Senin, 14 Maret 2016

Nilai-nilai Kemanusiaan PAK - Kelompok I



Kelompok       : I
Nama              : Elisenta Br Tarigan
                          Erik Sanjaya Hutauruk
                          Fernando Rianz Parasian  Siregar
Tkt/Jur                       : I/PAK
M.Kuliah        : Ilmu Budaya Dasar
Dosen              : Pdt Edward Simon Sinaga, MTh
Perjuangan Humanisme Y.B. Mangunwijaya
Humanisme  Religius dan Nasionalisme yang Terbuka ,
Faham Dasar Pendidikan Mangunwijaya[1]

A.    Perjuangan Humanisme  Y.B. Mangunwijaya
Y.B. Mangunwijaya adalah seorang humanis religius yang mencurahkan seluruh hidup dan karyanya untuk memperjuangkan terwujudnya humanism. Humanisme menuntut pembaruan hidu dan terlebih sikap yang terus-menerus mau menjadi manusiawi dan menghargai kemanusiaan. Dehumanisme dalam bidang pendidikan ditandai dengan berbagai kebijakan, dominasi dan peraktik pendidikan yang dilakukan pemerintah maupun kalangan swasta yang menghasilkan manusia-manusia yang dehumanis, baik di pihak guru maupun anak.
Romo Mangun menganggap bahwa pendidikan tidak menghasilkan “manusia-manusia humanis. Untuk itu, baginya, pendidikan harus ditempatkan dalam kerangka evolusi, yaitu upaya mengantar murid, bangsa, bahkan umat manusia kea rah pendewasaan. Menurut MangunWijaya, konsep manusia yang ingin dikembangkannya adalah manusia humanis tidaklah mudah karena terbentur oleh budaya Feodalisme yang mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Romo Mangun pun menerapkan paradigm berpikir nggiwar itu di dalam setiap langkahnya memperjuangkan humanism. sebagai seorang manusia multidimentional ia berjuang di berbagai macam bidang. Dalam bidang arsitektur, Romo Mangun melakukan pendekatan konsep “guna” dan “citra”. ilah “Berkaitan dengan istilah “arsitektur”, Romo Mangun lebih senang menyebut dengan istilah “wastu” yang lebih hakiki, menyeluruh, dan berhubungan dengan pemanusiawian manusia. Konsep “guna” menunjuk pada manfaat, keuntungan, dan pelayanan  yang diperoleh manusia dari bangunan tersebut, sehinngga banguan mempunyai daya yang membuat manusia bisa hidup lebih meningkat.
Dalam bidang sastra, seluruh karya sastranya selalu di warnai  keberpihkan kepada mereka yang berziarah khususnya yang lemah menuju kemanusiaannya. Keberpihakannya pada perempuan dalam karya-karya sastranya seperti Roro Mendut-Genduk Duku-Lusi Lindri, Durga-Umayi, Burung-Burung Mayar, dan Burung-burung Rantau.
Dibidang sosial politik, Romo Mangun memang berpolotik, tapi bukan politik yang dalam arti  mencari kekuasaan dan mempertahankannya dengan segala cara. Ia menampilkan hati nurani sebagai bagian integral dari perpolitikan. Politik harus menggunakan hati nurani dan hati nurani sendiri juga harus dipolitikkan untuk mencapai kesejahtraan masyarakat luas dan demi keadilan bagi seluruh lapisan.
B.     Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka
1.      Humanisme Religius
Ada dua sikap menghadapi humanism di melenium ketiga saat itu: sikap optimis dan sikap psimistis. Sikap optimis dicerminkan misalnya oleh sebuah simposium , yang diselenggarakan oleh kelompok forum 2001, yang dirintis oleh Fons Elders (Humanism Toward the Third Millenium, 1993) sejak Runtuhnya tembok Berlin 1998, Forum ini menyadari adanya keragaman budaya satu pihak dan salinng ketergantungan satu sama lain pihak. Dari lain pihak ada Psimisme seprti digambarkan Francis Fukuyama dalam The End of History and the last man (1992) yang menginsinuasikan, tidak adanya lagi harapan akan kebaruan dalam  prospek kemanusiaan, meski pun dictator-dictator sudah tumbang satu demi satu, dan totalitarianisme (komunisme) hancur oleh perkembangan “masyarakat warganya” (civil society) pembaruan politik ada di mana-mana. visi seseorang tentang manusia, sangaat menentukan visi pendidikannya dan berpengaruh dalam uraiannya; apakah ia penganut faham pesimistis ataukah optimistis tentang masa depan manusia apakah ia reliigius ataukah sekuler.
