Senin, 14 Maret 2016

Nilai-nilai Kemanusiaan Teo. IA - Kelompok III



Nama              :   Evi Krisna Napitupulu
                             Jepri Emerson LeonardoTamba
                             Partogi Robby Gultom
                             Yesikha Eikel. S Meliala
Tingkat/Jur    :  I-A/Teologia
Mata Kuliah   :  Ilmu Budaya Dasar
Dosen              :  Pdt.Edward Simon Sinaga, M.Th
“Pasemon” dalam Sastra Romo Mangun Karya
Bakdi Soemanto
I.                   Pendahuluan
Berbicara mengenai  antara Roman dan Novel merupakan tidak saatnya lagi untuk membedakannya . Dan begitu juga dengan novel Romo Mangun dan sambil mengenal siapa sebenarnya sosok Romo Mangun .artinya dalam kesempatan yang berbahagia inilah kami para penyaji akan memaparkan mengenai Pasemon dalam karya Romo Mangun , semoga sajian ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua.
II.                Pembahasan
2.1.Romo Mangun[1]
Romo mangun adalah seorang penulis novel yang menggunakan teori ekspresi, yang akrab dalam jagat pikir semangat zaman romantisme. Karya Romo mangun didalamnya memiliki banyak arti. Oleh karena itu ulasan-ulasannya lebih tepat dipandang sebagai sebuah essai tentang karya karya romo mangun yang berkomentar tentang novel-novel yang salah satu dari ribuan kemungkinan. Romo mangun sebagai seorang pastor, menulis roman yang cukup mengejutkan. Bagi romo, roman adalah genre sastra yang lebih bebas dari pada mitologi. Logika lumrah agak agak susah menerima kenyataan ini.seharusnya Romo menuliskan cerita dari kitab suci sehingga seperti dalam kotbah, cerita Romo bisa menyambungkan hidup dimasa kini dengan pengalam religiositas orang-orang, baik yang ditulis di dalam perjanjian lama maupun perjanjian baru. Tetapi kenyataannya Romo menulis roman yang adalah sebuah sastra baru yankni yang posisinya bersebrangan dengan mitologi. Jika mitologi menjaga komunitas agar tetap terikat oleh semangat kebersamaan, bahkan manusia dengan Tuhan, roman tidak demikian. Ia membebaskan diri dari ikatan-ikatan komunitas dan melakukan penjelajahan kemana-mana. Novel lebih bebas dari pada roman. Walaupun roman sudah lebih merdeka daripada mitologi, tetapi novel lebih banyak menunjukkan adventure.
Hampir semua penggemar sastra paham bahwa “novel” adalah genre sastra yang munculnya berkesejajaran dengan lahirnya “kelas menengah” di Eropa. Kelas sosial itu butuh “genre’ sastra yang bukan seperti roman, tetapi sastra yang puitikannya bersemangatkan kehidupan nyata. Adapun yang dimaksud dengan kehiduapan nyata adalah kehidupan “baru” yang bukan murni high society- maksudnya dari lingkungan istana- tetapi dari komunitas baru, yang disebut “kelas menengah” itu. Maka secara teoritik,, saat itu adalah saat munculnya sastra realis. Apa yang dimaksud dengan “penuh resiko” adalah keberanian Romo dalam mengekspresikan yang dipikirkannya.
Tiga sudah kita saksikan: pertama genre dan yang kedua bahasa  dan ketiga isu. Novel Manyar ditulis tanpa beban, yang artinya ada perasaan merdeka disana. Pandangan ”bebas”sebenarnya sudah tampak pada novel Romo Rahadi (1981) yang terbitnya bersamaan dengan Manyar.  Novel ini menghadirkan Romo Rahadi sebagai prontagonis. Membaca novel Romo Rahadi mirip dengan cerita atas dasar kenyataan kisah para Romo yang terombang-ambing, bahkan bisa sampai membuntingi perawan. Keberaniaan Romo Mangun adalah ketegarannya dalam mengekspresikan pengalamannya yang biasanya disembunyikannya.
Romo menemukan sebuah keberanian di satu pihak dan keraguan pada pihak lain, sedikit banyaknya, terus muncul sebagai isu pokok atau sub-isu dari novel-novel Romo yang lain yang jelas terlihat juga pada Trilogi Roro Mendut. Memang dijelaskan pada novel itu bahwa mendut adalah seorang perempuan yang pemberani,pemberontak,dan memiliki sifat kelaki-lakian. Roro juga digambarkan bahwa dia adalah seorang perempuan yang tidak mudah tergiur dengan kekayaan yang berlimpah. Ada juga beberapa pandangan yang menggambarkan bahwa Roro lebih mementingkan nilai cinta dari pada nilai benda. Novel yang dituliskan Romo banyak menceritakan Tokoh-tokoh yang disamakan dengan watak Roro sehingga hal itu membuat banyak peminat dari seorang Roro yang sangat pembrontak ini. keberanian seorang Mendut untuk mengatakan “tidak” dan menolak menjadi a yes woman dan perawan yang dalam posisi “koma” bukan suatu rekayasa kebudayaan, tetapi justru sifat-sifat alami. Ada sebuah penolakan feodalisme dan lebih berorientasi ke Barat seperti seorang Sultan Takdir yang menulis novel Layar Terkembang dengan menampilkan tokoh Tutty yang secara tajam mengkritik tone atau sikap karya kehidupan dari lakon Sandyaala Ning Majapahitnyang juga melukiskan pesimisme.
Dari sinilah tampak bahwa Manyar,Romo Rahadi, Menduti adalah novel yang saling berkaitan yang juga tampak jelas sekilas ideologi kemerdekaan yang sama yang mengemukakan bahwa ada makna kemanusiaan yang sekaligus ada kebesaran, kebanggaan, dan kecemasan, bahkan keombang-ambingan.Dengan kemerdekaan sebagai isu yang hadir dalam Roman atau novel yang bersifat bebas mempertanyakan dogmatik dan defenitif. Novel mengajak pembaca menjelajah ke jagat dalam, yakni suatu terra incognita yang terjadi secara konvensional yang berpihak pada Republik. Semua dalam kehidupan ini pasti akan ada sebuah ombang-ambing yang nantinya akan sangat-sangat manusiawi dan bisa dinikmati sebagai alat penambah motivasi dalam kehidupan ini.
Dalam novel Burung-burung rantau (1993) Marianti alias Neti si penggandrung kebebasan itu, digambarkan sebagai tokoh yang “mewakili bangsa manusia yang membebaskan diri dari komunitasa yang percaya pada takhayul dan terkurung. Romo banyak memandang tokoh neti yang Vision du monde-nya adalah disukai atau terasa nylekit bagi bapak-bapak. Mereka gelisah dengan munculnya warung-waung kecil, bahkan pating tlecek dimana-mana, sehingga dalam novel ini pandangan tradisional diwakili oleh Jendral Wiranto (bukan pimpinan partai Hanura) yang berharap dengan Neti putrinya sendiri yang setuju dengan erosi budaya itu. Tokoh-tokoh ini memberi beberapa pandangan yang dapat memajukan pemikiran yang berguna untuk jangka panjang dan dapat dikenang.
Masih banyak karya romeo yang bisa mendukung pembicaraan dengan isu ini, tetapi kami kira empat novel yang kami buat bisa digunakan untuk model pencerrmatan pada novel-novel  yang belum disentuh disini. Ketika sastra menempatkan manusia sebagai makhluk yang bermartabat dan berharga, saat itulah sastra telah menyentuh aspek kedalam pengalaman manusia  religiositas. Pada titik yang muncul empati yang bisa muncul antara lain terwjud dalam bentuk pemberdayaan, seperti roro mendut, atik, neti dan lain-lain.  Salah satu isu dalam dalam mendut antara lain tentang perempuan, tidak pas docermati dengan perspektif  feminisme, tetapi juga ada rasa keilahian karena penghormatan kepada sesama . Ada tambahan penting yang tidak boleh dilupakan: Romo, dalam menghadirkan tokoh-tokoh dan juga menyajikan gambaran berbagai macam fenomena kehidupan tidak seprti mereka yang menganut teologi moral, tidak black and white tetapi utuh ada putih dan hitamnya. Pada novel mendut, walaupun dalam hipogramnya Serat Roro Mendut Pranacitra , Tumenggung Wiraguna di gambarkan tua, ompong sekaligus bengis, tetapi dalam novel ini ia tampil sebagai Rsi Bhisma yang menghadapi Srikandhi sebagai jilman Dewi Amba. Tetapi setelah menjelajah pikiran Romo melalui empat novel itu, pertanyaan selanjutnya so what?  Sastra, berbeda dengan teater , hadir secara personal kedalam batin pembaca di saat tenang, sunyi, tranquil, sehingga terjadi dialog antara pembaca novel pada satu pihak, pada pihak lain seperti, Bima suci, bacaan mengantar pembaca berdialog dengan batin sendiri.
Orang sangat tersentuh ketika si hilang (le prodique) pulang dengan gemetar karena takut  dipukuli bapaknya yang sudah ditinggal minggat, ternyata sang bapaknya memeluknya. Demikian juga David terhadap Absalom yang hendak memberontak melawan sang bapak  karena dendam, seperti dilukiskan dalam kitab perjanjian lama dan akhirnya David menerima Absalom. Tetapi bagaimanakah pandangan Romo yang terutang dalam novel-novel itu dan buku-buku lain yang jumlahnya tak kurang dari 20 judul dan menyentuh perasaan pembaca .
  Roman dan novel, beda dengan mite, mitologi, dan legenda adalah karya sastra dari kebudayaan menulis, karya-karya Romo akan sangat efektif bagi kaum terpelajar yang rajin membaca.
2.2.Bakdi Soemanto[2]
Satu diskusi untuk mengenang 15 tahun YB Mangunwijaya, atau lebih dikenal dengan     panggilan Romo Mangun, dengan tema ‘Melacak Visi Dan Gerakan Humanisme YB   Mangunwijaya’, diselenggarakan Forum Mangunwijaya, Rabu, 7 Mei 2014 di Hotel Santika, Yogyakarta. Salah satu pembicara adalah Prof Dr Bakdi Sumanto, pengajar jurusan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya, UGM.
Bakdi, demikian panggilannya, memfokuskan pada karya sastra Romo Mangun dengan “melacak” empat novel yaitu ‘Burung-Burung Manyar’, ‘Romo Rahardi’, ‘Trilogi Roro Mendut’ dan ‘Burung-burung Rantau’. Empat novel yang terbit dekade 1980-an itu sebagian dari karya Romo Mangun yang mencapai lebih dari 20. Bakdi melihat, Romo Mangun menulis sastra masa kini yang jagatnya “tinarbuka” (terbuka), dan kadang penuh risiko. Novel ‘Burung-burung Manyar’ (1981) dan novel ‘Romo Rahardi’ (1981), demikian Bakdi mengatakan, menampilkan gambaran kehidupan yang meminjam kata-kata Bung Karno, deskripsi tentang vivere pericoloso, ialah hidup yang nyerempet-nyerempet bahaya alias banyak risiko. “Yang dimaksud dengan penuh risiko adalah keberanian Romo dalam mengekspresikan yang dipikirkannya,” ujar Bakdi Sumanto. Bakdi Sumanto memfokuskan pada karya sastra Romo Mangun dengan “melacak” empat novel yaitu ‘Burung-Burung Manyar’, ‘Romo Rahardi’, ‘Trilogi Roro Mendut’ dan ‘Burung-burung Rantau’. Bakdi Sumanto mengungkapkan, kritikus sastra Jakob Sumarjo memberi komentar, bahwa ‘Burung-burung Manyar’ adalah novel obyektif dalam melihat revolusi Indonesia. Bahkan, cenderung dari kacamata Belanda. Tokoh protagonisnya pun, walau orang Indonesia, bersikap kritis terhadap Republik dan bahkan anti Republik. Pada novel “Romo Rahardi’ Bakdi melihat pandangan bebas dari seorang pastur, dalam hal ini Romo Mangun. Novel ini menghadirkan Romo Rahardi sebagai protagonis. Romo Rahardi mengalami keterombang-ambingan antara hidup selibat dan hidup berkeluarga.
2.3. Karya Romo Mangun[3]
Tersirat sendi-sendi filsafat yang tercitra seperti puisi dalam karya Romo Mangun. Desain-desain bangunan (wastu) yang sederhana yang lebih memanusiakan manusia tetap berestetika (citra) dalam sentuhan tangan Romo Mangun.
Romo Mangun adalah seorang arsitek, budayawan, rohaniawan, praktisi, dan juga pendidik. Bernama asli Yusuf Bilyarta Mangunwijaya.  Lahir di Ambarawa, Jawa Tengah, 1929. Sebagian besar karya-karya beliau adalah bangunan religius.
Wastu diambil dari kata “ vasthuvidya “, berasal dari bahasa jawa kuno yang berarti pemahaman hakikat, hal, perkara, kenyataan, norma, tolak ukur kesusilaan. Citra adalah keselarasan dengan kosmos, spiritual, dan bersifat transformasi.
Wastucitra tersirat dalam prinsip Romo Mangun dalam berarsitektur, antara   lain :
1.      Arsitektur nusantara (vernakular)
2.      Sikap arsitek yang berpihak pada yang lemah
3.      Keindahan pada waktu yang tepat
Tidak jarang Romo Mangun lebih sering melakukan perancangan di lapangan. Karena itulah perubahan sangat sering terjadi. Alasan beliau mengenai seringnya terjadi perubahan desain adalah, “ dunia berubah dengan sangat cepat”. Yang membuat karya-karya Romo Mangun menjadi lebih bermakna adalah karena ada cerita di balik karya-karya itu.Berikut ada beberapa karya Romo Mangun sebagai berikut :
1.      Gereja
Bangunan gereja karyanya umumnya berdenah bujur sangkar, berbentuk pendopo terbuka tanpa dinding, dengan atap limas.
Prinsip Romo Mangun dalam berarsitektur yaitu: membangun serendah mungkin, dengan bahan bangunan seringan mungkin, memisahkan bangunan dengan fungsi berdikari yang bentuknya tidak majemuk.
A.    Gereja St. Maria Assumpta,  Klaten
Sebagian orang memaknai bentuk bangunan gereja ini sebagai “burung yang sedang membentangkan sayap”. Sebagian lagi juga melihat simbol-simbol pohon kehidupan pada relief dinding luarnya. Lebih jauh lagi ternyata kolom tengah adalah bagian dari saka guru (simbol jawa). Di dalamnya sangat banyak komponen bangunan dengan berbagai makna. Bangunan ini sungguh kaya dari segi bentuk dan pemaknaannya.  Pembangunan ini diawali dengan dibongkarnya gereja lama yang kemudian digunakan untuk membangun gereja Jombor.
Gedung gereja ini pun menjadi fenomena arsitektur sekaligus fenomena ekspressi rohani, sebuah gedung gereja besar yang menampilkan kesederhanaan, keakraban dan serba keterbukaan.
B.     Gereja St. Maria Fatima, Sragen
Dibangun tahun 1965 oleh Y.B Mangunwijaya dengan inkulturasi jawa. Terlihat dari bentuk atap rumah joglo dan tiang-tiang yang menyimbolkan soko guru menjadikan bangunan gereja ini tampak kokoh. Tidak ada dinding masif pada bangunan ini, Romomangun berusaha menghadirkan suasana yang menyatu dengan ruang luar. Dinding batu alam menjadi latar belakang  mimbar.
Plafon kayu yang divernis mendominasi ruang dalam dengan pola garis lurus dan mengerucut di puncak. Menyimbolkan kesatuan yang hakiki dalam peribadatan. Kursi-kursi yang dirancang tanpa sandaran dimaksudkan agar orang-orang yang beribadah selalu fokus dan tidak mengantuk saat beribadah. Ruangan begitu luas. Tiang-tiang hanya tampak pada sisi-sisi pinggir gereja untuk menciptakan kesatuan tanpa sekat.
2.      Peziarahan Sendangsono,  Muntilan,  Jateng
Bangunan yang mendapat penghargaaan dari IAI AWARD tahun 1991. Penataan kompleks peziarahan sendangsono sangat menekankan aspek harmoni dengan alam. Bentuk bangunan yang tidak mewah dan tidak pula sederhana. Dengan memanfaatkan kontur alam yang cukup curam Romo Mangun menciptakan sebuah arsitektur yang menyatu dengan alam.
3.      SD Kanisius, Kalitirto, Berbah, Jogjakarta
SD Kanisius Mangunan ini merupakan SD alternatif yang mengadopsi home-schooling, menghadirkan sekolah sebagai rumah kedua. Bangunan sekolah beratap pelana memanjang berdampingan dengan asrama arita yang mirip dengan bangunan pada kampung Code dan Sendangsono. Konstruksi dari kayu dan bilik-bilik bambu, dengan atap seng pada bangunan sekolahnya. Sedangkan wisma atau asrama arita beratap genteng. Ciri bangunan Mangunwijaya pada bangunan ini adalah terdapatnya 6 tiang kolom dengan dimensi 2 x (3×3 m2). Pola desain sekolah yang bersahabat dengan lingkungan masyarakat sekitarnya tidak menimbulkan kesan kontradiktif.
Pola belajar dengan kurikulum baru 75% Kanisius Mangunan dan 25% kurikulum nasional. Guru dan murid saling komunikatif dan guru mengikuti pertumbuhan psikologis dari anak. Sehingga membuat pola ruang yang terbentuk di sekolah ini berbeda dengan sekolah pada umumnya. Pola tempat duduk merupakan pola diskusi kelompok berbentuk U, dimana guru berbaur sangat dekat dengan para murid. 
Bangunan sekolah ini sangat sederhana sekali. Terdiri dari sekat-sekat ruang dari bilik dan papan kayu. Kuda-kuda kayu terekspose karena tidak tertutup adanya plafond. Ventilasi cukup lebar dan panjang. Ventilasi atau jendela terbuka keatas atau ke samping dengan engsel di tengah dan hampir membagi di tengah-tengah kusen, menyerupai sirip. Lantai ubin dengan tekstur atau cetakan yang mirip anyaman bilik bambu.



