 (9).
      Pengkhotbah : Swasti Sembiring
      Liturgis : Roles P. Purba
      Nats Pengantar Khotbah : 1 Korintus 12:11
      Nats Khotbah : 1 Korintus 12:14-26

      Ada pepatah mengatakan “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Bersatu bukan berarti semuanya harus memiliki kesamaan namun dari keberagaman bagaimana supaya dapat bersatu. Tubuh kita terdiri atas berbagai anggota (bagian) tubuh: ada kepala, telinga, mata, hidung, mulut, tangan, kaki dan sebagainya, namun menjadi satu kesatuan utuh dan tak terpisahkan. “Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota” (1 Kor. 12:14).

      Semua anggota tubuh penting adanya, termasuk anggota yang paling lemah sekalipun. Seringkali kita menilai sesama kita dengan mata jasmani. Akibatnya kita sering terfokus kepada mereka yang kelihatannya lebih menonjol dan berpotensi, sementara teman kita yang penampilan luarnya kurang meyakinkan, yang sepertinya kurang bisa berkontribusi kita abaikan. Namun Alkitab menyatakan: “Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus” (1 Kor. 12: 22-23). Paulus mengharapkan supaya jemaat Kristen di Korintus satu dalam tubuh Kristus, supaya antara jemaat yang satu dengan yang lainnya tidak menganggap bahwa dirinyalah yang paling penting dari yang lain karena semua sama di hadapan Tuhan.

      Hal ini juga berlaku dalam sebuah organisasi. Di dalam sebuah organisasi antara anggota dan tim susunan kerja (seksi-seksi) harus memiliki komitmen yang sama, dengan artian bahwa tidak memandang bahwa hasil kinerjanya yang paling baik. Namun dari keberagaman di dalam organisasi harus saling melengkapi, sehingga tubuh organisasi tersebut semakin utuh.

      Refleksi yang boleh diambil adalah bahwa kita adalah anggota tubuh Kristus, masing-masing memiliki peran dan fungsi yang khusus. “Perbedaan fungsi di antara kita ini bukan merupakan alasan untuk menonjolkan diri lebih dari yang lain. Sebaliknya, perbedaan itu menunjukkan bahwa kita tidak dapat mengerjakan segala sesuatu seorang diri. Kita memerlukan anggota lain untuk memperlengkapi dan mendukung kita.”
      Syalom, Tuhan Memberkati.

      Hapus
  3. Nama : Susi Susanta Baru
    NIM : 12. 01. 969
    Analisa khotbah dalam ibadah 18 Maret 2016
    Liturgis : Yuwan Fades Ambarita
    Pengkhotbah : T. Sinaga (Ibu Asrama)
    B. Khotbah : lukas 19:28-40
    Analisa
    Penekanan dari khotbah ini adalah tentang sukacita. Banyak hal yang boleh membuat manusia bersukacita, baik karena cinta, ekonomi dll.yang pasti seseorang akan bersukacita jika apa yang ia dambakan sesuai dengan kenyataan. Dalam kontek lukas ternyata ada suka cita yang luar biasa dikarenakan Yesus yang didambakan sebagai pembebas telah datang ke dunia. Orang banyak menyambut dengan begitu sukacitanya karena dalam pemikiran mereka, sebentar lagi mereka akan terbebas dari segala penderitaan. Ternyata orang banyak tersebut belum kenal siapa Yesus yang sebenarnya sehingga ketika Yesus hadir layaknya orang biasa maka timbullah kekecewaan dalam diri orang banyak tersebut. Karena apa yg mereka harapkan tidak sesuai dengan kenyataan, bahwasanya mereka mengharapkan Yesus hadir sebagai seorang politis yg akan mengangkat drajat mereka. Ternyata hal tersebut berbanding terbalik ternyata Yesus hadir dengan sederhana yang akan melayani sengan kasih yang dari pada Allah.
    Dari hal ini boleh kita belajar supaya kita harus senantiasa mampu bersukacita dalam setiap keadaan yang telah Tuhan aturkan dalam kehidupan kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Susi Susanta Barus
      Nim : 12.01.969
      Analisa khotbah tanggal 1 april 2016
      Liturgis : Brama P. Pasaribu
      Pengkhotbah : Randa Sembiring
      B. Khotbah : Mazmur 150:1-6
      Analisa Khotbah
      Menurut saya yang ingin disamapaikan oleh pengkhotbah pada hari ini adalah hal memuji Tuhan. Ternyata Allah ingin supaya otoritas atau kemuliaanNya itu diperdengarkan diseluruh bumi. Allah ingin dengan kesadaran manusia, manusia bersorak-sorai memuji Allah yang maha tinggi. Dalam Mazmur 150:1-6, keenam ayat ini mengungkapkan bagaimana manusia harus memuji Tuhan dengan puji-pujian dengan gambas dan kecapi untuk mengungkapkan rasa suka cita akan Allah. Tidak tanggung-tanggung memuji Allah dengan sangkakala, gambus, kecapi dan tari2an.bagaimana dengan kita, apakah kita telah memuji Allah dalam kehidupan kita ? Apakah kita sudah memperdengarkan kebesaran Allah melalui tindakan kita ?. Yang boleh jadi perenungan bagi kita melalui khotbah ini adalah, bahwasanya kita sebagai manusia istimewa sudah layak dalam setiap nafas kehidupan kita memuji Allah di setiap waktu.

      Hapus
    2. Nama : Susi Susanta Barus
      Nim : 12.01.968
      Analisa khotbah pada ibadah senin, 14 Maret 2016
      Liturgis : Edi. K. Tarigan
      Pengkhotbah : Pdt. Dr. J. Sipayung
      B. Khotbah : Yesaya 50:4-9
      Analisa
      Yang menjadi penekanan dalam khotbah ini adalah bagaimana sikap seorang hamba yang telah dipilih Allah. Seorang hamba bukanlah orang yang akan mendapat kesenangan belaka dalam kehidupannya. Seorang hamba akan senantiasa mendapatkan tantangan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Namun di dalam Yesaya 50:4-9 ada penguatan yang sungguh-sungguh, bahwasanya Allah akan memberikan penyertaan kepada hamba yang tulus dalam setiap perjalanan pelayanannya. Hamba yang tulus tidak akan mendapat malu Tuhan Allah akan menolong. Hal yang tidak mudah menjadi hamba yang taat dan tulus karena setiap saat akan ada kesulitan yang dihadapi namun disamping itu semua Allah menjanjikan penyertaan kepada setiap hamba yang taat. Jika seorang telah dipilih Allah sebagai hambanya itu berarti hidupnya tidak lagi mengikuti nafsu kedagingannya melainkan ia harus mampu menjalankan amanat Agung untuk membawa manusia ke dalam terang Allah. Hamba yang setia harus mampu berkorban karena Allah sendiripun telah mengorbankan anaknya untuk menyelamatkan umat manusia. Pengorbanan seorang hamba bukanlah pengorbanan yang sia-sia karena pengorbanan kristus juga telah membuahkan karya penyelamatan manusia demikianlah seorang hamba harus mampu berkorban.
      Karena seorang hamba yang taat akan memperoleh pertolongan yang luar biasa yang dari pada Allah. Allah akan menjamini kesenangan dan kemegahan dan hal tidak mendapatkan malu bagi hamba yang taat dan setia. Allah akan menolong seorang hamba yang setia dari tangan musuh-musuhnya, oleh sebab itulah mari kita pimpin hati kita supaya menjadi hamba yang taat dan sertia kepada Allah. Demikian kita telah menyenangkan hati Tuhan.
      Trima kasih, Allah memberkati:)

      Hapus
    3. Nama : Susi Susanta Barus
      Nim : 12.01.969
      Analisa khotbah jumat, 11 Maret 2016
      Liturgis : Arnita Siregar
      Pengkhotbag : Josua Sigalingging
      B. Alkitab : Yesaya 43:16-21
      Analisa khotbah model ibadah Angkola.
      Yang menjadi penekanan dalam khotbah kali ini menurut saya adalah penyembahan yang tulus dan benar terhadap Allah. Allah telah menjadikan segala sesuatunya untuk manusia oleh karena itu tidak ada alasan manusia untuk tidak menyembah Allah. Sedang binatang hutan, srigala dan burung unta pun akan memuliakan Tuhan sebab Allah telah membuat air memancar untuk memberi mereka minum.
      Sama halnya dengan apa yang telah dilakukan oleh Maria dari Betania yang dengan tulus hati memberikan minyak mahal kepada Yesus dan mengusapkannya di kaki Yesus dengan rambutnya menunjukkan bagaimana ia menghargai dan memuliakan Allah. Maria tidak merasa lebih penting minyak mahal ketimbag Yesus sang juru selamat. Sikap Maria dari Betania ini adalah teladan bagi kita supaya memgutamakan Kristus di dalam kehidupan kita. Disela Maria meminyaki kaki Yesus Yudas hadir seolah-olah ia sangat mempedulikan minyak yang mahal itu dihamburkan sia-sia, ia berkata lebih baik minyak tersebut dijual dan uangnya untuk memperhatikan kaum miskin. Namun sebenarnya isi dari hati Judas tidaklah demikian, ia sebenarnya lebih terpikat pada uang itu saja. Berbeda dengan Maria dari Betania yang dengan tulus hati meminyaki kaki Yesus dan begitu memuliakan Allah. Itu nampak bagaimana ia mengusap kaki Yesus melalui rambutnya.
      Yang boleh jadi pembelajaran untuk kita adalah meniru sikap seorang Maria dari Betania yang dengan tulus hati mengasihi Yesus. Harus kita sadari pengorbanan Yesus di kayu salib, Ia terpaku dan menderita oleh kita dan Ia hanya meminta manusia untuk tetap setia padanya dan memuliakan dia senantiasa.marilah kita menyadari itu dan mari memuliakan nama Tuhan dalam setiap jalan kehidupan kita.
      Menyenangkan hati Tuhan:)

      Hapus
    4. Nama : susi susanta barus
      Nim : 12. 01. 969
      Analisa ibadah Jumat, 15 April 2016
      Pengkhotbah : Andre Yovandi Purba
      Liturgis : Fetra Wulan Sari Sipayung
      B. Khotbah : 1 Tawarikh 16 :31-36
      Analisa terhadap khotbah
      Pada ibadah kali inijuga jemaat terlebih dahulu disuguhi oleh kata-kata indah dari Mother Theresia yang sangat indah dan menggugah hati.
      Pada hari ini yang ditekankan oleh pengkhotbah adalah mengenai pujian kepada Allah. Dimana dalam kehidupan Raja Daud ia tidak pernah lupa untuk memuji Tuhan, sehingga memang memuji Tuhan senantiasa adalah gaya hidup raja Daud sendiri. Daud mampu memuji Tuhan dalam keadaan suka dukanya karena baginya Allah akan selalu menyertainya dalam keadaan suka maupun duka. Nah, dari sikap raja Daud kita boleh bercermin bagaimana seharusnya kita memuji Tuhan, jangan hanya ketika duka kita mengingat Tuhan bahkan terkadang menyalahkan Tuhan untuk keadaan yanh sulit. Ada juga orang yang lupa kepada Tuhan karena sedang berada dalam limpahan harta duniawi. Marilah kita bercermin dan meniru sikap raja Daud yang mampu bersukacita dan memuji Tuhan baik dalam suka maupun duka.dalam ,1 Tawarikh 16 ini dapat dilihat bagaimana Daud begitu sukacita dan dengan riang memuji mama Allah karena perbuatanNya yang baik. Raja Daud sama seperti kia yakni manusia biasa, ketika Raja Daud bisa kenapa kita tidak.

      Hapus
  4. Nama : Ester Putri Hutasoit
    NIM : 12.01.925
    Ting/Jur : IV-B/Teologia
    Hal : Analisa Ibadah Kampus (setelah UTS)
    Ibadah Kampus (Versi GKPA), Jumat 13 Maret 2016
    Petugas:
    Liturgis : Arnita Siregar
    Pengkhotbah : Josua Sigalingging
    Epistel : Yohanes 12:1-8
    Bahan Khotbah : Yesaya 43:16-21
    Thema : Dipilih Untuk Memuliakan nama Tuhan
    Analisa : Isi Khotbah
    Salib memiliki makna ganda, jika tidak ada salib maka tidak ada mahkota. Jika tidak ada Yesus Kristus maka tidak ada keselamatan. Salib merupakan lambang peneritaan yang dipikul oleh Yesus Kristus, namun memberikan kehidupan yang kekal bagi orang percaya. Pembaharuan bagi orang Kristen adalah pertobatan, setiap pertobatan harus melakukan pembaharuan melalui tindakan benar dan nyata setiap hari. Orientasi iman yang disampaikan oleh kitab Yesaya ini adalah bukan hanya dengan karya masa lalu, tetapi juga karya masa kini. Artinya bahwa manusia adalah hasil dari karya masa lalu Yesus dikayu salib, sehingga manusia juga sebagai penerima anugerah Allah dimasa kini harus mengimaninya dengan segenap hati untuk menyenangkan hati Tuhan. Maria dari Betania yang mengenal Yesus dengan imannya yang besar, yang memberikan yang terbaik untuk Yesus yaitu minyak narwastu yang sangat mahal harganya. Melalui imannya, Maria dari Betania memberikan yang terbaik yang ada pada dirinya, dan meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya. Dalam hal ini melalui perbuatan yang benar yang didasari oleh iman percaya yang besar kepada Yesus, Maria dari Betania terus melakukan pembaharuan dalam imannya. Dalam hal ini kita dapat menggambarkan bahwa Maria dari Betania memiliki spritualitas yang baik yang menyenangkan hati Tuhan. Sekarang kembali kepada kita, setelah kita menerim karya penyelamatan yang diberikan oleh Yesus Kristus, apakah kita sudah memberikan yang terbaik bagi Tuhan ? apakah kita sudah mengenal Yesus dengan iman kita ? pertobatan, pembaharuan serta perlakuan yang kita lakukan akan menjawab apakah kita sudah mengenal Yesus Kristus dengan baik sesuai dengan iman kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Ester Putri Hutasoit
      NIM : 12.01.925
      Ting/Jur : IV-B/Teologia
      Hal : Analisa Ibadah Kampus (setelah UTS)
      Ibadah Kampus, Senin 14 Maret 2016
      Liturgis : Edy Krisman Tarigan
      Pengkhotbah : Pdt. Dr. Jonriahman Sipayung
      Bahan Khotbah : Yesaya 50:49
      Analisa : Isi Khotbah
      Ketaatan sebagai seorang hamba dapat kita teladani melalui Yesus Kristus. Yesus adalah hamba yang setia, hamba yang rela berkorban dan rela menderita bagi banyak orang. Hamba yang setia adalah hamba yang rela berkorban dan menderita bagi orang banyak. Hamba Tuhan adalah seseorang yang benar-benar menyerahkan dirinya untuk Tuhan, melakukan sesuatu menurut kehendak Tuhan, dan yang bekerja untuk Tuhan. Sebagai seorang yang dipilih Tuhan, kita adalah orang-orang yang telah dibeli dan telah dibayar lunas Tuhan (1 Korintus 7:22-23), karena itu janganlah kita menjadi hamba manusia. Sebagai manusia yang telah dipilih Allah haruslah kita benar-benar menyerahkan diri kita kepada Tuhan dan mengggantungkan hidup kepadanya.
      Menjadi hamba Tuhan bukanlah perkara yang mudah, menjadi hamba Tuhan adalah harga yang harus kita bayar mahal. Sebagai hamba Tuhan kita harus benar-benar membayar harga sebuah pelayanan yang kita emban, pengorbanan adalah sesuatu yang harus kita miliki sebagai hamba Tuhan dan kita harus benar-benar berani hidup menderita bagi banyak orang untuk menjadi hamba Tuhan (pelayan) yang sejati dan penuh ketaatan kepada Tuhan. “Tiada ketaatan tanpa pengorbanan”.
      Refleksi yang saya dapatkan dari renungan ini adalah sebagai hamba Tuhan haruslah kita benar-benar memberikan diri untuk Tuhan melayani banyak orang menjadi garam dan terang dimanapun kita berada. Sebagai hamba Tuhan kita tidak perlu kawatir dalam hal apapun karena Tuhan akan mencukupkan segala kebutuhan kita. Tuhan telah mempersiapkan tempat yang baik untuk setiap pelayanan kita (2 Korintus 2:12). Pelayanan yang menyenangkan hati Tuhan adalah pelayan yang benar datang dari hati kita, bukan karena paksaan atau tuntutan belaka atau sebagai ritual seremonial yang harus kita lakukan setiap harinya. Sedikit mengutip perkataan bapak dosen Pdt. Kaleb Manurung pada saat perkulliahan seminar etika “kita dibentuk bukan untuk menjadi pendeta, tetapi kita dibentuk untuk menjadi seorang pelayan yang siap melayani banyak orang”.

      Hapus
  5. Nama: Franki Barus
    NIM:12.01.928
    Ting/jur: IVB/Teologi
    Ibadah Jumat 11 Maret 2016
    Liturgis:Arnita Siregar
    Kotbah:Josua sigalingging
    Nats kotbah: Yesaya 43:16-21
    Analisa kotbah ibadah Angkola

    Yesaya memberitakan bahwa tak lama lagi Allah membebaskan umatNya dan membawa mereka pulang ke Yerusalem, untuk memulai suatu hidup baru. Nubuat-nubuat ini adalah nubuat penghiburan. Dan sesuai tema utama Kitab Yesaya seputar pembebasan yang dikerjakan Allah. Maria melakukan trobosan luar biasa untuk memuliakan Yesus dengan meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya. Minyak narwastu dengan nilai sekitar upah setahun bekerja. Namun maksud baik Maria ditentang Yudas Iskariot seorang murid yang bertanggungjawab memegang uang kas untuk menunjang karya Yesus. Alasan logis, lebih baik diberikan kepada orang miskin, namun Yesus mengetahui lubuk hati seorang pencuri. Karenanya Yesus memuji aksi Maria yang sedang melakukan persiapan mendahului penguburan-Nya. Sikap iman perlu seimbang dengan menempatkan peringatan akan karya Allah di masa lampau dan menghidupi secara eksistensial dalam kehidupan di masa kini. Maria dari Betania telah melihat karya keselamatan Kristus dengan membangkitkan Lazarus dari kematian di waktu yang lampau, namun ia juga merespons dengan ucapan syukur dan penuh kasih kepada Kristus di masa kini. Jika demikian makna “pertobatan” tidak boleh berhenti pada peristiwa di masa lampau tetapi juga harus dihayati dalam kehidupan kita di masa kini. Allah tidak hanya hadir di masa lampau namun juga dalam pergumulan kita di masa sekarang. Aktualisasi iman berarti kita mamapu merespons dan mengambil keputusan etis dengan sikap iman situasi dan peristiwa masa kini, sehingga karya keselamatan Allah di masa lampau menjadi pengalaman umat yang eksistensial pada masa sekarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Franki Barus
      NIM:12.01.928
      Ting/jur: IVB/Teologi
      Ibadah Senin 14 Maret
      Liturgis:Edy K. Tarigan
      Kotbah: Pdt.Dr. J. Si payung
      Nats Khotbah : Yesaya 50:4-9
      Analisa kotbah
      Tuhan Yesus telah memberikan teladan tentang hati seorang hamba. Filipi 2:5-11 menyebutkan bahwa seorang hamba adalah seorang yang mau merendahkan diri, mau melayani, lebih suka memberi daripada menuntut. Kata "merendahkan diri" di sini tidak berarti membuat diri menjadi minder (rendah diri) melainkan memposisikan diri dalam posisi yang lebih rendah dalam rangka menjadi sama posisinya dengan sesamanya, dan tidak merasa lebih tinggi atau terhormat dari yang lainnya. Kita sebagai anak-anak Tuhan kadang melupakan teladan Tuhan Yesus ini. Kadangkala kita membiarkan diri menyerupai dunia ini. Kalau dunia melanggengkan adanya perbedaan posisi/kedudukan, status, pendidikan, kehormatan bahkan kepentingan, seringkali gereja juga mempraktekkan hal yang sama. Sehingga tak pelak, situasi kehidupan berjemaat juga tidak berbeda dengan situasi di luar gereja. Persoalan-persoalan yang kadangkala sepele menjadi rumit karena orang melihat orang lain lebih rendah dari dirinya sehingga apapun yang disampaikan oleh orang lain selalu dianggap tidak bermutu, bahkan kadangkala tidak di dengar baik-baik karena sudah apriori terhadap orang yang sedang berbicara. Padahal siapapun orangnya, apapun keberadaannya, apapun pendidikan dan pangkatnya bisa pada suatu saat berkata benar dan baik, tapi di saat yang lain, bisa sebaliknya. Oleh karena itu dibutuhkan untuk saling merendah dalam rangka mendengar dan menghargai satu terhadap yang lainnya.Hal ini menjadi sangat penting ketika manusia menghadapi perbedaan pendapat, harapan yang tak terpenuhi oleh orang lain, ketidakharmonisan, bahkan percekcokan yang besar. Ketika manusia menempatkan diri lebih tinggi dari orang lain, maka hal itu akan memperburuk keadaan. Persoalan yang sebetulnya bisa dipecahkan dengan jalan mencari jalan keluar bersama-sama, bisa menjadi pemaksaan kehendak dari seseorang kepada yang lainnya. Bahkan bisa jadi hal itu memungkinkan munculnya kekerasan psikis (melalui kata-kata kasar, kata-kata yang merendahkan orang lain, bahkan caci maki), atau kekerasan fisik.

      Hapus
    2. Jumat, 18 Maret 2016
      Nama: Franki Barus
      NIM:12.01.928
      Ting/jur: IVB/Teologi
      Liturgis : Yuwan Ambarita
      Pengkhotbah : Pdt. T. Sinaga, S.Th

      Khotbah : Lukas 19:28-40

      Ketidak takutan dan harus bersukacita, serta menjadi teladan inilah hal yang kita dapatkan hari ini. Dalam hal ini Yesus masuk kota Yerusalem memberi gambaran bahwa Yesus bukan seorang yang takut mati. Ia berani mati, padahal ada kemungkinan untuk melepaskan diri, tetapi demi ketaatanNya kepada Allah, dengan sadar dan bebas memilih memikul salib. Bukan karena terpaksa. Bukan karena dipaksa “kehendakMu Bapa, bukan kehendakKu yang terjadi”. Yesus merencanakan segala sesuatu dengan cermat, tidak gegabah. Lukas 19:28 mengatakan “bahwa Yesus berjalan mendahului murid-muridNya ke Yerusalem (dengan diam-diam) untuk apa? Untuk mempersiapkan segala sesuatu. Misalnya, Ia telah menghubungi sipemilik keledai yang akan ditungangiNya sehingga nanti bila murid-muridNya datang mengambil maka sipemilik sudah maklum. Bahkan sudah dipersiapkan bahasa sandinya : Tuhan memerlukannya. Yesus mengatur strategi dan taktik yang tepat, cerdik seperti ular. Yesus tahu bahwa musuh-musuhNya sedang mencari kesempatan untuk membunuh Dia. Ia tidak takut. Tetapi ia tidak mau ditikam dari belakang. Musuh-musuhNya tentu ingin membunuhNya diam-diam. Dengan begitu mereka tidak perlu berurusan dengan pemerintah atau dengan pengikut-pengikut Yesus. Yesus tidak mau begitu, oleh karena itu begitu Yesus masuk kota, Ia mengatur agar murid-muridNya ramai-ramai mengiringiNya. Dengan demikian, kalau toh mereka mau membunuh Yesus, mereka harus membunuhNya di tengah keramaian, disaksikan banyak orang dan dengan resiko berhadapan dengan pengikut Yesus. Kita juga berhadapan dengan banyak musuh-musuh yang ingin menghancurkan kekristenan. Untuk menghadapi kehidupan ini : jangan takut, tapi jangan nekat. Kita harus memiliki strategi dan taktik yang tepat. Hatinya peka terhadap kebutuhan rakyat, ingin berbuat demi rakyat, bersama rakyat.

      Hapus
    3. Nama: Franki Barus
      NIM:12.01.928
      Ting/jur: IVB/Teologi

      Ibadah kampus Jumat 01 April 2016
      Liturgis:Brama Pasaribu
      Pengkhotbah:Randa Sembiring
      Kotbah:Mazmur 150:1-6

      Dalam kitab Mazmur ini kita juga dapat melihat bahwa ibadah atau puji-pujian itu bersifat universal dan ditujukan hanya kepada Allah. Di dalam puji-pujian itu terkandung suatu pengakuan akan eksistensi Allah dan apa yang telah dilakukan-Nya, dan bagaimana seharusnya makhluk yang bernapas mengalami Allah yang besar itu. Bagian ini hendak mengajak kita untuk menyadari bahwa segala yang bernapas hidup dalam ketergantungan penuh kepada Allah, sumber kehidupan, penguasa atas seluruh kosmos dan pergerakan sejarah. Memuji Tuhan haruslah mengubah kita, mentransformasi kehidupan kita. Seluruh hidup kita haruslah memuji Tuhan, sebab Dia itu perkasa, besar, dan hebat. Paling tidak, itulah yang dialami oleh pemazmur seperti terekspresikan dalam teks renungan kita pada hari ini. Itulah sebabnya pemazmur hendak memakai berbagai metode dan alat yang ada (dalam tempat kudus, cakrawala yang kuat, dengan sangkakala, gambus, kecapi, rebana, tari-tarian, seruling, dan ceracap) untuk kemuliaan nama Tuhan. Saya melihat bahwa metode dan alat puji-pujian yang disebutkan oleh pemazmur sangat tepat dengan konteks zamannya pada waktu itu. Memuji Tuhan itu juga baik bagi kita sendiri (baca Mazmur 147:1-6) dan mendatangkan kuasa yang luar biasa bagi kita. Dikatakan, "Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau. Apabila melintasi lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat." (Mazmur 84:5, 7).

      Hapus
    4. Nama: Franki Barus
      NIM:12.01.928
      Ting/jur: IVB/Teologi
      Ibadah kampus, Senin 04 April 2016
      Liturgi:Jesika Bangun
      Pengkhotbah:Kaleb Manurung M.Th
      Efistel:Wahyu 5:11-14
      Kotbah:Mazmur 30:2-13
      Pertama: memuji Tuhan walaupun di tengah ratapan sedih dan perasaan takut (ayat 9-11). Ini merupakan salah satu ujian yang sesungguhnya terhadap persepsi dan iman kita terhadap Tuhan. Kebiasaan meratap dan memohon – terpisah dari memuji Tuhan kita yang tidak mungkin salah mengambil keputusan, harus diganti dengan sikap yang baru, seperti Daud. Kedua: menjaga pikiran dan lidah kita dari hal-hal yang jauh dari sifat dan tindakan Tuhan. Mendorong, menopang, menyemangati, memberi dukungan moril dan materiil, mengilhami secara positif, barangkali merupakan beberapa kata kuncinya. Ini semua merupakan bentuk aktualisasi iman kita di tengah-tengah jaman yang meruntuhkan kehidupan manusia akibat dosa. Ketiga: tetap merasa konfiden di dalam Allah (ay.7-8,12). Hendaknya kita memberi kesaksian di hadapan banyak orang tentang rahasia di balik kesanggupan, usaha, karier, kekuatan, daya juang, ketangguhan, kemantapan, dan tercapainya cita-cita, yang terjadi di dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan demikian, nama Tuhan yang kudus itu dipandang mulia oleh manusia.
      Biasanya orang akan bersorak-sorai dan beria-ria ketika sesuatu yang menyenangkan dialaminya. Itu adalah ekspresi wajar. Namun jika yang dihadapi adalah penderitaan dan kesesakan, adakah sorak-sorai dan tawa lepas? Justru yang terjadi sebaliknya: sedih, murung, kecewa dan putus asa. Memang, perjalanan hidup ini bukanlah perkara yang mudah, begitu banyak pergumulan yang harus kita hadapi. Namun bukan berarti kita harus kehilangan sukacita dan tenggelam di dalamnya, karena "... hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat" (2 Korintus 5:7). Jadi tetaplah mengucap syukur, sebab "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia," (Roma 8:28). Kasih Tuhan tidak pernah berkesudahan dan janjiNya tak ada yang tak pernah ditepatiNya. Biarlah sikap dan langkah Habakuk dalam menghadapi persoalan yang berat ini menginspirasi kita dan kita teladani."Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku; ... Tuhan akan menyelesaikannya bagiku!" Mazmur 138:7-8

      Hapus
    5. Nama: Franki Barus
      NIM:12.01.928
      Ting/jur: IVB/Teologi
      Ibadah kampus Jumat 08 Maret 2016
      Liturgi :Levina Kaban
      Pengkhotbah :Pdt.Dr. J.J Damanik
      Pengantar: Mazmur 30:2-13
      Nats kotbah: Wahyu 5:11-14

      Bacaan hari ini menceritakan tentang sebuah gulungan kitab yang menyingkapkan masa depan bumi dan kerajaan Allah. Tidak ada seorang pun yang layak membukanya dan ini membuat Yohanes sebagai penerima wahyu menjadi sangat sedih (ay. 4), karena tidak ada seorang pun yang bisa mengungkapkan rahasia masa depan bumi dan kerajaan Allah. Dan itu berarti Yohanes maupun kita semua akan hidup dalam keadaan yang serba tidak menentu, tidak ada jaminan dan pengharapan akan terjadi sesuatu yang baik di masa depan kita. Tetapi puji nama Tuhan karena ternyata ada yang layak membuka gulungan kitab tersebut, yaitu Yesus Kristus. Dialah satu-satunya yang layak. Sebab Yesus telah membuktikan kemenanganNya dengan darahNya di kayu salib. Tidak ada kuasa lain yang lebih hebat dariNya. Perhatikan bahwa Anak Domba yang disebutkan itu mempunyai 7 tanduk dan 7 mata (ayat 6) yang melambangkan kesempurnaan kemenangan dan kekuasaanNya. Hal ini berarti jelaslah bahwa Yesus Kristus yang memegang kendali atas sejarah dunia dan umat manusia, bukan iblis dan kejahatan manusia. Tidak heran jika kemudian keduapuluh empat tua-tua dan empat makhluk, bahkan seluruh malaikat surga dalam ayat 9, 11-14 menyanyikan pujian bagi Kristus. Jika kebenaran seperti itulah yang kita pegang, maka melalui nyanyian pujian semua makhluk, kita diingatkan untuk memusatkan diri pada pujian dan penyembahan, terus beriman kepada Kristus, bukan kepada yang lain.

      Hapus
  6. Analisa ibadah Jumat 11 Maret 2016
    Liturgis : Arnita Siregar
    Pengkotbah : Josua Sigalingging
    Model : Ibadah Angkola
    Yang dianalisa adalah unsur kotbah
    Nats Kotbah : Yesaya 43 : 16-21
    Saya ingin memberi Tema : Penebus, Tuhan dan Raja
    Mengapa Tuhan mau menyelamatkan Israel, padahal mereka adalah umat yang suka memberontak? Saat dulu mereka ditebus dari perbudakan di Mesir, dibawa melewati padang gurun menuju Tanah Perjanjian, mereka diberi banyak keringanan dan bahkan kelimpahan (ay. 22-24). Namun balasan mereka justru mengecewakan. Mereka membebani Tuhan dengan dosa mereka (ayat 24).
    Sekali lagi perikop ini mengungkapkan alasan-alasan mengapa Tuhan menyelamatkan umat-Nya. Tiga gelar Allah yang menggambarkan relasi Israel dengan Tuhan dipaparkan di sini. Bagi Israel, Dia adalah penebus, Tuhan dan Raja mereka (ay 14-15). Ketiga gelar ini berhubungan dengan kepemilikan da kedaulatan Tuhan atas Israel. Ketiga gelar ini sudah terbukti nyata pada masa lampau (ay. 16-17). Di satu sisi, ada yang sama dan tidak berubah dari Allah, yaitu kesetiaan dan kebaikanNya. Namun Allah tidak terpaku kepada perbuatan-perbuatan masa lampau. Dia adalah Allah yang dinamis yang bergerak ke depan untuk menyatakan dengan menggenapkan rencanaNya atas umatNya dan menenggelamkan musuh di laut yang sama. Dia menjadikan padang gurun sebagai jalan raya untuk umatNya. Bahkan menjadi jalan permai yang asri.
    Oleh sebab itu Israel harus menyaksikan perbuatan-perbuatan Allah bagi dunia agar dunia juga menyembah Allah. Begitu jugalah seharusnya civitas akademi STT Abdi Sabda harus ikut menjadi saksi Tuhan. Saksi yang jujur menyatakan apa yang dilihat dan didengarnya. Oleh sebab itu kita harus hisup sebagai saksi, dan hidup dlam pembaharuan yang telah diadakanNya. Mungkin oleh sebab itulah pengkotbah menyatakan agar setiap yang mendengar supaya tidak lagi hidup dlam masa lalu tapi hidup dalam kehidupan yang baru dan berfikir dengan cara perspektif yang baru.
    Sebagai tambahan : ruangan ibadah dihiasi dengan kain khas suku Angkola dan inilah ibadah terakhir pada semester ini menggunakan ibadah suku. Hiasa dan ornamen itu membuat ibadah lebih menarik karena ruangannya juga menarik. Sehingga dapat ditarik kesimpulan, walupun bukan termasuk unsur ibadah namun ketertarikan kita terhadap ruangan ibadah juga turut mendukung kenyamanan kita dalam beribadah. Bujur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Analisa ibadah Senin 14 Maret 2016
      Liturgis : Edi Krisman Tarigan
      Pengkotah : Pdt. Dr. Jonriahman Sipayung
      Nats Kotbah : Yesaya 50 : 4-9
      Yang saya analisa pada ibadah kali ini adalah unsur ibadah yaitu kotbah :
      Nats ini berisi tentang seorang “Hamba Tuhan yang akhirnya adalah Yesus Kristus. pelayananNya membawa pendamaian bagi dosa, keselamatan bagi semua bangsa, pemulihan Israel, dan hukuman atas orang fasik. Dan saya begitu meliaht pengkotbah juga memasukkan mengenai Yesus Kristus dalam kotbahnya ketika nats kotbah ini diambil dari PL. Sesuai dengan apa yang telah kita pelajari, memang seharusnya inti dan sentral dari kotbah haruslah Yesus Kristus.
      Menjadi hamba Allah adalah memberi diri secara total untuk diperbaharui senantiasa oleh Allah, dan bersedia menghadapi tantangan. Kesediaan memberi diiri total dan sedia menghadapi tantanngan adalah kunci keabsahan pelayanan seorang hamba sebagai “mulut” Allah. Hamba Allah tidak berhak menyuarakan suaranya sendiri atau menyuarakan suara lain selain suara Allah sendiri, bula tidak dia bukan hamba Tuhan. Jangan biarkan lidah kita menjadi “lidah yang tidak bertulang” artinya tidak bisa dikontrol. Tapi milikilah lidah yang bermanfaat.
      Hamba sejati , sebagai syair yang dituliskan oleh Yesaya mengingatkan kita kepada Yesus Kristus sebagai Hamba Sejati. Dia memelihara hubungan dengan Bapa di Surga. Tuhan Yesus adalah hamba Allah yang berhasil. pelayananNya berdampak kepada transformasi hidup yang dilayaniNya. Kita sekarang adalah hamba-hamba Allah yang dipanggil untuk menyaksikan karya Kristus itu kepada semua orang. “keberhasilan bukan ada pada kemampuan melayani melainkan pada ketaatan melakukan kehendakNya”.

      Hapus
  7. nama : sri muliana br kaban
    nim : 12.01.968
    tingkat/jur : teologi/Iv B
    Analisa ibadah Senin, 11 April 2016
    Liturgis : Joni Pranata Purba
    Pengkotbah : Anggianita Sembiring
    Pada ibadah kali ini suasana dukacita dirasakan dalam ruangan chapel, karena tepat pada hari berpulangnya seorang sosok bapak, dosen yang sabar dan tidak pernah marah ke rumah Bapa, Pdt. Abraham Lincoln Hutasoit, M.Th. entah kebetulan atau tidak banyak mahasiswa yang memakai pakaian berwarna hitam. Ruangan ibadah dihiasi dengan dentingan piano yang lembut seolah mengantarkan kita pada perasaan sendu.
    Ibadah kali ini juga sangat tidak konsisten dengan waktu dimana pengkotbah tidak hadir tepat waktu. Namun akhirnya ibadah dapat dimulai. Ibadah kali ini ada sesuatu yang baru kembali yaitu dengan pembacaan kata-kata bijak pada awal ibadah kali ini, yaitu dari Mother Theresia yang diiringi dengan musik yang lembut. Adapun inti dari kata-kata bijak yang saya dapatkan adalah “motivasi untuk berbuat baik. Berikan yang terbaik dari apa yang engkau miliki, entah itu besok akan dilupakan orang. Sebab itu bukan urusan kita dengan manusia tetapi urusan kita dengan Tuhan. Kita mengabarkan kepada mereka betapa baiknya, pengampunnya, dan pengertianNya Tuhan, dan kita harus menampakkannya dalam kehidupan kita. Setialah dalam hal-hal kecil.”
    Kotbah hari ini tidak ada tetapi yang ada hanya pembacaan Mazmur, yaitu dari Mazmur 39 : 1-13, yaitu dengan perikop “Doa Minta Tolong”. Mazmur ini juga sangat berkaitan dengan suasana kita yaitu tentang umur dan kehidupan di dunia. Ini sangat kasualistik.
    Setelah selesai doa setelah pembacaan Mazmur, pemimpin ibadah tidak mengajak jemaat untuk berdiri. Entah itu sebuah kesalahan atau kesengajaan saya tidak tahu. Namun karena sudah biasa berdiri saat mengucapkan doa Bapa Kami maka dalam ibadah, ada sebagian yang berdiri ada sebagian yang duduk. Supaya ini lebih dikonfirmasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Analisa ibadah, jumat 18 Maret 2016
      Liturgis : Yuwan Fades Ambarita
      Pengkotbah : Ibu Asrama
      Songleader : Febry Gurki, Arief Nasution, dan Fikky Situmorang
      Peribadahan dimulai pukul 10.02 WIB, ini adalah hari menjelang libur paskah di kampus, sehingga memang sangat kelihatan banyak yang tidak hadir didalam peribadahan kali ini.
      1. Votum : adalah pengesahan ibadah, dimana dengan votum ibadah itu dimateraikan oleh Tuhan sendiri melalui liturgisnya.
      Walaupun ibadah yang dilakukan tidak menggunakan votum, tapi menggunakan panggilan beribadah yang dibawakan oleh Andrian Simbolon. Sesuai dengan usulan Calvin votum itu harus dimulai dengan nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Namun panggilan beribadah hari ini dimulai dengan nyanyian “Ya Tuhan kurindukan hadiratMu”. Dalam doa pembuka, pembawa doa kurang menekankan ke-Tritunggalan Allah. Doa yang dibawakan hanya menekankan oknum Allah.
      2. KOtbah : ibu asrama membawakan kotbahnya dengan suara yang sangat lembut, namun sangat mengena. kata-kata yang beliau gunakan sangat sesuai dengan konteks anak kulliah dan mudah dicerna, juga berkaitan dengan tema.
      lukas memulai kisah yang sama dengan dua injil sinoptik lainnya, dan mulai menceritakan hari-hari terakhir Yesus. mungkin ini sangat berkaitan dengan perayaan Jumat Agung dan Paskah yang kan dilaksanakan pada hari itu.

      banyak hal ynag terkadang membuat manusia senang (alasan yang beragam). mungkin ada manusia yang berbahagia karena ia mendapatkan apa yang ia harapkan, mendapat gelar, mendapat rezeki, mendapat gaji, dll. dalam teks juga menyatakan bahwa bangsa itu senang dan bersorak ketika Yesus datang, sebab mereka mengharapkan itu demi kepentingan mereka sendiri. Namun Yesus datang dengan keadaan yang kontras dengan apa yang diharapkan oleh mereka. begitulah manusia, terkadang hanya akan bahagia saat keinginannya yang tercapai, namun tidak mampu melihat sukacita yang nyata karena mata ini tertutup dengan kebahagiaan dunia.

      konsep manusia tidak bisa menjadi dasar akan pikiran Tuhan. mulut yang sama, mereka yang memuji kedatangan Yesus, bersorak, mereka gunakan juga untuk menghujat dan menghukum Yesus karena tidak sesuai dengan keinginan atau konsep kebahagiaan yang mereka buat. mereka terpukul sebab impian yang mereka bangun hancur berantakan. orang-orang yang menyambut Yesus dengan sangat antusias adalah orang-orang yang memimpikan dibangunnya kembali Israel seperti pada zaman kejayaannya dahulu. Ketika Yesus menaiki keledai dengan perlahan-lahan, teriakan orang-orang yang menyambutnya itu menyatakan impian-impian mereka (ay. 38). Allah bukannya membangun tembok yang megah bagi Yerusalem, bahkan Ia menangis. Yesus bukan mendengar sorak-sorai tapi tangisan dan teriakan minta tolong dari mereka yang mengalami penderitaan. Di Bait Allah ada orang berjualan. realita yang terjadi berbeda. Sehingga pada akhirnya Yesus pun akhirnya disalibkan karena banyak sikap Yesus yang tidak sesuai dengan konsep pikiran bangsa itu . padahal mereka tidak tahu bahwa yang mereka tolak itu, yanng mereka anggap beban itu adalah kebahagiaan dunia yang sebenarnya. satu pesan yang bisa kita ambil, dituntut bagi kita sikap konsisten terhadap apa yang kita ucapkan, pikirkan dan lakukan, akan menuntun kita pada sikap yang setia.

      Hapus

    2. Analisa ibadah 01 April 2016
      Liturgis : Brama Pasaribu
      Pengkotbah : Rand Pandia
      Pemusik : Arnold Brahmana
      Soang Leader : Septi Purba, Ismail, Wenni Gurusinga
      Nats Kotbah : Mazmur 150 : 1-6
      1. Ada satu unsur yang baru yaitu “doa pribadi” sebagai kesempatan bagi setiap jemaat Tuhan untuk mendoakan peribadahan yang akan dimulai.
      2. Nyanyian dan musik adalah sebuah bagian dari seni yang tidak pernah statis. Musik selalu berkembang, dinamis dan sangat progresif. Salah satu unsur ibadah ini juga penting dan sangat menunjang dalam perjalanan ibadah. Musik sangat penting dalam ibadah gereja, sebab sebagian besar porsi ibadah gereja memiliki unsur musik, baik vokal maupun instrumental. Begitu pentingnya musik di dalam gereja, sehingga Martin Luther, tokoh gereja protestan era reformasi menyatakan bahwa gereja yang baik adalah gereja yang bernyanyi. Makna musik dalam ibadah gereja dalam istilah lain dalam liturgi gereja adalah ungkapan simbolis perayaan iman jemaat gereja. Perayaan iman yang dimaksud adalah penghayatan terhadap misteri dalam agama Kristen dalam diri Kristus sebagai sosok penyelamat yang benar-benar menyentuh perasaan umat dalam nyanyian. Hubungan musik dan liturgi (seharusnya) bersifat harmonis, yaitu keseimbangan yang pas antara musik dan penghayatan iman menjadi tidak terpisahkan. Unsur musik dalam gereja seharusnya memiliki keterkaitan dengan tema dan urutan ibadahnya.
      Misalkan lagu “dihapuskan dosaku” tidak akan cocok jika dinyanyikan pada akhir atau awal ibadah, tapi tepatnya setelah pemberitaan anugerah. Begitu juga dengan apa yang saya lihat pada ibadah kali ini, KJ no. 53“Tuhan Allah T’lah Berfirman” adalah lagu sebelum kotbah, menurut saya tidak cocok jika dibuat sebelum kotbah. Karena Firman itu belum kita terima. Sebab lagu itu berbunyi “Tuhan Allah t’lah berfirman, haleluya.... dst” sebab kita masih mau menerima Firman, lebih cocok jika dibuat lagu yang mengundang kehadiran Roh Kudus yang memampukan kita menerima dan mencerna Firman Tuhan yang akan kita terima.

      Hapus
  8. Nama: Yuwan Fades Ambarita
    NIM:12. 01. 980
    Ting/jur: IVB/Teologi
    Hari/Tgl: Jumat 11 Maret 2016
    Liturgis:Arnita Siregar
    Kotbah:Josua sigalingging
    Nats kotbah: Yesaya 43:16-21
    Analisa kotbah ibadah Angkola

    Firman Tuhan dalam nats ini menjelaskan bahwa Allah lah yang membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, membelah laut teberau melalui hambaNya Musa agar mereka bisa menyeberang menuju tanah yang telah dijanjikanNya kepada bangsa pilihan itu. setelah Allah mengajak mereka bernostalgia ke masa purba kala akan karya-karya nya yang begitu besar, ternyata pada ayat 18 firmannya berkata janganlah ingat hal-hal yang terdahulu dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala. Ada begitu banyak hal yang sudah diperbuat oleh Tuhan kepada bangsa Israel, namun Tuhan juga ingin bangsa Israel bukan hanya mengenang pada jaman dulu Tuhan menolong mereka, tetapi Tuhan menginginkan mereka untuk melihat kedepan, dimana Tuhan tetap akan melakukan hal-hal yang baru kepada bangsa Isreal. Tuhan ingin bangsa Israel yang hidup di Babel memiliki pengharapan yang baru, bahkan jauh lebih besar dari apa yang pernah mereka dengar dan saksikan. Tuhan menjanjikan kepada bangsa Israel kehidupan yang lebih baik, setelah mereka menjalani masa pembuangan di Babel.
    Dalam konteks ini Penulis Deutero Yesaya menggambarkan Allah sebagai Sang Pemberi Air, sebagai Sang Pemberi Hidup. Bahkan air akan dipancarkanNya di padang gurun dan air akan dialirkanNya melalui padang belantara (ay.19). Pancaran air di tempat-tempat mustahil inilah yang menunjukkan bahwa masih ada harapan bagi Israel yang saat itu mengalami kehancuran setelah Kerajaan Yehuda runtuh. Keberadaan air itu semata untuk “memberi minum umat pilihan-Ku” (ay.19). Ayat ini menunjukkan secara sederhana prinsip kehidupan ini: di mana ada air di sana ada kehidupan, di mana ada air di sana ada pengharapan. Setelah saya membaca ayat 20 Saya teringat pada nats Mazmur 150:6 Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya! Dimana oleh karena kebaikan dan kemurahan hati Allah segala yang bernafas memuliakan Allah.
    Bagaimana kehidupan kita dihadapan Tuhan, apakah kita seperti bangsa Israel yang hidup hanya mengenang masa lalu yang indah-indah saja, dan kuatir dengan hidup yang sedang dijalani ini. Mari kita senantiasa mengingat janji Tuhan yang menyertai kita dan memberikan hal-hal yang baru kepada kita, karena Allah yang kita sembah adalah Allah yang hidup disepanjang jaman.
    Untuk konteks masa kini, bagaimana kehidupan kita dihadapan Tuhan? Apakah kita sama seperti bangsa Israel yang hanya mengenang masalalu yang indah-indah saja? Dan khawatir dengan hidup kita yang sekarang dan yang akan akan datang? Dari dulu sampai sekarang Allah itu tidak pernah berubah, dia akan tetap menyertai kita dan selalu memberikan hal-hal yang baru. Ini dunia bukan surga. Selama didunia ini kita tidak akan pernah bisa menghindari dengan namanya dikhianati, disakiti, difitnah, dan banyak lagi hal yang menyakitkan. Tetapi bagaimana supaya kita bisa menghadapi itu semua yaitu tetaplah berpengharapan didalam Yesus kristus, mari kita berdoa agar kita diberi kekuatan dan Diapun hadir ditengah-tengah masalah kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Yuwan Fades Ambarita
      NIM:12. 01. 980
      Ting/jur: IVB/Teologi
      Hari/Tgl: senin, 14 Maret 2016
      Pengkhotbah : Pdt. Dr. Jonriahman Sipayung
      Liturgis : Edy K. Tarigan
      Khotbah : Yesaya 50:4-9

      Pada khotbah kali ini saya tertarik membahas membahas seorang hamba. didalamI Kor 7:22-23 “Sebab seorang hamba yang dipanggil oleh Tuhan dalam pelayanan-Nya, adalah orang bebas, milik Tuhan. Demikian pula orang bebas yang dipanggil Kristus, adalah hamba-Nya. Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia”.
      Ketaatan seorang hamba. Milikilah lidah seorang murid supaya dapat berkata-kata dan memberikan semangat kepada yang lesu.
      -Lidah yang mau diajar, dilatih dan diperintah. Itu berarti setiap tutur kata kita hendaknya konsisten dan berdasarkan pada kebenaran. Seorang murid yang baik pasti akan terlatih dengan ucapan-ucapan gurunya. Mempertajam pendengaran setiap pagi dan membuka telinga. Tuhan menciptakan kita dengan dua telinga lahiriah ini pertanda mengingatkan kita supaya lebih banyak mendengar ketimbang berbicara apalagi membual. Tuhan juga menciptakan kita dengan telinga batin. Nurani tempat di mana kebenaran itu terus menerus disuarakan. Tidak mungkin kita akan konsisten dan punya integritas kalau tidak terlebih dahulu mendengar suara Tuhan. Apa yang biasa terjadi setiap pagi? Apakah kita menyempatkan diri dan memberi ruang bagi suara itu? Ataukah ruang batin kita sudah penuh sesak dengan suara tuntutan yang lain.
      - Memberi punggung, pipi dan muka. Hal ini gambaran resiko seseorang ketika berjalan dan menyatakan kebenaran. Banyak orang tidak mau mengambil resiko seperti ini dan akhirnya kompromi. Perkataannya tidak pernah konsisten. Tergantung situasi yang menguntungkannya. Semuanya itu telah dialami Yesus. Ketika seseorang mengikutiNya maka hal yang serupa dimintaNya. Ingat, Dia tidak menjanjikan kenyaman tetapi Dia akan selalu menyertai kita dan menjajikan kemuliaan.

