Senin, 14 Maret 2016

Nilai-nilai Kemanusiaan PAK - Kelompok IV



 Kelompok                  : IV
Nama                          : Laury Frasiska br S Milala
                                      Ruspita Sari
                                      Elia br S Pelawi
Tkt/Jrs                        : I/PAK
M.Kuliah                    : Ilmu Budaya Dasar
Dosen                         : Pdt. Edward Sinaga M.th
Keberpihakan pada Kaum Miskin, Konteks yang Melatar Belakangi dan Gambar Kaum Miskin dalam Belada Bercak karya Y.B Mangunwijaya

1.1.        Sinopsis Novelet Belada Becak
Membaca Novel Mangunwijaya merasa seolah bertemu kembali dengan Romo mangun dipondokannya yang terletak dipingira kali Code.  Mangunwijaya merasa seperti terbius Mendengar suara Romo Mangun meurut Belada Becak secara Lisan. Kadang pelan-pelan, datar lalu mencucu, penuh Ironi, kemudian mengakak, meninggi dan kembali datar lagi. Novelet ini jika dibicaraka dengan rima, irma, dan tone yang tepat akan terasa hidup.

1.1.1. Novelet BB dikemas  dalam 7 (tujuh) bagian .
1.              Meceritakan Lelaki muda yag Lulus SMA Berama Yusuf
Yusuf disingkat dengan Yus, yang sehari-harinya disibukkan dengan Melamun dan Megkhayal, karena gagal melanjut kuliah kara tiada biaya, akibat kemiskian, utuk sementara Yus Tinggal ditempat Rahmat (kakanya), Yus juga membatu berkerja di begkel sebagi tukag las. Selain berkerja dibemgkel Yus juga dimitakan mengantar gori milik Bu Dullah degan naik becak. Yus adalah Tokoh utama dalam Novelet ini, disela-sela mengelas Yus mengkhayalkan dirinya terbang bersama Lilian(Teman SMA Yus) akan tetapi hatinya menciut dikarnakan Yus adalah Tukang Las sedangkan Lilian adalah seorang mahasiswi. Mengkhayal adalah Pikiran Logis bagi Keinginan yang tak kesampaian. (Lanjutan ceritanya dapat dilihat pada buku Y.B.
2.             Megisahka Yus mejeguk Pak Kario
Pak Kario adalah ayahnya Yusuf dan Rahmat, ayahnya sedang terbaring sakit dirawat oleh Fitri, Fitri adalah Istri Rahmat. Pak kario mengeluh akan kemelaratannya karna tidak mampu menyekolahkan anaknya lebih lanjut.(Lanjutan Ceritanya hlm 35-39)
3.             Menceritaka Ronda Malam di Desa Yus
Dimam itu Riri merindukan Yus, Riri mencari  Bu Dullah tidak setuji jika Riri menyayangi Yus yang hanya seorang Tukang las (hlm40-46)
4.             Mengulang rutinitas  bercak penuh gori dengan buk Dul, Riri, dan becak Yus menggelinding tenang menuju kota.(hlm45-51)
5.             meceritakan  Pak Haji yang memesan cap untuk mobil kolt-nya pada bengkel rahmat.(hlm 52-56)
6.             mengisahka  Yus seorang diri kerja lembur dibengkel abangnya.(hlm 57-59)
7.             memuat akhir kisahan pendek novelet ini.(hlm 60-64)

1.2.        Konteks yang melatarbelakangi opsi dan obsensinya
Anggapan bahwa karya sastra hanyalah hasil khayalan pengarangnya saja, demikian juga angapan bahwa kasrya sastra hanyalah tiruan kenyataan atau karya fisik yang bergerak dalam sebuah dunia imaginatif, sebuah dunia rekaan, dunia lain atau sebuah dunia alternatif yang diplajari secara terpisah dari fakta-fakta lainya seperti Ekonomi, politik, agama.
Dalam dua dekade terakhir pada abad ke-20, telah muncul Paradikma baru pendekatan new historicism yang diplopori oleh Stephen Greenblatt. Dalam Tulisanya yang berjudul “The Touch of the Real”, stephen Greenblatt Menegaskan bahwa dunia yang digambarkan dalam karya sastra bukanlah sebuah dunia alternatif melainkan sebuah caramengedintifikasikan dunia tunggal yang kita huni. stephen Greenblatt menekankandemisi politis-ideologis produk-produk budaya. Jika kita membaca belada becak karya Mangunwijaya,new historicism menyerahkan agar teks-teks sastra dan teks-teks nonsastra dipilih menurut pilihan yang didasarkan pada tema wacana yang akan diembangkan.  
Menurut Mangunwijaya, proses terjadinya Burung-Burung Manyar dan novel-novelnya yang lain, kebanyakan meminta waktu relatif banyak melelui jalan coba dan sesat. Burung-Burung Manyar semula dimaksudkan hanya sebagai sebentuk novel untuk “mengabadikan” kota  Magelang-Ambarawa. Novel itu terdorong oleh kejengkelannya mengenai pemalsuan-pemalsuan dan pemitosan peristiwa-peristiwa sejarah yang tidak sehat. Mangun ingin mengimbau kawan-kawan sebangsa untuk merenungkan kembali pertanyaan dasar kahidupan, dan khususnya bertanya kembali maksud esensi Revolusi 1945.
 Terkaid dengan itu, jangan lupa, bahwa karya sastra sebagai simbol verbal, objeknya adalah realitas. Realitas dapat berwujud realitas sosial masa kini ataupun realitas yang berupa peristiwa sejarah. Apabila realitas  berupa peristiwa sejarah seperti dalam novel Burung-Burung,Ikan-Ikan Hiu, sebenarnya mengandung maksud untuk    
1. Menafsirkan realitas sejarah ke dalam bahasa imajinasi dengan maksud memahami sejarah   menurut kemampuan atau interpretasi pengarang sendiri.
2. Menjadi sarana pengarang untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan tanggapannya tentang suatu peristiwa sejarah dan dapat dipakai pengarang untuk menolak atau mendukung suatu tafsiran peristiwa sejarah yang sudah mapan.
     Novel BB dapat dikategorisasikan sebagai novelet yang bersumber pada peristiwa realitas sosial masa kini. Seperti proses  lirik Pengakuan Pariyem karya almarhum Linus Suryadi yang  menafsirkan tokoh Pariyem yang terjebak dalam belantara kepriayian Ngayogyakarta, lewat novel BB Mangunwijaya menafsirkan realitas sosial masa kini dengan tokoh tukang becak berusia muda di tengah belantara urban Kota Yogyakarta di masa Orde Baru yang militeristis dan mendewakan teknologi.