III.             Kesimpulan
Romo mangun menjelaskan kepada kita secara tidak langsung bahwa dalam kehidupan ini diperlukan sebuah usaha dan kerja keras serta pandangan imajinasi yang luas, sehingga kita mampu memberikan suatu gambaran yang baik yang bukan hanya pada diri kita, tetapi bagi orang lain juga, serta ada manfaatnya saat orang lain menggunakan karya kita. Pemikiran-pemikiran dari para penulis sangat kuat untuk menjelaskan watak-watak dari berbagai tokoh yang dapat kita simpulkan untuk diri kita, serta kita dapat melihat untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan kita. Pandangan mereka juga dapat mempengaruhi kita untuk tetap memperoleh usaha untuk kebebasan. Kebebasan itu memberikan kita suatu kepercayaan dan keyakinan baru bagi kita yang dimana kita mengerti bagaimana untuk lepas dari sesatu beban yang kita usahakan untuk menyelesaikannya. Hasrat yang kuat dari seorang Romo mangun dapat membangun kita yang meskipun kita memperoleh sebuah gelar atau jabatan, kita dapat beralih profesi atau mengerjakan pekerjaan lain yang memang mampu memberikan suatu motivasi baru bagi banyak orang dan berguna untuk di baca. Karya-karya Romo akan sangat efektid bagi kaum terpelajar yang rajin membaca. Pandangan utuh tentang manusia yang hitam putih sangat membebaskan pembaca dari wawasannya yang streotipikal.
IV.             Refleksi Teologis
Manusia sebagai mahkluk yang berbudaya memiliki sebuah usaha dalam hidupnya untuk mencapainya demi suatu kepuasan dan kebebasan tersendiri yang dimana dalam mencapainya diperlukan sebuah tanggungjawab dan kerja keras untuk menggapainya dan tidak bermalas-malasan agar mendapatkan sebuah harapan kedepan . seperti ada tertulis dalam “I Korintus 15:10 yang berkata Tetapi karena kasih karunia Allah aku ada sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkannya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
V.                Analisa
Tugas dan tanggungajawab setiap manusia adalah berbeda-beda, begitu juga dengan  harapan yang menjadi tujuannya untuk menjadi masa depannya juga berbeda antara satu dengan yang lainnnya. Sehingga diperlukan sebuah usaha untuk melahirkan sebuah karya-karya baru dari hasil keja keras kita itu nantinya. Namun dibalik itu manusia memiliki titik jenuh yang suatu saat dapat menumbangkannya. Untuk itu seorang yang berkomimen tinggi dan punya loyalitas, menyadari bahwa apa yang dialakukannya harus betul-betul terpuaskan dengan usahanya dan nantinya menjelaskan hasil yang baik untuk menjadi kemajuan pemikiran baginya dan dapat memperkembangkan karya-karya yang bermanfaat dan bisa juga berpengaruh baik untuk orang lain. Semua usaha di dalam hidup kita ini juga harus kita landaskan kepada Tuhan, yang dimana,  Tuhan selalu turut campur tangan membantu kita dalam semua rencana usaha kita dalam kehidupan kita sehari-hari mealui Roh Kudus Nya. Seorang pemimpin atau seseorang yang berkomtmen maju adalah mengandalkan Tuhan dalam setiap usaha dihidupnya. Menjadi seorang pahlawan adalah harapan setiap orang. Yang dimana kita dapat member perkembangan bagi orang lain dan perubahan untuk lingkungan dan memberikan inspirasi untuk setiap insan.
pada Koran “JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dianggap sebagai tokoh lama yang paling menjanjikan untuk membawa perubahan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Lembaga Pemilih Indonesia (LPI)”.[4]
 Yang dimana disini kita ambil kesimpulan bahwa usaha dari seorang Surya paloh sangat-sangatlah gigih yang dimana dia adalah salah satu dari beberapa sosok yang berjuang untuk membawa sebuah perubahan  untuk sebuah penelitian. Surya paloh adalah seorang pemimpin yang bijaksana dan mempunya rasa tanggungjawab serta kerja keras nya dalam menggapai suatu tujuannya.
“sepertinya sudah bosan dengan model pemimpin yang pinter, cerdas, dan berwibawa. Ada kerinduan luar biasa terhadap sosok pemimpin yang tidak hanya jujur, adil, dan tegas, tapi juga mengayomi, bersahaja, dan dekat dengan rakyat.
Diakui atau tidak, berbagai hasil survei yang menempatkan
Joko Widodo dalam peringkat teratas ialah representasi kerinduan tersebut. Kesediaan Jokowi menyapa rakyat hingga ke kampung kumuh betul-betul meruntuhkan jarak yang selama ini memisahkan pemimpin dan rakyat. Kepemimpinan yang merakyat bukan hanya diucapkan, melainkan dipraktikkan.  Kerinduan terhadap sosok pemimpin seperti ini akumulasi kekecewaan terhadap para pemimpin bangsa yang tak membawa dampak signifikan terhadap perbaikan kualitas hidup, khususnya masyarakat kurang beruntung. Petani miskin, buruh pabrik, nelayan, pedagang kecil, pemulung, tukang ojek, dan kelompok sosial lain yang kurang beruntung nyaris tak berubah nasibnya meski pemimpin silih berganti.
Bencana
Kepemimpinan dewasa ini hanya mengandalkan akseptabilitas. Segala cara ditempuh agar bisa dikenal, diterima, dan kemudian dipilih. Begitu ia terpilih, ceritanya jadi berbeda. Tentu saja akseptabilitas penting. Dengan akseptabilitas, kepemimpinan tak akan mudah digoyang karena punya legitimasi kuat. Namun, tanpa kapabilitas, pemerintahan hanya akan menghasilkan kinerja amburadul.
Ironisnya, pascareformasi, kepemimpinan bangsa ini tak hanya minim kapabilitas, tetapi juga integritas. Padahal, akseptabilitas dan kapabilitas hanya mampu menjawab pertanyaan bagaimana kekuasaan dikelola dan keabsahannya dalam menjalankan kekuasaan. Pertanyaan ”untuk apa atau untuk kepentingan siapa kepemimpinan dijalankan” hanya bisa dijawab oleh integritas. Tanpa integritas, pemerintah terus terjebak pragmatisme yang hanya melanggengkan kekuasaan.     
Seseorang yang memilih jadi pemimpin pada dasarnya sedang mewakafkan hidupnya untuk orang lain. Pemimpin berpikir, bertindak, dan bekerja bukan untuk dirinya, keluarganya, atau kerabatnya, melainkan untuk masyarakat, untuk rakyat. Jika seorang pemimpin keluar dari prinsip ini, pada dasarnya dia bukan pemimpin. Sayangnya, kepemimpinan nasional pascareformasi sepertinya makin jauh dari prinsip ini. Akibatnya, rakyat pun ikut menjauh. Inilah bencana kepemimpinan nasional.
Bencana ini bermula ketika pemimpin yang silih berganti tak melalui proses pematangan. Parpol sebagai lembaga pengaderan pemimpin berubah jadi lembaga pelanggengan kepemimpinan oligarki. Tak ada partai yang melahirkan tokoh. Yang terjadi sebaliknya: tokoh melahirkan partai. Konsekuensinya, rotasi kepemimpinan hanya melingkar di sekeliling sang tokoh. Ada kontestasi yang tidak sehat dalam seleksi kepemimpinaan”.[5]
            menjadi seorang pemimpin dan mengahasilkan suatu karya baru bukan lah hal yang mudah. Tetapi semua itu harus dibarengi dengan sebuah usaha untuk menciptakan suatu karya dan berguna bagi orarang banyak. Pemikiran jangaka panjang dan sebuah imajinasi perlu dimiliki guna mengembangkan diri kita.



