Senin, 14 Maret 2016

Nilai-nilai Kemanusiaan Teo. IA - Kelompok V



Nama              :Adelina Simaremare
                        Beritanta surbakti
                        Jhon Fredy Situmeang
                        Kalferi Sipayung
Tingkat/Jur    :I-A/Teologia
Mata kuliah   :Ilmu Budaya Dasar
Dosen              :Pdt.Edward Simon Sinaga M.Th
Si Penggembala Cerita
       I.            Pendahuluan
Atas nama cinta akan nasionalisme kami akan mencoba menggali satra dan nurani yang tergambar dalam karya-karya Romo mangunwijaya. Hasil karya dan goresan tulisannya akan kami coba hidupkan kembali dalam sajian ini. Semoga sajian ini akan menambah makna butir-butir kebersamaan dan keberagaman dalam landasan humanisme.
    II.            Pembahasan
1.1.Latar Belakang Si Penggembala Cerita
Pengarang dari pada si penggembala cerita ini bernama Y.B.Mangunwijaya (1929-1999). Penggembala cerita ini menjalani hidupnya bersama dengan kata-kata, dan menaruh ide, serta imajinasi yang sangat kuat. Amalan kata-kata adalah menjadi amalan manusia. Y.B.Mangunwijaya (YBM) Adalah manusia yang penuh dengan kata-kata. Selebrasi hidupnya sangat gemilang dengan cerita. Kata-kata ibarat doa yang terabadikan ada tanpa selesai.
            YMB adalah si penggembala cerita, kita mengenal dia sebagai pengarang Cerpen, Novel, dan  Esai. Mangunwijaya juga berperan sebagai “peminat kesustraan” . Buku sastra dan Religiositas (1982) membuktikan bahwasanya penggembala cerita mengalami ketakjuban-ketakjuban di kesustaraan. Dia mengasahkan dirinya sebagai pembaca prosa. Novel-novel dari pengarang mampu memberi pikat menghantarkan Mangunwijaya ke selisik reliositas. Berikut adalah nama-nama daftar pengarang dari Indonesia adalah: Pramoeda Ananta Teor, Hamka, A.A. Navis Achdiat Karta Mihardja, Iwan Simatupang, Putu Wijaya, Kuntowijoyo, Mmariane Katoppo, Nasjah Djamin. YBM adalah juga pembaca novel-novel garapan pengarang Eropa, Amerika dan juga Arab

1.2.Kutipan
Kita bisa merasakan rangsangan religiositas melalui kutipan-kutipan di pelbagai buku garapan YBM. Novel  Romo Rahadi (1981)membuat dua kutipan impresif. Kutipan dari kitab Amos (5:20) “Bukankah hari Tuhan itu hari kegelapan dan bukan terang, kelam kabut dan tiada cahaya.” Kutiapan puitis dimunculkan dihalaman awal novel Burung-burung Rantau (1992). Kutipan berasal dari Robert Musil: “yang terjadi/bagi dia/ menjadi lambing dari segala sesuatu/ boleh jadi tidak jadi/ tetapi yang dia hayati/ penghayatan mansuia/ selaku keseluruhan dari kemugkinan-kemungkinannya/ manusia potensial/ syair tidak tertulis dari adanya dia dan lain sebagainya. Dari kutipan diatas YBM ingin menjelaskan terlebih dahulu bahwasanya kutipan itu adalah “Pengantar” ke “permenungan”.
1.3.Bersatra
Ingat pembaca memang sudah sering ke cerita, dan menghadirkan ulang melalui tulisan atau ucapan yang merujuk kepada “sinopsis”. Siasat ini memamng bakal mebuat novel dari YBM akan terus terkenang, memiliki tanpa pembatas, ruang dan waktu. YBM ini memang tidak sekedar mengasuh kata-kata, namun penghadiran cerita selalu memiliki keterlibatan dengan perkara-perkara kehidupan , contoh novelnya adalah cerita tentang politik, asmara, korupsi, sains, agama, seks, sejarah, keluarga, dalam novel ini memenag sangat menekankan dengan yang namanya ketulusan.
YBM (1986) pernah berpetuah sastra atau bersastra itu pewahyuan manusia yang mengandung arti aktualisasi diri. Bersastra adalah perkara biasa, karna kita juga tahu bahwasanya sastra itu ada dalam keseharian kita karna sastra itu hidup. Dia menekankan bahwa  sastra ada dalam hidup kita supaya tidak ada jarak dan persaingan dalam hidup, dan novel ini sangat bergelimang makna, membuat pesan-pesan berkelimpahan .
Pilihan menggarap novel menjelaskan misi bersastra memang bukan berarti YBM mengelak dari yang namanya puisi. Prosa memang lebih memikat dari pada puisi.
1.4.Lambang
Disini penggembala cerita ingin mengajak pembaca untuk menjadi tukang tafsir. Novel-novel YBM adalah jagat lambang. YBM adalah identik yang namanya penabur lambang di novel, karna pembaca bakal menemukan untaian renungan melalui pilihan-pilihan lambang yang merujuk kepada flora dan fauna. YBM menggunakan lambang rujukan wayang, novel ini pun menjadi dunia lambang mirip lakon-lakon wayang. Penafsiran atas lambang sering dikerjakan denagn pelbagai tendensi, tukang tafsir mengajukan argumentasi-argumentasi.
YBM adalah penabur lambang di novel, pembaca bakal menemukan untaian renungan melalui pilihan-pilihan lambang merujuk ke flora dan fauna. Kosmologi suatu cerita selalu memberikan lambang-lambang kepada pembaca supaya menuntun pembaca ke pengertian-pengertian tanpa meninggalkan atau memuja kemodernan idom sains dan teknologi.
Novel Burung-Burung Manyar ( 1981) sangat berkelimpahan dengan lambang bahkan pembaca bisa termenung saat membaca menikmati cerita tersebut. YBM mencantumkan ungkapan-ungkapan merujuk ke jagat fauna: “anak harimau mengamuk, merpati lepas, singa mengerti, benteng-benteng muncul, elang-elang menyerang, macan terpanah, burung kul mendamba” dan lain sebagainya . Disini pembaca diajak untuk mengalami penggambaran imajinasi, membaca dan merenung kembali pengetahuan tentang fauna tersebut.
Urusan Flora dan Fauna juga mengingatkan kita dengan novel Romo Rahadi (1981). Latar dari Papua sangat banyak memberikan rangsangan imajinasi hutan, sungai, hewan, gunung. Tokoh-tokoh dari YBM ini sendiri menjalani hidup tanpa sungkan menengok ke barat dan ketimur, dan kehidupan mereka sangat sulit di ramalkan, jadi pengetahuan YBM tentang flora dan fauna juga muncul berlatar kehidupan di Papua. YBM sangat mirip denagn ahli waris sastra jawa kuno, yang mengisahkan hidup yang penuh dengan lambang-lambang, yang merujuk ke flora dan fauna
1.5.Hati Nurani  
Penggembala cerita tetap menginginkan cerita mengantarkan pesan-pesan berkaitan dengan misi manusia. YBM membahaskan bahwa susastra mesti historis dan filsafat dan juga menghendaki diri sebagai sastrawan , karna sastra tidak sekedar cerita  sastra juga berurusan dengan hati nurani. Penggembala cerita pun menjalankan misi mengantar pesan-pesan dan mengundang pembaca ke amalan-amalan  hidup berhati nurani. Sastra menghampiri pembaca sebagai suluh untuk mengalami serta mengartikan hidup, berpijak ke hati nurani.
Burug-Burung Rantau (1992). Tokoh bernama Neti memberi atupun menghadirkan diri di dunia kaum miskin, berbagai ilmu dan pengetahuan serta penghidupan . Neti adalah sarjana dan lahir tumbuh di keluarga yang berkelimpahan harta, Neti bermenung dan berkata “ Padahal bukankah kau yang seharusnya melakukan ini demi orang-orang kampung kumuh itu sendiri. Kita bisa milihat kembali mengenai makna penggarpan dan penerbitan Burung-BurungRantau (1992). YBM hadir disini untuk mempersembahkan novel untuk adik-adik sosiawati dan juga sosiawan serta peneguh yayasan Dinamika yang penuh dedikasi mengabdi anak-anak miskin dan iman, harapan, dan cinta sayang segar muda. Novel ini memang sangat bercabang dan bergerak kesegala penjuru arah. YBM ingin memberi aksestuansi bahwa cerita bermula dan berakhir demi hati nurani. Bahkan disini berkata bahwasanya  justru dia sendirilah yang ditolong oleh kaum kecil dikampung itu, apalagi setelah mendengar khotbah bahwa pada hakikatnya penolong hanyalah Tuhan sendiri, bukan kita manusia yang penuh dengan pamrih dan dalih serong mencong oleh kesembongan.
1.6. Intelektual
Tokoh-tokoh di novel YBM sering sarjana manusia intelektual, berpengetahuan dengan kiblat Barat-Timur. Nalai-nilai hidup kemanusiaan sering disorot dengan intelektualitas, mengarah ke universalitas tanpa abai lokalitas. Kehadiran tokoh perlahan memusat ke urusan hati nurani. Tokoh-tokoh intelektual dalam novel YBM bergumul dengan seribu pamrih. Puja ide, godaan uang, ambisi propesi, amalan kemanusiaan, idealitas ilmu, moral selalu muncul untuk diperdebatkan tak selesai di untaikan kata dan perisiwa. Peran sarjana berkaitan amalan-amalan kamanusiaan, ujian moralitas jerat teknologi.
Penggembala cerita seolah-olah ingin menggoda pembaca di episode-episode polemik. Pembaca tentu mengingat julukan untuk tokoh Larasati dalam novel Burung-Burung Manyar (1981) Larasati dikaruniai jiwa yang arif. Keserjanaan untuk berbagai memberi lakon kehidupan kepada orang-orang mengabarkan kebaikan bagi setiap orang demi hidup dan martabat . Novel Durga Umayi (1991) Tokoh-tokoh dalam novel ini mengesankan ada pertautan dari ingatan mitologis ke persesuaian kondisi manusia Indonesia di zaman tak karuan.

