Senin, 14 Maret 2016

Nilai-nilai Kemanusiaan Teo. IB - Kelompok III



Nama              :  Christian Sinaga
   Debora Pehulisa Br.Tarigan
   Johannes Panjaitan
   Nispa Nduru
   Sutra Sitompul
Kelas/Tingk    : I.B/Theologi
M.Kuliah        : Ilmu Budaya Dasar
Nama Dosen  : Pdt.Edward Simon Sinaga,M.Th
“Pasemon”[1] Dalam Sastra  Karya Romo Mangun[2]
I.                   Pendahuluan
           Umar Kayam menceritakan tentang salah satu karya sastra  Romo Mangun, yaitu roman yang berbeda dari novel dan mitologi, tetapi ada beberapa tanggapan-tanggapan tentang isi  yang berbeda dari roman Romo dengan novel . Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan sajian ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.
II.                Pembahasan
1
            Umar Kayam paham kenapa skripsi-skripsi S-1 yang mengulas karya Romo Mangun lebih-lebih yang berjudul Romo Rahadi (1981) mahasiswa dengan serta merta menghubungkan isi maupun isu novel dengan kehidupan pribadi Romo Mangun. Walaupun Roland Barthes (1967) telah memvonis melalui esainya Death of the Author, tetapi Umar Kayam kadang-kadang susah melupakan senyuman Romo Mangun ketika membaca bagian awal dari Burung-Burung Manyar. Gambaran yang dihadirkan tentang seorang bocah sebagai anak kolong menimbulkan tafsir common sense bahwa setidaknya Romo Mangun melihat pengalaman seperti itu.
2
            Romo Mangun adalah seorang pastor yang juga menulis roman.[3] Bagi Romo roman adalah genre sastra yang lebih bebas ketimbang mitologi. Umar Kayam berpendapat mestinya Romo menuliskan kembali cerita-cerita dari kitab suci, sehingga seperti Khotbah, cerita Romo bisa menyambungkan hidup masa kini dengan pengalaman religiositas orang-orang, yang ditulis dalam perjanjian lama atau perjanjian baru. Tapi dalam kenyataan Romo menulis roman sebagai bentuk sastra baru yang posisinya bersebrangan dengan mitologi.[4] Jika mitologi menjaga komunitas agar tetap terikat oleh semangat kebersamaan bahkan manusia dengan Tuhan, roman tidak demikian. Roman membebaskan diri dari ikatan-ikatan komunitas dan melakukan penjelajahan kemana-mana. Walaupun buku Burung-Burung Manyar ditulis sebagai sebuah roman, Umar Kayam berpendapat bahwa karya ini lebih terasa seperti sebuah novel yaitu roman yang diperbaharui. Novel lebih bebas lagi ketimbang roman yang masih suka cerita tentang kisah-kisah Zarathustra, Sidarta.
            Walaupun roman sudah lebih merdeka ketimbang mitologi tetapi novel lebih banyak menunjuk ke arah advanture salah satu contohnya Robinso Crusoe, Gulliver’s Travels, Oliver Twist, Sons and lovers, The Girl with a blue blouse yang tokohnya adalah taking risk. Dalam karya Indonesia kita mengenal Siti Nurbaya, sebuah roman yang jagadnya sangat terbatas, walaupun ada tokoh antagonis seperti Datuk Meringgih, tetapi Siti Nurbaya adalah a neighbour’s living next door. Beda dengan keluarga Gerilya, mereka yang dilumpuhkan, bumi manusia, para priayi. Romo Mangun menulis sastra masa kini yang jagadnya tinarbuka dan kadang penuh dengan resiko. Arti “penuh resiko” adalah keberanian Romo dalam mengeksperiskan apa yang dipikirkannya. Jakob Sumarjo berkomentar bahwa Burung-Burung Manyar  adalah novel yang objektif dalam melihat revolusi indonesia.
            Novel Manyar terbit pertama kali tahun 1981, itu tahun yang antara lain yang ditandai dengan gencarnya pusat bahasa Jakarta yang membujuk publik untuk menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar. Tampak bahwa bahasa novel Manyar adalah bahasa Indonesia yang menurut James Ridder dipandang sebagai  a sloppy languange. Dalam bahasa Indonesia barangkali bisa disebut bahasa Indonesia ceroboh walaupun di novel lain, misalnya “Trilogi Roro Mendut” Romo mencerca kebudayaan Jawa yang feodalistik seperti ditunjukkan oleh suasana kekuasaan Mataram, tapi novel manyar penuh dengan kosa kata Jawa hingga butuh penjelasan khusus untuk itu. 3 hal sudah kita saksikan pertama, genre yang kedua, bahasa dan yang ketiga, isu. Dari sini tampak, novel Manyar ditulis dengan tanpa beban. Ada perasaan merdeka di sana. Romo Mangun merasakan betul kemerdekaan yang dicontohkan oleh novel ini. Isu novel ini dikemukakan pada awal ketika protagonis, si Seta Dewa alias Teto mengatakan bahwa Teto adalah kompani walaupun sebenarnya Seta Dewa masih keturunan Raja-raja Mangku negara. Seta Dewa lah yang disebut novel Manyar sebagai Kakrasana alias Balarama atau Baladewa yang sering disebut bule karena kulitnya putih.
            Bagi Umar Kayam membaca novel Romo Rahadi mirip dengan cerita para Romo yang terombang-ambing, bahkan sampai membuntingi perawan. Tetapi keberanian Romo Mangun adalah ketegarannya dalam mengekspresikan pengalaman ini yang biasanya disembunyikan orang baru tahu setelah Romo keluar atau diberitakan mempunyai anak. Untuk lebih meyakinkan siapa Romo mangun dapat dilihat dari motto yang dikutip dalam buku “Bukankah hari Tuhan itu kegelapan dan bukan terang, kelam kabut dan tiada cahaya?”. Motto ini mengingatkan Umar Kayam kepada sepucuk surat Albert Camus kepada seorang perempuan mungkin pacarnya. “it’s not simply a happiness that i wish for today, rather a despair in grandeur”. Inti dari 2 motto yang dikutip pada surat Camus. Tiga motto itu merupakan inti dari novel Romo Rahadi.
3
            Pada Trilogi Roro Mendut keberanian dan keraguan itu terasa pula sangat  jelas. Roro Mendut memang tegar menolak  Tumenggung Wiroguna, akan tetapi bukan dalam arti tanpa kegemataran. Supriyadi (2014:89) dalam disertasina menggambarkan bahwa Roro Mendut lebih mementingkan nilai benda daripada cinta. Novel yang ditulis Romo Mangun mempertegas watak Mendut dan sekaligus “mendekonstruksi” gambaran yang ada didalam serat dengan mengungkap kandungan nya dari dalam. Serat menggambarkan bahwa Mendut ibarat Subodrot dalam pewayangan . Novel menyajikan mendut sebagai Srikandi, Istri Arjuna kedua yang sekaligus seorang pendekar dan ahli memanah .Jika demikian sudah klop antara pembuka novel yang melukiskan ombak yang menyenandungkan  himne kebebasan abadi dengan gambaran tentang Mendut . Keberanian Mendut untuk bilang tidak dan menolak menjadi a yes woman dan perawan yang perawan dalam posisi koma bukan suatu rekayasa kebudayaan, tetapi justru sifat-sifat alami dan Mendut dalam serat justru mungkin suatu produk  kebudayaan feodal. Dalam manyar Setadewa alias Teto si Krakasna yang bule itu, juga menolak feodalisme. Disini tampaklah bahwa Manyar, Romo Rahadi, Mendut adalah novel-novel yang saling berkait ada ideologi yang sama yaitu kemerdekaan. Dan dalam kemerdekaan itu, tokoh-tokoh menemukan makna kemanusiaan yang sekaligus ada kebesaran, kebanggan dan kecemasan, bahkan keterombang-ambingan. Dalam novel  Romo Rahadi gambaran kemanusian ada pada terombang ambing itu.
Dengan kemerdekaan sebagai isu hadir dalam roman atau novel yang bersifat bebas mempertanyakan yang dogmatik  dan definitif, novel mengajak pembaca menjelajah kejagat yakni suatu terra incognita yang belum pernah kita kenali sebelum nya dan ini karna  secara konvensional seorang Indonesia harus berpihak kepada Republik tetapi Manyar mempertanyakan  membaca Romo Madi Umar Kayam sebagai seorang katolik tercengang karna terombang-ambing disajikan dengan terbuka oleh seorang imam katolik.