VI.             Daftar Pustaka
Forum Mangunwijaya IX,Humanisme Y.B. Mangunwijaya, Jakarta:Kompas

Sumber Elektronik


[1] Forum Mangunwijaya IX,Humanisme Y.B. Mangunwijaya, Jakarta:Kompas
[4]http://nasional.kompas.com/read/2014/01/19/1551465/LPI.Surya.Paloh.Tokoh.Lama.yang.Dianggap.Paling.Membawa.Perubahan.kamis/17/03/2016/14:40.WIB
[5]http://nasional.kompas.com/read/2013/08/22/1036113/Mencari.Pemimpin.yang.Baik.kamis/17/03/2016.16:00.WIB

42 komentar:

  1. Nama : David Haryadi Purba
    Lamtiur Soraya Hutagalung
    Roy Prananta Purba
    Trika Srimarheini Purba
    Tingkat/Jurusan : IA/Theologi
    M. Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
    Dosen : Pdt. Edward Simon Sinaga M.Th.
    Pembahas “Pasemon dalam Sastra Romo Mangun Karya
    Bakdi Soemanto”
    I. Pembahasan
    Romo Mangun dikenal melalui novelnya yang berjudul Burung-Burung Manyar. Mendapatkan penghargaan sastra se-Asia Tenggara Ramon Magsaysay pada tahun 1996. Ia banyak melahirkan kumpulan novel seperti di antaranya: Ikan-Ikan Hiu, Ido, Homa, Roro Mendut, Durga/Umayi, Burung-Burung Manyar dan esai-esainya tersebar di berbagai surat kabar di Indonesia. Buku Sastra dan Religiositas yang ditulisnya mendapat penghargaan buku non-fiksi terbaik tahun 1982.
    Novel Burung-burung Manyar ini sangat terkenal dalam kalangan pelajar khususnya pelajar SMA. Romo seorang penulis yang baik. Ketika kita renungkan hasil karya tangannya, kita bisa katakan karyanya dapat mengubah diri kita, bahkan Indonesia. Seperti tulisan penyaji dalam sajian, “Romo Mangun adalah seorang penulis novel yang menggunakan teori ekspresi, yang akrab dalam jagat pikir semangat zaman romantisme.” Lewat hal ini kita bisa melihat bahwa Romo adalah seorang penulis yang mengerti akan apa yang terjadi sekitar zaman penulisan karyanya itu. Romo juga mengajarkan kita akan kebebasan. Kebebasan telah memberikan suatu kepercayaan dan keyakinan yang baru bagi kita dimana ketika kita mengerti cara untuk melepaskan diri dari sesuatu yang membebani dan kita usahakan untuk menyelesaikannya. Letak sisi kebebasan ini mungkin saja didapati dari sikap pluralisme dari tokoh Romo sendiri. Ketika Romo bersikap terbuka antar agama, maka ia juga akan menjadi panutan atau teladan pada agama tersebut. Bukan hanya dalam konteks Kristen.
    II. Daftar Pustaka
    https://id.wikipedia.org/wiki/Y.B._Mangunwijaya diakses pada 4 April 2016 pukul 16.20 WIB.

    BalasHapus
    Balasan
    1. pertanyaan pembahas
      1.hubungan karya sastra dengan sikap humanis
      2.apakah sastra Romo Mangun bersifat pluralis
      jawaban:

      1> Tiap individu memiliki nilai humanis yang ada dalam dirinya, jika dikaitkan antara sastra adalah bahwa dengan karya sastra yang ditujukan Romo Mangun melalui karya karyanya menujukkan bagaimana karakteristik para tokoh yang dimasukkan Romo melalui pengalamannya yang dimana karakter tokoh mengajarkan kita untuk tetap berbuat baik, tetap kuat dan mengasihi sesama ataupun keluarga dan yang lainnya . sehingga dalam karakter yang ada dalam karya sastra itu menunjukkan sikap humanis yang dimana kita diajak untuk memandang hal-hal yang tokoh itu lakukan agar kita aplikasikan dan kita dapat melihat dan menarik ke dalam diri kita makna dari karya sang Romo.
      sastra adalah pencampuran pengalam orang yang digabungkan dengan
      2> Karya sastra Romo mangun bersifat pluralis karena Romo Mangun tidak melihat dari satu sisi agama maupun dari satu sisi karakter tetapi lebih menekankan bagaimana keseluruhan manusia dengan gambaran beberapa tokoh yang telah dipaparkan oleh Romo Mangun melalui karakter tokoh. Romo menitik beratkan pada diri pembaca untuk peduli terhadap yang ada dalam bumi ini yang dimana banyak keberagaman yang harus dipikul secara bersama. Dan karya Romo mangun memberikan kita suatu pandangan melalui tokoh-tokoh dari karyanya untuk menselaraskan perbedaan dan tetap peduli serta bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan hidup dalam lingkungan yang didalam kehidupan kita berbagai macam karakter manusia menempati lingkungan ini. Karya Romo mangun juga bersifat pluralis karena Romo tidak memandang adanya perbedaan.

      terimaksih..
      syaloom..

