Senin, 14 Maret 2016

Nilai-nilai Kemanusiaan Teo. ID - Kelompok V



Nama                           : Evelin Salsalina Br Sitepu
                                       Negista
                                       Ronal Ginting
                                       Sri Handayani
                                       Susanto Marpaung
Tingkat/Jurusan        : I-D / Teologia
Mata Kuliah               : Ilmu Budaya Dasar
Dosen                          : Pdt. Edward Simon Sinaga, M.Th     
Si Pengembala Cerita
(Bandung Mawardi)
       I.            Pendahuluan
Hidup bersama kata, hidup menghampiri batas meski tak sampai. Membiografikan diri dengan kata bermula dari kehendak dan pengertian: ada sebagai ingatan atau sirna saat tak lagi terbaca. Kata-kata berurusan dengan usia. Pengarang dan kata bergerak, menapaki titian waktu. Perbedaan usia pun mengantarkan kata untuk melampaui usia pengarang. Kata tak ingin berakhir, mengekalkan ingatan-ingatan.

    II.            Pembahasan
 Y.B. Mangunwijaya (1929-1999) adalah penggembala cerita. Penggembala cerita menjalani hidup bersama kata, menaruh ide, dan imajinasi di jagat kata. Y.B. Mangunwijaya (YBM) adalah manusia-kata, kita mengenalinya sebagai pengarang cerpen, novel, esai. YBM juga berperan sebagai “peminat kesusastraan” artinya “pembaca tekun” dan “tukang komentar”. Buku Sastra dan Religiositas (1982) membuktikan penggembala cerita mengalami ketakjuban-ketakjuban di kesustraan. YBM memilih bergerak dan singgah di “lembah prosa” dan mengesahkan diri sebagai pembaca prosa. Novel-novel dari para pengarang ampuh memberikan dan merangsang uraian-uraian mengenai religiolitas.
1.        Kutipan
Kita bisa merasakan rangsang religiositas melalui pilihan kutipan-kutipan di pelbagai buku garapan YBM. Novel Romo Rahadi (1981) memuat dua kutipan impresif. Kutipan dari kitab Amos (5-20): “Bukankah hari Tuhan itu kegelapan dan bukan terang, kelam kabut dan tiada cahaya.” Kutipan dari Ernest Renan, penulis risalah mocer berjudul Qu’est ce qu’une nation? (1882): “Keragu-raguan adalah sebentuk penghormatan kepada kebenaran.” YBM menaruh dua kutipan di halaman awal, sebelum pembaca masuk ke lembah cerita. Kebiasaan menaruh kutipan juga ada di buku Sastra dan Religiositas (1982).

2.        Bersastra
Ingatan pembaca memang sering ke cerita, menghadirkan ulang melalui tulisan atau ucapan merujuk ke “sinopsis” dan telaah-penilaian itulah yang membuat novel YBM terus teringat, termiliki tanpa batasan ruang dan waktu. Cerita tentang politik, asmara, korupsi, sains, agama, seks, sejarah, keluarga, dalam novel-novel YBM adalah ejawantah “ketulusan”. Penghadiran cerita selalu memiliki “keterlibatan” dengan perkara-perkara pokok di kehidupan, ada di orbit sastra kontekstual dan mengakar ke realitas. Penggembala cerita ingin susastra adalah urusan kontemplasi (kontemplasi: pengajuan peristiwa dan tokoh mengenai pelbagai tema bermulaan dan berujung dengan pengikatan).
Pilihan menggarap Novel menjelaskan  misi bersastra. YPM tak menggelak dari puisi. “lembaga prosa”memang memikat ketimbang puisi dengan kesadaran tak terjerat ke bentuk ragawi. Pembaca sulit mengelak bahwa novel-novel YPM adalah “lembaga prosa” tapi mengandung “kelebatan puisi”. YPM (1997) pernah berpendapat bahwa penulis novel serius alias “susastra” senasib dengan dalang, berpamrih mewartakan kesakralan lakon atau cerita. Kita membaca novel-novel YPM sebagai pembuktian gairah susastra.

3.        Lambang
Novel-novel YBM adalah jagat lambang. Contohnya salah satu kutipan di novel “Burung-burung Rantau” tahun 1992, sebagai pengandaian: Dunia lambang tak harus menggikuti logika dan etika tersendiri bahkan boleh juga di sebut surpalogika yang melayang bagaikan awan-awan di atas gunung dan lembah, namun yang mengandung uap air mati-hidup bagai segala yang di bawahnya. Novel-novel YPM bisa ditempatkan di urusan-urusan mengandung dilema dan polemik. YPM adalah penabur lambang novel. Pembaca bakal menemukan untaian renungan melalui pilihan-pilihan lambang menurut flora dan fauna.
Novel “Burung-burung Manyar” tahun 1981, merupakan salah satu novel yang berkelimpahan lambang. Ungkapan-ungkapan yang merujuk ke jagat fauna: “anak harimau mengamuk”, “merpati lepas”, “singa mengerti”, dsb. Kehadiran novel ini adalah ejawantah kosmologi pengarang di jagat kehidupan tradisional dan modern. Urusan flora-fauna juga meningatkan dengan novel Roma rahadani (1981).

4.                           Hati Nurani
YBM membahasakan bahwa susastra mesti historis dan filsafat. YBM juga menghendaki diri sebagai “sastrawan hati nurani”. Sastra tak sekedar cerita. Sastra berurusan dengan hati nurani. Sastra menghampiri pembaca sebagai suluh untuk mengalami dan mengartikan hidup, berpijak ke hati nurani.
Pandangan pesan sastra berhati nurani bisa ditilik di nukilan Burung-Burung Rantau (1992). Tokoh bernama netti memberi-menghadirkan diri didunia kaum miskin, berbagi ilmu dan penghidupan. Netti adalah sarjana dan lahir tumbuh di keluarga berlimpah harta. YBM memang tak terbiasa menampilkan peristiwa-peristiwa berhati nurani tanpa pertimbangan-pertimbangan filosofis dan religius.
YBM pun memberi eksentuasi bahwa cerita bermula dan berakhir demi hati nurani. “... Netti merasa bahwa justru dia sendirilah yang ditolong oleh kaum kecil di kampung itu, apalagi kalau mendengar khotbah di gereja, bahwa Sang penolong pada hakikatnya hanyalah Tuhan sendiri, bukan kita manusia yang penuh pamrih dan dalih serong mencong oleh kesombongan.”

5.        Intelektual
Tokoh-tokoh intelektual dalam novel-novel YBM bergumul dengan seribu pamrih. puja ide, godaan uang, ambisi profesi, amalan kemanusiaan, idealitas ilmu, dan moral selalu muncul untuk di perdebatkan, tak selesai di untaian kata peristiwa. Suguhan-suguhan  cerita berpolemik ala YBM memang mengesankan ada jejak sejarah keintelektualan dan kultural di indonesia. Keberlanjutan memori di masa silam lekas ditafsiran secara kontekstual oleh YBM berlatar Indonesia di masa pembangunan modernisasi.
Pengembala cerita seolah ingin menggoda pembaca di episode-episode polemik. Suguhan-suguhan polemik dari pengembala cerita itu degenapi dengan seruan; ”Cinta akan kebenaran,setia kepada kejujuran,maharsi yang tanpa gentar mencari yang sejatiseruan ini tampak diarahkan bagi kaum sarjana, tokoh di dunia, dan lakon indonesia. Penampilan tokoh-tokoh dengan kearifan dan semaian kebijaksanaan juga muncul dalan novel Durga Umayi(1991). Tokoh-tokoh dalam Dura Umayi mengesankan ada pertautan dari ingatan mitologis ke persesuain kondisi manusia indonesia di zaman tak keruan.

6.                       Esai
Penggembala cerita bukan hanya melenakan pembaca di kubang imajinasi, tapi uraian-uraian berlagak esai sengaja dihadirkan oleh YPM. YPM bukan hanya pengembala cerita. Ratusan esai sudah disajikannya, menghampiri pembaca sebagai untaian renungan, humor, kritik celotehan, khotbah. Sebab, walaupun kita adalah manusia dan berbakat kesadaran serta berpotensi emosional maupun mampu memilih dan mengambil keputusan yang berdaulat, kita tidak boleh lupa, kita tertambat dengan berjuta-juta benang halus sutera tak tampak dengan alam raya dan dunia flora dan fauna. Juga dengan tanah-air dan rakyat.
YPM telah mewariskan novel, cerpen, esai. Warisan-warisan terus terbaca, mengundang orang selalu memberi arti, tak rampung. Pengembala cerita mengantar kita ke perdebatan-perdebatan panjang, menggairahkan, dan bergerak ke terang.