      Hapus
    2. Nama: Yuwan Fades Ambarita
      NIM:12. 01. 980
      Ting/jur: IVB/Teologi
      Hari/Tgl: Jumat, 18 Maret 2016
      Pengkhotbah : Pdt. T.Br. Sinaga, S.Th (ibu asrama)
      Liturgis : Yuwan Ambarita
      Khotbah : Lukas 19:28-40
      Keempat penulis Injil sinoptik mencatat dalam perikop ini mengenai Kristus yang dielu-elukan memasuki Yerusalem lima hari sebelum kematian-Nya.
      Dalam nats ini dijelaskan bagaimana Yesus menyuruh murid-muridNya untuk mengambil seekor keledai muda tetapi dengan catatan harus memberitahukan kepada pemiliknya atau orang-orang yang berada ditempat itu bahwa Tuhan memerlukannya. Sejenak saya berpikir, darimanakah Yesus mengetahui hal itu? ternyata Ia mengenal segenap ciptaan-Nya. Ia mengetahui keberadaan keledai itu.
      Ia memberitahu halangan yang akan murid-murid-Nya temui dalam tugas ini. Mereka tidak boleh mengambilnya secara rahasia, tapi sepengetahuan dan seijin pemilik-Nya. Banyak dari mereka yang tidak mengetahui makna mesias yang sebenarnya, mereka berteriak “diberkatilah Raja” tetapi mereka tidak tahu bahwa Yesus itu raja yang seperti apa. Pemahaman yang salah akan melahirkan atau menimbulkan kekecewaan yang sangat mendalam. Mulut yang berteriak “diberkatilah raja” ternyata ikut juga berteriak “salibkan dia” pada saat Yesus sedang dalam masa pertimbangan pemerintahan Pontius Pilatus yang pada saat itu bingung hendak diapakan Yesus pada masa itu. Konsep mesias yang dipahami oleh masyarakat Yahudi pada waktu itu adalah seorang raja yang gagah tampil dengan keperkasaannya, kemewahan dan kemuliaanya. Seorang panglima perang berkuda yang mengajak dan memimpin masyarakat Yahudi untuk angkat senjata melawan kediktatoran kekaisaran romawi yang pada masa waktu itu menjajah negara mereka.
      Yesus sebagai seorang raja tetapi mengapa Yesus menggunakan Keledai sebagai tungganganNya? Mengapa bukan Kuda? Seorang raja, tetapi mengapa tidak menunjukkan segala kemewahan, kemuliaan yang dimilikiNya? Ternyata semuanya itu mempunyai alasan tertentu.
      - Keledai adalah kendaraan umum untuk orang biasa. Keledai biasa dipakai untuk tujuan-tujuan damai, seekor keledai dengan kepala yang selalu menunduk kebawah menggambarkan seorang raja yang rendah hati, pemurah, penyayang kepada umatnya. Yesus datang membawa kedamaian bukan peperangan. Penampilan-Nya sangat bermakna, duduk di atas keledai, bukan simbol kebesaran, tapi simbol pelayanan, tidak untuk berperang, tapi untuk dibebani, lambat geraknya, tapi pasti, tanpa risiko, kuat dan tahan lama. Raja Sion datang mengendarai, bukan kuda, binatang yang orang takut mendekat; atau yang berlari-lari, berjingkrak-jingkrak, yang orang tak dapat mengimbangi langkahnya, tetapi di atas keledai yang tenang, yang mana orang-orang miskin tidak berkecil hati mendekati-Nya. Kesederhanaan, tanpa gembar-gembor, tanpa terompet di depannya, tanpa kereta kemegahan, tanpa pakaian kebesaran.
      Sedangakan seekor kuda melambangkan bahwa hal itu hanya untuk orang-orang besar, kuda untuk berperang. Kesederhanaan ini mengajarkan kita agar selalu bersyukur. Jikalau sedang dalam masalah baik itu besar maupun kecil kiranya kita tetap bersyukur dan bersorak-sorai memuji memuliakan namaNya.

      Hapus
    3. Nama : Yuwan Fades Ambarita
      Nim : 12.01.980
      Analisa khotbah tanggal 01 April 2016
      Liturgis : Brama P. Pasaribu
      Pengkhotbah : Randa Sembiring
      B. Khotbah : Mazmur 150:1-6
      Analisa Khotbah
      Kitab Mazmur merupakan kitab yang paling banyak menyerukan pujian. Khususnya pada pasal 150. Di dalamnya terdapat beberapa seruan untuk memuji Tuhan. Bahkan seruan itu mengajak agar manusia memuji Tuhan dengan ekspresi musik dan alat-alatnya. Di samping itu, dalam pasal ini pemazmur berusaha agar umat manusia memuji Tuhan pada tempat kudus. Dari seruan pujian itu, pemazmur berusaha menyampaikan apa yang menjadi makna dari memuji Tuhan, sehingga Tuhan harus dipuji di tempat yang kudus, dan diekspresikan dengan musik dan alat-alatnya. Mzm 150 merupakan seruan beribadah kepada orang-orang Israel untuk memuji Tuhan. Panggilan tersebut bukanlah untuk pribadi lagi, tetapi ajakan untuk banyak pribadi-pribadi, yang tentunya orang-orang Israel.
      Dalam kitab mazmur, kata ‘Haleluya’ (‘Pujilah TUHAN’) sering diulangi, bahkan ada pasal tertentu menulis doksologi Haleluya pada kata pembuka dan kata penutup, seperti pasal 106; 113; 135), dan ada hanya menuliskan kata Haleluya pada pembuka saja (Pasal 111; 112) atau pada penutup (pasal 116).
      Adanya pengulangan kata Haleluya pada pasal-pasal itu adalah menjelaskan bahwa hanya Tuhanlah yang patut dipuji. Hal itu dapat dihubungkan dengan peresmian Bait Suci di Yerusalem. Peresmian itu bukanlah sekedar pelaksanaan saja tetapi bukti yang menekankan bahwa Tuhan patut dipuji, sehingga peresmian itu diwarnai dengan berbagai nyanyian bahkan diiringi dengan berbagai alat-alat musik untuk memuji Tuhan (2 Taw 5:12). Secara khusus, konteks pada kitab Mazmur 150 adalah ”Panggilan beribadah kepada orang-orang Israel untuk memuji Tuhan”, dan dalam kebiasaan ibadah itu dilaksanakan di Bait Suci di Yerusalem.
      Umumnya kitab Mazmur dinyanyikan pada pertengahan dan akhir ibadah. Namun, khusus pasal 150 itu dinyanyikan sebelum ibadah dimulai (J.L. Ch. Abineno, 2000. Hlm, 37)
      Mazmur 150 mencoba memberi suatu ajakan kepada manusia sebagai makhluk ciptaan Allah untuk memuji Allah, dengan kemampuan yang ada. Maksudnya, ajakan itu memberi pola pikir baru kepada kita agar memuji Tuhan tidak hanya sekedar memuji saja tetapi segala daya dan kemampuan yang ada dalam diri kita dapat kita gunakan memuji Tuhan.
      Memuji bukanlah sekedar dimaknai hanya diucapkan dengan mulut saja akan tetapi ada keyakinan terhadap objek yang kita puji itu. Artinya, bila memang objek yang kita puji itu adalah Tuhan maka dengan penuh keyakinan pulalah kita memuji-Nya.
      Memuji dapat diartikan sebagai penghargaan yang tulus akan sesuatu kebaikan, atau suatu ketaktjuban hati terhadap sesuatu yang dianggap memiliki kelebihan atau keunggulan. Memuji Tuhan merupakan pernyataan untuk menyapaikan pujian kepada Tuhan, yaitu pujian yang merupakan suatu bagian terkemuka dari beberapa respon manusia dan pendekatan kepada Allah melalui ibadah. Allah adalah intisari dengan objek dari pujian manusia (Ul 10:1) dan dengan cara demikian seterusnya keunggulan dan keunikan Allah dalam diri keilahian dan aktivitas-Nya ditempatkan atau diatur sedemikian rupa. Memuji Tuhan adalah bagian dari ibadah yang tidak terlepas dari kehidupan manusia. Sebab memuji Tuhan bukanlah sebatas ibadah yang dilakukan hanya di tempat kudus saja, namun memuji Tuhan itu diimplisitkan dalam tingkah dan laku manusia itu dalam kehidupannya sehari-hari. Manusia bukanlah sekedar memuji Tuhan saja sebab memuji merupakan bagian dari ibadah yang wajib dilakukan. Maka dengan demikian, bahwa makna memuji Tuhan adalah pemenuhan ibadah manusia dengan segenap hati untuk meresponi berkat dan perintah Allah dalam kehidupan kita sehari-hari.

      Hapus
    4. Ibadah kampus, Senin 04 April 2016
      Liturgi:Jesika Bangun
      Pengkhotbah:Kaleb Manurung M.Th
      Efistel:Wahyu 5:11-14
      Kotbah:Mazmur 30:2-13
      Analisa untuk Epistel:
      Di dalam Perjanjian Lama selalu menyebutkan malaikat-malaikat sebagai makhluk yang nyata dan sungguh-sungguh ada, tidak hayalan. Kata mal’ak terdapat 213 kali digunakan dalam Perjanjian Lama dan dapat berarti sebagai “utusan” manusia atau juga “utusan” Allah. Dapat menunjukkan seseorang yang diutus untuk seseorang untuk tujuan menyampaikan pesan, berbicara, menerima tanggapan, dan kembali kepada yang mengutus dia.( Freedman Willoughby, “מלאך” dalam Theological Dictionary Of The Old Testament, (Michigan: Grand Rapids, 1997), 308
      ). Di dalam Perjanjian Baru, αγγελος (angelos) malaikat adalah seseorang yang membawa sebuah pesan. Dalam Perjanjian Baru, kata αγγελος (angelos), yang dipakai dalam Markus 1:2 ini, hampir selalu berarti malaikat. Jarang sekali istilah tersebut mengandung arti “utusan”, itu pun hanya bila yang dimaksud ialah seorang manusia (Luk. 7:24; 9:52; Yak. 2:25). Tetapi dalam Markus 1:2 pokoknya mengenai utusan yang datang dari Allah.( Jakob Van Bruggen, Markus Injil menurut Petrus, (Jakarta: BPK-GM, 2006), 35). Di dalam Maleakhi 3:1 dan Maleakhi 4:5 pernah diterapkan pada Yohanes Pembaptis (Mrk. 1:2; Mat. 11:10, 4). Makna teologis istilah Yunani άποστέλλω (apostello) “mengutus”, dan άποστολος (apostolos) artinya utusan, di dalam Perjanjian Baru tidak dapat dipikirkan lepas dari latar belakangnya di dalam Perjanjian Lama. Di zaman ini pembahasan tentang malaikat seakan telah dilupakan atau dikesampingkan, orang-orang bahkan lebih tertarik membahas tentang setan dan roh jahat lainnya. Bahkan orang-orang kristen kadang menganggap malaikat itu sepertinya tidak ada lagi, tetapi apapun itu, saya percaya malaikat tetap ada didalam keberadaannya sebagaimana dia telah diciptakan. Tidak tepat bagi seorang kristen percaya kepada malaikat berarti menaruh imannya seperti yang dipahami oleh saudara kita (Islam) yang mempunyai rukun iman dan salah satunya yaitu beriman kepada malaikat. Ketika malaikat hadir, kapanpun, dimanapun, dan siapapun nama malaikatnya, kita harus tau bahwa malaikat tersebut ingin mengajak atau mengarahkan perhatian kita kepada Dia Sang sumber Kehidupan.

      Hapus
    5. Nama: Yuwan Fades Ambarita
      NIM:12.01.980
      Ting/jur: IVB/Teologi
      Ibadah kampus Jumat 08 Maret 2016
      Liturgi :Levina Kaban
      Pengkhotbah :Pdt.Dr. J.J Damanik
      Nats kotbah: Wahyu 5:11-14
      Analisa terhadap khotbah:
      Siapakah yang menulis kitab wahyu? Dari pasal I kita dapat mengetahui bahwa ia adalah Yohanes (1:1), yang sesuai dengan tradisi yang kuat di kalangan injili, dipercaya sebagai rasul Yohanes. Ia menulis injil Yohanes, surat-surat Yohanes dan kitab Wahyu, di mana ketiganya mempunyai banyak persamaan baik dalam kata, istilah maupun ajarannya, meskipun ada juga perbedaan dalam gaya bahasa dan penyajiannya. Rasul Yohanes menulis Wahyu pada masa tuanya yakni pada masa pemerintahan kaisar Domitian. Karena iman dan kesetiaannya beribadah kepada Tuhan ia dibuang ke pulau Patmos, sebuah pulau yang berjarak kira-kira 60 km di sebelah barat kota Efesus. Oleh sebab itu kitab ini mencerminkan banyak gelombang penganiayaan yang bergejolak dalam kehidupan orang Kristen dan gereja pada waktu itu. dalam kitab wahyu ini banyak kita temukan penglihatan-penglihatan Yohanes yang secara logika tidak masuk akal. Secara logika, kadang saya sepakat dengan penulis-penulis atau para ahli tafsir pendahulu saya, hemat saya mungkin pada waktu itu Yohanes sedang kehausan sampai dehidrasi atau mungkin sedang mengalami kelaparan yang sangat hebat sehingga sampai pada tahap dibawah alam sadarnya sehingga dia mengigau atau sedang kurang waras karena mengalami tekanan kejiwaan sebab dia sedang berada dalam pembuangan. Tetapi iman saya berkata bahwa itu adalah wahyu yang diterima Yohanes dari Yesus kristus, sekalipun Yohanes dalam pulau pembuangan yang dengan segala keterbatasannya, ternyata jiwanya tetap diliputi dengan rasa syukur, atau boleh saya katakan badannya berada dalam pembuangan yang mengalami siksaan yang berat tetapi jiwanya berada dalam kebahagiaan sebab Yesus beserta dia. Ini mengingatkan saya kepada seorang Richard Wumbrand (24 Maret 1909 - 17 Februari 2001). seorang pendeta Kristen Lutheran Rumania keturunan Yahudi, seorang penulis dan pendidik yang menghabiskan total empat belas tahun penjara komunis. Dia adalah seorang pemuda selama masa aktivitas yang anti-Semit (anti Yahudi) di Rumania, tapi kemudian, setelah menjadi orang percaya dalam Yesus Kristus sebagai Mesias, dan berani secara terbuka mengatakan bahwa Komunisme dan Kristen tidak kompatibel (tidak cocok dan bertentangan satu dengan lainnya), ia mengalami hukuman penjara dan penyiksaan karena keyakinan imannya itu. suatu kali menurut kesaksiannya dia katakan sekalipun tubuhnya dipenjara dan disiksa, tetapi jiwanya bebas dan selalu bersukacita didalam Dia yang memberikan kekuatan padanya. Untuk itulah seperti yang pengkhotbah hari ini katakan, tetaplah bersukacita didalam Yesus kristus. Jangan takut kepada dia yang bisa tubuh jasmani tetapi takutlah kepada Dia yang empunya Tubuh, jiwa dan roh.

      Hapus
    6. Nama : Yuwan Fades Ambarita
      Nim : 12.01.980
      Tingkat/jur : teologi/Iv B
      Analisa ibadah Senin, 11 April 2016
      Liturgis : Joni Pranata Purba
      Pengkotbah : Anggianita Sembiring
      Nats : Mazmur 39:1-14
      analisa terhadap bacaan nats Mazmur 39:1-14:
      pada hari ini kampus STT Abdi sabda Medan sedang merasakan dukacita yang teramat dalam, dikarenakan telah berpulangnya bapak dosen yang terkasih yaitu bapak Pdt. A. L. Hutasoit, M.Th kepada Sang pencipta. Firman Tuhan katakan dalam Ayub 1:21 katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!". Semoga yang ditinggalkan tetap kuat dalam mengarungi hidup ini dan tetap berpengharapan didalam Yesus Kristus.
      Apa kita masih ingat terpidana mati Tibo cs? Mereka adalah salah satu dari banyak manusia yang tahu jelas kapan mereka akan di eksekusi mati, artinya mereka telah mengetahui kapan tiba hari kematiannya. Saya tidak bisa membayangkan dan merasakan apa yang mereka rasakan, mungkin ribuan atau jutaan doa telah mereka panjatkan, manakala muzijat datang hukuman mereka akan diubah dengan metode lain, atau sekalipun memang hukuman mati adalah jalan terakhir maka mereka akan tahu kemakah mereka akan pergi setelah mati nanti. kapan saya akan berpulang kepada sang pencipta saya tidak tahu. Tetapi menurut keyakinan iman saya, Dia datang bagaikan pencuri dimalam hari. Tidak ada yang tahu kapan dia akan datang. Sekilas penggalan lagu dari KJ. No 362 yang berbunyi “aku milikMu Yesus Tuhanku”... lagu itu mengingatkan saya bahwa saya adalah milik kepunyaan Yesus kristus, itu berarti Dia mempunyai hak penuh atas hidup dan mati saya. Kalau dalam bahasa pasaran sukakNyalah atas hidupku ini. Kadang saya berpikir bagaimana jika besok, atau nanti atau bahkan saat mengetik analisa ini Dia memanggil saya, apa yang telah saya lakukan atau dalam hidup ini? Apakah telah layak masuk dalam kerajaanNya yang agung? Siap tidak siap, mau tidak mau kita harus tunduk kepada Dia yang Maha Agung. Untuk itu suatu saat perlu kita bayangkan bagaimana jika kematian itu telah dekat dengan kita, apakah yang akan kita lakukan? Seperti lagu yang dilantunkan oleh penyanyi trio Batak yaitu trio perdana melalui hasil refleksi mereka dalam hidup ini “hagabeon hasangapon hamoraon nasian tuhan i do i jala unang lupa ho martangian mandok mauliate disude denggan ni basa na jala unang mian diroham akka jat ni roha sai paserep ma roham tabolokkon tois ni roha i jala tabolokkon ma sian rohatta elat teal hosomi asa taruli ho dingolumi di tano parsatokkinan on dihasinangan on hagabeon hasangapon hamoraon tinggal doi sude molo dung pajuppang molo dung pajuppang molo dung pajuppang hamateani ulahon na denggan nissan mangolu ho songon panakko barngin haroro naijala dang adong mangambati ai guru di ibana langit tano on lan pe di tahi akka jolma i rohana do na saut”. Untuk itu tetaplah bersiap setiap saat, siapapun kita, kapanpun dimanapun, kita akan berpulang kepada Sang Pencipta.

      Hapus
    7. Ibadah Jumat, 15 April 2016
      Liturgi :Fetra Sipayung
      Kotbah :Andre Yovandi Purba
      Nats:Mazmur 23:1-6
      Analisa terhadap Khotbah.
      Tuhan, gembalaku yang baik. Nats khotbah ini mempersaksikan pengalaman seorang hamba Allah yang sedang menceritakan karya Allah yang selalu menghiasi hari-harinnya. Berdasarkan pasal 34 Yehezkiel ciri-ciri gembala tersebut sebagai berikut:
      1. Dia akan melepaskan umat dari kesewenang-wenangan pemimpin mereka. Ayat 10.
      2. Dia akan mencari domba-domba-Nya yang tercerai-berai, dan menyelamatkan mereka dari segala tempat. Peran ini sebagai tindakan yang membebaskan umat dari pembuangan Babel dan segala tempat ke mana Israel tercerai-berai. Gembala ini akan menggembalakan atau memimpin mereka dalam damai. Ayat 11-15.
      3. Dia akan menjadi hakim antara umat-umat-Nya. Ayat 18-22.
      4. Dia akan berasal dari keturunan Daud ayat 23 dan 24, dari hal ini tentu mengacu kepada kerajaan dan tahta, sebagai progresivitas dari janji Allah kepada Daud dalam II Samuel 7:12-14.
      5. Dia yang akan memulihkan ibadah Israel kepada Allah yang sejati.
      Ayat 30 dan 31; Dan mereka akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, Allah mereka, menyertai mereka dan mereka, kaum Israel, adalah umat-Ku, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Kamu adalah domba-domba-Ku, domba gembalaan-Ku, dan Aku adalah Allahmu, demikianlah firman Tuhan ALLAH
      Ayat-ayat ini mengandung pernyataan Allah berkenaan karya Gembala yang akan memulihkan hati Israel kembali terpaut kepada Allah menjadikan Allah sebagai Tuhan mereka dan mereka kembali menjadi umat-Nya.
      Secara ringkas Adam Clarke menyebut ciri-ciri gembala tersebut sebagai berikut; dia adalah seorang pemimpin yang tahu keadaan umatnya dengan sangat baik. Dia mengenal dosa-dosa umatnya dan mengetahui dengan pasti konsekuensi apa yang mengikutinya. Tidak hanya mengetahui tetapi dia juga tahu bagaimana menyelesaikan permasalahan umatnya. Dan dia tahu bagaimana membuat cara tersebut dapat dinyatakan dalam kehidupan umat-umatnya. Gembala ini akan menggembalakan atau memimpin mereka dalam damai. Ayat 11-15.
      3. Dia akan menjadi hakim antara umat-umat-Nya. Ayat 18-22.
      4. Dia akan berasal dari keturunan Daud ayat 23 dan 24, dari hal ini tentu mengacu kepada kerajaan dan tahta, sebagai progresivitas dari janji Allah kepada Daud dalam II Samuel 7:12-14.
      5. Dia yang akan memulihkan ibadah Israel kepada Allah yang sejati.
      Ayat 30 dan 31; Dan mereka akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, Allah mereka, menyertai mereka dan mereka, kaum Israel, adalah umat-Ku, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Kamu adalah domba-domba-Ku, domba gembalaan-Ku, dan Aku adalah Allahmu, demikianlah firman Tuhan ALLAH
      Ayat-ayat ini mengandung pernyataan Allah berkenaan karya Gembala yang akan memulihkan hati Israel kembali terpaut kepada Allah menjadikan Allah sebagai Tuhan mereka dan mereka kembali menjadi umat-Nya.
      Secara ringkas ciri-ciri gembala tersebut sebagai berikut; dia adalah seorang pemimpin yang tahu keadaan umatnya dengan sangat baik. Dia mengenal dosa-dosa umatnya dan mengetahui dengan pasti konsekuensi apa yang mengikutinya. Tidak hanya mengetahui tetapi dia juga tahu bagaimana menyelesaikan permasalahan umatnya. Dan dia tahu bagaimana membuat cara tersebut dapat dinyatakan dalam kehidupan umat-umatnya. Setelah Allah memperdamaikan diriNya dengan Manusia maka Allah mengutus AnakNya yang tunggal sebagai gembala yang Agung.

      Hapus
    8. Ibadah Senin, 18 April 2016
      Liturgi:Roles Purba
      Pengkhotbah:Swasti Sembiring
      Efistel: 1 Korintus 12:11
      Nats kotbah:1 Korintus 12:14-26
      Analisa terhadap Khobah:
      Korintus yang pertama ditulis setelah Paulus hamba Yesus Kristus menerima kabar buruk dari orang-orang Kloe. Berita buruk tersebut adalah timbulnya persoalan-persoalan, seperti keikutsertaan jemaat Korintus dalam upacara-upcara keagamaan kafir, penghakiman di depan orang-orang kafir dan pelacuran. Selain masalah-masalah etis dan moral, surat ini juga merupakan surat penggembalaan untuk menegur jemaat di Korintus yang memiliki berbagai macam karunia, sehingga menjadikan jemaat satu dengan yang lainnya saling menyombongkan diri. Untuk itu paulus menggambarkan mereka sebagai satu tubuh dan Kristuslah sebagai kepala, artinya mereka saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Istilahnya, dikala debu masuk kedalam mata mata tanganlah megusapnya agar kembali bersih atau dikala tangan ingin mengambilkan sesuatu maka matalah yang melihat dimana posisi barang yang hendak diambil, begitu juga dengan anggota-anggota tubuh yang lainnya. Dalam kehidupan sehari hari terkadang kita hampir sama dengan jemaat di korintus. Terkadang kita hanya berteman dengan orang-orang satu suku kita saja, dan itu tidak terlepas dari saya yang sedang berjuang melawan nasionalisme sempit tersebut. Padahal paulus sendiri sejak dalam pelayanannya berjuang untuk membangun sebuah nasionalisme yang sangat luar biasa yaitu satu di dalam Kristus. Saya sadar kita berbeda, beda bapak, mamak, marga, suku, kampung, dan masih banyak perbedaan yang tidak bisa saya tuliskan di blog ini tetapi paulus mengingatkan kita bahwa dalam perbedaan itulah kita menunjukkan keindahan dan keagungan karya Allah di dunia ini. #KitaSatudidalamYesusKristus

      Hapus
    9. Jumat, 22 April 2016
      Pengkhotbah : Andi Barus
      Liturgis : Anrul Datubara
      Analisa terhadap lagu KJ. No. 340:
      Hai bangkit bagi Yesus. (judu asli : Stan Up, Stand Up for Jesus, George Duffield, Jr., 1858. Efesus 6:10-20.). Pada tahun 1858, masalah perbudakan manusia masih membayangi rakyat Amerika Serikat, bagaikan awan kabut pada hari yang mendung. Di kota- kota besar seperti Philadelphia di sebelah utara negara itu, tidak ada budak-budak belian yang berkulit hitam. Namun masalah sosial itu sering juga menyebabkan perselisihan di kota Philadelphia, karena para pedagang di sana masih ingin dapat berniaga dengan pemilik-pemilik budak yang tinggal di sebelah selatan.
      Ada seorang gembala sidang dari suatu jemaat Gereja Episkopal di kota Philadelphia itu yang bernama Dudley Tyng. Dengan semangat yang berkobar-kobar, pendeta yang masih muda itu menentang perbudakan manusia. Hal itu tidaklah menyenangkan hati beberapa anggota gereja, sehingga pada permulaan tahun 1858, Pdt. Tyng dipecat dari jabatannya.
      Rohaniwan muda itu pantang mundur. Pimpinannya begitu berpengaruh sehingga banyak anggota gerejanya keluar juga bersama sama dengan dia. Mereka bertekad mendirikan sebuah jemaat yang baru. Dan Dudley Tyng tetap melayani mereka sebagai gembala sidang.
      Dengan perkataan yang berapi-api, Dudley Tyng menantang para pendengarnya agar membuktikan kejantanan mereka dengan jalan ikut peperangan rohani -- demi Tuhan Yang Mahakasih, dan demi sesama manusia yang masih dikongkong oleh dosa dan kejahatan.
      Dari antara lima ribu pria yang mendengarkan khotbah Dudley Tyng pada hari itu, paling sedikit seribu orang bertobat.
      Tiga hari kemudian, Pdt. Tyng sedang sibuk belajar di kamar kerjanya. Lalu, karena capai, ia keluar untuk melepaskan lelah sebentar.
      Kebetulan ada petani-petani yang sedang bekerja di lumbung jagung dekat rumahnya. Seekor bagal (keturunan kuda dengan keledai) digunakan oleh mereka untuk memutar mesin huller biji-biji jagung itu.
      Pdt. Tyng mengulurkan tangannya untuk menepuk leher bagal yang setia bekerja itu. Tahu-tahu lengan bajunya yang panjang itu tersangkut dalam roda gigi mesin huller! Seketika itu juga, tangannya ikut terseret ke dalam. Ia menjerit kesakitan. Sebelum ia dapat diselamatkan, sebagian besar dari lengannya yang sebelah sudah tergiling sampai habis.
      Para dokter berusaha mengobati luka-lukanya yang parah itu. Sampai tiga kali mereka memotong sebagian dari lengannya itu, dengan harapan sisanya dapat sembuh. Tetapi semuanya sia-sia belaka. Ternyata pendeta yang masih muda itu sedang menghadapi ajalnya.
      Seorang sahabat membungkukkan badannya agar dapat mendengar suara Dudley Tyng, yang sudah lemah karena luka-lukanya dan karena kehilangan darah.
      "Adakah pesan terakhir untuk saudara-saudara seiman?" tanya sahabat itu.
      "Ada," bisiknya dengan terengah-engah. "Suruh mereka, `Mari kita semua bangkit berdiri bagi Yesus!"` Dengan mengucapkan kata-kata yang demikian, berpulanglah hamba Tuhan itu. Pdt. Duffield sangat terkesan oleh pesan terakhir dari almarhum rekan sepanggilannya. Pada hari Minggu yang berikutnya, ia mengambil Efesus 6:14 sebagai nas khotbahnya: "Berdirilah tegap", serta ayat- ayat selanjutnya yang menggambarkan berbagai-bagai senjata yang harus dipakai dalam peperangan rohani. dunia. "Lagu Kepahlawanan Kristen" itu merupakan suatu kenangan seorang pendeta muda, yang benar-benar gugur sebagai pahlawan dalam peperangan rohani. Lagu itu pun merupakan suatu tantangan untuk bangkit dan berdiri tegak, dengan senantiasa berlaku setia kepada Yesus Kristus sebagai Panglima. Lagu ini mengajarkan bahwa adalah laskar kristus, yang harus selalu siap memerangi ketidakadilan. Harus mempunyai jiwa militer didalam kristus.

      Hapus
  9. Nama : Antonio Hutagalung
    NIM : 12.01.906
    Ting/Jur : IV-B/Teologi
    Laporan analisa terhadap Ibadah Kampus setelah UTS, Jumat, 11 Maret 2016 (1).
    Pengkhotbah : Josua Sigalingging
    Liturgis : Arnita Siregar
    Nats Pengantar Khotbah : Yohanes 12:1-8
    Khotbah : Yesaya 43:16-21
    Model Ibadah Suku Angkola (GKPA)
    Analisa Peribadahan: Tema yang ingin disampaikan pada minggu ini ialah umat yang memberitakan kemasyhuran Tuhan. Dimana saya melihat dalam khotbah ini berhubungan erat dengan bagaimana seseorang harus memberitakan kerajaan Allah ditengah-tengah dunia ini.
    1. Memberitakan kemasyuran Tuhan dapat dilakukan dengan banyak hal seperti dalam kehidupan sehari-hari kita mencerminkan kita seorang Kristiani kepada seorang akan yang lain,
    2. Memberitakan kesukaan Tuhan lewat gereja, kampus, maupun masyarakat dalam bentuk penyampaian firman, menyanyikan kidung pujian, bersaksi, melayani, dan bersekutu dalam bentuk sampaikanlah Injil ke segala makhluk, yaitu beritakanlah kapan saja, siapa saja, dan dimana saja. Mari kita gunakan apa yang ada untuk memuji dan memuliakan-Nya.
    3. Kita dapat memberitakan kemasyuran lewat Teologi Sosial yaitu menolong orang yang tertindas, miskin, diperbudak, dan memperjuangkan HAM, serta menolong orang yang berada di penjara.
    4. belajar dari Maria dari Betania yang dimana pengampunan Tuhan akan selalu tercurah kepada setiap manusia yang mengakui dosanya, dan karena kemasyuran Tuhan dan kebaikanNya maka Maria dari Betania itu pun mengalami kemenangan.
    Kritik: saya mengkritik pengkhotbah pada saat ini ialah seperti tidak tahu etika khotbah, dimana untuk ucapkan syalom pun harus berteriak sekeras-kerasnya dan seperti demo. Bagi saya pengkhotbah ini tidak kontekstual terhadap tempat dimana pengkhotbah ini berkhotbah. Dan juga saya melihat khotbah dari pengkhotbah tidak bersikap exsegetis biblis namun eisegese yang artinya mengkhotbahkan yang tidak sesuai dengan teks firman yang ingin disampaikan dan menilai seseorang dengan cara pandangan yang negatif, pengkhotbah mengatakan yang tidak sesuai dengan yang kenyataan, sehingga kami para pendengar terkesan melihat pengkhotbah menyampaikan pesan apa yang disukai oleh hatinya saja.
    Masukan: setiap pengkhotbah perlu mengetahui kontekstualisasi penyampaian firman, karena penyampaian firman itu perlu mempertimbangkan kepada usia, tingkat pendidikan, dan tingkat profesi/pekerjaan seseorang, belajar exsegetis Biblis dan jangan menghakimi dalam khotbahnya, dan bagaimana cara menyampaikan dalam hukum Homiletika dalam cara-cara berkhotbah. Trims. Syalom.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Laporan analisa terhadap Ibadah Kampus setelah UTS, Senin, 14 Maret 2016 (2).
      Pengkhotbah : Pdt. Dr. Jonriahman Sipayung
      Liturgis : Edy K. Tarigan
      Khotbah : Yesaya 50:4-9
      Pakaian Pendeta sebagai toga dan tohonan dari Allah.
      Analisa Peribadahan: Toga pendeta. Toga sering diidentik pakaian kudus, dan pakaian kudus, ialah pakaian keimaman dikarenakan setiap orang yang memakainya ialah orang yang terpilih, dan setiap orang yang memakainya, curahan Roh Allah serta dalam bahasa Tobanya Tohonan na sian Debata (jabatan yang dari Allah) dipangkunya dalam mengemban tugas seorang hamba Tuhan dalam memberitakan firman Allah kepada saja Allah memerintahkan hambaNya tersebut. Jika di GKPI toga dari pendeta ialah berwarna hitam dan berdasi putih melambangkan gelapnya dunia ini diterangi oleh Yesus Kristus Sang Firman itu, serta pakaian penatuanya ialah coklat, berbeda dengan induk GKPI yaitu HKBP yang berwarna putih kemudian berdasi merah. Pakaian keimaman itu jikalau dalam makna teologisnya ialah tergantung tugas gerejawi yang Allah percayakan. Maka Pendeta adalah “alat” dan “utusan” utuk memberitahukan Firman Allah kepada jemaat, masyarakat dan bangsa.
      Jikalau kita lihat dalam Sejarah Gereja Toga dan pakaian pelayan gereja adalah sebagai berikut:
      Pada Abad I sampai Abad ke-4.
      Baru pada abad ke-4 (thn 380) setelah kaisar Theodosius meresmikan gereja menjadi gereja Negara para klerus (anggota jemaat yang mendapat “berkat tahbisan” = diakon, imam, uskup) diwajibkan mengenakan “pakaian liturgi” (toga, alba, single, amik, stola, kasula, dalmatic, superpli, pluviale, velum, palium) pada saat pelayanan. Para klerus pada waktu itu disamakan dengan pejabat-pejabat pemerintah. Mereka mendapat istana, pakaian jabatan, tongkat, cincin dan tanda-tanda kebesaran lain. Dalam ibadah para klerus memakai pakaian khusus (=pakaian liturgis) yang berbeda dengan anggota-anggota jemaat yang lain. Pakaian khusus ini kemudian dikembangkan menjadi “pakaian jabatan” gerejawi seperti yang masih dipakai sampai sekarang oleh para klerus dalam gereja Katolik Roma, Gereja Ortodoks.
      Pada Masa Reformasi Martin Luther
      Para reformator tidak begitu setuju dengan “pakaian jabatan” yang dipakai oleh para klerus dalam ibadah yang membedakan mereka dengan jemaat. Dasar pemikiran adalah gereja tidak mengenal “hierarki” antara umat dan klerus; gereja sifatnya adalah “Imamat Am Orang-Orang Percaya”. Dengan dasar pemikiran ini pada tahun 1524, Marthin Luther menasihatkan supaya “pejabat-pejabat” gereja menjauhkan diri dari pakaian-pakaian indah dan mewah terlebih menganggapnya sebagai pakaian yang lebih suci daripada pakaian-pakaian lain karena Tuhan tidak lebih berkenan kepada “pejabat-pejabat” gereja yang memakai “pakaian jabatan” daripada yang tidak memakai “pakaian jabatan”.
      Perkembangan selanjutnya
      Pada tahun 1524 Luther berkhotbah di Wittenberg dengan pakaian toga-sarjananya (bukan seperti pakaian para klerus) yang dinamai dengan “Schaube” dan dari pakaian toga-sarjananya inilah timbul apa yang kemudian dalam gereja-gereja Luteran disebut “talar injili” (=tunica talaris) yaitu baju toga (pakaian akademis) berwarna hitam sebagai baju biasa yang dikenakan oleh seorang sarjana. Baju ini terkenal hamper diseluruh Jerman. Juga diluar Jerman yaitu di Swiss dan di Prancis, jemaat-jemaat protestan menggantikan “pakaian jabatan” gereja Roma Katolik dengan pakaian “robe” (jubah panjang) yang biasa dipakai di Geneva pada waktu itu. Ketika Calvin berkhotbah dia mengenakan baju ini. Dan ini kemudian diikuti oleh badan-badan sending yang datang ke Indonesia. Gereja-gereja beraliran Reformeed (Calvinis) memakai “robe” (jubah panjang) dan gereja-gereja beraliran Lutheran memakai “toga” (jubah kesarjanaan = pakaian akademis).
      Maka sikap kita sebagai orang Kristen ialah menurut F Kuyper ; tidak menyetujui adanya “Pakaian jabatan” dalam gereja karena itu adalah penyangkalan akan imamat-am-orang orang percaya. Kalaupun hal itu masih dipakai di dalam pelayanan-pelayanan gereja baiklah itu dipahami dan dianggap sebagai hasil dari suatu masa silam

      Hapus
    2. Nama : Antonio Hutagalung
      NIM : 12.01.906
      Ting/Jur : IV-B/Teologi
      Laporan analisa terhadap Ibadah Kampus setelah UTS, Jumat, 18 Maret 2016 (3).
      Pengkhotbah : Pdt. T. Sinaga, S.Th (ibu asrama)
      Liturgis : Yuwan Ambarita
      Nats Pengantar Khotbah : Yesaya 50:4-9a
      Khotbah : Lukas 19:28-40
      Tema Khotbah: Mengiringi Yesus dengan Bergembira dan Memuji Allah
      Analisa Peribadahan: tema perikop dalam nats ini ialah mengenai Yesus di elu-elukan di Yerusalem.
      1.Bagaimana Yesus di elu-elukan dengan memakai keledai dan semua orang menyambut kedatanganNya pada saat itu ke Yerusalem, dengan menghamparkan pakaian orang banyak dalam jalan keledai itu. Kita belajar banyak dalam hal ini yaitu Mengiringi Yesus dan bersama-sama dengan Yesus dalam suka maupun duka, dengan bersyukur, bersukacita, dan bersorak-sorak.
      2. Dalam ayat 40 menyatakan batu ini akan berteriak jikalau setiap orang disuruh diam, melalui perikop ini menyatakan bahwa ternyata apapun dapat digunakan untuk memuji Allah sekalipun dengan batu. Luar biasa lah kemuliaan Allah itu.
      3. Konteks pada masa itu jika di bandingkan dengan konteks masa sekarang ialah mementingkan diri sendiri. Mereka yang mengelu-elukan Yesus pada saat itu bukan karena mengimani Yesus sebagai Mesias itu dapat dibuktikan dengan tidak adanya lagi pendukungnya dalam penyalibanNya. Banyak pada saat itu datang kepada orang lain demi kepentingan sesuatu, untuk kepentingan diri sendiri bukanlah atas dasar ketulusan dalam mengikutNya. Mereka yang banyak mengikutinya pada saat itu ialah bangsa yang keras hati yang mengikuti Yesus demi kepentingan-kepentingan pribadi mereka, jikalau mereka tidak merasa mementingkan diri lagi tentulah mereka akan meninggalkanNya. Demikian banyak manusia dalam zaman modernisasi, take and give, dan juga “siapa loe siapa gua”, tetapi kita mau mencerminkan Kristen, seperti Kristus, dalam perkataan dan perbuatan.
      5. ibu asrama juga menyampaikan pesan itu terkait pada masalah anak asrama dan mahasiswa masa kini dalam renungan ibadah ini yang seharusnya dapat mencerminkan sebagai orang-orang yang berada dalam terang Tuhan dalam sukacita dan bergembira akan kebaikan Tuhan.
      6. Konsisten akan apa yang ingin kita komitmen, Imani, dan setia serta teguh dalam memuji dan memuliakan Allah apa pun yang terjadi, Rancangan Tuhan memang berbeda sekali dengan rancangan manusia, manusia yang menganggap Yesus akan berkuasa justru menanggung dosa manusia yang orang-orang tersebut tidak tahu mengapa Yesus menangis melihat Yerusalem (ayat 41). Marilah tetap bertahan bersama Yesus dalam suka maupun duka, kita iring namaNya.

      Hapus
    3. Nama : Antonio Hutagalung
      NIM : 12.01.906
      Ting/Jur : IV-B/Teologi
      Laporan analisa terhadap ibadah kampus setelah UTS, Jumat, 01 April 2016 (4).
      Pengkhotbah : Randa Sembiring
      Liturgis : Brama P. Pasaribu
      Nats Pengantar Khotbah : Yohanes 20:19-31
      Khotbah : Mazmur 150:1-6
      Tema Peribadahan: Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan
      Analisa Khotbah dalam Peribadahan: Tema dalam perikop ini ialah berdasarkan Lembaga Alkitab Indonesia menyatakan Haleluya atau disebut Puji Tuhan. Dalam ayat yang tertulis di perikop kitab Mazmur 150 menyatakan tentang bagaimana nats tersebut menggunakan alat-alat musik dalam memuji dan memuliakan Tuhan. Alat-alat yang dicantumkan dalam nats Firman ialah sangkakala, gambus, kecapi, rebana, tari-tarian, seruling, dan ceracap. Semuanya itu digunakan untuk membuat suatu melodi yang indah dan hendaknya dalam ayat 6 menyatakan biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN.
      Pengkhotbah menyatakan tentang bagaimana seorang pribadi Daud, yang selalu bersyukur kepada Allah, dalam syukur Daud, ia memuji kebesaran-Nya dalam bentuk segala ciptaan memuji dan memuliakanNya. Dalam kehidupan sehari-hari Daud, ia memuji dan memuliakan Allah Sang Pencipta akan kebaikannya.
      Demikian juga seseorang tidak akan mampu memuji Allah jikalau tidak ada dalam hati seseorang tersebut hati yang mengucap syukur, sebab dengan mengucap syukur lah setiap manusia mampu memuji dan memuliakan Allah. Demikian juga manusia, manusia akan mampu memuji sesamanya jikalau manusia itu menerima setiap kekurangan dan kelebihan yang terdapat dalam dirinya sendiri. Melalui tokoh iman seperti Daud sebagai orang yang dipercayai oleh Allah, maka pemazmur mau mengatakan bahwa pemujian Allah yang sungguh besar dikarenakan kasihNya yang besar terhadap seluruh umat manusia. Ungkapan hati yang terdalam dalam diri seseorang itu hanya mampu tercapai ketika seseorang itu memang merasakan Tuhan itu sendiri dalam diri seseorang itu, sehingga ia mampu merasa bersyukur, ketika kita sebagai manusia yang tidak pernah merasa cukup dengan kebaikan Tuhan maka manusia itu sendiri akan sulit dalam bersyukur.
      Pemazmur juga mengajarkan kita mari memuliakan Allah dengan talenta-talenta kita, sama seperti Daud yang memiliki talenta dalam memainkan alat music, hendaklah kita memuji dan memuliakan Allah lewat talenta kita bukan dari segi untuk memamerkan kemampuan kita melainkan dengan cara pengosongan diri, biarlah kita semakin kecil dan biar Allah yang semakin besar.
      Allah akan berkenan melihat seseorang yang sungguh sungguh tulus dalam memuji dan memuliakan Allah, dan selama manusia tidak merasakan Allah di dalam hati manusia, maka manusia tidak akan mengerti memuji dan memuliakan nama Allah dalam peribadahan maupun dalam kehidupan kita sehari-hari.

      Hapus
    4. Nama : Antonio Hutagalung
      NIM : 12.01.906
      Ting/Jur : IV-B/Teologi
      Laporan analisa terhadap ibadah kampus setelah UTS, Senin, 04 April 2016 (5).
      Pengkhotbah : Pdt. Kaleb Manurung, M.Th
      Liturgis : Jesika Bangun
      Nats Pengantar Khotbah : Wahyu 5:11-14
      Khotbah : Mazmur 30:2-13
      Pujian adalah ungkapan hati dan kelebihan seseorang, dalam berbagai cara dan bentuk. Maka ketika ketika melakukan pujian dibutuhkan kerendahan hati (cenderung mengakui dan menyadari kelebihan orang).
      Cenderung kemanusiaan: memiliki kekurangan dan kelebihan manusia. Maka Mazmur 30 menjelaskan tentang thanks giving/praising personal. Diawali dan diakhiri dalam pujian akan membuahkan sukacita.
      Berakar dalam 2 bagian: 1. Pujian terlepas dari penyakit, 2. Pujian dari air mata kesedihan menjadi kesukaan atau sukacita. Maka dalam aplikasi yang pengkhotbah jelaskan ialah:
      1. Mengapa aku memuji Allah? Karena tidak ada membuat aku bersukacita akibat kesengsaraan krisis hidup. Keberadaan Allah membuat kita patut memuji dan memuliakan Allah. Pujian punya kuasa. Contoh: Tembok Yerikho, Saul yang diganggu roh jahat, dan dalam bentuk ibadah pelepasan Deliverance Ministry. Banyak orang bertobat dengan pujian.
      2. Kapan dan dimana kita memuji Allah? Anytime and Anywhere in God Transenden, Imanen, and Omnipotent. (1 Tesalonika 5: 18). Mengeluh: karena tidak mengakui keberadaan Allah. Ada Allah bersama kita. “….. Allah memberi apa yang kita minta dan doakan”. Bersyukur harus dimulai dari hal-ha yang kecil.
      3. Dengan apa kita bersyukur? Bernyanyi dari hati adalah ekspresi. Bukan seperti bangsa Israel yang memuji Allah hanya dari mulut mereka bukan dari hati mereka.
      4. Mzm 30 mengajak, mendorong, belajar bersyukur dalam pujian yang harmoni.
      Saya sangat setuju dengan penjelasan dari pengkhotbah yang sangat kanonikal, dapat juga pengkhotbah menjelaskan secara kanonikal untuk pendalaman Alkitab yang lebih mendalam dan juga serta akurat sehingga renungan yang ingin kita sampaikan dapat tersampaikan dengan baik dan juga dapat menjadi wawasan yang di perlukan oleh jemaat secara khusus dalam Pembinaan Warga Gereja dalam bentuk mengisi pengetahuan penatua, para pelayan, maupun jemaat-jemaat gereja agar terpelihara iman dan iman menjadi semakin bertumbuh.