1.7.Esai
Pengembala cerita tak cuma melenakan pembaca di kubang imajinasi, sunguhan uraian-uraian baerlagak esai sengaja di hadirkan YBM. Esai itu rangsangan ide dan argumentasi untuk berpolemik, YBM tidak hanya sekedar penggembala cerita bahkan esai pun tersajikan. Penjelasan berlagak esai disampaikan melalui tokoh Larasati, sebab siapa berkemampuan akan memilih dan mengatasi nasib. Sebab walaupaun kita adalah manusia dan berbakat kesadaran serta potensi emosional mampu memilih dan mangambil keputusan yang berdaulat, kita tidak boleh lupa kita tertambat dengan berjuta-juta benang halus sutera tak tampak dengan alam raya dan dunia flora dan fauna, juga dengan tanah air dan rakyat.
YBM telah mewariskan novel, cerpen, esai. Warisan-warisan terus membaca , mengundang orang untuk selalu memberi arti tak rampung. Penggebala cerita mengantar kita keperdebatan-perdebatan panjang, menggairahkan dan bergerak keterang.
III        Analisa
Analisa yang kami dapat dari sipenggembala cerita adalah disini kita diajarkan menjiarahi para tokoh-tokoh dahulu yang sangat jenius dalam membuat prosa ataupun novel dan dissni juga ditekankan kepada kita sering kali kita meninggalkan yang namanya prosa, memang kita tahu bahwa memang puisi lebih menarik dalam membaca ini memanhg diakibatkan karna prosa ini sangat identik dengan ynag namanya symbol, apalagi  mereka pada jaman dahulu sangat identik dengan symbol alam atau kejadian yang sedang terjadi dialam ataupun lingkungan sekitar disinilah timbul kebosanan dalam membaca prosa tersebut, kita tahu mengartika simbol ataupun lambing sangat sulit kita pahami apalasgi kita jadikan itu jadi sebuah pediman dalam hidup seseorang .
Kita juga tahu bahwa Kitab Mazmur dan juga Kitab Kidung Agung dan juga Kitab Amsal  seperti dalam ayat Amsal (6:6) “ Haio pemalas pergilah kepada semutperhatikanlah lakunya dan jadilah bijak” dari ayat ini memang kalau secara sekilas kita susah memahaminya namun jika kita sudah mengerti makanya artinya luar biasa dalam hidup kita. Alkitab saja sangat suka dengan yang namanaya simbol, namun memang jika kita bisa memahami simbol tersebut memi9liki sejuta arti dan makna dari simbol tersebut. . Disini Penggembala cerita pun menjalankan misi mengantar pesan-pesan dan mengundang pembaca ke amalan-amalan  hidup berhati nurani. Sastra menghampiri pembaca sebagai suluh untuk mengalami serta mengartikan hidup, berpijak ke hati nurani.
IV        Kesimpulan
Kami para penyaji menyimpulkan bahwa memang terkadang kita menyepelehkan yang namanya sastra, karena memang orang berpikir satra itu kuno, kurang menarik perhatian hati .YBM disini hadir disini ingin menjelaskan kembali bahwasanya novei ataupun prosa sangat membangun wawasan kita karna kita juga tahu bahwa prosa sangat identik yang namanya lambang, kenapa? kita tahu pada jaman dahulu orang-orang sangat banyak terinspirasi oleh keadaan alam, dan dulu kita juga tahu bahwa papualah yang dijadikan sebagai tempat para penyair dahulu. Disini kami mau menagajak teman-teman untuk lebih memahami prosa, karna kalau memang kita tahu arti dari prosa yang sesungguhnya kita juga tau apa tujuan  kita hidup,karna ini didasarkan dari pengalaman Tokoh-tokoh yang sebelumya karna prosa hadir untuk mengubah pola pikir kita untuk menjadi yang lebih baik lagi. Dalam syair dalam prosa  Agama itu tidak dipilih seperti memilih suatu benda atau barang yang di inginkan, disitu perlu  jugalah prosa atupun novel  itu berfungsi bagi seseorang tersebut. Melalui prosa dalam Akitab ,agama itu diakini dalam hati, iman, dan pengharapan.
V         Daftar Pustaka
            Y.B. Wijaya, Mangun IX, Humanisme, Jakarta: KOMPAS, 2015

23 komentar:

  1. Nama : Daniel Hutabarat
    Adryan Hutabarat
    Ifferendy Situmeang
    Falmer Tarigan
    Tingkat : IA/Theologi
    M. Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
    Dosen : Pdt. Edward Simon Sinaga M.Th
    kelompok Pembahas kelompok II