      Hapus
    2. Karya Romo mangun bersifat pluralis di karenakan dalam penulisan karya-karya tersebut Romo mangun tidak hanya memandang dari satu sudut pandang saja melainkan dari beberapa pandangan yang ada sehingga Romo Mangun sebagai seorang pastor yang menulis Roman. Bagi Romo roman adalah genre sastra yang lebih bebas dari pada mitologi. Tetapi sebagai seorang pastor, dia menulis roman seperti cerita-cerita yang pada Kitab Suci sehingga seperti dalam khotbah, Romo Mangun bisa menyambungkan hidup masa kini dengan pengalaman Religiositas orang-orang, baik yang ditulis di dalam Kitab Peranjian Lama dan Perjanjian Baru. Tetapi, dalam kenyataan, Romo menulis Roman, sebuah bentuk sastra baru, yakni yang posisinya berseberangan dengan mitologi.

      Hapus
  2. Nama : Kalferi Eli Derita Sipayung
    Ting/jur :I-A/Theologia
    NIM :15.01.1283

    Syalom,,,
    Dalam pemaparan sajian kelompok 3 tentang “PASEMON” DALAM SASTRA KARYA ROMO MANGUN anda memaparkan dibagian analisa “Sehingga diperlukan sebuah usaha untuk melahirkan sebuah karya-karya baru dari hasil kerja keras kita itu nantinya”. Dari kalimat diatas yang ingin saya tanyakan ialah usaha-usaha bagaimanakah dan perkembangan bagaimana untuk melahirkan karya-karya baru dari hasil kerja keras tersebut?.
    Trimakasih saylom...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas komentar yang diberikan saudari Kalferi sipayung. 15.01.1283. sayang mewakili kelompok III menanggapi bahwa setiap manusia harus dituntut untuk berkara, bahkan dalam kehidupan kita, kita kerap sekali harus berkarya. karena dengan berkarya kita akan mengetahui bagaimana kekuatan kita dalam bertindak dan bagaimana kemampuan kita untuk mencapai sesuatu. dengan berkarya pasti akan ada suatu keindahan atau kenikmatan atapun akan semakin berbunga tindakan dalam kehidupan kita. tidak ada kemonotonan tetapi dengan karya itu, dapat menghasilkan hal baru yang membuat kita lebih semangat lagi untuk berkarya lebih lagi. usaha dalam berkarya tentu dituntu pengetahuan yang dimana kita harus mampu berpikir bagaimana mencipta, usaha yang diperlukan juga yaitu kestabilan dalam pencapaian, yang artinya tetap santai,serius dan selesai.pekembangan yang melahirkan karya baru dalam pasemon ini yaitu melihat kebelakang bagaimana sebenarnya yang menjadi latar belakang, sehingga kita diajak untuk menerima nilai-nilai kemanusiaan yang ada pada saat itu. seperti halnya romo mangun yang menjadi seorang aritektur dalam rumah yang terbuat dari bambu yang begitu indah dan mempunyai warna yang cerah dalam tiap-tiap cat rumah. begitu juga sungai kali code yang dulunya sangatlah kotor dan dia mengajak masyarakat sekitar untuk tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga kebersihan sekitar sungai kali code dan akhirnya sungai tersebut sangat lah bersih, dulunya warga kalo code sangat minim dalam pendidikan sehingga beliau memberi pengajaran dan juga wadah untuk perkembangan anak-anak yang menjadi generasi penerus.nah, seperti halnya yang dilakukan Romo mangun kita dapat mengambil gambaran yang dimana kita memberi apresiasi kita terhadap suatu ahal sehingga karya baru yang di dapat obejek itu akan menghasilkan suatu karya baru yang pastinya akan berkembang dan bermakna. perkembangan juga akan terjadi dengan dasar bagaimana kemauan dari dalam diri kita untuk bangkit memberi perubahan ataupun karya.

      terimakasih
      syaloom

      Hapus
    2. terimakasih kepada saudara Kalferi Eli Sipayung atas pertanyaannya , saya dari kelompok III akan menjawab pertanyaan saudari yang bertanya tentang usaha-usaha bagaimanakah dan perkembangan bagaimana untuk melahirkan karya-karya baru dari hasil kerja keras tersebut? mungkin saya menambahi sedikit apa yang sudah saudara jepri jelaskan , seperti yang kita tahu kita sebagai manusia memiliki pikiran dan akal budi untuk berbuat sesuatu, berkarya terutama berpikir untuk selalu membuat hal baru , hal yang belum pernah adaa atau hal yang sudah pernah ada tetapi tidak berkembang dan disinilah peran kita diperlukan . Mungkin usah kita adalah selalu menggali, mencari tau hal apa yang cocok dengan hal tersebut , menambah pengetahuan kita sebagai anak bangsa. seperti halnya yang dilakukan Romo yang berprofesi sebagai arsitektur. Beliau selalu berusaha untuk mengeluarkan karya-karya baru untuk membangkitkan generasi sekarang dan seterusnya.
      mungkin ini saja yang dapat saya tambahkan , terimakasih.
      syaloom

      Hapus
    3. pertanyaan yang begitu menarik bagi saya mengenai apa sajakah usaha-usaha bagaimanakah dan perkembangan bagaimana untuk melahirkan karya-karya baru dari hasil kerja keras tersebut?.

      baik mengenai usaha-usaha yang dilakukan itu berawal dari kepribadian kita sendiri misalnya kita tidak adanya sifat egoisme yang tinggi, mempunyai kemampuan yang lebih,kreatif, inofatif serta menjunjung tinggi kepercayaan terhadap Tuhan Kita.

      Hapus
    4. Nama : Evi Krisnawaty Napitupulu
      Tingkat/ Jurusan : I-A/ Teologia
      NIM : 15.01.1258

      Terimakasih atas pertanyaan saudari Kalfery

      Sebagai manusia, makhluk yang berakal budi manusia sebenarnya dituntut untuk mampu mengembangkan sebuah karya, tidak hanya mengembangkan namun menciptakan suatu karya baru. Manusia harus berusaha untuk menciptakan karya yang memberikan inspirasi bagi yang lainnya agar tidak hanya menjadi plagiat atau penjipla karya orang lain. Karya-karya yang ingin ditunjukkan itupun harus memberikan suatu makna sehingga saat karyanya diperlihatkan, menjadi suatu kebanggan dan orang lain tertarik untuk ikut juga mengembangkan karyanya sehingga kita tetap memberi nilai positif kepada masyarakat.

      Hapus
  3. syalom.... salam ibd...
    mungkin pertanyaan saya yang saya tanyakan di kelas yaitu apakah karya-karya Romo Mangun juga bersikap humanis?
    saran saya juga dijawab di blog ini.

    untuk kali ini saya ingin bertanya bagaimana juga dengan karya-karya Romo yang bukan sastra(dalam bidang politik dan arsitektur), apakah ia juga memperhatikan sikap humanis yang ia pegang selama ini?
    karena mungkin saja ia hanya menekankan dalam hal sastra yang bersifat humanis tetapi karya lain tidak.

    syaloom....
    salam ibd

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih kepada saudara Roy Purba atas pertanyaannya , saya dari kelompok III akan menjawab pertanyaan saudara tentang apakah karya-karya Romo juga bersikap Humanis? iya , Semua karya Romo bersikap Humanis. dia selalu mementingkan kebahagiaan sesamanya dengan karya-karya yang dibuatnya.
      untuk karya Romo yang bukan sastra seperti di bidang politik dan arsitektur juga ia tetap memegang sikap Humanisnya tersebut seperti yang saya baca bahwa dalam bidang politik Romo sangat kecewa sistem pendidikan di Indonesia menimbulkan gagasan-gagasan di benaknya. Dia lalu membangun Yayasan Dinamika Edukasi Dasar dan sebelumnya Romo membangun gagasan SD yang eksploratif pada penduduk korban proyek pembangunan waduk Kedung Ombo, Jawa Tengah, serta penduduk miskin di pinggiran Kali Code, Yogyakarta.Untuk bidang arsitektur Romo juga mendapat penghargaan tertinggi karya arsitektural di dunia berkembang, untuk rancangan pemukiman di tepi Kali Code, Yogyakarta. Ia juga menerima The Ruth and Ralph Erskine Fellowship pada tahun 1995, sebagai bukti dari dedikasinya terhadap wong cilik. Hasil jerih payahnya untuk mengubah perumahan miskin di sepanjang tepi Kali Code mengangkatnya sebagai salah satu arsitek terbaik di Indonesia.Dan disini sudah terbukti Romo selalu menerapkan prinsip Humanisnya disetiap bidang yang ia lakukan .
      sekian dari saya, terimaksih
      syaloomm