Faham humanism religius tampak dalam penghayatan Romo Mangun sebagai pastor, yang tidak konvensional. Panggilan imamatnya berakar dan diinspirasikan oleh daya tarik rakyat yang miskin, dan bukan panggilan kegerejaan/keagamaan sebagaimana kebanyakan pastor.
Dalam Gereja Diaspora Romo Mangun dengan jelas mengidealkan Gereja sebagai jarigan titik-titik simpul rganik yang berpijak pada realitas serba heterogen tidak beranggotakan orang-orang berdasarkan daerah, tetapi berdasarkan fungsi atau lapangan kerja. titik-titik simpul bisa berupa lonce rangers seperti gerilnya yang sendirian, namun lincah ke mana-mana. Istilah-istilah yang di gunakan pun memperlihatkan religiositas yang dinamis dan terbuka, antara lain multisentra, multiconnection, nonformal, gelenak-gelenik, dan sebagainya.
Dalam arti inilah humanisme religius Mangun Wijaya secara vocal memberikan sumbangannya dalam  dua arah , sebab ia berani menytakan keritiknya pada pemerintah berkesan otoritarian, semena-mena dalam keputusan yang berkaitan dengan nesib rakyat, keberanian ini menurut Arief Budiman menjadi kekhasan Mangun dan di pihak lain, Romo Mangun memberikan sumbangan  dalam menghidupkan cilvi society yang sering tidak mudah karena politik pengkotak-kotakan pemerintah melalui konsep SARA-nya.
2.      Nasionalisme yang Terbuka
Humanisme Romo Mangun bukanlah ideologi universal yang abstrak, nasionalisme yang konkret, tanpa harus jatuh pada chauvinism, yang serring dikutipnya sebagai moto Britania Raya (Jendral Louis Mountbatten), Right or wrong my country (Mangunwijaya, 1999c: 87 . 1447), atau xenophobia (anti-orang asing/ Negara asing) karena dalam pemikirannya, nasionalisme ini nantinya harus berkemang manjadi pasca-Indonesia.  Menurut Romo Mangun generasi 1928 merupakan arketipe generasi pembaharuan, dengan munculnya intelektual, pemikir-pemikir nasionalis, yang menelorkan “ Sumpah Pemuda” , di Belanda para mahasiswa Indonesia mendirikan “Perhumpunan Indoesia”, di Indonesia sendiri muncul dua kelompok studi.  Corak intelektual dari kaum muda didikan Belanda ini menurut Romo Mangun sangat beralihan dengan corak militeristik kaum muda didikan Jepang, yang menumbuhkan angkatan 1945. Corak intelektual adalah kemampuan berpikir keritis dan berani, berpandang luas dan universal, mampu berwacana dan berdiplomasi, menghasilkan gagasan-gagasan pembaruan yang segar.
Tanpa mengelaborasi perbedaan corak intelektual dari kedua priayi baru awal, yang masih bergerak dalam bidang pelayanan pemerintah colonial, Romo Mangun tampaknya menyamakan keduanya dan memberi penilaian positif pada inisiatif dan kebangkitan kaum intelektual yang bergerak dalam perlawananpolitik pada kesadaran berbangsa, karena peran pembaruan dan pernyataan kemardekaan mereka. Yang mengagumkan Romo Mangun, “sebagai karya raksasa, nyaris mukjizat” adalah keberhasilan mereka menyatakan kesatuan nusa, bangsa, dan bahasa, mengingat bangsa kita, sebelum adanya politik devide et impera sudah terpecah belah dan saling baku hantam mati-matian.
3.      Prospek Pendidikan: Manusia Pasca-Indonesia
