Senin, 14 Maret 2016

Menyenangkan Hati Tuhan oleh IV A Kelompok IV



Nama              : Ade Trisna Hutabarat
                         Anova Talenta Milala
                         Eka Darma Purba
                         Maria Rosalina Saragih
                         Tiar Mauli Sinambela
Ting/Jur         : IV-A/ Theologia
M.Kuliah        : Liturgika
Dosen              : Pdt. Edward Simon Sinaga, M.Th
Pengakuan Iman Dalam Thema Menyenangkan Hati Tuhan
Dengan Nats-nats Thematis Alkitab

I.             Pendahuluan
Hampir semua tata kebaktian dari gereja-gereja di Indonesia memakai pengakuan iman sebagai unsur liturgi. Hanya sedikit saja diantaranya yang tidak berbuat demikian, gereja-gereja ini hanya hanya sesekali memakainya sebagai variasi atau sebagai pengganti dasa firman. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah unsur liturgi pengakuan iman ini sudah menyenangkan hati Tuhan?. Oleh karena itu, jemaat perlu memahami apa sebenarnya arti dan makna pengakuan iman sebenarnya, sehingga dari pemahaman ini jemaat dapat menyenangkan hati Tuhan, bukan hanya sekedar mengucapkannya saja.

II.          Pembahasan
2.1.      Arti Pengakuan Iman[1]
Dalam tiap kebaktian Minggu kita mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli. Apakah pengakuan iman itu?  Pengakuan Iman bukan sekedar rumusan yang dihafalkan namun harus diucapkan dengan sungguh-sungguh dari hati yang terdalam dan diwujudkan dalam kehidupan beriman sehari-hari. Pengakuan Iman merupakan: Ikrar atau tekad iman kita kepada Allah, ungkapan diri pribadi dan perwujudan tanggungjawab iman kita di hadapan Allah, wujud penghormatan dan ibadah kita kepada Allah, kesaksian kita atas kebenaran dan kehendak Allah. Pengakuan iman bukan hanya dilakukan di dalam gedung gereja saja namun secara konkrit perlu kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Pengakuan iman perlu kita nyatakan secara terang-terangan apabila:
1.  Berhadapan dengan penyelewengan terhadap kebenaran dan pemerkosaan keadilan
2.  Nama TUHAN dipermainkan dan kesucian iman kita dihina.
Iman kita tidak boleh disembunyikan untuk mencari aman bagi diri sendiri sebab iman itu berani hidup dalam resiko apapun dan sifatnya dinamis (Matius 10:32-33).
Pengakuan Iman Rasuli adalah salah satu dari kredo yang secara luas diterima dan diakui oleh gereja-gereja Kristen, khususnya Gereja-gereja yang berakar dalam tradisi Barat. Di kalangan Gereja katolik Roma, kredo ini disebut Syahadat Para Rasul.
Pengakuan Iman tidak punya tempat yang tetap di dalam ibadah jemaat. Umumnya pengakuan iman diungkapkan ( dinyanyikan, didoakan ) sesudah khotbah, tetapi kadang-kadang juga sesudah pembacaan Alkitab atau sebelum doa syafaat. Di semua tempat ini pengakuan iman mempunyai fungsi yang sama yaitu :
a.          Sebagai rangkuman dari Injil yang dibacakan[2]
b.         Sebagai jawab jemaat atas firman yang diberitakan.
Karena itu baiklah pengakuan iman dinyanyikan oleh jemaat, seperti yang dibuat oleh para reformator. Dengan menyanyikan Kredo berarti menyatakan dengan jelas bahwa pengakuan iman adalah akta jemaat, bukan pertama-tema akta pelayanan.[3]
Tetapi di samping itu pengakuan iman dapat juga diucapkan bersama-sama oleh jemaat, baik sebagai puji-pujian maupun sebagai pengakuan untuk menaati firman yang baru  didengarnya. Bentuk apa pun yang dipilih jemaat harus dilakukan dengan berdiri.

2.2.      Pengakuan Iman Dalam Alkitab
     Dalam Perjanjian Lama, misalnya kita melihat Yosua mengaku imannya: ”…aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN” (Yos 24:15). Dalam Perjanjian Baru kita dapat menemukan beberapa contoh pengakuan iman seperti :
1.         Pengakuan Petrus bahwa ”Engkau adalah Mesias, anak Allah yang hidup” (Mat 16 : 16)
2.         Pengakuan sida-sida dari Etiopia yang mengatakan ”aku percaya bahwa Yesus Kristus adalah Allah” (Kis 8 : 37)
3.         Pengakuan ketritunggalan Allah dalam Matius 28 : 19
Menurut tradisi, sebagian dari pengakuan iman tersebut pada mulanya di ucapkan atau di nyanyikan berkaitan dengan baptisan. Hal ini kemudian mengilhami bapa-bapa gereja untuk menyusun rumusan pengakuan iman.[4]

2.3.      Sejarah Umum Munculnya Pengakuan Iman Rasuli[5]
     Rumusan Pengakuan Iman Rasuli pada jaman dulu dikenal dengan nama symbolum apostolicum (apostolicum dari bahasa Yunani apostolos, artinya rasul). Pengakuan Iman ini selalu diucapkan pada saat seseorang akan dibaptis. Penggunaan istilah “symbolum” (“tanda”, “simbol” atau “bukti”) menunjukkan bahwa melalui pengucapan rumusan ini seseorang telah membuktikan sesuatu yang tersembunyi di baliknya, yaitu penyerahan diri kepada Allah Tritunggal melalui baptisan. 
Dalam bahasa Latin, Pengakuan Iman Rasuli disebut Credo yang artinya aku percaya. Kredo ini adalah rumusan ajaran dasar Gereja perdana yang disusun berdasarkan isi Alkitab. Pada masa ketika kebanyakan umat Kristen masih buta huruf, pengulangan secara lisan. Pengakuan Iman Rasuli ini seiring dengan Doa Bapa Kami dan Sepuluh Perintah Tuhan (Dasa Titah) membantu melestarikan dan menyebarkan iman Kristiani dari gereja-gereja Barat.
Versi tertulis yang paling awal kemungkinan adalah Kredo Tanya Jawab Hipolitus (sekitar 215 M). Pengakuan Iman ini diberikan dalam bentuk tanya jawab dengan calon baptisan yang kemudian mengakui bahwa mereka percaya tiap pernyataan. Versi yang sekarang pertama kali ditemukan di dalam tulisan-tulisan Caesarius dari Arles Symbolum Romanum (Roman Symbol). Pengakuan Iman ini  digunakan sebagai ringkasan ajaran Kristen untuk calon-calon baptisan di gereja-gereja Roma. Banyak orang Kristen percaya bahwa pengakuan iman ini berasal dari keduabelas rasul Tuhan Yesus. Namun demikian, sebenarnya pengakuan ini bukanlah dari para rasul secara langsung. Disebut “Rasuli” karena mencerminkan ajaran para rasul, namun asalnya sendiri adalah dari pergumulan orang-orang Kristen di Roma pada abad kedua untuk memformulasikan inti kepercayaan Kristiani guna dijadikan sebagai ajaran standar dalam gereja dan pedoman dalam menolak bidat. Sejak abad ke enam dan tujuh, pengakuan iman ini telah tersebar di gereja-gereja Eropa, hingga di seluruh dunia menjadi semacam inti pengajaran alkitabiah gereja-gereja resmi (non-bidat).
Secara garis besar, pengakuan iman ini dapat dikatakan bersifat Trinitarian (percaya Allah Tritunggal), dengan isi utamanya atau esensinya adalah Yesus Kristus, Anak Allah.
Pokok Pengakuan Iman Rasuli:
1.  Percaya kepada Allah, Bapa, Khalik langit dan bumi (Penciptaan)
2.  Percaya kepada Yesus Kristus, Anak Allah yang tunggal (Penebusan)
3.  Percaya kepada Roh Kudus, Gereja yang kudus dan kuasa/karya Roh Kudus (Pengudusan)

