Kelompok
VII
Tingkat/
Jurusan : I/ Pendidikan Agama
Kristen
Mata
Kuliah : Ilmu Budaya
Dasar
Dosen
Pengampu : Pdt. Edward
Simon Sinaga, M. Th
Agama dan
Pluralisme
Dalam perkembangan agama-agama dapat kita jumpai
beragam ajaran-ajaran agama dan sesuai dengan itu agama Yahudi, Kristen dan
Islam sering mengalami degradasi. Hanya agama Budha yang jarang dan bahkan
tidak pernah mencurahkan darah. Setiap peristiwa itu meninggalkan luka
tersendiri.
Kita tidak dapat meniadakan sejarah, namun kita harus
belajar dari sana dengan harapan pada abad ke-21 tidak ada lagi terjadinya
relativisme.
Indonesia merupakan Negara paling plural di dunia,
dengan beragam suku dan agama; maka kita dapat bersatu apabila kita dengan
senang hati mau mengakui kemajemukan. Persatuan dalam Negara Indonesia sekarang
diancam dengan kehadiran eksklusivisme yang memaksakan pandangan mereka. Tapi
kita haruslah memahami bahwa setiap kelompok bebas menurut cita-citanya sendiri
dan tidak ada kelompok yang dapat memaksakan kehendaknya.
Sebagai Negara yang penuh dengan keberagaman, maka
pluralisme adalah nilai yang paling hakiki bagi Negara Indonesia.
Seorang
yang pluralis menerima bahwa setiap manusia mempunyai kepercayaan yang
berbeda-beda, percaya bahwa masing-masing memiliki kebenaran; tetapi bersatu
dalam nilai yang kita miliki bersama.
I.
Pluralisme dan Reaktualisasi
Pancasila
Di
masa-masa akhir ini pluralisme sedang hangat dibicarakan. Hal itu dikarenakan
pluralisme mengalami ancaman.
1.1. Pandangan Kristiani
Orang Kristen yakin bahwa
tidak ada jalan kehidupan selain Kristus (bnd. Yoh. 11:6). Bagaimana orang
Kristen memandang pluralisme?
Masing-masing yakin akan
kebenaran agama sendiri, maka dalam kebenaran memang ada eksklusivisme. Tidak mungkin
menganggap bahwa agama yang berbeda dengan kepercayaan kita sebagai benar.
Namun menurut pandangan agama Katolik tidak boleh ada eksklusivisme, mereka
yakin bahwa agama lain juga memiliki nilai-nilai dan kebenaran; meskipun
kebenaran sepenuhnya hanya ada di dalam Yesus Kristus.
Katolik berpandangan bahwa
di luar gereja pun baik yang tidak dibaptis dapat beroleh keselamatan/ masuk
surga. Itu merupakan ajaran resmi orang Katolik dengan memandang bahwa
keselamatan karena Yesus menawarkan keselamatan kepada semua orang.
1.2. Reaktualisasi Pancasila
Dalam nilai-nilai Pancasila
semua warga Negara sama saja, memiliki hak dan kewajiban yang sama. Pancasila
memecahkan permasalahan perbedaan dalam Negara Indonesia.
Namun aktualisasi dari
ke-lima sila itu sering hanya setengah cerita saja. Pancasila bukanlah sesuatu
hal yang mengundang kontroversi maka dari itu gampang disetujui, meskipun tidak
mudah untuk dilaksanakan. Aktualisasi nilai-nilai Pancasila kesediaan setiap
masyarakat menerima kenyataan bahwa Indonesia sebuah pluralitas, artinya harus
bersedia menerima kekhasan masing-masing. Pokoknya pemaksaan terhadap pandangan
hidup kepada orang lain harus dibuang. Sehingga dapat merasa berada di rumah
sendiri, merasa aman dan dilindungi.
Salah satu dari nilai pluralisme
yang paling penting adalah toleransi, yaitu kesediaan untuk mengakui,
menghargai keberadaan kelompok lain dalam kebudayaannya.
II.
Agama, Titik Lemah Bangsa
Indonesia
Sila
pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” masih belum jelas di dalam pelaksanaannya. Masalah
rumah ibadah cenderung meracuni hubungan umat beragama dan selalu terjadi
kekerasan. Dan yang sangat memilukan polisi sebagai penganyom masayarakat malah
membiarkan kekerasan terjadi dan perusahaan daerah yang menentukan ijin
perdirian gereja sering tidak berfungsi sedikitpun.
2.1. Dua Perkembangan yang Berlawanan
15 tahun terakhir hubungan
Kristen-Islam jauh lebih membaik. Para tokoh-tokoh agama berkomunikasi baik
dengan agama-agama lainnya.
Namun di dalam keselarasan
itu terjadi kebalikan, pluralisme mulai digerogoti. Banyak sekali organisasi
lokal yang menolak adanya pembangunan gereja, hai ini terjadi karena mungkin
adanya penghasutan.
2.2. Negara
Negara adalah tempat kita
berdemokrasi, saling mendukung dan menegakkan keadilan. Negara memerlukan pemimpin
yang kuat dan tegas dalam menentang segala ketidakadilan. Namun fakta yang kita
temui sekarang ternyata pemimpin belum cukup tegas dalam meyuarakan keadilan.
Ancaman kekerasan tidak ditindak dengan tegas. Kalau pemerintah nasional/ pusat
saja tidak memiliki karakter untuk itu, apalagi daerah yang berhadapan langsung
dengan umat beragama.
Maka dari itu kita sangat
membutuhkan pemimpin yang sangat berkarakter.
III.
Hal Penodaan Agama-Beberapa
Catatan
Beberapa pertimbangan mengenai tiga istilah kunci
dalam pasal 1 dan 4 UU No. 1/ PNPS/ 1965. Istilah itu adalah “penodaan agama,”
“penafsiran dan kegiatan menyimpang dari pokok-pokok ajaran suatu agama” dan
sebagai latar belakang “kebebasan beragama.”
3.1. Penodaan Agama
Penodaan agama adalah
tindakan lahiriah yang dilakukan dengan maksud menghina kepercayaan orang lain.
Berbeda keyakinan bukanlah
merupakan penodaan agama. Umat Islam tidak terhina karena umat Kristen tidak
mengikuti kitab suci serta nabinya, begitu juga dengan umat Kristen tidak
merasa terhina apabila umat Islam tidak menerima Yesus sebagai Tuhan.
3.2. Penafsiran/ Kegiatan Menyimpang dari Pokok-pokok Ajaran Agama
Menyimpang berarti lari dari
jalur. Seharusnya sebuah UU tidak berbicara menyimpang, melainkan istilah yang lebih
netral yaitu berbeda. Istilah menyimpang dengan sendirinya berpihak. Artinya
bahwa akan muncul pandangan relativisme di mana sebuah agama dapat mengatakan
agamanyalah yang benar bukan agama orang lain.
3.3. Kebebasan beragama
Pembahasan di atas menjadi
pertimbangan, apabila Negara masih tetap menggunakan istilah tersebut, dengan
pandangan suatu kepercayaan itu tidak dibenarkan dengan alasan “menyimpang.”
Maka hal ini akan bertentangan dengan UU yang menjamin kebebasan beragama.
Apakah kebebasan beragama
ada batasnya? Jelaslah tidak. Jelas bahwa setiap orang berhak mengikuti
kepercayaannya masing-masing tanpa memandang minoritas/ mayoritas. Itulah yang menjadi inti dari
kebebasan beragama, bahwa pihak lain tidak berhak mencampuri ajaran agama orang
lain.
Maka dari itu sebuah kepercayaan
tidak berhak menuntut kepada Negara bahwa agama orang lain itu menyimpang dan
untuk membatasi agama orang lain. Oleh sebab itu Negara tidak berhak menyatakan/
memberu label “menyimpang” kepada sebuah kepercayaan.
IV.
Kekerasan atas Nama Agama
Indonesia
sebagai Negara hukum perlu menegakkan kembali keberadaan hukum. Dalam Negara
hukum segala yang bertentangan dengan hukum harus ditindak dengan hukum.