Untuk mencari dasar-dasar humanism untuk mileniun ketiga, Mohammed Arkou, professor Sorbonne kelahiran Aljazair, dalam forum 2001 membedakan dua macam Negara secular Eropa. Yang pertama adalah “skular natural”, dimana negara dan agama dipisahkan dan Negara tidak mengurus sama sekali agama; yang lain adalah “sekuler pluralis” dimana Negara mempunyai kepedulian pada semua agama dan memperlakukan mereka secara sama. Arkoun menyatakan bahwa Negara “ skuler pluralis” seperti Belanda (sich) menjaga, “masyarakat warga” (civil society)dan menjamin kebebasan semua orang. Ideologi kebebasan (the ideology of liberation) semacam ini belum bisa diharapkan dari masyarakat Timur Tengah, karena mereka baru saja mengalami kebebasan dari penjajahan.
Dalam forum 2001 itu pula Andrei Plesu, professor sejarah politik dan agama dari Romania menambahkan bahwa retorika humanism dewasa ini didominasi pemikiran Barat Eropa, seolah-olah ide mereka merupakan satu-satunya yang harus dicapai. Humanisme semacam itu, kata Plesu adlah humanism abstrak, imperasonal, yag tidak mempunyai karaakter-karakter khas dari berbagai komunitas. Pelsu setuju dengan Arkoun tentang Negara “skuler pluralis”, tetapi menambahkan bahwa humanisme harus mempunyai sikap yang jelas terhadap agama. Ada dua kemungkinan, humanisme bisa menolak agama yang dogmatis dan absolutis, dan humanisme bisa menyesuaikan diri dengan agama. kedua posisi ini layak di diskusikan, terkait juga dengan konsep mereka tentang agama, sebab jika mereka menolak agama. Semua pemeluk agama mempunyai konsep sendiri dan ingin merumuskan “agama” menurut prespektif penghayatannya sendiri. Pendidikan haruslah bersifat terbuka kea rah masa depan, mencerahkan dan mengembangkan kebaruan, melawan status quo atau reproduksi dan penerrusan ide-ide lama, yang oleh Romo Mangun disebut sebagai sekadar “sosialisasi”, sebagai mana dianut kaum feudal dan orde baru.
Romo Mangun banyak mengkeritik program pemerintahan yang bersifat penyeragaman, brainwashing, formal, dan birokratis dan kurang member ruang bagi kretivitas anak didik dan menekankan kreativitas, eksplorasi, penyadaran dan pengaturan diri. Untuk itu perlu perbaikan sistem pendidikan, hubungan guru-murid harus di perbaiki dalam situasi kekeluargaan dan hidup bersama (convivium), pola pendidikan harus member lebih banyak peluang untuk anak didik dalam mengungkapkan pengalaman mereka, membina kerjasama (dan bukan persaingan) dalam kelompok. Seluruh kepentingan unsur dan dimensi pendidikan yang mengarah kedepan ini dapat direngkuh dalam kerangka besar yang sesuai dengan pandangan tentang manusia Indonesia.
C.     ANALISA KELOMPOK  
 Mangunwijaya adalah seorang humanis religius yang mencurahkan seluruh hidup dan karyanya untuk memperjuangkan terwujudnya humanism. Humanisme menuntut pembaruan hidu dan terlebih sikap yang terus-menerus mau menjadi manusiawi dan menghargai kemanusiaan. Menurut Romo Mangun ada dua sikap menghadapi humanisme yaitu, sikap optimis dan sikap psimis. Sikap optimis dicerminkan oleh sebuah symposium dan sikap pesimis digambarkan Francis Fukuyama dalam The End of History and the last man. Dimana pendidikan selalu bertolak belakang dengan humanisme, Diryakara menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah “untuk pemanusiaan manusia”, melalui peroses “humanisasi” dan “hominasi” atau dengan ringkas disebut sebagai pendidikan humaniora. Disini juga dikatakan bahwa pendidikan harus bersifat terbuka kearah masa depan, mencerahkan dan mengembangkan kebaruan, melawan reproduksi dan penerusan ide-ide lama.
D.    DAFTAR PUSTAKA
Y.B.Mangumwijaya, Humanisme, Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2015