2.4.      Makna Pengakuan Iman[6]
a.      Aku percaya kepada Allah Bapa yang Mahakuasa, khalik langit dan bumi.
Seorang yang berkata Aku percaya tidak sekedar mengakui adanya Tuhan. Percaya adalah tindakan iman, yaitu iman yang menuntun kita untuk menjalani hidup. Seorang yang dengan mantap berkata Aku percaya kepada Allah Bapa yang Mahakuasa, khalik langit dan bumi menyatakan pada dunia bahwa orang tersebut menyatukan percayanya kepada Allah yang dipanggil sebagai Bapa. Dialah yang menciptakan langit dan bumi, Dialah Allah satu-satunya yang Mahakuasa, tidak ada yang lain. Dalam pengakuan tersebut terkandung makna: seluruh hidup manusia  ada dalam genggaman tangan Allah, karena Dia Mahakuasa atas segala-galanya. Seluruh pergumulan dan masalah dapat disampaikan dan diselesaikan oleh Allah karena Dia Bapa kita. Segala sesuatu berasal dari padaNya karena Dialah Khalik langit dan bumi.
b.      Aku percaya kepada Yesus Kristus, AnakNya Yang Tunggal, Tuhan Kita.
Pengakuan percaya ini adalah inti dari iman Kristen, bahwa Yesus Kristus. Adalah Anak Allah Bapa Yang Tunggal, Tuhan kita. Rumusan ini dibuat demikian sebagai respon terhadap kalangan yang mengaku Kristen namun tidak mengakui ketuhanan Yesus. Kelompok seperti Arianisme dan Ebionisme  menolak bahwa Yesus itu Allah. Agar tidak terjadi kesimpangsiuran pemahaman iman diantara jemaat, maka gereja merumuskan Pengakuan Iman tersebut sebagai penegasan.
Percaya kepada Allah Bapa dan kepada Yesus Kristus tidak berarti kita percaya pada dua Tuhan. Kita percaya kepada Allah yang sudah memperkenalkan diriNya didalam Yesus Kristus. Artinya: Kita percaya pada Yesus Kristus, yang sudah menyatakan kepada kita, siapa dan bagaimana Allah yang hidup itu sesungguhnya. Sebab itu Yesus Kristus diberi gelar Immanuel, artinya : Allah menyertai kita (Matius 1:23b).
c.       Aku percaya kepada Roh Kudus.
Roh Kudus adalah hakekat Tuhan Allah sendiri. Percaya kepada Roh Kudus berarti mengakui karya dan peran Roh Kudus dalam kehidupan orang beriman juga dalam kehidupan gereja Tuhan. Orang yang mau dipimpin dan hidup di dalam Roh Kudus akan  hidup melakukan kehendak dan perintah Tuhan serta mampu menghasilkan buah Roh Kudus.
Oleh karena itu, Pengakuan Iman bukanlah doa. Sekalipun ditutup dengan kata “Amin”, pengakuan iman bukanlah sebuah doa melainkan sebagai suatu ikrar (seperti sudah dijelaskan di atas). Kata “Amin” disini merupakan bentuk permohonan kita kiranya Tuhan Allah menerima pengakuan iman yang telah kita ikrarkan.

2.5.      Nats – Nats  Thematis Alkitab
a.      Matius 16:15
Pengakuan Iman Rasuli diawali dengan pernyataan Aku percaya karena kepercayaan kita kepada Tuhan harus bersifat pribadi tidak ikut-ikutan. Dan kepercayaan itu mencakup akan isi dari kepercayaan yang mengaju pada dasar kebenaran firman Tuhan yang kita pahami dan terapkan dalam kehidupan. sehingga kita menghayati siapa yang kita percayai dan apa yang kita katakan dari setiap kata yang keluar dari pengakuan iman kita.
b.      Roma 11:36
Aku percaya kepada Allah Bapa yang Maha kuasa Khalik Langit dan bumi - mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah pencipta – kita ciptaan, Tuhan pemilik - semua yang diciptakannya adalah milikNya, Sebagai pencipta, Dia yang menentukan tujuan dan aturan main, sehingga setiap kita harus hidup berdasarkan dengan aturan main tujuan pencipta, supaya setiap kita menjadi ciptaan yang berguna versi Allah. Dalam ikatan perjanjian, Ia dalah tuan dan kita dalah hamba, kita yang berstatus sebagai anak dan pengelola, maka kita harus mengelola apa yang Tuhan percayakan pada kita dan ciptaan lain hanya utk kemuliaan nama. Ketika kita sudah memiliki pemahaman yang benar tentang Allah,maka kita tahu dan memiliki pemaham yang benar tentang diri sehingga kita tahu bagaimana bersikap dengan benar tentang Allah.
c.       Wah 21:1-4
Kebangkitan daging/tubuh dan hidup yang kekal – Kekekalan berfokus mengenai relasi antara Allah dan umat-Nya. Allah hadir di tengah-tengah umat-Nya untuk selama-lamanya dan kita memiliki relasi yang intim bergaul dengan Allah. Di dalam kekekalan, tubuh kita adalah tubuh yang diubahkan serupa dengan tubuh Kristus. Keindahan dalam kekekalan tidak bergantung pada situasi kondisi dan materi, melainkan berfokus pada relasi kita dengan Allah yang mana Ia adalah Allah dan kita adalah umatNya, tidak ada siapaun dan apapun lagi yang mengganggu kehidupan relasi kita dengan Allah.
d.      Efesus 4:1-16
Aku percaya kepada Gereja yang Kudus - Jemaat adalah tubuh Kristus, dan Kristus adalah kepala. Jemaat Allah adalah: anak-anak Tuhan yang telah mengalami kelahiran baru, orang yang telah menerima Kristus sebgai juru selamat, orang yang telah diberi kuasa untuk menjadi anak Allah, orang yang terus rindu untuk tetap memiliki relasi yang benar dengan Allah dan dikuasi oleh Firman tuhan, orang yang di dalam anugerah Tuhan rindu untuk menjadi garam dan terang bagi kemuliaan Allah.
e.       Kisah 1:8
Aku percaya kepada Roh Kudus - Roh kudus adalah pribadi Allah, Roh Kudus adalah Allah sehingga kita harus menyikapinya setara dengan Allah. Allah Roh Kudus ada karyanya dan karyaNya merupakan titik balik manusia melalui proses kelahiran baru. Allah Roh Kudus terus berperan dalam pengudusan, dan terlibat terus dalam hidup manusia supaya kita terus hidup di dalam Tuhan dan membuat perilaku kita cocok dengan status kita sebagai anak Tuhan. Jika kita dipercayakan karunia roh kudus, maka karunia itu pemberian tidak bisa dipaksa, hal itu bergantung penuh pada yang memberi dan semua karunia itu harus dilakukan sesuai dengan aturan main Tuhan. Sebagai anak Tuhan, kita harus menyatakan buah Roh Kudus dalam kehidupan kita dan itu hanya utk kemuliaan nama Tuhan.



