Nama : Chaterine Oktavia
Manurung
Fetra Wulan Sari Haholongan Sipayung
Hotni Malau
Jhon Rein Tamrin
Tingkat/Jurusan : IV-B/Theologia
M.Kuliah : Liturgika
Dosen
: Pdt. Edward
Simon Sinaga, M.Th
Unsur Liturgi : Doa
Syafaat dalam Thema Peribadahan (Liturgi) dalam Menyenangkan Hati Tuhan dengan
Nats-nats Thematis Alkitab
I.
Pendahuluan
Doa
syafaat merupakan doa yang dipanjatkan untuk orang lain. Sebagai orang kristen
kita sangat diharapkan sebagai pendoa-pendoa syafaat. Jadi pada pembahasan kali
ini kita kita akan membahas tentang bagaimana sebenarnya doa syafaat itu, apa
yang menjadi tujuan dan jenis-jenis doa syafaat. Semoga pemaparan kali ini
dapat menambah wawasan kita.
II.
Pembahasan
2.1.Pengertian
Doa Syafaat
Doa
Syafaat atau Intercessory Prayer merupakan doa yang dinaikkan untuk kepentingan
orang lain. Hal ini sesuai dengan asal katanya dari bahasa latin. Kata
"Inter" berarti ANTARA dan "Cedere" yang berarti PERGI.
Sehingga inter-cessory (syafaat) berarti pergi atau berdiri diantara dua pihak,
dalam hal ini berdiri di antara Tuhan dan pihak lain yang kita doakan. Kamus
Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan "syafaat" sebagai perantara
atau pertolongan untuk menyampaikan permohonan kepada Tuhan. Jadi "DOA
SYAFAAT" adalah permohonan yang kita naikkan kepada Tuhan secara intensif
untuk kepantingan orang lain. Ketika berdoa syafaat, kita datang kepada Tuhan
sebagai perantara yang menggantikan posisi seseorang dan memohon kepada Tuhan
untuk kebutuhan orang tersebut.
Doa
Syafaat (Syafa'at) adalah salah satu karakter doa dan sering disebut didalan
kehidupan bergereja. Secara singkat doa syafaat adalah saat manusia berdoa atas
nama orang lain. Kadang jemaat sering menyebutnya sebagai 'mendoakan orang
lain' termasuk di dalamnya mendoakan bangsa dan negara, mendoakan orang orang
yang kelaparan ditempat lain/negara lain, mendoakan umat beragama lain. Dengan
doa syafaat berarti kita mendoakan orang agar mereka mendapatkan yang terbaik
dari Tuhan[1]
Doa
syafaat berarti kita tidak hanya terfokus kepada diri kita sendiri, tetapi kita
mampu untuk mendoakan orang lain atau dengan kata lain menyebut nama orang-lain
di dalam doa kita. Karena Yesus sendiri mengajarkan agar kita senantiasa
mengingat orang-lain di dalam doa kita. Sehingga dengan mendoakan orang-lain
dengan kesungguhan hati kita, kita akan menyenangkan hati Tuhan. Karena betapa
senangnya hati Allah bila kita mendoakan anak-anak-Nya yang lain
2.2.Tujuan
Doa Syafaat
1. Agar
kita dapat hidup tenang dan tenteram
2. Baik
dan berkenan kepada Allah
3. Supaya
semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran
2.3.Jenis
Doa Syafaat
1. Doa
syafaat untuk Pribadi
Doa yang kita naikkan untuk seseorang (teman,
sahabat, saudara, orang tua, atasan, bawahan, relasi, dll) yang bersifat
pribadi. Kita dapat berdoa untuk kesembuhan mereka dari sakit-penyakit, masalah
pekerjaan, kebutuhan, ataupun pertobatan mereka. Doa syafaat pribadi ini bukan
ditujukan untuk kebutuhan kita sendiri, tetapi juga untuk orang lain yang
membutuhkan doa-doa kita.
2.