Apabila masyarakat memahami bahwa pelaksanaan hukum adalah tanpa pandang bulu,
maka tidak akan ada lagi istilah main hakim sendiri.
4.1. Kekerasan Komunal
Kekerasan komunal adalah
kekerasan yang terjadi antar komunitas-komunitas yang bersifat suku, ras, agama
maupun golongan. Kekerasan ini terjadi apabila adanya keterlibatan komunitas.
Biasanya dipicu apabila adanya salah satu dari anggota yang mengalami sesuatu
hal yang dipandang buruk. Maka akan muncul perasaan emosi yang berlebihan tanpa
memperhatikan kebenarannya terlebih dahulu. Hal ini biasanya disebabkan oleh
rasa solidaritas yang berlebihan.
Konflik komunal yang
melibatkan agama jarang terjadi. Yang menjadi gawat adalah ketika ada sesuatu
hal yang terjadi pada anggota agama misalnya Kristen dan Islam maka akan muncul
solidaritas keumatan. Apabila komunitas terlibat maka sering menjadi masalah agama.
Akhirnya terjadi kekerasan antar agama.
Konflik komunal bernuansa
agama tidak dapat dipecahkan dengan melibatkan agama, melainkan dengan membawa
mereka yang dalam konflik ke dalam komunikasi yang baik.
Maka dari itu tanggungjawab
seorang agamawan sangatlah besar. Seorang agamawan tidak boleh terikat dalam komunalisme.
Tokoh agamawan sendiri harus memahami agama lain sebagai saingan dalam artian
secara sehat, di mana kita menganggap agama lain sebagai jalan masing-masing
dalam dalam kehendak Sang Pencipta. Hal itu mengandaikan kita bersedia
membersihkan diri dari emosi-emosi yang tidak baik dari rasa benci dan dendam.
4.2. Kekerasan Bermotivasi Agama
Kekerasan yang bermotivasi
agama adalah kekerasan yang paling mengkhawatirkan dan juga mengerikan, karena
agama berusaha untuk menyingkirkan saingannya.
Hubungan Islam-Kristen
meninggalkan kisah yang sangat pilu dalam perang salib (abad ke-11 s/d 13).
Situasi yang menegangkan ini
terlihat dalam ketidaksediaan untuk bersifat toleran. Sudah jelas bahwa agama
tidak boleh ada paksaan, agama seharusnya menjadi pembela dalam arti yang luas:
bahwa setiap orang berhak mengikuti suara hatinya.
Kalau sistem kekerasan dalam
agama masih dibiarkan maka akan merusak harkat dan martabat agama itu sendiri.
4.3. Perlu Penyembuhan
Kekerasan oleh orang-orang
beragama dalam masyarakat ada sesuatu yang harus diobati. Kemampuan
bertoleransi perlu dibangun kembali. Mari kita sepakati bahwa konflik-konflik
tidak boleh diselesaikan dengan kekerasan. Kekerasan berarti menempatkan diri
pada posisi Allah.
Keagamaan yang benar adalah
rendah hati dan menyerahkan penilaian kepada Allah.
V.
Analisa
Indonesia
merupakan nergara paling plural di dunia. Oleh karena itu kita hanya dapat
bersatu apabila kita dengan senang hati dapat menerima perbedaan yang ada.
Permasalahan
agama di Indonesia adalah permasalahan yang sangat memilukan sebab banyak
sekali terjadi kesalahan yang mengatasnamakan agama. Padahal agama seharusnya
menjadi pelindung namun ternyata tidak.
Dalam
perjalanan bangsa Indonesia Pancasila diharapkan dapat menjadi pemersatu bangsa
dalam setiap perbedaan yang begitu plural itu, namun ternyata pelaksanaanya
masih sering hanya seperti angan-angan saja. Sebenarnya nilai yang perlu
ditanamkan adalah rasa toleransi yang tinggi, sehingga mau menerima perbedaan
yang ada. Maka dari itu perlu adanya pemimpin yang berideologi tinggi dalam
memacu rasa toleransi di masyarakat.
Lagipula
pada zaman sekarang tidak saatnya kita memikirkan diri kita msaing-masing,
sudah saatnya kita bersatu memajukan bangsa Indonesia.
Nama-nama Kelompok VII
-
Tuah Ginting
-
Timothy P.
Saragi
-
Esra
Lumbantobing
Daftar Pustaka
Suseno, F. M. (2015). Kebangsaan
Demokrasi Pluralisme: Bunga Rampai Etika Politik Aktual. Jakarta: PT.
Kompas Media Nusantara.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKelompok II (Pembanding Kelompok VII)
BalasHapusNama-nama Kelompok II
Chandra Syahputra Pasaribu NIM : 15-02-568
Rajiman Brama Nober Girsang NIM : 15-02-580
Putri Pebrina Nababan NIM : 15-02-578
Ricky Yacop Ngikut Suranta Ginting NIM : 15-02-581
Ting/Jur : 1/PAK
M.Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Dosen : Pdt. Edward Simon Sinaga, M. Th
Agama dan Pluralisme
1. Ringkasan
Dalam perkembangan agama-agama dapat kita jumpai beragam ajaran-ajaran agama dan sesuai dengan itu agama Yahudi, Kristen dan Islam sering mengalami degradasi. Hanya agama Budha yang jarang dan bahkan tidak pernah mencurahkan darah. Setiap peristiwa itu meninggalkan luka tersendiri. Kita tidak dapat meniadakan sejarah, namun kita harus belajar dari sana dengan harapan pada tidak ada lagi terjadinya relativisme. Indonesia merupakan Negara paling plural di dunia dengan beragam suku dan agama, maka pluralisme adalah nilai yang paling hakiki bagi Negara Indonesia. Seorang yang pluralis menerima bahwa setiap manusia mempunyai kepercayaan yang berbeda-beda, percaya bahwa masing-masing memiliki kebenaran; tetapi bersatu dalam nilai yang kita miliki bersama.
Masing-masing yakin akan kebenaran agama sendiri, maka dalam kebenaran memang ada eksklusivisme. Tidak mungkin menganggap bahwa agama yang berbeda dengan kepercayaan kita sebagai benar. Namun menurut pandangan agama Katolik tidak boleh ada eksklusivisme, mereka yakin bahwa agama lain juga memiliki nilai-nilai dan kebenaran bahkan di luar gereja sekalipun, baik yang tidak dibaptis tetap dapat memperoleh keselamatan/ masuk surga. Dalam nilai-nilai Pancasila semua warga Negara sama saja, memiliki hak dan kewajiban yang sama. Aktualisasi nilai-nilai Pancasila kesediaan setiap masyarakat menerima kenyataan bahwa Indonesia sebuah pluralitas, Salah satu dari nilai pluralisme yang paling penting adalah toleransi, yaitu kesediaan untuk mengakui, menghargai keberadaan kelompok lain dalam kebudayaannya.
Masalah rumah ibadah cenderung meracuni hubungan umat beragama dan selalu terjadi kekerasan. Dan yang sangat memilukan polisi sebagai penganyom masayarakat malah membiarkan kekerasan terjadi dan perusahaan daerah yang menentukan ijin perdirian gereja sering tidak berfungsi sedikitpun. 15 tahun terakhir hubungan Kristen-Islam jauh lebih membaik. Para tokoh-tokoh agama berkomunikasi baik dengan agama-agama lainnya. Namun di dalam keselarasan itu terjadi kebalikan, pluralisme mulai digerogoti. Banyak sekali organisasi lokal yang menolak adanya pembangunan gereja, hal ini terjadi karena mungkin adanya penghasutan. Namun fakta yang kita temui sekarang ternyata pemimpin belum cukup tegas dalam meyuarakan keadilan. Ancaman kekerasan tidak ditindak dengan tegas. Kalau pemerintah nasional/ pusat saja tidak memiliki karakter untuk itu, apalagi berhadapan langsung dengan umat beragama. Maka dari itu kita sangat membutuhkan pemimpin yang sangat berkarakter.