1.3.       Gambaran mausia Marjinal dalam Belada Becak
Tokoh- tokoh dalam BB yang dapat dikatagorikan sebagai manusia marginl antara lain: Yusuf, Rahmat, pekerja-pekerja di bengkel las, anak-anak kecil disekitar bengkel, pedagang gori(Bu Dullah) dan pembantu-pembantunya, pemuda-pemuda penganguran, dan mahasiswa akademi musik yang miskin. tak hanya Yusuf atau  Yus yang dideskripsikan Mangun dengan apik, tetapi juga Bu Dullah, Pak Polisi dan para peronda dikampung. Dan dari hasil pembacaan saya atas novelet BB yang belum suntuk dan bertolak dari proses pendekatan serta new historicism, ternyata keberpihakan Mangenwijaya kepada mereka bukan asal berpihak, tetapi menunjukan kemungkinan menyebabkan serta bagaimana Mangunwijaya menyikapinya, sangat sinkron dengan esaai-esainya (lihat antara lain dibawah Bayang-Bayang Adikuasa) dan tanggapan orang lain terhadapnya (Roma Mangun di Mata Para Sahabat).
Begitu novelet itu di buka, latar kisahnya yang dipaparkanya langsung mengindikasikan keberpihakan sang pangeran terhadap tokoh dan lakuan yang dimainkanya. Biasanya seorang pangeran melukiskan latar citranya secara netral, tetapi Mangunwijaya dengan gaya bahasanya yang khas, langsung memihak dengan menuturkan secara implisit kota mana yang memiliki unuversitas yang pavorit. Dan tak kala bgaimana tongkrongan lelaki desa, Mangun pun terang-terangan menihak, bahkan memujanya sehinga lebih hebaat paostur tubuhnya ketimbang pemain ballet dipanggung ballet Moskwa atau New York, bahkan ditaman Ismail Marzuki.(hlm 7-8, 8-9)
Bagaimana Yus tokoh utama novelet BB dilukiskan oleh mangunwijaya? Pemuda yang berjalan seperti kuda andong yang belum emansipasi, rambutnya yang penuh paselin mengkilau, mempesona memang, dan muka serta sosoknya bolehlah sebagai peragawan iklan mobil.(hlm.9-10)
Yusuf yang dipanggil Yus disitu adalah anak tukang becak bernama Kario sentono. Ibunya sudah tiada. Dia hanya lulusan SMA. Mau lanjut tapi tak punya biaya. Untuk membuktikan bahwa anak Kario sentoso melarat itu tak semuanya seperti Yus yang sudah mapan. Seperti Rahmat pemilik bengkel yang sukses. Yang menarik adalah bagaimana Mangunwijaya mendeskripsikan lamunan-lamunan Yus pada saat ia mengantarkan gori-gori bersama Bu Dullah dan Riris dengan becaknya . lamuan pertama ialah peristiwa besar ketika yus menghadiri upacara besar pemberian hadiah luar biasa di universitas kepada juara sayembara Nasional Teknologi tempat untuk bangsa Indonesia, yus masuk mengendarai forklift besar dengan diatasnya setumpuk goti yang dimahkotai Bu dullih yang melambi-lambi kepada hadirin.priode tersebut jelas maksudnya. Pemerintah Indonesia saat itu gemar dengan syaembara teknologi tempat guna sampai tingkat.
Deskripsi sang gatot kaca yang agak terpikat wajah riri pulang kembali sore hari kali ini untuk menunjukan kebebasan dan kuasanya dan ia bak pahlawan yang mengejar perombolan sepeda motor yang mau menggangu perjalanan Yus, Bu Dullah,dan Riri. Tetapi nahas dialami pak Polantas yang grusa-grusa tanpa matang itu . ketaktulusan akan selalu mengalami nasip yang tak menguntungkan dalam kisahnya. (hlm 37)[1]
2.4. Analisa Kelompok IV
Dari pemaparan diatas dapat kami simpulkan Novelet Belada becak terdiri dari tujuh bagian yang dimana dalam setiap bagiannya mengisahkan tentang seorang lelaki muda yang disibukkan dengan mengkhayal, yang ingin melanjut kuliah tetapi tidak memiliki biaya untuk melajut. Yusuf berkerja di bengkel milik kakaknya  menjadi tukang Las dia juga berkerja sebagai tukang becak juga, Konteks yang melatarbelakangi opsi dan obsensi dari Novelet Belada Becak adalah karya sastra hanyalah hasil khayalan pengarangnya saja atau pun imaganasi dari pengarangnya. Mengkhayal adadalah pelampiasan logis bagi keinginan yang tak kesampaian, alternatif yang diplajari secara terpisah dari fakta-fakta lainya seperti Ekonomi, politik, agama. Gambaran mausia Marjinal dalam Belada Becak  dikatagorikan sebagai manusia marginl antara lain: Yusuf, Rahmat, pekerja-pekerja di bengkel las, anak-anak kecil disekitar bengkel, pedagang gori(Bu Dullah) dan pembantu-pembantunya, pemuda-pemuda penganguran, dan mahasiswa akademi musik yang miskin. tak hanya Yusuf atau  Yus yang dideskripsikan Mangun dengan apik, tetapi juga Bu Dullah, Pak Polisi dan para peronda dikampung.
II.          Daftar Pustaka
Mangunwijaya. Y.B,  Humanisme, Jakarta: Buku Kopas,  2015


[1] . Y.B. Mangunwijaya, Humanisme, (Jakarta: Buku Kopas, 2015), 53-80.