      Hapus
    2. karya ROmo mangun bersifat humanis karena bersifat unicversal tanpa memandang sisi agama maupun latar belakang seseorang, namun dia tetap memberi suatu Arahan dari karya-karyanya yang dapat membangun nilai dalam jatidiri kita. romo mangun adalah seorang yang sangat gigih dan penuh belas kasihan yang memberi suatu kesadaran bagi setiap masyarakat untuk tetap saling bersandar (social Humanity) atau saling tolong-menolong. romo mangun dengan karya nya mebangun sebuah desara kali code yang memberi pengajaran bagi masyarakat yang buta akan ilmu serta pengalaman hidup, sehingga dia hadir memberi cahaya terang bagi mereka higga saat ini karyanya tetap berkobar. dia juga mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai kali code sehingga sungai tersebut nampak bersih nan indah. dan juga pemandangan rumah yang dihiasi berbagai macam warna terang yang memberi suatu keindahan dengan macam-macam warnanya dengan bahan rumah yang terbuat dari bambu. karyanya sangat sederhana tetapi hasilnya sangat-sangatlah bermanfaat untuk masyarakat yang merasakan sentuhan kepeduliannya. dengan sikap dan teladannya, mengajak kita untuk tetap mempunyai rasatanggungjawab bagi sesama kita yang masih belum merasakan bagaimana hidup ini dengan terang ilmu. sehingga nilai humanisnya sangat jelas ada dihilihat dari tindakan serta perbuatan maupun arahan motivasi dan nasehat ataupun tegurah sehat yang diberikan kepada setiap masyarakat melalaui karya-karyanya yang akan dikenang dan tak terlupakan oleh masyarakat.

      syaloom IBD

      Hapus
    3. bicara mengenai karya Romo mangun yang humanis ini adalah sangat berhubungan dengan beberapa karya tulisnya menyadari bahwa apa yang dialakukannya harus betul-betul terpuaskan dengan usahanya dan nantinya menjelaskan hasil yang baik untuk menjadi kemajuan pemikiran baginya dan dapat memperkembangkan karya-karya yang bermanfaat dan bisa juga berpengaruh baik untuk orang lain. Semua usaha di dalam hidup kita ini juga harus kita landaskan kepada Tuhan, yang dimana, Tuhan selalu turut campur tangan membantu kita dalam semua rencana usaha kita dalam kehidupan kita sehari-hari mealui Roh Kudus Nya. Seorang pemimpin atau seseorang yang berkomtmen maju adalah mengandalkan Tuhan dalam setiap usaha dihidupnya. Menjadi seorang pahlawan adalah harapan setiap orang. Yang dimana kita dapat member perkembangan bagi orang lain dan perubahan untuk lingkungan dan memberikan inspirasi untuk setiap insan. itulah pandangan kami dari kelompok penyaji.

      Hapus
  4. Nama : Beritanta Surbakti
    Tingkat : I-A/Theologi
    Nim : 15.01.1222
    Dari pembahasan “Pasemon” saya ingin bertanya, bagaimana pandangan para penyaji terkait Karya terakhir Romo Mangunwijaya yaitu “Pohon-Pohon Sesawi”(1999) yang merepresentasikan secara jelas kehidupan para rohaniawan Nasrani dalam biara yang mengabdi kepada Kristus. Terima kasih.

    shalom.

    BalasHapus
    Balasan
    1. pembahasan kita adalah melihat pandangan seorang bakdi soemanto yang mengulas novel manunwijaya dari burung-burung manyar sampai trilogi Roro mendut yang bekisar pada tahun 1980-an. maka dari itu dimohonkan kepada saudari agar dapat memahami bahasan kita yang didalam jalur dan tidak mengaitkannya dengan jalur lain/tidak ada dalam bahasan kami. terkecuali jika saudara mengkaitkan dengan isu isu hangat.

      terimakasih saudari beritanta :)

      Hapus
    2. terimakasih buat pertanyaan saudari Britanta . menurut kami para penyaji pertanyaan dari saudara berikan itu bukan pembahasan daripada kelompok kami. karena disini kami para penyaji membahas tentang Pasemon mengenai pandangan seorang bakdi soemanto yang mengulas novel manunwijaya dari burung-burung manyar sampai trilogi Roro mendut yang bekisar pada tahun 1980-an. jadi mengenai pertanyaan ini kami mencoba menjawab secara garis besarnya saja .

      Mengenai novel karya terakhir karya Romo mangun tentang Pohon-pohon sesawi ,maka dalam novel ini muncul tokoh-tokoh yang memang diangkat dari pribadi-pribadi yang dekat dengan hidupnya, yang telah menjadi sosok seseorang sumber inspirasi, spirit, bagi karya dan perjalanan panjang sebagai seorang imam. Karena itu, karyanya ini sedikit dipersembahkan pada keluarganya. Maka dengan membaca novel ini kita menangkap kesan yang kuat bahwa lewat karya ini (Pohon-Pohon Sesawi) Romo Mangun ingin merefleksikan perjalanannya sebagai imam dengan romantika dan konflik-konflik batinnya. Dituangkan dengan bahasa yang segar, jenaka, dan penuh sindiran khas Romo Mangun. itulah gambaran yang dapat saya jelaskan mengenai pertanyaan saudara tersebut.

      Hapus
  5. Nama : Abram Suria Ginting
    NIM : 15.01.1206
    Setelah saya membaca materi kita ini, saya mendapat penilaian bahwa keempat novel yang telah disebutkan pada pembelajaran ini mempunyai kesejajaran yang saling terikat yaitu berideologikan kemerdekaan. Saya mendapat pemahaman bahwa seharusnya kita itu harus memiliki cara pandang yang bebas dan luas yang didalamnya juga nantinya dapat kita temukan makna kemanusiaan. Kita seharusnya berani memandang dunia nan luas dan berani untuk mengarungi samudera lepas penuh gelombang menantang. Namun, saya mengerti bahwa pemahaman-pemahaman yang telah saya peroleh tersebut masihlah sangat dangkal dibanding dengan pemahaman para penyaji yang telah banyak mendalaminya. Oleh sebab itu saya ingin memperdalam materi ini lebih lagi dengan memberi satu pertanyaan kepada para penyaji. Coba para penyaji jelaskan apa saja implikasi yang dapat dan semestinya kita lakukan sekarang ini sehubungan dengan materi kita ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimaksih saudari abram
      jadi yang dapat kami simpulkan dari bahasan kami dengan implikasinya adalah bahwa dengan karya romo mangun ini, yang dimana Romo mangun memuat karya-karya sastranya yang didalamnya terdapat berbagai tokoh serta pandangan-pandangan mereka yang berberda-beda. pasemon yang artianya adalah suatu gambaran yang mengingatkan kita pada peristiwa sejarah atau, dongeng atau mitos yang pernah terjadi diketahui umum. sehingga kita dianjurkan untuk tetap memberikan rasa kepercayaan kita kepada Tuhan, dan kita dianjurkan untuk mengasihi sesama kita dan tetap memberi rasa kekeluargaan dengan perbuatan baik, keadilan serta menunjukkan makna kemanusiaan dengan menghargai saling membantu(social humanis) dan bertanggungjawab. yang ditekankan dalam implikasi ini juga adalah kebebasan, yang artiannya ada suatu revolusi yaitu mental, sikap, keterbukaan, kepekaan serta kesadaran yang nantinya akan membangun kita lebih yakin dalam proses hidup ini.

      Hapus
    2. terimakasih atas pertanyaan yang di berikan saudara abram kepada kelompok kami.
      baik mengenai pembicaraan apa saja implikasi yang dapat semestinya kita lakukan sekarang ini dalam pembahasan materi ini.
      implikasinya yaitu dengan cara kita harus mencoba menerapkan karakter dan prinsip Romo mangun tersebut dimana disini menjelaskan bahwa Romo mangun menekankan agar kita saling mengasihi dan percaya kepada Tuhan serta menaati semua ajaran-ajarannya.

      Hapus
  6. Nama : Yuni Carolina Br Sinulingga
    NIM : 15.01.1346

    SHALOM....

    Di kesempatan ini kita membahas tentang “Pasemon” dalam Sastra Romo Mangun, yang kita tahu bahwa dalam sajian ini karya-karya Romo Mangun merupakan salah satu ekspresi yang dapat dituangkan Romo Mangun dalam mewujudkan manusia yang humanis dan dalam mewujudkan nya diperlukan sebuah usaha dan kerja keras. Yang menjadi pertanyaan saya adalah, apakah hal yang dilakukan Romo Mangun ini merupakan cara yang efektif pada masa sekarang khususnya bagi para kaum muda, yang lebih mengandalkan keegoisannya dan terkadang aksi brutal nya?

    Terimakasih. Salam kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih kepada saudara yuni carolina atas pertanyaannya. saya dari kelompok III akan menjawab pertanyaan saudara tentang tindakan Romo Mangun tersebut, seperti yang kita ketahui Romo Mangun selalu berusaha untuk berkarya dan untuk mewujudkan manusia yang humanis beliaupun bekerja keras. dari yang kita lihat dan kita pandang dari sisi moderen sekarang banyak kaum muda yang tidak memperdulikan lagi tentang sesamanya . Sangat minim humanis, memang kaum muda sekarang kebanyakan lebih mementingkan ego dan sikap brutalnya tetapi marilah dimulai dari kita yang sudah mengetahui dan mempelajari cara Romo tersebut . jadikan Romo tersebut menjadi panutan kita , kita bisa memulai dari kita dan memberi contoh kepada kaum muda yang lain. setidaknya kita mengajak dan memberi penjelasan kepada kaum muda yang lain agar lebih mau peduli kepada sesama, mulai berkarya untuk memajukan generasi kita. karena yang kita tau kita adalah makhluk sosial , kita tidak bisa hidup sendiri dan kita tidak bisa terus hidup di situasi yang minim seperti saat ini.
      terimakasih
      syaloom

      Hapus
    2. menurutkami kelompok tiga
      kita mengetahui bahwa hal yang disukai para pemuda adalah membaca novel. sehingga ini adalah sebuah metode yang romo mangunwijaya lakukan agar para pembaca dapat memaknai pandangan mangunwijaya melalui karya tokoh-tokohnya. para pembaca juga akan lebih sadar dan mengambil sisi positif dari tindakan-tindakan yang para tokoh lakukan dan nantinya sifat-sifat buruknya seperti keegoisannya perlahan akan memberi kesadaran baginya bagaimana nilai-nilai kemanusiaan yang sebenarnya dengan didikan secara tidak langsung dari romo mangun melalui karakter para tokoh.

      thanks

      Hapus
    3. Partogi Robby Gultom
      15.01.1302
      Kelompok :3

      sebelumnya terima kasih banyak atas pertanyaan yang diberikan saudari Yuni Carolina kepada kelompok kami yaitu kelompok 3. baik saya akan coba menjawab pertanyaan saudari yang diberikan kepada kelompok kami. sebelumnya kita sudah sama-sama mengetahui apa sih sebenarnya maksud dan tujuan pasemon itu sendiri. menurut kami pandangan para penyaji mengatakan bahwa dalam menghadapi cara yang efektif pada masa sekarang khususnya pada masa kaum muda yang lebih mengandalkan egois dan aksi brutalnya. menurut kami itu sudah merupakan cara yang efektif nya akan tetapi kami saya memberikan pandangan mengenai permasalahan khususnya membahas tentang egois dan aksi brutalnya. tentu saja hal yang mendasari terjadinya aksi brutal itu sendiri di dasari dengan adanya rasa egoisme yang tinggi maka terjadilah demikian. saya mencoba memberikan pandangan mengenai permasalahan ini .