Jelas bahwa setiap orang berhak mengikuti kepercayaannya masing-masing tanpa memandang minoritas/ mayoritas. Itulah yang menjadi inti dari kebebasan beragama, bahwa pihak lain tidak berhak mencampuri ajaran agama orang lain. Maka dari itu sebuah kepercayaan tidak berhak menuntut kepada Negara bahwa agama orang lain itu menyimpang dan untuk membatasi agama orang lain. Oleh sebab itu Negara tidak berhak menyatakan/ memberu label “menyimpang” kepada sebuah kepercayaan.
Kekerasan komunal adalah kekerasan yang terjadi antar komunitas-komunitas yang bersifat suku, ras, agama maupun golongan Kekerasan yang bermotivasi agama adalah kekerasan yang paling mengkhawatirkan dan juga mengerikan, karena agama berusaha untuk menyingkirkan saingannya. Maka harus ada rasa Kemampuan bertoleransi yang perlu dibangun kembali. Mari kita sepakati bahwa konflik-konflik tidak boleh diselesaikan dengan kekerasan. Karena keagamaan yang benar adalah rendah hati dan menyerahkan penilaian kepada Allah.
2. Masukan
Hapus Pada pengetikan masih banyak kata-kata asing yang belum ditulis miring.
Pada pembahasan 4.3 mengenai Perlunya Penyembuhan, masih kurang jelas atau kurang diperjelas proses bisanya Penyembuhan.
3. Pertanyaan
Apa alasan penyaji mengatakan bahwa agama Budha itu tidak mencurahkan darah, padahal pernah saya mendapat informasi bahwa agama Budha itulah yang ada mengadakan Ritual yang mencurahkan darah dan apa alasan penyaji mengatakan bahwa agama Yahudi, Kristen, dan Islam sering mengalami Degradasi ? lalu bagaimana dengan agama lainya?
Indonasia adalah memiliki beragam budaya dan agama, dan sampai sekarang pun masih banyak orang yang menganggap bahwa agamanyalah yang paling benar dan tidak percaya kepada agama lain. Lalu bagaimana cara untuk menyikapi hal tersebut? Dan anda mengatakan bahwa diluar gereja pun ada keselamatan, lalu bagaimana dengan agama lain yang tidak percaya kepada Yesus apakah mereka juga akan menerima keselamatan juga?
mengenai masalah rumah ibadah tentu kita sudah tahu bahwa ada gereja di aceh singkil yang gerejanya dibakar, lalu apa yang sepatutnya kita lakukan agar pamerintah bisa bertindak tegas?
nama:suci Jiwana
BalasHapusnim:15.02.586
Tkt/Jur:I/PAK
syalom dan salam IBD
Apakah gerangan yang maksud dari Prulalisme yang dinyatakan bertentangan dengan ajaran Islam? Lalu apa bedanya dengan Pluralitas agama yang merupakan salah satu cerminan ajaran pancasila?
Tolong saudari pertanyaanya lebih jelas lagi...
HapusNama :Elia Br S Pelawi
BalasHapusNim :15.02.571
Tkt/Jur:1/PAK
Syalom dan Salam IBD
Pada sajian kelomok VII tentang Agama dan Pluralisme
yang ingin saya tanyakkan adalah bagaimana pendapat penyaji tentang kekerasan bermotivasi agama di dalam kehidupan kita sehari-hari?
Saran kami sebaiknya itu tidak perlu ada dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat, sebab kita semua ingin hidup damai tentunya. Namun yang oerlu kiita ketahui adalah karena kita merasa diri kita/ ajaran kita yang paling benar, sementara dalam pandangan Kristen jalan keselamatan ataupun jalan kepada Bapa di Surga adalah melalui Yesus (bandingkan Yohanes 14:6) dan tidak ada nama lain. Namun sebenarnya inti dari pluralisme adalah keterbukaan dan kebaikan hati terhadap sesamanya dan itulah yang dituntut dalam agama Kristen. Untuk itulah kita mesti menghargai agama orang lain dan pribadi orang lain. Yesus juga berpesan agar kita tidak menghakimi dan mengkafirkan orang lain (Matius 5:20). Terimakasih ... Syalom!
HapusNama : Pirta Niska Sinaga
BalasHapusNim : 15.02.579
Ting/Jur: I/PAK
HORASSSSSS ..
AGAMA DAN PLURALISME
Agama dan Pluralisme memang sangat penting bagi kehidupan manusia . Dalam perkembangan agama-agama dapat kita jumpai beragam ajaran-ajaran agama dan sesuai dengan itu agama Yahudi, Kristen dan Islam sering mengalami degradasi. Hanya agama Budha yang jarang dan bahkan tidak pernah mencurahkan darah. Setiap peristiwa itu meninggalkan luka tersendiri. Terimakasihhhhhhh
Maksudnya???
HapusNama : Prta Niska Sinaga
HapusNim : 15.02.579
Ting/Jur: I/PAK
Saya ingin bertanya kepada kelompok VII Mengenai ..
1. Bagaimana caranya merubah pemikiran eksklusivisme menjadi inklusivisme bagi setiap orang. Dalam mempelajari pluralisme ini . tolong para penyaji beri penjelasan . terimakasih
Nama : Ezra LumbanTobing
BalasHapusNim : 15.02.573
Tkt/jur : I/PAK
Matah Kuliah : Ilmu budaya dasar
Dosen : Pdt Edward Simon Sinaga Mth
kami akan menjawab pertanyaan dari saudara dan saudari orang yang penanya
1. pertanyaan dari saudara yohannes
pluralisme berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari dua kata yaitu: plural ( beragan) dan isme( pahan) jadi pluralisme beragam pemahaman atau bermacam-macam paham dan selain menolak pluralisme agama juga menegasan bahwa yesus kristus adalah satu-satunya pengantara keselamatan ilahi dan tidak ada orang yang bisa ke bapa selain melalui Yesus dan pluralisme sama berkembangg pesat dalam masyarakat kristen barat
2. pertanyaan dari saaudari pirta
- puncak penyalagunakan ajaran gereja yang diawali dengan penjualan surat kepada masyarakat dan gereja katholik yang berusaha melakukan pembaharuan dari dalam, sala satunya dengfan memberikan pendidikan teologi Kristen yang ketat kepada parah klerus
- hal itu terjadi karena setiap agama yang paling benar dan tidak mengganggu agama orang lain
3. pertanyaan dari saudari suci
factor internal yang terjadi karena adanya keterbatasan pengetahuan oleh pemeluk agama dalam pemahaman dan agamanyasehingga muncul skripturalisme dan skripturalisme adalah sesuai yang menempatkan agama hanya sebatas teks-teks keagamaan dalam pemahaman ini dan contohnya adalah:yang dimana mereka mengabaikan subtanlisasi dan kontekstualisasi dalam keagamaan
4. pertanyaan dari saudari laury
suatu kegiatan yang menyebarkan paham ddan keyakinan yang serupa yang sesat karena mencampur adukan antara ajaran agama islam, agama nasrani, dan yahudi dengan menapsirkan ayat-ayat Alquran yang tidak sesuai dengan kaedah tapsir
5. pertanyaan dari saudari Elia
penyembuhan yang di maksud adalah: disini kan dikatakan bahwa hal yang arus diobati itu adalah toleransi yang berkurang antara satu dengan yang lainnya, disini kita harus memahami apa itu toleransi dulu, toleransi adalah memberikan kenyamanan mereka dalam melaksanakan ibadahnya. bukan mencampur adukkan agama. penyembuhan itu lah yang harus kita obati dari masyarakat yaitu mencampur adukkan agama. maksudnya mengobati disini menyadarkan seseorang akan apa yang dia lakukan terhadap orang lain dalam ibadah orang itu.