III.       Kesimpulan
Jika melihat asal kata kerja dari mengaku, berarti menunjuk kepada diri sendiri atau telah menjadi bagian pribadi manusia secara utuh yang telah mengungkapkan identitas dirinya. Di mana ada sebuah fakta yang benar-benar nyata dalam pribadi seseorang yang dalam setiap realitas kehidupan, pasti manusia membutuhkan sebuah pengakuan baik buat dirinya sendiri maupun orang lain. Sehingga dalam setiap lingkup kehidupan manusia selalu terikat dengan Iman dan Percaya kepada Tuhan, baik dalam komunitas dan institusi secara langsung dan tidak langsung. Karena tidak akan pernah ada atau muncul sebuah Pengakuan secara kasat mata, tanpa manusia percaya kepada Sang Penciptanya.
Sebagai seorang manusia kita selalu dituntut untuk selalu Mengimani dan Percaya kepada Tuhan pemberi hidup ini dengan sebuah Pengakuan Iman. Di mana Pengakuan Iman yang telah kita ikrarkan itu harus memberikan warna dalam kehidupan manusia.  Untuk menghadapi segala tantangan, pergumulan dan persoalan hidup yang akan mengancam Pengakuan Iman manusia yang datang silih berganti baik secara internal dan eksternal. Sehingga manusia perlu membentengi dirinya dengan  hidup bersama Allah dengan menyelami segala karya-Nya. Ketika kita telah menyadari bahwa setiap hal yang terjadi dalam diri dan hidup kita itu tidak terlepas dari Iman kepada Tuhan. Karena kehidupan manusia dalam keberadaanya sangat berpengaruh dalam menentukan arah hidup, maksudnya bahwa kita harus selalu mewaspadai setiap perkembangan zaman ini, dengan menyikapi segala hal dan menyadari di mana arti kehadiran Tuhan yang tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia.
 Kehidupan percaya manusia tidak akan pernah lepas dari sebuah Pengakuan Iman kepada Tuhan, di mana manusia melihat bahwa otoritas Allah berada diatas segala-galanya. Dari hal ini arti Pengakuan Iman yang telah saya ikrarkan kepada Tuhan adalah sebuah bentuk pengungkapan identitas diri. Di mana saya merasakan bahwa kehadiran Tuhan itu nyata dengan cara bertindak secara aktif di dalam karya-Nya. Sehingga makna Pengakuan Iman adalah sebuah pondasi manusia untuk dapat mengenal, bergaul karib dan merasakan hidup bersama Tuhan dengan memaknai setiap hal dalam kehidupan dan telah memberikan makna buat sesama. Dari hal ini perlunya pendekatan secara internal kepada Tuhan dengan mengandalkan dan berserah diri sepenuhnya. Manusia perlu membangun relasi yang baik dengan Tuhan untuk memotivasi diri supaya memilikihati seorang hamba, dengan memaknai pengorbanan Kristus diatas kayu salib untuk penebusan manusia.
Pada dasarnya manusia pasti membutuhkan Pengakuan Iman dalam kehidupannya, dengan mengakui dan mengimani bahwa Tuhan selalu hadir dalam setiap karya-Nya buat manusia, sehingga kita harus melihat dengan jeli setiap hal yang terjadi dalam kehidupan kita itu pasti baik adanya. Dengan adanya Alkitab sebagai landasan pedoman hidup kita oran percaya, di mana kita telah menerima Anugerah Tuhan yang merupakan wujud cinta kasih-Nya kepada manusia. Perlunya kita berdiam diri dengan menyadari arti kehadiran Tuhan itu dengan Iman Percaya yang telah kita miliki, supaya hidup kita dapat menjadi berkat buat sesama yang membutuhkan dalam mewujudkan Kerajaan Allah ditengah-tengah dunia ini.

IV.             Daftar Pustaka
Abineno J.L.Ch., Unsur-Unsur Liturgi Yang Dipakai Gereja-gereja di Indonesia,  Jakarta: BPK-GM, 2012.
BJ, Niftrik Boland, ,G.C.v, Dogmatika Masa Kini,  Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1995 .

Sumber Internet
http://www.sarapanpagi.org/pengajaran-pengakuan-iman-rasuli-vt96.html, Diakses Pada Tanggal 11 Maret 2016, Pukul 14.00 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengakuan_Iman_Rasuli, Diakses Pada Tanggal 11 Maret 201,  Pukul 14.00 WIB


[1]. http://id.wikipedia.org/wiki/Pengakuan_Iman_Rasuli, Diakses Pada Tanggal 11 Maret 201,  Pukul 14.00 WIB
[2]. Dalam karyanya De conone missae epichiresis, Zwingli menyebut pengakuan iman “suatu konfesi dari apa yang telah kita dengar dalam penjelasan ( tafsiran ) Injil.”
[3]. Lekkerkerker, Kanttekeningen I, bls. 95. Kebiasaan ini dipakai juga oleh gereja-gereja lain di Asia. anatara lain Gereja India Selatan ( The Church of South India ). Dalam tata kebaktiannya untuk ibadah pemberitaan firman tercantum urutan yang berikut: salam atau Salutasi- Kollekta ( doa ) untuk minggu itu- pembacaan Alkitab: Perjanjian Lama, kitab-kitab Injil-Khotbah-pengakuan iman ( yang dinyanyikan atau diucapkan sambil berdiri ). Bnd. An Order for the Lord’s Supper ( Terbitan 1960 ) dari gereja ini, hlm. 6.
[4]. J.L.Ch. Abineno, Unsur-Unsur Liturgi Yang Dipakai Gereja-gereja di Indonesia, ( Jakarta: BPK-GM, 2012 ), 79-85.
[5]. Boland,BJ, Niftrik,G.C.v, Dogmatika Masa Kini, ( Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1995 ),
[6]. http://www.sarapanpagi.org/pengajaran-pengakuan-iman-rasuli-vt96.html, Diakses Pada Tanggal 11 Maret 2016, Pukul 14.00 WIB.

30 komentar:

  1. Kelompok VI Sebagai Pembahas Kelompok IV

    Nama : Anggianita Sembiring
    Jefri Hamonangan Damanik
    Rocky Sembiring
    Rosalina Simanullang
    Tingkat/Jur : IV-A/Teologia
    Mata Kuliah : Liturgika
    Dosen : Pdt. Edwad Simon Sinaga, M.Th

    Unsur Liturgi : Pengakuan Iman Dalam Thema Menyenangkan Hati Tuhan
    Dengan Nats-nats Thematis Alkitab

    1. Pembahasan
    Pengakuan Iman, yaitu bentuk respons umat tentang siapa Tuhan yang memberi kepadanya pengampunan dosa dan firmanNya. Pengakuan Iman ini adalah pernyataan kepercayaan umat/gereja yang ada di dalam dunia, di dalam pergumulan dengan realitas dunianya. Gereja yang sadar bahwa dalam pergumulan itu, Tuhan tidak meninggalkan dia. Pengakuan iman juga mengandung janji eskhatologis yaitu kasih setia Tuhan yang tetap nyata di dalam hidup umat/gereja.
    Pengakuan ini ditujukan kepada Allah Bapa, AnakNya Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus. Melalui pengakuan iman ini umat mengakui keberadaan Allah, tindakan Allah, sumber dan akhir kehidupan, yang mengatur ciptaan dan memberi kehidupan kepada manusia di dunia dan di akhirat. Melalui pengakuan iman umat menunjukkan identitasnya di dunia ini sebagai orang yang beriman dan mengungkapkan bahwa dalam karya Allah melalui Yesus Kristus, umat memperoleh kehidupan serta kesatuan orang percaya di dalam Yesus sebagai dasar mempersatukan segala latarbelakang kemajemukan manusia.
    Di kalangan gereja pada masa patristik (bapa-bapa gereja, 100-451) kata Yunani symbolum atau Latin symbola ( simbol, lambang, tanda pengenal) digunakan untuk menunjuk pada kredo (pengakuan iman) yang diterima gereja dan wajib dipegang oleh semua orang Kristen. Ada tiga kredo atau pengakuan iman dari gereja masa itu yang diterima secara universal di seluruh gereja, dan karena itu disebut ketiga simbol oikumenis. Ketiga simbol oikumenis itu adalah: Symbolum Apostolicum (Pengakuan Iman Rasuli) yang lahir di Gereja Barat (Eropa Barat kuno dan berbahasa Latin, Symbolum Niceano-Constantinopolitanum (Pengakuan Iman Nicea-Konstatinopel) yang lahir di Gereja Timur (Eropa Timur kuno dan berbahasa Yunani) tahun 381, dan Symbolum Athanasianum (Pengakuan Iman Athanasius) yang juga disebut menurut kata pertama dalam bahasa Latin Symbolum “Quicunque” (Pengakuan Iman “Barangsiapa”).
    Pengakuan Iman Rasuli dan Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel mempunyai latar belakang pembaptisan. Di gereja mula-mula punya kebiasaan untuk membaptis mereka yang bertobat menjadi Kristen pada hari raya Paskah, menggunakan masa Sengsara (Prapaskah) sebagai masa persiapan dan pengajaran bagi pengakuan iman di depan umum dan komitmen para petobat itu. Persyaratan dasar bagi para petobat baru yang mau dibaptis ialah, bahwa mereka diharuskan menyatakan imannya di depan umum. Kredo atau pengakuan iman itu nampaknya muncul sebagai pernyataan iman yang seragam yang harus diucapkan oleh para petobat baru yang mau dibaptis. Baptisan itu sendiri awalnya dilayankan bagi orang-orang dewasa. Orang-orang yang akan dibaptis harus menyatakan lebih dahulu apa yang dipercayai oleh gereja dalam bentuk tanya-jawab. Tanya-jawab ini di kemudian hari berkembang menjadi apa yang kini kita sebut katekese atau katekisasi (Yunani, katekhein). Pengakuan-pengakuan iman ini konteks awalnya adalah pengajaran untuk persiapan baptisan bagi para calon baptis (katekumen). Konteks baptisan itu nampak dari strukturtrinitas pengakuan pengakuan iman itu. Baptisan dilayankan dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan karena itu pengakuan iman disusun sesuai dengan ketiga unsur itu.
    Rumusan-rumusan pengakuan iman mulai menjadi tetap pada abad ke-2. Menurut Bernhard Lohse, dalam bukunya Pengantar Sejarah Dogma Kristen, pengakuan-pengakuan iman paling tua yang ditetapkan dalam gereja adalah Pengakuan Iman Baptisan Romawi yang tua, yang umum disebut sebagai Romanum. Bentuk mula-mula dari pengakuan iman ini adalah sebagai berikut:
    “Aku percaya di dalam Allah Bapa, (yang) Mahakuasa;
    Dan di dalam Yesus Kristus, satu-satunya Anak-Nya, diperanakkan,Tuhan kita,
    Dan di dalam Roh Kudus, gereja yang kudus, kebangkitan daging.”