19 komentar:

  1. Nama-Nama Pembanding:
    Ting/Jur: 1/PAK
    -Yohanes Simatupang
    -Silviana Solin
    -Bung Daniel Sihombing
    Keberpihakan pada Kaum Miskin, Konteks yang Melatar Belakangi dan Gambar Kaum Miskin dalam Belada Bercakkarya Y.B Mangunwijaya
    Dari sajian kelompok ini kami pembanding mengambil suatu kesimpulan bahwa penulis ini ingin membicarakan bagaimana keberpihakan Mangunwijaya pada kaum miskin, konteks yang melatarbelakanginya, serta ingin mendeskripsikan bagaimana Mangunwijaya menggambarkan keberpihakannya terhadap kaum miskin yang ada dalam novelet. Novelet Belada becak terdiri dari tujuh bagian yang dimana dalam setiap bagiannya mengisahkan tentang seorang lelaki muda yang disibukkan dengan mengkhayal, yang ingin melanjut kuliah tetapi tidak memiliki biaya untuk melanjut. Ketika kita ingin membaca Balada Becak karya Mangunwijaya, new historicism menyarankan agar teks-teks sastra dan non sastra dipilih menurut pilihan yang di dasarkan pada tema wacana yang akan dikembangkan. stephen Greenblatt Menegaskan bahwa dunia yang digambarkan dalam karya sastra bukanlah sebuah dunia alternatif melainkan sebuah cara mengidentifikasikan dunia tunggal yang kita huni. Menurut Mangunwijaya, proses terjadinya Burung-Burung Manyar dan novel-novelnya yang lain, kebanyakan meminta waktu relatif banyak melalui jalan coba dan sehat. Burung-Burung Manyar semula dimaksudkan hanya sebagai sebentuk novel untuk “mengabadikan” kota Magelang-Ambarawa. Novel itu terdorong oleh kejengkelannya mengenai pemalsuan-pemalsuan dan pemitosan peristiwa-peristiwa sejarah yang tidak sehat. Keberpihakan kepada kaum miskin dapat di kaitkan dengan nilai-nilai kemanusiaan yaitu untuk menjadikan masyarakatnya sejahtera. Dapat dilihat kebijakkan pemerintah telah masuk kategori strategi kebudayaan. Bagaimana pemerintah merancang kesejahteraan masyarakat kaum miskin. Sekaranglah nilai-nilai kemanusia itu diterapkan oleh kaum miskin, agar mereka tak selamanya merasa tertindas. Mereka dapat meningkatkan etika dan etos dengan cara mendukung penuh program pemerintah tersebut. Agar para kaum miskin dapat meningkatkan moral kehidupannya.
    Pertanyaan:
    1. Mangun ingin menghimbau kawan-kawan sebangsa untuk merenungkan kembali pertanyaan dasar kahidupan, dan khususnya bertanya kembali maksud esensi Revolusi 1945. Coba penyaji menjelaskan apa itu renungan-renungan yang menjadi pertanyaan dasar kehidupan, dan maksud esensi revolusi 1945!?
    2. Jika menimbang dengan kepedulian pemerintah terhadap masyarakat pada bagian judul mengatakan keberpihakan kepada kaum miskin. Sumbangsi apa yang dapat kita berikan ketika kaum kemiskinan itu berada di lingkungan kita, terkhusus mahasiswa pak, atau penanggulangan yang seperti apa yang dapat di berikan oleh mahasisiwa pak?
    3. Di dalam sajian, Yusuf yang disingkat dengan Yus. Seolah-olah dia merasa tidak pantas melakukan sebuah komitmen yang baru bersama dengan lilian yang duduk di bangku mahasisiwa dikarenakan bahwa dia adalah orang yang sederhana (miskin). Yang menjadi pertanyaan, sejauh mana kemiskinan ini menentukan harkat dan martabat seseorang? Sementara Alkitab mengatakan (mat 5:3) “bahwa kebahagiaan ada pada orang miskin”,. Coba penyaji memberikan pandangan.
    4. Indonesia terkenal dengan kekayaan alamnya, akan tetapi indonesia juga sangat terkenal atau masih masuk kedalam kategori kemiskinan. Yang menjadi pertanyaan, apa yang melatarbelakangi kemiskinan yang memuncak terkhusus di indonesia bahkan sumatera utara setelah kita pahami bahwa indonesia adalah negara kaya akan alam?
    5. Mangunwijaya menafsirkan realitas sosial masa kini dengan tokoh tukang becak berusia muda di tengah belantara urban Kota Yogyakarta di masa Orde Baru yang militeristis dan mendewakan teknologi. Coba penyaji jelaskan maksudnya?
    Masukan:
    1. Setelah membaca hasil paparan sajian, kami menemukan banyak dalam pengetikan kata-kata yang salah sehingga membuat pembaca kurang mengerti.
    2. Dalam novel Belada Becak (BB), penyaji menuliskan tujuh bagian atau kisah. Akan tetapi satupun dari ke tujuh bagian itu tidak selesai.


    BalasHapus
    Balasan
    1. Dalam novel ini tampak Romo Mangun berpihak kepada kaum Pinggiran (Marginal). Dimana, Romo Mangun adalah seorang yang sangat memperhatikan rakyat yang miskin. Sebagai contoh Novel Mangun Wijaya; Yusuf yang dipanggil Yus itu adalah anak tukang becak bernama Kario Sentono, ibunya sudah tiada. Dia hanyalah lulusan SMA, dia mau melanjut persekolahannya tetapi tidak mempunyai biaya. Dari sini kita dapat melihat ternya masih banyak orang yang ingin melanjutkan pendidikan tetapi tidak mempunyai uang, akan tetapi sebaliknya banyak juga pada jaman sekarang saya lihat banyak uang tetapi tidak mau sekolah. Mangunwijaya mendeskripsikan Yusuf yang mengantarkan gori bersama bu Dullah dan riris dengan becaknya Hal inilah yang membuat beliau menuliskan karya-karyanya melalui novel-novel yang ia buat. salah satunya adalah “Belada Becak”, yang hingga kini masih banyak orang yang terinspirasi akan novel karya Romo Mangun. Untuk itu mahasiswa dianjurkan supaya membangun nilai-nilai kemanusiaan agar menghargai upaya orang tua kita yang menyekolahkan kita.
      Terima Kasih…