4
Pada novel Burung-burung Rantau (1993), ada tokoh yang juga gandrung akan kemerdekaan. Tokoh itu ialah Marineti alias Neti dan digambarkan sebagai tokoh yang “mewakili bangsa manusia yang membebaskan diri dari komunitas yang percaya pada takhayul dan terkurung”. Neti adalah tokoh yang vision du mondenya bisa terasa nylekit bagi bapak atau ibu pejabat yang tugasnya ngipuk-ipuk kebudayaan Jawi. Dalam pertemuan atau diskusi tentang ngipuk-ipuk itu topik yang selalu di dengar adalah keluh kesah dari para pejabat yang memprihatinkan semakin tidak diapresiasinya kebudayaan sendiri. Mereka khawatir dengan munculnya warung-warung kecil yang menawarkan Burger atau ada juga singkong gaya posmo yakni singkong yang dimasak dengan keju.
Dalam novel ini, pandangan tradisional ini diwakili oleh Jendral Wiranto yang berhadapan dengan Neti, putrinya sendiri, yang setuju dengan erosi budaya sendiri itu. Pandangan Jendral Wiranto yang deterministik diakibatkan karena Jendral Wiranto seorang militer yang selalu dipindah tugskan kemana-mana sampai akhirnya  pensiun. Dengan kata lain Wiranto tidak sempat menjadi dirinya sendiri.
Neti dan Wiranto tampak berseberangan mungkin karena Neti datang dari generasi baru yang berhadapan dengan tantangan baru. Pacar Neti adalah seorang India. Namanya adalah Khrisnamahatma  keturunan Brahmana. Tetapi Khrisnamahatma membaktikan dirinya di kalangan  pria yaitu kasta terendah di India, seperti Bunda Teresa.
Neti dan Khrisna, pada akhirnya adalah generasi yang telah menemukan jalan untuk menjadi diri mereka sendiri. Satadewa, Rahadi, Mendut, dan Neti adalah perwujudan-perwujudan usaha untuk bebas menjadi merdeka.
5
Masih banyak karya Romo yang bisa mendukung pembicaraan dengan isu ini, tetapi saya kira empat novel yang saya sebut bisa digunakan untuk model pencermatan pada novel-novel yang belum disentuh di sini.
6
Ketika sastra menempatkan manusia sebagai makhluk yang bermartabat dan berharga, saat itulah sastra telah menyentuh aspek terdalam dalam pengalaman manusia, yaitu religiositas. Salah satu isu dalam Mendut perempuan tidak hanya dicermati dengan perspektif feminisme, tapi juga ada rasa keilahian karena penghormatan kepada sesama. Romo dalam menghadirkan tokoh-tokoh dan menggambarkan fenomena kehidupan tidak seperti mereka yang menganut telogi moral. Tidak black and white tetapi utuh ada hitam dan ada putih. Pada adegan dialog antara Neti dan Khrisna dikatakan oleh keturunan Brahmana itu bahwa: “siapa yang ingin menikmati fajar, harus juga mau menikmati senja hari. Keduanya satu paket dua kutub satu bola”.
7
            Sastra berbeda dengan teater, hadir secara personal ke dalam batin pembaca di saat tenang, sunyi, tranquil sehingga terjadi dialog antara pembaca dan novel. Cara Romo menghadirkan pikiran dengan pasemon sama dengan cara Tuhan Yesus yaitu dengan cerita perumpamaan. Orang sangat tersentuh ketika si hilang pulang dengan gemetar karena takut dipukuli bapaknya ternyata bapaknya memeluknya. Begitu juga David terhadap Absalom yang memberontak karena dendam seperti kisah perjanjian lama. David akhirnya menerima Absalom.
            Roman dan novel beda dengan mite, mitologi dan lagenda adalah karya sastra dari kebudayaan menulis. Karya Romo sangat efektif bagi kaum terpelajar yg rajin membaca. Pandangan yang utuh tentang manusia yang tdak hitam putih sangat membebaskan pembaca dari wawasannya yang stereotipikal.

III.             Analisa
Sastra adalah karya tulis manusia yang memiliki keberagaman bentuk, salah satu diantaranya adalah roman, lagenda, novel, dan mitologi.
Roman adalah sejenis karya sastra dalam bentuk prosa yang isinya melukuskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing. Lagenda adalah cerita prosa rakyat/cerita rakyat  yang dianggap oleh yang punya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif biasanya dalam bentuk cerita. Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman karna roman alur ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita lebih banyak.
IV.             Kesimpulan
Sastra karangan Romo mangun banyak digunakan mahasiswa-mahasiwi sebagai skripsi S-I. Romo Mangun adalah seorang pastor yang juga seorang penulis roman, Romo mangun menulis roman sebagai bentuk sastra baru yang posisinya besebrangan dengan mitologi. Salah satu judul roman nya adalah “Burung-burung manyar”. Tetapi Umar berpendapat bahwa karya ini lebih pantas sebagai novel yaitu roman yang diperbaharui karena novel lebih mengalah kepada adventure. Novel manyar lahir pada tahun 1981 dan dikomentari oleh James Ridder karna dipandang sebagai bahasa Indonesia yang ceroboh, Contohnya Trilogi Roro Mendut, Romo mencerca kebuayaan Jawa yang foedalistik seperti yang ditunjukkan dalam suasana kekuasaan Mataram, tetapi novel Manyar penuh dengan kosakata jawa hingga harus butuh penjelasan tentang itu, Romo merasa ada kemerdekaan dalam cerita ini. Novel yang ditulis Romo Mangun mempertegas watak mendut, Mendut adalah novel-novel yang saling berkait dan ada ideologi yaitu kemerdekaan, dalam kemerdekaan tokoh menemukan makna manusia yang sekaligus ada kebanggan dan kecemasan didalam nya. Pada novel “burung-burung rantau” ada juga kemerdekaan, tokoh nya adalah Neti yang membebaskan diri dari komunitas yang percaya takhayul. Ketika sastra menempatkan manusia sebagai makhluk yang bermartabat dan berharga, saat itulah sastra telah menyentuh aspek terdalam dalam pengalaman manusia, yaitu religiositas. Sastra berbeda dengan teater, sastra hadir secara personal ke dalam batin pembaca di saat tenang, sunyi, tranquil sehingga terjadi dialog antara pembaca dan novel. Cara Romo menghadirkan pikiran dengan pasemon sama dengan cara Tuhan Yesus yaitu dengan cerita perumpamaan. Karya Romo sangat efektif bagi kaum terpelajar yg rajin membaca.
V.                Daftar Pustaka
....KBBI,
Mangunwijaya IX, Humanisme Y.B. Mangunwijaya, Jakarta: KOMPAS, 2015