    BalasHapus
    Balasan
    1. 2. Pertanyaan

      1. Apakah pengakuan Iman yang dipakai Gereja saat ini sudah menyenangkan hati Tuhan?
      2. Judul sajian kita adalah Pengakuan Iman, tetapi Penyaji lebih fokus terhadap pengakuan iman Rasuli, ternyata pengakuan iman itu tidak hanya pengakuan iman Rasuli masih ada pengakuan iman yang lain, mengapa penyaji tidak ada memaparkan pengakuan iman yang lain?
      3. Apakah perbedaan pengakuan iman pengakuan iman Apostolicum, pengakuan iman Nicea, pengakuan iman Athanasianum?
      4. Pengakuan Iman yang manakah yang menyenangkan hati Tuhan, pengakuan iman Apostolicum, atau pengakuan iman Nicea, atau pengakuan iman Athanasianum?
      5. Siapakah yang layak mengikrarkan pengakuan iman tersebut karena di dalam gereja ketika ada seorang yang akan naik sidi maka dia harus belajar dan menghapal dari pengakuan iman tersebut dan di ucapkan ketika ia melakukan naik sidi, apakah anak kecil juga dapat mengikrarkan pengakuan iman ini di dalam Ibadah?
      6. Dalam pembahasan penyaji mengatakan bahwa Pengakuan iman bukanlah doa meskipun ditutup dengan kata “Amin”. Bagaimanakah cara kita di dalam peribadahan dalam mengikrarkan Pengakuan Iman tersebut karena kita dalam mengikrarkan pengakuan itu cenderung berdiri, namun kepala tunduk dan menutup mata. Hal ini sudah tidak sesuai lagi dengan pengertian pengakuan iman yang harus di ikrarkan dengan berani dan jelas?
      7. Di dalam point 2.1, penyaji mencantumkan bahwa Pengakuan iman bukan hanya dilakukan di dalam gedung gereja saja namun secara konkrit perlu kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan menyatakan secara terang-terangan jika memang berhadapan dengan penyelewengan dan ketidakadilan.meskipun akan ada resiko yang dihadapi?. Menurut kami itu adalah masalah aplikasi apakah berkaitan dengan unsur-unsur didalam liturgi yang kita bahas?

      Hapus
    2. Nama : Eka Surya Darma Purba
      NIM : 11.01.788

      pertanyaan fetra dan winda yang menyatakan apakah boleh atau tidak anak-anak mengucapkan Pengakuan Iman..?
      untuk jawaban tersebut

      bila hanya sekedar pengucapan tidak ada yang dapat melanrang anak-anak mengucapkan Pengakuan Iman tersebut, hanya saja dia memang tidak mengrti dari apa yang ia ucapkan. seseorang mengerti bagaimana iman yang ia miliki dimana, ketika ia telah mengikuti Katekisasi. semua orang berhak mengcapkan pengakuan Iman tersebut tidak membatasi berapa umurnya, namun ada saatnya ia mengerti imannya dimana ia mengikuti katekisasi untuk mengenal iman dan mendewasakan imannya.

      Hapus
  2. dapatkah diganti pengakuan iman yang kita pakai sekarang sesuai dengan konteks kita saat ini, karena pengakuan iman Rasuli itu adalah salah satu senjata gereja yang dipakai untuk melawan ajaran sesaat pada konteks dulu. namun jika dilihat konteks gereja sekarang dengan pergumulannya dapatkah digantikan?

    BalasHapus
  3. 1. Jawaba untuk saudara Joni Viktor :
    Bagi agama Kristen pengakuan iman adalah syahadat. Jadi kika agama islam mempunyai syahadat begitu pula agama Kristen. Dan pengakuan iman itu perlu dan sangat penting untuk diikrarkan oleh jemaat Kristen. Mengingat juga bagaimana gereja pada waktu itu melawan ajaran-ajaran sesat yang datangnya dari dalam maupun dari luar gereja. Maka pengakuan iman menjadi senjata bagi gereja untuk melawan bidat-bidat tersebut. Pengakuan Iman atau “Credo” adalah pernyataan dan ikrar setiap orang percaya tentang kebenaran kepercayaan yang diimaninya. Masing-masing agama mempunyai pengakuan iman yang menyatakan siapa, dan bagaimana Tuhan yang dipercaya dan disembahnya. Gereja di sepanjang sejarah telah merumuskan beberapa pengakuan iman dan awalnya pengakuan iman Gereja singkat saja; “ Yesus Kristus adalah Kirye/Tuhan”, mirip dengan Thomas yang sangat sulit untuk percaya, tapi menjadi orang pertama menyatakan kepercayaannya kepada Yesus dengan mengatakan; ”Ya, Tuhanku dan Allahku” (Baca Yoh. 20: 24-29).

    BalasHapus
    Balasan
    1. 2. Jawaban untuk saudari Fetra : mengapa terjadi pergeseran makan mengenai pengucapan pengakuan iman rasuli.
      Maksud kami bukan terjadi pergeseran makan, hanya saja jemaat Kristen pada saat ini didalam mengakukan pengakuan iman rasulinya cendrung melipat tangan dan tutup mata. Mereka lebih dapat mengimani pengakuan iman dengan cara demikian berbeda halnya dengan cara yang dilakukan pada jemaat Kristen dahulu. Jadi tidak ada terjadi pergeseran makna disitu.

      Hapus
    2. 3. Jawaba untuk saudara donni:
      Pengakuan iman rasuli itu sangant penting bagi jemaat Kristen, yang mengaku dirinya sebagai Krsiten sejati bukan Kristen KTP. Pengakuan iman rasuli itu adalah dasar-dasar iman Kristen, pengakuan iman mengajarkan doktrin para Rasul, sehingga memampukan orang yang membaca/mengucapkan/ mendengar dan untuk dapat melihat sekilas hal-hal pokok dari kepercayaan Kristen. Ketika seseorang mulai percaya kepada Kristus, maka diharapkan bahwa dia dapat memperoleh Firman Tuhan melalui Alkitab dan dia akan dibimbing ke dalam kepercayaan secara pribadi kepada Kristus. Untuk menjangkau dua tujuan ini, maka sangat menolong sekali membawa mereka melalui pengakuan iman sebagai orientasi awal kepada Alkitab dan analisa awal dari kepercayaan yang menjadi dasar dalam Kristus.
      Dan untuk menjawab pertanyaan saudari Uten juga yang saya rasa berkaitan dengan pertanyaan saudara Donni: memang kenyataan sekarang banyak diantara jemaat Kristen yang tidak menghafal pengakauan iman rasuli karena kurangnya kesadaran dari jemaat tersebut dan juga tidak dilakukan pembinaan yang maksimal kempada mereka ketika mengikuti kelas katekisasi dulunya, dan inilah dampak yang dihasilkan kepada gereja saat ini.