 III.            Analisa
Penggembala cerita atau YBM (Yusuf Bilyarta Mangunwijaya) dikenal sebagai rohaniawan, budayawan, arsitek, penulis, aktivis, dan pembela wong cilik (bahasa Jawa untuk “rakyat kecil”. Ia dikenal dari novelnya yang berjudul “Burung-burung Manyar”. Ia juga menulis artikel untuk koran Indonesia Raya dan Kompas pada tahun 1967-1980. Dan pada 1999 ia memberikan ceramah dalam seminar Meningkatkan Peran Buku dalam Upaya Membentuk Masyarakat Indonesia Baru. Dalam karyanya banyak menggunakan lambang-lambang flora dan fauna.
Kami menutip dari media cetak Kompas(21/09/15) yang menuliskan sebuah cerita mengenai Bit merah (flora). Dalam kutipan ini berisi pandangan mengenai Bit Merah, pembudidayaannya di beberapa negara dan arti bit dalam beberapa bahasa. Dan di hari yang sama dan media cetak yang sama kami juga mengutip hal tentang Ivy Batuta mengenai cara dia menjiwai bahasa Indonesia. Ivy sangat menyukai kosakata bahasa Indonesia, seperti ditengarai dan mengejawantah. Ivy berkata “banyak yang mengganggap kepandaian berbahasa Indonesia bukan hal yang istimewa. Padahal kemampuan itu memberi peluang mendapat pekerjaan”. Dalam hal ini, kaitannya dengan penggembala cerita ialah bahwa dalam bersastra kesukaan berbahasa itu penting. Karena itulah yang akan dinilai dalam menulis atau bersastra.
Bersastra tidak hanya harus dengan menulis novel, dsb. Banyak hal yang bisa dilakukan dalam menerapkan kesukaan kita terhadap sastra, contohnya seperti yang kami kutip dalam Harian Kompas (28/02/16) disini diungkapkan bahwa revolusi dunia digital bergerak sedemikian cepat sehingga siapapun yang lambat akhirnya tiada. Secara global, dalam sepekan, dua sampai tiga profesi punah, sekaligus muncul tiga sampai empat profesi baru. Pemicunya antara lain, perkembangan media sosial. Disini ditekankan bahwa perkembangan zaman sangat besar pengaruhnya dalam berkarir. Salah satu yang termasuk kedalamnya adalah bersastra, mungkin dulu bersatra hanya dengan menulis dan menulis. Tapi kini dengan berkembangnya zaman, banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengembangkan bakat bersastra, caranya dengan menjadi youtubers atau travel writer.  Kini untuk bersastra tidak perlu rumit-rumit dan mengeluarkan biaya yang besar, cukup dengan memanfaatkan teknologi.
 IV.            Kesimpulan
Penggembala cerita menjalani hidup bersama kata, menaruh ide, dan imajinasi di jagat kata, maka dari itu YBM disebut sebagai manusia kata-kata. Kata-kata ibarat doa terabadikan, ada tanpa selesai. YBM memilih bergerak dan singgah di “lembah prosa”. YBM mengesahkan diri sebagai pembaca prosa. YBM mengakrabi tema religiositas berkaitan dengan peran sebagai pengarang novel.
    V.            Daftar Pustaka
Sumber Buku:
Forum Mangunwijaya IX, Humanisme Y.B. Mangunwijaya, Jakarta: KOMPAS, 2015

Media Cetak:
Kutipan dari Andre Moller, opini, hal.12, kol.1, Kompas, Sabtu, 21 November 2015
Kutipan dari Mohammad Hilmi, Faiq, Aryo Wisanggeni, dan Dwi As Setianingsih, Opini, hal.1, kol.6, Kompas, Minggu, 28 Februari 2016
Kutipan dari Tia, opini, hal.32 , kol.2, Kompas, Sabtu, 21 November 2015

49 komentar:

  1. Nama : Chandra Syahputra Pasaribu
    NIM : 15-02-568
    Ting/Jur : 1/PAK

    Romo Mangun adalah seorang tokoh yang tidak hanya mememiliki multitalenta tetapi juga seorang penggembala cerita. Dimana melalui ceritanya yang dia sampaikan adalah dia ingin sekali mengembalakan nilai-nilai kemanusiaan. Romo Mangun sangat begitu produktif atau kaya dengan cerita-cerita yang mengadung pesan-pesan moralitas. Yang ingin disampaikan Romo Mangun sangatlah mudah dipahami, karena menyangkut pengalaman hidup sehari-hari. Cerita-ceritanya terkandung seperti renungan, humor, sebagai kritik, namun selalu keluar jiwa kepastorannya (jiwa berkhotbah).
    Sipengembala cerita sangat cocok bagi guru PAK dan Pendeta untuk dikembangkan, karena bisa menuntun hidup. Kesan yang penting adalah Pendeta (Guru) harus berbakat untuk membekali para pendengar supaya meningkatkan moralitas. Mengajarkan Alkitab tentu banyak sekali kisah-kisahnya dengan cara bercerita, suka menolong, dan merawat orang.

    Dari penjelasan di atas, tentu sangat berkaitan langsung bagi kita sebagai pelayan Tuhan terkhusus bagi kita Jurusan PAK dan Teologi. Kita juga tahu bahwa, kita juga akan menjadi Sipenggembala cerita. Lalu apa visi dan misi para penyaji untuk kedepannya dalam menyampaikan firman Tuhan yang dapat menarik perhatian sipendengar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Evelin salsalina
      NIM : 15.01.1257
      ting/jur : 1D/theologia

      Terimakasih kepada chandra syahputra pasaribu atas pertanyaannya, saya akan menjawab pertanyaan saudara..
      Jurusan theologi dan PAK memang akan menjadi seorang penggembala cerita. Apalagi profesi sebagai seorang pendeta yang pekerjaan utamanya adalah bercerita ( berkhotbah), dalam penyampaiannya seorang pendeta harus memiliki intelektual (pengetahuan) dan kreativitas yang tinggi apalagi dengan kemajuan dijaman sekarang ini lebih mudah untuk mencari ide2 dan kreasi yang baru untuk dijadikan bahan khotbah. Maka dari itu sebenarnya kreativitas kita mulai dari jenjang pendidikan/perkuliahan ini perlu di gali dan di tigkatkan. Terimakasih..

      Hapus
    2. Menurut kami para penyaji atas pertannyaan saudara Chandra pasaribu tentang Visi PAK dan Theologi ialah sebagai pengajar dan gembala dalam penyampaian kebenaran akan firman Tuhan.
      Dengan Missi:
      Bila kita ingin mengembangkan gaya berkhotbah atau menyampaikan firman Tuhan dengan cara khas kita sendiri, kita tidak perlu meniru gaya berkhotbah dari pengkhotbah lain, kita juga tidak perlu menyesal bahwa kita bukan tipe temperamen tertentu, tetapi yang paling penting yang kita perlukan adalah memiliki citra diri seorang pengkhotbah yang benar, yang sehat, dan alkitabiah. Dengan menyakini bahwa seorang pengkhotbah berprilaku yang sewajarnya sesuai dengan tugas dan posisi. Dalam membentuk gaya seorang pengkhotbah adalah citra diri yang dimilikinya, sebab citra diri mendorong kita untuk bergaya seperti apa yang kita bayangkan.

      Namun, jika seorang pengkhotbah mempunyai gambaran bahwa dirinya adalah seorang pengajar, maka ia akan berkhotbah dengan gaya seorang guru yang berlakon di depan murid-muridnya. Hal yang serupa terjadi, jika seorang pengkhotbah mempunyai konsep bahwa dirinya adalah seorang gembala, maka gaya khotbahnya lebih cenderung lembut, tenang dan berisi banyak ilustrasi serta menyampaikan pesan-pesan yang bisa diterima melelui ilustrasi tersebut dan menyangkut dengan penjelasan Firman Tuhan.dan menjadi seorang pengkhotbah yang mempunyai gambaran dirinya adalah seorang “entertainer”, maka akan berkhotbah dengan gaya yang lucu dan membuat pendengar (jemaat) tertarik mendengarnya.
      Sekian dan trimakasih buat saudara.
      syalom

      Hapus
    3. Kisah seorang Tokoh yang luar biasa.
      Seorang Dokter yang Membangun Nilai Moral