      1.Refleksikan diri sendiri
      Cobalah untuk berkaca dan merefleksikan diri. Biasanya seringkali banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya memiliki sifat dan watak yang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan tingkah laku kita.

      2.Pintar memilah-milah keadaan
      Sebelum memberikan problem solving terhadap kerabat-kerabat kita, ada baiknya kita mengerti betul kondisi yang dialaminya sekarang. Maka dari itu kita harus bijak dalam mengambil keputusan.

      3. Jangan bersikap keras
      Jangan menghadapi kekerasan dengan kekerasan. Orang dengan sifat cuek dan keras kepala lebih tepat dihadapi dengan kasih sayang. Karena jika dikerasi, dia akan semakin tidak peduli. Mereka alergi dengan bentakan dan memilih tidak ambil pusing dan seolah tidak terjadi apa-apa. Berbeda jika kasih sayang yang menghampiri mereka.

      4.Sabar
      Yang terakhir, bersabarlah dalam menghadapi orang yang cuek dan keras kepala. Karena untuk menyentuh kehidupan seseorang diperlukan waktu yang tidak singkat. itulah pandangan yang dapat kami berikan atas pertanyaan yang diberikan saudari yuni terhadap kelompok kami.

      Hapus
  7. Nama : Eirene Hutabarat
    Tingkat/ Jur. : I-A/ Teologia
    Nim : 15.01.1246

    Pertanyaan saya sederhana, menurut penyaji apa sebanarnya yang melatarbelakangi Romo mengambil nilai-nilai kemanusiaan dari karya-karya penulis?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas pertanyaannya buat saudari eirene hutabarat. mengenai pertanyaannya apa yang melatarbelakangi Romo mangun mengambil nilai-nilai kemanusiaan dari karya penulisnya . baik dalam penjelasan menurut beberapa karya penulis Romo mangun itu senidiri menyatakan bahwa secara khusus nya dalam pembahasan kelompok kami kali ini yaitu mengenai Pasemon itu sendiri menyatakan bahwa definisinya adalah apa yang kamu lihat itu benar belum tentu anggapan penilaian orang itu juga benar dan begitu juga sebaliknya jika menurut orang itu penilaiannya tidak benar belum tentu juga menurut penilaiaan kita juga benar. jadi faktor yang melatarbelakanginya itu yaitu melalui individu nya sendiri,pendidikan,lingkungan,keluarga dan sosial. karena dalam karya-karya Romo mangun itu sendiri banyak yang membahas bagaimana sebenarnya nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri yang ditulis pada karyanya itu sendiri.

      Hapus
    2. mungkin saudari eiren perlu mengklarifikasi pertanyaanya.
      yang bahwasanya Romo mangun tidak mengambil nilai-nilai kemanusiaan dari penulis lain,tetapi sebaliknya. sehingga klarifikasinya adalah apa yang melatarbelakangi romo mengambil nilai-nilai kemanusiaan dalam karyanya adalah karena mangunwijaya melihat kesenjangan kehidupan masyarakat indonesia yang terjadi seiring perjalanan hidupnya yang sangat membebani hatinya sebagai seorang pastor yang peduli akan perubahan masyarakat. Sehingga mangunwijaya menekankan suatu pandangan kepada masyarakat melalui karya-karya sastranya melalui karakter para tokoh untuk dapat dimaknai oleh masyarakat yang dimana mangunwijaya juga menekankan nilai kebebasan yang mengajar masyarakat harus mempunyai kebaikan,keadilan dan kebenaran.

      Hapus
    3. terimakasih untuk saudari eirene atas pertanyaannya , saya akan menambahi sedikit jawababan dari teman sekelompok kami tentang pembahasan tersebut. menurut saya latar belakang Romo mengambil nilai-nilai kemanusiaan dari karya tulis adalah dengan perasaan sedih terbebannya Romo akibat melihat keadaan dilingkungan kita sekarang , Romo sebagai pastor inginj jemaat/masyarakatnya meningkatkan kehidupan ke arah yang lebih baik . Seperti yang kita ketahui Romo selalu mengusahakan , berpikir membuat sesuatu yang baru untuk lingkungan. dan dia menuangkan dari karya tulis adalah memberi penjelasan dan membuat sadar semua makhluk khususnya anak muda zaman sekarang untuk lebih mengerti tentang kemanusiaan dan lebih perduli akan semua tindakan-tindakan , perbuatan-perbuatan kemanusiaan . Sekian tambahan dari saya . Terimakasih
      sayaloom

      Hapus
  8. nama : adryan putra tua hutabarat
    tingkat/jur : 1-a/teologi
    nim : 15.01.1208

    kita tahu sendiri setiap manusia memiliki sifat humanis, tetapi tergantung setiap individu mau mengasah atau mengembangkan sifat humanis itu. dan kita tahu sendiri bahwasannya setiap manusia juga memiliki sebuah talenta atau kelebihan di dalam dirinya sendiri. alangkah baiknya ketika kedua unsur tersebut bisa dikombinasikan atau dipadukan antara sifat humanis dengan talenta yang dimiliki. seperti romo dia memiliki sifat humanis didalam dirinya, dan dia mengembangkan sifat humaisnya dengan ilmu pengetahuan dan talenta yang dimilikinya, seperti di kali code, dia membangun paradigma baru dengan masyarakat setempat dengan cara mengajak masyarakat setempat untuk membangun kali code, membuat perpustakaan dan sebagainya.
    mungkin untuk saat ini, penjelasan atau tambahan dari saya untuk saat ini sampai disini, terima kasih
    salam ibd

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih kepada saudara tercinta kami adryan Hutabarat

      syaloom

      Hapus
    2. saya merasa sangat bangga mengenai pernyataan yang diberikan saudara Adryan Hutabarat, secara khusus membantu kelompok kami dalam membahas materi ini supaya lebih luas lagi , kiranya melalui tambahan pandangan yang diberikan saudara Adryan dapat menambah wawasan bagi kita semua.

      Tuhan Yesus Memberkati.

      Hapus
    3. terimakasih kepada saudara Adrian Hutabarat telah membagikan sedikit wawasannya tentang pembahasan kelompok III ini , dan ini juga bermamfaat membantu kelompok kami . Terimakasih
      syaloom

      Hapus
  9. 1.cristfany pasaribu.> romo mangun ingin membangun kemanusiaan melalui tokoh-tokoh dalam karyanya, bagaimana caranya?
    > kita mengetahui bahwa Romo mangunwijaya dalam karya-karyanya menggunakan tokoh-tokoh yang membangun nilai-nilai kemanusiaan, yang sifat atau karakter dari tokoh-tokoh itu memberi kesan semangat, berpengang pada keyakinan mereka sendiri yang selalu bersifat terbuka untuk semua dialog. yang tidak pernah menuntut prasangka dan ketakutan terhadap orang lain. mereka adalah pemuja-pemuja keindahan akan eksistensi manusia yang berlaina, yang diaman para tokoh yang digambarkan Romo mencari makna realitas dalam kenyataan untuk sebuah keyakinan dalam membentuk nilai-nilai kemanusiaan, sehingga dengan karya sastranya ini para pembaca atau masyarakat yang pada masanya sudah berada pada kesenjangan moral, nantinya akan biasa menyadari melalui pemaknaan dari cerita serta sifat-sifat dari toko dalam karya sastra Romo Mangun.
    2.Manganta Op.sunggu,> bagaimana tanggapan penyaji tentang pandangan Romo Mangun yang berbeda dengan mitologi
    .> pandangan kami adalah karena Romo MAngun menulis Roman atau karya lainnya adalah ingin membebaskan diri dari ikatan-ikatan komunitas tetapi Romo menghadirkan pikiran sperti yang dilakukan Yesus dalam cerita perumpamaannya. sehingga Romo menghadirkan beberapa novel yang didalamnya ada berbagai karakter tokoh yang melalui tokoh tersebut Romo mangun menasehati kita secara tidak langsung bahwa kita harus hidup bebas dan hidup dalam Yesus. Romo yang juga adalah seorang Pastor mengetahui bahwa mitologi adalah sesuatu yang tidak teruji kepastiaanya tetapi hanya cerita belaka yang memberi asumsi bahwa itu adalah benar. maka Romo mengarahkan kita kearah yang lurus melalui karya sastranya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. balasan saya untuk 4 orang penanya kok tidak muncul?
      saya sudah membalas tapi setelah saya klik "publikasikan" jawabn saya malah hilang.