[1]  Pasemon dalam sastra jawa tradisional merupakan istilah gaya perbandingan yang mirip dengan alusio, Pasemon berupa ucapan atau ungkapan untuk meenggambarkan suatu keadaan yang mengingatkan orang kepada peristiwa sejarah
[2]  Mangunwijaya IX, Humanisme Y.B. Mangunwijaya, Jakarta: KOMPAS, 2015
[3] Roman adalah cerita karangan prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya menurut matak dan isi jiwa nya
[4] Mitologi adalah Bentuk sastra yang mengandung konsepsi dan dongeng suci mengenai kehidupan dewa dan makhluk halus disuatu kebudayaan.

38 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama pembahas kelompok 6
      1. Andri Togatorop
      15.01.1212
      2. Ella Surbakti
      15.01.1248
      3. ratna damanik
      15.01.1306
      4. Vetty Pebris saragih
      15.01.1338

      syalom...
      kami disini membahasa mengenai kelompok 3 yaitu "Pasemon karya sastra romo Mangun".
      Yang menjadi analisa kami mengenai “Pasmone dalam karya sastra Romo Mangun” bahwa seorang Romo Mangun tidak hanya seorang Pastor, arsitektur, tetapi dia juga berprofesi sebagai sastrawan. Dia bukan hanya duduk di pekerjaan pastoral, tetapi dia juga terkenal dengan karya-karyanya berupa novel dan juga Roman. Menurut kami, Roman adalah kisah hidup seseorang yang bersifat atau berwarna tentang percintaan.
      Dari berbagai karya sastra seorang sastrawan “Romo Mangun” semuanya itu mempunyai latar belakang masing-masing dan mempunyai masalah sendiri. Karyanya yang berjudul; Burung-burung Manyar, Trilogi Roro Mendut, Burung-burung rantau, semuanya itu menceritakan dan bertopik tentang “Kemerdekaan”. Umar Kayam berpendapat bahwa lebih baik Romo Mangun menulis romannya dengan yang berkaitan dengan isi alkitab, khotbah, ceramah, sehingga sastra Romo Mangun dapat menyambungkan atau menghubungkan hidup manusia sekarang dengan pengalaman tokoh-tokoh alkitab baik Perjanjian Baru ataupun Perjanjian Lama. Tetapi, dalam karya-karya Romo Mangun membentuk karyanya dengan mengaitkan kehidupan manusia yang Roman itu dengan kehidupan dewa ataupun makhluk halus, sehingga karakter roman karya Romo Mangun tersebut bersifat adventure ataupun menjelajah kemana-mana. Romo Mangun menulis karyanya dengan penuh resiko, dimana didalam sastranya menunjukkan keberanian dan mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran seorang sastrawan Romo Mangun dan juga karyanya tersebut sama seperti cara Tuhan yesus yaitu dengan cerita perumpamaan.
      Didalam karya Romo Mangun, mendapat masalah baru karena dipandang bahasa yang dipakai Romo dalam karyanya adalah bahasa Indonesia ceroboh. Mengapa disebut bahasa Indonesia ceroboh? Karena dalam karya Romo Mangun “Trilogi Roro Mendut” ada kata-kata yang tidak patut diungkapkan oleh seorang pastor. Tetapi Romo dengan keberaniannya menekan keras bahwa dengan apa yang terdapat dalam karyanya supaya orang-orang lebih mengetahui apa yang ditutup-tutupi orang sekarang ini tekhusus dalam kehidupan manusia sehari-hari.
      Dan kesimpulan yang kami dapat sebagai kelompok pembahas adalah bahwa karya sastra tidak terlepas dari bahasa yang digunakan. Kita juga ketika disuruh untuk menceritakan pengalaman atau suatu cerita yang kita dalami, maka kita juga harus menata kata-kata sehingga apa yang kita utarakan atau ucapkan dilihat indah.
      sekian.. terima kasih

      Hapus
  2. Nama : Feran Riki Barus
    NIM : 15.01.1262
    Syaloom.
    Pada pertemuan tadi pagi kita sudah membahas tentang topik pembahasan “Pasemon” Dalam Sastra Karya Romo Mangun".
    jadi dari topik pembahasan tersebut, ada dibahas oleh para penyaji mengenai kebudayaan di daerah jawa yang sudah dipengaruhi oleh budaya barat. Jadi yang menjadi pertanyaan saya adalah: Hal yang seperti apa yang ditawarkan oleh Romo Mangun terhadap budaya jawa yang sudah dipengaruhi oleh budaya barat tersebut.
    jadi saya mengucapkan banyak terima kasih..
    syaloom!!!!






    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Johannes.Panjaitan
      Nim : 15.01.1278
      terimakasih buat pertanyaan nya saudara feran, dalam sajian kami dipaparkan mengenai kebudayaan barat. kita pahami kembali bahwa itulah salah satu dari tujuan Romo membuat novel nya karena dia menceritakan kebudayaan barat yang mulai masuk salah satunya dalam hal makanan seperti makanan tradisional yang diubah jadi makanan barat yaitu singkong keju, dengan karya yang dibuat Romo itulah menjadi salah satu cara untuk menyadarkan orang-orang untuk mencintai kebudaayaan nya, tetap melestarikan nya dan tetap mengapresiasi kebudayaan sendiri. Dengan harapan orang-orang akan mengingat kembali kebudayaan nya

      Hapus
  3. Nama : CHRISTIANI
    Nim : 15-01-1228
    Ting/Jur : I-B/Theologia

    Syalom bagi kita semua,,,
    Pada pembahasan hari senin yang lalu kita telah membahas "Pasemon dalam sastra karya Romo Mangun", dan kita juga telah mengetahui kalau Romo Mangun adalah seorang Pastor dan arsitek dan ia juga seorang sastrawan. Nah yang mau saya tanyakan adalah bagaimana cara Romo Mangun menjaga eksistensi karya-karyanya sehingga diterima diberbagai kaum pemuda, masyarakat bahkan agama lain.Dan apakah masalah bahasa yang dipakai dalam karyanya membuat seseorang menjadi terganggu, dan apa yang menjadi motif terbesar Romo mangun dalam karya-karyanya tersebut.
    terimakasih, Syalom, salam IBD....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama :Johannes.panjaitan
      Nim :15.01.1278
      Terimaksih buat pertanyaan nya saudari Christiani Nainggolan.
      Romo yang humanis akan membuat karyanya dapat diterima oleh semua orang dari latarbelakang manapun, karna dia bersifat universal dan nasionalisme. Dan bahasa yang digunakan nya dalam karya nya memang membuat orang merasa terganggu dalam arti merasa kesulitan untuk mengartikan kosakata jawa yang digunakan nya, karena belum menggunakan ejaan bahasa Indonesia yang benar.