6. pertanyaan dari saudara bung Daniel
dalam buku pidana perbuatan yang tidak menyenangkan sebagaimana telah disebut di atas yang diatur dalam bab XVIII tentang kejahatan terhadap kemerdekanorang pasal 35 kitab undang-undang hukum pidana
- di ancam pidana penjara paling lama yang dimana barang siapa yang mmelawan hukum atau memaksa orang lain supaya melakukan atau membiarkan sesuatu yang tidak menyenangkan
- dalam hal ini diterangkan bahwa kejahatan hanya dituntut atas pengaduan orang yang terkena
7. pertanyaan dari saudari ima susi sembiring
- mendatangkan perdamaian di dunia dengan menbentuk persaudaraan di antara sekalian agama yang berada di dalam dunia ini
- menghimpun segala kebenaran yang termuat dalam agama yang telah ada sebelumnya
- memperbaiki kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh penganut agama sebelumnya yang kemudian dimasukkan pada agama itu
- mengajarkan akan kebenaran abadi yang sebelumnya tidak pernah diajarkan
Nama : Elisenta Br Tarigan
BalasHapusNIM : 15.02.570
Tkt/Jur : I/PAK
M.Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Dosen : Pdt Edward Simon Sinaga, MTh
Dalam perkembangan agama-agama dapat kita jumpai beragam ajaran-ajaran agama dan sesuai dengan itu agama Yahudi, Kristen dan Islam sering mengalami degradasi. Hanya agama Budha yang jarang dan bahkan tidak pernah mencurahkan darah. Setiap peristiwa itu meninggalkan luka tersendiri. Sebagai Negara yang penuh dengan keberagaman, maka pluralisme adalah nilai yang paling hakiki bagi Negara Indonesia. Sebenarnya nilai yang perlu ditanamkan adalah rasa toleransi yang tinggi, sehingga mau menerima perbedaan yang ada. Maka dari itu perlu adanya pemimpin yang berideologi tinggi dalam memacu rasa toleransi di masyarakat.
Nama : Sri Ervina Br Tarigan
BalasHapusNIM : 15.02.585
Materi ke VII
1. Pluralisme dan Reaktualisasi Pancasila
2. Agama: Titik Lemah Bangsa Indonesia
3. Hal Penodaan Agama
4. Kekerasan atas Nama Agama
Pluralisme dalam arti sebenarnya adalah sebagai keterbukaan dan kebaikan hati terhadap agama-agama yaitu agama Kristiani, Islam, Hindu, dan Buddha. Dalam Pancasila, nilai-nilai dasar Pancasila yang perlu diaktualisasikan adalah kesediaan untuk saling menerima dalam kekhasan masing-masing. jadi, kesediaan untuk menghormati dan mendukung kemajemukan bangsa serta senantiasa menata kehidupan bangsa ini secara inklusif. Agama titik lemah bangsa Indonesia karena merosotnya toleransi antar umat beragama. Negara seharusnya membina masyarakat supaya menerima. Pimpinan seharusnya mempunyai keberanian untuk menyerukan kepada bangsa Indonesia agar bersedia menjamin kesejahteraan, keamanan, dan kebebasan mereka yang berbeda. salah satu prinsip dasar demokrasi adalah Zero Tolerance terhadap kekerasan. Hal penodaan agama, adalah tindakan lahiriah dengan maksud menjelekkan, menghina, mengotori atau memperlakukan secara tidak hormat kepada suatu agama, baik tokoh agama, simbol-simbolnya, ajarannya, ritusnya, dan ibadatnya. Dalam penafsiran akan kegiatan menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama bagi gereja Katolik mengatakan bahwa Saksi Yehuwa sebagai ajaran menyimpang dari ajaran Kristiani karena saksi Yehuwa menempatkan dirinya sebagai Allah. Kekerasan atas nama agama, kekerasan bisa terjadi karena pelbagai alasan. misalnya, karena emosi sehingga ada rasa mau membalas dendam. ada juga kekerasan komunal maksudnya adalah konflik diantara komunitas-komunitas yang ciri khasnya bersifat kesukuan, regional, kebudayaan, dan agama. misalnya, terjadi serangan antar komunitas karena bermotivasi ingin menang sehingga mereka melakukan cara dengan menindas agama tersebut. Oleh karena itu, perlu penyembuhan akan kekerasan yang dilakukan orang-orang beragama atas nama agama yaitu dengan bertoleransi antara agama yang satu dengan agama yang lain.
Nama : Sri Ervina Br Tarigan
BalasHapusNIM : 15.02.585
Materi ke VII
1. Pluralisme dan Reaktualisasi Pancasila
2. Agama: Titik Lemah Bangsa Indonesia
3. Hal Penodaan Agama
4. Kekerasan atas Nama Agama
Pluralisme dalam arti sebenarnya adalah sebagai keterbukaan dan kebaikan hati terhadap agama-agama yaitu agama Kristiani, Islam, Hindu, dan Buddha. Dalam Pancasila, nilai-nilai dasar Pancasila yang perlu diaktualisasikan adalah kesediaan untuk saling menerima dalam kekhasan masing-masing. jadi, kesediaan untuk menghormati dan mendukung kemajemukan bangsa serta senantiasa menata kehidupan bangsa ini secara inklusif. Agama titik lemah bangsa Indonesia karena merosotnya toleransi antar umat beragama. Negara seharusnya membina masyarakat supaya menerima. Pimpinan seharusnya mempunyai keberanian untuk menyerukan kepada bangsa Indonesia agar bersedia menjamin kesejahteraan, keamanan, dan kebebasan mereka yang berbeda. salah satu prinsip dasar demokrasi adalah Zero Tolerance terhadap kekerasan. Hal penodaan agama, adalah tindakan lahiriah dengan maksud menjelekkan, menghina, mengotori atau memperlakukan secara tidak hormat kepada suatu agama, baik tokoh agama, simbol-simbolnya, ajarannya, ritusnya, dan ibadatnya. Dalam penafsiran akan kegiatan menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama bagi gereja Katolik mengatakan bahwa Saksi Yehuwa sebagai ajaran menyimpang dari ajaran Kristiani karena saksi Yehuwa menempatkan dirinya sebagai Allah. Kekerasan atas nama agama, kekerasan bisa terjadi karena pelbagai alasan. misalnya, karena emosi sehingga ada rasa mau membalas dendam. ada juga kekerasan komunal maksudnya adalah konflik diantara komunitas-komunitas yang ciri khasnya bersifat kesukuan, regional, kebudayaan, dan agama. misalnya, terjadi serangan antar komunitas karena bermotivasi ingin menang sehingga mereka melakukan cara dengan menindas agama tersebut. Oleh karena itu, perlu penyembuhan akan kekerasan yang dilakukan orang-orang beragama atas nama agama yaitu dengan bertoleransi antara agama yang satu dengan agama yang lain.
Nama: Tuah Ginting
BalasHapusNIM: 15.02.588
Saya akan menjawab pertanyaan saudara Yohanes
Pertanyaannya: Bagaimana pandangan orang Kristen memahami pluralisme?
Dalam dunia Kristen, pluralisme agama pada beberapa dekade terakhir diprakarsai oleh John Hick. Dalam hal ini dia mengatakan bahwa menurut pandangan fenomenologis, terminologi pluralisme agama arti sederhananya ialah realitas bahwa sejarah agama-agama menunjukkan berbagai tradisi serta kemajemukan yang timbul dari cabang masing-masing agama. Dari sudut pandang filsafat, istilah ini menyoroti sebuah teori khusus mengenai hubungan antartradisi dengan berbagai klaim dan rival mereka. Istilah ini mengandung arti berupa teori bahwa agama-agama besar dunia adalah pembentuk aneka ragam persepsi yang berbeda mengenai satu puncak hakikat yang misterius.
Salam IBD
Nama: Tuah Ginting
HapusNIM: 15.02.588
Saya akan menjawab pertanyaan saudari Elia S. Pelawi
Pertanyaannya: Penyembuhan yang bagaimana maksudnya dalam agama dan pluralisme tersebut?