      Masukan: saya sangat setuju dengan pengkhotbah yang sangat menguasai pendalaman dan pengetahuan Alkitab yang menjadi dasar setiap orang Kristiani, begitu juga seharusnya mahasiswa Teologi, secara khusus STT Abdi Sabda, tidak hanya menguasai yang menjadi pendapat tokoh-tokoh saja, namun tidak menghafal dan pengetahuan Alkitab yang sangat rendah.
      Tetap maju dunia Liturgika, dalam menumbuhkan spritual Formation.

      Hapus
    5. Nama : Antonio Hutagalung
      NIM : 12.01.906
      Ting/Jur : IV-B/Teologi
      Laporan analisa terhadap ibadah kampus setelah UTS, Jumat, 08 April 2016 (6).
      Pengkhotbah : Pdt. Dr. Jan Jahaman Damanik
      Liturgis : Levina Sarah Karo
      Pembacaan Mazmur : Mazmur 95:1-11
      Nats Pengantar Khotbah : Mazmur 30:2-13
      Khotbah : Wahyu 5:11-14
      Tema Peribadahan : Pujian, Hormat, Kemuliaan, dan Kuasa bagi Anak Domba.
      Renungan yang kita dapatkan dalam peribadahan ini ialah mengenai kisah rasul Yohanes yang dibuang ke Patmos. Kita harus belajar mengenai kehidupan Yohanes yang tidak kuatir kemana saja ia ditempatkan. Ia percaya bahwa Allah hadir dimana saja, ditempat yang sangat susah maupun tempat yang memang mencukupi kebutuhan seseorang, namun renungan ini menjelaskan betapa kita tetap memiliki pengharapan di tengah-tengah tidak ada lagi harapan. Harapan akan selalu ada bagi orang yang berdoa kepada Allah, demikian juga kemuliaan Tuhan akan hadir dimanapun, dan akan dinyatakan. Dalam masalah, Yohanes tidak memiliki keraguan sedikit pun terhadap firman Tuhan, meskipun situasinya sangat susah. Biasanya ketika berada dalam kondisi dan situasi yang sulit, orang-orang cenderung melupakan Tuhan karena tekanan masalahnya itu. Namun, sebagai orang percaya, hendaklah kita tetap mempercayai Tuhan, apa pun kondisi kita, sama seperti sikap Yohanes itu. Sikap Yohanes mencerminkan kita bagaimana seharusnya kita hidup di dalam Tuhan, bagaimana kita sebagai yang nantinya pendeta harus mampu ditempatkan dimana saja dalam memberitakan Injil, tidak mengeluh dalam tempat yang dipercayakan Tuhan nantinya.
      Tujuan menurut Martin Luther (1483-1516) ialah Docere et Sortatio yaitu mengajar dan menghibur, dan bertujuan untuk memberitakan firman Allah yang tertulis pada masa lampau agar menjadi hidup dan actual pada para pendengar masa kini. 5 fungsi khotbah menurut Andreas Gerhard Hyperius (1511-1564) ialah Didaskali-mengajar, Redargitum-menantang, Intitutivum-mendidik, Corriviendum-mengingatkan, Consolatorium-menghibur. Pdt. Pardomuan Munthe, M.Th pun mengajarkan khotbah itu dapat menggunakan ilustrasi namun tidak diperkenankan dengan candaan inipun juga diutarakan oleh Prof. J.L. Ch. Abineno dalam bukunya.
      Kritik dalam kebenaran dan membangun : Dalam ilmu homiletika atau berkhotbah dikatakan bahwa diperlukannya 1. tata cara yang baik dalam berkata-kata, 2. Khotbah tidak boleh digunakan sebagai media yang mengandung unsur penyindiran kepada seseorang, 3. Dalam pembelajaran ilmu Homiletika STT Abdi Sabda, khotbah mengandung unsur pengajaran, didikan, nasehat, dan unsur-unsur menegor. Sehingga setiap apa tutur kata, tingkah laku pengkhotbah menentukan penilaian pendengar kepada seorang pengkhotbah, akan tetapi melihat pengkhotbah ini banyak melakukan candaan yang membuat risih pendengar, seperti menyindir seseorang maupun kata-kata yang tidak pas seperti menjawab sapaan jemaat dengan kata “Syukur Alhamdulillah”. 5. Namun, manusia selalu memiliki kekurangan dalam berkata-kata dan dalam menyampaikan khotbah dan jemaat harus melihat nilai positif seseorang. Trims. Tuhan memberkati kita semua.

      Hapus
    6. Nama : Antonio Hutagalung
      NIM : 12.01.906
      Ting/Jur : IV-B/Teologi
      Laporan analisa terhadap ibadah kampus setelah UTS, Senin, 11 April 2016 (7).
      Pembaca Mazmur : Anggianita Br. Sembiring
      Liturgis : Jhoni Pranata Purba
      Nats Mazmur : Mazmur 39:1-14
      Analisa Peribadahan: Nats firman Tuhan dalam pembacaan Mazmur menjelaskan kepada kita mengenai sikap Daud dalam melakukan disiplin rohaninya dihadapan Tuhan. Melihat bahwa doa merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam diri Daud. Mazmur 39:1-14 menjelaskan mengenai Doa minta tolond Daud, doa yang disampaikan dalam bentuk doa penyerahan diri kepada Tuhan dikala Daud mengalami kesusahan dan kesulitan dalam hidupnya. Dikarenakan ini memang hanyalah sebuah bentuk renungan saja, dan memang bukan khotbah, hanya sekedar pembacaan firman. Sebab jikalau dikatakan khotbah mengandung unsur somatik, psikis, dan pneumatik.
      Ada beberapa hal yang baru dalam unsur liturgi ibadah pada hari ini yaitu:
      1. Pembacaan firman, pembacaan firman memang sering digunakan dalam ibadah harian dalam bentuk saat teduh, jikalau ditulis dalam Almanak gerejawi diatur tersendiri, namun terkesan kita hanyalah merenungkan apa yang kita baca saja, namun hendaklah kita diberikan waktu sejenak dalam merenungkan apa yang kita baca jikalau natsnya tidak dijelaskan dalam bentuk khotbah.
      2. Doa Saat teduh, diperlukannya doa saat teduh menjelaskan telah selesainya peribadahan yang kita lakukan dan kita patut bersyukur dan diperlukannya waktu sejenak dalam merenungkan dan membangun relasi dengan Allah melalui saat teduh tersebut, di sela-sela kesibukan yang membuat kejenuhan, perlunya penenangan hati dalam mencari Allah serta merenungkan Allah siang dan malam.
      3. Kata-kata bijak dari seorang tokoh, dihari ini dikutip perkataan Mother Theresa. Orang Katolik belajar dari setiap dari pahlawan-pahlawan iman mereka, termasuk Mother Theresa. Seperti yang tertulis “…….. teladanilah iman mereka”. Belajar dari pahlawan iman seperti Abraham, Yusuf, dan yang lain-lain (Ibr 13), namun demikian ada baiknya perkataan motivasi bagian dari khotbah singkat yang ingin disampaikan, sebab khotbah berhubungan dengan pengajaran akan arti, tujuan dan madsud nats tersebut.

      Hapus
  10. Nama : Nurintan Damanik
    Nim : 12 01.948
    Ting/Jur : IV-b/Telogi
    Liturgis : Edy K Tarigan
    Pengkotbah : Pdt. Dr. Jhonriahman Siapayug
    Ibadah senin, 14 Maret 2015
    Nats Pengantar Khotbah: Luk. 19:28-38
    Khotbah Yesaya . 50:4-9

    Masa pembuangan dapat dikatakan masa-masa kekuatiran, ketakutan, dan dapat dikatakan juga bahwa pengharapan kepada Allah semakin kabur, kita sebagai manusia disaat-saat tertentu kita juga dapat mengalami hal seperti ini, dimana dalam menjalani kehidupan banyak hala yang perlu dikuatirkan. Sehingga pada masa kekuatiran bangsa Israel ini dapat juga dirasakan oleh manusia sekarang, karena Allha kekuatiran ini juga menjadi hal utama dalam diri manusia sekarang, kekuatiran apa yang akan dia makan untuk hari esok dan apa yang akan dia pakai. Maka karakter dari seorang hamba yang sebenarnya adalah orang yang mampu memberi semngat, atau motivasi bagi orang yang mengahadapi suatu pergumulan yang begitu sulit yang harus ia jalankan semasa hidupnya. Karena Allah tidak akan membiarkan manusia itu larut dalam suatu pergumulan tetapi Allah itu akan menopang setiap manusia dan memberi semngat yang baru diman kita sebgai manusia harus mempu menanamkan sikap uang baik dihadapan Allah dan melakukan hal yang baik untuk menyenangkan hati Tuhan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Nurintan Damanik
      Nim : 12.0.948
      Liturgis : Brama P. Pasaribu
      Khotbah : Randa Sembiring
      Ibadah Jumat, 1 April 2016
      Nats P.K. : Yoh. 20:19-21
      Nats K. : Mzm.150:1-6
      Analisa Khotbah Hari ini

      Bagi hidup orang Kristen harus menuji Tuhan, dimana Allah telah melakukan karya terbesar dalam hidup manusia, menebus dosa manusia dikayu salib, pujian yang sering dilakukan setiap manusia dalam dirinya berdasarkan apa yang telah ia alami bersama Yesus dalam hidupnya yang melalui iman dan kepercayaannya. Hal yang dapat kita lakukan dalam memuji Tuhan adalah dengan berbagai cara asalkan itu seturut dan khendak Allah, tetapi kadangkala manusia tidak pernah memuji Tuhan dengan setulus hatinya hanya dengan keterpaksaan dan formalitas belaka. Yang dimana kehidupan duniawi membuat setiap manusia menjadi egan untuk bersyukur kepada Allah akan apa yang telah ia miliki atau dapatkan dalam hidupnya , dimana setiap orang melakukan segala yang ia kerjakan adalah kekuatannya sendiri tetapi itu semua berawal dari Tuhan semata. Manusia tidak pernah menyadari betapa baiknya Alalh didalam hidup ini, Maka melalui paskah ini manusia akan menyadari akan hidupnya selama ini dan Tuhan akan mengampuni dosanya dan manusia itu akan melakukan khendak Allah dan dapat bersyukur didalam setiap hidupnya, apa pun yang akan terjadi dalam hidup ini selalu andalkan Allah, dan menyenangkan hati Tuhan.


      Hapus
    2. Nama : Nurintan Damanik
      Nim : 12.0.948
      Liturgis : Jesika Bangun
      Khotbah : Pdt. Kaleb Manurung
      Ibadah Jumat, 4 April 2016
      Nats P.K. : Wah. 5: 11-14
      Nats K. : Mzm 30: 2-3
      Analisa Khotbah Hari ini

      Pujian yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan manusia adalah dimana setiap manusia itu mampu menerima kelebihan orang lain, dimana pujian itu membutuhkan kerendahan hati untuk dapat memuji orang lain dengan tulus. Tetapi bagi orang yang memiliki hati yang iri, dengki bahkan egois ia tidak akan mampu untuk memuji orang lain dengan tulus yang dapat ia lakukan hanyalah mengatakan yang tidak benar dengan orang itu, sebagai makhluk ciptaan Allah kita harus mampu menyadari bahwa ucapan syukur yang kita berikan kepada Allah akan mampu kita aplikasikan dalam hidup ini dengan cara memjuji kelebihan orang lain, bukan menceritakan kekurangan orang lain tersebut. Ucapan syukur yang kita berikan kepada Allah kita akan mendapat keindahan hidup yang datang dari Allah, diamna pada saat kita menyambut pagi yang indah dan segara disaat Allah masih memberi nafas kehidupan bagi kita maka sebagai ciptaan Tuhan kita harus mengucap syukur Karena Tuhan masih tetap melindunggi hidup kita dalam keadaan apa pun kita jalani karena Allah tidak akan pernah membiarkan anak-anak-Nya menderita, maka dari itu kita harus mampu selalu mengucap syukur akan kebaikan Allah. Didalam setiap hidup manusia, karena Allah itu baik dan pengasih

      Hapus
    3. Nama : Nurintan Damanik
      Nim : 12.0.948
      Liturgis : Levina Kaban
      Khotbah : Pdt. J.J. Damanik
      Ibadah Jumat, 8 April 2016
      Nats P.K. : Mzm 30: 2-13
      Nats K. : Wah. 5: 11-14
      Analisa Khotbah Hari ini

      Penulis suarat Wahyu adalah si Yohanes di Pulau pembuangan yang disebut Patmos, pada saat zaman itu Yohanes sangat menderita dia hanya dapat memakan-makanan yang ada disana. Dipulau ini Allah memiliki rencana yang indah untuk Yohanes dimana Allah mengilhamkan whayu kepada diri Yohanes serta menuliskannya. Saat itu Yohanes selalu bersyukur kepada Allah an bersabar akan apa yang telah Allah berikan kepadanya, dibalik penderitaan yang dilamai dia akan ada suatu keindahan yang tersembunyi dari Allah. Jika ini diperhadapkan dalam kehidupan seorang pelayan sekarang banyak orang tidak mensyukuri dimana dia akan ditempatkan, ia tidak menghidupi suatu tempat pelayanannya karena ia memikirkan pasilitas yang akan diberiak kepadanya, apabila kita menyadari kebahgian dan keindahan itu buakan diwilayah mana kita akan ditempatkan, tetapi kebahagian itu berasal dari ucapan syukur keiklasan hati akan apa yang diberikan oleh Allah. Kehidupan Yohanes dipulau Patmos yang kurang indah itu, ia selalus etia dan teguh dengan imannya kepada Tuhan, ketiak itu Yohanes diberikan Allah suatu penglihatan yang luar biasa yang dalam berbagai bentuk symbol tentang gambaran akan surga. Sebagai hamba Tuhan yang telah dipercayakan, marilah kita melakukan tugas kita yaiu bersama Tuhan kita akan menjalani kehidupan ini dan mengindahkan segala ciptaan Tuhan yang telah diberikan Allah secara cuma-suma bagi manusia. Dalam CP 1 dan 2 mahasiswa harus belajar dari kehidupan Yohanes yang tidak terlalu meperdulihan wilayah mana yang Tuhan berikan kepadanya untuk membritakan firman Allah, tetapi ia hanya melakuak suara panggilan Tuhan terhadapnya. Maka haruslah hidup ini dijalani dengan ucapan sykur kepada Tuhan, dimana tugas seorang hamba adalah mengasihi dalam ketulusan hati setrta menyenangkan hati Tuhan.

      Hapus
    4. Nama : Nurintan Damanik
      Nim : 12.0.948
      Liturgis : Fetra Sipayung
      Khotbah : Andre Y. Purba, S. Th
      Ibadah Jumat, 15 April 2016
      Nats P.K. :
      Nats K. : 1 Tawarikh 16: 31-36
      Analisa Khotbah Hari ini
      Raja daud yang terkenal dengan Mazmur, dengan puji-pujian dan dimana juga ia senang menari, tabut perjanjian yang telah kembali ke Yerusalem. Saat itu mereka bersorak-sorai memuji Tuahan, ia tidak seniri tetapi ia bersama-sama dengan keluarganya , kita Daud melakukan segala pekerjaannya dia selalu menyerahkannya kepada Allah karena daud yakin dia tidak mampu untuk menjalaninya sendirian. Bagi orang yang mersakan kuasa atau anugrah dari Tuhan ia tudak akan memuji dirinya sendiri melainkan dia memuji Tuahan, jika Allah itu baik dalam hidupnya maka manusia itu jika tidak akan berani untuk berbuat jahat karena itu telah merusak akan apa yang telah Tuhan berikan pada kita, karena setiap yang kita lakukan adalah untuk Tuhan dan menyenangkan hati Tuhan. Pada saat awal penciptaan langit dan bumi hanyalah untk memuliakan Allah, tetapi pada saat manusia jatuh kedalam dosa semuanya menjadi rusak sehingga Yesus datang untuk menebus dosa manusia tersebut. Kejatuhan manusia kedalam dosa itu pada saat manusia itu tidak lagi dapat mengendalikan dirinya untuk melakukan suatu keinginan maka ia kan melakukan segala cara untuk mendapatkannya maka ia kan lupa akn Tuhan, ketika ia telah mendapatkannya dia juga lupa akan Tuhan. Tetapi manusia sekarang ini kebanyakan ketika ia jatuh oia baru ingat akan Tuhan dan datang kepada-Nya, manusia tidak pernah sadar bawa Tuahn akan selalu ada dalam kehidupan kita, maka dari itu setiap saat kita mampu untuk mengucapkan syukur kepada-Nya, karean Tuahn itu akan selalu ada dalam diri kita dan selalu berta kita saat kapanpun dan dimana pun

      Hapus
    5. Nama : Nurintan Damanik
      Nim : 12.0.948
      Liturgis : Joni Pranata
      Pembacaan Mzm : Anngianita Sembiring
      Ibadah Jumat, 11 April 2016
      Analisa Pembacaan Mazmur
      Perikop pembacaan mazmur “Doa Minta Tolong” didalam kehidupan ini kita hanya dapat doa kepada Tuhan dalam keadaan apapun kita saat ini, maka setiap otang yang berdoa itu akan di dengarkan oleh Tuhan jika itu setulus hatinaya, diman asetiap manusia meminta tolong agar Tuhan selalu suka cita kepadanya dalam keadaan apa pun, dan Tuhan selalu memberikan hati dan telingganya untuk menelong setiap orang yang datang kepadanya, kehidupan manusia tanpa pertolongan Tuhan tidak ada apa-apanya Karena dengan kasih Tuahn maka manusia ini mampu untuk menjalani kehidupannya, Tuhan juga tidak pernah diam dalam kesedihan yang kita alami tetapi Tuahn selalu memberika penghiburan kepada kita. Maka dalam hidup ini akan selalu kita sukuri dalam hal apa pun karena Allah akn selalu beserta kita. Selalulah kita perpengahran kepada Tuahn karena itu baik tidak akan membuat umatnya menderita. Dihari ini juga kita mersakan kehilangan dari seorang bapa dosen sehingga ini menjadi keterkaitan dalam pembaccan mazmur kita, meskipun kita telah ditinggalkan oleh yang kita sanyangi maka kita jangn putus harapan karena Tuahan punya maksud yang indah didalam hidup ini maka dari itu tetaplah kita mengucap syukur padanya dengan tulus tanpa dengan kekuatiran apa yang akan terjadin dihari esok yakin dan percaya Tuhan akan selalu bersama kita.

      Hapus
  11. Nama : Hotni Malau
    NIM : 12.01.930
    Tingkat/ Jurusan : IV-B/ Teologi
    Liturgis : Arnita Siregar
    Pengkhotbah : Yosua Galingging
    Bahan Khotbah :
    Yang mau dianalisa pada ibadah tanggal 13 Maret 2016 dalam ibadah GKPA adalah nyanyian.
    Nyanyian yang dikumandangkan dalam ibadah disesuaikan dengan ayat ataupun firman yang disampaikan. Karena nyanyian dapat juga dipakai sebagai penghantar dari bahan khotbah yang akan disampaikan pada kebaktian tersebut. Karena nyanyian juga merupakan alat untuk mengekpresikan apa yang kita alami. Bahkan lewat nyanyian juga orang-orang dapat tersentuh. Karena bisa saja nyanyian itu mengena dengan apa yang sedang jemaat alami. Atau dapat dikatakan nyanyian juga salah satu langkah bagi jemaat untuk menyampaikan apa sedang ia alami. Sehingga memang gereja-gereja perlu lebih lagi memperhatikannya atau harus menyesuaikan dengan tema pada ibadah tersebut. Dan juga melihatnya sesuai dengan kebutuhan atau apa yang sedang jemaat alami. Dan nyanyiann juga harus disesuaikan dengan urutan dalam ibadah sehingga tidak terjadi pergeseran makna dari setiap unsur liturgy dalam ibadah tersebut. Dan nyanyian dalam ibadah hari ini sudah berada pada posisi yang benar. Dan yang perlu juga bahwa nyanyian dalam ibadah dapat menjadi salah satu hal untuk pengosongan diri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Hotni Malau
      NIM : 12.01.930
      Tingkat/ Jurusan : IV-B/ Teologi
      Liturgis : Brama Pasaribu
      Pengkhotbah : Randa Sembiring
      Bahan Khotbah : Mazmur. 150 : 1-6
      Hari/ Tanggal : 01 April 2016
      Yang dianalisa dalam ibadah ini adalah bahan epistel yang tertulis dalam Yoh. 20: 19-31.
      Yang dianalisa dalam ibadah ini adalah khotbah.
      Alasan orang Kristen memuji Tuhan adalah karena diciptakan memberitakan kemasyuran (Ibr. 13: 15). Yaitu dengan senantiasa bersyukur kepada Allah melalui ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. Dengan apa memuji Tuhan? Raja Daud memuji Tuhan dengan tiupan sangkakala, gambus dan kecapi, rebana dan tarian, permainan kecapi dan seruling, dan ceracap. Yang artinya dengan apa yang dia milikilah dia dapat memuji Tuhan. Itu jugalah yang seharusnya kita lakukkan dalam hidup ini bahwa memuji Tuhanlah dengan apa yang kita miliki. Allah yang hidup meminta kita menyembah-Nya baik dalam keadaan sakit atau menderita. Tekanan dalam hidup dapat dihadapi dengan pujian. Karena kita telah dimenangkan. Dan Tuhan tidak meminta kita memujinya dengan kemewahan yang kita miliki. Tetapi cukup dengan hati tulus yang akan tercermin dari tindakan kita sebagai buah dari iman percaya kita. Bahkan Tuhan meminta dalam ayat 6 dikatakan “Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan”.

      Hapus
    2. Nama : Hotni Malau
      NIM : 12.01.930
      Tingkat/ Jurusan : IV-B/ Teologi
      Liturgis : Levina Kaban
      Pengkhotbah : Pdt. Dr. Jan Jahaman Damanik
      Bahan Khotbah : Wahyu 5: 11-14
      Hari/ Tanggal : Jumat/ 08 April 2016
      Yang mau dianalisa pada ibadah ini adalah bahan khotbat:
      Tuhan punya rencana dengan memberikan wahyu, panglihatan, walau dalam tempat pengasingan sekalipun. Yohannes percaya Tuhan ada disana. Karena secara manusiawi Rasul Yohannes juga mengalami penderitaan. Jadi, ini tidak menjadi penghalang dalam menghantar atau memberi berkat. Perasaan nyaman dan tidak bukanlah persoalan tempat, tapi dimana hati yang mau bersyukur. Tuhan yang Mulia yang penuh kekuatan dan puji-pujian. Letak Kemuliaan Tuhan bukan karena manusia tapi memang sudah ditetapkan atau ketetapan Allah untuk manusia. Memuji Tuhan bukanlah sekedar nyanyian,walaupun makna nyanyian dalam memuji Tuhan sangat berperan dalam hal menghantarkan jemaat masuk pada titik konsentrasi. Bahkan makna nyanyian dalam memuji Tuhan adalah memancarkan sikap dan wajah sorgawi lewat perilaku dan tindakan kita. Tapi yang penting adalah hati dan perilaku.

      Hapus
    3. Nama : Hotni Malau
      NIM : 12.01.930
      Tingkat/ Jurusan : IV-B/ Teologi
      Liturgis : Jesika Bangun
      Pengkhotbah : Pdt. Kaleb Manurung, M.Th
      Bahan Khotbah : Maz. 30: 1-13
      Hari/ Tanggal : Senin, 04 April 2016
      Yang dianalisa dalam ibadah ini adalah khotbah.
      Thema yang diangkatkan adalah “Pujian (memuji)”, yaitu pujian ucapan syukur. Mazmur ini diawali dengan pujian (sukacita). Seseorang mengalami sesuatu yang bahagia. Pujian ini dapat berakar melalui pujian karena terlepas dari penyakit (maut). Air mata adalah sukacita yang dibuat Allah. Mengapa aku memuji Tuhan? Karena merupakam kewajiban bagi orang percaya/umat Allah. Dan bahkan lewat pujian juga orang dapat bertobat. Apa dan dimana memuji Allah? Hal ini dapat kita lakukan seperti yang tertulis dalam 1 Tes. 5: 18, yaitu dalam segala hal. Dengan apakah aku bersyukur dalam hidupku? Yaitu dengan segenap hidup. Belajar bersyukur memuji Tuhan. Karena punya kekuatan makna dalam hidup. Pujian ucapan syukurlah salah satu penyembahan orang Kristen dalam hidupnya.

      Hapus
    4. Nama : Hotni Malau
      NIM : 12.01.930
      Tingkat/ Jurusan : IV-B/ Teologi
      Liturgis : Yuwan Fades Ambarita
      Pengkhotbah : Pdt. T. Sinaga
      Bahan Khotbah : Luk. 19:28-40
      Hari/ Tanggal : Jumat/ 18 Maret 2016
      Yang dianalisa pada ibadah ini adalah khotbah.
      Tuhan Yesus adalah Mesias, Raja yang datang yang menolong kita. Banyak hal yang dapat membuat orang bersukacita. Dalam teks ini mereka bersukacita karena beranggapan Mesias yang datang akan banyak lagi memberikan mujizat. Dimana sebelum kedatangannya sudah tersebarlah berita ataupun hal-hal yang telah Tuhan lakukan. Bahkan ketika Yesus dan murid-muridnya mulai melakukan perjalanan para murid yang menggiring-Nya bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat yang telah mereka lihat. Dan kata mereka “Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat mahatinggi”. Kedatangan Yesus dieluk-elukkan di Yerusalem atau orang-orang bersukacita. Yang berarti kedatangan Yesus di Yerusalam menyenangkan hati mereka. Dimana mereka dapat melihat langsung Yesus yang disebut Raja Sorga itu.

      Hapus
    5. Nama : Hotni Malau
      NIM : 12.01.930
      Tingkat/ Jurusan : IV-B/ Teologi
      Liturgis : Fetra Sipayung
      Pengkhotbah : Andre Purba, S. Th
      Bahan Khotbah : 1 Taw. 16: 31-36
      Hari/ Tanggal : Jumat / 15 April 2016
      Yang dianalisa pada ibadah hari ini adalah khotbah .
      Raja Daud terkenal dengan apa yang dia miliki baik dalam hal pujian dan tariannya. Mengingat kembali saat Tabut Perjanjian kembali kepada Israel mereka bersama para imam bersorak-sorak. Dalam kehidupan Daud pujian merupakan ucapan syukur baginya ataupun style life. Sehingga jelas pada zaman Daud sudah terlihat persekutuan penyembahan. Yang sudah merasakan kuasa Tuhan, besarnya Anugerah Tuhan akan mengatakan “segala Kemuliaan hanya kepada Tuhan” dan tidak akan terjadi yaitu memuji diri sendiri. Ketika kita tahu Tuhan itu baik, pemurah, pemaaf, dan tidak akan bertidak tidak adil. Maka kita juga akan berusaha berbuat demikian tidak akan memalakukan kejahatan. Intinya kita berusaha melakukan apa yang Tuhan lakukan dalam hidup kita (Kol. 3:16). Dalalm kebangkitan Tuhan kita juga harus ikut bangkit itulah yang Daud ingin ajarkan kepada kita. Jika kita melihat mulai dari penciptaan semuanya telah tersedia sampai kepada kejatuhan manusia kedalam dosa Yesus dating untuk memperbaiki atau membenahi sehingga semuanya kembali kepada Tuhaan. Ketika manusia bersukacita ataupun berdukacita ini bisa saja menjadi hambatan atau bahkan jalan memuji Tuhan. Tuhan telah mengasihi aku maka aku juga akan mengasihi Tuhan dan sesamaku (ayat 34).

      Hapus
    6. Nama : Hotni Malau
      NIM : 12.01.930
      Tingkat/ Jurusan : IV-B/ Teologi
      Liturgis : Edy Krisman Tarigan
      Pengkhotbah : Pdt. Jonriahman Sipayung
      Bahan Khotbah : Yesaya 50: 4-9
      Pada pelaksanaan ibadah kali ini saya tidak mengikuti peribadahan di kampus. Jadi selaku mahasiswa yang mengikuti mata kuliah liturgika yang ditugaskan untuk menganalisa ibadah. tidak dapat memberikan analisa ibadah untuk hari ini. Karena dalam keadaan malas.

      Hapus

    7. Nama : Hotni Malau
      NIM : 12.01.930
      Tingkat/ Jurusan : IV-B/ Teologi
      Liturgis : Jhoni Pranata Purba
      Pembaca Mazmur : Anggianita Sembiring
      Bahan Bacaan : Maz. 39:1-14
      Hari/ Tanggal : Senin/ 11 April 2016
      Yang dianalisa dalam ibadah ini adalah Pembacaan Mazmur.
      Pada ibadah kali ini yang dianalisa adalah pembacaan mazmur dengan perikop “Doa minta tolong”. Dimana pada ibadah ini tepatnya dimana STT dalam keadaan berduka. Sehingga pembacaan mazmur ini juga disesuaikan dengan keadaan yang bersangkut pautan dengan umur atau ajal (ayat 5). Dan pembacaan ini juga didukung dengan pengharapan (ayatb13,14). Agar Tuhan mendengar doa kita dengan memberikan teling-Nya untuk mendengarkan teriakan minta tolong. Meminta Tuhan untuk tidak berdiam diri melihat air mata kita supaya kita dapat bersukacita sebelum kita pergi dan tidak ada. Karena bagi Tuhan hidup kita seperti sesuatu yang hampa. Waktu adalah anugerah Tuhan, karena itu jangan pernah sia-siakan. Selagi kita masih bernafas berarti ada kesempatan bagi kita mengumpulkan harta di sorga dan berkarya bagi Tuhan. Bagi kita sebagai orang percaya, kematian bukan lagi menakutkan, dan kita yang ditinggalkan oleh orang yang kita kasihi tidak perlu tenggelam dan duka yang berlarut-larut.

      Hapus
    8. Nama : Hotni Malau
      NIM : 12.01.930
      Tingkat/ Jurusan : IV-B/ Teologi
      Liturgis : Roles Girsang
      Pengkhotbah : Swasti Sembiring
      Bahan Khotbah : 1 Kor. 12: 14-26
      Yang dianalisa pada ibadah Senin, 18 April 2016 adalah khotbah.
      Semua manusia berbeda. Tetapi keberagaman atau perbedaan yang kita miliki itu adalah satu kekayaan yang patut kita syukuri. Karena ketika adanya perbedaan itulah yang membuat yang satu itu akan indah. Artinya adanya saling melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya. Demikian jugalah tubuh kita yang terdiri dari bagian-bagian yang berbeda-beda dan fungsi yang berbeda tetapi jika itu disatukan akan menciptakan tubuh yang indah. Keragaman dibentuk untuk menciptakan satu kesatuan. Allah itu adil dalam segala hal apapun yang Dia ciptakan dan lakukan dalam hidup kita. Hanya kitalah yang belum bisa apa yang baik dari apa kita miliki atau kurang mensyukuri dengan apa yang kita miliki. Jadi, kita selaku ciptaan patutlah bersyukur karena Allah menciptakan perbedaan itu baik adanya.

      Hapus
    9. Nama : Hotni Malau
      NIM : 12.01.930
      Tingkat/ Jurusan : IV-B/ Teologi
      Liturgis : Anrul Datubara
      Pengkhotbah : Andi Barus
      Bahan Khotbah : Kis. 11: 1-18
      Yang dianalisa pada ibadah Jumat 22 April 2016 adalah khotbah.
      Tuhan memberi kemenangan kepada orang pilihan-Nya. Seperti dalam ayat 14 bahwa Allah mendatangkan keselamatan bagi yang percaya kepadanya beserta seluruh isi rumahnya. Dan hal yang Petrus lakukan adalah memberitakan Yesus dan keselamatan dan mereka percaya lalu memuliakan Allah “Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniaka pertobatan yang memimpin kepada hidup”. Janji Allah tentang keselamatan tidak terbatas bagi suatu kelompok bangsa. Dan pertobatan Kornelius merupakan suatu terobosan untuk membawa bangsa-bangsa asing ke dalam gereja. Dan hal ini akan tampak ketika kita mampu merasakan Damai Sejahtera dan pada saat itu jugalah kita telah bersama Yesus.

      Hapus
  12. Nama : Junita Purnama Ellys Rajagukguk
    Nim : 12.01.937
    Ting/Jur : IV-B/Theologi
    Analisa : Jumat, 11 Maret 2016
    Khotbah : Yesaya 43:16-21 (Mhs. Josua Sigalingging, Ibadah suku Angkola)
    Firman Tuhan dalam nats ini menjelaskan bahwa Allah membawa bagsa Israel keluar dari tanah esir, membelah lautteberau melalui hambanya mus aagar mereka dapat menyebang menuju tanah yang telah dijajikan keapad bangsa pilihan itu. Masa pembuangan dikatakan masa-masa kekuatiran ketakutan dan dikatakan bahwa pengharapan akan Allah seakan-akan kabur dalam kehidupan umatnya. Sehingga pada saaat-saat ketakutan bangsa Israel pada saat itu dapat juga dirasakan oleh mat Tuhan sekarang ini. Ketakutan akan apa yang menjadi makanan,minuman dan hal-hal yang menyatakan apakah manusia itu bahagia atau tidak dikemudian hari. Maka karakter dari seorang hamba yang sebenarnya adalah orang yang mempu memebrrikan semangat atau motivasi bagi orang yang mengalami suatu pergumulan dalam hidupnya yang sangat begitu sulit untuk dilalui, untuk itu tidk baik membiarkannya untuk terpuruk dalam pergumulan tersebut. Tema yang disampaikan yaitu memberitakan kemasyuran Tuhan. Dimana dalam khotbah ini berhubungan erat dengan seseorang yang harus memberitakan tentang kerjaan Allah, yaitu memberitakan kemasyuran Tuhan dengan berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari yang mencerminkan sikap seorang yang kristiani. Memberitakan kesukaan Tuhan lewat gereja, maupun masyarakat dalam bentuk penyampain firman juga merupakn salah satu meberitakan tetang kerajaan Allah. Lewat nyanyian juga orang dapat mengekspresikan apa yang kita alami sehingga nyanyian juga merupakan jalan kita untuk memuji dan memasyurkan nama Tuhan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Junita Purnama Ellys Rajagukguk
      Nim : 12.01.937
      Ting/Jur : IV-B/Theologi
      Analisa : Senin, 14 Maret 2016
      Khotbah : Yesaya 50:4-9 (Pdt.Dr.J.Sipayung)
      Nats Firman Tuhan yang disampaikan yaitu berisikan tentang hamba Tuhan yng membawa perdamaian bagi orang berdosa, keselamatan bagi semua umat Tuhan, pemulihan bangsa Israel dan pemberiahn hukuman bagi orang fasik, dan hamba itu adalah Yesus sendiri. Menjadi seorang hamba Allah yaitu memberikan dirinya secara total untuk diperbaharuai oleh Allah yang bersedia untuk menhadapi tantangan dalam kehidupannya tanpa mengatakan mndur dari pelayaan yang ia lakukan. Berani memberitakan dan menyatakan diri menjadi seorang hamban Tuhan berate berani mengahdapi tantangan dan kunci dari pelayanan kita adalah mulut dan lidah,. Dimana melalui lukut dan lidah dapat menyampaikan kebenaran akan Firman atau kerajaan Allahyang diberitakan kepada semua mahluk dibumi. Lidah dan mulut yang diajarkan berarti setiap tutur kata kita hendaknya sesuai berdasarkan kebenaran akan Tuhan. Hendaknya ketaatan seorang hamba dapat diecrmin kan memlalui ketaatna Yesus Kristus yaitu hamba yang rela berkorban dan menderita bagi banyak orang menyerahkan dirinya sepenuhnya untuk Tuhan . sehingga menjadi orang yang telah ditebus dan dibayar lunas melalui darah Yesus janganlah kita menjadi hamba manusia, sebagai manusia yang telah dipilih Allah haruslah kita benar-benar menyerahkan diri kita kepada Tuhan dan menggantungkan hidu kita seluruhnya di tangan Tuhan.

      Hapus
    2. Nama : Junita Purnama Ellys Rajagukguk
      Nim : 12.01.937
      Ting/Jur : IV-B/Theologi
      Analisa : Jumat, 01 April 2016
      Khotbah : Maz 150:1-6 (Mhs. Randa Sembiring)
      Dalam pembacaan nats Firman Tuhan dilakukan dengan cara responsorial. Pengkhotbah terlihat agak sedikit gugup, mungkin karena ia berdiri dihadapan dosen dan juga dihadapan rekan-rekan mahasiswa. Namun dia dapat menyampaikan khotbahnya dengan baik.
      Dalam penyampaian khotbahnya ia melontarkan beberapa pertanyaan yang sesuai dengan natsa yang menjadi landasan kita untuk mengakhiri minggu perkuliahan. Yang pertama megapa kita harus memuji Tuhan ? dalam firman yang sisampaikan ia mengarahkan bahwa kita patut memuji Tuhan karena Kita adalah ciptaan Tuhan, oleh karena itu kita hendak memuji Tuhan atas keperkasaannya dalam hidup kita, karena kesetiaannya dan keadilannya didalam hidup kita, sehingga kita diarahkan untuk memasyurkan namau Tuhan dimana kita berpijak, karena tidak ada alasan bagi kita untuk tidak memuji Tuhan (Ibrani 13:15). Dalam Maz 150:2 karena Allah adalah Allah yang besar yang menciptakan seluruh alam ciptaannya sehingga kita patut mensyukuri apa yang telah kita terima atas kebaikannya dalam kehidupan kita. Pertanyaan kedua, dengan apa kita harus memuji Tuhan ? kita patut memuji Tuhan dengan permainan Gambus dan Kecapi rebana dan juga tari-tarian. Dan bukan hanya itu bahwa kita patut memuji Tuhan dengan sikap diri kita yang merendah dihadapannya dan tidak pernah melupakannya dan melakukan ibadah melalui nyanyian dan doa kepadanya.

      Hapus
    3. Nama : Junita Purnama Ellys Rajagukguk
      Nim : 12.01.937
      Ting/Jur : IV-B/Theologi
      Analisa : Senin, 04 April 2016
      Khotbah : Maz 30:2-13 (Pdt.K.Manurung,M.Th)
      Pembacaan firman yang dilakukan yaitu dibacakan secara responsoria. Pengkhotbah memberika tema atas firman yang disampaikan yaitu “Nyanyian dan Pujian sebagai Ucapan Syukur”. Banyak orang yang memiliki kecenderungan dan memiliki kesombongan atas apa yang ia miliki dan sulit untuk menerima kelebihan orang lain. Pujian keada Tuhan dilakukan atas apa yang telah kita terima dari Tuhan. Terpujilah Tuhan yang telah memberikan yang terbaik yang patut dipuji dan disembah, betapa Tuhan memperdulikan kehidupan umat manusia. Dalam mazmur ini pujian dan penyembahan dilakukan oleh Daud yang diawali dan diakhiri dengan kata pujian. Pujian berakar dalam dua bagian. Yang pertama ialah pujian yang terlepas dari maut, penyakit ataupun kematian. Yang kedua yaitu perubahan yang terjadi yang dialami oleh pemazmur, yaitu air mata yang diubahkan dari air mata kesedihan menjadi air mata sukacita. Disini kita perlu bertanya, mengapa kita harus bersyukur kepada Tuhan ? kapan dan dimana kita memuji Tuhan ? dengan apa kita harus memuji Tuhan? Dari pertanyaan tersebut kita bisa mengatakan bahwa bersyukur dan memuji Tuhan adalah karena kebaikan Tuhan yang tidak pernah berkesudahan dalam kehidupan kita, keberadaan Allah yang mengharuskan kita untuk memuji Tuhan, pujian itu mempunyai kuasa dan kekuatan untuk memuliakan Tuhan. Dimanapun dan kapanpun kita boleh memuliakan Tuhan seperti dalam 1 Tes 5:18 bersyukurlah senantiasa, banyak alasan kita untuk bersyukur. Kita akan menerima apa yang kita butuhkan, kita diarahkan untuk tidak mengeluh namun kita diarahkan untuk tetap megucap syukur dan memuji Allah. pujian adalah ekspresi hati yang disampaikan melalui ucapan syukur. Dalam ibadah ini memang saya melihat dan mendengar firman yang disampaikan oleh pengkhotbah cukup mengubah hati dan mendorong untuk tetap memuji Tuhan dan selalu bersyukur akan apa yang telah Tuhan berikan kepada kita, naun ada sedikit yang mengganjal, yaitu kata-kata ungkapan waktu yang sudah dibatasi membuat konsentrasi para pendengarnya dibuat menjadi berkurang, kemudian setelah penyampaian firman selesai pengkhotbah memberanikan diri untuk memfoto keadaan dalam peribadahan tersebut, alangkah lebih baiknya ketika itu dilakukan setelah selesai beribadah atau dilakukan oleh orang yang berbeda sehingga tidak memucu keributan dan sibdiran ataupun tawaan dari jemaat yang melihat.

      Hapus
    4. Nama : Junita Purnama Ellys Rajagukguk
      Nim : 12.01.937
      Ting/Jur : IV-B/Theologi
      Analisa : Jumat, 08 April 2016
      Khotbah : Wahyu 5:11-14 (Pdt.Dr.J.J.Damanik)
      Pembacaan Firman Tuhan yang akan disampaikan dibacakan secara tunggal, sehingga seluruh jemaat mengikutinya dengan baik. Awal dari pemberitaan Firman Tuhan diawali dengan penjelasan tentang penulisan dan situasi serta keadaan pada zaman itu. Pengkhotbah menjelaskan bahwa tempat itu adalah tempat yang sangat gersang namun memiliki hasil anggur yang sangat manis. Tuhan memiliki rencana terhadap keadaan yang dihadapi oleh Yohanes pada saat itu yang berada dalam tenpat pengasingan dan serba kekurangan, namun Tuhan menyatakan kuasanya kepada Yohanes ditengah-tengah keadaan yang tidak nyaman. Ini direfleksikan dlam kehidupan para pendeta yang banyak mengeluh jika ditempatkan di tempat yang terpencil dan tidak menghasilkan uang yang banyak, disini pengkhotbah menurut pendengaran saya bahwa khotbah yang ia sampaikan tidak layak untuk diperdengarkan dihadapan jemaat yaitu tentang keluhan para pelayan Tuhan ataupun menceritakan kebodohan para pendeta dan berbagai tim yang dilecehkan, karena bukan ketenangan dan kepuasan hati kita yang yang hendak kita ceritakan atau sampaikan kepada telinga para jemaat namun kehendak Allah yang harus dinyatakan dihadapan para jemaat. Anak domba Allah layak untuk menerima pujian Tuhan itu terpuji bukan karena in dipuji namun karena ia benar-benar telah terpuji, disini pengkhotbah menyatakan bahwa janganlah kita gila akan jabatan, harta, pujian dan kehormatan, perkataan tentang pujian namun melecehkan seorang dosen yang datang beribadah pada saat itu yaitu kepada Pdt.Dr.J.Sipayung ia mengatakan bahwa beliau itu pitar bahasa inggris namun memiliki tubuh yang pendek, sehingga menurut saya kata-kata yang pengkhtbah sampaikan itu benar-benar tidak layak disampaikan oleh seorang dosan dihadapan para mahasiswanya.
      Hendaklah kita ikut serta menyanyikan tentang anak domba Allah, dan pelayanan perjamuan kudus yang akan dilaksanakan ini dilakukan untuk memperoleh kehidupan bagi Dia yang telah menyelamatkan umat manusia. Peribadahan kepada Tuhan bukan hanya soal menyanyi namun tentang sikap hati, hati kepada Tuhan. Diatas keterpurukan Yohanes ia tetap memuji Tuhan. Setiap mahasiswa diarahkan untuk tidak hanya luar biasa dalam bernyanyi namunluarbiasa juga dalam study. Tuhan yang bekerja dalam menempatkan kita ditempat ini, sehingga jauhkanlah kelompok-kelompok yang merasa hebat. Sehingga penekanan terakhir dari saya tentang khotbah yang disampaikan oleh pengkhotbah, hendaknya sebelum menyampaikan khotbah perlu dipikirkan hal-hal yang layak dan yang tidak layak yang akan disampaikan karena akan berdampak buruk bagi orang yang mendengarkannya.

      Hapus
    5. Nama : Junita Purnama Ellys Rajagukguk
      Nim : 12.01.937
      Ting/Jur : IV-B/Theologi
      Analisa : Senin, 11 April 2016
      Tata ibadah Kreatif
      Tata ibadah yang diubahkan menjadi tata ibadah kreatif yang didalamnya hanya berisi kata-kata motifasi dari seorang motifator, bernyanyi 2 kali yang kemudian pemanjatan doa syafaat dan diakhiri dengan doa Bapa Kami. Dalam permulaan pembuatan ibadah kreatif membuat orang banyak bertanya tentang perubahan yang terjadi dalam tata ibadah kampus yang terlaksana. Dimana pada saat itu tidak adalagi barisan prosesi, votum dan doa berkat membuat banyak kritikan yang terdengar setelah ibadah selesai, karena mereka merasa pelaksanaan ibadah yang berlangsung seperti bermain-main, tidak adanya khotbah yang menjadi perenungan bagi mahasiswa. Mungkin yang mengetahui hal demikian hanya lah mahasiswa tingkat 4 yang mengontrak mata kuliah Liturgika. Namun dengan keadaan yang demikian hendaknya seluruh mahasiswa dan dosen mengetahui bagaimana keadaan dan cara beribadah di kampus-kampus lain sehingga ibadah yang dilakukan tidak monoton.

      Hapus
    6. Nama : Junita Purnama Ellys Rajagukguk
      Nim : 12.01.937
      Ting/Jur : IV-B/Theologi
      Analisa : Jumat, 15 April 2016
      Khotbah : 1 Taw 16:31-36 (Andre Y.Purba)
      Pembacaan firman yang dilakukan oleh pengkhotbah dilakukan secara tunggal. Dalam menyampaikan khotbah mulai dari awal sampai akhir diiringi oleh music sehingga dalam penyampaian khotbah yang disampaikan seperti pembacaan puisi. Pengkhotbah menyampaikan khotbhanya tentang seorang raja daud yang terkenal dengan nyanyian dan pujiannnya, ia bersama imam memuji Tuhan. Pujian dan ucapan syukur menjadi gaya hidup daud sehingga dalam PL disebutkan persekutuan pemujian atau persekutuan penyembahan, bagi orang yang merasakan muzijat Tuhan tidak ada orang yang berjhak untuk memuji diri sendiri. Tuhan itu baik, sungguh teramat baik besar kasih setianya kepada diri setiap orang . sukacita dan pujian daud sungguh luar biasa atas pemeliharaan Tuhan kepadanya. Yesus datang untuk memperbaiaki kehidupan manusia, agar seluruh ciptaan kembali memuji Tuhan. Namun terkadang sukacita yang telah diterima oleh manusia membuat manusia itu jatuh kedalam dosa dimana jika manusia telah merasakan sukacita ia lupa untuk mengucap syukur, demiakn senbaliknya ketika manusia itu terpuruk maka ia menuntut keadilan Tuahn dalm dirinya. Tuhan itu setia dan adil maka kita seharusnya takut atas ketidak setiaan kita, kitatelah dimerdekakakn oleh dosa, dan kristus menyuruh kita untuk memberitakan Firman Tuhan.
      Dalam model peribadahan ibadah kampus yang diubahkan menjadi model ibadah kreatif banyak membuat orang merasa ada yang kurang dalam ibadah tersebut, khusus nya dalam doa berkat yang tidak ada disampaikan tanpa ada nyanyian atau pun salam sehingga mebuat jemaat merasa bahwa ibadah itu tidak nyata dilaksanakan.