    Pembahasan : Kita mengetahui bahwa Romo mangun adalah seorang pengarang cerpen, novel, dan juga berperan sebagai peminat kesusastraan artinya pembaca tekun dan tukang komentar.
    Dalam konteks ini Romo lebih mengesahkan diri sebagai pembaca prosa.
    dalam pembahasan Bersastra , bersastra tidak hanya harus dengan menulis novel tetapi masik banyak hal yg bisa dilakukan dalam menerapkan kesukaan kita terhadap sastra. Bersastra juga memerlukan ketulusan dengan pengertian kesungguhan.
    pada pembahasan Hati nurani dapat kami simpulkan bahwa Romo mengartikan bahwa sastra tak sekedar cerita tetapi juga berurusan dengan hati nurani artinya disana yaitu bagaimana kita untuk mengartikan hidup melalui kesungguhan hati kita atau ketulusan dalam menjalaninya seperti nukilan Burung-burung rantau(1992).
    pada pembahasan Intelektual kami menyimpulkan bahwa Romo mengajak kita menjadi manusia yg berintelektual/berpengetahuan karena dari situlah terpancar nilai-nilai kemanusiaan.
    pada pembahasan terakhir yaitu Esai yg artinya rangsangan ide dan argumentasi. Romo telah mewariskan novel, cerpen, esai. Warisan-warisan terus terbaca, mengundang orang selalu memberi arti, tak rampung. Penggembala cerita mengantar kita ke perdebatan-perdebatan panjang, menggairahkan, dan bergerak ke terang.
    mungkin itu saja pembahasan kami terimakasih.

    pertanyaannya adalah Dari analisa penyaji timbul pertanyaan kami : 1. Apa yg menyebabkan kita sering meninggalkan yg namanya Prosa ? apakah karena puisi lebih menarik dibaca? padahal Prosa itu adalah sebuah karangan bebas artinya tidak terikat dengan kaidah yg terdapat dalam puisi.
    2. Apa Hubungan Ayat Alkitab Amsal 6:6 dengan pembahasan Intelektualitas dan Hati nurani coba dijelaskan.
    Terimakasih syallommm..

    BalasHapus
  2. Nama : Chandra Syahputra Pasaribu
    NIM : 15-02-568
    Ting/Jur : 1/PAK

    Romo Mangun adalah seorang tokoh yang tidak hanya mememiliki multitalenta tetapi juga seorang penggembala cerita. Dimana melalui ceritanya yang dia sampaikan adalah dia ingin sekali mengembalakan nilai-nilai kemanusiaan. Romo Mangun sangat begitu produktif atau kaya dengan cerita-cerita yang mengadung pesan-pesan moralitas. Yang ingin disampaikan Romo Mangun sangatlah mudah dipahami, karena menyangkut pengalaman hidup sehari-hari. Cerita-ceritanya terkandung seperti renungan, humor, sebagai kritik, namun selalu keluar jiwa kepastorannya (jiwa berkhotbah).
    Sipengembala cerita sangat cocok bagi guru PAK dan Pendeta untuk dikembangkan, karena bisa menuntun hidup. Kesan yang penting adalah Pendeta (Guru) harus berbakat untuk membekali para pendengar supaya meningkatkan moralitas. Mengajarkan Alkitab tentu banyak sekali kisah-kisahnya dengan cara bercerita, suka menolong, dan merawat orang.

    Dari penjelasan di atas, tentu sangat berkaitan langsung bagi kita sebagai pelayan Tuhan terkhusus bagi kita Jurusan PAK dan Teologi. Kita juga tahu bahwa, kita juga akan menjadi Sipenggembala cerita. Lalu apa visi dan misi para penyaji untuk kedepannya dalam menyampaikan firman Tuhan yang dapat menarik perhatian sipendengar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kisah seorang Tokoh yang luar biasa.
      Seorang Dokter yang Membangun Nilai Moral

      Berbicara tentang penggembala cerita tentu berkaitan langsung kepada semua orang tanpa terkecuali, seperti orang tua, kakak, abang, dan orang-orang yang memiliki umur yang lebih tua dari pada kita. Begitu juga dengan kisah seorang tokoh yang akan saya sampaikan kepada anda semua, dia adalah seorang tokoh yang kisahnya sangat menarik yang saya ambil dari acara Kick Andy pada tanggal 15 April 2016, semoga ini dapat menambah wawasan kita semua.
      Ada seorang dokter yang sangat sederhana yang memiliki segudang gelar tetapi tidak begitu pepuler. Kebanyakan dokter-dokter pada umumnya adalah orang-orang yang bisa dikatakan cukup mewah, karena pada umumnya mereka selain mendapatkan gaji dari pemerintah, mereka juga mengharapkan bayaran dari pasien dan bahkan kebanyakan dokter tidak mau membantu/menolong pasiennya karena alasan kurang biaya.
      Berbeda halnya dengan seorang dokter yang satu ini, sebut saja Aznan Lelo. Dia adalah seorang dokter yang banyak gelar, dia juga seorang guru, dan seorang professor. Beliau berasal dari keluarga yang kurang mampu dimana orang tuanya tidak tamat SD dan pekerjaan orang tuanya hanya sebagai tukang jahit. Tetapi itu tidak mematahkan semangatnya untuk berkeinginan menjalani kuliah, dengan semangatnya yang luar biasa beliau mengumpulkan kertas-kertas bekas yang tidak dipakai untuk dijual. Memang penghasilannya tidak seberapa tetapi itu dicukupinya untuk kebutuhan kuliahnya tanpa meminta lagi kepada orang tuanya.
      Setelah dia berhasil menjadi seorang dokter, dia tetap sangat sederhana sekali, dimana dia tidak mengharapkan bayaran dari pasien. Katanya ‘’dikasih syukur,tidak dikasihpun tidak apa-apa’’ , dia berpengangan kepada tiga prinsip sebagai seorang dokter, yaitu :’’ jangan meminta bayaran dari pasien, peduli kepada orang yang ingin berguru (belajar), tanggapilah orang yang meminta nasihat’’. Setiap harinya beliau harus mengobati minimal 30-150 orang setiap harinya. Dia hanya di bantu oleh istrinya dan beberapa kariawannya, dimana kariawannya ini juga tidak mendatkan gaji yang sesuai. Dia berkata ‘’uang itu tidak ada apa-apa, misalnya kamu memiliki dua rumah, lalu untuk apa kedua rumah itu, sementara kamu tidak bisa menempati keduanya sekaligus’’.
      Dan pesan terakhirnya kepada adak muda adalah ‘’ apa yang kamu cari dalam hidup ini? Kalau kamu menjawab uang, maka sampai kapanpun kamu tidak pernah bisa menikmati kenikmatan hidup, karena ada orang yang lebih mementingkan uang jarang sekali berkumpul dengan keluarganya karena sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Karena kenikmatan hidup yang sesungguhnya tidak bisa diukur lewat uang, tetapi adanya terjalin kebersamaan kepada orang-orang yang anda anggap berharga’’.

      Dari kisah seorang tokoh diatas tentu sudah membuka wawasan kita untuk kedepannya, namun pertanyaannya adalah apa tanggapan anda mengenai kisah tersebut?, lalu apa yang anda cari dalam hidup ini?, dan perencanaan atau langkah-langkah apa yang akan atau yang sudah anda lakukan untuk mewujudkan itu semua?