      Hapus
  2. Nama: Tuah Ginting
    NIM: 15.02.588

    Romo Mangun memang sangat peduli terhadap orang-orang yang miskin. Banyak sekali karya-karya yang ia buat untuk menujukkan rasa simpati dan empatinya terhadap mereka yang masih kurang diperhatian oleh pemerintah. Satu karya lagi yang ia tuliskan yang berjudul "Belada Becak" yang menceritakan tentang seorang anak muda yang baru lulus SMA sangat menginginkan melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi, namun tidak dapat terujut karena masalah biaya. Dari karya ini kita dapat melihat ternya masih banyak orang yang ingin melanjutkan pendidikan tetapi tidak mempunyai uang. Dan seharusnya pemerintah memperhatikan orang-orang yang seperti yang dialami anak muda yang terdapatdi novel tersebut.

    Terima Kasih
    Salam IBD

    BalasHapus
  3. Dalam Novelnya Romo Mangun yang berjudul “Balada Becak” bercerita tentang Kaum Miskin. Berbicara tentang Kaum Miskin dalam istilah lain ada juga disebut manusia Marginal yang artinya orang yang terpinggirkan. Novel “Balada Becak”, bersumber pada peristiwa sosial masa kini. Lewat novel BB Mangunwijaya menafsirkan realitas sosial masa kini dengan tokoh tukang becak berusia muda di tengah belantara urban Kota Yogyakarta di masa Orde Baru yang militeristis dan mendewakan teknologi. Dalam novel ini Mangunwijaya menunjukkan keberpihakannya terhadap kaum miskin. Yusuf adalah tokoh utama dalam novel Mangunwijaya, Yusuf seorang pemuda yang berjalan seperti kuda andong yang belum emansipasi, rambutnya yang penuh paselin mengkilau, mempesona, dan muka serta sosoknya bolehlah sebagai peragawan iklan mobil. Yusuf yang dipanggil Yus itu adalah anak tukang becak bernama Kario Sentono, ibunya sudah tiada. Dia hanyalah lulusan SMA, dia mau melanjut persekolahannya tetapi tidak mempunyai biaya. Mangunwijaya mendeskripsikan Yusuf yang mengantarkan gori bersama bu Dullah dan riris dengan becaknya. Deskripsi sang gatot kaca yang adalah pahlawan yang mengejar perombolan sepeda motor yang mau mengganggu perjalanan Yusuf, Bu Dullah dan Riri. tetapi nahas dialami pak Polantas yang grusa-grusa tanpa matang itu karena tidak ada dalam dirinya ketulusan. Mangunwijaya dalam novelnya mengungkapkan kata-kata emasnya yaitu ketidaktulusan akan selalu mengalami nasip yang tak menguntungkan dalam kisahnya. Dari tokoh Mangunwijaya terkhusus dalam novelnya menekankan pembaca untuk berpihak pada kaum miskin serta kiranya kita tulus dalam menolong kaum miskin.

    BalasHapus
  4. Dalam Novelnya Romo Mangun yang berjudul “Balada Becak” bercerita tentang Kaum Miskin. Berbicara tentang Kaum Miskin dalam istilah lain ada juga disebut manusia Marginal yang artinya orang yang terpinggirkan. Novel “Balada Becak”, bersumber pada peristiwa sosial masa kini. Lewat novel BB Mangunwijaya menafsirkan realitas sosial masa kini dengan tokoh tukang becak berusia muda di tengah belantara urban Kota Yogyakarta di masa Orde Baru yang militeristis dan mendewakan teknologi. Dalam novel ini Mangunwijaya menunjukkan keberpihakannya terhadap kaum miskin. Yusuf adalah tokoh utama dalam novel Mangunwijaya, Yusuf seorang pemuda yang berjalan seperti kuda andong yang belum emansipasi, rambutnya yang penuh paselin mengkilau, mempesona, dan muka serta sosoknya bolehlah sebagai peragawan iklan mobil. Yusuf yang dipanggil Yus itu adalah anak tukang becak bernama Kario Sentono, ibunya sudah tiada. Dia hanyalah lulusan SMA, dia mau melanjut persekolahannya tetapi tidak mempunyai biaya. Mangunwijaya mendeskripsikan Yusuf yang mengantarkan gori bersama bu Dullah dan riris dengan becaknya. Deskripsi sang gatot kaca yang adalah pahlawan yang mengejar perombolan sepeda motor yang mau mengganggu perjalanan Yusuf, Bu Dullah dan Riri. tetapi nahas dialami pak Polantas yang grusa-grusa tanpa matang itu karena tidak ada dalam dirinya ketulusan. Mangunwijaya dalam novelnya mengungkapkan kata-kata emasnya yaitu ketidaktulusan akan selalu mengalami nasip yang tak menguntungkan dalam kisahnya. Dari tokoh Mangunwijaya terkhusus dalam novelnya menekankan pembaca untuk berpihak pada kaum miskin serta kiranya kita tulus dalam menolong kaum miskin.

    BalasHapus
  5. Nama : Fernando Rianz Parasian Siregar
    NIM : 15.02.574

    Romo Mangun adalah seorang yang sangat-sangat memperhatikan rakyat yang miskin. Hal inilah yang membuat beliau menuliskan karya-karyanya melalui novel-novel yang ia buat. salah satunya adalah “Belada Becak”, yang hingga kini masih banyak orang yang terinspirasi akan novel karya Romo Mangun. Dalam novel ini tampak Romo Mangun berpihak kepada kaum Pinggiran (Marginal). mungkin beliau pernah mengalami pengalaman-pengalaman yang seperti itu, sebab ia terlihat sangat sempurna dalam menuliskan novel tersebut. Melalui itulah Romo Mangun mungkin mengingatkan masyarakat zaman sekarang agar tidak tenggelam dalam kecanggihan teknologi dan juga agar lebih peduli terhadap sesama yang kurang mampu. Mungkin kita sendiri sudah mengetahui apa keinginan Romo Mangun untuk kita para mahasiswa dalam mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan pada zaman sekarang.
    Terima Kasih…
    Salam IBD…