      Hapus
    3. 4. Jawaban untuk saudari Winda Sitepu: pengakuan iman Rasuli bukanlah sebagai formalitas dalam peribadahan. Karena pengakuan iman rasuli merupakan salah satu unsur-unsur peribadahan yang dipakai dalam gereja terkhusus gereja reformasi. Unsur-unsur peribadahan itu saling berkaitan satu dengan yang lain, dan tidak bias di hilangkan salah satu dari antaranya. Namun memang semuanya itu kembali lagi mengapa jemaat dalam beribadah harus melakukan unsur-unsur peribadahan itu semuanya intinya hanya untuk menyenangkan hati Tuhan. Jemaat tidak bisa seenaknya untuk megubah tatanan unsure ibadah, namun yang terjadi saat ini dengan semakin berkembangnya zaman unsure peibadahan itu dapat di kreasikan tapi tidak mengurangi makna dan unsure-unsur peibadahan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh para tokoh-tokoh gereja pada waktu abad reformasi.

      Hapus
    4. 5. Jawaban Untuk saudari Winda Sitepu mengenai siapa yang layak mengakukan pengakuan iman rasuli :pengakuan iman merupakan sebuah sarana untuk memulai sebuah kepercayaan dan keyakinan terhadap apa yang seharusnya dipercaya dan diyakini. Pengakuan iman rasuli kadan disebut dengan kredo rasul, yang salah satu kredo diakui oleh gereja-gereja barat. Dalam pengakuan iman rasuli, yang diawali dengan kata “aku percaya” yang neyatakan sikap Kristen kepada Tuhan. Percaya adalah penghubung pribadi antara umat Kristen dengan Tuhan. Hidup dalam percaya berarti hidup dalam persekutuan dengan Tuhan dengan menaruh kepercayaan sepenuhnya dengan Dia. Dalam hal ini sebagaimana yang telah kami paparkan dalam sajian kami bagaimana awalmulanya pengakuan iman ini di ikrarkan oleh seseorang yang hendak dibaptis. Maka dalam hal ini gereja tidak melarang anak-anak untuk mengucapkan pengakuan iman. Hanya saja anak-anak belum diberi pemahaman dan bimbingan akan makna yang sesungguhnya dari pengakuan iman rasuli tersebut. Jadi layaklah dikatakan yang dapat mnengikrarkan pengakuan iman rasuli itu dilakukan oleh orang dewasa terkhusus kepada orang yang sudah dibaptis. Karena mereka telah diberikan pemahaman yang sesungguhnya sehingga mereka mengerti dan dapat megimani pengakuan iman rasuli tersebut. Ada perbedaan antara anak-anak dengan seorang yang sudah melakukan kelas katekisasi didalam mengikrarkan pengakuan iman rasuli. Orang yang sudah mengikuti kelas katekisasi atau yang sudah dibaptis mereka mengerti makna daripada pengakuan iman rsasuli sementara anak-anak tidak kami katakana bahwa mereka belum emiliki iman, hanya saja mereka belum diberikan pemahaman dan makna dari pegakuan iman rasuli.

      Hapus
  4. melalui pemaparan sajian kelompok 4 di kelas timbul pertanyaan di benak saya bahwa kalau di gereja khususnya GBKP untuk acara kegiatan gereja seperti (ialoken) diterima jadi anggota jemaat gereja, acara naik sidi, pengakuan iman itu dibacakan dengan berjabat tangan dengan pendeta, melihat situasi yang terjadi banyak angota jemaat yang mau naik sidi, (ialoken) diterima jadi anggota jemaat gereja tidak menghafal pengakuan iman, dalam pembacaannya betat-betat dan dibantu oleh pendeta, bagaimanakah dengan persoalan ini apakah mereka layak menjadi anggota jemaat gereja dan naik sidi sementara pengakuan iman tersebut mereka tidak menghafalnya apalagi untuk mengimaninya?

    BalasHapus
  5. 1. Jawaban kepada saudara Jhoni Viktor
    Syahadat sangat penting bagi agama Islam, dimana jika ada orang yang ingin masuk Islam maka harus menghafalkan syahadat. Pertanyaan pertama, apa sebenarnya hakikat atau esensi dari pengakuan iman, jadi Pengakuan Iman bukan sekedar rumusan yang dihafalkan namun harus diucapkan dengan sungguh-sungguh dari hati yang terdalam dan diwujudkan dalam kehidupan beriman sehari-hari. Pengakuan Iman merupakan: Ikrar atau tekad iman kita kepada Allah, ungkapan diri pribadi dan perwujudan tanggungjawab iman kita di hadapan Allah, wujud penghormatan dan ibadah kita kepada Allah, kesaksian kita atas kebenaran dan kehendak Allah. Secara garis besar, pengakuan iman ini dapat dikatakan bersifat Trinitarian (percaya Allah Tritunggal), dengan isi utamanya atau esensinya adalah Yesus Kristus, Anak Allah dan di dalam pengakuan iman juga percaya kepada Roh Kudus. Roh Kudus adalah hakekat Tuhan Allah sendiri. Percaya kepada Roh Kudus berarti mengakui karya dan peran Roh Kudus dalam kehidupan orang beriman juga dalam kehidupan gereja Tuhan. Dan pertanyaan yang kedua yaitu bolehkah kita warisi kembali pengakuan iman tersebut, atau di formulasikan sesuai dengan konteks sekarang ini, menurut saya pengakuan iman yang kita ikrarkan sudah sesuai dengan konteks kita baik itu kata-kata ataupun bahasanya, hanya saja bagaimana kita mngimaninya, apakah hanya sekedar bahasa dimulut tanpa kita imani atau kita praktekkan dalam kehidupan kita, jadi saya pikir itu kembali lagi kepada pribadi masing-masing, karena kalau memang tidak diimani bagaimana pun cara kita mengubah itu tetap saja hanya sebatas pengucapan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. 2. Jawaban kepada saudari Winda Sitepu
      Perbedaan dari pengakuan iman Rasuli dan pengakuan iman nicea-konstatinopel, karena di dalam gereja GBKP saat perjamuan kudus dipakai keduanya. Jika berbicara mengenai perbedaan hanya masalah banyaknya saja, tetapi kedua-duanya sama-sama menekankan Trinitarian (percaya Allah Tritunggal). Dalam buku liturgi GBKP dijelaskan bahwa pengakuan iman adalah “proklamasi” iman sekaligus jawaban kepercayaan orang Kristen karena telah merasakan kasih Allah melalui firman dan perbuatan-Nya. Dan mengenai pengakuan iman yang diucapkan kedua-duanya jika ibadah perjamuan kudus, dimana di dalam kebaktian pengakuan iman nicea-konstantinopel diucapakan setelah khotbah, dan pengakuan iman rasuli diucapkan sewaktu liturgi perjamuan kudus, dan itu sudah menjadi keputusan sinode GBKP. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua-duanya memiliki makna yang sama.

      Hapus
    2. 3. Jawaban kepada saudari Fetra
      Mengapa terjadi pergeseran makna mengenai pengucapan pengakuan iman rasuli, yang dimaksud disini adalah bukan menggeser makna pengakuan iman tersebut, tetapi cara saat mengucapkannya, dimana memang yang cenderung kita lihat bahwa saat mengikrarkan pengakuan iman kebanyakan yang meliat tangan, tunduk dan tutup mata, karena dengan cara begitu yang mereka imani, karena dalam paper juga telah dijelaskan bahwa pengakuan iman bukanlah doa seklaipun ditutup dengan kata Amin, tetapi pengakuan iman itu adalah sebagai suatu ikrar. Bukan pergeseran makna yang kami maksud.

      Hapus
    3. 4. Jawaban kepada saudara Doni
      Seberapa penting pengakuan iman di dalam unsur ibadah, karena masih ada ibadah yang tidak memiliki pengakuan iman dalam unsur ibadahnya. Pengakuan iman sangatlah penting dalam ibadah. Karena kehidupan percaya manusia tidak akan pernah lepas dari sebuah pengakuan iman kepada Tuhan, dimana manusia terlihat bahwa otoritas Allah berada di atas segala-galanya, dari hal ini arti pengakuan iman yang telah diikrarkan kepada Tuhan adalah sebuah bentuk pengungkapan identitas diri. Dapat juga kita lihat dari makna pengakuan iman yaitu
      Aku percaya kepada Allah Bapa yang Mahakuasa, khalik langit dan bumi, dapat kita lihat bahwa seorang yang percaya tidak sekedar mengakui adanya Tuhan. Percaya adalah tindakan iman, yaitu iman yang menuntun kita untuk menjalani hidup.
      Aku percaya kepada Yesus Kristus, AnakNya Yang Tunggal Tuhan Kita, pengakuan percaya ini adalah inti dari iman Kristen, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah Bapa Yang Tunggal, Tuhan kita.
      Aku percaya kepada Roh Kudus, percaya kepada Roh Kudus berarti mengakui karya dan peran Roh Kudus dalam kehidupan orang beriman juga dalam kehidupan gereja Tuhan.
      Jadi makna pengakuan iman ini adalah sebuah pondasi manusia untuk dapat mengenal, dan merasakan hidup bersama Tuhan dengan memaknai setiap hal dalam kehidupan dan telah memberikan makna buat sesama.