      Hapus
  13. Nama : Asriani Purba
    NIM : 12.01.909
    Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
    Pengkotbah : Josua Sigalingging
    Liturgis : Arnita Siregar
    Nats Alkitab : Yesaya 43:16-21
    Hari/Tanggal : Jumat, 11 Maret 2016
    Yang saya analisa adalah Pengakuan Dosa:
    Manusia adalah mahluk yang tidak luput dari Dosa, oleh karena dosa-dosa itu maka perlu mengaku dosa di hadapan Tuhan dan meminta pengampunan dari Tuhan. Mengaku dosa dihadapan Tuhan, lewat tingkah laku, lewat perkataan, lewat pikiran yang telah melakukan dosa. Meminta pengampunan kepada Tuhan agar Tuhan menghapuskan dosa, dan diberikan kekuatan untuk melawan kejahatan melalui Tuhan Yesus Kristus. Jika sudah berbuat dosa maka datanglah kehadapan Tuhan dan mengakulah, minta pertolonganlah kepada Tuhan karena Tuhan Allah kita adalah Tuhan yang maha pengasih dan penyayang bagi umatnya yang selalu datang kehadapannnya dan mau mengaku dosa. Oleh karena Anugrahnya maka kita diselamatkan melalui anak-Nya Yesus Kristus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Asriani Purba
      NIM : 12.01.909
      Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
      Pengkotbah : Pdt Dr. Jonriahman Sipayung
      Liturgis : Edy Krisman Tarigan
      Hari/Tanggal : Senin, 14 Maret 2016
      Saya tidak ibadah pada senin, 14 maret 2016 oleh karena itu saya tidak bisa memberikan komentar pada ibadah pada tanggal ini. Berhubungan karena kami masuk dogmatika jam 11:15 jadi ada perasaan malas untuk cepat ke kampus pada hari ini. Jam 10.00 WIB saya masih berada di rumah. Jadi saya mohon kepada bapak agar mendoakan saya supaya saya tidak mengulangi hal yang demikian lagi. Terimakasih.

      Hapus
    2. Nama : Asriani Purba
      NIM : 12.01.909
      Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
      Pengkotbah : Pdt. T. Sinaga (ibu Asrama)
      Liturgis : Yuwan Fades Ambarita
      Nats Alkitab : Lukas 19:28-40
      Hari/Tanggal : Jumat, 18 Maret 2016
      Yang saya analisa adalah kotbah
      Banyak hal yang dapat membuat orang bersukacita. Dalam teks ini mereka bersukacita karena mereka beranggapan Mesias yang datang akan banyak lagi memberikan mujijat. Mereka berpikiran tembok Yerusalem akan utuh kembali dan kerajaan Romawi akan dihancurkan. Dalam nats ini dikatakan bahwa Yesus datang dengan menunggangi keledai. Ini menunjukkan tanda kesederhanaan Yesus. Dan biasanya pada zaman itu keledai dipergunakan untuk mengangkat beban. Yesus juga hadir membawa beban. Tapi orang yang mengikut Yesus bersukacita karena mereka hanya dalam kesejahteraan. Tapi tidak selamanya seperti yang dikonsep dan dipikirkan hal ini akan terjadi. Orang yang mengelu-elukan Yesus bersorak sorai mengatakan Hosian kepada Tuhan yang datang, dan mulut yang sama juga akan menghujat Yesus dan menyalibkan Dia. Dari hal ini kita bercermin untuk bertingkah laku dengan baik, jangan melihat apa yang buruk tapi buatlah yang buruk itu sebagai bahan pelajaran bagi kita untuk tidak sama dengan orang yang buruk tapi baiklah kita berubah, dan dalam realita kehidupan enak atau tidak enak harus tetap setia kepada Tuhan, diri yang sama tetap memuji Tuhan sampai akhir. Tuhan Yesus adalah Mesias. Raja Yang akan Datang. Oleh karena itu tetaplah bersukacita dan tetaplah berdoa untuk meminta pertolongan kepada-Nya.

      Hapus
    3. Nama : Asriani Purba
      NIM : 12.01.909
      Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
      Pengkotbah : Randa Sembiring
      Liturgis : Brama Passaribu
      Nats Alkitab : Mazmur 150:1-6
      Hari/Tanggal : Jumat,01 April 2016
      Yang saya analisa adalah khotbah
      Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan, maka harus memuji Tuhan. Memuji Tuhan karena Allah yang telah menciptakan. Sesuai denagn 13:15 “sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.” Selaku kita adalah ciptaan Tuhan kita harus sadar bahwa kita harus memuji Tuhan baik dalam keadaan sukacita dan dukacita. Dengan apakah kita memuji Tuhan? Yaitu bisa lewat nyanyian kita, lewat tari-tarian, sangkakala gambus dan kecapi. Selaku kita ciptaan apakah kita layak untuk tidak menyembah Tuhan? Tentu tidak. Oleh karena itu mengucap syukulah dalam segala hal dan biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan. Ucapan syukur kita dan penyembahan kita kepada Allah hal itu menandakan seberapa dekat kita dengan Allah dan kesadaran kita bahwa kita adalah mahluk ciptaan yang selalu diberkati Allah dalam seluruh aspek kehidupan kita.

      Hapus
    4. Nama : Asriani Purba
      NIM : 12.01.909
      Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
      Pengkotbah : Pdt. Kaleb Manurung, MTh
      Liturgis : Jesika Bangun
      Nats Alkitab : Mazmur 30: 1-13
      Hari/Tanggal : Senin, 04 April 2016
      Yang saya analisa adalah khotbah
      Pujian kepada Allah adalah ungkapan hati untuk menyadari kemahakuasaan Allah dalam hidup ini. Mazmur 30 adalah Mazmur pujian ucapan syukur yang bersifat pribadi. Ucapan syukur dari Daud. Mazmur 30 diawali dan diakhiri dengan pujian. Pujian dari Mazmur 30 berakar dari 2 bagian:
      1. Terlepas dari penyakit yang hamper membawa kepada kematian.
      2. Perubahan yang dialami pemazmur dari air mata kesedihan diubah menjadi sukacita.
      Perlu kita pertanyakan:
      1) Mengapa aku bersyukur kepada Allah?
      Bersyukur adalah kewajiban bagi umat Allah. Pujian menguatkan kita untuk menghadapi pergumulan hidup. Bersyukur lewat nyanyian kepada Tuhan, dengan nyanyian itu juga punya kekuatan untuk mengusir roh jahat. Nyanyian membuat kita dapat mengespresikan keadaan dalam kehidupan kita.
      2) Kapan dan Dimana Kita memuji Allah?
      Dalam 1 Tes 5:18 dikatakan bahwa kita harus bersyukur senantiasa.
      3) Dengan apakah aku bersyukur?
      Pujian adalah ungkapan hati yang dinyatakan dengan berbagai cara bersyukur dengan segenap hidup.
      Dari Mazmur 30 mendorong, menggairahkan kita belajar untuk memuji Tuhan dengan penuh harmoni. Hal ini harus selalu dilakukan dalam setiap aspek kehidupan kita. Karena memang atas pertolongan Tuhanlah kita mampu menjalani setiap kehidupan kita yang dapat mengubah air mata menjadi mata air dalam kehidupan. Dan biarlah bibir kita tetap mengucapkan puji-pujian, sebab Tuhan telah mengajarkan ketetapan-ketetapan-Nya kepada kita.

      Hapus
    5. Nama : Asriani Purba
      NIM : 12.01.909
      Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
      Pengkotbah : Pdt.Dr. Jan Jahaman Damanik
      Liturgis : Levina Kaban
      Nats Alkitab : Wahyu 5:11-14
      Hari/Tanggal : Jumat, 08 April 2016
      Yang saya analisa adalah khotbah
      Wahyu ditulis oleh Rasul Paulus dari suatu tempat yaitu dari pulau Patmos. Patmos adalah pulau pembuangan. Pemerintah Romawi memakai tempat ini sebagai tempat penghukuman orang yang jahat. Situasi tanah sangat gersang. Yohanes mengalami penderitaan di Patmos. Tapi walau demikian Tuhan punya rencana dibalik penderitaan. Tuhan memberikan penglihatan atau wahyu dari Allah. Yohanes yakin bahwa Tuhan ada disegala tempat. Hal ini berkaitan dengan kehidupan ini juga, dimana banyak juga pelayan Tuhan yang terkadang tidak mau di tanah yang gersang. Maka ini menjadi kesulitan pimpinan Gereja dalam hal mutasi. Oleh karena itu perlu suatu sikap melihat dan meneladani sikap rasul Yohanes, dimana sikap Yohanes, perasaan nyaman dan tidak nyaman bukan berdasarkan suatu tempat tapi karena hati yang bersyukur kepada Tuhan. Di Pulau yang tidak indah, Yohanes punya penglihatan yang luar biasa (ayat 11-12). Tuhan layak dipuji, karena dia yang penuh kemuliaan, dan penuh kekuatan. Manusia adalah yang dilayakkan oleh Allah. Letak kemuliaan dan kekuatan Allah bukanlah pada manusia, tapi memang ini adalah hakikat Allah. Pada Perjamuan Kudus kita diingatkan tentang tubuh dan Darah Yesus Kristus untuk menghapus dosa kita. Martin Luther dan Calvin mengatakan dimana ada pengampunan dosa disana ada kehidupan. Mari nyanyikan anak domba bukan karena lewat perkataan atau suara saja tapi juga lewat tingkah laku kita. Lewat tingkahlaku perbuatan kita, kehidupan harus memancarkan wajah surgawi. Maka dari hal ini bagi kita umat manusia mari tetap bersyukur dan kepada Tuhan baik di tempat kering dan basah, karena Allah selalu punya rencana dalam setiap kehidupan kita baik dimana kita pun berada.

      Hapus
    6. Nama : Asriani Purba
      NIM : 12.01.909
      Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
      Pembaca Mazmur : Anggi Sembiring
      Liturgis : Joni Pranata Purba
      Nats Alkitab : Mazmur 39: 1-14
      Hari/Tanggal : Senin, 11 April 2016
      Mazmur ini diakui sebagai pengakuan dosa Daud ketika nabi Natan membeberkan dosa perzinaan dan pembunuhan yang diperbuatnya (bd. 2Sam 12:1-13).
      1. 1) Perhatikan bahwa mazmur ini digubah oleh seorang percaya yang dengan sengaja berbuat dosa yang begitu hebat terhadap Allah sehingga ia dipisahkan dari kehidupan dan kehadiran Allah (bd. ayat Mazm 51:13).
      2. 2) Daud mungkin menggubah mazmur ini setelah ia bertobat dan Natan menyatakan pengampunan Allah baginya (2Sam 12:13). Daud memohon dengan sungguh-sunggguh agar keselamatan, kemurnian, kehadiran Allah, kekuatan rohani, serta sukacita dipulihkan sepenuhnya (ayat Mazm 51:9-15).
      Semua orang yang telah berbuat dosa besar dan dikuasai oleh rasa bersalah dapat menerima pengampunan, penyucian dosa, dan pemulihan dengan Allah jikalau mereka menghampiri Dia dalam sikap dan kata-kata mazmur ini. Permohonan Daud untuk pengampunan dan pemulihan berdasarkan kasih karunia, kemurnian, kasih yang tidak pernah gagal dan belas kasihan Allah (ayat Mazm 51:3), hati yang benar-benar hancur dan bertobat (ayat Mazm 51:19), dan akhirnya pada kematian Kristus yang mendamaikan karena dosa kita (1Yoh 2:1-2). Mazmur ini mangajak jemaat untuk memang benar-benar untuk tetap memohon doa pertolongan kepada Tuhan.

      Hapus
    7. Nama : Asriani Purba
      NIM : 12.01.909
      Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
      Pengkotbah : Andre Y. Purba
      Liturgis : Fetra W.S.H. Sipayung
      Nats Alkitab : 1 Tawarikh 16: 31-36
      Hari/Tanggal : Jumat, 15 April 2016
      Seorang Raja Daud terkenal dengan puji-pujiannya. Daud bersukacita karena Tabut Allah telah kembali ke Israel. Daud dan bersama imam mereka bersorak sorai. Puji-pujian adalah gaya hidup Daud. Bagi yang sudah merasakan kuasa Tuhan tidak dapat memuji diri sendiri karena Soli Deo Gloria (segala kemuliaan hanya untuk Tuhan). Ketika memang sudah tahu betapa besar kasih Tuhan maka hal itu akan terlihat dari tindakan sehari-hari. Daud dalam 1 Tawarikh, begitu luar biasa pujian-Nya dan ucapan syukur yang pada Tuhan. Daud adalah manusia yang biasa dan oleh karena itu dia juga pernah jatuh, dan ketika dalam kejatuhannya ia juga tetap memuji nama Tuhan. Ketika Adam jatuh dalam dosa, maka manusia jatuh ke dalam dosa. Dan untuk menebus manusia maka Yesus datang untuk memperbaiki semua ciptaan itu kembali, agar semua ciptaan itu kembali pada Tuhan dan hanya bergantung pada Tuhan. Ternyata dalam memuji Tuhan bukan hanya dukacita tapi juga sukacita. Orang Kristen sejati akan mengatakan sungguh benar Tuhan mengasihi aku dan aku akan mengasihi dia. Jika kita juga telah menerima berkat kita juga harus menyalurkan berkat kepada orang lain. Dalam ayat 34 ciri khas Daud, bersyukurlah kepada Tuhan sebab Dia baik. Ketika kita merasakan kasih Tuhan, kita pasti tidak akan berani tidak melaksanakannya. Tugas kita adalah mempertahankan yang sudah diberi, tetap respon keselamatan yang telah diberikan Tuhan kepada Kita. Dimana kita pun berada tetap jadikan pujian sebagai Life Style kita. Bersyukurlah dalam segala hal, tetaplah berdoa, dan tetaplah bersukacita.

      Hapus
    8. Nama : Asriani Purba
      NIM : 12.01.909
      Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
      Pengkotbah : Swasty Sembiring
      Liturgis : Roles Paringatan Purba
      Nats Alkitab : 1 Korintus 12:14-26
      Hari/Tanggal : Senin, 18 April 2016
      Yang saya analisa adalah Khotbah
      Tema: Keanekaragaman adalah kekayaan. Keanekaragaman memperlihatkan bahwa Allah kita adalah Allah yang suka keanekaragaman dan Allah yang adil atas segala ciptaanya. Keanekaragaman yang sudah Tuhan ciptakan harus diterima, karena Tuhan punya rencana dibalik itu semua, Tuhan menciptakan perbedaan antara satu dengan yang lain untuk saling melengkapi, karena Tuhan ciptakan karena baik adanya. Nats ini mengajarakan untuk menerima satu dengan yang lain, dalam keanekaragaman kita dipersatukan dalam satu tubuh yaitu Tubuh Kristus dan saling menghargai Perbedaan antara satu dengan yang lain. Surat ini dituliskan karena adanya konflik di jemaat Korintus yang merupakan sebuah kota yang besar. Kota pelabuhan, kebudayaan yang megah dan mewah, jadi tempat orang yang tidak baik. Surat ini ditulis agar jemaat Korintus tidak terpecah ditengah situasi yang terjadi pada saat itu. Melainkan mereka tetap satu, satu dalam Kristus. Sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggota banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikianlah pula Kristus. Demikian juga dengan hanya kita masa sekarang baiklah adanya menjung-jung tingi persatuan dan Kesatuan dalam Kristus. Sebagai warga Negara Republik Indonesia, marilah kita tetap menjalankan semboyan kita Bhineka Tunggal Ika, walaupun berbeda-beda tetap satu Jua. Hendaklah semua menyadari bahwa kita selalu membutukan satu dengan yang lain. Biarlah Satu untuk semua, semua untuk Satu.

      Hapus
    9. Nama : Asriani Purba
      NIM : 12.01.909
      Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
      Pengkotbah : Andi Satria Barus
      Liturgis : Anrul Datubara
      Nats Alkitab : Kisah Para Rasul 11:1- 18
      Hari/Tanggal : Jumat, 22 April 2016
      Tema: Tuhan memberi Kemenangan kepada orang Pilihan-Nya
      Kornelius adalah Komandan pasukan Romawi. Kuasa ilahi yang menuntun Petrus ke rumah Kornelius mempunyai arti penting dalam sejarah Kisah Para Rasul karena beberapa alasan, Pertama, janji Allah tentang keselamatan tidak terbatas bagi sekelompok bangsa. Kornelius seorang asing bangsa Romawi mempunyai hak yang sama dengan setiap orang Yahudi di dalam Sinagoge untuk mendengarkan berita injil. Yang kedua, pertobatan Kornelius merupakan suatu terobosan untuk membawa bangsa-bangsa asing ke dalam gereja. Reaksi pertama Petrus terhadap perintah ilahi itu adalah menolak untuk turut mengambil bagian dalam sesuatu yang tidak tahir. Seturut perintah Allah ia pergi ke rumah seorang asing, mengajar dan akhirnya tinggal disana selama dua hari. Pertobatan orang-orang asing begitu meyakinkan Petrus untuk membaptis dan menerima mereka dalam persekutuan. Dan kepada bangsa-bangsa lain Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup. Tuhan selalu memberi kesempatan bagi orang pilihan-Nya. Petrus kembali memberitakan Yesus tentang keselamatan dan mereka percaya. Ketika memang kita berada dalam Yesus Kristus, kita akan merasakan Syalom di dalam kehidupan kita. Dan bersama Tuhan kita akan menang.

      Hapus
  14. Nama : Devi Setiani Natalia Br. Ginting
    NIM : 12.01.917
    Ting/Jur : IV-B/Teologi
    Laporan analisa terhadap Ibadah Kampus setelah UTS, Jumat, 11 Maret 2016
    Pengkhotbah : Josua Sigalingging
    Liturgis : Arnita Siregar
    Nats Pengantar Khotbah : Yohanes 12:1-8
    Khotbah : Yesaya 43:16-21
    Maria Dari Betania. Dia dikenal dan dibedakan dari Maria yang lain (Ibu Yesus) sebagai Maria saudara Marta dan Lazarus yang tinggal di Betania. Ketiga bersaudara ini adalah pengikut Yesus yang mempunyai kedekatan dengan Guru mereka itu. Dikisahkan dalam Injil Lukas bahwa dalam pertemuan mereka (Maria dan Marta) dengan Yesus memiliki pesan-pesan teologis kepada jemaat, yaitu orang Kristen. Maria lebih banyak mendengarkan Yesus dibanding saudaranya itu. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. dengan hal ini dapat dianalisa bahwa ternyata Maria dari Betania mengasihi Yesus dengan segenap hati sehingga dia mempersembahkan yang paling berharga dan tidak mempedulikan penilaian orang terhadap harga dirinya yang rela menyeka kaki Yesus dengan minyak narwastu. Memuliakan nama Tuhan sudah seharusnyalah kita lakukan dalam kehidupan kita, karena Dia telah mengorbankan diri-Nya untuk menebus kita umat manusia. nah sekarang yang menjadi refleksi bagi kita ialah apakah kita memang sudah benar-benar mengasihi Yesus Kristus atau masihkah kita selalu menyalahkan Yesus Kristus itu sama seperti Yudas Iskariot mari lah kita merenung. Perintah untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi adalah mengasihi Tuhan dengan keseluruhan diri kita, menempatkan Tuhan lebih utama dalam segala sesuatu, di mana saja, setiap saat dan dalam segala kondisi. Dan kalau bukti kasih kita kepada Tuhan dan tanda kita berdiam di dalam Allah adalah dengan menuruti segala perintah Tuhan (1John 2:3; 1Yoh 3:24), maka kita akan melihat bahwa sesungguhnya perintah ini sangat berat bagi manusia. Namun, Tuhan tidak akan memberikan perintah yang mustahil, karena Dia menegaskan bahwa yang dipasang-Nya adalah enak dan ringan. (Mat 11:29). Kunci dari kemampuan kita untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, terlihat dari jiwa dan akal budi serta mengasihi sesama adalah karena Allah telah memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Kita yang telah dibaptis telah menerima rahmat Allah yang begitu besar, seperti: menjadi putera/i Allah di dalam Kristus, disatukan dalam Tubuh Mistik Kristus, dibebaskan dari dosa asal, menerima rahmat pengudusan, tiga kebajikan ilahi dan tujuh karunia Roh Kudus. Dengan bekal rahmat Allah yang begitu luar biasa ini, maka sesungguhnya umat Allah telah dimampukan untuk dapat mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi, sehingga pada akhirnya dapat mengasihi sesama dengan lebih baik lagi. Yang perlu juga menjadi catatan Bagi Kita Semua adalah seseorang dapat bertumbuh Hanya karena rahmat Allah dan kesediaan untuk terus bekerjasama dengan rahmat Allah, karunia Roh Kudus, yang memungkinkan seseorang untuk mencapai kesempurnaan kasih. Amin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Laporan analisa khotbah. Terhadap Ibadah Kampus setelah UTS, Senin, 14 Maret 2016 (2).
      Pengkhotbah : Pdt. Dr. Jonriahman Sipayung
      Liturgis : Edy K. Tarigan
      Khotbah : Yesaya 50:4-9
      Dalam Yesaya 50 Di sini tampil satu pribadi yang sangat menarik sebab walaupun hidupnya sederhana bahkan menderita, namun juga kuat, tabah , taat, rela berkorban dan memiliki hubungan yang sangat akrab dengan Tuhan jika tinjau sepintas keistimewaannya: Dia merasa sudah diberi oleh Tuhan lidah seorang murid supaya dapat memberi semangat baru kepada yang letih lesu. Sebagaimana Tuhan yang menjadi gurunya, maka hamba itu dengan perkataannya telah menghibur sesamanya, memberi dorongan serta pengharapan kepada yang berputus asa. Setiap hari ia juga terlatih untuk mendengar dengan penuh pemahaman, sampai hanya melaksanakan kehendak guru dan Tuhannya tanpa memberontak. Kesediaannya melayani orang lain sedemikian besar sampai ia rela dipukuli punggungnya, disakiti pipinya dan diludahi wajahnya. Saudara, sampai di sini kita lalu ingat kepada Yesus Kristus. Bukankah nasib hamba Tuhan tadi begitu miripnya dengan Yesus Kristus? Kalau begitu pribadi dalam Yesaya 50 ini adalah nubuat dan menggambarkan Kristus, sebab Kristus juga melakukan tiga langkah yang penting dalam hidupNya: Pertama , Dengan lidahNya menyampaikan firman Tuhan dan berbagai pelajaran, kotbah , teguran, penghiburan serta memberi dorongan kepada yang letih lesu dan berputus asa. Kedua, Dengan telingaNya yang tajam dan terlatih selalu siap mendengar keluhan, permohonan, penuh pemahaman serta kepedulian kepada semua lapisan masyarakat. Ketiga, Dalam sikap taat kepada Bapa , dengan konsistensi yang tinggi, rela mengorbankan jiwa raga serta kemuliaanNya demi kasihNya kepada umat manusia yang berdosa. Pelayanan Yesus Kristus di sepanjang hidupNya ditandai dengan tiga hal tadi, begitu jelas, begitu kongkrit, dan semakin memuncak! Kristus berada di dalam keseriusan, kondisi yang menegangkan, pergumulan yang berat, ancaman yang membahayakan jiwa karena serangan dari luar dan dalam, akhirnya pembantaian dan penguburanNya! Kita bisa mengatakan bahwa semua itu memang sudah merupakan misi dan tujuanNya ketika datang ke dalam dunia ini. Tapi jangan lupa bahwa itu dilihat hanya dari sisi illahiNya saja, bagaimana jika ditinjau dari sisi manusiawiNya? Untuk menyelamatkan dunia rencana Allah memang indah, tapi bagaimana dalam pelaksanaannya? Bukan lagi rencana yang indah dan manis tapi mengerikan dan pahit! Pengorbanan Kristus harus kita hayati sebagai suatu kesungguhan dan bukan hanya formalitas apalagi sekedar sandiwara. Maha tahuNya akan semakin membuat hatiNya perih, sebab mampu mengetahui segala rencana jahat orang-orang yang memusuhiNya. Maha kuasaNya yang harus diredam justeru semakin menyakitkan, sebab sebenarnya tidak ada kesulitan untuk membela diri. Maha suciNya bikin hati semakin merasa jijik, sebab dikepung oleh orang-orang munafik yang membenciNya. Maha adilNya berpotensi memancing keinginan dalam diriNya untuk tidak terima dan memberontak. Maha kasihNya menghasilkan pengorbanan dalam ketaatan yang mengagumkan! dalam Mazmur 31:15, kita diajak untuk mengarahkan mata hati kepada pribadi Tuhan dalam kegiatan iman kita. Mengagumi pribadiNya, sebagai Tuhan, sebagai Allah. Kita jadikan Dia kekasih jiwa kita. Merupakan kebahagiaan yang sangat memuaskan hati manakala jiwa kita dapat bertautan dengan pribadi yang kita sembah itu. Jika memiliki dasar iman seperti ini maka yang kita utamakan dalam pengabdian kita lalu bukanlah segala pemberian Tuhan, bahkan bukan sorga yang kita dambakan, tetapi Tuhan! Kalau sudah begitu maka setiap anak Tuhan akan memiliki sikap taat dan kesediaan berkorban yang besar. Amin


      Hapus
    2. Laporan analisa Khotbah. Terhadap Ibadah Kampus setelah UTS, Jumat, 18 Maret 2016 (3).
      Pengkhotbah : Pdt. T. Sinaga, S.Th (ibu asrama)
      Liturgis : Yuwan Ambarita
      Nats Pengantar Khotbah : Yesaya 50:4-9a
      Khotbah : Lukas 19:28-40

      Pada khotbah ini dapat saya analisa ialah Apa yang Kristus tetapkan untuk kita kerjakan, Ia akan menyediakan jalan keluar bagi kita untuk melakukannya dan memperlengkapi kita dengan jawaban-jawaban masalah yang kita hadapi. Kristus berada di depan dari semua orang yang menyertai-Nya. Ia terus maju ke Yerusalem dengan mengetahui kematian yang akan menimpa-Nya di sana. Sebelum itu Ia telah memberitahukan sampai tiga kali mengenai penderitaan-Nya. Kristus, dalam memerintah keledai untuk melayani-Nya, menunjukkan bahwa Ia berkuasa atas segenap makhluk, dan pemilik yang rela melepaskan keledainya menunjukkan bahwa Ia berkuasa atas hati manusia. sebagaimana. Tuhan banyak mengadakan perjalanan, dengan berjalan kaki. Kini sekali dalam hidup-Nya Ia memerlukan keledai dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem. Keledai adalah kendaraan umum untuk orang biasa, kuda dan kereta untuk orang-orang besar. Keledai biasa dipakai untuk tujuan-tujuan damai, kuda untuk berperang. Keledai itupun bukan milik-Nya, tetapi Ia meminjamnya. Penampilan-Nya sangat bermakna, duduk di atas keledai, bukan simbol kebesaran, tapi simbol pelayanan, tidak untuk berperang, tapi untuk dibebani, lambat geraknya, tapi pasti, tanpa risiko, kuat dan tahan lama.Raja Sion atau Yesus Kristus yang Rendah Hati itu datang mengendarai, bukan dengan kuda, binatang yang orang takut mendekat; atau yang berlari-lari, berjingkrak-jingkrak, yang orang tak dapat mengimbangi langkahnya, tetapi di atas keledai yang tenang, yang mana orang-orang miskin tidak berkecil hati mendekati-Nya. Kesederhanaan, tanpa gembar-gembor, tanpa terompet di depannya, tanpa kereta kemegahan, tanpa pakaian kebesaran. Semua itu menunjukkan watak-Nya yang sangat lembut. Ia datang tidak dalam kemurkaan, tetapi dalam kemurahan hati untuk mengerjakan keselamatan. jadi marilah kita bersukacita terus dan henadaknya kita memaknai arti Hidup Yesus itu dalam hidup kita. sebagaimana ada salah satu pelajaran yang patut diteladani dari kehidupan Yesus itu ialah Ia adalah sosok seorang watak Bapak, Raja yang rendah hati dan hidup hanya untuk menyenangkan hati Bapanya yang disorga. maka dengan itu sebagi anak-anak Allah Matius 5:8 "Berbahagialah orang yang suci hatinya , karena mereka akan melihat Allah". Kita harus lebih bersukacita ketika kita dapat melihat dengan mata rohaniah mujizat yang lebih ajaib yaitu kebangkitan Kristus dari antara orang mati, yang berdampak bagi kebangkitan jiwa kita. Amin

      Hapus
    3. Laporan analisa Khotbah terhadap ibadah kampus setelah UTS, Jumat, 01 April 2016 (4).
      Pengkhotbah : Randa Sembiring
      Liturgis : Brama P. Pasaribu
      Nats Pengantar Khotbah : Yohanes 20:19-31
      Khotbah : Mazmur 150:1-6

      Mazmur 150:1-6 tidak dapat dipastikan dengan jelas tentang siapa dari penulis Mazmur ini, sehingga para ahli banyak menyebutnya sebagai mazmur “Halellu-yah” yang merupakan pujian jemaat. Dalam kata “tempat Kudus-Nya” dapat menunjuk kepada Bait Allah di Yerusalem yang merupakan pusat penyembahan bangsa Israel. Tuhan hadir di mana-mana, tidak hanya di bumi namun juga di surga. Keberadaan-Nya tidak dapat dibatasi pada satu tempat tertentu, sebab Ia adalah Allah yang maha besar.kata “tempat kudus-Nya” menunjuk kepada tempat di mana Tuhan berkenan menyatakan diri-Nya untuk bersekutu dengan umat-Nya. Jadi, menurut analisa saya kata “tempat Kudus-Nya” mengarah kepada tempat di mana Allah berkenan untuk menyatakan diri-Nya di bumi ini, supaya umat-Nya dapat bersekutu dengan Dia. Kata “segala keperkasaan-Nya” menunjuk kepada kemahakuasaan Tuhan, yang nyata melalui penciptaan dan pemeliharaan dunia ini. Tidak ada pribadi lain yang sama kuasanya seperti Tuhan, yang mampu menciptakan dan memelihara dunia ini. Kata “segala keperkasaan-Nya” juga dapat menunjuk kepada kemahakuasaan Tuhan yang nyata melalui penebusan ciptaan-Nya, melalui pengorbanan di kayu salib. Tidak ada pribadi lain yang mampu untuk menebus ciptaan-Nya ini dari dosa, kecuali Dia, yaitu Tuhan. juga kebesaran-Nya yang hebat” menunjukkan siapakah Tuhan yang kita puji itu. Dialah Tuhan yang besar, agung, dan mulia melampaui seluruh ciptaan-Nya ini. Dan sekali lagi tidak ada pribadi lain yang sama besarnya, agung, dan mulia seperti Tuhan. dan segala yang bernafas memuji Tuhan artinya bahwa semua ciptaan Tuhan yang hidup di dunia ini. Jadi siapa saja yang memuji Tuhan? Yaitu semua ciptaan Tuhan yang masih bernafas atau hidup di dunia ini. Sebab semua ciptaan yang hidup memiliki tujuan tertinggi untuk memuliakan Allah, dan salah satunya dapat dilakukan dengan cara memuji Allah di dalam hidup mereka. Jadi karena semua ciptaan memiliki tujuan untuk memuliakan Allah, maka semua ciptaan yang bernafas dipanggil untuk memuji Tuhan. dengan begitu maka utamakan lah hubungan ibadah dengan Tuhan karena itulah yang dikehendakiNya dalam ketulusan hati kita agar apa yang kita lakukan dalam hidup kita dapat menyenangkan hati Tuhan. sama seperti dalam Mazmur 150 tadi bahwa kita harus senag tiasa selalu memuji Tuhan denga kerendahan hati dan ketulusan hati kita dengan begitu akan nyata bahwa Yesus kristus yang kita sembah dapat berkarya dalam hidup kita, sehingga orang-orang yang melihat kita dapat memuji Tuhan dan mengatakan bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang hidup yang senantiasa memperhatikan seluruh kehidupan kita. baik dalam suka, duka kita tetap harus memuji Tuhan. ada emapat point yang dapat saya bagikan kepada kita semua melalui khotbah ini ialah 1. Marilah kita memuji Tuhan di manapun kita berada.
      2. Marilah kita memuji Tuhan Karena Ia adalah Tuhan yang perkasa dan besar, sehingga Dia layak dan patut untuk dipuji.
      3. Marilah kita memuji Tuhan dengan segala kemampuan dan bagian kita masing-masing.
      4. Marilah kita memuji Tuhan Selama kita masih bernafas, karena tujuan hidup kita adalah untuk memuliakan Tuhan. Amin

      Hapus
    4. Laporan analisa Khotbah terhadap ibadah kampus setelah UTS, Senin, 04 April 2016 (5).
      Pengkhotbah : Pdt. Kaleb Manurung, M.Th
      Liturgis : Jesika Bangun
      Khotbah : Mazmur 30:2-13
      Nats Pengantar Renungan : Wahyu 5:11-14

      Pujian merupakan suatu nanyian yang kita kumandangkan orang yang kita aggungkan seperti Tuhan Allah. Sebagai mana pujian kepada Allah itu adalah ungkapan hati yang paling dalam yang bisa kita ungkapkan memalui nyanyian atau kata-kata. Pertolongan Tuhan didalam kedasyatan hidup pribadi lepas pribadi. Dalam Mazmur 30 di ungkapakn adalah suatu Mazmur pujian yang bersifat pribadi dan merupakan tema pokok adalah pujian yaitu memuji dan Mazmur yang mengatakan pada ayat 13 Mazmur ini kecuali dengan pujian dan diakhiri dengan pujian. Sebagamana biarlah yang bernafas memuji Tuhan sehingga mengalami segala sesuatu dan pujian Mazmur 30 ini berakar dari dua bagian yakni: 1. Pujian yang terlepas dari penyakit yang hampir membawa maut didalam kematian yang hampir membawa kedamaiaan. 2. Dalam ayat dua perobahan yang terjadi yang dialami oleh per Mazmur dan diubah didalam kesukacitaan. Air mata kesedihan ada sukacita didalam kehidupan, sehingga pujian kepada Allah itu dapat terlihat memalui kedidupan yang kita jalani sehari-hari.dari khotbah ini juga dapat dianalisa ada dua pertanyaan yang mendasar yakni: pertama, Mengapa aku memuji Allah? dan mengapa aku bersyukur kepada Allah? jadi dari maksud kedua pertanyaan ini maka dapat dikatakan bukan karena kebaikan Tuhan yang begitu dasyat dalam kehidupan kita. Dalam Mazmur 22:4 jelas dikatakan Sebab Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas, dan Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya kepada orang itu, dan Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong kepada-Nya. itu lah sebabnya maka kita harus tetap memuji Allah. sebagaimana dengan juga ketika dengan pujian maka tembok jeriko diruntuhkan dengan nyanyian. Daud bernyanyi didalam memainkan musik untuk melawan roh jahat. Kedua, kapan dan dimana kita dapat memuji Allah? dalam 1 Tesalonika 5:18 “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. Menegaskan kepada kita untuk tetap bersyukur senag tiasa dalam penderitaan dan pergumulan. maka dengan itu refleksi bagi yang dapat saya bagikan kepada kita melalui analisa khotbah ini adalah apakah aku/kamu sudah bersyukur dan memuji Tuhan dengan segenap hati. Semua yang kita miliki adalah kepunyaan Allah, yang diberikan kepada kita untuk dipakai demi kebaikan dan kepentingan hidup kita dan hidup orang lain. Baiklah kita pakai apa yang ada pada kita dalam rangka memuji dan memulikan namaNya. Perlu ada refleksi diri, agar jangan tumbuh sifat egois dan kesombongan dalam hidup kita. Sebab keselamatan bagi kita tidak ditentukan oleh harta, kedudukan dan kuasa yang ada pada kita, tetapi hanya oleh kasih karunia Tuhan Allah semata. Yeremia 9:23-24 berkata, "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN." TUHAN akan marah melihat tingkah laku kita yang melenceng jauh dari jalanNya lalu menghukum kita, tetapi jangan takut! TUHAN tetap mengasihi dan mau menolong hidup kita dari segala beban yang kita pikul, TUHAN sanggup mengubah hidup kita menuju hidup yang penuh dengan sukacita jika kita mau berbalik kepadaNya (Mat. 11:28). TUHAN adalah sumber kesembuhan! Kesembuhan dari segala macam penyakit. Berharaplah hanya pada TUHAN, jangan pada yang lain apalagi pada diri sendiri. Amin

      Hapus
    5. Laporan analisa Khotbah terhadap ibadah kampus setelah UTS, Jumat, 08 April 2016 (6).
      Khotbah : Pdt. Dr. Jan Jahaman Damanik
      Liturgis : Levina Kaban
      Kotbah : Wahyu 5:11-14
      Wahyu dituliskan Rasul Paulus Yohanes yang ditulis dimasa pembuangan dipulau patmos, inilah pulau pembuangan. Pulau Patmos adalah pulau karang dan tepat ini dijadikan sebagai tempat penanaman pohon Anggur. Rasul Yohanes sebagai rasul yang mengalami penderitaan di pulau patmos. Dipulau ini Yohanes diberikan Tuhan penglihatan dan dipulau itu juga Yohanes mendapat penglihatan. Dan dipulau itu juga Rasul Yohanes mendapat kan Wahyu yang datangnya dari Tuhan. Dipulau itu Yohanes tidak sama sekali mengalami depresi karena ia merasakan sukacitan karena ada Tuhan penolongnya yang setia dalam setiap pelayanan yang dia lakukan didalam masa ia berada di pulau patmos tersebut. Karena sebagaimana ia yakin bahwa ada Tuhan yang menolong dia dan Tuhan senantiasa memberikan pengharapan kapadanya disana. Dari keadaan Yohanes ini dapat kita repleksikan kedalam kehidupan kita sehari-hari jika suatu saat kita akan diberikan suatu ladang Tuhan untuk kita dapat berkarya disana yakni nyaman tidak nyaman itu semua tidak ditentukan oleh tempat. Karena hati yang bersyukur akan memudahkan dimana pun kita akan ditempatkan. Yohanes melihat ketika Tua-tua itu memuji Tuhan dengan suara nyaring. Karena sebagaimana bahwa karena anak domba itu layak dipuji dan layak untuk disembah. Yesus itu adalah anak Domba yang penuh kekuatan. Karena Tuhan kita Yesus Kristus adalah Tuhan yang tidak terselami bahwa pada kenyataannya dimana ada Yesus Kristus disitu pasti ada kedamaiaan. Hal ini berarti jelaslah bahwa Yesus Kristus kini memegang kendali atas sejarah dunia dan umat manusia, bukan iblis. Tidak heran jika kemudian keduapuluh empat tua-tua dan empat makhluk, bahkan seluruh malaikat surga menyanyikan pujian bagi Kristus (ayat 9, 11-14). Jika kebenaran itu yang kita pegang, maka melalui nyanyian pujian semua makhluk, kita diingatkan untuk memusatkan diri pada pujian dan penyembahan, terus beriman kepada Kristus, bukan kepada yang lain. Karena itu ketika kita kembali menjalani hari-hari kita dengan beban-beban hidup yang mungkin masih sama, biarlah cara kita menyikapi atau menghadapinya sekarang berbeda. Kita menjadi lebih kuat, lebih beriman karena kemenangan Kristus juga berarti adalah kemenangan kita orang-orang yang percaya kepada-Nya. Karena itu Jangan pernah tergoda untuk percaya kepada kuasa-kuasa yang lain, dan janganlah pernah meninggalkan-Nya. Hanya dalam Kristus yang telah menang atas segala sesuatu kita dapat meletakkan pengharapan dan jaminan atas masa depan yang indah bersama-Nya. Amin

      Hapus
    6. Laporan analisa Khotbah terhadap ibadah kampus setelah UTS, Senin, 11 April 2016 (7).
      Pembaca Renungan : Anggi Sembiring
      Liturgis : Jhoni Purba
      Kotbah : Mazmur 39:1-14

      Maka dengan itu saya dapat menganalisa bahwa dalam pembacaan renungan ini diambil mazmur 39:1-14 dengan judul prikop minta tolong dari renungan ini saya dapat menganalisa bahwa ternyata manusia itu lemah dan tidak berdaya dalam hidup ini, maka dengan itu manusia tidak pernah terlepas dari yang namanya minta tolong dan kepada Allah sama seperti apa yang diungkapakan salomo dalam seruanya. Pada dasarnya bahwa keadaan manusia selalu kelu, aku diam, aku membisu, aku jauh dari hal-hal yang baik tetapi penderitaanku makin berat. Dengan begitu Yesus meminta bantuan dari Allah agar Allah. Pada ayat 11-12 hindarkanlah aku dari pada pukulan-Mu, aku remuk karena serangan tanganMu. Engkau menghajar seseorang dengan hukuman karena kesalahannya dan menghancurkan. Pemazmur melihat bahwa setiap usaha manusia adalah kesia-siaan, tidak ada yang kekal. Oleh sebab itu pemazmur bertanya dalam ayat 7 “Dan sekarang, apakah yang kunanti-nantikan, ya Tuhan? Kepada-Mulah aku berharap.” Hanya kepada Tuhan Ia berharap tidak ada kesia-siaan. Pengharapan di sini adalah pengharapan yang penuh iman, bukan pengharapan yang kosong. Pengharapan ini bersifat mendesak, bukan dalam jangka waktu yang lama. Terlihat di sini bahwa di dalam Tuhan tidak ada kesia-siaan karena kita diberi iman untuk berharap kepada Tuhan. Dalam ibadah kali ini hanya mendengarkan renungan Khotbah melalui pembacaan Mazmur. keelokannya sama seperti gegeit sesungguhnya, setiap manusia adalah kesia-siaan belaka. Dan dengan hal yang demikian kiranya kita tetap berpegang teguh pada Tuhan Yesus Kristus dan sebagai alat penguatan saya yang dapat saya bagikan kepada kita semua ialah dalam 1 Petrus 5:7 “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu”. Agar apapun yang kita lakukan didalam dunia ini tidak akan sia-sia karena kita selalu mengandalkan Tuhan Yesus membimbing dan menuntun setiap langkah kehidupan kita. maka dengan itu jangan lah lupa untuk mengucap syukur. Karena mengucap syukur itu bukan sekadar peringatan, tetapi sebuah cara hidup. Banyak hal yang patut kita syukuri setiap hari. Allah menyediakan segala kebutuhan kita, panas, hujan, kesehatan, makanan, sukacita, damai sejahtera bahkan petani punya masa menabur dan masa menuai, semua diatur dan dibe-rikanNya secara gratis tanpa bayar. Semua anugerah yang baik yang ada di sekeliling kita berasal dari Allah. Kita tak mampu membayarnya. Tuhan menginginkan, agar kita rendah hati dan mempunyai hati yang selalu penuh rasa syukur. Karenanya, kita harus memuji memuliakan Tuhan sebagai ungkapan rasa syukur kita. Amin

      Hapus
    7. Laporan analisa Khotbah terhadap ibadah kampus setelah UTS, Jumat, 15 April 2016 (8).
      Khotbah : Andre Purba
      Liturgis : Fetra Sipayung
      Kotbah : 1 Tawarik 16:31-36
      Nats ini berisi nyanyian syukur Daud bagi Tuhan yang mengijinkan Daud membawa kembali Tabut Allah ke Yerusalem tabut perjanjian Allah dengan Daud, Untuk sebuah acara perayaan yang istimewa, Raja Daud menulis lagu untuk memimpin bangsanya memuji Allah pada masa itu, “Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah namaNya, perkenalkanlah perbuatanNya di antara bangsa-bangsa! Biarlah bersuka hati orang-orang yang mencari Tuhan!”. Seorang raja Daud terkenal dengan puji-pujiannya. Daud kembali ke Yerusalalem bersama-sama dengan keturunan. Harun bersorak-sorai memuji Allah. Mau tidak mau saya dapat menganalisa bahwa ucapan syukur menjadi gaya hidup Daud. Dalam perjanjian lama juga terkenal dengan namanya Followsip Whorship, sebagaiman jika dikatakan orang yang sudah mengenal Allah maka dia sudah merasakan besarnya anugerah Tuhan di dalam hidupnya sendiri. Dalam konteks Akademik bagaimana kita menerapkan kesaksian iman kita sendiri maka dengan itu ketika kita dapat mengasihi orang lain maka itu kita harus lakukan semata-mata buat Tuhan bukan untuk manusia sebagaimana tertulis dalam kitab Kolose 3:23. Kita juga dapat berrefleksi dari kehidupan Daud yang terkadang pula bisa terjatuh tapi dengan hal yang sedemikian rupa ia tetap memuliakan nama Tuhan. Raja Daud berkata justru aku dalam kesenanganku aku tidak akan goyah. Kejatuhan manusia yang paling sering ialah ketika dalam hal sukacita tetapi ketika dalam dukacita dia berkata dimana Engkau. Dengan begitu kehilanga maka berterimakasihlah kepada Tuhan. Dalam ayat 22-23 bahwa Daud jelas-jelas merindukan kondisinya yang semula dimana pohon-pohon memuji Tuhan, Gunung-gunung memuji Tuahn dan pada ayat 24 maka daud mengatakan bahwa Tuhan itu baik. Pujian itu datang ketika Tuhan sudah datang maka kita harus mempertahankan apa yang sudah diberikan dan dipercayakan Tuhan itu kepada kita. Ketika beribadah dan berdoa bukan dalam rangka untuk mencari keselamatan tapi merasakan bahwa keselamatan itu sudah ada kita dapatkan. Dimana pun kita berada kita disuruh Tuhan untuk Matius 28:19-20 “ karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu, dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir Zaman. Yang artinya bahwasanya kita harus dapat bersaksi dalam hidup kita kepada segala bangsa dan mahkluk yang ada dimuka bumi ini. Amin

      Hapus
    8. Laporan analisa Khotbah terhadap ibadah kampus setelah UTS, Senin, 18 April 2016 (9).
      Pengkhotbah : Swasti Sembiring
      Liturgis : Roles Purba
      Khotbah : 1 Korintus 12:14-26
      Nats Pengantar Renungan : 1 Korintus 12:11