[1]  Y.B.Mangumwijaya, Humanisme,( Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2015), 1-17

21 komentar:

  1. Terimakasih kepada Kelompok I, Elisenta Br Tarigan, Erik Sanjaya Hutauruk, Fernando Rianz Parasian Siregar, di atas telah saya cantumkan materi sajiannya.

    Kelompok yang akan membahas sajian ini besok, seharusnya sudah mengirimkan bahan bahasan mereka di ruang komen ini, untuk didiskusikan besok di ruang kuliah, agar sajian Kelompok I ini lebih mendalam.

    Sekali lagi, kepada semua mahasiswa yang mengontrak IBD ini, sebaiknya pukul 20.00 wib malam, kelompok yang ditugaskan untuk membahas sajian seperti yang tertera di atas, seharusnya sudah mengirimkan bahasannya ke ruang komen ini, agar semua peserta kelas sudah bisa membaca masukan kelompok pembahas pada malam terakhir sebelum penyajian materi besok harinya.

    Terimakasih, salam IBD.

    BalasHapus
  2. Syalom untuk kelompok 1
    Kami dari kelompok 3
    Sebagai Pembanding
    1. Sri Ervina Br Tarigan
    NIM 15.02.585
    2. Natalia Br Sitepu
    NIM 15.02.578
    3. Ima Susi Susanti Br Sembiring
    NIM 15.02.576

    Menyampaikan Pandangan kami, masukan serta pertanyaan atas sajian dari saudara/i kelompok 1 dengan judul "Humanisme Y.B. Mangun Wijaya: Humanisme Religius dan Nasionalisme Yang Terbuka"

    1. Pandangan Kami
    Mangunwijaya adalah seorang humanis religius yang mencurahkan seluruh hidup dan karyanya untuk memperjuangkan terwujudnya humanisme. Humanisme dalam pendidikan ditandai dengan kebijakan yang dilakukan pemerintah. Karena romo Mangun bahwa pendidikan tidak menghasilkan manusia yang humanis. Untuk itu baginya pendidikan harus ditempatkan dalam kerangka evolusi yang mengantar anak bangsa ke arah pendewasaan.
    Dalam bidang sastra, seluruh karyanya selalu diwarnai keberpihakan kepada mereka yang berziarah khususnya yang lemah menuju kemanusiannya.
    Dalam bidang sosial politik, romo Mangun mengatakan politik harus menggunakan hati nurani.
    Humanisme religius romo Mangun, tampak dalam penghayatannya sebagai pastor, yang tidak konvensional. Panggilan imamatnya berakar dan diinspirasikan oleh daya tarik rakyat miskin dan bukan panggilan kegerejaan/keagamaan sebagaimana kebanyakan pastor. Humanisme religius Mangun Wijaya secara vocal menyumbangkan kritiknya pada pemerintah berkesan otoritarian, semena-mena dalam keputusan yang berkaitan dengan nasib rakyat.
    Nasionalisme yang terbuka, humanisme romo Mangun bukanlah ideologi universal yang abstrak, nasionalisme yang konkret tanpa harus jatuh pada chauvinism.

    2. Masukan dari kami
    Kiranya saudara/i kelompok 1 menjelaskan arti Humanisme karena dengan arti itu akan menjadi dasar untuk memahami lebih dalam lagi mengenai apa yang menjadi Humanisme religius dan nasionalisme yang terbuka oleh Y.B Mangunwijaya

    3. Pertanyaan dari kami
    1) kebijakan yang bagaimana yang dilakukan pemerintah agar terwujudnya anak bangsa yang humanisme
    2) dalam bidang sastra, mengapa dan bagaimana maksudnya karya Mangun Wijaya diwarnai keberpihakan kepada mereka yang berziarah
    3) apakah maksud dari pastor yang tidak konvensional
    4) apa contoh kritik mangunwijaya, yang merupakan kritiknya pada pemerintah berkesan otoritarian
    5) bagaimana maksudnya nasionalisme humanisme romo mangun yang konkrit tanpa harus jatuh pada chavvinism.

    Demikianlah penyampaian kami baik pandangan, masukan, dan pertanyaan dari kami pembanding terhadap sajian saudara/i kelompok 1

    Terimakasih dan Salam nilai-nilai kemanusiaan
    Syalom.

    BalasHapus
  3. Nama:Tuah Ginting
    NIM:15.02.588

    Melalui humanisme tersebut kita juga diharapkan mampu menunjukakan nilai-nilai kemanusiaan yang berporos pada keadilan, kebenaran dan kebaikan, baik itu kepada orang terdekat kita ataupun orang yang baru kita kenal. Sama halnya seperti yang dilakukan oleh Romo Mangun, yang sangat prihatin dan bersahabat dengan orang yang miskin atau orang yang tertindas. karena baginya, mereka merupakan orang yang kurang diperhatikan oleh pemerintah ataupun orang banyak dan pantas untuk mendapatkan suatu keadilan. Untuk itu, hal tersebut merupakan suatu pedoman yang patut kita contoh.Dengan demikian apabila hal tersebut bisa kita terapkan dalam hidup kita masing-masing, maka setiap orang akan lebih merasa memperoleh nilai-nilai kemanusiaan dan tidak merasa tertindas satu sama lain.

    Terima Kasih
    Salam Humanisme

    BalasHapus
  4. Nama : Fernando Rianz Parasian Siregar
    NIM : 15.02.574

    Humanisme lebih menekankan kepada setiap diri manusia agar bisa menjadi pribadi yang baik untuk sesama manusia. Kita dapat mencontoh kerja kerasnya Romo Mangun yang berani keluar dari lingkaran gedung Gerejanya dan membantu semua orang miskin. jelas kita telah mengetahui dia adalah seorang Pastor, namun dia tidak hanya terpusat pada lingkungan Gerejanya melainkan berani "keluar" (membantu orang lain). Nilai-nilai kemanusiaan mahal harganya di bandingkan materi. Mungkin anda bertanya "Bagaimana kita dapat meneruskan seperti perbuatan Romo Mangun ini dalam kehidupan sehari hari bukan ??" Hmmm menurut saya, dari hal kecil saja, kita dapat membagikan semua pemahaman kita tentang Mata Kuliah IBD yang kita pelajari saat ini kepada sesama kita, baik itu adik kita, yang belum mengetahui tentang IBD atau lain sebagainya. Agar mereka tahu akan hal-hal di sekelilingnya apakah itu baik atau malah sebaliknya. Sekian dari saya...