      Berbicara tentang penggembala cerita tentu berkaitan langsung kepada semua orang tanpa terkecuali, seperti orang tua, kakak, abang, dan orang-orang yang memiliki umur yang lebih tua dari pada kita. Begitu juga dengan kisah seorang tokoh yang akan saya sampaikan kepada anda semua, dia adalah seorang tokoh yang kisahnya sangat menarik yang saya ambil dari acara Kick Andy pada tanggal 15 April 2016, semoga ini dapat menambah wawasan kita semua.
      Ada seorang dokter yang sangat sederhana yang memiliki segudang gelar tetapi tidak begitu pepuler. Kebanyakan dokter-dokter pada umumnya adalah orang-orang yang bisa dikatakan cukup mewah, karena pada umumnya mereka selain mendapatkan gaji dari pemerintah, mereka juga mengharapkan bayaran dari pasien dan bahkan kebanyakan dokter tidak mau membantu/menolong pasiennya karena alasan kurang biaya.
      Berbeda halnya dengan seorang dokter yang satu ini, sebut saja Aznan Lelo. Dia adalah seorang dokter yang banyak gelar, dia juga seorang guru, dan seorang professor. Beliau berasal dari keluarga yang kurang mampu dimana orang tuanya tidak tamat SD dan pekerjaan orang tuanya hanya sebagai tukang jahit. Tetapi itu tidak mematahkan semangatnya untuk berkeinginan menjalani kuliah, dengan semangatnya yang luar biasa beliau mengumpulkan kertas-kertas bekas yang tidak dipakai untuk dijual. Memang penghasilannya tidak seberapa tetapi itu dicukupinya untuk kebutuhan kuliahnya tanpa meminta lagi kepada orang tuanya.
      Setelah dia berhasil menjadi seorang dokter, dia tetap sangat sederhana sekali, dimana dia tidak mengharapkan bayaran dari pasien. Katanya ‘’dikasih syukur,tidak dikasihpun tidak apa-apa’’ , dia berpengangan kepada tiga prinsip sebagai seorang dokter, yaitu :’’ jangan meminta bayaran dari pasien, peduli kepada orang yang ingin berguru (belajar), tanggapilah orang yang meminta nasihat’’. Setiap harinya beliau harus mengobati minimal 30-150 orang setiap harinya. Dia hanya di bantu oleh istrinya dan beberapa kariawannya, dimana kariawannya ini juga tidak mendatkan gaji yang sesuai. Dia berkata ‘’uang itu tidak ada apa-apa, misalnya kamu memiliki dua rumah, lalu untuk apa kedua rumah itu, sementara kamu tidak bisa menempati keduanya sekaligus’’.
      Dan pesan terakhirnya kepada adak muda adalah ‘’ apa yang kamu cari dalam hidup ini? Kalau kamu menjawab uang, maka sampai kapanpun kamu tidak pernah bisa menikmati kenikmatan hidup, karena ada orang yang lebih mementingkan uang jarang sekali berkumpul dengan keluarganya karena sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Karena kenikmatan hidup yang sesungguhnya tidak bisa diukur lewat uang, tetapi adanya terjalin kebersamaan kepada orang-orang yang anda anggap berharga’’.

      Dari kisah seorang tokoh diatas tentu sudah membuka wawasan kita untuk kedepannya, namun pertanyaannya adalah apa tanggapan anda mengenai kisah tersebut?, lalu apa yang anda cari dalam hidup ini?, dan perencanaan atau langkah-langkah apa yang akan atau yang sudah anda lakukan untuk mewujudkan itu semua?

      Hapus
    4. 1. Terimakasih kepada chandra syahputra pasaribu atas pertanyaannya, saya akan menjawab pertanyaan saudara..
      Seorang pendeta adalah pelayan buat Tuhan dan juga buat manusia. Pendeta adalah seorang pemimpin sekaligus guru bagi jemaatnya. Ia harus mampu untuk melayani sekaligus memimpin dan mengajar jemaatnya mengenai kebenaran Firman Tuhan, perilaku yang benar, cara bersikap, berpikir dan berkata-kata. Pendeta juga harus menjadi teladan bagi banyak orang, tak peduli berapapun usia sang pendeta, masih muda ataukah ia sudah tua, yang jelas ia harus bisa menjadi teladan, bersikap dewasa, mampu berpikir secara matang, dan memiliki akhlak moral serta budi pekerti yang baik. Pendeta juga harus bisa menjadi pribadi yang menyenangkan bagi setiap orang yang berinteraksi dengannya. Selain itu pendeta juga punya intelektual dalam spritualitas nya , namun selain intelektual pendeta juga harus cerdas dalam mengendalikan emosinya agar menjadi pribadi yang menyenangkan bagi setiap orang yang berinteraksi dengannya.

      Hapus
  2. Nama : Boston Sinaga
    Dina Laura Sirait
    Enhot Efraim Girsang
    James Simson Simanullang
    Rovina Helpriani Silalahi

    Kelompok 1: Kelompok pembahas Kelompok 5

    Si Pengembala Cerita
    (Bandung Mawardi)

    Y.B. Mangunwijaya (1929-1999) adalah penggembala cerita. Penggembala cerita yang penuh dengan ide, dan imajinasi. Dan kita mengenalinya sebagai pengarang cerpen, novel, esai. YBM juga berperan sebagai “peminat kesasastraan” . Buku Sastra dan Religiositas (1982) membuktikan penggembala cerita mengalami ketakjuban-ketakjuban di kesustraan.
    Dari setiap karya-karya yang diciptakan YBM ada beberapa hal yang sangat berkaitan dengan : sastra, lambang, hati nurani, intelektual dan essai. Penggembala cerita ingin susastra adalah urusan kontemplasi (kontemplasi: pengajuan peristiwa dan tokoh mengenai pelbagai tema bermulaan dan berujung dengan pengikatan).
    Dalam novel karya pak YBM menceritakan tentang misi bersastra. Karya YBM yang selalu memiliki “keterlibatan” dengan perkara-perkara pokok di kehidupan, bapak Romo yang begitu peduli akan kehidupan terutama kehidupan masyarakat yang kurang mampu. Nah, selain dalam bersastra, karya romo mangun juga berhubungan dengan Lambang. Dari beberapa judul karangan romo yaitu tentang lambang, contohnya burung -burung rantau, dan masih banyak hal lain lagi yang berkaitan dengan lambang-lambang, seperti yang kita ketahui bahwa YBM adalah penabur lambang novel.Selain bersastra dan lambang, YBM juga berkarya dalam hal hati nurani, yang berarti tidak hanya bercerita saja tetapi berurusan dengan perasaa, hati nurani. YBM pun memberi eksentuasi bahwa cerita bermula dan berakhir demi hati nurani.
    Tokoh-tokoh intelektual dalam novel-novel YBM bergumul dengan seribu pamrih.puja ide,godaan uang,ambisi profesi,amalan kemanusiaan,idealitas ilmu,dan moral selalu muncul untuk di perdebatkan,tak selesai di untaian kata peristiwa. Cerita berpolemik oleh YBM memang mengesankan ada jejak sejarah keintelektualan dan kultural di Indonesia.
    Penggembala cerita bukan hanya melenakan pembaca di kubang imajinasi, tapi uraian-uraian berlagak esai sengaja dihadirkan oleh YBM. YBM bukan hanya pengembala cerita. Ratusan esai sudah disajikannya, menghampiri pembaca sebagai untaian renungan, humor, kritik celotehan, khotbah.Penggembala cerita menjalani hidup bersama kata, menaruh ide, dan imajinasi di jagat kata, maka dari itu YBM disebut sebagai manusia kata-kata. Kata-kata ibarat doa terabadikan, ada tanpa selesai. YBM memilih bergerak dan singgah di “lembah prosa”. YBM mengesahkan diri sebagai pembaca prosa. YBM mengakrabi tema religiositas berkaitan dengan peran sebagai pengarang novel.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cerita-cerita Romo Mangun selalu mengadung pesan-pesan moralitas ataupun perihal tentang nilai-nilai kemanusiaan . Dan yang ingin disampaikan Romo Mangun sangatlah mudah dipahami dikarenakan ceritanya menyangkut pada kehidupan sehari-hari. Cerita-ceritanya terkandung seperti renungan, humor, sebagai kritik, dan yang menarik, ketika sekalipun ceritanya mengandung humor, Romo Mangun selalu mencurahkan perasaannya lewat nasehat ataupun sebuah jiwa penggembala yaitu jiwa yang mengayomi, pemberi semangat, dan bisa juga disebut seorang jiwa pemimpin.
      Bukan Y.B Mangunwijaya namanya jika tidak bisa menulis cerita dengan pilihan-pilihan diksi yang memikat, metafora menggelitik penuh nuansa humor dan ending yang mengejutkan di setiap akhir cerita-ceritanya. Bukan hanya karya roman saja yang menjadikan Romo Mangun, begitu biasa ia disapa, sebagai pendongeng klasik di jagat sastra Indonesia modern, melainkan juga penulis esai yang tulisan-tulisannya menyimpan renungan yang bernas dan menukik dalam bahasa yang spontan. Bagi Romo Mangun, sastra bukan hanya sekedar wahana proses pengkisahan yang hanya dipenuhi cerita yang muluk dan menggurui saja. Lebih dari itu, sastra harus berisi nilai-nilai historis-politis yang memancarkan sinar keindahan berbahasa, keberpihakan pada wong cilik dan nilai-nilai kebenaran. Kecerdasan juga merupakan suatu hal yang selalu diperjuangkan Mangunwijaya.
      Di atas tonggak itulah Romo Mangun membangun narasi-narasi sastra yang memiliki daya pikat dan membius, ketika misalnya membaca roman Burung-burung Manyar, Durga Umayi atau trilogi Roro Mendut.Novel-novel tersebut tidak lepas dari persoalan sejarah dan politik dalam suatu kurun masa ketika Nusantara masih belum bernama Indonesia. Tak cukup di ranah sastra dalam menuangkan segala gagasan dan kegelisahan, Romo Mangun juga menuangkan segala hal-ihwal peristiwa sejarah-politik masa lalu dan masa kekini-kinian tentang Indonesia lewat sejumlah esai yang sudah dibukukan, antara lain dalam Esei-esei Orang Republik, Gerundelan Orang-orang Republik, Puntung-puntung Roro Mendutatau Politik Hati Nurani. Yang menjadi menarik adalah ketika membaca roman atau esai-esai sejarah politik yang ditulis Romo Mangun ternyata sama-sama nikmat. Tulisan-tulisannya menguarkan spontanitas budaya Jawa yang lugas tanpa harus menjejali siapapun dengan teori-teori konseptual yang berbelit-belit.