      Hapus
  3. Nama : Kalferi Eli Derita Sipayung
    Ting/Jur : I-A/Teologi
    Mata Kuliah : Ilmu Budaya dasar
    Dosen : Pdt. Edward Simon Sinaga, M.Th
    NIM:15.01.1283
    Terimakasih kepada teman-teman yang sudah bertanya pada sajian kami yaitu kelompok V saya akan mencoba menjawab pertanyaan teman-teman yang ada di ruang kelas.
    1. Basto Kaban
    Bagaimana cara atau praktek cinta kemanusian LGBT yang butuh dirangkul?
     Kita mengetahui bahwa Keberadaan kaum LGBT memang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat perkotaan. Tidak sedikit tempat di kota-kota besar selalu diramaikan dengan kehidupan malam, dan ditempat seperti itulah kaum LGBT seringkali dapat kita temui, termasuk kota Yogyakarta. Keberadaan kaum LGBT ini di tengah-tengah masyarakat sudah lah sangat banyak. karena kaum LGBT ini dianggap sebagai kaum minoritas yang memiliki penyimpangan orientasi seksual. Hidup di tengah-tengah masyarakat yang beragama dan berbudaya ada dua hal yang menghimpit kaum LGBT, yaitu : antara norma dan keadilan. Bagi kaum LGBT norma dan keadilan tidak dapat serta merta berjalan beriringan, keberadaan mereka yang dianggap berbeda oleh masyarakat normal lainnya dianggap tidak sesuai dengan norma agama dan budaya. Bagi sebagian besar masyarakat individu atau kelompok orang yang kebiasaan dan budayanya tidak sesuai dengan norma tidak berhak untuk mendapatkan keadilan dalam setiap segi kehidupan mereka. Hal inilah yang pada akhirnya timbul sikap diskriminatif dan kekerasan yang seringkali ditujukan kepada kaum LGBT.
    2. Abram Ginting
    Romo Mangun “ Humanis” apa sebenarnya ajakan membaca novel Romo Mangun?
     Romo Mangunwijaya ingin mengajak untuk mewartakan Nilai-nilai kemanusian yaitu kebaikan, keadilan, dan kebenaran yang dalam diri manusia yang membangun martabat manusia. Sebab Pengetahuan itu tidak bersumber dari intelektualitas tetapi bersumber dari hati nurani. Romo Mangunwijaya sangat intelektual bukan karena dia arisitek (mate-matika, fisika, kimia) tetapi ke intelektualnya sempurna ketika dia ahli bahasa dan sastranya. Romo Mangun ini mengajak kita untuk berpikir lebih religius dan memahami dan mengerti dari novel tersebut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3. Partogi gultom
      Hubungan si penggembala cerita dengan Nilai-nilai kemanusian?
       Y.B.M membuat kita menjadi takjub maupun terangsang religiolitas bahkan menafsir cerita agar mendapat kan pesan maupun tujuan melalui kutipan-kutipan yang di munculkan di halaman awal novel, melalui bersastra yang merupakan pewahyuan (mengandung aktualisasi diri) hidup manusia, melalui lambang yang tidak harus mengikuti logika dan etika tersendiri, melalui hati nurani di mana cerita mengantarkan pesan-pesan berkaitan dengan misi manusia, melalui intelaktual yang di mana pembaca merenungi biografi manusia dari pengertian-pengertian bertentangan dengan memilih pertimbangan tidak sepihak bahkan lacak intelektual di imbuhi kesadaran atas hikmah mitologis dan melalui esai yang menghampiri pembaca sebagai untaian renungan, humor, kritik, colethan dan khotbah. Penggembala cerita mengantar kita ke perdebatan-perdebatan panjang, menggairahkan dan bergerak ke terang.
       Penggembala cerita merupakan seseorang yang hidup dengan banyak kata-kata (cerita) dan di tuangkan dan membuat orang terpesona melalui kutipan cerita, bersastra, lambang, hati nurani dan esai.
       Nilai kemanusiaan Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. Makna Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab 1) Kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan tuntutan hati nurani 2) Pengakuan dan penghormatan akan hak asasi manusia 3) Mewujudkan kehidupan yang berkeadilan dan berkeadaban 4) Mengembangkan sikap saling mencintai atas dasar kemanusiaan
      4. Lamtiur Hutagalung
      Apa yang ditekankan Romo Mangunwijaya dalam si penggembala cerita?
       Yang ditekankan si penggembala cerita menurut saya adalah bahwa kita diajarkan untuk lebih tekun,displin dan tepat waktu dalam mengerjakan sesuatu tanpa menunda-menunda agar suatu pekerjaan, dan saling tolong menolong antara yang satu tidak hanya mementingkan diri sendiri sebab Romo Mangun sangat cocok untuk di contoh. Dan manusia di hargai prilakunya karena yang menceritakan manusia yang universal yang ditekankan oleh Romo Mangun.
      5. Eirene Hutabarat
      Si Penggembala cerita “ nilai-nilai kemanusian” Flora dan Fauna. Mengapa di STT tidak di perbolehkan di pelihara, tetapi kucing kenapa bisa? Dan kenapa anjing tidak bisa?
       Menurut saya jika setiap anak asrama yang suka memelihara binatang dan membawa nya ke asrama dapat membuat suasana asrama tidak nyaman atau tentram. Karena binatang itu juga dapat membuat kekacauan di asrama, seperti yang kita ketahui bahwa dikatalog juga di tulis bahwa penghuni asrama tidak di perbolehkan memelihara binatang di kampus.
      6. Crifani ester Pasaribu
      Si Penggembala Cerita: 1. Bagaimana melakukan penggembalaan seperti Romo mangun dalam memelihara setiap cerita sehingga benar-benar di terima di masyarakat umum? 2. Apakah makna kemanusian itu dipertahankan di zaman sekarang ini?
       1. Kita mengetahui bahwa inspirasi Romo Mangun sangat berguna untuk masyarakat, karena dia adalah seorang yang penuh semangat dan pejuang yang tak mau berhenti melakukan sesuatu tanpa ia mendapatkannya. Romo Mangun sangat sadar akan ilmu arsisteknya dan sangat menghargai cerita-cerita dan kisah-kisahnya di Alkitab. Melakukan penggembalaan Romo mangun dalam memelihara di masyarakat umum Romo Mangun ini tidak pernah membeda-bedakan antara yang miskin atau kaya malahan lebih memihak kepada orang-orang miskin. 2. Makna kemanusian dipertahankan di zaman sekarang yaitu untuk Saling mencintai sesama manusia, Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, melakukan kegiatan kemanusiaan, Tidak semena-mena terhadap orang lain, Berani membela kebenaran dan keadilan, Mampu melakukan yang baik demi kebenaran,Menjaga kepercayaan orang ,dan Ramah dalam bermasyarakat.

      Hapus
    2. 7. Eikel ginting
      1. bagaimana memunculkan sifat gembala seperti “mazmur 23:1”? 2. Sebagai gembala Bagaimana membangun intelektualitas dengan hati nurani? 3. Dalam jurnal : Bagaimana seorang bunda Teresia sehingga ia turun dari zona nyamannya?
      => 1. Mazmur 23:1 “ Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku” kita bisa memunculkan sifat gembala dari teks alkitab diatas bahwa dengan melayani dimana saja atau di gereja kita dapat melakukan perbuatan kita dan bagaimana cara kita untuk melayani dan mengajak orang untuk lebih dekat kepada Tuhan.
      2. membangun intelektualitas dengan hati nurani adalah dengan adanya hubungan kasih antara sesama dengan sesama, hubungan kasih antara manusia dengan Tuhan dan dengan demekian kita bisa membangun intelektual dengan hati nurani karena itu merupakan sejalan.
      3. adanya rasa peduli antara sesama dengan yang lain dan Bunda Teresia mengajarkan adanya rasa mengasihi.