Doa syafaat untuk Umum
Doa ini ditujukan untuk orang banyak atau
kelompok tertentu. Contohnya: pemerintah, umat Tuhan secara keseluruhan, atau
kelompok-kelompok lain yang perlu didoakan. Rasul Paulus menyadari pentingnya
berdoa untuk kelompok tertentu seperti halnya pemerintah. " PERTAMA-TAMA
aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk
semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup
tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan
yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita” (1 Timotius 2:1-3)
3.
Doa Syafaat untuk Misi
Pemberitaan Firman Tuhan merupakan salah satu
sasaran Iblis dimana ia akan berusaha menghalangi bahkan melumpuhkan
pemberitaan Injil. Karena itu, dalam misi dan penginjilan, doa syafaat sangat
diperlukan. Kita membutuhkan para pendoa syafaat yang menopang dalam
pemberitaan Injil, sehingga pelayanan yang kita lakukan berjalan dengan baik
dan kuasa Tuhan dinyatakan. Sekalipun pemberitaan Injil membutuhkan dukungan
materi dan prasarana yang lainnya, namun yang lebih utama adalah sebuah doa. "
Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap
syukur. Berdoalah juga untuk kami, supaya Allah membuka pintu untuk pemberitaan
kami, sehingga kami dapat berbicara tentang rahasia Kristus, yang karenanya aku
dipenjarakan. Dengan demikian aku dapat menyatakan, sebagaimana
seharusnya”(Kolose 4:2-4)
4.
Doa Syafaat untuk Peperangan
Rohani
Kolose 4:12, " Salam dari Epafras kepada
kamu; ia seorang dari antaramu, hamba Kristus Yesus, yang selalu bergumul dalam
doanya untuk kamu, supaya kamu berdiri teguh, sebagai orang-orang yang dewasa
dan yang berkeyakinan penuh dengan segala hal yang dikehendaki Allah. ".
Jenis-jenis doa
syafaat membuat kita semakin mudah untuk mendoakan orang-lain. Hal ini disebabkan
oleh adanya kriteria-kriteria dalam doa syafaat tersebut. Sehingga doa-doa
syafaat yang kita sampaikan lebih terstruktur dengan baik
2.4.Doa
Syafaat dalam Alkitab
Secara eksplisit, Alkitab mencatat perihal doa
syafaat. Misalnya bahwa umat harus berdoa bagi semua yang berkuasa (1 Timotius
2:2), para hamba Tuhan (Filipi 1:19); gereja (Mazmur 122:6); teman-teman (Ayub
42:8); teman-teman sebangsa (Roma 10:1); orang-orang sakit (Yakobus 5:14); para
musuh (Yeremia 29:7); mereka yang menganiaya kita (Matius 5:44); mereka yang
membuang kita (2 Timotius 4:16); dan semua orang (1 Timotius 2:1).