      Hapus
    2. Dalam Yohanes 10: 1-21 yang menceritakan tentang perikop Gembala yang baik, Dalam perumpamaan itu Yesus memberikan gambaran tentang Gembala Yang Baik. Gembala itu adalah seperti berikut:
      • Domba-domba mendengarkan suara-Nya.
      • Ia memanggil domba-damba-Nya masing-masing menurut namanya. Ia menuntun domba-domba itu ke padang rumput.
      • Ia adalah pintu bagi domba-damba-Nya.
      • Ia memelihara domba-damba-Nya.
      • Ia datang untuk memberi hidup yang kekal kepada domba-domba-Nya.
      • Ia adalah Gembala Yang Baik.
      • Ia memberikan nyawa-Nya bagi domba-damba-Nya.' Ia mengenal domba-damba-Nya.
      • Ia mempunyai kawanan domba yang lain.
      • Ia berkuasa menyerahkan nyawa-Nya dan mengambilnya kembali. Ia mati menggantikan domba-damba-Nya.
      • Ia hidup untuk dan di dalam domba-damba-Nya (Ibrani 13:20-21).
      • Ia akan datang untuk membawa domba-damba-Nya ke sorga (1 Petrus 5:4, 2 Tesalonika 4:14-17).
      • Domba-damba-Nya mendengar dan mengenal suara Gembala.
      • Mereka percaya kepada-Nya. Mereka mengikuti Dia.
      • Mereka tidak mengikuti orang lain.
      • Keselamatan mereka ada di dalam Gembala.
      Sebagai seorang rohaniawan ataupu sebagai pengembala cerita yang selalu mengawali harinya dengan menulis di pagi hari, Romo Mangun adalah sekaligus sosok sastrawan yang fasih membingkai dan melebur langsung dengan denyut keseharian rakyat kecil yang diharu-biru oleh kehidupan penuh getir dan mengharukan. Romo Mangun lalu menterjemahkan apa saja yang menjadi pengamatannya itu ke dalam bentuk tulisan, baik berupa esai dan cerita pendek yang kemudian ia siarkan lewat koran-koran. Dan memang cerpen-cerpen Romo Mangun selalu bernada getir. Di separuh perjalanan hidupnya, Y.B Mangunwijaya memutuskan menjadi seorang Pastor Katolik. Sebagai ‘sang gembala’ umat yang doktrin keimanannya mewajibkan dirinya membaur dengan kehidupan rakyat kecil, pada kenyataannya memang Romo Mangun senantiasa terlibat dan akrab dengan ritus harian rakyat kecil yang termarjinalisasi, yang terpinggirkan
      PERTANYAAN :
      1) Para penyaji menjelaskan bahwa bapak YBM memberikan ceramah dalam seminar Meningkatkan Peran Buku dalam Upaya Membentuk Masyarakat Indonesia Baru. Apakah peran yang dilakukan bapak YBM telah berhasil meningkatka dan membentuk masyarakat indonesia baru?
      2) Apakah yang kita dapat Dari beberapa karya bapak YBM yang mengandung intelektual ? tolong para penyaji jelaskan.
      3) Cinta akan kebenaran,setia kepada kejujuran,maharsi yang tanpa gentar mencari yang sejati” seruan ini tampak diarahkan bagi kaum sarjana,tokoh di dunia,dan lakon indonesia. Adalah karya yang ditulis oleh bapak YBM dalam intelektual. Jadi yang menjadi pertanyaannya ialah, menurut para penyaji bagaimana cara kita untuk mencapai hal tersebut?
      4) YBM membahasakan bahwa susastra mesti historis dan filsafat. Apa maksud dari kalimat tersebut? Dan mengapa susastra harus historis dan filsafat? Jelaskan.
      5) Apa alasan bapak YBM menciptakan karya-karyanya dengan menggunakan istilah lambang?

      Hapus
    3. Nama : Evelin Salsalina
      Nim : 15.01.1257
      Ting/Jur : 1D/Theologia

      Terimakasih sebelumnya kami ucapkan kepada kelompok 1 atas bahasan dan pertanyaan-pertanyaannya. Disini saya akan menjawab pertanyaan dari kelompok untuk lebih menegaskan apa yang sudah saya jawab di kelas.

      no.1 seperti yang sudah kita bahas dikelas bahwa peranan romo dalam membangun Indonesia baru sudah memberikan dampak bagi bangsa Indonesia, walaupun belum sempat semua di jamah oleh romo Mangun tetapi sudah ada bukti nyata atau wujudnyata dari cita-citanya. contohnya yaitu rencana penggusuran kali code, kali yang sebelumnya ingin digusur setelah di jamah oleh romo dan dialih fungsikan menjadi suatu tempat yang sangat berguna. disini dijelaskan bahwa seorang romo tidak hanya menghayal melainkan dia mampu mewujudkan keinginanna untuk menjadi Indonesia baru. Dengan kemampuanya dalam hal arsitetur Romo mengubah sebuah tempat yang tak layak menjadi begitu berguna sekarang. Sayangnya belum sempat menjadikan seluruh bagian/daerah/wilayah Indonesia betul-betul menjadi bangsa yang dicita-citakan Romo..

      Hapus
  3. Nama :julia sonya simanungkalit
    Nim :15.01.1282
    Tingkat/jurusan:ID Teologi
    Syalom...
    berbicara tentang pengembalaan memang tidak lepas dari romomangun dimana dalam cerita yang dia buat dalam sajian kelompok lima adalah mengajak, menuntun kita agar memiliki nilai-nilai kemanusiaan pada diri kita
    jadi yang mau saya tanyakan adalah sebenarnya apa yang melatarbelakangi atau yang mendasari romomangun untuk membuat cerita tentang pengembalaan dan coba jelaskan apakah dengan cerita tersebut seseorang dapat memiliki nilai-nilai kemanusiaan
    syalom salam ibd:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Susanto Marpaung
      Nim : 15.01.1331.
      Kelas : 1-D/theologia
      Terimakasih buat saudara julia simanungkalit atas pertanyaannya, dimana saudara menanyakan apa yang melatarbelakangi atau yang mendasari romomangun untuk membuat cerita tentang pengembalaan dan coba jelaskan apakah dengan cerita tersebut seseorang dapat memiliki nilai-nilai kemanusiaan......?
      Saya akan mencoba menjawab pertanyaan saudara disini romo mangun mengajak pembaca atau orang untuk menekankan bagaimana hidup yang humanisme lewat-lewat karya-karya nya, dalam konteks pengembala, pengembala di ibaratkan orang yang mengiringi,melindungi,mengajak kita untuk melakukan nilai-nilai kemanusiaan, kita lihat dalam pembahasan ini dimana, flora dan fauna pun dibuat menjadi panduan untuk kita menuju manusia yang humanis. jadi menurut saya lewat karya-karyanya romo mangun menurut saya sudah menerapkan nilai-nilai kemanusiaan....

      Hapus
    2. Nama : Evelin Salsalina
      NIM : 15.01.1257
      Ting/Jur: 1D/Theologia

      Terimakasih atas pertanyaannya.. Saya akan menjawab pertanyaan dari saudari Julia Sonya Simanungkalit..
      Pertama-tama saya akan sedikit mengklarifikasi pernyataan saudara bahwa penulis “Si penggembala Cerita” adalah Romo Mangun. Perlu kita ketahui bahwa penulis “Si penggemala Cerita” adalah Bandung Mawardi. Tujuan seorang BM menulis cerita ini adalah menceritakan sosok Romo Mangun yang membangun humanisme melalui cerita-ceritanya malalui novel, cerpen dan essay. Sepeti yang kita ketauhi bahwa Mangunwijaya adalah seorang pastor, dan seorang pastor identik dengan sebutan gembala. Mungkin jika dilihat dari sisi agama alasan penulis menggunakan kata penggembala adalah karena Mangunwijaya seorang pastor tetapi berhubung Bandung Mawardi adalah seorang muslim, hal tersebut agak sedikit di kesampingkan..