Arti penyembuhan ialah pemulihan/ mengobati segala sesuatu yang pernah terjadi dalam permasalahan tentang agama. Seharusnya kita sebagai negara yang plural harus bersatu untuk mempertahankan negara Indonesia dari ancaman, namun pada kenyataannya keberagaman itu salah ditafsirkan dan menghasilkan konflik, khususnya konflik antar agama. Untuk itu kita sebagai negara yang demokrasi dan berlandaskan pada pancasila haruslah mencipatan nilai-nilai pancasila tersebut dalam kehidupan. Serta yang terpenting yaitu perlunya dibangun rasa toleransi antara umat beragama.
Salam IBD
Nama: Tuah Ginting
HapusNIM: 15.02.588
Saya akan menjawab pertanyaan saudari Suci Jiwana
Pertanyaannya: Apa maksud dari kekerasan bermotivasi agama?
Kekerasan yang bermotivasi agama adalah kekerasan agama yang berusaha untuk menyingkirkan saingannya. Hubungan Islam-Kristen meninggalkan kisah yang sangat pilu dalam perang salib (abad ke-11 s/d 13). Situasi yang menegangkan ini terlihat dalam ketidaksediaan untuk bersifat toleran. Kalau sistem kekerasan dalam agama masih dibiarkan maka akan merusak harkat dan martabat agama itu sendiri. Sehinggga tujuan agama yang sesungguhnya tidak akan tercapai.
Salam IBD
Nama: Tuah Ginting
HapusNIM: 15.02.588
Saya akan menjawab pertanyaan saudara Erick Sanjaya
Pertanyaannya: Apa perbedaan eklusivisme dan Relativisme?
Eklusivisme adalah paham yang mempunyai kecenderungan untuk memisahkan diri dari masyarakat. Artinya disini bahwa ada anggapan bahwa agamanya lah yang paling benar secara mutlak.
Misalnya:
1.Seorang Islam berkata: "Agama yg diridhoi di sisi Allah adalah Islam."
2. Seorang Kristen berkata: "Tidak ada orang sampai kepada Bapa tanpa melalui Anak; Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup."
3. Seorang Buddhis berkata: "Buddha Gautama telah menyatakan: hanya di dalam ajaranku yg mengandung Jalan Mulia Berunsur Delapan (JMB8) terdapat pembebasan; dalam ajaran guru2 lain tidak terdapat pembebasan."
Sedangkan, Relativisme adalah paham yang menganut kebenaran menurut seseorang belum tentu benar menurut orang lain. Relativisme menganut suatu kebenaran tidak selalu berlaku pada semua orang di segala tempat dan waktu (kebenaran bersifat relatif). Paham Relativisme tidak setuju dengan Kebenaran Mutlak / Absolut.
Salam IBD
Nama: Tuah Ginting
HapusNIM: 15.02.588
Saya akan menjawab pertanyaan saudari Laury Fransiska
Pertanyaannya: Apakah arti dari penafsiran yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama?
Artinya bahwa adanya pandangan yang salah terhadap ajaran-ajaran agama orang lain dan menganggap agamanya paling benar. Sehingga hal itu menimbulkan suatu permasalahan dalam kehidupan beragama. Untuk itu, kita sebagai umat beragama kita harus menafsirkan ajaran agama orang lain tanpa menjatuhkan harkat dan martabat agama. Dengan demikian konflik antar agama tidak akan terjadi dan bahkan persatuan akan terbagun dalam bermasyarakat yang plural tersebut.
Salam IBD
Nama: Tuah Ginting
HapusNIM: 15.02.588
Saya akan menjawab pertanyaan saudari Pirta Niska
Pertanyaannya: 1. Berikan penjelasan kelompok 7 mengenai dalam nilai-nilai Pancasila semua warga Negara sama saja, memiliki hak dan kewajiban yang sama. Pancasila memecahkan permasalahan perbedaan dalam Negara Indonesia.
Dalam nilai-nilai Pancasila semua warga Negara sama saja, memiliki hak dan kewajiban yang sama. Pancasila memecahkan permasalahan perbedaan dalam Negara Indonesia. Apa maksudnya?
Pancasila merupakan Dasar/landasan bagi bangsa Indonesia, untuk itu nilai-nilai yang tercantum dalam pansila tersebut memperlihatkan hak dan kewajiban yang sama, khususnya hak dan kewajiban beragama. Sehingga melalui pancasila permasalahan yang terjadi di Indonesia khususnya permasalahan keagamaan. Karena dalam nilai-nilai Pancasila telah tersirat bahwa adanya hak setiap orang untuk memeluk agamanya masing-masing. Dengan demikian untuk menghindari permasalahan dalam agama perlu adanya reaktualisasi pancasila. Artinya mewujudkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
Pertanyaannya: 2. 15 tahun terakhir hubungan Kristen-Islam jauh lebih membaik. Para tokoh-tokoh agama berkomunikasi baik dengan agama-agama lainnya. Namun di dalam keselarasan itu terjadi kebalikan. Hal apa yang menyebabkan itu terjadi?
Hal tersebut terjadi karena banyaknya pengaruh-pengaruh organisasi lokal yang tidak ingin ada agama lain selain agama yang dianut oleh organisasinya tersebut. sehingga organisasi tersebut memberikan dampak yang tidak baik bagi agama-agama di Indonesia. Pengaruh tersebut menghasilkan suatu eksklusivime agama dan konflik antar umat beragama.
Salam IBD
Nama: Tuah Ginting
HapusNIM: 15.02.588
Saya akan menjawab pertanyaan saudari Ima Susi Susanti
Pertanyaannya: Apa alasan agama melakukan kekerasan?
Perlu disadari bahwa faktor kekerasan agama tidak hanya dipicu oleh faktor eksternal seperti kepentingan politik, ekonomi dan sosial. Faktor internal juga dapat memberikan kontribusi yang besar. Charles Kimball, seorang pendeta Kristen, melalui buku Kala Agama Menjadi Bencana memetakan akar permasalahan yang menyebabkan konflik-konflik berlatar agama itu. Disebutkan lima faktor utama yang menjadi pemicunya: 1) pengakuan kebenaran sepihak; 2) kepatuhan buta terhadap pimpinan keagamaan; 3) menjadikan sejarah politik masa lalu sebagai rujukan utama untuk ditaati; 4) menghalalkan segala cara dalam memperjuangkan keyakinannya; 5) menafsirkan jihad secara salah kaprah.
Salam IBD
Nama: Tuah Ginting
HapusNIM: 15.02.588
Saya akan menjawab pertanyaan saudara Bung Daniel Sihombing
Pertanyaannya: Berikan contoh ancaman kekerasan yang saat ini terjadi ?
Fenomena global kekerasan atas nama agama yang dipertontonkan kelompok radikal keagamaan Islamic State of Iraq & Syria (ISIS) dan Boko Haram di Nigeria, serta pengaruhnya yang sudah merambah bangsa kita, semakin memperkuat fakta bahwa agama ketika dimaknai secara keliru seringkali menjadi petaka. Kalau berkaca kepada gerakan ISIS dan Boko Haram, terlihat jelas bahwa apa yang dilakukannya bukan hanya telah menghina agama, namun juga menistakan kemanusiaan. Tidak saja telah melakukan teror mental, tapi juga pembunuhan dengan cara-cara keji mengerikan. Bukan hanya yang berbeda agama, mereka yang berbeda mazhabnnya dijadikan musuh yang harus dibunuh.
Salam IBD
Nama: Tuah Ginting
HapusNIM: 15.02.588
Saya akan menjawab pertanyaan saudara Chandra Syahputra
Pertanyaannya: Coba penyaji berikan contoh-contoh kekerasan agama yang pernah terjadi, khususnya keenam agama yang ada di Indonesia?
Setiap agama pasti pernah mengalami permasalahan (konflik), namun konflik tersebut ada yang bersifat parah dan ada juga yang bersifat ringan. Adapun konflik yang pernah terjadi yaitu: konflik antar agama di Ambon (Kristen dengan Islam), Perang Salib (Kristen, Yahudi dan Islam), konflik Buddha di Myanmar (Buddha dengan Muslim), Konflik Hindia di India, dan permasalahan agama Konghucu yaitu kemungkinan ada permasalahan antar agama Khonghucu di negara asalnya sehingga banyak yang pidah ke Indonesia.