      Analisa saya terhadah khotbah mengenai keberagaman dalam kepelbagaiaan. Dan saya mengambil contohnya seperti tubuh itu adalah satu dan kesatuan cukup sering kita dengarkan. Kesatuan dan keutuhan yang disebut dengan integritas merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan kristiani, sebab Kristus sendiri telah menyatukan orang-orang percaya dalam kepelbagaian ciptaanNya. Oleh karena itu dalam perikop 1 Korintus 12:14-26 ini menyatakan bagaimana sesungguhnya keberadaan dari perbedaan-perbedaan itu yang harus dipahami dan disyukuri. Garis besar dalam hal ini, saling Terkait Antara Anggota Yang Satu dengan Yang Lain Kepelbagaian anggota tubuh menunjukkan identitas fungsionalnya serta eksistensinya sendiri menunjukkan peranan sebagai pelengkap keutuhan tubuh itu sendiri. Telinga telah diciptakan Allah pada posisi dan tempat yang tepat dari tubuh sesuai dengan fungsinya untuk mendengar. Hidung juga telah ditempatkan pada posisi yang tepat dari tubuh sebagai pelengkap. Jika posisi anggota tubuh tidak berada pada posisinya maka akan sangat sulit untuk menjalankan fungsinya sendiri sebagai anggota Tubuh dan akan berpengaruh dengan anggota tubuh yang lain dalam menjalankan fungsinya. Tentunya dengan keadaan yang demikian terjadinya kekacauan dan ketidak harmonisan atau dengan kata lain dikatakan cacat atau kurang sempurna. Khususnya ayat 22 dikatakan bahwa anggota tubuh yang lemah yang paling dibutuhkan. Dalam perikop ini sendiri Paulus sangat menentang kesombongan-kesombongan atau meresa lebih daripada yang lain. Maka dengan adanya kekuatan dan kelemahan pada diri kita menjadi peluang bagi kita untuk menjadikannya berarti. Kita diajak untuk menghormati kekurangan dan kelemahan yang ada dalam diri saudara/i kita sebab masing-masing manusia memiliki kekurangan dalam satu moment atau dalam satu posisi, namun pada posisi dan moment yang lain memiliki kekurangan. Sama dengan diri kita masing-masing yang pada satu waktu memiliki kemampuan tetapi dalam posisi lain kita harus mengakui kelemahan kita dan membutuhkan orang lain yang merupakan bagian dari tubuh Kristus itu sendiri. Mari kita muliakan Tuhan Allah melalui peran dan fungsi kita masing-masing sebagai satu kesatuan yang utuh sebagai Anggota Tubuh Kristus. Tidak ada kata-kata tidak mampu atau tidak dapat melakukannya sebelum dicoba. Sebab siapa yang tidak melaksanakan dan tidak mengerjakan fungsinya sebagai Tubuh Kristus maka sia-sialah Kasih Allah dalam hidup kita. Amin

      Hapus
    9. Laporan analisa Khotbah terhadap ibadah kampus setelah UTS, Jumat, 22 April 2016 (10).
      Pengkhotbah : Andi Barus
      Liturgis : Anrul Datubara
      Khotbah : Kisah Para Rasul 11:1-18

      Petrus adalah seorang Yahudi dan berprofesi sebagai Rohaniawan sedangkan Kornelius adalah seorang Romawi sekaligus bekerja sebagai tentara. Secara politik ke dua orang ini berseberangan bahkan bermusuhan yang satu lemah dan yang satu kuat karena bersenjata. Namun, ada satu hal yang menyatukan mereka; keduanya mendapat pengilhaman dari Roh Kudus. Petrus mendapat penglihatan aneh untuk ukuran ke-Yahudiannya. Sementara Kornelius mendapat pesan untuk mengundang Petrus ke rumahnya (ay. 9). Mereka sangat berbeda, tetapi ada sesuatu yang lebih besar dari mereka yang mempertemukan keduanya untuk saling meneguhkan. Kisah Kornelius membuat Petrus mengerti maksud dan Visi yang ia lihat. Kemudian Petrus akhirnya mengambil keputusan untuk datang ke Kaisarea ke tempat Kornelius dan memberitakan Injil serta membaptis mereka. Keputusan Petrus diambil berdasarkan doa dan tuntunan Roh Tuhan, sebaliknya Kornelius pun dituntun oleh Tuhan untuk secara aktif mencari Petrus untuk mendapatkan keselamatan itu. Kejadian ini sepenuhnya atas pekerjaan Tuhan, yang dikerjakan oleh Petrus dan Kornelius dengan percaya dan taat. Petrus datang mengatasi keraguannya, dan Kornelius menerima Petrus, dan percaya penuh atas segala yang Petrus ucapkan - semuanya dengan tuntunan Roh Tuhan belaka, dan seketika itupun Roh Kudus turun atas mereka. Petrus mengakhiri penjelasannya dengan kalimat yang sangat indah di ayat 17; “Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?" Allah tidak membeda-bedakan orang. Perhatian dan cinta kasih-Nya tidak bisa dibatasi hanya di wilayah tertentu. Rahmat dan anugrah-Nya tidak dicurahkan hanya kepada tokoh tertentu, suku tertentu, gender tertentu, atau budaya tertentu saja. Oleh sebab itu Allah tidak boleh dibatasi karya-Nya di kawasan orang Yahudi. Dengan perkataan lain Allah tidak membangun tembok, tetapi Allah justru membangun jembatan. Di dalam diri Kristus, Allah meninggalkan surga dan masuk ke dalam dunia, bahkan menjadi manusia dan berkomunikasi dengan manusia. Allah juga solider dengan manusia sampai kepada penderitaan manusia yang paling dalam yaitu kematian. Oleh karena itu bukan saatnya menghindari orang lain tetapi inilah saatnya merangkul orang lain dalam semangat persaudaraan dan semangat cinta kasih. Sebab Yesus bukan milik kita saja, tetapi Yesus adalah milik semua orang. Amin

      Hapus
  15. Nama : Rutin Sari Saragih
    Nim : 12.01.961
    Ting/ jur : IV-B/ Teologi
    Liturgis : Arnita Siregar
    Pengkotbah : Josua Galingging
    Nats Alkitab : Jesaya 43: 16-21
    Saya menganalisa khotbah ini
    Yesaya 43: 16-21 yang menjadi perenungan kita hari ini berbicara tentang nabuat-nabuat akan mujizat-mujizat yang menyertai Keluaran yang baru. Deutro Yesaya menggambarkan Allah sebagai Sang Pemberi Air, sebagai Sang Pemberi Hidup. Bahkan air akan dipancarkanNya di pandang gurun dan air akan dialirkanya melalui padang belantara (ay.19). Pancaran air di tempat-tempat mustahil inilah yang menunjukkan bahwa masih ada harapan bagi Israel yang saat itu mengalami kehancuran setelah kerajaan Yehuda runtuh. Keberadaan air itu semata untuk " memberi minum umat pilihan-Ku" (ay. 19) ayat ini menunjukkan secara sederhana prinsip kehidupan ini, dimana ada air di sana ada kehidupan, dimana ada air di sana ada pengharapan. Tuhan Allah telah menyediakan air-Nya bagi israel duli, dan bagi kita saat ini. Saat Tuhan menyatakan dirinya sebagai Sang pemberi air, di saat yang sama ia menyatakan bahwa dirinya adalah sang sumber hidup dan pemberi harapan. Kita diberi air, hidup, supaya kita hidup menghargai air dan hidup itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Rutin Sari Saragih
      Liturgis : Edy Krisman Tarigan
      Pengkotbah : Pdt. Dr. Jonriahman Sipayung
      Nats Alkitab : Yesaya 50: 4-9
      Saya menganalisa khotbah Yesaya 50: 4-9, memaparkan identitas Sang Hamba. Demi melaksanakan panggilan-Nya, Ia menundukkan diri menjadi murid Tuhan. " lidah" dapat berarti " bahasa", atau dapat pula berarti " kemampuan berbicara" ay 4. Dikaruniai " lidah seorang murid" berarti diajar untuk mengatakan apa yang didengar Tuhan". Dengan demikian dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Namun maknanya ternyata lebih dalam lagi. Dan kata-kata sang hamba juga harus menegaskan dan menggarisbawahi kata-kata Tuhan yang mengampuni dan menyelamatkan, itu yang Tuhan harapkan dari Hamba-Nya. Sebab itu setiap pagi Tuhan membukakan dan menajamkan pendengara-nya. Segenap kehidupan Sang Hamba harus diserahkan untuk meneruskan firman Tuhan yang Ia dengar. Berserah berarti juga tetap taat dan setia meski orang lain menolak pemberitaa-Nya (ay 6). Syukur kepada Tuhan, Tuhan sendiri akan menjadi pembela Sang Hamba (ay 7-9). Kalau Sang Hamba saja memilki gambaran demikian apalagi kita. Jangan biarkan " lidah" kita menjadi lidah yang tak bertulang, yang tidak bisa terkontrol. Sebaliknya berusahalah dengan segenap daya menjadikan lidah kita sebagai" lidah seorang murid" .

      Hapus
    2. Nama : Rutin Sari Saragih
      Nim : 12.01.961
      Ting/Jur : IV-B/Theologi
      Liturgis : Yuan Fades Ambarita
      Pengkotbah : Pdt. T Sinaga, S.Th
      Nats Alkitab : Lukas 19: 28-40
      Yesus memasuki Yerusalem dengan menunggang keledai muda yang belum pernah ditunggangi orang. Dia-lah penunggangnya yang pertam. Apa artinya? Orang Israel yang mengharap-harapkan kedatangan Mesias dari Tuhan akan segera menangkap bahsa tindakan Yesus itu. Mereka ingat nabi Zakharia 9:9 mengenai kedatangan raja mesias di Sion/ Yerusalem. Dan dalam kisah perjalanan memasuki Yerusalem menurut Matius, nabuat itu dikutip dalam Mat 21: 5. Yesus Kristus selalu berada di depan dan rela untuk menderita dan mati bagi kita. Ia maju kedepan, sebagai tawanan Roh, ke Yerusalem dan mengetahui dengan baik apa yang akan terjadi atas diri-Nya di situ. Kristus adealah raja, Dia datang dalam nama Tuhan. Kerendahan hati dan karnya Sang Raja, jemaat lebih menyukuri keselamatan yang dimiliki lebih rela berkorban untuk pekerjaan Tuhan, lebih bergairah dalam menyembah dan melayani Dia. Yesus meminjam kedelai itu juga bukan kendaraan umum untuk orang biasa, dimana Kuda dan Kereta untuk orang-orang besar. Kedelai dipakai Yesus untuk tujuan-tujuan damai, kuda untuk berperang.

      Hapus
    3. Nama : Rutin Sari Saragih
      Nim :12.01.961
      Liturgis : Yesika Bangun
      Pengkotbah : Pdt. Kaleb Manurung, M.Th
      Nats Alkitab : Mazmur 30: 2-13
      Saya ingin menganalisa khotbah
      Pujian sebagai tanda yang kita berikan kepada Tuhan, pujian sebagai bukti banyak kuasa Allah kepada manusia. Dengan pujian kita dapat bersorak-sorai, sebagai tanda Pemazmur dalam memuliakan Tuhan yaitu melalui pujian. Mengapa kita harus memuji Tuhan? itu karna kita sebagai makluk ciptaan, dan Tuhanlah yang menjadi Pencipta atas diri kita semuanya. Kita memuji Tuhan karna Tuhan itu layak kita sembah. Pujian itu juga sebagai ungkapan dari hati, sama halnya seperti Pemazmur itu sendiri, sebagai bukti cintanya kepada Tuhan, melalui nyanyian. Pemazmur dalam menghadapi segala aktivitasnya itu, sebelum berangkat berperang, Daud selalu menyanyikan seruan sebagai bukti cintanya kepada Tuhan. Hal yang dapat diteladani dari nats ini adalah kerendahan hati, mengapa kerendahan hati itu sangat dibutuhkan? bagaimana menyatakan kelebihan orang dengan kerendahan hati, kita tidak boleh remeh terhadap orang lain, sebab setiap orang itu memiliki kelebihan dan kekurangan, namun seseorang itu lebih cepat atau gampang melihat kekurangan orang lain, sehingga melalui kerendahan hati itu sangat penting diterapkan dalam diri manusia, dan jangan sampai kita meremehkan orang lain, karna kita tidak tau suatu saat nanti kita juga membutuhkan orang lain, karna hidup ini saling melengkapi satu sama lain. Dalam diri Pemazmur itu terjadi perobahan yang drastis, karna ia setia kepada Tuhan. Konteks khotbah ini adalah konteks pentahbisan Bait Allah, suatu pujian dilantunkan karna selamat dari bahaya itu semua karna berkat dari Tuhan.

      Hapus
    4. Nama : Rutin Sari Saragih
      Nim : 12.01.961
      Liturgis : Lewina Kaban
      Pengkotbah : Pdt. Dr. Jan Jahaman Damanik
      Nats Alkitab : Wahyu 5: 11-14
      Saya ingin menganalisa Khotbah
      Surat Wahyu adalah kitab terkahir dalam Alkitab, yang menceritakan kehidupan setelah kedatangan Yesus kedua kalinya. Penulis surat Wahyu banyak ahli-ahli teolog menyatakan berbagai pendapat penulis dari Surat wahyu ini tetapi ada juga menyatakan bahwa ini ditulis oleh Rasul Yohanes di akhir abad pertama di pulau Patmos. Adapun tujuan dari surat Wahyu ini adalah agar orang-orang Kristen tetap setia kepada Tuhan, dan tidak goyah, sehingga Tuhan memakai Rasul Yohanes, diamana Tuhan mempunyai rencana, sehingga Rasul mempunyai penglihatan yang luar biasa yang datangnya dari Tuhan. Anak domba dalam nats ini dapat menerima puji-pujian, diaman Yesus adalah anak domba Allah yang penuh hikmat dan kekuatan. Dimana ada pengakuan dosa disana ada keselamatan. Inti dalam peribadahan itu bukanlah nyanyian tetapi hati, apakah saat kita ibadah kita sudah fokus kepada Tuhan. Perbuatlah ibadah itu hanya untuk Tuhan, yaitu menyenagkan hati Tuhan.

      Hapus
    5. Nama : Rutin Sari Saragih
      Nim : 12.01.961
      Liturgis : Jhoni Pranata Purba
      Pengkotbah : Anggi Sembiring
      Nats Alkitab : Mazmur 39: 1-14
      Saya menganalisa renungan ini, tetapi karna hanya pembacaan Mazmus saja, saya harus menggali ulang tentang renungan ini. Dalam nats ini Mzmur 39 ini dengan perikop Doa minta tolong. seseorang yang melakukan dosa, dimana ia merenungkan keberdosaanya itu kepada Tuhan, ada pernyataan bahwa ia akan menjaga dirinya dari keberdosaanya, tetapi secara duniawi sering jatuh dalam pencobaan, inilah seruan raja Daud kepada Allah, tetapi pada saat ini hal inlah yang sering kita lakukan jatuh dalam pencobaan, apakah kita juga dapat menlontarka doa permohonan kepada Allah?. jika kita tetap bersama Allah, Allah tidak akan meninggalkan kita karna Allah itu besar dan penuh karnyanya bagi umat manusia, asalkan kita dapat merenungkanya dalam diri kita masing-masing, sehingga bukti kasihnya itu dapat dilihat lewat perbuatan kita sehari-hari, akhirnya kita menjadikan Allah itu sebagai sahabat kita yang tidak dapat terlepaskan dari kita.

      Hapus
    6. Nama : Rutin Sari Saragih
      Nim : 12. 01.961
      Liturgis : Fetra Sipayung
      Pengkotbah : Andre Purba, S.Th
      Nats Alkitab : 1 Tawarikh 16: 31-36
      Saya ingin menganalisa khotbah
      Penulis kitab Tawarikh sangat memperhatikan pula sifat teokratis umat Israel. Penulis kitab tawarikh mengidam-idamkan dan berusaha memberikan sumbanhgsih bagi pemulihan zaman Daud dan Salomo yang penuh dengan kegemilangan tetapi bukan dengan meneggakan kembali kerejaan itu melainkan dengan kembali kepada ibadat uyang benar dan setia kepada Allah. Dalam nat ini seorang raja yaitu raja Daud yang dimana ia sangat terkenal dengan puji-pujianya. Selain raja Daud yang sering melantunkan puji-pujianya bagi Allah, ia juga dapat memaikan berbagai alat musik, sebab Raja Daud menaikkan puji-pujianya itu dengan nyanyian yang penuh dengan bersorak-sorai. Raja Daud terkenal dengan life style yang penuh bersyukur kepada Allah dengan nyanyianya. Jika ditanyakan dalam diri kita masing-masing, bagaimanakah kita menerapkan Tuhan dalam hidup kita? apakah kita sama dengan orang lain yang tidak mengenal Tuhan?, ketika kita bertanya dalam diri kita, apakah ada komitmen dalam diri kita untuk berubah dari sebelumnya? jika kita menjawab saya dapat menerapkan Tuhan dalam diri saya itu dimulailah dari perbuatan sehari-hari, sebab kita sudah mendengar nama Tuhan, sehingga kita dapat melakukan kehendak Allah. Seberapa dekatkah kita dengan Allah? apakah ada waktu kita untuk Tuhan? ketika kita merenungkan ini, hendaknya adalah perubahan bagi kita untuk dapat melakukan yang baik, dan juga tidak gampang goyah, tetapi tetap mremilki pendirian kepada Tuhan.

      Hapus
    7. Nama : Rutin Sari Saragih
      NIM : 12.01.930
      Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
      Pengkotbah : Swasty Sembiring
      Liturgis : Roles Paringatan Purba
      Nats Alkitab : 1 Korintus 12:14-26
      Yang saya analisa adalah Khotbah
      Tema: Keanekaragaman adalah kekayaan.
      Rasul Paulus menggambarkan jemaat Koritus melalui kesatuan tubuh Kristus. Keaneka ragaman adalah kekayaan yang di berikan Allah kepada manusia selaku ciptaan Allah. Allah menyukai keanekaragaman, artinya ada perbedan yang di miliki seseorang itu adalah hal yang harus kita ketahui bahwa, manusia tidak ada yang sempurna, tidak ada yang memilki segalanya, akan tetapi ia juga pasti memilki kekurangan, dengan adanya kekurangan seseorang disinilah ditekankan manusia itu harus saling melengkapi, artinya tidak ada perbedaan yang membuat suatu adanya perasaan yang sombong. Ketika jemaat Korintus itu menyatakan akulah yang benar, kamulah yang salah itu adalah menciptakan sesuatu hal yang menimbulkan suatu Keanekaragaman memperlihatkan bahwa Allah kita adalah Allah yang suka keanekaragaman dan Allah yang adil atas segala ciptaanya. Keanekaragaman yang sudah Tuhan ciptakan harus diterima, karena Tuhan punya rencana dibalik itu semua, Tuhan menciptakan perbedaan antara satu dengan yang lain untuk saling melengkapi, karena Tuhan ciptakan karena baik adanya. Dalam khotbah ini ditekankan kepada kita agar menjadikan perbedaan itu menjadi suatu keindahan, bukan melihat sesuatu yang menciptakan suatu perbedaan. Jadi kita diajarkan bahwa kita semua adalah anggota tubuh Kristus, sama-sama ciptaan Tuhan.

      Hapus
    8. Nama : Rutin Sari Saragih
      NIM : 12.01.930
      Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
      Pengkotbah : Andi Satria Barus
      Liturgis : Anrul Datubara
      Nats Alkitab : Kisah Para Rasul 11:1- 18

      “Saya menganalisa khotbah”
      Tema: Tuhan memberi Kemenangan kepada orang Pilihan-Nya
      Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin seluruh kehidupan. Kornelius adalah Komandan pasukan Romawi. Kuasa ilahi yang menuntun Petrus ke rumah Kornelius mempunyai arti penting dalam sejarah Kisah Para Rasul karena beberapa alasan, Pertama, janji Allah tentang keselamatan tidak terbatas bagi sekelompok bangsa. Kornelius seorang asing bangsa Romawi mempunyai hak yang sama dengan setiap orang Yahudi di dalam Sinagoge untuk mendengarkan berita injil. Yang kedua, pertobatan Kornelius merupakan suatu terobosan untuk membawa bangsa-bangsa asing ke dalam gereja. Reaksi pertama Petrus terhadap perintah ilahi itu adalah menolak untuk turut mengambil bagian dalam sesuatu yang tidak tahir. Seturut perintah Allah ia pergi ke rumah seorang asing, mengajar dan akhirnya tinggal disana selama dua hari. Pertobatan orang-orang asing begitu meyakinkan Petrus untuk membaptis dan menerima mereka dalam persekutuan. Kepercayaan Kornelius mengubah sensasi orang percaya, banyak orang-orang yang menjadi percaya, sehingga kehadiran Kornelius memilki nilai yang spritualnya. Sehingga melalui pertobatan ini yang memimpin kehidupan manusia yang percaya, yang mengimanai Yesus Kristus sebagai juruslamat manusia.

      Hapus
  16. Nama : Arjuna Saragih
    NIM : 12.01.908
    Tingkat/ Jurusan : IV-B/ Teologi
    Liturgis : Arnita Siregar
    Pengkhotbah : Yosua Galingging
    yang saya analisa adalah kotbah.
    Tuhan memperkenalkan jati dirinya sebagai penebus, yang maha kudus, Allah Israel. Tuhan Akan mengirim orang/bangsa untuk membebaskan bangsa israel dari negeri babel dari tangan orang-orang kasdim. Tuhan mengingatkan bangsa israel bahwa ketika merasa hidup dalam negeri babel, mereka sudah tidak mempunyai raja lagi, raja mereka yang sesungguhnya adalah tuhan yang maha Kudus. Ada banyak hal yang sudah diperbuat oleh Tuhan kepada bangsa israel, manun Tuhanjuga ingin bangsa israel bukan hanya jaman dulu Tuhan menolong mereka, tapi tuhan menginginkan mereka untuk melihat kedepan. Tuhan tetap akan melakukan hal-hal yang baru kepada bangsa isarel. Tuhan ingin bangsa israel yang hidup di babel mempunyai hidup berpengharapan yang baru. Bahkan jauh lebih besar dari apa yang pernah mereka dengar dan saksikan. Tuhan jajikan itu semua kepada bangsa israel. Bagaimana kehidupan kita dihadapan Tuhan. apakah kita seperti bangsa Israel yang hidupnya hanya mengenang masalalu yang indah-indah saja. Mari kita senantiasa mengingat janji Tuhan yang meyertai kita danmemberikan hal-hal yang baru kepada kita , karna Allah yang kita sembah adalah Allah yang hidup disepanjang jaman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : arjuna Saragih
      Liturgis : Edy Krisman Tarigan
      Pengkotbah : Pdt. Dr. Jonriahman Sipayung
      Nats Alkitab : Yesaya 50: 4-9
      Sebagaimana Tuhan yang menjadi gurunya, maka hamba itu dengan perkataannya telah menghibur sesamanya, memberi dorongan serta pengharapan kepada yang berputus asa. Setiap hari ia juga terlatih untuk mendengar dengan penuh pemahaman, sampai hanya melaksanakan kehendak guru dan Tuhannya tanpa memberontak. Kesediaannya melayani orang lain sedemikian besar sampai ia rela dipukuli punggungnya, disakiti pipinya dan diludahi wajahnya. Saudara, sampai di sini kita lalu ingat kepada Yesus Kristus. Bukankah nasib hamba Tuhan tadi begitu miripnya dengan Yesus Kristus? Kalau begitu pribadi dalam Yesaya 50 ini adalah nubuat dan menggambarkan Kristus, sebab Kristus juga melakukan tiga langkah yang penting dalam hidupNya: Pertama , Dengan lidahNya menyampaikan firman Tuhan dan berbagai pelajaran, kotbah , teguran, penghiburan serta memberi dorongan kepada yang letih lesu dan berputus asa. Kedua, Dengan telingaNya yang tajam dan terlatih selalu siap mendengar keluhan, permohonan, penuh pemahaman serta kepedulian kepada semua lapisan masyarakat. Ketiga, Dalam sikap taat kepada Bapa , dengan konsistensi yang tinggi, rela mengorbankan jiwa raga serta kemuliaanNya demi kasihNya kepada umat manusia yang berdosa.

      Hapus
    2. Nama : arjuna Saragih
      Nim : 12.01.961
      Ting/Jur : IV-B/Theologi
      Liturgis : Yuan Fades Ambarita
      Pengkotbah : Pdt. T Sinaga, S.Th
      Nats Alkitab : Lukas 19: 28-40
      Apa yang ditekankan Lukas dalam kisah Lukas 19:28–40??? Apa yang Lukas inginkan untuk kita pelajari dan teladani dari apa yang dialami Yesus??? Yang pasti dari beberapa Injil kisah Yesus masuk kota Yerusalem memberi gambaran bahwa Yesus bukan seorang yang takut mati. Ia berani mati, padahal ada kemungkinan untuk melepaskan diri, tetapi demi ketaatanNya kepada Allah, dengan sadar dan bebas memilih memikul salib. Bukan karena terpaksa. Bukan karena dipaksa “kehendakMu Bapa, bukan kehendakKu yang terjadi”. Tetapi dari gambaran Lukas, Lukas mau mengatakan bahwa walaupun Yesus tidak takut mati, Ia tidak mau mati konyol. Bahwa walaupun Ia seorang pemberani, itu tidak berarti bahwa Ia lalu nekad, sembrono, serampangan, sembarangan. Tidak??

      Coba perhatikan karakter Yesus selain berani, maka dapat kita perhatikan bahwa Ia memiliki :

      1. Yesus merencanakan segala sesuatu dengan cermat, tidak gegabah.
      Lukas 19:28 mengatakan “bahwa Yesus berjalan mendahului murid-muridNya ke Yerusalem (dengan diam-diam) untuk apa??? Untuk mempersiapkan segala sesuatu. Misalnya :

      - Ia telah menghubungi sipemilik keledai yang akan ditungangiNya sehingga nanti bila murid-muridNya datang mengambil maka sipemilik sudah maklum. Bahkan sudah dipersiapkan bahasa sandinya : Tuhan memerlukannya.

      - Kita perlu belajar dari Yesus untuk merencanakan sesuatu dengan baik. Tidak asal jadi, tidak asal jalan. Yesus bukan orang yang berpendapat ,”persiapan dan perencanaan tidak perlu.

      2. Yesus mengatur strategi dan taktik yang tepat, cerdik seperti ular.
      Yesus tahu bahwa musuh-musuhNya sedang mencari kesempatan untuk membunuh Dia. Ia tidak takut. Tetapi ia tidak mau ditikam dari belakang. Musuh-musuhNya tentu ingin membunuhNya diam-diam. Dengan begitu mereka tidak perlu berurusan dengan pemerintah atau dengan pengikut-pengikut Yesus.

      Yesus tidak mau begitu, oleh karena itu begitu Yesus masuk kota, Ia mengatur agar murid-muridNya ramai-ramai mengiringiNya. Dengan demikian, kalau toh mereka mau membunuh Yesus, mereka harus membunuhNya di tengah keramaian, disaksikan banyak orang dan dengan resiko berhadapan dengan pengikut Yesus.

      Kita juga berhadapan dengan banyak musuh-musuh yang ingin menghancurkan kekristenan. Untuk menghadapi kehidupan ini : jangan takut, tapi jangan nekat. Kita harus memiliki strategi dan taktik yang tepat.

      Apa makna Yesus masuk dengan baik keledai???

      1. Yang menarik dari kisah ini adalah cara Yesus masuk ke Yerusalem. Yesus masuk kota Yerusalem dengan memilih cara dan gaya seperti Raja. Tetapi bukan raja yang pergi berperang. Oleh karena itu Ia tidak menunggang kuda, tetapi keledai. Binatang lambang perdamaian dan kasih sayang. Yesus seakan-akan berkata kepada orang-orang Yerusalem bahwa ia datang bukan dengan kekerasan, Aku datang bukan dengan pedang di tangan. Aku naik keledai. Aku datang menawarkan perdamaian dan kasih sayang. Meneladan pada Yesus berarti kehadiran kita di rumah, di sekolah, di gereja datang dengan membawa perdamaian dan kasih sayang bukan menjadi perusak, pecundang atau pembawa pertikaian dan pertengkaran.

      2. Dengan naik keledai yang masih mudah bukan hanya sebagai tanda Ia datang membawa kedamaian dan kasih sayang, tetapi Yesus naik keledai betina, sebagai transportasi rakyat jelata. Tak ada kegagahan, tak ada keperkasaan, tak ada kecemerlangan, yang ada ialah kesederhanaan, tepatnya : kerendahan dan kehinaan. Naik keledai sebagai kendaraan rakyat jelata berarti Yesus merasakan bagaimana berada di tempat rakyat jelata, mendengar ratapan rakyat, mengenali keluh-kesah dan kebutuhan rakyat. Hatinya peka terhadap kebutuhan rakyat, ingin berbuat demi rakyat, bersama rakyat. Pelayan Tuhan turunlah dari ketinggianmu dengar apa yang diharapkan anggota jemaat.

      Hapus
    3. Nama : Arjuna Saragih Saragih
      Nim : 12.01.908
      Liturgis : Brama Pasaribu
      Pengkotbah : Randa Sembiring
      Nats Alkitab : Mazmur 150: 1-6
      "Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!" mazmur 150:6
      Memuji Tuhan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan orang Kristen. Karena itu dalam setiap peribadatan puji-pujian selalu mendapat porsi yang cukup banyak selain pemberitaan firman Tuhan. Hal ini menandakan bahwa pujian merupakan bagian penting dalam kehidupan orang percaya.
      Mengapa kita harus memuji Tuhan di segala waktu? Karena kita diciptakan Tuhan dengan tujuan memberitakan kemasyuranNya. Tuhan berkata, "umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku." Memuji Tuhan adalah perintah Tuhan, dan sebagai anak-anakNya kita harus taat melakukannya. Ibrani 13:15: "Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya." Tuhan sangat menikmati puji-pujian yang dinaikkan oleh umatNya, karena itu Ia selalu hadir dan bertahta di atas pujian kita. Meski berada di situasi sulit dan sepertinya kegelapan pekat mengelilingi hidup kita biarlah kita tetap memuji-muji Tuhan, karena ketika kita melakukannya Tuhan akan hadir melawat kita. KehadiranNya pasti membawa dampak luar biasa dalam kehidupan kita: memulihkan, menyembuhkan, menolong bahkan memberkati kita. Daud menulis: "Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji-muji itu." (Mazmur 147:1). Marilah kita memuji Tuhan di segala waktu seperti yang dilakukan Daud. "Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku." (Mazmur 34:2), tidak terbatas hanya pada saat kita beribadah di gereja saja. Sebagai manusia Daud pun pernah dan sering mengalami masalah atau pun tekanan dalam hidupnya, namun ia tidak menjadi putus asa dan terus-menerus tenggelam dalam kepedihan, ia tetap memuji-muji Tuhan. Inilah sikap yang patut kita teladani.
      Mari kita ubah keadaan yang buruk dan kepedihan hati menjadi sorak kemenangan dengan kuasa puji-pujian. Masalah dan pencobaan boleh saja datang, tetapi sebagai umat Tuhan kita harus belajar untuk tetap mengucap syukur dan memuji-muji Dia. Kalahkanlah kesedihan dan tekanan di hati kita dengan kuasa puji-pujian.
      Saat memuji Tuhan kita memberi kesempatan Tuhan menyatakan kuasaNya: mengubah keadaan buruk menjadi kemenangan!
      PERMAINAN ANDA
      LAINNYA


      Hapus
    4. Nama : Arjuna Saragih
      Nim :12.01.908
      Liturgis : Yesika Bangun
      Pengkotbah : Pdt. Kaleb Manurung, M.Th
      Nats Alkitab : Mazmur 30: 2-13
      "Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak memberi musuh-musuhku bersukacita atas aku." Mazmur 30:2

      Banyak orang-orang di luar Tuhan berkata, "Orang Kristen itu aneh. Setiap ibadah di gereja selalu bernyanyi, ada yang sambil bertepuk tangan dan bergoyang-goyang. Di persekutuan mereka juga selalu bernyanyi." Memang, puji-pujian tidak dapat dipisahkan dari kehidupan orang Kristen. Jika ada orang Kristen yang tidak suka memuji Tuhan atau hanya memuji Tuhan saat berada di gereja, berarti ia orang Kristen yang 'tidak normal'. Normalnya, orang Kristen pasti suka memuji Tuhan di mana pun dan kapan pun. Bahkan Daud memuji-muji Tuhan tujuh kali dalam sehari (baca Mazmur 119:164). Jangan anggap remeh puji-pujian bagi Tuhan itu! Ada kuasa yang dahsyat saat kita memuji Tuhan sebab Ia bersemayam di atas pujian yang dinaikkan oleh umatNya (baca Mazmur 22:4).

      Kapan waktu yang tepat memuji Tuhan? Saat lagi happy, tidak ada masalah, sehat, menerima berkat? Tidak. Memuji Tuhan itu di segala keadaan dan setiap waktu, terutama waktu dalam kesesakan dan pergumulan berat. Mengapa? Karena dengan memuji-muji Tuhan iman kita kembali dibangkitkan; segala kekuatiran dan ketakutan sirna oleh karena hati dan pikiran kita tertuju kepada Tuhan. Dahsyatnya kuasa puji-pujian itu dirasakan oleh Paulus dan Silas. Saat mereka dijebloskan dalam penjara karena memberitakan Injil, "...kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka...terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua." (Kisah 16:25-26). Meski sedang terjepit dan dalam ujian yang berat Paulus tetap tegar dan masih bisa memuji-muji Tuhan. Ketika mereka menaikkan pujian Tuhan hadir dan melawatnya. Perkara besar pun terjadi: Gempa bumi, sendi-sendi penjara goyah, pintu terbuka dan belenggu terlepaskan.

      Apa yang sedang membelenggu Saudara: sakit-penyakit, kegagalan, kemiskinan? Angkatlah suaramu dan pujilah Tuhan! Ada kuasa yang memerdekakan kita saat kita memuji-muji Tuhan.

      Memuji-muji Tuhan adalah kunci yang menggerakkan pintu sorga terbuka dan tanganNya terulur bagi kita!

      Hapus
    5. Nama : Arjuna Saragih
      Nim : 12.01.908
      Liturgis : Lewina Kaban
      Pengkotbah : Pdt. Dr. Jan Jahaman Damanik
      Nats Alkitab : Wahyu 5: 11-14
      saya tidak ibadah .. karan saya tersesak anak seminar saya yang menumpuk dan tugas yang takterkejar saya lagi. hingga saya ga bisa mengikuti ibadah kampus.

      Hapus
    6. Nama : Arjuna Saragih
      Nim : 12.01.908
      Liturgis : Jhoni Pranata Purba
      Pengkotbah : Anggi Sembiring
      Nats Alkitab : Mazmur 39: 1-14
      tidak ada kotbah pada saat itu hanya saja pembacaan mazmur saja. dan apakah itu memang termasuk kotbah dalam kebaktian? jadi saat itu saya tidak dapat menganalisa kampus saat anggi membawakan pembacaan mazmur.

      Hapus
    7. Nama : Arjuna Saragih
      Nim : 12. 01.908
      Liturgis : Fetra Sipayung
      Pengkotbah : Andre Purba, S.Th
      Nats Alkitab : 1 Tawarikh 16: 31-36
      saat itu saya gak ada di kampus saya ada si kos. karna saya seminar. untuk persiapan

      Hapus
  17. Hari ini ruang komen Analisa Ibadah Senin dan Jumat di Kampus STT Abdi Sabda ini resmi ditutup, terimakasih bagi saudara-saudari yang telah memberi respons yang serius dan cepat dalam bekerja karena itu teruslah mengirimkan analisa-analisa ibadah selanjutnya di ruang balas komen saudara; dan bagi saudara-saudari yang belum mengirim analisa ibadahnya kesempatan ini telah tertutup mengingat pengiriman itu seharusnya sudah harus dimulai sejak Kelas Bersama. Pesan: "Hargailah waktu dan cepatlah dalam memberi respons!" Selasa, 12 April 2016 yang lalu. Salam

    BalasHapus
  18. Nama:Mariati Sitepu
    NIM:12-01-941
    Ting/jur:IVB/Teologi
    Ibadah Jumat 11 Maret 2016
    Liturgis:Arnita Siregar
    Kotbah:Josua sigalingging
    Nats kotbah: Yesaya 43:16-21
    Analisa kotbah ibdah Angkola
    tanpa adanya salib itu maka manusia itu tidaka akan selamat dan tidak akan mendapat anugrah ya ng datangnya dari Yesus Kristus. Tidak ada mahkota dan keselamatan tanpa salib. Salib merupakan lambang penderitaan Yesus Kristus namun membawa kehidupan bagi orang percaya. Tanpa pengorbanan Yesus Kristus dikayu salib, keselamatan yang dianugerahkan Allah kepada kita melalui anakNya maka kita beroleh mahkota yaitu hidup kekal. Kita semua adalah hasil karya Yesus dimasa lalu dikayu salib, jadi kita sebagai penerima anugerah Allah harus mengimaninya. Dan biarlah dari keselamatan yang di berikan Tuhan itu jangan kita sia-siakn,namun kita hrus melihat betapa besar pengorbanan Tuhan kepada kita. Bahkan Dia rela mati disalibkan untuk menebus dan untuk menyelamatkan kita manusia yang penuh dengan dosa ini. sudah selayaknya kita memuliakan nama Tuhan dengan tindakan dan tingkah laku kita agar kita dapat menyenangkan hati Tuhan seperti thema kita di kelas liturgi adalah menyenagkan hati Tuhan. Biarlah semua yang kita lakukan itu dapat menyenangkan hati Tuhan kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Mariati Sitepu
      NIM:12-01-941
      Ting/jur:IVB/Teologi
      Ibadah Senin 14 Maret
      Liturgis:Edy K. Tarigan
      Kotbah: Pdt.Dr. J. Si payung
      Analisa liturgis ibadah harian Senin
      dan yang saya ketahui adalah bahwa liturgis sangat penting dalam berlangsungnya ibadah, karna tanpa adanya liturgis maka tidaka akan daa yang mengatur berjalanya ibadah karna liturgis yang mengarahkan jemaat agar mengerti apa yang harus di lakukan untuk mencapai kedisplinan dalam ibadah tersebut. Liturgis adalah pembawa atau yang mengatur jalannya suatu ibdah. Tanpa adanya seorang liturgis sebagai pandu berjalannya ibadah, maka ibadah tidak akan berjalan dengan baik. Jemaat akan mengikuti apa yang dikonfirmasikan oleh seorang liturgis melalui tata ibadah yang sudah ada. Bagi gereja atau ibadah yang belumenggunakan tata ibadah maka semua perjalanan ibadah akan di arahkan oleh liturgis. Sehingga memang jelas seorang liturgis harus benar-benar menguasai konteks yang ada terkusus musik. Karena keindahan dari sebuah ibadah terlihat dari keseriusan jemaat dan paduan dari para pelayan ibadah yang diiringi dengan musik atau song kedaerahan. Dan semuanya ini dikordinir sesuai dengan aba-aba yang di berikan oleh liturgis, maka jemaat benar-benar merasakan bagaimana makna dari kehadiran Tuhan dari ibadah, dan dari liturgis juga bisa membawa berlangsungnya peribadahan yang dapat menyenagkan hati Tuhan seperti Thema kita,dan seketika kita dapat melakukanya maka kita telah mencapai thema yang menyenangkan hati Tuhan.

      Hapus
    2. Nama:Mariati Sitepu
      NIM:12-01-941
      Ting/jur:IVB/Teologi
      Ibadah Jumat 18 Maret 2016
      Liturgis: Yuan F, Ambarita
      Kotbah:Pdt. T. Sinaga (ibu asrama)
      Nats P.K: Yesaya 50:4-9a
      Nats K: Lukas 19:28-40
      Analisa kotbah ibadah harian Jumat
      Suka cita itu adalah kemauan semua orang. Dan jika di tanya satu persatu maka semua ingin suka cita. Dan tak akan ada yang mau jika dia lebih sering berduka pastinya suka cita itu impian setiap orang namun memang sudah pasti jika di tanyakan maka Semua orang pasti selalu menginginkan hal yang membuat dirinya suka cita, dan banyak hal yang dapat membuat kita bahagia atau suka cita, akan tetapi semuanya itu tidak terlepas dari pengorbanan. Dan banyak manusia berlomba-lomba mencari kebahagiaan tersebut (jasmaninya), namun yang lebih parah Ada di antara manusia menghalalkan segala cara demi mendapatkan yang diinginkan. Nats kotbah juga menceritakan bagaimana para murid bersuka cita, bersorak sorai ketika Yesus memasuki Yerusalem yaitu sang mesias yang sudah dijanjikan dalam kitab Yesaya yang akan membawa kebahagiaan bagi mereka, memulihkan kerajaan mereka, janji akan kesembuhan, dan orang Buta akan di celikkan, dan sebagainya. Namun pengenalan mereka akan Yesus berbeda dengan misi kedatanganNya yaitu datang bukan hal yang jasmani melainkan hal rohani membawa kabar baik tentang kehidupan kekal. Dan yang paling penting bagi kita apakah dengan suka cita saja kita dapat bersyukur kepada Tuhan?apakah jika kita berduka cita kita tidak dapat lagi bersyukur? Itu memang sangat penting kita renungkan dalam hati kita agar kita tau memperbaharui diri kita jiak kita salah asatunya jika berduka tidak dapat mengucap syukur. Dan dari kesadaran kita maka kita dapat mengucap syukur dalam segala hal baik suka cita dan juga duka cita agar kita dapat menyenagkan hati Tuhan.

      Hapus
    3. Nama:Mariati Sitepu
      NIM:12-01-941
      Ting/jur:IVB/Teologi

      Ibadah kampus Jumat 01 April 2016
      Liturgis:Brama Pasaribu
      Pengkhotbah:Randa Sembiring
      Efistel:Yohanes 20:19-31
      Kotbah:Mazmur 150:1-6

      Analisa kotbah ibadah kampus
      setiap orang yang telah menjadi kristen pasti ada pujian untuk menyenagkan hati Tuan yaitu dengan perbuatan dan tingkah lakunya setiap hari. Dan memang pasti itu terjadi karna Pujian memang tidak pernah terlepas dari kehidupan orang Kristen, mengapa orang percaya harus memuji Tuhan? Karena Allah telah melakukan karya terbesar dalam hidup manusia. Pujian yang di lakukan oleh orang percaya sesuai dengan pengalaman hidup masing-masing bersama Tuhan Allah. Ada banyak cara atau metode yang dapat kita lakukan dalam memuji Tuhan, terkusus dalam Mazmur 150:1-6, karena Allah menciptakan segala sesuatunya untuk kemuliaan namaNya. Namun terkadang apa yang ditawarkan oleh dunia dan pergumulan kita menjadi penghambat bagi manusia untuk memuji dan bersyukur kepada Tuhan. Sedikit berbagi dengan pengalaman saya sewaktu mengikuti pelayanan Paskah di Aceh singkil, ketika saya bertanya kepada keluarga pedagang, karena mereka tidak mengikuti ibadah Minggu karena berjualan di pasar (disingkil pajak hari minggu) sehingga mereka bela-belain tidak beribadah demi kebutuhan hidupnya, jadi hal dunia atau faktor ekonomi sangat mempengaruhi peribadahan Jemaat singkil tersebut, Berdasarkan Firman Tuhan kita harus memuji Tuhan atas segala perbuatanNya dalam hidup kita, apa lagi saat ini adalah hari perayaan Paskah jadi mari kita mengingat sedikit ke belakang begitu luar biasanya Allah dalam hidup kita, penderitaanNya membawa perdamaian dan kehidupan bagi orang percaya. tetaplah beribadah kepada Tuhan agar dari kita nama Tuhan tetap di muliakn dan teruslah jalin hubungan yang erat dengan Tuhan,agar dapat menyenagkan hati Tuhan

      Hapus
    4. Nama:Mariati Sitepu
      NIM:12-01-941
      Ting/jur:IVB/Teologi
      Ibadah kampus, Senin 04 April 2016
      Liturgi:Jesika Bangun
      Pengkhotbah:Kaleb Manurung M.Th
      Efistel:Wahyu 5:11-14
      Kotbah:Mazmur 30:2-13
      Pemusik:Klaudia Tarigan

      Analisa musik/pemusik
      musik ini di dalam Perjanjian Lama (PL) sudah dikenal oleh bangsa Yahudi. Yang dimana musik dan alat musik dipakai sebagai alat memuji Tuhan, seperti mengusir roh jahat (Daud memainkan kecapi saat Saul diganggu oleh roh jahat), musik digunakan sebagai penghibur hati yang berduka (sedih), menggambarkan suatu kesenangan hati seseorang. Sekalipun pada zaman perjanjian lama musik belum berbentuk dalam notasi, penemu notasi pertama adalah Guido Aretinius D'Arezzo, dan dalam perjalanan kekristenan, musik mengalami perkembangan dari abad keabad. Musik juga pernah ditolak didalam gereja karena dianggap berbaur kapir, namun ahirnya setelah dipahami bahwa musik tersebut sungguh berarti dalam ibadah jemaat. Kita juga bisa melihat bagaimana bangsa Israel membunyikan sangkakala kala dengan lagu puji-pujian sambil mengelilingi tembok Yeriko (Roboh). Jadi melalui beberapa kesaksian Alkitab tentang bagaimana musik dan alat musik dipergunakan bangsa Yahudi untuk memuji Tuhan. Musik memang penting dalam ibadah Israel juga peribadahan kita pada saat ini, dimana dapat mendukung kita pada konsentrasi, dan merangsang kita akan memaknai kehadiran Tuhan dalam ibadah. Dan gunakan juga lah musik yang sesuai dalam ibadah terssebut agar ibadah yang di lakukan dapat lebih bermakna lagi dan dapat mengarahkan kita untuk membawa hati dan perasaan serta jiwa kita untuk menghayati lagu dengan iringan musik yang di iringi pemusik tersebut sehingga dari musik dan yang mengiringi musik dapat menyenangkan hati Tuhan

      Hapus
    5. Nama:Mariati Sitepu
      NIM:12-01-941
      Ting/jur:IVB/Teologi
      Ibadah kampus Jumat 08 Maret 2016
      Liturgi :Levina Kaban
      Pengkhotbah :Pdt.Dr. J.J Damanik
      Pengantar: Mazmur 30:2-13
      Nats kotbah: Wahyu 5:11-14

      Analisa kotbah ibadah kampus
      Yohanes ini adalah penulis surat Wahyu dalam pulau pembuangan yaitu Patmos dimana dia sangat menderita namun Tuhan punya rencana indah dipulau inilah Allah mengilhamkan wahyu kepadanya dan menuliskannya. Yohanes menghidupi kehidupannya dengan penuh kesabaran, dan Allah mau memakai bahwa dibalik segala penderitaan ada kesempatan atau batu loncatan yang indah. Jika diperhadapkan kisah ini pada konteks Kita dimana beberapa hamba Tuhan menolak jika mau ditempatkan di suatu wilayah yang kurang akan keindahan, kekayaan, (wilayah perkampungan dengan tanah gersang). Padahal berdasarkan firman Tuhan bahwa letak kebahagiaan bukan berdasarkan wilayah, namun suatu keadaan hati yang iklas dan selalu mengucap syukur dan mengandalkan Tuhan. Yohanes menikmati keadaan pulau Patmos yang kurang indah, ia tetap teguh pada imannya, dan disana Yohanes melihat penglihatan yang luar biasa dalam berbagai bentuk simbol-simbol tentang gambaran surga. Kita sebagai hamba Tuhan yang memang tempatnya bekerja diladang Tuhan, yang menjadi tugas kita adalah bagaimana kita bersama Tuhan mengubah sesuatu yang tidak indah menjadi indah, dan tanah gersang menjadi subur, dan lain sebagainya. Dan bagi kita yang akan nanti berangkat ke medan pelayanana atau juga bagi CP 1 dan CP 2 agar kita tidak egois dan dapat melihat wilayah yang lainya dan memberitakan kebenaran Firman Tuhan dan jika ini dapat kita lakukan maka kita dapat menyenagkan hati Tuhan kita dari kesetiaan dalam pelayanaan yang kita lakukan.