      Hapus
    4. 5. Jawaban kepada suadara Yuan
      Pengakuan iman apa yang dibahas dalam sajian ini.
      Pengakuan yang kami bahas adalah pengakuan iman dalam unsur ibadah, pada umumnya yang sering digunakan yaitu Pengakuan Iman rasuli, Pengakuan iman nicea-konstatinopel, dan pengakuan iman athanasius. Dan yang sering diucapkan atau diikrarkan dalam ibadah yaitu pengakuan iman rasuli. Pengakuan Iman Rasuli, yang awalnya dikenal dengan nama symbolum apostolicum. Pengakuan Iman ini selalu diucapkan pada saat seseorang akan dibaptis, Orang-orang yang akan dibaptis harus menyatakan lebih dahulu apa yang dipercayai oleh gereja dalam bentuk tanya-jawab, tanya-jawab ini di kemudian hari berkembang menjadi apa yang kini kita sebut katekese atau katekisasi. Baptisan dilayankan dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan karena itu pengakuan iman disusun sesuai dengan ketiga unsur itu. Secara garis besar, pengakuan iman ini dapat dikatakan bersifat Trinitarian (percaya Allah Tritunggal), dengan isi utamanya atau esensinya adalah Yesus Kristus, Anak Allah. Yang kedua yaitu Pengakuan Iman Nicea-konstatinopel, karena konsili Nicealah (325) yang merumuskan pertama kalinya syahadat iman ini. Dan kemudian dilengkapi oleh konsili konstatinopel (381). Munculnya pengakuan iman nicea-konstatinopel dipicu oleh munculnya ajaran-ajaran atau pandangan-pandangan yang bertentangan dengan ajaran yang ortodoks. Oleh karena itu konsili berusaha meluruskan pandangan-pandangan yang sesat itu dan menegaskan kembali ajaran yang benar seperti yang diamanatkan Kristus kepada gereja-Nya. Dan selanjutnya yaitu Pengakuan Iman Athanasius diperkirakan ditulis pada akhir abad ke lima atau permulaan abad ke enam, diberi nama Athanasius sangat mungkin karena isi pengakuan iman ini mencerminkan ajaran Athanasius, dalam konsili di Nicea (325), Athanasius merupakan lawan yang mematahkan argumentasi Arius, Itulah sebabnya jikalau kita amati isi pengakuan iman Athanasius, secara garis besar terbagi ke dalam dua garis besar, yaitu bagian pertama yang merupakan kesimpulan mendasar tentang doktrin Tritunggal, dan bagian kedua tentang dua sifat Yesus Kristus.

      Hapus
    5. 6. Jawaban kepada saudara Uten
      Sering dijumpai dalam gereja atau dalam ibadah banyak yang tidak mengakukan pengakuan iman karena tidak menghafalnya. Pengakuan iman adalah mengakukan iman kita kepada Allah, Yesus Kristus dan Roh Kudus. Yang menjadi pertanyaan apakah pengakuan iman itu memang menjadi sebuah tolak ukur. Yang dapat kami jelaskan bahwa, jika kita beranjak adanya ajaran-ajaran sesat yang menggegerkan gereja sehingga ada yang namanya tiga benteng gereja yaitu Kanon, pengakuan iman rasuli, pewaris jabatan rasuli. atau lebih jelas lagi dalam buku apa dan bagaimana gereja, mengatakan bahwa dalam pertikaian dengan gnostik, gereja mulai menentukan yang mana di antara semua tuisan yang memakai nama rasul-rasul betul-betul dapat dipercayai sebagai tulisan rasuli dan demikianlah ditetapkan kanon (tolak ukur). Akan tetapi alkitab tidak secara otomatis memberi kebenaran kepada yang membacanya. Untuk membaca Alkitab secara benar dan tidak dengan salah, seperti guru-guru gnostik dan penganut-penganut bidat-bidat lain, perlu suatu patokan atau pegangan. Titik tolak untuk patokan iman rasuli menjadi pengakuan yang dipakai saat Baptisan, yang dikenal semua orang Kristen. Dimana pengakuan ini terdiri atas tiga bagian yaitu, pengakuan mengenai Allah Bapa, Yesus Kristus Anak Allah dan Roh Kudus.

      Hapus
  6. Nama : Efran M.I. Pasaribu
    NIM : 12.01.922
    Tingkat/Jur : IV-A/Theologia

    Pengakuan iman adalah respon umat terhadap perbuatan Tuhan. Pengakuan iman terdiri dari 3 jenis pengakuan. Pengakuan iman yang manakah yang dapat dilakukan dalam peribadahan yang dapat menyenangkan hati Tuhan ?
    Pengakuan iman haruslah ada dan tertera dalam peribadahan, dan harus diucapkan dengan lantang dan tegas seperti pembacaan proklamasi. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana penyandang dissability seperti tunawicara (bisu), bagaimanakah cara mereka harus mengikrarkan pengakuan iman tersebut ?

    BalasHapus
  7. Nama : Winda Apriantri Br. Sitepu
    NIM : 12.01.977
    Ting/Jur : IV-B/Teologi

    Tanggapan saya terhadap jawaban dari saudara Ade Hutabarat. Jikalau permasalahannya adalah karena anak-anak belum diberikan pemahaman dan belum belajar Katekisasi, karena masalahnya adalah gereja belum memberikan pemahaman terhadap mereka. Jadi, apakah gereja boleh memberikan pemahaman akan pengakuan iman terhadap anak-anak dan mengikuti Katekisasi? Ataukah ada doktrin gereja yang menetapkan bahwa orang yang masih dikategorikan anak-anak tidak dapat belajar Katekisasi sehingga mereka tidak dapat mengikrarkan Pengakuan Iman Rasuli?

    BalasHapus
  8. Pengakuan Iman adalah bentuk respons umat tentang siapa Tuhan yang memberi kepadanya pengampunan dosa dan firmanNya. Di dalam sebuah ibadah ketika pengakuan iman tidak ada di dalam ibadah tersebut apakah ibadah itu sudah dikatakan ibadah dan apakah ibadah itu sudah menyenangkan hati Tuhan? Apakah di dalam ibadah harus ada pengakuan iman?

    BalasHapus

  9. Nama: mastonsilitonga
    Nim: 11.01.818
    Ting/jur: IV-A/Theologia
    Unsur-Unsur Liturgi:Pengakuan Iman Dalam Thema Menyenangkan Hati Tuhan
    Dengan Nats-nats Thematis Alkitab
    Secara tradisional pengakuan iman rasuli ini dibagi ke dalam 12 bagian seperti tersebut di atas; yang disebabkan oleh legenda bahwa pengakuan ini disusun bersama-sama oleh kedua belas murid. Tetapi sebenarnya ada pembagian lain yang lebih mendasar yaitu pembagian yang sifatnya Trinitaris (berdasarkan ke-Tritunggalan Allah)..Apabila kita mengikuti pembagian Trinitaris ini maka kita mendapatkan pembagian sebagai berikut:
    1. Bagian pertama yang berisikan kepercayaan kepada Allah sebagai Bapa yang menciptakan langit, bumi dan segenap isinya (pasal 1).
    2. Bagian kedua, berisikan kepercayaan kepada Yesus Kristus yang adalah Anak Allah yang telah mengosongkan diriNya menjadi manusia dan berkurban bagi manusia yang telah jatuh dalam kuasa dosa (pasal 2-7).
    3. Bagian ketiga, berisikan kepercayaan kepada Roh Kudus yang mempersekutukan umat Allah dan yang mengampuni dosa serta memberikan hidup yang kekal (pasal 8-12).
    Coba para penyaji menggali sedikit atau menganalisa tentang 12 bagian tradisional pengakuan iman rasuli tersebut

    BalasHapus
  10. Nama : Septy Mega Silvia Purba
    Nim : 12.01.963
    Kelas : A

    Menyenangkan hati Tuhan:
    Jadi menurut sajian kali ini saya melihat untuk menyenagkan hati Tuhan lewat pengakuan iman adalah bukan hanya mengaku, tetapi harus membuktikan dari perbuatan/tindakan. Pengakuan iman bukanhanya pengakuan yang hanya dihafalkan yang tidak memiliki makna dan hanya rutinitas setiap minggu. Pengakuan iman harus dari ungkapan hati yang telah kita imani dan sudah kita lakukan melalui peraturan kita setiap harinya. Itulah pengakuan iman yang menyenagkan hati Tuhan, bukan hanya mengaku setiap minggu tetapi membuktikan setiap hari.
    Kata-kata bijak: Setiap bangun subuh, perkuatlah keimanan anda, sehingga anda menjalani hari dengan suasana keimanan yang kuat.