      Hapus
  4. Christ fany ester pasaribu:
    “Si pengembala cerita”. 1. Bagaimana melakukan pengembalaan seperti Romo mangun dalam memelihara setiap cerita sehingga benar-benar diterima masyarakat umum? 2. Apakah makna kemanusiaan itu tetap dipertahankan pada zaman sekarang ini?
    1. Jika kita melihat sosok romo mangun, kita mungkin bisa belajar bahwa romo bagaimana ia bisa menjadi sosok inspirasi banyak orang terkhusus dalam keahliannya di berbagai bidang arsitek,kerohaniaan. Ia menempuh itu juga karena dalam dirinya tertanam rasa semangat juang. Kita juga dapat melakukan pengembalaan, namun bukan hanya berpatok seperti pengembalaan romo. Mungkin kita bisa menciptakan pengembalaan baru yang menurut kita itu patut dilaksanakan. Mencerminkan kehidupan kita sebagai teladan yang baik (sesuai perkataan dengan perbuatan) bagi orang lain, disiplin dalam mengunakan waktu menurut saya itu juga salah satu upaya memelihara dan dapat diterima masyarakat.
    2. kita bisa melihat sebagian dari kita sekarang sudah tidak mempertahankan makna kemanusiaannya lagi. Manusia sekarang sudah lebih mementingkan dirinya sendiri, seperti orang kristen yang identik dengan kasih nya, kita sudah tidak menjadikan kasih itu sebagai dasar kita. Sehingga yang saya lihat pada zaman ini, banyak agama tetangga kita, mereka bukan tidak suka pada Yesus, tapi mereka yang mempercainya yang tidak mencerminkan bahwa ia pengikut Kristus itu.

    Abram surya ginting
    apa sebenarnya ajakan romo mangun dalam membaca novel-novelnya?
    Menurut saya romo mangun mengajak kita melalui novelnya yaitu bahwa kehidupan manusia itu tidak sesempit yang kita pikirkan, tidak ada pembatas ruang dan waktu dimana, disetiap kehidupan kita dapat dan terus belajar dari peristiwa di sekitar kita. Seperti dari novelnya “burung-burung rantau” Kita di ajak untuk memiliki kesadaran untuk berbelas kasih dan menabur kebaikan sehingga menimbul terang dalam kehidupan.

    Basto kaban
    bagaimana cara/praktek cinta kemanusiaan “LGBT” yang butuh dirangkul?
    Mungkin itu belum terjadi di indonesia dan kita berdoa supaya tidak terjadi, “LGBT” saya juga belum pernah bertemu dengan mereka yang melakukan LGBT. Tapi bagaimama merangkulnya mungkin kita bisa memberi pembelajaran melalui pendekatan sehingga kita bisa mengetahui apa yang melarbelakangi sehingga kita bisa meluruskannya, dengan memberikan pemahaman baru.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lamtiur soraya hutagalung :
      apa yang ditekankan romo mangun dalam pengembalaan cerita?
      Menurut saya yang ditekankan oleh romo mangun dalam si pengembala cerita itu adalah kebenaran yang didasarkan ketulusan hati.
      Eirene hutabarat
      mengapa di STT ABDI SABDA tidak diperbolehkan untuk memelihara binatang “anjing”?
      Nilai-nilai kemanusiaan- “FLORA DAN FAUNA”. Mungkin karna itu tertera dalam katalok kita, namun bukan berarti kita tidak diperbolehkan untuk memelihara binatang di STT, tapi karena lingkungan kita adalah lingkungan berasrama jadi ada peraturan-peraturan. Nah peraturan tersebut harus kita lakukan. Mungkin saudari erine bisa lagi memelihara binatang “anjing” saat nanti kita terlepas dari lingkungan berasra ma.
      Partogi roby Gultom
      bagaimana religiositas dihubungkan kembali dengan nilai-nilai kemanuisaan?
      Nilai-nilai kemanuisaan : kebenaran,kebaikan,keadilan. Karya romo mangun yang di tulis bukan saja oleh orang kristen. Tetapi seorang muslim juga, nah kita bisa melihat bahwa nilai-nilai kemanusiaan itu bukan hanya terpatok pada satu agama saja tapi juga terbuka oleh agama-agama lainnya.
      Eikel ginting
      1. bagaimana memunculkan sifat gembala seperti “mazmur 23:1”? 2. Sebagai gembala Bagaimana membangun intelektualitas dengan hati nurani? 3. Dalam jurnal : Bunda Teresa. Bagaimanaseorang bunda Teresa sehingga ia turun dari zona nyamannya?
      Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Kita bisa memunculkan sifat gembala seperti penulis mazmur yaitu Daud. Dimana daud adalah seorang tokoh alkitab yang pemberani, bahkan ia tekenal dengan nyanyian mazmurnya. Kita juga bisa memunculkan sifat gembala kita melalui perbuatan kita, cara bebicara kita,dll yang patut diteladani.
      2. Menurut saya dengan memiliki kasih, maka kita bisa membangun intelektual yang sejalan dengan hati nurani kita.
      3. Karena sifat yang ada dalam dirinya sangat peduli terhadap orang lain, terkhusus orang-orang yang tertindas. Dimana yang melatarbelakangi bunda Teresa adalah bagaimana saat itu ia melihat di india terjadi pengkastaan atau kesenjangan sosial yang membuatnya merasa iba dan ia juga mengganggap bahwa semua manusia itu sama.

      Hapus
  5. Sebelumnya saya ingin mengucapkan trimakasi kepada teman-teman kami yang menambahahi dari sajian kami dan memberikan sejumlah pertanyaan. Disini kami akan menjawab pertanyaan dari teman kami:
    1. Cristfany, yang bertanya tentang dari si pengembala cerita ini Romo mangun dalam memelihara setiap dari cerita sehingga benar-benar diterima masyarakat umum, makna kemanusiaan itu tetap dipertahankan samapai zaman sekarang ini ?.
    jawaban kami adalah kita sebenarnya sudah tau siapa itu Romo mangun itu sendriri kita tau juga dia memnag sangat berpotensi dalam bidang arsitekitur namun dibalik itut dia juga sangat kaya akan pengetahuan sastra, kita juga sudah nmelihat sejumlah karyanya dari sana kita melihat dari semua tindakan-tindakan Romo itu orang mengenalnya dan kehumanisannya terhadap sesama, juga kita bisa melihat dia sendiri adalah seorang pastor namun ia tidak pernah merasa bahwa jabatan itu bukanlah segalanya dia sangat berani menanggalkan jubahnya hanya untuk melihat kaum miskin disekitarnya. Dari pengembala ini kita jugga tahu bahwasanya orang yaqng menganngkat judul ini adalah dari kalangan non kristiani namun dia sangat berani mengangkat judul ini dari sini kita melihat bahwa sanya keuniversalan room mangun juga dalam karyanya sanat menginspirasi setiap orang yang membacanya. Karna memang setiap karyanya sangat pantas untuk dikenang
    Makna kemanusiaan memang sebenarnya sekarng ini sudah muali hiilag seiring dengan berkembangnya zaman karna keegoisan yang semakin dijunjung tinggi sehingga kepekaan terhadap sesamanya tidak dipentingkan. Disinilah Romo hadir untuk mengatasi permasalahan tersebut supaya sifat individualis itu harus dihilangkan
    2. Abram, yang betanya tentang apa sebenarnya yang ingin Romo ajarkan dari si pengembala cerita ini ?.
    Mungkin dari sini Romo menginginkan kita untuk lebih peduli akan sesama kita, jangan lagi kita tanyakan kehumanisannya room sendiri karna Romo dalam tindakannya dimata orang mengenalnya Romo mangun memnag membengun kepeduliannya terhadap kaum miskin karna dari semua karyanya yang paling dijunjung tinggi adalah nilai nilai kemanusiaan itu sendiri.