      Hapus
    6. Nama:Mariati Sitepu
      NIM:12-01-941
      Ting/jur:IVB/Teologi
      badah Senin, 11 April 2016
      Liturgi :Joni purba
      Pembaca Mazmur: Anggianita Sembiring
      Nats : Mazmur 39:1-14

      Laporan Analisa ibadah
      Disini Luther dengan tegas mengatakan bahwa pusat atau sentral dari ibadah adalah pemberitaan Firman Tuhan, dan gereja yang hidup adalah gereja yang mengabarkan Injil serta melakukan perjamuan Kudus. Namun yang terlihat dalam ibadah kita kali ini adalah sesuatu hal yang baru kembali muncul yaitu adanya pembacaan kata-kata bijak sebelum ibdah dimulai yaitu dari mother Teresia. Kata-kata ini memang baik dan sangat memotivasi jemaat untuk terus berbuat baik dalam seluruh aspek kehidupannya. Akan tetapi yang seharusnya adalah ketika jemaat keluar dari rumah indah hendaknya yang tertanam didalam hatinya adalah Firman Tuhan, bukan malah kata-kata bijak tersebut, sehingga apa yang di katakan oleh Luther seolah tidak tepat lagi dalam ibadah kali ini. Proses pembacaan Mazmur yang telah dilakukan adalah suatu kebiasaan yang telah di lakukan oleh jemaat mula-mula, ketika pemimpin gereja tidak dapat hadir maka yang di baca adalah Mazmur atau nats-nats kotbah rasul. Dan kita juga perlu kita perhatikan tingkah laku kita sehari-hari apakah sudah dapat menyenagkan hati Tuhan atau tidak?jika kita kadang-kadang belum bisa untuk menyenagkan hati Tuhan biarlah kita dapat memperbaharui pemikiran dan hati kita agar kita biisa bertingkah laku sesuai oprang kristen yang ingin menyenangkan hati Tuhan.

      Hapus
    7. Nama:Mariati Sitepu
      NIM:12-01-941
      Ting/jur:IVB/Teologi
      Ibadah Senin, 18 April 2016
      Liturgi:Roles Purba
      Pengkhotbah:Swasti Sembiring
      Efistel: 1 Korintus 12:11
      Nats kotbah:1 Korintus 12:14-26

      Analisa kotbah ibadah Senin
      di dalam dunia ini Hidup yang beraneka ragam, yang memberitahukan kepada kita bahwa Allah juga mencintai keberagaman, Tuhan menciptakan segala sesuatu dalam bentuk keberagaman (bahasa dalam kisah menara Babel, suku, beranjak dari 12 suku Lewi, warna kulit, dll). Artinya melalui nats ini Allah berkehendak supaya kita ciptaan Tuhan harus saling menghargai dan saling menerima satu Sama lain baik dalam hal apa pun dan tetap bersyukur. Dan juga kita lihat bahwasanya dengan keberagaman ini maka kita menjadi kaya,Contohnya jika tidaka ada yang hitam maka yang putih pun tidak kita ketahui dia putih dan jika tidaka ada yang hitam maka kita tidak dapat mengenal bagaiman yang namanya kulit hitam. Begitu nuga di kampus kita ini biarlah dari keberagaman kita disini baik beda suku tapi kita hars ingat kita satu di dalam Tuhan. Dan jangan lah dari perbedaan yang mengundang permasalahan yang negatif biarlah dari perbedaan timbul akan saling melengkapi dalam diri kita. Agar kita dapat menyenagkan hati Tuhan seperti yang ada thema liturgika bagi kita.
      Tuhan Yesus Memberkati Kita Semua

      Hapus
    8. Nama : Mariati Sitepu
      NIM : 12.01.941
      Ting-Jur: IV-B/Theologia
      tanggal : Jumat 22 April 2016
      Pengkotbah : Andi Barus
      Analisa : Kotbah (Kis 11:1-18)
      kita ketahui Allah tidak membeda-bedakan orang sama semua di mata Tuhan. Perhatian dan cinta kasih-Nya tidak bisa dibatasi hanya di wilayah tertentu. Rahmat dan anugrah-Nya tidak dicurahkan hanya kepada tokoh tertentu, suku tertentu, gender tertentu, atau budaya tertentu saja. Oleh sebab itu Allah tidak boleh dibatasi karya-Nya di kawasan orang Yahudi. Dengan perkataan lain Allah tidak membangun tembok, tetapi Allah justru membangun jembatan.
      Di dalam diri Kristus, Allah meninggalkan surga dan masuk ke dalam dunia, bahkan menjadi manusia dan berkomunikasi dengan manusia. Allah juga solider dengan manusia sampai kepada penderitaan manusia yang paling dalam yaitu kematian. Peristiwa salib bisa dipahami oleh orang yang sangat sederhana maupun orang yang paling jenius. Jalan kehidupan Yesus mengatasi jalan-jalan politik, jalan ekonomi, jalan perdamaian dst, yang sedang dirintis oleh manusia. Kesetiaan yang dibangun umat-Nya mengatasi kesetiaan terhadap bangsa, mengatasi fanatisme suku atau budaya.
      Seperti lagu anak KAKR yang menyatakan bahwa Yesus itu ada untuk semua orang yaitu :
      “Yesus cinta semua anak, dab bukan membeda-bedakan anak.
      Semua anak di duani,
      kunin, putih dan hitam
      Semua di cinta Yesus,
      Yesus cinta semua anak di dunia
      semoga dengan ibadah kita hari ini bisa menyenagkan hati Tuhan.

      Hapus
  19. Nama:Jhon Rein Tamrin Panjaitan
    NIM:12. 01. 934
    Ting/jur:IV-B/Teologi
    Ibadah Jumat 11 Maret 2016
    Liturgis:Arnita Siregar
    Kotbah:Josua sigalingging
    Nats kotbah: Yesaya 43:16-21

    Yang mau saya analisa adalah mengenai khotbah.
    Ketika Nabi Yesaya menyampaikan berita ini kepada bangsa Israel yang berada di pembuangan Babel kurang lebih 40 tahun. Yesaya teringat bahwa berita keluarnya bangsa Israel dari Babel ke Yerusalem sudah ada sebelum bangsa itu jatuh kepada hukuman yaitu dibuang ke Babel. Nabi Yesaya ini memberikan kembali pengharapan kepada bangsa itu agar tetap menantikan firman Allah iti nyata. Yesaya mengingatkan bangsa itu tentang: Kasih Tuhan Allah kepada bangsa itu, dimana Allah tidak akan membiarkan mereka di dalam pembuangan. Kekuasaan dan Kekuatan Allah, memberikan jalan yang tidak terpikirkan oleh mereka ketika Allah akan mengeluarkan bangsa iti nantinya. Oleh karena itu, bangsa Isra harus berada dalam kepercayaan yang teguh untuk menantikan janji Allah itu nyata. Dengan demikian, Bangsa Israel akan keluar dari pembuangan. Bangsa pilihan-Nya itu akan kembali ketanah yang dijanjikan Allah kepada nenek moyang mereka. Mereka harus kembali menyembah Allah dan memuji Dia di dalam setiap kehidupan mereka. Bangsa itu harus memberitakan kemuliaan Allah kepada semua yang ada di muka bumi ini. Tugas ini juga sekarang telah kita emban, yaitu memberitakan kemuliaan Allah.
    Kita sering meminta kepada Allah, setelah kita mendapatkannya kita kadang lupa mengucap syukur dan melupakan tanggungjawab kita kepada Allah. Allah menunjukkan kuasa-Nya kepada kita supaya kita memberitakan apa yang dilakukan Tuhan kepada kita. Supaya semua orang bersama-sama merasakan pengampunan ataupun kuasa yang dari Allah. Dengan demikian kita harus selalu ikut serta dalam memberitakan kemuliaan atau kuasa Allah kepada semua orang dalam hal untuk menyenangkan hati Tuhan yang telah lebih dahulu menyenangkan hati kita semua.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Jhon Rein Tamrin Panjaitan
      Nim : 12. 01. 934
      Ting/Jur : IV-B/Teologi
      Ibadah kampus, Senin, 14 Maret 2016
      Liturgis : Edy Tarigan.
      Pengkhotbah : Pdt. Dr. Jonriahman Sipayung
      Nats Khobtah : Yesaya 50:4-9.
      yang ingin saya analisa adalah mengenai tata ibadah. Dimana tata ibadah sangat penting dalam sebuah peribadahan untuk mengatur ketertiban dalam ibadah menyenangkan hati Tuhan.
      TATA IBADAH:
      Tata adalah kaidah, sistem, prinsip, norma supaya ada keteraturan (”…harus berlangsung dengan sopan dan teratur, 1kor. 14:40). Tata ibadah disusun supaya teratur dan berlangsung dengan sopan.
      PRINSIP MEMBANGUN TATA IBADAH:
      1. Keutuhan (saling menyambung dengan unsur-unsur lainnya)
      2. Timbal balik (pernyataan dan respon, berbicara dan menjawab)
      3. Seimbang (nyanyian, doa, khotbah).

      Hapus
    2. Nama : Jhon Rein Tamrin Panjaitan
      Nim : 12.01.934
      Ting/Jur : IV-B/Teologi
      Ibadah, Jumat 18 Maret 2016
      Pengkhotbah : Pdt. T. Sinaga
      Liturgis : Yuwan Fades Ambarita
      Nats Khotbah : Lukas 19: 28-40

      Yang masu saya analisa adalah mengenai Saat Teduh.
      Saat teduh adalah kegiatan yang dilakukan secara pribadi untuk bertemu dan berbicara dengan Tuhan melalui doa dan perenungan akan firmanNya. Perjumpaan pribadi dengan Tuhan adalah saat yang sangat penting dalam hubungan kita denganNYa. Melalui saat teduh kita mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Tuhan. Beberapa manfaat saat teduh adalah meneledanai Tuhan Yesus (Markus 1:35), merespon kerinduan Tuhan (Ayub 7:7-18), membangun persekutuan dengan Tuhan (Lukas 10:42). Dan fungsi saat teduh dalam beribadah adalah karena seseorang memerlukan waktu untuk persiapan fisik dan mental agar siap mengikuti kebaktian, sehingga pada saat kebatian kita sudah siap. Dalam saat teduh sebelum kebaktian, kita harus berdoa secara pribadi untuk memohon pertolongan Roh Kudus agar dapat beribadah dengan baik. Oleh karena itu, kita harus berusaha datang kebaktian sebelum waktunya (15 menit sebelum ibadah dimulai), agar dapat mempersiapkan hati, pikiran dan fisik kita untuk beribadah dengan baik. Menjaga kenikmatan beribadah dengan mematikan HP yang dapat mengganggu jalannya ibadah dan kita harus menghindari percakapan selama ibadah berlangsung karena ini adalah kebiasaan orang Kristen pada saat beribadah yang sulit di hilangkan.

      Hapus
    3. Nama : Jhon Rein Tamrin Panjaitan
      Nim : 12.01.934
      Ting/Jur : IV-B/Teologi
      Ibadah, Jumat 01 April 2016
      Pengkhotbah : Randa Sembiring
      Liturgis : Brama Pasaribu
      Nats Khotbah : Mazmur 150:1-6
      Yang mau saya analisa adalah Doa Syafaat.
      Doa syafaat merupakan doa yang dinaikkan untuk kepentingan orang lain. Ketika berdoa syafaat kita datang kepada Tuhan sebagai perantara yang menggantikan posisi seseorang dan memohon kepada Tuhan untuk kebutuhan orang tersebut. Dalam berdoa syafaat kita tidak hanya terfokus pada diri kita sendiri, tetapi kita mampu untuk mendoakan orang lain atau menyebut nama orang lain di dalam doa kita. Karena Yesus sendiri mengajarkan agar kita senantiasa mengingat orang lain di dalam doa kita. Doa syafaat sendiri merupakan perwujudan imamat am orang percaya dalam bentuk doa umat, yaitu dengan ikut mendoakan pergumulan dunia maka bersama dengan Allah kita turut memulihkan segala yang rusak. Sehingga, kasih keadilan dan kebenaranNya dapat ditegakkan kembali. Selain itu juga, berfungsi untuk mendoakan agar umat diberi kekuatan dan penghiburan di tengah-tengah pergumula mereka. Dan sebaiknya setelah doa syafaat ditutup dengan Doa Bapa Kami, karena di dalam doa Bapa kami adalah akhir atau puncak dari doa yang kita panjatkan untuk orang lain dan juga untuk iman kita sendiri.

      Hapus
    4. Nama : Jhon Rein Tamrin Panjaitan
      Nim : 12.01.934
      Ting/Jur : IV-B/Teologi
      Ibadah, Senin 04 April 2016
      Pengkhotbah : Pdt. Kaleb Manurung M.Th
      Liturgis : Jesika Bangun
      Nats Khotbah : Mazmur 30:1-13
      Yang akan saya analisa adalah mengenai nats khotbah.
      Selama kita hidup di dunia ini, kita tidak akan terlepas dari pergumulan dan kesulitan. Demikian juga dengan Raja Daud, sekalipun ia seorang raja, ia tidak luput dari berbagai persoalan dan pergumulan hidup. Kedudukannya sebagai raja tidak menjamin kehidupannya akan berjalan dengan mulus saja. Hal ini menjadi contoh bahwa pergumulan dan kesulitan itu dapat datang pada siapa saja tanpa memandang kedudukan dan jabatan seseorang. Namun ditengah pergumulan yang dihadapinya, sebagaimana dikatan dalam nas ini, dia berteriak minta tolong dan berseru kepada TUHAN. TUHAN menjawab permohonannya, lalu hidup Daud dipulihkan. Atas pertolongan TUHAN itu, ia memanjatkan nyanyian syukur, memuji dan memuliakan TUHAN. Pemulihan dari TUHAN itu mengubah ratapan Daud menjadi tarian penuh sukacita.
      Dengan demikian semua yang kita miliki adalah kepunyaan Allah, yang diberikan kepada kita untuk dipakai demi kebaikan dan kehidupan kita dan hidup orang lain. Baiklah kita pakai apa yang ada pada kita dalam rangka memuji dan memuliakan namaNya. Perlu ada refleksi diri, agar jangan tumbuh sifat egois dan kesombongan dalam hidup kita. Sebab keselamatan bagi kita tidak ditentukan oleh harta, kedudukan dan kuasa yang ada pada kita, tetapi hanya oleh kasih karunia Tuhan Allah semesta. TUHAN akan marah melihat tingkah laku kita yang melenceng jauh dari jalanNya lalu menghukum kita, tetapi jangan takut, TUHAN tetap mengasihi kita dan mau menolong hidup kita dari segala beban yang kita pikul, TUHAN sanggup mengubah hidup kita menuju hidup yang penuh dengan sukacita jika kita mau berbalik kepadaNYa (Matius 11:28). TUHAN adalah sumber kesembuhan. Berhalaplah hanya kepada TUHAN, jangan pada yang lain apalagi pada diri sendiri karena hal itu tidak akan pernah dapat menyenangkan hati TUHAN.

      Hapus
    5. Nama : Jhon Rein Tamrin Panjaitan
      Nim : 12.01.934
      Ting/Jur : IV-B/Teologi
      Ibadah, Jumat 08 April 2016
      Pengkhotbah : Pdt. Dr. Jan Jahaman Damanik
      Liturgis : Levina Kaban
      Nats Khotbah : Wahyu 5: 11-14

      Dari seluruh kitab dalam Alkitab, kitab Wahyu aalah kitab yang paling menarik untuk dibaca dan ditelaah. Karena kitab Wahyu menimbulkan rasa keingintahuan manusia terhadap hal yang berhubungan dengan akhir jaman, seperti anka 666, naga, segala jenis binatang yang keluar dari perut bumi, dsb. Namun untuk mengerti hal tersebut bukanlah hal yang mudah sehingga banyak pihak yang menafsirkannya dengan cara masing-masing. Namun, maskud dan tujuan Firman Tuhan ditulis bukan hanya sekedar untuk memuaskan keingintahuan kita saja. Maksud utama penulisannya ialah untuk memberi harapan serta semangat kepada para pembacanya, dan juga untuk mendorong mereka supaya tetap percaya pada waktu dianiaya dan ditekan. Kita mengenal dan mengetahui kitab Wahyu merupakan kitab yang ditempatkan paling terakhir dalam urutan-urutan kitab Perjanjian Baru. Kitab ini berisi smbol-simbol dan lambang yang pada zaman sekarang menimbulkan berbagai tafsiran yang tidak hanya beragam tetapi juga sering kali kontroversial. Nats Wahyu 5: 11-14 menceritakan tentang sebuah pemandangan yang agung di dalam sorga, tentang penebusan ciptaan Allah, dan dibagi dalam tiga kelompok. Pertama, tentang gulungan kitab yang dimateraikan, kedua, tentang siapa yang layak untuk membuka gulungan kitab tersebut, ketiga, pujian dan nyanyian baru bagi Dia yang telah membuka materai kitab tersebut.
      Nats ini menceritakan tentang sebuah gulungan kitab yang menyingkapkan masa depan bumi dan kerajaan Allah. tidak ada seorangpun yang layak membukanya dan ini membuat Yohanes menjadi sangat sedih. Artinya, Yohanes maupun kita semua akan hidup dalam keadaan yang serba tidak menentu, tidak ada jaminan dan pengharapan akan terjadi sesuatu yang baik di masa depan kita. Akan tetapi ada satu pribadi, yang dapat membuka gulungan tersebut, yaitu Anak Domba ALLah, Yesus Kristus. Dialah satu-satunya yang layak. Yesus Kristus memegang kendali atas sejarah dunia dan umat manusia. Tidak heran jika keduapuluh empat tua-tua dan empat makhluk, bahka seluruh malaikat sorga menyanyikan pujian bagi Kristus. Jika kebenaran seperti ini yang kita pegang, maka melalui nyanyian pujian semua makhluk, kita diingatkan untuk memusatkan diri pada pujian dan penyembahan, terus beriman kepaa Kristus dalam tekad dan tugas kita untuk selalu menyenangkan hati Tuhan.

      Hapus

    6. Nama : Jhon Rein Tamrin Panjaitan
      Nim : 12.01.934
      Ting/Jur : IV-B/Teologi
      Ibadah, Senin 11 April 2016
      Pengkhotbah : Anggianita Sembiring
      Liturgis : Joni Pranata Purba
      Bacaan Mazmur : Mazmur 34: 1-14

      Dalam liturgi Yahudi unsur utama dari setiap liturgi adalah bacaan Kitab Suci. Bacaan tersebut diambil dari kitab Torah atau Pentateukh, kitab para Nabi, Mazmur-mazmur, dan kitab-kitab yang merupakan bagian Perjanjian Lama. Mazmur meiliki perananyang khas dalam liturgi Yahudi, dan terutama digunakan dalam ibadah harian. Pembacaan Mazmur dilakukan sesuai urutan, sehingga seluruh bagian Mazmur mendapat bagian untuk dibacakan (sementara dalam liturgi gereja pada masa kini, pembacaan mazmur dilakukan apabila dalam keadaan “darurat” karena ada alasan tertentu yang tidak dimungkinkannya untuk berkhotbah). Mazmur berperan sebagai pengiring dan pengantara Kitab Taurat dan kitab para Nabi. Mazmur dapat berfungsi sebagai penyikap pengertian akan makna suci kepada umat. Pembacaan Kitab Suci memegang posisi yang penting dalam liturg Yahudi. Kitab Suci diyakini diturunkan oleh Allah sendiri dan dirayakan dalam har raya khusus. Dalam sistem penafsiran Yahudi, kitab suci menjadi titik fokus dari pengajaran, nyanyian, da doa-doa liturgi. Bahkan pembaca kitab suci perlu dipersiapkan dan dilatih secara khusus agar ia dapat membacakan kalimat-kalimat yang ada di kitab suci dengan penuh penghayatan sehingga pendengar dapat terlibat dalam kisah-kisah yang dibicarakan.

      Hapus

    7. Nama : Jhon Rein Tamrin Panjaitan
      Nim : 12.01.934
      Ting/Jur : IV-B/Teologi
      Ibadah, Jumat 15 April 2016

      Saya tidak ibadah pada hari itu dikarenakan alasan saya pulang ke kos untuk sarapan. Saya terlambat bangun sehingga tidak sempat sarapan sebelum pergi kuliah, jadi saya pulang. Dan ketika kembali ke kampus peribadahan ibadah kampus sudah mau selesai dan saya memutuskan untuk tidak naik ke kapel mengikuti ibadah kampus pada hari Jumat 15 April 2016.

      Hapus
  20. Nama : Fetra W. S. H Sipayung
    NIM : 12.01.926
    Tingkat/ Jurusan : IV-B/ Theologia
    Analisa : Khotbah, Yesaya 43:16-21
    Ibadah : Jumat, 11 Maret 2016 pukul 10.00 WIB (Ibadah Suku Angkola)
    Oleh : Josua Sigalingging

    Kematian Yesus Kristus di kayu salib adalah suatu wujud pengorbanan kepada umat manusia yang berdosa. Dengan adanya pengorbanan di kayu salib, inilah memberikan suatu kehidupan bagi orang percaya. Dalam khotbah ini dijelaskan bagaimana kita melakukan penyembahan yang tulus dan benar terhadap Allah. Di mana Allah yang telah memberi kehidupan bagi manusia terkhusus Allah sendiri yang mengutus Anak-Nya Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia. Jadi sudah menjadi kewajiban bagi manusia untuk mengucap syukur dan menyembah Allah. Seperti halnya yang dilakukan oleh Maria dari Betania yang dengan tulus hati meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu dan menyeka dengan rambutnya, inilah suatu ucapan syukur yang dilakukan oleh Maria dari Betania dan dia menunjukkan bahwa dia sangat menghargai dan memuliakan Allah. Selain itu juga dia sangat mengasihi Yesus. Adapun harga minyak narwastu adalah 300 dinar yang sama harganya dengan upah budak selama satu tahun penuh. Ini adalah harga yang sangat mahal yang harus diberikan oleh seseorang. Namun yang menarik adalah masih ada manusia yang memiliki hati untuk berbuat kebaikan meskipun harus mengambil dari bagian kepunyaanya. Ketika diperhadapkan dengan konteks sekarang, sudah sangat jarang ada orang yang mau mengorbankan apa yang dimilikinya (ekonominya) untuk melayani Tuhan.
    Melalui sikap yang ditunjukkah Maria dari betania yang melakukan yang terbaik untuk menyembah Tuhan sekalipun harus mengorbankan apa yang dimilikinya, inilah yang harus kita teladani. Sudah seharusnya kita mampu mengorbankan apa yang kita miliki untuk kemuliaan nama Tuhan. Di mana Allah telah mengorbankan Anak-Nya Yang Tunggal untuk menebus dosa manusia. Jadi sebagai umat yang sudah ditebus kita harus memuliakan nama Tuhan di dalam setiap kehidupan kita. Sehingga tidak sia-sia pengorbanan darah Yesus di kayu salib, namun memberikan suatu sukacita yaitu kehidupan yang kekal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Fetra W. S. H Sipayung
      NIM : 12.01.926
      Tingkat/ Jurusan : IV-B/ Theologia
      Analisa : Khotbah, Yesaya 50:4-9
      Ibadah : Senin, 14 Maret 2016 pukul 10.00 WIB
      Oleh : Pdt. Dr. Jonriahman Sipayung
      Dalam khotbah ini yang sangat ditekankan yaitu mengenai ketaatan sebagai seorang hamba Tuhan. Tuhan telah memilih hamba-Nya untuk melakukan pelayanan yang diembankan Tuhan dalam hidupnya. Seorang hamba Tuhan harus sanggup menggantungkan hidupnya secara penuh hanya kepada Tuhan, karena hidup yang dihidupinya adalah hidup yang berasal dari Tuhan. Seorang hamba Tuhan harus siap berkorban dalam segala hal, di mana harus meninggalkan keluarga dan meninggalkan apa yang menjadi kesenangannya semata-mata hanya untuk menjadi hamba Tuhan. Seorang hamba bukanlah orang yang akan mendapat kemewahan dalam pelayanannya tetapi akan mendapatkan tantangan dan rintangan dari orang-orang yang tidak menyenangi atau tidak mendukungnya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai hamba Tuhan.
      Dalam Yesaya 50:4-9 dikatakan bahwa Allah memberikan kepada hamba-Nya yaitu lidah seorang murid dan telinga seorang murid. Adapun yang menjadi arti dari lidah seorang murid yaitu dalam ayat 4 yaitu supaya dengan lidah mampu memberikan perkataan yang memberi semangat baru kepada orang yang letih-lesu. Begitu juga halnya dengan telinga seperti murid, yaitu untuk mendengarkan apa yang dikatakan kepadanya. Jadi jelas bahwa kita yang telah dipilih dan dipaggil Allah menjadi hamba-Nya harus benar-benar memiliki hati sebagai hamba seperti lirik lagu “Hati sebagai hamba yang mau taat dan setia pada-Mu Bapa”. Karena hamba yang setia dan taat pada kehendak Bapa-Nya tidak akan mendapatkan kesia-siaan karena semuanya akan dibayar Tuhan pada masa akhir hidupnya.
      Jadi suatu pelajaran yang penting adalah bahwa kita harus benar-benar menghidupi pelayanan kita. Jangan hanya sebagai titel, tapi harus benar-benar kita tunjukkan bahwa kita adalah hamba yang taat dan setia.

      Hapus
    2. Nama : Fetra W. S. H Sipayung
      NIM : 12.01.926
      Tingkat/ Jurusan : IV-B/ Theologia
      Analisa : Khotbah, Lukas 19:28-40
      Ibadah : Jumat, 18 Maret 2016 pukul 10.00 WIB
      Oleh : Pdt. T.Sinaga, S.Th

      Setiap orang menginginkan sesuatu yang membuat dia merasakan kebahagiaan, sukacita. Namun untuk mendapatkan hal tersebut harus ada yang dilakukan dan juga harus ada yang dikorbankan. Segala cara terkadang digunakan agar mendapatkan kesenangan, kebahagiaan, sukacita tersebut walaupun terkadang melakukan suatu hal yang tidak dikehendaki Tuhan. Dalam khotbah ini dikatakan bahwa para murid juga merasakan sukacita ketika mereka mendengarkan mengenai kedatangan Mesias. Namun yang sangat disayangkan adalah di mana mereka tidak mengenal siapa Mesias yang akan datang tersebut. Sebagai mana murid Yesus yang tidak mengenal Dia dengan benar yang pada akhirnya ada diantara para murid yang mengkhianati dan menyangkal Dia yaitu Yudas dan Simon. Jadi kita harus memiliki pengenalan yang benar terlebih dahulu agar kita memiliki perasaan setia dan taat.
      Suatu permasalahan yang sangat besar adalah ketika murid tidak mengenal siapa Mesias yang akan datang untuk membawa kesejahteraan dan sukacita bagi mereka. Padahal Dia yang datang adalah Dia yang telah bersama-sama dengan para murid selama ini. Namun hal ini dapat terjadi karena yang mereka harapkan datang itu adalah datang dalam kemuliaan. Layaknya sebagai seorang Raja yang diagung-agungkan. Dan kenyataannya tidak seperti yang mereka pikirkan.
      Mengenai khotbah yang disampaikan oleh Pdt. T.Sinaga, S.Th, beliau lebih menekankan tentang kehidupan anak asrama. Memang tidak salah, tetapi haruslah melihat siapa-siapa saja jemaat yang sedang mendengarkan khotbah (pendengar). Karena pada saat itu yang hadir dalam ibadah tidak hanya anak asrama tapi juga ada mahasiswa yang tidak tinggal di asrama dan juga ada dosen, sehingga menurut saya kurang mengkontekstualisasikan dengan keadaan pendengar khotbah. Jadi sebagai pengkhotbah, haruslah melihat dan mengkontekstualkan di mana dia berkhotbah.

      Hapus
    3. Nama : Fetra W. S. H Sipayung
      NIM : 12.01.926
      Tingkat/ Jurusan : IV-B/ Theologia
      Analisa : Khotbah, Mazmur 150:1-6
      Ibadah : Jumat, 01 April 2016 pukul 10.00 WIB
      Oleh : Randa Sembiring
      Pemujian kepada Tuhan adalah sesuatu yang tidak boleh kita lupakan dan tinggalkan dalam hidup ini. Sebagai orang yang sudah ditebus Tuhan kita harus memuji Tuhan dalam kemuliaan-Nya. Dalam khotbah ini yaitu dari Mazmur 150:1-6 dijelaskan bagaimana manusia harus memuji Tuhan. Terkhusus dalam ayat 4-6 bahwasanya kita memuji Tuhan dengan tiupan sangkakala, rebana, gambus, kecapi, ceracap. Dengan alat-musik ini Allah ingin kita memuji Tuhan dengan penuh sukacita.
      Dalam kehidupan manusia, yang layak untuk disembah adalah Allah, tidak ada pribadi lain. Manusia memuji Tuhan karena kehidupannya sepenuhnya hanya bergantung pada-Nya. Dan dengan pemujian ini, manusia diharapkan agar kita mengalami pengalaman iman bersama Yesus yang mampu mengubah hidup kita menjadi kehidupan yang berarti. Dalam konteks saat ini, terlebih kepada kaum muda, layaknya pemazmur yang memuji Tuhan melalui talenta yang dimilikinya. Begitu jugalah diharapkan bahwasanya kita jangan memendam talenta yang ada pada diri kita. Kita harus senantiasa mengucap syukur dengan apa yang telah diberi kepada kita. Dan memuji Tuhan dalam setiap kondisi hidup kita suka atau duka.

      Hapus
    4. Nama : Fetra W. S. H Sipayung
      NIM : 12.01.926
      Tingkat/ Jurusan : IV-B/ Theologia
      Analisa : Khotbah, Mazmur 30:2-13
      Ibadah : Senin, 04 April 2016 pukul 10.00 WIB
      Oleh : Pdt. Kaleb Manurung
      Tema khotbah hari ini adalah pemujian. Pujian adalah ungkapan dari hati untuk memuji seseorang dan dibutuhkan suatu kerendahan hati untuk memuji seseorang. Pujian yang diberikan kepada Tuhan adalah ungkapan hati yang menyadari atau mengakui pertolongan Tuhan atau kedahsyatan Tuhan dalam hidup. Khotbah hari ini yaitu mazmur 30:2-13 merupakan pujian ucapan syukur dari Daud. Pemujian berakar dalam 2 hal yaitu pujian karena terlepas dari penyakit yang hampir membawa maut/kematian (ayat 3 dan 4). Selain itu pemujian dilukiskan dari air mata yang diubah menjadi sukacita.
      Dalam khotbah ini, sangat ditekankan mengenai pemujian kepada Allah. Penting mengapa kita sebagai umat/jemaat memuji Tuhan. Hal ini dikarenakan yaitu Bersyukur atau memuji Tuhan adalah kewajiban dari setiap orang yang percaya kepada-Nya. Dapat kita bandingkan dengan wahyu 5 dimana pujian dapat membawa ketenangan hati dan menguatkan hati. Setelah itu, kapan dan di mana kita harus memuji Tuhan?. Jelas bahwa di mana saja dan kapan saja hidup kita harus senantiasa memuji dan memuliakan nama Tuhan, seperti dalam 1 Ttesalonika 5:18 dikatakan bahwa supaya kita bersyukur kepada Tuhan senantiasa. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah dengan apa kita memuji Tuhan yaitu dengan ekspresi hati yang dinyatakan dalam berbagai cara.
      Jelaslah sebagai umat yang percaya kepada-Nya, sudah menjadi suatu kewajiban kita untuk memuji,memuliakan dan bersyukur pada –Nya, seperti halnya Daud. Sebenarnya pengkhotbah yaitu Bapak Pdt. K.Manurung telah menyederhanakan khotbah ini dengan bahasa yang mudah dimengerti. Menurut saya yang kurang baik dalam pelayanan khotbah yang dibawa oleh Beliau adalah setelah beliau selesai berkhotbah. Seharusnya beliau tidak menggunakan alat elektronik ketika sedang dalam peribadahan karena hal tersebut akan mengurangi kekondusifan dan ketenangan jemaat. Namun rangkaian khotbah yang disampaikan oleh beliau sangat mudah dimengerti dengan bahasa yang sederhana.

      Hapus
    5. Nama : Fetra W. S. H Sipayung
      NIM : 12.01.926
      Tingkat/ Jurusan : IV-B/ Theologia
      Analisa : Khotbah, Wahyu 5:11-14
      Ibadah : Jumat, 08 April 2016 pukul 10.00 WIB
      Oleh : Pdt. Jan Jahaman Damanik
      Kitab Wahyu ditulis oleh Rasul Yohanes di pulau Patmos yaitu pulau pembuangan. Ketika di pulau ini, rasul Yohanes tidak terlepas dari penderitaan tapi Tuhan tetap punya rencana di balik penderitaannya. Di mana dia mendapatkan penyataan yang luar biasa. Ketika dia berada di pulau ini, tidak menjadi penghambat bagi Tuhan untuk tetap memberkatinya. Hal ini sangat kontras dengan permasalahan yang sering terjadi di gereja yaitu dalam pemutasian pendeta dan penempatan guru juga. Tapi sikap Yohanes tidak seperti itu, tempat bukanlah menjadi titik tolak kenyamanan bagi dia tapi hati yang bersyukur pada Tuhan.
      Rasul Yohanes di pulau Patmos yang kering keronta mendapatkan penglihatan yang luar biasa di mana dia melihat dan mendengar suara malaikat. Yohanes melihat semua tua-tua memuji Tuhan dengan suara nyaring, bahwa Anak Domba layak untuk disembah dan dipuji karena sifatnya adalah mulia dan kudus. Jadi walaupun Dia tidak disembah tetap pada hakekatnya Dia adalah kudus, letak kemuliaan Tuhan bukan karena manusia. Jadi dengan khotbah ini, kita harus ikut memuliakan Anak Domba terlebih diperhadapkan denga konteks perjamuan kudus yang dilangsungkan ketika ibadah. Luther dan Calvin menekankan di mana ada pengampunan dosa di situ ada keselamatan.
      Jadi memang peribadahan bukan hanya sebatas soal nyanyian tetapi sikap hati, sehingga harus kita maknai lagu tersebut dalam tindakan kita. Terlebih dalam konteks perkuliahan, yaitu kita harus mampu mengimplementasikannya dalam perkuliahan. Dan Tuhan yang menyuruh kita bukan kita yang menempatkan diri kita, sehingga harus memancarkan wajah dan perilaku sorgawi. Sehingga peribadahan yang ada tidak hanya sebagai kebiasaan tetapi memiliki dampak yaitu perubahan ke arah yang lebi baik. Dan peribadahan tersebut menyenangkan hati Tuhan bukan membanggakan pribadi seseorang.

      Hapus
    6. Nama : Fetra W. S. H Sipayung
      NIM : 12.01.926
      Tingkat/ Jurusan : IV-B/ Theologia
      Analisa : Khotbah, 1 Tawarikh 16: 31-36
      Ibadah : Jumat, 15April 2016 pukul 10.00 WIB
      Oleh : Andre Purba, S.Th

      Kitab Tawarikh adalah kitab yang menceritakan sejarah kerjaan Israel dan Yehuda yaitu mengenai masa yang sama dengan kitab-kitab Samuel dan Raja-raja. Nama Tawarikh diterjemahkan dari kata “Chronicles” yaitu nama yang diusulkan oleh Hieronimus (400 M). Dan secara umum, kitab Tawarikh ini lebih bersifat pengajaran daripada sejarah. Selain itu juga merupakan catatan mengenai pola dosa, pertobatan, pengampunan dan pemulihan bangsa Israel.
      Dalam khotbah ini pengkhotbah lebih menekankan tentang kehidupan raja Daud. Di mana Raja Daud terkenal dengan Mazmurnya (Pujian) kepada Tuhan. Saat Pengkhotbah menyampaikan khotbahnya, pemusik berinisiatif untuk mengiringinya dengan musik, sehingga menurut saya ini akan menyentuh sampai level delta. Di mana bisa membuat orang merasa tersentuh dengan khotbah tersebut. Dalam nats ini jelas bahwa Raja Daud mengucapkan atau memanjatkan rasa syukurnya kepada Allah sebab Allah selalu baik dalam hidupnya. Dalam nats ini, pujian dan ucapan syukur menjadi gaya hidup (life style) raja daud sehingga dalam PL disebutkan persekutuan pemujian atau persekutuan penyembahan. Sehingga kita pun memang harus menjadikan pujian dan ucapan syukur sebagai gaya hidup kita. Dan kita mampu mengucap syukur kepada Tuhan dalam segala hal, baik suka maupun duka, karena hidup kita harus senantiasa menyenangkan hati Tuhan

      Hapus
    7. Nama : Fetra W. S. H Sipayung
      NIM : 12.01.926
      Tingkat/ Jurusan : IV-B/ Theologia
      Analisa : Khotbah, Kisah Para Rasul 11:1-18
      Ibadah : Jumat, 22 April 2016 pukul 10.00 WIB
      Oleh : Andi Barus

      Kisah Para Rasul (Bahasa Yunani; Praxeis Apostolon ) adalah buku kelima Perjanjian Baru pada Alkitab Kristen, yang terutama berisi tentang pertama kali terbentuknya gereja Kristen serta pertumbuhannya sampai pada pertengahan abad pertama Masehi. Kisah Para Rasul diyakini ditulis oleh Lukas, dan merupakan lanjutan buku Injil Lukas. Meskipun dapat dianggap suatu kesatuan, pemisahan dengan kitab Injil Lukas sudah ada pada naskah-naskah tertua.
      Dalam khotbah ini, temanya adalah Tuhan memberi kemenangan bagi orang pilihan-Nya. Dalam nats ini ada seorang yang bernama Petrus yang datang ke rumah Kornelius. Di mana petrus datang dengan penyertaan Roh Kudus. Dan berbicara mengenai Petrus, dia terkenal sebagai murid Yesus yang menyangkalnya sampai 3 kali. Ketika Yesus mengatakan apakah Petrus mengasihi-Nya, dia menjawab “ Ya Tuhan”. Tapi sebenarnya kasih menurut Petrus berbeda dengan kasih Allah. Kasihnya adalah kasih Philia sedangkan kasih Allah adalah Agave.
      Petrus dalam peristiwa ini mengalami atau mendengarkan suara hatinya. Dalam ayat 7, lalu aku mendengar suara berkata kepadaku: Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!. Tetapi petrus melakukan penolakan, karena menurutnya hal itu adalah haram. Namun Roh berkata kepadanya bahwa dia tidak boleh bimbang karena Allah senantiasa menyertainya dalam setiap hal. Dan melalui nats ini ditegaskan bahwasanya kita haruslah memiliki damai sejahtera dalam hidup kita. Dan Tuhan hadir untuk semua orang bukan hanya kepada orang Kristen (Yoh.3:16).

      Hapus
    8. Nama : Fetra W. S. H Sipayung
      NIM : 12.01.926
      Tingkat/ Jurusan : IV-B/ Theologia
      Analisa : Khotbah, 1 Korintus 12:14-26
      Ibadah : Senin, 18 April 2016 pukul 10.00 WIB
      Oleh : Swasti Sembiring

      Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus (merupakan salah satu dari ketiga surat yang menempati posisi sentral dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Surat Korintus yang pertama ditulis setelah Paulus setelah menerima kabar buruk dari orang-orang Kloe. Berita buruk tersebut adalah timbulnya persoalan-persoalan, seperti keikutsertaan jemaat Korintus dalam upacara-upcara keagamaan kafir, penghakiman di depan orang-orang kafir dan pelacuran. Selain masalah-masalah etis dan moral, surat ini juga merupakan surat penggembalaan untuk menegur jemaat di Korintus yang memiliki berbagai macam karunia, sehingga menjadikan jemaat satu dengan yang lainnya saling menyombongkan diri.
      Dalam nats ini dikatakan bahwa perbedaan itu indah. Setiap manusia diciptakan berbeda dengan setiap karunia yang ada dalam dirinya. Ada yang memiliki karunia untuk berdoa, bernyanyi, mengusir setan dan lain-lain. Dan setiap orang yang memiliki karunia haruslah saling melengkapi dan membantu, karena kita adalah makhluk sosial dan saling membutuhkan. Kita tidak bisa hidup sendirian.
      Dalam khotbah ini dijelaskan bahwasanya Allah menciptakan manusia itu berbeda(diversity), tapi di tengah perbedaan yang ada harus saling menyatu atau bersatu dalam hal melayani Tuhan. Perbedaan manusia itu meliputi wana kulit, tinggi badan, dan RAS. Namun walaupun demikian, kita harus saling mengasihi sesama kita manusia. Karena bagaimana kita mengasihi Tuhan yang tidak kita lihat kalau saja sesama kita manusia tidak kita kasihi. Jadi kita harus benar-benar mengasihi dan melengkapi, karena perbedaan itu indah.

      Hapus
    9. Nama : Fetra W. S. H Sipayung
      NIM : 12.01.926
      Tingkat/ Jurusan : IV-B/ Theologia
      Analisa : Pembacaan Mazmur 39:1-14
      Ibadah : Jumat, 11 April 2016 pukul 10.00 WIB
      Oleh : Anggianita Sembiring

      Mazmur adalah nyanyian atau syair puji-pujian yang biasa dilantunkan oleh para nabi yang dipakai dalam ibadat di Bait Suci di Yerusalem dan upacara kerajaan pada masa Israel Kuno, kumpulan-kumpulannya terdapat pada Perjanjian Lama di dalam Alkitab. Kata Indonesia "Mazmur" berasal dari bahasa Arab yang berasal dari bahasa Etiopia, yang masih berhubungan dengan kata Ibrani "Mizmor". Kata ini menunjuk pada suatu lagu yang dinyanyikan dengan diiringi berbagai alat musik yang menggunakan dawai. Dari bahasa Yunani psalmos berasal dari kata psallô (memainkan musik, memetik dengan jari) dan dalam bahasa Inggris menjadi psalms. Mazmur adalah iring-iringan musik yang menyertai nyanyian, syair yang dinyanyikan dan biasanya diiringi dengan musik. Mazmur juga dapat berarti kidung / lagu - dari bahasa Yunani ôdê berasal dari kata kerja adô (bernyanyi, bersenandung), namun kidung dapat disertai dengan musik ataupun tidak. Terakhir, Mazmur berarti nyanyian / himne - dari bahasa Yunani humnos berasal dari kata hudeô (merayakan/perayaan, memperingati/peringatan) dan berarti kidung puji-pujian yang dipersembahkan kepada Allah, dewa, pahlawan, atau orang-orang besar
      Dalam kehidupan gereja, mazmur adalah sebagai salah satu unsur liturgi dalam kehidupan gereja. Mazmur merupakan sendi dari kehidupan gereja dan dalam kebangkitan sebuah negara. Mazmur 23, 84, 90, 100, 130, 150 atau pada banyak bagian lainnya merupakan kenangan dari perasaan seseorang. Gereja-gereja berharap memiliki ikatan persekutuan yang kudus dan am, menjadi satu tubuh di dalam Kristus melalui zaman dan konteksnya, gereja memerlukan Mazmur sebagai himne oikumenis.
      Dan menurut saya walaupun dalam suatu ibadah tidak ada khotbah, makna ibadah tersebut tidak lah hilang atau luntur. Karena dengan pembacaan mazmur, Firman Tuhan juga dapat dimengerti oleh jemaat yang mendengarnya. Karena yang terpenting adalah bagaimana hati dan sikap kita untuk mendegarkan mazmur yang dibacakan dalam ibadah tersebut.

      Hapus
  21. 11 Maret 2016
    Nama : Dwi Erfina Pepayosa Ginting
    N.I.M : 12.01.920
    Ting/Jur : IVB/Theologi
    Liturgis : Arnita Siregar
    Khotbah : Josua Sigalingging
    Nats khotbah : Yesaya 43:16-21
    Analisa Khotbah
    Tema yang menarik menurut saya adalah Air Yang Menyegarkan. Air adalah unsur dasar kehidupan semua makhluk hidup. oleh karena itu makhluk hidup dapat bertahan tanpa ketersediaan air. Jadi begitu juga pentingnya air dalam kehidupan kita. Oleh karena itu Deutro Yesaya menggambarkan Allah sebagai Sang pemberi Air, sebagai pemberi hidup. Bahkan air akan dipancarkanNya di padang gurun dan air dialirkannya melalui padang belantara. Disini terlihat bagaimana pemeliharaan Allah kepada umatnya bahwa ada harapan bagi Israel mengalami kehancuran setelah kerajaan Yehuda runtuh. Jadi keberadaan air itu untuk memberi minum umat Pilihan Allah. Jadi Allah menyediakan air bagi Israel dulu, dan bagi kita saat ini. Saat Tuhan menyatakan dirinya sebagai sang pemberi air, sebaga, disaat yang sama Ia menyatakan bahwa diriNya adalah Sang Sumber Hidup dan pemberi harapan. Oleh karena itu kita diberi air, hidup, supaya kita hidup menghargai air dan hidup itu. Jadi menurut saya Kasih Allah itu sangat dalam dan tidak terbatas seperti air di samudera luas, namun KasihNya sesederhana air sejuk dalam sebuah gelas”. Allah akan selalu memelihara umatNya yang berpengharapan kepadaNya. Allah tidak akan pernah meninggalkan umatNya dalam keadaan yang sulit, tetapi Allah selalu memberi solusi kepada setiap orang yang meminta kepadaNya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ibadah 14 Maret 2016
      Nama : Dwi Erfina Pepayosa Ginting
      N.I.M : 12.01.920
      Ting/Jur : IVB/Theologi
      Liturgis : Edi Krisman Tarigan
      Khotbah : JonRiahman Sipayung
      Nats khotbah : Yesaya 50:4-9
      Analisa Khotbah
      Nats ini berbicara mengenai Nyanyian ketiga Hamba Allah, setelah menunjukkan kelemahlembutan dalam kesabaran pada nyanyian pertama dan penerimaan dari kerja keras yang memusingkan nyanyian kedua, di sini Hamba itu menghadapi dengki dan amarah dari yang jahat. Hamba itu telah menyediakan dirinya untuk mempelajari dan memberikan, sebagai salah seorang yang menyerahkan diri, jiwa dan raga. Seorang murid supaya dapat berkata-kata dan memberikan semangat kepada yang lesu. Lidah yang mau diajar, dilatih dan diperintah. Itu berarti setiap tutur kata kita hendaknya konsisten dan berdasarkan pada kebenaran. seorang murid yang baik pasti akan terlatih dengan ucapan-ucapan gurunya. Tidak mungkin kita akan konsisten dan punya integritas kalau tidak terlebih dahulu mendengar suara Tuhan. Ketika kita sebagai hamba Allah resiko seseorang pasti ada dalam menyatakan kebenaran. Jadi, sebagai seorang hamba Allah yang mau melayani hendaknya harus bisa memikul salib dan dapat menjadi pelaku-pelaku firman yang takut akan Tuhan. Sehingga ada hasil yang mau dicapai yaitu dapat melayani dengan sepenuh hati. Penderitaan yang dihadapi bukan akhir dari sebuah pelayanan tetapi tempat bangkit yang harus diselesaikan dengan meminta kekuatan Tuhan.