      Hapus
    2. Nama :sutra sitompul
      ting/jur :1B/Theologi
      Nim :15.01.1332

      Terimakasih buat pertanyaan dari saudari christiani Nainggolan.
      Kita ketahui bahwa Romo mangun adalah sastrawan dan dia juga manusia humanisme.dia tau seperti apa manusia itu oleh sebab itu dia membuat sastra itu sesuai dengan faktanya dan mengajak para pembaca untuk jadi manusia humanisme dan membaca itu juga jadi merasa tersentuh sebab sesuai dengan dirinya sendiri.
      motif dari Romo mangun ini adalah ingin membuat penerus bangsa yaitu anak muda sebagai manusia Humanisme dan bernilai tingggi.TRIMAKASIH.....

      Hapus
    3. Nama : Debora Pehulisa br tarigan
      nim : 15.01.1236
      terimakasih untuk pertanyaan saudari cristiani nainggolan. seperti yang sudah kita bahas di pertemuan kita di kelas Romo mangun menghadirkan karya-karyanya dalam berbentuk novel. Seperti yang kita lihat pada zaman sekarang para pemuda-pemudi suka membaca novel maka dari pada itu dengan cara Romo yang menghadiran karyanya berbentuk novel membuat para pemuda-pemudi merasa tertarik untuk membacanya. dan seperti yang kita ketahui karya Romo mangun selalu mengarah kepada nilai-nilai kemanusiaan. jika para pemuda-pemudi membaca karyanya secara tidak langsung Romo mangun mengajarkan dan mengajak pembaca untuk lebih memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan. dia juga mengutarakan pikirannya bahwa pendidikan itu sangat penting. dan itu dapat memotivasi pembaca untuk mencapai pendidikan yang tinggi dan bermoral. jika semua masyarakat memiliki pendidikan yang tinggi dan bermoral maka tercipta;ah manusia-manusia yang humanis .dan tentang bahasa yang digunakan memang kemungkinan akan sulit untuk dimengerti dan itu membuat para pembaca terganggu. namun bukan berarti para pembaca seluruhnya tidak menyukain karya-karya tersebut.

      Hapus
  4. Nama : Johannes.Panjaitan
    Nim : 15.01.1278
    Terimakasih buat pertanyaan teman-teman yang bertanya dikelas, saya akan mencoba memberikan jawaban :
    1. Inmawani saragih : a)“ Apakah perbedaan roman, mitologi dan novel.?
    Berdasarkan sumber buku yang dapat kita lihat dari KBBI bahwa Roman, mitologi dan novel itu adalah jenis sastra yang berbeda, perbedaaan nya yaitu Roman adalah cerita karangan yang berbentuk prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa nya. Mitologi adalah bentuk sastra yang mengandung konsepsi dan dongeng suci mengenai kehidupan dewa dan makhluk halus disuatu kebudayaan, sedangkan Novel adalah sastra karangan prosa yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

    b)”Apa yang bisa kita ambil yang dapat dikaitkan dengan nilai-nilai kemanusian”?
    Dari sastra karya Romo mangun banyak hal nilai-nilai kemanusiaan yang dapat kita ambil dan yang bisa kita lakukan yaitu salah satu nya dalam karya Romo yang berjudul “ Burung-burung Rantau” ada nilai kemanusian yang ingin ditekankan yaitu mencintai kebudayaan kita, dan tetap berusaha melestarikan kebudaayan sendiri dan jangan membiarkan kebudayaan kita hilang oleh karena kebudayaan luar yang masuk, dan sastra menempatkan manusia sebagai makhluk yang bermartabat dan berharga. Kita harus bisa menjaga kebudayaan kita dan jangan mudah melupakan kebudaayaan sendiri karna kehadiran budaya barat saat ini, dan juga ditekankan rasa Nasionalisme.

    2. Keresi “ apa alasan Romo tidak mengaitkan tentang Alkitab”?
    Seperti yang sudah kami jelaskan bahwa Romo adalah seorang Pastor. Seorang yang sudah ahli dalam agama, dibalik sosok seorang pastor dia juga sastrawan, Romo tidak menulis sastra nya berdasarkan isi alkitab karena dia adalah sosok yang humanis, dalam sastra nya dia ingin menekankan tentang kemanusiaan dan tidak untuk menekankan tentang isi Alkitab.

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3. Fandi Tambunan : a. bagaimana romo memandang kebudayaan lain yang bertolakbelakang ?
      Romo adalah manusia yang humanis, didalam sastranya kita melihat bahwa itu semua berbaur dengan kebudayaan jawa, sekalipun berbaur jawa tetapi semua isi yang dituliskan Romo bersifat Universal yaitu mendunia, yang dalam arti Romo sangat menghargai kebudayaan lain, kita dapat menilainya dari sosoknya yang seorang manusia yang Humanis, karena sastranya menekankan semua tentang kemanusiaan dan nasionalisme

      b. Apa alasan Romo menulis roman?.
      Kita kaitkan kembali sosok karya Romo yang dikritik oleh umar kayam yang seharusnya dia membuat karyanya berdasarkan cerita Alkitab sehingga berbentuk sebuah khotbah. Dari situ kita dapat melihat bahwa ada tujuan lain yang ingin Romo tekankan sehingga dia menuliskan roman yaitu karena Romo ingin menekankan tentang kemanusiaan, menekankan nilai-nilai kemanusiaan, dan lebih mengarah kepada kebudayaan, supaya orang banyak tetap mengingat kebudayaan nya, dan Karena Romo adalah sosok yang ahli dalam sastra atau dapat dikatakan seorang sastrawan sehingga dia menuangkan inspirasinya kedalam bentuk-bentuk sastra yang dibuatnya. Dalam isi nya juga banyak menceritakan peristiwa sejarah Indonesia sejak penjajahan belanda, jepang dan menekankan tema rasa nasionalisme. Romo berusaha mengajak pembaca untuk mengerti dan memahami bahwa dalam kehidupan ini manusia tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan, dan jika karyanya dibaca secara mendalam Mangun Wijaya menggambarkan tentang pergolakan perebutan kekuasaanantara Indonesia, Belanda Jepang serta Inggris dan juga menggambarkan pergolakan cinta kasih para tokoh.
      4.Septarina Simanjorang: a. bagaimana maksud dari perkataan tentang khotbah ?
      Maksud dari perkataan itu adalah bahwa Umar Kayam berpendapat seharusnya Romo menuliskan kembali cerita-cerita alkitab sehingga seperti khotbah, cerita yang bisa menyambungkan hidup masakini dengan pengalaman orang-orang dalam perjanjian lama dan perjanjian baru.
      b. bagaimana orang bisa mengerti sastranya sementara berbahasa jawa?
      Sastra Romo mangun bukan berbahasa jawa tetapi menggunakan bahasa Indonesia, tetapi belum menggunakan bahasa Indonesia yang benar, karena dia masih menggunakan kosakata Jawa sehingga orang masih sulit untuk mengartikan nya dan membutuhkan penjelasan khusus.