Salam IBD
Hmmmm. . .
HapusIni ya Teman-teman jawaban untuk bahasan kita di kelas . . .
BalasHapusMasukan dari Pembanding (Kel. II)
1. Pada pengetikan masih banyak kata-kata asing yang belum ditulis miring.
Jawaban: Pada penulisan kata-kata yang kami gunakan itu adalah bahasa serapan atau bahasa luar yang dibahasa Indonesiakan.
2. Pada pembahasan 4.3. mengenai Perlunya Penyembuhan, masih kurang jelas atau kurang diperjelas proses penyembuhan yang dapat dilakukan.
Jawaban: Dibahas dalam pertanyaan no. 5 (pertanyaan Elia).
Pertanyaan dari Pembanding
1. Apa alasan penyaji mengatakan bahwa agama Budha itu tidak mencurahkan darah, padahal pernah saya mendapat informasi bahwa agama Budha itulah yang ada mengadakan Ritual yang mencurahkan darah dan apa alasan penyaji mengatakan bahwa agama Yahudi, Kristen, dan Islam sering mengalami Degradasi? Lalu bagaimana dengan agama lainya?
Jawab : “Hanya agama Budha yang jarang dan bahkan tidak pernah mencurahkan darah.” Yang dimaksudkan dengan pernyataan di atas bukan dalam artian ritual tetapi dalam sejarah perjalanan agama Budha ataupun Hindu tidak pernah terjadi sampai adanya pertumpahan darah karena perbedaan paham. Tidak seperti agama Kristen dan Islam misalnya perang salib dan juga dalam perjalanan bangsa Indonesia kedua agama ini pun sering berselisih paham, agama Yahudi misalnya peperangan yang terus terjadi antara Israel dengan Palestina.
“Yahudi, Kristen, dan Islam sering mengalami Degradasi ?” Dalam perkembangan agama hingga sekarang dapat kita lihat diantara agama ini adanya paham exclusivisme dan hal itu menyebabkan adanya perbedaan paham dan menyebabkan adanya perang secara langsung maupun perang dingin. Sehingga telah terjadi pengikisan nilai-nilai dari agama yang sebenarnya. Di mana sebagai pencarian jati diri dan pemenuhan kebutuhan hidup akan Tuhan, tetapi menjadi bagian dari perselisihan.
2. Indonesia adalah memiliki beragam budaya dan agama dan sampai sekarang pun masih banyak orang yang menganggap bahwa agamanyalah yang paling benar dan tidak percaya kepada agama lain. Lalu bagaimana cara untuk menyikapi hal tersebut? Dan anda mengatakan bahwa diluar Gereja pun ada keselamatan, lalu bagaimana dengan agama lain yang tidak percaya kepada Yesus apakah mereka juga akan menerima keselamatan juga?
Jawab : “Masih banyak orang yang menganggap bahwa agamanyalah yang paling benar dan tidak percaya kepada agama lain. Lalu bagaimana cara untuk menyikapi hal tersebut?” Kita memang menganggap bahwa agama kita, kita anggap benar. Semua orang pasti merasakan demikian tetapi bukan berarti agama orang tidak benar. Orang juga berhak untuk meyakini agama yang dipercayainya. Namun yang perlu kita tekankan adalah bahwa telah diaturkan adanya UU mengenai kebebasan beragama dan telah berlaku. Tetapi kita terus menunggu penerapan dari UU itu sampai benar-benar kuat. Sementara itu kita sebagai mahasiswa yang terpelajar setidaknya kita tidak menjadi bagian dari exclusivisme. Tetapi marilah kita mampu berbaur dalam masyarakat kita.
“Diluar gereja pun ada keselamatan, lalu bagaimana dengan agama lain yang tidak percaya kepada Yesus apakah mereka juga akan menerima keselamatan juga?” Dalam ajaran Kristen berpandangan bahwa di luar gereja pun baik yang tidak dibaptis dapat beroleh keselamatan/ masuk surga. Dengan memandang bahwa keselamatan karena Yesus menawarkan keselamatan kepada semua orang.
3. Mengenai masalah rumah ibadah tentu kita sudah tahu bahwa ada Gereja di Aceh Singkil yang dibakar, lalu apakah yang sepatutnya kita lakukan agar pemerintah bisa bertindak dengan tegas?
Jawab : Kita tidak dapat menuntut pemerintah untuk bertindak sesuai dengan yang kita mau (suka-suka), karena semua itu berjalan sesuai dengan UU. Nah, hal yang perlu kita lakukan adalah kita menaati hukum-hukum dengan baik dan kita tidak bersifat exclusivisme. Mengenai Gereja yang terbakar untuk itulah kita berharap agar pemimpin kita dapat menyuarakan kebebasan dalam beragama, sebab dengan pemimpin yang demikian maka rakyat akan mampu memahami dan memiliki jiwa pluralis. Untuk itu haruslah kita lebih teliti dalam memilih pemimpin kita.
Penanya di Kelas
Hapus1. Yohanes Simatupang
Bagaimanakah pandangan Kristen mengenai pluralisme agama?
Jawab : Dalam pandangan Kristen jalan keselamatan ataupun jalan kepada Bapa di Surga adalah melalui Yesus (bandingkan Yohanes 14:6) dan tidak ada nama lain. Namun sebenarnya inti dari pluralisme adalah keterbukaan dan kebaikan hati terhadap sesamanya dan itulah yang dituntut dalam agama Kristen. Untuk itulah kita mesti menghargai agama orang lain dan pribadi orang lain. Yesus juga berpesan agar kita tidak menghakimi dan mengkafirkan orang lain (Matius 5:20).
2. Pirtaniska Sinaga
- Pada bagian reaktualisasi Pancasila, bagaimanakah Pancasila dapat memecahkan permasalahan di Indonesia?
Jawab : Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia dan setiap warga Negara memiliki hak dan kewajiban yang sama berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Pancasila memecahkan masalah yang ada di Indonesia, hal itu telah tertera dalam sila-sila yang termuat dalam Pancasila. Indonesia berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa dan empat sila yang lain dan karena itulah memiliki ruang bagi semua baik agama, suku, ras dan golongan.
- Dalam materi “Dua Perkembangan yang Berlawanan” hal apakah yang menyebabkan keselarasan itu dari kebaikan menjadi kebalikannya?
Jawab :
Intoleransi agama terus bertumbuh
Adanya organisasi garis keras, dan organisasi seperti itu sering memberikan dukungan kepada masayarakat lokal dalam menghambat pembangunan rumah ibadah
Pengaruh hasutan atau ada orang yang menghasut
Kurangnya pemahaman akan nilai-nilai agama yang sebenarnya
3. Suci Jiwana Sembiring
Apakah yang dimaksudkan dengan kekerasan bermotivasi agama?
Jawab : Kekerasan bermotivasi agama adalah kekerasan yang paling mengkhawatirkan dan mengerikan. Hal itu terjadi karena tidak mau menyangkal keyakinannya apabila bertentangan dengan agama orang lain. Sehingga menyebabkan adanya perselisihan sehingga bermaksud untuk menang, mengalahkan, menindas, menumpas bahkan meniadakan mereka yang berlainan agama.
4. Laury Fransiska Sembiring
Apakah yang dimaksudkan dengan penafsiran yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama?
Jawab : Agama sebenarnya adalah sebagai sarana untuk beribadah dan juga pemenuhan kebutuhan akan Tuhan dan menjadi komunitas dalam mewujudkan pemujian akan Tuhan, namun bagi orang-orang yang memiliki paham yang berbeda terkadang tidak mengerti apa itu tujuan agama yang sebenarnya sehingga adanya perselisihan yang terjadi dan menyebabkan perpecahan. Dan tidak mengerti lagi arti agama yang sebenarnya. Itulah pandangan yang menyimpang dari pokok-pokok agama.
5. Elia Pelawi
Penyembuhan-penyembuhan yang bagaimanakah yang harus dilakukan?