    Salam IBD...

    BalasHapus
  5. Nama :Ezra lumbantobing
    nim :15.02.573
    tkt/jur:I/pAK

    saya ingin mengkomen pada kelompok 1
    Berbicara mengenai Humanisme ada hal yang "Sedikit terlupkan" di dalam pembahasan kita kali ini bagaimanana sebenar nya tanggapan Gereja atau Kristen secara umum terhadap Kaum Humanisme ini kemudian menilik dari apa yang di lakukan oleh franz magnis suseno ketika keluar dari Gereja apakah itu tindakan yang benar bukan kah ketika ingin merubah sistem masuk ke dalam sistem tersebut bagaimana kita bisa mengubah sistem kalau kita di dalam

    salam ibd.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama :Ezra Lumban Tobing
      Nim :15.02.573
      Tkt/Jur:I/PAK
      Y.B Mangunwijaya adalah seorang humanis religius yang mencurahkan seluruh hidupnya dan karyanya untuk memperjuangkan terwujudnya Humanisme. Dehumanisme dalam bidang pendidikan ditandai dengan berbagai kebijakan, dominasi dan peraktik pendidikan yang dilakukan pemerintah maupun kalangan swasta yang menghasilkan manusia-manusia yang dehumanis, baik di pihak guru maupun anak.Dan Menurut Mangun Wijaya, konsep manusia yang ingin dikembangkannya adalah manusia humanis tidaklah mudah karena terbentur oleh budaya Feodalisme yang mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Ada dua kemungkinan, humanisme bisa menolak agama yang dogmatis dan absolutis, dan humanisme bisa menyesuaikan diri dengan agama. kedua posisi ini layak di diskusikan, terkait juga dengan konsep mereka tentang agama yamg memeluk diri mereka sendiri.dan ingin merumuskan agama tersebut.

      Hapus
  6. Nama : Elisenta Br Tarigan
    Nim : 15.02.570
    Dalam pembelajaran tersebut kita dapat belajar banyak dari Romo Mangun mengenai kemanusiaan, keadilan dan kebenaran. Humanisme mengajak dan menekan kan kita untuk hidup yang adil, dimana kita harus menghargai satu sama lain, tidak melecehkan orang lain, karena kemanusiaan lebih bererti dari pada materi. Seperti yang kita ketahui bahwa Rmo Mangun seorang pastor dan dia berani keluar dari gedung gereja untuk membanu orang yang terlantar dan orang yang miskin. karena menurut Romo Mangun manusia semua sama hak nya. Disini kita di ajak untuk hidup yang adil, berkemanusiaan dan menjalan kan kebenaran. ini kita lakukan terlebih dahulu kepada diri kita sendiri jika kita telah bisa merubah diri kita baru kita lanjutkan kedalam keluarga dan ke massyarakat. Pembahasan ini sangat berarti bagi kita semua terutama bagi diri saya pribadi.
    Terimakasih,
    Salam IBD, Syalom.

    BalasHapus
  7. Nama : Yohanes Simatupang
    NIM : 15.02.590
    Ting/Jur: I/PAK
    Dibidang sosial politik, Romo Mangun memang berpolitik, tetapi bukan politik yang dalam arti mencari kekuasaan dan mempertahankannya dengan segala cara. Sampai dia menampilkan hati nuraninya sebagai bagian integral dari perpolitikan.Menurut dia juga politik harus menggunakan hati nurani dan hati nurani sendiri juga harus dipolitikkan. Nah yang mau saya pertanyakan adalah untuk apa, dan bagaimana dia menampilkan hal berpolitiknya tersebut sampai hati nuraninya juga di politikkannya?..