    3. Basto, bagaimana cara cinta kasih terhadap kaum LGBT ini?.
    Dari seminar yang saya ambil adalah inilah yang menjadi tangtangna bagi pendeta sekarang ini karena dinegara luar LGBT ini sudah ada yang meresmikan mereka jadi pasangan, memang pada awalnya kaum ini sangat dibenci namun karena ditinjau dari HAM mereka memnag tidak bersalah. Namun jika kita bandingkan dengan Indonesia itu sangatlah mustahil, karana di Indonesia sendiri kaum ini sangat dibenci bahkan sangat ditekan padahal orang orang seperti ini tidak boleh kita jauhi bahkan kita sendiri yang harus merangkul mereka karna mereka juga tuhan ciptakan, jika melarang mereka apakah kita harus mempersalahkan tuhan yang telah menciptakan mereka?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 4. Lamtiur, apa yang ditekankan Romo mangun dari sipenggembala cerita ?.
      kita mungkin diajarkkan untuk bisa seperti Romo yang dikenal sebagai penggembala cerita, karna dimana kita juga sebagai calon hamba tuhan kita juga harus ,memulai merefleksikannya dalam kehidupan kita. Kita juga nharus meneladani Seperti seorang Romo ini dalam mengabarkan firman ia sangat bekerja keras dalam karyanya dalam merangkul setiap umatnya, sepertri yang dikatakan bapak dosen kita Romo adalah seperti yesus kecil yang dating dari Yokyakarta kenapa/ karena dia sangat meneladani Yesus itu sendiri kita tahu Yesus sangat suka dengan cerita dan perumpamaan begitu jugalah Romo.
      5. Eirene, dari segi nilai-nilai kemanusiaan yang mengambil simbol dari flora dan fauna, mengapa tidak diperbolehkan memelihara binatang?.
      Disini kamin mau menekankan yang mau Romo inginkan dari sini bukan berarti kita harus memelihara binatang atau sebagainya. Dia memakai simbol atau lambang dari Flora dan fauna ini adalah ini hanyalah sebagai alat media atau perantara seperti yang kami ambil vdari amsal tersebut disanakan kita mengetahui dikatakan belajar dari semut tersebut kalau secara logika kan orang sangat sepele mendengar hal itu namun yang mau ditekankan disana adalah bagaimana kita dapat mencerminkan nilai-nilai kemnausiaan itu sendiri dan kita cerminkan dalam kehidupan kita.
      6. Partogi, sipenggembala cerita Religiositas dengan nilai-nilai kemanusiaan?.
      Pertama kita juga tahu bahwa nilai-nilai kemanusiaan tidak bisa terlepas dari yanag namanya keadilan, kebenaran dan kebaikan maka kita melihat bahwasanya memang nilai yang dimiliki setiap umat manusia sangat membanggun kebersamaan. Mungkin juga kita juga melihat bahwa dari alkitab kita sangat banyak balajar yang namanya nilai-nilai kemanusiaan karna dari dari kita bisa dapat mencerminkan kekristenan kita sebagai pengikut Yesus yang selalu menjungjung nilai kemanusiaan itu.
      7. Eikel ginting 1. bagaimana memunculkan sifat gembala seperti “mazmur 23:1”? 2. Sebagai gembala Bagaimana membangun intelektualitas dengan hati nurani? 3. Dalam jurnal : Bagaimana seorang bunda Teresia sehingga ia turun dari zona nyamannya?
      Eaikel, dari nats alkitab Mazmur 23 “ ini kita diajarkan haruslah engkau seperti Tuhanmu kita juga mengetahui bahwa dalam Mazmur sendiri Daut adalah salah satu tokoh gembala yang patuh kita tiru dan teladani dalam menghadapi masalah dia sangat yakin Tuhan akan selalu menggembalakannnya dalam setiap perjalanan hidupnya
      Saya memang terkadang melihat bahwa intelektualitas ini terkadang membuat orang sebagain lupa akan siapa dia sebenarnya dan membuat keangkuhan tersendiri, maka dari sinilah kita harus mensetarakan semua tindakan kita berdasarkan dari hati nurani kita karna jika hati nurani kita sudah bekerja maka intelektualitas itu akan sangat membantu kita dalam mejalani hubungan natara satu dengan yang lain
      Dari Bunda Teresa ini kita memang harus berani meninggalkan zona aman kita karna dia datang untuk meluruskan permasalahan yang terjadi pada saat itu di India dia memenag seorang sosok yang pantas kita teladani dari setiap perjalanan hidupya dia memang orang yang sangat bijak cdalam mengambil keputusan

      Hapus
  6. Nama : Lamtiur Soraya Hutagalung
    Kelas :I-A
    Syalom....Baiklah sebelumnya saya ingin memberi sedikit tambahan mengenai pertanyaan dari saudara Eikel dimana pertanyaannya yaitu bagaimana sebenarnya memunculkan sikap gembala itu ya kalau kita berbicara mengenai gembala tentu kita teringat dengan Yesus sebagai gembala yang baik dimana Yesus selalu menjaga domba dombanya dan mengenal seluruh domba dombanya dan kita juga tau sebenarnya Tidak ada orang yang mau menjadi mangsa atau korban. Sebaliknya, Tuhan tidak mau kalau kita menjadikan orang lain menjadi mangsa atau korban. Dan ketika kita ingin memunculkan sikap kegembalaan itu tentu kita khususnya sebagai mahasiswa Theologia marilah kita jauhkan sikap yang tega mengorbankan orang lain. Jangan juga kita membiarkan orang lain menjadi mangsa. Kita harus menjadi sahabat dan penolong bagi sesama manusia. Bila diperlukan, malah kita harus rela berkorban demi kebaikan dan kebenaran Tuhan. Bahkan, alam sekitarpun harus kita jaga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya trimakasih pada saudara soraya yang memberikan tambahan pada kelompok kami
      tentang bagaimana memunculkan sikap memunculkan sikap gembala itu, pertama memnag kita membahas penggembala dimana pasti ada yang penggembala dan ada yang didembalakan, nah dari judul ini kita juga bisa melihat dikitan Mazmur yang mengatakan Tuhan adalah gembalaku takan kekurangan aku, dari ayat itu kita bisa melihat bahwasanya seorang penggembala tidak akan mau kehilangan gemnbalanya atau bahkan seperti yang dikataka saudari lamtiur jadi korban. Nah saya sendiri melihat hadirnya Novel ini ingin mengajarkan kita supaya lebih lagi untuk kepedulian kita akan sesama dan kepekaan kita dengan sekitar kita, mari kita mulai dari diri kita dengan sendirinya orang yang milihat hal itu akan juga melakukan hal yang serupa dengan apa yang kita perbuat. Tuhan adalah sosok yang pantas kita teladani bagaimana yesus menggembalakn umatnya.kebanyakan memang orang hidup sanagt penuh dengan keegoisan masing-masing dan saya sendiri ingin menekankan sekali lagi mari kita saling menjaga dan saling merangkul satu sama lain.