    BalasHapus
  11. Nama : Tiar Mauli Sinambela
    Nim : 12.01.971
    Ting/Jur : IV-A/Theologia

    Betapa Pentingnya Pengakuan Iman:
    Pengakuan Iman atau “Credo” adalah pernyataan dan ikrar setiap orang percaya tentang kebenaran kepercayaan yang diimaninya. Masing-masing agama mempunyai pengakuan iman yang menyatakan siapa, dan bagaimana Tuhan yang dipercaya dan disembahnya. Gereja di sepanjang sejarah telah merumuskan beberapa pengakuan iman dan awalnya pengakuan iman Gereja singkat saja; “ Yesus Kristus adalah Kirye/Tuhan”, mirip dengan Thomas yang sangat sulit untuk percaya, tapi menjadi orang pertama menyatakan kepercayaannya kepada Yesus dengan mengatakan; ”Ya, Tuhanku dan Allahku” (Baca Yoh. 20: 24-29). Allah adalah Kasih. Untuk mewujudkan kasihNya, Ia menciptakan Dunia dan Manusia. Manusia tidak taat dan berdosa, maka untuk menyelamatkan manusia berdosa, Ia menjadi Manusia (Manusia Allah/Theantropos) yaitu Yesus Kristus. Setelah keselamatan disampaikan maka Yesus meninggalkan kita dan kemudian hadir dalam wujud Roh Kudus untuk menolong orang percaya memelihara dan mengerjakan keselamatan itu. Inilah inti dari PENGAKUAN IMAN RASULI yang terbagi dalam tiga bagian besar dan memuat 12 pengakuan.

    GKPI mengikuti rumusan “Pengakuan Iman Rasuli” seperti tertera dalam “Katekismus Martin Luther”.

    Pertama, mengakui Allah sebagai Bapa yang menciptakan alam semesta serta segala isinya dan yang memelihara semuanya itu. Tuhan Allah Bapa adalah Tuhan yang ‘imanent” yaitu Tuhan yang tetap tinggal di dalam kita, tapi Ia juga adalah Tuhan yang “transenden” yaitu yang melampaui (beyond) alam dan melampaui segala sesuatu.

    Kedua, mengakui Allah sebagai Anak (Yesus Kristus) adalah Firman yang menjadi Manusia (Theantropos) datang ke dunia dan diam di antara kita (baca: Yoh. 1:14), yang telah mengorbankan diriNya dan menderita, mengalahkan maut untuk mendatangkan keselamatan jiwa kita.

    Ketiga, mengakui Allah sebagai Roh Kudus adalah Tuhan yang diam di dalam kita (Gereja/orang percaya). Ia yang menuntun hidup, termasuk hati, pikiran dan kehendakkita dan yang menjelaskan rencana Allah bagi kita, yakni keselamatan dan hidup yang kekal. Allah Roh Kudus, adalah “Penolong” bagi kita (baca Yoh. 14:16). Ia juga adalah “Penghibur” bagi kita (baca Yoh. 14: 26), sebagai “Guru” (baca Lukas 12:11-12) dan sebagai “Pemimpin” (baca Yoh. 16: 13).

    Makna dari pengakuan iman ini, adalah untuk “meng-iya-kan dan meng-amin-kan dengan iman” (iman yang melampaui akal, ilmuh pengetahuan dan logika) apa yang dikerjakanNya pada masa lalu, sekarang dan yang akan datang didasarkan pada Alkitab yang berbicara tentang Allah : Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus.

    Pengakuan iman, di samping “ikrar” dari setiap orang percaya kepada Allah Tritunggal, juga merupakan intisari dari pengajaran Alkitab dan pengajaran Gereja. Dengan pengakuan iman terhadap Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, bukan berarti Allah itu ada tiga oknum. Tuhan itu tetap “esa” atau satu (baca Ul.6:4; Markus 12: 29 & 32; 1 Tim. 1: 17; 1 Tim. 2: 5).

    Itulah rahasia Allah yang terdalam dalam kehidupan kita orang-orang percaya. Karena demikian dalam dan tingginya rahasia Allah dalam menyatakan diriNya kepada kita, dan tidak seorang pun manusia dapat memahami secara sempurna, (baca Roma 11:33-35) itulah sebabnya dalam ibadah setiap Minggu selalu diajak untuk menyatakan atau berikrar tentang iman percaya (credo) dengan berdiri sambil menundukkan kepala di hadirat Allah Mahakudus.

    Oleh karena itu, Pengakuan iman bukan hanya sekedar diucapkan saja tetapi juga harus diimani. artinya mengimani Allah Bapa, Yesus, dan Roh Kudus yang kita percayai itu sebagai Tuhan dan Juruslamat kita. kalau kita sudah mengimaninya, artinya kita sebagai orang kristen yang percaya kepada Kristus akan menunjukkannya dalam sikap dan perbuatan hidup kita sehingga hidup dan persekutuan ibadah kita benar-benar menyenangkan hati Tuhan.

    BalasHapus
  12. Nama :Hafdon Tuah Purba
    NIM :12.01.929
    Ting/Jur :IV-A/Teologi
    Mengingat pernyataan penyaji yang mengatakan bahwa “pengakuan iman itu adalah rumusan iman yang dibakukan gereja, sebagai Ikrar atau tekad iman kita kepada Allah, ungkapan diri pribadi dan perwujudan tanggungjawab iman kita di hadapan Allah, wujud penghormatan dan ibadah kita kepada Allah, kesaksian kita atas kebenaran dan kehendak Allah. Pengakuan iman bukan hanya dilakukan di dalam gedung gereja saja namun secara konkrit perlu kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Pengakuan iman bukan sekedar rumusan yang dihafalkan namun harus diucapkan dengan sungguh-sungguh dari hati yang terdalam dan diwujudkan dalam kehidupan beriman sehari-hari.” Mengingat bahwa pengakuan iman itu adalah hasil rumusan gereja berdasarkan pergumulan gereja pada saat itu, dan pergumulan gereja pada masa itu dengn sekarang pastilah berbeda. Jadi yang mau saya tanyakan adalah apakah rumusan iman yang dibakukan gereja dapat diubah seiring dengan perubahan konteks dan pergumulan jaman? Bagaimana sebenarnya pengaruh pengakuan iman terhadap kelangsungan hidup bergereja?

    BalasHapus
  13. nama : Dear Mando Purba
    Nim : 12.01.913
    Tingkat: IVA/Teologi

    saya ingin bertanya kepada para penyaji,rumusan pengakuan iman yang dibakukan oleh gereja menjadi pedoman bagi jemaat untuk mengakukan iman percayanya. namun seberapa pentingkah pengakuan iman ini di dalam liturgi peribadahan? kalau lah penting mengapa ada banyak liturgi yang tidak memiliki pengakuan iman? termasuk juga di dalam ibadah kampus yang kita laksanakan.