    BalasHapus
  8. Nama : Lauri Fransiska
    NIM : 15.02.577

    Y.B. Mangunwijaya adalah seorang humanis religius yang mencurahkan seluruh hidup dan karyanya untuk memperjuangkan terwujudnya humanism. Humanisme menuntut pembaruan hidup dan terlebih sikap yang terus-menerus mau menjadi manusiawi dan menghargai kemanusiaan. Romo Mangun menganggap bahwa pendidikan tidak menghasilkan “manusia-manusia humanis. Dalam bidang sastra, seluruh karya sastranya selalu di warnai keberpihkan kepada mereka yang berziarah khususnya yang lemah menuju kemanusiaannya Ada dua sikap menghadapi humanism di melenium ketiga saat itu: sikap optimis dan sikap psimistis. Menurut Romo Mangun generasi 1928 merupakan arketipe generasi pembaharuan, dengan munculnya intelektual, pemikir-pemikir nasionalis, yang menelorkan “ Sumpah Pemuda” , di Belanda para mahasiswa Indonesia mendirikan “Perhumpunan Indoesia”, di Indonesia sendiri muncul dua kelompok studi. Corak intelektual dari kaum muda didikan Belanda ini menurut Romo Mangun sangat beralihan dengan corak militeristik kaum muda didikan Jepang, yang menumbuhkan angkatan 1945. Corak intelektual adalah kemampuan berpikir keritis dan berani, berpandang luas dan universal, mampu berwacana dan berdiplomasi, menghasilkan gagasan-gagasan pembaruan yang segar. Romo Mangun banyak mengkeritik program pemerintahan yang bersifat penyeragaman, brainwashing, formal, dan birokratis dan kurang member ruang bagi kretivitas anak didik dan menekankan kreativitas, eksplorasi, penyadaran dan pengaturan diri. Untuk itu perlu perbaikan sistem pendidikan, hubungan guru-murid harus di perbaiki dalam situasi kekeluargaan dan hidup bersama (convivium), pola pendidikan harus member lebih banyak peluang untuk anak didik dalam mengungkapkan pengalaman mereka, membina kerjasama (dan bukan persaingan) dalam kelompok. Seluruh kepentingan unsur dan dimensi pendidikan yang mengarah kedepan ini dapat direngkuh dalam kerangka besar yang sesuai dengan pandangan tentang manusia.

    Salam IBD...

    BalasHapus
  9. Y.B Mangunwijaya adalah seorang humanis religius yang mencurahkan seluruh hidupnya dan karyanya untuk memperjuangkan terwujudnya Humanisme. Humanisme ini adalah sangat mendukung manusia, Romo Mangun mengganggap bahwa pendidikan tidak menghasilkan "manusia-manusia humanis" Mangun wijaya mempunyai konsep bagaimana manusia ingin mengembangkan pemikiran tentang kehidupan bermasyarakat di indonesia. Romo Mangun ini adalah Seorang pastor yang mempunyai pemikiran yang peduli tentang orang bahkan rakyat rakyat miskin yang harus kita ikuti pemikiran Romo bagaimana dia pedulinya terhadap orang-orang miskin . dan ketika saya mempelajari tentang Humanisme ini pemikiran saya dibangun bagaimana kita harus peduli kepada orang-orang yang lebih rendah dari kita.... Terimakasih.salam ibd.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya akan menanggapi sedikit tentang komen dari saudara Pirta Niska yang dimana disini saudara katakan bagaimana kita harus peduli kepada orang-orang yang lebih rendah dari kita....
      sebenarnya di dalam ruangan kami sebagai penyaji sudah menjelaskan dimana kami mengatakan kalau kita ingin peduli kepda orang lain. Itu dimulai dari diri kita sendiri, jika kita sudah bisa peduli dengan diri kita sendiri, baru kita bisa beranjak lebih tinggi ya itu kepada keluarga kita sendiri, selesai keluarga baru kita bisa terjun kemasyarakat dan seperti itu seterusnya. Dan jika kita ingin peduli kepada orang-orang yang lebih rendah dari kita. Kita harus menghargai dia terlebih dahulu sebagai manusia yang sama dan setara dengan kita, kita tidak boleh memandang rendah setiap manusia.
      Hanya itu yang bisa kami jelaskan sedikit dari kelompok I terimakasih saalam IBD
      SYALOM

      Hapus
  10. Nama : Ruspita Sari Br Bangun
    NIM; 15.02.583
    Melalui humanisme tersebut kita juga diharapkan mampu menunjukakan nilai-nilai kemanusiaan yang berporos pada keadilan, kebenaran dan kebaikan, baik itu kepada orang terdekat kita ataupun orang yang baru kita kenal. Humanisme mengajak dan menekan kan kita untuk hidup yang adil, dimana kita harus menghargai satu sama lain, tidak melecehkan orang lain, karena kemanusiaan lebih bererti dari pada materi. kita disini di ajak untuk saling menghargai satu dengan yang lainnya. dan disini saya juga ingin bertanya disini dikatakan Humanisme Romo Mangun bukanlah ideologi universal yang abstrak, nasionalisme yang konkret, tanpa harus jatuh pada chauvinism. mengapa dikatakan Humanisme Romo Mangun bukanlah ideologi universal yang abstrak, dan apa itu chauvinism?
    TERIMAKASIH SALAM IBD
    SYALOM