      Hapus
    2. Ibadah 18 Maret 2016
      Nama : Dwi Erfina Pepayosa Ginting
      N.I.M : 12.01.920
      Ting/Jur : IVB/Theologi
      Liturgis : Yuwan Fades Ambarita
      Khotbah : Pdt. T. Sinaga (ibu Asrama Tabernakel)
      Nats khotbah : Lukas 19:28-40
      Analisa Khotbah
      Yesus Kristus selalu berada di depan dan rela untuk menderita dan mati bagi kita. Kristus mengetahui dan dapat menggerakkan hati semua manusia. Ia dapat menggugah hati dan ketika kita melakukan perintah Kristus pasti kita akan berhasil. Puji-pujian dan sukacita adalah Puji-pujian kepada Allah karena segala mujizat yang telah dilakukan, segala Mujizat yang diperbuat Kristus membangkitkan kembali ingatan orang, karena mujizat-mujizat dan perbuatan belas kasih yang terjadi akan menghidupkan ingatan orang mengenai hal-hal yang telah dilakukan. Dalam ayat 38 sukacita dan puji-pujian adalah Diberkatilah Dia yang datang sebagai raja dalam nama Tuhan Kristus adalah Raja Dia datang dalam nama Tuhan, dengan mengenakan jubah kekuasaan Ilahi, diutus dari Surga untuk memberi hukum dan membawa damai sejahtera. Hal ini akan menjadi kesaksian atas kemuliaan Allah yang Mahatinggi. Kemenangan Kristus dan puji-pujian sukacita dari murid-muridNya akan kemenangan-kemenanganNya itu membuat marah kaum Farisi yang angkuh, yang merupakan musuh-musuh Kristus dan kerajaanNya. Ternyata sukacita dan puji-pujian itu dapat dilontarkan dengan banyak cara. Dengan pengorbanan pun kita dapat bersukacita, dengan pergumulan hidup pun kita dapat bersukacita, artinya bukan pergumulan itu yang kita senangi tetapi proses kita menyelesaikan itu yang perlu dipuji. Yesus Kristus sudah rela mati dikayu salib dengan mengorbankan nyawaNya, maka sukacita dan pujian itu harus kita ungkapkan melalui pelayanan kita.

      Hapus
    3. Ibadah 1 April 2016
      Nama : Dwi Erfina Pepayosa Ginting
      N.I.M : 12.01.920
      Ting/Jur : IVB/Theologi
      Liturgis : Brama Pasaribu
      Khotbah : Randa Sembiring
      Nats khotbah : Mazmur 150:1-6
      Analisa Khotbah
      Pujian yang dilantunkan kepada setiap orang pasti membawa sukacita dan menyenangkan hati kita. Begitu juga Tuhan kita yang sangat suka pujian yang kita naikkan dengan hati yang tulus kepadaNya. Bahkan pemazmur menyerukan supaya segala yang bernafas juga memuji Tuhan. Puji-pujian itu tidak hanya kita simpan di dalam hati kita, namun harus diekspresikan. Memuji-muji Tuhan berarti kita bersyukur, orang yang tidak memuji Tuhan berarti orang yang tidak dapat bersyukur atas hidupnya. Pujian dan penyembahan yang kita lakukan jangan hanya pada saat ibadah saja. Akan tetapi terlihat dalam kehidupan kita bahwa kita adalah orang-orang yang memuji Tuhan setiap saat. Pujian yang kita naikkan senantiasa menghasilkan pengharapan akan kehidupan kita yang lebih baik. Kita memuji Tuhan karena apa yang sudah dilakukanNya kepada kita, atas segala pengorbananNya. Oleh karena itu Dia patut dipuji oleh manusia.

      Hapus
    4. Ibadah 4 April 2016
      Nama : Dwi Erfina Pepayosa Ginting
      N.I.M : 12.01.920
      Ting/Jur : IVB/Theologi
      Liturgis : Jesika Bangun
      Khotbah : Pdt. Kaleb Manurung M.Th
      Nats khotbah : Mazmur 30:2-13
      Analisa Khotbah
      Raja Daud, sekalipun ia seorang Raja ia tidak luput dari berbagai persoalan dan pergumulan hidup. Kedudukannya sebagai raja tidak menjamin bahwa hidupnya akan berjalan mulus-mulus saja. Namun, ditengah-tengah pergumulan yang dihadapinya, sebagaiman dikatakan dalam nats ini, dia berteriak minta tolong dan berseru kepada Tuhan. Tuhan menjawab permohonannya, lalu hidup Daud dipulihkan. Puji-pujian tidak dapat dilepaskan dari kehidupan orang Kristen. Orang Kristen suka memuji Tuhan dimanapun dan kapanpun. Bahkan Daud memuji-muji Tuhan tujuh kali dalam sehari (Mzm 119:164). Ada kuasa yang luar biasa ketika kita memuji Tuhan, sebab ia bersemayam di atas pujian yang dinaikkan oleh umatNya. Terkadang kita bertanya kapan waktu yang tepat kita memuji Tuhan, Sebagai orang Kristen puji-pujian itu kita naikkan bukan hanya disaat suka cita, mendapatkan sesuatu yang berharga dan disaat sehat dan mendapat berkat yang melimpah. Akan tetapi pujian itu dinaikkan setiap saat, waktu dan dimana saja. Karena ketika kita memuji Tuhan, iman kita bangkit, segala kekuatiran, ketakutan karena hati kita tertuju kepada Tuhan. Dari nats ini Daud mengajak semua orang agar bernyanyi dan memuliakan nama Tuhan atas segala kebaikanNya. Kasih Karunia Tuhan, mengangkat hidup seseorang menjadi terhormat, disegani, tidak pernah dipermalukan. Kasih sayang Tuhan akan lebh dikedepankan bagi mereka yang bertobat. dengan segera Tuhan akan mengubah derita menjadi kebahagiaan.

      Hapus
    5. Ibadah 8 April 2016
      Nama : Dwi Erfina Pepayosa Ginting
      N.I.M : 12.01.920
      Ting/Jur : IVB/Theologi
      Liturgis : Levina Kaban
      Pengkhotbah: Pdt. Dr, Jan Jahaman Damanik
      Nats: Wahyu 5:11-14
      Bahan Khotbah ini menceritakan tentang sebuah gulungan kitab yang menyingkapkan masa depan bumi dan kerajaan Allah. Bahwa Yohanes sebagai penerima wahyu mengatakan tidak ada seorang pun yang layak membukanya, karena tidak seorang pun yang bisa mengungkapkan rahasia masa depan bumi dan kerajaan Allah. Dan itu berarti Yohanes maupun kita semua akan hidup dalam keadaan yang serba tidak menentu, tidak ada jaminan dan pengharapan akan terjadi sesuatu yang baik dimasa depan kita. Karena itu ketika kita kembali menjalani hari-hari kita dengan beban-beban hidup yang mungkin masih sama, biarlah cara kita menyikapi, atau menghadapinya sekarang berbeda. kita menjadi lebih kuat, lebih beriman karena kemenangan Kristus juga berarti adalah kemenangan kita orang-orang yang percaya kepadaNya. Tetapi ternyata ada yang layak membuka gulungan kitab tersebut, yatu Yesus Kristus. Dialah satu-satuNya yang layak. Sebab Yesus telah membuktikan kemenanganNya dengan darahNya di kayu salib. Tidak ada kuasa lain yang lebih hebat dariNya. Jika kebenaran itu yang kita pegang, maka melalui nyanyian dan pujian semua makhluk, kita diingatkan untuk memusatkan diri pada pujian dan penyembahan, terus beriman kepada Kristus, bukan kepada yang lain. Karena ketika kita kembali menjalani hari-hari kita dengan beban-beban hidup yang mungkin masih sama, biarlah cara kita mennyikapinya atau menghadapinya sekarang berbeda. Kita menjadi lebih kuat, lebih beriman karena kemenangan Kristus juga berarti adalah kemenangan kita orang-orang yang percaya kepadaNya. Karena itu jangan pernah tergoda untuk percaya kepada kuasa-kuasa yang lain dan janganlah pernah meninggalNya. Hanya dalam Kristus ada pengharapan dan jaminan masa depan yang indah bersama Tuhan.

      Hapus
    6. Ibadah 15 April 2016
      Nama : Dwi Erfina Pepayosa Ginting
      N.I.M : 12.01.920
      Ting/Jur : IVB/Theologi
      Liturgis : Fetra W.S.H. Sipayung
      Pengkhotbah: Andre Yovandi Purba
      Nats : 1 Tawarikh 16:31-36
      Analisa Khotbah
      Nats ini berisi nyanyian syukur Daud bagi Tuhan yang mengijinkan Daud membawa kembali Tabut Allah ke Yerusalem (tabut perjanjian Allah dengan Daud; lihat Keluaran 25). Untuk sebuah acara perayaan yang istimewa, Raja Daud menulis lagu untuk memimpin bangsanya memuji Allah pada masa itu, “Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah namaNya, perkenalkanlah perbuatanNya di antara bangsa-bangsa! Biarlah bersuka hati orang-orang yang mencari Tuhan!” (1Tawarik. 16:8,10b). Hingga kini lagu itu bertahan menjadi bagian dalam buku kidung pujian di Israel yang tak henti-hentinya dinyanyikan (Mazmur 105:1-15). Bagi orang Kristen, mengucap syukur bukan sekedar peringatan, tetapi sebuah cara hidup. Banyak hal yang patut kita syukuri setiap hari. Allah menyediakan segala kebutuhan kita, panas, hujan, kesehatan, makanan, sukacita, damai sejahtera bahkan petani punya masa menabur dan masa menuai, semua diatur dan dibe-rikanNya secara gratis tanpa bayar. Semua anugerah yang baik yang ada di sekeliling kita berasal dari Allah. Kita tak mampu membayarnya. Tuhan menginginkan, agar kita rendah hati dan mempunyai hati yang selalu penuh rasa syukur. Karenanya, kita harus memuji memuliakan Tuhan sebagai ungkapan rasa syukur kita.

      Hapus
    7. Ibadah 11 April 2016
      Nama : Dwi Erfina Pepayosa Ginting
      N.I.M : 12.01.920
      Ting/Jur : IVB/Theologi
      Liturgis : Jhoni Pranata Purba
      Pembaca Mazmur: Anggianita Br. Sembiring
      Nats: Mazmur 39:1-14
      Ibadah pada saat ini ada hal yang baru yang dilakukan tim kerohanian kampus atas saran bapak dosen liturgika. Bahwa ada pembacaan kata- kata bijak dari Mother Teresia. Kata-kata bijak ini adalah kata-kata motivasi. Khotbah juga tidak ada pada saat ibadah ini, yang dibuat adalah pembacaan Mazmur. Walaupun tidak ada Khotbah hendaknya ketika kita selesai ibadah dan keluar dari ruang Ibadah yang kita ingat adalah Yesus Kristus. Karena Yesus Kristus yang erlu kita hadirkan. Supaya hidup kita juga terarah dan teratur atas naungan Tuhan.

      Hapus
    8. Ibadah 22 April 2016
      Nama : Dwi Erfina Pepayosa Ginting
      N.I.M : 12.01.920
      Liturgis: Andrul Datubara
      Pengkhotbah : Andi Barus
      Nats : Kisah Para Rasul 11:1-18
      Petrus adalah seorang Yahudi dan berprofesi sebagai rohaniawan sedangkan Kornelius adalah seorang Romawi sekaligus bekerja sebagai tentara. Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat, yaitu orang-orang Yahudi yang telah dipertobatkan dan masih memelihara pentingnya sunat, berselisih pendapat dengan dia. Petrus dianggap telah menyalahi aturan. ketika ia pergi, hidup, dan tinggal, serta melakukan pelayanan di antara kelompok tak bersunat (ay. 2). Sebagian jemaat Yahudi, yang adalah kelompok bersunat mempersalahkan Petrus atas perbuatannya itu karena telah melanggar aturan sosial di kalangan jemaat perdana. Petrus yang ingin mempertanggungjawabkan pelayanannya kepada mereka menyatakan bahwa pelayanan itu terjadi bukan karena keinginannya, melainkan terjadi karena pekerjaan Roh Kudus (ayat 5-7). Pekerjaan memulihkan relasi antar manusia adalah pekerjaan yang tidak mudah, kalau tidak dapat dikatakan mustahil. Namun Kisah Para Rasul mengajar kita bahwa pemulihan itu adalah pekerjaan Roh Kudus di dalam gereja dan dunia ini. Pekerjaan itu dimulai dengan pemulihan relasi manusia dengan Tuhan lewat pertobatan dan lahir baru. Kemudian dilanjutkan dengan penerimaan ke dalam lingkup persaudaraan seiman di dalam gereja. Dalam dunia yang penuh dengan pertentangan dan krisis, dan bahkan ketika primordialisme tumbuh subur, Kekristenan harus merangkul dan membangun jembatan-jembatan komunikasi. Injil Kerajaan Allah adalah kabar baik yang harus disampaikan dengan berpedoman kepada Yesus. Fanatisme atau ekslusifisme bertentangan dengan nilai-nilai Kristiani. Bukan saatnya menghindari orang lain tetapi inilah saatnya merangkul orang lain dalam semangat persaudaraan dan semangat cinta kasih. Sebab Yesus bukan milik kita saja, tetapi Yesus adalah milik semua orang.

      Hapus
  22. Nama : Tri Bina Meisana Br. Ginting
    N. I. M: 12.01.973
    Ibadah 11 Maret 2016
    Pegkhotbah : Josua Sigalingging
    ibadah suu Angkola

    Pada ibadah suku angkola, Firman Tuhan yang sampai adalah bagaimana Allah mengasihi umatNya tanpa batas. Allah selalu menyelamatkan umatnya tanpa terkecuali.dalam kehidupan kita selaku manusia selalu dipelihara tanpa ada pilih kasih. bagaimana seharusnya dapat kita lihat dalam pemeliharaan Allah tehadap umatNya,kita selaku umatnya yang dipelihara mari kita datang menyembah dan mengucap syukur kepadaNya. seharusnya ini lah yang harus kita terapkan dalam kehidupan kita mengasihi tanpa batas, bagaimana Allah selalu senantiasa memeihara dan mengasihi kita sebagai umatNya dalam kehidupan kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nama :Tri bina br. ginting
      badah 14 Maret 2016
      pengkhotbah Pdt Dr. Jonriahman Sipayung


      Dalam peribadahan ini menyapa dengan kata hamba.Bagaimana Allah memilih kita sebagai hamba dalam melaksanakan pelayanan.bagaimana pelayanan yang kita lakukan sebagai hambaNya yang setia dan rendah hati dalam setiap pelayanan.jika kita lihat dalam PL hamba itu sama artinya dengan budak, dimana jika kita ketahui bagaimana posoisi budak dalam kehidupan,selalu dibawah. Hamba yang diingnkan adalah hamba yang melaksanakan tugas dan pangilannya sebagai pelayan. Zaman sekarang kita lihat banyak sekali yang terjadi namanya hamba uang, yang dimana ketika menjadi hamba dan menjadi pelayan, yang menjadi prioritas dalam melakukan pelayanan. tapi hamba yang seperti itu lah tidk menyenakan hati Tuhan. tetapi dalam nats juga mengatakan agar apa yang diberi Tuhan kepada kita gunakan lah itu untuk melayani. seperti Telinga agar kita mendengar apa yan diperitahkan dan lidah untuk meyampaikan apa yang menjadi kebenaran dalam apa yang kita dengar. jadi mari lah kita menjadi hamba yang takut akan Tuhan dan setiap pelayanan kita dapat menyenangkan hati Tuhan.

      Hapus
    2. nama :Tri Bina
      Ibadah tanggal 18 Maret 2016
      Penghotbah :T. Snaga (Ibu asrama)


      dalam kehidupan suda jelas apa yang dicari dan apa yang dinginkan adalah sukacita yang menghampiri dalam ehidupan. setiap orang akan melakukan berbagai cara untuk memperole sukacita. khotbah yang sampai pada saat in megatakan setia orang pasti asti ngin memperoleh sukacita dari pada duka cita. dan juga diceritakan bagaimana para murid bersuka cita, bersorak sorai dimana Yesus memasuki yag namanya Yerusalem. yan dimana sang mesias yang akan membawa kebahagiaan bagi mereka, janji akan kesembuhan, dan orang Buta akan di celikkan, dan sebagainya. Akan tetapi pengenalan mereka akan Yesus berbeda dengan misi kedatanganNya yaitu datang bukan hal yang jasmani melainkan hal rohani membawa kabar baik tentang kehidupan kekal.dan dalam kehiduan kita jika kita diperhadapkan dengan dkacita pasti kita tidak akan sanggp untuk berskacita. tapi yang mau ditegskan kita harus mampu bersukacita dalam segala hal dalam arti bersyukur.

      Hapus
    3. nama ;Tri Bina
      Jumat, 01 April 2016
      Pengkhotbah : Randa Sembiring
      Liturgis : Brama P. Pasaribu
      Nats Pengantar Khotbah : Yohanes 20:19-31
      Khotbah : Mazmur 150:1-6

      Kita dapat sungguh-sungguh memuji Allah hanya bila kita melihat kebesaran dan kebaikan-Nya, serta mengingat dan merenungkan segala sesuatu yang telah dilakukan oleh-Nya dalam penciptaan dan penebusan serta kehidupan pribadi kita. Dengan demikian pujian merupakan suatu tanggapan berkuasa dari hati yang mengungkapkan sukacita, ucapan syukur, dan kerinduan untuk bersekutu dengan Tuhan kita. Selain memuji Allah dengan nyanyian dan alat musik kita di tempat ibadah.Nyanyian pujian terakhir ini memenuhi syarat untuk menduduki posisi terhormat sebagai puji-pujian kepada Allah untuk seluruh Mazmur. Setiap frasa dalam mazmur ini tampaknya dibuat berdasarkan pemikiran sebelumnya untuk menyiapkan klimaks, yang muncul secara mendadak seperti luapan puji-pujian yang nyaring dari seluruh penghuni surga dan bumi.

      Hapus
    4. Senin, 04 April 2016
      Pengkhotbah : Pdt. Kaleb Manurung, M.Th
      Liturgis : Jesika Bangun
      Nats Pengantar Khotbah : Wahyu 5:11-14
      Khotbah : Mazmur 30:2-13

      Pernyataan untuk memuji Tuhan, kita akan memuji Allah dan kita mau menyanyikan syukur bagi-Nya. Latar belakang puji-pujian ini pun dijelaskan di awal mazmur ini. Tuhan telah menolongnya dan menyembuhkannya dari sakit parah yang nyaris merenggut nyawanya (ay.2-4).
      bagaimana Pengalaman hidup kita, apakah yang membuatnya denganini kitamemji Tuhan.
      Dan juga bagaimana mengajak orang-orang lain untuk memuji Tuhan. kita semua diauk untuk bersama-sama memui namaNYa.Memuji Tuhan denganmenaikan nama-Nya dengan nyanyian.
      dalam engucapan syukur kta,kia harus memberikanyangterbaik untk Tuhan sebagia kita memuji namaNya yang agung.

      Hapus
    5. Ibadah kampus Jumat 08 Maret 2016
      Liturgi :Levina Kaban
      Pengkhotbah :Pdt.Dr. J.J Damanik
      Pengantar: Mazmur 30:2-13
      Nats kotbah: Wahyu 5:11-14


      Jadi dimana kita melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, katanya dengan suara nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian! Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!Dan keempat makhluk itu berkata: "Amin". Dan tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah.

      kitab ini sangat penting karena berisi penyataan dari apa yang telah Allah tetapkan untuk nasib akhir dunia dan umat manusia. Kitab ini menerangkan bagaimana dunia ini akan dihukum dan menggambarkan kemenangan akhir dari Allah dan umat-Nya atas segala kejahatan. Bilamana setiap meterai itu dibuka, suatu bagian isi kitab itu dinyatakan dalam sebuah penglihatan.
      ketka kita datang memuji namaNya ukanhanya dengan bagaimana cara kita menembahnya tapi mari kita bawa hati ang tulus dalm meyembahNya dengan sebuah kerinduan yang kita miliki.

      Hapus
    6. Analisa : Khotbah, 1 Tawarikh 16: 31-36
      Ibadah : Jumat, 15April 2016
      Oleh : Andre Purba, S.Th


      nyanyian ucapan syukur kepada Allah karena penyertaan Tuhan didalam perjalanan hidup kita yang telah melindungi dan melepaskan kita dari yang lain, karenadalm bahan ini bangsa Israel akan berhadapan dengan mereka dan dari segi kekuatan Israel tidak akan sanggup mengalahkan mereka. Tapi karena Allah yang selalu menyertai bangsa Israel itulah yang membuat bangsa Israel menjadi tenang dan tidak gentar menghadapinya. Oleh karena Daud dan bangsa Israel telah melihat penyertaan Tuhan dalam segala masalah yang dihadapinya, mereka melihat perbuatan-perbuatanNya yang ajaib, maka Daud menyuruh Asyaf dan saudara-saudaranya menyanyikan syukur bagi Tuhan.
      Pada waktu kita merasa kita tidak mampu menghadapi tantangan itu tetapi kita bisa lewati kalu kita mengandalkan Tuhan. Tapi sering terjadi didalam perjalanan kehidupan yaitu mengandalkan kekuatannya, pikirannya sehingga terjadi keputusasaan.
      dimana uga Daud mengajak kta untuk selalu bersyukur dan bersukacita.

      Hapus
    7. badah Senin, 11 April 2016
      Liturgi :Joni purba
      Pembaca Mazmur: Anggianita Sembiring
      Nats : Mazmur 39:1-14


      Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN! Tuhan, dengarkanlah suara kita Biarlah telinga TUhan menaruh perhatian kepada suara permohonan kita. Jika TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan kita, Tetapi pada Tuhan ada pengampunan, supaya kita ditakuti orang. Pemazmur mengataan bahwa manusia tidak dapat berbuat apa-apa, dan tidak dapat berbuat sesuatu yang dari dirinya sehingga ia mendapat pengampunan. Pemazmur menekankan bahwa hanya di dalam Tuhan ada pengampunan diluar Tuhan tidak ada. Untuk itu Pemazmur mengatakan suatu permohonan nya kepada Allah agar Allah mendengar seruan pertobatannya.

      Hapus
    8. Ibadah Senin, 18 April 2016
      Liturgi:Roles Purba
      Pengkhotbah:Swasti Sembiring
      Epistel: 1 Korintus 12:11
      Nats kotbah:1 Korintus 12:14-26


      kita masing-masing sebenarnya sudah Tuhan ciptakan sesuai dengan tujuan dan maksud tertentu supaya kita bisa berfungsi di tempat-masing-masing.
      Hasil yang akan dicapai pasti berbeda jika misalnya jari kelingking berusaha menjadi jari jempol atau sebaliknya. Mungkin bisa, tetapi hasilnya tentu tidak maksimal.
      Orang-orang yang dipanggil Tuhan untuk menjadi jempol terkadang malah berfungsi sebagai kelingking, mengorek-ngorek hal-hal yang memang seharusnya diperuntukkan kelingking. Tugas yang seharusnya dilakukan malah tidak dilakukan, jempol yang seharusnya memotivasi, memberi dukungan, memberi pujian dan semangat malah berusaha mengurusi hal-hal kecil yang memang seharusnya diperuntukkan orang yang dipanggil sebagai kelingkingg. Maka Anda bisa lihat, gereja tersebut akan menjadi berantakan karena memang fungsi yang seharusnya dilakukan malah berbeda dengan yang sebenarnya diperuntukkan bagi mereka yang dipanggil oleh Tuhan untuk tugas khusus itu.
      memang benar berbeda itu indah,karena adanya perbedaan itu ita bisa mengasihi.

      Hapus
    9. Analisa : Khotbah, Kisah Para Rasul 11:1-18
      Ibadah : Jumat, 22 April 2016 pukul 10.00 WIB
      Oleh : Andi Barus


      dimana Kis. 1:1-18 menyatakan bahwa Rasul-rasul dan pengikut-pengikut Yesus di seluruh Yudea mendengar bahawa orang bukan Yahudi pun sudah menerima firman Allah. Apabila Petrus pergi ke Yerusalem, orang Yahudi yang percaya kepada Yesus dan masih berpegang kepada upacara bersunat, mencela Petrus. Mereka berkata, Kamu menumpang di rumah orang bukan Yahudi yang tidak bersunat. Bahkan kamu makan bersama-sama mereka!” Oleh itu Petrus memberikan laporan lengkap tentang apa yang sudah berlaku. Dia melaporkan hal itu mulai dari permulaan, “Aku sedang berdoa di kota Yope, lalu melihat suatu penglihatan. Aku melihat sesuatu seperti kain lebar diturunkan dari langit, tergantung pada keempat-empat sudutnya, lalu berhenti di sisiku. Semasa aku memperhatikan bahagian dalamnya, aku nampak binatang berkaki empat, binatang liar, binatang menjalar, dan burung-burung liar. Lalu aku mendengar suara berkata kepadaku, ‘Bangunlah Petrus! Sembelihlah binatang itu dan makanlah!’ Tetapi aku menjawab, ‘Tidak, Tuhan! Aku belum pernah makan apa-apa yang haram atau najis.’ Suara itu berkata lagi dari langit, ‘Janganlah anggap haram apa yang sudah dinyatakan halal oleh Allah!’ Peristiwa itu berulang tiga kali dan akhirnya semuanya terangkat kembali ke langit.

      Hapus
  23. Analisa Khotbah dalam Ibadah Liturgi GKPA
    Hari/Tanggal : 11 Maret 2016
    Pengkhotbah : Josua Sigalingging
    Nats Khotbah : Yesaya 43:16-21
    Dalam sekber UEM itu themanya ialah “Memberitakan Kemasyuran Tuhan”. Dimana dalam hal ini yang ingin di capai ialah bagaimana manusia sadar hanya karena Tuhanlah ia bisa hidup dan menikmati ciptaan Tuhan. Oleh karena itu manusia di anjurkan untuk memberitakan apa yang telah di perbuat Tuhan dalam dirinya untuk memasyurkan Tuhan. Dimana manusia dapat melakukan itu lewat Tuntunan Tuhan juga dalam hidupnya, dimana Tuhan memberikan anugrah-Nya secara gratis. Udah sepatutnya manusia sebagai ciptaan mensyukuri hal itu. Dengan cara manusia mengucap syukur, bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan, serta memasyurkan nama Tuhan lewat hidup manusia itu sendiri. Dalam hidup manusia tidak terlepas yang namanya itu penderitaan dimana manusia merasa hidupnya banyak cobaan, merasa tidak mampu, merasa paling sakit di dalam hidupnya. Dalam konteks ini Firman Tuhan memberi jawab dimana apa yang dialami manusia tidaklah seberapa di banding dengan salah seorang tokoh dalam perjanjian lama yaitu Ayub. Dengan minggu yang dijalani yaitu minggu Judika yang artinya meminta keadilan. Disini dianjurkan agar manusia itu sadar bahwa apa yang manusia alami itu yang menurutnya sendiri itu tidak adil, bisa saja menurut Tuhan itu adil atau juga bisa saja menguji manusia itu sampai dimana kesetiaan lewat pergumulan hidup yang dialami oleh manusia itu sendiri. Jadi sebagai umat yang di kasihi oleh Allah yang utama ialah dituntun untuk sadar diri dan bersyukur serta memasyurkan nama Tuhan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Analisa Khotbah
      Hari/Tanggal : 14 Maret 2016
      Pengkhotbah : Pdt. Dr. Jonriahman Sipayung
      Nats Khotbah : Yesaya 50:4-9
      Hamba ialah penyerahan diri secara utuh kepada Allah dimana siap selalu dalam melakukan atau melaksanakan apa yang di kehendaki oleh Allah serta percaya kepada Allah. Hamba di beri kekuatan untuk melakukan atau melaksanakan perintah Allah, yaitu dengan memperlengkapi hambanya tersebut agar senantiasa kuat dan tetap teguh dalam tugas yang ia emban. Dalam teks nats khotbah ini membuat pengkhotbah ingat kepada seorang yang sangat berpengaruh hingga saat ini yang menjadi contoh sebagai Hamba sejati yaitu Yesus Kristus. Dimana ia memiliki kekuatan yang diberikan oleh Bapanya dengan selalu menjalin hubungan yang baik kepada Bapanya. Mengutamakan Allah, Mendisiplinkan diri, menguasai diri lewat cabaan yang Ia hadapi. Selalu menerima proses pembentukan dari Bapanya. Ini adalah sebuah hal yang harus dimiliki oleh Hamba yaitu setia dalam Proses pembentukan. Jadilah hamba Allah yang sejati, taat kepada firman, sabar dalam menanggung derita, setia dalam proses pembentukan dan selalu membangun hubungan yang baik dengan Allah. Sehingga apapun yang terjadi dalam hidupmu sebagai hamba maka kamu akan dapat lalui itu semua dalam pemeliharaan Tuhan.

      Hapus
    2. Analisa Khotbah
      Hari/Tanggal : 18 Maret 2016
      Pengkhotbah : Pdt. T. Sinaga
      Nats Khotbah : Lukas 19:28-40
      Tiap orang pasti mempunyai impian dalam hidupnya. Tiap orang akan merasa terpukul apa bila apa yang menjadi impiannya dalam hidup itu yang telah ia susun dengan rancangan yang baik tapi hancur atau tidak sesuai dengan apa yang oran itu rancangkan. Dalam hal ini tidak pandang bulu kita sebagai orang Kristenpun pasti demikian tidak dapat kita pungkiri hal itu akan kita alami. Baik itu dalam hal memiliki impian untuk menyenangkan hati Tuhan sekalipun pasti akan hancur atau sia-sia. Jadi apa yan paling perlu dalam hal ini, kita manusia selaku orang percaya dan menyatakan dirinya adalah orang kristen haruslah memiliki dasar dalam hati yang tulus atau tidak bersungut-sungut. Karena dalam impian, kegiatan, rancangan atau apapun itu jika diawali dengan rasa atau dasar hati yang bersungut-sungut hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Jadi hiduplah dalam Yesus Kristus, miliki hari atau karakter Kristus yang mengasihi kita agar dalam setiap kita melangkah atau dalam hidup kita kita tidak goyah atau memiliki pendirian teguh akan Iman percaya kita kepada Yesus Kristus.

      Hapus
    3. Analisa Khotbah
      Hari/Tanggal : 01 April 2016
      Pengkhotbah : Randa Sembiring
      Nats Khotbah : Mazmur 150:1-6
      Dalam Mazmur 150:1-6, nats ini mengingatkan kita agar senantiasa memuji Tuhan. Kita dianjurkan untuk memuji Tuhan dengan gendang, kecapi, serta alat musik lainnya. dalam hal ini pemazmur memberi ajakan agar senantiasa memuji Tuhan dengan alat musik yang ada ataupu yang berkembang. Jika dilihat gendang dan kecapi ialah alat musik yang ada pada zaman mereka. Jadi bila kita lihat dan rasakan sendiri pada zaman ini sudah banyak alat-alat musik yang berkembang bahkan yang dulunya itu tidak ada sekarang sudah ada. Karena ada kekuatan tersendiri yang dapat kita rasakan bila kita benar-benar bernyanyi dengan sungguh. Kita di ajak untuk senantiasa mengingat karya Tuhan dalam hidup kita dan menyadarkan kita betapa besar karya Tuhan yang kita alami. Bahkan Martn Luther memberikan sebuah pandangan bahwa “ Iblis akan berlari tunggang langgang mendengar orang kristen yang bernyanyi dari Imannya kepada Tuhan. Dalam tema yang di sampaikan pengkhotbah yaitu biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan. Baik itu Tumbuhan, hewan dan Manusia, Itu memiliki cara yang berbeda dalam memuji Tuhan. Manusia sebagai ciptaan Allah yang sempurna mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memasyurkan dan memberitakan tentang Allah agar semua bangsa memuji Tuhan.

      Hapus
    4. Analisa Ibadah
      Hari/Tanggal : Senin 04 April 2016
      Pengkhotbah : Pdt. Kaleb Manurung, M. Th
      Nats Khotbah : Mazmur 30:1-13
      Liturgis : Jesika Bangun
      Pemusik : klaudia Tarigan
      Dalam peribadahan, dimana dimulai dan dibuka itu adalah untuk menyenangkan hati Tuhan, pelaksanaan ibadah adalah bukan hal yang main-main, karena ibadah adalah hal yang penting untuk kita lakukan dimana ibadah adalah sebagai sarana yang kita punya untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Hadir dihadapan Tuhan dengan kesungguhan hati dan ketulusan lewat kesadaran untuk mengucap syukur dimana Tuhan telah mempercayakan kepada kita untuk melewati hari-hari kita dan Tuhan tetap menyertai kita. Tapi terjadi kejanggalan ketika proses perjalanan ibadahsetelah selesai mendengarkan Khotbah. Tindakan yang tidak seharusnya terlihat di depan ataupun ucapan yang tidak seharusnya terdengar. Sejenak saya berpikir ketika itu, apakah ibadah ini termasuk ibadah yang menyenangkan hati Tuhan ketika tindakan yang tidak sepatutnya itu terjadi ?. tapi pada saat itu jujur saya jadi terganggu dalam beribadah karena hal itu. ya, meskipun demikian ibadah itu tetap berjalan hingga selesai. Dalam pelaksanaan liturgi beribadah tentunya ada tata aturan yang sudah diketahui dan di pelajari. Kenyamanan dalam beribadah juga haruslah di perhatikan dan dilaksanakan sebagaimana yang semestinya.

      Hapus
    5. Analisa khotbah
      Hari/Tanggal : Jumat 08 April 2016
      Pengkhotbah : Pdt. Dr. Jan J. Damanik
      Nats Khotbah : Wahyu 5:11-14
      Liturgis : Levina Kaban
      Surat Wahyu ditulis oleh Yohanes di pulau pembuangan di Patmos. Pada masa itu keberadaannya menderita. Di balik penderitaannya Tuhan punya rencana dimana ia mendapat wahyu dan itupun dituliskan olehnya. Dimana daerah patmos adalah daerah kering. Tapi Tuhan pakai Yohanes untuk melayani di sana. Yohanes adalah alat Tuhan sebagai batu loncatan yang indah. Ketika berbicara pada konteks masa sekarang ini, memang manusia normal ketika memiliki rasa khawatir, tapi bagi orang percaya tidak mengenal rasa khawatir karena ia percaya bahwa Tuhan menyertainya. Bagaikan kehidupan Yohanes yang dipakai oleh Tuhan dengan sangat luar biasa. Diharapkan kepada kita agar kita dapat menjadi orang yang dipakai Tuhan dengan luar biasa maka yang utama adalah bangun hubungan yang baik dengan Tuhan, teriamalai Ia untuk berotoritas atas dirimu dan lakukanlah apa yang berkenan dihadapan Tuhan dengan kesadaran dan ketulusan.

      Hapus
    6. Analisa Ibadah
      Hari/Tanggal : Senin 11 April 2016
      Pembaca Mazmur: Anggita Sembiring
      Nats Khotbah : Mazmur 39 :1-14
      Liturgis : Jhoni Purba
      Dalam peribadahan kali ini yang terlihat adalah hanya pembacaan Mazmur. Dimana tanpa ada pemberitaan firman, padahal dalam teologi Luther jelas mengatakan bahwa pusat ibadah adalah pemberitaan firman atau injil di kabarkan. Lalu saya bingung dengan pelaksanaan ibadah kali ini dimana sebenarnya pelaksanaan ibadah yang sesungguhnya. Karena saya berlandaskan dengan apa yang dikatakan oleh Martin Luther. Saya merasa janggal dengan hal itu, oleh sebab itu saya tidak merasa itu ibadah. Karena dalam penggunaan kata-kata bijak yang disampaikan oleh liturgis itu ttidak sampai dengan di topangnya pemberitaan firman Tuhan/ khotbah. Kata-kata bijak memang bagus untuk menyadarkan dan juga memotivasi jemaat dalam kehidupannya oleh karna itu juga haruslah diperkuat dengan argumen teologis/ firman Tuhan.

      Hapus
    7. Analisa Khotbah
      Hari/Tanggal : Jumat 15 April 2016
      Pengkhotbah : Andre Yovandi Purba S. Th
      Nats Khotbah : Mazmur 23:1-6
      Liturgis: Fetra Sipayung
      Daud adalah hamba Allah yang dipilih oleh Allah dalam otoritas-Nya. Dalam hal ini daud dalam kesaksian hidupnya ia mengisahkan itu dalam Kitab Mazmur. Dimana Daud mengucap syukur akan karya-karya Allah yang nyata dalam hidupnya. Dimana ia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Allah. Ia menggambarkan Allah adalah sebagai gembala. Dimana gembala adalah orang yang mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam menggembalakan dombanya, ketika dombanya masuk lubang, ia menariknya keluar dari lubang, ketika dombanya tersesat ia menuntun ke jalan yang benar, ketika dombanya haus atau lapar ia memenuhi kebuthan dombanya. Demikianlah Allah di gambarkan oleh Daud. Ia merasakan bahwa Allah tidak pernah meninggalkannya. Oleh karena itulah sudah sepatutnya kita manusia memiliki kesadaran untuk senantiasa mengucap syukur dalam segala hal dalam hidup ini karena hanya itulah yang dapat kita lakukan untuk berkenan dan menyenangkan Hati Tuhan. Baik dalam konsisi apaun yang kita alami tuhan tidak pernah meninggalkan kita.

      Hapus
    8. Analisa Khotbah
      Liturgis : Roles Purba
      Hari/Tanggal : Senin 18 April 2016
      Pengkhotbah : Swasti Sembiring
      Nats Khotbah : 1 Korintus 12:11
      Berbicara tentang keberagaman adalah hal yang sangat indah. Dimana yang diharapkan dalam keberagaman adalah bukan saling menyakiti, menjelekkan, menghina, atau yang lainya. Tapi apa yang diharapkan ? Tuhan mencintai keberagaman dan Tuhan menginginkan agar dalam keberagaman itu menjadi satu tubuh dimana ketika salah satu bagian Tubuh itu terluka maka yang lain juga ikut terluka demikian kehidupan dalam keberagaman. Dimana semua punya talenta masing-masing mari saling menhargai dan saling mendukung dala hal tersebut. Tujuannya gar tercipta apa yang diinginkan oleh Tuhan yaitu menjadi satu. Tuhan mencintai keberagaman dimana kita dipandang sama oleh Tuhan meskipun kita memiliki profesi, talenta dan yang lainnya itu berbeda-beda. Tuhan harapkan kepada umatnya agar saling melengkapi dalam kekurangan dan kelebihan yang kita punya guna untuk menyenangkan hati Tuhan.

      Hapus
    9. Analisa khotbah
      hari/tanggal : Jumat, 22 april 2016
      Pengkhotbah : Andi Barus
      Teks khotbah: kis. 11:1-18
      Dalam Kis. 1:1-18 menyatakan bahwa Rasul-rasul dan pengikut-pengikut Yesus di seluruh Yudea mendengar bahawa orang bukan Yahudi pun sudah menerima firman Allah. ini adalah kisah dmana ia memperoleh penglihatan dengan modal percaya dan taat kepada Tuhan. Lewat tradisi pada masa itu tentang orang bersunat dan tidak bersunat. Itulah yang harus ia hadapai dalam karunia yang diberikan oleh Allah kepadanya untuk menuntun ia dalam hidupnya. pertanyaannya adalah apakah kita sudah percaya dan taat kepada krustus dan dengan rasio setiap orang akan bertanya landasan berpijak setiap orang adalah karna tidak melihat padahal dalam alkitab dnyatakan hendaklah kamu percaya tanpa melihat. Dan ukuran orang yang menyatakan percaya itu penyerahan diru seutuhnya kepada Allah dimana Allah yg berkuasa dalam kamu serta melakukan yang berkenan dihadapan Allah. jadi keercayaan akan kepada Allah terbangun lewat ibadah yabg berkenan kepada Allah dengn hadir secara tulus dan penyerahan seutuhnya keoada Allah.

      Hapus
  24. Nama : Sri Ita Sebayang
    Nim : 12.01.967
    Ting/Jur : IV B/Teologi
    Laporan Analisa terhadap ibadah kampus setelah UTS , Jumat 11 Maret 2016 (1)
    Pengkhotbah : Josua Sigalingging
    Liturgis : Arnita Siregar
    Nats khotbah : Yesaya 43:16-21
    Model ibadah suku angkola
    Reformator Martin Luther mengatakan keberadaan dan hidup gereja adalah berdasaran pada firman yang penuh berisi perjanjian Tuhan dan karena firman inilah gereja didirikan, dibina dan bertahan, dengan adanya firman Tuhan ia menjadi kaya dan tidak kekurangan apapun Luther berpendapat bahwa penyampaian firman tidak dapat di tawar-tawar karena dengan menyampaikan tentang Kristus berarti member makan pada jiwa roh manusia. Jadi kita yang ada di dalam dunia ini terkhususnya umat Kristiani akan memperoleh mahkota dan keselamatan, namun yang kita peroleh itu, diakarenakan karena pengorbanan Yesus di kayu salib, yang telah mati untuk menebus dosa manusia. oleh karena dialah maka kita akan memperoleh mahkota dan keselamatan, jadi sebagai bukti bahwa kita telah memperoleh keselamatan jadi kita harus berbuat sesuai dengan keinginan Tuhan supaya darah dan tubuh yang telah dipersembahakan kepada kita itu tidak menjadi sia-sia dan perbuatan yang kita lakukan dapat menyenangkan hati Tuhan. Jadi sebagai tandanya bahwa kita telahmenjadi pengikut Kristus itu kita harus tujukkan didalam perbuatan kita setiap harinya. Jadi ketika kita beribadah dengan tenang akan dapat menyenangkan hati Tuhann. Karena itulah harapan Tuhan sehingga semua yang percaya kepadanya akan memperoleh mahkota dan keselamatan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Sri Ita Sebayang
      Nim : 12.01.967
      Ting/Jur : IV B/Teologi
      Ibadah Senin 14 Maret
      Khotbah : Pdt Dr J Sipayung
      Liturgis : Edy K Tarigan
      Analisa kotbah dalam hal ini mengingatkan atau menegur kita bagaiamana tentang ketaatan hamba Tuhan, yang dimana Tuhan telah memilih hambanya yang akan di utus untuk melayani memberitakan tentang kabar baik, jadi disini hamba yang melayani harus memberikan dirinya untuk Tuhan dan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan, agar setiap perjalanan untuk melayani selalu dibekali oleh Firman tuhan yang hidup. Jadi ketika berbicara menganai hamba Tuhan itu pastinya tidak terlepas dari pengorbanan, sama seperti Yesus yang telah banyak berkorban untuk kita semua, jadi sebagai tanda bahwa kita itu hamba Tuhan kita harus siap untuk berkorban dan memikul salib, walaupun itu berat sekalipun kita pasti akan dimampukan karena inilah tugas kita sebagai hamba Tuhan. Hamba Tuhan adalah hamba yang dipanggil Tuhan untuk bekerja di ladangnya. Hamba Tuhan dipanggil bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani ( Mat 20:26-28). Pada saat ini banyak orang mau melayani, tetapi sedikit yang mau menjadi pelayan atau seorang hamba, seperti Kristus yang menjadi seorang hamba. Pada kenyataanya banyak orang sibuk melayani di sana-sini, tetapi belum tentu mereka itu hamba Tuhan. Bagaimana sikap seorang hamba? sikap seorang hamba tidak sombong tidak menjauh dari jemaatnya, tidak memiliki sikap egois, dan tidak melayani hanya untuk mementingkan diri sendiri, supaya mendapat pujian dari orang lain, dan bukan untuk menonjolkan jabatan, tetapi melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh.
      Hamba dipanggil bukan untuk melayani jabatan jemaat atau gereja, tetapi melayani Tuhan. Semua pelayanan harus berdasarkan anugerah Tuhan, namun kenyataannya banyak orang sibuk melayani gereja, tetapi belum tentu mereka benar-benar melayani Tuhan. Jika seorang melayani Tuhan, gereja serta anggota-anggotanya. Tetapi yang harus di utamakan dalam pelayanan adalah bagaimana hubungan hamba kepada Tuhan. Sehingga di dalam pelayanan, seorang hamba tidak sia-sia, tetapi dapat menghasilkan buah yang banyak, dan dapat membuat berkat kepada banyak orang. Yang di utamakan hamba sebelum melayani harus mendengarkan apa kehendak Allah dalam hidupnya. Dengan demikian pelayanan di mulai atas kehendak Allah dan bukan atas kehendak sendiri, pertama-tama, harus mendengarkan suara Tuhan, karena Dia memanggil hamba untuk melayani, karena melayani adalah kehendak Allah sendiri dan Tuhan akan memperlengkapinya. Jadilah hamba Tuhan yang benar-benar melayani, dan dapat menyenangkan hati Tuhan.

      Hapus
    2. Nama : Sri Ita Sebayang
      Nim : 12.01.967
      Ting/Jur : IV B/Teologi
      Ibadah Jumat 18 Maret
      Khotbah : Pdt T. Sinaga (ibu asrama)
      Liturgis : Yuan F Abarita
      Nats khotbah : Lukas 19:28-40
      Analisa khotbah, didalam khotbah disini pengkhotbah mengatakan tentang hal yang membuat kita bersuka cita, jadi setiap orang didalam kehidupanya pasti ingin selalu membuat dirinya bahagia atau suka cita, jadi untuk mendapatkan hal ini tentunya tidak mudah, pasti orang berusaha dengan melakukan berbagai cara, namun yang menjadi permasalahan yang kita lihat pada saat sekarang ini banyak orang menghalalkan segala sesuatu untuk kepentingan atau kenikmatan dirinya sendiri namun bukan seperti itu yang diinginkan Yesus untuk hidup kita. Sama seperti Yesus datang, banyak manusia tidak menginginginkan kedatangannya di tengah-tengah dunia ini tapi Yesus tetap mambawa kabar keselamatan. Jadi apa yang diharapakan Yesus untuk kita yaitu walaupun banyak rintangan yang kita hadapi didalam kehidupan kita tetapi kta harus berani untuk berjalan kedepan karena Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita. Jadi enak tidak enak kita harus tetap memuji Tuhan, jadi agar kita dapat menyenangkan hati Tuhan seperti yang kita harapakan dan juga Tuhan harapkan jadi tetaplah puji Tuhan.

      Hapus
    3. Nama : Sri Ita Sebayang
      Nim : 12.01.967
      Ting/Jur : IV B/Teologi
      Ibadah Jumat 1 April 2016
      Khotbah : Randa Sembiring
      Liturgis : Brama Pasaribu
      Nats khotbah : Mazmur 150:1-6
      Analisa khotbah. Dalam ibadah kampus ini diceritakan bagaimana seorang Yesus yang menapakkan dirinya kepada murid-muridnya jadi disini dilihat bahwa Allah itu maha kuasa di dalam Mazmur 150: 1-6 dengan judul Haleluya yang berarti pujian bagi Tuhan jadi semuanya yang ada akan memuji Tuhan jadi dari seni dapat dilihat bahwa Allah itu benar-benar berkuasa kerena semua memuji Dia. Khotbah adalah salah satu cara yang dipakai untuk mengkomunikasikan pesan. Dalam tradisi Kristen, pesan ini didasarkan pada apa yang tertulis didalam Alkitab atau biasa yang disebut kabar baik, dalam bahasa Yunani, kabar baik ini disebut yunani Eungalion . yang dimana mempunyai tujuan sebagai berikut:
      1. Melalui pengkhotbah Tuhan secara pribadi berbicara lewat pesan Firmannya untuk membawa jemaat jemaat pendengarnya semakin dekat padanya
      2. Firman itu bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidk orang dalam kebenaran (2 Tim 3:16)
      3. Firman itu pertama-tama diterapkan kepada pribadi dan pengalaman pengkhotbahnya baru kepada para pendengarnya
      4. Ceritakan tentang dirimu berkaitan dengan khotbah
      5. Membuat kesaksian yang berhubungan dengan pesan firaman Tuhan yang dibawakan.
      Jadi di dalam berkhotbah kita harus punya dasar supaya khotbah kita dapat menyenangkan hati Tuhan
      1. Percaya kepada Yesus dan memiliki hubungan pribadi yang kuat dan dekat
      2. Penguasaan firman Tuhan melalui pembacaan Alkitab dan buku tafsiran
      3. Pribadi yang menjadi berkat
      4. Memahami prinsip berkomnikasi
      5. Menjadi diri sendiri bukan orang lain.
      Hal yang perlu diperhatikan dalam berkhotbah:
      1. Sumber pesan(adalah Allah)
      2. Isi pesan (berdasar firman)
      3. Sasaran dan suasana penerima pesan
      4. Pembawa pesan (pengkhotbah)
      5. Teknik dan gaya penyampaiyannya
      Jadi untuk dapat menyengakan hati Tuhan marilah kita benar-benar berkhotbah sesuai dengan firman Tuhan.