Beberapa tokoh di dalam Perjanjian Lama juga
menjadi Pendoa Syafaat: Abraham menjadi pendoa syafaat bagi Sodom dan Gomorah;
Musa dibantu Harun dan Hur menjadi team pendoa syafaat yang menentukan
kemenangan dalam peperangan bangsa Israel; Daniel menjadi pendoa syafaat bagi
orang-orang Yahudi yang ada di dalam pembuangan di Babel; Nehemia menjadi
pendoa syafaat bagi kota Yerusalem yang hancur; Ester menjadi pendoa syafaat
bagi seluruh bangsa Yahudi di pembuangan, dan seterusnya.[2]
Begitu juga dengan surat pastoral yang dituliskan oleh Rasul Paulus kepada
jemaat-jemaat. Yaitu kepada jemaat di Roma, Korintus, Galatia, Efesus, Filipi,
Kolose, dan Tesalonika. Rasul Paulus juga menuliskan surat kepada Timotius,
Titus dan Filemon. Rasul Paulus senantiasa mendoakan mereka dalam doa
syafaatnya. Dimana Paulus selalu mengucap syukur kepada Allah setiap kali
mengingat mereka. [3]
2.5.Penempatan
doa syafaat dalam Ibadah
Yang
dimaksud tentang doa syafaat adalah doa umum atau doa pastoral. Dalam ibadah
jemaat dari abad ke abad doa syafaat biasanya di tempatkan sesudah pemberitaan
firman. Yutinus Martyr (110-165) memberitakan bahwa sesudah pelayan mengajar
dan memberi nasehat.. kami semua (jemaat) bangun berdiri dan berdoa
bersama-sama. Dalam Liturgi Klementin (380) doa syafaat ditempatkan sesudah
khotbah, mula-mula untuk penjabat-penjabatnya, kemudia untuk anggota-anggotanya
dan terakhir untuk dunia: untuk perdamaian dan keselamatannya. Dalam ritus Gallia
doa syafaat dihubungkan dengan khotbah dan diucapkan dalam bentuk percakapan:
diaken menyebut orang-orang harus didoakan oleh jemaat dan diakhiri oleh uskup
dengan suatu doa rangkuman (collectio
post precem). Doa syafaat dipindahkan dari ibadah pemberitaan firman ke
ibadah perayaan perjamuaan. Dengan perubahan ini doa syafaat makin lama makin
erat dihubungkan dengan doa eucharistia. Dalam Missale Romanum, doa syafaat
ditempatkan disebelum dan sesudah konsekrasi roti dan anggur. Sebelum
konsekrasi didoakan orang-orang yang hidup dan peringatan akan orang-orang
suci, sesudah konsekrasi diucapkan doa syafaat untuk peringatan akan
orang-orang mati dan doa untuk anggota gereja. Calvin dan Luther menempatkan
doa syafaat sesudah khotbah mengikuti kebiasaan gereja lama.[4]
Untuk
pelayan syafaat pemimpin-pemimpin Gerakan Liturgia sangatlah menekankan doa-doa formulir. Sebab utamanya menurut
van der Schoot karena para pelayan tidak mempunyai “kharisma khusus untuk doa”.
Namun, banyak orang merasa keberatan. Keberatan-keberatan yang terpenting
adalah sebagai berikut. Pertama, doa-doa formulir tidak aktual, artinya tidak
ada sangkut pautnya dengan kehidupan jemaat. Kedua, kata-kata yang dipakai
banyak yang usang. Ketiga, doa-doa formulir tidak lahir dari hati karena dibacakan.
Keempat, doa-doa diambil dari dokumen-dokumen liturgia yang lama.
Mengharapkan agar orang lain atau hamba Tuhan
saja yang melakukan doa syafaat adalah sikap yang salah. Ini sama halnya
penonton yang hanya melihat jalannya sebuah pertandingan, tetapi tidak ikut
terlibat dalam pertandingan tersebut. Sebagai orang percaya kepada Kristus,
kita semua dipanggil untuk terlibat dan bertanggung jawab demi terciptanya
suasana damai untuk keselamatan seseorang yang dapat mendatangkan kebaikan dan
pujian bagi Tuhan. " Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup
untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk
mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada
Allah. "
(1 PETRUS 2 : 5)
(1 PETRUS 2 : 5)
III.
Kesimpulan
Dari
pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa doa syafaat sangat penting dimana doa
ini dibuat untuk mendoakan perdamaian dan keselamatan dunia bahkan mendoakan
semua pergumulan jemaat.
IV.
Daftar Pustaka
William
Barclay, Doa Muda-Mudi, Jakarta: BPK-GM, 2007
J.L.Ch.
Abineno, Doa Menurut Kesaksian Pb, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000
J.L.Ch Abineno, Unsur-Unsur Liturgia, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1999
[1] William Bbarclay, Doa Muda-Mudi, (Jakarta: BPK-GM, ), 10
[2] https://id.wikipedia.org/wiki/Doa_Syafaat
diakses pada tanggal 11 Maret 2016 pukul 15.00 WIB.