    BalasHapus
  6. Nama : Elisenta Br Tarigan
    NIM : 15.02.570
    Tkt/Jur : I/PAK
    M.Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
    Dosen : Pdt Edward Simon Sinaga, MTh

    Pada Pembahasan kali ini kita membahas tentang balada becak, novel karya Romo Mangun. Dimana pada novel tersebut mengangkat seorang tokoh yaitu Yusuf. Dimana Yusuf lebih sering dipanggil dengan Yus, Yus adalah seorang yang sehari-harinya disibukkan dengan Melamun dan Megkhayal, karena gagal melanjut kuliah kara tiada biaya, akibat kemiskian, utuk sementara Yus Tinggal ditempat Rahmat (kakanya), Yus juga membatu berkerja di begkel sebagi tukag las. Selain berkerja dibemgkel Yus juga dimitakan mengantar gori milik Bu Dullah degan naik becak. Yus adalah Tokoh utama dalam Novelet ini, disela-sela mengelas Yus mengkhayalkan dirinya terbang bersama Lilian(Teman SMA Yus) akan tetapi hatinya menciut dikarnakan Yus adalah Tukang Las sedangkan Lilian adalah seorang mahasiswi. Mengkhayal adalah Pikiran Logis bagi Keinginan yang tak kesampaian. (Lanjutan ceritanya dapat dilihat pada buku Mangun Wijaya. Menurut Mangunwijaya, proses terjadinya Burung-Burung Manyar dan novel-novelnya yang lain, kebanyakan meminta waktu relatif banyak melelui jalan coba dan sesat. Burung-Burung Manyar semula dimaksudkan hanya sebagai sebentuk novel untuk “mengabadikan” kota Magelang-Ambarawa. Novel itu terdorong oleh kejengkelannya mengenai pemalsuan-pemalsuan dan pemitosan peristiwa-peristiwa sejarah yang tidak sehat. Mangun ingin mengimbau kawan-kawan sebangsa untuk merenungkan kembali pertanyaan dasar kahidupan, dan khususnya bertanya kembali maksud esensi Revolusi 1945. Novelet Belada becak terdiri dari tujuh bagian yang dimana dalam setiap bagiannya mengisahkan tentang seorang lelaki muda yang disibukkan dengan mengkhayal, yang ingin melanjut kuliah tetapi tidak memiliki biaya untuk melajut. Novelet Belada Becak adalah karya sastra hanyalah hasil khayalan pengarangnya saja atau pun imaganasi dari pengarangnya. Mengkhayal adadalah pelampiasan logis bagi keinginan yang tak kesampaian, alternatif yang diplajari secara terpisah dari fakta-fakta lainya seperti Ekonomi, politik, agama. Gambaran mausia Marjinal dalam Belada Becak dikatagorikan sebagai manusia marginl. Disini dapat saya tarik kesimpulan bahwa seorang yang bernama Yus berhenti kuliah hanya karena tidak ada biaya untuk melanjut study tersebut. Sehingga dia Bekerja membantu ibunya mencari uang untuk pengobatan ayahnya yang lagi sakit.

    BalasHapus
  7. Nama : Ruspita Sari Br Bangun
    NIM : 15.02.583
    Disini kami kelompok penyaji akan menjawab pertanyaan dari teman-teman semua, dimana ada 6 orang penanya.
    Nama: Rajiman Brema Nober Girsang
    Nim : 15 .02 .580
    Apa yang dimaksut dengn konteks yang melatar belakangi opsi dan obsensinya?
    Konteks yang melatarbelakangi opsi dan obsensinya ialah yang bersifat ahistoris yang hanya melihat sastra sebagai wilayah estetis yang otonom, yang di pisahkan dari aspek-aspek yang di dalam karya sastranya, dan dalam karya fiksi yang menggerakan dalam sebuah dunia ginatif.
    Nama : Chandra Syahputra Pasaribu
    Nim: 15. 02. 568
    Langkah apa yang seharusnya kita lakukan untuk membantu mereka kaun miskin seperti contohnya tukang becak?
    Langkah yang harus kita lakuakan ialah seperti memberikan semangat untuk dapat menjaalaani hidup tanpa harus meratapi kenyataan karena tuhan sudan memberikan rencana terindah untuk setiap umatnya, dan jika kita memiliki rejeki yang lebih kita bisa membagikanya kepada kaum yang lebih membutuhkan seperti contohnya tukang becak.
    Nama :Suci Jiwana Sembiring
    Nim : 15. 02. 586
    Apakah romo mangun dan mangunwijaya berbeda?
    Romo mangun dan mangunwijaya tidaklah berbeda karena room mangun dan mangunwijaya adalah satu. romo mangun adalah panggilan sehari-hari dari mangunwijaya.
    Nama: Elisenta Br Tarigan
    Nim: 15. 02. 570
    Nilai-nilai kemanusiaan seperti apa saja yang terdapat dalam sajian tersebut?
    Nilai-nilai yang terdapat dalam sajian tersebut ialah dari kepedulianya terhadap para kaum miskin dan rela berkorban dan meningalkan pekerjaanya demi bisa memperjuangkan kaum miskin agar bisa diperhatikan oleh Negara. Dan dari sajian tersebut kita juga bisa mendapat nilai-nilai kebaikan dan rela berkorban demi kemajuan.
    Nama : Pirta Niska Sinaga
    Nim: 15. 02. 579
    Apa yang melatar belakangi konteks opsi dan obsensiny?
    Konteks yang melatarbelakangi opsi dan obsensinya ialah yang bersifat ahistoris yang hanya melihat sastra sebagai wilayah estetis yang otonom, yang di pisahkan dari aspek-aspek yang di dalam karya sastranya, dan dalam karya fiksi yang menggerakan dalam sebuah dunia ginatif.
    Dan bagaimana pandangan Romo tentang sajian tersebut?
    Pandangan romo tentang sajian tersebut ialah kepedulianya terhadap para kaum miskin dan rela berkorban dan meningalkan pekerjaanya demi bisa memperjuangkan kaum miskin agar bisa diperhatikan oleh Negara. Dan dari sajian tersebut kita juga bisa mendapat nilai-nilai kebaikan dan rela berkorban demi kemajuan.
    Nama : Timothy Putra Saragi
    Nim : 15 . 02. 581
    Apa inti dari pesan romo dari belada becak tersebut?
    Inti sari dari romo terhadap belada becak ialah agar manusia dapat lebih lagi mengahargai atas apa yang sudah diberikan dan dapat nemjaganya. Dan juaga bisa menghargai sesame manusia dengan tidak melihat dari sisi kehidupanya sehari –hari.