      Hapus
    3. Syalom...
      Terimakasih buat saudara julia simanungkalit atas pertanyaannya, dimana saudara menanyakan apa yang melatarbelakangi atau yang mendasari romomangun untuk membuat cerita tentang pengembalaan dan coba jelaskan apakah dengan cerita tersebut seseorang dapat memiliki nilai-nilai kemanusiaan......? mengenai hal itu Romo Mangun membuat cerita tentang penggembalaan itu karna, beliau merupakan seorang pastor atau seperti yang kita ketahui bahwa seorang pastor itu adalah seorang gembala. Mengenai hal cerita penggembala seseorang dapat memiliki nilai-nilai kemanusiaan, ini tergantung buat pembaca novelnya bahwasannya Romo Mangun menciptakan karya-karya novelnya yang banyak ide-ide dan imajinasi untuk menjaga kita dan membangun nilai-nilai kemanusiaan yang memperjuangkan kehidupan beliau juga membuat cerita itu dengan mudah dipahami sehingga menyangkut perasaan dan dari situlah seseorang itu bisa memiliki nilai-nilai kemanusiaan.
      sekian dan trimakasih.

      Hapus
    4. 2. Yang melatarbelakangi atau yang mendasari romomangun untuk membuat cerita tentang pengembalaan adalah Romo mangun selain menjadi sosok sastrawan Romo mangun juga seorang pastor katolik. Ia Menjadi pastor adalah menjadi gembala. Menjadi seorang gembala harus mampu dalam mengenal umat dengan baik dan memahami persoalan-persoalan mereka. Begitula yang dilakukan oleh Romo mangun, ia adalah “gembala” bagi umat kecil yang terpinggirkan. Romo mangun senantiasa terlibat dalam kehidupan masyarakat kecil membuat nya mengetahui bagaimana kehidupan rakyat-rakyat kecil itu dan juga dari setiap karangan-karangan Romo mangun selalu membangun sisi nilai-nilai kemanusiaan dari setiap karangannya. Kisah dalam Balada Becak dan novel-novelnya yang lain juga menampakkan secara kasatmata keberpihakan Romo mangun pada orang miskin, tersisih dan terpinggirkan.

      Hapus
    5. Nama:Ronal Jovi Ginting
      TIngkat/jurusan:1-D/theo
      Nim:15.01.1313

      Terimakasih atas pertanyaan nya saudari julia saya akan mencoba menjawab menurut saya cerita itu ada karna romo mangun melihat masih banyak nya ketimpangan yang terjadi sehingga ia ingging mengembalakan atau kata lain nya membimbing atau mengarahkan agar ketimpangan tentang nilai-nilai kemanusiaan dapat di hapuskan.dan apakah dengan cerita tersebuat orang dapat memiliki nilai-nilai kemanusiaan jawabanya gergantung orang nya jika dia mau memahami maka dia akan dapat mengerti dan menerapkan niai-nilai kemanusiaan tersebut.terimakasih.syalomm

      Hapus
  4. Nama :Ayu Ega Siahaan
    NIM: 15-01-1220
    Pertanyaan saya kepada kelompok 4 adalah mengapa Y. B. Mangunwijaya membuat lambang flora dan fauna dalam pembuatan novel nya??? Kenapa tidak benda langit saja atau yang lain , coba jelaskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Disinai saya dari kelompok 5 akan menjawab pertannyaan dari saudara Ayu Ega yang menannyakan mengapa Y. B. Mangunwijaya membuat lambang flora dan fauna dalam pembuatan novel nya??? Kenapa tidak benda langit saja atau yang lain , coba jelaskan. Menurut kami para penyaji mengenai hal ini jika Romo Mangun membuat dengan cerita mengenai benda-benda langit otamatis kita sebagai manusia kebanyakan kurang mengetahui akan benda yang ada dilangit karna kita tidak pernah melihat maupun merasakan benda yang dilangit secara jelas selain orang-orang tertentu (Astronot) bagaimana mungkin kita bisa menghayatinya, mungkin itulah alasan Romo Mangun tidak membuatnya. Dan jika ia membuat lambang flora dan Fauna maka kita sebagai manusia telah mengetahui apa itu flora dan fauna karna kita sama-sama makhluk hidup, kita juga telah melihat, merasakan, menikmati Flora dan Fauna itu. Kita juga telah memeliharanya sehingga kita lebih dekat kepada flora dan fauna sehingga memudahkan kita untuk menghayatinya dan membawakannya kedalam perasaan. Demikianlah dari saya pribadi, mungkin akan ditambahkan teman sekelompok saya, sekian dan Trimakasih.
      Salam IBD..

      Hapus
    2. Nama : Susanto Marpaung
      Nim : 15.01.1331.
      Kelas : 1-D/thelogia
      Saya akan menambahi jawaban yang diberiakan teman sekelompok saya, tentang pertanyaan dari saudara ayu ega siahaan...?
      bisa di katakan bahwa flora dan fauna mempunyai ikatan erat dengan manusia, dimana manusia bisa belajar dari tumbuhan dan hewan lewat peran mereka dalam lingkungan, misal semut, dimana semut mempunyai sifat gotong royong atau kerja sama yang kuat antar mereka, dan juga bekerja keras dalam mencari makanan mereka, di sini kita diajarkan tentang nilai-nilia kemanusiaan dalam hal bekerja keras dan sifat kerja sama, pada tumbuhan dapat kita ambil contoh tumbuhan putri malu mempunyai sifat pemalu, misal bila kita sentuh daunnya akan menutup, tetapi di balik perannya yang pemaalu dia mempunyai duri yang tajam untuk melindungi dirinya dari musuh, nilai kemanusiaan yang dapat kita petik ialah kita tak perlu malu atau mendir dengan kekurangan kita. Kita harus mampu membuat kelemahan itu menjadi kelebihan kita untuk maju.......
      syalommmm
      salam sebangsa setanah air...

      Hapus
    3. Nama : Evelin Salsalina
      NIM : 15.01.1257
      Ting/Jur: 1D/Theologia

      Terimakasih atas pertanyaannya.. Saya akan menjawab pertanyaan dari saudari Ayu Ega Siahaan..

      Mungkin dalam pemberian lambang Romo Mangun mempunyai tujuan atau alasan tersendiri, seperti yang bisa kita lihat dalam sajian bahwa cerita-cerita yang dibuat Romo mangun adalah ejawantah kosmologi penarang dalam kehidupannya. Alasan Romo Mangun adalah mungkin bahwa manusia, flora dan fauna memiliki persamaan yaitu bertumbuh dan berkembang. Begitu pula dalam hal bertahan hidup banyak kesamaan-kesamaan antara manusia,folora dan fauna (contoh: benafas, makan,dan berkembang biak).

      Hapus
    4. 3. mengapa Y. B. Mangunwijaya membuat lambang flora dan fauna dalam pembuatan novel nya??? Kenapa tidak benda langit saja atau yang lain , coba jelaskan

      yang menjadi alasan mengapa Romo mangun melambangkan flora dan fauna dalam pembuatan novelnya adalah karena romo mangun ingin pembaca mengalami pengembaraan imajinasi, membaca dan merenung, dan mengajak kita untuk lebih dapat menikmati cerita tersebut berbekal pengetahuan tentang flora dan fauna.
      Mengapa memilih Flora dan fauna ?? alasanya karena flora dan fauna berhubungan dengan lingkungan demikian juga Romo mangun dalam setiap karangannya pasti berhubungan dengan lingkungan .

      Hapus
  5. Nama: Januwar Mamanda Sitepu
    Nim: 15.10.1274
    Tingkat/Jurusan : I.D/Theologi

    Syalom.
    Saya ingin bertanya mengenai Sip Pengembala Cerita
    1.Unsur-unsur apakah yang dikembangkan oleh penulis dalam karya Si Pengembala Cerita ini?
    2.Bagaimanakah hubungan Cerita Si pengembala cerita ini dengan nilai-kemanusiaan serta bagi agama lain atau masyarakat lain?
    3.Apa alasan Y.B.Mangunwijaya membuat judul dengan Si pegembala cerita?apa yang menjadi latar be lakang ketertarikan Penulis.?

    Itu saja..Terima Kasih
    Syalom

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Evelin Salsalina
      NIM : 15.01.1257
      Ting/Jur: 1D/Theologia

      Terimakasih atas pertanyaannya.. Saya akan menjawab pertanyaan dari saudara Januar Mamanda Sitepu..