[3] J.L.Ch. Abineno, Doa Menurut Kesaksian Pb, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
), 70
[4] J.L.Ch Abineno, Unsur-Unsur Liturgia, (Jalarta: BPK Gunung Mulia,
1999), 86-89
Nama : Ester Putri Hutasoit
BalasHapusJunita Raja guk-guk
Sonia Angelina Ginting
Susi Susanta Barus
Ting/ Jur : IVB/ Teologia
M. Kuliah : Liturgika
Dosen : Pdt. E. simon Sinaga, M. Th
Kami dari kelompok 7 akan membahas sajian dari kelompok 5 yang berjudul Unsur Liturgi : Doa Syafaat dalam Thema Peribadahan (Liturgi) dalam Menyenangkan Hati Tuhan dengan Nats-nats Thematis Alkitab
Yang kami dapat dari sajian ini adalah, bahwasanya seorang pendoa syafaat itu dapat dikatakan sebagai perantara antara yang kita doakan dengan Allah. Itu berarti adalah sebuah kebanggaan jika seseorang dapat menjadi seorang pendoa syafaat. Doa syafaat berarti doa yang diucapkan atas nama orang lain artinya jika seseorang berdoa syafaat ia akan berdoa untuk orang lain. Doa syafaat tidak berfokus pada si pendoa saja melainkan melibatkan banyak orang didalam doanya.
Doa syafaat adalah termasuk unsur yang sangat penting dalam peribadahan karena dalam pengajaranNya Yesus pun begitu memperhatikan orang lain, melalui doa syafaat itu juga berarti kita memperhatikan sesama kita manusia.Tujuan diadakannya doa syafaat ini adalah yang terutama adalah untuk menyampaikan rasa syukur kepada Allah karena segala kebaikannya. Selanjudnya doa syafaat yang dilakukan adalah dalam rangka peduli terhadap orang lain. Mengenai jenis-jenis doa syafaat, ternyata ada bebarapa jenis, dalam benak kami pembahas selama ini doa syafaat itu hanya melulu doa syfaat misalnya, doa syafaat pribadi yang artinya kita berdoa untuk orang-orang yang khusus dekat dengan kita dalam rangka meminta kesembuhan atau memperoleh hal lain yang sifat nya tidak secara umum (menyeluruh). Berdoa syafaat adalah wuud nyata tali pengikat yang kuat diantara sesama manusia. Mendoakan orang lain adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan kepada orang Kristen. Adalah lebih mudah memang jika berdoa untuk diri sendiri namun kita harus menyadari bahwa berdoa untuk orang lain adalah hal yang luar biasa. Yesus juga melakukan hal berdoa untuk orang lain misalnya dalam Yohanes Pasal 17 yang merupakan doa yang dinaikkan oleh Tuhan Yesus keapada Bapa disorga untuk orang-orang yang percaya yakni sebelum ia terpisah dari dunia ini demikian halnya juga Paulus yang senantisa berdoa untuk jemaat-jemaat Allah yang berada dalam bimbingannya. Nah, dari sini dengan jelas menjelaskan bawha unsur doa syafaat dalam sebuah peribadahan itu adalah sangat penting dan sejauh ini gereja-gereja arus utama belum pernah meniadakan doa syafaat dalam sebuah peribadahan.
Saran dari pembahas
Dlam point tujuan dan jenis-jenis doa syafaat tidak tercantum sumber. Saran pembahas supaya penyaji mencantumkan sumber yang ditemukan supaya data yang kita peroleh akurat.
Menurut pembahas, kesimpulan dari penyaji sangat singkat. Ada baiknya penyaji menyimpulkan lebih banyak lagi supaya jelas apa yang menjadi kesimpulan dari pembahasan.