    BalasHapus
  8. Nama :Ezra LumbanTobing
    Nim :15.02.573
    Tkt/Jur :I/PAK
    Memang Romo mangun banyak menginspirasikan bagi orang banyak karena Romo mangun begitu peduli terhadap orang-orang yang dilantarkan oleh pemerintah dan Romo mangun ingin. menegakkan akan kebenaran, keadilan dan kebaikan kepada mereka yang selama ini kurang dapat perhatian dari penguasa-penguasa ini dan kita dapat melihat begitu banyak teguran-teguran yang ada di dalam pemerintahan ini agar lebih memperhatikan orang-orang terlantar dan miskin yang berkarya dalam belada becak dan disini menceritakan tentang seorang muda yang ingin melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi tetapi karena tidk ada biaya.
    Namun pemuda tersebut hanya menatap kesedihan dan merenungkan nasipnya karena keinginannya itu tidak tersampaikan dan selain itu yusuf yang sering dipanggil yus itu bekerja dalam bengkel sebagai tukang las dan yus juga di mintakan mengantar gori milik bu Dulla dengan naik
    Dan yus ini adalah seorang tokoh utama dalam novelet ini dan dia hanya menghayalkan dirinya pergi bersama sahabat atau kawannya yang dimana adalah seorang mahasiswa dan cerita ini dapat dilihat dalam buku Romo mangun.
    Dan Menurut Mangunwijaya, proses terjadinya Burung-Burung Manyar dan novel-novelnya yang lain, kebanyakan meminta waktu relatif banyak melelui jalan coba dan sesat. Burung-Burung Manyar semula dimaksudkan hanya sebagai sebentuk novel untuk “mengabadikan” kota Magelang-Ambarawa ini.
    Dan Lewat novel BB Mangunwijaya menafsirkan realitas sosial masa kini dengan tokoh tukang becak berusia muda di tengah belantara urban Kota Yogyakarta di masa Orde Baru yang militeristis dan mendewakan teknologi. Tokoh-tokoh dalam BB yang dapat dikategorikan sebagai manusia marginal antara lain: Yusuf, Rahmat, pekerja-pekerja di bengkel las, anak-anak kecil disekitar bengkel, pedagang gori (Bu Dullah), pembantu-pembantu, pemuda-pemuda pengangguran, dan mahasiswa akademi yang miskin. Dalam novel ini Mangunwijaya menunjukkan keberpihakannya terhadap kaum miskin.
    Dan Mangun ingin mengimbau kawan-kawan sebangsa untuk merenungkan kembali pertanyaan dasar kehidupan, dan khususnya bertanya kembali maksud esensi Revolusi 1945.
    Dan Belada Becak ini dikategorikan sebagai manusia marginl. Disini dapat saya simpulkan bahwa seorang yang bernama Yus berhenti kuliah hanya karena tidak ada biaya untuk melanjut study tersebut. Sehingga dia Bekerja membantu ibunya mencari uang untuk pengobatan ayahnya yang lagi sakit.
    Dan bangsa Indonesia ini sangatlah berarti dan memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang sangat besar, sehingga patutlah kita tiru dan mari kita memelihara nilai-nilai kemanusiaan, yaitu kebenaran, kebaikan dan keadilan.dan kita lebih memperhatikan orang-orang yang terlantar dan orang-orang miskin yang ada di dalam negara indonesia kita ini sepeti yang dikatakan oleh Romo mangun wijaya dalam teori ini.
    Terimakasih.
    Salam IBD

    BalasHapus
  9. Nama :Elia Br s pelawi
    Nim : 15.02.571
    Tkt/Jur :I/PAK
    kami dari kelompok penyaji akan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari teman-teman semua
    1. Nama :Rajiman brema nober Girsang
    Nim :15.02. 580
    Apa yang dimaksud dengan konteks yang melatarbelakangi Opsi dan Obsesinya?
    konteks yang melatarbelakangi opsi dan obsesinya adalah kajian tekstur yang dipandang sebagai bersifat ahistoris yang hanya melihat sastra sebagai wilayah estetis yang otonom yang dipisahkan dari aspek-aspek yang dianggap berada di luar karya tersebut.
    2. Nama : chandra syahputra pasaribu
    Nim : 15. 02 568
    Langkah apa yang seharusnya kita lakukan untuk membantu mereka kaum miskin, seperti contohnya tukang becak.
    langkah yang harus kita lakukan adalah seperti kita memberikan kata-kata penyemangat atau motivasi kepada mereka dan memberikan sumbangan, seperti yang sering kita lihat pada saat natal atau acara-acara lainya.
    3. Nama: suci jiwana
    Nim : 15. 02 .586
    Apakah romo mangun dan mangunwijaya berbeda?
    Tidak, karena romo mangun adalah panggilan nama panggilan mangunwijaya
    4. Nama: elisenta
    Nim : 15.02. 570
    Nilai-nilai kemanusiaan seperti apa saja yang ada dalam sajian tersebut ?
    Nilai-nilai kemanusiaan seperti kepeduliaan kita terhadap kaum miskin dan ketulusan hati kita dalam membantu mereka.
    5. Nama : pirta niska sinaga
    Nim :15.02.579
    Kontes seperti apa yang melatar belatarbelakangi opsi dan obsesi dan bagaimana pandangan romo tentang hal tersebut?
    konteks yang melatarbelakangi opsi dan obsesinya adalah kajian tekstur yang dipandang sebagai bersifat ahistoris yang hanya melihat sastra sebagai wilayah estetis yang otonom yang dipisahkan dari aspek-aspek yang dianggap berada di luar karya tersebut. dan pandangan Romo tentang hal itu adalah agar teks-teks sastra dan teks-teks nonsastra dipilih menurut pilihan yang didasarkan pada tema wacana yang akan dikembangkan.
    6. Nama : timothy putra saragi
    Nim : 15 .02 587
    Apa inti dari pesan Romo dari belada becak tersebut?
    Inti dari pesan Romo tersebut adalah kita harus memperdulikan dan memperhatikan kaum kecil dan membela mereka.