      Hapus
  5. Nama:RAVAEL SIMANJUNTAK
    Nim :15.01.1307

    Syalom bagi kita semua...
    Pembahasan kita senin yang lalu tentang Pasemon dalam karya sastra Romo Mangun membuat saya bertanya tanya tentangnya.pertanyaan saya apa yang membuat Romo Mangun sangat yakin terhadap tulisannya dapat mengajak para pembaca mengerti akan HUMANISME?? Sementara humanisme itu terdapat di pengajaran setiap agama. Jika humanisme sudah tercantum dalam agama,maka pasti orang orang yang mempunyai agama sudah mengerti akan humanisme. Tapi mengapa masih banyak orang diluar sana yang lari dari jalur humanisme?coba penyaji jelaskan bagaimana Romo meyakinkan dirinya atau sangat yakin dapat mengubah kehidupan manusia kembali menjadi HUMANISME?

    BalasHapus
  6. Nama:RAVAEL SIMANJUNTAK
    Nim :15.01.1307

    Syalom bagi kita semua...
    Pembahasan kita senin yang lalu tentang Pasemon dalam karya sastra Romo Mangun membuat saya bertanya tanya tentangnya.pertanyaan saya apa yang membuat Romo Mangun sangat yakin terhadap tulisannya dapat mengajak para pembaca mengerti akan HUMANISME?? Sementara humanisme itu terdapat di pengajaran setiap agama. Jika humanisme sudah tercantum dalam agama,maka pasti orang orang yang mempunyai agama sudah mengerti akan humanisme. Tapi mengapa masih banyak orang diluar sana yang lari dari jalur humanisme?coba penyaji jelaskan bagaimana Romo meyakinkan dirinya atau sangat yakin dapat mengubah kehidupan manusia kembali menjadi HUMANISME?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : johannes.Panjaitan
      Nim : 15.01.1278
      terimaksih buat pertanyaan nya saudara Ravael ,
      memang agama mengarahkan manusia kearah manusia yang humanis, dan agama sangat membentuk kepribadian manusia untuk lebih baik, seperti yang saudara katakan bahwa masih ada orang yang lari dari jalur, memang masih banyak orang yang beragama yang lari jalur karena banyak orang yang hanya statusnya saja beragama dan tidak mengimani bahkan melakukan apa yang diajarkan agama, seperti halnya Kristen KTP, kekristenan nya hanya sebagai status tetapi tingkahlakunya tidak mencerminkan orang yang beragama kristen.
      Terimakasih.salam IBD

      Hapus
    2. Vetty Pebris Saragih
      15.01.1338

      syalom...
      buat saudara Ravael, masih banyak orang mempunyai agama tetapi lari dari jalur humanis, saya setuju dengan jawaban yang diberikan saudara Johanes Panjaitan bahwa banyak orang yang mempunyai agama tetapi hanya status saja, seperti kristen KTP, dan tidak mengimani apa yang diajarkan oleh agama yang dianutnya sendiri. nah, masalah pembahasan tentang ini mengenai status agama, dan fungsi agama dalam identitas akan kita bahas dalam sajian saya pada kelompok 6. jadi disana, akan kita bahas tentang mengapa ada kolom agama dalam KTP?.
      terimakasih. syalom....

      Hapus
    3. Nama:RAVAEL SIMANJUNTAK
      Nim :15.01.1307

      Terimakasih buat jawaban dari saudara johanes...
      Tetapi saudara kurang teliti mengenai pertanyaan saya.yang saya pertanyakan apa yang meyakinkan Romo tentang tulisannya dapat mengajak para pembaca mengerti akan HUMANISME? Pertanyaan kedua saya memang sudah anda jawab.terimakasih dengan itu.. tetapi saya menginginkan jawaban dari pertanyaan saya yang pertama dari penyaji!
      TERIMAKASIH... BRAVO IBD

      Hapus
    4. Nama:RAVAEL SIMANJUNTAK
      Nim :15.01.1307

      Terimakasih buat jawaban dari saudara johanes...
      Tetapi saudara kurang teliti mengenai pertanyaan saya.yang saya pertanyakan apa yang meyakinkan Romo tentang tulisannya dapat mengajak para pembaca mengerti akan HUMANISME? Pertanyaan kedua saya memang sudah anda jawab.terimakasih dengan itu.. tetapi saya menginginkan jawaban dari pertanyaan saya yang pertama dari penyaji!
      TERIMAKASIH... BRAVO IBD

      Hapus
    5. Nama : Johannes.panjaitan
      Nim : 15.01.1278

      Iya terimakasih saudara Ravael, maaf jikalau pertanyaan saudara tadi belum saya jawab .
      dimulai dari sosok seorang Romo Mangun lah akan kelihatan humanisme itu, Jika kita membaca karya Romo Mangun kita akan mengerti Humanisme itu, karena akan kelihatan sosok Romo yang Humanis, sehingga banyak paramahasiswa mengutip karya Romo Mangun menjadi skripsi S-1 karena mereka mulai menghubungkan karya-karya Rommo Mangun dengan kepribadian Romo Mangun. Dengan meniru sosok Romo Mangun para pembaca akan mulai sadar dan paham tentang humanisme itu.
      Terimakasih

      Hapus
    6. Vetty Pebris Saragih
      15.01.1338

      Saya menambahi sedikit tentang jawaban Johanes Panjaitan dari pertanyaan saudara ravael.
      Romo Mangun sangat menekankan manusia itu melihat segala sesuatu dengan positif dan ini adalah harapan seorang Romo Mangun terhadap karyanya, agar siapa saja yang menilai karyanya tersebut dipandang positif dan terpengaruh positif dan terutama menjadi manusia yang humanis.
      menurut saya, keyakinan Romo tentang tulisannya dapat mengajak para pembaca mengerti akan humanis itu bukanlah suatu hal yang dipaksakan, tetapi itu tergantung sifat manusia, apakah dia terinspirasi dari karya seorang Romo Mangun dan sifat Romo Mangun. itu akan menjadikannya seorang yang humanis. ada orang yang tidak mau tahu tentang karya Romo Mangun meskipun karyanya telah banyak dikutip para mahasiswa untuk skripsi-S1, apa yang boleh kita perbuat kepada orang yang sperti itu?
      sekian, dan terimakasih

      Hapus
    7. Nama:Christian Handi Pranata sinaga
      Nim :15.01.1227
      yang kita perbuat pada manusia ini yaitu kita harus menceritakan sedikit tentng karya Romo Mangun ini agar dia mulai tertarik dengan karya-karyanya dan mualai membaca karya Romo Mangun sehingga ia akan mengembangakan nilai-nilai kemanusian yang humanis.