Yang menjadi pertanyaan bagi pembahas adalah:
1. Sebenarnya jika dilihat dari judul, yakni Unsur Liturgi : Doa Syafaat dalam Thema Peribadahan (Liturgi) dalam Menyenangkan Hati Tuhan dengan nats-nats Tematis Alkitab pembahas merasa penyaji belum sepenuhnya menjawab judul itu sendiri. Pembahas meminata supaya penyaji menjelaskan mengenai judul tersebut. Bagaimana sebenarnya maksudnya Doa Syafaat dalam tema peribadahan ? dan apa pula hubungannya denga nats-nats Tematis alkitab. Mohon penyaji jelaskan.
2. Apa sebanarnya makna yang terkandung dalam doa syafaat itu sendiri ?
3. Apakah dalam doa syafaat salah jika kita juga mengucapkan doa untuk diri kita sendiri ?
4. Seberapa penting doa syafaat dalam peribadahan ?
5. Bagaimana sebenarnya sejarah masuknya unsur doa syafaat dalam sebuah Liturgi ? dengan begitu kita dapat tau bagaimana kedudukan doa syafaat itu sendiri dalam sebuah peribadahan.
6. Apakah tanpa unsur doa syafaat sebuah peribadahan masih tetap dikatakan ibadah yang menyenangkan hati Tuhan ?
nompang nanyak nih kepada penyaji kelompok V. kmaren agak keluapan sedikit tentang pertannyaan ini.
BalasHapusjika kita hendak memulai perkuliahan biasanya kita dipimpin oleh seorang dari teman kita untuk berdoa. apakah itu doa syafaat?
selanjutnya, jika diperhadapkan dengan Amos 7:2,4. apakah itu merupakan doa syafaat?
Melaui pemahaman saya berdasarkan pertemuan kita mengenai doa syafaat, yang dimana pemahaman jemaat akan doa syafaat masih sangat kurang, terbukti ketika jemaat merasa tidak dianggap ketika namanya tidak disebut dalam doa karena sudah memberikan ucapan syukur ke gereja, bahkan sampai tidak datang lagi kegereja, anehnya lagi pindah gereja karena hal tersebut. Jadi tugas kita sebagai pemimpin adalah memberikan pemahaman yang benar akan arti doa syafaat tersebut, karena berdasarkan manajemen kepemimpinan Kristen pemimpin itu adalah gudangnya pemikiran jadi kita harus melakukan dialog melalui sosialisasi bersama jemaat, terkadang masalah timbul bukan karena ide yang ada salah, melainkan kurangnya pemahaman anggota akan arti dan makna yang sesungguhnya, jadi kalau bukan pelayan gereja (Pdt) yang menyuarakan ini siapa lagi? Pertanyaan saya apakah pemahaman jemaat ini akan doa syafaat ini merupakan pemahaman yang turun temurun?
BalasHapuskami akan menjawab pertanyaan dari teman-teman:
BalasHapus1. bahwasanya setiap orang berhak menjadi pendoa syafaat. karena Yesus sendiri sudah menunjukkan teladan dalam melakukan doa syafaat kepada para murid-murid-Nnya
2. setiap jemaat kurang memahami bagaimana doa syafaat tersebut. karena dalam pengalaman yang saya rasakan bahwasanya doa syafaat dijadikan sebagai landasan hanya untuk meminta kepada Tuhan
3. Memang sering sekali dalam doa syafaat dikatakan ucapan syukur, tetapi memang itu tidak salah. tapi sebenarnya fokusnya hanya kepada perguluman orang kristen yang mengalami ketidak-adilan karena nama Yesus
4. dalam doa syafaat kita sering meminta keadilan tapi lebih mengutamakan pengharapan kepada Allah. jadi ketika kita hanya meminta keadilan seakan-akan menurut saya kita kurang bersyukur.
Ruang komen ini resmi saya tutup Sabtu 23 April 2016, pukul 16.26 wib. Terimakasih atas respons dan partisipasi saudara semuanya. Salam
BalasHapusJawaban untuk Asriani Purba
BalasHapus1. Sejauh ini jemaat mengetahui doa syafaat hanya untuk pribadi mereka dan keluarga saja dan berdoa untuk setiap orang yang memberi ucapan syukur belum mengetahui bahwa doa syafaat itu adalah doa umum yang khusus untuk pergumulan dan bersifat umum bagi dunia.