      No 1. Seperti yang kita ketahui bahawa topik kita adalah kisah seorang Romo Mangun yang membangun nilai-nilai kemanusiaan, disini jelas bahwa unsur-unsur yang ingin di kembangkan seorang Mangun dan seorang penulis “Si Penggembala Cerita” adalah nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri. Romo Mangun memiliki tujuan untuk mengajarkan tentang humanisme melalui karya-karya tulisnya, dan seorang Bandung Mawardi menulis cerita mengenai “Si Penggembala cerita” itu sendiri atau seperti yang kita ketahui tokoh yang dimaksudkan penggembala dalam buku tersebut adalah Romo mangunwijaya dengan tujuan yang sama yaitu membangun nilai-nilai kemanusiaan dengan cara mengenalkan Romo Mangun sebagai pelopor humanisme.

      No2. Seperti yang sudah saya jelaskan bahwa si penggembala cerita yang dimaksud adalah Romo Mangun, dan kita tahu bahwa Mangunwijaya dalam setiap karya tulisnya bertujuan untuk membangun humanisme melalui cerita. Dan dalam cerita “Si penggembala cerita”pun sangat ditekankan nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri. Jikalau dikaitkan dengan masyarakat dan agama lain,perlu kita ketahui bahwa nilai-nilai kemanusiaan yang dibangun oleh Mangunwijaya adalah nilai-nilai kemanusiaan yang universal atau menyeluruh tanpa ada batasan-batasan. Kita tahu bahwa penulis buku “si penggembala cerita” itu sendiripun seorang muslim, dan dia kagum dengan sosok Romo Mangun, maka dari itu untuk menumbuhkan nilia-nilai itu ia menceritakan seorang Romo mangun. Dan kita juga tahu bahwa walaupun Mangun wijaya seorang pastor, beliau bukanlah seorang yang fanatik terhadap agama, beliau sangat terbuka bagi semua masyarakat termasuk rakyat miskin dan semua agama.

      No 3. Untuk pertanyaan no3 saudara Januar bisa melihat di jawaban saya pada pertanyaan saudari Julia Simanungkalit.. terimakasih Gbu

      Hapus
    2. Nama : Susanto Marpaung
      Nim : 15.01.1331
      Kelas :1-D/theologia
      Terima kasih buat pertanyaan saudara januar, saya akan mencoba menjawab pertanyaan saudara dimana saudara bertanya.....
      1.Unsur-unsur apakah yang dikembangkan oleh penulis dalam karya Si Pengembala Cerita ini?
      Unsur-unsur yang dikembangkan romo mangun ialah unsur humanisme atau nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi, dimana ini terlihat pada setiap karya-karya Romo Mangun, romo menekankan tentang sikap yang saling terbuka tanpa menimbulkan masalah terhadap orang lain......
      2.Bagaimanakah hubungan Cerita Si pengembala cerita ini dengan nilai-kemanusiaan serta bagi agama lain atau masyarakat lain?
      Hubungan cerita si pengembala cerita dengan nilai-nilai kemanusiaan serta bagi agama ini dapat kita lihat pada pribadi romo mangun yang menekankan hidup humanisme universal tanpa membatas-batasi tingkah laku,dan pada agama ialah mari kita lihat bahwa romo mangun ialah seorang pastor yang banyak menulis karya-karya yang berbaur muslim seperti dalam cerita si pengembala cerita,jadi karya-karya romo tidak mempunyai batas-batasan....
      Untuk jawaban no 3 saya setuju dengan saudara evelin, silahkan anda lihat pada jawaban yulia simanungkalit.........

      syalom...
      salam sebangsa setanah air....

      Hapus
    3. 4. 1. Unsur unsur yang dikembangkan dalam cerita si pengembala cerita adalah sisi Humanisme, yang menempatkan humanisme menjadi prioritas yang lebih tinggi , terlihat dari karya-karyanya diperuntukkan untuk setiap manusia .
      2. Bagaimanakah hubungan Cerita Si pengembala cerita ini dengan nilai-kemanusiaan serta bagi agama lain atau masyarakat lain?
      Romo mangun adalah seseorang yang bukan mementingkan agamanya sendiri itu terbukti dari sifat nya yang terbuka kepada masyarakat lain . Pilihan hidupnya sebagai rohaniwan katolik tidak membuatnya menempatkan kepentingan agamanya diatas kepentingan yang lebih humanisme tersebut, Romo mangun menjadi romo bagi semua orang. Karya-karyanya diperuntukkan untuk setiap manusia Indonesia.

      3. Untuk pertanyaan no3 saudara Januar bisa melihat di jawaban nya pada pertanyaan saudari Julia Simanungkalit..


      Hapus
    4. Trimakasih buat pertannyaan saudara janwar saya akan mencoba menjawabnya,
      1.Unsur-unsur apakah yang dikembangkan oleh penulis dalam karya Si Pengembala Cerita ini?
      Seperti yang telah kami sampaikan di sajian kami bahwa unsur-unsur yang ingin dikembangkann Romo Mangun ialah sastra yang berurusan dengan hati nurani dimana yang bisa menghadapi pembaca untuk mengalami dan mengartikan hidup yang berpijak ke hati nurani.Romo begitu peduli akan kehidupan terutama manusia yang kurang mampu sehingga ia membuat sebuah novel yang selalu berhubungan dengan kehidupan sehari-hari agar mudah dipahami. Dan juga Penggembala cerita itu seolah-olah ingin menggoda si pembaca untuk cinta dengan kebenaran, setia dengan kejujuran
      2.Bagaimanakah hubungan Cerita Si pengembala cerita ini dengan nilai-kemanusiaan serta bagi agama lain atau masyarakat lain?
      Hubungan cerita si penggembala ini dengan nilai kemanusiaan bagi agama lain serta dengan masyarakat lain seperti yang kita tau bahwa Romo mangun itu tidak pernah memandang suku, ras dan agama melainkan sifatnya yang universal yang dia pandangnya ialah bagaimana proses kepeduliannya terhadap masyarakat kecil atau yang kurang mampu, sehingga dia melakukan berbagai cara untuk membuka pikiran manusia yang belum mengerti kehidupan atau yang murah putus asa. Karna adanya keputusasaan seseorang akan melakukan suatu hal yang merusak nilai-nilai kemanusiaan sehingga beliau berusaha trus untuk memajukan orang yang kurang mampu agar nilai-nilai kemanusiaan tetap terjaga
      3.Apa alasan Y.B.Mangunwijaya membuat judul dengan Si pegembala cerita?apa yang menjadi latar belakang ketertarikan Penulis.?
      Mengenai pertannyaan saudara sama dengan pertanyaan saudari Julia, dan telah saya berikan jawabannya sekian trimakasih.

      Hapus
  6. Nama : Wahyu Bayu Tarigan
    Kelas : 15.01.1340
    Ting/jur : 1-D/Theologia

    Syalom

    Berdasarkan novel-novel Romo Mangun, banyak pengetahuan yang kita dapat. Romo banyak menggunakan sastra untuk mengembangkan pengetahuan yang ada dalam pemikiranya. saya mau bertanya tentang Bagaimana tahap-tahap Romo Mangun membuat isi novel dengan baik? dan Bagaimana Romo mengembangkan isi cerita dengan alkitab?

    Salam sejahtera dan salam IBD,
    Tuhan memberkati.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Evelin Salsalina
      NIM : 15.01.1257
      Ting/Jur : ID/Theologia

      Terimakasih atas pertanyaannya.. Saya akan menjawab pertanyaan dari saudari Wahyu Tarigan..
      Pada dasarnya semua buku-buku Romo Mangun adalah cerita mengenai nilai-nilai kemanusiaan, seperti yang kita tahu juga bahwa sudah banyak pengalaman yang ia lalui. Dalam setiap pengalamannya Romo Mangun mulai menjalani tahap-tahap dalam penulisan karya-karya tulisnya. Tahap awal penulisan ialah melalui pengalaman hidupnya, mulai menulis dan akhirnya kini nama Romo Mangun dan karya-karyanya sudah sangat terkenal dan bahkan banyak orang yang membuat buku untuk menceritakan sosok Mangun. Jika dikaitkan dengan alkitab, karya-karya tulis romo begitu menekankan pengajaran Yesus yaitu dalam hal mengasihi. Kita juga tahu bahwa Romo mangun adalah seorang pastor, dalam hal ini pastinya Romo Mangun sudah lebih mendalami alkitab dan mengerti makanya dalam setiap karya-karyanya meneladani Yesus. Terimakasih..GBU

      Hapus
    2. Nama:Ronal Jovi Ginting
      Tigkat/jurusan:1-D/theologi
      Nim:15.01.1313

      Terimakasih atas pertanyaan nya saya akan menambahi tentang pertanyaan saudara wahyu Romo mangun membuat isi novel yang baik itu menurut saya karna dia menulis bukunya berdasarkan Apa yang di lihat dan di rasakannya dia mengambil cerita atau gambaran cerita itu berdasarkan kenyataan yang terjadi sehingga karyanya sangat mudah di pahami. Karna Romo mangun adalah latar belakang pastor maka cerita yang di angkatnya bersinggungan dengan isi alkitab karna romo mangun menagambil refleksi dari Alkitab meski dia tidak mengatas namakn agama.terimakasih,syalom...