      Hapus
    4. Ting/Jur : IV B/Teologi
      Ibadah Senin 4 April 2016
      Khotbah : Pdt. Kaleb Manurung M.Th
      Liturgis : Jesika Bangun
      Nats khotbah : Mazmur 30:2-13
      Analisa khotbah . Khotbah hari ini yaitu mazmur 30:2-13 merupakan pujian ucapan syukur dari Daud. Namun yang menjadi ermasalahan yang kita hadapi pada saat sekarang ini adalah banyak jemaat di dalam mgereja tidak mengerti atau tidak memaknai maksud sebuah pujian, oleh karena itu banyak jemaat yang datang beribadah hanya sekedar beribadah saja namun tidak memaknai apa arti peribadahan itu. Pujian kepada Tuhan adalah tindakan untuk mengagungkan, membesarkan dan memuliakan Tuhan atas apa yang telah Tuhan perbuat, apa yang sedang Tuhan perbuat dan apa yang akan Tuhan perbuat dalam hidup kita. Pujian merupakan tindakan kemauan. Pujian harus berfungsi menurut kehendak dan bukan emosi. Kita harus mau dan memutuskan untuk memuji Tuhan sekalipun kita dalam keadaan tidak senang untuk melakukannya. Pujian tidak tergantung pada perasaan hati, melainkan didasarkan pada kebesaran Tuhan (Mazmur 103). Ciri utama dari pujian adalah adanya perayaan dan sukacita yang meluap-luap. Diekspresikan dengan menyanyi, memekik, memainkan alat musik, manari-nari dan ekspresi luar yang lain. Arah pujian yaitu sesuatu yang kita tujukan langsung kepada Tuhan (bersifat vertikal) pujian pengagungan. Dan sesuatu yang kita ungkapkan kepada orang lain tentang Tuhan (bersifat horizontal). Alasan utama dan pertama yang patut diresapi mengapa Tuhan menciptakan manusia, menyelamatkannya dari dosa dan menjanjikan hidup kekal di surga, tertulis dalam kitab Yesaya 43:21, “umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku.”
      Allah rindu agar setiap aspek kehidupan umat-Nya dipenuhi dengan pujian akan kebesaran-Nya. Itu sebabnya Dia telah melahirbarukan kita semua, dan memberikan perintah untuk bersaksi tentang nama Yesus sampai keujung-ujung Bumi, yaitu agar semua orang mengenal-Nya sebagai satu-satunya Juruselamat. sehingga dengan pujian yang kita berikan kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh dapat menyenangkan hati Tuhan.

      Hapus
    5. Nama : Sri Ita Sebayang
      Nim : 12.01.967
      Ting/Jur : IV B/Teologi
      Ibadah Jumat 8 April 2016
      Khotbah : Pdt. Dr J.J Damanik
      Liturgis : Levina Kaban
      Nats khotbah : Wahyu 5:11-14
      Analisa Doa Syafaat, yang dibawakan oleh Ratma. Doa syafaat termasuk juga bagian penting dalam Liturgi, seperti yang kita ketahui Doa adalah nafas rohani untuk memperkuat roh kita, doa syafaat adalah pelayanan, doa syafaat adalah penyediaan diri. Yesus tidak menjadi seorang pendoa syafaat hanya ketika Ia berdoa, seperti yang telah kita lihat, tetapi ia menjalani kehidupan seorang pendoa syafaat, dimana doa-Nya ialah doa yang penuh belas kasihan melihat Kristus berdoa adalah melihat kasih yang bertumpu pada lutut. Doa syafaat berarti berdoa untuk orang lain atau sesuatu yang bukan kebutuhan kita pribadi, namun mencakup kebutuhan orang lain atau kebutuhan yang lebih luas. Sebelum berdoa untuk orang lain, pendoa syafaat harus sudah memiliki hubungan erat dengan Allah. Pendoa syafaat juga harus sudah mendapat pengampunan dosa dari tuhan degan cara mengimani Yesus Kristus atas karya penebusanNya di atas kayu salib. Pendoa syafaat bahkan berdoa bagi msuh-musuhnya. Pendoa syafaat tidak dibentuk mulai denagn suatu beban untuk berdoa, melainkan dengan suatu beban yang pada akhirnya akan memimpin pendoa syafaat itu kepada suatu kegiatan doa penuh belas kasihan yang sangat dalam. Jadi doa syafaat yang dilakukan oleh Ratma sudah mulai memenuhi maksud dari doa syafaat yang sebenarnya.

      Hapus
    6. Nama : Sri Ita Sebayang
      Nim : 12.01.967
      Ting/Jur : IV B/Teologi
      Ibadah Senin 11 April 2016
      Khotbah : Anggianita Sembiring
      Liturgis : Joni Purba
      Nats khotbah : Mazmur 39:1-4
      Analisa Ibadah / kata-kata Bijak oleh Bunda Teresa
      Dimana didalam kata-kata bijak yang diberikan oleh Mother Teresa tentang berbuat baik, itu sangat menyentuh hati kita, dimana mother Teresa mendorong kita untuk selalu membuka hati untuk selalu barbuat baik. Jika kita masih punya kesempatan untuk melekukan perbuatan baik maka kita lakukanlah itu, walaupun kita selalu mengahadapi permasalahan ataupun pergumulan di dalam hidup kita teruslah berusaha untuk berbuat baik. Jadi ketika kita menghidupi atas apa yang telah diberikan oleh Mother Teresa itu sangat mendorong kita berbuat baik dan ini akan menyenangkan hati Tuhan. Namun yang menjadi kenyataan dalam kehidupan kita ini sulit dilakukan oleh setiap manusia di dalam kehidupannya karena kebanyakan manusia pada saat sekarang ini hidup dengan egonya sendiri. Jadi janganlah kita buat kata bijak yang diberikan oleh mother Teresa mati begitu saja, jadi harapan mother Teresa untuk kita tetap melakukan perbuatan baik selagi masih diberi kesempatan, karena waktu tidak akan dapat diulang kembali.walaupun terkadang kebaikan yang kita lakukan hari ini mungkin besok telah dilupakan orang lain jangan menyerah tetaplah berbuat baik karena perbuatan baik yang kita lakukan akan mendapatkan buah yang manis.

      Hapus
    7. Nats ini berisi nyanyian syukur Daud bagi Tuhan yang mengijinkan Daud membawa kembali Tabut Allah ke Yerusalem (tabut perjanjian Allah dengan Daud. di mana Raja Daud terkenal dengan Mazmurnya (Pujian) kepada Tuhan. Yang selalu setia keada Than ndan tetap mengandalkan Tuhan jadi kita harus meniru perbuatan Daud atas ucapan Syukurnya melalui pujiannya kepada Tuhan. yaitu Daud punya hubungan khusus dengan Allah. Sebelum Daud dipilih menjadi raja bagi orang Istael ia bekerja sebagai gembala domba di Padang, pada saat itu kalau di lihat dari saudar-saudaranya Daud tidak apa-apanya dibanding dengan saudaranya namun hal yang sangat luar biasa atas pemilihan Allah kepada raja Daud yang dimana hal yang tidak di sangka itulah yang dikehendaki oleh Tuhan sehingga tidak ada seorang pun yang bisa menghindari Daud menjadi seorang raja baik itu saudaranya sekalipun. Sama seperti Yesus Dia sebagai domba yang sesunggunya. Jadi kita sebagai umat yang sudah ditebus wajib selalu mengucap syukur dan memuji Allah, tidak beda halnya sama seperti kita yang telah dipilih untuk hamba yang melayani untuk Tuhan, jadi kita harus menghidupi makna panggilan itu.

      Hapus
    8. Nim : 12.01.967
      Ting/Jur : IV B/Teologi
      Ibadah Senin 18 April 2016
      Khotbah : Swasti Sembiring
      Liturgis : Roles Purba
      Nats khotbah : 1 Kor 12:14-26
      Analisa khotbah dimana di dalam nats ini dijelaskan bahwa Allah itu menyukai berbagai keragaman, namun apa yang kita pahami dalam hal ini bahwasannya walaupun di dalam keberbagaian kita tetap satu artinya jika keberbgaian itu dibuat dengan adil maka tidak ada permasalahan yang terjadi artinya di dalam keberbagaian itu dapat melengkapi antara satu dengan yang lainnya itulah yang akan membuat menjadi indah. Jadi bagaimana cara yang kita lakukan sehingga keberbagaian itu tidak menjadi perpecahan ? jawabnya yaitu dengan cara kita menerima perbedaan itu, dan memahami antara satu dengan yang lainnya. Paulus melihat bahwa keragaman itu untuk membentuk satu kesatuan, bukan untuk menciptakan persaingan dan perpecahan. Jadi bagi orang yang telah mengalami pertobatan, sudah mengenal dirinya maka dia mengenal bahwa sesamanya adalah: dia yang kuperlakukan seperti diriku, demikian juga sebaliknya dia memperlakukan aku bagaimana seharusnya. Mother Teresa menjadi buah bibir seluruh dunia tentang apa yang dia lakukan. Mengapa dia mau berbuat itu bagi orang-orang miskin Kalkutta, India? Karena konsep yang dia pahami mereka sesamaku. Jadi apa yag dapat kita pahami dari ini semua kita harus menjadi sama di tengah keberbagain kita. Karena itulah yang diharapkan Tuhan dan akan menyenangkan hai-Nya.

      Hapus
    9. Nama : Sri Ita Sebayang
      Nim : 12.01.967
      Ting/Jur : IV B/Teologi
      Ibadah jumat 22 April 2016
      Khotbah : Andi Barus
      Liturgis : Anrul Datubara
      Nats khotbah : Kisah Para Rasul 11:1-18
      Analisa khotbah/kata-kata bujak Mother Teresa
      Ketika kita emosi setiap kita melakukan suatu hal berarti itu tidak akan membimbing kita pada suatu pemikiran atau tindakan yang positif bahkan larinya nanti kearah indakan yang negatif jadi oleh karena itu sikap tenang sangat dibutuhkan. Ketika kita berbicara mengenai kesuksesan tolak ukurnya adalah ketika kita melakukaan yang terbaik dan kita dapat melakukannya melalui apa yang kita miliki tanpa menginginkan apa yang orang lain miliki artinya kita bersyukur atas apa yang telah kita miliki. Jadi Tuhan akan mengashi dan memulikan umatnya yang tidak malas bekerja tetapi bagi orang yang malas bekerja Tuhan tidak senang dengan hal seperti itu. Jadi agar usaha setiap yang kita lakukan tidak akan menjadi sia-sia dan mendapat hasil yang baik ketika usaha/ pekerjaan itu kita lakukan dan diiringi dengan doa. Jadi setiap permasalahan yang kita hadapi didalam hidup kita mungkin ini sering terjadi dan datangnya silih berganti jadi Tuhan mengatakan janganlah mengeluh atas hal itu karena Tuhan selalu mempunyai tujuan yang baik untuk perjuangan kita dan itu tidak akan pernah sia-sia, jadi ketika kita megalami kegagalan janganlah menyerah tetapi tetaplah mencoba lagi , karena kegagalan adalah cara Tuhan mengajari kita tentang arti kesungguhan. Hidup adalah ibadah. Hidup ini adalah sebuah janji kita kepada Tuhan, janji kita menjadi yang terbaik dan melakukan semuanya sebagai sebuah ibadah kepada-Nya. Jadi kata kata bijak ini menghantar kita untuk selalu hidup bersama Tuhan dan hiduplah untuk menyenangkan hati Tuhan, karena dari sini kita mengetahuai arti pentingnya hidup bersama dan menyenangkan hati Tuhan.

      Hapus
  25. Nama : Noni Zeine Sinaga
    NIM : 12.01.946
    Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
    Analisa ibadah Jumat, 01 April 2016
    Liturgis : Brama Picer Lee Pasaribu
    Pengkotbah : Randa Sembiring
    Nats : Mazmur 150: 1-6
    Bernyanyi dilakukan setiap orang karena pengakuan imannya. Uangkapan kekuasaan Tuhan yang memenangkan Daud sehingga ia memuji-Nya. Daud memuji Tuhan di dalam rumahnya karena Tuhan selalu hadir dalam rumahnya. Tuhan sebagai pelindung kepada orang yang percaya. Ucapan syukur hendaklah ditunjukkan dengan pujian kepada-Nya. Ketika menyanyikan dengan sukacita mengungkapkan kebesaran Tuhan, maka kita juga akan hidup dalam kebahagiaan. Ungkapan ayat ini merupakan ungkapan nyanyian dengan menggunakan alat musik. Pengalaman pemazmur disini menyatakan bagaimana Allah selalu memberi yang terbaik dalam hidupnya dan tidak memberi hal yang jahat. Orang yang dengan ketulusan percaya maka ia akan mengajak orang lain untuk tulus memuji Tuhan dan seluruh hidupnya akan membangun iman bagi orang lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Noni Zeine Sinaga
      NIM : 12.01.946
      Tingkat/Jurusan : IV-B/Teologi
      Analisa ibadah Jumat, 8 April 2016
      Liturgis : Levina Kaban
      Pengkotbah : Pdt. Dr. Jan Jahaman Damanik
      Nats : Wahyu 5: 13-15
      Tuhan punya rencana dalam sebuah penderitaan. Dalam pengasingannya Yohanes di Pulau Patmos mendapat penglihatan dari Tuhan. Perasaan nyaman tidak nyaman bukanlah persoalan tempat tetapi hati yang bersyukur kepada Tuhan. Pulau Patmos adalah tempat yang tidak baik dan jauh dari rasa nyaman. Tuhan adalah yang mulia, penuh dengan kekuasaan, kelayakan dan kemuliaan. Di dalam perjamuan kudus Luther dan Calvin mengatakan bahwa dimana ada darah yang tercurah disitu ada pengampunan. Hati merupakan tempat yang urgen untuk menentukan nyaman atau tidak nyaman. Biarlah suasana surgawi dapat dirasakan setiap orang melalui tindakan kita, sehingga terjadi rasa memaknai kenyamanan lewat kesengsaraan.

      Hapus
    2. Nama : Noni Zeine Sinaga
      NIM : 12.01.946
      Tingkat/Jurusan : IV-B/Teologi
      Analisa ibadah Senin, 18 April 2016
      Liturgis : Roles Paringatan Purba
      Pengkotbah : Swasti Sembiring
      Nats : 1 Korintus 12: 14-26
      Keanekaragaman adalah kekayaan
      Keanekaragaman menjelaskan bahwa Allah menyukai keragaman. Hal ini menyatakan bahwa Allah adalah Allah yang adil, dengan menciptakan ciptaan-Nya dengan keanekaragaman. Apa yang Tuhan kehendaki dengan menciptakan keragaman? Aneka ragam itu menjadikan kita mampu menerima aneka ragam tersebut. Nats ini bertujuan untuk mmpersatukan kehidupan dalam Kristus agar saling menghargai. Keragaman sebagai dasar untuk membentuk satu kesatuan, bukan untuk menciptakan persaingan dan perpecahan. Karena adanya konflik di tengah-tengah gereja jemaat Korintus, ditempati berbagai bangsa sehingga sebagai kota pelabuhan dan perdagangan, tapi menjadi tempat kelakuan yang tidak baik. Sehingga Paulus menulis nats ini agar jemaat melihat kualitas kehidupan sebagai orang percaya. Keterkaitan setiap anggota tubuh menjadikan saling melengkapi, menjaga persekutuan dan keanekaragaman dalam kehidupan kita.

      Hapus
    3. Nama : Noni Zeine Sinaga
      NIM : 12.01.946
      Tingkat/Jurusan : IV-B/Teologi
      Analisa ibadah Jumat, 22 April 2016
      Liturgis : Anrul Datubara
      Pengkotbah : Andi Satria Barus
      Nats : Kisah Para Rasul 11:1-18
      Tuhan memberi kemenangan kepada orang pilihan-Nya. Dalam teks ini menjelaskan bahwa Allah mendatangkan keselamatan bagi yang percaya kepada-Nya beserta seluruh isi rumah-Nya. Dan hal yang Petrus lakukan adalah memberitakan kabar keselamatan mengenai Yesus dan mereka percaya lalu memuliakan Allah. “Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup”. Janji Allah tentang keselamatan tidak terbatas bagi suatu kelompok bangsa. Dan pertobatan Kornelius merupakan suatu terobosan untuk membawa bangsa-bangsa asing ke dalam gereja. Dan hal ini akan tampak ketika kita mampu merasakan damai sejahtera dan pada saat itu jugalah kita telah bersama Yesus.

      Hapus
  26. Nama : Joni Pittor Saragih
    NIM :12.01.936
    Analisa Ibadah : Jumat, 11 Maret 2016 (Ibadah Suku Angkola)
    Pengkhotbah : Josua Sigalingging
    Liturgis : Arnita Siregar
    Bahan Khotbah : Yesaya 43:16-21

    Nats khotbah ini menceritakan tentang bagaimana karya Allah bagi penyelamatan bangsa yang Ia pilih yaitu bangsa Israel. Dimana Allah menyediakan jalan bagi bangsanya melalui laut yang terbelah dengan kuasa yang diberikan Allah kepada hamba-Nya Musa. Proses sejarah yang Tuhan lakukan dalam kehidupan bangsa-Nya menunjukkan Kasih Allah yang luar biasa. Namun dalam ayat ke-18 Allah menyurh agar bangsa Israel jangan mengingat-ingat hal-hal yang dahulu dan memperhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala. Firman ini tidak mau mengatakan bahwa apa yang sudah Allah lakukan bagi bangsa-Nya dilupakan begitu saja, namun Allah mau mereka tidak hanya mengenal dan berhenti melihat kasih Allah sebatas sejarah atau pertolongan, penyelamatan yang Allah lakukan di masa lalu. Namun Allah akanmemberikan atau membuat sesuatu yang baru, terkhususnya bagi bangsa-Nya yang di dalam masa pembuangan di Babel. Dimana Allah menginginkan supaya bangsanya mempunyai pengharapan yang baru akan karya penyelamatan Allah. Khotbah ini mengingatkan kita bahwa kasih Allah itu seperti sungai yang mengalir yang tiada hentinya dimana kasih-Nya tidak sebatas apa yang pernah kita alami dan apa yang kita rasakan dan ketahui sepanjang sejarah kehidupan kita, namun kasih-Nya selalu baru dan tidak pernah terlambat pertolongan-Nya. Khotbah ini menawarkan kepada kita bahwa janganlah kawatir dengan kehidupan yang telah kita jalani sekarang, karena janji Tuhan sama seperti janji-Nya bagi bangsa Israel pada ayat yang ke 19 “diamana Dia akan mebuat sesuatu yang baru”.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Joni Pittor Saragih
      NIM :12.01.936
      Analisa Ibadah :Senin 14 Maret 2016
      Pengkhotbah : Pdt. Dr. Jhon Riahman Sipayung
      Liturgis : Edi Krisman Tarigan
      Bahan Khotbah : Yesaya 50:4-9

      Nats khotbah ini menjelaskan bagaimana ketaatan seorang hamba Tuhan yang telah dipilih-Nya agar tetap setia melakukan apa yang Tuhan kehendaki. Dimana Yesaya sebagai hamba Tuhan memberikan sepenuhnya kehidupannya bagi pekerjaan Tuhan. Menjadi hamba Tuhan adalah memberi diri secara total untuk diperbaharui senantiasa oleh Allah, dan bersedia menghadapi tantangan. Kesediaan memberi diiri total dan sedia menghadapi tantanngan merupakan hakikat dari seorang hamba Tuhan. Dimana teladan Hamba Tuhan yang benar-benar secara total memberikan hidupnya untuk tuannya adalah Yesus Kristus. Dalam konsep PL hamba diartikan sebagai ebed yang artinya adalah budak, yang dimana budak yang harus taat kepada perintah dan aturan tuannya dan kata ebed juga dipakai untuk menunjukkan kerendahan hati.oleh karena itu hamba Tuhan adalah mereka yang setia melakukan pekerjaan Tuhan sesuai dengan aturan Tuhan.

      Hapus
  27. Nama : Sweetry Noverlindra Sitohang
    NIM : 12.01.970
    Ting/Jur : IV-B/Teologi
    Jumat, 18 Maret 2016
    Pengkhotbah : Pdt. T. Sinaga (Ibu asrama)
    Nats Khotbah : Lukas 19:28-40
    Analisa
    Saya sangat tertarik dengan khotbah ibu asrama pada ibadah ini. ibu asrama membawakan khotbahnya sesuai dengan posisinya meskipun demikian, khotbahnya menarik tidak hanya bagi anak asrama. Nats yang berbicara mengenai Yesus yang dielu-elukan, dibawakan ibu asrama ke dalam tema “sukacita”. Dalam nats ini dikatakan bahwa ada orang-orang yang bersukacita karena menyambut Yesus (sebagai Mesias yang akan datang). Namun tidak semua sukacita sama. Ada yang merupakan sukacita bagi seseorang namun merupakan keduakaan bagi yang lain. Demikianlah yang terjadi dengan Yesus, bahwa sukacita orang Israel menyambut Yesus pada waktu itu memiliki latar belakang yang berbeda. Mereka mengira bahwa Yesus akan menjadi pembebas mereka dengan posisi politik yang kuat dan semua kehebatan lainnya. Namun yang terjadi adalah bahwa Yesus datang dengan penuh kesederhanaan. Perbedaan situasi ini akhirnya menimbulkan kekecewaan bagi mereka yang menaruh harapan besar pada Yesus. Dari situasi ini kita bisa belajar bahwa kekecewaan itu datangnya dari pengenalan yang dangkal akan apa yang menjadi sumber sukacita kita. Bangsa Israel yang tidak mengenal Yesus akhirnya kecewa, karena sumber sukacita mereka ternyata hanyalah orang yang sederhana. Dan pesannya adalah agar kita selalu setia kepada Tuhan, meskipun harus menelan kecewa di dunia ini. Cara penyampaian ibu asrama pada saat itu terlihat seperti seorang ibu yang dengan penuh semangat dan tenang member motivasi dan bimbingan kepada anak-anaknya agar tetap semangat menjalani hari-hari di kampus. Hal demikian merupakan penempatan khotbah yang sangat tepat. Di situasi mahasiswa yang sedang dipusingkan dengan segudang tugas dan masalah, ibu asrama mampu membawakan Firman Tuhan sebagai penguat dan motivasi serta sandaran mahasiswa, bukan sekedar menjadi Firman untuk pengetahuan bagi mahasiswa teologi semata. Hingga saya teringat akan buku renungan harian tahun 1990-an yang pernah saya jumpai di rumah saya berjudul “Segarlah Jiwaku”. Di sini saya menyadari, bahwa Firman Tuhan itu memang benar harus mendatangkan kesegaran jiwa, sehingga setiap orang yang haus dan lapar memang benar-benar dapat menyegarkan jiwanya dengan Firman Tuhan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Sweetry Noverlindra Sitohang
      NIM : 12.01.970
      Tingk./ Jur. : IVb/Teologi
      Pengkhotbah : Pdt. Jan Jahaman Damanik
      Nats : Wahyu 5:11-14
      Jumat, 8 April 2016
      Analisa
      Sebagai pendahuluan, Pengkhotbah menjelaskan tentang penulis kitab, yakni Yohanes yang dibuang ke pulau Patmos. Pulau Patmos ini adalah pulau terpencil. Pengkhotbah mengatakan bahwa Allah terpuji bukan karena kita puji. Karena meskipun tidak kita puji, Allah tetaplah Allah yang terpuji. Pengkhotbah juga mengatakan bahwa ini berarti bahwa kemuliaan Tuhan bukan karena manusia. Ini bisa kita lihat dari pernyataan yang pernah dikeluarkan Yesus, “kalau kamu tidak berbicara, maka batu ini pun akan bicara”. Demikianlah luar biasanya Tuhan, seluruh isi alam semesta menyembah dan memuji Dia, bukan hanya karena manusia. Pengkhotbah mengajarkan kita untuk menyadari keberadaan kita saat ini. bahwa keberadaan kita bukan untuk diri kita sendiri, bukan untuk kepentingan kita sendiri. Kitab ini juga menggambarkan tentang kehidupan setelah kematian. Adapun kehidupan setelah kematian (kebangkitan)bukan untuk kita lagi, melainkan untuk kemuliaan nama Allah. Dihubungkan lagi dengan ibadah, pengkhotbah mengatakan bahwa ibadah bukan hanya sekedar pujian dalam bentuk nyanyian. Namun berbicara mengenai sikap hati. Pengkhotbah juga mengingatkan kembali kepada kita bahwa kita ada sampai saat ini bukan karena kekuatan kita, namun karena Tuhan yang sudah menempatkan kita. Oleh sebab itu, marilah kita sungguh-sungguh menjalani apa yang sudah ditetapkan Tuhan bagi kita untuk kemuliaan namaNya.

      Hapus
    2. Nama : Sweetry Noverlindra Sitohang
      NIM : 12.01.970
      Tingk./ Jur. : IVb/Teologi
      Pengkhotbah : Andre Yhovandi Purba
      LIturgis : Fetra Sipayung
      Nats : 1 Tawarikh 16:31-35
      analisa
      Khotbah yang dibawakan oleh alumnus STT Abdi Sabda ini mengandung tema “kesetiaan”. Isi dari nats ini adalah tentang puji-pujian kepada Tuhan. Dalam hal ini pengkhotbah mengangkat istilah “Soli Deo Gloria”, yakni segala kemuliaan hanya bagi Tuhan. Puji-pujian ini layak kita panjatkan kepada Allah karena Ia layak menerimanya. Puji-pujian ini juga adalah bentuk kesetiaan manusia yang disampaikan kepada Tuhan. Layaklah melakukannya sebab Allah sudah lebih dulu setia kepada manusia. Ketika Tuhan itu setia, maka kita tidak akan berani untuk tidak setia. Dan kesetiaan itu kita peroleh ketika kita sudah mengenal Tuhan dengan baik dan mengenal segenap karya-karyaNya yang luar biasa baik bagi kita. Sehingga tak ada alasan bagi kita untuk tidak menaikkan puji-pujian dan tidak setia kepadaNya. Hal ini mengajak kita untuk menyatakan kesetiaan kita bagi Tuhan lewat puji-pujian, mengajak kita untuk lebih berkarya lagi dalam hidup kita, sebagai bentuk puji-pujian itu. Memberi motivasi kepada kita untuk mengenal Tuhan dan mengerahkan semua yang ada pada kita demi kemuliaan nama Tuhan….

      Hapus
    3. Nama : Sweetry Noverlindra Sitohang
      NIM : 12.01.970
      Tingk./ Jur. : IVb/Teologi
      Pengkhotbah : Pdt. Jon Riahman Sipayung
      Nats : Yesaya 50:4-9
      Senin, 14 Maret 2016
      Analisa
      Nats ini memiliki perikop yang berjudul “ketaatan hamba Tuhan”. Dan dalam ayat 7 dikatakan bahwa Allah senantiasa menolong kita. Hal ini yang menjadi penguatan terhadap kita, hamba-hamba Tuhan yang sedang dipersiapkan di tempat ini. Pengkhotbah membuka mata mahasiswa akan pengharapan di dalam Tuhan. Sebagai hamba yang setia, marilah kita pula setia terhadap janji dan pertolongan Tuhan. Tuhan tidak akan membiarkan hambaNya yang setia itu hancur dalam kesetiaan, namun ia akan menolong mereka yang setia. Oleh sebab itu, untuk mengawali minggu yang penuh dengan tugas dan pergumulan ini baiklah mahasiswa menaruh harapannya kepada pertolongan Tuhan dan tetap setia menjalankan tugasnya. Kalimat ini membuat mahasiswa optimis mengawali minggu perkuliahan. Kesetiaan memang sangat berkaitan erat dengan pengharapan. Kesetiaan akan terus berlanjut dengan lancar apabila seseorang melihat ada harapan di hadapannya. Seperti yang ungkapan seorang filsuf kuno, yakni Aristoteles “Janganlah berputus asa. Tetapi jika anda sampai berputus asa, berjuanglah terus meskipun dalam keadaan putus asa” itulah kesetiaan. Dan kesetiaan ini akan terus berlangsung jika diperhadapkan akan harapan di depan.

      Hapus
  28. Nama : Chaterine Oktavia Manurung
    NIM : 12.01.911
    Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
    Pengkhotbah : Josua Sigalingging
    Analisa : Khotbah, Yesaya 43:16-21
    Ibadah : Jumat, 11 Maret 2016
    Analisa
    Allah yang luar biasa yang telah membelah laut menjadi daratan untuk jalan umat Israel bebas dari bangsa Filistin. Allah yang membuat umat Israel terbebas dan membuat orang Mesir bahkan para kudanya abis. Kristus mati di Kayu Salib untuk menebus dosa manusia. Dan karena salibNya kita manusia yang berdosa telah ditebus dan dilayakkan serta Ia telah memberikan kehidupan pada setiap manusia. Allah yang luar biasa itu yang telah rela memberikan AnakNya untuk kita manusia berdosa. Dengan kasihNya Ia mengasihi dan mengampuni kita. Karena itu layaknyalah kita manusia yang berdosa dan yang telah diampuni serta dikasihi oleh Allah mengucap syukur pada Allah atas apa yang Allah telah beri pada kita. Dan terus memuliakan namaNya dalam segala hal, baik tutur kata, sikap, tindakan dan perbuatan kita agar lewat pribadi kita banyak orang yang mengenal Allah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Chaterine Oktavia Manurung
      NIM : 12.01.911
      Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
      Pengkhotbah : Pdt. Dr. Jonriahman Sipayung
      Analisa : Khotbah, Yesaya 50:4-9
      Ibadah : Senin, 14 Maret 2016
      Analisa
      Setiap kita yang ada di STT abdi sabda ini telah dipilih Allah untuk menjadi seorang murid dan mengabarkan injilNya. Apapun cara yang dipakai Allah untuk membuat kita ada di STT atau apapun cara yang diapakai Allah untuk membentuk dan mempersiapkan kita di STT untuk menjadi hambaNya semua sudah Allah rencanakan sebelum kita ada dalam rahim ibu kita (bdg Yer. 1:5). Dan dalam nats ini juga ditegaskan bahwa Allah telah memberikan lidah seorang murid untuk kita supaya kita memberi semangat pada setiap yang lemah. Seorang murid haruslah taat dan setia karena itulah yang dibutuhkan Allah untuk membentuk kita. Dalam menjalakan pada yang dikehendaki Allah dalam pelayanan kita ada banyak tantangan yang kita akan hadapi. Walaupun begitu kita tidak boleh menyerah dan berhenti begitu saja. Seorang hamba juga wajib mengantungkan seluruh hidupnya pada Allah sang pemilik kehidupan karena Allahlah seorang hamba mampu melakukan segala sesuatu. Karena itu kita harus taat, setia dalam menjalankan pelayanan yang telah Allah percayakan pada kita. Walaupun rintangan menghadang kita harus tetap setia pada Allah karena Allah akan selalu menolong setiap anak-anakNya.

      Hapus
    2. Nama : Chaterine Oktavia Manurung
      NIM : 12.01.911
      Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
      Pengkhotbah : Pdt. T.Sinaga, S.Th
      Analisa : Khotbah, Lukas 19:28-40
      Ibadah : Jumat, 18 Maret 2016
      Analisa
      Dalam khotbah ini sang pengkhotbah sangat menekankan dan merefleksikan nats ini dengan kehidupan asrama Tabernakel STT-AS mungkin hal ini karena pengkhotbah adalah ibu asrama. Kalimat pembuka dari khotbah ini adalah setiap orang pasti ingin selalu bahagia dan sukacita. Hal itu layaknya benar sekali mulai anak kecil, remaja, dewasa bahkan sampai yang lansia, miskin ataupun kaya semua orang menginginkan kebahagian. Terkadang orang akan melakuakan apa saja untuk mendapatkan kebahagiaan entah dengan cara yang benar atau salah yang penting ia bahagia.
      Murid-murid Yesus juga bahagia dan sukacita ketika mereka mendengar bahwa Mesias akan datang. Namun ketika murid itu sukacita akan kedatangan Mesias mereka tidak mengenal siapa Mesias yang akan datang yang membawa kesejahteraan dan sukacita bagi mereka. Dia yang akan datang yang membawa sukacita pada mereka adalah Dia yang telah bersama-sama dengan mereka selama ini. Para murid tidak menyadarinya karena mereka tidak pernah berpikir bahwa Mesias yang akan datang, datang dengan kesederhanaan bukan dengan kemewahan. Layaknya raja yang dielu-elukan rakyatnya datang mengunakan kuda dengan kemewahan. Namun dalam hal ini Mesias yang datang hanya mengunakan seekor keledai. Hingga akhirnya para murid menyadari bahwa Mesias yang datang yang membawa sukacita pada mereka adalah Yesus yang sudah lama bersama dengan mereka. penuhlah sukacita, kebahagiaan mereka dan dengan gembira mereka mengiring Yesus dan memuji Allah.

      Hapus
    3. Nama : Chaterine Oktavia Manurung
      NIM : 12.01.911
      Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
      Pengkhotbah : Randa Sembiring
      Analisa : Khotbah, Mazmur 150:1-6
      Ibadah : Jumat, 01 April 2016
      Analisa
      Memuji Allah adalah sesuatu yang layak kita lakukan karena KasihNya yang begitu luar biasa pada kita manusia berdosa. Kita layak memuji Dia dalam tempat kudusNya dan dalam cakrawalaNya. Kita layak memuji Dia dalam segala keberadaan kita baik suka maupun duka, baik miskin maupun kaya, baik sehat maupun sakit. Yaa dalam segala keberadaan kita, kita memuji Dia karena Dia yang layak dipuji telah menerima keberadaan kita yang berdosa dan melayakkan kita. Dalam nats ini dituliskan bahwa kita memuji Dia dengan sangkakala, gambus dan kecapi, rebana dan tari-tarian dan dengan alat musik lainnya. Jika kita bisa menari atupun memainkan alat musik marilah kita mengunakan itu semua bukan untuk kesombongan pribadi tapi untuk memuji Tuhan. Tapi dalam konteks kita tidak semua bisa menari dan bermain musik tapi kita bisa memuji Dia lewat tutur kata kita, tindakan kita yang saling mengasihi dan membantu sesama kita. Semua layak memuji Allah karena itu marilah kita memuji Allah dengan keberadaan kita agar semua orang dapat mengenal Allah bahkan mengimani Allah sebagai Juruslamat.

      Hapus
    4. Nama : Chaterine Oktavia Manurung
      NIM : 12.01.911
      Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
      Pengkhotbah : Pdt. Kaleb Manurung
      Analisa : Khotbah, Mazmur 30:2-13
      Ibadah : Senin, 04 April 2016
      Analisa
      Semua orang lebih ingin dipuji karena itu juga kita haruslah memuji Allah yang telah menciptakan kita. Pujian yang dari hati itulah yang diinginkan. Pemazmur juga mengungkapkan pujiannya ataupun ucapan syukur pribadi sang pemazmur pada Allah karena Kasih setia Allah. Kita memuji Allah karena berkat serta kebaikannya yang selalu menyertai kita disetiap waktu yang mengangkat kita saat kita jatuh, yang melindungi kita dari bahaya. Ketika kita mampu melakukan sesuatu itu bukan karena kita mampu, ketika kita bisa bernafas saat ini itu semua karena kebaikan dari Tuhan karena itu layaknyalah kita, ketika kita bangun pagi kita mengucap syukur pada Tuhan Trimakasih Tuhan karena Ia telah memberikan hari yang baru bagi kita dan itu semua haruslah kita syukuri. Awalilah hari dengan pujian dan akhiri hari dengan pujian. Dan biarlah setiap waktu, menit dan situasi kita memuji Allah. Walaupun kita dalam keadaan sedih kira juga layak untuk memuji Allah karena Allah bisa mengubah air mara kesedihan menjadi sukacita. Setiap orang layak memuji dan memuji Allah adalah suatu kewajiban dan keharusan bagi setiap orang percaya.

      Hapus
    5. Nama : Chaterine Oktavia Manurung
      NIM : 12.01.911
      Tingkat/Jurusan : IV-B/ Teologi
      Pengkhotbah : Pdt. Jan Jahaman Damanik
      Analisa : Khotbah, Wahyu 5:11-14
      Ibadah : Jumat, 08 April 2016
      Analisa
      Kitab wahyu ini di tulis oleh Yohanes yang tinggal dalam pengasingan walaupun begitu tidak membuat rasul Yohanes menjadi stres sebab ia yakin bahwa Ttuhan akan ada dimanapun walaupun itu tempat pengasingan. Tidak ada satu tempatpun yang dapat menghalangi kuasa Allah berkerja pada orang yang percaya pada Allah. Hal ini bertolak belakang dengan sikap para pelayan sekarang yang selalu menjadi penghambat adalah tempat saat mutasi apakah itu dikota atau dipelosok negeri. Walaupun kita ditempat pelosok sekalipun Allah akan tetap bekerja dan memberkati kita karena tidak ada tempat ataupun orang yang dapat menghalangi kuasa Allah berkerja. Dan apapun yang kita lakukan harus memancarkan wajah sorgawi.

      Hapus
  29. Nama : Donny Rezky Sinulingga
    NIM : 12.01.919
    Tgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
    Tanggal Ibadah : 11 Maret 2016
    Pengkhotbah : Josua Sigalingging (Yesaya 43:16-21)
    LiturgisI badah : Arnita Siregar
    Model Ibadah : Tata Ibadah Gereja GKPA
    Analisa peribadahan : Khotbah
    Kisah pembuangan bangsa Israel ialah kisah kehidupan yang amat menyakitkan namun mempunyai makna yang sangat berharga bagi kehidupan bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah. Menderita, ditindas, dan dijadikan sebagai budak adalah hal yang biasa dilakukan oleh bangsa Israel di dalam pembuangan. Namun, dalam hal ini Tuhan Allah selalu memberikan kesempatan bagi umat-Nya untuk kembali menyembah Dia dan selalu memberikan kesempatan bagi umat-Nya untuk bertobat. Yesaya 43:16-21 menceritakan bagaimana kebesaran Tuhan Allah yang menunjukkan kuasa-Nya atas dunia ini. Yang senantiasa menghibur umat-Nya agar tidak lagi mengingat kesusahan yang sudah berlalu, karena Tuhan telah mempersiapkan jalan kehidupan yang lebih baik bagi umat-Nya. Yang diumpamakan dengan air yang akan memberikan umat pilihan-Nya minum dan segala binatang juga akan memuji Tuhan. Allah telah mempersiapkan segala jalan bagi umat-Nya karena satu hal “semua akan indah pada waktu-Nya”. Dimana pun itu, pada gurun, sungai, padang belantara, jika Tuhan sudah berkehendak maka jalan kehidupan itu akan terbuka bagi seluruh umat-Nya. Dengan satu tujuan yaitu untuk kemuliaan dan memberitakan kemasyuran Tuhan Allah Israel. Tuhan Allah kita semua. Dengan demikian dapat kita analisa bahwa Allah memanggil dan memilih kita bukan karena kepintaran, kelebihan, kekuatan kita namun hanya karena anugerah-Nya dan pemilihan itu mempunyai satu tujuan hanya untuk kemuliaan Tuhan dan untuk memberitakan segala kemasyuran Tuhan Allah ke tengah-tengah dunia ini. Agar segala yang bernapas dapat memuji Tuhan di dalam kehidupannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Donny Rezky Sinulingga
      NIM : 12.01.919
      Tgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
      Tanggal Ibadah : 14 Maret 2016
      Pengkhotbah : Pdt. Dr. Jonriahman Sipayung (Yesaya 50:4-9)
      LiturgisI badah : Edi Krisman Tarigan
      Analisa peribadahan : Khotbah
      Hamba adalah suatu konsep status yang rendah. Yang mempunyai kewajiban untuk mengikuti dan menjalankan apa yang diperintahkan oleh Tuannya. Yesaya adalah seorang nabi yang dipilih Allah untuk menjadi hamba-Nya. Yesaya di dalam panggilannya sangat tahu betul bahwa ia adalah seorang yang berdosa. Ia merendahkan dirinya karena ia berhadapan denggan Allah yang maha tinggi. Oleh karena itulah Allah memanggil dan memilihnya menjadi Hamba-Nya dan juga melayakkannya di atas keberdosaannya dengan menyentuhkan bara api ke mulut Yesaya sebagai tanda bahwa kesalahan Yesaya telah dihapus dan dosanya telah diampuni. Inilah yang menjadi dasar perkataan Yesaya di dalam pasal 50 ayat 4-9. Tuhan Allah yang telah memberikan lidah seorang murid bagi Yesaya yang dapat memberikan semangat yang baru bagi orang yang letih lesu, dan setiap pagi Allah selalu mempertajam pendengarannya (untuk melakukan apa yang diperintahkan Allah baginya). Pengapusan dosa dan kelayakan Yesaya sebagai hamba Tuhan telah ia rasakan dan alami sebagai pengalaman rohani, itulah sebabnya ia tidak takut untuk berbicara sesuai dengan kehendak Allah. Ia tidak mau menyembunyikan mukanya jika ia mendapat malu, jika ia ditekan, jika ia dipermalukan, karena satu hal yang ia tahu dan ia percaya Tuhan Allah akan menolong ia di dalam kehidupannya. Seharusnya apa yang harus kita lakukan sebagai hamba Tuhan pada masa kini ialah kerendahan hati dan iman Yesaya yang percaya bahwa hanya Tuhan Allah yang dapat menolong kita dan hanya Allah-lah yang menjadi hakim atas kita semua. Selalu mendengarkan apa yang diperintahkan Tuhan, dan tidak lari dari panggilan dan pemilihan Allah. Dan yang terpenting ialah selalu merendahakan hati dan diri kita di hadapan Tuhan, karena kita adalah manusia yang berdosa dan penuh cela, yang tidak mungkin layak dihadapan Tuhan jikalau Tuhan tidak melayakkan kita sebagai hamba-Nya.

      Hapus
    2. Nama : Donny Rezky Sinulingga
      NIM : 12.01.919
      Tgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
      Tanggal Ibadah : 18 Maret 2016
      Pengkhotbah : Pdt. T. Sinaga, S.Th
      LiturgisI badah : Yuwan Fades Ambarita
      Analisa peribadahan : Doa Syafaat
      Nats Khotbah : Lukas 19:20-40

      Doa syafaat adalah doa yang ditujukan bukan hanya untuk kita sendiri, daerah kita sendiri namun ditujukan kepada semua orang percaya di seluruh dunia. Orang percaya yang menderita karena memperjuangkan Kristus Yesus dan juga doa untuk orang-orang yang tertindas dalam konteks kemanusiaan. Jadi dalam konteks Stt Abdi Sabda Medan sebagai dapur ilmu Teologi yang akan melahirkan para hamba-hamba Tuhan harus saling menguatkan dan mendukung di dalam doa kepada Tuhan. Karena dengan doa inilah kita dapat bersekutu dan juga merasakan kepedihan pelayanan yang kita lakukan di dunia ini untuk kemuliaan Tuhan. Doa syafaat bukan harus dipaksakan. Karena doa yang sesungguhnya adalah doa orang benar (Amsal 15:29). Karena hanya doa orang benar yang didengar Tuhan dan bukan orang fasik. Oleh karena itu ketulusan kita untuk mendoakan seluruh orang percaya juga patut dipertanyakan. Apakah itu tulus karena kita dibenarkan oleh Allah atau hanya untuk di dengar semua oraang kepedulian kita yang munafik itu? Hanya kita sendiri yang bisa menjawabnya!

      Hapus
    3. Nama : Donny Rezky Sinulingga
      NIM : 12.01.919
      Tgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
      Tanggal Ibadah : 01 April 2016
      Pengkhotbah : Brama Pasaribu
      LiturgisI badah : Randa Sembiring
      Analisa peribadahan : Nyanyian Pujian
      Nats Khotbah : Mazmur 150:1-6
      Nyanyian Pujian sering diadopsi dari pesan-pesan Mazmur, tapu intinya adalah Gloria In Excelsis Deo (Kemuliaan bagi Allah yang maha tinggi). Bernyanyi bukanlah paksaan. Nyanyian adalah pujian yang kita kumandangkan bagi kemuliaan Tuhan. Pujian yang hanya milik Allah. Jika dosen liturgika pernah berkata bahwa bernyanyi-songleader harus yang memiliki suara yang bagus, saya tidak bisa menjamin hal tersebut menyenangkan hati Tuhan. Belum tentu yang mempunyai suara bagus bisa bernyanyi setulus orang yang kurang bagus bernyanyi. Mulut adalah sumber kemunafikan. Jadi dalam hal ini saya menganalisa bahwasanya nyanyian pujian ini kita kumandangkan sebagai respon kita terhadap kemuliaan dan kebaikan yang diberikan Tuhan kepada kita, terkhusus yang mempunyai talenta bernyanyi (pemberian Tuhan). Firman Tuhan juga berkata Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan.

      Hapus
    4. Nama : Donny Rezky Sinulingga
      NIM : 12.01.919
      Tgkt/Jurusan : IV-B/Teologi
      Tanggal Ibadah : 04 April 2016
      Pengkhotbah : Pdt. Kaleb Manurung, M.Th
      LiturgisI badah : Jesikka Frimsa Br Bangun
      Analisa peribadahan : Khotbah
      Nats Khotbah : Mazmur 30:2-13
      Pujian dan syukur kepada Allah dan dampaknya bagiku. Pujian ialah suatu ungkapan mengaku kelebihan orang lain karena setiap manusia mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing. Dengan mengungkapkan pujian kita dapat belajar merendahkan hati. Tapi pasti sangat sulit. Manusia identik dengan kesombongan dan iri hati (buah dosa). Hanya lebih suka melihat kelemahan orang lain. Pujian harus ditujukan kepada Allah karena kita menyadari dan mengakui bagaimana kasih setia Tuhan di dalam kehidupan ini. Karena kemurahan dan kebaikan Tuhan maka kita harus bersyukur. Kita memuji Allah karena kita adalah orang yang menerima kebaikan Tuhan. Pertanyaannya bagaimana jika kita dalam konteks hidup yang lagi krisis? Inilah yang sangat sulit namun harus kita laksanakan. Kekutan pujian sangatlah besar, sebagai contoh tembok yerikho yang rubuh hanya dengan pujian dan Daud dengan pujiannya memainkan kecapi yang dapat mengusir roh jahat dari dalam diri Saul. Dalam konteks sekarang, kita harus memuji Allah di mana pun, kapan pun, dan pada saat apa pun itu kita tidak boleh berhenti memuji Allah. 1 Tesalonika 5:16-18 Bersukacitalah senantiasa sebab itulah yang dikehendaki Bapa bagi kita.

      Hapus