Jawab :
Mengembalikan hakikat agama yang sebenarnya, yaitu kedamaian
Membangun kembali kemampuan bertoleransi, dan perlu kita ketahui bahwa Allah menuntut abdi-abdi-Nya menjadi orang-orang yang membawa diri secara beradab.
6. Bung Daniel Sihombing
Ancaman seperti apa yang tidak ditindak dengan tegas?
Jawab : Ancaman-ancaman yang mengganggu kenyamanan beribadah tidak ditindak secara tegas. Ancaman-ancaman yang memaksakan kehendak kepada orang lain.
7. Ima Susi Susanti
Hal apakah yang membuat sesorang itu dapat melakukan kekerasan dan ingin menyingkirkan agama orang lain?
Jawab : Cukup Jelas (pada jawaban No. 3)
8. Erik Sanjaya Hutauruk
Tadi saudara menjelaskan bahwa pandangan yang memaksakan kehendak itu adalah exclusivisme tetapi di sajian saudara menuliskan relativisme.
Jawab :
Exclusivisme adalah paham yang menganggap bahwa agama/ alirannya yang paling benar.
Relativisme adalah paham yang menganggap bahwa ajaran agamanya/ alirannya yang relative benar dibandingkan dengan ajaran orang lain.
Sebenarnya intinya itu adalah sama.
Nama : Erik Sanjaya Hutauruk
BalasHapusNIM : 15.02.572
saya ingin bertanya kepada kelompok ini kenapa permasalahan agama di Indonesia ini merupakan hal yang paling buruk dari permasalahan lainnya karena dalam agama semua berpikir bahwa akan baik-baik saja tapi ternyata tidak banyak pertentangan agama.? dan yang menjadi pertanyaan saya adalah Kenapa di Indonesia ini banyak mengalami permasalahan mengenai agama ini apakah pemerintah bertanggung jawab atas ini dan walaupun bertanggung jawab hal apa yang di lakukan pemerintah..?
Kita mengetahu bahwa masyarakat kita masih banyak yang berpendidikan rendah, sehingga mudah untuk dipropokatori hal itu menjadi faktor terjadinya banyak kericuhan dalam kebebasan beragama. Yang kedua adalah pertumbuhan organisasi-organisasi yang bersiafat keras yang kerap mendukung dan membuat perpercahan untuk melaran mendirikan rumah ibadah.
HapusHal yang belum dilakukan pemerintah adalah pengaturan dan penegakan hukum atas kebebasan bergama. Sehingga tidak ada tindakan tegas untuk setiap ancaman dan kekerasan yang bermotivasi agama. Sementara dalam UUD dikatakan bahwa setiap warga negara dipelihara oleh Negara (bandingkan UUD Pasal 34 ayat 1-3). Untuk itulah kita membutuhkan sosok seorang pemimpin yang mampu menindak keras segala ketidak adilan. Terimakasih
Syalom ! Salam IBD . . .
Nama : Erik Sanjaya Hutauruk
BalasHapusNIM : 15.02.572
Trimakasih atas Jawaban saudara..
Dan saya juga akan bertanya lagi ttentang hal itu dan yang menjadi pertanyaan saya adalah dalam dua hal ini yaitu Exclusivisme dan Relativisme ini mengarah kemana apakah berakibat kepada pertentangan antara agama jika hal ini terjadi apa yang harus diterapkan...
Trimakasih..
Exclusivisme dan Relativisme memang sangat berkaitan dengan kepercayaan tetapi bukan hanya agama saja melainkan tergantung kepada konteks nya apakah itu mengenai budaya, aliran, suku dan ras. Mengenai arahan dari istilah tadi, dapat menyebabkan kesalahpahaman yang berakibat kepada perpecahan dan bahkan dapat menyebabkan peperangan, atas dasar menganggap bahwa dirinya lah yang paling benar sehingga dengan dasar itu ingin menyingkirkan orang lain yang menentang keyakinannya. Terimakasih
HapusSyalom ! Salam IBD
Natma : Lauri Fransisa
BalasHapusNIM : 15.02.577
Syalom..
Pluralisme dan Reaktualisasi Pancasila
Di masa-masa akhir ini pluralisme sedang hangat dibicarakan. Hal itu dikarenakan pluralisme mengalami ancaman.Pandangan Kristiani, Masing-masing yakin akan kebenaran agama sendiri, maka dalam kebenaran memang ada eksklusivisme. Tidak mungkin menganggap bahwa agama yang berbeda dengan kepercayaan kita sebagai benar. Reaktualisasi Pancasila, Dalam nilai-nilai Pancasila semua warga Negara sama saja, memiliki hak dan kewajiban yang sama. Pancasila memecahkan permasalahan perbedaan dalam Negara Indonesia. Agama, Titik Lemah Bangsa Indonesia pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” masih belum jelas di dalam pelaksanaannya. Masalah rumah ibadah cenderung meracuni hubungan umat beragama dan selalu terjadi kekerasan. Hal Penodaan Agama-Beberapa Catatan Beberapa pertimbangan mengenai tiga istilah kunci dalam pasal 1 dan 4 UU No. 1/ PNPS/ 1965. Istilah itu adalah “penodaan agama,” “penafsiran dan kegiatan menyimpang dari pokok-pokok ajaran suatu agama” dan sebagai latar belakang “kebebasan beragama.” Penodaan Agama Penodaan agama adalah tindakan lahiriah yang dilakukan dengan maksud menghina kepercayaan orang lain. . Penafsiran/ Kegiatan Menyimpang dari Pokok-pokok Ajaran Agam. Kebebasan beragama, Kekerasan atas Nama Agama, Kekerasan komunal adalah kekerasan yang terjadi antar komunitas-komunitas yang bersifat suku, ras, agama maupun golongan., Kekerasan yang bermotivasi agama adalah kekerasan yang paling mengkhawatirkan dan juga mengerikan, karena agama berusaha untuk menyingkirkan saingannya. Perlu Penyembuhan Kekerasan oleh orang-orang beragama dalam masyarakat ada sesuatu yang harus diobati.
Saya mau bertanya tanya kepada Kelompok apa yang di maksudkan oleh kelompok tentang Penafsiran/ Kegiatan Menyimpang dari Pokok-pokok Ajaran Agama, Penafsiran apa yang menyimang dari pokok ajaran Agama?
Trimakasih Sal;am IBD....
Natma : Lauri Fransisa
BalasHapusNIM : 15.02.577
Syalom..
Pluralisme dan Reaktualisasi Pancasila
Di masa-masa akhir ini pluralisme sedang hangat dibicarakan. Hal itu dikarenakan pluralisme mengalami ancaman.Pandangan Kristiani, Masing-masing yakin akan kebenaran agama sendiri, maka dalam kebenaran memang ada eksklusivisme. Tidak mungkin menganggap bahwa agama yang berbeda dengan kepercayaan kita sebagai benar. Reaktualisasi Pancasila, Dalam nilai-nilai Pancasila semua warga Negara sama saja, memiliki hak dan kewajiban yang sama. Pancasila memecahkan permasalahan perbedaan dalam Negara Indonesia. Agama, Titik Lemah Bangsa Indonesia pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” masih belum jelas di dalam pelaksanaannya. Masalah rumah ibadah cenderung meracuni hubungan umat beragama dan selalu terjadi kekerasan. Hal Penodaan Agama-Beberapa Catatan Beberapa pertimbangan mengenai tiga istilah kunci dalam pasal 1 dan 4 UU No. 1/ PNPS/ 1965. Istilah itu adalah “penodaan agama,” “penafsiran dan kegiatan menyimpang dari pokok-pokok ajaran suatu agama” dan sebagai latar belakang “kebebasan beragama.” Penodaan Agama Penodaan agama adalah tindakan lahiriah yang dilakukan dengan maksud menghina kepercayaan orang lain. . Penafsiran/ Kegiatan Menyimpang dari Pokok-pokok Ajaran Agam. Kebebasan beragama, Kekerasan atas Nama Agama, Kekerasan komunal adalah kekerasan yang terjadi antar komunitas-komunitas yang bersifat suku, ras, agama maupun golongan., Kekerasan yang bermotivasi agama adalah kekerasan yang paling mengkhawatirkan dan juga mengerikan, karena agama berusaha untuk menyingkirkan saingannya. Perlu Penyembuhan Kekerasan oleh orang-orang beragama dalam masyarakat ada sesuatu yang harus diobati.