      Hapus
    3. Nama : Susanto Marpaung
      NIM : 15.01.1331
      kelas : I-D/Theologi

      saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudara Wahyu Tarigan tentang bagaimana tahap-tahap romo mangun menulis novelnya, dan bagaimana romo mengembangkan isi cerita dengan Alkitab?

      tahap-tahap pembuatan novel-novel cerita romo mangun ialah berdasarkan pengalaman hidupnya, kita tahu bahwa romo mangun mempunyai pengalaman hidup yang menarik untuk kita ketahui, dimana dia tidak mempunyai batasan-batasan, tidak terikat dengan komunitas, selalu mencoba dan gemar berpetualang dan pengembangan cerita dengan alkitab ialah bahwa seorang romo mangun ialah pastor, dalam cerita si pengembala cerita, pengembala artinya pengawasan berarti terhadap hal mengasihi dan cinta terhadap sesuatu yang dijaga, begitulah hal pengajaran yang dibuat Yesus. Yesus menjaga kita, Ia mencurahkan kasihnya kepada kita supaya kita selamat.
      syalom..
      terimakasih..
      salam sebangsa dan setanah air...

      Hapus
  7. Nama : Hardi Elcana Gurning
    kelas : I D/Theologi
    NIM : 15.01.1266

    terimakasih kepada para penyaji yang telah memberi saya kesempatan untuk bertanya, dari sajian teman-teman yang berjudul "sipengembala cerita (Bandung Mawardi)" saya ingin menanyakan tentang bagaimana implementasi nilai-nilai humanis di dalam cerita sipengembala cerita dalam kaitannya dengan kehidupan sekarang??
    terimakasih..
    salam IBD..
    HORAS..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Evelin Salsalina
      NIM : 15.01.1257
      Ting/Jur : ID/Theologia

      Terimakasih atas pertanyaannya.. Saya akan menjawab pertanyaan dari saudara H.Gurning..
      Ya.. seperti yang kita ketahui buku si penggembala cerita adalah karangan Bandung Mawardi untuk menjelaskan sosok Romo Mangun sebagai seorang Penggembala Cerita. Dalam buku ini yang paling di tekankan ialah karya-karya tulis Romo Mangun beserta unsur-unsur yang terkandung dalam setiap bukunya. Dalam cerita “si penggembala cerita” yang menyangkut dengan nilai-nilai kemanusiaan atau humanisme adalah unsur-unsur hati nurani yang terkandung dalam setiap karya Romo. Dimana dijelaskan keberpihakan Romo Mangun kepada rakyat miskin. Kaitannya adalah sangat dibutuhkan sosok seperti Romo Mangun dijaman sekarang ini yaitu sosok yang humanisme..

      Hapus
    2. Nama : Susanto Marpaung
      NIM : 15.01.1331
      kelas : I-D/Theologi

      saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudara Hardi Gurning, dimana saudara bertanya bagaimana implementasi nilai humanis dalam cerita si pengembala cerita dalam kehidupan sekarang?

      Implementasinilai-nilai humanis di kehidupan sekarang sesuai dengan cerita sipengembala cerita ialah sangat jelas kita lihat simana sosok Romo mangun yang mendukung penuh atau keberpihakan dengan orang-orang yang kurang mampu ataupun orang miskin, unsur nilai hati nurani yang terkandung didalamnya sangat tinggi, kita sangat membutuhkan sosok romo mangun dizaman sekarang ini.....
      terimakasih...
      HORAS...

      Hapus
    3. Baiklah saudara Hardi menurut kami kelompok 5 mengenai pertannyaan anda yang menanyakan tentang bagaimana implementasi nilai-nilai humanis di dalam cerita sipengembala cerita dalam kaitannya dengan kehidupan sekarang?? Implementasi ( penerapan) nilai-nilai humanisme yang bisa kita kaitkan dengan kehidupan sekarang ialah kita harus menerapkan dalam diri kita untuk memiliki hati nurani. untuk membantu sesama kita yang kurang mampu. Kita melekukannya dengan semampu kita dan memberikan motivasi yang baik bagi orang-orang yang lemah agar tidak jenuh menghadapi kehidupan ini karna maraknya kemiskinan pada jaman sekarang ini.
      Trimakasih

      Hapus
  8. Dian Lasmauhur Damanik
    15.01.1241
    I-D/Theologi

    Pertemuan kita 25 April 2016 dengan judul "Si Pengembala Cerita"
    ketika membaca saya pembahasan 5 ini, kita mengetahui bahwasanya "sipenggembala cerita" bukanlah sebuah cerita atau novel yang dibuat oleh YBM, namun adalah sebuah julukan atau gelar yang diberikan orang kepadanya. dan saya memiliki pertanyaan kepada penyaji, Mengapa Romo Mangun disebut sebagai Penggembala Cerita? mengenai hal itu bagaimanakah penggembalaan Romo Mangun terhadap novel-novel yang telah dibuatnya???

    Terimakasih dan SALAM IBD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas pertanyaan nya saudari DIan saya akan menjawab pertanyaan Dian mengapa Romo mangun di sebut sipenggembala cerita yaitu karna dia menggunakan media nya untuk mengembala atau menerangkan apa itu nilai-nilai kemanusiaan itu dengan cerita lewat karya-karya yang di tulis kannya.dan pengembangan novel romo ia lebih mendalami nilai-niali kemanusiaan yang semakin dalam di maknai nya dan menjadi ide pokok di setiap novel nya
      Sekian jawaban dari saya.syalom
      Salam IBD

      Hapus
    2. Nama : Evelin Salsalina
      NIM : 15.01.1257
      Ting/Jur : ID/Theologia

      Terimakasih atas pertanyaannya.. Saya akan menjawab pertanyaan dari saudara Dian Lasmauhur..
      Seperti yang sudah dijelaskan oleh bapak dosen,Kita tahu bahwa Romo Mangun adalah seorang pastor dan pastor identik dengan gembala. Jika dilihat dari sisi kristiani mungkin kita akan berpendapat bahwa itulah alasannya. Tetapi kita juga tahu bahwa penulis si penggembala cerita ini adalah Bandung Mawardi seorang muslim. Maka dari itu mungkin juga ada alasan tersendiri Bandung Mawardi memberi julukan tersebut. Cara beliau menggembala dilihat dari ajakan-ajakannya untuk menerapkan humanisme tersebut. Terimakasih, Gbu..

      Hapus
    3. Terimakasih atas pertanyaan nya saudari DIan saya akan menjawab pertanyaan Dian Mengapa Romo Mangun disebut sebagai Penggembala Cerita? mengenai hal itu bagaimanakah penggembalaan Romo Mangun terhadap novel-novel yang telah dibuatnya???
      Awal romo mangun disebut si penggembaal cerita adalah oleh bandung mawardi. Alasan BM membuat julukan itu karena Bm sangat menggagumi setiap karangan atau buku ciptaan oleh romo. Menurut Bm, romo adalah inspirasinya dalam berkarya.
      Dalam penggembalaan romo mangun dalam setiap karyanya , romo lebih menekankan hati nurani dalam setiap kehidupan didalam karangannya dan juga sisi humanisme didalam setiap karangannya.

      Hapus
  9. Nama : Rio Kriston Laoli
    Nim : 15.01.1312
    Kelas : 1d Teologi

    Syalom..
    Pada pembahasan kita senin kelompok 5 mengenai Si Pengembala Cerita, dimana disini Romo Mangun di katakan sebagai Pengembala Cerita karena hasil karyanya yang memotivasi banyak orang untuk maju. Jadi yang ingin saya tanyakan ialah: Bagaimana pendapat penyaji dengan hasil karya Romo Mangun tersebut dan apakah yg ingin penyaji lakukan ( tindakan nyata ) untuk meneruskan tujuan dari Romo Mangun tersebut.??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baiklah saudara Rio menurut kami kelompok 5 mengenai pertannyaan anda tentang Bagaimana pendapat penyaji dengan hasil karya Romo Mangun tersebut dan apakah yg ingin penyaji lakukan ( tindakan nyata ) untuk meneruskan tujuan dari Romo Mangun tersebut.?? Kami para penyaji dalam hal ini memaparkan hasil karya-karya Romo Mangun yang untuk kita ketahui sebab banyak nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Mengenai hal ini tindakan nyata yang kami lakukan para penyaji yaitu mengajak semua terkhususnya generasi muda untuk melakukan apa yang telah diajarkan oleh Romo Mangun sendiri, seperti tolong menolong, semangat dalam menjalani kehidupan atau bisa disebut pantang menyerah dan selalu berfikir positif untuk kemajuan kehidupan terlebih untuk kemajuan Negara kita ini.
      Trimakasih

      Hapus
  10. Nama:Ronal Jovi GInting
    Nim:15.01.1313
    1-D

    Terimakasih atas pertanyaannya saudara rio laoli
    Menurut kami semua hasil karya yang sudah dibuat oleh romo mangun sudah sangat membantu banyak orang dalam segi pemikiran yang baik.
    Dan meneurut kami juga para penyaji tindakan nyata yang dapat dilakukan ialah mendorong dalam pendidik kushus nya dalam kkr dimana kita mengajari rasa solidaritas dan moralitas kepada anak sejak umur dini agar anak tersebut dapat memahami dan mengerti tentang nilai-nilai kemanusiaan.terimakasih

    BalasHapus
  11. nama : Susanto Marpaung
    NIM : 15.01.1331
    kelas : I-D/Theologi

    Saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudari Dian Damanik yang bertanya mengapa Romo mangun disebut sipengembala cerita? dan bagaimanakah pengembalaan romo mangun terhadap novel-novel yang telah dibuatnya?