      Hapus
  7. Syalom buat saudara/i penyaji. saya ingin bertanya, jika kita tahu bahwa sastra adalah suatu karya yang begitu menyenangkan dan sebagai tempat pesastra untuk menuangkan isi hati nya, ini menurut saya. Jadi demikian YBM yang juga pesastra dan karya begitu bagus dan kontekstual. Tetapi sayangnya akhir-akhir ini sangat jarang kita lihat munculnya para pesastra, jadi yang mau saya tanyakan dari pemaparan penyaji apakah ada yang tersirat dalam bahasan kali ini untuk mengajak berkontemplasi dalam bidang sastra bagi pedengar, pembaca dan penggemar YBM tersebut yang sejiranya karya sastra terus menurus memunculkan satrawan/i yang baru dan dengan sastra yang sangat diminati banya orang ? Terima kasig syalom

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya mengucapkan trimakasi kepada saudara mengantar yang bertanya tentang bagaimana kita mengajak pendengar untuk berkontenplasi karna sekarang orang sudah tidak suka dengan satra, iya memang orang sekarng ini sudah tidak lagi memiliki minat akan namnya sastra terkhusus anak muda sekarang ini dikarenakan juga karna perkembangan jaman terkhusus dalam bidang budaya, kita melihat sendiri bagaimana pengaruh budaya luar yang sangat begitu kuat, sehingga pesastra di indonesia meninggalkan sastra itu karna ada sebagaian mengatakan bahwa sastra itu ribet dan juga susuh dipahami,kita juga melihat seperti penggembala ini YBM yang begitu terinspirasi dengan semua karya Romo, nah ini mungkin juga ingin mengajarka kita supaya kita kembali melihat mundur bagaimana pentingnya sastra itu karna seperti yang romo lakukan walaupun iya tidak secara lansung mengajak orang secara langsung namun kita melihat dengan karyanya yang iya tuangkan orang sangat menyukai romo dan sangat terinspirasi dengan semua karya Romo karna memnag semua karya dari Romo ini tentang kejadian hidup yang ada disekitarnya jadi karyanya memnag sanagt menuntun kita untuk melakukan perubahan kearah yang baik.Mari kita belajar dari Romo ini dengan karyanya sangat banyak orang-orang yang terinspirasi, knapa tidak dengan kita, kan itunya?

      Hapus
    2. saya mengucapkan trimakasi kepada saudara mengantar yang bertanya tentang bagaimana kita mengajak pendengar untuk berkontenplasi karna sekarang orang sudah tidak suka dengan satra, iya memang orang sekarng ini sudah tidak lagi memiliki minat akan namnya sastra terkhusus anak muda sekarang ini dikarenakan juga karna perkembangan jaman terkhusus dalam bidang budaya, kita melihat sendiri bagaimana pengaruh budaya luar yang sangat begitu kuat, sehingga pesastra di indonesia meninggalkan sastra itu karna ada sebagaian mengatakan bahwa sastra itu ribet dan juga susuh dipahami,kita juga melihat seperti penggembala ini YBM yang begitu terinspirasi dengan semua karya Romo, nah ini mungkin juga ingin mengajarka kita supaya kita kembali melihat mundur bagaimana pentingnya sastra itu karna seperti yang romo lakukan walaupun iya tidak secara lansung mengajak orang secara langsung namun kita melihat dengan karyanya yang iya tuangkan orang sangat menyukai romo dan sangat terinspirasi dengan semua karya Romo karna memnag semua karya dari Romo ini tentang kejadian hidup yang ada disekitarnya jadi karyanya memnag sanagt menuntun kita untuk melakukan perubahan kearah yang baik.Mari kita belajar dari Romo ini dengan karyanya sangat banyak orang-orang yang terinspirasi, knapa tidak dengan kita, kan itunya?

      Hapus
    3. Trimakasih kepada saudara Mangantar yang bertanya bagaimana mengajak berkontemplasi dalam bidang sastra bagi pedengar, pembaca dan penggemar YBM tersebut yang sejiranya karya sastra terus menurus memunculkan satrawan/i yang baru dan dengan sastra yang sangat diminati banya orang, ia kita ketahui bahwa di zaman sekarang susah untuk menemukan orang-orang yang suka sastra karena di mana pada zaman sekarang ini sudah dipengaruhi oleh Iptek sehingga sastra tidak banyak yang minat. Dan dengan demekian Romo Mangun mengajak kita untuk melihat kembali melihat ke pada zaman yang dulu yang suka dengan sastra agar semua satra-sastra itu tidak hilang dan bisa juuga berkembang pada zaman sekarang ini. Sekian yang bisa jawab trimaksih. Syalom.

      Hapus
  8. saya mengucapkan trimakasi kepada saudara mengantar yang bertanya tentang bagaimana kita mengajak pendengar untuk berkontenplasi karna sekarang orang sudah tidak suka dengan satra, iya memang orang sekarng ini sudah tidak lagi memiliki minat akan namnya sastra terkhusus anak muda sekarang ini dikarenakan juga karna perkembangan jaman terkhusus dalam bidang budaya, kita melihat sendiri bagaimana pengaruh budaya luar yang sangat begitu kuat, sehingga pesastra di indonesia meninggalkan sastra itu karna ada sebagaian mengatakan bahwa sastra itu ribet dan juga susuh dipahami,kita juga melihat seperti penggembala ini YBM yang begitu terinspirasi dengan semua karya Romo, nah ini mungkin juga ingin mengajarka kita supaya kita kembali melihat mundur bagaimana pentingnya sastra itu karna seperti yang romo lakukan walaupun iya tidak secara lansung mengajak orang secara langsung namun kita melihat dengan karyanya yang iya tuangkan orang sangat menyukai romo dan sangat terinspirasi dengan semua karya Romo karna memnag semua karya dari Romo ini tentang kejadian hidup yang ada disekitarnya jadi karyanya memnag sanagt menuntun kita untuk melakukan perubahan kearah yang baik.Mari kita belajar dari Romo ini dengan karyanya sangat banyak orang-orang yang terinspirasi, knapa tidak dengan kita, kan itunya?

    BalasHapus
  9. ketika membahas sastra ini, memang sekarang ini sulit mencari Pesastrawan jadi sebenarnya bagaimana cara agar Sastra ini dapat mudah dipelajari agar kelak kita bisa menjadi Sastrawan yg baik dan dapat di pergunakan dalam pelayanan nantinya? itu mungkin pertanyaan yg saya rinci dari pertanyaan teman teman yg sudah bertanya.. terimakasih

    BalasHapus
  10. Nama : Adelina
    Tingkat/Jurusan :I-A/Theology
    NIM : 15.01.1207
    Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
    Dosen : Pdt Edward Simon Sinaga M.Th

    Sebelumnya kami mengucapkan terimakasih kepada teman-teman, baik yang telah melengkapi sajian kami ataupun yang memberikan pertanyaan.

    1. Eirene Hutabarat : Mengapa di STT kita terkhususnya di asrama tidak diperbolehkan untuk memelihara hewan peliharaan? Dimana anda sendiri adalah salah seorang pecinta hewan.
    Jadi tanggapan yang bisa saya berikan adalah : Kita tahu bahwa setiap universitas/ sekolah tinggi lanjutan memiliki peraturan-peraturan tertentu. Mengapa dibuat peraturan? Jawabannya agar hidup itu semakin bermakna, teratur, disiplin, terarah dan jauh lebih baik pada intinya. Sebenarnya menyukai bahkan memelihara hewan peliharaan itu tidak salah. Karena hewan peliharaan itu pada dasarnya adalah hewan yang dipelihara dengan tujuan untuk menemani manusia. Saya sebenarnya setuju jikalau kita tidak diperbolehkan memelihara hewan peliharaan di asrama kita. Namun itu bukan berarti saya tipekal orang yang tidak suka terhadap hewan. Kita harus melihat bagaimana sekeliling kita. Mulai dari lingkungannya bahkan sampai kepada orang-orang yang ada di sekitar kita. Dimana tidak setiap orang itu memiliki kecintaan terhadap hewan seperti kita. Bisa jadi karena alergi ataupun karena memiliki trauma sebelumnya. Jadi jangan sampai kecintaan kita terhadap hewan peliharaan itu justru malah membuat orang-orang di sekitar kita menjadi ketakutan ataupun risih. Karena setiap orang itu pasti tidak sama.