      Hapus
    8. Nama :Christian Handi Pranata Sinag
      Klas/prodi :1b/teologia
      Nim :15.01.1227
      saya akan mencoba menjawab petanyaan dari vetty pebris saragih .yang boleh kita perbuat yaitu kita harus menceritakan kepdanya sedikit tentag karya-karya Romo Mangun sehingga dia tertarik membaca nya dan setelah dia mengaetahui semua tentang karya romo mangun mudah-mudahan dia dapat membangun nilai-nilai kemanusian yang humanis

      Hapus
  7. Vetty pebris saragih
    15.01.1338


    Saya menambahi sedikit mengenai pembahasan kita tentang pasemon karya Romo mangun bahwa yang saya utarakan sewaktu dikelas tentang "bahasa ceroboh". para penyaji mengatakan bahwa bahasa ceroboh itu ialah karena dipakainya bahasa Jawa dalam karya-karya Romo Mangun, sehingga karya tersebut susah untuk dipahami dan dimengerti oleh pembaca. Tetapi menurut saya itu bukanlah dikatakan sebagai bahasa yang ceroboh. karya Romo Mangun tersebut dipakai dengan Bahasa Jawa karena diperuntukkan untuk daerah jawa. nah, begitu juga dengan batakologi kita. ada karya yang memakai bahasa daerah kita sendiri, sehingga sulit dipahami orang luar. jadi, menurut saya yang disebut bahasa ceroboh itu adalah bahasa yang asal-asalan atau bisa dikatakan bahasa yang tidak disaring.
    salam IBD...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Johannes.Panjaitan
      Nim : 15.01.1278

      Terimakasih buat tambahan nya saudari Vetty saragih, saya menyanggah sedikit bahwa karya Romo Mangun tidak hanya diperuntukkan kepada daerah Jawa saja, tetapi untuk semua kalangan yang membaca karya nya, "Bahasa Ceroboh" bukan harus bahasa yang asal-asalan, karena dalam pembuatan karya nya yang menggunakan kosakata Jawa itulah yang membuat karyanya tidak menggunakan Bahasa Indonesia yang benar karena karyanya itu adalah bersifat Common.

      Hapus
    2. Vetty Pebris saragih
      15.01.1338

      Terimakasih saudara Johanes Panjaitan...
      Anda mengatakan bahwa dalam pembuatan karyanya yang menggunakan bahasa Jawa itulah yang membuat karyanya menjadi dipandang ceroboh. Nah, dalam arti doktrin anda telah mengatakan bahwa bahasa Jawa tersebut adalah ceroboh. memang itu hanya dalam karya Romo Mangun, tetapi jika kita berfikir mengenai karya satra yang lain, tidak harus dalam bahasa Indonesia agar mudah dimengerti. Dengan Batakologi kita juga, kita memakai bahasa kita sendiri tanpa memikirkan pemahaman orang lain. Mungkin Romo Mangun sangat antusias pada bahasa Jawa sehingga dia memakai bahasa Jawa dalam karyanya, dengan ke-antusiasannya itu, Romo hanya menuliskan apa yang dipikirkannya itu. jadi pandangan saya dipakainya bahasa Jawa dalam karyanya tidaklah ceroboh.

      Hapus
  8. Nama :Ronika Nursagi Panjaitan
    NIM :15.01.1316
    Tingkat/Jurusan:I-B/Teologia
    Syalom buat kita semua
    Terimakasih kepada saudara/saudari penyaji yang telah menjelaskan mengenai Pasemon Dalam Sastra Karya Romo Mangun.Yang saya pahami tentang pembahasan pada kelompok 3 ini adalah bahwa Pasemon itu berupa ucapan atau ungkapan untuk menggambarkan suatu keadaan (dalam karya sastra atau pembicaraan umum) yang mengingatkan orang kepada peristiwa sejarah,dongeng atu mitos yang pernah terjadi dan diketahui umum.Dimana pesan-pesan kemanusiaan yang ingin disampaikannya yaitu keadilan,kebenaran,dan kebaikan yang menyentuh religiositas.Nah yang ingin saya tanyakan yaitu:
    a.Bagaimana pesan-pesan moral yang disampaikan oleh Romo Mangun ini dapat sampai kepada orang-orang yang mungkin tidak pernah/belum mengenal siapa Romo Mangun itu sebenarnya?
    b.Lalu bagaimana dengan orang-orang yang sudah membaca karyanya atau sudah mengenal sosok Romo,respon apa yang dapat diberikan dalam membangun nilai-nilai kemanusiaan.Karena banyak orang yang fakta nya bahwa ia tau hal-hal yang baik tapi tidak mengaplikasikannya.
    Syalom
    salam IBD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama :Christian Handi Pranata Sinag
      Klas/prodi :1b/teologia
      Nim :15.01.1227
      saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari ronika panjaitan
      A. Pesan moral yang disamampaikan Romo Mangun yaitu supaya kita tidak lupa akan sejarah dan jangan mudah pasrah dalam menghadap masalah sebab setip masalah memiliki jalan penyelesaiannya seperti judul novelnya yaitu burung-burung rantau.
      B.itu tergantung diri simpembaca jika dia ingin meniru sosok Romo Mangun maka dia akan mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan dalam dirinya,sehingga ia menjadi panutan dimasyarakat