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kami kelompok satu (1) akan menanggapi pertanyaan dari saudari Ruspita saari Br, Bangun yang mengatakan. Mengapa dikatakan humanismeRomo Magunwijaya bukanlah ideologi yang abstrak, dan apa itu chauvinisme?.
      Jawab : karena Romo Magunwijaya melihat bahwa orang-orang miskin dan orang yang terhina tidak dipedulikan pemerintah, karena pemerintah ingin memajukan bangsa dan negara yang semakin berkembang, sehingga pemerintah tidak memperdulikan lagi masyarakatnya apalagi dalam masyarakat miskin, orang-orang yang terhina, dilecehkan, dengan demikianlah Romo Magunwijaya ingin mendongkrak masyarakat yangberpotensi dan memiliki pengetahuan supaya mereka tidak di lecehkan lagi dan dihina dan RomoMagun juga mengkritik pemerintah supaya masyarakat melihat bagaimana keadaan masyarakat miskin, dan perlu adanya sangkut pahut pemerintah dalam membina dan membinmbing masyarakatnya.Dan chaumanisme adalah sebuah pandangan dan sikap yang cenderung bersifat loyal atau pandangan seseorang yang setia terhadap suatu hal

      Hapus
  11. nama:suci jiwana
    nim:15.02.586
    tkt/jur:I/PAK
    yang membahas tentang Perjuangan Humanisme Y.B. Mangunwijaya
    Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka ,
    Faham Dasar Pendidikan Mangunwijaya, yang saya pertanyakan di bagian prospek pendidikan:manusia pasca-indonesia, Semua pemeluk agama mempunyai konsep sendiri dan ingin merumuskan “agama” menurut prespektif penghayatannya sendiri.yang menjadi pertanyaan kami yaitu semua pemeluk agama mempunyai konsep sendiri, yag dimaksud konsep sendiri itu apa dan yang merumuskan agama menurut prespektif pengayatan itu seperti apa.
    terima kasih :)
    salam ibd

    BalasHapus
  12. Nama : Chandra Syahputra Pasaribu
    NIM : 15-02-568

    Religius dan Nasionalisme Mangunwijaya"
    ‘’Humanisme yang Terbuka, Faham Dasar Humanisme Religius dan Nasionalisme yang Terbuka, Faham Dasar Pendidikan Mangun WIjaya"
    Y,B Mangunwijaya atau biasa disebut Romo Mangun adalah seorang Pastor yang tidak tergila-gila dengan uang. Seorang Romo Mangun adalah seorang yang berkeahlian dalam Arsitektur, Sastrawan, Pastor, dan bahkan Politik. Secara logika yang namanya Romo Mangun sudah pasti bisa menjadi orang yang sangat kaya raya.
    Namun seorang Romo Mangun lebih memilih keluar dari batasan-batasan tembok gereja yang megah itu. Hanya bertujuan menjumpai orang-orang miskin yang dihina, dan dipandang sebagai mahkluk yang paling menjijikkan. Bagi Romo Mangun manusia itu jauh lebih berharga dari pada yang namanya sebuah materi belaka. Hal itu membuat rasa Kemanusiaan dan Nasiomalismenya semakin bertumbuh dan berkembang untuk membantu kalanga miskin.
    Dan bahkan tidak hanya kalangan miskin saja yang menjadi pusat perhatian dari seorang Romo Mangun. Namun orang-orang yang mengalami penyakit-penyakit kusta dan HIV-AIDS sering kali membuat hatinya bergerak. Hal ini juga kerap kali membuatnya selalu berniat menentang Pemerintah dan Pejabat-Pejabat Negara. Hal itu dikarenakan Pemerintah yang selalu bersikap semena dan tidak adil terhadap orang-orang miskin. Orang-orang miskin yang seharusnya mendapatkan kesejahteraan dan keamanan atau perlindungan dari Negara dengan mengikuti itu sendiri.
    Rasa Nasionalisme yang terbuka dari seorang humanisme romo Mangun bukanlah ideologi universal yang abstrak. Tanpa harus jatuh pada chavvinism yang lebih cenderung bersifat setia terhadap suatu keyakinan tanpa mau mempertimbangkannya. Romo Mangun tetap pada pandangannya yang menjadi prinsipnya untuk melayani rakyat yang miskin dan ditelantarkan. Oleh karena itu, baginya manusia sangatlah berharga, khususnya saudara/i yang tidak diperdulikan atau rakyat jelata.