    2. Basto Kaban : Peran cinta kasih dalam merangkul kaum LGBT.
    Tanggapan saya : Sastra itu berbicara tentang hal-hal yang positif. Berbicara tentang cinta kasih yaitu berbicara tentang sikap menerima terhadap orang lain bahwa dia adalah bagian dari diri kita. Sehingga itu perlu kita layani dan arahkan. Jadi wujud cinta kasih yang perlu kita hadirkan terhadap mereka bisa dengan berbagai cara. Karena setiap orang itu memiliki keinginan yang berbeda-beda. Cara merangkulnya adalah mengarahkan dia, ajarkan bahwa dia sudah sesat. Sadarkan bahwa tugas dan fungsi mereka hanyalah untuk memuliakan Tuhan. Ketika mereka tetap seperti itu, maka sikap seperti itu sebenarnya adalah sikap yang mendukakan hati Tuhan. Karena seperti yang ada di PL pun Tuhan tidak pernah mengajarkan bahwasannya kita diperbolehkan untuk menikah dengan sesama jenis kita. Walaupun begitu, kaum LGBT itu tidak boleh kita hukum, hindari ataupun dicaci maki. Justru kita harus menerima dia. Menerima maksudnya bukan berarti bersikap pasif, namun aktif ( ada hal yang harus kita lakukan ).

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3. Eikel Ginting :
      - Bagaimana cara memunculkan sifat gembala seperti “mazmur 23:1”?
      Tanggapan saya : Bagi Daud gembala itu adalah Tuhan. Yang dilihat Daud bahwa Tuhan itu adalah penolong, penghibur. Jadi bagaimana caranya memunculkan sifat gembala yaitu terlebih dahulu dengan memahami bahwa diri kita adalah seorang gembala bukan tuan atau bos. Karena persoalannya sifat gembala itu sering sekali tidak muncul bahkan tidak ada di dalam diri kita.
      - Sebagai gembala Bagaimana membangun intelektualitas dengan hati nurani?
      Tanggapan saya : Yang pertama harus kita pahami bahwa intelektualitas itu adalah daya nalar, daya berpikir untuk memperoleh pengetahuan. Orang berintelek itu sering disebut orang berpengetahuan. Terkadang intelektualitas itu sering dianggap bertentangan dengan hati nurani. Karena terkadang intelektualitas itu sering dijadikan sebagai bahan kesombongan, ajang untuk tampil agar dikenal orang. Jadi kalau intelektualitas sudah menjadi kesombongan, maka tidak akan ada lagi yang namanya hati nurani. Allah memberikan akal budi supaya manusia bisa mengelola, memelihara semua ciptaan Tuhan. Sehingga intelektualitas itu berfungsi untuk memelihara. Maka hati nurani juga menjadi suatu hal yang bisa diajak untuk bekerja sama dan membangun. Jadi milikilah akal budi yang sehat jangan diimbangi dengan kesombongan ataupun sifat keegoisan.

      4. Lamtiur Hutagalung : Apa sebenarnya yang ingin ditekankan Romo Mangun dari "Si Penggembala Cerita" ini?
      Tanggapan saya : Sebenarnya jawaban dari pertanyaan saudari, sudah sangat jelas seperti yang kami paparkan dalam bagian kesimpulan yang terdapat di dalam blog. Namun walaupun begitu, kami akan mengulanginya. Bahwa yang ingin ditekankan oleh Romo Mangun sendiri ialah mengajak kita untuk tidak menyepelekan yang namanya sastra. Karena sastra sendiri memiliki makna yang dalam sebenarnya. Ketika kita sudah mengetahui dan memahami prosa yang sesungguhnya, maka kita akan mengerti apa tujuan kita hidup, karna ini didasarkan dari pengalaman tokoh-tokoh yang sebelumnya karna prosa hadir untuk mengubah pola pikir kita untuk menjadi yang lebih baik lagi.

      Hapus
    2. 5. Partogi Gultom : Hubungan religiusitas dengan nilai-nilai kemanusiaan?
      Tanggapan saya : religiusitas merupakan penghayatan yang berhubungan dengan keagamaan dan kedalaman kepercayaan yang biasanya diekspresikan dengan melakukan ibadah sehari-hari, berdoa, dan membaca kitab suci. Religiusitas atau keagamaan seseorang ditentukan dari banyak hal, di antaranya, pendidikan keluarga, pengalaman, dan latihan-latihan yang dilakukan pada waktu kita kecil atau pada masa kanak-kanak. Seorang remaja yang pada masa kecilnya mendapat pengalaman-pengalaman agama dari kedua orang tuanya, lingkungan sosial dan teman-teman yang taat menjalani perintah agama serta mendapat pendidikan agama baik di rumah maupun di sekolah, sangat berbeda dengan anak yang tidak pernah mendapatkan pendidikan agama di masa kecilnya, maka pada dewasanya ia tidak akan merasakan betapa pentingnya agama dalam hidupnya. Orang yang mendapatkan pendidikan agama baik di rumah mapun di sekolah dan masyarakat, maka orang tersebut mempunyai kecenderungan hidup dalam aturan-aturan. Jadi jika dikaitkan dengan nilai-nilai kemanusiaan yaitu religiusitas merupakan faktor utama dalam penentu apakah seseorang memiliki nilai kemanusiaan atau tidak. Jika seseorang itu memang memiliki tingkat kereligiusitasan yang dalam atau tinggi, maka sudah bisa dijamin bahwasannya nilai-nilai kemanusiaan itu juga akan muncul dalam dirinya.

      6. Abram Ginting : Apa yang ingin diajarkan si Romo Mangun ini kepada kita?
      Tanggapan saya : Singkatnya Romo Mangun ingin mengajak atau mengajarkan kita hidup lebih bermakna serta berhati nurani, bukan hanya sekedar berpengetahuan (berintelektualitas) saja. Intelektualitas harus sejalan dengan hati nurani. Karena seperti penjelasan yang saya sampaikan di kelas kemarin bahwa sumber pengetahuan itu bukan hanya dari intelektualitas saja, melainkan juga dari hati nurani. Kita sudah sama-sama tahu bahwa Romo Mangun sendiri merupakan sosok yang berintelektualitas tinggi. Namun segala kecakapan yang beliau miliki selalu diimbangi/sejalan dengan hati nurani. Itu terbukti dari kepeduliannya terhadap kaum marginal.

      Hapus
    3. 7. Chrisfany Pasaribu : Cara Romo Mangun mempertahankan kualitas dari setiap karya-karyanya? Dan apakah nilai-nilai kemanusiaan pada saat sekarang ini masih nampak?
      Tanggapan saya : yang pertama yaitu bahwa Romo Mangun sendiri memang sangat-sangat menjaga kualitas dari setiap karya-karyanya. Itu dibuktikan dari makna yang terkandung di dalam setiap karyanya. Beliau selalu menghadirkan makna-makna yang lebih mengedepankan tentang nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri walaupun dengan wujud karya yang berbeda. Romo juga ingin mengajarkan bahwa di balik perbedaan (keanekaragaman) wujud karyanya, ternyata menyimpan makna yang serupa. Artinya kita tetap bisa menyatukan pendapat, pandangan, perasaan di tengah-tengah perbedaan yang ada.
      Kemudian untuk kasus kedua, yang bisa saya tanggapi yaitu sebenarnya nilai-nilai kemanusiaan itu tetapnya melekat dan akan selalu ada dalam diri setiap orang. Akan tetapi ada hal/alasan-alasan yang melatarbelakangi sehingga seseorang itu seolah-seolah kehilangan nilai kemanusiaan di dalam kehidupannya. Salah satu faktor penyebabnya bisa jadi karena pengaruh lingkungan dimana tempat ia hidup atau beradaptasi.

      Hapus
  11. Hari ini Sabtu, 30 April 2016, pukul 15.20 wib, ruang komen ini resmi ditutup. Terimakasih atas respons dan partitipasi saudara-saudari. Salam

    BalasHapus