      Hapus
  9. Nama : Sutra sitompul
    Ting/jur : 1B/Theologia
    Nim : 15.01.1332
    SAYA AKAN MENJAWAB PERTANYAAN YANG DI PERTANYAKAN DI KELAS
    Saya dari kelompok 3 yang membahas “Pasemon” 1[1] Dalam karya Romo Mangun “ akan menjawab pertanyaan dari saudara FANDI yang di tanyakan di kelas yaitu:
    1 . Apa maksud dan tujuan pasemon di tuliskan kepada kitab semua di bukunya?
    Pasemon adalah gambaran yang mengingatkan seseorang tentang sejarah,dan sejarah yang di buat Romo mangun ini adalah sejarah tentang jawa tetapi sejarah itu di buat pada masyarakat luas. Dan tujuan bagi kita adalah Pasemon itu seperti penggambaran terhadap situasi dan analogi. Karya Romo Mangun memberi arti bagi banyak hal tentang situasi yang terjadi di indonesia miskin yang rindu akan bangku pendidikan, dengan itu dia membangun perpustakaan, mengembangkan daerah kalicode dengan kreatifitas masyarakat dengan ilmu yang di dapat dari pendidikan. Seorang yang sangat peduli dengan sekitanya dan merasa ikut terbeban dalam hak kemiskinan yang masih terjadi di Negeri .sudah jelas kita ketahui bahwa karya dari Romo ini untuk mengajarkan Nilai – nilai kemanusiaan yang mengarahkan kepada kebudayaan supaya pembacanya lebih memiliki nilai tinggi dan romo mangun ini adalah seseorang yang mengajak dan membangkitkan semangat masyarakat dalam kehidupan yang ada agar menjadi lebih baik lagi engefektifkan kreatifitas, talenta yang ada dalam diri kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Sutra sitompul
      Ting/jur : 1B/Theologia
      Nim : 15.01.1332
      2. Saya akan menjawab pertanyaan dari INMA WANI SARAGIH yang menanyakan tentang:
      a)“ Apakah perbedaan roman, mitologi dan novel?
      Roman adalah cerita prosa rakyat yang isinya melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan jiwa masing –masing. Mitologi adalah bentuk sastra seperti dongeng suci mengenai kehidupan dewa dan makhluk halus disuatu kebudayaan, sedangkan Novel adalah karya sastra karangan fiksi prosa yang berbentuk cerita dan jumlah pemerannya lebih banyak.
      b)”Apa yang bisa kita ambil yang dapat dikaitkan dengan nilai-nilai kemanusian”?
      Banyak hal yang dapat kita ambil dari karya Romo mangun yang mencakup nilai –nilai adalah dari setiap karyanya romo bertujuan membangun manusia salah satunya adalah “ Burung-burung Rantau” ada nilai kemanusian yang ingin ditekankan yaitu mencintai kebudayaan kita, dan tetap berusaha melestarikan kebudaayan sendiri, dan karya tulisannya itu sebuah realita yang membangun dan di lakukan romo di indenesia kepada rakyat miskin
      3. Jawaban untuk pertanyaan KRESI TARIGAN
      Apa alasan romo mangun tidak mengaitkan dengan kitab suci?
      Walaupun Romo mangun adalah Rohaniawan tetapi dia juga seorang sastrawan yang teropsesi tentang budaya , dia tidak mengkaitkan dengan kitab sebab dia lebih menekankan manusia humanis dan dia ingin membangun nilai nilai kemanusiaan pada masyarakat supaya lebih bermoral sebab dia melihat moral di indonesia sangat kurang dan mejadikan manusia jadi manusia yang humanisme

      4. jawaban untuk SEPTARINA SIMANJORANG
      a. bagaimana maksud dari perkataan khotbah?
      Yang dimaksudkan dari kata kotbah itu adalah bahwa para pembaca buku romo mangun ingin karya karyanya itu ada yang mengenai alkitabiah baik dalam Perjanjian Baru atau Perjnjian lama misalnya sebaga perumpamaan – perumamaan.
      b. Bagaimana cara kita mengerti sebab romo mangun menggunakan bahasa jawa?
      Kita ketahui karya Romo mangun sudah universal (mendunia) dia juga seorang yang humanis,dan karyanya menggunakan bahasa indonesia tetapi bahasa kasar tanpa ada yang di sembunyikan atau di kurangi dan pembaca harus menyaring kata kata itu.


      Hapus
    2. Nama : Sutra sitompul
      Ting/jur : 1B/Theologia
      Nim : 15.01.1332
      2. Saya akan menjawab pertanyaan dari INMA WANI SARAGIH yang menanyakan tentang:
      a)“ Apakah perbedaan roman, mitologi dan novel?
      Roman adalah cerita prosa rakyat yang isinya melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan jiwa masing –masing. Mitologi adalah bentuk sastra seperti dongeng suci mengenai kehidupan dewa dan makhluk halus disuatu kebudayaan, sedangkan Novel adalah karya sastra karangan fiksi prosa yang berbentuk cerita dan jumlah pemerannya lebih banyak.
      b)”Apa yang bisa kita ambil yang dapat dikaitkan dengan nilai-nilai kemanusian”?
      Banyak hal yang dapat kita ambil dari karya Romo mangun yang mencakup nilai –nilai adalah dari setiap karyanya romo bertujuan membangun manusia salah satunya adalah “ Burung-burung Rantau” ada nilai kemanusian yang ingin ditekankan yaitu mencintai kebudayaan kita, dan tetap berusaha melestarikan kebudaayan sendiri, dan karya tulisannya itu sebuah realita yang membangun dan di lakukan romo di indenesia kepada rakyat miskin
      3. Jawaban untuk pertanyaan KRESI TARIGAN
      Apa alasan romo mangun tidak mengaitkan dengan kitab suci?
      Walaupun Romo mangun adalah Rohaniawan tetapi dia juga seorang sastrawan yang teropsesi tentang budaya , dia tidak mengkaitkan dengan kitab sebab dia lebih menekankan manusia humanis dan dia ingin membangun nilai nilai kemanusiaan pada masyarakat supaya lebih bermoral sebab dia melihat moral di indonesia sangat kurang dan mejadikan manusia jadi manusia yang humanisme

      4. jawaban untuk SEPTARINA SIMANJORANG
      a. bagaimana maksud dari perkataan khotbah?
      Yang dimaksudkan dari kata kotbah itu adalah bahwa para pembaca buku romo mangun ingin karya karyanya itu ada yang mengenai alkitabiah baik dalam Perjanjian Baru atau Perjnjian lama misalnya sebaga perumpamaan – perumamaan.
      b. Bagaimana cara kita mengerti sebab romo mangun menggunakan bahasa jawa?
      Kita ketahui karya Romo mangun sudah universal (mendunia) dia juga seorang yang humanis,dan karyanya menggunakan bahasa indonesia tetapi bahasa kasar tanpa ada yang di sembunyikan atau di kurangi dan pembaca harus menyaring kata kata itu.


      Hapus
  10. syaloom
    nama:Kresi perbinta br tarigan
    nim: 15.01.1284
    saya ingin bertanya pada para penyaji
    seperti yang telah penyaji paparkan bahwa romo mangun ini adalah seorang sastrawan, yang telah menulis banyak novel namun dalam setiap novelnya tidak ada yang berkaitan dengan kitab suci,padahal seperti yang kita ketahui romo mangun adalah seorang pastor, yang menjadi pertanyaan saya ialah apa alasan romo mangun sehingga ia tidak sedikit pun mengambil cerita alkitab menjadi bagian dari novelnya dan jika alasan nya karena romo mangun adalah orang humanis di alkitab juga banyak nats yang bisa dibilang humanis mis(mat 22:39)
    sekian dan trimakasih
    Tuhan Yesus memberkati