    BalasHapus
  14. Nama : Maria Rosalina Saragih
    NIM :12.01.940
    Ting/ Jur. : IV-A/ Teologi
    Mata Kuliah : Liturgika
    Dosen : Pdt. Edward Simon Sinaga, M.Th
    1. Saya akan menjawab beberapa pertanyaan dari teman-teman dalam suraian yang singkat ini:
    Pengakuan Iman adalah kredo yang ditulis pada hari ke-10 setelah kenaikan Yesus ke surga,yaitu hari pentakosta. Kredo merupakan rumusan ajaran dasar Gereja perdana yang dibuat berdasarkan amanat agung Yesus Kristus untuk menjadikan segala bangsa muris-Nya, membabtis mereka dalam nama Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Pada zaman dulu pengulangan secara lisan karena banak jemaat yang masih buta huruf diucapkan bersamaan dengan doa Bapa Kami dan kesepuluh Firman, itu berarti Pengakuan Iman ini sama pentingnya dengan Doa Bapa Kami dan Kesepuluh Firman. Pengakuan dibuat sebagai ringkasan ajaran Kristen untuk calon-calon babtisan. Jadi, Pengkuan Iman merupakan ikrar atau tekad kita kepada Tuhan, ungkapan Pribadi dan perwujudan tanggung jawab iman kita di hadapan Allah yang dilakukan dalam rangka mewujudkan penghormatan dan ibadah kita kepada Tuhan, yang merupakan kesaksian yang memperdengarkan kebenarab dan kehendak Allah.
    Dalam agama Islam syahdat merupakan sebuah ungkapan yang menandakan imannya kepada Allah dan Nabi Muhammad. Dengan diikrarkannya syahdat maka ia sah menjadi anggota muslim. Secara teori dan penting dalam agama mungkin sama, namun Pengakuan Iman memilki khas yang sangat berbeda yang menyatakan keyakinannya kepada cara inisiatif Allah untuk menyelamatkan jiwa manusia melalui ke-tiga oknum tersebut.
    2. Pengakuan Iman tidak boleh diformulasikan kembali, karena ini sudah menjadi hasil keputusan sidang gereja setelah Yesus naik ke sorga. Ini sudah ditetapkan dan tidak bisa didanggu gugat. Seperti halnya pancasila yanga adalah ideologi negara Indonesia demikianlah Pengakuan Iman menjadi landasan iman jemaat yang tidak bisa diubah-ubah lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3. Setiap Pengakuan Iman memiliki perbedaan, baik Nicea maupun Konstantinopel itu berbeda. Ketiganya memiliki penjelasan yang berbeda dengan tujuan yang sama. Pengakuan Apostolikum lebih singkap menyatakan keseluruhannya, namun Athanasianum menjelaskan lebih lengkap lagi dan lebih jelasa lagi mengenai ke-tiga oknum tersebut. ke-tiganya adalah senjata gereja.
      4. Setiap anak-anak boleh mengakukan Pengakuan Iman, baik yang sudah percaya maupun pada yang masih dalam proses untuk percaya. Karena Yesus sendiri berkata “Biarlah anak-anak itu datang kepada-Ku”
      5. Pengakuan Iman juga harus dihafal, karena sebagai tanda wujud kita percaya dan serius kita pasti akan menghafalnya sebagai senjata iman gereja.
      6. Makna tidak akan bergeser ketika jemaat mengikrarkannya denga sepenuh hati. Mungkin banyak jemaat yang lebih nyaman untuk mengatakannya denga tutp mata, namun lebih baik jika itu diucapkann dengan suara yang lantam dan keras, namun yang terpenting itu adalah sepenuh hati. Memang sulit mengubahkan sikap jemaat saat mengikrarkan Pengakuan Iman, namuan saya pribadi telah menunjukkannya ketita sedang bersama-sama dengan mereka, entah mereka sadar dan mengerti atau tidak, itu bukan masalah menurut saya.
      7. Memang tidak semua ibadah ada Pengakuan Iman, itu dikarenakan perumusan liturgika yang telah dirancang oleh bapa-bapa gereja. Namun pengakuan iman harus selalu ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari, itu yang terpenting.
      8. Ketika banyak orang yang tidak hafal yang dikarenakan dia buta huruf atau lain sebagainya, itu tidak menjadi masalah. Karena ang terpenting dia mengimani apa yang dia dengar dan ikuti. Untuk orang yang masih sanggung menghafal atau belajar, ini diwajibkan. Namun menghafal bukan jadi tolak ukur Pengakuan yang sebenarnya, karena apa gunanya asal dihafal dan diucapkan kalau dalam hatinya dia tidak pecaya bahwa Allah Bapa, Yesus, dan Roh Kudus adalah Allah.

      Hapus
  15. Nama: Afdi Joniamansyah Purba
    NIM: 11. 01. 766
    Pengakuan Iman Dalam Thema Menyenangkan Hati Tuhan Dengan Nats-nats Thematis Alkitab
    Menanggapi peryataan penyaji dalam pendahuluan yang menyatakan “pengakuan iman merupakan sebagian dari unsur liturgi”, : Pengakuan iman yang kita ucapkan dalam ibadah tidak saja merupkan bagian liturgi tetapi juga merupkan janji kita untuk terus berpegang pada dasar-dasar iman yang benar, taat dan setia kepada Kristus Yesus sampai kapan pun walaupun hambatan untuk menyatakan ketaatan dan kesetiaan itu sangat sukar. Pengakuan iman rasuli senantiasa diawali dengan ucapan “Aku percaya.” Kata “Aku” menunjuk kepada diri kita yang mengucapkan pengakuan iman tersebut. Meskipun demikin, kata “Aku” ini jangan dipahami dalam arti sempit, yaitu hanya sebagai pengakuan pribadi yang telah mengambil keputusan beriman kepada Allah dalam Yesus kristus; melainkan juga sebagai wujud kesatuan kita dengan gereja segala abad dan tempat yang mengaku Yesus kristus adalah Tuhan.
    Ada berbagai pengakuan iman yang dimiliki gereja, namun jika saya melihat dari kaca mata GKPS yang memakai pengakuan iman GKPS dimana mengaku dan menerima Pengakuan Iman Apostolicum (Rasuli), Pengakuan Iman Niceanum dan Pengakuan Iman Athanasianum. Meskipun demikian, hal ini bukan berarti malah membuat perbedaan antara berbagai aliran gereja, kita adalah satu tubuh. Mengaku berarti menerima. Oleh karena itu, gereja/orang yang mengaku imannya berarti menerima Kristus dalam dirinya dan mengakui Trinitas, yaitu Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Dimana, Trinitas memiliki peran kesatuan dalam kehidupan manusia, yakni Allah Yang Menyatakan Diri-Nya Lewat Kesaksian Alkitab yaitu, Pencipta dan Pemelihara, Penolong dan Penebus, Penuntun dan Penghibur. yang dimaksud dengan “pencipta dan pemelihara” adalah Allah Bapa, “penolong dan penebus” adalah Yesus Kristus serta “penuntun dan penghibur” adalah Roh Kudus. Jadi, kita mengaku atas apa yang diakui gereja kita.

    BalasHapus
  16. Ruang komen ini resmi ditutup - terimakasih respons yang sangat cepat dari saudara-saudari! Salam.

    BalasHapus
  17. Nama : parinduan tambunan
    NIM :12.01.951
    Ting/ Jur : IV-A/ Teologi
    Mata Kuliah : Liturgika
    Dosen : Pdt. Edward Simon Sinaga, M.Th

    Trimakasih kepada kelompok IV
    Menurut saya, pengakuan iman rasuli itu adalah proklamasi atau ikrar iman kita bahwa kita sungguh-sungguh percaya kepada Allah. Jadi menurut saya sebenarnya pengakuan iman Rasuli bukanlah sebuah doa. Mengapa banyak orang atau jemaat yang mengucapkan pengakuan iman rasuli sering melafalkannya dengan berdoa? Bagaimana menurut penyaji apakah boleh kita mengucapkan pengakuan Iman rasuli dengan mata terbuka lurus ke depan dan suara lantang? karena saya beranggapan bahwa ini sama dengan sumpah atau kode etik. pengakuan iman rasuli adalah kode etik orang kristen. jadi perlu ketegasan dan lantang. mohon ditanggapi

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf sebelum nya kepada bapak dosen terkusus dan kepada teman-teman kelas IVA, saya terlambat mengirimkan komentar dan analisa saya untuk kelompok empat di blog. ini dikarenakan media saya untuk mengirimkan setiap komentar dan analisa (laptop) mengalami kerusakan dan saya harus menunggu perbaikan laptop saya selama 4 hari terhitung tanggal 14 april 2016. kepada bapak dosen saya minta maaf atas keterlambatan saya ini. semoga bapak dapat memakluminy

      Hapus