    Romo mangun disebut sebagai pengembala cerita karena lewat karya-karya sastra yang mengandung humanisme yang tinggi dan bersifat mengajak, membimbing dan mengawasi tingkah laku pembaca ataupun masyarakat banyak, pengembalaan romo mangun terhadap novel-novelnya ialah pengawasan atau pengembalaan novelnya lewat lambang-lambang yang dibuatnya, ini merupakan cara romo mangun untuk menjaga ataupun pengembalaan terhadap novel-novelnya dan menjadi ciri khas dari karya-karya romo mangun...
    terimakasih...
    salam IBD

    BalasHapus
  12. Nama:Avingeovani purba
    Nim :15.01.1219

    Syalom..
    Sesuai dengan pembahasan kelompok lima, saya ingin bertanya, bagaimana cara romo mangun menerapkan ide idenya kepada orang yang berpendidikan tetapi tidak atau kurang mempunyI rasa atau sifat humanisme?

    BalasHapus
  13. Nama : Julia Sonya Simanungkalit
    NIM : 15.01.1282
    Tingkat :1D

    Syalom...
    kelompok 5 "Pengembala Cerita"

    Yang dapat saya simpulkan dari sajian kelompok 5 tentang si penggembala cerita adalah dimana tokoh Humanis atau tokoh tinggai yang menganut, menjungjung fungsi dan memuliakan kemanusiaan, salah satunya adalah Bandung Mawardi. Dia sangat menyadari konteks nilai-nilai kemanusiaan itu karena memang pada dasarnya Bandung Mawardi seorang pastor di dalam sastranya dapat menuntun orang dalam cerita dan tujuannya membangun rasa humanisme itu sendiri. Bandung Mawardi sangat mengispirasi seseorang dalam membaca ceritanya karena dalam ceritanya itu seseorang dapat mengambil makna uang terkandung dalam karyanya dan terdorong untuk melakukan pengembalaan. Untuk itu, kita sebagi generasi muda haruslah terdorong melakukan pengembalaan, memberikan semangat atau jiwa-jiwa yang membangun agar manusia yang ada di sekeliling kita merasakan kebaikan-kebaikan yang dapat menimmbulkan sifat Humanisma. Sebagai pengembala, Bandung Mawardi mengajak kita untuk saling menghargai, saling menghormati satu dengan yang lain. Dan memberikan pandangan bahwa hidup akan indah jika kita dapat menjalankan sesuatu yang baikuntuk melakukan perubahan. Memang Indonesia sangat membutuhkan perubahan di dalam membangun nilai-nilai kemanusiaan, karena belum semua rakyat Indonesia memiliki rasa humanisme.

    BalasHapus
  14. Nama : Rio Kriston Laoli
    Nim : 15.01.1312
    Kelas : 1d Teologi

    Syalom..
    Pada pembahasan kita senin kelompok 5 mengenai Si Pengembala Cerita, dimana disini Romo Mangun di katakan sebagai Pengembala Cerita karena hasil karyanya yang memotivasi banyak orang untuk maju. Jadi yang ingin saya tanyakan ialah: Bagaimana pendapat penyaji dengan hasil karya Romo Mangun tersebut dan apakah yg ingin penyaji lakukan ( tindakan nyata ) untuk meneruskan tujuan dari Romo Mangun tersebut.??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baiklah saudara Rio menurut kami kelompok 5 mengenai pertannyaan anda tentang Bagaimana pendapat penyaji dengan hasil karya Romo Mangun tersebut dan apakah yg ingin penyaji lakukan ( tindakan nyata ) untuk meneruskan tujuan dari Romo Mangun tersebut.?? Kami para penyaji dalam hal ini memaparkan hasil karya-karya Romo Mangun yang untuk kita ketahui sebab banyak nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Mengenai hal ini tindakan nyata yang kami lakukan para penyaji yaitu mengajak semua terkhususnya generasi muda untuk melakukan apa yang telah diajarkan oleh Romo Mangun sendiri, seperti tolong menolong, semangat dalam menjalani kehidupan atau bisa disebut pantang menyerah dan selalu berfikir positif untuk kemajuan kehidupan terlebih untuk kemajuan Negara kita ini.
      Trimakasih

      Hapus
  15. Nama : H.Primadona Manalu
    NIM : 15.01.1265 / 1D

    Salam Budaya

    Dalam topik ini (Si Pengembala Cerita), saya rasa, saya mendapatkan sebuah gelar yang cocok untuk seorang tokoh Romo Mangun ini, yaitu Multitalenta. Karena di satu sisi, Romo Mangun sangat aktif dalam berimajinasi dan kreatif dalam meluangkan isi hati serta pengalamannya dalam banyak karya sastra atau tulisannya, dan di sisi lain ia sebagai seseorang yang pernah berada pada bagian atau bidang keagamaan yaitu sebagai Pastor, sampai-samapi ia disebut seperti judul " Si Pengembala Cerita". Bukan hanya melalui kepastorannya ( religius), namun juga melalui karya-karyanya yang memiliki nilai untuk membangun dan mengajak masyarakat (Indonesia), menjadi lebih baik lagi dan berpendidikan serta berperilaku yang baik. Dalam hal ini saya sedikit ingin menanggapi kalimat berikut berdasarkan sajian
    "Ingatan pembaca memang sering ke cerita, menghadirkan ulang melalui tulisan atau ucapan merujuk ke “sinopsis” dan telaah-penilaian itulah yang membuat novel YBM terus teringat, termiliki tanpa batasan ruang dan waktu. Cerita tentang politik, asmara, korupsi, sains, agama, seks, sejarah, keluarga, dalam novel-novel YBM adalah ejawantah “ketulusan” " : Apakah maksud dari kalimat ini. Tolong penyaji jelaskan, Trimakasih.

    Syalom :)

    BalasHapus

  16. Baiklah saudari primadona menurut kami kelompok 5 mengenai pertannyaan anda tentang "Ingatan pembaca memang sering ke cerita, menghadirkan ulang melalui tulisan atau ucapan merujuk ke “sinopsis” dan telaah-penilaian itulah yang membuat novel YBM terus teringat, termiliki tanpa batasan ruang dan waktu. Cerita tentang politik, asmara, korupsi, sains, agama, seks, sejarah, keluarga, dalam novel-novel YBM adalah ejawantah “ketulusan” " : Apakah maksud dari kalimat ini ? maksud dari kalimat tersebut ialah melalui karya-karya Romo Mangun mengenai Cerita tentang politik, asmara, korupsi, sains, agama, seks, sejarah, dan keluarga selalu Ejawantah (mewujudkan) ketulusan. Ketulusan yang ditekankan disitu ialah memiliki hati Nurani dalam menghadapi kehidupan. Melalui karya ini kita diajarkan untuk tetap tabah menjalani kehidupan baik suka maupun duka agar kita menerimanya dengan ketulusan hati.
    sekian dan trimakasih.

    BalasHapus
  17. Disini Penggembala cerita pun menjalankan misi mengantar pesan-pesan dan mengundang pembaca ke amalan-amalan hidup berhati nurani. Sastra menghampiri pembaca sebagai suluh untuk mengalami serta mengartikan hidup, berpijak ke hati nurani.
    pertanyaan saya.
    1. Apa dasar Bandung Mawardi menulis Si pengembala kepada Romo Mangun?
    2. Adakah Komentar yg negatif para pembaca tentang si penulisnya Bandung ini, dikarenakan Romo membuat karya-karyanya?
    coba anda jelaskan?????

    Trimakasih....

    BalasHapus
  18. Hari ini Sabtu, 30 April 2016, pukul 15.20 wib, ruang komen ini resmi ditutup. Terimakasih atas respons dan partitipasi saudara-saudari. Salam

    BalasHapus