    BalasHapus
  11. nama : debora pehulisa br tarigan
    nim : 15.01.1236
    saya akan menjawab pertanyaan -pertanyaan teman-teman sekalian di kelas.
    1. inmawani : apa perbedaan roman, mitologi dan novel ?
    jawaban : Roman adalah karya sastra yang melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak masing-masing. biasanya roman adalah bercerita tentang kisah percintaan. sedangkan mitologi biasanya bercerita tetang lagenda ataupun cerita rakyat. begitupula dengan novel. novel adalah sebuah karya tulis yang ditulis secara naratif dan biasanya novel menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
    kresi : mengapa Romo mangun tidak mengaitkan karyanya dengan alkitab ?
    jawab : seperti yang sudah kita bahas romo mangun adalah seorang pastor tetapi dia tidak mengaitkan karyanya dengan alkitab alasannya adalah karena romo mangun adalah seorang yang humanis dan ia bersifat universl ia terbuka kepada semua. dan alasan kedua karena karyanya selalu mengarah kepada nilai-nilai kemanusiaan. namun caranya menggambarkan pikirannya tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan cara pasemon sama dengan cara Tuhan Yesus yaitu dengan perumpamaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nama : debora pehulisa br tarigan
      nim : 15.01.1236
      3. septarina simanjorang : apa maksut dari perkataaan khotbah dan bagaimana orang bisa mengerti karya romo mangun sedangkan bahasa yang dipakai adalah bahasa jawa
      jawab : tokoh umar kayam berpendapat bahwa seharusnya Romo Mangun membuat karyanya seperti cerita alkitab. maksut dari kata khotbah itu adalah karya romo mangun sebaiknya seperti cerita alkitab yang berbentuk khotbah. dan karya tersebut memakai bahasa indonesia yang tidak benar jadi harus teliti dan memahami agar dapat mengerti tujuan dan isi dari karya tersebut.

      Hapus
  12. Nama : Ratna Octavia Damanik
    NIM : 15.01.1306
    Tingkat/Jurusan : I-B/Theologi

    Pada pembahasan kali ini, kita membahas tentang “Pasemon” dalam sastra karya Romo Mangun. Yang menceritakan tentang karya – karya sastra Romo Mangun yang mengajarkan tentang Nilai – Nilai kemanusiaan. Jika saya perhatikan dari pemaparan para penyaji, yang mengatakan bahwa Novel yang diciptakan Romo Mangun tampak lebih jelas ada ideology yang sama, yakni: kemerdekaan, dan didalam kemerdekaan itu tokoh – tokoh menemukan makna kemanusiaan yang sekaligus ada kebesaran, kebanggaan, kecemasan bahkan terombang-ambingan.
    Jadi, yang ingin saya tanyakan kepada para penyaji,
    Coba para penyaji jelaskan Seperti apa gambaran manusia pada keterombang-ambingan itu…..??
    Terimakasih …
    Syaloom
    Salam IBD 

    BalasHapus
  13. Nama : Nispa Arijon Nduru
    NIM. : 15.01.1298

    Saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudara saudri menyangkut dengan sajian kami...
    1. Inmawani saragih
    ●apa perbedaan roman,novel,dan mitology?
    => seperti yang kita ketahui bahwa ketiganya adalah bentuk dari karya sastra, tetapi yang membedakan ketiganya ialah,
    Roman : Menceritakan kehidupan tokoh secara mendetail sejak lahir sampai dewasa atau meninggal dunia
    Novel :Menceritakan sebagian besar kehidupan tokoh
    Mitology :Menceritakan kehidupan tokoh yang dianggap penting
    Inilah yang membedakan roman,novel,dan mitology

    ”Apa yang bisa kita ambil yang dapat dikaitkan dengan nilai-nilai kemanusian”?
    => Seperti yang sudah kita bahas didalam sajian bahwa Romo Mangun Adalah seorang pastor dan sastrawan, tetapi Romo Mangun sangat menjunjung tinggi sifat keHumanismean sehingga banyak yang dapat kita kutip dari karya Romo Mangun sebagai nilai nilai kemanusian, seperti semua karyanya dia menjunjung tinggi akan kebudayan Indonesia dia mengajarkan betapa pentingnya arti dari kebudayaan, sehingga dia menekankan agar kita tetap melestarikan kebudayaan kita sendiri jangan sampai hilang oleh karena pengaruh dari kebudayaan luar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. 2. Keresi
      ● “ apa alasan Romo tidak mengaitkan tentang Alkitab”?
      => Seperti yang sudah kami jelaskan bahwa Romo adalah seorang Pastor. Seorang yang sudah ahli dalam agama, dibalik sosok seorang pastor dia juga sastrawan, Romo tidak menulis sastra nya berdasarkan isi alkitab karena dia adalah sosok yang humanis, dalam sastra nya dia ingin menekankan tentang kemanusiaan dan tidak untuk menekankan tentang isi Alkitab.

      Hapus
    2. Fandi Tambunan :
      ●bagaimana romo memandang kebudayaan lain yang bertolak belakang ?
      =>iya seperti yang sudah kita bahas bahwa sosok Romo Mangun adalah seseorang yang menjungjung tinggi humanisme, dan Romo mangun memandang setiap kebudayaan itu baik, tetapi harus disesuaikan menurut konteks, Romo mangun sangat menghargai akan kehudayaan luar meskipun bertolak belakang dengan kehudayaan kita tetapi kebudayaan itu sendiri harus dikembangkan dan di lestarikan di daerah masing masing, begitu juga dengan kebudayaan kita Romo Mangun akan memandang kebudayaan kita baik ketika kita mampu menjaga kebudayaan kita sendiri.

      Hapus
    3. Septarina Simanjorang:
      ● bagaimana maksud dari perkataan tentang khotbah ?
      =>Maksud dari perkataan itu adalah bahwa Umar Kayam berpendapat seharusnya Romo menuliskan kembali cerita-cerita alkitab sehingga seperti khotbah, cerita yang bisa menyambungkan hidup masakini dengan pengalaman orang-orang dalam perjanjian lama dan perjanjian baru.
      ●bagaimana orang bisa mengerti sastranya sementara berbahasa jawa?
      =>Romo Mangun menyesuaikan setiap karyanya kepada kebudayaan setiap daerah,Kenapa Romo Mangun berbahasa Jawa? Itu dikarenakan konteks kebudayaan tanah Jawa sudah mulai terhapus akan kebudayaan luar sehingga Romo mangun membuat karyanya dalam bahasa Jawa agar Masyarakat Jawa mengerti point demi point akan pentingnya kebudayaan dan pentingnya melestarikan kebudayaan.

      Terimakasih,
      Syalom,
      Salam IBD

      Hapus
  14. Nama : Ella Angelina Surbakti
    NIM : 15.01.1248
    Kelas: I-B

    Syalom bagi kita semua.
    Dalam sajian kita saat ini, kita membahas tentang Pasemon” dalam sastra karya Romo Mangun. Disini dikatakan bagi Romo,roman adalah genre sastra yang lebih bebas ketimbang mitologi. Tapi dalam kenyataan Romo menulis roman sebagai bentuk sastra baru yang posisinya bersebrangan dengan mitologi. Dan yang ingin saya tanyakan adalah apa maksud dari kalimat genre sastra yang lebih bebas ketimbang mitologi?

    BalasHapus
  15. Ruang komen ini resmi ditutup - terimakasih respons yang sangat cepat dari saudara-saudari! Salam budaya.

    BalasHapus