2. Letak doa syafaat sendiri masih sangat bervariasi namun satu yang menjadi catatan bagi kita yaitu doa syafaat masih sangat relevan dilakukan di gereja sebagai bagian dalam ibadah minggu dan masih sangat dibutuhkan. Hal itu karena setiap jemaat yang bergereja juga dapat terbangun spiritualnya dalam hal membangun sesama dan diri sendiri dalam doa.
Jawaban untuk Noni Sinaga
Doa mulai dari umum-khusus atau khusus-umum bagi kami penyaji hal itu tidak menjadi masalah yang penting itu bagaimana seseorang dengan tulus berdoa dan memohon pada Allah.
Jawaban untuk pertanyaan Tribina Ginting
Doa syafaat yang efisiesn menurut saya penyaji adalah doa syafaat yang tidak bertele-tele sehingga tidak menghabiskan begitu banyak waktu.
Jawaban untuk pertanyaan Roles Purba
1. Latar belakang Van der Schoot membuat doa formulir yaitu karena para pelayan tidak memiliki kharisma untuk berdoa. Doa formulir itu adalah doa yang telah disusun dalam sidang jemaat. Namun lama kelamaan doa formulir ini dihapuskan karena tidak lagi aktual dengan kondisi jemaat atau pergumulan jemaat dan doa ini seperti hanya dibacakan saja sehingga tidak lahir dari hati si pembawa doa.
2. Yang layak membawakan ataupun memimpin doa syafaat menurut saya penyaji adalah semua orang yang bersedia untuk melayani Tuhan dengan membawakan doa syafaat. Dan yang memiliki hati tertuju pada Allah.
Jawaban untuk pertanyaan Jhoni Purba
1. Doa syafaat untuk perang rohani adalah bagaimana kita berdoa bagi setiap orang yang dalam pergumulannya ataupun yang sedang dalam peperangan rohani melawan diri sendiri ataupun melawan godaan si jahat agar Allah tetap memengang teguh ia.
Jawaban untuk Jhoni Purba dan Winda Sitepu
Doa syafaat yang terlalu lama memanglah hal yang kurang bagus karena membuat jemaat jenuh. Calvin berkata semakin banyak kata-kata dalam berdoa semakin banyak kesalahan” sedangkan Philip Jacop Spener mengatakan semakin banyak kata dalam doamu semakin dekat dengan Tuhan hal ini bisa kita lihat bahwa teologi Calvin adalah teologi yang dibangun pada saat protestan dipengaruhi oleh intelektual dan membangun sebuah kekudusan, sedangkan Spener menolak hal yang lebih mengutamakan intelektual. Spener lebih mementingkan hidup saleh dan hidup saleh dapat dilihat dengan bagaimana seseorang itu giat berdoa, meditasi dan membaca Alkitab. Hal itulah yang membuat kedua tokoh ini bertolak belakang perihal doa.
Jawaban untuk Asriani Purba :
BalasHapusDalam hal meyakini doa syafaat itu tergantung kepada pribadi masing-masing yang di doakan. Selama dia mempercayai kekuatan dari doa dan mengaminkannya, doa itu akan bekerja dalam dirinya.
Letak doa syafaat dalam ibadah sangat bervariasi dan membawakan masing-masing gaya yang dibuat oleh berbagai lairan-aliran gereja. Dan tidak ada sumber yang jelas yang dapat menjelaskan bagaimana sebenarnya penempatan letak doa syafaat itu dalam ibadah.
Jawaban untuk Noni Sinaga :
Doa syafaat sebaiknya dimulai dari hal yang umum-khusus, agar doa yang dipanjatkan lebih seistematis seperti doa formulir agar terhindar dari pengulangan pengucapan yang berulang-ulang dalan doa tersebut.
Jawaban untuk Tribina Ginting :
Doa yang efisien adalah doa yang tidak bertele-tele dan menghindari pengulangan pengucapan dalam doa.