    BalasHapus
  10. Nama : Ima Susi Susanti br Sembiring
    NIM : 15-02-576
    Terimakasih sebelumnya saya ucapkan kepada kelompok IV yang telah berusaha keras dalam mempersiapkan materi ini. Karena saya telah mendapatkan pemahaman atau ilmu yang baru, yang sebelumnya tidak saya ketahui. Yang ternyata pernah ada pemalsuan sejarah dari peristiwa MAGELANG-AMBARAWA. Dan yang menjadi pertanyaan saya adalah apa dan pemalsuan yang bagaimana sebenarnya yang terjadi pada saat itu? Dan apa sebenarnya maksud esensi revolusi 1945 seperti yang anda paparkan? Tolong dijelaskan sebaik mungkin agar kita semua bisa mengetahui bagaimana kebenaran dari peristiwa MAGELANG-AMBARAWA dan maksud dari esensi revolusi 1945 ini. Karena peristiwa sejarah sangat penting bagi kehidupan seorang mahasiswa sebagai generasi penerus. Terimakasih.
    Salam IBD

    BalasHapus
  11. Nama : Erik Sanjaya Hutauruk
    NIM : 15.02.572
    Ting/Jur : I/PAK

    Dalam konteks keberpihakannya kepada kaum miskin, Y.B Magunwijaya atau yang sering dipanggil Romo mangun. Salah satu karyanya adalah "Belada Becak" yang berisikan tentang seorang anak laki-laki yang setiap harinya mengkhayal, karena ingin melanjutkan kuliahnya tetapi dia tidak mempunyai biaya. Dengan bekerja di bengkel milik abangnya dia laki-laki muda yang tak patah semangat walaupun dia tidak kuliah, tetapi ia bekerja dan tidak seperti orang lain disekitarnya yang pengganguran. Setiap harinya dia bekerja sebagai tukang las dan juga mengantarkan gori milik Bu Dullah dengan naik becak. Dangan kehidupannya setiap harinya dia memiliki semangat dalam bekerja, sehingga dia bisa dikatakan adalah seorang laki- laki muda yang mapan. Nivol ini realitas kehidupan sosial masa kini kenapa, karena di kalangan masyarakat. Walaupun dia seorang mahasiswa di lain waktu dia seorang tukang becak untuk biaya perkuliahannya. Romo mangun membuat novel ini supaya pemerintah memerhatikan orang-orang yang kurang mampu
    Trimakasih...

    BalasHapus
  12. Nama : Dina Erika Saragih
    NIM : 15.02.569
    Ting/Jur : I/PAK

    Romo Mangun adalah seorang tokoh yang sangat peduli terhadap kaum marginal. ini dituliskannya dalam novel Belada Becak yang menceritakan seorang anak laki-laki yang mempunyai keinginan besar untuk melanjutkan sekolahnya. anak itu bernama Yususf yang karena kenginannya untuk bersekolah dia bekerja sebagai tukang las. dalam hal ini kita sebagai mahasiswa yang memiliki segalanya, banyak orang yang tidak mampu kuliah karena faktor ekonomi, karena itu syukuri apa yang sudah diberikan Tuhan kepada kita. belajar dari Novel yang dituliskan Mangun yang berjudul Belada Becak itu membuat motivasi pembaca semakin menghargai hidup dan harus mampu mengucap syukur
    pertanyaan saya:
    1. apa yang dimaksud dengan militeristis dan mendewakan teknologi dalam novel Romo Mangun yang berjudul Belada Becak

    BalasHapus
  13. Nama:Pirta Niska Sinaga
    Nim:15.02.579
    Ting/Jur:I/PAK
    syaloom.
    kita berbicara tentang sebuah novel yang di tuliskan oleh seorang tokoh kita yaitu Romo Mangun . dimana novel itu berjudul"Belada Becak".
    Romo Mangun adalah seorang tokoh yang sangat peduli terhadap kaum marginal/kaum miskin.
    memang kita tahu Romo banyak menginspirasikan 'bagi banyak orang . karena Romo begitu sekali peduli terhadap orang terlantar.hak inilah yang membuat Romo Mangun menuliskan sebuah novel itu yang berjudul"Belada Becak" .dimana seorang laki laki yang ingin sekolah tetapi dimana .kita tahu kondisi orangtua si laki laki tersebut tidak mencukupi. itu lah kita diajak melalui judul novel tersebut untuk selalu bersyukur yang sudah Tuhan rencanakan bagi kita manusia. yang harus kita jalani dalam kehidupan kita. walaupun kita manusia ini selalu banyak kekurangan kita harus selalu tetap bersyukur. terimakasih.
    dan saya mau bertanya kepada penyaji yang telah menjawab pertanyaan saya.
    dimana penyaji disitu menuliskan sebuah dunia ginatif.
    saya ingin penyaji ingin menjelaskan bagaimana itu sebuah dunia ginatif. dan selebihnya saya ucapkan banyak terimakasih.. syaloom gbu
    salam IBD.