      Hapus
  10. 3.falmer tarigan.> apa hubungan sastra humanisme dengan etika manusia dengan disiplin karakter
    .> dengan kita mempunyai etika maka kita akan menyadari dan mengetahui apakah kita sudah memiliki suatu perbuatan atau perilaku yang baik ,maka kita akan lebih berusahauntuk menunjukkan diri kita dalam berdisiplin karakter dengan tindakan atau pola perilaku yang sesuai maupun seimbang . dengan etika maka karakter kita harus betul betul menunjukkan kebaikan. sehingga dalam sastra yang ditulis oleh romo mangun yang dimana didalamnya ada beberapa tokoh yang sifat atau karakternya memberi pandagan bagi kita bagaimana kita untuk mencapai etika yang berdisiplin karakter yang diharapkan. sehingga kita dapat melihat sifat-sifat dan cerminan yang diberikan tokoh yang dimana nilai moral kita dapat dibangun melalui pandangan mereka yang berpendapat tentang keberanian, kebebasan(kebaikan,kebenaran dan keadilan), rasa tanggungjawab dan lebih mempercayai fakta dibanding mitos. dengan hal ini lah akan tergapai nilai atau sikap yang humanis tetap berlandaskan pada suatu kesadaran diri yang diman diri kitalah yang menunjukkan bagai mana kita beretika serta menunjukan seperti apa disiplin karakter kita dan etika dan disiplin karakter akan lebih terbentuk lagi jika kita dapat memahami pandangan yang karakter tokoh ajarkan bagi kita.
    4. Jhonfredy situmeang.> dasar room mangun memnculkan Pasemon (bagaimana situasi/latarbelakang)
    .> pasemon adalah suatu bahsa yang diambil dari bahasa jawa tradisional yang merupakan istilah gaya perbandingan yang mirip dengan alusio. Pasemon berupa ucapan atau ungkapan untuk menggambarkan suatu keadaan yang mengingatkan seseorang kepada peristiwa sejarah, dongeng atau mitos yang pernah terjadi diketahui umum. Novel adalah suatu bentuk karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik. Roman adalah suatu jenis karya sastra yang merupakan bagian dari epik panjang. Karya novel dari Romo Mangun ini sangat terkenal sampai saat ini, Romo Mangun adalah seorang pastor tapi dia juga sekaligus penulis Roman. Bagi Romo, Roman adalah genre sastra yang lebih bebas daripada mitologi. Romo seringkali menyambungkan roman yang ditulisnya dengan kehidupan masa kini. Walaupun roman sudah lebih merdeka dibandingkan mitologi, tetapi novel lebih banyak menunjukkan petualangan. Romo mangun pada masa itu melihat bahwa di masyarakat Indonesia terjadi kesenjangan moral terutam buat kaum pemudanya. Sehinggan Romo memunculkan atau berkarya melalui novel dengan alasan pemuda lebih tertarik pada Novel. Sehingga Mangun menyesuaikan Karakter tokoh serat pandangan dari tokoh tokoh untuk secara tidak langsung memberi nasihat kepada masyarakat atau memberi arahan bagaiman menjalani hidup ini penuh dengan sikap humanis. Sehingga singgungan membangun yang tulis room mangun ini akan membuka pola pikir masayarakat serta meberi arahan berupa pandangan yang baik kepada masyarakat untuk lebih mempercayai fakta disbanding mitos yang belum benar kepastiaanya. Pasemon yang mengarah pada peristiwa sejarah harus betul betul di kritisi masyarakat apakah mitos itu benar dan layak untuk dipercayai atau tidak. Sehingga room mangun memunculkan judul ini adalah dengan alasan agar masyarakat tidak berpikiran sempit dan lebih berpikiran luas dan terbuka dan mempunyai sikap yang humanis dengan juga memberi pandangan yang tepat buat sesama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. 5. Daniel Hutabarat.> apa tujuan Romo mangun menulis sastra ini sementara masyarakat belum sepenuhnya mengenal humanism.
      .> Romo mangun yang bertujuan memberikan pandangan kepada masyarakat melalui karya novelnya yang didalamnya ada beberapa tokoh yang mempunyai pandangan serta sifat yang dapat dimaknai perbedaanya adalah untuk memperkenalkan kepada masyarakat bagai mana sebenarnya sikap humanis yang betul-betul mampu membangun kita dan mengarahkan kita untuk lebih bertindak dan berbuat baik lagi kedepannya. Room mangun menuliskan sastra ini karna melihat bahwa sudah banyak terjadi kerusakan moral serta kesenjangan yang terjadi dimasyarakat dengan pemikiran sempit yang juga mempercayai yang namanya mistis. Sehingga room mangun ingin membangun nilai kebebasan yang didalamnya ada kebaikan,kebenaran,serta keadilan bagi masyarakat yang masih perlu diber arahan untuk mengenal bagaimana manusia itu sebenarnya. Sehingga apa yang diharapkan atau dicita-citakan Romo mangun dapat dimaknai melalui novelnya dan sikap humanis dapt dirasakan oleh masyarakat.
      6.eikel ginting.> bagaimana penjabaran humanisme dalam karya novel dengan kehidupan/perwujudan manusia pasca manusia
      .> Mangunwijaya menuliskan beberapa novel yang memiliki banyak unsure serta tujuan yang pastinya adalah meberi arahan kepada masyarakat yang dapat mengambil makna dari pandangan-pandangan yang tokoh dalam novel itu kemukakan. Yang dimana diharuskan kuat,tegar, memiliki rasa kebebasan(kebaikan,kebenaran dan keadilan) serta bagaimana tindakan atau kesadaran untuk berubah. Dengan demikian mangunwijaya mengajarkan masyarakat secara tidak langsung mlelalui kaya nya untuk tetap saling berdampingan dengan saudara-saudara kita yang masih belum mengetahui sebenarnya bagaimana manusia itu hidup dengan saling bergantungan dan saling mengharapkan satu sama lain. Maka dengan itu manusia pasca manusia dalam novel ini diarahkan untuk mempercayai yang namanya fakta dan bukan mitos yang tidak diketahui pasti kebenarannya, dengan arahan juga lebih didasarkan kepada kesadaran diri sendiri juga sangat penting demi mencapai titik temu untuk lebih terbuka dan memandang luas serta tidak berpikir sempit lagi dalam meraba dunia yang penuh dengan socialitas yang beranekaragam dan berwarna. Dalam kehidupan pastinya diarahkan untuk lebih bersikap baik,benar,dan adil serta mempunyai nilai-nilai kemanusiaan yang bermanfaat bukan hanya untuk diri kita saja, tetapi juga untuk orang lain yang memerlukan wawasan kita. Sebagai orang tua , dianjurkan untuk lebih mendidik anak lebih baik lagi agar dimasa depannya nanti dia betul betul mampu untuk menjadi pribadi yang sebenarnya dan sesuai harapan serta tidak mengecewakan , sehingga nanti para masyarakat akan lebih menjadi mengerti bagaimana hidup seperti bagaimana manusia itu sebenarnya tanpa ada keraguan dan disertai dengan kesadaran yang membangun.

      terimakasih
      Tuhan Yesus memberkati
      syaloom

      Hapus
  11. Berikut beberapa pertanyaan yang diberikan kepada kelompok kami yaitu :

    1.cristfany pasaribu : romo mangun ingin membangun kemanusiaan melalui tokoh-tokoh dalam karyanya, bagaimana caranya? caranya yaitu tokoh Romo Mangun ini adalah Dimana dibalik ia seorang arsitek, seorang yang humanis, seorang budayawan, seorang pendidik, dan seorang pastor. ternyata ia juga adalah seorang sastrawan yang memiliki banyak karya-karya seperti Burung-burung Manyar, Siti Nurbaya, Balada Becak,burung-burung Rantau, Roro mendut, dan banyak lagi. menurut saya kita perlu meneladani kemanusiaan Romo Mangunwijaya ini, Romo Mangun ini adalah orang yang berpendidikan, wawasan yang luas, bekerja keras, dan terampil serta berkreativitas. jadi kita sebagai generasi penerus haruslah memiliki kreativitas, wawasan yang luas, berpendidikan, terampil agar kita bisa terpakai di pelayanan kita kelak. apalagi seperti yang kita ketahui Romo Mangun ini juga berpihak pada kaum miskin dan perempuan, ia mendirikan gedung-gedung sekolah, gedung-gedung gereja, masjid,tempata-tempat yang lainnya dan menghadirkan pendidikan alternatif bagi mereka yang belum dapat bersekolah dan memperoleh bagaimana sebenarnya layak mendapatkan pendidikan yang seutuhnya. melalui tokoh Romo Mangun ini kita dapat mencontoh perbuatan dan tingkah laku romo mangun itu sendiri dan coba belajar kreativitas dan bekerja keras.

    2.Mangantar Opusunggu bertanya : bagaimana tanggapan penyaji tentang pandangan Romo Mangun yang berbeda dengan mitologi ?
    Menurut kami tanggapan para penyaji mengenai pandangan Romo mangun yang berbeda dengan mitologi yaitu kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu sebenarnya mitologi. Mitologi adalah ilmu tentang bentuk sastra yang mengandung konsepsi dan dongeng suci mengenai kehidupan Dewa dan makhluk halus di suatu kebudayaan. nah dari situ kami para penyaji sudah dapat menyimpulkan bahwasanya itu sangat bertentangan dengan mitologi dan sangat melatarbelakangi karena dalam karya Romo mangun itu sendiri mengajak kita agar supaya kita untuk kreatif bekerja keras dan memperoleh pendidikan yang layak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3.falmer tarigan bertanya :apa hubungan sastra humanisme dengan etika manusia dengan disiplin karakter ?
      Hubungannya yaitu dengan sastra humanisme,etika manusiadan disiplin karakter.
      melalui ketik unsur ini sangatlah berhubungan karena Istilah humanisme memiliki suatu nada yang simpatik. Istilah ini menampilkan
      suatu dunia yang penuh dengan konsep-konsep dan nilai-nilai penting seperti :
      martabat manusia, nilai-nilai kemanusiaan, hak azasi manusia, dan sebagainya.
      Pentingnya menghargai dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan yang meliputi
      segala aspek kehidupan merupakan prinsip seorang humanis.
      Dasar dari humanisme adalah moral yang ada dalam setiap manusia dan etika
      dalam setiap hubungan antar manusia. Moral dan etika serta disiplin karakter memiliki kekuatan yang luar
      biasa untuk menuntun manusia dalam hidup kesehariannya. Ia mengajarkan apa yang
      baik dan buruk, apa yang harus dilakukan dan dihindarkan, ia juga mengajarkan apa yang menjadi hak dan kewajiban kita bersama.