Saya mau bertanya tanya kepada Kelompok apa yang di maksudkan oleh kelompok tentang Penafsiran/ Kegiatan Menyimpang dari Pokok-pokok Ajaran Agama, Penafsiran apa yang menyimang dari pokok ajaran Agama?
Trimakasih Sal;am IBD....
Nama : Silviana solin
BalasHapusNIM : 15.02.584
Pluralisme dimaknai sebagai rektualiasasi pancasila, kita tahu Bangsa Indonesia adalah yang berlandaskan nilai-nilai pancasila, dari nilai-nilai pancasila ini mengajarkan kita untuk bersikap plural yang mana artinya saling menghargai semua agama. Yang kita tahu bahwa semboyan dari bangsa indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tapi tetap satu jua). Di tengah kepelbagaian di Indonesia, bangsa Indonesia sendiri harus menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila karena dari kepelbagaianlah yang membuat Indonesia menjadi indah dimana adanya kepelbagaian bahasa, suku, budaya, agama.
secara pluralistis kita diharapkan untuk saling menghargai saling toleransi dan saling membangun ditengah-tengah perbedaan. Dan jiwa plural tersebut apabila tidak dapat diterapkan maka untuk saling menghargai agama orang lain tidak akan bisa. Sehingga dapat kita lihat terjadi pemberontakan dimana-mana yang berdasarkan agama, dan apabila hal itu terjadi maka kesejahteraan tidak akan terwujud dan pemberontakan ataupun perselisihan antar agama akan tetap terjadi sehingga terjadi ketimpanggan dalam demokrasi tersebu
Nama : Silviana solin
BalasHapusNIM : 15.02.584
Pluralisme dimaknai sebagai rektualiasasi pancasila, kita tahu Bangsa Indonesia adalah yang berlandaskan nilai-nilai pancasila, dari nilai-nilai pancasila ini mengajarkan kita untuk bersikap plural yang mana artinya saling menghargai semua agama. Yang kita tahu bahwa semboyan dari bangsa indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tapi tetap satu jua). Di tengah kepelbagaian di Indonesia, bangsa Indonesia sendiri harus menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila karena dari kepelbagaianlah yang membuat Indonesia menjadi indah dimana adanya kepelbagaian bahasa, suku, budaya, agama.
secara pluralistis kita diharapkan untuk saling menghargai saling toleransi dan saling membangun ditengah-tengah perbedaan. Dan jiwa plural tersebut apabila tidak dapat diterapkan maka untuk saling menghargai agama orang lain tidak akan bisa. Sehingga dapat kita lihat terjadi pemberontakan dimana-mana yang berdasarkan agama, dan apabila hal itu terjadi maka kesejahteraan tidak akan terwujud dan pemberontakan ataupun perselisihan antar agama akan tetap terjadi sehingga terjadi ketimpanggan dalam demokrasi tersebu
Nama : Yohanes Simatupang
BalasHapusNIM : 15.02.590
Pluralisme dalam arti sebenarnya yaitu keterbukaan dan kebaikan hati terhadap agama-agama lain artinya menerima dan menghargai agama yang berbeda dari kita adalah tugas kita dalam kehidupan yang plural ini. Dalam Pancasila, nilai-nilai dasar Pancasila yang perlu diaktualisasikan adalah kesediaan untuk saling menerima dalam kekhasan masing-masing. jadi, kesediaan untuk menghormati dan mendukung kemajemukan bangsa serta senantiasa menata kehidupan bangsa ini secara inklusif. Agama titik lemah bangsa Indonesia karena merosotnya toleransi antar umat beragama. Negara seharusnya membina masyarakat supaya menerima. Pimpinan seharusnya mempunyai keberanian untuk menyerukan kepada bangsa Indonesia agar bersedia menjamin kesejahteraan, keamanan, dan kebebasan mereka yang berbeda.
Salam IBD!
Nama : Chandra Syahputra Pasaribu
BalasHapusNIM : 15-02-568
Syaloom…. Semua agama pasti pernah mengalami konflik, baik secara politik maupun secara kekerasan. Dan terkadang konfilk ini membuat sesama umat beragama merasa tidak nyaman, padahal agama mengajarkan tentang nilai-nilai moral, lalu mengapa kebanyakan orang berbuat dosa hanya karena berbeda agama? Itu dikerenakan berbedanya cara pandang ke[percayaan masing-masing pihak. Tapi itu semua tergantung pribadi masing-masing dan dengan cara pandangnya sendiri. Lalu apa yang sepatutnya kita lakukan untuk selanjutnya? Demi menjalin tali persahabatan kita bersama?
Nama : Putri Pebrina Nababan
BalasHapusNIM : 15.02.580
Ting/Jur : I/PAK
Pluralisme adalah sebagian keterbukaan dan kebaikan hati dan terhadap agama-agama yaitu: agama Kristiani, Islam, Hindu,dan Buddha. Indonesia merupakan Negara paling plural di dunia, dengan beragam suku dan agama. Pluralisme adalah nilai yang paling hakiki bagi Negara Indonesia. Pluralism dan Reaktualisasi Pancasila dikarenakan pluralisme mengalami ancaman yaitu: pandangan kristiani dan reaktualisasi pancasila. Yang dimana pandangan kristiani itu adalah pandangan agama katolik. Pandangan agama katolik ini tidak boleh ada eksklusivisme, bahwa agama lain juga memiliki nilai-nilai dan kebenaran. kebenaran sepenuhnya hanya ada di dalam Yesus Kristus. Orang katolik dengan memandang bahwa keselamatan karena Yesus menawarkan keselamatan kepada semua orang. Sedangkan Reaktulisasi Pancasila adalah memiliki hak dan kewajiban yang sama. Dalam pancasila, nilai-nilai dasar Pancasila yang perlu diaktualisasikan adalah kesediaan untuk saling menerima dalam kekhasan masing-masing. jadi, kesediaan untuk menghormati dan mendukung kemajemukan bangsa serta senantiasa menata kehidupan bangsa ini secara inklusif. Agama titik lemah bangsa Indonesia karena merosotnya toleransi antar umat beragama. Negara seharusnya membina masyarakat supaya menerima. Pimpinan seharusnya mempunyai keberanian untuk menyerukan kepada bangsa Indonesia agar bersedia menjamin kesejahteraan, keamanan, dan kebebasan mereka yang berbeda. salah satu prinsip dasar demokrasi adalah Zero Tolerance terhadap kekerasan. Amat memalukan bahwa pimpinan nasional tidak mempunyai keberanian untuk memperingatkan bangsa bahwa kelompok-kelompok itu pun warga Negara yang wajib kita hormati haknya serta menjamin keutuhan dan keamanan. Dalam penafsiran akan kegiatan menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama bagi gereja Katolik mengatakan bahwa Saksi Yehuwa sebagai ajaran menyimpang dari ajaran Kristiani karena saksi Yehuwa menempatkan dirinya sebagai Allah. Kebebasan beragama itu adalah setiap orang berhak mengikuti kepercayaannya masing-masing tanpa memandang minoritas/mayoritas. Kekerasan atas agama di bagi menjadi tiga: kekerasan komunal, kekerasan bermotivasi agama dan perlu penyembuhan. Yang dimana kekerasan komunal ini adalah kekerasan yang terjadi antar komunitas-komunitas yang bersifat suku, ras, agama maupun golongan. Sedangkan kekerasan bermotivasi agama adalah kekerasan yang paling mengkhawatirkan dan juga mengerikan. Perlu penyembuhan, Kekerasan oleh orang-orang beragama dalam masyarakat ada sesuatu yang harus diobati.
Ruang komen ini resmi ditutup, Sabtu 14 Mei 2016, Pk. 14.21 wib. Salam
BalasHapus