    BalasHapus
  13. Nama : Rajiman Brema Nober Girsang
    NIM : 15.02.580
    Ting/ Jurs : 1 PAK

    " Pertanyaan Saya Untuk Kelompok 1 "
    Mengapa faham humanisme religius tampak dalam penghayatan Romo Mangun sebagai Pastor, yang tidak konvensional? di dalam mengapa panggilan imamatnya berakar dan di inspirasikan oleh daya tarik yang miskin? dan di penjelasan tentang corak intelektual juga jelas dikatakan kemampuan berpikir kritis dan berani, berpadang luas dan universal mampu berwacana dan berdiplomasi itu menghasilkan gagasan- gagasan pembenaran yang sejajar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih kepada saudara Rajiman yang telah memberi pertanyaan kepada kami kelompok I.
      Disini kami dari kelompok akan langsung menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut. dimana pertanyaan yang pertama adalah Mengapa faham humanisme religius tampak dalam penghayatan Romo Mangun sebagai Pastor, yang tidak konvensional? sebenarnya pertanyaan ini sudah dipertanyakan oleh kelompok pembahas didalam ruangan, jika kurang jelas lihat di perbaikan kelompok I disitu sudah kami jelaskan.
      pertanyaan yang kedua di dalam mengapa panggilan imamatnya berakar dan di inspirasikan oleh daya tarik yang miskin? Romo Mangun tertarik kepada orang miskin, karena menurut Romo Mangun Pemerintah kurang memperdulikan tentang keadaan orang miskin dan orang yang terlantar, karena Menurut Romo Mangun “Manusia lebih penting dari segala materi” itu sebabnya mengapa Romo Mangun tertarik akan orang miskin. Romo Mangun juga meninggalkan gedung gereja untuk memperhatikan orang miskin yang terlantar.

      Hapus
  14. Nama:Ricky Yacob.N.S.Ginting
    NIM :15.02.581
    Humanisme adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia. Humanisme telah menjadi sejenis doktrin beretika yang cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh etnisitas manusia, berlawanan dengan sistem-sistem beretika tradisonal yang hanya berlaku bagi kelompok-kelompok etnis tertentu.

    Humanisme modern dibagi kepada dua aliran. Humanisme keagamaan/religi berakar dari tradisi Renaisans-Pencerahan dan diikuti banyak seniman, umat Kristen garis tengah, dan para cendekiawan dalam kesenian bebas. Pandangan mereka biasanya terfokus pada martabat dan kebudiluhuran dari keberhasilan serta kemungkinan yang dihasilkan umat manusia.

    Humanisme sekular mencerminkan bangkitnya globalisme, teknologi, dan jatuhnya kekuasaan agama. Humanisme sekular juga percaya pada martabat dan nilai seseorang dan kemampuan untuk memperoleh kesadaran diri melalui logika. Orang-orang yang masuk dalam kategori ini menganggap bahwa mereka merupakan jawaban atas perlunya sebuah filsafat umum yang tidak dibatasi perbedaan kebudayaan yang diakibatkan adat-istiadat dan agama setempat.

    BalasHapus
  15. Nama : Ima Susi Susanti Sembiring
    NIM : 15-02-576
    Syalom.
    Saya kelompok 3 ingin memberikan sedikit pertanyaan yang berhubungan dengan kaum Humanisme yang dibahas oleh kelompok 1. Yang menjadi pertanyaan saya adalah bagaimana sebenarnya letak dan posisi Kuam Humanisme ini di dalam masyarakat serta bagaimana pandangan kelompok 1 jika kaum Humanisme ini hidup atau berdomisili dilingkungan saudara? Apa yang akan saudara lakukan kepada mereka?

    BalasHapus
  16. Nama :Putri Pebrina Nababan
    NIM :15.02.580
    Ting/Jur :I/PAK
    Saya dari kelompok 2 ingin memberi pertanyaan.

    Ada dua sikap menghadapi humanisme yaitu: sikap optimis dan sikap psimistis.yang saya pertanyakan kepada kelompok 1. apa pengertian kedua sikap ini secara umum?
    visi seseorang tentang manusia, sangaat menentukan visi pendidikannya dan berpengaruh dalam uraiannya. yang saya pertanyakan visi pendidikan bagi manusia yang bagaimana dan berikan contohnya?

    BalasHapus
  17. Kepada semua mahasiswa-i saya beritahukan, hari ini Sabtu, 09 April 2016, pikul 15.00 wib sore, ruang komen topik bahasan ini resmi saya tutup.

    Terimakasih bagi saudara-i yang sudah memberikan komen-nya, dan tetaplah memberikan komen di sajian-sajian berikutnya, hingga sampai topik sajian ke-7 nantinya, salam IBD.

    BalasHapus