    BalasHapus
  14. Nama : Putri Pebrina Nababan
    NIM : 15.02.580
    Syalom.
    Romo Mangun memang sangat peduli terhadap orang-orang yang miskin. Dalam Novelnya Romo Mangun yang berjudul “Balada Becak” bercerita tentang Kaum Miskin. Berbicara tentang Kaum Miskin dalam istilah lain ada juga disebut manusia Marginal yang artinya orang yang terpinggirkan. Gambaran mausia Marjinal dalam Belada Becak dikatagorikan sebagai manusia marginl. Novelet Belada Becak adalah karya sastra hanyalah hasil khayalan pengarangnya saja atau pun imaganasi dari pengarangnya. Mengkhayal adadalah pelampiasan logis bagi keinginan yang tak kesampaian, alternatif yang diplajari secara terpisah dari fakta-fakta lainya seperti Ekonomi, politik, agama. Yusuf adalah tokoh utama dalam novel Mangunwijaya, Yusuf seorang pemuda yang berjalan seperti kuda andong yang belum emansipasi, rambutnya yang penuh paselin mengkilau, mempesona, dan muka serta sosoknya bolehlah sebagai peragawan iklan mobil. Yusuf yang dipanggil Yus itu adalah anak tukang becak bernama Kario Sentono, ibunya sudah tiada. Dia hanyalah lulusan SMA, dia mau melanjut persekolahannya tetapi tidak mempunyai biaya. Yus berkerja di begkel sebagi tukag las. Selain berkerja di bengkel Yus juga dimintakan mengantar gori milik Bu Dullah degan naik becak. Mangunwijaya dalam novelnya mengungkapkan kata-kata emasnya yaitu ketidaktulusan akan selalu mengalami nasip yang tak menguntungkan dalam kisahnya. Dari tokoh Mangunwijaya terkhusus dalam novelnya menekankan pembaca untuk berpihak pada kaum miskin serta kiranya kita tulus dalam menolong kaum miskin.

    Terima Kasih.
    Salam IBD.

    BalasHapus
  15. Ruang komen ini resmi ditutup - terimakasih respons yang sangat cepat dari saudara-saudari! Salam budaya.

    BalasHapus
  16. Nama : Chandra Syahputra Pasaribu
    NIM : 02-15-568
    Jur/Ting : 1/PAK

    Berbicara tentang becak, tentu sudah tidak hal yang asing lagi bagi kita pada saat ini. Karena setiap hari kita dapat melihatnya di pinggi jalan raya, apa lagi dikota medan ini. Dimana setiap harinya selalu bersemangat untuk mencari sesuap nasi, demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tidak hanya itu, kita juga bisa dapat temukan begitu banyak sekali para maha siswa disana. Sama halnya dengan seorang pemuda biasa yang bernama Yusuf yang melanjutkan pendidikannya dengan menarik sebuah becak. Dan cerita yang bermoral ini dapat kita lihat di novel buatan karya Romo Mangun.
    Untuk menanggapi hal ini, tidak usah jauh-jauh, di depan kampus STT AS sendiri sudah ada contohnya. Lalu apa yang sepatutnya kita lakukan sebagai umat beragam? Apakah kita hanya bicara (ceramah/berkhotbah saja) tanpa ada perbuatan sama sekali?

    BalasHapus
  17. Nama : Laury Fransiska
    NIM :15.02.577
    Syalom..
    Maaf sebelumnya kepada bapak saya terlambat memberikan komentar diruang komen, karena saya tidak masuk selama 8 hari utuk mejaga ibu saya yang sedang sakit dirumah, terimakasih buat bapak yang masih memberikan mengizinkan saya.
    Keberpihakan pada Kaum Miskin, Konteks yang Melatar Belakangi dan Gambar Kaum Miskin dalam Belada Bercak karya Y.B Mangunwijaya. Novelet BB dikemas dalam 7 (tujuh) bagian. Yang pertama, Menceritakan Lelaki muda yang Lulus SMA Berama Yusuf. Yusuf adalah tokoh utama dari pada novel ini. Yusuf disingkat dengan Yus, yang sehari-harinya disibukkan dengan Melamun dan Megkhayal, karena gagal melanjut kuliah kara tiada biaya, akibat kemiskian, utuk sementara Yus Tinggal ditempat Rahmat (kakanya), Yus juga membatu berkerja di begkel sebagi tukag las. Selain berkerja dibemgkel Yus juga dimitakan mengantar gori milik Bu Dullah degan naik becak. dan yang ke dua, yang mengisahkan Yus menjenguk ayahnya, Megisahka Yus mejeguk Pak Kario. Yang ke tiga, mengisahkan Menceritaka Ronda Malam di Desa Yus. Ke empat, Mengulang rutinitas bercak penuh gori dengan buk Dul, Riri, dan becak Yus menggelinding tenang menuju kota. Ke lima, meceritakan Pak Haji yang memesan cap untuk mobil kolt-nya pada bengkel rahmat. Ke enam, mengisahkan Yus seorang diri kerja lembur dibengkel abangnya. Ke Tujuh, memuat akhir kisahan pendek novelet ini. . Apabila realitas berupa peristiwa sejarah seperti dalam novel Burung-Burung,Ikan-Ikan Hiu, sebenarnya mengandung maksud untuk 1. Menafsirkan realitas sejarah ke dalam bahasa imajinasi dengan maksud memahami sejarah menurut kemampuan atau interpretasi pengarang sendiri. 2. Menjadi sarana pengarang untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan tanggapannya tentang suatu peristiwa sejarah dan dapat dipakai pengarang untuk menolak atau mendukung suatu tafsiran peristiwa sejarah yang sudah mapan. Tokoh- tokoh dalam BB yang dapat dikatagorikan sebagai manusia marginl antara lain: Yusuf, Rahmat, pekerja-pekerja di bengkel las, anak-anak kecil disekitar bengkel, pedagang gori(Bu Dullah) dan pembantu-pembantunya, pemuda-pemuda penganguran, dan mahasiswa akademi musik yang miskin. tak hanya Yusuf atau Yus yang dideskripsikan Mangun dengan apik, tetapi juga Bu Dullah, Pak Polisi dan para peronda dikampung.
    Salam IBD...




    BalasHapus
  18. nama:suci jiwana
    nim:15.02.586
    tkt/jur:I/PAK

    syalom dan salam IBD
    bicara mengenai balada becak, kita tahu bahwa didalam novel ini sangat banyak terkandung nilai-nilai kemanusiaan yang harus kita kembangkan dalam kehidupan sehari-hari.
    saya ingin saya pertanyakan kepada para penyaji nilai=nilai seperti apakah yang harus kita kembangkan dalam kehidupan sehari-hari selain menolong orang yang ada disekitar kita.
    terimakasih
    GBU

    BalasHapus