      4. Jhonfredy situmeang : dasar Romo Mangun yang memunculkan Pasemon (bagaimana situasi/latarbelakangnya)?
      Dasar Romo mangun yang memunculkan pasemon in yaitu melalui Pemikiran-pemikiran dari para penulis sangat kuat untuk menjelaskan watak-watak dari berbagai tokoh yang dapat kita simpulkan untuk diri kita, serta kita dapat melihat untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan kita. Pandangan mereka juga dapat mempengaruhi kita untuk tetap memperoleh usaha untuk kebebasan. Kebebasan itu memberikan kita suatu kepercayaan dan keyakinan baru bagi kita yang dimana kita mengerti bagaimana untuk lepas dari sesatu beban yang kita usahakan untuk menyelesaikannya. Hasrat yang kuat dari seorang Romo mangun dapat membangun kita yang meskipun kita memperoleh sebuah gelar atau jabatan, kita dapat beralih profesi atau mengerjakan pekerjaan lain yang memang mampu memberikan suatu motivasi baru bagi banyak orang dan berguna untuk di baca. Karya-karya Romo akan sangat efektid bagi kaum terpelajar yang rajin membaca.

      Hapus
    2. 5. Daniel Hutabarat.> apa tujuan Romo mangun menulis sastra ini sementara masyarakat belum sepenuhnya mengenal humanisme
      Disinilah Romo mangun menulis sastranya dan pada masa itu masyarakat belum sepenuhnya mengenal apa itu humanism , Tanggapan kami para penyaji mengenai apa dasar Tujuan Romo Mangun menulis sastra dibalik belum sepenuhnya mengenal humanisme adalah mencapai manusia yang bermartabat dan berharga, dan juga membangun Nilai-nilai kemanusiaan melalui tindakan, usaha, dan karya Tulisnya. inilah yang menjadi Penekananan Romo Mangun untuk membangun kita sebagai manusia yang sama dihadapan Tuhan.

      Hapus
    3. 6.Eikel Ginting bertanya : Bagaimana penjabaran humanisme dalam karya novel dengan kehidupan/perwujudan manusia pasca manusia?

      sebelumnya kami berterimakasih atas pertanyaannya mengenai pertanyaan yang diberikan saudara Eikel kepada kelompok kami sebagai penyaji.
      kami para penyaji sependapat apa yang dikatakan saudara penyaji kelompok kami yaitu saudara Jepri Tamba yang mengatakan : Dengan demikian mangunwijaya mengajarkan masyarakat secara tidak langsung mlelalui kaya nya untuk tetap saling berdampingan dengan saudara-saudara kita yang masih belum mengetahui sebenarnya bagaimana manusia itu hidup dengan saling bergantungan dan saling mengharapkan satu sama lain. Maka dengan itu manusia pasca manusia dalam novel ini diarahkan untuk mempercayai yang namanya fakta dan bukan mitos yang tidak diketahui pasti kebenarannya, dengan arahan juga lebih didasarkan kepada kesadaran diri sendiri juga sangat penting demi mencapai titik temu untuk lebih terbuka dan memandang luas serta tidak berpikir sempit lagi dalam meraba dunia yang penuh dengan socialitas yang beranekaragam dan berwarna. Dalam kehidupan pastinya diarahkan untuk lebih bersikap baik,benar,dan adil serta mempunyai nilai-nilai kemanusiaan yang bermanfaat bukan hanya untuk diri kita saja, tetapi juga untuk orang lain yang memerlukan wawasan kita. Sebagai orang tua , dianjurkan untuk lebih mendidik anak lebih baik lagi agar dimasa depannya nanti dia betul betul mampu untuk menjadi pribadi yang sebenarnya dan sesuai harapan serta tidak mengecewakan , sehingga nanti para masyarakat akan lebih menjadi mengerti bagaimana hidup seperti bagaimana manusia itu sebenarnya tanpa ada keraguan dan disertai dengan kesadaran yang membangun bagi kita semua.

      Hapus
  12. 1. falmer tarigan :apa hubungan sastra humanisme dengan etika manusia dengan disiplin karakter ?
    menurut saya hubungan sastra humanisme dengan etika manusia dengan disiplin karakter sangan berkaitan erat. Karena yang kita ketahui disastra Romo Mangun ini mengajak kita untyk lebih dapat menigkatkan ras Humanisme kita dikehidupan , jadi dengan kita meningkatkan rasa Humanisme kita jpasti etika dan karakter kita secara perlahan akan terbentuk sendiri . tidak ada yang sia-sia jika kita ingin berusaha meningkatkan kehidupan yang lebih baik dan membantu orang lain dikehidupan kita. rasa persaudaraan yang ditunjukkan oleh Romo memberi contoh kepada kita itu adalah sebagai peningkatan etika dan pembentukan disiplin karakter yang baik .
    2.Daniel Hutabarat: apa tujuan Romo mangun menulis sastra ini sementara masyarakat belum sepenuhnya mengenal humanisme?
    seperti yang kita ketahui sendiri juga pada masa ii sangat minim rasa Humanisme , maka disinilah peran Romo harus dijunjung tinggikan karena disini Romo mengajak anak muda untuk lebih bersikap baik, peduli terhadap masyarakat sekitar, perduli terhadap lingkungan sekitar dan Romo juga mengajak anak muda untuk berkarya dan lebih berkarya lagi dalam pemahaman yang dibuat oleh Romo Mangun dalam karya sastranya tersebut.
    3.Mangantar Opusunggu : bagaimana tanggapan penyaji tentang pandangan Romo Mangun yang berbeda dengan mitologi ?
    seperti yang sudah dijelaskan teman saya diatas , mitologi adalah ilmu tentang bentuk sastra yang mengandung konsepsi dan dongeng suci mengenai kehidupan Dewa dan makhluk halus di suatu kebudayaan. dari sini kita dapat menyimpulkan bersama-sama bahwa pandangan Romo mangun itu tentang mitologi itu sangat bertentangan . dan disinilah terdapat bahwa Romo Mangun menginginkan masyarakat terutama anak muda meningkatkan kreatifitasnya .

    BalasHapus
  13. Nama : Evi Krisnawaty Napitupulu
    Tingkat/ Jurusan : I-A/ Teologia
    NIM : 15.01.1258

    Baiklah berikut saya menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan beberapa teman kami dikelas dalam menanggapi sajian kami kelompok 3.

    1) Pertanyaan dari Christ Fany :
    Bagaimana cara Romo membangun nilai kemanusiaan melalui tokoh-tokoh dalam karya sastra?

    Jawaban yang dapat saya berikan yaitu Romo membangun nilai kemanusiaan itu dalam karyanya dengan menekankan karakter-karakter dari setiap tokoh yang diceritakan dalam karyanya. Melalui gambaran tokoh itu pembaca dapat lebih memahami apa maksud dari penjelasan karakter Romo dan pembacanya dapat menangkap makna apa yang ingin disampaikan Romo dan bagaimana karakter manusia sesungguhnya untuk membangun nilai kemanusiaan.


    2) Pertanyaan Mangantar :
    Bagaimana pemahaman penyaji tentang pandangan Romo Mangun yang berbeda dengan mitologi?

    Menurut saya kita harus tahu dulu pengertian dari Mitologi. Mitologi adalah ilmu tentang bentuk sastra yang mengandung konsepsi dan dongeng suci mengenai kehidupan Dewa dan makhluk halus di suatu kebudayaa, sementara pandangan Romo yaitu bagaimana nilai-nilai kemanusiaan itu terbangun dalam setiap karyanya agar pesan maupun makna yang ingin disampaikan dalam karyanya dapat ditangkap oleh pembaca.

    3) Pertanyaan Falmer :
    Bagaimana hubungan karya sastra Humanisme dengan etika manusia dalam disiplin karakter?

    Menurut saya hubungan Humanisme dan etika saling berkaitan karena humanisme mengarahkan pada nilai kemanusiaan dan etika itu juga membangun nilai kemanusiaan. Keduanya adalah salah satu sifat bagaimana manusia seharusnya bertindak, berperilaku dan berakal budi. Etika dituntut dalam membangun sifat humanisme itu karena etika merupakan cara membangun nilai kemanusiaan itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. 4) Pertanyaan Eikel :
      Bagaimana penyebaran Humanisme dalam karya novel dengan perwujudan manusia pasca manusia? \

      Menurut saya, Humanisme dalam karya itu dipaparkan melalui karakter-karakter setiap tokoh yang ingin dikembangkan Romo agar para pembaca dapat memiliki nilai kemanusaan yang lebih baik lagi. Manusia dituntut untuk menjadi lebih manusia lagi dan berkepribadian yang lebih baik. Penyebaran yang dilakukan berkembang dari setiap alur dan kehidupan lampau.

      5) Pertanyaan Jhon Fredy :
      Apa dasar Romo Mangun sehingga memunculkan judul pasemon?

      Menurut saya Romo memunculkan kata Pasemon karena dalam novelnya Romo ingin menggambarkan kepada para pembaca bagaimana karakter kemanusiaan yang Romo inginkan dalam pribadi manusia. Romo ingin manusia bertindak sebagai manusia bukan sebagai makhluk lain karena manusia adalah makhluk yang spesial sehingga Romo memunculkan kata Pasemon yang berarti raut muka ataupun gambaran.

      6) Pertanyaan Daniel Hutabarat :
      Apa sebenarnya tujuan Romo menulis karyanya sementara masyarakat belum sepenuhnya mengenal humanisme?

      Menurut saya Romo ingin benar-benar menunjukkan nilai kemanusiaan itu dan memperkenalkannya kepada kaum awam yang memang belum mengenal humanisme agar masyarakat dapat bersikap humanisme dan yang sudah mengenal humanisme juga dapat lebih meingkatkan sifat humanisme itu.

      Hapus
  14. Ruang komen ini resmi ditutup - terimakasih respons yang sangat cepat dari saudara-saudari! Salam budaya.

    BalasHapus