Jawaban untuk Roles Purba :
Alasan Van der Schoot mengatakan pelayan tidak mempunyai kharisma untuk berdoa, dapat kita lihat dalam karangannya tentang “ajarlah kami berdoa”, yaitu: “barang siapa yang yang mengikuti ibadah dengan teliti akan megakui bahwa banyak doa syafaat memiliki kekurangan sehingga sangat merugikan ibadah itu. Pertama, seringkali doa syafaat itu sangat kacau susunannya, di daalamnya tidak ada jalan pikiran yang teratur. Banyak hal yang diulangi . pada minggu ini dinaikkan doa untuk pemerintah, tetapi orang-orang terhukum dan pekerjaan pekabaran injil dilupakan, pada minggu berikutnya terjadi sebaliknya. Pelayan mendoakan apa/siapa yang kebetulan ia ingat ! Kedua, sering doa syafaat itu sangat panjang, hampir-hampir tidak ada akhirnya. Pelayan bukan berdoa, tetapi bercerita, memberikan keterangan, berkhotbah. Tidak heran jika ada syafaat yang lamanya lima belas menit, bahkan kadang-kadang ada yang mencapai dua puluh menit”.
Semua orang layak untuk membawakan doa syafaat. Tidak ada manusia yang tidak dapat berdoa, yang ada hanyalah “yang tidak mau berdoa”.
Jawaban untuk Joni Purba, Uten Marbun danWinda Sitepu :
Sampai saat ini jemaat masih tidak atau belum memahami apa yang dimaksud dengan doa syafaat, sehingga ketika disuruh membawakan syafaat mereka layaknya seperti bercerita atau berkhotbah, sehingga hal tersebut membuat doa itu menjadi lama dan bertele-tele. Bahkan yang saya lihat selama ini para pendeta juga kelihatannya tidak begitu memperhatikan apa itu doa syafaat yang benar dan tidak memberikan jemaat pemahaman. Pendeta juga cenderung mengucapkan syukur dalam doa syafaat dan selalu membawakan dalam syafaat setiap orang yang memberi ucapan syukur maupun yan minta di doakan. Oleh karena itu, dibutuhkan sesuatu doa yang lebih konsisten dan tidak berulang-ulang agar tidak lama dan hal ini sudah menjadi kebiasaan gereja yang sulit untuk diubah dan harus kembali kepada pribadi masing-masing jemaat dalam keseriusan berdoa.
Nama : Hotni Malau
BalasHapusNIM : 12.01.930
Ting/Jur : IV-B/Teologia
Kami akan menjawab pertanyaan dari teman-teman:
1. Yang berhak menjadi pendoa syafaat adalah berlaku untuk setiap orang karena memang tidak ada penentuan yang khusus atau kriteria yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang pendoa. Karena kita tidak dapat mengukur kemampuan seseorang dalam hal berdoa.
2. Mengucapkan ucapan syukur dalam doa syafaat tidaklah menjadi masalah besar. Karena pemahaman yang sudah tertanam dalam setiap pribadi bahwa doa itu adalah nafas dan alat kita berkomunikasi dengan Tuhan.
3. Dari pemahaman orang Kristen tentang doa sering memunculkan salah pemahaman bahwa doa syafaat sebagai alat atau jalan kita meminta keadilan di dalam hidup kita kepada Tuhan.
4. Doa syafaat yang panjang atau terlalu lama memang adalah hal yang sangat kurang bagus. Hal ini terjadi karena jemaat akan merasa bosan dan jenuh. Jadi menurut saya doa syafaat tidaklah harus panjang walaupun memang doa syafaat adalah membawakan atau menyampaikan doa yang lebih dari satu orang . Karena menurut saya berdoa tidaklah harus dengan suara yang kuat atau dengan rangkaian kata-kata indah sehingga doa kita dijawab oleh Tuhan. Cukup dengan hati yang tulus dan dan dengan rendah hati.